2
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 2018 ISSN 2338 - 6649
sistem dapat berjalan dengan baik dan
kondusif, selain itu program aplikasinya masih
bisa dipakai tanpa ada masalah.
W. Stallings menyebutkan model-
model serangan yang digunakan yaitu (1)
Interruption yang berarti sistem menjadi rusak
atau tidak tersedia, (2) Interception yang
berarti berhasil mengakses asset atau
informasi, (3) modification yang berarti bahwa
pengubahan aset, dan (4) Fabrication yang
berarti bahwa menyisipkan objek palsu ke
dalam sistem [1].
Perkembangan teknologi melalui
Teknologi Informasi (IT) telah memungkinkan
diaplikasikannya Service Oriented
Architecture dan Distributed Computing.
Terdapat banyak layanan (service) yang
disediakan melalui internet. Bagaimanapun
juga, merupakan hal yang tidak mungkin bagi
sebuah layanan tunggal yang berdiri sendiri
(individual) untuk memenuhi seluruh
kebutuhan dari banyak pengguna. SOA
menyadari hal ini dan mencoba untuk
membangun sebuah konstruksi sistem layanan
yang terdistribusi, dinamis, fleksibel dan dapat
dikonfigurasi ulang melalui internet, sehingga
dapat memenuhi segala informasi dan
kebutuhan layanan dari banyak pengguna
berbeda. IBM mendefinisikannya sebagai
berikut: “SOA merupakan pendekatan
arsitektural IT terkait sektor bisnis yang
mendukung proses integrasi dalam bentuk
layanan bisnis yang saling terkait (linked) dan
dapat berulang (repeatable)”. Perlu ditekankan
bahwa SOA bukanlah sebuah produk
melainkan model arsitektural.
Model Object Oriented telah
digunakan pada tahun 80an, kemudian
digantikan dengan perkembangan model
berbasis komponen (component-based) di
tahun 90an. Saat ini barulah digunakan service
orientation. Service Orientation
mempertahankan keuntungan dari
perkembangan model berbasis komponen,
seperti self-description, encapsulation,
dynamic discovery dan loading. SOA
merupakan model arsitektural yang digunakan
untuk membangun aplikasi software dengan
menggunakan layanan yang tersedia di
jaringan seperti Web. SOA merupakan konsep
pokok yang mendasari implementasi Web
Service. SOA meningkatkan loose coupling
antar komponen-komponen perangkat lunak
agar dapat digunakan kembali.



METODOLOGI
Komponen utama dalam SOA adalah
service (layanan). Gambar di bawah ini
merupakan konsep dari SOA yang memiliki 3
komponen (service provider, service registry,
service requester) dan 3 operasi (publish, find,
bind). SOA menghubungkan peran dari ketiga
komponen dan ketiga operasi tersebut untuk
mempertahankan penemuan dan penggunaan
layanan yang otomatis. Service Provider
menerbitkan layanan ke registry sehingga
layanan tersedia di Internet untuk melayani
permintaan dari konsumen. Service Requester
(client) menampilkan operasi penemuan
layanan di registry untuk menemukan layanan
yang dibutuhkan, kemudian mengakses
layanan tersebut. Service Registry membantu
service providers menemukan service requester
(begitu juga sebaliknya) dengan berperan
sebagai registry dari layanan.

Gambar 1. Web layanan SOA

Gambar 2. Komponen SOA
SOA dapat membangun suatu koleksi
services, penghematan dapat dimulai. Jika
pada proyek yang pertama, waktu dan tenaga
yang dihabiskan paling besar, maka proyek
selanjutnya, usaha yang dikeluarkan akan
makin kecil karena sudah banyak tersedia
services sebagai hasil dari proyek sebelumnya
yang dapat di-reuse. Selain itu, waktu

3
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 2018 ISSN 2338 - 6649
pengerjaannya juga semakin cepat sehingga
memungkinkan perusahaan untuk memberikan
layanan bisnis yang makin responsif terhadap
tuntutan.
Gambar 3. Komponen SOA

SOA adalah sebuah permodelan
perangkat lunak yang dibangun dengan
pendekatan service oriented. Service oriented
sendiri merupakan sebuah pendekatan yang
memiliki visi ideal di mana setiap resource dari
perangkat lunak terpartisi secara bersih satu
sama lain [1]. Setiap resource ini disebut
dengan service. Service ini merepresentasikan
sebuah business logic atau automation logic
dalam sebuah sistem besar. Setiap service
memiliki otonomi sendiri yang membuatnya
tidak tergantung satu sama lain. Setiap service
dapat berkomunikasi satu sama lain melalui
sebuah protokol yang sudah terstandardisasi
sehingga memudahkan untuk melakukan
integrasi service baru dan penyusunan ulang
kumpulan service disebabkan proses bisnis
yang berubah.

