155Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 8 (2) 2023
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM
Effek Video Online Pembelajaran Pemeriksaan Fisik Terhadap Kemampuan Mahasiswa
Keperawatan Dalam Melakukan Pemeriksaan Fisik Abdomen
Fajar Agung Nugroho
1
, Dadi Santoso
1
, Podo Yuwono
1
1
Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Universitas Muhammadiyah Gombong, Indonesia.
INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi:
fajar.18nugroho@gmail.
com
Keywords:
Online Video Simulation,
Physical Examination,
Nursing Student,
Abdomen
Background: Accurate physical assessment is one of the nursing interventions that must
be owned by nursing students. Learning videos in education are not optimal, even
though this learning media is very supportive to improve student skills.
Purpose: to explore nursing students’ skill of their competency following an online video
simulation and self-reflection in nursing skills practice.
Method: this research used quasi-experimental design in the form of pre-test and post-
test. Sixty respondents were divided into the control and treatment group. Where the
control group was given a conventional method and treatment group was given an
online video simulation that was made by researcher.
Result: The t-test analysis resulted in a sig value. (2-tailed) of 0.000 (< 0,05). It was
that there were differences in nursing skills between the control and the experiment
group.
Recommendation: Further research need large sample sizes when want to measure
students skill and researcher have to be strict when choosing research sample to control
confounding variables.

156Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 8 (2) 2023
PENDAHULUAN
Praktik klinik keperawatan membutuhkan kompetensi
perawat klinis yang wajib dimiliki oleh mahasiswa
keperawatan. Hal bertujuan untuk mempersiapkan
mahasiswa menjadi calon perawat yang terampil dan
professional (Fukada, 2018).
Pengalaman belajar klinis sangat penting bagi
mahasiswa keperawatan dalam mengembangkan
pengetahuan yang telah dipelajari di institusi
pendidikan dan pengalaman klinis yang di klinik
atau rumah sakit. Praktik klinik juga memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar secara
langsung untuk memiliki pengalaman dalam
menerapkan pengetahuan teoretis secara klinis
(Jamshidi et al., 2016).
Pengkajian fisik pada pasien yang akurat merupakan
salah satu intervensi keperawatan yang paling penting
(Potter, Perry, Stockert, dan Hall, 2013). Kurangnya
pengalaman dan keterampilan klinis yang dimiliki
mahasiswa dapat menjadi alasan mahasiswa merasa
tidak puas dalam pengalaman klinis yang didapatkan.
Dalam kasus tertentu, mahasiswa dilaporkan memiliki
perasaan inferioritas akibat perasaan yang timbul
karena kelemahan atau kekurangan pengetahuan yang
dimiliki dari pengalaman klinis mahasiswa (Jamshidi et
al., 2016). Pengalaman klinis tidak hanya wajib untuk
mendapatkan lisensi sebagai perawat, tetapi sebagai
komponen penting dari kurikulum keperawatan
(Kaldal et al., 2018)appraise and synthesize the
best available evidence exploring nursing students’
experiences of professional patient care encounters in
a hospital unit. Design: The Joanna Briggs Institute
(JBI.
Ketika pengalaman belajar klinis mahasiswa tidak
sesuai dengan harapan, maka inovasi pembelajaran
dibutuhkan sebagai alternatif untuk memberikan
kesempatan kepada mahasiswa dalam menguasai
keterampilan keperawatan dasar dan keperawatan
spesifik lainnya (Quinn & McAuliffe, 2019).
Simulasi dan demonstrasi praktik skill keperawatan
dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa
mendapatkan pengalaman yang berbeda dan simulasi
atau demonstrasi praktik skill keperawatan tidak
memiliki risiko yang membahayakan pasien (Evans et
al., 2015). Strand et al. (2017) mengemukakan bahwa
mahasiswa keperawatan memiliki antusias terhadap
penggunaan video sebagai media pembelajaran untuk
memperoleh keterampilan. Sebuah studi melaporkan
bahwa video keterampilan keperawatan adalah alat
pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan
kognitif mahasiswa. Video memungkinkan tenaga
pendidik dan mahasiswa untuk melihat dan meninjau
ulang prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan
(Strand et al., 2017).
