http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)
10.25139/htc.v1i2.1321
Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 2,
Bulan Desember Tahun 2018, Halaman 57 - 66


57

Hubungan Motivasi Kader Dalam Menggerakkan Masyarakat Dengan
Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran
Kecamatan Pesantren Kota Kediri

Candra Dewinataningtyas
1)*
, Elin Soyanita
2)*
.
1
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Jl.KH.Wahid Hasyim 65 Kediri 64114 Jawa Timur.
2
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Jl.KH.Wahid Hasyim 65 Kediri 64114 Jawa Timur.
[email protected]

Abstract: Motivasi kader dalam menggerakkan masyarakat adalah keadaan seseorang yang
mendorong kerelaan individu dalam hal ini kader untuk melaksanakan suatu kegiatan Posyandu
dalam mengundang atau memberi informasi pada masyarakat dalam bentuk verbal, gerakan
(fisik), atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon yaitu supaya
masyarakat mau berkunjung ke Posyandu. Sehingga motivasi kader dalam kegiatan Posyandu
sangat diperlukan. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kunjungan Balita di Posyandu
Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara motivasi kader dalam menggerakkan masyarakat dengan kunjungan Balita pada
kegiatan Posyandu. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif, populasi seluruh kader
Posyandu sejumlah 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan hubungan antara kedua
variabel tergolong cukup erat dengan nilai koefisien 0,638 dan menunjukkan hubungan yang
signifikan antara motivasi kader dalam menggerakkan masyarakat dengan kunjungan Balita di
Posyandu dengan nilai Sig. 0,000 atau lebih kecil dari 0,005 . Data tersebut menunjukkan bahwa
masih perlunya dilakukan pelatihan ulang kader dan diharapkan semua kader agar lebih
meningkatkan perannya dalam kegiatan Posyandu terutama dalam menggerakkan masyarakat.
Keywords: Motivasi kader, kunjungan Balita, Posyandu

Pendahuluan
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang dilakukan selama ini dititikberatkan
pada penggunaan beberapa pesan gizi sederhana melalui kegiatan yang dapat dilakukan
masyarakat sendiri. Kegiatan tersebut dipusatkan di Posyandu (Kementerian Kesehatan
RI, 2016). Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana
masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan.
Keterpaduan diartikan sebagai penyatuan secara dinamis kegiatan Posyandu paling
sedikit tiga macam program untuk saling mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang
disepakati oleh pemerintah berdasarkan intruksi bersama Menteri Kesehatan dan Kepala
BKKBN Nomor : 06/ Menkes/ I/1981-22/ HK. 0110/ 1991 dan di tingkat desa kegiatan

Hubungan Motivasi Kader Dalam Menggerakkan Masyarakat Dengan
Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri

Candra Dewinataningtyas
1)*
, Elin Soyanita
2)*

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

58

keterpaduan ini mewujudkan dalam bentuk Posyandu (Octaviani, Juniarti, Mardiyah,
2008).
Prioritas kegiatan Departemen kesehatan pada periode 2015-2019 adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia (Mardiati,
2008). Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran,
sedang AKABA menjadi 23 per 1000 balita. Salah satu langkah konkrit pemerintah untuk
menurunkan AKI dan AKB adalah menggalakkan peran serta masyarakat dalam
pelayanan kesehatan yang diwujudkan dalam kegiatan posyandu. Posyandu merupakan
jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang pernah paling
memasyarakat di Indonesia. Namun belakangan ini kepopulerannya mulai pudar seiring
dengan menurunnya semangat dan motivasi para kader, kurangnya kaderisasi di tiap
Posyandu dan kader kurang memperhatikan terhadap kegiatan Posyandu maka
kegiatannya tidak bisa berjalan dengan baik. Keberhasilan Posyandu tidak terlepas dari
kerja keras kader secara sukarela mengelola di wilayahnya masing-masing dengan
melibatkan petugas puskesmas dan petugas BKKBN sebagai penyelenggara pelayanan
profesional untuk membimbing kader agar mampu memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara optimal (Kemenkes RI, 2015).
Menurut profil kesehatan di Jawa Timur Posyandu pada tahun 2006 berjumlah 43.672
buah yang berarti rata-rata 1 Posyandu melayani 800 penduduk, dari rasio ideal 1
Posyandu untuk 750 penduduk. Oleh karena itu kegiatan revitalisasi Posyandu diarahkan
untuk meningkatkan jumlah dan mutu Posyandu dengan cara memperbaiki kinerja
petugas kesehatan dan kader disetiap jenjang. Strata Posyandu terbanyak adalah tingkat
madya 41,63%. Sedangkan Posyandu purnama mandiri kini mencapai 27,79%. Kader
sebagai penggerak Posyandu saat ini juga makin menurun jumlahnya. Pada tahun 2006
jumlah kader sebanyak 200.034, namun yang aktif sebanyak 147.088 (74,97 %). Saat ini
rata-rata rasio kader terhadap Posyandu adalah 4,35 orang yang idealnya 1 Posyandu
dikelola 5 orang kader (Lampiran Keputusan Gubernur Jawa Timur, 2007).
Data pada Dinas Kesehatan Kota Kediri tahun 2017 menunjukkan ada 325 Posyandu
dengan kader sebanyak 1.700 orang. Sedangkan berdasarkan data dari Puskesmas

