STUDI TENTANG MANAJEMEN PELATIHAN DAKWAH DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS DAKWAH SANTRI
PONDOK
PESANTREN IMMIM MAKASSAR

SKRIPSI
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana
Manajemen Dakwah (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah
p
ada Fakultas Dakwah d an Komunikasi
UIN Alauddin Makassar

OLEH
:
NISMA AYU LESTARI
50400115126



FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018
/2019

v


KATA PENGANTAR
ِ بِ مْسِ
ّٰاللِِ مْي حَّزلاِ هٰمْحَّزلا
ملقلابِ مّلعِ يذلاِللهِ دمحلا,ِِّنأِ دهشأِ وِاللِلاإِ هلإِلاِ نأِ دهشأِ ,ملعيِ ملِ امِ ناسولإاِ مّلع
دعبِ اّمأِ ,هدعبِّيبوِلاِ يذلاِ هلىسرِ وِ هدبعًِادمحمِ

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
nikmat yang begitu besar terutama nikmat kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Salam dan shalawat kepada junjungan Rasulullah
Muhammad saw. Yang diutus oleh Allah kepermukaan bumi ini sebagai suri tauladan
yang patut dicontoh dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama dari semua pihak yang dengan rela dan ikhlas. Untuk itu dengan setulus
hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. sebagai Rektor, Prof. Dr. Mardan, M.Ag
sebagai Wakil Rektor 1, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A sebagai Wakil Rektor
II, Prof. Hj. Siti Aisyah, M.A., Ph.d sebagai Wakil Rektor III, Prof. H. Hamdan
Juhannis, M.A., Ph.d sebagai Wakil Rektor IV pada UIN Alauddin Makassar
yang telah menyediakan fasilitas belajar.
2. Prof. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M sebagai Dekan,
beserta Dr. H. Misbahuddin, M.Ag sebagai Wakil Dekan I, Dr. H. Mahmuddin,
M.Ag sebagai Wakil Dekan II, dan Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I sebagai Wakil
Dekan III pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

vi

yang selama ini mengelola Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan memimpin
dengan penuh tanggung jawab.
3. Dra. St. Nasriah, M.Sos.I dan Dr. H.
Hasaruddin, M.Ag sebagai Ketua dan
Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah (MD) yang telah memberikan
bimbingan dan wawasan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
4. Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag sebagai pembimbing 1 dan Drs.Muh.Anwar,
M.Hum sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan
arahan dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan seperti saat
ini.
5. Dr.H.Misbahuddin, M.Ag sebagai munaqisy 1 dan Dr.H.Andi Abdul Hamzah,
Lc., M.Ag sebagai munaqisy II yang telah menguji dengan penuh kesungguhan
demi kesempurnaan skripsi ini.
6.
kepala Kampus Pesantren Immim Makassar Drs.Mubarak Mustafa, H.Lukman
Basri,Lc.,M.Ag,dan selaku guru pondok Pesantren Immim dan sekretaris
kekampusan yang membantu.sehingga skripsi bisa terselesaikan dengan baik
dan sempurna.
7. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
khususnya Jurusan Manajemen Dakwah (MD), terima kasih atas semua ilmu
yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah diberikan dapat
bermanfaat dan berguna di dalam menjalani kehidupan penulis
selanjutnya.

vii

8. Kepada Ayahanda Mihaseng dan Ibunda tercinta Sukmawati yang telah
membesarkan dengan penuh kasih sayang, berkat do’a, dukungan dan kesabaran
yang tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan
ikhlas kepada penulis,
penulis serta teman-teman seperjuangan Manajemen
Dakwah Angkatan 2015
dan khususnya untuk sahabat terbaikku Rahmariati,
Rismawati, Kiki rezki Amelia, Nuralfiani dan Kamiati yang telah memberikan
dorongan dan memberikan motivasi dalam suka dan duka selama menjalani
masa studi.
Akhir kata penulis menyadari penelitian skripsi ini jauh dari kata sempurna,
namun harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada
umumnya dan khususnya bagi segenap keluarga besar mahasiswa Manajemen
Dakwah.
Semoga karya ini bernilai ibadah disisi-Nya dan menjadi amal jariyah bagi
penulisnya.
Aamiin..
Samata-Gowa…………..2019

Penulis,


Nisma Ayu Lestari
NIM: 50400115126

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................
iii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI .........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
x
ABSTRAK ............................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
6
C. Deskripsi Fokus. ..............................................................................
6
D. Kajian
Pustaka ................................................................................. 9
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 1
0
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen Pelatihan ............………… ………………………. .
.. 12
B. Kehadiran Pesantren di Tengah-Tengah Masyarakat......................
16
BAB III METODELOGI
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...............................................................................
25
B. Lokasi
Penelitian .............................................................................. 25
C. Metode Pendekatan ..........................................................................
25
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 2
6
E. Teknik Analisis Data .......................................................................
27

ix

BAB IV MANAJEMEN PELATIHAN DAKWAH DALAM ME NINGKATKAN
KUALITAS SANTRI
DI PONDOK PESANTREN IMMIM MAKASSAR
A. Gambaran Umu
m pondok pesantren immim Makassar… ..............
ِ31
B. Pelatihan Dakwah dalam meningkatkan kualitas santri
pondok pesantren immim makassar .................................................
43
C. Peluang dan Tantangandalam Meningkatkan Kualitas santri
pondok pesantren Immim Makassar ................................................
.
ِ
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………. ...

ِ66

B. Implikasi
Penelitian.......................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

x


DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Pondok pesantren immim Makassar .......................
32
Table 1.2 Jumlah Guru Pondok Pesantren Immim Makassar ....................................
34
Tabel 1.3 Kegiatan Santri dalam Keseharian Pondok pesantren immim Makassar ..
37
Tabel 1.4 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Immim Makassar.......................... 46

xi

ABSTRAK
NAMA : Nisma Ayu estari
NIM : 50400115126
J
UDUL :Manajemen Pelatihan Dakwah dalam Meningkatkan
Kualitas Santri di Pondok Pesantren Immim Makassar

Skripsi ini membahas tentang Manajemen Pelatihan Dakwah dalam
Meningkatkan Kualitas Santri di pondok Pesantren Immim Makassar Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas santri dan keunggulan pondok
Pesantren Immim.
Jenis penelitian ini adalahpenelitian kualitatif dan berlokasi di JLPerintis
Kemerdekaan KM.10 Tamanlarea Makassar. Pendekatan penelitian yang dilakukan
adalah pendekatan Sumber Daya Islami. Sumber data dalam penelitian ini adalah
sumber data primer jumlah 3
informan yang terdiri kepala sub Kekampusan, kepala
Pesantren,dan guru di sekolah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengolahan dan analisis data adalah: data yang diperoleh kemudian dikumpulkan,
diolah, dikerjakan serta di manfaatkan sedemikian rupa dengan menggunakan metode
deskriptif.
Analisis data kualitatif yang bersifat induktif dengan cara menganalisa data
yang bersifat khusus kemudian mengambil kesimpulan secara umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen pelatihan Dakwah dalam
Meningkatkan Kualitasn santri di pondok Pesantren Immim Makasar.
Adalah
Manajemen Pelatihan Dakwah sebagai bentuk pelatihan keagamaan, membangun
percaya diri,dan menjadikan santri yang berkualitas dalam diri sendiri dan
Masyarakat.Manajemen yang mengatur waktu sedemikian rupa sehingga bekerja
secara baik dan efektif serta efesien.Pondok pesantren Immim menjadi pesantren
yang dikenal diseluruh pelosok dengan nama dan kualitas santrinya yang
mengharumkan dengan memenangkan beberapa pertandingan baik nasional dan
internasional.
Implikasi dari penelitian ini diharapkan kepada pemerintah dan kepala
kekampusan lebih unggul lagi ditahun ini, selalu membawa nama baik pesantren
immim, salah satu Pondok Pesantren Immim yang selalu turut dalam pemantauan
yaitu pemerintah Republik Indonesia yakni wakil presiden.patut bangga terhadap
yang diperoleh pesantren Immim.

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah Agama yang ajarannya bersifat universal,
mencakup seluruh
aspek kehidupan disetiap ruang dan waktu. Keuniversalan ajaran Islam,
diharapkan tampil sebagai sebuah cerminan dalam melaksanakan segala
aktifitasnya dalam bidang dakwah dan wujud ketauladanan.
Islam sebagai pedoman hidup manusia yang dilakukan dengan tuntutan
yang dianjurkan dengan bentuk kebaikan. Segala hal yang dilarang tidak dapat
digunakan apabilah bentuk hal yang dilarang dimata Allah swt.
Islam mengajarkan agar manusia berbuat baik dengan ukuran yang
bersumber pada Allah swt. Sebagai mana telah diaktualisasikan oleh Rasulullah
saw. Apa yang menjadikan sifat dan digariskan “baik”oleh-Nya dapat dipastikan
“baik”secara esensi oleh akal pikiran manusia.
1

Ibadah dalam Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak.
Pemakaian
akal dan pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran Islam. ibadah dalam al- Qur’an selalu dikaitkan dengan takwa, berarti pelaksanaan perintah Allah swt.

dan menjauhui larangan-Nya. Perintah Allah swt, selalu berkaitan dengan perbuatan-perbuatan baik sedangkan larangan-Nya,
senantiasa berkaitan dengan
perbuatan-perbuatan tidak baik. Manusia yang paling sempurna kemanusiaanya
adalah manusia yang paling benar aktivitas berpikirnya dan paling mulia
iktiarnya.(Akhlaknya)
2


1
Muhammad Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah
(Jakarta: Kencana, 2006), h. 30.
2
Muhammad Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah
, h. 31.
1

2


Era yang sama modern dan klasik sangatlah jauh berbeda yang terbentuk
pada saat ini, terjadi krisis moral pada semua kalangan yang sebagaimana sesuatu
yang penting yaitu ibadah ditinggalkan dan ditekuni sebuah perkembangan
zaman yang akan menjadi jurang yang mendekatkan manusia kepada kekafiran
dan perpecahan yang langsung dapat terjadi hendaknya dibentengi dengan
implentasi syariah Islam ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa
memilih suatu Agama guna menjadikan manusia yang dikehidupannya
bermanfaat sehingga ajaran Islam dapat mengubah kondisi umat menjadi lebih
maju sebagai upaya peningkatan akhlak demi tercapainya kebahagiaaan dunia
akhirat.
Gejala kemerosotan moral anak remaja sudah benar-benar
mengkhawatirkan di Indonesia. k
eadialan, kejujuran, tolong-menolong, kasih
sayang dan kebenaran sudah tertutup oleh penyelewengan,
penindasan, saling
menjegal, penipuan, dan saling merugikan. Banyak terjadi hal yang mengundang
konflik dengan adanya saling menfitnah, mengadu domba, pandai menjilat,
menipu,
berdusta, berbohong, merampas hak orang lain yang bukan miliknya serta
perbuatan maksiat lainnya.
Problematika yang kehidupan dihadapi Umat Islam di Indonesia sangat
kompleks. Krisis iman, krisis moral yang bermuara terjadinya pergeseran dari umat (bangsa) yang bermoral, ramah, sopan, baik, berakhlak dan santun. Berubah drastis kearah tindakan anarkis. Manusia dibakar hidup-hidup, pemerkosaan yang semenah-semenahnya, perampokan, pernikahan diusia dini, mistis, tawuran antara
sekolah,
atau etnis/daerah menjadi budaya yang sangat memprihatinkan.
3

Hal ini berarti bahwa umat Islam perluh manage (mengelola) dakwah
sedemikian rupa sesuai dengan tuntunan zaman, khususnya dalam upaya

3
Ismah Salman, Telaah Kritis Dakwah Millennium (Jakarta: Abstraksi Pidato Pengukuhan
Professor, 2003), h. 5.

3


menetralisir terjadinya berbagai macam penyimpangan moral yang terjadi, seperti
tawuran, perkelahian,
narkoba, pergaulan bebas secara nyata melibatkan generasi
muda. Penyimpangan sebagaimana diuraikan tersebut sering nampak diberbagai
media cetak
dan elektronik lainnya .
Pelatihan dalam dakwah merupakan suatu proses training yang dilakukan
secara continuo yang bertujuan membiasakan diri kita untuk mencoba akan
sesuatu dan dakwah adalah hal yang terpenting dilakukan untuk penyebaran
sebagaimana dakwah proses tarbiyah atau pembinaan baik secara pemahaman
d
an amal, hal demikian dapat dimaksudkan sebagai kegiatan mengajak dengan
suatu cara apapun kejalan tuhan agar mad’u atau si pendengar dalam pesantren
yang ruang lingkupnya ikhwan ataupun masyarakat yang didalam lingkugan
pesantren tersebut mempunyai pemahaman dalam mengamalkan ajaran
Islam .
Menurut robert kreitner manajemen adalah proses kerja dengan melalui
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah
.proses ini berpusat penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya
yang terbatas.
4

Pelatihan dakwah sebagai strategi dalam mengetahui kuualitas seorang
d
a’i dan sebagai wadah mendapatkan penambahan ilmu untuk penerapan dan
sebagai peningkatan kualitas d
a’i agar paham dengan situsi dan kondisi disaat
publik
.
Dakwah sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah swt,
mengingat dan
memohon segala jalan dimudahkan.
Manusia yang hati keras dan miskin terhadap
ilmu agama ialah manusia yang rugi di muka bumi ini dan tidak memanfaatkan kesempatan yang ada selagi masihg sehat.

4
Robert Kreitner, Manajemen Etos Kerja.,(Canada:Canage Carning,2008) h. 5.

4


Dakwah mengajarkan kepada manusia dari segala bentuk kebahagiaan dan
kebajikan dunia akihirat manajemen Dakwah juga bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman keagamaan dalam berbagai aspek ajarannya agar diaktualisasikan
dalam bersikap, berpikir, dan bertindak.
5
Dalam konteks inilah relevansi
manajemen dakwah hadir sebagai solusi bagi persoalan-persoalan yang dihadapi
umat,
karena didalamnya penuh dengan nasehat, pesan keagamaan dan solusi, sera
keteladanan untuk menghindari diri dari hal-hal positif dalam ridha
Allah swt.
Akhlak suatu d
a’i ataupun suatu mad’u ialah salah satu bagian yang
sangat mendesak dari perincian kesempurnaan tujuan pendidikan Islam. Oleh sebab itu pendidikan merupakan pondasi yang vital dalam membentuk insan yang
berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang sejati, mengingat pentingnya
akhlak bagi suatu bangsa perlu adanya keseriusan dalam pembinaan akhlak
terhadap peserta didik yang merupakan calon pemimpin masa depan.
hal ini
selaras dengan tujuan utama pendidikan Islam menurut Algazali”pendidikan Islam
tujuan utamanya adalah pembentukan akhlak Al-karimah”.
6

Pondok pesantren juga merupakan lembaga dakwah yang mempunyai
tugas penting, yakni sebagai partisipatif menjadi lembaga yang mengatur
sekaligus melaksanakan dakwah. Serta pondok pesantren sebagai tempat
pembinaan insan muslim agar memiliki pengetahuan dan wawasan luas dalam
ilmu agama dan ilmu umum dengan fungsinya itu, maka pesantren menjadi fokus
tempat perencanaan dakwah dalam upaya mengemban amanah dari Allah Swt.