Gambar 4. SOA Process

SOA membagi fungsi-fungsi menjadi
unit-unit yang berbeda (layanan), yang dapat
didistribusikan melalui suatu jaringan dan
dikombinasikan serta digunakan ulang untuk
membentuk aplikasi bisnis. Layanan-layanan
ini saling berkomunikasi dengan saling
mempertukarkan data atau dengan
mengkoordinasikan aktivitas antara dua atau
lebih layanan.
Gambar 5. Layanan SOA

Khusus dalam kasus ini, layanan
metode SOA akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar, dimana proses interaksi
terjadi antara pengajar dan siswa. Interaksi
demakian juga berkaitan dengan proses
pertukaran data penting dan hanya yang
memiliki hak akses yang dapat melakukan
interaksi pembelajaran tersebut.
Pengajar maupun siswa akan diberikan
kode aman berupa username dan password
yang dikelola oleh Administrator. Dengan
demikian pengajar dan siswa lebih nyaman dan
terjaga terhadap informasi yang didapatkan.
Untuk mendukung sistem pembelajaran
dengan metode SOA ini akan dibangun
menggunakan jaringan, dan dalam hal ini
disamping jaringan client server atau local,
sistem tersebut juga sudah mendukung
jaringan online, sehingga penyebaran data
lebih mudah dan cepat didapatkan dan lebih
efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Implementasi Sistem
Sistem aplikasi ini dibangun
menggunakan web, dimana pada sistem web
layanan yang diberikan baik kepada pengajar
maupun siswa dalam proses belajar mengajar
menjadi lebih mudah, karena dapat dijadikan
client server (offline) namun juga dapat
diterapkan secara online.

Gambar 6. Layanan aplikasi terpusat

4
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 2018 ISSN 2338 - 6649

Gambar 7. Layanan prioritas client server

Berikut halaman login siswa dan menu setelah
login dilakukan berikut pada gambar berikut:

Gambar 8. Halaman login siswa dan menu
utama setelah login berhasil

Setelah proses login berhasil dilakukan maka
siswa berhak atas layanan yang diberikan,
melihat event ujian, mendownload materi
maupun tugas, mengupload jawaban dan lain-
lain. Sebagaimana terlihat pada gambar 9.

Gambar 9. Halaman siswa download materi

Pada menu view atau menu lihat detail materi
seperti pada gambar dibawah ini, siswa dapat
melihat materi dengan jelas sebelum
melakukan proses download, hal ini untuk
memberitahukan siswa materi yang diinginkan.

Gambar 10. Halaman siswa – lihat materi

Setelah siswa selesai melihat materi, maka
siswa juga dapat melihat tugas yang diberikan
oleh pengajar. Dalam hal ini siswa dapat
langsung menjawab dan mengumpulkan
kembali tugas yang diberikan menggunakan
jaringan yang telah ditentukan. Masing-masing
siswa dapat langsung melakukan proses upload
di sistem yang telah tersedia. Proses tersebut
daoat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 11. Halaman siswa– upload tugas

Pada gambar dibawah adalah keterangan siswa
untuk dapat melihat file tugas dan link untuk
mendownload materi sebagai pendukung tugas
yang diberikan.

Gambar 12. Halaman Siswa- Lihat Tugas

Selain itu, kode aman berupa username dan
password juga diberikan kepada petugas, agar
dapat membatu para pengajar dalam
melakukan proses belajar mengajar. Petugas
dalam hal ini adalah berperan sebagai
pengelola data baik siswa maupun pengajar,
untuk mengamankan data siswa dan pengajar
serta juga dapat mengupdate data tersebut.
Berikut tampilan kode aman pada gambar
berikut.

Gambar 13. Halaman Petugas - login Petugas

Berikut beberapa layanan yang diberikan
petugas, yaitu yang terkait dengan manajemen
data siswa maupun manajemen data pengajar,

5
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 2018 ISSN 2338 - 6649
salah satunya adalah menampilkan laporan
data seperti pada gambar berikut.

Gambar 14. Halaman petugas - lihat laporan
data siswa

Berbeda dengan admin, admin atau lebih
dikenal administrator adalah induk dari sebuah
sistem, yang bertugas sebagai pengontrol
semua layanan data baik petugas, pengajar dan
siswa. Disisi admin juga terdapat kode aman
layaknya petugas, pengajar, dan siswa berupa
username, password serta level, namun admin
memiliki hak penuh dalam menambah dan
mengupdate data seluruhnya. Berikut tampilan
menu kode aman admin pada gambar berikut.

Gambar 15. Halaman login admin

Beberapa tampilan pada menu admin, yaitu
memantau data, penilaian ujian dan sampai
dengan lulus atau tidaknya siswa sebagaimana
pada gambar berikut.

Gambar 16. Halaman admin penilaian

Admin juga dapat membantu untuk
menginputkan materi, tugas maupun soal ujian
sewaktu-waktu sesuai dengan materi pengajar
tersebut.

Gambar 17. Halaman admin menyiapkan
materi dan ujian

Admin juga dapat mengamati keaktifan
pengajar dan siswa melalui hasil akhir yang
dicapai oleh siswa. Dan juga koreksi atau
masukan siswa kepada pengajarnya.

Gambar 18. Halaman admin – mengoreksi
jawaban siswa
Dari beberapa hasil implementasi sistem
tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan yang
diberikan sudah tepat dan sesuai, bila ada
masalah dalam pemakaian maka sistem akan
menangani atau membantu mengarahkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan,
sebagaimana dengan pola SOA berikut.

