201
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis laporan keuangan perusahaan “PB XXX” pada tahun 2016. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai Februari 2018. Analisis yang digunakan adalah analisis
rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi dan posisi rasio keuangan perusahaan PB XXX yaitu
rasio likuiditas dan rasio solvabitias dalam keadaan baik. Rasio aktivitas perusahaan sudah efektif dalam
penagihan piutang usaha. Namun, belum mampu dalam memanfaatkan persediaan, modal kerja aktiva
tetap dan total aktivanya dalam menghasilkan penjualan. Pihak manajeman perusahaan belum mampu
mengambil keputusan secara tepat terkait pemasaran produk, manajeman keuangan yang berkaitan dengan
pembiayaan operasional perusahaan dan penentuan jenis produk yang akan diperoduksi. Rasio profitabilitas
perusahaan “PB XXX” tidak dalam keadaan baik karena rasio yang dimilikinya masih di bawah standar
rata-rata industri yang disebabkan oleh kurangnya pengelolaan keuangan perusahaan secara memadai.
Kata kunci: keuangan; kondisi; posisi, rasio.
PENDAHULUAN
Pembangunan agroindustri disepakati sebagai “lanjutan” dari pembangunan pertanian. Hal ini
telah dibuktikan bahwa agroindustri mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis,
maupun menyerap tenaga kerja, mampu meningkatkan perolehan devisa dan mampu mendorong
munculnya industri yang lain (Soekartawi, 2005). Namun, masalah utama yang dihadapi terdapat
pada aspek modal yang terbatas dan sulitnya mendapatkan fasilitas pembiayaan usaha (Rahmalia,
et al., 2016).
Wilayah Kabupaten Kolaka Timur terdapat tiga usaha agroindustri yang bergerak di bidang
pengolahan padi menjadi beras yaitu salah satunya PB XXX yang berada di Kecamatan Ladongi.
Perusahaan ini menggunakan jasa kredit dari lembaga keuangan sebagai modal dalam aktivitas
operasinya. Jenis kredit yang digunakan yaitu dalam bentuk kredit modal kerja dengan tingkat
suku bunga sekitar 13 – 14%/tahun.
Dilihat dari jenis modal yang digunakan maka perusahaan memerlukan pengelolaan keuangan
yang baik dan benar yang akan memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengetahui keadaan
dan perkembangan perusahaan sehingga dapat diketahui kelemahan dari perusahaan dan hasil-
hasil yang telah dicapai perusahaan (Sartono dalam Andari et al., 2006).
Pengelolaan keuangan memerlukan analisis keuangan yang menyangkut pengumpulan,
pengolahan, dan pengontrolan segala catatan dan keterangan yang diperlukan untuk mengukur
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN AGRIBISNIS
Studi Kasus pada Perusahaan Pengolahan Padi “PB XXX”
di Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur
Andi Muhammad Adli Ikhtiar, Azhar Bafadal, Idrus Salam
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, UHO
[email protected]
Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan: Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya
menuju Swasembada Berkelanjutan—Kendari, 12 Maret 2018 • Hermanto Siregar & Usman Rianse (Ed)
Penerbit: UHO EduPress, Kendari (2020) • ISBN 978-623-91098-4-4 • DOI http://dx.doi.org/10.37149/11328

202 Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan
Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya menuju Swasembada Berkelanjutan
jalannya keuangan perusahaan selama suatu kurun waktu tertentu. Alasannya, untuk mengukur
kekuatan umum perusahaan, menentukan pinjaman modal, mengukur kekuatan dalam membayar
utang, menganalisis efisiensi modal lancar, menyediakan segala catatan yang diperlukan untuk
mengevaluasi berbagai alternatif investasi modal, dan menghitung pajak perusahaan. Tujuan
dari penelitian adalah untuk Mengetahui kondisi dan posisi laporan keuangan dan menganalisis
laporan keuangan perusahaan pada tahun 2016 dengan analisis rasio keuangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian bertempat pada perusahaan pengolahan padi “PB XXX” di Kecamatan Ladongi Kabupaten
Kolaka Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive ). Data yang digunakan pada
penelitian bersumber dari data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pencatatan pada instansi
terkait, karya ilmiah, dan sumber pustaka lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Penelitian menggunakan empet al.at analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, yang secara berturut turut diuraikan sebagai berikut.
Rasio Likuiditas
Kasmir (2012) menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Fred Weston). Adapun
rumus yang digunakan dalam menganalisis rasio keuangan yaitu
Rasio lancar =
aktiva lancar
utang lancar
Kriteria Penilaian
Rasio lancar > 2 kali, diartikan sebagai perusahaan dapat dikatakan mampu menutupi kewajiban lancaranya. Rasio lancar< 2 kali, diartikan sebagai perusahaan dapat dikatakan tidak mampu menutupi kewajiban lancaranya (Kadarsan, 1995).
Rasio cepat =
aktiva lancar – persediaan
persediaan
Kriteria Penilaian
Rasio cepat > 1,5 kali, diartikan perusahaan tidak harus menjual persediaannya bila hendak melunasi utang lancarnya. Rasio cepat< 1,5 kali, diartikan perusahaan harus menjual persediaannya untuk membayar utang lancarnya (Hanafi & Halim, 2003).
Rasio kas =
kas + tabungan
utang lancar
Kriteria Penilaian
Rasio kas> 50% diartikan perusahaan tidak harus menjual lagi aktiva lancar lainnya. Rasio kas < 50% diartikan untuk membayar utang perusahaan memerlukan waktu untuk menjual aktiva lancar lainnya.
Rasio perputaran kas =
penjualan bersih
aktiva lancar – utang lancar
Kriteria Penilaian
Perputaran kas> 10 kali, diartikan ketidak mampuan perusahaan dalam membayar tagihannya. Perputaran kas< 10 kali, diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat (Giel dalam Kasmir, 2012).
Persediaan modal kerja=
persediaan
aktiva lancar – utang lancar

