ISBN: 978-623-97680-2-7

Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes





PENDIDIKAN DAN PROMOSI
KESEHATAN





Penerbit:
UIM Press


Editor:
Sarmaida Siregar, S.Kep.Ns.MKM

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
ii| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Copyright © 2021, Penerbit UIM Press, Medan

Judul Buku : PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
Penulis : Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Penerbit :
UIM Press, Jln. Bilal No. 52 Kelurahan Pulo
Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur
Kode Pos. 20239
CP: 0823-6304-1647
e-mail: [email protected]
Cetakan Pertama : September 2021
Penata Letak : Sarmaida Siregar, S.Kep.Ns.MKM
Editor : Sarmaida Siregar, S.Kep.Ns.MKM
Desain Sampul : Lamhot Mirza Lubawi
ISBN : 978-623-97680-2-7




Penerbit:
UIM Press


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi
buku ini, serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari
penerbit.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |iii
KATA PENGANTAR
PENULIS

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan berkatNya saya dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Buku
Pendidikan dan Promosi Kesehatan” ini. Adapun tujuan dari
pembuatan buku ini adalah sebagai bahan ajar dan referensi bagi
para pembaca dalam memahami tentang upaya untuk mengubah
perilaku sedangkan promosi kesehatan selain untuk mengubah
perilaku juga mengubah lingkungan sebagai upaya untuk
memfasilitasi kearah perubahan perilaku tersebut.
Saya menyadari bahwa penyelesaian buku ini tidak terlepas
dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
baik secara moril ataupun material sehingga buku ini berhasil
disusun.
Masih banyak kekurangan dalam penulisan buku ini. Oleh
karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca. Mudah- mudahan buku ini dapat membantu para
pembaca untuk mengembangkan diri, memperkaya wawasan dan
menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2021




Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
iv| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
KATA PENGANTAR
EDITOR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tim Penyusun
dapat menerbitkan “Buku Pendidikan dan Promosi Kesehatan”.
Buku cetak bahan ajar ini dibuat dalam rangka mendukung proses
belajar bagi semua mahasiswa. Yang mana penyajian buku ini
disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh mahasiswa, sehingga diharapkan akan mempermudah proses
belajar mahasiswa secara mandiri.
Selain berisi materi terkait Pembiayaan Kesehatan, Buku ini
juga dilengkapi dengan pengelompokan yang bertujuan untuk
memberikan evaluasi langsung baik itu secara terstruktur dan
mandiri pada setiap pokok materi yang telah dijabarkan. Dengan
metode ini diharapkan mahasiswa tetap produktif dalam proses
belajar terutama di masa pandemi covid-19, yang mana keaktifan
mahasiswa dalam mengakses berbagai sumber ilmu dan
pemanfaatan teknologi selama proses belajar Dalam Jaringan
(Daring) sangatlah dituntut.
Semoga Buku ini dapat meningkatkan motivasi dan kualitas
pembelajaran di perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa di
dalam proses pembelajaran Pembiayaan Kesehatan.

Medan, September 2021



Sarmaida Siregar, S.Kep.Ns.MKM

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................... iv
GLOSARIUM ............................................................................ vii
BAB I KONSEP PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN,
PRINSIP BELAJAR MENGAJAR PADA PROGRAM PENDIDIKAN
KESEHATAN KLIEN DALAM RANGKA MENGATASI,
MENCEGAH, DAN MENINGKATKAN KESEHATAN ................. 1
A. Pendahuluan ........................................................................... 1
B. KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN
DAN PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN ......................... 2
C. KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN ............................ 38
D. KONSEP, TEORI DAN PRINSIP BELAJAR
MENGAJAR PADA PENDIDIKAN KESEHATAN ................... 58
E. Rangkuman ............................................................................. 66
F. Daftar Pustaka ........................................................................ 66

BAB II PERAN PERAWAT DALAM PENDIDIKAN DAN
PROMOSI KESEHATAN ............................................................. 69
A. Pendahuluan ........................................................................... 69
B. Peran Perawat dalam Pendidikan dan Promosi
Kesehatan ............................................................................... 69
C. Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan .............. 72
D. Rangkuman ............................................................................. 78
E. Daftar Pustaka ........................................................................ 80

BAB III ANALISIS BEBERAPA MODEL -MODEL

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
vi| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
DALAM PROMOSI KESEHATAN .......................................... 82
A. Pendahuluan ........................................................................... 82
B. Pengertian Model Promosi Kesehatan .................................... 82
C. Tujuan Model Promosi Kesehatan ......................................... 83
D. Macam-macam Pendekatan Model dalam Promosi Kesehatan
................................................................................................ 83
E. Rangkuman ............................................................................. 87
F. Daftar Pustaka ....................................................................... 88

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PROMOSI
KESEHATAN ............................................................................... 90
A. Pendahuluan ........................................................................... 90
B. Faktor Predisposisi ................................................................. 91
C. Faktor Penguat ........................................................................ 92
D. Faktor Pemungkin .................................................................. 92
E. Rangkuman ............................................................................. 93
F. Daftar Pustaka ........................................................................ 93

BAB V PRINSIP DAN METODE DALAM PENGEMBANGAN
PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KLIEN ............. 96
A. Pendahuluan ........................................................................... 96
B. Prinsip dalam Promosi Kesehatan .......................................... 96
C. Metode dalam Promosi Kesehatan ......................................... 99
D. Rangkuman ............................................................................. 103
E. Daftar Pustaka ........................................................................ 103

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |vii
BAB VI MEDIA, TEKNIK DAN STRATEGI DALAM
PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA KLIEN ............................................................................. 106
A. Pendahuluan ........................................................................... 106
B. Media dalam Promosi Kesehatan ........................................... 106
C. Teknik dalam Promosi Kesehatan .......................................... 110
D. Strategi dalam Promosi Kesehatan ......................................... 111
E. Rangkuman ............................................................................. 112
F. Daftar Pustaka ........................................................................ 113
BIOGRAFI PENULIS ................................................................ 115
BIOGRAFI EDITOR .................................................................. 116

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
viii| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
GLOSARIUM

Antisipatif : Bersifat tanggap terhadap sesuatu
yang sedang atau akan terjadi
Care : Peduli, memperhatikan, perawatan
Degeneratif : Penyakit kronis yang biasanya
diderita oleh lansia
Demografi : Ilmu yang berhubungan dengan
kependudukan
Ekstrovert : Tipe kepribadian yang suka bergaul
atau mudah berinteraksi dengan
orang lain, dan memiliki
kepercayaan diri tinggi
Etika : Peraturan tentang sikap perilaku
terhadap orang lain
Holistik : Bersifat menyeluruh
Introvert : Tipe kepribadian yang cenderung
berfokus pada perasaan diri sendiri,
sulit bergaul dengan orang lain, dan
kurang percaya diri
Isolasi : Tindakan pemisahan diri dari orang
lain
Komprehensif : Memiliki ruang lingkup yang luas
Kondusif : Bersifat tenang, atau mendukung
terlaksananya sesuatu
Kronik : Penyakit yang bersifat lama dan
bertahap dalam waktu lama
Kuratif : Penyembuhan penyakit
Naturalisasi : Mengembalikan bentuk ke kondisi
alami
Normatif : Berpegang teguh pada norma
Preventif : Pencegahan penyakit

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |ix
Proaktif : Tindakan yang lebih aktif dan
inisiatif
Produktif : Bersifat menghasilkan sesuatu yang
jumlahnya banyak
Primer : Tingkatan dasar/pertama, utama
Promotif : Kegiatan bersifat promosi
Rehabilitatif : Pemulihan
Sekunder : Tahapan atau kebutuhan setelah
tahapan atau kebutuhan primer
terpenuhi
Spiritual : Hubungan dengan Yang Maha
Kuasa
Stimulus : Rangsangan
Tersier : Tahapan atau kebutuhan pada
tingkatan yang tinggi setelah
tahapan/kebutuhan primer dan
sekunder terpenuhi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |1



BAB I

KONSEP PENDIDIKAN DAN PROMOSI
KESEHATAN, PRINSIP BELAJAR MENGAJAR PADA
PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN KLIEN
DALAM RANGKA MENGATASI, MENCEGAH, DAN
MENINGKATKAN KESEHATAN





A. PENDAHULUAN
Pendidikan dan promosi kesehatan merupakan
salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa keperawatan. Bab ini membantu memberikan
pemahaman mahasiswa tentang konsep pendidikan dan
promosi kesehatan, prinsip belajar mengajar pada
program pendidikan kesehatan klien dalam rangka
mengatasi, mencegah, dan meningkatkan kesehatan
sebagai materi dasar dan awal dalam mata kuliah ini.
Dengan demikian, diharapkan mahasiswa akan lebih mdah
memahami pendidikan dan promosi kesehatan ada bab-

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
2| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
bab selanjutnya. Sebagai seorang calon perawat yang
harus menjalankan salah satu perannya sebagai pendidik,
maka mahasiswa harus terlebih dahulu memahami konsep
pendidikan dan promosi kesehatan yang dijelaskan di
dalam bab I ini.

B. KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN DAN
PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN
I. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian dan Ciri Pendidikan Kesehatan
 Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan adalah proses mendidik
manusia tentang kesehatan.
Menurut Laporan JCHET (1991), Pendidikan
Kesehatan adalah :“Proses dari kesinambungan
belajar yang memampukan manusia, sebagai
individu ataupun anggota struktur sosial agar
bisa membuat keputusan sendiri”
 Pendidikan kesehatan adalah u saha
mengupayakan agar perilaku individu,
kelompok, atau masyarakat mempunyai
pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |3


2. Fondasi-fondasi ilmu pendidikan
Pendidikan sebagai fenomena yang melekat
dalam kehidupan manusia, di dalamnya senantiasa
ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan
manusia itu sendiri, sistem pendidikan
bertujuan ”to improve as a man”. Pendidikan pada
hakekatnya adalah ”process leading to the
enlightement of mankind” . Pendidikan merupakan
suatu upaya mengembangkan atau
mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan
ke taraf yang lebih baik dan lebih sempurna.
Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan
investasi untuk masa depan, namun harus
berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan
kontribusi positif bagi penyelesaian permasalahan
kekiniaan. Masa lampau menjadi pondasi dasar
untuk pijakan bagi pengembangan selanjutnya.
Sehingga dengan istilah lain dasar pengembangan
pendidikan berpijak pada akar historis, akar
filosofis, akar sosiologis dan akar psikologis. Dasar
pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-
fondasi pendidikan yang merupakan fakta-fakta
dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi
pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik
pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-
prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
4| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial,
sandaran dari struktur itu kemungkinan akan kuat,
dan sebaliknya. Dasar pengembangan atau lebih
dikenal dengan fondasi-fondasi pendidikan yang
merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar
yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan
praktik pendidikan yang berharga dan efektif.
Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya
rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial,
sandaran dari struktur itu kemungkinan akan kuat,
dan sebaliknya. (Sanford W. Reitman, 1977).
Pengertian Fondasi Pendidikan
 Fondasi: sesuatu yg memberi dasar/ landasan
terhadap sesuatu.
 Fondasi memuat nilai-nilai positif yg dianut dan
diyakini kebenarannya.
 Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994), fondasi
pendidikan : pijakan dan penentu isi dan arah
pendidikan.
 Made Pidarta (2000), Fondasi pendidikan :
sesuatu yg harus diikuti dalam upaya
mengembangkan pendidikan.
 Dirto Hadisusanto, Fondasi pendidikan : sesuatu
yg mendasari pelaksanaan pendidikan
a. Fondasi Historis
Mengandung beberapa substansi, yaitu :
1) Membimbing untuk menilai ide-ide yang
masih survive dari masa lampau dan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |5
mendorong kita untuk menolak ide-ide yang
sudah tidak sesuai,
2) Membantu kita untuk menjadi ”intelligent
thinking educational workers”,
3) Membantu untuk memilih tujuan, isi
pendidikan, dan proses pendidikan modern,
4) Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran
pendidikan secara kreatif,
5) Menstimulasi kita untuk melengkapi karya
para tokoh besar dan melaksanakan ide–ide
mereka sesuai dengan kondisi sekarang,
6) Mengembangkan sikap yang berharga seperti
kerendahan hati dan kesabaran,
7) Memberikan pengetahuan yang berharga
tentang perkembangan peradaban,
8) Sebagai pendekatan yang baik untuk studi
tentang prinsip-prinsip pembaharuan social,
industri dan politik. (Elmer Harrison Wilds,
1957).
b. Fondasi Filosofis
Memberikan makna bahwa hakekat pendidikan
adalah proses pengembangan seluruh potensi
kemanusiaan baik fisik-jasmaniahnya maupun
psikhis-roklhaniahnya kearah yang lebih sempurna,
lebih baik dan lebih bijaksana. Pendidikan itu upaya
untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa
manusia menjadi manusia yang mandiri, agar tidak
tergantung kepada orang lain. Kemerdekaan terdiri

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
6| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
dari mandiri, berdiri sendiri, tidak tergantung pada
orang lain dan megatur dirinya sendiri. Pendidikan
berarti pula sebagai daya upaya untuk memajukan
pengembangan budi pekerti (kekuatan batin),
fikiran (“intellect”) dan jasmani. Maksudnya ialah
supaya kita dapat memajukan kesempurnaan
hidup, yakni kehidupan dan penghidupan peserta
didik, selaras dengan alamnya dan
masyarakatnya.(Ki Hajar Dewantara 1956)
c. Fondasi sosiologis
Memberikan beberapa makna bagi pengembangan
pendidikan, yakni :
1) Apresiasi terhadap adanya kenyataan
pluralitas budaya dalam masyarakat,
2) Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak
asasi manusia,
3) Pengembangan tanggungjawab masyarakat
dunia
4) Pengembangan tanggungjawab manusia
terhadap planet bumi.(Tilaar, 2003)
Peran pendidikan dipahami bukan saja dalam
konteks mikro (kepentingan anak didik melalui
proses interaksi pendidikan) melainkan juga dalam
konteks makro, yaitu kepentingan masyarakat
bangsa, negara dan kemanusiaan. Hubungan antara
pendidikan dan masyarakat berarti mencakup
hubungan pendidikan dengan perubahan sosial,
tatanan ekonomi, politik dan negara. Maka dituntut