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis islam memegang
peranan penting dalam mengembangkan dan menanamkan akhlak dan mental bagi
anak Pondok (Pesantren Immim)untuk menghasilkan para d
a’a Muda dan
berkualitas yang berbudi pekerti luhur yang berhubungan.

5
J Suyuthi Pulangan, Universalisme Islam
(Jakarta: MSA, 2002), h. 66.
6
Syamsulnisar, Filsafat Pendidikan Islam
(Jakarta : PT. Ciputat Press, 2005), h. 87 .

5


Dengan tujuan untuk kebahagiaan manusia. Baik dalam kehidupan didunia
sekarsng ini, maupun didalam kehidupan akhirat nanti.
Dakwah sebagai suatu
proses tujuan mengubah,
mempengaruhi, memperbaiki objeknya, maka kesadaran
manusia sasaran utamanya, sehingga manusia akan menganut tuntunan yang baik
dan bahkan akan menjadi pandangan hidup atau jalan hidup yang dipengaruhi
oleh umat manusia.
7

Wahdah Islamiyah sebagai ormas Islam yang bergerak dalam bidang
dakwah,
sosial, kesehatan dan pendidikan merasa terpanggil untuk memberikan
sumbangsih kepada kaum muslimin.
Tidak diragukan, lagi bahwa kaum muslimin dalam lingkup wilayah
negara kesatuan indonesia khususnya Kota Makassar memilki posisi penting dan
strategis. Keadaan tersebut disebabkan karena umat islam adalah unsur yang
paling mayoritas yang ada di
Kota Makassar.
Salah satu alternatif pengorganisasian dakwah dalam mencapai tujuan
yang efektif dan efisien,
korps dakwah mahasiswa (KODAMA) mencoba
menghimpun dan mengatur kader da’i kedalam suatu kerangka struktur dan
hubun
gan menurut pola-pola tertentu. Sehingga, dapat melakukan kegiatan
dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam gerakan dakwah, da’i sebagai subyek pelaksana diharapkan
mempunyai kompetisi dalam melaksanakan misi dakwah. Salah satu modal
utama yang harus dipersiapkan unntuk meningkatkan kualitas sumber daya da’i
yang profesional dalam upaya mensukseskan gerakan dakwah yaitu
pengembangan sumber daya manusia (da’i). Menurut Soekidjo Notoatmojo
sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek :

7
Muhammad Munir,Wahyu Ilahi, Mana
jemen Dakwah, h. 5 .

6


a. Aspek kualitas/fisik menyangkut sumber daya manusia yang
dikembangkan melalui program-program dan gizi
b.
Aspek kualitas /non fisik menyangkut mutu sumber daya manusia dan
kemampuan baik kecerdasan maupun mentalitas sumber daya manusia
itu sendiri .
Manfaat pelatihan dakwah menambah produktifitas da’i,
memperbaiki
kualitas da’i dan menaikkan semangat dakwah,
mengembangkan keterampilan
,pengetahuan, pengertian dan sikap-sikap baru dalam berdakwah dan memerangi
kejenuhan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti merumuskan pokok
permasalahan yakni Bagaimana Pelatihan Dakwah dalam Meningkatkan kualitas
Santri di pesantren Immim Perintis KM. 10 Makassar? Dari pokok permasalahan
tersebut maka dapat dirumuskan sub-sub permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana Pelatihan Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Santri di
Pondok Pesantren Immim Perintis KM.10 Makassar?
2.
Bagaimana Peluang dan Tantangan dalam Meningkatkan Kualitas Santri
di Pondok Pesantren Immim Perintis KM.10 Makassar?

C. Deskripsi Fokus
Manajemen berasal dari bahasa inggris, yaitu managemen yang berarti
ketatalaksanaan,
tata pimpinan, pengelolaan .
8


8
Jhon M.Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Iindonesia (CET XIX; Jakarta
:Gramedia, 1993), h. 56.

7


Manajememen secara terminologisnya, terdapat beraneka ragam
pengertian yang dikemukakan oleh para ahlinya,
antara lain :
1) Josep L.Massie,
dalam bukunya essentials of managemen, seperti yang
dikutip oleh Azhar Arsyad adalah :
Suatu proses dimana suatu kelompok secara kerjasama mengarahkan
tindakan atau kerjannya untuk mencapai tujuan bersama. Proses tersebut
mencakup teknik-teknik yang di gunakan oleh para manager untuk
mengkoordinasikan kegiatan atau aktivitas orang-orang menuju
tercapainya tujuan bersama; para manager sendiri jarang melakukan
aktivitas-aktivitas yang dimaksud.
9

2) Azhar Arsyad dalam mengutip pendapat H. Fuad Rumi mengungkapkan bahwa dalam Islam,
pengertian manajemen dapat disimpulkan sebagai
suatu aktivitas manajerial untuk mentransformasikan suatu gagasan yang berlandaskan niat mencari keridhaan Allah swt,
untuk mencapai tujuan -
tujuan yang diridhai-Nya .
10

Menurut Abdul Rahman Wahid pesantren adalah sebuah kehidupan yang
u
nik sebagaimana yang disimpulkan lahiriyahnya.
11
Pesantren tetap berpegang
pada prinsip awalnya, tidak mudah terpengaruh terhadap perjalanan arus budaya.
Hal inilah yang menyebabkan pesantren tetap eksis di dalam perjalanannya.
Bahkankarena menyadari arus yang deras itulah yang menyebabkan pihak luar
justru melihat “keunikan”dari pesantren sebagai wilayah sosialyang netral, yang
mempunyai kekuatan pesistensi terhadap arus globalisasi.
12


9
Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan
Eksekutif (Montreal: Mc. Giil University, 1996), h.1.

10
Azhar Arsyad, op, cit, h.5
11
Abdul Rahman Wahid, Mengg
erakkan Tradisi Pesantren (Lkis,Yogyakarta, 2001). h. 3.
12
M.Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan (Jakarta :CV. Prasasti, 1996),
h.9.

8


Santri adalah orang-orang yang belajar mendalami ilmu-ilmu agama Islam
di pesantren.
Santri ini merupakan salah satu unsur pokok dari pesantren,
biasanya terdiri dari dua kelompok yaitu
13
:
Mustuhu juga mendefenisikan pesantren adalah lembaga pendidikan
tradional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran agama Islam dengan menekan pentingnya moralkeagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari.
14

Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier istilah Pondok barangkali
berasal dari pengertian “asrama-asrama para santri yang disebut Pondok atau
tempat tinggal yang dibuat dari “bambu”atau barangkali berasal dari kata Arab,
Funduq, yang berarti”hotel atau asrama”.
15

Pondok pesantren di masa lalu sebagai asramapara santri menampakkan
dirinya dalam pengertian yang sebenarnya, yaitu bangunan yang terbuat dari
bambu
16

1.
Santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan
menetap dalam
pondok pesantren.
2.
Santri kalong yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar
pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren .
Mereka
pulang kerumah
masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran
di
pesantren .

13
Hasbullah Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003)
h.143.
14
Mustuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta:INIS, 1994), h.6
15
Zamakhsyari Dhifier, Tradisi Pesantren, Study Tentang Pandangan Hidup Kiai
(Jakarta :LP3ES, 1982),h. 18.
16
Karel A. Steenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah:Pendidikan Islam dalam kurun
Modern, h. 16.

9


Pondok pesantren Immim yang terletak di tengah Kota Makassar tepatnya
di Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 ialah Pondok Santri Kaum Adam yang sangat
antusias berbondong-bondong datang belajar keagamaan dan menjadi alumni
yang berkualitas berguna untuk semua orang mengarahkan kejalan yang baik dan
Bekal di
akhirat tentang ilmu yang ditanamkan atau diperolehnya.
D. Kajian pustaka
Penelitian terdahulu yang terkait dengan manajemen pelatihan dakwah
dalam meningkatkan kualitas
Santri/Da’i di Pondok Pesantren Immim Makassar
1.
Penelitian yang dilakukan oleh muslikhah pada tahun 2013 dengan judul
“Kaderasi Muballighah melalui Pelatihan Khitobah (Study Pondok
Pesantren Al-Hikmah Tugurejo Semarang)”. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif,
dengan hasil pendekatan fenomenologi.
Dari hasil penelitian penulis,
maka penulis menyimpulkan hasil
penelitian,
bahwa dalam membina kader Da’i dengan menerapkan
metode pengkaderan dapat diketahui proses kaderisasi yang dijalankan
oleh ponpes Al-Hikmah sudah cukup baik, karena memiliki tujuan yang
be
sar untuk
mendidik generasi muda dalam melakukan dakwah bil-lisan.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Roisul Huda tahun 2008 yang berjudul
“Manajemen Dakwah Pesantren analisis terhadap pengembangan Kualitas
Kader Dakwah Islam di Pondok Pesantren Sirajut Talibin Desa Brabo
Kecamatan. Tanggungharjo Kab .Grobongan “.
3.
Penelitian yang dilakukan oleh M.Amril, yang berjudul ”Peranan Pondok
Pesantren Ma’hadud Dirasatul Islamiyah Wal Arabiah (MDIA) Taqwa
dalam meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat di kecamatan
Wajo Kota Makassar”. penelitian ini berkesimpulan, dalam

10


meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat di Kecamatan Wajo
Kota Makassar adalah dengan menanamkan nilai-nilai ajaran Agama
Islam kepada Santri sehingga nantinya terjun kemasyarakat untuk
kemudian diamalkan melalui Dakwah Bi lhal dan dakwah Bil-lisan,
sehingga masyarakat diharapkan bisa terpanggil untuk kembali mendalami
dan mempelajari Agama Islam yang sesuai isi kandungan Al-Qur’an dan
Hadist .
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Manajemen Dakwah yang baik
dapat berimplikasi terhadap peningkatan Kualitas Dakwah Kader Islam.
Esensinya seorang muballiq harus mampu melakukan Manajemen Dakwah yang
baik, supaya proses pelaksanaan dapat berjalan dengan baik pula, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Manajemen Dakwah Pesantren dalam pengembangan
Kualitas Kader Dakwah Islam di Pondok Pesantren Sirajuh Thalibin antara lain:
pembinaan langsung dari pengasuh dan para ustads-ustads secara intensif dalam
pengembangan Kualitas Kader/Santri. Pelaksanaan praktek, musyawaroh kajian
Kitab,
Khitobah, pengiriman para Santri ke Musholla atau Mesjid sekitar serta
pengiriman Santri di Ilfihatul Muballighin untuk pembinaan sebagai kader .
Adapun dalam penelitian ini penulis akan meneliti manajemen pelatihan
dakwah dalam meningkatkan kualitas d
a’i di Pondok Pesantren Immim Makassar.
E. Tujuan dan kegunaan penelitian
1.
Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui model Pelatihan Dakwah di
Pesantren Immim
Makassar terhadap Santri .
b.
Untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan Kualitas Dakwah
Santri
di Pondok Pesantren Immim Makassar.

11


2.
Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
1.
Memberikan sumbangsi pemikiran dan memperluas wawasan
dalam khasanah keilmuan Pesantren.
2.
Memberikan kontribusi ilmiah dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia dalam organisasi.
3.
Memberikan sumbangan pikiran dan informasi kepada pengelolah
Pesantren dalam
menghadapi perkembangan pendidikan Islam.
b.
Kegunaan Praktis
1.
Bagi pembaca yaitu memberikan pengetahuan tentang Manajemen
Pelatihan Dakwah.
2.
Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi persyatan dalam
memperoleh gelar sarjana sosial jurusan Manajemen Dakwah pada
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
3.
Bagi para santri sebagai tahap masukan untuk lebih giat lagi
mengikuti berbagai macam Pelatihan Dakwah yang dilaksanakan
oleh Pondok Pesantren yang bersangkutan.

4.
Bagi peneliti, sebagai landasan untuk dapat lebih meningkatkan
pelatihan terhadap diri peneliti sehingga dapat menyampaikan
pesan Dakwah secara efektif dan efisien.

12


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen Pelatihan
Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan
bekerja sama melalui orang-orang dan Sumber Daya lainnya.
1
fungsi Manajemen
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat didalam proses
Manajemen diantaranya adaah :
1.
Perencanaan adalah memikirkan apa yang dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki,
perencanaan dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut
2.
Pengorganisasian yaitu proses yang dilakukan, menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang didesain
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh .
3.
Pengarahan yaitu suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan yang
dilakukan.
4.
Pengendalian yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
di organisasikan dan di
implementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.
2

Penggunaan istilah Pelatihan (training) dapat berarti proses melatih
,
kegiatan atau pekerjaan melatih, Pelatihan merupakan bagian dari suatu
pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau kemampuan

1
Alex S. Nitisemito, Manajemen sumber Daya Manusia (Jakarta
: Ghalia Indonesia,
2000) h. 5.
2
Terry, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Bmi Aksara, 2001), h. 32
.

