E-ISSN : 2621-4768
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta
Volume 5, No. 2, Agustus 2023, pp. 11-20

11

Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Matematika
SMA/SMK
Selly Rezeqi Qur’ani
1, a)
, Wardani Rahayu
2,b)

1,2
Universitas Negeri Jakarta
Email :
a)
[email protected],
b)
[email protected]
Abstract
One of the supporting components for SMA/SMK graduates in mathematics is curiosity, self-confidence and
critical thinking skills that are formed from the experience of learning mathematics. However, students do not
consider learning mathematics important because learning mathematics is considered unpleasant, so one solution
these problems is to use the Problem Based Learning model. The method used is literature review by describing
the results of the literature review from at least 30 relevant articles. So it can be concluded that the use of the
Problem Based Learning model can improve learning skills, problem solving abilities, collaborative skills,
metacognition skills, critical thinking skills, representation skills, and improve discipline.
Keywords: Problem Based Learning, Model Problem Based Learning, PBL
Abstrak
Salah satu komponen pendukung lulusan SMA/SMK dalam mata pelajaran matematika adalah rasa ingin tahu,
percaya diri dan kemampuan berpikir kritis yang terbentuk dari pengalaman belajar matematika akan tetapi peserta
didik tidak menganggap belajar matematika penting karena pembelajaran matematika dianggap tidak
menyenangkan, maka salah satu solusi atas permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model Problem
Based Learning. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka dengan mendeskripsikan hasil kajian Pustaka dari
sekurang-kurangnya 30 artikel yang relevan. Maka dapat disimpulkan penggunaan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan keterampilan belajar, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan kolaboratif,
keterampilan metakognisi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan merepresentasi, serta meningkatkan
kedisiplinan.

Kata kunci: Problem Based Learning, Model Problem Based Learning, PBL

Copyright (c) 2023 Qur’ani, Rahayu
 Corresponding author : Selly Rezeqi Qur’ani
Email Address: [email protected]
Received 28 Agustus 2023, Accepted 31 Agustus 2023, Published 31 Agustus 2023
https://doi.org/10.21009/jrpmj.v5i2.23082


PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman semua aspek di dalam kehidupan berubah. Perubahan ini juga
tidak terlepas dari peran dalam dunia Pendidikan, dimana Pendidikan memegang peranan penting di
dalam menciptakan dunia. Dalam pendidikan sendiri terdapat perubahan khususnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Dimana perubahan ini ditekankan kepada keaktifan peserta didik di dalam kelas.
Tidak lagi mereka hanya duduk, mendengarkan dan diberikan tugas saja namun mereka juga dituntut
berpartisipasi secara aktif selama proses kegiatan belajar berlangsung.
Dalam pembelajaran matematika guru merasa kesulitan untuk membuat peserta didik aktif hal
ini dikarenakan stigma yang sudah melekat jika belajar matematika itu susah dan tidak menyenangkan.

Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, Volume 5, No.2, Agustus 2023, hal. 11-20