http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)
10.25139/htc.v1i2.1321
Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 2,
Bulan Desember Tahun 2018, Halaman 57 - 66


59

Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren Tahun 2017 didapatkan bahwa Keluharan
Banaran mempunyai 5 Posyandu yang semuanya termasuk dalam tingkat Posyandu
Madya dengan jumlah kader 30 orang. Namun pada kegiatan di Posyandu, kader kurang
termotivasi dalam menjalankan tugasnya sehingga didapatkan hasil yang kurang optimal
yaitu jumlah balita yang datang tidak sesuai dengan sasaran. Hal ini terlihat dalam catatan
pemantauan kegiatan Posyandu yang dikenal dengan SKDN.
Tabel 1. Jumlah Sasaran Penimbangan Bayi dan Balita ke Posyandu Kelurahan Banaran
Kecamatan Pesantren Kota Kediri 2010
N
o
Nama
Posyandu
Bulan
Januari Februari
S K D N D/S Target S K D N D/S Target
1 Kantil 25 22 19 3 76% 80% 25 18 18 14 72% 80%
2 Mawar 49 32 29 20 59,1% 80% 49 41 30 28 61,2% 80%
3 Bakung 77 55 47 30 61% 80% 77 45 45 29 58,4% 80%
4 Anggrek 89 55 44 32 49,4% 80% 89 42 42 28 47,1% 80%
5 Cempaka 40 20 23 8 57,5% 80% 40 20 25 15 62,5% 80%
Sumber : Diolah dari data Puskesmas Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren
Kota Kediri Tahun 2017.
Keterangan : S : semua balita D : yang ditimbang
K : yang punya KMS N : yang naik timbangannya
D/S : ditimbang/semua balita

Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa cakupan D/S pada 5 Posyandu di
Kelurahan Banaran tersebut di bawah target tahun 2017 bulan Januari pada Pos Kantil
76%; Pos Mawar 59,1%; Pos Bakung 61%; Pos Anggrek 49,4%; Pos Cempaka 57,5%
dari target 80%. Serta pada bulan Februari cakupan D/S Pos Kantil 72%; Pos Mawar
61,2%; Pos Bakung 58,4%; Pos Anggrek 47,1%; Pos Cempaka 62,5% dari target 80%.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa rendahnya kunjungan Balita.
Rendahnya kunjungan ibu balita ke posyandu karena alasan ketidaktahuan
mengenai jadwal dilaksanakan Posyandu menunjukkan bahwa masih rendahnya motivasi
kader dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa tahun terakhir, fungsi dan kinerja
Posyandu belum optimal, banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian angka rasio
anak balita yang hadir dan ditimbang. Beberapa faktor tersebut antara lain motivasi dan
keaktifan kader, sarana prasarana serta peran tokoh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
salah satu tugas utama kader adalah menggerakkan masyarakat untuk datang ke
Posyandu. Faktor yang paling berperan terhadap tingkat pemanfaatan penimbangan
balita di posyandu (D/S) adalah motivasi kader (Subagyo, 2015).