13




khusus seseorang atau kelompok orang.
pelatihan juga merupakan kegiatan
sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang .
Dalam ilmu perilaku, menurut para ahli dikemukakan sebagai berikut :
1.
William G. Scott, mengatakan bahwa Pelatihan adalah suatu kegiatan dan
ini staf yang tujuannnya untuk mengembangkan Sumber Daya Insani
untuk memperoleh efektivitas pekerjaan perseorangan dalam organisasi
menjadi baik,
serta kesesuai dengan lingkungan yang lebih meningkat.
3

2.
Dale Yorder, mengemukakan bahwa Pelatihan berarti Pengembangan
Tenaga Kerja untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu .
3.
Hisyam Ath-Thalib, mengemukakan bahwa Pelatihan adalah rangkaian
program dan pelaksanaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan memperbaiki keterampilan atau kemampuan berbuat sebagai mana yang diharapkan
4.
John H.Proctor dan William M.Thomton, mengatakan bahwa rumusan
Pelatihan sebagai tindakan yang disengaja untuk memberikan alat agar
belajar dapat dilaksanakan .
Memperbaiki keterampilan atau kemampuan berbuat sebagaimana yang
diharapkan. Pelatihan merupakan aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang penting.
Pelatihan atau proses mengajar yang baru atau yang
sekarang, keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan
mereka. Pelatihan bertujuan untuk membekali,
meningkatkan dan
mengembangkan kompetisi guna meningkatkan kemampuan
, produktivitas dan
kesejahteraan.
4


3
Moekijat, Sumber Daya Manusia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 2.
4
Simamora, Akuntsi Manajemen (Jakarta :UPP AMP YKPN, 2006), h, 276.

14




Dalam pelaksanaan Program Pelatihan terdapat tiga tahap yang harus
dilakukan,
tiga tahap tersebut adalah :
a. Penentuan kebutuhan pelatihan
Penentuan kebutuhan Pelatihan adalah tahapan yang cukup sulit untuk
menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan. tujuannya adalah untuk mengumpulkan
sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui atau menentukan
apakah perlu tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
jika perlu Pelatihan,
maka pengetahuan khusus yang bagaimana, kemampuan-kemampuan seperti
apa, dan karakteristik lainnya yang bagaimana,
yang harus diberikan kepada para
peserta selama pelatihan tersebut .
b.
Desain Program Pelatihan
Ketepatan metode pelatihan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai
identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar mengetahui apa yang dilakukan.
Metode ini berhubungan dengan jenis pelatihan dan metode pelatihan.
c. Evaluasi Program Pelatihan
Tujuan dari Program ini adalah untuk mengetahui dan menguji apakah
pelatihan tersebut efektif dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Suatu program pelatihan dikatakan berhasil apabila trainee mampu mengikuti
pelatihan dengan baik dan dapat menerapkan keahlian barunya dalam tugas-
tugasnya sehingga terjadi peningkatan
kinerja, baik kinerja individu maupun
kinerja organisasi.
5
Maka Program Pelatihan yang efektif adalah Program
Pelatihan yang membawa hasil positif sehingga terjadi mampu meningkatkan
kinerja,
program pelatihan yang positif membawa banyak keuntungan bagi peserta
pelatihan, keuntungan tersebut antara lain:
peserta akan mendapatkan pengetahuan

5
Hdari Nawawi, Manajemen Strategic (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2000), h. 234

15




dan keterampilan diperlukan untuk mengoprasikan sistem kerja baru, peserta
pelatihan mendapatkan pengetahuan yang langsung dari sumbernya sehingga
mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi.
Evaluasi program pelatihan adalah pendekatan penilaian yang
memperhatikan kelengkapan proses pelatihan atau pembelajaran dan terutama
ditekankan pada pengukuran pengaruh dan dampak dari pelatihan /pembelajaran
terhadap praktek individu
.
6
Evaluasi pada program pelatihan sangat penting untuk
memperoleh umpan balik bagi program pelatihan serupa atau lanjutan.
Program pelatihan yang paling mendasar meliputi On The Job Training
dimaksudkan agar karyawan segera melalui tugasnya dan belajar secara langsung melalui tugas yang karyawan segera melalui tugasnya dan belajar secara langsung melalui tugas yang mereka kerjakan, atau memperhatikan orang lain untuk sementara dan kemudian mempraktekkan ditempat kerja. On The Job
Training
merupakan jenis pelatihan yang paling mudah dan efektif untuk diimplementasikan. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw.dalam hadistnya:

ًِِواَسِلِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنِإَف ِيِدَيِب ُيْرِّيَغُيْلَف اًرَكْىُم ْمُكْىِم ىَأَر ْهَم
ًِِبْلَقِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنِإَف
ُفَعْضَأ َكِلَذَو
ِناَميِ
ْلْا
7

Artinya :
Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka
cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila
belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah
pertanda selemah-lemah iman”.( HR Muslim).
Dari hadist diatas dijelaskan bahwa rasulullah menyerankan jika kita
melihat kemungkaran maka hendaknya kita mencengah dengan tangan kita , ini

6
Imam Nurmawan, ManajemenPemasaran (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 296.
7
Imam Muslim Juz I,(Bandung: 2000) h. 69.

16




merupakan tanda bahwa setiap muslim wajib menyampaiikan kebajikan
danmencegah keburukanyang ada di masyarakat . sesuai dengan kemampuan dan
perannya di masyarakat.
Oleh karena itu, Manajemen Pelatihan adalah suatu proses pembinaan
dalam upaya peningkatan Kualitas dan Kemampuan Da’i dalam rangka,
menyampaikan pesan berupa mentransformasikan nilai-nilai kesalehan Umat
untuk mengajak manusia beramal Ma’ruf Nahi Mungkar demi mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat .
Secara umum Pelatihan Dakwah bisa juga dikaitkan sebagai suatu proses
pengembangan Sumber Daya Manusia yang dalam hal ini berada dalam ruang
lingkup Lembaga Dakwah yang senantiasa berorientasi melalui pendekatan diri
kepada Allah Swt.
Dimana ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan
dalam menyiapkan Tenaga Dakwah (Da’i) yang Profesional,
yaitu: pertama,
Peningkatan Kualitas Iman dan Taqwa,
kedua, peningkatan Kualitas fikir, ketiga
,Peningkatan Kualitas Kerja .
Dalam kaitannya dengan istilah Manajemen, maka Pelatihan Dakwah
tidak dapat dipisahkan dari aspek keseimbangan antar Ilmu Pengetahuan dengan
nilai-nilai Universal Islam yang merupakan Rahmatul lil a’Alamin.
B. Kehadiran Pesantren di Tengah-Tengah Masyarakat
E
ksistensi Pesantren ditengah-tengah Masyarakat Indonesia adalah
merupakan Wadah atau Lembaga Pengembangan Ajaran Islam yang Aktual.

Dunia Pesantren memperlihatkan dirinya sebagai faktor yang mewarnai
kehidupan Masyarakat luas. Namun, demikian Pesantren tak kunjung berubah,
walaupun perubahan itu ada, maka perubahan itu dapat dipahami pada skala yang

17




panjang secara potensial, Pesantren mempunyai ciri khas dan fungsi tertentu
dalam
proses perkembangan masyarakat.
Manfaat perencanaan sebuah proses yang menentukan cara
mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek dengan
cara yang efektif. Proses perencanaan dakwahitu merupakan tindakan sistematis
yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik untuk mencapai
sebuah sasaran dakwah. Rencana aktivitas cenderung menghasilkan pikiran-
pikiranyang ebih akurat mengenai waktu yang telah dibutuhkan untuk
menjalankan sebuah strategi, dengan demikian menghasilkan deadlines yang lebih
realistis untuk melaksanakan proyek-proyek dan mencapai sasaran.
8


Sarana Manajemen Dakwah dengan perkembangan peradaban manusia
dan banyaknya studi dan riset tentang manajemen, maka para ahli
manajemenmampu mengetahui sarana manajemen yaitu Manajemen bertujuan,
membangun berdasarkan sikap memperlihatkan tujuan kepada karyawan
kemudian dilakukan pembagian realisasi dengan tujuan-tujuan yang ada.
9
Manajemen Dakwah berkaitan dengan manajemen dengan tujuan yang sama,
demikian manajemen menurut buku Ahmad Fadli merupakan seluruh perbuatan
yang menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapaitujuan
tertentu.
10




8
Gary yukl, Leadership in Organization, (Jakarta :Perhallindo, 1994), H.67.
9
Awadh Muhammad Al-Qami, Barometer Muslim Manajemen Hidup Sukses Edisi
Indonesia, (Jakarta: Darul Falah)h.16
10
Ahmad Fadli, Organisasi dan Administrasi, (Kediri:Manhalun Nasri Press, 2002),h.26

18




Manajemen Dakwah adalah suatu perangkat atau organisasi dalam
mengelolah dakwah agar tujuan dakwah tersebut dapat lebih mudah tercapai
sesuai dengan hasil yang diharapkan.
11

Setiap usaha yang dilaksanakan itu mempunyai tujuan tertentu, baik tujuan
itu secara umum maupun secara khusus. Demikian pula halnya dengan
manajemen dakwah.
12
Adapun tuuan manajemen adalah:
a. Pemantapan misi organisasi yang bertujuan untuk melihat arah suatu
organisasi itu yang di
tuju.
b.
Penciptaan lingkungan, halini dimaksudkan untuk memperbaiki
lingkungan yang ada di sekitarnya yang memerlukan penanganan secara
khusus dan terorganisir.
c. Menegakkan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.
Tujuan merupakan sasaran suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap
manusia, karena setiapusaha yang dirancang dan akan dilakukan diharuskan terlebih dahulu menetapkan apa tujuan pekerjaan itu dilaksanakan.
13


Dari berbagai komitmen mengenai Pesantren dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Sejarah Pesantren Sejarah berdirinya Pesantren di Indonesia identik dengan masuknya
Islam,
yang diduga diperkenalkan di kepulauan nusantara sejak abad ke-7 M,
Oleh para musafir dan para pedagang muslim melalui jalur perdagangan.
sedang
pendapat lain mengatakan Islam masuk melembaga dikepulauan nusantara pada

11
Mahmuddin, Manajemen Dakwah Dasar (Makassar:Alauddin University press,
2011),h.18.
12
Mahmuddin, Manajemen Dakwah Dasar, h.25-26
13
Mahmuddin, Manajemen Dakwah Dasar, h. 26.

19




abad ke-13
M, ditandai dengan ditemukannya makam Sultan Malikus Shaleh wafat
tahun 1297 M di
sumatera .
14

2.
Tahfids Al-Qur’an
Tahfids Al-Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfids dan Al-Qur’an
,yang mana keduanya mempunyai arti yang berbeda,
yaitu Tahfids yang berarti
menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa arab Hafidza-Yahfadzu-Hifdzan
,yaitu lawan dari lupa,
yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.
15

Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf defenisi menghafal adalah
proses. Mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.”pekerjaan
apapun jika sering sering sering diulang,
pasti menjadi hafal.
16

Kultum menurut rasya seorang santri yang mondok dipesantren Immim
rutin dilaksanakan sebelum proses belajar dimulaidibimbing oleh guru dan rutin pulah padamalam senin dan minggu.
17

Seseorang yang telah hafal Al-Qur’an secara keseluruhan, bisa disebut
Jumma dan Huffazhul Al-Qur’an. pengumpulan Al-Qur’an dengan cara
m
enghafal Hifzhuhu ini dilakukan pada masa awal Penyiaran Agama Islam
,karena Al-Qur’an pada waktu itu diturunkan melalui metode pendengaran pelestarian Al-Qur’an melalui hafalan ini sangat tepat dan dapat di pertanggung
jawabkan,
mengingat Rasulullah Saw tergolong orang yang ummi.





14
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid IV (Cet III, Jakarta: Bulan Bintang, 1981) h. 145-
233.
15
Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung,1990), h. 105
.
16
Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafids Al-Qur’an Da’iyah (Bandung: PT
Syaamil Cipta Media), h.49
.
17
Rasya,(16),Santri Pondok Pesantren Immim KM.10perintis Makassar,”wawancara”,15
Februari 2019.

20




Allah Swt berfirman :QS.Al-A’raf/7:158



 





 



 

 



 



  

 
 












 
  



  












  

 

  

  

18

Terjemahnya :
Katakanlah:"Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan
mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang
ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-
Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
Melalui ayat ini terbukti bahwa sejak dini, Allah swt. Telah
memerintahkan beliau untuk menyatakan bahwa beliau adalah utusan Allah swt
untuk manusia seluruhnya tanpa terkecuali.
3.
Syarat-Syarat Menghafal Al-Qur’an

Menghafal (Tahfizh)Al-Qur’an adalah sesuatu pekerjaan yang mulia disisi
Allah Swt. Orang yang selalu membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi
kandungannya adalah orang-orang yang mempunyai keutamaan dan pahala yang
be rlipat ganda dari Allah Swt. Karena demikian setiap muslim mempunyai minat
yang besar untuk menghafal Al-Qur’an .

Untuk dapat menghafal Al-Qur’an dengan baik, seseorang harus memenuhi
syarat-syarat antara lain,
sebagai berikut :
19



18
M .Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah 2000 h. 274
19
Sa’Dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Cet, I; Jakarta :Gema Insani ,2008), h. 30.

