Cahyani et al. / J. Agrisains 22 (2) 2021: 89 - 97 89

Available online at :
https://ejurnal.fapetkan.untad.ac.id/
index.php /agrisains
PISSN: 1412 - 3657
EISSN: 2716 - 5078


MASKUL INISASI IKAN NIL A ( Oreochrom is niloticus ) MELALUI PERENDAMAN
AIR KELAPA DENGAN KONSENT RASI BERBEDA

Masculinization of Tilapia (Oreochrom is niloticus) Through Coconut Water Immersion
with Different Concentrations
Regita Cahyani, Novalina Serdiati, 0XVD\\DGDK7LV¶LQ Aswad Eka Putra

Akuaku lt ur, Faku lt as Pet ernaka n da n Per ika na n, Universit a Tadu lako , Palu, Indo nesia .
E - ma il: regit c hyni24 @g ma il.co m

AB STRAK
Pertumbuhan ikan nila jantan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. Salah satu
upaya untuk m empercepat pertumbuhan ikan nila yaitu dengan sex reversal. Sex reversal melalui
maskulinisasi memungkinkan ikan betina berdiferensiasi menjadi ikan jantan. Air kelapa m engandung
kalium (312 mg/100 g) berfungsi sebagai alternatif EDKDQ DODP L SHQJJDQWL KRUPRQ VLQWHWLV . -
Methyltestosterone. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi air kelapa yang
berbeda terhadap persentase kelamin jantan ikan nila yang dihasilkan melalui perendaman. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (R AL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu Perlakuan A
(kontrol), B (k onsentrasi air kelapa 25%), C (konsentrasi air kelapa 35%) dan D (konsentrasi air
kelapa 45%). Data dianalisis ragam (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dengan uji lanjut Duncan.

Cahyani et al. / J. Agrisains 22 (2) 2021: 89 - 97 93

Analisis ragam ( ANOVA) menunjukkan bahwa pemberian air kelapa dalam
perendaman larva ikan nila dengan konsentrasi berbeda, berpengaruh signifikan terhadap
persentase jantan ikan nila yan g dihasilkan. Penggunaan air kelapa untuk perendaman larva
ikan nila dengan konsentrasi 35% d engan lama waktu perendaman 10 jam memberikan
pengaruh yan g si gnifikan terhadap persentase kelamin jantan ikan nila yan g dihasilkan. Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan perendaman air kelapa mampu mengarahkan
gonad larva ikan nila yan g belum terdife rensiasi dapat berubah menjadi jantan. Sex reversal
pada ikan nila terjadi pada fase pertumbuhan gonad yang belum terdiferensiasi sel
kelaminnya sehingga perkembangan gon ad tersebut dapat diarahkan dengan bahan alami
yan g mengandung kalium salah satunya seperti air kelapa. Air kelapa memiliki kandungan
hormon steroid (fitohormon) yan g secara langsun g dapat mempengaruhi sex reversal pada
ikan. Hasil ini didukung oleh penelitian Ernani et al . (2015) yang menunjukkan bahwa
perlakuan perendaman larva ikan nil a dalam air kelapa dengan dosis 30 ppm/L air dan lama
perendaman 10 jam menghasilakan jantan ikan nila tertinggi yaitu 90%. Hasil penelitian
Saputra et al . (2013) menunjukkan bahwa persentase kelamin jantan ikan nila merah tertinggi
yaitu 88,89% pada peren daman air kelapa dengan dosis 30 ppm.
Masprawidinatra et al . (2015) menyatakan, penyerapan kalium yang terkandung
dalam air kelapa dapat diserap dengan baik oleh larva ikan nila sehingga dapat menyebabkan
perubahan kolesterol yan g terdapat dalam semua jaringan tubuh anak menjadi pregnenolon.
Menurut Islama et al . (2017) pregnenolon merupakan sumber biosintesis hormon - hormon
steroid oleh kelenjar adrenal, steroid tersebut berpengaruh pada pembentukan testosteron.
Prenegnolon akan merubah estrogen menjadi progesteron, dengan berubahnya estrogen
menjadi pregnenolon, ikan yan g tadin ya akan menjadi betina, diarahkan menjadi ikan jantan.
Pemanfaatan air kelapa pada konsentrasi 35% merupakan kondisi terbaik untuk menghasilkan
kelamin jantan dengan metode perendaman larva. Menurut Dwinanti et al . (2018) salah satu
faktor keberhasilan maskulinisasi dipengaruhi oleh dosis bahan pemicu sex reversal dalam
peningkatan persentase kelamin. Hasil identifikasi jenis kelamin selama penelitian juga
menemukan adanya ikan betina dan ikan hemaprodit.