Gambar 19. Pola SOA

Disamping itu ada juga pola SOA dalam
direktori UDDI (Universal Description,
Discovery and Integration) yang diterapkan
dalam sistem sebagai berikut:
Gambar 20. Pola SOA dalam web

6
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 2018 ISSN 2338 - 6649
Gambar 21. Distribusi dan waktu uji layanan
sistem client server

B. Hasil Pengujian Sistem
Program ini dikembangkan dengan
bahasa pemrograman PHP dan database
MySQL menggunakan paket XAMPP, Editor
notepad, atau yang lebih tinggi dan
menggunakan sistem operasi Windows.
Program ini dapat diinstal pada Jaringan Lokal
(laboratorium komputer) dan juga dapat
diinstal pada komputer hosting berbayar yang
dapat diakses oleh User (Siswa) dari Jaringan
Internet.
Pengujian sistem dibagi menjadi dua,
yaitu pengujian fungsionalitas web, dan
pengujian interoperability. pengujian
fungsionalitas web dilakukan dengan metode
blac box melalui antarmuka operator client dan
web site. pengujian interoperability dilakukan
dengan pembuatan web lain dengan lingkunag
pengembangan yang berbeda, yaitu PHP dan
MYSQL serta web server apache untuk
dikonsumsi oleh web sistem informasi
pengajaran.

KESIMPULAN
SOA dapat diterapkan dalam sistem
informasi pengajaran. fundsionalitas sistem
disajikan dalam bentukservice yang dapat
dikonsumsi sistem lain. web sistem dapat
mengonsumsi web dari sistem lain. hal in
mengindikasikan interoperability telah
tercapai. Startegi tertentu perlu digunakan
untuk mengembalikan data dalam web
tergantung pada data yang dikembalikan. tidak
semua objek yang dihasilkan dari lingkungan
pengembangan dapat dikonversi menjadi
SOAP yang merupakan protokol standar
pertukaran data. salah satu strategi yang bisa
ditempuh adalah mengembalikan array dari
struktur yang berisi data objek yang tidak
dapat dikonversi. Dan sistem yang telah
diimplementasikan telah memenuhi
kemampuan interoperability yang menjadi
dasar upaya intgrasi sistem. Sistem tersebut
merupakan kebutuhan penting terlebih bagi
pangajar dan siswa, sistem ini memberikan
layanan yang dapat di-align sedekat mungkin
dengan strategi dan aktivitas bisnis dalam hal
ini adalah aktivitas belajar mengajar, dimana
siswa layaknya sebagai customer dan pengajar
sebagai pelayanan yang memberikan service
kepada siswa, begitu juga dengan petugas dan
admin yang me-maintenace sistem agar mudah
cepat dan aman sebagai pendunkung proses
belajar mengajar. Selain itu standarisasi yang
terdapat pada sistem mendorong proses belajar
mengajar (services) dapat diterapkan oleh
masing-masing siswa dan pengajar karena
kemudahan dan efesiensi dalam operasional.
Sifat reusable dari layanan pada metode SOA
dapat menghemat biaya dan usaha
pengembangan kedepan lebih mudah
dilakukan serta kebebasan dan keluwesan
dalam implementasi sistem layanan tersebut
masih dapat terus dipertahankan.

SARAN
Sistem aplikasi ini dapat berjalan baik
pada komputer dan mobilephone dengan basis
web, diharapkan system tersebut dapat
dikembangkan dan diletakkan pada Android
Operating System, mengingat semua guru dan
siswa telah memiliki perangkat komunikasi
yaitu HP atau Mobilephone.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada RISTEK DIKTI, KOPERTIS XI dan
STITEK Bontang yang telah memberikan kami
kesempatan, support pendanaan dan
memberikan perijinan penelitian. Semoga
penelitian ini semakin memperkaya dan
bermanfaat untuk masyarakat khususnya
bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Wirdasari, “Mengenal Teknik-Teknik
Keamanan Komputer Dan Model- Model
Serangannya ( Security Attack Models ),” J.
Saintikom, vol. 4, no. 1, pp. 111–119, 2008.
[2] Munawar, “Perancangan Algoritma Sistem
Keamanan Data Menggunakan Metode
Kriptografi Asimetris,” J. Komput. dan
Inform., vol. 1, no. 1, pp. 11–16, 2012.
[3] D. A. Arifah, “Kasus Cybercrime Di
Indoensia,” J. Bisnis dan Ekon., vol. 18, no.
2, pp. 185–195, 2011.
[4] A. Tarigan, “Public Key Infrastructure dan
Open Source,” in Seminar Secure Your
Future, 1999, pp. 1–21.
[5] I. G. A. Putra and I. M. W. Wirawan,
“Sistem Pengamanan Data Sidik Jari
Menggunakan Algoritma AES Pada Sistem

7
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 2018 ISSN 2338 - 6649
Kependudukan Berbasis Radio Frequency
Identification (RFID),” J. Ilmu Komput.,
vol. 5, no. 2, pp. 29–35, 2012.