Video pembelajaran dalam pendidikan keperawatan
kurang optimal, padahal media pembelajaran ini
sangat mendukung dalam meningkatkan keterampilan
mahasiswa. Alasannya adalah karena media
pembelajaran menggunakan audio visual (Zhang
et al., 2020). Video pembelajaran secara langsung
menciptakan peluang bagi mahasiswa keperawatan
untuk belajar, berlatih, dan mendemonstrasikan
keterampilan keperawatan yang baru dipelajari dari
video tersebut secara mandiri (DeBourgh & Prion,
2017). Manfaat lain bagi mahasiswa yaitu mahasiswa
dapat menilai kemampuan diri mereka (Strand et al.,
2017).
Sejauh ini, hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti bahwa meskipun sudah tersedia laboratorium
keperawatan sebagai media pembelajaran dan praktik
keperawatan tetapi masih belum tersedia buku
yang membahas tentang prosedur pemeriksaan fisik
keperawatan secara spesifik. Info yang diperoleh dari
staff laboratorium mengatakan belum tersedia media
pemelajaran berupa video pemeriksaan fisik.
Dari hasil wawancara dengan pendekatan interview
kepada beberapa mahasiswa didapatkan bahwa
mahasiswa memiliki minat baca yang rendah
terhadap buku teks. Hal ini pernah diungkapkan
oleh mahasiswa yang belum hafal tentang prosedur
tindakan keperawatan karena kurang membaca. Selain
itu, hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh
dosen didapatkan nilai rata-rata mahasiswa dalam
melakukan keterampilan pemeriksaan fisik masih
terbilang kurang dan beberapa mahasiswa juga harus
melakukan ujian ulang OSCE (remidial).
Dari fenomena yang didapatkan, peneliti
akan menggunakan video pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan skill mahasiswa dalam
melakukan pemeriksaan fisik abdomen.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian quasi
experimental. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
program pendidikan Ners semester 2 yang sedang
menjalani stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB).
Sebanyak 120 mahasiswa melakukan prestest dengan
melakukan pemeriksan fisik abdomen sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO). Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan nilai rata-rata mahasiswa.
Sebanyak 60 mahasiswa (50%) mendapatkan skor

157Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 8 (2) 2023
rata-rata di bawah nilai standar (<70). Kemudian
60 mahasiswa tersebut dikelompokkan secara acak
ke dalam kelompok kontrol dan intervensi, masing-
masing kelompok terdapat 30 responden. Kelompok
kontrol mempelajari tentang form Standar Prosedur
Operasional (SPO) pemeriksan fisik abdomen.
Sedangkan kelompok intervensi diberikan video
pembelajaran pemeriksaan fisik abdomen. Video
pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini
adalah video yang dikembangkan oleh peneliti dan
diupload di YouTube. Selanjutnya kelompok kontrol
dan intervensi dibuatkan grup Whatsapp yang berbeda
oleh peneliti agar peneliti dapat berkomunikasi dan
memonitor responden dalam kegiatan ini.
Satu minggu kemudian setiap responden yang tergabung
di kelompok kontrol dan intervensi melakukan
posttest berupa mensimulasikan pemeriksaan fisik
abdomen selama tujuh menit. Lembar evaluasi untuk
tindakan ini menggunakan Form Standar Prosedur
Operasional (SPO) pemeriksan fisik abdomen yang
dibuat oleh peneliti yang mengacu pada referensi
buku Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan
form tersbut telah melewati serangkaian uji konten
validitas yang melibatkan dua dosen pengajar KMB
dan satu perawat rumah sakit yang bertugas di bangsal
dewasa. Form evakuasi tersbut mendapatkan skor The
Content Validity Index for Items (I-CVI) sebesar 0,96
sedangkan skor The Content Validity Index for Scales
(S-CVI) adalah 0,98.
Penelitian ini juga telah melewati rangkaian proses
uji etik penelitian dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Gombong.
HASIL
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data pada
penelitian ini apakah berdistribusi normal atau tidak.
Peneliti melakukan uji normalitas menggunakan
Kolmogorove-Smirnov dengan bantuan program
SPSS 27.0.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 1 bahwa uji normalitas pada data
kedua kelompok menunjukan sig > 0,05, untuk
kelompok kontrol yaitu 0,200 (> 0,05) dan kelompok
intervensi yaitu 0,063 (> 0,05). Kesimpulannya adalah
data pada penelitian ini berdistribusi normal.
