PENERAPAN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN
PADA SMA NEGERI 6 BONE KABUPATEN BONE






Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan (S.I.P) Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakutas Adab dan Humaniora
UIN Alauddin Makassar

Oleh :
ANDI YASLIYANAH
NIM: 40400116154


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018

i



PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : A. Yasliyanah
Nim : 40400116154
Tempat/tgl. Lahir : Masago, 08 Juni 1988
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Fakultas : Adab dan Humaniora
Alamat : BTN Sao Sarana Indah, Daya Makassar Blok A9 No. 8
Judul : Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Pada SMA
Negeri 6 Bone Kabupaten Bone
Menyatakan dengan penuh kesadaran, bahwa Skripsi ini benar adalah hasil
karya penyusun sendiri. Jika di kemudian hari terbukti ia merupakan duplikat,
tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi
dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, November 2018
Penulis


A.Yasliyanah
NIM : 40400116154

iv



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala
karunianya, petunjuk dan rahmatnya kepada penulis disertai puja dan puji
kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kesehatan
dan Hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
melalui proses yang panjang. Salam dan Shalawat kepada Rasulullah SAW yang
telah mengantarkan umat manusia menuju jalan yang benar. Penulis menyadari
bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, maka penulis bersikap
positif dalam menerima saran maupun kritikan yang sifatnya membangun.
Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta serta keluarga besar yang telah
membesarkan, mengasuh, dan mendidik penulis dengan limpahan kasih
sayangnya. Doa restu dan pengorbanannya yang tulus dan ikhlas yang telah
menjadi pemacuh dan pemicuh yang selalu mengiringi langkah penulis dalam
perjuangan meraih masa depan yang bermanfaat.
Penulis juga menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh
karena itu, penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si, selaku rektor UIN Alauddin Makassar
yang telah memberikan kebijakan-kebijakan serta mengarahkan segala

v



kemampuan demi membangun kampus UIN Alauddin Makassar agar menjadi
Perguruan Tinggi yang terdepan dan lebih berkualitas.
2. Dr. H. Barsihannor, M. Ag. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Alauddin Makassar.
3. Muh. Quraisy Mathar, Sos., M. Hum. Dan bapak Ahmad Muaffaq S.Ag,
M,Pd. Selaku Ketua dan Sekretaris ilmu Perpustakaan.
4. Dr. Wahyuddin G,M.Ag dan Taufiq Mathar,S.Pd.,MLIS. Selaku pembimbing
1dan II yang telah memberi arahan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini
dan membimbing penulis sampai taraf penyelesaian.
5. Dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humaniora yang secara
konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.
6. Dra. Tituk Wirtiastuti, selaku Kepala Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone serta
pegawai Perpustakaan yang sangat memotivasi penulis, dan segala pengertian
dan kerja samanya selama penulis melaksanakan penelitian.
7. Keluarga besarku yang telah sepenuhnya mendukung saya dalam menuntut
ilmu, dan terutama Saudaraku yg membantu dan mendukung penuh dalam
mengerjakan skripsi ini.
8. Terima kasih kepada teman-teman seperjuanganku khususnya Kelas Mitra
angkatan 2014 yang telah mendukung dan memberikan motivasi serta
dorongan selama penyelesaian skripsi
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan
skripsi ini.

vi



Akhirnya, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pemustaka
dan pustakawan semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah di sisi Allah
SWT, dan mendapat pahala yang setimpal Amin.


Makassar, November 2018
Penulis



A.Yasliyanah
Nim: 40400116154

vii



DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ............................................... 3
D. Kajian Pustaka .................................................................................... 3
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5
F. Integrasi Keislaman ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan ......................................... 8
B. Konsep Dasar Otomasi Perpustakaan ............................................... 9
C. Manfaat Otomasi Perpustakaan......................................................... 17
D. Unsur-Unsur Otomasi Perpustakaan ................................................. 20
E. Kelebihan,kelemahan dan solusi dalam Penerapan Sistem Otomasi 23
F. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan ............................................ 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 28
C. Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... 30
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
F. Metode Analisis Data ........................................................................ 32

viii



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone ...................... 33
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 62

ix



ABSTRAK
Nama : A. Yasliyanah
Nim : 40400116154
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Judul : Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Pada SMA Negeri 6
Bone Kabupaten Bone.
Skripsi ini membahas mengenai penerapan sistem otomasi perpustakaan
pada SMA Negeri 6 Bone. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana cara penerapan sistem otomasi perpustakaan pada SMA Negeri
6 Bone Kabupaten Bone dan Apakah yang menjadi hambatan pemustaka dalam
menerapkan system otomasi perpustakaan pada SMA Negeri 6 Bone Kabupaten
Bone.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara
penerapan sistem otomasi pada perpustakaan SMA Negeri 6 Bone Kabupaten
Bone. Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri melakukan
observasi, melalui wawancara, dan kamera sebagai alat untuk dokumentasi. Data
yang dikumpul diolah dengan menggunakan analisis data.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa, penerapan sistem otomasi
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone melakukan otomasi pengolahan, pengadaan,
dan penelusuran. Dalam melakukan pengolahan bahan pustaka dapat dilakukan
pengecekan buku melalui komputer, katalogisasi, klasifikasi, dan inventarisasi.
Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone dalam hal menyusun dan menempatkan
koleksi dirak berdasarkan subyek, isi koleksi yang disusun secara sistematis
menurut nomor klas. Selain itu, faktor yang menjadi kendala dalam pelayanan
otomasi perpustakaan SMA Negeri 6 Bone adalah karena kurangnya fasilitas yang
ada sehingga layanan otomasi belum terlaksana dengan baik sesuai yang
diinginkan pengguna perpustakaan, kurangnya staf yang terlatih biasanya menjadi
kendala yang menghambat pengembangan otomasi perpustakaan. Pembangunan
otomasi perpustakaan paling tidak harus mempunyai staf yang mampu
mengoperasikan komputer (operator), bahkan kalau perlu mempunyai tenaga ahli
yang terlatih.

Kata Kunci : Otomasi Perpustakaan, SMA Negeri 6 Bone

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara
langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses
belajar mengajar di setiap institusi tempat perpustakaan tersebut berada. Hal
ini, tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana
pendidikan terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya
perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan.
Kebutuhan akan teknologi informasi (TI) sangat berhubungan dengan
peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran
informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang. Adanya
perpustakaan berbasis komputerisasi dapat mempercepat proses layanan pada
pengguna perpustakaan dan meningkatkan kualitas sehingga dapat
memperlancar proses belajar mengajar dilingkungan akademika dan juga
dapat meningkatkan efektifitas danefesiensi penatalaksanaan perustakaan
pustakawan berpotensi mejadi seorang manajer informasi.
Menurut UUD Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
khususnya pasal 12 yang berbunyi Koleksi perpustakaan diseleksi, diolah,
disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan
pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi Supriyanto, 2008.

SMA Negeri 6 Bone sudah memiliki sistem informasi kepustakaan
yang membantu manajemen perpustakaan. Sistem informasi kepustakaan
SMA Negeri 6 Bone sudah menggunakan sistem otomasi. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan agar lebih efektif dan efisien dan memudahkan dalam
pengelolaannya.
Dalam menyikapi perkembangan ICT pada era sekarang ini, SMA
Negeri 6 Bone sudah menerapkan Sistem otomasi perpustakaan. Sistem
otomasi dalam perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk
kepentingan perpustakaan dalam sebuah arsitektur komputerisasi. Maksud
dari arsitektur ini adalah dimulai pengadaan koleksi, katalogisasi, pengelolaan
penerbitan berkala, pengelolan anggota, sirkulasi, dan Online Access Public
Catalog (OPAC). Dari Selain itu sistem ini dapat membantu manajemen
perpustakaan serta dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi perpustakan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyusun skripsi
dengan mengangkat judul “Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan pada
SMA Negeri 6 Bone Kabupaten Bone”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
diuraikan dalam penelitian ini tentang “Penerapan sistem otomasi
perpustakaan pada SMA Negeri 6 Bone Kab. Bone” adalah:
1. Bagaimana cara penerapan sistem otomasi perpustakaan pada SMA
Negeri 6 Bone Kabupaten Bone?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi pustakawan dalam penerapan sistem
otomasi perpustakaan pada SMA Negeri 6 Bone Kabupaten Bone?
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada penerapan sistem otomasi
perpustakaan yang akan bermanfaat bagi penggunanya.
2. Deskripsi Fokus
Proses dalam mengolah perpustakaan yang sudah menerapkan
sistem otomasi sangat menguntungkan bagi pemustaka sehingga
mempermudah dalam pengolahannya.
D. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini, bebrapa literature yang dianggap relean dengan
objek penelitian. Ada beberpa buku atau karya tulis yang penliti gunakn
dalam penelitian ini diantaranya yaitu :
1. Teknologi informasi perpustakaan: strategi perancangan perpustakaan
digital (Supriyanto, 2008), yang didalam bukunya menjelaskan tentang
peran otomasi terhadap kineraj perpustakaan.
2. Information literacy skills: strategi penelusuran informasi online
(Azwar, 2014), yang didalam buknya yang menjelaskan tentng tata cara
atau strategi penelsuran informasi online.
3. Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 (Kementerian hukum dan hak
asasi manusia, 2009), yang didalam bukunya dijelaskan mengenai