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |7
mampu memperhitungkan dan melakukan
antisipasi perkembangan sosial, ekonomi, politik
secara simultan. Peserta didik dipandang sebagai
orang yang merupakan bagian dari masyarakat,
sehingga proses pendidikan harus memiliki
orientasi terhadap masyarakat. Pendidikan adalah
sebuah proses sosial bagi orang yang belum
maupun sudah dewasa untuk menjadi bagian aktif
dan partisipatif dalam masyarakat.
d. Fondasi Psikologis
Mengandung beberapa dimensi. Perkembangan
manusia dialami sepanjang rentang kehidupan
manusia, dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai
saat bayi dilahirkan (masa prenatal), masa bayi,
masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak akhir,
masa remaja, masa dewasa dini, masa dewasa
madya, dan masa usia lanjut. Tiap-tiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik perilaku
yang berbeda satu sama lain, dan masing-masing
karakteristik perkembangan masih dibedakan
berdasar tinjauan dari aspek fisik, kognitif, dan
sosial emosional. Para pendidik perlu memahami
karakteristik perkembangan diri peserta didiknya,
agar pendidikan yang diberikan dapat disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pengejawantahan fondasi-fondasi pendidikan
menjadi fondasi dasar pengembangan pendidikan
yang di teruskan pada konteks aksi riel di dunia

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
8| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
nyata pendidikan memerlukan pemikiran yang
mendalam dan komprehensif. Pada praktiknya,
program pendidikan harus senantiasa dikawal dan
dikembalikan pada empat akar pendidikan diatas.
 Imam Barnadib: pendidikan tidaklah
diselenggarakan secara steril & terpisah dari
konteks masyarakatnya.
 Anita Lie: pendidikan tidak terjadi di ruang
hampa melainkan ada dalam realita sosial
yang selalu berubah.
3. Batasan Pendidikan Kesehatan
Dapat dikatakan pendidikan kesehatan adalah
suatu bentuk rekayasa perilaku (behavior
engineering) untuk hidup sehat.
Pendidikan merupakan upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok atau masyarakat sehinngga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur –
unsur pendidikan yaitu

:
a. Input: sasaran pendidikan (individu,
kelompok, masyarakat) dan pendidik
(pelaku pendidikan).
b. Proses: upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain.
c. Output: melakukan apa yang diharapka atau
perubahan perilaku.
Luaran (output) yang diharapkan dari suatu

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |9
pendidikan kesehatan disini adalah perilaku
kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan atau dapat dikatakan
perilaku yang kondusif.
Perubahan perilaku yang belum atau tidak
kondusif ke perilaku yang kondusif ini mengandung
berbagai dimensi, antara lain:
a. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku adalah adanya
perubahan yang terjadi dari tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat baik itu dari
tindakan yang tidak berwawasan kesehatan
menuju perubahan tindakan yang berwawasan
kesehatan ataupun tindakan yang berwawasan
kesehatan menuju perubahan tindakan yang
tidak berwawasan kesehatan.
Perilaku – perilaku yang merugikan
kesehatan yang perlu dirubah. Misalnya:
perilaku merokok, konsumsi narkoba, mabuk
minuman keras, seks bebas , tidak berobat saat
memiliki gejala sakit dan penyakit.
b. Pembinaan perilaku
Pembinaan disini ditujukan utamanya
kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat
agar dipertahankan, artinya masyarakat yang
sudah mempunnyai perilaku hidup sehat
(healthy life style) tetap dilanjutkan atau
dipertahankan. Misalnya: melakukan olahraga

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
10| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
teratur, makan dengan menu seimbang,
menguras bak mandi secara teratur, membuang
sampah ditempatnya, menjauhi perilaku
merokok.
c. Pengembangan perilaku
Pengembangan perilaku sehat ini utamanya
ditujukan dengan membiasakan hidup sehat bagi
anak – anak. Perilaku sehat ini seyogyanya
dimulai sedini mungkin, karena kebiasaan
perawatan terhadap anak termasuk kesehatan
yang diberikan oleh orangtua akan langsung
berpengaruh kepada perilaku sehat anak
selanjutnya.
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan
perilaku kesehatan masyarakat, nampaknya
pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan
adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang
ditujukan kepada perilaku agar perilaku tersebut
kondusif untuk kesehatan. Dengan perkataan
lain pendidikan kesehatan mengupayakan agar
perilaku individu, kelompok atau masyarakat
mempunyai pengaruh posif terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Agar
intervensi atau upaya tersebut selektif maka
sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan
diagnosis atau analisis terhadap masalah
perilaku tersebut.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |11
Secara garis besar maka tujuan pendidikan
kesehatan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Berdasarkan WHO tujuan pendidikan
kesehatan untuk mengubah perilaku orang
atau masyarakat dari perilaku yang tidak
sehat atau belum sehat menjadi perilaku
sehat. Defenisi sehat menurut Undang –
undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 yaitu
suatu keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
2) Mengubah perilaku yang kaitannya dengan
budaya. Sikap dan perilaku merupakan
bagian dari budaya. Kebudayaan adalah
kebiasaan, adat isiadat, tata nilai atau norma.
Untuk tujuan perilaku sehat tersebut
tidaklah mudah. Sebagai contoh kebiasaan
bersikat gigi umumnya hanya pada waktu
mandi, pagi dan sore. Mereka tidak
menyadari bahwa setiap habis makan, mulut
dikotori oleh zat makanan yang dimakan.
Menurut teori bakteri akan aktif
berkembang biak 30 menit setelah makan.
Oleh karena itu sehabis makan maka
haruslah bergosok gigi dan kebiasaan
tersebut itu tidak mudah.
Ahli sosial mengartikan konsep

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
12| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
kebudayaan dalam arti yang amat luas yaitu
seluruh dari total pemikiran, karya dan hasil
karya manusia yang tidak berakar pada
naluri dan yang terjadi melalui proses
belajar
7
. Meskipun secara garis besar tujuan
dari pendidikan kesehatan itu adalah
mengubah perilaku yang belum sehat
menjadi perilaku yang sehat, namun perilaku
tersebut cakupannya amat luas.
Azwar (1983) membagi 3 perilaku
kesehatan sebagai tujuan pendidikan
kesehatan menjadi 3 macam yaitu :
1) Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai
suatu yang bernilai dimasyarakat. Contohnya
kader kesehatan mempunyai tanggung
jawab terhadap penyuluhan dan pengarahan
kepada keadaan dalam cara hidup sehat
menjadi suatu kebiasaan masyarakat.
2) Secara mandiri mampu menciptakan
perilaku sehat bagi dirinya sendir maupun
menciptakan perilaku sehat didalam
kelompok. Contoh program PKMD adalah
posyandu yang akan diarahkan kepada
upaya pencegahan penyakit.
3) Mendorong berkembangnya dan
penggunaan sarana pelayanan kesehatan
yang ada secara tepat. Contoh ada sebagian
masyarakat yang secara berlebihan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |13
memanfaatkan pelayanan kesehatan dan
adapula yang sudah benar – benar sakit
tetapi tidak memanfaatkan pelayanan
kesehatan.

4. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan merupakan
domain yang akan di tuju dari pendidikan
kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan adalah
mengubah perilaku dari yang merugikan
kesehatan atau tidak sesuai dengan norma
kesehatan ke arah tingkah laku yang
menguntungkan kesehatan atau norma yang sesuai
dengan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki
beberapa tujuan antara lain:
a. Tercapainya perubahan perilaku individu,
keluarga, dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat,
serta peran aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu,
keluarga, dan masyarakat yang sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental maupun
sosial sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Menurut WHO, tujuan
penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat
dalam bidang kesehatan (Effendy, 1998).

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
14| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah
agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, maupun memahami
apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada
mereka ditambah dengan dukungandari luar, dan
mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna
untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat. Menurut Undang-
undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO,
tujuan pendidikan kesehatan adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan;
baik secara fisik, menta,l maupun sosialnya,
sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial, pendidikan kesehatan di semua program
kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya
(Wahid, 2007). Tujuan pendidikan kesehatan adalah
untuk mengubah pemahaman individu, kelompok
dan masyarakat di bidang kesehatan agar
menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
bernilai mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat, serta dapat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan
sesuai (Herawati dkk, 2001).
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |15
memperoleh pengetahuan dan pemahaman akan
pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku
kesehatan sehingga dapat meningkatkan
derajatkesehatan fisik, mental, dan sosial, sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial untuk
mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat
menjadi sehat. Secara khusus tujuan pendidikan
kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan,
b. Menjadikan kesehatan sebagai kebutuhan
utama di masyarakat,
c. Meningkatkan pengembangan dan penggunaan
sarana dan prasarana kesehatan secara tepat, 4.
Meningkatkan tanggung jawab dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan, 5. Memiliki
daya tangkal atau pemberantasan terhadap
penularan penyakit
d. Memiliki kemauan dan kemampuan masyarakat
terkait dengan promotif (peningkatan
kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif dan
rehabilitative (penyembuhan dan pemulihan

5. Sasaran Pendidikan Kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia
berdasarkan pada program pembangunan
Indonesia adalah :

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
16| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
a. Masyarakat umum. Masyarakat umum adalah
seluruh masyarakat yang berada disuatu tempat
secara umum yang mendapatkan pendidikan
kesehatan, contoh: terjadinya kasus endemis
fillariasis di sebuah desa maka seluruh
masyarakat di desa tersebut harus mendapatkan
pendidikan kesehatan dan pengobatan terkait
eliminasis fillariasis.
b. Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti
wanita, remaja dan anak-anak. Kelompok
tertentu menjadi sasaran pendidikan kesehatan
karena rentan terhadap permasalahan
kesehatan. Wanita sangat rentan memiliki
permasalahan kesehatan terutama wanita hamil
dan wanita menyusui karena pada periode
tersebut mereka memiliki kebutuhan gizi yang
lebih tinggi dan membutuhkan pemeliharaan
kesehatan yang lebih tinggi dari wanita biasa,
contoh: seorang wanita hamil dan menyusui
harus mendapatkan konseling oleh bidan atau
dokter terkait permasalahan kesehatan yang
dialami atau pemeliharaan kesehatan selama
masa kehamilan dan nifas.
Anak-anak dan remaja menjadi kelompok
sasaran pendidikan kesehatan secara khusus, hal
ini dikarenakan anak-anak memiliki imunitas
yang jauh lebih rendah dibandingkan orang
dewasa sehingga memiliki resiko terkena

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |17
permasalahan kesehatan yang lebih tinggi dan
pengetahuan yang kurang baik sehingga
meningkatkan resiko terjadinya permasalahan
kesehatan, contoh anak-anak yang terkena diare
karena konsumsi jajan sembarangan .
c. Sasaran individu dengan tehnik pendidikan
kesehatan individual. Sasaran pendidikan
kesehatan kepada individu dilakukan karena
terdapat individu yang mengalami permasalahan
kesehatan secara khusus sehingga memerlukan
pendidikan kesehatan agar permasalahan
kesehatannya tidak semakin parah atau
permasalahannya tidak menular kepada orang
lain, contoh: individu yang terkena penyakit AIDS
maka akan disarankan untuk mendapatkan
konseling demi meningkatkan status kesehatan
penderita AIDS tersebut
6. Proses Pendidikan Kesehatan
Di dalam kegiatan terdapat tiga persoalan pokok,
yakni masukan (input), proses, dan keluaran
(output). Persoalan masukan menyangkut subjek
atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai
latar belakangnya. Persoalan proses adalah
mekanisme atau proses terjadinya perubahan
kemampuan pada diri pada subjek belajar. Prinsip
pokok dalam pendidikan kesehatan adalah proses
belajar.
Dalam proses belajar ini terdapat beberapa

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
18| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
persoalan pokok, yaitu :
a. Persoalan masukan (input)
Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik)
yaitu individu, kelompok serta masyarakat yang
sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar
belakangnya seperti umur, pendidikan,
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan
keterampilan yang dimiliki setiap orang akan
berbeda.
b. Persoalan proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan
kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajar
tersebut. Dalam proses ini terjadi pengaruh
timbal balik antara berbagai faktor antara lain
subjek belajar, pengajar (pendidik dan
fasilitator), metode, tehnik belajar, alat bantu
belajar serta materi atau bahan yang dipelajari.
c. Persoalan keluaran (output)
Merupakan hasil balajar itu sendiri yaitu berupa
kemampuan atau perubahan perilaku dari
subjek belajar yang telah mendapatkan
pengajaran.
d. Instrumental input
Merupakan alat yang digunakan untuk proses
belajar yang terdiri dari program pengajaran,
bahan pengajaran, tenaga pengajar, sarana,
fasilitas dan media pembelajaran
e. Environtmental input

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |19
Lingkungan belajar baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial Metode Alat-alat
Verner dan Davison yang dikutip oleh Lunardi
mengidentifikasi adanya 6 faktor yang dapat
mengahambat proses belajar pada orang dewasa
yakni.
1) Dengan bertambhanya usia, titik dekat
penglihatan atau titik terdekat yang dapat dilihat
secara jelas mulai bergerak.
2) Dengan bertabhanya usia, titi jauh penglihatan
yang dapat dilihat secara jelas mulai berkurang .
3) Makin bertambah usia, makin banyak juga jumlah
penerangan yang diperlukan untuk belajar.
4) Makin bertambah usia, persepsi kontrak warna
cenderung merah dari pada spektrum.
5) Makin bertambah usia, kemampuan menerima
suara makin menurun.
6) Makin bertambah usia, kemampuan untuk
membedakan bunyi makin berkurang. Dalam
proses belajar tedapat beberapa prinsip yaitu :
Prinsip 1
Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri
dan bukan oleh si pengajar. Perubahan persepsi
pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah suatu produk
manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan
kepada individu.
Prinsip 2
Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
20| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
berarti belajar adalah proses penggalian ide-ide yang
berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat
sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan
tujuan yang akan dicapai.
Prinsip 3
Belajar adalah suatu konsekuensi dari
pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung jawab
ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia menjadi atau
dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman
dan pernah berdiri sendiri.
Prinsip 4
Belajar adalah suatu proses kerja sama dan
kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat proses
belajar. Orang pada hakikatnya senang saling
bergantung dan saling membantu.
Prinsip 5
Belajar adalah proses evolusi, bukan proses
revolusi karena perubahan perilaku memerlukan
waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah
suatu proses yang lama, karena memerlukan
pemikiran-pemikiran dan pertimabangan
Prinsip 6
Belajar kadang-kadang meruapakn suatu proses
yang menyakitkan karena menghendaki perubahan
kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat
berharga bagi dirinya dan mungkin harus melepaskan
sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan
hidupnya

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |21
Prinsip 7
Belajar adalah proses emosional dan intelektual.
Belajar dipengaruhi oleh keadaan individu atau si
pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya
proses intelektual, tetapi emosi juga turut
menentukan.
Prinsip 8
Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang
mempunyai gaya belajar dan keunikan sendiri dalam
belajar.

