762

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE DI KELAS IV
SDN 16 CAKRANEGARA

Muhammad Fatoni*, Nurul Kemala Dewi, Heri S etiaw an
Pendidikan Guru Sekolah Da sar , Fakultas Ke gur uan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Matara m , In donesia
*Corresponding Author : [email protected] m

Arti cle History
Received : December 02
th
, 2021
Revised : December 12
th
, 2021
Accepted : December 20
th
, 2021
Published : December 31
th
, 2021
Abstra k: E - learning atau pe mbelaj aran berbasis online adalah proses
pembelaj aran jarak jauh ya ng me nggunaka n teknologi infor masi dan
ko munika si (T IK) melal ui jaringa n internet secara terorganisir denga n
menggabungka n se mua bagian pe mbelaj aran, tanpa kenda la keberadaan
denga n kualitas ya ng terja min. Proses pe mbelaj aran berbasis o nline tidak
hanya me ngguna ka n satu pro vider untuk me mbantu proses pe mbelaj aran
berbasis online se hing ga interaksi perpindaha n infor ma si dapat berjalan
denga n baik. Ba gaimanap un, ini sa ngat sulit untuk dilakuka n, karena sela ma
ini pe mbelaj aran biasanya dilakuka n secara tatap muka, termasuk di SDN
1 6 Cakranegara. Co ntohnya pada saat mata pe mb elaj aran ya ng
m e mb utuhka n praktek langsung, mau tidak mau harus dipindahka n ke
pembelaj aran berbasis online , hal ini me mbua t gur u harus pintar dala m
me manfaatka n media pe mbelaj aran berbasis online . T ujuan

Fatoni et al. (2021). Jurnal Ilmia h Profesi Pendidika n , 6 (4): 762 – 767
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i4.299