pengertian perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan dan pemustaka
tentang penerapan teknologi di perpustakaan.
4. Azwar, Membangun sistem otomasi perpustakaan dengan senayan
Library Management sistem SLiMS, 2013, yang di dalam jurnalnya
membahas tentang pengimplementasian SLiMS sebagai perangkat lunak
sistem otomasi di perpustakaan.
5. Pengembangan sistem informasi perpustakaan menggunakan teknologi
google web toolkit (GWT) (Pradani, 2013), yang didalam jurnalnya
membahas tentang pengimplementasian mobile stock opname pada
SLiMS.
6. Persepsi pemustaka terhadap OPAC-SLiMS di perpustakaan
Universitas 45 Makassar (Bancin, 2015), yang didalam skripsinya
terdapat tata cara penggunaan OPAC.
7. Pengantar ilmu perpustakaan oleh Sulistyo Basuki, yang membahas
tentang pengertian otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan adalah
penerapan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan serta
konsep proses atau hasil membuat mesti swatindak dan swakendali
dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut,
2006.
8. Perpustakaan digital dari A sampai Z oleh Putu Luxman Pendit, yang
membahas tentang definisi sistem otomasi perpustakaan. Sistem otomasi
perpustakan (Library Atomation system) adalah seperangkat aplikasi
komputer untuk kegiatan di perputakaan terutama bercirikan penggunaan

pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tektual yang
dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan
dan menyajikan informasi, 1997.
9. Metodologi penelitian pendidikan oleh sugiono, yang membahas
tentang, metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka penulis tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan, 2006.
10. Konsep dan perencanaan dalam otomasi perpustakaan oleh Indra
Giantoni Rossi, yang membahas tentang perangkat otomasi yang saling
berkaitan digunakan untuk membentuk kelancaran kegiatan otomasi.
Perangkat otomasi yaitu perangkat keras, data, perangkat lunak,
brainware, informasi, dan pedoman standar 2013.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian:
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penerapan
sistem otomasi pada perpustakaan SMA Negeri 6 Bone Kabupaten
Bone sehingga dapat memberikan informasi yang akurat serta
kecepatan dan kemudahan dalam proses transaksi di perpustakaan
tersebut.

b. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam penerapan sistem
otomasi perpustakaan di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
Kabupaten Bone.
2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat penelitian bagi peneliti adalah diharapkan dapat
memperoleh banyak pembelajaran, memperdalam pengetahuan,
pengalaman dan wawasan dalam penerapan sistem otomasi
perpustakaan bagi SMA Negeri 6 Bone.
b. Manfaat penelitian bagi SMA Negeri 6 Bone adalah agar sistem
otomasi ini bisa diterapkan diperpustakaan sehingga mempermudah
siswa dan guru dalam pengaksesannya dan mempermudah dalam
mencari informasi buku yang diinginkannya.
c. Bagi civitas akademik penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau
referensi untuk pengembangan selanjutnya sehingga menghasilkan
yang lebih baik dari yang sudah ada.
F. Integrasi Keislaman
Peranan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi sangat
penting baik itu terhadap perpustakaan sekolah maupun perpustakaan
perguruan tinggi (Megawati, 2016). Fungsi perpustakaan yaitu sebagai
wahana pendidikan, informasi, pelestarian, dan rekreasi.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah QS. Ar-
Rahman/55:33

ِ
راَطْقَأ ْهِم اوُذُفْىَت ْنَأ ْمُتْعَطَتْسا ِنِإ ِسْوِ
ْلْاَو ِّهِجْلا َزَشْعَم اَي
ِ
ضْرَْلْاَو ِتاَواَمَّسلا
ناَطْلُسِب َّلَِإ َنوُذُفْىَت َلَ ۚ اوُذُفْواَف
Artinya:
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (Departemen Agama,
2012:532).

Menurut Tafsir Al-Misbah (Shihab, 2002: 306), ayat ini dijadikan oleh
orang sebagai bukti isyarat ilmiah Al-Qur’an tentang kemampuan manusia
keluar angkasa, sebagaimana yang kita ketahui perkembangan teknologi
sehingga dapat menembus luar angkasa.
Isi kandungan surah Ar-Rahman ayat 33 menjelaskan pentingnya ilmu
pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia
mampu menembus sekat-sekat yang selama ini belum terkuak. Manusia
diberi potensi oleh Allah SWT berupa akal. Akal ini harus terus diasah,
diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Manusia bisa mendapatkan
ilmu dan wawasan yang baru. Dari ayat diatas dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan yang akan diteliti di mana akan membahas tentang teknologi
informasi yaitu sistem otomasi perpustakaan (Brainly).

BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan
Pheter Mengemukakan pengertian otomasi yaitu merupakan teknik
atau sistem yang menjalankan atau mengendalikan proses alat-alat serba
otomasi dengan alat elektronik untuk mengurangi pengguna tenaga manusia
(Salim, 2000: 124). Salim kemudian memberikan pengertian otomasi dalam
kamusnya yang lain yaitu otomasi merupakan perkembangan peralatan secara
mekanis yang dikombinasikan dengan sistem pengawasan otomasi atau
secara terotomasi (Pheter, 1999: 62).
Otomasi perpustakaan menurut Sulistyo adalah penerapan teknologi
informasi untuk kepentingan perpustakaan serta konsep proses atau hasil
membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan campuran
tangan manusia dalam proses tersebut (Sulistyo, 1991: 96). Penulis
memberikan suatu kesimpulan tentang otomasi perpustakaan dengan merujuk
pada definisi-definisi sebelumnya yaitu otomasi perpustakaan merupakan
aplikasi atau penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada
perpustakaan secara keseluruhan maupun pada bidang-bidang tertentu saja
yang dapat mengurangi partisipasi dalam hal ini pustakawan dalam
melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari perpustakaan. Perpustakaan
adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka
yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai
sumber informasi (Sugiyanto, 2008).

Secara umum dapat saya simpulkan bahwa pengertian perpustakaan
adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka
secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber
informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya (Warintek).
B. Konsep Dasar Otomasi Perpustakaan
Otomasi adalah pengendalian suatu kegiatan secara otomatis dengan
memanfaatkan mesin komputer. Pengertian otomasi adalah sebuah proses
pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi
(TI) yaitu komputer, maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat,
dimudahkan dan diefisienkan artinya proses pengolahan data menjadi lebih
cepat dan akurat untuk ditelusuri kembali, Saiful, (2007: 6). Definisi lain
menurut Siregar, (2004: 24) Otomasi perpustakaan adalah “Suatu
perpustakaan yang menggunakan sistem terotomasi untuk penggunaan
sebagian atau seluruh kegiatan rutinnya”. Menurut pendapat saya tentang
system otomasi perpustakan adalah membantu pustakawan dalam melayani
pengguna perpustakaan, sehingga pengguna perpustakaan mudah
mendapatkan buku sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Pemanfaatan otomasi pada perpustakaan akan memberikan
kemudahan dalam pengelolaan perpustakaan sehingga diharapkan dapat
memberikan suatu pelayanan yang prima atau kepada pemustaka.
Sistem otomasi perpustakaan dapat dilakukan pada bidang pekerjaan
seperti sirkulasi, pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, bahan pustaka,
pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya.

Pada saat ini, diperpustakaan sering terjadi pencatatan deskripsi data
buku yang sama dilakukan berulang kali. Misalnya, seleksi pemasangan,
katalogisasi dan klasifikasi dll. Diera teknologi seperti sekarang ini, pekerjaan
rutin dalam pengolahan bahan pustaka yang dilakukan secara manual sedikit
demi sedikit dapat dihilangkan dan diganti dengan cara otomasi yang
menghemat tenaga, biaya dan waktu.
Dari pendapat yang mengemukakan definisi dan arti otomasi secara
umum diatas, maka otomasi merupakan teknik untuk proses suatu kegiatan
atau sistem yang berjalan secara otomatis, mengendalikan secara otomatis
untuk menggantikan organ manusia dengan memanfaatkan mesin (komputer).
Sedangkan dalam konteks perpustakaan, otomasi adalah cara untuk membuat
sistem pengelolaan perpustakaan berjalan secara otomatis dengan
menggunakan bantuan teknologi computer (Kadek Duwika, 2017: 28).
Sistem otomasi perpustakaan akan memperingan pekerjaan staf
perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam memanfaatkan
perpustakaan. Singkat kata otomasi perpustakaan akan menjadikan pekerjaan
dan layanan perpustakaan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat
(Ari Joko Purwanto, 2015: 269).
Dalam perkembangannya teknologi informasi komputer merupakan
salah satu media teknologi informasi yang dengan adanya sistem yang
terprogram di dalamnya mampu memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
pelayanan perpustakaan terotomasi. Layanan perpustakaan terotomasi
berfungsi untuk:

1. Mempermudah dan mempercepat penelusuran informasi dengan hasil
akhir yang lebih baik.
2. Mempermudah, mempercepat, dan mempertepat pelayanan.
3. Memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang beragam.
4. Mempermudah dan mempercepat penemuan informasi oleh pengguna
sendiri melalui fasilitas penelusuran terpasang (online).
5. Membantu staf perpustakaan membuat berbagai macam data statistik
sesuai dengan kebutuhan termasuk untuk evaluasi layanan, koleksi dan
sebagainya.
Otomasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan
kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar
dapat mengikuti pertambahan koleksi, transaksi, dan resource sharing dengan
perpustakaan lainnya (Alimuddin, 2017).
Fungsi otomasi pada perpustakaan menurut (Sukrino, 2008: 5):
1. Fungsi pengganti dari pekerjaan manual menjadi otomasi.
2. Fungsi pengaturan pekerjaan rutin secara otomatis, sehingga fungsi
pengaturan manusia berkurang.
3. Fungsi informasi, fungsi yang didasarkan pada komunikasi data jaringan
kerja komputer dengan berbagai jenis bahasa.
4. Fungsi komputerisasi didasarkan atas data.
5. Fungsi koordinasi yaitu fungsi yang didasarkan pada sistem informasi
manajemen, pengajaran berbantu komputer, pelaksanaan penelitian dan
membuat model. Perkembangan teknologi informasi memberikan dampak

dalam pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan sebagai pengelola
informasi dan pengetahuan banyak memanfaatkan komputer untuk
berbagai keperluan.
1. Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem,
yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya,
pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur yaitu suatu urutan
kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Prosedur adalah rangkaian operasi, yang melibatkan beberapa
benda seperti (ALU, Control, Unit) didalam satu atau lebih komponen
seperti (Memori dan CPU) jika dalam sistem komputer yang digunakan
untuk menjamin penanganan yang seragam dari aktivitas-aktivitas
pengolahan yang terjadi serta untuk menyelesaikan suatu kegiatan
pengolahan data tertentu. Sedangkan pemahaman sistem dengan
pendekatan komponen/elemen, yaitu kumpulan komponen yang saling
berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu
sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem tersebut dapat
pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil. Sistem ialah
seperangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas (Jogiyanto, 2015: 1).