21




a. Niat yang Ikhlas
Pertama-tama yang harus diperhatikan oleh orang yang akan menghafal
Al-Qur’an adalah mereka harus mengikhlaskan Niatnya menghafal Al-Qur’an
hanya untuk menuntut Ridha Allah Swt .Abul Qasim Al-Quraisy mengatakan
bahwa Ikhlas adalah mengkhususkan ketaatan hanya kepada Allah saja.
Artinya
dalam melakukan segala kegiatan seseorang hanya berniat untuk mendekatkan
(taqarrub) kepada Allah swt tidak untuk yang lain, baik untuk segera bergaya
dihadapan manusia,
ingin mendapatkan pujian dan lain-lain. Menurutnya, ikhlas
itu berusaha untuk membersihkan segala pekerjaan dan memperhatikan
makhluk.
20


Ada tiga ciri keikhlasan :
1.
Menanggapi segala celaan dan pujian dari orang lain dengan sikap yang sama.
2.
Tidak pernah mengingat-ingat atau menyebut-nyebut perbuatan baik (jasa) Yang pernah dilakukan terhadap orang lain .
3.
Mengharapkan balasan hanya diri Allah swt semata bukan dari manusia
meninggalkan awal perbuatan karena makhluk lain adalah riya, beramal
karena makhluk lain adalah syirik, sedangkan Ikhlas adalah
menghindarkan diri dari keduanya.
Seseorang yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi seorang hafizh
(hafal Al-Qur’an) hendaklah menetapkan niatnya untuk ikhlas,
tidak sekali-kali
mengharapkan pujian dari orang lain ,mengharapkan penghormatan dan kewibaan
dari orang lain,
berbuat riya dengan menjadikan hafalan Al-Qur’an hanya untuk

20
Abdul Qasim Al-Quraisy Mengatakan Bahwa Ikhlas.

22




musabaqah (perlombaan) demi mengharapkan hadiah dan piala,
serta
mengharapkan penghidupan yang layak dengan mengandalkan hafalan Al-Qur’an.
Penghafalan Hafalan juz 1 sampai yang tingkat menjadi rutinitas para
santri yang mondok diaktifkan setiap hari dan di asramakan khusus.
21

Tetapkankan niat menghafal Al-Qur’an hanya semata-mata mengharap
Ridha Allah swt, sehingga dihari kiamat kelak benar-b
enar akan mendapatkan
syafaat dari Al-Qur’an yang selalu dibaca.
Ciri-ciri orang yang ikhlas dalam menghafal Al-Qur’an adalah:
1.
Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menghafal, walaupun menemui
berbagai hambatan dan rintangan .
2.
Selalu mudawwamah (langgeng) membaca Al-Quran /mengulang hafalan
untuk menjaga hafalan .
3.
Mengulang hafalan tidak hanya sekedar musabaqah atau karena mau ada
undangan khataman /sima’an .
4.
Tidak mengharapkan pujian atau penghormatan ketika membaca Al-
Qur’an .
5.
Tidak menjadikan Al-Qur’an untuk mencari kekayaan dan kepopuleran.
Mempunyai kemauan yang kuat
Menghafal Al-Qur’an sebanyak tiga puluh
juz, seratus empat belas Surah
dan kurang lebih enam ribu enam ratus enam puluh enam ayat bukanlah pekerjaan
yang mudah.menghafal ayat -ayat Al-Qur’an sangat berbeda dengan menghafal
bacaan-bacaan yang lain,
apalagi bagi orang ajam (non arab) yang tidak
menggunakan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari. sehingga sebelum

21
Ahyar, (16)Santri Pondok Pesantren Immim,15 Februari 2019.

23




menghafal Al-Qur’an orang harus pandai terlebih dahulu membaca huruf -huruf
Arab dengan baik .
Menurut H.Lukman Basri , mempelajari pulah kitab kuning tetapi tidak
lagi secara mendalam sebab pondok pesantren bersistemmodern. Kitab kuning ini
tidak dipelajari secara detail atau bahkan tidak di kaji sama sekali karena sebuah
pesantren mengkombinasikan sistem yang ada dipesantren. Sehingga santri
mampu berbicara Bahasa Arab dengan lancar dan memiliki wawasan keilmuan
islam yang mendalam. Dengan kata lain, kalau pesantren lebih meningkatkan
pada kemampuan Bahasa Arab bicara (speaking).
22

Aktivitas dakwah ternyata tidak cukup membutuhkan keslalehan dan
keikhlasan bagi para aktivitasnya, tetapi juga dibutuhkan kemampuan pendukung berupa manajemen. “Kebaikan yang tidak terorganisir, akan
dapat dikalahkan oleh
kemungkaran yang terorganisie dengan baik”, demikian Sayyidina Ali ra disinilah
pentingnya manajemen dalam dakwah, yaitukemampuan untuk mengumpulkan
dan mengelolah seluruh potensi dakwah (internal dan eksterna),
memberdayakannya, dan menggunakannya sebagai kekuatan dalammelakukan
dakwah.
23

4.
Peluang dan tantangan Dakwah
a. Peluang Dakwah
Peluang Dakwah dapat dilihat dalam kehidupan di era informasi,ada tiga
faktor strategi dalam kehidupan modern indonesia yaitu :
1) Pada sektor keilmuan dan teknologi dengan berkembangnya semangat religiusitas (keislaman dikampus-kampus dan pusat kajian )

22
Lukman Basri,Pondok Pesantren Immim KM.10 Makassar, 15 Februari 2019
23
Mahmuddin, Manajemen Dakwah Dasar, h. 19-20.

24




2)
Pada sektor kekuasaan politik dan birokrasi dengan tumbuhnya semangat
religiusitas dari pusat pemerintah sampai kedesa-desa .
3) Pada sektor bisnis dan industri dengan mulai banyaknya tokoh-tokoh
pelaku bisnis dan industriakisasi tingkat nasional dalam kegiatan dakwah
dan pemberian fasilitas dakwah dari pusat-pusat kegiatan mereka.
24

b.
Tantangan
Tantangan-tantangan dalam rangka suksesnya dalam konteks kekinian
disaat ini antara lain:
1) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Serangan pemikiran
3) Gerakan permutadan
4) Kehidupan yang permisif
c. Sasaran objek yang menjadi obyek dakwah adalah :
1.
Aspek sosial
2.
Aspek politik
3.
Aspek kebudayaan

24
Abar Cule, Peluang Dan Masyarakat Informasi, Informasi: Materi Dan Metodologinya
“.h.12.

25

25


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian adalah Penelitian Lapangan (field research) suatu
Penelitian yang bertujuan melakukan Study yang mendalam mengenai suatu unit
sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambar yang terorganisir dengan
baik dan lengkap mengenai unit sosial. Penelitian ini menggunakan metode
kualitif.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Immim
Jalan. Perintis Kemerdekaan KM.10 Makassar. Penulis memilih lokasi ini karena
memungkinkan dan mempermudah bagi penulis untuk melakukan observasi dan
wawancara dalam penelitian .
C. Metode Pendekatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif deskriptif, karena observasi yang telah dilakukan oleh penulis terhadap
obyek pertanian. Penulis mempelajari kegiatan peran guru dan pembina secara
intensif dalam pembinaan karakter dipondok pesantren Immim jl.Perintis
Kemerdakaan KM.10 Makassar,
latar belakang secara interaksi yang terjadi
diantara subjek penelitian dengan lingkungannya.

26


D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data
erupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.
1

Dalam penelitian ini, penelitian ini peneliti menggunakan tiga metode
pengumpulan data :
1.
Observasi
Observasi, yaitu kegiatan. kegiatan keseharian manusia dalam
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman dan mulut. karena observasi adalah
kemampuan seseorang menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca
indra mata
serta dibantu dengan panca indra lainnya .
2

Dalam hal ini penulis hanya mengamati kegiatas belajar mengajar dikelas dan dimasjid, mengamati perilaku santri diasrama. metode ini digunakan untuk
mengetahui proses pendidikan karakter di Pondok Pesantren Immim
2.
Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik.
3
Pewawancara diharapkan menyampakan pertanyaan
kepada responden,
merangsang respondeng untuk menjawabnya, menggali
jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya.bila semua tugas ini
dilaksanakan sebagai mana mestinya, maka hasil wawancara kurang bermutu

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kualitatif Alafabeta, 2018
), h.118
2
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Cet. IV, Jakarta, Kencana Prenada Media ,2011)
3
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik
, (Cet .ke-IV: Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2016), h. 160.

27




syarat yang baik adalah keterampilan yang mewawancarai,
motivasi yang tinggi
dan rasa aman artinya dan tidak takut menyampaikan pertanyaan .
Adapun pihak-pihak yang diwawancarai oleh penulis yaitu,
ketua yayasan
,kepala asrama,
dan 3 Orang pembina Pondok Pesantren, santri 5 orang Immim.
3.
Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari,
mengamati catatan-catatan sesuatu obyek yang melalui sumber dokumentasi.
Lebih lanjut,
Suharsini Arikunto menegaskan bahwa: Metode Dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan
, transkrip buku,
surat kabar,
majalah dan sebagainya.
4

Metode lebih mudah dibandingkan dengan metode lain karena apabilah ada kekeliruan dalam peelitian,
sumber datanya tidak berubah, dan dalam metode
dokumentasi yang diamati adalah benda mati. Dalam melaksanakan teknik
domentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis.
E. Teknik Analisa Data
Analisa Data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola.
5
bog dan biklen
mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses pencarian da pengaturan secara sistematik hasil wawancara,
catatan-catatan, dan bahan-bahan dikumpulkan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hanya dikumpulkan dan
memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan .
6

Miles dan Huberman mengemukan tiga tahapan yang harus dikerjakan
dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu: reduksi data(data reduction)

4
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 12.
5
Imam Gunawan
6
Sugiyono, Metode DATA Pnelitian Sosial (Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2008 ), h. 67-68.

28


paparan data(datadisplay), penarikan kesipulan dan ferivikasi (conclusion drawing
/verifying). Analisis data kualitatif digunakan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga
selama dan sudah pengumpulan data
7






1.
Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, cari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu.
8
Reduksi data dalam penelitian ini yakni peneliti memilih data-
data apa saja yang dibutuhkan serta tempat memperoleh data tersebut selanjutnya
menfokuskan data-data yang harus dipilih dalam penelitian ini.
Dari data-data
yang diperoleh peneliti melakukan penyederhanaan atss data-data tersebut agar
tidak terjadi pemborosan data.
Data yang penelti maksud diatas yaitu contohnya dari hasil observasi dan wawancara tidak semua data yang peneliti dapat dari hasil observasi dan wawancara diambil tapi harus dianalisis dengan cermat mana yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan begitu pulah dalam proses wawancara dan dokumentasi.


7
Gambar 1.1 Kompunen Dalam Analisis Data (Interactive model )
8
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan, (Cet.XVIII, Bandung Alfabeta, 2013), h. 338.
PENYAJIAN DATA
REDUKSI DATA
PENGUMPULAN
DATA
KESIMPULAN-KESIMPULAN
PENAFSIRAN/VERIVIKASI

29




2.
Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagang,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini miles dan hubarman dalam bukunya sugiono,
menyatakan “the
most frequet form of display data for qualitative research data in the past has
been narrative tex” yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat narrative.
9

Setelah reduksi data peneliti menggunakan penyajian data untuk mengumpulkan data yang telah direduksi dilapangan.
Data yang telah direduksi
bersifat naratif sehingga akan mempermudah peneliti untuk memahami apa yang seharusya dipahami dan akan memberikan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan .
3.
Kesimpulan-kesimpulan penafsiran/verifikasi
Dalam ketiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan huberman dan bukunya sugiono adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
Tetapi apabilah kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
10

Tahap akhir dari analisis data adalah penarikan kesimpulan atau conclusion
dimana permulaan pegumpulan data, peneliti mulai mencari penjelasan

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), h.270-271
.
10
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009),h. 1.

30


karna kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan catatan atau data
lapangan,
rumusan dan batasan masalah dalam penelitian ini bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti dilapangan.
Pada
penelitian ini, proses reduksi data itu dengan merangkum semua hasil
observasi dan hasil wawancara. Kemudian data akan disajikan (Display data)
dengan menggunakan narasi dan penarikan kesimpulan/verifikasi data (conclusion
drawing/verification) yang telah diperoleh itulah dimasukkan kedalam skripsi
yang dibuat oleh peneliti. Dalam proses ini memang dibutuhkan ketelitian agar
kesimpulan ini mudah dipahami dan mewakili semua data yang diperoleh oleh
peneliti dan menjadi penjelas yang singkat dan mudah dipahami .

31


BAB IV
MANAJEMEN PELATIHAN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS SANTRI DI
PONDOK PESANTREN IMMIM MAKASSAR
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Immim Makassar
Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an Immim Makassar atau biasa
disebut Pesantren Immim Makassar adalah lembaga pendidikan berbasis pondok
yang bertempat di Kota Makassar dan merupakan pondok pesantren terbesar di
Indonesia timur. Dengan luas kampus I, 2 hektar dan kampus II (yang masih
sementara dibangun) 4 hektar, Pesantren Immim Makassar mempunyai visi
mencetak generasi insan cendekia yang berkarakter ulama-intelek dan intelek-
ulama. Di bawah asuhan Yayasan Dana Islamic Center (YASDIC) Immim,
Pesantren Immim telah berdiri sejak 1975 dan mencetak belasan ribu alumni
yang tersebar
di kawasan nusantara bahkan mancanegara.
Pondok Pesantren Immim Makassar didirikan pada tahun 1975, oleh H.
Fadli Luran, seorang pengusaha asal Enrekang yang memiliki perhatian besar
dalam membangun generasi Islam yang berakhlak mulia, berwawasan luas,
berbadan sehat; serta memperstukan umat Islam dari segala furu’ dan khilafiah.
Pesantren ini disebut Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an Immim karna
dasar dari pembinaannya berbasis Al-Qur’an serta menerapkan konsep pendidikan
Islami modern yang selalu mengikuti perkembangan tehnologi&sains seiring
perkembangan zaman. Pesantren ini sangat menekankan pada pembinaan Al-
Qur’an, bahasa Inggris-Arab, ilmu-ilmu agama, serta ilmu pengetahuan umum.
Sejak pertama kali didirikan, Pesantren Immim terus mengalami kemajuan yang

32


pesat hingga meraih masa-masa keemasan pada dekade 90-an. Ribuan alumni
ditelorkannya, dan ratusan telah menjadi tokoh penting dalam instansi, badan,
partai, dewan, serta organisasi terkemuka lainnya di Sul-Sel bahkan tingkat
nasional.
Pondok Pesantren Immim merupakan suatu wadah dan kelembagaan
dakwah yang menjadikan akhlak santri lebih baik dan menjadikan santri
mempunyai kualitas diri. Pondok pesantren juga sangat dikenal oleh masyarakat
sehingga para santri yang memilih di pondok itu bukan hanya berasal dari
sulawesi selatan saja namun banyak di daerah lainnya seperti malaysia dan lain-
lain.
1.
Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Immim Makassar
Tabel 1.1 sarana
dan Prasarana Pondok Pesantren Immim Makassar.
1

NO Jenis Bangunan Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang tamu 2 Baik
3. Ruang T.U 1 Baik
4. Ruang Bp/Bk 1 Baik
5. Ruang Guru 1 Baik
6. Ruang kepala kekampusan dan
staf
1 Baik
7. Ruang kelas 1 Baik

1
Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Immim Makassar, 12 Januari 2019

33


8. Ruang Ekstrakurikuler 1 Baik
9 Ruang Multimedia 1 Baik
10. Ruang berjamin mutu 1 Baik
11. Ruang karya santri 1 Baik
12. Ruang lab Bahasa 1 Baik
13. Ruang psikologi 1 Baik
14. Ruang praktek ceramah dan
pidato
1 Baik
15. Ruang penggandaan 1 Baik
16. Ruang security depan 1 Baik
17. Ruang security Belakang 1 Baik
18. Ruang penghargaan Pondok 1 Baik
19. Ruang Binaan 1 Baik
20. WC.security 1 Baik
21. Asrama Polem Bawah 1 Baik
22. Asrama Polem Bawah 1 Baik
23. Asrama syeck Yusuf Bawah 1 Baik
24. Asrama Hasanuddin Bawah 1 Baik
25. Asrama Hasanuddin Atas 1 Baik
26. Asrama Buya Hamka Bawa 1 Baik
27. Asrama Buya Hamka Atas 1 Baik

