Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 7,
Agustus 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998

1141

Efektifitas Penggunaan Google Classroom Pada Perkuliahan Kajian
Fisika Sekolah II Secara Daring Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Syiah Kuala

Andriyansyah, Susanna, Evendi

Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah
Email: [email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkuliahan secara daring yang belum terealisasi
dengan baik. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dengan beberapa mahasiswa
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala yang pernah mengikuti perkuliahan
dengan menggunakan google classroom, ada beberapa faktor yang menyebabkan
perkuliahan secara daring belum terealisasi dengan baik, antara lain: 1) Sosialisasi
penggunaan google classroom masih kurang, 2) penyajian konten yang tersedia
masih belum sepenuhnya digunakan secara optimal. 3) desainnya yang kurang
menarik menyebabkan mahasiswa merasa jenuh saat mengikuti perkuliahan, 4)
mahasiswa masih jarang mengakses perkuliahan dengan menggunakan google
classroom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifitasan perkuliahan
kajian fisika sekolah II dengan menggunakan google classroom. Pendekatan
penelitian yangb digunakan adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP USK
angkatan 2019 yang berjumlah 70 mahasiswa. Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel penelitian adalah mahasiswa angkatan 2019 pada kelas B yang terdiri dari 27
mahasiswa. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari angket dan
wawancara yang ditujukan kepada mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan statistik persentase. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah bahwa penggunaan google classroom pada perkuliahan kajian
fisika sekolah II secara daring pada mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Syiah Kuala berada dalam kategori sangat efektif dengan persentase sebesar 83,6%.
Kata Kunci: Efektifitas Penggunaan Google Classroom, Kajian Fisika Sekolah II

PENDAHULUAN
Era revolusi industri generasi 4.0 ditandai dengan penggunaan jaringan internet
sebagai titik utama tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mengalami peningkatan yang
sangat signifikan terutama pada bidang teknologi untuk memenuhi keperluan dan
kebutuhan sehari-hari. Hasil survei dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet
Indonesia pada tahun 2019 pengguna internet di Indonesia menyebutkan bahwa jumlah
pengguna internet di Indonesia tembus 171 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen dari total
populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia yang sudah terhubung ke internet

Andriyansyah, Susanna, Evendi

1142





(Pratomo, 2019). Penggunaan jaringan internet memiliki dampak positif apabila digunakan
untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam jaringan atau yang dikenal dengan istilah daring sudah
sangat berkembang dan menjadi salah satu tren pembelajaran saat ini. Menurut
Najamuddin (2019) “Perkembangan teknologi pada era industri 4.0 menjadi ajang makin
berkembangnya platform yang mendukung dalam pembelajaran daring. Hal ini senada
dengan pernyataan Kurniawan (2016) “Students and educators today must have ICT
(Information and Cummincations Technology) literacy and use technology in the context
of teaching and learning (Peserta didik dan pendidik saat ini harus memiliki literasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam konteks belajar mengajar)”. Pembelajaran
daring atau e-learning dengan memanfaatkan web untuk mengaksesnya menjadi salah satu
sarana belajar yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS).
Salah satu LMS yang berkembang adalah Google Classroom. Google Classroom
merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya
(Virtual Class). Virtual Class adalah lingkungan belajar yang diadakan tanpa tatap muka
secara langsung anatra pendidik dengan peserta didik. Dimana pendidik menyediakan
bahan ajar dalam konten digital yang bisa diakses, disimpan, dan dibagikan melalui
internet yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja sehingga peserta didik masih dapat
melakukan pembelajaran (Kroker, 1994). Mengenai Virtual Class, Potter (1997)
mengatakan: dalam sistem pembelajaran melalui internet, isi pembelajaran disampaikan
secara online. Dalam sistem pembelajaran ini peserta didik berdiskusi, belajar, bertanya
dan mengejarkan soal-soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat
dilakukan tanpa menuntut peserta didik hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas
biasa. System pembelajaran ini sering kali disebut sebagai e-learning, virtual learning,
virtual classroom, atau virtual campus.
Perencanaan penggunaan google classroom yang kurang matang dapat
mengakibatkan perkuliahan tidak terealisasikan dengan baik. Menurut Pujangga dan
Mustafidah (2018: 10) “Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan google
classroom yaitu sosialisasi google classroom, penyajian konten google classroom desain
google classroom dan frekuensi penggunaan google classroom”. Berdasarkan hasil
observasi awal peneliti dengan beberapa mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Syiah Kuala yang pernah mengikuti perkuliahan dengan menggunakan google classroom,
ada beberapa faktor yang menyebabkan perkuliahan belum terealisasi dengan baik, antara
lain: 1). Sosialisasi penggunaan google classroom masih kurang, contohnya mahasiswa
kurang mengetahui cara penggunaan google classroom, dan tidak terdaftar akun
mahasiswa pada mata kuliah yang dipilih, 2). Penyajian konten yang tersedia masih belum
sepenuhnya digunakan secara optimal. 3). Desainnya yang kurang menarik menyebabkan
mahasiswa merasa jenuh saat mengikuti perkuliahan, 4). Mahasiswa masih jarang
mengakses pembelajaran dengan menggunakan google classroom.
Fisika adalah pelajaran tentang gejala-gejala alam yang dipecahkan menggunakan
rumus-rumus untuk membuktikan suatu kejadian alam tersebut. Sehingga dalam
pembelajaran fisika pendidik akan mengajarkan rumus-rumus, memberikan contoh-contoh

Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 7,
Agustus 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998

1143





penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat melakukan praktikum langsung di
laboratorium. Selanjutnya, dikemukakan pula oleh Duxes (1986: 12) bahwa “Fisika
merupakan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan
hukum alam dan kejadian-kejadian dalam alam dengan gambaran menurut pemikiran
manusia”.
Fisika sekolah II merupakan salah satu mata kuliah yang berorientasi pada
penguasaan fisika di sekolah menengah. Mata kuliah kajian fisika sekolah II memiliki
karakterisitik tersendiri, dimana mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjutan dari mata
kuliah sebelumnya yaitu kajian fisika sekolah I. Dengan kata lain, mata kuliah kajian fisika
sekolah II adalah mata kuliah prasyarat, dimana mahasiswa yang mengambil mata kuliah
ini harus terlebih dahulu lulus pada mata kuliah kajian fisika sekolah I.
Dengan demikian, berdasarkan dasar pemikiran diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan Google Classroom Pada
Perkuliahan Kajian Fisika Sekolah II Secara Daring Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Syiah Kuala (USK)”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskripstif. Data
persepsi mahasiswa merupakan data kuantitatif sesuai dengan kriteria. Linarwati (2016: 1)
“Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterprestasikan sesuatu”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP USK angkatan 2019 yang berjumlah 70
mahasiswa. Dari populasi yang ada yang menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa
angkatan 2019 pada kelas B yang terdiri dari 27 mahasiswa. Adapun alasan peneliti
mengambil sampel penelitian pada mahasiswa angkatan 2019 kelas B dikarenakan pada
mahasiswa ini telah dilaksanakan pembelajaran daring dengan menggunakan google
classroom pada perkuliahan kajian fisika sekolah II.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket respon mahasiswa,
yaitu angket tertutup dengan adanya alternatif pilihan jawaban. Alternatif pilihan jawaban
yang digunakan yaitu dalam bentuk skala likert. Skala likert yang digunakan pada tabel 1
(Sugiyono, 2016:132).

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Mahasiswa
Penilaian Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Data angket yang dikumpulkan adalah persepsi dan hasil tanggapan mahasiswa
terhadap pembelajaran daring menggunakan google classroom. Pedoman wawancara

Andriyansyah, Susanna, Evendi

1144





dengan angket dilakukan secara tertulis dengan cara membagikan kuesioner dalam bentuk
google form dengan menggunakan rumus statistik persentase sebagai berikut (Sudijono,
2005:43).