2. Pengertian Otomasi
Otomasi dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan balai
pustaka (1990) diambil dari kata otomatis atau pengotomatisan yang
artinya penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara
otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan
pengawasan manusia.
Otomasi perpustakaan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna perpustakaan tentang informasi yang semakin kompleks, baik
kualitas maupun kuantitasnya (Asrul Amiruddin, 2015: 2-3).
Informasi dengan mudah menyebar keseluruh penjuru dunia
dalam waktu sekejap maka perpustakaan diharapkan mampu memenuhi
dan mengantisipasi kebutuhan pengguna pada era globalisasi.
Perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya akan tanpa
kemampuan memenuhi kebutuhan pengguna di bidang aktualitas
informasi, kecepatan, keakuratan informasi yang disampaikan. Maka,
pelaksanaan otomasi perpustakaan dapat dilakukan secara bertahap oleh
suatu perpustakaan, mulai dari proses pengadaan koleksi, pengolahan dan
pelayanan perpustakaan. Tahap-tahap tersebut dapat berbeda dengan
perpustakaan lainnya, tergantung pada prioritas perpustakaan yang
bersangkutan (La Tommeng, 2010 : 19).
Ada beberapa alasan mengapa otomasi diperlukan dalam
perpustakaan, yaitu:
a. Adanya tuntutan terhadap mutu layanan perpustakaan.

Tuntutan para pemakai perpustakaan saat ini sangat beragam.
Pemakai yang datang keperpustakaan selain meminjam buku,
mereka juga mencari layanan-layanan lain seperti layanan internet,
layanan audio visual, layanan multimedia dan lain-lain. Selain itu
pemakai juga menginginkan layanan aktif perpustakaan berupa
layanan penelusuran secara online dan layanan penelusuran CD
ROM dan lain-lain.
b. Adanya tuntutan terhadap efesiensi waktu.
Sebelum adanya otomasi perpustakaan, pemakai mungkin sudah
puas dengan layanan penelusuran artikel bila artikel-artikel dapat
ditemukan, sekalipun layanan tersebut memakan waktu sampai
berminggu-minggu. Sekarang pemakai menuntut layanan yang
cepat.
c. Keragaman media informasi yang dikelola.
Media informasi yang ada diperpustakaan saat ini tidak hanya
terbatas kepada buku dan jurnal ilmih saja. Informasi-informasi lain
seperti multimedia, audio visual kini banyak dikoleksi oleh
perpustakaan.
d. Kebutuhan akan ketepatan layanan informasi.
Selain kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga
membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari
perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara
spesifik harus bias dijawab secara spesifik juga. Dengan bantuan

teknologi komputer pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan
cepat dan tepat (Rahman, 1996: 158-159).
3. Tujuan Otomasi
Tujuan otomasi di dalam perpustakaan menurut Cochrane (1995:
31) meliputi:
a. Memudahkan integrasi kegiatan perpustakaan.
Pada perpustakaan yang masih menggunakan sistem manual,
kegiatan perpustakaannya masih dilakukan secara terpisah-pisah
belum terintegrasi. Misalnya antara kegiatan pengolahan bahan
pustaka dengan kegiatan sirkulasi peminjaman dan penelusuran tidak
terintegrasi, sehingga stok bahan pustaka tidak bisa secara langsung
terpantau pada bagian sirkulasi peminjaman dan untuk penelusuran
bahan pustaka. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka ketiga
kegiatan ini dapat terintegrasi sehingga stok bahan pustaka secara
langsung dapat terpantau dan akan memudahkan pada kegiatan
sirkulasi peminjaman maupun untuk kegiatan penelusuran bahan
pustaka, karena secara pasti pengguna perpustakaan mengetahui
stock bahan pustaka dan di lemari mana bahan pustaka berada.
Kalaupun bahan pustaka tersebut dipinjam maka pengguna
perpustakaan dengan cepat dapat mengetahui siapa yang sedang
meminjam dan kapan bahan pustaka tersebut dikembalikan.

b. Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan.
Dengan adanya otomasi maka akan memudahkan kerjasama antar
perpustakaan karena tersedianya alat komunikasi data yang sudah
cukup canggih yaitu jaringan internet. Dengan adanya internet maka
antar perputakaan dapat melakukan komunikasi setiap saat dan antar
perpustakaan juga dpat melakukan pengiriman data dan tukar
menukar data dan informasi. Pada saat sistem manual tentunya hal
ini akan sulit dilakukan.
c. Membantu menghindri duplikasi kegiatan di perpustakaan.
Pada sistem manual duplikasi kegiatan tak bisa dihindari karena
semua kegiatan penataan dilakukan secara manual melalui
pencatatan atau pengetikan. Sedang pada otomasi perpustakaan
semua kegiatan pendataan dilakukan secara komputerisasi sehingga
terbangun suatu basis data atau pangkalan data. Dengan adanya basis
data ini maka akan terhindar dari duplikasi kegiatan di perpustakaan.
Misalnya pada kegiatan sirkulasi peminjaman, petugas tidak perlu
lagi menulis nama anggota dan alamat anggota tapi cukup
memasukkan nomor id anggota demikian juga untuk bahan pustaka
yang dipinjam cukup dimasukkan nomor id bahan pustaka maka
deskripsi bahan pustaka dengan sendirinya akan tampil dilayar
komputer.

d. Menghindari dari pekerjaan yang bersifat mengulang dan
membosankan.
Pada sistem manual, kegiatan yang paling rutin dilakukan dan yang
membosankan adalah pembuatan label punggung bahan pustaka,
pembuatan katalog bahan pustaka dan barcode bahan pustaka.
Dengan otomasi perpustakaan kegiatan ini akan mudah dilakukan
oleh petugas perpustakaan karena cukup memanfaatkan basis data
dengan bantuan program atau software komputer maka pencetakan
label punggung bahan pustaka, katalog bahan pustaka dan barcode
bahan pustaka dengan mudah dapat dilakukan.
e. Meningkatkan efisiensi.
Otomasi perpustakaan memberikan dampak yang lebih baik bagi
pengelola perpustakaan dan pengguna perpustakaan. Hal ini
disebabkan karena adanya efisiensi yang terjadi dalam otomasi
perpustakaan tersebut. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka
efisiensi tenaga, waktu, dan biaya akan terasa bagi pengelola
perpustakaan, demikian juga bagi pengguna perpustakaan karena
pengguna perpustakaan dapat mengakses data dan informasi bahan
pustaka dari mana dan kapan pun.
C. Manfaat otomasi Perpustakaan
Menurut Saleh (1996, 21) manfaat yang dapat diperoleh apabila basis
data diolah dengan komputer (otomasi) perpustakaan antara lain sebagai
berikut:

1. Satu kali data dimasukkan atau diketik ke komputer, maka untuk data
yang sama akan dihasilkan berbagai keluaran antara lain:
a. Dapat mencetak Bibliografi.
b. Dapat mencetak kartu katalog.
c. Mencetak daftar tambahan buku.
d. Dapat mencetak label nomor panggil.
e. Dapat mencetak buku induk jika diperlukan.
f. Dapat mencetak kartu buku, dan lain-lain.
2. Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai titik penelusuran (access
points). Bukan saja berdasarkan nama pengarang judul buku atau subyek,
sebagaimana biasanya pada sistem tradisional, melainkan dari seluruh
kata dan melalui seluruh ruas serta sub ruas yang ada dalam basis data.
3. Penelusuran dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan cara
tradisonal.
4. Data, meskipun sudah dimasukkan ke komputer, masih dapat secara
leluasa diubah-ubah (diperbaiki, ditambah atau dikurangi).
5. Data yang ada dapat saling dipertukarkan.
6. Seluruh jumlah data yang disimpan akan memakan ruang lebih sedikit
dibandingkan dengan cara penyimpanan tradisional.
7. Kalau sudah paham penggunaannya akan terasa menyenangkan mencari
informasi dengan komputer.

