68

HOW TO CITE (APA 6
th
Edition):
Lubis, Dwi Muthia Ridha. (2021). Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Islamic Education. Volume 1(2), page. 68-73
* [email protected]: | DOI:
© 2021 The Author(s). Published by Medan Resource Center
This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Common Attribution License (http://creativecommons.org/license/by/4.0/),
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Dwi Muthia Ridha Lubis*, Elawati Manik, Mardianto, Nirwana Anas
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
PENDAHULUAN
Bagi seorang pendidik, kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas utama dalam kegiatan sehari-harinya. Dengan
kegiatan belajar mengajar akan terus memberikan pengalaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam kegiatan
belajar mengajar seorang pendidik diharuskan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua
peserta didik. Sebab suasana belajar yang kurang menyenangkan bagi siswa biasanya lebih banyak mendatangkan
kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif-produktif.
Sebagian besar siswa, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam atau kerap disebut SKI merupakan salah satu
mata pelajaran yang agak kurang menarik bagi diri siswa dan membuat siswa merasa mengantuk. Hal ini banyak
dipengaruhi oleh faktor proses pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurang kreativitas seorang guru dalam
proses belajar mengajar ketika saat berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Materi SKI yang karakteristiknya materi
sejarah islam masa lampau disampaikan atau bahkan diceritakan begitu saja dengan model belajar bercerita. Model
belajar seperti inilah yang membuat siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga
kreatifitas berfikir maupun tangkapan materi siswa kurang maksimal. Persoalan pembelajaran SKI yang mempunyai
karakter materi sejarah yang normatif tanpa diberikan strategi pembelajaran yang bisa menghidupkan materi
tersebut, maka akan sulit diterima bagi siswa. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam selama ini yang terkesan kurang
menarik dan bahkan membosankan bisa diubah oleh pendidik menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bahkan
menghibur (M. Hanafi, 2009, p. 4).
Untuk menanggulangi rasa bosan pada siswa dan menimbulkan efek baru dalam proses pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI), maka guru dalam menyampaikan materi hendaknya mencoba untuk kreatif atau melakukan
inovasi baru dalam proses belajar mengajar seperti halnya mengintegrasikan antara metode-metode pembelajaran
yang inovatif yang berbantuan media pembelajaran. Dengan menggunakan alat bantu media pembelajaran, maka
pembelajaran SKI akan lebih bisa mengvisualisasikan konteks sejarah atau peristiwa yang sudah sangat lama menjadi
lebih bisa diterima dalam bentuk visualisasi maupun bentuk media yang lain yang mudah dipahami atau mudah
diterima dalam logika peserta didik. Untuk itu, pemanfaatan media dalam pembelajaran SKI sangat penting untuk di
terapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
ABSTRACT ARTICLE HISTORY
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran SKI yang
diberikan oleh guru dalam menghidupkan materi pembelajaran SKI dan
langkah yang digunakan oleh guru dalam mempersiapkan media pembelajaran
untuk pembelajaran SKI terhadap siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini konsep pendidikan akhlak yaitu habl
min Allah dan habl min An- Naas. Sedangkan metode pendidikan akhlak terdiri
dari metode pembiasaan, metode keteladanan, dan metode mau’idzoh
khasanah, metode-metode tersebut dilaksanakan secara terpadu antara
metode satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
selama ini yang terkesan kurang menarik dan bahkan membosankan dapat
diubah oleh pendidik menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bahkan
menghibur. Maka dari itu seorang guru harus mengintegrasikan antara metode
pembelajaran yang inovatif dengan media pembelajaran. Media pembelajaran,
SKI akan lebih bisa memvisualisasikan konteks sejarah atau peristiwa yang
sudah sangat lama ke dalam bentuk visualisasi maupun bentuk media yang lain
yang mudah dipahami atau mudah diterima oleh siswa.
Submitted
Revised
Accepted
20 Agustus 2021
14 September 2021
5 Oktober 2021
KEYWORDS
Strategi Pembelajaran; Sejarah Kebudayaan Islam
CITATION (APA 6
th
Edition)
Dwi Muthia Ridha Lubis. (2021). Strategi Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Islamic Education. Volume 1(2), page. 68-73
*CORRESPONDANCE AUTHOR
[email protected]

Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam | 69

PEMBAHASAN
Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Strategi adalah suatu rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran. Strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai garis besar
haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Hal senada juga dikemukakan oleh Djamarah dalam
Riyanto, bahwa secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berkaitan dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru dengan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan (Yatim, 2002, pp. 131–132). Pembuatan suatu strategi pembelajaran meliputi keseluruhan
penggunaan informasi yang telah dikumpulkan dan menghasilkan suatu rencana yang efektif untuk menyajikan
pengajaran bagi peserta didik. Pada titik ini harus mampu menggabungkan pengetahuan tentang teori dan desain
pembelajaran dengan pengelaman mengenai peserta didik dan tujuan pembelajaran (Majid, 2013, p. 47).
Dick dan Carey mengatakan, strategi pembelajaran adalah semua komponen materi/paket pengajaran dan
prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Strategi Pembelajaran tidak
hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan termasuk seluruh komponen materi atau paket pengajaran dan
pola pengajaran itu sendiri. Dengan memahami beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa strategi
pembelajaran adalah siasat guru dalam mengefektifkan, mengefisiensikan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi
antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran
(Riyanto, 2010, p. 131). Strategi pembelajaran dikembangkan atau diturunkan dari model pembelajaran. Dari
beberapa pengertian diatas strategi pembelajaran meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (Majid, 2013, p. 9).
Pemilihan strategi pembelajaran tidak terlepas dari kurikulum yang digunakan dan karakteristik peserta didik.
Karakteristik peserta didik terutama terkait dengan pengalaman awal dan pengetahuan peserta didik, minat peserta
didik, gaya belajar peserta didik dan perkembangan peserta didik (Ridwan Abdullah, 2013, p. 146). Secara teknis,
strategi pembelajaran adalah metode dan prosedur yang ditempuh oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan materi pengajaran tertentu dan dengan bantuan unsur penunjang
tertentu pula. Dalam hal ini, Twelker mengemukakan bahwa pada dasarnya strategi pembelajaran mencakup empat
hal, yaitu (Riyanto, 2010, p. 134):
1. Penetapan tujuan pengajaran.
2. Penetapan sistem pendekatan pembelajaran.
3. Pemilihan dan penetapan metode, teknik dan prosedur pembelajaran. Termasuk penetapan alat, media,
sumber dan fasilitas pengajaran serta penetapan langkah-langkah strategi pembelajaran (kegiatan
pembelajaran dan pengelolaan waktu)
4. Penetapan kriteria keberhasilan proses pembelajaran dari dan dengan evaluasi yang digunakan.
Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama,
sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode
kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad saw sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua,
sejarah peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu
pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang
berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan
bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang
merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati
sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Berdasarkan pengertian di atas, maka
metode pengajaran SKI merupakan cara-cara yang ditempuh oleh para guru dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran
SKI dapat tercapai.
Ada pribahasa yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya”. Atas
dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam suatu Negara dan agama. Selain itu nilai sejarah (history)

70 | Dwi Muthia Ridha Lubis

menjadi salah satu pondasi dasar dalam pembentukan pendidikan di suatu Negara yang bertujuan untuk
mengembangkan pendidikan secara optimal. Jadi dapat disimpulkan betapa pentingnya pelajaran Tarikh dalam
pendidikan formal untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para
pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama Islam (Riyanto, 2010, p. 3).
Sejarah Kebudayaan Islam menyajikan pengetahuan mengenai berbagai corak kehidupan umat Islam dengan
segala permasalahannya. Adapun tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam (Marhad Abbas, 2012, p. 1), antara
lain:
1. Untuk mengatahui lintas peristiwa, waktu dan kejadian yang berhubungan dengan kebudayaan Islam.
2. Untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam.
3. Untuk memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan Islam dari satu periode ke periode
berikutnya.
4. Mengambil hikmah setiap kejadian di masa lampau untuk menembah ketakwaan kepada Allah SWT.
5. Mengambil pelajaran dari sejarah sebagai bahan pertimbangan ketika hendak membuat keputusan tentang
suatu hal.
6. Mencari upaya antisipasi agar kekeliruan pada masa lalu tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang.
7. Dapat memahami dan meneladani kisah-kisah yang baik pada zaman dahulu.
8. Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu.
9. Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari hari.
Pemahaman yang benar terhadap hakekat pembelajaran dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya
mutlak diperlukan. Kekeliruan dalam menafsirkan dan mempersepsikan hakekat belajar dapat mengakibatkan
terjadinya kesalahan dan proses pembelajaran yang pada akhirnya sangat mempengaruhi mutu dan hasil
pembelajaran.
Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terhadap semua mata pelajaran.
Salah satunya adalah mata pelajaran SKI. Metode yang dapat digunakan dalam mata pelajaran SKI diantaranya adalah:
1. Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan
lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadi melalui metode ceramah ini guru menceritakan/
menyampaikan kejadiankejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah
tersebut.
2. Metode tanya-jawab merupakan suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam pelajaran SKI. Metoda Tanya Jawab
akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi
tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya
hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta
disajikan dengan cara yang menarik.
3. Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan
masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai
menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu
pemecahan masalah (Latif, 2015, pp. 5–6).
4. Metode demonstrasi ialah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi, benda yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan
menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
5. Metode timeline tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi
terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa
menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa meramalkan apa yang akan terjadi
dengan bantuan penguasaan Timeline beserta rentetan peristiwanya.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam untuk

Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam | 71

dijadikan dasar pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan. Dari definisi di atas, tentunya SKI tidak terlepas dengan penggunaan media, bahan ajar, dan teknologi
dalam proses pembelajarannya. Dengan menggunakan media sebagai perantara yang tepat sehingga tujuan
pembelajaran SKI (mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam untuk dijadikan dasar pandangan
hidup) dapat tercapai.
Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat dijelaskan bahwa pembelajaran SKI dapat tercapai melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, dan pembiasaan. Proses pencapaian tujuan tersebut seorang guru harus
mempersiapkan bahan atau materi pembelajaran yang disebut dengan bahan ajar. secara sistematis dan terpadu
bahan ajar akan mudah diterima oleh peserta didik sehingga makna dalam bahan ajar tersebut akan dipahami siswa.
Disamping itu, untuk juga diperlukan sarana penunjang lainnya yaitu teknologi (Latif, 2015, p. 17).
Dengan teknologi, pembelajaran akan lebih variatif dan akan lebih membuka wawasan untuk guru dan siswa.
Misalnya guru dalam menyalurkan bahan ajar, guru memanfaatkan komputer misalnya membuat slide presentasi
melalui applikasi MS. Powerpoint, sehingga bahan ajar akan lebih mengena dan mudah dipahami siswa. Atau mungkin
siswa dikenalkan dengan internet, melalui internet tersebut siswa diminta mengaksesnya untuk menemukan bahan-
bahan ajar tambahan yang akan memperdalam pemahaman materi SKI.
Sistem Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Penilaian pembelajaran SKI merupakan aspek yang menjadi sasaran penilaian yaitu sikap kognitif
(pengetahuan), afektif (Sikap), dan psikomotorik (Keterampilan), penilaian dilakukan secara menyeluruh pada semua
aspek baik kognitif, afektif dan psikomotorik yang dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik pada tiap-tiap
aspek tersebut. Jenis nilai yang berbentuk tes diantaranya (Azmy Hunaina, 2014, p. 3):
1. Pertanyaan lisan dikelas, materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau teorima. Dengan ini
diharapkan peserta didik mempunyai bangunan keilmuan dan landasan yang kokoh untuk mempelajari materi
berikutnya.
2. Ulangan harian, dapat dilakukan secara periodik, misalnya setiap satu atau dua materi pokok yang selesai
diajarkan, guru dapat membuat soal dalam bentuk objektif dan non objektif, tingkat berfikir yang terlibat
mencakup pemahaman, aplikasi dan analisis.
3. Tugas kelompok, bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat berfikir yang tinggi yaitu aplikasi
samapai evaluasi. Para siswa dianjurkan mencari data lapangan atau melakukan pengamatan terhadap suatu
fenomena, atau membuat suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan berkelompok.
4. Tugas individu, dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas atau soal uraian. Sehingga tingkat berfikir
yang terlibat mulai dari aplikasi, analisis sampai evaluasi.
5. Ulangan semester, ujian dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal ujian pilihan ganda atau uraian,
campuran pilihan ganda dan uraian, tingkat berfikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan
evaluasi.
Dalam hal penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan 4 tahapan, diantaranya persiapan,
penyajian, penerapan, dan kelanjutan (Arsyad, 2008, p. 3). Adapun disetiap-tiap tahapan tersebut perlu langkah-
langkah yang harus di siapkan terlebih dahulu yaitu:
1. Tahap Persiapan merupakan tahap awal dalam penggunaan media pembelajaran (Anwar, 2011, p. 45). Ada
beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh seorang guru sebagai pengguna media dalam tahapan ini,
seperti: membuat RPP, mempelajari tujuan pembelajaran, mempersiapkan materi pembelajaran, memilih
media pembelajaran (Kholilullah, 2010, p. 34), berlatih menggunakan media pembelajaran, mempersiapkan
dan mengatur media pembelajaran, dan memastikan tempat pembelajaran.
2. Tahap Penyajian berarti proses yang mengantarkan pada tahap penerapan penggunaan media dan
aktifitasnya terjadi dari awal pembelajaran. jadi sebelum menggunakan media, ada berbagai langkah-langkah
yang harus diperhatikan, yaitu: menyampaikan pendahuluan, menarik perhatian siswa, menjelaskan tujuan,
menjelaskan apa yang harus dilalukan siswa, dan menjaga suasana belajar.
3. Tahap Penerapan merupakan tahap inti, karena pada tahap inilah Guru menggunakan media pembelajaran.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Menggunakan Media Setelah menyiapkan berbagai keperluan
dan mengantar sampai pada tahap ketiga ini, maka inilah saatnya menggunakan media. Dalam penggunaan