II. Pengantar promosi kesehatan
1. Sejarah promosi kesehatan
Era Globalisasi dan Promosi Kesehatan
Kurun waktu 2000 an ini juga merupakan era
globalisasi. Batas – batas antar negara menjadi lebih
longgar. Persoalan menjadi lebih terbuka. Berkaitan
dengan era globalisasi ini dapat menimbulkan
pengaruh baik positif maupun negatif. Di satu pihak
arus informasi dan komunikasi mengalir sangat
cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
pesat. Dunia menjadi lebih terpacu dan maju. Di
Pihak lain penyakit menular yang ada di satu negara
dapat menyebar secara cepat ke negara lainapabila
negara dapat menyebar secara cepat ke negara ,ain
apabila negara lain apabila negara itu rentan atau
rawan. Misalnya AIDS, masalah merokok,
penyalahgunaan NAPZA, dll sudah menjadi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
22| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
persoalan dunia. Demikian pula budaya negatif di
satu bangsa/negara dengan cepat juga dapat masuk
dan mempengaruhi budaya bangsa/ negara lain.
Sementara itu khususnya di bidang Promosi
Kesehatan, dalam era globalisasi ini indonesia
memperoleh banyakmasukan dan perbandingan
dari banyak negara. Melalui berbagai pertemuan
internasional yang diikuti, setidaknya para delegasi
memperoleh inspirasi untuk mengembangkan
Promosi Kesehatan di indonesia. Beberapa
pertemuan adalah sebagai berikut

:
a. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan.
Konferensi ini bersifat resmi, para utusannya
diundang oleh WHO dan mewakili negara.
Selama kurun waktu 1995 – 2005 ada tiga kali
konferensi internasional, yaitu : The 4th
International Conference on Healt Promotion,
Jakarta, 1997, the 5th Internasional Conference
on Health Promotion, Mexico City, 2000, dan the
6st Global Conference on Health Promotion,
Bangkok, 2005. Pada pertemuan di Bangkok
istilah International Conference diganti dengan
Global Conference, a.l. Karena dengan istilah
“global” tersebut menunjukkan bahwa sekat –
sekat antar negara menjadi lebih tipis dan
persoalan serta solusinya menjadi lebih
mendunia. Menkes RI yang hadir pada konferensi
di Jakarta adalah Prof. Dr. Suyudi yang juga

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |23
menjadi pembicara kunci pada konferensi
tersebut; di Mexico City : Dr. Achmad Suyudi,
yang juga menjadi salah satu pembicara kunci
dan bersama para menteri kesehatan dari
negara negara lain ikut menandatangani “Mexico
Ministerial Statements on Health Promotion”; dan
yang hadir di Bangkok adalah Drs. Richard
Pajaitan, Staf Ahli yang mewakili Menteri
Kesehatan yang harus berada di tanah air
menjelang peringatan proklamasi kemerdekaan
RI. Konferensi di Bangkok ini menghasilkan “The
Bangkok Charter”. Ketiga konferensi tersebut
baik proses maupun hasil – hasilnya
memberikan sumbangan yang bermakna dalam
perkembangan promosi kesehatan di indonesia.
b. Konferensi Internasional Promosi dan
Pendidikan Kesehatan. Konferensi ini bersifat
keilmuan. Utusannya datang atas kemauan
sendiri dengan atas kemauan sendiri dengan
mendaftar lebih dahulu. Penyelenggaranya
adalah Organisasi Profesi, yaitu International
Union for Health Promotion and Education. Dalam
kurun waktu ini sebenarnya ada empat kali
pertemuan, tetapi indonesia hanya hadir di tiga
pertemuan yaitu di Ciba, Jepang, tahun 1995, di
Paris, Perancis, tahun 2001, dan Melbourne,
Australia, 2004. Indonesia tidak hadir pada
pertemuan di Pourtorico, tahun 1998, karena

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
24| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
situasi tanah air yang tidak memungkinkan
untuk pergi. Dengan mengikuti konferensi
seperti ini, selain menambah wawasan dan
gagasan, juga menambah teman dan jaringan.
c. Pertemuan – pertemuan WHO tingkat regional
dan internasional. Pertemuan seperti ini
biasanya diikuti oleh kelompok terbatas, antara
20 – 30 orang. Sifatnya merupakan pertemuan
konsultasi atau juga pertemuan tenaga ahli
(Expert). Pesertanya adalah utusan yang
mewakili unit Promosi Kesehatan di masing –
masing negara, atau perorangan yang dianggap
ahli, yang diundang oleh WHO. Dalam kurun
waktu 1995 – 2005 beberapa kali
diselenggarakan pertemuan konsultasi di New
Delhi, India, di Bangkok, Thailand, di Jakarta,
Indonesia, dan beberapa kali di Genewa, Swis,
khususnya dalam kaitannya dengan Mega
Country Health Promotion Netwwork. Pertemuan
– pertemuan seperti ini juga memicu
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia.
Khusus dalam Mega Country network ini
diupayakan penanggulangan penyakit tidak
menular secara bersama melalui aktivitas fisik,
makan gizi seimbang dan tidak merokok.
d. Pertemuan regional ASEAN. Pertemuan ini
diselenggarakan oleh negara – negara ASEAN.
Pertemuan seperti ini diselenggarakan beberapa

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |25
kali, tetapi yang menyangkut Promosi Kesehatan
diselenggarakan pada tahun 2002 di Vientiane,
Laos. Pertemuan ini menghasilkan Deklarasi
Vientiane atau kesepakatan Menteri Kesehatan
ASEAN tentang “Healthy ASEAN Lifestyle’ (antara
lain ditandatangani oleh Dr. Achmad Suyudi
selaku Menteri RI) yang pada pokoknya
merupakan kesepakatan untuk mengintensifkan
upaya– upaya regional untuk meningkatkan gaya
hidup sehat penduduk ASEAN akan menuju
kehidupan yang sehat, sesuai dengan nilai,
kepercayaan dan lingkungannya.
e. Pertemuan – pertemuan internasional atau
regional lainnya, seperti : International
Conference on Tobacco and Health di Beijing,
1997; International Conference onWorking
Together for better health di Cardiff, UK, 1998;
dan masih banyak pertemuan lainnya, misalnya
tentang HIV/AIDS di Bangkok, Manila, dll.;
Pertemuan tentang kesehatan lingkungan di
Nepal; Pertemuan tentang Health Promotion di
Bangkok, di Melbourne, dll. Ini semua
memperkuat jaringan dan semakin
memantapkan langkah di indonesia.
Selain itu, indonesia juga banyak menerima
kunjungan persahabatan dari negara – negara
sahabat, kebanyakan dari negara – negara yang
sedang berkembang seperti dari Bangladesh, India,

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
26| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Myanmar, Sri Langka, Maladewa (Maldives) dan
beberapa negara di Afrika. Dalam kesempatan
diskusi di kelas maupun kunjungan lapangan,
mereka juga sering memberi masukan dan
perbandingan tentang kegiatan Promosi Kesehatan

2. Profil Promosi Kesehatan
Pada umumnya berbagai permasalahan
kesehatan disebabkan oleh tiga faktor yang muncul
secara bersamaan seperti (1) adanya bibit penyakit
atau penganggu lainnya, (2) lingkungan yang
memungkinkan berkembangnya bibit penyakit (3)
perilaku manusia yang cenderung tidak
memperdulikan bibit penyakit dan lingkungan yang
ada disekitarnya. Perilaku seorang manusia akan
menentukan dirinya akan menderita sebuah sakit atau
penyakit. Perubahan perilaku akan berkaitan erat
dengan promosi kesehaatn yang dilakukan, oleh
karena itu peran promosi keseahatan sangat
diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat
agar terbebas dari permasalahan kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama
masyarakat agar masyarakat dapat menolong diri
sendiri dari terjadinya sebuah permasalahan
kesehatan. Beberapa hal yang dapat dicatat sebagai
profil Promosi Kesehatan secara rincidapat dilihat

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |27
dibuku : Profil Promosi Kesehatan secara garis besar
adalah sebagai berikut

:
a. Dalam upaya advokasi, telah dihasilkan beberapa
keputusan yang menyangkut kebijakan yang
berkaitan dengan : “Social enforencement” Garam
beryodium, kawasan tanpa rokok, kabupaten/kota
sehat, program langit biru, dll. Selain itu sekitar 20
provinsi juga telah mengeluarkan Surat keputusan
atau Edaran yang berkaitan dengan PHBS, garam
yodium, penanggulangan AIDS, Kawasan Tanpa
Rokok, dll.
b. Dalam upaya bina suasana atau pembentukan
opini masyarakat untuk membudayakan perilaku
sehat telah dilakukan penyebaran informasi
kesehatan, melalui media televisi, radio, media
cetak, pameran, media luar ruang lainnya,
penyeluhan melalui kelompok dan diskusi
interaktif . Penyebaran informasi kesehatan itu
dilakukan baik di Pusat maupun Daerah, tentang
berbagai topik, masalah atau Promosi Kesehatan,
seperti : GAKY, AIDS, Gaya Hidup Sehat, dll,
termasuk kampanye tentang penanggulangan
dampak pengurangan subsidi energi.
c. Dalam upaya pengembangan perilaku hidup sehat,
30 provinci melaporkan telah mengembangkan
PHBS di berbagai tatanan : jumlah kumulatifnya
sebanyak 7,5 juta lebih di tatanan rumah tangga,
53 ribu lebih di tatanan sekolah (SD, SMP, SMU),

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
28| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
260 ribu lebih di tempat kerja )Kantor pemerintah,
kantor swasta, pabrik), 26 ribu lebih di tatanan
sarana kesehatan (Pemerintah dan Swasta).
d. Dalam upaya peningkatan kemitraan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi upaya
Promosi Kesehatan, dilakukan berbagai kegiatan,
seperti : reorientasi LSM termasuk di provinsi,
sosialisasi Indonesia Sehat ke partai politik,
organisasi kemasyarakatan dan wartawan,
pertemuan – pertemuan lintas program dan lintas
sektor, juga berbagai pertemuan bersama LSM,
Sektor Swasta, Organisasi Profesi, Ormas
Kemanusiaan, Ormas Wanita, Ormas Keagamaan,
dll.
e. Pengembangan SDM Promosi Kesehatan, baik bagi
pengelola program maupun pelaksana di
lapangan. Dalam kaitan itu pada tahun 2002
tercatat ada 54 tenaga Promosi Kesehatan di
Pusat dan beberapa daerah mengikuti pendidikan
formal (D3, S1 dan S2). Sedangkan tenaga yang
mengikuti pelatihan tentang pomkes dalam tahun
2002 tidak kurang dari 600 orang. Berasal dari
pusat dan sedikitnya dari 20 provinsi. Selain itu
juga telah ditetapkan sebanyak 856 orang tenaga
jabatan profesional penyuluh kesehatan (98 orang
ahli dan 758 orang terampil), baik di Pusat
maupun Daerah.
f. Dalam upaya pengembangan metode dan teknik

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |29
Promosi Kesehatan, antara lain, dihasilkan :
Pomkes di perusahaan, Pomkes dalam era
desentralisasi, Pomkes dalam pemberdayaan
keluarga, Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok,
Pomkes di pondok pesantren, Pengembangan
Kota Sehat, Pemanfaatan Dana Sosial dan
Keagamaan untuk kesehatan. Sesuatu yang perlu
disebutkan disini adalah : Pengembangan Sistem
Surveilans Perilaku Beresiko terpadu (Yang
dipandang sebagai surveilans generasi kedua,
setelah surveilans penyakit) dan Pengembangan
Sistem Informasi PHBS di berbagai tatanan.
Pengembangan media dan sarana promkes, antara
lain pengembangan studio mini dan mobil unit
penyuluhan di Pusat dan 5 Provinsi proyek
Kesehatan Keluarga dan Gizi beserta saranan
kelengkapannya, serta berbagai prototype media
di pusat untuk kemudian dikembangkan di
daerah. Dikembangkan pula media interaksi baik
melalui majalah tiga bulanan maupun melalui
internet.
g. Pengembangan indrastruktur khususnya yang
menyangkut organisasi dan kelembagaan, serta
penganggaran, hasilnya mengalami pasang surut.
Demikian pula yang terjadi di daerah, ada yang
muncul dan ada yang terintegrasi dengan unit lain,
sesuai dengan potensi, keadaan dan
perkembangan di daerah. Di beberapa daerah juga

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
30| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
dibentuk Badan Koordinasi Promosi Kesehatan
Provinsi seperti yang terjadi di Sumatra Utara,
Jawa Barat, DIY dan lampung.
Selain itu dapat disampaikan bahwa
pengembangan anggaran biaya untuk kegiatan
Promosi Kesehatan ini mengalami fluktuasi. Pada
awal Repelita I sampai VI tersedia dana melalui
APBN termasuk bantuan luar negeri yang
jumlahnya belum memadai. Namun belakangan ini
pada masa reformasi terjadi peningkatan
anggaran yang cukup besar, baik yang berasal dari
APBN maupun APBD bagi daerah otonom.