Selanjutnya peneliti melakukan uji homogenitas
dengan tujuan untuk mengetahui apakah data pada
kedua kelompok penelitian ini bersifat homogen
atau sebaliknya. Uji homogenitas menggunakan uji
Levene dengan bantuan program SPSS 27.0 dan taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05 dan jika sig
< 0,05 maka data tidak homogen. Berikut ini adalah
hasil uji homogenitas data pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi pada uji homogenitas menunjukkan hasil
> 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data
pada penelitian ini adalah homogen. Dengan demikian
penelitian ini telah memenuhi syarat penggunaan uji
statistik parametrik. Selanjutnya peneliti melakukan
uji t untuk mengetahui nilai rata-rata dari dua
kelompok apakah ada perbedaan yang signifikan atau
tidak. Hasil dari uji t nilai kelompok kontrol dan
kelompok intervensi menggunakan paired-sample t test
dengan bantuan program SPSS 27.0 dan dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Deskriptif Statistik Paired T-Test
Pada tabel 3 mendeskripsikan tentang nilai mean pada
pretest yaitu 50,05 sedangkan nilai mean pada posttest
sebesar 75,32. Sehingga dapat tarik kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan antara nilai pretest dengan posttest,
dimana nilai posttest lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai pretest.

158Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 8 (2) 2023
Tabel 4. Hasil uji paired T-Test
Berdasarkan pengambilan keputusan jika nilai
sig. (2-tailed) < 0,05, maka disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara data pretest dan
posttest. Sebaliknya, jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05,
maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara data pretest dan posttest. Dari hasil output
uji t pada tabel 4 diperoleh nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000. Diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan skill pemeriksaan fisik
abdomen antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi. Kelompok intervensi menggunakan video
pembelajaran sedangkan kelompok kontrol yang tidak
menggunakan video pembelajaran.
PEMBAHASAN
Teknologi yang selalu berkembangan telah menciptakan
peluang bagi tenaga pendidik untuk mengakses dan
menggunakan video pendidikan interaktif sebagai
media belajar mengajar untuk membantu mahasiswa
dalam mempelajari dan mempraktikkan keterampilan
keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai keefektifan penggunaan video pembelajaran
pemeriksaan fisik abdomen terhadap kemampuan skill
mahasiswa. Hasilnya didapatkan adanya perbedaan
keterampilan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, yaitu kelompok intervensi memiliki
keterampilan yang lebih baik. Penemuan ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Arslan, Ozden,
Goktuna, dan Ayik (2018) yang meneliti tentang
video pembelajaran prosedur injeksi subkutan untuk
meningkatkan keterampilan keperawatan dasar di
kalangan mahasiswa keperawatan di sebuah universitas
di Turki (Arslan et al., n.d.). Di penelitian tersebut
membandingkan kemampuan akhir mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran secara demonstrasi tatap muka
versus pembelajaran melalui video yang dapat diakses
secara online. Hasilnya mahasiswa yang mengakses
video secara online memiliki keterampilan yang lebih
baik. Begitu juga hasil temuan penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kacaroglu dan
Subasi (2019) menggunakan media sosial Instagram
untuk proses perkuliahan keterampilan pemberian
injeksi intramuskular kepada mahasiswa yang sedang
mempelajari Keterampilan Dasar Keperawatan (Ayse
Kacaroglu & Media Subasi, 2019)2019. Kelompok
yang mempelajari keterampilan keperawatan
melalui video yang diupload di Instagram memiliki
keterampilan yang lebih baik.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan
nilai keterampilan pada kelompok intervensi yang
diberikan video pembejaran dengan kelompok kontrol
yang hanya mempelajari skill keterampilan melalui
pemebelajaran tekstual berupa SPO pemeriksaan
fisik abdomen. Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa video pembelajaran mampu meningkatkan
keterampilan mahasiswa terhadap keterampilan
pemeriksaan fisik abdomen. Media pembelajaran
berupa video memiliki nilai yang positif. Oleh karena
itu, peneliti menyarankan video pembelajaran dapat
diintegrasikan ke dalam kurikulum keperawatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chuang, Lai,
Chang dan Wan (2018) mengungkapkan bahwa video
pembelajaran lebih baik daripada metode demonstrasi
prosedur pemasangan kateterisasi urin. Hasilnya
terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok
yang mengakses video dengan kelompok yang tidak.