12

Terlebih lagi pada peserta didik tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sebagian besar
orientasi mereka setelah selesai sekolah yaitu bekerja. Dan juga pada tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang sebagian dari mereka memiliki orientasi kuliah maupun bekerja. Ketika mereka ditanya
terkait pembelajaran matematika menyenangkan atau tidak sebagian besar menjawab tidak dan ada
beberapa peserta didik menjawab suka tetapi hanya karena gurunya yang menyenangkan. Kemudian
muncul pertanyaan lain dari peserta didik yaitu apa manfaatnya belajar materi ini, apakah nanti terpakai
di dalam dunia kerja, apakah nanti kuliah terpakai walau tidak memilih jurusan matematika dan
pertanyaan lain yang menyiratkan jika tidaklah penting belajar matematika bagi mereka karena pada
akhirnya yang terpakai adalah hanya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian saja dimana
kompetensi ini sudah mereka anggap bisa. Maka dari itu sebagian besar dari peserta didik sekolah
menengah baik SMA ataupun SMK lebih memilih untuk hadir di kelas untuk memenuhi absensi,
mengerjakan tugas sebagai pemenuhan kewajiban nilai mereka lalu kemudian melupakan kegiatan
pembelajaran matematika.
Padahal nyatanya salah satu komponen pendukung lulusan SMA/SMK dalam mata pelajaran
matematika adalah rasa ingin tahu, percaya diri dan kemampuan berpikir kritis yang terbentuk dari
pengalaman belajar matematika (Fitri Amalia & Pujiastuti, n.d.) dan menurut Teledahl (Mashuri et al.,
2019) mata pelajaran matematika dapat mengembangkan potensi kemampuan berpikir peserta didik.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari peserta didik, guru perlu memberikan pemahaman
jika belajar matematika banyak manfaatnya bukan hanya sekedar menyelesaikan soal tetapi juga dapat
membentuk kemampuan berpikir. Namun dibutuhkan penjelasan logis yang diberikan dan harus disertai
contoh kontekstual yang mengedepankan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan
masalah ini sebagai salah satu tujuan dalam pembelajaran yang sangat diperlukan bagi peserta didik
(Abstrak, n.d.), khususnya peserta didik yang nantinya akan bekerja agar mereka dapat menghadapi
masalah-masalah yang akan mereka hadapi nantinya.
Dari permasalahan tersebut, maka menjadi tugas utama seorang guru matematika agar peserta
didik tertarik terlebih dahulu dan mau belajar matematika. Untuk membuat peserta didik tertarik belajar
matematika adalah dengan cara menggunakan model pembelajaran yang tepat, model pembelajaran
yang berasal dari masalah yang dekat dengan permasalahan peserta didik, model pembelajaran yang
membuat peserta didik aktif dan tentunya model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah sehingga mereka mempunyai bekal untuk menghadapi dunia kerja.
Model pembelajaran yang dekat dengan permasalahan peserta didik yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika khususnya adalah Problem Based Learning. Menurut Wita
karekteristik pada model Problem Based Learning ini adalah menghadirkan masalah nyata di dalam
pembelajaran (Trisna et al., n.d.). Problem Based Learning adalah pembelajaran berbasis masalah yang
dioptimalkan melalui proses kerja kelompok sehingga peserta didik dapat merangsang dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya yang berorientasi pada masalah kontekstual (Afridiani et al.,
n.d.), (Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Model Problem Based Learning dalam…- Qur’ani, Rahayu

13

Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester I SMA Swasta Imelda Medan T.P. 2017:2018).
Pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dapat digunakan sebagai model
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik khususnya pada tingkat SMK.
Untuk itu tujuan dari kajian ini adalah untuk membahas pengertian dan penggunaan model Problem
Based Learning dalam pembelajaran matematika pada tingkat SMA/ SMK.