763

dasarnya yaitu pembelajaran yang dilakukan
secara virtual menggunakan aplikasi virtual
berbasis berbasis online. Adanya metode
pembelajaran yang baru berbasis teknologi
seperti pembelajaran berbasis online atau b-
Learning sangat penting untuk di
implementasikan dalam pembelajaran masa kini.
Selain itu, kita telah memasuki era Society 5.0
yang menunjukkan ketergantungan keberadaan
manusia pada teknologi, termasuk dalam dunia
pendidikan. Keadaan pendidikan di Indonesia
mengharapkan guru lebih berkembang dalam
proses pembelajaran berbasis online. Sehingga di
masa pandemi dibutuhkan guru yang imajinatif
dalam memanfaatkan model pembelajaran
internet. (Anugrahana, 2020, p. 284). Wu et al.,
(2020, p. 77799) mengatakan “Numerous helpful
stages, for example, cell phones and tablets, so
understudies can learn and study whenever,
anyplace. Be that as it may, learning on b-
Learning stages needs cooperation between
understudies or educators which regularly makes
understudies experience sensations of separation
and separation.” Pendapat Wu diartikan bahwa
perkembangan teknologi seperti tablet dan
smartphone sangat nyaman bagi siswa sehingga
memanfaatkan media pembelajaran berbasis
online sangat tepat, namun dalam proses
pembelajaran dirasakan tidak menarik jika hanya
satu arah saja yaitu guru lebih aktif. Oleh karena
itu, guru sebagai fasilitator harus lebih imajinatif
dan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis online, baik itu teknik, media, maupun
sumber pembelajaran yang menarik.
Pengembangan teknologi dalam
pembelajaran sudah sangat berkembang pesat
sehingga dapat memudahkan guru dalam proses
pembelajaran. Secara tidak langsung guru
dituntut untuk pandai memanfaatkan media
pembelajaran berbasis elektronik dan
memanfaatkan jaringan internet, apalagi di masa
pandemi virus corona saat ini, tidak bisa dihindari
proses pembelajaran berbasis online. Kondisi ini
memaksa guru untuk kreatif dalam
mengembangkan media pembelajaran berbasis
online.
Sejak pandemi covid-19, pembelajaran
berbasis online telah menjadi konsentrasi
mendasar sebagai cara untuk menyampaikan
materi antara guru dan siswa (Rigianti, 2020, p.
298). Kemendikbud juga telah mengeluarkan SE
tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19), 2020 yang mengelola
pelaksanaan pembelajaran berbasis online oleh
guru, yaitu: (1) Mempersiapkan RPP jarak jauh,
(2) Fasilitas pembelajaran jarak jauh.
Refrensi RPP jarak jauh yang dapat
dimanfaatkan oleh guru dapat dilihat pada portal
guru berbagi
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/. Hal-hal
yang harus diperhatikan oleh guru dalam
mempersiapkan pembelajaran adalah: (a)
Menjamin kompetensi belajar yang akan dicapai,
namun guru dilarang mendorong penyempurnaan
kurikulum dan memusatkan perhatian pada
pendidikan kecakapan hidup, (b) menyiapkan
materi pembelajaran, (c) Memutuskan strategi
dalam berkomunikasi yang digunakan pada saat
pembelajaran, (d) Menentukan jenis media
pembelajaran, misalnya, format teks, audio/video
simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya
yang sesuai dengan metode pembelajaran yang
digunakan; dan (e) guru perlu memperluas
pengetahuan dengan mengikuti pelatihan daring
yang disediakan oleh pemerintah maupun
lembaga non pemerintah untuk membantu
kemampuan guru dalam menyelesaikan PJJ
dalam keadaan krisis covid-19. Penyiapan materi
pembelajaran melalui pelaksanaan BDR materi
dapat difokuskan pada: 1) Literasi dan numerasi,
2) Pencegahan dan penanganan pandemi covid-
19, 3)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), 4)
Kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik, 5)
Spiritual keagamaan, dan 6) Penguatan karakter
dan budaya.
Waktu pembelajaran daring sepanjang
hari menyesuaikan ketersediaan waktu, kondisi,
dan kesepakatan peserta didik dan orang
tua/walinya. Guru memfasilitasi pembelajaran
jarak jauh dalam proses pembelajaran daring
terdiri atas: (a) Tatap muka virtual melalui video
conference, teleconference, dan/atau diskusi
dalam group di media sosial atau aplikasi pesan,
(b) Learning Management System (LMS). LMS
adalah pembelajaran terpadu berbasis online
secara terintegritas melalui aplikasi. Aktivitas
pembelajaran di LMS mencakup pendaftaran dan
pengelolaan akun, penguasaan materi,
penyelesaian tugas, pemantauan capaian hasil
belajar, terlibat dalam forum diskusi, konsultasi
dan evaluasi/penilaian. Contoh LMS antara lain
rumah belajar, kelas maya, ruang guru, edmodo,
zenius, google classroom, moodle, siajar LMS
seamolec, dan lain sebagainya. Kegiatan belajar
mengejar virtual guru harus menjamin kolaborasi
langsung antara guru dan siswa.
Pendapat lain mengatakan Learning
Management System (LMS) adalah aplikasi yang

Fatoni et al. (2021). Jurnal Ilmia h Profesi Pendidika n , 6 (4): 762 – 767
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i4.299