Hal ini terlihat dari kemampuan kognitif dan skor
kompetensi pada kelompok intervensi (Chuang et al.,
2018).
Mahasiswa profesi pendidikan Ners yang tergabung
sebagai responden di dalam kelompok intervensi
merasa puas dengan pengalaman mempelajari
pemeriksaan fisik abdomen melalui video. Alasan
mereka adalah mereka dapat berulang kali memutar
video tersebut untuk mendapatkan kejelasan langkah-
langkah prosedur dengan mengatur kecepatan
video sesuai dengan keinginan mereka sendiri dan
sekaligus meningkatkan minat mahasiswa untuk
belajar teknologi. Temuan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lee et al. (2016)
yang mengungkapkan bahwa adanya peningkatan
motivasi belajar pada mahasiswa keperawatan yang
mempelajari keterampilan dasar keperawatan melalui
aplikasi berbasis web (Lee et al., 2016). Penelitian
yang dilakukan oleh Scaria, Valsaraj, dan Pias
(2012) juga mendukung hasil dari penelitian ini.
Dimana kelompok mahasiswa keperawatan yang
diberikan video pembelajaran secara online memiliki
nilai kompetensi jauh lebih baik dalam melakukan

159Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 8 (2) 2023
pemeriksaan antenatal (Scaria et al., 2013). Hal
ini menunjukkan bahwa video pembelajaran dapat
diterapkan sebagai media pembelajaran pada
perkuliahan di berbagai stase keperawatan.
Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Goedhart, Blignaut-van Westrhenen,
Moser, dan Zweekhorst (2019) yang mengatakan bahwa
mahasiswa yang menyaksikan praktik keperawatan
secara langsung (demontrasi) menunjukkan tingkat
kepuasan yang tinggi. Responden pada penelitian
yang dilakukan oleh Goedhart et al. adalah
mahasiswa keperawatan tahun kedua, responden
mengungkapkan bahwa alasan mereka sangat antusias
karena mendapatkan pengalaman pertama dalam
menyaksikan keterampilan keperawatan. Sehingga,
mereka dapat berinteraksi dan tatap muka serta
berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan di kelas.
Di akhir praktik mendemonstrasikan keterampilan,
mereka puas dengan motivasi yang mereka terima di
akhir sesi (Goedhart et al., 2019).
Dari temuan-temuan ini, peneliti menyarankan
kepada institusi pendidikan untuk memperkenalkan
media pembelajaran kelas yang inovatif bagi
mahasiswa keperawatan. Pendekatan pembelajaran
yang inovatif dan metode pembelajaran yang tepat
dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
berpikir kritis, melakukan pemeriksaan fisik, tindakan
keperawatan, motivasi belajar, komunikasi dan kerja
sama tim.
KEKURANGAN
Penelitian ini bukan tanpa keterbatasan. Pertama,
hasil dari penelitian tidak dapat digeneralisasikan,
karena penelitian ini dilakukan di salah satu institusi
pendidikan di Indonesia dan hanya pada satu
keterampilan pemeriksaan fisik saja yaitu abdomen.
Selain itu, dibutuhkan ukuran sampel yang lebih
besar dan melibatkan lebih dari satu program studi
keperawatan di banyak institusi. Rancangan penelitian
yang lebih ketat untuk mengontrol pengaruh variabel
perancu pada temuan penelitian di masa mendatang.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan skor
keterampilan pemeriksaan fisik abdomen antara
kelompok yang menggunakan video pembelajaran
dengan kelompok yang tidak. Nilai sig. (2-tailed)
0,000 (< 0,05). Dengan demikian terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol atau H1 diterima.
DAFTAR PUSTAKA
AIPNI. 2016. Kurikulum Inti Pendidikan Ners
Indonesia 2015. Asosiasi Institusi Pendidikan
Ners Indonesia (AIPNI)
Arslan, G. G., Ozden, D., Goktuna, G., & Ayik, C.
(n.d.). A Study on the Satisfaction of Students for the
Time Spent Watching Video-based Learning during
their Basic Nursing Skills’ Training.