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui studi Pustaka/ kajian Pustaka/
Systematic Literature Review. Dalam Studi pustaka ini dilakukan penggolongan data bersumber pada
formula peninjauan. Pada fase tambahan, dilakukan pengutipan rujukan, disajikan sebagai hasil riset,
diabstraksikan menjadi data lengkap, serta diinterpretasikan untuk ditarik kesimpulan (Morin &
Herman, 2022). Artikel ini ditulis menggunakan alat bantu aplikasi Publish or Perish dengan
pengumpulan data sesuai database pada Google Schoolar. Pengumpulan artikel dibatasi pada tahun
2013-2023 atau sama dengan artikel – artikel yang berkaitan dengan Problem Based Learning selama
10 tahun terakhir dengan memeriksa judul dan abstrak serta diperhatikan juga isi artikel yang berkaitan
pada tingkat SMA/SMK. Hasilnya tersaring 80 artikel yang yang memuat topik Problem Based
Learning dan setelah dilakukan seleksi data maka didapatkan kurang lebih sebanyak 30 artikel yang
sesuai kriteria.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model Problem Based Learning
Margetson dan Centea (Fardani & Surya, n.d.) menyatakan bahwa model Problem Based
Learning membantu meningkatkan perkembangan keterampilan belajar melalui pemecahan masalah
terstruktur. Model Problem Based Learning menekankan proses pemecahan masalah dengan diawali
penemuan masalah dilanjutkan dengan proses analisis untuk memperoleh hasil penemuan (Agus et al.,
2018, Maryati, 2021). Model Problem Based Learning juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dilihat dari sejauh mana peserta didik dapat memecahkan masalah dalam proses pembelajaran
karena peserta didik tersebut mempelajari konsep dengan belajar secara bermakna (Ertikanto et al.,
2018). Susanti dan Suwu (Kusumawati et al., 2022) memaparkan model Problem Based learning
merupakan media untuk mengembangkan cara berpikir kritis melalui kegiatan pemecahan masalah
dengan cara bertanya, menjawab pertanyaan, menganalisis secara individu atau kelompok. Arahmat,
Herlina dan Mamu (Andriani et al., 2019) menyebutkan bahwa model Problem Based Learning secara
sgnifikan mempengaruhi hasil belajar peserta didik dan keterampilan metakognisi peserta didik. Model

Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, Volume 5, No.2, Agustus 2023, hal. 11-20


14

Problem Based Learning juga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan dan
mencapai kemampuan berpikir kritis dengan baik (Cahyani et al., 2021).
Terdapat sepuluh ciri utama pembelajaran menurut Mulyana (Syafrizal et al., 2020) yang
menggunakan model Problem Based Learning yaitu (1) masalah adalah titik tolak dalam pembelajaran,
(2) masalah yang diambil nyata dan tidak tersruktur, (3) multi perspektif, (4) masalah dapat menantang
peserta didik untuk berpikir, (5) belajar untuk mengasosiasi diri sendiri, (6) memanfaatkan beragam
sumber pengetahuan dan mengevaluasi sumber informasi tersebut, (7) pembelajaran kolaboratif,
komunikatif dan kooperatif, (8) pengembangan keterampilan menemukan konsep dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan materi peserta didik, (9) keterbukaan dalam mensintesis
dan mengintegrasikan, dan (10) melibatkan evaluasi dan peninjauan pengalaman dan proses
pembelajaran.
Model Problem Based Learning menurut Ibrahim terbagi menjadi 5 fase yaitu; orientasi
masalah, mengorganisasikan, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya dan fase terakhir adalah menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Secara tidak langsung menurut Almira (Aspridanel et al., 2019) penggunaan model Problem
Based Learning dapat mengembangkan keterampilan kolaborasi dalam memecahkan masalah
(penerapan model problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa smp,
n.d.) dan berdasarkan kelima fase ini bahwa model Problem Based Learning memiliki andil dalam
proses meyelesaikan masalah. Sesuai dengan hasil penelitian Rini Sri Putri (Sri Putri et al., 2019).dan
Maya dkk (Nurfitriyanti et al., 2020) yang menunjukkan jika Model Problem Based Learning
mempunyai pengaruh dalam kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik dan representasi
matematis peserta didik.
Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang dapat mengakomodasi
masalah (Arnidha et al., 2018). Menurut Arends (dalam Serambi Ilmu et al., 2020) terdapat tiga hasil
belajar yang diperoleh setelah menggunakan model Problem Based Learning di dalam pembelajaran,
yaitu: penyelidikan dan keterampilan pemecahan masalah, belajar dengan model pendekatan orang
dewasa, dan keterampilan belajar secara mandiri. Ketiga hasil yang diperoleh ini merupakan kelebihan
dari menggunakan model Problem Based Learning (Evi & Indarini, 2021) dimana peserta didik dapat
menemukan konsep sendiri, aktif dalam kegiatan pembelajaran karena menyenangkan dan masalah
yang digunakan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, lebih mandiri dan dewasa sesuai dengan tujuan
penggunaan model Problem Based Learning (Kanah & Mardiani, 2022) sehingga dapat menerima
pendapat orang lain.
Namun terdapat juga kekurangan dari model Problem Based Learning yaitu membutuhkan
waktu lebih banyak dan guru harus memotivasi peserta didik untuk turut aktif dalam kegiatan kelompok
agar lebih efektif (Kusumawati et al., 2022). Terdapat juga kendala yang ditemukan ketika menerapkan
model Problem Based Learning yaitu masih banyak peserta didik yang kesulitan memahami masalah
sehingga sulit juga bagi peserta didik untuk melakukan penyelidikan untuk konsep yang abstrak baik