Dengan adanya otomasi perpustakaan maka beberapa pekerjaan
manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Salain itu proses pengolahan data
koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusuri kembali.
Untuk mengelola perpustakaan secara mudah dan cepat dapat
direalisasikan dengan menerapkan otomasi. Menurut Supriyanto (2008: 36).
Manfaat otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan citra perpustakaan.
2. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.
3. Pengembangan infra struktur Nasional, Regional, dan Global.
4. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan.
Pendapat lain menurut Harmawan (2008: 2) menyebutkan bahwa
manfaat dari sistem otomasi perpustakaan yaitu sebagai berikut:
a. Mempermudah dalam pelayanan untuk kepentingan akreditasi.
b. Mengatasi keterbatasan waktu.
c. Menumbuhkan rasa bangga.
d. Mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan misalnya dari
judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang.
e. Memperingan pekerjaan.
f. Dapat dimanfaatkan secara bersama-sama.
g. Mempercepat proses pengolahan, peminjaman dan pengembalian.
h. Menghemat biaya.
i. Meningkatkan layanan.

j. Memudahkan dalam pembuatan laporan statistic.
D. Unsur-Unsur Otomasi Perpustakaan
Otomasi perpustakaan menurut Supriyanto (2008: 38) memiliki
beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu sama
lainnya, unsur-unsur tersebut yaitu:
1. Pengguna (user)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang
meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi
serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa
kebutuhan informasi mereka? Seberapa melek komputerkah mereka?
Bagaimana sikap mereka? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah
beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah
sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru bisa
dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun
anggota perpustakaan. Tujuan dari pada sistem automasi perpustakaan
adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang
dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa
yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer.

Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan
kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap
perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf
harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga
inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan administrator sistem
harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi
informasi secara cepat dan tepat serta diperlukan program untuk
menjalankannya. Fungsi perangkat keras untuk mengumpulkan data dan
mengkonversinya kedalam suatu bentuk yang dapat diproses oleh
komputer.
3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan
dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu
program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola
data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-
user).
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik
dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang

ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang
dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis
freeware dari Unesco atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah
banyak membuat dan mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri
seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi
perguruan tinggi dan institusi pengembang software yang
mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah sip. Sistem
Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional
perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi,
keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan
pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.
4. Network/Jaringan
Otomasi perpustakaan harus mampu memenuhi kebutuhan akan
pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi informasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan
komputer adalah sebagai berikut:
a. Jumlah komputer serta lingkup dan jaringan (LAN, WAN).
b. Lokasi dari hardware: kabel, komputer, panel distribusi, dan
sebagainya.
c. Protokol komunikasi yang digunakan.
d. Menentukan staf yang bertanggung jawab dalam pembangunan
jaringan.

5. Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan
sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta,
tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat
berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data
disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi,
mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya.
Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah
dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu
ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam
model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia
baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan
sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna
(users), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan
(network) dan data merupakan komponen-komponen atau syarat yang
saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya sehingga
terbentuk sebuah sistem otomasi perpustakaan.
E. Kelebihan, kelemahan dan solusi dalam penerapan sistem otomasi
Menurut Hermanto (2008: 2) dalam penerapan otomasi perpustakaaan
terdapat kelebihan, kelemahan dan solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut
yaitu sebagai berikut:

1. Kelebihan yang diperoleh dari penerapan otomasi perpustakaan adalah:
a. Layanan lebih cepat, mudah dan praktis
b. Penelusuran lebih cepat dan mudah
c. Menghemat waktu
d. Menghemat tenaga
e. Membutuhkan sedikit SDM (pustakawan)
2. Kelemahan yang dihadapi dalam penerapan otomasi perpustakaan
adalah:
a. Tergantung pada aliran listrik
b. Bila komputer rusak layanan terganggu
c. Minimnya teknisi komputer
3. Solusi pemecahan dalam mengatasi kelemahan tersebut adalah :
a. Perlu adanya genset untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik
b. Merekrut tenaga teknisi computer
c. Mengirim pustakawan kursus teknisi computer
d. Pengadaan komputer yang baru.
Selain terdapat kelebihan dan kelemahan dalam penerapan sistem
otomasi perpustakaan, ditemukan juga beberapa kendala dalam otomasi
perpustakaan menurut Harmawan, Pengantar Ilmu perpustakaan (2009: 6-7)
yaitu :
1. Kesalahpahaman tentang otomasi perpustakaan.
Yang menyebabkan kesalahpahaman tentang otomasi perpustakaan
adalah banyaknya pihak yang beranggapan bahwa biaya otomasi

perpustakaan yang besar dan pustakawan yang takut kehilangan
pekerjaannya, maksudnya yaitu beberapa beranggapan bahwa jika
perpustakaan sudah terotomasi maka semua pekerjaan dapat diambil oleh
komputer, padahal pada bidang-bidang tertentu pustakawan masih
berperan penting seperti klasifikasi, layanan referensi dan pekerjaan lain
yang dapat meningkatkan kualitas perpustakaan.
2. Kurangnya staf yang terlatih.
Kurangnya staf yang terlatih biasanya menjadi kendala yang
menghambat pengembangan otomasi perpustakaan. Dalam hal ini
seharusnya pustakawan harus mampu mengoperasikan komputer.
3. Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan.
Dukungan pimpinan merupakan hal yang sangat strategis dalam
membangun otomasi perpustakaan. Tanpa dukungan pimpinan yang
memadai rencana otomasi perpustakaan tidak akan berhasil dengan baik.
Dukungan tersebut dapat berupa dana, pengembangan staf, dan dukungan
moral.
4. Input data.
Proses input data juga biasa menjadi kendala dalam membangun otomasi
perpustakaan. Apalagi kalau jumlah koleksi perpustakaan sudah terlalu
besar, maka diperlukan proses input data untuk mempermudah proses.
F. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan
Sebuah sistem otomasi perpustakaan mencakup beberapa aspek
bidang kerja pada perpustakaan. Dengan penerapan otomasi perpustakaan,

aspek bidang kerja perpustakaan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan
efisien dalam kaitannya dengan pelayanan terhadap pengguna (user). Sistem
otomasi pada perpustakaan menurut Indra Giantoni Rossi mencakup
diantaranya:
1. Pengadaan, yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan
bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian, pertukaran
maupun berupa hadiah, termasuk didalamnya kegiatan pengecekan
bibliografi yang dilakukan sebelum pemesanan dan penerimaan bahan
pustaka, pemrosesan, faktur, dan pemeliharaan arsip yang berhubungan
dengan pengadaan.
2. Pengatalogan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mempersiapkan cantuman bibliografi untuk pembuatan catalog yang
digunakan sebagai sarana temu balik.
3. Pengawasan informasi, yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan
peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, biasanya untuk
penggunaan diluar perpustakaan. Dengan kata lain, kegiatan ini
berhubungan dengan pengontrolan peredaran koleksi perpustakaan.
4. Pengawasan serial yaitu kegiatan pengawasan koleksi terbitan berkala
seperti majalah, jurnal dan bulletin.
5. Pengelolaan keanggotaan, yaitu sebuah kegiatan administrative
pengelolaan perpustakaan, yang meliputi kegiatan penerimaan layanan
keanggotaan, pembuatan kartu tanda anggota, layanan surat keterangan
bebas tagihan dan lain-lain.

6. Katalog online (OPAC), yaitu penyediaan fasilitas temu balik koleksi
perpustakaan melalui terminal computer yang digunakan oleh pengguna
perpustakaan.

BAB III
METODOLOGI PENELITAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
bertujuan untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, dan
keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa
yang sebenarnya terjadi dalam penerapan sistem otomasi perpustakaan pada
SMA Negeri 6 Bone Kabupaten Bone.
Menurut Bungi, 2003: 23. Analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar. Sedangkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilau yang dapat diamati. Dalam analisis data terdapat
komponen-komponen utama yang harus benar-benar dipahami. Komponen
tersebut adalah reduksi data, kajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Untuk menganalisis berbagai data yang sudah ada digunakan
metode deskriptif analisis.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bone Kabupaten Bone.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yakni dari bulan
september 2018 sampai dengan bulan Oktober 2018.

3. Gambaran Umum
a. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Bone Kab. Bone
SMA Negeri 6 Bone merupakan salah satu sekolah menengah
atas berwawasan lingkungan yang berada di kota Bone, Sulawesi
Selatan, Indonesia. Sekolah ini berlokasi di Kelurahan Balle,
Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone. Masa pendidikan di SMA
Negeri 6 Bone ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai
dari kelas X hingga kelas XII, seperti pada umumnya masa
pendidikan menengah atas di Indonesia.
b. Sistem Lama
Perpustakaan di SMA Negeri 6 Bone merupakan
perpustakaan yang bersifat manual, dimana semua pengelolaan data
buku, data siswa dan data transaksi peminjaman buku masih
dilakukan secara manual.
c. Kelemahan Sistem Lama
Perpustakaan di SMA Negeri 6 Bone merupakan
perpustakaan yang bersifat manual, dimana masih kurang efektif dan
efisien dalam pengelolaan data-data perpustakaan, sehingga efisiensi
waktu dan keakurasian data dan tidak dapat terwujud.
d. Sistem yang diterapkan
Sistem yang diterapkan untuk perpustakaan SMA Negeri 6
Bone yaitu Sistem otomasi perpustakaan. Sistem otomasi ini
merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk menangani berbagi

tugas dan kegiatan untuk pengelolaan sistem dan manajemen
perpustakaan seperti pencatatan, perekapan, pencetakan, pelaporan,
dan sebagainya dengan menggunakan teknologi komputer.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dan dianalisis dalam
penyusunan dan penulisan ini bersumber dari:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dengan jalan
mengadakan wawancara langsung pada objek yang diteliti.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan
dokumen serta sumber lainnya.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah suatu cara mengorganisasikan data
sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan ditafsirkan.
Mile dan Hubermen dalam Bancin (Bancin, 2015: 27), menyebutkan
ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menamakan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian data
Pada penelitian kualitatif, dimana penyajian data dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Meurut Mile dan Huberen, yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat
naratif.
3. Menarik kesimpulan/verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas atau bahkan
tidak jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat
berupa kasual atau interaktif, maupun hipotesis atau teori (Bancin, 2015:
27).
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah:
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan pengambilan
data yang sesuai dengan fakta yang ada.
2. Wawancara
Melakukan dialog/wawancara langsung terhadap staf
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone. Beberapa jenis teknik wawancara:
a. Wawancara terstruktur, wawancara yang dilaksanakan secara
terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya.