3. Pengertian Pendidikan dan Promosi dalam
Kesehatan
 Pendidikan Kesehatan adalah proses
mendidik manusia tentang kesehatan.
Menurut Laporan JCHET (1991), Pendidikan
Kesehatan adalah :“Proses dari
kesinambungan belajar yang memampukan
manusia, sebagai individu ataupun anggota
struktur sosial agar bisa membuat keputusan
sendiri”
 Pendidikan kesehatan adalah u saha
mengupayakan agar perilaku individu,
kelompok, atau masyarakat mempunyai
pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |31
 Promosi Kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri serta
mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan d idukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(SK Menkes No. 1193/Menkes/SK/X/2014).

4. Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan memiliki visi misi
dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang
dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang
kebijakan nasional promosi kesehatan, apabila
dilihat kembali hal ini sejalan dengan visi global.
Visi promosikesehatan adalah PHBS 2010 yang
mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat
indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut
menunjukkan dinamika atau gerak maju dari
suasana lama (ingin diperbaiki) suasana baru (ingin
dicapai).
Visi ini diperlukan agar promosi kesehatan yang
diharapkan mempunyai arah yang jelas, dalam hal
ini adalah apa yang menjadi harapan dari promosi
kesehatan sebagai penunjang dalam program
kesehatan yang lain. Visi promosi kesehatan adalah

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
32| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihgara dan meningkatkan status
kesehatannya, baik fisik, mental, sosial dan
diharapkan pula mampu produktif secara ekonomi
maupun sosial sebagaimana dituangkan dalam
undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 serta
organisasi kesehatan dunia WHO.
Empat kata kunci Visi Promosi Kesehatan:
a. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan
kesehatan
b. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan
kesehatan
c. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu
mencegah penyakit, melindungi diri dari
gangguan-gangguan kesehatan, dan mencari
pertolongan pengobatan yang professional bila
sakit.
d. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan
mampu meningkatkan kesehatannya . Kesehatan
perlu ditingkatkan, karena derajat kesehatan
baik individu, kelompok , atau masyarakat itu
bersifat dinamis, tidak elastis.
Untuk mencapai visi tersebut diatas perlu upaya-
upaya yang dilakukan dan biasanya dituangkan
dalam misi. Misi promosi kesehatan secara garis
besar dirumuskan sebagai berikut:
a. Advokat (Advocate), melakukan kegiatan
advokasi / upaya –upaya terhadap para

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |33
pengambil keputusan diberbagai program /
sektor yang terkait dengan kesehatan. Dengan
maksud agar pro gram kesehatan yang
ditawarkan dipercayai dan perlu dukungan
melalui kebijakan-kebijakan / keputusan politik.
b. Menjembatani (Mediate), menjadi jembatan dan
menjalin kemitraan dengan berbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
Kegiatan pelaksanaan program-program
kesehatan perlu adanya suatu kerja sama dengan
program lain dilingkungan kesehatan , maupun
lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya
suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan
(partnership) dengan berbagai program dan
sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan
kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak
hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan
sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli
terhadap maslah kesehatan tersebut. oleh karena
itu promosi kesehatan memilikiu peran yang
penting dalam mewujudkan kerjasama atau
kemitaraan ini.
c. Memampukan (Enable), memberikan
ketrampilan / kemampuan pada masyarakat
agar mereka mempercayai dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat mampunyai
kemauan dan kemampuan yang mandiri

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
34| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
dibidang kesehatan termasuk kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan diri
masing-masing.
5. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
7 prinsip strategi global promosi kesehatan (who,
1984):
- Perubahan perilaku (behavior change)
- perubahan sosial (social change)
- perubahan lingkungan fisik (environment
change)
- pengembangan kebijakan (policy development)
- pemberdayaan (empowerment)
- partisipasi masyarakat (community
participation)
- membangun kemitraan (building partnership).
6. Peran Promosi Kesehatan
Menurut konsep yang dikemukakan oleh badan
kesehatan dunia World Health Organization
(WHO), promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai upaya mulai dari pendidikan, kebijakan
pemerintah, dan peraturan organisasi. Tujuannya
adalah menciptakan kondisi masyarakat yang sehat,
baik di tingkat individu, kelompok, hingga
komunitas.Sementara itu, Kementerian Kesehatan
RI mendeskripsikan promosi kesehatan sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor
kesehatan. Bentuknya bisa melalui pembelajaran

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |35
dari, oleh, untuk masyarakat, agar dapat mandiri
maupun membantu orang-orang di sekitarnya.
7. Paradigma dalam Promosi Kesehatan
Perkembangan Paradigma Baru Dalam Promosi
Kesehatan
a. Sebelum Tahun 1965
Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan
Kesehatan, hanya sebagai pelengkap pelayanan
kesehatan, terutama pada saat terjadi keadaan
kritis seperti wabah penyakit, bencana, dsb.
Sasarannya perseorangan (individu).
b. Periode Tahun 1965-1975
Sasaran program mulai perhatian kepada
masyarakat. Saat itu juga dimulainya
peningkatan tenaga profesional melalui
program Health Educational Service (HES).
Tetapi intervensi program masih banyak yang
bersifat individual walau sudah mulai aktif ke
masyarakat.
c. Periode Tahun 1975-1985
Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluhan
Kesehatan. pendekatan Community Development.
Saat itu mulai diperkenalkannya Dokter Kecil
pada program UKS di SD. Departemen Kesehatan
sudah mulai aktif membina dan memberdayakan
masyarakat. Saat itulah Posyandu lahir sebagai
pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat.
Namun kenyataannya, perubahan tersebut

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
36| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
sangat lamban sehingga dampaknya terhadap
perbaikan kesehatan sangat kecil. Dengan kata
lain, peningkatan pengetahuan yang tinggi tidak
diikuti dengan perubahan perilaku.
d. Periode Tahun 1985-1995
Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat
(PSM), yang diberi tugas memberdayakan
masyarakat. Tujuan dari PKM dan PSM saat itu
adalah perubahan perilaku. Pandangan (visi)
mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’ tentang
Promosi Kesehatan.
e. Periode Tahun 1995-Sekarang
Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan.
Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi
massa yang menjadi tujuan, tetapi juga
kemitraan dan politik kesehatan (termasuk
advokasi). Sehingga sasaran Promosi Kesehatan
tidak hanya perubahan perilaku tetapi
perubahan kebijakan atau perubahan menuju
perubahan sistem atau faktor lingkungan
kesehatan. Sehingga tujuan dari Promosi
Kesehatan itu sendiri adalah memampukan
masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka dan
menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
8. Faktor Pendorong Adanya Paradigma Sehat

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |37
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat
antara lain :
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada
pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam
arti sehat dimasukkan unsur sehat produktif sosial
ekonomis
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit
infeksi ke penyakit kronik degeneratif
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia
yang memerlukan penangan khusus
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang
mempengaruhi kesehatan penduduk

9. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Diperluasnya peran Pendidikan Kesehatan
menjadi Promosi Kesehatan oleh WHO
menggambarkan juga luasnya ruang lingkup
aktivitas promosi kesehatan. Ottawa Charter
mengemukakan 5 (lima) pilar utama/cara untuk
mempromosikan kesehatan (yang bunyi
pernyataannya sesungguhnya bersifat perintah),
yaitu:
a. Build Healthy Public Policy (Buat kebijakan
publik yang sehat)
b. Create Supportive Environment (Ciptakan
lingkungan yang mendukung)

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
38| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
c. Strengthen Community Action (Perkuat kegiatan
masyarakat)
d. Develop Personal Skills (Kembangkan /
tumbuhkan keterampilan pribadi)
e. Reorient Health Services (Orientasi ulang
pelayanan kesehatan)
Ruang lingkup aktivitas yang lebih
operasional dapat kita rujuk ke definisi yang
dikemukakan Green dan Kreuter serta
Kerangka Precede-Proceed, yang meliputi (1)
aktivitas pendidikan kesehatan, (2) pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan, peraturan serta
upaya organisasi. Kedua aktivitas ini merupakan
intervensi yang bersifat langsung terhadap
perilaku, akar-akar perilaku atau lingkungan.
Aktivitas lain yang sangat mutlak agar aktivitas
yang disebut di atas dapat dihasilkan dan
dijalankan adalah (3) advokasi.

C. KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN
I. Konsep Penting dalam Kesehatan
1. Faktor Risiko
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang
secara potensial berbahaya dan dapat memicu
terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok
tertentu. Faktor risiko yang dimaksud antara lain
kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan
tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol,

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |39
obesitas, Hyperglikemia, Hipertensi,
Hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan
dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku
berlalu lintas yang tidak benar.
2. Penyakit Kronis
Penyakit kronis adalah gangguan kesehatan
yang berlangsung lama, biasanya lebih dari 1 tahun.
Kebanyakan penyakit kronis disebabkan oleh gaya
hidup yang tidak sehat. Jenis penyakit ini sering
tidak disadari sampai kondisinya sudah terlanjur
parah, dan tidak jarang berujung pada kematian.
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau
proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2007). Batasan pemberdayaan
dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan sehingga secara bertahap tujuan
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:
 Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan
pemahaman akan kesehatan individu, kelompok,
dan masyarakat.
 Menimbulkan kemauan yang merupakan
kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
40| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
atau sikap untuk meningkatkan kesehatan
mereka.
 Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk
mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku
sehat.
4. Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier
 Pencegahan primer adalah peningkatan
kesehatan dan perlindungan umum dan khusus
terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah
usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre
pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan
primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa
individu yang belum menderita sakit.
Pencegahan primer terdiri dari promosi
kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (spesifiic protection).
 Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan
yang cepat dan tepat, disebut pencegahan
sekunder (seconder preventive). Pencegahan
sekunder dilakukan pada masa individu mulai
sakit. Pencegahan sekunder bentuknya upaya
diagnosis dini dan pengobatan segera ( early
diagnosis and prompt treatment ).
 Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan
disebut pencegahan tersier (tertiary prevention).
Pencegahan tersier bentuknya membatasi
ketidakmampuan/kecacatan ( disability

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |41
limitation) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini
diusahakan agar cacat yang diderita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang
menderita dapat berfungsi optimal secara fisik,
mental dan sosial.

II. Strategi Promosi Kesehatan
Menurut WHO (1984), terdapat 3 strategi dalam
promosi kesehatan, yaitu :
1. Advokasi (advocacy)
Advokasi terhadap kesehatan merupakan
sebuah upaya yang dilakukan orang- orang di
bidang kesehatan, utamanya promosi kesehatan,
sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan.
Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat
kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di
bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat
kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan
kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan
memengaruhi para pembuat kebijakan untuk
membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak
pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat
menciptakan lingkungan yang dapat
mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di
masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak
secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
42| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
politik. Agar pembuat kebijakan mengeluarkan
peraturan yang menguntungkan kesehatan.
Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna
mencapai suatu tujuan yang merupakan suatu
usaha sistematis dan terorganisir untuk
mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya
perubahan dalam kebijakan public secara bertahap
maju. Misalnya kita memberikan promosi
kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public
dari kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari
informasi kesehatan bias tersampaikan dengan
kemudahan kepada masyarakat atau promosi
kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong
atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin).
2. Dukungan social
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat. Dukungan social
adalah ketersdiaan sumber daya yang memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis sehingga kita
dapat melaksanakan kehidupan dengan baik,
dukungan social ini adalah orang lain yang
berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah
dukungan sarana dan prasarana ketika kita akan
melakukan promosi kesehatan atau informasi
yang memudahkan kita, atau dukungan emosional
dari masyarakat sehingga promosi yang diberikan
lebih diterima.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |43
Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari
promosi kesehatan adalah pemberdayaan
masyarakat di d alam kegiatan-kegiatan
kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan lebih kepada untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke
atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan
pelibatan masyarakat dalam suatu program.
Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari
masyarakat maka suatu program kesehatan dapat
lebih tepat sasaran dan memiliki daya ungkit yang
lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat
menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat
bahwa kegiatan- kegiatan kesehatan tersebut itu
dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007). Dengan
pemberdayaan masyarakat, diharapkan
masyarakat dapat berperan aktif atau
berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di
Ottawa Canada pada tahun1986 menghasilkan
Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di dalam Piagam
Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru
promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir yaitu :
a. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healthy Public
Policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang
ditujukan kepada para penentu atau pembuat

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
44| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
kebijakan , agar mereka mengeluarkan
kebijakan-kebijakan publik yang mendukung
atau menguntungkan kesehatan. Dengan
perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam
bentuk peraturan, perundanagan, surat- surat
keputusan, dan sebagainya selalu berwawasan
atau berorientasi kepada kesehatan publik.
b. Lingkungan yang mendukung (Supportive
Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola
tempat umum, termasuk pemerintahan kota,
agar mereka menyediakan sarana prasarana
atau fasilitas yang mendukung terciptanya
perilaku sehat bagi masyarakat , atau sekurang-
kurangnya pengunjung tempat-tempat umum
tersebut. Lingkungan yangg mendukung
kesehatan bagi tempat-tempat umum antara
lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya
tempat buang air besar/kecil, tersedianya air
bersih, tersedianya bagi perokok dan non
perokok dan sebagainya.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient
Health Services)
Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan i ni adalah para
penyelenggara pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta harus melibatkan,
bahkan memberdayakan masyarakatagar

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |45
mereka juga dapat berperan bukan hanya
sebagai penerima pelayanan kesehatan,
tettapinjuga sekaligus sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Ketrampilan individu (Personnel Skill)
Langkah awal dari peningkatan keterampilan
dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka ini adalah memberikan
pemahaman- pemahaman kepada anggota
masyarakat tentang cara-cara memelihara
kesehatan, mencegah penyakit, mengenal
penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas
kesehatan profrsional, meningkatkan kesehatan,
dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian
pemahaman ini lebih bersifat individual dari
pada massa.
e. Gerakan Masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang
mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya seperti tersebut dalam visi
promosi kesehatan ini, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau
kegiatan- kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab
itu, promosi kesehatan harus mendorong dan
memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa
adanya kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan, niscahaya terwujud perilaku yang

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
46| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
kondusif untuk kesehatan, atau masyarakat yang
mau dan mampu mem elihara serta
meningkatkan kesehatan mereka.
III. Sasaran Promosi Kesehatan
Berdasarklan pentahapan upaya promosi
kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok
sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang
dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan
menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan
remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan
adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan
serta berpengaruh penting dalam kegiatan
promosi kesehatan, dengan harapan setelah
diberikan promosi kesehatan maka masyarakat
tersebut akan dapat kembali memberikan atau
kembali menyampaikan promosi kesehatan pada
lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh
masyarakat yang telah mendapatkan promosi
kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |47
model dalam perilaku hidup sehat untuk
masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam
promosi kesehatan adalah pembuat keputusan
(decission maker) atau penentu kebijakan (policy
maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan
agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder
maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan
dengan strategi advokasi (advocacy).