Hubungan Motivasi Kader Dalam Menggerakkan Masyarakat Dengan
Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri

Candra Dewinataningtyas
1)*
, Elin Soyanita
2)*

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

60

Perlu diperhatikan bahwa kurangnya motivasi kader dalam kegiatan posyandu
mengakibatkan kegiatan tidak dapat berjalan secara optimal (Subagyo, 2015). Hal ini
berarti menurunnya kinerja petugas kesehatan dan kader. Sehingga cakupan sasaran pada
kegiatan Posyandu rendah atau tidak memenuhi target kemudian menyebabkan tidak
terpantaunya tumbuh kembang balita secara optimal maka dapat meningkatkan resiko
bayi Bawah Garis Merah (BGM) dan status gizi buruk balita yang selanjutnya dapat
menimbulkan dampak atau daya ungkit besar dalam meningkatkan angka kematian dan
kesakitan balita (Kemenkes, 2012).
Selain itu mengingat motivasi kader dalam kegiatan posyandu sangat diperlukan,
maka untuk lebih memotivasi kader dibutuhkan perhatian serta bantuan dari pihak terkait
seperti perangkat desa, Puskesmas dan PLKB. Salah satu contoh bentuk pemberian
motivasi yaitu adanya pemberian insentif berupa uang, ditunjang dengan kelengkapan
sarana prasarana dan mendorong kader agar mengikuti pelatihan yang diselenggarakan
oleh Dinas Kesehatan atau Puskesmas. Perhatian dari pemerintah serta masyarakat juga
merupakan salah satu faktor yang memotivasi kader dalam kegiatan posyandu
(Malahayati, 2015). Upaya petugas Puskesmas dalam membimbing kader untuk
memotivasi atau meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Posyandu
yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan, serta menumbuh
kembangkan persepsi masyarakat untuk memandang bahwa tugas menjadi kader (bukan
pekerjaan) merupakan tugas yang luhur, hal itu dinilai masih perlu ditingkatkan agar
cakupan program utama sebagai salah satu indikator penentu tingkat kemandirian
Posyandu dapat memenuhi target. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak
dalam pengefektifan kembali peran Posyandu di tengah masyarakat termasuk di dalamnya
yaitu faktor yang paling berperan terhadap tingkat pemanfaatan penimbangan balita di
posyandu (D/S) adalah motivasi kader. (Subagyo, 2015)

Metode Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut, berdasarkan lingkup
penelitian termasuk inferensial; berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis rancangan
penelitian lapangan; berdasarkan cara pengumpulan data termasuk jenis penelitian cross
sectional, data yang menyangkut variabel bebas dan terikat.Untuk variabel bebas atau

http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)
10.25139/htc.v1i2.1321
Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 2,
Bulan Desember Tahun 2018, Halaman 57 - 66


61

independen, dalam penelitian yaitu motivasi kader dalam menggerakkan masyarakat pada
kegiatan Posyandu. variabel terikat atau dependen yaitu kunjungan Balita dalam kegiatan
Posyandu. Data tersebut akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, Variabel bebas
Diukur menggunakan kuesioner dengan parameter motivasi kader, motivasi ekstrinsik
dan intrinsik, hasil diperoleh dalam bentuk skala ordinal dengan kriteria yang digunakan
adalah tinggi = 67%–100%, cukup = 34%–66%, rendah = 0%-33%. Sedangkan untuk
variabel terikat diukur menggunakan daftar kehadiran atau kunjungan Balita ke Posyandu
dengan parameter tidak pernah datang (tidak rutin sebulan sekali selama 1 tahun atau 2-3
kai berturut-turut tidak datang), selalu datang (rutin sebulan sekali selama 1 tahun), hasil
diperoleh dalam bentuk skala ordinal. Berdasarkan ada atau tidaknya perlakuan termasuk
jenis penelitian expost facto; berdasarkan tujuan penelitian termasuk rancangan analitik
korelasional dan berdasarkan sumber data termasuk penelitian primer. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh kader Posyandu.
Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstabs).
Hasil Penelitian
1. Motivasi Kader Posyandu dalam Menggerakkan Masyarakat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Motivasi Kader dalam Menggerakkan
Masyarakat pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran
Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2017
No. Motivasi Kader Posyandu Frekuensi %
1
2
3
Rendah
Cukup
Tinggi
13
8
9
43,3
26,7
30
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 1 diketahui bahwa motivasi Kader
Posyandu sebagian besar dengan kategori rendah yaitu sebanyak 13 orang
(43,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kader dalam
menggerakkan masyarakat yang merupakan tugas utama kader sebelum hari H