b. Wawancara terpimpin, pewawancara hanya berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah disiapkan tertentu terlebih dahulu, akan tetapi
dalam pertanyaan pewawancara tidak terikat dengan aturan tertentu.
3. Kepustakaan
Untuk memperoleh sejumlah data tentang masalah yang berkaitan
dengan topik tugas akhir, penulis melakukan penelitian pustaka dengan
cara membaca, mempelajari sejumlah referensi seperti buku-buku, materi
kuliah, majalah dan media lainnya yang mendukung isi pokok masalah
dalam penelitian.
F. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi
tentang realita suatu fenomena sosial yang bersifat unik dan komplek. Di
dalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi
atau keragaman (Bungi, 2003: 53).
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data bermanfaat untuk solusi permasalahan,
terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
1. Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
SMA Negeri 6 bone ini berdiri pada tahun 1984-11-20. Dulunya
SMA ini bernama SMA Negeri 1 Kahu, namun diganti dikarenakan
Sekolah Menengah Atas kini diambil alih oleh Dinas Pendidikan
Provinsi. Pada waktu itu belum dibangun perpustakaan, buku-buku paket
masih disimpan diruang guru, pada tahun 1985 dibangunlah perpustakaan
yang sangat sederhana dan didalamnya hanya ada satu rak buku.
Kemudian tahun ketahun perpustakaan ini semakin meningkat.
Dra. Tituk Wirtiastuti diangkat menjadi kepala perpustakaan
pertama pada tahun 1991 sampai sekarang. Dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh tenaga honorer walaupun tidak memiliki dasar
pengolahan perpustakaan namun sangat membantu dalam kelancaran
proses jalannya dalam pengolahan kerja perpustakaan. Sejarah dengan
pertumbuhan, perkembangan dan keberhasilan dalam pengolahan
perpustakaan pada tahun 1997, maka otomatis kinerja harus lebih
dioptimalkan.
Untuk meningkatkan layanan perpustakaan sebagai tempat
dimana kita memperoleh informasi yang kita inginkan sudah merupakan
tugas staf perpustakaan menerapkan teknologi modern dalam berbagai
aspek untuk membantu sistem layanan dengan memanfaatkan komputer

dan sarana teknologi secara terpadu untuk beragam aktifitas rutin
diperpustakaan (pengadaan, pengolahan, pelayanan, penelusuran, dan
transaksi sirkulasi).
Pada tahun 2013 atas kerjasama SMA Negeri 6 Bone dengan
dinas pendidikan provinsi (Menerapkan sistem otomasi perpustakaan).
SMA 6 Bone mendapat kesempatan untuk menerapkan sistem otomasi
perpustakaan namun masih perlu disempurnakan karena sarana
pendukung belum maksimal. Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone ini
sudah memiliki koleksi buku sekitar 1935 judul buku dan beberapa buku
paket yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Penambahan koleksi buku setiap tahunnya seperti buku-buku
agama, ekonomi, sosial dan bahasa Indonesia. Buku-buku perpustakaan
dikatalogisasi dengan menggunakan standar pengatalogan AACR (Anglo
American Cataloguing Rules) yang secara de fakto merupakan standar
pengatalogan Internasional. Susunan buku di rak di dasarkan pada urutan
klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classifikation) yang juga telah
digunakan oleh sebagian besar perpustakaan seluruh dunia.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya pelayanan prima perpustakaan sebagai pusat
rujukan dan informasi ilmiah.

b. Misi
1) Melaksanakan jasa perpustakaan layanan peminjaman, layanan
referensi, serta jasa layanan penelusuran informasi dengan bantuan
teknologi informasi secara cepat, aktual, dan relevan.
2) Mewujudkan petugas yang professional menjunjung tinggi etika
profesi dalam mengoperasikan, mengelolah, mengakses dan
menggunakan informasi atau koleksi perpustakaan secara lebih
efisien, efektif, dan produktif.
3) Menjadi mitra pemustaka dalam rangka meningkatkan kesadaran
pemustaka dalam pendayagunaan koleksi, penataan administrasi
yang tertib untuk memudahkan penelusuran.
3. Tugas dan fungsi
Tugas dan fungsi perpustakaan SMA Negeri 6 Bone adalah
sebagai berikut:
a. Tugas
a) Merawat baan pustaka
b) Mengembagkan koleksi
c) Melaksanakan aministrasi perpustakaan
d) Mengolah bhan pustaka
e) Memberi layanan kepda pemakai perpusakaan
b. Fungsi
Fungsi unit pelaksana teknis (UPT) perpustakaan SMA Negeri
6 Bone sebagai berikut:

a) Fungsi edukasi adalah perpustakaan merupakan sumber belajar
para civitas akademik, oleh karena itu koleksi yang disedikan
adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran
setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar-mengajar dan
materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
b) Fungsi informasi adalah perpustakaan merupakan dalam mencari
informasi sumber informasi yang mudah diakses oleh pemustaka.
c) Fungsi riset adalah perpustakaan mempersiapkan bahan pustaka
yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian
dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d) Fungsi publikasi adalah perpustakaan membantu publikasi karya
yang dihasilkan oleh civitas akademik dan staf non akademik.
Untuk melakukan semua fungsi tersebut perpustakaan SMA Negeri 6
Bone di dukung oleh koleksi yang beraneka ragam. Adapun koleksi-koleksi
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
4. Jenis koleksi
Tabel 4.1 Jenis Koleksi Perpustakaan
No Jenis Koleksi
Jumlah
Judul Examplar
1 Sirkulasi 1.935 10.000
2 Cadangan 120 120
3 Referensi 150 150
4
Audiovisual
(VCD/DVD)
25 50
5 Berkala/Serial Tercetak 100 100
6 Audio/Digital (CD) 15 15
7 Karya Ilmiah
a. Fiksi
b. Non Fiksi
150
200
150
200
Jumlah 2.695 10.785

Sumber: Bagian tata usaha perpustakaan SMA Negeri 6 Bone, 2015.
5. Sarana dan prasarana di badan penelitian, pengembangan di
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone.
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Perpustakaan
NO
Jenis
Barang
Jumlah Keterangan
1 Ac 1 Unit Baik
2 Kursi 12 Unit Baik
3 Meja Baca 5 Unit Baik
4 Rak Buku 10 Unit Baik
5 Meja Sirkulasi 1 Unit Baik
6 Lemari Katalog 2 unit Baik
7 Komputer 2 Unit Baik
Sumber data: badan penelitian, pengembangan, perpustakaan SMA
Negeri 6 Bone 2018

6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah pola format tentang bagaimana orang
dan pekerjaan di kelompokkan. Proses berkenaan dengan aktifitas yang
sumber kehidupan pada skema pola organisasi itu. Komunikasi
pengambilan keputusan, evaluasi, sosialisasi, prestasi kerja, dan
pengembangan karir adalah proses setiap organisasi.
Organisasi adalah perkumpulan manusia yang bergabung dalam
satu wadah untuk mencapai tujuan bersama yang telah digariskan
sebelumnya. Menurut James L. Merumuskan bahwa organisasi adalah
setiap bentuk perserikatan setiap manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Struktur organisasi diperlukan untuk memberikan wadah,
tujuan dan misi tugas pokok dan fungsi, jika fungsi di selenggarakan
langsung secara terus menerus maka, harus dikembangkan agar lebih
efesiensi dan efektifitas organisasi.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang dikembangkan oleh
SMA Negeri 6 Bone, maka disusunlah struktur organisasi sebagai
berikut:











Gambar 4.1 Sruktur Organisasi
7. Pengelola perpustakaan
Dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi yang strategis, maka
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone ini merupakan sekolah yang
memegang peranan sangat penting dalam proses pembangunan di
provinsi Sulawesi Selatan, khususnya dalam pelayanan sistem otomasi
perpustakaan dalam hal ini merupakan kekuatan bagi perpustakaan SMA
Negeri 6 Bone ini dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka
mewujudkan pembangunan sekolah yang efektif dan efisien.
8. Jam Kerja
Jam masuk 07.30 ( untuk pembersihan)
Senin – kamis jam 08.00 – 02.00
KEPALA SEKOLAH
MUHAMMAD YUSUF, MM., Ph.D
NIP. 196012311984031111
KEPALA PERPUSTAKAAN
Dra. TITUK WIRTIASTUTI
NIP. 196408091990012004
TEKNIS
MURTINA, S.Si
ADMINISTRASI
A.AGUSTINA, A.Ma,Pust