203Andi Muhammad Adli Ikhtiar, Azhar Bafadal, Idrus Salam
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Agribisnis (Studi Kasus pada Perusahaan Pengolahan Padi ....)
Kriteria Penilaian
Persediaan modal kerja> 12%, diartikan perusahaan tersebut dalam keadaan baik. Persediaan
modal kerja< 12%, diartikan perusahaan dalam keadaan tidak baik.

Rasio Solvabilitas
Riswan & Kesuma (2014) mengatakan bahwa rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan
baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun rumus yang digunakan
dalam menganalisis rasio keuangan yaitu
Rasio utang =
total utang
total aktiva
Kriteria Penilaian
Total utang > 35%, diartikan pendanaan perusahaan dibiayai utang semakin banyak. Total utang < 35%, diartikan pendanaan perusahaan dibiayai utang semakin sedikit (Kasmir, 2012).
Utang terhadap modal =
total utang
total modal
Kriteria penilaian
Rasio utang terhadap ekuitas/modal > 80%, diartikan perusahaan tersebut dalam keadaan sangat baik. Rasio utang terhadap ekuitas/modal < 80%, diartikan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik (Kasmir, 2012).
Waktu pembayaran bunga =
laba sebelum bunga dan pajak
bunga
Kriteria Penilaian
Waktu pembayaran bunga > 10 kali, diartikan semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman. Waktu pembayaran bunga < 10 kali, diartikan semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.
Rasio Aktivitas
Menurut Rangkuti (2008) menyatakan bahwa rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai berapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien. Adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis rasio keuangan yaitu
Perputaran piutang =
penjualan bersih
piutang
Kriteria Penilaian
Perputaran piutang > 15 kali, diartikan modal kerja perusahaan yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah. Perputaran piutang< 15 kali, diartikan over investment dalam piutang.
Perputaran persediaan =
penjualan bersih
persediaan
Kriteria Penilaian
Perputaran persediaan > 20 kali, diartikan perusahaan bekerja secara efisien dan liquid dalam perputaran persediaannya. Perputaran persediaan < 20 kali, diartikan perusahaan bekerja secara tidak efisien atu tidak produktif (Hanafi & Halim, 2003).
Perputaran modal kerja =
penjualan bersih
modal kerja

