© 2023 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Research Paper
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga sebagai Pupuk Kompos di Desa Sebanen,
Kalisat, Jember

Riza Yuli Rusdiana
1
, Indri Fariroh
1*


1
Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jember, Indonesia;

DOI: https://doi.org/10.29303/jpmpi.v6i2.3567
Sitasi: Rusdiana, B. Y., & Fariroh, I. (2023). Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga sebagai Pupuk Kompos di Desa
Sebanen, Kalisat, Jember. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6(2)

Article history
Received: 30 Maret 2023
Revised: 18 Mei 2023
Accepted: 25 Mei 2023

*Corresponding Author: Indri
Fariroh, Program Studi Agronomi
Fakultas Pertanian Universitas
Jember, Jember, Indonesia;
Email: [email protected]

Abstract: Farmers in Sebanen village still apply conventional farming systems,
where chemical fertilizers are considered to result in good and profitable yields.
The intensive use of chemical fertilizers and the lack of information on household
waste usage as compost is used as the basis for implementing community service
in Sebanen. The activity is carried out in several stages, namely initial
preparation, counseling, practice, and evaluation. Initial preparations were made
to request permission for community service activity from the village head and
head of RT 01 RW 01. Counseling and practice were carried out with interactive
lecture methods about an-organic and organic fertilizers, also how to process
household waste to become compost. The activity evaluation was held three
weeks after the counseling activity. The production of compost from household
waste went smoothly as indicated by the enthusiastic responses of participants
asking questions. Information about simple composting methods had already
generated interest for participants to practice on their own at home.
Approximately 40% of the participants have made compost from household waste
independently and have applied it to vegetable and ornamental plants in the
participants yards.

Keywords: compost, fertilizer, organic, sebanen, waste


Pendahuluan

Desa Sebanen merupakan salah satu desa di
kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember yang
didominasi oleh petani, buruh tani, dan pekerja
pabrik tembakau. Desa Sebanen memiliki potensi
yang besar di bidang Pertanian maupun Peternakan,
dimana petani banyak membudidayakan tanaman
tembakau dan padi. Secara umum petani masih
menerapkan sistem pertanian konvensional dimana
penggunaan pupuk kimia dianggap memberikan
hasil yang baik, cepat, serta menguntungkan
sehingga masih digunakan secara terus-menerus.
Menurut Roidah (2013), Hartatik et al. (2015) dan
Sapareng et al. (2019), penggunaan pupuk kimia
secara berlebihan dan secara terus-menerus dalam
jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan tanah
menjadi keras karena residu sulfat dan kandungan
karbonat di dalam pupuk kimia bereaksi terhadap
kalsium tanah sehingga tanah sulit diolah. Salah
satu upaya untuk memperbaiki kesuburan tanah
adalah dengan mengaplikasikan pupuk organik.
Kelebihan lain dari pupuk organik adalah
memiliki kandungan zat kimia yang alami,
sehingga lebih aman dan lebih sehat bagi manusia,
terlebih bagi tanah pertanian sendiri. Selain nilai
guna pupuk organik bagi tanaman, hal ini menjadi
peluang besar bagi masyarakat pedesaan untuk
lebih inovatif mengembangkan pertaniannya dalam
memenuhi kebutuhan pasar (Sutrisno et al., 2020).
Selain itu, petani, kelompok wanita tani, serta
penduduk secara umum masih minim informasi
mengenai pemanfaatan sampah rumah tangga
sebagai pupuk organik. Menurut Yetri et al. (2018),
sampah rumah tangga akan menghasilkan manfaat
tambahan sebagai pupuk padat organik jika dikelola
dengan baik. Pemanfaatan sampah rumah tangga

Rusdiana et al. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2023, 6 (2): 252-256 e-ISSN: 2655-5263