(1)
Keterangan:
P = persentase jawaban
F = frekuensi jawaban
N = jumlah total frekuensi

Setelah dipersentasekan kemudian data ditabulasikan kedalam kriteria interprestasi
skor efektifitas yang digunakan untuk menyimpulkan data berdasarkan tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Interpretasi Skor Efektifitas
Persentase Jawaban Keterangan
0% - 20% Sangat Tidak Efektif
21% - 40% Tidak Efektif
41% - 60% Kurang Efektif
61% - 80% Efektif
81% - 100% Sangat Efektif
Sumber: Modifikasi Riduwan (2013: 22)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifitasan perkuliahan kajian fisika
sekolah II dengan menggunakan google classroom. Hasil analisis yang telah dilakukan
tentang efektifitas penggunaan google classroom pada perkuliahan kajian fisika sekolah II
secara daring mahasiswa pendidikan fisika FKIP USK. Efektifitas penggunaan google
classroom dilihat dari 4 indikator yaitu: 1) sosialisasi google classroom, 2) penyajian
konten google classroom, 3) desain google classroom, 4) frekuensi penggunaan google
classroom.
Adapun hasil analisis data dari keseluruhan indikator efektifitas penggunaan google
classroom dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Hasil Persentase Seluruh Indikator Efektifitas Penggunaan Google Classroom
pada Perkuliahan Kajian Fisika Sekolah II Secara Daring

No

Indikator Efektifitas
Google Classroom
Skor Alternatif
Jawaban Mahasiswa

Persentase


Keterangan
1. Sosialisasi Google
Classroom
4,43 88,6% Sangat
Efektif
2. Penyajian Konten
Google Classroom
4,32 86,4% Efektif

Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 7,
Agustus 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998

1145





3. Desain Google
Classroom
4,00 80% Efektif
4. Frekuensi
Penggunaan Google
Classroom
3,98 79,6% Sangat
Efektif
Total Keseluruhan
Indikator
4,18 83,6% Sangat
Efektif
Sumber: FKIP USK 2021 (pengolahan data)

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa indikator sosialisasi pengunaan google
classroom pada perkuliahan kajian fisika sekolah II berada dalam kategori sangat efektif
dengan skor rata-rata 4,43, sehingga diperoleh hasil persentase adalah sebesar 88,6%,
artinya mahasiswa telah mengetahui informasi tentang google classroom, dapat
mendaftarkan dan memiliki akun google classroom dan mengetahui penggunaan google
classroom. Sosialisasai google classroom sangat penting dalam hubungannya dengan
kegiatan perkuliahan mahasiswa, hal ini dikarenakan semua proses perkuliahan kajian
fisika sekolah II dilaksanakan dengan menggunakan google classroom. Pernyataan ini
didukung oleh Pujangga dan Mustafidah (2018:10) sosialisasi google classroom dikatakan
efektif apabila 60.1% atau sebagian mahasiswa mengetahui informasi bagaimana cara
untuk menggunakan google classroom, telah mempunyai akun google classroom dan
google classroom membantu perkuliahan.
Penyajian konten google classroom berada dalam kategori sangat efektif dengan
skor rata-rata 4,32, sehingga diperoleh hasil persentase adalah sebesar 86,4%, artinya
mahasiswa telah mengetahui aktivitasi forum diskusi google classroom, mahasiswa dapat
memanfaatkan dan mendownload materi pada google classroom, memudahkan
pengumpulan tugas dan kuis dan evaluasi penilaian mahasiswa diinformasikan langsung
melalui google classroom. Penyajian konten google classroom penting diketahui oleh
setiap mahasiswa sehingga memudahkan dalam proses perkuliahan kajian fisika sekolah II
dengan menggunakan google classroom. Pernyataan ini didukung oleh A. Halim
(2018:109) kriteria mengenai konten yang berkualitas mencakup sesuainya objek
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, kelogisan urutan konten, dan penyelarasan
konten dengan aktivitas pembelajaran mahasiswa
Desain konten google classroom berada dalam kategori efektif dengan skor rata-rata
4,00, sehingga diperoleh hasil persentase adalah sebesar 80,0%, artinya rancangan dan
tampilan menu-menu google classroom jelas, mudah dipahami dan tidak berubah-ubah,
adanya arahan yang memadai untuk tampilan menu navigasi pada google classroom
sehingga memudahkan interaksi antara dosen dan mahasiswa, kombinasi warna disetiap
tampilan menu yang tersedia di laman google classroom sudah sesuai sehingga kontennya
menarik dan bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh mahasiswa. Desain google
classroom penting diterapkan sebagus mungkin sehingga memudahkan mahasiswa dalam
proses perkuliahan kajian fisika sekolah II dengan menggunakan google classroom.
Pernyataan diatas didukung oleh Pujangga dan Mustafidah (2018:110) standar desain