764

digunakan dalam mengawasi pembelajaran
berbasis online yang menggabungkan berbagai
perspektif termasuk materi, penempatan,
pelaksana, dan penilaian (Fitriani, 2020, p. 3).
Namun kebanyakan guru-guru termasuk guru di
SDN 16 Cakranegara saat ini masih kurang
mampu mengoperasikan dan memanfaatkan
teknologi komunikasi dan informasi berbasis
online. Contohnya dalam penggunaan komputer
saja masih ada sebagian guru yang perlu
bimbingan untuk mengoperasikannya lantas
bagaimana dengan membuat suatu media
pembelajaran seperti video animasi pembelajaran
tentu ini sangat sulit bagi guru yang masih buta
akan media teknologi.
Pembelajaran masih kurang efektif jika
proses pembelajaran dilakukan secara online
melalui satu jejaring sosial saja seperti whatsappI
guru hanya memberi materi tanpa penjelasan
guru. Seharusnya proses pembelajaran online
tidak hanya memanfaatkan satu provider untuk
menunjang proses pembelajaran online agar
proses transfer ilmu pengetahuan dapat berjalan
efektif seperti aplikasi yang dapat diakses siswa
untuk belajar dari rumah yaitu Rumah BelajarI
Meja KitaI IcandoI Indonesiax, Google for
Education, Kelas pintarI Microsoft office 365I
Quipper schooI Ruang guruI SekolahmuI ZeniusI
Cisco webex (Handarini & Wulandari, 2020, p.
498) Penyebab hal ini kerap terjadi karena proses
pembelajaran itu biasanya dilakukan secara tatap
muka termasuk di SDN 16 Cakranegara.
Pembelajaran-pembelajaran di SDN 16
Cakranegara ini membutuhkan peraktik langsung
mau tidak mau harus dialihkan ke pembelajaran
berbasis online, hal ini menyebabkan guru-guru
harus pandai memanfaatkan media pembelajaran
berbasis online. Masalah lain seperti siswa yang
tidak memahami pelajaran dengan baik tidak bisa
dibimbing langsung oleh guru, padahal
seharusnya siswa tersebut membutuhkan figur
seorang guru yang dapat dilihat secara langsung
yang bisa digugu dan ditiru.
Masalah selanjutnya dikemukakan oleh
Mutaqinah & Hidayatullah, (2020, p. 87)
pertama, keterbatasan guru dalam pemanfaatan
gawai yang dimiliki dan tidak semua guru dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan gawai
canggihnya. Kedua, kemandirian siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis online dari
rumah tidak dapat terlaksana dengan maksimal.
Ketiga, PR yang diberikan oleh guru
memberatkan siswa. Keempat, tidak seluruh
siswa memiliki fasilitas (Hp). Kelima,
pelaksanaan pembelajaran berbasis online
terhambat oleh sinyal.
Masalah yang dikemukakan oleh
Mutaqinah & Hidayatullah dikuatkan oleh
temuan peneliti dilokasi penelitian yang
menunjukkan bahwa sebagian besar tugas yang
diberikan guru tidak sesuai dengan materi yang
telah dijelaskan. Saat ini dengan pemanfaatan
platform media sosial maupun platform yang
disediakan provider lainnya dalam pembahasan
dan penjelasan masih kurang dilakukan
kebanyakan guru langsung memberikan tugas
dengan sedikit saja penjelasan terkait materi. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru di
kelas 4 SDN 16 Cakranegara yang mengatakan
“Saat pembelajaran melalui daring online
kebanyakan kita langsung memberikan tugas
langsung tanpa menjelaskan materi”.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin
mengetahui bagaimana “Implementasi
Pembelajaran Berbasis Online di Kelas IV SDN
16 Cakranegara”.

METODE

Penelitian ini diharapkan dapat
menggambarkan pelaksanaan pembelajaran
berbasis online di kelas IV SDN 16 Cakranegara.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Moleong, Lexy, (2018, pp.
3–4) mengungkapkan penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan
informasi deskriftif dalam bentuk kata-kata yang
disusun atau diungkapkan dari individu atau
perilaku yang diperhatikan. Salah satu alasan
menggunakan karena ingin memahami dan
mendeskripsikan implementasi pembelajaran
berbasis online di kelas IV SDN 16
Cakranegara.pendidikan.
Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini ialah observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Pertama, mewawancarai guru
kelas secara langsung dengan merujuk pada kisi-
kisi pedoman wawancara tidak dilakukan secara
struktur. Wawancara adalah sumber data utama
dalam penelitian ini dengan maksud dapat
memperoleh data melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan kepada informan berkaitan dengan
implementasi pembelajaran berbasis online di
kelas IV SDN 16 Cakranegara. Guru kelas IVA
dan IVB adalah Informan data yang
diwawancarai. Selanjutnya pelaksanaan
observasi untuk memperoleh informasi bekaitan
tentang implementasi berbasis online di kelas IV.
Setelah itu data dokumentasi berupa foto kegiatan