Model Problem Based Learning dalam…- Qur’ani, Rahayu

15

secara individu ataupun kelompok, dan peserta didik kesulitan menentukan pemecahan masalah
(Fardani & Surya, n.d.). Sejalan dengan penelitian Quasi Experimen Ruhban dkk jika kemampuan
creative thinking pada model Problem Based Learning tidak lebih baik daripada penggunaan model
Aptitude Treatment Interaction (Maskur et al., 2020) karena dibutuhkan keaktifan dari diri peserta didik
itu sendiri dan membutuhkan waktu yang Panjang agar kreatifitas peserta didik dapat dituangkan secara
maksimal.
Model Problem Based Learning tidak hanya dapat membuat peserta didik aktif, tetapi juga
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan lain di dalam diri peserta didik.
Adapun kemampuan dan keterampilan lain yang dapat dikembambangkan melalui penggunaan model
Problem Based Learning yaitu; keterampilan belajar, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan
kolaboratif, keterampilan metakognisi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan merepresentasi, bahkan
meningkatkan kedisiplinan. Namun penggunaan model Problem Based Learning belum maksimal
dalam meningnkatkan keterampilan kreatif peserta didik.

Model Problem Based Learning di Tingkat SMA/SMK
Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran berdasarkan teori kognitif (Pratama
& Mardiani, 2022) dimana di dalamnya termasuk teori belajar yang berbasis konstruktivisme yaitu
pembelajaran berbasis masalah (Sutarsa & Puspitasari, 2021) (Kusumawati et al., 2022), dimana dalam
pembelajaran ini juga membutuhkan media salah satunya dengan menggunakan multimedia interaktif
dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novi (Pendidikan & Caesariani,
2018) media interaktif memberikan pengaruh baik dalam sikap dan semangat serta hasil belajar peserta
didik pun meningkat. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan kebutuhan jaman saat ini terlebih peserta
didik pada tingkat SMA/SMK yang sangat dekat dengan teknologi. Selaras dengan hasil penelitian
Ahmad Soidik yaitu hasil belajar peserta didik pada tingkat SMA yang menggunakan model Problem
Based Learning memiliki hasil yang lebih baik (Soidik et al., 2020) dan terdapat perbedaan yang
signifikan ketika menggunakan model Problem Based Learning dengan bantuan media Youtube baik
dari hasil belajar dan kemampuan literasi peserta didik (Ambarwati & Kurniasih, 2021). Hasil penelitian
Rohmatulloh dkk juga menyimpulkan bahwa integrasi penggunaan media dengan model Problem
Based Learning pada pembelajaran matematika juga dapat meningkatkan kemampuan matematis
peserta didik (Rohmatulloh et al., 2022).
Selain memanfaatkan media dalam mengunakan model Problem Based Learning, guru juga
harus berinovasi dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Ternyata
ketika guru mampu mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya dapat memberikan pengaruh terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan pada tingkat SMA oleh Suci (Serambi Ilmu et al., 2020) dan Rahmi
(Ramadhani, 2016) bahwa pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Problem Based
Learning memenuhi kategori valid karena dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dan praktis

Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, Volume 5, No.2, Agustus 2023, hal. 11-20