Gambar 2. Hasil pengamatan gonad ikan nila pada Mikroskop pembesaran 40
(a. Sel Sperma; b. Sel Telur).

Menurut Nur et al . (2015) adanya ikan hermaprodit kemungkinan disebabkan
kandungan hormon steroid yan g ada dalam air kelapa belum mampu mengalihkan kelamin
ikan menjadi jantan sehingga proses diferensiasi gonad tidak berlangsun g sempurna. Menurut
Sipa yun g (2010) diferensiasi kelamin pada ikan nila terjadi mulai umur 7 hari pasca menetas

Cahyani et al. / J. Agrisains 22 (2) 2021: 89 - 97 94

dan masa diferensiasi berlangsung sampai umur 37 hari setelah menetas. Suatu individu akan
menjadi jantan atau betina tergantung pada ada tidaknya hormon testosteron pada awal
perkembangannya.
Pengamatan menggunakan mikroskop dilakukan karena ukuran ikan yang diama ti
masih sulit dibedakan secara morfologi antara ikan jantan dan betina. Melalui metode
pewarnaan asetokarmin, dapat terlihat perbedaan sel gonad jantan dan sel gonad betina
(Gambar 2). Secara visual sel sperma hasil histologi menunjukkan bentuk scatter atau titik -
titik kecil yan g men yebar ke seluruh bagian gonad, sedangkan sel telur menampakkan
kepingan berbentuk bulatan besar yang m asif.

Kelangsunga n Hidup
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva ikan nila
selama masa pemeli haraan tertinggi pada perlakuan A (kontrol) yaitu sebesar 94,67%,
selanjutnya diikuti oleh perlakuan B (konsentrasi 25%) yaitu sebesar 82,00%, kemudian
perlakuan C (konsentrasi 35%) yaitu sebesar 78,33% dan yan g terendah pada perlakuan D
(konsentrasi 45%) sebesar 62,00%. Nilai kelangsungan hidup yan g didapat dari penelitian ini
adalah 79,25% yan g dikatagorikan tinggi sebab kisarannya >50% (Mul yani et al. , 2014).
Tingkat kelangsungan hidup tertinggi p ada perlakuan A (kontrol) sebesar 94,6 7%,
kurangn ya ikan yang mati karena tidak diberi perlakuan air kelapa. Tingkat kelangsun gan
hidup terendah pada perlakuan D (konsentrasi air kelapa 45%) sebesar 62%, tinggin ya
kematian ikan disebabkan pada saat perendaman menggunakan air kelapa. Semakin tinggi
jumlah konsent rasi air kelapa yang d igunakan, semakin tinggi kasus kematian yan g
ditemukan.
Hasil penelitian sesuai dengan Mul yani et al.   EDKZD WLQJNDW NHODQJVXQ JDQ •
50% tergolong baik, kelangsun gan hidup 30 - 50% sedang dan kurang dari 30% tidak baik.
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Masprawidinatari et al. (2015) tingkat
kelangsungan hidup lar va ikan nila pada penelitian ini jauh lebih baik karena tingkat
kelangsungan hidup ikan nila pada penelitian Masprawidinatari et al. (2015) hanya sebesar
37% berhasil melakukan maskulinisasi sebanyak 85%. Secara faktual hasil - hasil penelitian
terkait aplikasi air kelapa dalam teknik maskulinisasi memang dianggap sangat efektif dalam
sex reversal maupun pertumbuhannya, namun masih rendah pada aspek kelangsun gan
hidupn ya. Rendahn ya kelangsun gan hidup ikan nila diduga disebabkan karena tinggin ya
konsentrasi air kelapa atau kemungkinan lain yakni tinggin ya padat tebar ikan nila.
Dwinanti et al . (2018) Menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan ya ng baik. Apabila kondisi lingkungan bu ruk dapat
mengakibatkan motilitas yan g tin ggi karena dapat menyebabkan ikan terinfeksi penyakit serta
menyebabkan stress sehingga mengakibatkan kematian. Menurut Ernani et al . (2015) bahwa
pada sa at perendaman larva, air kelapa akan berubah menjadi asam. Semakin banyak dosis
yan g digunakan maka kualitas air akan semakin asam. Hal ini dikarenakan aktifitas bakteri
Acetobacteri pada air kelapa yang men gandung alkohol menyebabkan keasaman. Alkohol
ter sebut mengalami penggabun gan denga n oksigen dan berubah menjadi Accataldehid dan
selanjutnya mengalami oksidasi menjadi asam asetat (asam cuka), sehingga dapat
menurunkan pH air dan mengurangi oksigen terlarut pada media pemeliharaan ikan.
Dwinanti et al . (2018) Menyatakan bahwa pH air yan g san gat rendah atau sangat asam dapat
meyebabkan kematian ikan dengan gejala gerakannya tidak teratur, tutup insang bergerak
aktif, dan berenang sangat cepat di permukaan air. Adapun sejumlah kecil kematian pada
larva ika n nila yan g terjadi pada saat pemeliharaan diduga karena sebagian kecil larva ikan
nila tersebut telah mengalami dosis letal sebelum dipindahkan ke wadah pemeliharaan dari
wadah perendaman.