253
secara optimal dapat menciptakan lingkungan
tempat tinggal yang bersih. Nur et al., (2016)
berpendapat bahwa sampah rumah tangga bisa
diolah menjadi kompos atau pupuk padat atau cair
serta biogas. Aristoteles et al. (2021) menambahkan
bahwa pengomposan merupakan salah satu metode
pengolahan sampah organik yang bertujuan untuk
mengurangi sampah serta mengubah komposisi
sampah menjadi produk yang bermanfaat. Menurut
Setiawati dan Elfarisna (2021), beberapa jenis
limbah rumah tangga yang dapat digunakan sebagai
pupuk kompos adalah batang bayam, kulit pisang,
batang kangkung, ampas teh, buah mangga, nasi
sisa, kulit pepaya, kulit telur, daun pisang, wortel,
sawi, dan kulit bawang. Siswati et al. (2020)
berpendapat bahwa serbuk gergaji juga bisa
digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos,
karena mampu menghasilkan aerasi yang baik pada
saat pengomposan serta kelembaban yang rendah.
Pengomposan sangat penting dalam mengatasi
permasalahan limbah organik. Pengomposan
berbahan dasar sampah rumah tangga juga berperan
penting dalam mengurangi jumlah sampah serta
bernilai ekonomi jika dikembangkan sebagai usaha
mikro (Dahlianah, 2015; Triawan et al. 2020).
Beberapa penduduk di Desa Sebanen ada yang
berprofesi sebagai penjual sayuran di pasar atau
penjual sayur keliling. Tanaman sayuran
merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
mudah rusak, karena kandungan airnya yang tinggi.
Beberapa sayuran yang tidak terjual biasanya
dibuang dan tidak dimanfaatkan sehingga
menambah volume sampah. Sayuran dan sampah
rumah tangga lain yang termasuk bahan organik
mempunyai peluang untuk dimanfaatkan sebagai
bahan dasar pembuatan kompos sederhana.
Pertimbangannya adalah biaya bahan baku dari
sampah rumah tangga yang lebih murah serta
mudah didapatkan dan selalu tersedia di rumah.
Pelatihan pembuatan kompos dari sampah rumah
tangga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan kelompok wanita tani dan ibu-ibu di
sekitar pendopo kelurahan Desa Sebanen tentang
bahan sederhana yang bisa dijadikan pupuk organik
serta berpotensi menjadi substitusi bagi pupuk
kimia.





Metode

Waktu dan Lokasi
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai pupuk
kompos dilaksanakan selama 30 hari pada tanggal
1-30 November 2022. Kegiatan pelatihan PkM
dilaksanakan pada 12 November 2022 pukul 09.00.
Mitra pada kegiatan PkM adalah ibu-ibu PKK di
Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat, Kabupaten
Jember. PkM dilaksanakan di rumah ketua RT 01
RW 01 yang terletak di belakang kantor desa
Sebanen (8°6’1.308”S, 113°49’16.634”E).

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan PkM terdiri dari
berbagai tahapan, yaitu persiapan awal,
penyuluhan, praktek dan evaluasi. Persiapan
dilakukan dengan koordinasi dengan kepala desa,
ketua RT 01 RW 01 dan ibu-ibu PKK. Koordinasi
dilakukan untuk meminta ijin menyelenggarakan
kegiatan PkM, menentukan waktu kegiatan dan
sarana prasarana yang dibutuhkan pada kegiatan
penyuluhan, praktek dan evaluasi. Penyuluhan dan
praktek dilakukan sekaligus dengan metode
ceramah interaktif. Pemaparan materi yang
disampaikan oleh tim PkM yaitu pupuk anorganik
dan organik dan cara pengolahan limbah rumah
tangga untuk pupuk kompos. Selanjutnya, kegiatan
evaluasi dilaksanakan tiga minggu setelah kegiatan
penyuluhan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
kemampuan yang diperoleh ibu rumah tangga Desa
Sebanen setelah pelaksanaan PkM.