Jum’at jam 08.00 – 12.00
Sabtu jam 08.00 – 02.00
Cat. Masing-masing staf memiliki kelas tersendiri untuk mengatur
kegiatannya.
9. Statistik Perpustakaan
a. Jumlah Anggota Baru dan Perpanjangan Pada Perpustakaan SMA
Negeri 6 Bone
Jumlah anggota baru tahun 2018 sebanyak 120 orang, ada
kenaikan dibanding tahun 2017 sebanyak 100 orang. Perpanjangan
anggota tahun 2018 sebanyak 95 orang, ada kenaikan dibanding
tahun 2017 sebanyak 85 orang.
b. Jumlah koleksi perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone ini mempunyai jumlah
koleksi buku sebanyak 1935 judul buku dan 10.000 eksamplar,
sedangkan jumlah koleksi buku fiksi dan non fiksi sebanyak 350
eksamplar.
c. Jumlah kunjungan
Jumlah pengunjung layanan umum perpustakaan SMA
Negeri 6 Bone tahun 2018
1. Layanan sirkulasi
a. Anggota baru, sebanyak 120 orang
b. Perpanjangan anggota, sebanyak 95 orang
c. Buku terpinjam, sebanyak 10 eksamplar

d. Buku kembali, sebanyak 8 eksamplar
e. Buku yang belum kembali, sebanyak 2 eksamplar.
2. Buku terbaca
a. Layanan pengunjung sebanyak 15 orang
b. Layanan buku terbaca koleksi umum sebanyak 8 eksamplar
c. Layanan referensi, sebanyak 7 eksamplar
d. Jumlah Peminjaman
Jumlah peminjaman Di Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone ini
pada setiap harinya yaitu rata-rata 8 – 10 buku perharinya.
1. Syarat Keanggotaan
Keanggotaan perpustakaan terbuka untuk siswa-siswi
SMA Negeri 6 Bone berlaku selama 1 tahun. Dengan biaya Rp
10.000.
Syarat menjadi anggota:
1) Mengisi formulir
2) Terdaftar sebagai siswa-siswi SMA Negeri 6 Bone
3) Menyetor pas foto ukuran 2x3 cm sebanyak 1 lembar.
Tata tertib:
1) Menunjukan kartu tanda siswa atau kartu anggota
perpustakaan.
2) Prefensi pengunjung dengan cara men-scan kartu anggota
perpustakaan.
3) Di sediakan loker untuk semua barang bawaan.

4) Tidak boleh memakai topi , peci, jaket, switer, celana pendek,
baju kaos.
5) Dilarang merokok, makan, minum di dalam perpustakaan.
6) Peminjaman maksimal 2 buku.
7) Waktu peminjaman 1 minggu dan dapat diperpanjang.
8) Kartu anggota tidak boleh dipergunakan orang lain.
9) Keterlambatan pengembalian dikenakan denda Rp 500,-
perhari.
B. Hasil Penelitian
1. Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Pada SMA Negeri 6 Bone
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala perpustakaan SMA 6
Bone Ibu Dra. Tituk Wirtiastuti pada tanggal 23 September 2018
mengatakan bahwa sistem penerapan otomasi perpustakaan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Sistem Otomasi Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone menerapkan sistem otomasi
(Bookmark) sejak tahun 2013, namun dengan berkembangnya
perpustakaan berbasis teknologi Informasi beralih dengan menerapkan
sistem otomasi (Slims) pada tahun 2018. Slims adalah sebuah
webserver yang digunakan untuk membuat perpustakaan Online, slims
dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia menggunakan PHP, MySQL, dan open Source. Yang
bertujuan agar memudahkan untuk memanajemen sebuah perpustakaan.

Dengan fungsi ini kita bisa gampang mencari dengan cepat pencarian
informasi yang dibutuhkan. Selain itu sistem ini dapat membantu
manajemen perpustakaan serta dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pengoperasian perpustakaan.
Sebelum diterapkannya sistem otomasi Slims, perpustakaan ini
menerapkan sistem otomasi (Bookmark), seperti tampilan gambar
berikut:

Gambar 4.2 Tampilan Data Peminjaman


Gambar 4.3 Tampilan Data Pengembalian

Gambar 4.4 Tampilan Tambah Data Peminjaman


Gambar 4.5 Tampilan News

Sistem Otomasi Bookmark adalah berfungsi untuk
menghubungkan sebuah dokumen ke dokumen lainnya sehingga
dokumen yang satu dapat membuka dokumen yang kedua, seperti
halnya mengklik pada saat kita mengakses internet. Kita bisa mengklik
sebuah kata yang sudah terhubung dengan dokumen yang lain. Dengan
fungsi ini kita bisa mencari dengan cepat kata kunci yang sudah di
bookmark kelokasi dimana kata kunci tersebut berada.
Dalam penerapan sistem otomasi Slims ini mencakup 3 bagian
yaitu penerapan sistem otomasi (pengadaan, pengolahan, dan sirkulasi)
penerapan sistem otomasi untuk pengguna penelusuran adalah:

1. Pengadaan
Menu pengadaan dalam program aplikasi Slims memiliki
beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan staf perpustakaan,
diantaranya fungsi add Content yang berguna untuk entri baru
koleksi yang belum terdaftar dalam sistem. Pada menu pengadaan
ini staf perpustakaan dapat juga melakukan penyuntingan koleksi
dengan fasilitas fungsi Edit Content. Sedangkan untuk menghapus
entri sistem menyediakan fungsi delete. Ketika berjalan normal
menu pengdaan pada sistem ini akan berjalan dengan baik. Namun
ketika peneliti ingin melakukan ujicoba, kinerja sistem agak
terhambat. Hal ini di karenakan kerusakan teknis pada sirkuit
memori komputer yang mengakibatkan entri baru yang mauk ke
dalam sistem tidak dapat tersimpan (Murtina, 2013).
2. Pengolahan (Bibliografi)
Program aplikasi Slims ini dilengkapi dengan menu
pengolahan. Dengan aplikasi ini pengelolah dapat melakukan
kegiatan pengolahan koleksi secara efektif. Jika dalam keadaan
normal dalam entri pengolahan ini, pengelolah dapat mengetahui
entri mana yang sudah dikelolah dan mana yang belum dikelolah.
Karena entri yang sudah dikelolah akan tersimpan secara otomatis
pada database. Keadaan saat ini pada perpustakaan SMA Negeri 6
Bone memiliki 2 perangkat komputer (PC) yang saling
berhubungan (LAN), namun kedua perangkat komputer tersebut

mengalami kerusakan pada RAM atau sirkuit memori( Low
Memory) dan sistem otomasi Slims itu sendiri terutama pada
pengadaan, sehingga peneliti mencoba melihat staf perputakaan
memasukan entri pada menu pengadaan sistem tidak mampu
menyimpannya dengan baik. Namun untuk kegiatan sistem berjalan
normal, ketika peneliti mencoba melihat staf perpustkaan
memasukkan entri sistem mampu merespon dan menyimpan
dengan baik. Hal ini dibuktikan pegawai perpustakaan tersebut
mencoba membuka database pengolahan maka entri yang
dimasukkan dapat ditemukan kembali. Dengan demikian sistem
berjalan dengan normal fasilitas menu pengolahan dengan
menggunakan aplikasi Slims dapat meningkatkan kinerja staf
perpustakaan menjadi cepat dan efektif.
3. Sirkulasi
Menu sirkulasi pada program sistem otomasi Slims
memiliki beberapa fungsi yaitu:
a. Peminjaman (loans), pada menu ini jika ada anggota yang ingin
meminjam koleksi, maka staf perpustakaan mencoba mencari
koleksi yang dipinjam dan memasukkan tanggal peminjaman,
selanjutnya tanggal pengembalian koleksi secara otomatis akan
keluar. Dengan bantuan menu ini staf perpustakaan akan lebih
mudah dan lebih cepat dalam melayani pengguna yang ingin
meminjam koleksi perpustakaan.

b. Pengembalian (Returns), berfungsi untuk mencatat jika ada
koleksi yang dikembalikan oleh peminjam. Sistem akan
otomatis memeriksa tanggal pengembalian dengan mencari
koleksi yang dipinjam, apakah koleksi dikembalikan tepat waktu
atau terlambat. Jika terlambat akan dikenakan denda sesuai tata
tertib yang berlaku di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone ini.
c. Penelusuran (Public access search), fungsi penelusuran juga
tersedia dimenu sirkulasi ini, karena untuk memudahkan staf
perpustakaan dalam melakukan pengecekan terhadap koleksi.
Dengan bantuan staf perpustakaan akan lebih mudah dalam
melakukan pengecekan terhadap keadaan koleksi di
perpustakaan.
d. Penelusuran peminjaman (Borrower Search), fungsi ini berguna
untuk melihat data anggota perpustakaan yang sedang
meminjam koleksi, serta dapat melihat jenis koleksi apa yang
dipinjam. Data-data yang ada dalam menu ini adalah nama
anggota perpustakaan, status, dan program studi siswa.
e. Berita (News), berfungsi sebagai papan pengumuman untuk staf
perpustakaan jika dipublikasikan pemberitahuan yang berkaitan
dengan perpustakaan SMA negeri 6 Bone.