204 Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan
Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya menuju Swasembada Berkelanjutan
Kriteria Penilaian
Perputaran modak kerja > 6 kali, diartikan perputaran modal kerja pada perusahaan tinggi.
Perputaran modal kerja < 6 kali, diartikan perusahaan kelebihan modal kerja.
Perputaran aktiva tetap =
penjualan bersih
total aktiva tetap
Kriteria Penilaian
Perputaran aktva tetap > 5 kali, diartikan perusahaan sudah mampu dalam memaksimalkan kapasitas aktiva tetapnya secara efisien. Perputaran aktiva tetap< 5 kali, diartikan perusahaan masih belum mampu dalam memaksimalkan aktiva tetapnya.
Perputaran total aktiva =
penjualan bersih
total aktiva
Kriteria Penilaian
Perputaran total aktiva > 2 kali, diartikan perusahaan tersebut sudah mampu dalam memaksimalkan kapasitas total aktiva secara efisien. Perputaran total aktiva < 2 kali, diartikan perusahaan tersebut belum mampu dalam memaksimalkan kapasitas total aktiva secara efisien.
Rasio Profitabilitas
Muizudin (2015) berpendapat bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang mampu menunjukkan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini yaitu sebagai berikut.
Margin pendapatan =
laba sesudah bunga dan pajak
penjualan bersih
Kriteria penilaian
Margin pendapatan bersih > 20%, diartikan perusahaan dalam keadaan baik dalam segi pengukuran margin laba atas penjualan. Margin pendapatan bersih < 20%, diartikan diartikan perusahaan dalam keadaan tidak baik dalam segi pengukuran margin laba atas penjualan (Kasmir, 2012).
Hasil pengembalian investasi =
laba sesudah bunga dan pajak
total aktiva
Kriteria penilaian
Hasil pengembalian investasi > 30%, diartikan perusahaan sudah produktif dalam mengelola seluruh dana perusahaan. Hasil pengembalian investasi < 30%, diartikan perusahaan belum produktif dalam mengelola seluruh dana perusahaan.
Hasil pengembalian modal =
laba sesudah bunga dan pajak
modal sendiri
Kriteria penilaian
Hasil pengembalian ekuitas > 40%, diartikan perusahaan dalam keadaan baik dalam melakukan efisiensi modal sendiri. Hasil pengembalian ekuitas < 40%, diartikan perusahaan dalam keadaan tidak baik dalam melakukan efisiensi modal sendiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis laporan keuangan mengacu pada hubungan yang diungkapkan dalam istilah matematika antara dua tokoh individu atau kelompok tokoh terhubung satu sama lain secara logis dan dipilih dari laporan keuangan yang menjadi perhatiannya (Buvaneswarin & Lakshmi, 2015). Adapun hasil analisis laporan keuangan perusahaan PB XXX pada tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut.

205Andi Muhammad Adli Ikhtiar, Azhar Bafadal, Idrus Salam
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Agribisnis (Studi Kasus pada Perusahaan Pengolahan Padi ....)
Tabel 1 Rasio Likuiditas Perusahaan PB XXX Tahun 2016
No. Rasio Likuiditas Nilai Standar Industri
1rasio lancar 7,90 2 kali
2rasio cepat 4,86 1,5 kali
3rasio kas 420 50%
4rasio perputaran kas 2,61 10 kali
5persediaan atas modal kerja 44 12%
Sumber: Data hasil penelitian tahun 2018

Tabel 1 menunjukkan bahwa perusahaan PB XXX pada tahun 2016 sudah mampu menutupi
seluruh utang yang akan segera jatuh tempo pembayarannya dengan aktiva lancar yang dimilikinya,
bahkan hanya dengan uang kas yang dimilikinya. Hal ini karena rendahnya perputaran kas sehingga
kas yang dimiliki perusahaan saja sudah mampu menutupi seluruh utang jangka pendeknya. Dengan
kondisi tersebut dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan baik melihat perusahaan sudah mampu
menutupi seluruh utang jangka pendeknya yang sewaktu-waktu akan ditagih oleh kreditor.
Tabel 2 Rasio Solvabilitas Perusahaan PB XXX Tahun 2016
No. Rasio Solvabilitas Nilai Standar Industri
1 rasio utang 12 35%
2 rasio utang atas modal 14 90%
3 waktu pembayaran bunga 99,1 10 kali
Sumber: Data hasil penelitian tahun 2018
Hasil analisis laporan keuangan perusahaan PB.XXX tahun 2016 yang ditunjukkan pada Tabel
2. Dapat dinyatakan bahwa dari seluruh pendanaan perusahaan hanya 12% dibiayai dengan utang. Adapun utang dibanding dengan modal sendirinya, perusahaan hanya dibiayai utang sebesar 14%. Hal ini membuat perusahaan memiliki peluang besar mendapatkan pinjaman jika sewaktu-waktu ingin menambah pinjamannya (Kasmir, 2012). Namun, sangat buruk jika perusahaan mengalami kebangkrutan karena risiko yang ditanggung pemilik perusahaan sangat besar. Dengan hal tersebut dapat dikatakan perusahaan dalam kondisi baik, apalagi dari segi pembayaran bunga utangnya dapat ditutupi 99 kali.
Tabel 3 Rasio Aktivitas Perusahaan PB XXX Tahun 2016
No. Rasio Aktivitas Nilai Standar industry
1perputaran piutang 27,2 15 kali
2perputaran persediaan 5,9 20 kali
3perputaran modal kerja 2,27 6 kali
4perputaran aktiva tetap 2,67 6 kali
5perputaran total aktiva 1,23 5 kali
Sumber: Data hasil penelitian tahun 2018
Analisis rasio aktivitas perusahaan PB XXX pada tahun 2016 yang ada pada Tabel 3
menunjukkan perusahaan melakukan penagihan piutangnya sebanyak 28 kali dalam satu periode. Namun, dari segi aktivitas perusahaan seperti perputaran persediaan, penggunaan modal kerja dan pemanfaatan aktiva tetap dan total aktiva. Perusahaan masih di bawah rata-rata industri artinya perusahaan masih belum efektif dan efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sehingga perusahaan dalam kondisi tidak baik.