Hubungan Motivasi Kader Dalam Menggerakkan Masyarakat Dengan
Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri

Candra Dewinataningtyas
1)*
, Elin Soyanita
2)*

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

62

Posyandu, salah satunya yaitu dengan mengundang atau memberi informasi pada
masyarakat dalam bentuk verbal, gerakan atau psikologis masih rendah.

2. Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan
Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2017
No. Kunjungan Balita Frekuensi %
1
2
3
Tidak pernah datang
Kadang-kadang datang
Selalu datang
5
13
12
16,7
43,3
40
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 2 diketahui bahwa kunjungan
Balita pada kegiatan Posyandu sebagian besar yaitu kadang-kadang datang
sebanyak 13 orang (43,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibu
Balita mempunyai kemauan yang rendah untuk datang mengantar anak Balita nya
ke Posyandu, sehingga didapatkan jumlah kunjungan Balita yang masih rendah
atau belum mencapai target. Akibatnya yaitu perkembangan dan kesehatan Balita
tidak terpantau dengan baik.
Untuk analisa Hubungan Motivasi Kader dalam Menggerakkan Masyarakat
dengan Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu ditunjukkan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan Motivasi Kader dalam Menggerakkan
Masyarakat dengan Kunjungan Balita pada kegiatan Posyandu di Kelurahan
Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2017
Hubungan Kunjungan Balita pada Kegiatan
Posyandu
Total
Tidak
pernah
datang
Kadang-
kadang
datang
Selalu
datang
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %


Motivasi Kader
dalam
Menggerakkan
Masyarakat

Rendah

3

10

10

33,3

0

0

13

43,3

Cukup

2

6,7

1

3,3

5

16,7

8

26,7

Tinggi

0

0

2

6,6

7

23,3

9

30

http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)
10.25139/htc.v1i2.1321
Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 2,
Bulan Desember Tahun 2018, Halaman 57 - 66


63


Total

5

16,7

13

43,3

12

40%

30


100
Sig.(2-tailed) : 0,000
Corelation Coefficient : 0,638
Α : 0,05

Berdasarkan tabel 3 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah
motivasi kader dalam menggerakkan atau mengundang masyarakat maka semakin
banyak Balita yang tidak rutin datang ke Posyandu yaitu sebanyak 10 Balita
kadang-kadang datang (33,3%) dan didapatkan tidak ada Balita yang frekuensinya
selalu datang ke Posyandu (0%). Sedangkan semakin tinggi motivasi kader dalam
menggerakkan atau mengundang masyarakat didapatkan semakin banyak Balita
yang rutin datang ke Posyandu yaitu sebanyak 7 Balita selalu datang (23,3%) dan
didapatkan tidak ada Balita yang tidak pernah datang (0%).

Pembahasan
Penelitian ini perlu dibuktikan apakah bermakna secara statistik. Untuk itu perlu
dilakukan uji korelasi spearman. Hasil analisis korelasi spearman didapatkan nilai
signifikansi yang didapat yaitu nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak.
Hal ini berarti ada hubungan antara motivasi kader dalam menggerakkan masyarakat
dengan kunjungan Balita pada kegiatan Posyandu karena 0,000 (nilai signifikan) lebih
kecil dari α (0,005). Sedangkan untuk nilai koefisien korelasi antara motivasi kader dalam
menggerakkan masyarakat dengan kunjungan Balita pada kegiatan Posyandu adalah
0,638. Hal ini menunjukkan kekuatan hubungan antara kedua variabel tergolong cukup
erat. Serta untuk nilai signifikansi yang positif menunjukkan bahwa motivasi kader dalam
menggerakkan masyarakat berhubungan positif terhadap kunjungan Balita pada kegiatan
Posyandu.
Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Malahayati 2015,
tentang hubungan peran kader terhadap rendahnya kunjungan Bayi dan Balita ke
Posyandu dengan p-value 0,000. Peneliti berasumsi bahwa peran seorang kader sangat
mempengaruhi rendahnya kunjungan bayi dan balita ke Posyandu dikarenakan kader