2. Alasan Pustakawan Menerapkan Sistem Otomasi Slims Di perpustakaan
SMA 6 Bone
1. Dari hasil wawancara penulis terhadap kepala perpustakaan SMA 6
Bone Ibu Tituk mengatakan bahwa alasan menggunakan sistem
otomasi Slims di perpustakaan SMA 6 Bone karena mempunyai
beberapa keunggulan dan kemudahan untuk mempelajari fitur-fitur
yang ada pada Slims. Selain itu program yang ada didalamnya cukup
jelas dan mudah dipahami khususnya untuk yang sudah kenal dengan
bidang perpustakaan.
2. Dari hasil wawancara penulis terhadap salah satu pegawai
perpustakaan ibu A. Agustina mengatakan bahwa alasan perpustakaan
SMA 6 Bone menggunakan sistem otomasi Slims tidak jauh berbeda
dengan anggapan kepala perpustakaan. Beliau sependapat dengan apa
yang dikatakan oleh kepala perpustakaan bahwa Slims mudah untuk
dipahami dan dikuasai oleh penggunanya.
3. Penelusuran
Menu penelusuran ini akan mempermudah para pemustaka
dalam mencari bahan pustaka di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone.
Melalui menu penelusuran, para pemustaka dapat menggunakan
subjek, judul, pengarang, beberapa alternatif lainnya. Apabila hal
tersebut terjadi, maka penelusuran informasi di perpustakaan menjadi
lebih efektif. Terdapat beberapa fungsi penelusuran yaitu sebagai
berikut :

a. Penelusuran keyword, melalui fungsi ini hasil pencarian yang
diperoleh manjadi lebih sempit karena hanya memuat beberapa
entri kunci saja.
b. Penelusuran tittle, melalui fungsi ini, pemustaka mampu
menemukan informasi berupa judul bahan pustaka yang
diinginkan.
c. Penelusuran berdasarkan seri dimana pemustaka dapat mencari
dengan menggunakan nomor seri yang tertera pada bahan pustaka.
d. Penelusuran pengarang, fungsi ini memudahkan pemustaka
mencari buku di perpustakaan dengan menggunakan nama
pengarang. Misalnya jika pemustaka menggunakan nama A.
Yasliani, maka yang muncul adalah semua buku karangan A.
Yasliani
e. Penelusuran subjek, melalui fungsi ini pemustaka dapat mencari
buku yang diinginkan menggunakan subjek dan hasil pencariannya
pun lebih spesifik karena merujuk pada subjek.


Gambar 4.8 User/Pengguna Sistem Otomasi Perpustakaan SMA N 6 Bone

3. Kondisi penerapan Sistem Otomasi Pada Perpustakaan SMA Negeri 6
Bone
Dalam menerapkan otomasi di perpustakaan, seorang pustakawan
harus memiliki kemampuan dalam hal pendidikan dan keterampilan dalam
menggunakan teknologi. Setiap pustakawan harus dibekali pendidikan
yang sesuai dengan jenjang ilmu perpustakaan agar segala pekerjaan
berjalan secara efektif dan efisien. Apabila pustakawan memiliki
pendidikan yang tinggi, maka pelayanan di perpustakaan dapat berjalan
secara maksimal dan memuaskan para pemustaka.
Perpustakaan sekolah dituntut untuk menyediakan berbagai
kebutuhan peserta didik dan menyediakan sarana yang lengkap dan
memiliki tenaga perpustakaan yang berlatarbelakang perpustakaan atau
yang setara.
a. Segi pendidikan
Tenaga perpustakaan di SMA Negeri 6 Bone kurang memadai
dan tidak berlatar pendidikan ilmu perpustakaan. Selain itu, tenaga yang
ada juga tidak dibekali dengan keterampilan yang seharusnya mampu
menopang tingkat pendidikannya yang kurang sesuai.
Kurangnya tenaga perpustakaan menjadi dampak negatif dalam
penerapan sistem otomasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone.
Alasannya karena pekerjaan otomasi tidak akan berjalan dengan lancar.
Meski sebenarnya yang paling dibutuhkan adalah lulusan sarjana strata
satu ilmu perpustakaan atau yang setara dan mampu mengoperasikan

perangkat otomasi perpustakaan. Penjelasan ini juga telah dikemukakan
oleh A. Agustina dalam wawancara yang dilakukan dengan peneliti
pada tanggal 23 September 2018 yaitu sebagai berikut:
“Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas perpustakaan
dalam menjalankan sistem otomasi perpustakaan memberikan efek
yang sangat tinggi sehingga harus diperhatikan lebih lanjut karena
nantinya akan menjadi penghambat dalam pengolahan bahan
pustaka”.

Hal tersebut juga diatas dikemukakan oleh Murtina yaitu
sebagai berikut:
“Pengolahan bahan pustaka melalui otomasi dapat berjalan dengan
lancara secara efektif dan efisien apabila petugas perpustakaan
memiliki keterampilan yang mumpuni mengenai hal itu, sayangnya
banyak di antara mereka yang kurang memilikinya”.

Oleh sebab itu, pandangan mengenai pengaruh pendidikan dan
keterampilan petugas perpustakaan dalam menerapkan otomasi
perpustakaan di SMA Negeri 6 Bone sama pandangannya di mata para
narasumber, dan juga sesuai dengan teori-teori perpustakaan yang ada.
Sehingga perlu kiranya peningkatan keterampilan dalam menerapkan
otomasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone.
Berdasarkan beberapa argumen di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan dan keterampilan menjadi bekal utama bagi setiap
petugas perpustakaan yang ada di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
sebagai dasar dalam menerapkan sistem otomasi. Apabila hal tersebut
tidak menjadi perhatian bagi pihak yang berwenang, maka perpustakaan
akan mengalami disfungsi ditengah keberadaannya sebagai jantung
sekolah.

4. Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian dan keterampilan
Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan SMA Negeri 6
Bone sangat kurang. Tidak jarang dari mereka yang mampu mengelola
bahan pustaka dengan baik. Bahkan diantara tiga orang petugas, hanya
satu orang yang mempu mengolah bahan pustaka menggunakan komputer.
Hal ini dapat menghambat jalannya penerapan otomasi di perpustakaan,
karena pencapaian keberhasilan otomasi perpustakaan harus ditunjang oleh
keterampilan dalam menggunakan alat otomasi.
Dalam penerapan sistem otomasi, dibutuhkan beberapa perangkat
yang menunjang terlaksananya kegiatan dengan baik. Perpustakaan SMA
Negeri 6 Bone setidaknya memerlukan dua unit komputer untuk
pengolahan bahan pustaka dan satu unit komputer untuk layanan sirkulasi
atau kegiatan peminjaman dan pengembalian.
”Kami kekurangan perangkat yang sesuai dalam menerapkan sistem
otomasi di perpustakaan. Padahal perangkat tersebut sangat
mendukung penerapan sistem otomasi, jika tidak disediakan maka
semua kegiatan tidak akan berjalan secara maksimal”. (kata
pustakawan Murtina)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa perpustakaan harus menyediakan berbagai sarana dan prasaran
untuk menunjang keberlangsungan kegiatan penerapan otomasi di
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone. Sarana dan prasarana perlu disediakan
dengan cepat dan tepat guna agar menghasilkan pencapaian kerja yang
maksimal di kemudian hari.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan
dalam bentuk wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
banyak kekuarangan yang dimilki perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
untuk menerapkan otomasi perpustakaan. Beberapa kekurangan
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan dan keterampilan sangat kurang dimiliki oleh petugas
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone sehingga akan menghambat
jalannya penerapan sistem otomasi yang dimana harus dikerjakan
dengan menggunakan berbagai perangkat teknologi dan membutuhkan
keterampilan untuk hal tersebut.
2. Sumber daya manusia yang dimiliki perpustakaan SMA Negeri 6
Bone sangat kurang bahkan tidak ada yang berasal dari latarbelakang
ilmu perpustakaan atau melalui pendidikan dan pelatihan pustakawan
sehingga memiliki kekurangan dalam mengolah bahan pustaka yang
ada di perpustakaan.
3. Sarana dan prasarana di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone sangat
kurang bahkan tidak memenuhi standar dalam penerapan sistem
otomasi di perpustakaan.
Terdapat berbagai cara untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapi perpustakaan SMA Negeri 6 Bone tersebut di atas. Berbagai
cara tersebut akan menjadi faktor yang akan berpengaruh dalam penerapan
sistem otomasi di perpustakaan SMA Negeri 6 Bone, diantara faktor-faktor
yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan pustakawan kepada para petugas perpustakaan
guna meningkatkan skill atau keterampilan para pegawai yang ada di
lingkup perpustakaan SMA Negeri 6 Bone sehingga pekerjaan sistem
otomasi dapat berjalan dengan baik sebagai mana mestinya.
2. Sumber daya manusia yang ada diperpustakaan SMA Negeri 6 Bone
harus dibekali pendidikan yang merata sehingga para petugas yang
ada akan mampu mengolah bahan pustaka yang ada dengan baik
secara efektif dan efisien.
3. Sarana dan prasarana harus dilengkapi yaitu dengan menyediakan 3
unit komputer untuk pengolahan bahan pustaka termasuk didalamnya
penginputan metadata dan bibliografi, satu buah unit komputer untuk
melakukan layanan sirkulasi, satu unit untuk penelusuran informasi
atau berfungsi sebagai komputer OPAC, dan satu buah scanner.
5. Hambatan yang dihadapi dalam penerapan dalam sistem otomasi di
Perpustakaan SMA 6 Bone.
Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
kepala perpustakaan SMA Negeri 6 Bone, ditemukan bahwa banyak
kendala yang dialami perpustakaan dalam menerapkan otomasi
perpustakaan. Kendala tersebut akan diantisipasi dengan baik kedepannya
dan akan dikendalikan agar tidak terlalu mengganggu penerapan otomasi.
Berikut ini kendala-kendala yang dihadapi yaitu sebagai berikut:

a. Kesalahpahaman tentang otomasi perpustakaan.
Banyak yang beranggapan bahwa penerapan otomasi di
perpustakaan akan membutuhkan biaya yang cukup besar dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Perpustakaan perlu
mengadakan berbagai sarana dan prasarana untuk menerapkan otomasi,
akan tetapi tidak perlu menyediakan biaya yang besar, karena pada
dasarnya yang dibutuhkan minimal 1 unit komputer.
Sementara ada yang beranggapan pula, bahwa apabila sudah
otomasi maka tidak dibutuhkan lagi staf. Perpustakaan yang terotomasi
bukanlah perpustakaan digital yang kemungkinan akan mengalami
pengurangan tenaga kerja secara fisik. Perpustakaan otomasi masih
sangat bergantung dengan brainware selain hardware dan software.
Sehingga keahlian atau keterampilan tenaga perpustakaan dalam
menggunakan perangkat-perangkat otomasi sangat dibutuhkan.
b. Kurangnya staf yang terlatih
Banyak perpustakaan sekolah di Indonesia yang belum memiliki
pegawai perpustakaan yang dapat disebut sebagai pustakawan. Para
pegawai banyak yang berlatarbelakang non perpustakaan sehingga akan
sulit menyamakan cara kerja dan jalan pikiran tentang masa depan
perpustakaan begitu pula yang terjadi pada perpustakaan SMA Negeri 6
Bone yang juga memiliki kekurangan staf yang terlatih dalam
menggunakan perangkat teknologi untuk otomasi perpustakaan.