Ayse Kacaroglu, V., & Media Subasi, B. (2019). Nursing
Students’ Views and Experiences Concerning
the Use of Mobile Applications in Nursing
Education: A Qualitative Study. International
Archives of Nursing and Health Care, 5(4). https://
doi.org/10.23937/2469-5823/1510137
Chuang, Y.-H., Lai, F.-C., Chang, C.-C., & Wan,
H.-T. (2018). Effects of a skill demonstration
video delivered by smartphone on facilitating
nursing students’ skill competencies and self-
confidence: A randomized controlled trial study.
Nurse Education Today, 66, 63–68. https://doi.
org/10.1016/j.nedt.2018.03.027
DeBourgh, G. A., & Prion, S. K. (2017). Student-
Directed Video Validation of Psychomotor
Skills Performance: A Strategy to Facilitate
Deliberate Practice, Peer Review, and Team Skill
Sets. International Journal of Nursing Education
Scholarship, 14(1). https://doi.org/10.1515/
ijnes-2016-0020
Evans, J., Webster, S., Gallagher, S., Brown, P.,
& Sinclair, J. (2015). Simulation in Nursing
Education: IPod As a Teaching Tool for
Undergraduate Nurses. Issues in Mental Health
Nursing, 36(7), 505–512. https://doi.org/10.310
9/01612840.2014.1003667
Fukada, M. (2018). Nursing Competency: Definition,
Structure and Development. Yonago Acta Medica,
61(1), 001–007. https://doi.org/10.33160/
yam.2018.03.001
Goedhart, N. S., Blignaut-van Westrhenen, N., Moser,
C., & Zweekhorst, M. B. M. (2019). The flipped
classroom: Supporting a diverse group of students
in their learning. Learning Environments Research,
22(2), 297–310. https://doi.org/10.1007/
s10984-019-09281-2
Jamshidi, N., Molazem, Z., Sharif, F., Torabizadeh,
C., & Najafi Kalyani, M. (2016). The Challenges
of Nursing Students in the Clinical Learning
Environment: A Qualitative Study. The
Scientific World Journal, 2016, 1–7. https://doi.
org/10.1155/2016/1846178
Kaldal, M. H., Kristiansen, J., & Uhrenfeldt, L.
(2018). Nursing students experienced personal
inadequacy, vulnerability and transformation

160Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 8 (2) 2023
during their patient care encounter: A qualitative
meta-synthesis. Nurse Education Today, 64, 99–
107. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2018.02.008
Lee, N.-J., Chae, S.-M., Kim, H., Lee, J.-H.,
Min, H. J., & Park, D.-E. (2016). Mobile-
Based Video Learning Outcomes in Clinical
Nursing Skill Education: A Randomized
Controlled Trial. CIN: Computers, Informatics,
Nursing, 34(1), 8–16. https://doi.org/10.1097/
CIN.0000000000000183
Potter PA, Perry AG, Stockert P, Hall A. Fundamentals
of nursing. 9th ed. London, UK: Elsevier Health
Sciences; 2013.
Quinn, B. L., & McAuliffe, D. (2019). “There was Only
One Nurse for Everyone”: Student Reflections of
a School Nursing Clinical Experience. Journal
of Pediatric Nursing, 48, 72–76. https://doi.
org/10.1016/j.pedn.2019.07.007
Scaria, T., Valsaraj, P., & Pias, M. (2013).
The effectiveness of Video Teaching over
Lecture Cum Demonstration in Improving
Knowledge and Skill, of Nursing Students on
Antenatal Examination. International Journal
of Nursing Education, 5(1), 228. https://doi.
org/10.5958/j.0974-9357.5.1.026
Strand, I., Gulbrandsen, L., Slettebø, Å., & Nåden,
D. (2017). Digital recording as a teaching and
learning method in the skills laboratory. Journal of
Clinical Nursing, 26(17–18), 2572–2582. https://
doi.org/10.1111/jocn.13632
Zhang, Y., Wang, C., Pan, W., Zheng, J., Gao, J.,
Huang, X., Cai, S., Zhai, Y., Latour, J. M., & Zhu,
C. (2020). Stress, Burnout, and Coping Strategies
of Frontline Nurses During the COVID-19
Epidemic in Wuhan and Shanghai, China.
Frontiers in Psychiatry, 11, 565520. https://doi.
org/10.3389/fpsyt.2020.565520