Fatoni et al. (2021). Jurnal Ilmia h Profesi Pendidika n , 6 (4): 762 – 767
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i4.299

765

pembelajaran berbasis online di kelas IV SDN 16
Cakranegara. Data dokumen berupa gambar dan
informasi secara visual dalam kegiatan
pembelajaran berbasis online di kelas IV SDN 16
Cakranegara.
Analisis data dilakukan pada saat
pengumpulan data sedang dilaksanakan dan
setelah pengumpulan data selesai dalam periode
tertentu. Pada waktu wawancara, peneliti telah
merinci tanggapan dari orang yang
diwawancarai. Jika tanggapan orang yang
diwawancarai setelah diperiksa terasa tidak dapat
diterima, peneliti akan mengajukan pertanyaan
sekali lagi. Proses ini menggunakan metode yang
digunakan oleh MilesI dkk (dalam Sugiyono,
2009, p. 246) yaitu: (1) Reduksi data adalah
meringkas data, memilih data-data yang penting.
(2) Penyajian data adalah mengambil
kesimpulan, dari sekumpulan data yang
terorganisir. Kemudian, untuk mendapatkan
keabsahan data penelitian, pemeriksaan
menggunakan teknik triangulasi, teknik
triangulasi dilakukan dengan cara memeriksa
data pada sumber yang sama menggunakan
teknik yang berbeda, yaitu wawancara,
dokumentasi dan observasi.

HASIi DAk PEMBAHASAN

SDN 16 Cakranegara berada di Jl Mendut
No 9 Cakranegara. SDN 16 Cakranegara
melaksanakan pembelajaran berbasis online
semenjak tahun 2020 pada saat tahun ajaran baru
di tahun 2020, hal ini dikarenakan terjadinya
pandemi covid-19. Pembahasan implementasi
pembelajaran berbasis online di kelas IV SDN 16
Cakranegara terdiri atas perencanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

Perencanaan Pembelajaran Berbasis Online
di Kelas IV SDN 16 Cakranegara

Berdasarkan hasil wawancara, observasi,
dan dokumentasi pada proses persiapan
pembelajaran diawali dengan guru menentukan
kompetensi yang ingin dicapai akan tetapi guru
tidak memaksakan siswa untuk mencapai
ketuntasan kurikulum. Kemudian, dalam proses
persiapan pembelajaran guru membuat RPP, RPP
terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan evaluasi. Berdasarkan isi RPP
pada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
pembelajaran dijelaskan bahwa guru melakukan
interaksi dengan siswa dan orang tua melalui
WhatsApp grup. RPP biasanya dibuat sehari
sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Tahap pembuatan RPP pembelajaran
berbasis online dan RPP pembelajaran tatap
muka tidak jauh berbeda yang membedakan
hanya ada di kegiatan pembelajaran dan kegiatan
penilaian dimana kalau untuk pembelajaran tatap
muka dikegiatan pembelajaran atau dikegiatan
penilaian siswa mengerjakan tugas secara
berkelompok, sedangkan untuk pembelajaran
berbasis online siswa mengerjakan tugas secara
mandiri dan untuk kegiatannya diberikan
dikumpulkan melalui WhatsApp.
Hal yang harus diperhatikan saat
menyusun RPP pembelajaran berbasis online
adalah tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan evaluasi. Pada saat menyusun
RPP guru harus pintar-pintar menyesuaikan
kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan evaluasi
karena anak-anak belajar dari rumah tanpa
kontrol guru. Selanjutnya guru menyiapkan
modul dan video yang sudah dibuat sebelumnya,
modul berisikan petunjuk pengerjaan, materi
pembelajaran tematik dan tugas mandiri. Materi
dari modul bersumber dari buku tema, buku
pegangan guru, LKS, dan internet. Sedangkan
video berisikan materi untuk mempermudah
siswa belajar.
Hasil penelitian sejalan dengan pendapat
Harianja,( 2021, p. 3) terkait tentang perencanaan
pembelajaran, tugas utama guru adalah mampu
menyusun RPP untuk pembelajaran jarak jauh
dikarenakan penting baik di masa pandemi
maupun setelah pandemi. Saat membuat RPP di
masa adaptasi baru, saat dilanda pandemi Covid-
19 penyusunan RPP harus disesuaikan dengan
keadaan.
Selain RPP sebelum guru melaksanakan
pembelajaran berbasis online guru menyiapkan
bahan ajar berupa modul, video, voice note dan
file-file pembelajaran, guru mendapatkan sumber
materi dari buku tema, buku pegangan guru, LKS
dan internet. Selama pelaksanaan pembelajaran
berbasis online dapat dikatakan kurang efektif
karena kurang matangnya persiapan
pembelajaran berbasis online. Kurang
efektivitasnya pembelajaran berbasis online ini
terlihat pada saat siswa yang belum terbiasa
menggunakan aplikasi pembelajaran (Sari et al.,
2021, p. 154)

Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Online di
Kelas IV SDN 16 Cakranegara
Berdasarkan hasil wawancara, observasi,
dan dokumentasi pada proses pelaksanaan

Fatoni et al. (2021). Jurnal Ilmia h Profesi Pendidika n , 6 (4): 762 – 767
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i4.299

76S

pembelajaran guru melakukan interaksi dengan
siswa menggunakan sosial media WhatsApp
grup. Guru hanya berdiskusi melalui sosial
media, namun belum bisa melaksanakan tatap
muka virtual sepenuhnya melalui video
conference, teleconference, dikarenakan
terkendala orang tua yang masih belum bisa
menggunakan platform selain WhatsApp seperti
Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya.
Kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran
metode pembelajaran yang paling cocok
digunakan saat melaksanakan pembelajaran
berbasis online menurut guru kelas IV adalah
metode pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) karena pembelajaran yang
disesuaikan dengan keadaan sekitar lingkungan
siswa atau kehidupan sehari hari siswa.
Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis online guru menggunakan bahan ajar
berupa adalah modul dam video pembelajaran.
Materi dalam modul bersumber dari buku
pegangan guru, buku tema, LKS dan internet.
Modul dibuat oleh guru sekali seminggu dan
dikirimkan perhari sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan. Sedangkan dalam pembuatan
video pembelajaran guru menyesuaikan dengan
materi yang akan dipelajari. Namun guru tidak
dapat membuat video secara tetap pada semua
materi, hal ini disebabkan karena guru tidak
cekatan dan memiliki rekan dalam membuat
video. Akan tetapi jika materi pembelajaran
menuntut membuat video, maka guru harus
membuat video sendiri ataupun mengunduh dari
youtube. Pelaksanaan dalam pembelajaran
berbasis online dilakukan oleh guru melalui
WhatsApp grup mulai dari jam 7.00 sampai jam
11.00.
Namun dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis online guru tidak dapat melaksanakan
pembelajaran secara Learning Management
System (LMS), guru hanya mengirimkan tugas
melalui WhatsApp grup dan siswa hanya
mengumpulkan tugas melalui WhatsApp grup.
Hal ini dikarenakan orang tua banyak mengeluh
karena ribet dan tidak mengerti cara
pengoperasiannya. Hal ini sejalan dengan
temuan Ariesca, (2020) terkait kesulitan guru
dalam mengakses LMS, guru beralasan bahwa
tampilan LMS cenderung sulit dipahami
sehingga sebagian guru belum memanfaatkan
LMS.
Jiwandono et al., (2021, p. 45) menyatakan
bahwa kesulitan guru dalam aplikasi LMS
disebabkan oleh kesiapan banyak guru yang
belum memperoleh pelatihan sehingga tidak
terbiasa memanfaatkan LMS.

KESIMPULAN

Sebelum melaksanakan pembelajaran
berbasis online guru membuat RPP, modul
pembelajaran, dan video pembelajaran. Guru
membuat RPP merujuk pada SE
KEMENDIKBUD no 15 tahun 2020 yang dibuat
guru, RPP terdiri dari tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian.
Berdasarkan RPP pada kegiatan pembelajaran
guru berinteraksi dengan siswa dan orang tua
siswa melalui grup WhatsApp. Implementasi dari
kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam RPP
didukung dengan modul pembelajaran dan video
pembelajaran yang dibuat oleh guru. Materi
untuk modul pembelajaran bersumber dari buku
tema, buku pegangan guru, buku LKS, dan
internet, sedangkan video pembelajaran
bersumber dari beberapa video yang berasal dari
youtube kemudian diedit berdasarkan
pembelajaran yang akan dibelajarkan.

