Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024, Page: 1-10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Perubahan Paradigma Pendidikan di Era Digital
Wellty Mely Betesda Br Sinaga*, Alief Firmansyah
Universitas Jambi
Abstrak: Di era digital yang semakin maju, pendidikan tidak lagi bisa bertahan dengan metode tradisional. Teknologi
digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan memberikan dampak signifikan terhadap cara kita
belajar dan mengajar, penelitian ini penting karena membantu mengidentifikasi strategi yang efektif untuk memanfaatkan
teknologi digital dalam pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis perubahan
paradigma pendidikan di era digital. Adapun fokus utama penelitian ini adalah memahami bagaimana teknologi digital
mengubah cara pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, dengan mengumpulkan dan
menganalisis literatur yang relevan dari berbagai sumber, termasuk jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, dan artikel.
Dengan menggunakan metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik
yang diteliti dan mengidentifikasi tren serta pola yang signifikan dalam perubahan paradigma pendidikan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa paradigma pendidikan telah mengalami perubahan yang signifikan akibat teknologi
sekaligus menekankan bahwa pentingnya menyesuaikan pendidikan dengan pesatnya perubahan teknologi digital agar
terciptanya mutu pendidikan yang lebih optimal.
Kata Kunci: Paradigma Pendidikan, Pendidikan Era Digital
Abstract: In the increasingly advanced digital era, education can no longer survive
using traditional methods. Digital technology has become an integral part of everyday
life and has had a significant impact on the way we learn and teach, this research is
important because it helps identify effective strategies for utilizing digital technology in
education. This research aims to explore and analyze changes in educational paradigms
in the digital era. The main focus of this research is understanding how digital technology
changes the way learning is done. This research uses a literature study method, by
collecting and analyzing relevant literature from various sources, including scientific
journals, books, research reports and articles. Using this method allows researchers to
gain an in-depth understanding of the topic under study and identify significant trends
and patterns in changing educational paradigms. The results of this research indicate
that the educational paradigm has experienced significant changes due to technology as
well as the pressure that it is important to adapt education to the rapid changes in digital
technology in order to create a more optimal quality of education.
Keywords: Educational Paradigm, Digital Era Education







DOI: https://doi.org/10.47134/jtp.v1i4.492
*Correspondence: Wellty Mely Betesda
Br Sinaga
Email: [email protected]

Received: 28-03-2024
Accepted: 18-05-2024
Published: 07-06-2024

Copyright: © 2024 by the authors.
Submitted for open access publication
under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution (CC BY)
license
(http://creativecommons.org/licenses/by/
4.0/).

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 2 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Pendahuluan
Hampir seluruh elemen kehidupan manusia mengalami perubahan akibat
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk pendidikan. Cara kita
mengumpulkan, menggunakan, dan berbagi informasi telah berubah secara signifikan di
era digital. Lanskap pendidikan telah mengalami transformasi mendasar akibat dampak
teknologi digital seperti media sosial, perangkat seluler, dan internet. Menurut (Widiara,
2018), kemajuan teknologi saat ini telah menunjukkan perubahan masa depan dimana
penggunaan ICT dalam pendidikan tidak dapat dihindari; Akibatnya, mempersiapkan
tenaga pengajar yang memenuhi standar persiapan penggunaan juga akan mempengaruhi
kesiapan siswa. Kemajuan teknologi juga membawa perubahan signifikan terhadap
paradigma pendidikan. Teknologi digital telah memperluas dan meningkatkan metodologi
pendidikan konvensional yang berpusat pada guru dan berorientasi pada buku teks
(Adigüzel, 2023; Mamlok, 2022). Akses yang lebih adil dan fleksibel terhadap pendidikan
kini dimungkinkan karena adanya perluasan metodologi pembelajaran yang sebelumnya
eksklusif untuk ruang kelas fisik menjadi ruang virtual. Berdasarkan temuan penelitian
mereka, gurulah yang mendorong pembelajaran berbasis digital (Silvana et al., 2019).
Hal ini menunjukkan bahwa pendidik memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk menyelidiki dan mengumpulkan data menggunakan media digital untuk
meningkatkan proses pembelajaran. Pergeseran paradigma pendidikan di era digital
menghadirkan peluang dan permasalahan baru (Nicolaou, 2019; Wiyono, 2021). Kesulitan
tersebut antara lain masalah keamanan data, perubahan paradigma pembelajaran, dan
ketimpangan akses (Arrazaq, 2023). Di sisi lain, teknologi juga memungkinkan pendidikan
lebih mudah diakses, kolaborasi di seluruh dunia, pembelajaran yang dipersonalisasi, dan
inovasi. Memahami bagaimana paradigma pendidikan berubah secara mendalam sangat
penting untuk menavigasi dinamika perubahan yang cepat di era digital (Blau, 2020; Chai,
2019; Chiloane, 2022; Eybers, 2024; Good, 2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki, dari sudut pandang teoritis dan praktis, bagaimana teknologi digital
mempengaruhi paradigma pendidikan (Asongu, 2019; Demissie, 2022; McGovern, 2020).
Memperoleh lebih banyak pengetahuan akan membantu kita menentukan cara paling
efektif dalam menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan standar pendidikan dan
mempersiapkan generasi mendatang dengan lebih baik (Eidin, 2023; Raygan, 2022;
Rustamova, 2020; Wang, 2022). Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam landasan
teoritis dan praktis, memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan pendidikan di
era digital, dan memberikan arahan bagi kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan
mudah beradaptasi.