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pembuatan kompos dari sampah
rumah tangga di Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat,
Kabupaten Jember berjalan dengan lancar.
Kegiatan awal PkM dimulai dengan melakukan
survei di Kantor Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat,
Kabupaten Jember. Tim berdiskusi dengan kepala
desa dan ketua RT 01 RW 01 terkait permasalahan
limbah rumah tangga dan latar belakang penduduk
desa. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa
ibu-ibu penduduk desa berprofesi sebagai buruh
tani dan ibu rumah tangga. Selain itu, ada beberapa
penduduk yang berprofesi sebagai pedagang sayur
keliling maupun yang berjualan di pasar. Sisa
sayuran yang tidak terjual akhirnya layu dan busuk.

Rusdiana et al. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2023, 6 (2): 252-256 e-ISSN: 2655-5263


254
Sisa sayuran banyak yang dibuang dan tidak
dimanfaatkan dalam bentuk lain. Selain itu, ibu-ibu
petani dan ibu rumah tangga belum banyak
mengetahui informasi tentang pemanfaatan sampah
rumah tangga sebagai bahan baku kompos.
Oleh karena itu, tim sepakat dengan kepala desa
dan ketua RT 01 RW 01 mengadakan pelatihan
pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai pupuk
kompos kepada ibu-ibu PKK desa Sebanen.
Selanjutnya, tim berkoordinasi dengan ibu-ibu PKK
untuk menentukan jadwal kegiatan serta alat dan
bahan yang dibutuhkan. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan kompos dari sampah rumah
tangga adalah sisa sayuran, kulit telur, sisa nasi,
sisa masakan, sisa-sisa ikan, tanah, dan air. Alat
yang digunakan adalah ember dengan penutup,
pisau, dan cangkul.



Gambar 1. Pengenalan Tentang Pembuatan Kompos dari
Sampah Rumah Tangga

Kegiatan pelatihan dilakukan dengan
metode ceramah, diskusi, dan praktik pembuatan
kompos secara langsung. Pelatihan melibatkan
kelompok ibu-ibu PKK yang ada di Desa Sebanen,
sebanyak 12 orang. Pada Gambar 1, kegiatan
pelatihan dalam bentuk ceramah dilakukan dengan
memberikan informasi tentang pentingnya
pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi pupuk
kompos yang bisa dimanfaatkan untuk memupuk
cabai dan tembakau. Menurut Sutrisno et al. (2020),
kelebihan dari pupuk organik adalah tidak memiliki
kandungan zat kimia yang tidak alami, sehingga
lebih aman dan lebih sehat bagi manusia, terlebih
bagi tanah pertanian sendiri. Selain nilai guna
pupuk organik bagi tanaman, hal ini menjadi
peluang besar bagi masyarakat pedesaan untuk
lebih inovatif mengembangkan pertaniannya dalam
memenuhi kebutuhan pasar.
Selain itu, ibu-ibu PKK juga diberikan
informasi terkait pengertian bahan organik dan
anorganik, serta jenis sampah rumah tangga apa
saja yang bisa dibuat pupuk kompos melalui
pemberian leaflet. Selama pemaparan materi, ibu-
ibu arisan juga didorong untuk membuat sendiri
pupuk kompos dari sampah rumah tangga, karena
ketersediaan bahan yang melimpah dan selama ini
belum termanfaatkan sama sekali. Yetri et al.
(2018) menjelaskan bahwa limbah rumah tangga
jika diolah dapat menghasilkan biogas, pupuk
organik cair, dan padat. Kegiatan pengolahan
sampah rumah tangga memberikan manfaat
diantaranya adalah lingkungan menjadi bersih dan
mengurangi bau, lalat dan penyebaran
mikroorganisme patogen atau penyebab penyakit
pada manusia dan ternak. Pengelolaan sampah
menjadi pupuk organik akan mengurangi
ketergantungan penggunaan pupuk anorganik.