IV. Metode Promosi Kesehatan
Metode (method), secara harfiah berarti cara.
Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa
Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos
(jalan atau cara), jadi metode bisa berarti " jalan atau
cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan
tertentu"
Metode adalah cara teratur/sistematis yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
agar tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki.
Berikut ini merupakan contoh menentukan
metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai
dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya:

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
48| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
1. Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan :
ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar,
kampanye.
2. Menambah pengetahuan. Menyediakan informasi:
One-to-one teaching (mengajar per-seorangan /
private), seminar, media massa, kampanye, group
teaching.
3. Self-empowering: Meningkatkan kemampuan diri,
mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan
(training), simulasi, metode pemecahan masalah,
peer teaching method.
4. Mengubah kebiasaan : :Mengubah gaya hidup
individu Kerja kelompok, latihan keterampilan,
training, metode debat.
5. Mengubah lingkungan, Bekerja sama dengan
pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan
dengan kesehatan.\
Suatu proses promosi kesehatan yang menuju
tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni
perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda
antara sasaran massa, kelompok atau sasaran individual.
1. Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang
bersifat individual ini digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seseorang yang telah
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |49
menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang
sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) karena baru saja memperoleh/ mendengarkan
penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan
agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu
hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati
secara perorangan. Perorangan disini tidak berarti
harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan,
tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu
tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar
petugas kesehatan mengetahui dengan tepat
bagaimana cara membantunya maka perlu
menggunakan bentuk pendekatan (metode) berikut
ini, yaitu :
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and
counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan
petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
50| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Cara ini sebenarnya merupakan bagian
dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk
mengetahui apakah klien memiliki kesadaran
dan pengertian yang kuat tentang informasi
yang diberikan (perubahan perilaku yang
diharapkan), juga untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, ia tertarik atau belum menerima
perubahan yang disampaikan. Jika belum
berubah, maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode Kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok
kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini
adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dar
15 orang. Metode yang baik untuk kelompok
besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan
tinggi maupun rendah. Merupakan metode
dengan menyampaikan informasi dan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |51
pengetahuan secara lisan. Metode ini mudah
dilaksanakan tetapi penerima informasi
menjadi pasif dan kegiatan menjadi
membosankan jika terlalu lama. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan
metoda ceramah:
Persiapan:
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu
sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri.
a) Mempelajari materi dengan sistematika yang
baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam
diagram atau skema.
b) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran,
misalnya makalah singkat, slide, transparan,
sound system, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah
adalah apabila penceramah dapat menguasai
sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai
sasaran (dalam arti psikologis), penceramah
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak
boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta
ceramah.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
52| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
 Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya
tidak duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu lihat-dengar
(AVA) semaksimal mungkin.

2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan
formal menengah ke atas. Seminar adalah
suatu penyajian (presentasi) dari seorang
ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap
hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari
15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok
kecil antara lain:
1) Diskusi Kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk
diskusi antara pemberi dan penerima
informasi, biasanya untuk mengatasi
masalah. Metode ini mendorong penerima
informasi berpikir kritis, mengekspresikan
pendapatnya secara bebas, menyumbangkan
pikirannya untuk memecahkan masalah
bersama, mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |53
memecahkan masalah berdasarkan
pertimbangan yang seksama.
Dalam diskusi kelompok agar
semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi
duduk para peserta diatur sedemikian rupa
sehingga mereka dapt berhadap-hadapan
atau saling memandang satu sama lain,
misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk di
antara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain mereka harus merasa
dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok mempunyai kebebasan/
keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi
harus memberikan pancingan-pancingan
yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan
atau kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup
maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak
menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta. Kelemahan metode diskusi sebagai
berikut :

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
54| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
 Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang
besar.
 Peserta diskusi mendapat informasi yang
terbatas.
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka
berbicara.
 Biasanya orang menghendaki pendekatan
yang lebih formal. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)

2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi
metode diskusi kelompok, yang diawali
dengan pemberian kasus atau pemicu untuk
menstimulasi tanggapan dari peserta.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi
kelompok. Bedanya, pada permulaan
pemimpin kelompok memancing dengan
satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis
dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya,
tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru
setelah semua anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |55
3) Bola Salju (Snow Balling)
Metode dimana kesepakatan akan
didapat dari pemecahan menjadi kelompok
yang lebih kecil, kemudian bergabung
dengan kelompok yang lebih besar.
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan
(1 pasang 2 orang) dan kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah.
Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap
2pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2
pasang yang sudah beranggotakan 4 orang
ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya,
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan
terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil (buzz group)
yang kemudian diberi suatu permasalahan
yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain, Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut,
Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
5) Role Play (Memainkan Peranan)

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
56| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Dalam metode ini beberapa anggota
kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan,
misalnya sebagai dokter Puskesmas,
sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain
sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi
sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan
antara role play dengan diakusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam
beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya
persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah),
selain beberan atau papan main. Beberapa
orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai narasumber.

3. Metode Massa
Metode pendidikan kesehatan secara massa
dipakai untuk mengkomunikasikan pesan- pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian
cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |57
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum,
dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh
massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggugah awareness (kesadaran) masyarakat
terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan
untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun
demikian, bila kemudian dapat berpengaruh
terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal
yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan
(metode) massa ini tidak langsung. Biasanya
dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan
secara massa ini, antara lain:
a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari
Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau
pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan
massa rakyat untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan
salah satu bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan
melalui media elektronik, baik TV maupun

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
58| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
radio, pada hakikatnya merupakan bentuk
promosi kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter
atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan adalah
juga merupakan pendekatan pendidikan
kesehatan massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik
dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau
konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan
bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan,
spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
Contoh : billboard Ayo ke Posyandu

D. KONSEP, TEORI DAN PRINSIP BELAJAR MENGAJAR
PADA PENDIDIKAN KESEHATAN
I. Konsep Belajar
1. Pengertian Belajar
 Pendidikan kesehatan adalah proses mendidik
manusia tentang kesehatan
(Notoadmodjo,2012).
 Menurut Laporan JCHET (1991), Pendidikan
Kesehatan adalah “Proses dari kesinambungan
belajar yang memampukan manusia,sebagai
individu ataupun anggota struktur sosial agar
bisa membuat keputusan sendiri”

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |59
 Menurut Green (1980), gabungan dari
pengalaman belajar yang dirancang untuk
memfasilitasi perilaku secara sukarela yang
berguna bagi kesehatan. Pengalaman belajar
dapat diperoleh sendiri dan masing-masing
pengalaman tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan
 Pendidikan kesehatan adalah Usaha
mengupayakan agar perilaku individu,
kelompok, atau masyarakat mempunyai
pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
2. Ciri Belajar
a. Perubahan Perilaku  dari yang tidak sesuai
dengan nilai kesehatan menjadi perilaku yang
sesuai dengan perilaku kesehatan
b. Pembinaan Perilaku  agar perilaku masyarakat
yang sudah sehat dipertahankan.
c. Pengembangan Perilaku  Ditujukan untuk
membiasakan hidup sehat bagi anak-anak.
3. Metode Belajar
Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan
ialah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo S,
2003:21).

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
60| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
4. Proses Belajar
a. Sasaran Primer  mis : ibu yg menyusui, KK,
anak sekolah,ibu hamil, anak balita. Dll.
b. Sasaran Sekunder  TOMA, TOGA,
c. Sasaran Tersier Penentu kebijakan di
pemerintahan pusat & daerah.
5. Domain Belajar
a. Kognitif
1) Knowledge (pengetahuan).
Contohnya klien mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya
2) Comprehension (pemahaman).
Contoh, klien mampu menguraikan secara
cpesifik bagaimana obat-obat yang baru
diberikan untuknya akan dapat
meningkatkan kesehatan fisiknya.
3) Application (aplikasi atau penerapan)
Contoh, klien dapat mengatur jadwal
makannya setelah diberi informasi oleh
perawat.
4) Analysis
Contoh, klien mampu memisahkan informasi
penting dan tidak penting pada penggunaan
obat terutama menanggapi mitos yang
berkembang di masyarakat.
5) Synthesis, klien mampu menerapkan semua
yang dia dapat selama berada di rumah sakit

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |61
6) Evaluation, klien mampu menyadari
kebutuhan akan informasi kesehatan dan
evaluasi
b. Afektif : pengenalan, penghargaan,
pengorganisasian, pengalaman dan merespon
c. Psikomotor : peniruan, penggunaan,
ketepatan, perangkaian dan Naturalisasi
6. Faktor Belajar
• Prinsip Belajar adalah landasan berpikir,
landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan
dengan baik (Notoadmodjo, 2012)
• Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh
Rothwal A.B. (1961) dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
a. Faktor Internal
Berasal dari peserta didik itu sendirikondisi
fisik dan psikis peserta didik
b. Faktor Eksternal
Faktor yang muncul dari lingkungan peserta
didik, seperti kondisi kenyamanan tempat
belajar yang digunakan
c. Faktor Pendekatan Belajar
Merupakan cara yang digunakan peserta
didik untuk mempelajari suatu mata ajar,
seperti penggunaan metode

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
62| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
7. Prinsip-Prinsip Belajar
• Prinsip Belajar adalah landasan berpikir,
landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan
dengan baik (Notoadmodjo, 2012)
• Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh
Rothwal A.B. (1961) dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
a. Faktor Internal
Berasal dari peserta didik itu sendirikondisi
fisik dan psikis peserta didik

b. Faktor Eksternal
Faktor yang muncul dari lingkungan peserta
didik, seperti kondisi kenyamanan tempat
belajar yang digunakan
c. Faktor Pendekatan Belajar
Merupakan cara yang digunakan peserta
didik untuk mempelajari suatu mata ajar,
seperti penggunaan metode

II. Teori Belajar Mengajar
Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai hal-
hal yang berguna untuk menjalani hidupProses belajar
dalam arti sempit meliputi aktivitas menghafal,
mengingat, dan mereproduksi sesuatu yang dipelajari
(Green, 1980).

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |63
Teori adalah seperangkat azas yang tersusun
tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata
(McKeachi dalam Gredler)Teori tentang belajar
dibedakan atas :
1. Teori Belajar Gestalt
a. Teori behavioristic
Bahwa belajar merupakan hasil interaksi
stimulus yang bisa diamati dalam bentuk
pikiran,perasaan dan gerakan.
Penganut Teori ini:
1) Watson (1923) berpendapat bahwa belajar
merupakan hasil interaksi dari respons
dalam bentuk perubahan tingkah laku yang
dapat diamati
2) Clark Hull (1943) berpendapat bahwa
belajar merupakan tingkah laku untuk
menjaga kelangsungan hidup
3) Edwin Guthrie berpendapat bahwa belajar
merupakan kaitan asosiatif antara stimulus
dan respon
4) Skinner (1968) berpendapat bahwa
perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dari beberapa stimulus dan
respons
2. Teori Menghapal dan Mental Disiplin
a. Teori humanistic
Proses belajar menurut teori humanistik berhulu
dan bermuara dari diri seseorang

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
64| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Penganut teori ini antara lain :
Bloom dan Krathwohl menyatakan proses
belajar merupakan proses meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik
Kognitif : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis,sistesis
dan evaluasi
Afektif : pengenalan, penghargaan,
pengorganisasian,
pengalaman dan merespon
Psikomotor : peniruan, penggunaan, ketepatan,
perangkaian dan
Naturalisasi

3. Teori Asosiasi
Teori sibernetik
• Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan
informasi melalui proses berpikir. Dalam hal ini
diketengahkan bahwa tidak ada satu proses
belajar yang ideal untuk segala situasi dan cocok
untuk semua peserta didik.
• Penganut teori ini antara lain
Landa dalam belajar ada dua macam proses
berpikir yaitu : Proses berpikir Algoritmik atau
Konvergen mengarah pada satu tujuan. Proses
berpikir Heuristik atau Divergen yang mengarah
pada beberapa tujuan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |65
4. Teori Belajar Sosial
a. Teori humanistic
Proses belajar menurut teori humanistik
berhulu dan bermuara dari diri seseorang
Penganut teori ini antara lain : Bloom dan
Krathwohl menyatakan proses belajar
merupakan proses meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik
1. Kognitif : pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis,sistesis dan evaluasi
2. Afektif : pengenalan, penghargaan,
pengorganisasian, pengalaman dan
merespon
3. Psikomotor : peniruan, penggunaan,
ketepatan, perangkaian dan naturalisasi
b. Teori sibernetik
Menurut teori ini, belajar adalah
pengolahan informasi melalui proses berpikir.
Dalam hal ini diketengahkan bahwa tidak ada
satu proses belajar yang ideal untuk segala
situasi dan cocok untuk semua peserta didik.
Penganut teori ini antara lain
Landa dalam belajar ada dua macam
proses berpikir yaitu : Proses berpikir
Algoritmik atau Konvergen mengarah pada satu
tujuan. Proses berpikir Heuristik atau Divergen
yang mengarah pada beberapa tujuan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
66| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
E. Rangkuman
Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai hal-hal
yang berguna untuk menjalani hidup. Proses belajar dalam arti
sempit meliputi aktivitas menghafal, mengingat, dan
mereproduksi sesuatu yang dipelajari (Green, 1980). Teori
adalah seperangkat azas yang tersusun tentang kejadian-
kejadian tertentu dalam dunia nyata (McKeachi dalam
Gredler). Teori tentang belajar dibedakan atas : Teori
behavioristic (Bahwa belajar merupakan hasil interaksi
stimulus yang bisa diamati dalam bentuk pikiran,perasaan dan
gerakan), Teori humanistic (Proses belajar menurut teori
humanistik berhulu dan bermuara dari diri seseorang), dan
Teori sibernetik (pengolahan informasi melalui proses
berpikir).