16

karena semua peserta didik dapat menggunakan perangkat pembelajaran tersebut serta terlaksana
dengan baik aktivitas guru dan suasananya menunjukkan kriteria yang sangat baik.
Pemanfaatan media dan mengembangkan perangkat ajar merupakan inovasi yang seharusnya
guru lakukan pada era saat ini sehingga guru tidak hanya menggunakan perangkat ajar yang sama dari
tahun ke tahun dan guru seharusnya melek dengan teknologi saat ini agar dapat menciptakan lingkungan
belajar dan menyenangkan. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian Randi Pratama yang
mengembangkan perangkat pembelajaran matematika model Problem Based Learning dengan
berbantuan powerpoint terntyata pengembangan perangkat ajar ini dapat digunakan untuk membantu
mengatasi permasalahan guru pada materi barisan dan deret yang telah memenuhi kriteria valid, praktis
dan efektif (Pratama Murtikusuma, 2015).
Penelitian lain dilakukan oleh Magdhalena di SMK Keperawatan dengan melalui pendekatan
kualitatif dan dilakukan dengan cara observasi, tes dan wawancara kepada peserta didik. Hasil
penelitian selama proses pembelajaran baik dari segi aktivitas peserta didik, kemampuan pemecahan
masalah, dan hasil belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning menunjukkan hasil
yang sangat baik (Dhema et al., 2021). Selain dari mengatasi kemampuan pemecahan masalah peserta
didik, model Problem Based Learning juga dapat membantu meningkatkan self-efficacy dan self
confidence pada peserta didik yang telah dikaji melalui penelitian tindakan kelas oleh Nurdin pada
tingkat SMA (Arifin, 2018) dan penelitian deskriptif kualitatif dengan melalui tes dan wawancara oleh
Zuhur dkk pada tingkat Madrasah Aliyah (Fardani & Surya, n.d.).
Penggunaan model Problem Based Learning pada tingkat SMA/SMK menunjukkan hasil yang
sangat baik, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun hasil dari beberapa penelitian
tersebut dalam penggunaan model Problem Based Learning ini dibutuhkan kreatifitas, inovasi, dan
melek akan teknologi. Hal ini menjadi tuntutan guru dalam menggunakan model Problem Based
Learning di dalam kelas agar mendapatkan hasil yang maksimal.

KESIMPULAN
Model Problem Based learning dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Adapun kemampuan dan keterampilan lainnya yang
dapat ditingkatkan melalui model Problem Based Learning yaitu keterampilan keterampilan belajar,
kemampuan memecahkan masalah, keterampilan kolaboratif, keterampilan metakognisi, kemampuan
berpikir kritis, kemampuan merepresentasi, serta meningkatkan kedisiplinan.
Penggunaan model Problem Based Learning pada tingkat SMA/SMK memberikan pengaruh
yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, meningkatkan keterampilan dan
kemampuan lain seperti kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik, meningkatkan self-
confidence dan self-efficacy peserta didik, dan kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik dengan
menggunakan perangkat ajar model Problem Based Learning.

Model Problem Based Learning dalam…- Qur’ani, Rahayu

17

Akan tetapi berdasarkan penelitian ditemukan jika model Problem Based Learning kurang
dapat meningkatkan kemampuan creative thinking pada peserta didik. Sejatinya kemampuan creative
thinking sangat penting terlebih pada peserta didik di tingkat SMA/SMK sebagai bekal mereka
menciptakan inovasi dan berwirausaha nantinya. Namun, penulis belum menemukan penelitian terkait
kemampuan creative thingking dengan model Problem Based Learning khususnya pada tingkat
SMA/SMK. Tentunya hal ini dapat digunakan sebagai penelitian lanjutan bagi penulis maupun
pembaca.
Penggunaan model Problem Based Learning tergantung juga kepada kreatifitas guru itu sendiri,
akan menjadi masalah ketika guru tersebut tidak mau berinovasi dan mengikuti perkembangan jaman
seperti sebagian guru yang sudah senior. Tentunya mereka akan merasa lebih sulit ketika merancang
dan menerapkan model Problem Based Learning di kelas. Maka dari itu, diperlukan pelatihan terkait
pembuatan perangkat ajar, pemanfaatan media dan teknologi guna menunjang performa guru di dalam
kelas sehingga dapat memberikan pengajaran dan pengalaman belajar yang maksimal pada peserta
didik.