206 Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan
Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya menuju Swasembada Berkelanjutan
Tabel 4 Rasio Profitabilitas Perusahaan PB XXX Tahun 2016
No. Rasio Profitabilitas Nilai Standar Industri
1 Margin pendapatan bersih 15 20%
2 Pengembalian investasi 18 30%
3 Pengembalian modal 21 40%
Sumber: Data hasil penelitian tahun 2018
Tabel 4 menunjukkan bahwa margin pendapatan bersih perusahaan PB XXX tahun 2016
sebesar 15% sedangkan hasil pengembalian investasi dan modalnya hanya 18 dan 20% dengan
standar industri yang sudah ditentukan tersebut. Hal ini menandakan bahwa manajemen keuangan
perusahaan belum mampu dalam mengelola investasi dan modal sendiri perusahaan sehingga
perusahaan dalam keadaan tidak baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa kondisi dan
posisi rasio keuangan perusahaan PB XXX tahun 2016 pada rasio likuiditas dan rasio solvabilitas
menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik. Adapun, rasio aktivitas menunjukkan
bahwa perusahaan sudah efektif dalam penagihan piutang usaha. Namun, keadaanya tidak baik
karena belum mampu dalam memanfaatkan persediaan, modal kerja, aktiva tetap, dan total
aktivanya dalam menghasilkan penjualan. Hal ini terjadi karena pihak manajemen perusahaan
belum mampu mengambil keputusan secara tepat terkait pemasaran produk, manajemen keuangan
yang berkaitan dengan pembiayaan operasional perusahaan dan penentuan produk yang akan
diproduksi sehingga berakibat pada rasio profitabilitas perusahaan mencapai di bawah standar
rata-rata industri yang disebabkan kurangnya manajeman perusahaan.
Beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan.
Pertama, sebaiknya perusahaan melakukan pengendalian terhadap persediaan barang dagangnya,
yaitu dengan cara meningkatkan penjualan dan mengurangi biayanya. Kedua , dalam pengelolaan
persediaan seharusnya perusahaan menggunakan sistem zero stock—seluruh produk yang telah
diproduksi seluruhnya dipasarkan tampa ada yang tersimpan di gudang penyimpanan. Ketiga ,
dengan melihat kriteria bahwa harga produk yang ada di pasaran normal dan bahkan tinggi,
pihak perusahaan harus meningkatkan kinerja manajemen terutama dalam pengelolaan keuangan
perusahaan agar perusahaan memperoleh keadaan yang lebih baik. Keempat , pemilik perusahaan
hendaknya melakukan analisis rasio untuk mengetahui lebih dalam lagi kondisi atau keadaan
keuangan perusahaan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada: Allah Swt. atas limpahan karunia, hidayah, dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian. Kepada Bapak Azhar Bafadal dan Idrus Salam selaku dosen tetap
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, UHO atas bimbingan, arahan dan koreksinya sekaligus
pemilik perusahaan PB XXX yang telah menerima dan mengfasilitasi selama penelitian sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah dengan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Andari, D.W., M. Hubais, & H. Hardjomidjojo. 2006. Analisis laporan keuangan pada perusahaan agribisnis
PD. Berkah Alam. Jurnal MPI , 2 (2): 24-32.

207Andi Muhammad Adli Ikhtiar, Azhar Bafadal, Idrus Salam
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Agribisnis (Studi Kasus pada Perusahaan Pengolahan Padi ....)
Buvaneswari, R. & S. Lakshmi. 2015. A study on financial statement analysis of sriram perfumes, trich.
International Journal of Advanced Research in Management and Social Science, 4 (7): 232-253.
Hanafi, M.M. dan A. Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kadarsan, H.W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo.
Muizudin. 2015. Analisis rasio keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, 4 (9): 1-18.
Rahmalia, D., M. I. Affandi, & K. Murniati. 2016. Strategi pengembangan pembiayaan agribisnis pada
koperasi simpan pinjam pola syariah di Lampung Tengah. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil
PPM IPB: 225-238.
Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Tehnik Pembedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riswan dan Y. F. Kesuma. 2014. Analisis laporan keuangan sebagai dasar dalam penilaian kinerja keuangan
PT Budi Satria Wahana Motor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5 (1): 93-121.
Soekartawi. 2005. Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Edisi kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.