F. DAFTAR PUSTAKA
Bdir. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Penerbit Undip
Comparative Report on Health Literacy in Eight EU Member
States.
Endelmen, C L.,Mandle C L., Kuzma E.C.(2014) Health
Promotion through the Life Span.8 th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Graeff, Judith. (1991). Communication for Health and Behavior
Change. Jossey Bass. San Fransisco.
Green, W. Lawrence. (1993). Health Promotion Planning an
Educational & Environmental Approach. Second edition.
Mayfield Publishing Company.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |67
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nutbeam, D. (2012) 'Health Lieracy as Public Health Goal: a
Challenge for Contemporary Health Education and
Communication Strategies into The 21st Century',
Health Promotion International, 15(3), pp. 259-267. 12
Nutbeam, D. (2013) 'The Evolving Concet of Health Literacy',
Social Science & Medicine, 67(12), pp. 2071-2078
Rankin, Sally H & K.D. (2013). Patient Education: Principle
Practice. 4 thEd. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Rankin,S.H. & Stallings, K.D. (2013). Patient Education inHealth
and Illness Ed. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Redman, B.K. (2013).Measurement Tool in Patient Education.
2
nd
Ed.Springer Publishing Company. WHO. 2009.
Milestones in Health Promotion Statements from Global
Conferences.
http://www.who.int/healthpromotion/Milestones_Hea
lth_Promotion_05022010.pdf 2

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
68| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |69



BAB II

PERAN PERAWAT DALAM PENDIDIKAN DAN
PROMOSI KESEHATAN





A. PENDAHULUAN
Selamat, anda telah memasuki bab II. Bab ini akan
memandu anda untuk dapat memahami peran perawat
dalam pendidikan dan promosi kesehatan. Dengan
demikian mahasiswa dapat memahami apa saja peran
yang diperhatikan selama melakukan pendidikan dan
promosi kesehatan kepada kline, keluarga/kelompok atau
masyarakat.
B. Peran Perawat dalam Pendidikan dan Promosi
Kesehatan
I. Definisi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
70| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
HK.0.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat, dijelaskan bahwa
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.
Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat
konstan.
II. Macam-Macam Peran Perawat dalam Promosi dan
Pendidikan Kesehatan
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan
tahun 1989 adalah :
1. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan, dari yang sederhana sampai
dengan kompleks.
2. Advokat pasien / klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari
pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien-
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Pendidik / Educator

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |71
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
4. Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim
kesehatan sehingga pemberian pelayanan
kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,
fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan.
7. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
72| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Peran perawat menurut hasil lokakarya
keperawatan tahun 1983, adalah sebagai berikut :
a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Memberikan asuhan keperawatan baik
langsung maupun tidak langsung dengan
metode proses keperawatan.
b. Pendidik dalam Keperawatan
Mendidik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
c. Pengelola pelayanan Keperawatan
Mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan sesuai dengan manajemen
keperawatan dalam kerangka paradigma
keperawatan.
d. Peneliti dan Pengembang pelayanan
Keperawatan
Mengidentifikasi masalah penelitian,
menerapkan prinsip dan metode penelitian,
serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan
dan pendidikan keperawatan.
C. Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan
I. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas
yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |73
pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor
swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan
peraturan dan hukum.
II. Tahapan Proses Kebijakan Publik
Tahap-tahap kebijakan publik menurut William
Dunn.
[1]
adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Agenda
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan
proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Dalam proses inilah ada ruang untuk
memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik
dan agenda publik perlu diperhitungkan. Jika sebuah
isu telah menjadi masalah publik, dan mendapatkan
prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut
berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik
yang lebih daripada isu lain. Dalam penyusunan
agenda juga sangat penting untuk menentukan suatu
isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda
pemerintah. Isu kebijakan (policy issues) sering
disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy
problem). Policy issues biasanya muncul karena telah
terjadi silang pendapat di antara para aktor
mengenai arah tindakan yang telah atau akan
ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai
karakter permasalahan tersebut. Menurut William
Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau
fungsi dari adanya perdebatan baik tentang

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
74| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas
suatu masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa
masuk menjadi suatu agenda kebijakan. Ada
beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda
kebijakan publik (Kimber, 1974; Salesbury 1976;
Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn,
1986)
[2]
diantaranya: telah mencapai titik kritis
tertentu à jika diabaikan, akan menjadi ancaman
yang serius; telah mencapai tingkat partikularitas
tertentu à berdampak dramatis; 3. menyangkut
emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak
(umat manusia) dan mendapat dukungan media
massa; 4. menjangkau dampak yang amat luas ; 5.
mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan
dalam masyarakat ; 6. menyangkut suatu persoalan
yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah
dirasakan kehadirannya)
Karakteristik: Para pejabat yang dipilih dan
diangkat menempatkan masalah pada agenda publik.
Banyak masalah tidak disentuh sama sekali,
sementara lainnya ditunda untuk waktu lama.
Ilustrasi: Legislator negara dan kosponsornya
menyiapkan rancangan undang -undang
mengirimkan ke Komisi Kesehatan dan
Kesejahteraan untuk dipelajari dan disetujui.
Rancangan berhenti di komite dan tidak terpilih.
Penyusunan agenda kebijakan seyogianya
dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |75
kebijakan, juga keterlibatan stakeholder. Sebuah
kebijakan tidak boleh mengaburkan tingkat urgensi,
esensi, dan keterlibatan stakeholder.
2. Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda
kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama
halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk
masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap
perumusan kebijakan masing-masing slternatif
bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang
diambil untuk memecahkan masalah
3. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan
otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur
oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan
mengikuti arahan pemerintah.

Namun warga negara
harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang sah.
Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung
berdifusi - cadangan dari sikap baik dan niat baik
terhadap tindakan pemerintah yang membantu
anggota mentolerir pemerint ahan
disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui
manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melalui

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
76| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
proses ini orang belajar untuk mendukung
pemerintah.
4. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
Secara umum evaluasi kebijakan dapat
dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut
estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak.
[7]
Dalam hal
ini, evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan
fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan
dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan
demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap
perumusan masalh-masalah kebijakan, program-
program yang diusulkan untuk menyelesaikan
masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap
dampak kebijakan.

III. Kebijakan Terkait Promosi Kesehatan
1. Deklarasi Jakarta 1997
The Jakarta Declaration on Memimpin
Promosi Kesehatan ke dalam abad ke-21 adalah
nama dari sebuah perjanjian internasional yang
ditandatangani di Organisasi Kesehatan Dunia 's
1997 Fourth International Conference on Promosi
Kesehatan yang diselenggarakan di Jakarta. Deklarasi
tersebut menegaskan kembali pentingnya perjanjian
yang dibuat dalam Piagam Ottawa untuk Promosi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |77
Kesehatan, dan menambahkan penekanan pada
aspek-aspek tertentu dari promosi kesehatan .
Deklarasi Jakarta memasukkan lima "prioritas
promosi kesehatan di abad ke-21" berikut:
a. "Mempromosikan tanggung jawab sosial
untuk kesehatan "
b. "Meningkatkan investasi untuk pembangunan
kesehatan"
c. "Menggabungkan dan memperluas kemitraan
untuk kesehatan"
d. "meningkatkan kapasitas masyarakat dan
memberdayakan individu"
e. "Mengamankan infrastruktur untuk promosi
kesehatan"

2. SK Kemenkes 585/Menkes/SK/V/2007 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 585/Menkes/SK/V/2007
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas, strategi promosi kesehatan di
puskesmas juga mengacu pada strategi dasar
tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran,
kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
78| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
IV. Permenkes RI No. 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan di RS
Promosi kesehatan dijelaskan pada bab IIIyang
membahas secara garis besar pengertian promosi
kesehatan, persamaan dan perbedaanna dengan
Pemasaran Rumah Sakit dan Kehumasan Rumah Sakit,
serta uraian tentang Peluang dan Strategi dasar
promosi kesehatan di rumah sakit. Dalam bab ini
diuraikan secara umum kegiatan pemberdayaan, baik
bagi pasien rawat jalan dan rawat inap maupun klien
sehat. Dukungan bagi pemberdayaan, yaitu bina
suasana dan advokasi juga disinggung, serta hal-hal
yang memperkuat pelaksanaan strategi, yaitu
kemitraan, metode dan media serta sumber daya.
V. Kepmenkes No.128/Menkes/SKII/2004
Merupakan kebijakan dasar puskesmas dan di
dalamnya menjelaskan salah satu upaya puskesmas
yaitu upaya promosi kesehatan.

D. Rangkuman
Pendidikan kesehatan adalah usaha mengupayakan agar
perilaku individu, kelompok, atau masyarakat mempunyai
pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Pelaksanaan Pendidikan dan Promosi Kesehatan
bertujuan untuk: menjadikan kesehatan sebagai suatu yang
bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara
mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat, mendorong penge mbangan dan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |79
penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada, agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab
yang lebih besar pada kesehatan (dirinya).
Metode dalam promosi kesehatan adalah Suatu proses
promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan
pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. Metode harus
berbeda antara sasaran massa, kelompok atau sasaran
individual. tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya: Untuk
meningkatkan kesadaran akan kesehatan : ceramah, kerja
kelompok, mass media, seminar, kampanye; Menambah
pengetahuan. Menyediakan informasi: One-to-one teaching
(mengajar per-seorangan / private), seminar, media massa,
kampanye, group teaching; Self-empowering: Meningkatkan
kemampuan diri, mengambil keputusan Kerja kelompok,
latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer
teaching method; Mengubah kebiasaan : :Mengubah gaya
hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan,
training, metode debat.; Mengubah lingkungan, Bekerja sama
dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan
dengan kesehatan.
Peran sebagai Advokator misal melakukan Seminar,
Perawat menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya,
Perawat menyampaikan masalah kesehatan menggunakan
media dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi,
penyampaian pendapat untuk membentuk opini public. Peran
Perawat sebagai educator yaitu memberikan pendidikan
kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
80| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
keperawatan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar
mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini
dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda
dengan peraturan dan hukum.

E. DAFTAR PUSTAKA
Bdir. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Penerbit Undip
Comparative Report on Health Literacy in Eight EU Member
States.
Endelmen, C L.,Mandle C L., Kuzma E.C.(2014) Health
Promotion through the Life Span.8 th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Graeff, Judith. (1991). Communication for Health and Behavior
Change. Jossey Bass. San Fransisco.
Green, W. Lawrence. (1993). Health Promotion Planning an
Educational & Environmental Approach. Second edition.
Mayfield Publishing Company.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |81
Nutbeam, D. (2012) 'Health Lieracy as Public Health Goal: a
Challenge for Contemporary Health Education and
Communication Strategies into The 21st Century',
Health Promotion International, 15(3), pp. 259-267. 12
Nutbeam, D. (2013) 'The Evolving Concet of Health Literacy',
Social Science & Medicine, 67(12), pp. 2071-2078
Rankin, Sally H & K.D. (2013). Patient Education: Principle
Practice. 4 thEd. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Rankin,S.H. & Stallings, K.D. (2013). Patient Education inHealth
and Illness Ed. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Redman, B.K. (2013).Measurement Tool in Patient Education.
2
nd
Ed.Springer Publishing Company. WHO. 2009.
Milestones in Health Promotion Statements from Global
Conferences.
http://www.who.int/healthpromotion/Milestones_Hea
lth_Promotion_05022010.pdf 2

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
82| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes



BAB III

ANALISIS BEBERAPA MODEL-MODEL DALAM
PROMOSI KESEHATAN





A. PENDAHULUAN
Saat ini anda sudah memasuki bab III yang merupakan
kelanjutan dari beb-bab sebelumnya. Pada bab ini akan
dibahas lebih lanjut tentang model-model dalam promosi
kesehatan sehingga anda akan lebih paham dan mudah
dalam memilih model mana yang sebaiknya digunakan
dalam melakukan promosi kesehatan sesuai dengan
kriteria dan kebutuhan klien.

B. Pengertian Model Promosi Kesehatan
 Model adalah gambaran dari sebuah praktik bermutu
yang mewakili suatu hal yang real (Notoadmodjo, 2012)

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |83
 Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang
dianggapnya berharga, keyakinan mengenai suatu ide,
objek atau perilaku (Notoadmodjo, 2012)

C. Tujuan Model Promosi Kesehatan
Meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber
masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif
untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.