UCAPAN TERIMA KASIe

Terima kasih penulis ucapkan kepada
kepala sekolah SDN 16 Cakranegara dan semua
pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya tulisan ini.

REFERENSI

Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan
Harapan: Pembelajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru
Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 10(3), 282–
289.
https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p
282-289

Ariesca, Y. (2020). Analisis Kesulitan Guru pada
Pembelajaran Berbasis Online di Sekolah
Dasar Negeri Se-Kecamatan Maluk
Kabupaten Sumbawa Barat. Universitas
Mataram.

Fitriani, Y. (2020). Analisa Pemanfaatan
Learning Management System (Lms)
Sebagai Media Pembelajaran Online
Selama Pandemi Covid-19. Journal of
Information System, Informatics and
Computing, 4(2), 1 –8.

Fatoni et al. (2021). Jurnal Ilmia h Profesi Pendidika n , 6 (4): 762 – 767
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i4.299

767

https://doi.org/10.52362/jisicom.v4i2.312

Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020).
Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi
Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), U(3), 465–503.

Harianja, S. (2021). Pelaksanaan Kegiatan iHT
Dengan Aplikasi Google Meeting Untuk
Meningkatkan Kemampuan Guru
Menyusun RPP Daring Masa Pandemi
Covid 19 Di SMAN 1 Lintongnihuta
Semester 2 Tahun Pelajaran 2020 / 2021.
Nuansa Akademik, 7(1), 1–12.

Jiwandono, I. S., Setiawan, H., Oktaviyanti, I.,
RosyidahI A. N. K., & Khair, B. N. (2021).
Tantangan Proses Pembelajaran Era
Adaptasi Baru di Jenjang Perguruan
Tinggi. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Pengetahuan, 21(1), 39–46.

Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19), Pub. L. No. 15,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 1 (2020).

Moleong, Lexy, J. (2018). Metodologi Penelitian
Kualitatif.

Mutaqinah, R., & Hidayatullah, T. (2020).
Implementasi Pembelajaran Daring
(Program BDR) Selama Pandemi Covid-
19 di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Petik,
S(2), 86 –95.
https://doi.org/10.31980/jpetik.v6i2.869

Noorsalim, M., Nurdiniah, S. H., & Saadi, P.
(2014). Implementasi Pembelajaran b-
Learning Berbasis Website Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi
Siswa Kelas Xi Ipa 1 Pada Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Di Sman 12 Banjarmasin. QUANTUM,
Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 5(1), 99–
110.

Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran
Daring Guru Sekolah Dasar di Kkabupaten
Banjarnegara. Akrab Juara, 7(2), 297–302.
http://www.akrabjuara.com/index.php/akr
abjuara/article/view/919

Sari, S. U., Sa’dullah, A., & Ardiansyah, A.
(2021). Analisis Kendala Dan Solusi
Pembelajaran Agama Islam Dengan
Pendekatan Daring Di Smpn 9 Malang.
Vicratina: Jurnal Pendidikan …, 6, 150–
161.
http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/f
ai/article/view/1196S

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif dan R&D (II). Alfabeta.

Syarifudin, A. S. (2020). Impelementasi
Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan
Mutu Pendidikan Sebagai Dampak
Diterapkannya Social Distancing. Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Metalingua, 5(1), 31 –34.
https://doi.org/10.21107/metalingua.v5i1.
7072

Wu, E. H. K., Lin, C. H., Ou, Y. Y., Liu, C. Z.,
Wang, W. K., & Chao, C. Y. (2020).
Advantages and constraints of a hybrid
model h-12 E-Learning assistant chatbot.
IEEE Access, U, 7778U–77801.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.2020.29
88252