Cahyani et al. / J. Agrisains 22 (2) 2021: 89 - 97 95

Kualitas Air
Kisaran nilai kualitas air selama p enelitian meliputi suhu 25,7 - 28,6
°
C, oksi gen terlarut
3,2 - 8,7 mg/ L, p H 6,8 - 8,3, dan amonia 0,05 - 0,1 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas
air pada wadah pemeliharaan ikan nila selama 45 hari suhu berkisar 25,7 - 28,6 ºC. Suhu
memiliki peranan penting d alam pertumbuhan, nafsu makan, reproduksi dan mempengaruhi
proses pencernaan makanan. Kisaran suhu selama penelitian masih dalam batas optimum
untuk ikan nila yaitu 24 - 31ºC (Wah yunin gsih et al ., 2018).
Kandun gan oksi gen terlarut (DO) selama penelitian yaitu berkisar antara 3,2 - 8,7 mg/L.
Kisaran ini masih layak untuk pertumbuhan dan kelangsun gan hidup ikan nila. Wijayanti et
al . (2019) menyatakan bahwa untuk memperoleh pertumbuhan yan g optimal ikan nila
membutuhkan kandungan oksigen terlarut minimal 3 mg /L. Oksi gen terlarut yang tidak
seimbang akan menyebabkan stress pada ikan karena gagaln ya proses pertukaran oksigen
dalam sistem respirasi, bahkan dapat mengakibatkan kematian karena jaringan tubuh tidak
dapat mengikat oksigen yan g terlarut dalam darah (Dahril et al ., 2017).
Hasil pengukuran p H diperoleh kisaran antara 6,8 - 8,3. Keadaan ini menunjukkan
bahwa kisaran tersebut masih optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
nila. Berdasarkan KepMen KP No.45 Tahun 2006 dalam Siegers et al . (20 19) nilai pH yan g
mampu ditoleransi ikan nila yaitu 5 - 8,5. pH yan g terlalu rendah dapat menyebabkan
kerusakan jaringan insang, mengakibatkan stres serta gangguan osmotik. p H ya ng terlalu
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada lensa dan kornea mata (Bo yd, 2 015). Selain itu,
pH memegan g peranan penting dalam bidang perikanan budidaya karena berhubungan
dengan kemamapuan untuk tumbuh dan bereproduksi. Ikan akan dapat hidup minimal pada
pH 4 dan diatas 11 akan mengalami kematian (Willam et al ., 2019).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa amonia selama penelitian berkisar 0,05 - 0,1
mg/ L yan g berarti masih berada pada kisaran optimal untuk pertumbuhan ikan nila. Sumber
utama amonia adalah hasil eskresi ikan dan dekomposisi sisa pakan dalam wadah
pemeliharaan.
PENU TUP