Gambar 2. Praktik Pembuatan Kompos

Praktik pembuatan kompos dilaksanakan
setelah pemaparan materi (Gambar 2). Tim PkM
mendemonstrasi secara langsung praktik

Rusdiana et al. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2023, 6 (2): 252-256 e-ISSN: 2655-5263


255
pembuatan kompos, kemudian diikuti oleh peserta
pelatihan (Gambar 3). Pembuatan pupuk kompos
dilakukan dengan metode komposter, yaitu teknik
pemotongan sampah sayur, buah, dan sisa bahan
dapur menjadi potongan atau bagian-bagian kecil
(Rini et al., 2021). Selanjutnya, ember yang sudah
disediakan kemudian diisi dengan urutan tanah-
potongan sampah rumah tangga-tanah-air. Ember
kemudian ditutup agar bau pengomposan tidak
menyebar dan mempercepat proses pengomposan.
Tahapan ini diulang pada ember yang lainnya.
Pemberian tanah pada proses pembuatan kompos,
dilakukan dengan tujuan untuk meredam bau yang
ditimbulkan pada saat proses pengomposan.
Pemberian air bertujuan untuk mempercepat proses
pembusukan sehingga sampah rumah tangga cepat
terurai.
Tanda bahwa proses pengomposan sedang
terjadi adalah rasa hangat yang ditimbulkan ketika
ember disentuh. Menurut Siagian et al. (2021), suhu
memiliki peran penting dalam memberikan
informasi aktivitas mikroorganisme dalam proses
pengomposan. Pelatihan berjalan lancar dan ibu-
ibu PKK antusias mengikuti kegiatan. Beberapa
ibu-ibu PKK mengajukan pertanyaan tentang
pembuatan kompos di sela-sela praktik pembuatan
kompos.

Gambar 3. Praktik Pembuatan Kompos secara Mandiri
oleh Peserta

Kegiatan evaluasi dilakukan 3 minggu
setelah pelatihan untuk mengetahui hasil PkM dan
memonitoring apakah pupuk kompos yang dibuat
sudah jadi, yang ditandai dengan tidak berbau
busuk serta bahan semuanya bercampur dengan
tanah. Menurut Suliartini et al. (2022), pupuk
kompos akan terdekomposisi secara alami berkisar
3-4 minggu. Hasil penelitian Ngapiyatun et al.
(2020) menyatakan bahwa kompos yang siap
digunakan yaitu berwarna coklat kehitaman, tidak
berbau dan bentuk tekstur remah. Evaluasi
dilakukan dengan berdiskusi kepada ibu-ibu PKK.
Diketahui 40% dari ibu-ibu PKK yang sudah
mengikuti pelatihan memulai membuat pupuk
kompos berbahan sampah rumah tangga secara
mandiri. Pupuk kompos dari hasil praktik mandiri
telah diaplikasikan pada tanaman sayur dan hias di
pekarangan rumah peserta pelatihan.

Kesimpulan
Kegiatan PkM pembuatan pupuk kompos
berbahan dasar sampah rumah tangga di Desa
Sebanen berjalan lancar. Respon dari ibu-ibu PKK
sebagai peserta pelatihan sangat baik dan antusias.
Pemberian informasi tentang pembuatan kompos
sederhana menimbulkan minat bagi peserta untuk
mencoba mempraktikkan sendiri di rumah.
Kegiatan pelatihan pembuatan kompos diharapkan
menjadi solusi bagi penggunaan pupuk anorganik
yang berlebihan serta alternatif bagi pupuk organik
yang murah. Saran untuk tindak lanjut kegiatan
adalah perlu adanya pendampingan ke depan untuk
mendukung perekonomian rumah tangga petani
dengan menjadikan pupuk kompos sebagai usaha
industri.