DAFTAR PUSTAKA

Afridiani, T., Soro, S., & Faradillah, A. (n.d.). Pengaruh Model Problem Based Learning Berbasis
Lembar Kerja Peserta Didik Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Vol. 7 (1).
Agus, P., Mastika, E., Stkip, Y., Ngada, C. B., Tenggara Timur, N., Citra, S., & Ngada, B. (2018).
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SD
Wilibaldus Bhoke. In Journal of Education Technology, Vol. 2 (2).
Ambarwati, D., & Kurniasih, M. D. (2021). Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan Media
Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Siswa. 05(0), 2857–2868.
Andriani, D., Rita Marpaung, R. T., Jalmo Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung, T.,
Soemantri Brojonegoro No, J., & Lampung, B. (2019). Pengaruh Problem Based Learning
Terhadap Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Siswa (Vol. 7, Issue 1).
Arifin, N. (2018). Upaya Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui
Problem Based Learning. In Nurdin Arifin. Jurnal Pendas Mahakam (Vol. 3, Issue 3). Nopember.
Arnidha, Y., Rekawati, D., Guru Sekolah Dasar STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, P., &
Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, P. (2018). Model Problem Based
Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Edumath, 4(2), 46–51.
Aspridanel, A., Jalmo, T., Yolida, B., Soemantri Brojonegoro No, J., & Lampung, B. (2019).
Penggunaan Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan
Berpikir Tingkat Tinggi. In Jurnal Bioterdidik (Vol. 7, Issue 2).

Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, Volume 5, No.2, Agustus 2023, hal. 11-20


18

Cahyani, H. D., Hadiyanti, A. H. D., & Saptoro, A. (2021). Peningkatan Sikap Kedisiplinan dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan , 3(3), 919 –927.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i3.472
Dhema, M., Jufriansah, A., Studi, P., Fisika, P., Muhammadiyah, I., Sudirman, M. J. J., & Maumere,
W. (2021). Aktivitas Dan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Model Problem Based
Learning di SMK. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 4(1).
https://doi.org/10.22460/jpmi.v4i1.39-44
Ertikanto, C., Rosidin, U., Distrik, I. W., Yuberti, Y., & Rahayu, T. (2018). Comparison of
mathematical representation skill and science learning result in classes with problem-based and
discovery learning model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(1), 106 –113.
https://doi.org/10.15294/jpii.v6i2.9512
Evi, T., & Indarini, E. (2021). Meta Analisis Efektivitas Model Problem Based Learning dan Problem
Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mata Pelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 385–395. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.314
Fardani, Z., & Surya, E. (n.d.). Analisis Kepercayaan Diri (Self-Confidence) Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Model Problem Based Learning.
Fitri Amalia, N., & Pujiastuti, E. (n.d.). Kemampuan Berpikir Kritis dan Rasa Ingin Tahu Melalui Model
PBL.
Kanah, I., & Mardiani, D. (2022). Kemampuan Komunikasi dan Kemandirian Belajar Siswa Melalui
Problem Based Learning dan Discovery Learning.
Kusumawati, I. T., Soebagyo, J., & Nuriadin, I. (2022). Studi Kepustakaan Kemampuan Berpikir Kritis
Dengan Penerapan Model PBL Pada Pendekatan Teori Konstruktivisme. In Mathematics
Education Journal). MathEdu (Vol. 5, Issue 1). http://journal.ipts.ac.id/index.php/
Maryati, I. (2021). Kemampuan Representasi Matematis Siswa Melalui Model Problem Based Learning
dan Probing Prompting Learning. In Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika (Vol. 1, Issue 2).
Mashuri, S., Djidu, H., & Ningrum, R. K. (2019). Problem-based learning dalam pembelajaran
matematika: Upaya guru untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 14(2), 112–125. https://doi.org/10.21831/pg.v14i2.25034
Maskur, R., Sumarno, Rahmawati, Y., Pradana, K., Syazali, M., Septian, A., & Palupi, E. K. (2020).
The effectiveness of problem based learning and aptitude treatment interaction in improving
mathematical creative thinking skills on curriculum 2013. European Journal of Educational
Research, 9(1), 375–383. https://doi.org/10.12973/eu-jer.9.1.375
Morin, S., & Herman, T. (2022). Systematic Literature Review : Keberagaman Cara Berpikir Siswa
Dalam Pemecahan Masalah. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 5(1).
https://doi.org/10.22460/jpmi.v5i1.271-286