34


28. Asrama Algazali Bawah 1 Baik
29. Asrama Algazali atas 1 Baik
30. Asrama Ibnu Kaldun 1 Baik
31. Asrama Ibnu Kaldun Bawah 1 Baik
32. Asrama Buya Hamka 1 Baik
33. Asrama Hafid 1 Baik
Sumber
data Rekapitulasi inventaris sekolah 2019 SMP pondok pesantren Immim
Makassar
perintis K.10
2.
Jumlah guru
Tabel 1.2 jumlah guru Pondok Pesantren Immim Makassar.
2

NO Nama Guru Mata Pelajaran Kelas
1. Paridalatif,S.Ag,M.pd.I. Tajwid VII A-E
2. Kamaruddin,S.pd.I,MA. Tajwis VIII A-E
3. Ahmad Quraisy,S.H.I Fiqih VII C-E
4. Dra.Salmiati Akib Fiqih IX A-F
5. Drs,H.Syukri Basondeng Qur’an Hadist VII A-E
6. Muhammad Rusdi, S.pd. Qur’an Hadist VII A-E
7. Drs,H.Hasnawimarjuni Akidah Akhlak VII A-E
8. Lukman Basri,Lc. Akidah Akhlak VIII A-E
9. Mustari Halim,S.pd,I Fiqih VII A-E
10. Dra.Faridah Lappa SKI VIIIA-E

2
Daftar Guru Pondok Pesantren Immim Makassar,12 Januari 2018/2019

35


11. Muhammad Ikhwan
Rahman,S.H.,M.pd.I.
SKI IX A-F
12. Hj.Aminah,S.pd. Bhs.Indonesia VII A
13. Fitri Purnawaty,S.pd. Bhs.Indonesia VII B-E
14. Nurfaidah S,pd Bhs.Indonesia VIII A-E
15. Ririk Murnia,S.pd Bhs.Indonesia IX A-D
16. Muhammad Sukri
Ahmad,S.pd.,M.pd.
Bhs.Indonesia IXE-F
17. Muh.Asrullah,S.pd Bhs.Inggris VII A-C
18. Supardi,S.pd Bhs.Inggris VIII D-E
19. Suhartini,S.pd. Bhs.Inggris VIII A-C
20. Satang,S.pd.,M.Hum Bhs.Inggris IX A-C
21. Marling,S.pd. Bhs.Inggris IX D-F
22. Ahmad,S.pd. Speaking VIII C-E
23. Mawaddah,S.Ag Muhadatsah VII A-E
24. Amrullah H,S.pd.I.,Hum Darussulugah VII B-E
25. Ruslan,SS. Darussulugah VII A-E
26. Abdul Salam,S.pd.I Darusullugah IX A-C
27. Irwan Setiawan,S.pd. Darusullugah IX D-F
28. Abdul Rahman,SQ.,M,pd.I Muthalaah VIII A-E
29. H.Hamsyah Hasyim,Lc.,M.th.I Insya IX A-F
30. Dra.Syamsuriati Amir Ppkn VII A-E

36


31. Firdaus,S.H.I.,M.H. Ppkn IX D
32. Muhammad Reza ,S.pd Ppkn IX E-F
33. Hj.st.Hasnah,S.Pd Ppkn VII A-E
34. Rahmaniar,S.pd Matematika VIII A-C
35. Hasrawaty,S.pd. Matematika VIII D-E
36. Surohamdayani,S.pd. Matematika IX A-C
37. Yusran,S.si. Matematika IX D-F
38. Sri wahyuni,S.pd., Ipa VII A-B
39. Andi Fitriani,S.pd Ipa VII C-E
40. Widyani,S.pd Ipa VIII A-E
41. Musdiani Muslimin,S.si Ipa IX A-E
42 Ardi,S.pd Ipa IX D-F
43. AndilZatul Fiddah,M.pd Ips VII A-E
44. M.Nasir Ameth,S.E. Ips VIII A-B
45. Drs.Marwardi Ips IX A-C
46. Suriandar,S.pd. Ips IX D-F
47. Suraeda,S.pd Seni Budaya VII –E
48. Ahmad Resaldi ,S.pd. Seni Budaya VIII A-E
49. Nur Afdan Yunus,S.pd Seni Budaya IX A-F
50. Kasfur Rahman diar,S.pd PJOK VII A-E
51. Syamsir,S.pd PJOK VIII A-E
52. Nur Salam,S.pd PJOK IX A-F

37


53. Dwi Khairiloktahidayat,S.kom TIK VII-IX
54. Randy Angriawan,S.kom TIK VII-IX
55. Ahmad Irfan A,S.kom.,M.cs TIK VII-IX
3.
Jadwal aktifitas kegiatan santri setiap hari

Tabel 1.3 kegiatan santri dalam keseharian pondok pesantren Immim
Makassar.
3

Jadwal Kegiatan Santri
04.30-05.00 Bangun,Persiapan Sholat Subuh
05.00-06.00 Belajar Bahasa Arab dan Inggris,
Menghafal Juz Amma dan Do’a-
Do’a
06.00-07.00 Sarapan Pagi dan Mandi dan
Persiapan Masuk Kelas
07.00-07.20 Sholat Dhuha Berjamaa
07.20-10.00 Masuk Kelas Untuk Proses Belajar
Mengajar
10.00-10.20 Istirahat Belajar
10.20-13.00 Masuk Kelas untuk Proses Belajar
Mengajar
13.00-13.15 Persiapan Shalat Dzuhur
13.15-13.30 Sholat Dzuhur Berjamaa
13.30-14.00 Makan Siang

3
Struktur kegiatanPondok Pesantren Immim Makassar,12 Januari 2018/2019

38


14.00-15.00 Istirahat dan Tidur Siang
15.00-15.30 Persiapan Shalat Azhar
15.30-16.00 Shalat Azhar dianjutkan penghafalan
16.00-17.30 Kegiatan Extrakurikuler (Olahraga)
17.30-18.00 Persiapan Shalat Magrib
18.00.18.30 Sholat Magrib berjamaa

4. visi dan misi Pondok Pesantren Immim Makassar Makassar, Februari20 Monev Drs. Salmiati
Visi Pondok Pesantren Immim Makassar
“Menuju sekolah yang mampu menghasilkan generasi calon ulama intelek,
dan ulama intelek yakni generasi yang berakhlak mulia, berwawasan luas,
berbadan sehat, berkomitmen tinggi terhadap kemakmuran masjid dan persatuan
ulama.

Misi Pondok Pesantren Immim Makassar
a. Menyelenggarakan pengelolaan pondok pesantren yang berbasis kepada
manajemen kualitas yang Islami guna menjalin dan menciptakan rasa puas dan
bahagia bagi segenap insan pondok dan ummat;
b.
Mengembangan sistem pendidikan Pondok Pesantren yang menyeimbangkan
antara pendidikan umum yang berbasis pada pembinaan moral dengan
pendidikan umum yang berbasis pada penguasaan IPTEK guna memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat;

39


c. Melaksanakan proses pendidikan yang berorientasi pada pengembangan
kehandalan dan kecakapan hidup santri yang berdaya saing tinggi sebagai
rahmatan lil alamin
d.
Menumbuhkan motivasi berkompetisi dikalangan peserta didik (santri). Dalam
bidang akademik, olahraga dan seni yang mengedepankan nilai kejujuran dan
moral di tengah masyarakat secara global.
e. Menggalang peran serta masyarakat
f. Melakukan berbagai inovasi pembelajaran dengan berdasar prinsip pada
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
g. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif dan efektif untuk mendukung
pembelajaran.
1.
Tujuan Pondok Pesantren Immim Makassar
a. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.
b.
Membangun karakter dan kompetensi peserta didik (santri) dengan ciri 3 H
yaitu berakhlak mulia (heart), berwawasan luas (head), berbadan sehat dan
berjiwa kuat (hand).
c. Unggul dalam peroleh nilai UAN.
d.
Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
e. Unggul dalam lomba olahraga, kesenian, PMR, paskibra dan pramuka.
f. Unggul dalam kebersihan sekolah.
g. Unggul dalam lomba olimpiade matematika, IPA dan Olahraga.

40



2.Fungsi Pembaruan Pendidikan Pesantren Immim terhadap Masyarakat

Pembaruan pendidikan pesantren Immim yang dilakukan secara terus
menerus dalam segala kompunennya telah memantapkan institusi pendidikan ini
mengimplementasikan fungsi-fungsi institusionalnya. Berdasarkan temuan di
lapangan, fungsi-fungsidimaksud dapat diketengahkan sebagai berikut.
a. Fungsi lembaga pendidikan

Pesantren Immim sebagai lembaga pendidikan telah menyelenggarakan
pendidikan formal kesekolahan(SMP/SMA) dan kepensantrenan. Pembidangan
sekolahan dan kepesantrenan dan menfokuskan hanay sekolah menegah pertama
dan sekolah menengah atas.
4

b.
Fungsi reproduksi ulama
Pesantren Immim reproduksi ulama tercermin dalam rumusan tujuan yang menjadi sasaran pendidikannya. Dengan begitu, seluruh misi dari pesantren ini
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Sasaran pendidikan di pesantren Immim adalah membantu pemerintah
mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun manusia Indonesia seutuhnya yang
berakhlak mulia, berbadan sehat, dan berpengetahuan luas, serta mendidik santri
menjadi calon ulama-intelek dan intelek ulama.
5


Ulama-intelek yang ingin dicetak dilembaga pendidikan ini disadari
sebagai kebutuhan umat Islam, bukan saja dimasa kini tetapi juga masa depan.
Sebab, ulama diyakini sebagai pewaris nabi yang jehadirannya dirasakan sangat
penting dalam struktur dan dinamika masyarakat. Oleh karena itu, sebagian

4
Mustuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren,Jakarta:INIS,1994,h.59
5
Informasi Pesantren Immim Tamalanrea Tahun Pelajaran 1994.h.57

41


peserta didik yang memiliki talenta menjadi ulama diberikan kesempatan untuk
mengasah dirinya melalui pendalaman sejumlah bidang ilmu keagamaan, seperti
tafsir, hadis, fikih, dan hafalan Alquran.
6

Pesantren Immim dengan kedisiplinan yang begitu ketat,pembina yang
begitu mengawasinya hingga meahirkan santri yang berkualitas, pondok pesantren
berbeda dengan sekolah lainnya hingga untuk bidang keagamaannya lebih
tertanam dan mengetahui berpakaian yang rapi dan lebih tertutup waaupun itu
kaum adamnya sebab di pesantren semua di ajarkan dan menjai kebiasan supaya
kelak menjadi alumni menjadi kebiasaan dirinya dan di senangi masyarakat.
Santri dilatih dirnya untuk menjadi santri yang membiasan dalam segala hal, bak
itu hal dalam jadwal yang rutinitas sesuai yang terjadwal dan membiasakan
dirinya menghafal surat dll.masyarakat menginginkan para calon da’i yang
berkualitas mampu membawa membawa perubahan apalagi di era yang sekarang
begitu modern hingga manusia mudah terjerumus dalam keburukan. Santri selaku
calon da’i mampu mengajakmasyarakat kejalan yang benar walaupun itu tidak
semudah untuk mengajaknya tetapi mengajaknya secara perlahan meakukan
ibadah dan menasehati dengan ucapan yang lemah lembuh tanpa membuatnya
tersinggung.


6
Dr. Muljono Damopoly,M.Ag Pesantren Modern Immim, h.57

42



STRUKTUR
ORGANISASI
SMP IMMIM PUTRA MAKASSAR
1.Komite sekolah Prof .dr.H.Syamsul Alam,M.Si.
2.Kabid .Pendidikan/kepalaSekolah Nasir
Ameth,S.E
3.Tata usaha dan Kabag usaha Ramadhani,Amd.
4.Kurikulum dan evaluasi kabag.lab.kureva
Musdiani muslimin,s.si.
5.Laboratorium ipa kabag.lab.ipaMuhammad
jihad ,s.si.
6.Laboratorium komputer kabag.lab.komputer
Dwi khaerul oktohdayat,s.kom
7.Laboratorium Bahasa kabag.lab.Bahasa
Ruslan.Ss
8.Perpustakaan kabag.perpustakaan Ambo
tuwo,S.sos
Mafikib kabag Mafikib NurAhmad Sahid,S.T.
9.Staf Tata usaha Hj.Aminah,s.pd..Dra.salmiati
akib .junaedah
10.Staf kureva meylanicitra khadijah
11.Staf lab ipa Nurlinah
12.Staf lab .komputer Rusdisalam
13.Staf lab Bahasa Satang S.pd.
14.Stafperpustakaan Ramlah,S.E
15.Staf Mafkib yuli syam
JENJANG PENDIDIKAN
Santri dididik selama 6 (enam) tahun
dengan melalui dua jenjang pendidikan,
yaitu :
– Sekolah Menengah Pertama (SMP)
– Sekolah Menengah Atas (SMA)
– Madrasah Aliyah (MA)
Kode etik guru
1.Guru berbakti membimbinganakdidikseutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila.
2.Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan
kurikulum sesuai
Dengan kebutuhan anak didik masing-masing .
3.Guru mengadakan komunikasi terutama dalam
memperoleh informasi anak didik,tetapi tetapi menhindari
diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan
memelihatra hubungan dengan orang tua murid sebaik-
baiknya bagi kepentingan anak didik.
5.Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat
disekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
6.Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama
berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu
profesinya.
7.Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara
sesamaguru baik berdasarkan lingkungan kerj a maupun
didaam hubungan keseluruhan.
8.Guru secara bersama-sama memelihara,membina dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai
sarana pengabdiannya .
9.Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
PROGRAM PENAJAMAN
(PROGRAM REGULER PONDOK)
Santri dibina melalui beberapa
program pembinaan, yaitu :
– Akhlak dan TTQ (Tilawah dan
Takfizul Qur’an) – Bahasa (Arab –
Inggris)
– MAFIKIB (Matematika, Fisika,
Kimia, Biologi)
– Keamanan dan Kedisiplinan
– Ekstrakurikuler
SUMBER DAYA MANUSIA
Pesantren IMMIM memiliki tenaga edukasi
yang berkualifikasi pendidikan S1, S2, dan S3,
baik dalam maupun luar negeri, dan telah
dibekali pendidikan bimbingan dan konseling.
Disamping itu pesantren juga memiliki
tenaga-tenaga ahli yang sesuai dengan
kebutuhan pesantren.