Hubungan Motivasi Kader Dalam Menggerakkan Masyarakat Dengan
Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri

Candra Dewinataningtyas
1)*
, Elin Soyanita
2)*

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

64

tidak aktif atau kurangnya mengundang masyarakat dalam kegiatan Posyandu, maka hal
itu akan mengurangi motivasi ibu untuk membawa bayi dan balitanya ke Posyandu.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo, 2015 yang
menunjukkan hubungan yang signifikan tentang peran kader dalam memotivasi Ibu Balita
berkunjung ke Posyandu. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa peranan kader dalam
kegiatan Posyandu mampu menjadi pendorong, motivator, penyuluh masyarakat dan
mampu menjembatani petugas kesehatan dengan masyaraat serta membantu masyarakat
mengidentifikasi dan menghadapi atau menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat. Hal
ini dapat menambah semangat dan motivasi Ibu Balita dalam mengikuti kegiatan
posyandu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati 2013,
tentang hubungan peran kader dengan penimbangan Balita di Posyandu Desa
Kurusumage Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros yang menyimpulkan bahwa ada
hubungan peran kader dengan penimbangan Balita di Posyandu (p=0,001).
Hasil Penelitian ini sesuai dengan pendapat Meilani 2009, yaitu keberhasilan
Posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola Posyandu di
wilayahnya masing-masing. Kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan
keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman tugas
kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam
pelaksanaan Posyandu dapat menyababkan rendahnya tingkat kehadiran Balita. Hal ini
juga akan menyebabkan rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang.
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kader dalam menggerakkan
masyarakat dengan kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Banaran. Hal tersebut
dibuktikan secara statistik dengan analisis korelasi spearman didapatkan nilai signifikansi
yaitu nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < α (0,05). Sedangkan untuk nilai koefisien korelasi
antara motivasi kader dalam menggerakkan masyarakat dengan kunjungan Balita pada
kegiatan Posyandu adalah 0,638. Hal ini menunjukkan kekuatan hubungan antara kedua
variabel tergolong cukup erat. Data tersebut menunjukkan bahwa masih perlunya

http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jhest
P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)
10.25139/htc.v1i2.1321
Jurnal Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 1 No. 2,
Bulan Desember Tahun 2018, Halaman 57 - 66


65

dilakukan pelatihan ulang kader dan diharapkan semua kader agar lebih meningkatkan
perannya dalam kegiatan Posyandu terutama dalam menggerakkan masyarakat.

Daftar Pustaka
Direktorat Kesga. 2016. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga. Jakarta.
Ifroh, Riza Hayati., Susanti, Rahmi., Winanda, Wenny. 2018. Kajian Teori WHO
Mengenai Jumlah Kunjungan Ibu ke Posyandu Tarap Guna Meningkatkan Cakupan
D/S Bayi Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No.1 (2018) 08-14.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta. Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta.
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta. Pusat
Data dan Informasi Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta.
Malahayati, Nelly. 2015. Hubungan Peran Kader dan Dukungan Keluarga Terhadap
Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita ke Posyandu di Desa Buket Selamat
Kecamatan Sungairaya Kaupaten Aceh Timur. Jurnal Suwa Binusa Vol. 1, No. 01.
Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.
Nisra. 2009. Gambaran Faktor-faktor Tercapainya Cakupan Penimbangan Balita.
http//www//skripsi.com. Akses tanggal 10 November 2018.
Subagyo, Widyo., Mukhadiono., Wahyuningsih, Dyah. 2015. Peran Kader dalam
Memotivasi Ibu Balita Berkunjung ke Posyandu. Jurnal Keperawatan Soedirman Vol.
10, No. 3.
Susilowati. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu.
http//www//skripsi.com. Akses tanggal 8 November 2018

Hubungan Motivasi Kader Dalam Menggerakkan Masyarakat Dengan
Kunjungan Balita pada Kegiatan Posyandu di Kelurahan Banaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri

Candra Dewinataningtyas
1)*
, Elin Soyanita
2)*

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

66