D. Macam-macam Pendekatan Model dalam Promosi
Kesehatan
Macam-macam pendekatan model dalam promosi
kesehatan antara lain:
1. Health Belief Model (Model Keyakinan Kesehatan) -
Rosenstock, 1974
 Sangat dekat dengan pendidikan kesehatan
 Perilaku kesehatan merupakan fungsi pengetahuan
maupun sikap
 Persepsi seseorang tentang kerentanan dan
kemanjuran pengobatan mempengaruhi keputusan
dalam perilaku kesehatan
 Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan
partisipasi masyarakat secara luas dalam program
pencegahan dan deteksi penyakit
Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku
ditentukan oleh apakah seseorang:

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
84| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
 Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah
kesehatan tertentu
 Menganggap masalah kesehatan ini serius
 Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan
pencegahan Tidak mahal Menerima anjuran untuk
mengambil tindakan kesehatan

2. The Transtheoretical Model (TTM) (Prochaska
dkk., 1979)
 Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya
seseorang tidak dapat mengubah perilaku dalam
waktu yang singkat, terutama pada perilaku yang
sudah menjadi kebiasaan (Prochaska & Valicer
1997)
 Pembentukan perilaku berfokus pada kemampuan
individu dalam membuat keputusan (berdasarkan
teori) daripada pengaruh social biologis Seseorang
mempertimbangkan untung dan rugi
 pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah
dari tahap satu ke tahap berikut
Model TTM mengidentifikasi 4 Tahap
a. Prekontemplasi
Seseorang belum memikirkan perilaku sama sekali,
orang tersebut belum bermaksud mengubah suatu
perilaku
b. Kontemplasi
Seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku,
namun masih belum siap melakukannya

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |85
c. Aksi
Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
d. Pemeliharaan
Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan
perilaku yang terjadi
3. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan
Beralasan) (Fishbein & Ajzen, 1975)
 Niat seseorang menentukan apakah sebuah
perilaku dilaksanakan.
 Perilaku akan mengikuti niat, tidak akan pernah
terjadi tanpa niat.
 Niat dipengaruhi sikap-sikap terhadap suatu
perilaku, seperti: apakah ia merasa suatu perilaku
itu penting.
 Sifat Normatif, seseorang berpikir tentang apa yang
dilakukan orang lain (yang berpengaruh) akan
mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan
 Sikap mempengaruhi Perilaku melalui proses
pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan
 Perilaku banyak dipengaruhi oleh sikap yang
spesifik terhadap sesuatu
 Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi
juga norma-norma subjektif
 Sikap terhadap perilaku tertentu bersama-sama
Norma Subjektif membentuk suatu intensi atau Niat
untuk berperilaku tertentu.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
86| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
4. Stres dan Koping Model
 Stress disebut juga ketegangan dalam perilaku dan
bentuk perasaan yang bergejolak yang menekan
berupa ketegangan.
 Stres adalah gangguan mental yang dihadapi
seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini
muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi
kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa
berasal dari dalam diri, atau dari luar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Stress
a. Kondisi individu : umur, tahap kehidupan, sex,
tempramen, genetic, intelejensi, pendidikan, suku
budaya, status ekonomi & kondisi fisik
b. Karakteristik kepribadian ; introvert-ekstrovert,
stabilitas emosi, kepribadian, kekebalan dll
c. Sosial kognitif ; dukungan social yang dirasakan
d. Hubungan dengan lingkungan social
Koping
 Koping adalah proses yg dilalui individu dlm
menyelesaikan situasi penuh stress.
 Koping merupakan respons individu terhadap
situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun
psikologis
 Proses ketika individu mencoba untuk mengelola
jarak yang ada antara tuntutan (baik tuntutan dari
individu maupun lingkungan) dan sumber daya

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |87
yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi
penuh stress
Menurut Taylor ada 8 jenis strategi coping stress,
yaitu:
a. Konfrontasi, yaitu sikap agresif untuk mengubah
situasi
b. Mencari dukungan sosial, yaitu suatu sikap untuk
mendapatkan kenyamanan emosional dan
informasi dari orang lain.
c. Merencanakan pemecahan masalah
d. Kontrol diri, adalah sikap untuk mengatur
perasaan. Membuat jarak, adalah sikap untuk
melepaskan diri dari situasi stress
e. Penilaian kembali secara positif (possitive
appraisal), yaitu suatu upaya untuk menemukan
arti yang positif dari permasalahan yang dihadapi.
f. Menerima tanggung jawab dalam masalah peran
g. Melarikan diri/ menghindar (escape/avoidance),
yaitu dengan cara makan, minum, merokok, dan
memakai obat-obatan.

E. Rangkuman
Model adalah gambaran dari sebuah praktik bermutu
yang mewakili suatu hal yang real. Model-model dalam
promosi kesehatan meliputi: Health Belief Model (Model
Keyakinan Kesehatan), The Transtheoretical Model (TTM),
Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan),, Stres
dan Koping Model.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
88| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
F. DAFTAR PUSTAKA
Bdir. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Penerbit Undip
Comparative Report on Health Literacy in Eight EU Member
States.
Endelmen, C L.,Mandle C L., Kuzma E.C.(2014) Health
Promotion through the Life Span.8 th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Graeff, Judith. (1991). Communication for Health and Behavior
Change. Jossey Bass. San Fransisco.
Green, W. Lawrence. (1993). Health Promotion Planning an
Educational & Environmental Approach. Second edition.
Mayfield Publishing Company.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nutbeam, D. (2012) 'Health Lieracy as Public Health Goal: a
Challenge for Contemporary Health Education and
Communication Strategies into The 21st Century',
Health Promotion International, 15(3), pp. 259-267. 12
Nutbeam, D. (2013) 'The Evolving Concet of Health Literacy',
Social Science & Medicine, 67(12), pp. 2071-2078
Rankin, Sally H & K.D. (2013). Patient Education: Principle
Practice. 4 thEd. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |89
Rankin,S.H. & Stallings, K.D. (2013). Patient Education inHealth
and Illness Ed. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Redman, B.K. (2013).Measurement Tool in Patient Education.
2
nd
Ed.Springer Publishing Company. WHO. 2009.
Milestones in Health Promotion Statements from Global
Conferences.
http://www.who.int/healthpromotion/Milestones_Hea
lth_Promotion_05022010.pdf 2

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
90| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes



BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PROMOSI
KESEHATAN





A. PENDAHULUAN
Selamat, anda memasuki Bab IV yang membahas
materi lanjutan dari bab-bab sebelumnya. Bab ini akan
memandu anda untuk memahami factor apa saja yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan dan
promosi kesehatan agar anda dapat mengidentifikasi atau
mengantisipasi factor-faktor tersebut saat akan
melakukan pendidikan dan promosi kesehatan kepada
klien.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |91
B. Faktor Predisposisi
1. Riwayat keperawatan
Persepsi klien tentang keadaan masalah
kesehatannya saat ini dan bagaimana mereka
menaruh perhatian terhadap masalahnya dapat
memberikan informasi kepada perawat tentang
seberapa jauh pengetahuan mereka mengenai
masalahnya dan pengaruhnya terhadap kebiasaan
aktivitas sehari-hari
2. Aspek Sosial Budaya
Ada beberapa aspek kebudayaan yang
mempengaruhi tingkah laku dan status kesehatan
seseorang, yaitu persepsi masyarakat terhadap sehat
- sakit, kepercayaan, pendidikan, nilai budaya dan
norma
3. Fisik
Pengkajian fisik secara umum dapat
memberikan petunjuk terhadap kebutuhan belajar
klien. Contohnya: status mental, kekuatan fisik, status
nutrisi.
4. Kesiapan klien untuk belajar
Klien yang siap untuk belajar sering dapat
dibedakan dengan klien yang tidak siap. Kesiapan
meliputi: kesiapan emosi, kognitif, komunikasi
5. Motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang
harus mempunyai keinginan belajar demi keefektifan
pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
92| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
atau jalan untuk belajar merupakan faktor penentu
yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik
klien

C. Faktor Penguat
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah
tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Sumber penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan
jenis program. Di dalam pendidikan kesehatan klien di
rumah sakit, misalnya, penguat diberikan oleh perawat,
dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga. Di dalam
pendidikan kesehatan di sekolah penguat mungkin
berasal dari guru, teman sebaya, pimpinan sekolah, dan
keluarga. Apakah faktor penguat itu positif atau negative
tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang
berpengaruh. Pengaruh itu tidak sama, mungkin
sebagian mempunyai pengaruh yang sangat kuat
dibandingkan dengan yang lainnya dalam mempengaruhi
perubahan perilaku.

D. Faktor Pemungkin
Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta
sumber daya yang penting untuk menampilkan perilaku
yang sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas
yang ada, personalia yang tersedia, ruangan yang ada,
atau sumber-sumber lain yang serupa. Faktor ini juga
menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien:
apakah biaya, jarak, waktu dapat dijangkau.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |93
E. Rangkuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan dan
promosi kesehatan yaitu faktor predisposisi, faktor
penguat, dan faktor pemungkin. Faktor predisposisi
meliputi: Riwayat keperawatan, Aspek Sosial Budaya,
Fisik, Kesiapan klien untuk belajar, dan Motivasi. Faktor
penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan
kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor
pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya
yang penting untuk menampilkan perilaku yang sehat.

F. DAFTAR PUSTAKA
Bdir. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Penerbit Undip
Comparative Report on Health Literacy in Eight EU
Member States.
Endelmen, C L.,Mandle C L., Kuzma E.C.(2014) Health
Promotion through the Life Span.8 th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Graeff, Judith. (1991). Communication for Health and
Behavior Change. Jossey Bass. San Fransisco.
Green, W. Lawrence. (1993). Health Promotion Planning
an Educational & Environmental Approach. Second
edition. Mayfield Publishing Company.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
94| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Nutbeam, D. (2012) 'Health Lieracy as Public Health Goal:
a Challenge for Contemporary Health Education and
Communication Strategies into The 21st Century',
Health Promotion International, 15(3), pp. 259-267.
12
Nutbeam, D. (2013) 'The Evolving Concet of Health
Literacy', Social Science & Medicine, 67(12), pp. 2071-
2078
Rankin, Sally H & K.D. (2013). Patient Education: Principle
Practice. 4 thEd. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Rankin,S.H. & Stallings, K.D. (2013). Patient Education
inHealth and Illness Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams dan Wilkins.
Redman, B.K. (2013).Measurement Tool in Patient
Education. 2
nd
Ed.Springer Publishing Company. WHO.
2009. Milestones in Health Promotion Statements
from Global Conferences.
http://www.who.int/healthpromotion/Milestones_He
alth_Promotion_05022010.pdf 2

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |95

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
96| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes



BAB V

PRINSIP DAN METODE DALAM PENGEMBANGAN
PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATA N PADA KLIEN





A. PENDAHULUAN
Selamat, anda memasuki Bab V yang membahas materi
lanjutan dari bab-bab sebelumnya. Bab ini akan memandu
anda untuk memahami prinsip dan metode dalam
pengembangan program pendidikan kesehatan pada klien
agar anda dapat melakukan pendidikan dan promosi
kesehatan kepada klien dengan baik.

B. Prinsip dalam Promosi Kesehatan
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
(Enable/Empowerment). Promosi kesehatan
mempunyai misi utama memampukan masyarakat
(enable), membuat masyarakat mampu memelihara

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |97
dan meningkatkan kesehatan secara mandiri, dengan
menggali seluruh potensi yang ada untuk perbaikan
kesehatan, dengan memberikan pelatihan, pemberian
informasi dan lingkungan yang mendukung. Ini
merupakan sasaran utama/primer dari promosi
kesehatan
2. Memperbaiki Perilaku Kesehatan
3. Komprehensif
Upaya-upaya seperti di atas menjadi 4 tingkat
pelayanan dan menyebutnya sebagai fungsi
kedokteran (Tones and Green, 2004: 14)
a. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
b. Pencegahan penyakit (prevention of disease)
c. Perawatan/pengobatan penyakit (curation of
disease)
d. Pemulihan dari sakit (rehabilitation)
4. Upaya Advokasi dan Bina Suasana
Advokasi (advocate). Sejalan dengan misi
advokat, promosi kesehatan harus dapat membuat
kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan
dan perilaku menjadi menguntungkan bagi kesehatan.
Kegiatan advokasi ini dilakukan terhadap para
pengambil keputusan dari berbagai tingkat,dan sektor
terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah
meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau
penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang
akan dilaksanakan tersebut penting (urgent).

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
98| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Sasaran promkes pada tahap ini merupakan sasaran
tersier.
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini
atau lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di
mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang
yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan,
majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat
umum) memiliki opini yang positif terhadap perilaku
tersebut.
5. Berpatokan pada PHBS di 5 Tatanan

6. Peran Kemitraan
7. Menekankan pada Proses dan Upaya

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |99
C. Metode dalam Promosi Kesehatan
1. Pengertian Metode
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain
itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka,
metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan
atau cara), jadi metode bisa berarti " jalan atau cara
yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu".
Metode adalah cara teratur/sistematis yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
agar tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki
2. Tujuan/Fungsi Metode dalam Promosi Kesehatan
Dalam Topik mengajar seorang
guru/pendidik/pengajar tidak harus terpaku dalam
menggunakan berbagai metode (variasi metode) agar
proses belajar mengajar atau pengajaran berjalan
tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat
perhatian peserta didik/ sasaran. Namun di sisi lain
penggunaan berbagai metode akan sulit membawa
keberuntungan atau manfaat dalam Topik mengajar,
bila penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan
kondisi yang mendukungnya, serta kondisi psikologi
peserta didik. Maka dari itu disini pengajar/pendidik
dituntut untuk pandai-pandai dalam memilih metode
yang tepat. (Bahri, 2002).
Contoh menentukan metode promosi
kesehatan yang digunakan sesuai dengan tujuan
pelaksanaan promosi kesehatannya:

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
100| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
a. Untuk meningkatkan kesadaran akan
kesehatan : ceramah, kerja kelompok, mass
media, seminar, kampanye
b. Menambah pengetahuan. Menyediakan
informasi: One-to-one teaching (mengajar per-
seorangan / private), seminar, media massa,
kampanye, group teaching
c. Self-empowering
Meningkatkan kemampuan diri, mengambil
keputusan Kerja kelompok, latihan (training),
simulasi, metode pemecahan masalah, peer
teaching method.
d. Mengubah kebiasaan : :Mengubah gaya hidup
individu Kerja kelompok, latihan keterampilan,
training, metode debat.
e. Mengubah lingkungan, Bekerja sama dengan
pemerintah untuk membuat kebijakan
berkaitan dengan kesehatan.
3. Macam-Macam Metode dalam Promosi Kesehatan
a. Metode Individual
Metode promosi individual dilakukan pada
sasaran penyuluhan yaitu perseorangan atau
individu.
Dasar digunakannya pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar
petugas kesehatan mengetahui dengan tepat