43


B. Manajemen Pelatihan Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Santri dan
di
Pondok Pesantren Immim Makassar
Manajemen pondok pesantren Immim, sebelum lebih jauh membahas
tentang bagaimana manajemen itu sendiri, terlebih dahulu harus memahami dari
keempat fungsi dari ma najemen dapat di deskripsikan sebagai berikut:
a. Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Pondok pesantren Immim menargetkan beberapa hal yang harus dicapai
oleh santri sebagaimana yang terlampir dalam visi pondok pesantren Immim
sebagai berikut.”menghasilkan generasi calon ulama intelek yang berakhlak
mulia, berwawasan luas, berbadan sehat, serta berkomitmen tinggi terhadap
kemakmuran mesjid dan persatuan ulama.”
Berdasarkan visi yang dicapai pondok pesantren Immim dapat
disimpulkan bahwa pondok pesantren Immim akan menciptakan dan
menghasilkan generasi santri dan para guru umum yang bukan berlandas pada
keagamaan menjadi lebih baik, berkualitas, dan menjadi seorang pemimpin dalam
dirinya dan orang lain, berpegang teguh pada Al-Qur’an .meningkatkan tali
persaudaraan antara tempat yang berbeda dan
karakter yang berbeda, membangun
percaya diri dan menjadikan lebih bermanfaat dari apa yang dihasilkan.
sebagaimana
firman Allah tentang akhlak QS Ash.Sajaddah /32:15.

44







 













  

 

 

 




 

Terjemahnya
“Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman kepada ayat-ayat kami
adalah mereka yang apabilah diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka
segera bersujud seraya bertasbih dan memuji rabbnya,dan lagi pula mereka
jauh dari te mpattidurnya(karena sholat tahajjud)dan mereka selalu berdoa
kepada Rabbbny dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka
menafkahkan apa-apa rezeki yang kami berikan.
7

Selain itu perencanaan pondok pesantren terbagi menjadi dua yakni
program kerja jangka pendek dan program kerja jangka panjang.
1.
Program kerja jangka pendek
Adanya program kerja jangka pendek suatu rancangan pencapaian tujuan
kegiatan dalamwaktu 1semester atau sampai satu tahun lamanyadiantaranya:
1) Memantau dan membimbing kegiatan yang dilaksanakan oleh santri baik
pembina mengontrolnya, kepalakek ampusan ustad mubarak serta para
pengamanan security.
2) Membina santri yang bermasalah dengan binaan hanya memberi sanksi
berupa hukuman menghapal surah-surah.
3) menyusun pengurus dan pembina.
4) membuat tata tertib santri.
5) pengadaan sunnat massal oleh alumni.
6) Kunjungan langsung pusat pemerintah.


7
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.415

45


2.
Program kerja jangka panjang
Adapun program kerja jangka panjang, suatu rancangan pencapaian tujuan
bersama dalam kegiatan hari ini dan seterusnya, diantaranya:
1) Mengembangkan kepribadian santri
2) disiplindan patuh dalam aturan serta amanah
3) Menciptakan kualitas santri
4) Membangun percaya diri santri
5) Mengembangkan metode pembelajaran dengan mengikutsertakan guru
kultum setiap harinya sebelum
proses pembelajaran belangsung
6) Mengembangkan teknologi yang modern ,tidak dimasa kuno
7) Mengembangkan pembangunan pondok sehingga sekarang ini pondok
pesantren immim terbagi 2 monconloe dan perintis yang berada diK10
8) Membangun jiwa santri dan memotivasi agar selalu berkreatif.

b.
Pengorganisasian(organizing)
Struktur organisasi pondok pesantren Immim Makassar untuk kelancaran
dan kesuksesan pelaksanaan program kegiatan dan pengajaran disuatu sekolah,
diperlukan suatu organisasi yakni.
Tabel 1.3 struktur organisasi pondok pesantren immim makassar.
No. Jabatan Nama
1. Kepala kekampusan pesantren
Immim
Drs.Mubarak Mustafa
2. Kepala pesantrenan H.Lukman Basri,Lc.,M.Ag
3. Kepala sekolah Nasir Ameth,S.E.
4. Wali kelas VII A Supardi,S.pd.

46


5. Wali kelas VII B Suhartini,S.pd.
6. Wali kelas VII C Masdiani Muslimin,S.si.
7. Wali kelas VII D Muhammad Rusdi,S.pd.
8. Wali kelas VII E Para dalatif,S.Ag,Mpd.i
9. Wali kelas VII F Drs,H.Hasnawi Marjuni
10. Wali kelas VIII A Kamaruddin,S.pd.i,MA.
11. Wali kelas VIII B Ahmad Quraisy,S.H.I
12. Wali kelas VIII C Dra.Salmiati Akib
13. Wali kelas VIII D Drs,H.Hasnawimarjuni
14, Wali keas VIII F Drs.H.SyukriBasondeng
15. Wali keas VIII G Sunandar,S.pd
16. Wali kelas IX A Abdul Salam,S.pd.I
17. Wali kelas IX B Suraeda,S.pd
18. Wali kelas IX C Akbar japerang,S.pd
19. Wali kelas IX D Syamsir,S.ps
20. Wali kelas IX E Hamka malik,S.pd ,M.pd
21. Wali kelas IX F Suhartini S.pd
Tabel 1.4 struktur Organisasi Pondok Pesantren Immim Makassar.
8


NO Jabatan Nama
1. Komite Sekolah Prof.Dr,H.Syamsul
Alam,M.Si
2. Kabid.Pendidikan Nasir Ameth,S.E
3. Tata Usaha Ramdhani,Amd.
4. Kurikulum dan Evaluasi Musdiani Muslimin,S.Si

8
Struktur Ponpes, Immim Makassar 2019-2020

47


5. Laboraturatorium Ipa Muhammad Jihad,S.Si.
6. Laboratorium Komputer Dwi
Khaeruloctodayat,S.kom
7. Laboratorium Bahasa Ruslan.Ss
8. Perpustakaan Ambo Tuwo,S.Sos
9. Mafikib Nur Ahmad Sahid,S.t
10. Staf Tata Usaha Hj.Aminah,S.pd
Dra.Salmiati
Akib,Junaedah
11. Staf Kureva Meylani Citra Khadijah
12. Staf Lab Ipa Nurlinah
13. Staf Lab Komputer Rusdi Salam
14. Staf Lab Bahasa Satang,S.pd
15. Staf Perpustakaan Rahlah,S.E
16. Staf Mafiqib Yuli Syam

c. Pergerakan (Actuating)
Pergerakan merupakan bagian dari manajemen itu sendiri, maka
pemimpin harus menggerakan semua elemen yang ada dalam suatu organisasi
tersebut. pergerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada
bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas dan
baik demi tercapainya tujuan bersama dalam organisasi kelompok yangdibangun
dengan efektif dan berkarya.

“Kami mengerakkan semua elemen yang ada baik santri, pembina serta
ustads dan ustadsa selaku guru di pondok, lebih menekankan dan menjadi

48


kebiasaan dalam keseharian yang telah dibangun sejak dulu untuk pencapaian
kualitas yang lebih bermutu dan mencontohkan akhlak yang baik, berperilaku
yang sopan dan santun, bertutur kata yang lemah lembut tanpa mengeraskan suara
dan siap mental.mengawasi setiap perkembangan anak santri.”
9

Pelaksanaan Merupakan kegiatan yang akan berlangsung dengan perlengkapan
yang dipersiapkan terlebih dahulu. pelaksanaan dan meningkatkan mutu
organisasi yang saling mendorong dan bekerja sama dalam pencapaian tujuan.
Pelaksanaan Manajemen sekolah yang efektif dan efesiensi sehingga
berkembang lebih maju, pondok pesantren Immim makassar ini dikenal dalam
kualitas santri, para tenaga kerja pendidikan dan pembina pondok sendiri
berupaya untuk selalu menjadikan santri bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
orang lain kelak. seperti yang ditanamkan daam kodeetik guru:yaitu:
1) Guru berbakti membimbing anak didik sepenuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang berpancasila.
2) Guru secarabersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
Motto Pesantren
“Berakhlak Mulia, Berwawasanluas, berbadan sehat,”
Meningkatkan kualitas santri dengan rutinitas dan sebagai landasan yang
harus dikaji setiap harinya dalam berwawasan luas dan mampu mengalahkan
persaingan-persaingan yang diluar. kerja keras dengan bimbingan yang

9
H. Lukman Basri, Lc.,M.Ag (35), Kepala Pondok Pesantren Immim Makassar,
Wawancara. 12 Januari 2019

49


berlakukan dalam pondok kepada pembina, selalu mendampingi dan mengarahkan
.kegiatan yang dilakukan.
Motto “Bersatu dalam Aqidah toleransi dalamfuru’dan Khifayah”
1) Tadarrusan
2) Pembelajaran bahasa asing”Arab dan inggris setelah sholat subuh”
3) PelatihanCeramah “Muhadhorah
4) Pengajian antara sholat magrib dan isya
Motto”Berakhlak mulia (Heart), Berwawasan luas (Head), Berbadan
sehat (Hand).
10

1) Wisudah santri HafidzAl Qur’antigkat SMP
2) Latihan Pidato 3(tiga)Bahasa
3) Rutinitas sholat Dhuha bersama
4) Pembentukan dan pelatihan konselor sebaya
Pencapaian pondok atas prestasi yang di menangkan dan ke disiplinan
yang diterapkan dipondok berjalan dengan baik, para santri begitu menerima
proses pembelajaran dengan tenang dan begitu antusiasnya. prestasi yang
diperoleh santri juara 1 optika (oliampiade matematika) ke-18 tingkat Madrasah
dan sekolah Islam se-Indonesia dan juara 1 Fisika tepat guna gravitasi 2018 se -
sulbar. Pondok pesantren dengan santri yang berbagai daerah mampu beradaptasi
dengan temanya dengan kebiasaannya dalam keseharian bersama, tingkat
persaudaran yang ketak sehingga daam belajar dan di asrama selalu kompak dan
saling belajar dan berdiskusi. Santri berkualitas karena bimbingan yang baik dari
guru selaku disekolah, ustadz selaku pembina di pondok dan berperansesuai

10
Motto Pesantren Immim Makassar, 12 Januari 2019

50


bidangnya masing-masing sehingga santri tidak menjadi santri yang tidak
berkualitas. Kemajuan teknologi juga tidak pernah tertinggal karna fasilitas santri
dilengkapi berbagai macam dan semua santri mengunakannya. Santri yang sudah
memiliki kualitas dengan hafalan yang ditentukan bahkan hafalanitu lebih dari
yang di tentukan santri berhak mendapatkan hadiah berupa umroh,uang saku dan
fasilitas lainnya dari pesantren yang sudah ditetapkan.

Adapun beberapa cara lain dalam membina santri menurut ustadz
mubaraq, yakni:
11

1) Pendidikan berbasis akhlak
Adapun dalam memberikan pendidikan akhlak kepada santri yakni berupa
metode ceramah dan arahan dari semua pembina di asrama dan selaku guru
disekolah.
2) Melalui pendekatan psikologi
Pendekatan psikologi merupakan pendekatan yang penting dalam membina
akhlak serta karakter anak maka dari itu pendekatan psikologi sangat penting
diterapkan di pondok pesantren ini.
3) Melalui dakwah bil hal (perbuatan)
Metode ini dianggap mampu membina santri dalam meningkatkan akhlak
sebagaimana yang telah di contohkan Rasulullah saw. Para ustadz dan ustadsa
harus memberikan contoh kecil seperti membuang sampah pada tempat sampah,
berpakaian rapi dan sopan, bertuturkata yang lemah lembutdan bijak
sertamenjadikan diri sendiri menjadi yang berguna dan bermanfaat.

11
Drs. Mubarak Mustafa 50), kepaka kekampusan pondok pesantren Immim Makassar,
Wawancara. 12 Januari 2019.

51


d.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara
sistematis dan berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk,
pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki
kesalahan, pengawasan, merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses
manajemen perlu dilihat secara komperenshif, terpadu dan tidak terbatas pada hal
tertentu.
Pengawasan dilakukan oleh setiap ustad, pembina, K3S, (keaman,
ketertiban, keadaban)dan selaku guru dalam sekolah betul-betul membina santri.
seperti yang diketahui penulis sebelum proses belajar berlangsung hal utama yang
dilakukan guru yaitu kultum dan kultum ini sendiri sebelumnya sudah ditentukan
bahwa materi yang akan dibawakan dan itu dipersiapkan.
Pengawasan dipondok pembinaan tahsin Al-Qur’an baik santri baru dan
santri yang lama dan memberikan inovasi terhadap santri, tilawah, tahsin Al-
Qur’an. Ketentuan pondok pesntren yang telah menghapal 2 jus sudah di
asramakan khusus. Penghapalan juz adalah suatu reward(hadiah)untuk santri di
bina dengan baik dan disiplin.
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional
semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana
untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efesiensi.
Setelah melakukan semua fungsi dari manajemen itu sendiri, maka hal
yang paling penting yakni evaluasi, evaluasi sangat penting dilakukan agar dapat
melihat hasil dan hal-hal apa saja yang masih kurang dan mesti diperbaiki.

52


Pengawasan juga evaluasi santri berupa data santri yang dimasukkan
dipondok dengan melihat peningkatan santri.santri yang mengalami penurunan
nilai dilakukan pendekatan, yakni:
12

1) Pendekatan 2 pihak
Pendekatan 2 pihak sebagaimana untuk mengetahui santri masalah yang
dihadapinya.
2) Pendekatan psikologi
Pendekatan psikologi sebagaimana untuk mengetahui santri mengenai
masalah yang dihadapi, baik masalah dengan orang tua dan masalah lingkungan,
dalam hal ini santri yang berada diruang lingkup Immim santri yang berasal
dariorang kaya .orang tua santri aktif dalam bekerja dan bisa karena hal itu santri
mengalami gangguan psikologi yang akhirnya nilainya turun dan pertemanannya
kurang beradaptasi.
3) Pengamalan
Pengamalan, mengkondisikan santri untuk mempraktekkan dan merasakan
hasil-hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
4) Keimanan
Keimanan yang mendorong, santri untuk mengembangkan pemahaman dan
keyakinan.