Sehingga hal demikian akan menjadi kendala utama yang dapat
menghambat penerapan otomasi perpustakaan secara efektif dan efisien.
c. Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan
Banyak pemimpinan sekolah dalam hal ini kepala sekolah
maupun kepala perpustakaan belum memiliki kesadaran penuh akan
pentingnya perpustakaan bagi sekolah. Integrasi perpustakaan sekolah
dengan kurikulum yang ada belum dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Literasi informasi yang dicanangkan pemerintah pun belum
menuai hasil yang memuaskan. Hal inilah yang menjadi kendala bagi
perpustakaan SMA Negeri 6 Bone yang belum mendapat perhatian
lebih dari pihak kepala sekolah.
d. Input data
Proses input data biasanya juga menjadi kendala dalam
membangun otomasi perpustakaan. Apalagi kalau jumlah koleksi
perustakaan sudah besar tentu akan memakan waktu dan biaya yang
tidak sedikit.
Sistem otomasi yang diterapkan di perpustakaan SMA Negeri 6
Bone memiliki berbagai hambatan-hambatan dan masalah yang dapat
mempengaruhi kinerja pengolahan perpustakaan tersebut. Seperti
diungkapkan oleh narasumber penulis ibu Murtina yang juga
merupakan pegawai perpustakaan SMA N 6 Bone. Beliau menuturkan
kendala-kendala diantaranya:

1. Minimnya dana yang dimiliki oleh perpustakaan untuk melakukan
pengadaan perangkat sistem otomasi yang baik, hardware maupun
software serta kurangnya dukungan dana untuk perawatan sistem
yang sudah ada.
2. Belum adanya pengelola perpustakaan yang memiliki kompetensi
khusus yang dapat menangani masalah pada sistem otomasi jika
terjadi masalah pada sistem yang bersifat software dan hardware.
3. Ketidaklengkapan program aplikasi bookmark seperti tidak adanya
menu laporan statistik data dan evaluasi mengenai koleksi yang
sudah ada dan terpakai lagi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam penerapan sistem otomasi perpustakaan, SMA Negeri 6 Bone
melakukan otomasi pengolahan, pengadaan dan penelusuran. Dalam
melakukan pengolahan bahan pustaka dapat dilakukan pengecekan buku
melalui komputer, katalogisasi, klasifikasi, dan inventariasi.
Perpustakaan SMA Negeri 6 Bone dalam hal menyusun dan
menempatkan koleksi di rak berdasarkan subyek, isi koleksi yang
disusun secara sistematis menurut nomor klas.
2. Kendala dalam pelayanan otomasi perpustakaan SMA Negeri 6 Bone
adalah kurangnya fasilitas dan belum adanya staf yang mampu mengelola
perpustakaan secara terotomasi.
3. Minimnya dana yang dimiliki oleh perpustakaan untuk melakukan
pengadaan perangkat sistem otomasi baik hardware maupun software
serta kurangnya dukungan dana untuk perawatan sistem yang sudah ada.
B. Saran
1. Saran untuk instansi
Instansi yang menaungi unit perpustakaan dalam hal ini SMA
Negeri 6 Bone harus lebih memperhatikan pengembangan unit

perpustakaan sebagai suatu unit yang bertanggung jawab terhadap
pendistribusian informasi kepada seluruh siswa-siswi maupun para guru.
2. Saran untuk unit perpustakaan
Untuk mewujudkan visi dan misi perpustakaan sebagai suatu unit
yang mendistribusikan ilmu pengetahuan, untuk itu unit perpustakaan
harus selalu memperhatikan bagaimana penerapan otomasi yang sesuai
dengan yang diharapkan pengguna perpustakaan.
3. Saran untuk kepala perpustakaan.
Dukungan kepala perpustakaan merupakan hal yang sangat
strategis dalam membangun otomasi perpustakaan. Tanpa dukungan
kepala perpustakaan yang memadai rencana otomasi perpustakaan tidak
akan berhasil dengan baik. Dukungan tersebut dapat berupa dana,
pengembangan staf, dan dukungan moral.

DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang no. 43 1945. Jakarta: Kementrian Hukum dan hak asasi
manusia. (2007)
Arif. Teknologi Informasi. Teknologi Informasi , 1. (2007)

Azwar. Information literacy skills: strategi penelusuran informasi online.
Makassar: Azwar. (2014)

Azwar. Membangun sistem otomasi perpustakaan dengan senayan Library
Management sistem (SLiMS). Azwar , 1. (2013)

Bancin. Persepsi pemustaka terhadap OPAC-SLiMS di perpustakaan Universitas
45 Makassar. Makassar: Bancin. (2015)

Bungi. Manajemen perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.(2003 : 23)

Harmawan. Pengantar Ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(2009 : 6-7)

Harmawan. Skripsi sistem otomasi perpustakaan FAH UIN Alauddin Makassar.
Makassar: Harmawan. (2008 : 2)

Hermanto. Mengelolah Perpustakaan. Yogyakarta: Ames. (2008 : 2)

Pradani. Pengembangan sistem informasi perpustakaan menggunakan teknologi
google web toolkit . Pradani , 50. (2013)

Saiful. Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka. (2007 :6)

Saleh. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, kamus besar bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. (1996 : 21)

Siregar. Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa :, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. (2004 : 24)

Sukrino. Skripsi Ilmu perpustakaan UIN FAH Alauddin Makassar. Makassar:
Sukrino. (2008 : 5)

Supriyanto. Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi perancangan
Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius. (2008 : 38)

Bambang Hartono. Sistem pelayanan Informasi. Jakabar: Aneka Kencana Abadi
1997.

Bambang hartono. Sistem dan Pelayanan Informasi. Jakabar: Aneka Kencana
Abadi 1986.

Sudarto. Pengantar Otomasi Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka 1995.

Muh. Rafiuddun. Sistem Otomasi Perpustakaan. Watampone : Stain Watampone
2015.

Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono. Sistem Informasi
Manajemen dalam Organisasi-Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjha
Mada University Press 1994

Wiji Suwarno. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto 2009.

www.geogle.com, 12 januari 2014. Kumpulan Hadis dan artikel islam. Hadis
tentang menuntut ilmu files/like.html.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Pedoman Karya tulis Ilmiah 2013

Lamang. Efektifitas Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Dalam Skripsi
Jurusan Ilmu Perpustakaan , Fak. FAH UIN Alauddin Makasaar 2006

Nurhayati. Pengelolaan Perpustakaan , Bandung : alumni, 1996

Muliyadi Irvan. Dasar-Dasar Kepustakawanan, Makassar UIN Alauddin:
Alauddin Press, 2013

Bonar Simangunsong, Kamus Besar Indonesia. Cet 2, Jakarta: Balai Pustaka 1996

Dagung, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara 2000

Hamakonda, Towa P., dan J.N.B Tairas,Pengantar Klasifikasi Persepuluhan
Dewey. Ed,Jakarta: Gunung Muliah 1992.

Harmawan . Sistem Otomasi Perpustakaan . Jakarta: Andi Offset 2001.

Mustafa. Pengembangan Sistem Otomasi Perpustakaan. Makalah Disampaikan
dalam pelatihan otomasi perpustakaan. Makassar: Politeknik Negeri Ujung
Pandang. Indonesia . Depdikbud. 1996.Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka 2005

Putu Laxman Pendit. Perpustakaan Digital . Jakarta :Sagung Seto 2007

Samitra Media Utama . Pengembangan bahasa selanjutnya ditulis tim penyusun
kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka 1989.

Sismanto. Manajemen Perpustakaan Digital. Jakarta: Afifa Pustaka 2007

Putranta. Hastha Dewa. Pengantar Sistem Dan Teknologi Informasi. Yogyakarta :
Ames 2004.

Perpusnas. Standar Nasional Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Nasional,
2014.

Depag. Al- Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta, 2012.

Yakub. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A.Yasliyanah lahir di Masago 08 Juni 1988.
Anak pertama dari empat bersaudara. Anak dari Bapak
A. M. Yaris. B dan Ibu St. Aminah. Penulis mulai
menempuh jenjang pendidikan formal pada tahun 1995
di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12/79 Batulappa
Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone dan tamat pada
tahun 2001. Masuk SMP Negeri 1 Kahu Kabupaten
Bone pada Tahun 2001, dan tamat pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Kahu dan sekarang sudah menjadi SMA negeri 6
Bone pada tahun 2005 dan tamat pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2012,
penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka UPBBJ Makassar jenjang
D2 pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan
menyelesaikan studi dengan gelar Ahli Madya Pustakawan (A.Ma. Pust) pada
tahun 2015. Kemudian pada tahun 2016, penulis melanjutkan S1 di Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora. Pada tahun 2018, penulis dapat menyelesaikan Studi
dengan gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.I.P). Sekian dan terima kasih.