Andriyansyah, Susanna, Evendi

1146





google classroom berkaitan dengan fitur tampilannya yang jelas, konsisten, memberikan
arahan pada setiap tampilan-tampilannya, pilihan warnanya tepat dan bahasa yang
digunakan mudah untuk dipahami. Frekuensi penggunaan google classroom berada dalam
kategori efektif dengan skor rata-rata 3,98, sehingga diperoleh hasil persentase adalah
sebesar 79,6%, artinya tingkat keseringan mahasiswa menggunakan google classroom
sudah cukup baik dan mahasiswa selalu mengakses google classroom disetiap perkuliahan
kajian fisika sekolah II. Pernyataan ini didukung oleh Pujangga dan Mustafidah (2018:11)
frekuensi penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran yang terjain selama
proses belajar mengajar dengan presentase sebesar 45.8%.
Pembelajaran yang efektif dapat dikatakan pembelajaran yang memanfaatkan
informasi teknologi dan komunikasi secara optimal sebagai alat bantu. A. Halim (2018: 7)
“Pembelajaran yang efektif dapat dikatakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi secara optimal dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu”.
Pengunaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil pembelajaran. Hal senada juga dinyatakan oleh Hanum (2013: 93)
“Pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi akan berjalan efektif
jika peran pengajar dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran
atau memberi kemudahan pembelajar untuk belajar bukan hanya sebagai pemberi
informasi”.
Berdasarkan teori diatas dan telah dilakukan analisis data terhadap keseluruhan dari
keempat indikator menggunakan rumus persentase (%), maka diperoleh total persentase
efektifitas penggunaan google classroom adalah sebesar 83,6%. Jadi, berdasarkan
keterkaitan teori dan hasil penelitian yang diperoleh, maka penggunaan google classroom
pada perkuliahan kajian fisika sekolah II secara daring pada mahasiswa pendidikan fisika
FKIP USK berada dalam kategori sangat efektif.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan google classroom pada perkuliahan kajian fisika sekolah II secara
daring pada mahasiswa pendidikan fisika FKIP USK diperoleh persentase adalah sebesar
83,6%. Artinya, keefektifitasan perkuliahan kajian fisika sekolah II dengan menggunakan
google classroom berada dalam kategori sangat efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Druxes & Herbar. (1986). Kompedium Didaktik Fisika (terjemahan). Bandung: CV.
Remaja Karja.
Halim, A. (2018) . Pembelajaran Berbasis E-learning. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Kroker, A., & Weinstein,M.A. (1 994). Data trash: The theory of the virtual
class. New World Perspectives.
Kurniawan, H. (2016). Google Classroom. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi, 2(1),
56-67

Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 7,
Agustus 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998

1147





Mutahfidah dan Pujangga. (2018). Efektifitas E-learning Teknik Informatika Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal Sainteks, 15(1): 9-24.
Najamuddin, Negara, H. R. P., Ramdhani, D., & Nurman, M. (2019). Studi Hubungan
Penggunaan Facebook Terhadap. 17(1), 70-86.
Pratomo, Y. (2019, 05). APJII: Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Tembus 171 Juta
Jiwa. htzps://tekno.kompas.com/read/2019/05/16/03260037/apjii-jumlah-
pengguna-internet-di-indonesia-tembus-171-juta-jiwa.
Linarwati dkk. (2016). Studi Deskriptive Pelatihan Dan Pembangunan Sumber Daya
Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview Dalam Merekrut
Karyawan Baru Di Bank Mega Cabang Kudus. Journal Of Management, 2(2).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.