12
H.Lukman Basri,.lc.M.Ag (35), Kepala Pondok Pesantren Immim Makassar,
Wawancara. 12 Januari 2019.

53


C. Peluang dan Tantangan dalam Meningkatkan Kualitas Santri Pondok
Pesantren IMMIM Makassar
1.
Peluang dalam meningkatkan kualitas santri pondok pesantren IMMIM
Makassar
Selanjutnya penulis akan memaparkan hasil wawancara dengan pengurus
dan selaku ustadz di pondok pesantren Immim Makassar mengenai peluang dan
tantangan dalam meningkatkan kualitas santri pondok pesantren Immim
Makassar, sebagaimana yang diungkap oleh bapak
Satang,S.Pd.,M.Hum yaitu:
“Mempunyai perencanaan yang rinci dan rasional terhadap jalannya proses
pengajaran dan pendidikan pondok pesantren Immim.”
13

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka perencanaan yang di maksud
adalah perumusan tentang tujuan yang ingin dicapai dan kebijakan operasional
yang dapat dilakukan secara lebih mantap, sehingga ada usaha untuk mendorong
cara berpikir jauh kedepan.
Seperti pula yang diungkap oleh bapak H.lukman Basri,Lc.,M.Ag yaknik:
“menggerakkan dan mengendalikan program pelatihan dengan cara
mengadakan evaluasi program pelatihan dakwah di pondok pesantren
Immim.”
14


Dari wawancara yang penulis lakukan dengan ustadz lukman, dapat
diketahui bahwa pelatihan dakwah yang dilakukan di evaluasi setiap bulan
dengan data yang di peroleh dan di presentasekan didepan para santri dengan cara
ceramah yang dia tampilkan selama dibimbing, perkembangan bisa dilihat dan
mengetahui kualitas yang dimiliki serta masyarakat jika ada kegiatan. Setelah di

13
Satang,S.pd.,M.Hum (33), Guru Pondok Pesantren Immim Makassar, Wawancara. 13
Januari 2019.
14
H.lukman Basri, Lc.,M.Ag (35), Kepala Pesantren Immim Makassar, Wawancara. 13
Januari 2019.

54


evaluasi ,ternyata santri mampu menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan baik
dan inovatif, mimik wajah yang baik, mental yang siap. maka santri berkualitas
dan sangat memanfatkan proses belajarnya baik dikelas dan diasrama.pelatihan
dakwah di pesantren Immim begiti banyak pelatihan dan semua terealisasikan
dengan baik. Bukti kualitas santri melahirkan alumni yang berkualitas dan alumni
initidak keluar begitu saja, alumni meakukan kegiatan pada bulan yang lalu sunnat
massal dengan secara gratis dan semua alamni dengan daerah yang berbeda.
Seperti pula yang diungkap oleh bapak Drs.Mubarak Mustafa yaitu:
“Membuat strategi atau pengorganisasian dengan cara mendesain program
pelatihan dakwah dengan metode pelatihan tradisional dan metode
berbasis teknologi di pondok pesantren Immim.”
15

Dari wawancara yang telah penulis lakukan bersama ustadz lukman,
maka di ketahui bahwa teknik pelatihan telah di desain dengan metode pelatihan
dakwah tradisional yaitu dengan mempelajari kitab-kitab agama Islam,
sedangkan metode pelatihan berbasis teknologi yaitu dengan penguasaan materi
pelatihan dakwah dengan mempelajari dan menguasai internet.
Seperti pula yang diungkap oleh bapak Drs.Mubarak Mustafa, yakni :
“Dengan cara pengawasan yang dilakukan oleh ustadz sebagai
pembimbing pelatihan dakwah upaya santri tidak bermain-main di pondok
pesantren Immim.”
16

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan ustadz lukman, yang telah
penulis lakukan, maka dapat diketahui bahwa pelatihan dakwah harus diawasi,
untuk mencegah santri dari bermain-main dan tidak mendengarkan penjelasan
ustadz di pondok pesantren Immim.

15
Drs. Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Pondok Pesantren Immim
Makassar, Wawancara. 12 Januari 2019
16
Drs. Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Pondok Pesantren Immim
Makassar, Wawancara. 12 Januari 2019.

55


Seperti pula yang di ungkap oleh bapak H.Lukman Basri,Lc.,M.Ag yaitu:
“Dengan cara mengontrol santri dengan penghapalan, serta cara evaluasi
data kehadiran”
17

Dari wawancara yang Penulis lakukan dengan ustadz lukman, dapat
diketahui penghapalan di lakukan ustadz untuk santri pada saat waktu
penghapalan dengan baik santri menyampaikan hapalannya dengan sesuai bacaan
anjuran dalam Al-Qur’an. Apabilah waktu penghapan belum dihapal santri
demikian mendapatkan sanksi berikutnya dengan tambahan hapalan baru.
Mengetahui dari data santri dengan di evaluasi, bilah ada salah satu santri yang
demikian melakukan pelanggaran seperti, kehadiran tidak memenuhi standar,
melainkan sakit. Ustadz memberi sanksi dengan memotong rambut santri.
“santri aktif mengikuti kegiatan pengkajian tafsir Al-Qur’an/haditz.”
18

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz lukman yang telah penulis
lakukan, maka dapat diketahui bahwa santri selalu aktif mengikuti kegiatan
pengkajian tafsir Al-Qur’an dan Haditz di pondok pesantren Immim.
“Santri mengikuti program pelatihan dakwah yang dilakukan dipondok
pesantren Immim.
19

Dari hasil wawancara yang penuis lakukan dengan ustadz mubarak, selaku
kepala pesantrenan di pondok pesantren Immim Makassar, dapat di ketahui
bahwa pondok pesantren mengadakan program pelatihan dakwah, dan untuk
santri diwajibkan untuk mengikutinnya, walaupun dalam pelatihan yang

17
H.Lukman Basri, Lc.,M.Ag (35), Kepala Pesantren Immim Makassar, Wawancara. 12
Januari 2019.
18
Drs. Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Immim Makassar, Wawancara. 12
Januari 2019.
19
Satang, S.pd. ,M.Hum (33), Guru Pesantren Immim Makassar, Wawancara. 1
2 Januari
2019

56


dilakukan tersebut masih ada santri yang tidak memperhatikan ustadz saat
memberikan materi pelatihan.
“Usaha-usaha yang dilakukan oleh pondok pesantren Immim khususnya
majelis guru dalam membentuk perilaku santri.”
20

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz lukman yang telah penulis
lakukan, maka dapat diketahui bahwa majelis guru santri pondok pesantren
Immim Makassar telah berusaha membentuk perilaku santri dengan baik,
contohnya dengan belajar sholat, baik praktek maupun teori, belajar sholat
jenazah, cara bertutur kata dengan yang lebih tua, dan sebagainya.
“Santri ikut berpartisipasi dalam kegiatan dakwah baik di dalam maupun
di luar pondok.”
21

Dari hasil wawancara dengan ustadz lukman yang menyatakan bahwa
semua santri, setiap ada kegiatan dakwah di dalam pondok maupun di luar
pondok, misalnya pada bulan Suci Ramadhan santri mempunyai kegiatan safari
ramadhan ke mesjid-mesjid yang telah ditunjuk untuk memberikan siraman
rohani.
“Santri selalu menegakkan disiplin, bertanggung jawab dan amanah.”
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan ustadz lukman yang
menyatakan bahwa sebahagian besar santri selalu menegakkan disiplin, karena
sepengetahuan para ustadz, santri selalu mengikuti jadwal pelatihan secara teratur,
menepati janji yang dibuat oleh santri bila melakukan kesalahan, misalnya jika
santri meakukan kesalahan atau mengingkari janji yang sudah di sepakati, dengan
ustadz maka akan diberikan dengan hukuman.

20
H.Lukman Basri, Lc.,M.Ag (35) Kepala Pesantren Immim Makassar,Wawancara. 12
Januari 2019.
21
Drs.Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Immim Makassar, Wawancara. 12
Januari 2019
.

57



Santri selalu menegakkan kedisiplinan dan mematuhi aturan dengan
dilarangnya membawa hp ke dalam pondok, untuk berkomunikasi dengan orang
tua santri memakai hp pembina dan pembina sudah di fasilitasi pulsa oleh
yayasan. Santri juga taat dengan aturan yang di tegakkan dalam asrama bangun
pada waktu yang ditetapkan. Dalam asrama sudah diatur sedemikian dari jadwal
belajar,waktu makan,dan waktu belajar ceramah dll.maka santri taat pada aturan
takut pada pelanggaran.
“Mengembangkan potensi santri dengan pelatihan dakwah di
masyarakat.”
22


Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan ustadz lukman, maka
dapat diketahui bahwa mengembangkan potensi santri dalam berdakwah, maka
setiap akhir semester melakukan ceramah. Pada saat libur pulah santri wajib selalu
berlatih berdakwah di rumah, terutama di masyarakat sekitar.
“Santri harus mandiri, percaya diri, dan tahan uji artinya santri berani tidak
canggung tampil di muka umum.”
23

Percaya diri merupakan salah satu ciri kepribadian yang mengandung arti
keyakinan akan kemampuan diri sendiri, sehingga individu tidak mudah
terpengaruh oleh orang lain.
24
Adler mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang
paling penting dalam kehidupan ini adalah :
“Kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas, Rasa percaya diri
juga dapat di artikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki
setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya
secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya.”

22
Drs.Mubarak Mustafa
(50), Kepala Kekampusan Immim Makassar, Wawancara. 12
Januari 2019.
23
H.Lukman Basri, Lc.,M.Ag (35), Kepala Pesantren Immim Makassar, Wawancara.12
Januari 2019.
24
Lauster,P, Tes Kepribadian (Alih Bahasa: D,H. Gulo TH), h. .37.

58


Sedangkan menurut pendapat George dan Cristian percaya diri sendiri
adalah: “Kemampuan berfikir rasional (Rational Belief)berupa keyakinan-
keyakinan, ide-ide dan proses berfikir yang tidak mengandung unsur keharusan
yang menuntut individu sehingga menghambat proses perkembangan dan ketika
menghadapi problem atau persoalan mampu berfikir, menilai, menimbang,
menganalisa, memutuskan dan melakukan. Rasa percaya diri (Self-confidence)
adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut
sebagai harga diri
atau gambaran diri.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz lukman, maka dapat
diketahui bahwa selesai dari pelatihan di pondok pesantren, santri harus mampu
menyampaikan pesan-pesan dakwah dan tidak canggung tampil di muka umum.
“Santri memiliki potensi menjadi seorang da’i.”
25

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz lukman, bahwa setiap santri yang keluar ke masyarakat dan didikan dari pesantren harus mempunyai potensi menjadi ulama atau da’i, dengan alasan, bahwa mereka telah ditempah berbagai
ilmu keagamaan yang tidak dimiliki oleh sekolah umum.
Oleh karena itu, sangat penting diperhatikan dalam pelatihan dakwah tidah
hanya sebatas pelatihan saja, namun pelatihan tersebut diikuti dengan aktivitas
berkelanjutan. Sebagai contoh, dengan senantiasa memperhatikan bagaimana para
da’i dalam menerapkan cara-cara baru yang lebih inovatif yang diperoleh dalam
pelatihan. Jika terdapat kekeliruan, maka perlu untuk diluruskan. Kesiapan
individu para da’i juga penting diperhatikan karena ini sangat berpengaruh
terhadap motivasi.

25
H.Lukman Bassri, Lc.,M.Ag (35), Kepala Pesantren Immim Makassar, Wawancara.
12 Januari 2019.

59


Dalam proses pelatihan para da’i tidak hanya mendengarkan presentasi
topik-topik pembahasan saja, melainkan melihat teknik-teknik baru yang
diperagakan oleh pelatih, sehingga memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan
dalam bentuk tatanan praktik.
Untuk membangun pelaksanaan pelatihan dakwah sehingga dapat berjalan
mencapai sasaran dan tujuan secara efektif, maka pelaksanaan pelatihan dapat
dikatakan efektif jika:
a. Pelaksanaan pelatihan selaras dengankebutuhan peserta pelatihan
b.
Peserta pelatihan merasakan bahwa dengan mengikuti pelatihan,
kebutuhan yang dirasakan terpenuhi
c. Peserta tidak merasakan adanya tekanan dalam pelatihan
d.
Peserta dapat menarik kesimpulan sendiri dan mengolah sendiri isi
pelatihan
e. Praktis dalam penerapannya.
Berdasarkan program pengembangan pelatihan diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa setiap orang yang menjalankan aktivitas dakwah,
hendaknya memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da’i dan didukung
dengan pengetahuan yang memadai, sehingga pelaksanaan pelatihan dakwah yang
dilaksanakan bisa menjadi efektif dan efesien.
“Pembinaan melalui kegiatan Hari-Hari Besar Islam.”
26

Pembinaan santri melalui kegiatan hari-hari besar Islam juga dilakukan dipondok pesantren Immim Makassar dalam pembinaan
santri, pembinaan melalui
kegiatan hari-hari besar Islam semua tingkatan pendidikan pondok pesantren

26
H.Lukman Basri, Lc.,M.Ag (35), Kepala Pesantren Immim Makassar, Wawawncara.
12 Januari 2019.

60


wajib mengikutinya. Adapun kegiatan hari-hari besar Islam yang di lakukan
pondok pesantren Immim adalah memperingati hari-hari besar Islam seperti
peringatan isra miraj, pekan muharram, tahun baru hijriah, Maulid Nabi
Muhammad saw dan sebagainya.
Dalam kegiatan hari-hari besar Islam biasanya diadakan beberapa lomba
keagamaan, seperti lomba tadarruz, lomba pidato 3 Bahasa, yakni bahasa
Indonesia, Arab, Inggris dan lain-lain.

Pembinaan santri melalui kegiatan hari-hari besar Islam bertujuan untuk
memberikan pemahaman, penghayatan dan pengalaman tentang ajaran agama
Islam, sehingga menjadi santri yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta
berakhlak mulia.
Saat ini masyarakat berada dalam era modern yang ditandai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang paling menonjol di
bidang teknologi adalah lahir teknologi dan informasi yang canggihkarena itu era
ini bisa disebut dengan abad globalisasi informasi. Abad ini juga penuh dengan
problema yang kompleks, problema tersebut menyangkut politik, sosial, ekonomi,
budaya dan kenegaraan. Untuk mengatasi problema tersebut diperlukan ilmu
manajemen.
Alasan tersebut yang membuat masyarakat modern mengkaji dan
mengembangkan manajemen termasuk dalam kegiatan dakwah yang kemudian
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, begitupun juga peran manajemen
dakwah dalam kegiatan keagamaan pondok pesantren Immim, engeolah kegiatan
keagamaan yaitu meliputi perencanan.