Model Problem Based Learning dalam…- Qur’ani, Rahayu

19

Nurfitriyanti, M., Rita Kusumawardani, R., & Lestari, I. (2020). Kemampuan Representasi Matematis
Peserta Didik Ditinjau Penalaran Matematis pada Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal
Gantang, 5(1), 19–28. https://doi.org/10.31629/jg.v5i1.1665
Pendidikan, J., & Caesariani, N. A. (2018). Pemanfaatan Multimedia Interaktif Pada Model Problem
Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika. 2.
Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Smp. (n.d.).
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Swasta Imelda Medan T.P. 2017:2018. (n.d.).
Pratama, B. A., & Mardiani, D. (2022). Kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang
mendapat model problem-based learning dan discovery learning.
Pratama Murtikusuma, R. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model
Problem-Based Learning Berbantuan Media Powerpoint Untuk Siswa Kelas XI SMK Materi
Barisan Dan Deret. http://jurnal.unej.ac.id/index.php/STF
Ramadhani, R. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika yang Berorientasi pada
Model Problem Based Learning. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 7(2), 116–122.
https://doi.org/10.15294/kreano.v7i2.7300
Rohmatulloh, R., Novaliyosi, N., Nindiasari, H., & Fatah, A. (2022). Integrasi Media Pembelajaran
pada Penerapan Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika. Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5544–5557. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3249
Serambi Ilmu, J., Mahya Sari Suci Mahya Sari adalah Guru pada SMA Negeri, S., & Banda Aceh, K.
(2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
Pembelajaran Matematika di SMA.
Soidik, A., Solichin, E., Safitri, E., & Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan YPM Bangko, P. (2020). Perbedaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem
Based Learning dengan Metode Konvensional Terhadap Hasil Belajar Ips Terpadu Kelas XII
SMK. Jurnal Muara Pendidikan, 5(1).
Sri Putri, R., Suryani, M., Lucky Heriyanti Jufri, dan, Studi Pendidikan Matematika, P., PGRI Sumbar
Jalan Gunung Pangilun, S., & Barat, S. (2019). Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa. 8(2). http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa
Sutarsa, D. A., & Puspitasari, N. (2021). Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
antara Model Pembelajaran GI dan PBL (Vol. 1, Issue 1).
Syafrizal, A., Syahputra, E., & Irvan, I. (2020). Differences in Increasing The Ability of Reasoning in
Problem Based Learning Model and Computer-Based Group Investigation. Malikussaleh Journal
of Mathematics Learning (MJML), 3(2), 51. https://doi.org/10.29103/mjml.v3i2.2422

Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, Volume 5, No.2, Agustus 2023, hal. 11-20


20

Trisna, M., Wondo, S., Denny, K., & Meke, P. (n.d.). Analisis Pengaruh Sikap Percaya Diri Siswa
Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Model PBL Berbantuan Bahan Manipulatif.





























How to cite : Qur’ani, S. R., Rahayu, W. Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran
Matematika SMA/SMK. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta. 5(2). 11-20.
https://doi.org/10.21009/jrpmj.v5i2.23082

To link to this article: https://doi.org/10.21009/jrpmj.v5i2.23082