Perendaman larva ikan nila dalam air kelapa berpengaruh terhadap persentase kelamin
jantan ikan nila, dengan persentase tertinggi 86,87% pada konsentrasi 35% dan kelangsun gan
hidup sebesar 79,25%.

DAFTAR PUSTAKA

Arfah, H., Soelist yowati, D. T., & Bul kini, A. ( 2013 ) . Masklinisasi Ikan Cup ang Betta
splendess melalui Perendaman Embrio dalam Ekstrak Purwoceng Pimpinella alpine.
Jurn a l Akuakultur Indonesia , 12(2), 144 - 149 .
Bo yd , C . E. ( 2015 ) . Water Quality . Switzerland, Springer.
Dahril, I., Tang, U . M., & Putra, I. ( 2017 ) . Pengaruh Salinitas berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Keluluhidupan Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis sp.). Jurn al
Bekala Perikanan Terubuk , 45(3), 67 - 75 .
Dwinanti, S. H., Putra, M. H., & Sasanti, A. D. ( 2018 ) . Pemanfaatan Air Kelapa ( Cocos
nucifera ) untuk Maskulinisasi Ikan Gup p y ( Poecillia reticulate ). Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia , 6(2), 117 - 122 .
Ernani, S., Helmizur yani., & Elfcahmi. ( 2015 ) . Pengaruh Pen ggunaan Air Kelapa dengan
Dosis yan g Berbeda Terhadap Pengalihan Jantanisas i Ikan Nila ( Oreochromis
niloticus ). Jurnal Fiseries , 4(1), 1 - 21 .