61



1.Takhthit (Perencanaan dakwah)

Perencanaan adalah suatu kegiatan yang membuat tujuan yang diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Hal ini sejalan dengan yang diterapkan di pondok pesantren. Di mana dalam
membuat suatu kegiatan, maka hal yang paling utama dilaksanakan aalah
menyusun sebuah rencana.

Menurut kepala pesantren Drs.Mubarak Mustafa halini mengemukakan
bahwa adapun perencanaan yang disusun untuk program kegiatan ke depannya
diantaranya adalah:
a. Menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan
kegiatan-kegiatan yang harus mendapatkan prioritas dan didahulukan,dan
mana
kegiatan-kegiatan yang harus dikemudiankan.
b.
Membentuk kepanitiaan, yaitu kepanitiaan dalam menjalankan kegiatan,
baik itu kegiatan yang bernuans keagamaan ataupun kegiatan lainnya.
c. Membahas tentang arah dari kegiatan tujuan itu.
d.
Mnentukan waktu pelaksanaan
e. Lokasi dan biaya yang dipakai, maksudnya merencanakan tempat kegiatan dan biaya yangdiperlukan.
27


Dari pernyataan tersebut di atas, bahwa perencanaan merupakan hal yang
paling mendasar dan dibutuhkan dalam merancang dan membuat suatu kegiatan
keagamaan yang digambarkan dengan penerapan perencanaan yang akan
dilaksanakan dalam menjalankan suatu kegiatan dan pengelolaan suatulembaga


27
Drs.Mubarak Mustafa (50),Kepala kekampusan Pesantren Immim Makassar
,wawancara.12 Januari 2019

62


demi tercapainya suatu tujuan. Perencanaan dalam pelaksanakan kegiatan
keagamaan di pondok pesantren sudah dilaksanakan dengan baik.
2.
Tanzhim (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan saah satu fungsi manajemen yang
dilaksanakan setelah selesainya tahap perencanaan. Di mana rancangan kegiatan
diorganisasikan mulai pembagian tugas sampai pada lainnya. Dengan demikian
pengorganisasian dilakukan untuk pelaksanaan kerja dan pelaksanaan dari
perencanaan, demi adanya pembagian kerja yang setepat-tepatnya. Penetapan
orang-orangnya dilakukan secara objektif setelah terlebih dahulu dilakukan dan
tentukan unit kerjanya serta fungsinya masing-masing.
28
pondok pesantren
Immim yang dikarenakan peranan dan fungsi yang telah dimilikinya sejak awal
perkembangannya, harus diarahkan kepada satuan pendidikan Isam guna
mencetak ulama, dan sekaligus sebagai lembaga pembinaan untuk mempersiapkan
kader-kader pembinaan umat yang berguna bagi pembangunan masyarakat
lingkungannya.
“Pembinaan melalui Didikan bacaan Al-Qur’an.”
29

Pembinaan santri melalui didikan Alqur’an yang dilakukan di pondok
pesantren Immim Makassar diterapkan oleh semua tingkatan pendidikan yang ada di pondok pesantren Immim. Pembinaan didikan bacaan Al-Qur’an dilakukan sebelum proses belajar mengajar, santri diwajibkan membaca Al-Qur’an
dibimbing oleh guru ataupun pembinaan. Selain didikan bacaan Al-Qur’an,
pondok pesantren juga meakukan pembinaan melalui hafalan surah-surah pendek

28
Drs.Mubarak mustafa (50), Kepala Kekampusan Immim MAKASSAR,wawancara.12
Januari 2019
29
Drs.Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Immim Makassar, Wawancara. 12
Januari 2019.

63


dan hafalan juz serta bahasa inggris dan bahasa arab. Tujuan dari pembinaan
didikan bacaan Al-Qur’an yaitu menjadikan santri mudah dalam belajar dari segi
pembelajaran islamiah, dan menjadikan santri sebagai hafidz. Penghafal Al-
Qur’an yang ada dipondok pesantren Immim dari semua tingkatan pendidikan 35
orang dan tingkatan pendidikan pondok pesantren Immim 25 orang penghafal Al-
Qur’an.
1) Adanya kekompakan dan kebersamaan antara ustadz,pembina dan lain-lain.
2) Pondok Pesantren Immim menyediakan pengajaran khusus dibidang
keagamaan.
3.
Tantangan dalam meningkatkan kualitas santri pondok pesantren
IMMIM Makassar.
Adapun tantangan yang dihadapi pondok pesantren yakni:
a. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan akhlak santri adapun pengaruh
keluarga terhadap perkembangan akhlak santri terkhusus pada santri yakni:
“Orang tua masih beranggapan bahwa anak harus selalu membantu
pekerjaan orang tua dalam mencari penghasilan.”
30

“Orang tua santri membatasi waktu anaknya dalam belajar tambahan
pelajaran sore berupa mengkaji kitab, les bahasa Arab dan Inggris, pengkajian
malam hari dan materi tambahan pada malam hari.”
31

b.
Pengaruh lingkungan santri dalam bersosialisasi
c. Pengaruh dari luar pondok, pengaruh ini juga termasuk didalam tantangan

30
Drs.Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Pondok pesantren Immim Makassar.
Wawancara, 12 Januari 2019.
31
Drs.Mubarak Mustafa (50), Kepala Kekampusan Pondok Pesantren Immim Makassar,
Wawancara. 12 Januari 2019.

64


Pembinaan akhlak, karena semakin baiknya suatu sekolah atau pesantren
itu sendiri jika hubungan dengan sekolah lain dapat hidup harmonis bersama,
tidak hanya hubungan kerja sama tapi juga terjadi hubungan interaksi antar santri
dan pelajar, contoh kecilnya saat bersama-sama mengikuti perlombaan, pasti akan
terjadi interaksi baik itu bersifat positif maupun negatif.
32
tantangandaam pondok
pesantren dengan mengalami sumber daya manusia berkurang, sehingga untuk kemajuan mengalami hambatan namun pada pesantren Immim jumlah sumber daya manusia sangat cukup bahkan lebih dari cukup mulai tenaga pendidikan dari guru, pembina santri, staf dll. Tantangan juga bagi pondok apabilahminat belajar
santri menurun perlunya penanganan secara baik sehingga minat belajar
ditingkatkan dengan hasil yang maksimal yang didapatkannya. Sebagai tantangan
yang menjadikan pondok dengan berkurangnya jumlah santri baru yang mendaftar
dalam pondok untuk periode 2019 dan kurangnya kerja sama antarguru beserta
pembina namun hal demikian tidak terjadi pada pondok pesantren Immim, sejauh
ini pesantren ini sangat baik dan selalu mendapatkan juara tingkat internasional.
Pembina yang menjalankan kerjanya sangat baik dan beradaptasinya dengan santri
baik sehingga santri daya belajarnya meningkat. Pesantren yang menjadi
hambatan bilah lingkungan masyarakat yang kurang kerja samanya dan kegiatan
tidak diselenggarakan seperti yang menjadi rutinitas. Pondok pesantren Immim
pada saat ini kemajuan jumlah santri begitu meningkat yang menjadi hambatan
bila mengalami pengurangan jumlah santri yang setiap tahunnya dan
perlengkapan sarana dan prasarana yang tidak dikembangkan serta metode
pembelajaran yang begitu saja, untuk prubahan tidak akan terjadi jadi
kesediannnya kerja sama yang baik dan tidak tertinggal oleh zaman. Teknologi
yang berkembang pesat di jadikan sebgai penunjang tingkat mutu bejar yang

32
Drs.Mubarak Mustafa (50) , Kepala Kekampusan Pondok Pesantren Immim Makassar,
Wawancara. 12 Januari 2019
.

65


berkembang, menjadikan santri mengetahui daam kegunaan teknologi dan ilu
lainnya selain di bidang keagamaan.
Pengaruh tantangan yang dihadapi pesantren terhadap security yang tidak
bekerja sama degan security lainnya dan tidak memahami para santri,sehingga
santri bersikap yang kurang baik terhadap santri, santri yang masih terbilang
sangat muda dan karakter yang di milikinya masih bersifat emosional dan
tersinggung untuk menyikapi santri yang karakter berbeda dengan memahami
kemauanya, menyikapinya dengan lembut dan bertutur kata yang lembut agar
tidak tersinggung. Lingkungan yang baik untuk santri yang memahami karakter
dan akhlaknya sehingga lebih meningkatkan kualitas santri dan meningkatkan
calon san
tri yang lebih berkembang dari sebelumnya. Tantangan santri dengan
tertekan dalam penghafalan yang mereka tidak sanggupi, santri yang mengalami
mutu belajar yang berkurang seperti ini, memahami kemampuannya namun bukan
untuk memahaminya begitu saja dengan melihatnya tetapi memberikan motivasi
agar tingkat belajar dikembangkan. Santri yang mengalami mutu belajar yang
berkurang penyebab dari lingkungan kekeluargaan atau tidak sanggup dalam
mondok, proses untuk menyikapi san
tri dengan pendekatan dan memberikan
pelajaran yang dasarnya mudah untuk dipahaminya dengan membina setiap
harinya.

66


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya, berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang
dapat diambil mengenai Manajemen Pelatihan Dakwah dalam Meningkatkan
Kualitas Santri /Da’i di Pondok Pesantren Immim Makassar.
1.
Manajemen Pondok Pesantren Immim Makassar letaknya di Peritis K10
dalam pembinaan santri yaitu meliputi perencanaan (Planning),
Penorganisasian (Organizing),penggerakkan (Actuating), dan pengawasan
(Controlling).
2.
Peluang dan tantangan dalam meningkatkan kualitas santri pondok
pesantren Immim dalam pembinaan santrinya di pondok pesantren Immim
yaitu: Pimpinan pondok yang tegas dalam memimpin, pembinaan melalui
nasehat, pembinaan melalui Tata Tertib (Kedisiplinan), pembinaan melalui
sanksi/Hukuman, pembinaan melalui penghapalan materi ceramah dll.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen pondok pesantren
Immim dalam meningkatkan kualitas santri dilihat dari akhlak,kecerdasan dan
kemampuan lainnya sudah cukup maksimal dalam menigkatkan kualitas. banyak
metode dalam pembinaan dengan meningkatkan santrinya yang telah
dilaksanakan dalam mewujudkan
peserta didik berprilaku mulia, terampil dan
berprestasi.

67


B. Implikasi Penelitian
Ada beberapa hal serta masukan yang ingin penulis rekomendasikan
berdasarkan kesimpulan atas penelitian, bahwa:
1.
Diharapkan kepada santri lebih giat lagi belajarnya, mematuhi semua aturan
dan tidak melakukan pelanggaran.
2.
Diharapkan kepada santri tetap menjaga keharmonisan bersama teman
pondok.

3.
Diharapkan kepada santri lebih dikembangkan kualitas yang dimiliki agar
prestasi
yang selalu dicapai lebih unggul dari sebelumnya.
4.
Orang tua jangan memanjakan anak agar dapat berwawasan luas dan aktif
tidak membawa sifat dari rumah kedunia pendidikan
Dengan adanya penelitian Manajemen pondok pesantren sehingga dapat
memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis. Secara teoritis yaitu penelitian
berguna bagi bidang akademik terutama dalam jurusan Manajemen Dakwah
secara khusus dalam mengkaji Manajemen pondok pesantren Immim Makassar
letak Perintis K10, sehingga dapat memberikan kontribusi secara ilmiah.
Secara praktis sehingga penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat untuk
lebih mengetahui sejauh mana manajemen pelatihan dakwah dalam
meningkatkan kualitas santri dalam meningkatkan akhlak santri yang tidak hanya
membina santri serta dalam mengelolah dalam hal eksternal sekolah seperti
adanya koperasi pondok pesantren.

68


DAFTAR PUSTAKA
AL-Quranul Karim
Al-Quraisy Abdul Qasim Mengatakan Bahwa Ikhlas.
Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Arsyad Azhar, op.cit.

Arsyad Azhar, Pokok-Pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan
dan Eksekutif
montreal :mc .Giil Universit.
Arsyad Azhar, Pokok-Pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan
dan Eksekutif. Montreal :Mc.Gill University, 1996.
Aziz Abdul dan Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafids Al-Qur’an Da’iyah
Bandung: PT Syaamil Cipta Media.
Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, Cet. IV, Jakarta, Kencana Prenada Media
2011.

Cule Abar, Peluang Dan Masyarakat Informasi, Informasi: Materi Dan
Metodologinya.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Semarang: PT Karya Toha
Putra, 2016..
Echols Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet, XIX; Jakarta:
Gramedia,1993.
Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik, Cet .ke-IV:
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid IV Cet III, Jakarta: Bulan Bintang, 1981.
Jhon M.Echolsdan Hassan Shadily, Kamus Inggris Iindonesia Jakarta :Gramedia,
1993.

Kreitner Robert Manajemen Etos Kerja.
Moekijat, Sumber Daya Manusia Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000.
Munir Muhammad dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah Jakarta: Kencana,
2006
.

69




Nawawi Hdari, Manajemen Strategic, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2000.
Nisar
Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta : PT. Ciputat Press, 2005.
Nitisemito Alex S, Manajemen sumber Daya manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2000.

Nurmawan Imam, ManajemenPemasaran, Jakarta: Erlangga, 2000.
Pulangan J Suyuthi, Universalisme
Islam Jakarta: MSA, 2002.
Sa’Dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an, Cet, I; Jakarta :Gema Insani
2008.

Salman
Ismah, Telaah Kritis Dakwah Millennium Jaakarta: 2003.
Selekta Hasbullah Kapita Pendidikan Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2003.

Simamora, Akuntsi Manajemen Jakarta :UPP AMP YKPN, 2006.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan, Cet.XVIII, Bandung Alfabeta, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif Alafabeta, 2018.
Sugiyono, Metode Penelitian Sosial
Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2008.
Terry George, Dasar-Dasar Manajemen
Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Wahid Abdul Rahman, Mengerakkan Tradisi Pesantren, Lkis,Yogyakarta, 2001.
Yunus Muhammad, Kamus Arab-Indonesia,
Jakarta: Hidakarya Agung,1990.