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |101
bagaimana cara membantunya maka perlu
menggunakan bentuk pendekatan (metode)
berikut ini, yaitu :
1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and
counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan
petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran,
dan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).
2) Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian
dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan
dengan klien untuk mengetahui apakah
klien memiliki kesadaran dan pengertian
yang kuat tentang informasi yang
diberikan (perubahan perilaku yang
diharapkan), juga untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, ia tertarik atau
belum menerima perubahan yang
disampaikan. Jika belum berubah, maka
perlu penyuluhan yang lebih mendalam
lagi.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
102| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
b. Metode Kelompok
Metode ini bisa digunakan bagi
kelompok dengan anggota yang memiliki
kesamaan latar belakang baik dari segi umur,
pendidikan, profesi dan sebagainya, misalnya
antara sesama ibu usila.
1) Jika sasaran adalah sekelompok orang dalam
jumlah banyak (>15 orang), gunakan metode
yang sesuai dengan kebutuhannya dengan
menggunakan metode Kelompok besar yang
terdiri dari:
a) Ceramah
b) Seminar
2) Jika sasaran adalah sekelompok orang dalam
jumlah <15 orang, gunakan metode yang
sesuai dengan kebutuhannya dengan
menggunakan metode Kelompok kecil yang
terdiri dari:
a) Diskusi kelompok
b) Curah pendapat
c) Bola salju
d) Buzz group
e) Role play
f) Permainan simulasi
c. Metode Massa
Metode massa digunakan bagi kelompok
dengan anggota yang memiliki kesamaan latar
belakang baik dari segi umur, pendidikan,

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |103
profesi dan sebagainya, misalnya antara sesama
ibu usila.
Jika sasaran adalah masyarakat, gunakan
metode yang sesuai dengan kebutuhannya
dengan menggunakan metode Massa yang
terdiri dari:
1) Ceramah umum
2) Pidato
3) Simlasi dialog
4) Tulisan-tulisan di majalah atau Koran
5) Bill board

D. Rangkuman
Metode adalah cara teratur/sistematis yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki. Metode
promosi individual dilakukan pada sasaran penyuluhan
yaitu perseorangan atau individu. Metode kelompok dan
massa bisa digunakan bagi kelompok dengan anggota yang
memiliki kesamaan latar belakang baik dari segi umur,
pendidikan, profesi dan sebagainya, misalnya antara
sesama ibu usila.

E. DAFTAR PUSTAKA
Bdir. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Penerbit Undip
Comparative Report on Health Literacy in Eight EU
Member States.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
104| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Endelmen, C L.,Mandle C L., Kuzma E.C.(2014) Health
Promotion through the Life Span.8 th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Graeff, Judith. (1991). Communication for Health and
Behavior Change. Jossey Bass. San Fransisco.
Green, W. Lawrence. (1993). Health Promotion Planning
an Educational & Environmental Approach. Second
edition. Mayfield Publishing Company.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nutbeam, D. (2012) 'Health Lieracy as Public Health Goal:
a Challenge for Contemporary Health Education and
Communication Strategies into The 21st Century',
Health Promotion International, 15(3), pp. 259-267.
12
Nutbeam, D. (2013) 'The Evolving Concet of Health
Literacy', Social Science & Medicine, 67(12), pp. 2071-
2078
Rankin, Sally H & K.D. (2013). Patient Education: Principle
Practice. 4 thEd. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Rankin,S.H. & Stallings, K.D. (2013). Patient Education
inHealth and Illness Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams dan Wilkins.
Redman, B.K. (2013).Measurement Tool in Patient
Education. 2
nd
Ed.Springer Publishing Company. WHO.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |105
2009. Milestones in Health Promotion Statements
from Global Conferences.
http://www.who.int/healthpromotion/Milestones_He
alth_Promotion_05022010.pdf 2

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
106| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes



BAB VI

MEDIA, TEKNIK DAN STRATEGI DALAM
PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN
KESEHATAN PADA KLIEN





A. PENDAHULUAN
Selamat, anda memasuki Bab VI yang membahas
materi lanjutan dari bab-bab sebelumnya. Bab ini akan
memandu anda untuk memahami media, eknik dan
strategi dalam pengembangan program pendidikan
kesehatan pada klien agar anda dapat melakukan
pendidikan dan promosi kesehatan kepada klien dengan
baik.

B. Media dalam Promosi Kesehatan
1. Pengertian Media dalam Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana
atau upaya untuk menampilkan pesan informasi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |107
yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga
sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke
arah positif terhadap kesehatan.
2. Fungsi/Peran Media dalam Promosi Kesehatan
Adapun tujuan penggunaan media promosi
kesehatan media cetak yaitu:
a. Media dapat mempermudah penyampaian
informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak
dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.
3. Jenis Media Promosi Kesehatan
a. Media Cetak
Media cetak sebagai alat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat
bervariasi antara lain :
1) Booklet ialah suatu media untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk buku, baik tulisan maupun
gambar.
2) Leaflet ialah bentuk penyampaian
informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
108| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
informasi dapat dalam bentuk kalimat
maupun gambar, atau kombinasi.
3) Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi
tidak dalam bentuk lipatan.
4) Flip chart (lembar balik) ialah media
penyampaian pesan atau informasi-
informasi kesehatan dalam bentuk lembar
balik. Biasanya dalam bentuk bukU dimana
tiap lembar (halaman) berisi gambar
peragaan dan dibaliknya berisi kalimat
sebagai pesan atau infomasi berkaitan
dengan gambar tersebut
5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat
kabar atau majalah mengenai bahasan
suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan.
b. Media Audio Visual
Media ini merupakan media yang
bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat
bantu elektronika. Yang termasuk dalam media
ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD,
VCD. Media ini memiliki kelebihan antara lain
lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah
dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut
sertakan seluruh panca indera, penyajiannya
dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta
jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |109
media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit
rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang,
peralatan selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya.
c. Media Internet
Media internet juga merupakan media
yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat
bantu elektronika. Yang termasuk dalam media
ini adalah media sosial seperti facebook,
twitter, instagram. Media ini memiliki kelebihan
antara lain lebih mudah dipahami, lebih
menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap
muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,
penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-
ulang serta jangkauannya lebih besar.
Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih
tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat
canggih untuk produksinya, perlu persiapan
matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
110| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
C. Teknik dalam Promosi Kesehatan
1. Teknik Kasus
2. Kuliah
3. Konferensi
4. Simulasi
Metode ini merupakan gabungan antara role play
dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan
disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis
seperti bermain monopoli, dengan menggunakan
dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau
papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber
5. Nomnal Group Technique
6. Klasifikasi Peran
7. Bermain Peran
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok
ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai dokter
Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau anggota masyarakat. Mereka
memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan
tugas.
8. Bola Salju
Metode dimana kesepakatan akan didapat dari
pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil,

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |111
kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih
besar. Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1
pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5
menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu.
Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang
yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung
lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh
anggota kelompok.

D. Strategi dalam Promosi Kesehatan
1. Advokasi Kesehatan
Advokasi (advocate). Sejalan dengan misi
advokat, promosi kesehatan harus dapat membuat
kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan
dan perilaku menjadi menguntungkan bagi
kesehatan. Kegiatan advokasi ini dilakukan terhadap
para pengambil keputusan dari berbagai tingkat,dan
sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini
adalah meyakinkan para pejabat pembuat
keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program
kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut
penting (urgent). Sasaran promkes pada tahap ini
merupakan sasaran tersier.
2. Bina Suasana

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
112| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini
atau lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong
untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan
sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah,
orang-orang yang menjadi panutan/idolanya,
kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan
bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang
positif terhadap perilaku tersebut.
3. Gerakan Masyarakat
GERMAS atau Gerakan Kesehatan Masyarakat
merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan
oleh seluruh lapisan masyarakat dengan
mempraktekkan pola hidup sehat sehari - hari selain
itu juga menggerakkan institusi dan organisasi
masing - masing untuk mempelopori.

E. Rangkuman
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau
upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap
kesehatan. Media ini merupakan media yang bergerak
dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan
penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |113
termasuk dalam media ini adalah media sosial seperti
facebook, twitter, instagram.

F. DAFTAR PUSTAKA
Bdir. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Penerbit Undip
Comparative Report on Health Literacy in Eight EU
Member States.
Endelmen, C L.,Mandle C L., Kuzma E.C.(2014) Health
Promotion through the Life Span.8 th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Graeff, Judith. (1991). Communication for Health and
Behavior Change. Jossey Bass. San Fransisco.
Green, W. Lawrence. (1993). Health Promotion Planning
an Educational & Environmental Approach. Second
edition. Mayfield Publishing Company.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2012). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nutbeam, D. (2012) 'Health Lieracy as Public Health Goal:
a Challenge for Contemporary Health Education and
Communication Strategies into The 21st Century',
Health Promotion International, 15(3), pp. 259-267. 12
Nutbeam, D. (2013) 'The Evolving Concet of Health
Literacy', Social Science & Medicine, 67(12), pp. 2071-
2078

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
114| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Rankin, Sally H & K.D. (2013). Patient Education: Principle
Practice. 4 thEd. Philadelphia: Lippincott Williams dan
Wilkins.
Rankin,S.H. & Stallings, K.D. (2013). Patient Education
inHealth and Illness Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams dan Wilkins.
Redman, B.K. (2013).Measurement Tool in Patient
Education. 2
nd
Ed.Springer Publishing Company. WHO.
2009. Milestones in Health Promotion Statements
from Global Conferences.
http://www.who.int/healthpromotion/Milestones_He
alth_Promotion_05022010.pdf 2

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |115


BIOGRAFI PENULIS



Christina Magdalena T.Bolon, S.Kep. Ns.,M.Kes
adalah kelahiran di Medan dengan status sudah
menikah dengan Ramses Simanullang,SE.M.Si dan
dianugrahkan Tuhan 3 orang anak yaitu Grace
Patricia Manullang, Gaby Pricilia Manullang,
Gideon Pratama Simanullang, dan menempuh
Pendidikan Tamatan DIII Keperawatan
Akper Darmo Medan Tahun 2000, melanjutkan S1
Keperawatan dan Profesi Ners di Universitas Sumatera Utara Medan
dan tamat pada tahun 2005, kemudian melanjutkan perkuliahan S2
Kesehatan Masyarakat di STIKes Helvetia Medan tamat tahun 2015.
Tahun 2004-2006 pernah bekerja sebagai Staf Pengajar di Akper
Dewi Maya Medan. Sejak Tahun 2006 sampai sekarang sebagai
dosen tetap di Universitas Imelda Medan, kemudian tahun 2010-
2013 pernah menjabat sebagai Wadir-1 Akper Imelda Medan, dan
tahun 2013-2017 pernah menjabat sebagai Sekretaris Prodi DIII
Keperawatan STIKes Imelda Medan, dan tahun 2018 menjabat
sebagai Sekretaris Prodi S1 Keperawatan sampai dengan sekarang.
Riwayat menulis : 1. Buku Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin
Dilengkapi Mind Mapping Dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc
terbit di April 2017,
https://penerbitbukudeepublish.com/shop/buku-sistem-endokrin/
, 2. Buku Anatomi Fisiologi Kebidanan terbit di Oktober 2020,

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
116| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
Penerbit Yayasan Kita menulis,
https://kitamenulis.id/2020/10/21/anatomi-dan-fisiologi-untuk-
mahasiswa-kebidanan/, 3. Konsep Dasar Keperawatan terbit di
November 2020, 1 Yayasan Kita Menulis,
https://kitamenulis.id/2020/11/03/konsep-dasar-keperawatan/.
Pernah mendapatkan penghargaan dari LLDikti Wilayah 1 SUMUT
Menganugerahkan Lancana Tri Dharma Perguruan Tinggi X Tahun.
Surat Keputusan Kepada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
Wilayah 1 No.446/L1/KK/2021 Tanggal 30 Juli 2021.

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes |117



BIOGRAFI EDITOR



Sarmaida Bahtiar Siregar Lahir di Kota P.
Sidempuan, pada tanggal 25 Mei. Anak ke tujuh
dari tujuh bersaudara, pasangan dari Ayahanda
Alm. Bahtiar Siregar dan Ibunda Almh. Hj. Siti
Akhir Harahap yang bertempat tinggal di Jl.
Ampera II , Komplek BI No .75 A Medan.
Menikah dengan Tri Widya Sandika, SS.,
M. Hum, dikaruniai seorang putra (Abdullah
Harits Muhasibi) dan 2 orang putri (Sayida Nafisa dan Sajidah
Arifah). Menyelesaikan pendidikan D-III Keperawatan di Universitas
Sumatera Utara. Pada tahun 2012 penulis kembali melanjutkan
pendidikan S1 Keperawatan di STIKes Sumatera Utara Medan dan
lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2015 Penulis kembali
melanjutkan pendidikan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Universitas Sumatera Utara, dan lulus pada tahun
2018.
Pada tahun 2000 sampai dengan 2007 penulis bekerja di
Alsabah Hospital Kuwait, Timur Tengah, sebagai Staff Perawat.
Pernah menulis artikel di buletin ukhuwah berbahasa Indonesia
yang terbit di Kuwait, ia juga pernah menjadi pemenang utama
lomba cerpen islami yang diadakan oleh buletin Ukhuwah pada

Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
118| Christina Magdalena T.Bolon,S.Kep.Ns.M.Kes
tahun 2003 di Kuwait. Pada Tahun 2008 sampai sekarang, ia bekerja
sebagai dosen tetap di Universitas Imelda Medan.
Riwayat menulis :1. Buku Anatomi Fisiologi Kebidanan terbit
di Oktober 2020, Penerbit Yayasan Kita menulis, 2. Syair Cinta untuk
Bunda, terbit di Januari 2021, Penerbit CV. Dandelion Publisher, 3.
Life Begins at 40, terbit di Januari 2021, Penerbit CV Future Business
Machine Solusindo