72 | Dwi Muthia Ridha Lubis

media ini, guru harus berusaha sebaik mungkin dalam menggunakannya untuk mencapai hasil yang
memuaskan. Segala persiapan dalam bentuk latihan maupun mempersiapkan media itu sendiri menentukan
bagaimana kualitas Guru dalam menggunakan Media pembelajaran tersebut. Selain itu juga melakukan
evaluasi pembelajaraan, maka Guru harus melakukan evaluasi terhadap penggunaan media tersebut. Evaluasi
dapat dilakukan dengan mengujikemampuan siswa dan dapat dilakukan dengan mendiskusikannya dengan
rekan kerja. Selain itu, perlu juga adanya suatu pengukuran keefektifitasnnya, diantaranya kecapaian tujuan,
ketepatan waktu, keadaan proses pembelajaran dan hasil akhir dari proses pembelajaran tersebut. Sehinga
dari evaluasi ini menghasilkan keputusan apakah media tersebut bisa dilanjutkan penggunaanya atau ada hal
yang perlu diperbaiki.
4. Tahap Kelanjutan Tahap ini adalah tahap terahir, adapun langkah yang perlu dilakukan seorang Guru, yaitu:
pendalaman materi. Seorang guru meminta siswa untuk mendalami materi dengan cara seperti
mendiskusikan hasil tes siswa dan membuat rangkuman. Tindak lanjut guru diharapkan terus menggunakan
media pembelajaran agar terbiasa menggunakan dan menguasainya. Sehingga dengan penggunaan media
pembelajaran yang berkelanjutan akan meningkatkan kualitas hasil belajar dan memaksimalkan tujuan
pembelajaran (Hamdani, 2010, p. 258).
SIMPULAN
Pembuatan suatu strategi pembelajaran meliputi keseluruhan penggunaan informasi yang telah dikumpulkan dan
menghasilkan suatu rencana yang efektif untuk menyajikan pengajaran bagi peserta didik. Pada titik ini harus mampu
menggabungkan pengetahuan tentang teori dan desain pembelajaran dengan pengelaman mengenai peserta didik
dan tujuan pembelajaran. Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan
kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain
diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan
dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam
sekarang. Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of
life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Oleh
karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, maka strategi pembelajaran SKI merupakan cara-cara yang ditempuh oleh
para guru dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran SKI dapat tercapai.
REFERENSI
Anwar, A. (2011). Modul Pengembangan dan Pengemasan Media Pembelajaran. Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Arsyad, A. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo P.
Azmy Hunaina. (2014). Evaluasi Pembelajaran Bidang Studi SKI. Jurnal Pendidikan Agama Islam.
Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Kholilullah. (2010). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Latif, A. (2015). Metode Pembelajaran Tarikh atau SKI. Jurnal Kompasiana.
M. Hanafi. (2009). Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Marhad Abbas. (2012). Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam. In Artikel Islami.
Ridwan Abdullah. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam | 73

Yatim, B. (2002). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press.