Cahyani et al. / J. Agrisains 22 (2) 2021: 89 - 97 96

Heri yati , E. ( 2012 ) . Sex Reversal Ikan Ni la Menggunakan Madu dan Analisis Ekspresi Gen
Aromatase. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Program Studi Ilmu Akuakultur Institut
Pertanian Bogor.
Iskandar, R. , & Elrifadah. ( 2015 ) . Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ik an Nila
( Oreochromis niloticus ) yan g diberi Pakan Buatan Berbasis Kiambang. Zira ¶ ah ,
40(1), 18 - 24.
Islama, D., Nurhatijah., Nisa, R., & Juliawati. ( 2017 ) . Pengaruh Penggunaan Air Kelapa
dengan Kon sentrasi Berbeda terhadap Jantanisasi dan Kelangsun gan Hidup Ikan Pla t y
Pedang ( Xiphophorus helleri ), 1 - 5 .
KKP ( Kementrian Kelautan dan Perikanan). (2020). Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya Tahun 2019.
M arie, R., Syukron, M., A ., & Rahardjo, S. S. P. ( 2017 ) . Teknik Pembesaran Ikan Nila
( Oreochromis niloticus ) dengan Pemberian Pakan Limbah Roti. Jurnal Sumberda ya
Alam dan Lin gkun gan. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 5(1), 1 - 6 .
Masprawidinatra, D., Helmizur yani ., & Elfachmi. ( 2015 ) . Pengaruh Pen ggunaan air Kelapa
dengan Lama Perendaman yan g Berbeda Terhadap Maskulinisasi Ikan Nila
( Oreochromis niloticus ). Jurnal Fiseries , 4(1), 13 - 16 .
Mul yani, Y. A., Yulisman., & Fitrani, M. ( 2014 ) . Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila
( Oreochromis niloticus ) yang Dipuasakan Secara Periodik. Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia , 2(1), 1 - 12 .
Muslim. ( 2010 ) . Maskulinisasi Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) dengan Pemberian Tepung
Testis Sapi. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor .
Nur, S., Yustisti, A., & Sriati. ( 2015 )  3HQJDUXK 3HPEHULDQ . - methyltestosteron Secara
Oral Terhadap Maskulinisasi Ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ) Menggunakan Jantan
Fun gsional . Jurnal Perikanan Kelautan , 4(2), 101 - 106 .
Odara, S. S., Watung, J. C., & Sinjal, H. J. ( 2015 ) . Maskulinisasi Larva Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Melalui Penggunaan Madu dengan Konsentrasi Berbeda.
Jurnal Budidaya Perairan , 3(2), 1 - 6 .
Pri yono, E., Muslim., & Yulisman. ( 2013 ) . Maskulinisasi Ika n Gapi ( Poecilia Reticulata )
Melalui Perendaman Induk Bunting dalam Larutan Madu dengan Lama Perendaman
Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia , 1(1), 14 - 22.
Robbani, M. M. ( 2017 ) . Pertumbuhan dan Maskulinisasi Ikan Nila Merah Oreochromis
niloticus menggunakan 17 - . PHWLO WHVWRVWHURQH PHODOXL 3DNDQ GDQ 3HUHQGDPDQ SDGD
Skala Massal. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor .
Saputra, M. A., Nurjanah , L., Nurkhasanah, A., Yusrina, W., & Rahayu, D. P. ( 20 13 ) . Coco
Reverse : Aplikasi Air Kelapa dalam Produksi Populasi Monoseks Jantan Ikan Nila
Merah.
Siegers, W. H., Pra yitno, Y., Sari, A. ( 20 19 ) . Pengaruh Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan
Ikan Nila Nirwana ( Oreochromis sp.) pa da Tambak Payau. The Journal of Fishe ries
Devolepment , 3(2), 95 - 104 .
Sipa yun g, D. A. ( 2010 ) . Sex Reversal pada IkanNila Merah ( Oreochromis sp. ) Melalui
Pemberian Propolis yan g Dicampurkan dalam Pakan Buatan. Skripsi tidak diterbitkan.
Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor .
Sur yanto, M. A ., & Setyono, B. ( 2003 ) . Pengaruh umur yan g Berbeda Pada Ikan Nila
( Oreochromis sp.) Terhadap Tingkat Keberhasilan Pembentukan Kelamin Jnatan
dengan Menggunakan Metiltestosteron. Jurnal P rotein , 15(1) , 32 - 37.
Suseno, D. N., Luqman, E. M., Lamid, M., Mukti, A. T., & Supra yudi, M. A. ( 2020 ) .
Residual ,PSDFW RI . - meth yltestosterone and Histopathological Changes in Sex
Reversal Nile Tilapia ( Oreochromis niloticus ). Asian Pacific Journal of Reproduction ,
9( 1), 37 - 43 .

Cahyani et al. / J. Agrisains 22 (2) 2021: 89 - 97 97

Wah yunin gsih, H., Rachimi., & Prasetio, E. ( 2018 ) . Efektifitas Madu Lebah Terhadap
Jantanisasi (Maskulinisasi) dengan Metode Perendaman pada Larva Ikan Nila Merah
( Oreochromis sp.). Jurnal Ruaya , 6(1), 23 - 29 .
Wija yanti, M., Khotimah, H., Sasanti, A. D., Dwinanti, S. H., & Rarassari, M. A. ( 2019 ) .
Pemeliharaan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) dengan Sistem Akuaponik di Desa
Karan g Endah, Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim Sumatra Selatan.
Journal of Aquaculture and Fish Health , 8(3), 139 - 148 .
Willam, I. G., Fi zpatrick, M. S., & Schreck, C. B. ( 2019 ) . Masculinization of Nile Tilapia
( Oreochromis niloticus ) through Immersion in . - Meth yltestosterone or . -
Meth yldih ydrotestosterone. Jurnal Orego State University , 178(3 - 4), 349 - 357.