Daftar Pustaka
Aristoteles, Miswar, D., Bernando, S.DA.H., Prayoga,
A., Wulandari, A.N., Yasami, I.E.,
Prambudiningtyas, D.M., Laksono, K.A., &
Hutauruk, G.A. (2021). Pembuatan Pupuk
Kompos dari Limbah Organik Rumah Tangga di
Desa Gedung Harapan, Kecamatan Jati Agung,
Lampung Selatan. BUGUH, 1(1), 17-24.
Dahlianah, I. (2015). Pemanfaatan Sampah Organik
Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos dan
Pengaruhnya Terhadap Tanaman dan Tanah.
Klorofil: Jurnal Ilmu-Ilmu Agroteknologi, 10(1),
10-13.
Hartatik, W., Husnain, & Widowat, R. (2015). Peranan
Pupuk Organik dalam Peningkatan Produktivitas
Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan,
9(2), 107-120.
Ngapiyatun, S., Rahman, A., Aziza, H., Winarni, B., &
Wartomo. (2020). Pemanfaatan Limbah Sampah
Kota sebagai Kompos. Buletin LOUPE, 16(2),
1-6.

Rusdiana et al. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2023, 6 (2): 252-256 e-ISSN: 2655-5263


256
Nur, T., Noor, A.R., & Elma, M. (2016). Pembuatan
Pupuk Organik Cair dari Sampah Organik
Rumah Tangga dengan Penambahan
Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms).
Konversi, 5(2), 5-12.
Rini, W.N.E., Aswin, B., & Hidayati, F. (2021).
Pelatihan Pembuatan Kompos dari Sampah
Organik Rumah Tangga dengan Komposter
Ember. Jurnal Karya Abdi, 5(3), 116-121.
Roidah, I.S. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk
Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal
Universitas Tulungagung Bonorowo, 1(1), 30-
42.
Sapareng, R., Mudaffar, R.A., & Rahim, R. (2019).
Efektifitas Pupuk Organik Hayati Pada Pra
Nursery Bibit Kelapa Sawit. Prosiding Seminar
Nasional Universitas Cokroaminoto Palopo,
4(1), 161-168.
Setiawati, D. & Elfarisna. (2021). Analisis Beberapa
Hara Kompos Limbah Rumah Tangga sebagai
Pupuk Organik. Prosiding Seminar Nasional
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 5(1), 570-
578.
Siagian, S.W., Yuriandala, Y., & Maziya, F.B. (2021).
Analisis Suhu, pH dan Kuantitas Kompos Hasil
Pengomposan Reaktor Aerob Termodifikasi dari
Sampah Sisa Makanan dan Sampah Buah.
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 13(2),
166-176.
Siswati, L., Nizar, R., & Ariyanto, A. (2020).
Pengolahan Sampah Rumah Tangga menjadi
Kompos di Kelurahan Tuah Madani Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. DINAMISIA: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 519-524.
Suliartini, N.W.S., Isnaini, Khaifa, L., Aini, U.I.,
Firdaus, M.R., Solehah, S.S.B., & Hafizah,
G.T.R. (2021). Pengolahan Sampah Rumah
Tangga yang Mudah dan Murah sebagai Pupuk
Organik untuk Pelestarian Lingkungan Melalui
Metode Takakura. Jurnal Gema Ngabdi, 4(1),
77-84.
Sutrisno, E., Wardhana, I.W., Budihardjo, M.A.,
Hadiwidodo, M., & Silalahi, R.I. (2020).
Program Pembuatan Pupuk Kompos Padat
Limbah Kotoran Sapi dengan Metoda
Fermentasi Menggunakan EM4 dan STARBIO
di Dusun Thekelan Kabupaten Semarang. Jurnal
Pasopati, 2(1), 13-16.
Triawan, D.A., Fitriani, D., & Nesbah. (2020).
Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Rumah
Tangga di Perumahan Bukit Dewa Residence
Kota Bengkulu. Jurnal Dharma Bakti, 3(1), 73-
79.
Yetri, Y., Nur, I., & Hidayati, R. Produksi Pupuk
Kompos dari Sampah Rumah Tangga. Jurnal
Katalisator, 3(2), 77-81.