Metode
Penelitian ini mengkaji bagaimana perubahan paradigma pendidikan di era digital
dengan menggunakan metodologi studi literatur. Studi perpustakaan, menurut Zed (2008),
adalah kumpulan tugas metode penelitian yang melibatkan membaca, membuat catatan,
dan mengolah bahan penelitian di perpustakaan. Tujuan dari penelitian tinjauan pustaka

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 3 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
adalah untuk menyelidiki data terkait mengenai topik pergeseran paradigma pendidikan
di era digital. Mencari sumber literatur yang relevan, seperti buku, artikel dari website, dan
publikasi ilmiah yang membahas paradigma pendidikan di era digital, merupakan langkah
awal dalam melakukan penelitian ini. Selanjutnya dipilih sumber yang paling sesuai
dengan topik penelitian. Kemudian, setiap materi sumber terpilih dipelajari dan dianalisis
secara kritis untuk menemukan permasalahan dan modifikasi paradigma pendidikan di era
digital. Menurut (Handoko et al., 2024) “Analisis data merupakan proses yang penting,
proses analisis data yang baik akan menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas”.

Hasil dan Pembahasan
A. Pembelajaran Di Era Digital
Salah satu komponen penting dalam pertumbuhan sumber daya manusia adalah
pendidikan. Hal ini menjadi permasalahan bagi Indonesia dalam hal peningkatan standar
pendidikan. Istilah "pendidikan digital" mengacu pada gagasan mengajar siswa melalui
berbagai platform multimedia, seperti komputer, notebook, ponsel pintar, audio, dan
grafik. Kristiawan dkk. (2019) menyatakan bahwa tidak ada penekanan tunggal pada satu
teknologi saja dalam bidang pendidikan; sebaliknya, berbagai teknologi digunakan sesuai
dengan tuntutan proses pembelajaran. Untuk menciptakan desain pembelajaran yang
efektif, selain perangkat lunak juga digunakan perangkat keras seperti media elektronik
dan alat audio visual (Widyastono, 2013). Pendekatan pendidikannya cukup khas karena
memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang kreatif dan interaktif.
Guru yang berperan sebagai pelatih dan siswa yang berperan sebagai pembelajar
dapat berkolaborasi secara konstruktif untuk menyajikan pembelajaran. Guru mempunyai
kapasitas yang besar untuk memperkenalkan konten baru, namun siswa menjadi tidak
tertarik dengan cepat karena konten tersebut tidak baru. Hal ini membedakan gaya belajar
generasi milenial dengan siswa sekolah menengah. Materi pelajaran secara teori relatif tidak
berubah, namun kasus dan ilustrasi yang digunakan dalam pembelajaran harus lebih
relevan dan kreatif. Ingatlah bahwa siswa saat ini biasanya memiliki metode pembelajaran
konvergen, yang berarti mereka mencari pengetahuan lebih sering dan acak (Sunarto, 2018).
Siswa harus terbiasa belajar mandiri, yang memerlukan perencanaan dan pengembangan
sehingga siswa yang memiliki semua sumber daya dan kemampuan yang diperlukan untuk
belajar mandiri pun tetap memerlukan bantuan dan arahan dari dosennya. Memperoleh
keterampilan berpikir logis dan kritis serta mempertahankan kreativitas dan tanggung
jawab bukanlah prasyarat untuk memperoleh kepercayaan diri. Dengan menggunakan
strategi ini, kegiatan pendidikan bagi siswa di era digital menemukan model yang
terorganisir dan dapat dipertahankan dalam aliran kurikuler yang telah diidentifikasi
(Miarso, 2016).
Perlu adanya pergeseran paradigma proses belajar mengajar. bahwa kegiatan
pendidikan menumbuhkan potensi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Pembelajaran yang alamiah akan menghasilkan siswa yang terbiasa berpikir kritis dan
konstruktif serta dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang timbul dalam proses belajar

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 4 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
mengajar melalui penyesuaian pendekatan dan metode (Khozin, 2018). Strategi pengajaran
di era digital perlu memberikan siswa tempat yang tenang untuk belajar. Penting untuk
disadari bahwa pembelajaran di era digital tidak hanya melibatkan pemeriksaan dan
pemahaman materi di kelas tetapi juga pengumpulan dan penyebaran berbagai sumber
informasi dari luar. Agar keterampilan yang baru diperkenalkan berhasil, diperlukan
metode yang sesuai untuk menentukan keterlibatan siswa sehingga siswa yang termotivasi
dan terlibat dapat menyelesaikan kegiatan belajar mereka dengan lebih efisien (Salma,
2013).
Di era digital, metode pengajaran harus memungkinkan siswa memperoleh sesuatu
dengan segera (immediacy of learning). Hal ini dapat mengurangi jarak antara sekolah dan
kehidupan di luarnya. Penting untuk mempertimbangkan cara belajar siswa di era digital.
Selain menyelidiki dan memeriksa item-item yang unik di kelas, para siswa ini terbiasa
mengarsipkan dan mengumpulkan berbagai informasi dari lokasi di luar kelas. Selain itu,
berbeda dengan para pendahulunya, pelajar di masa milenial sudah terbiasa
menyampaikan informasinya secara langsung tanpa harus memikirkan atau
mempersiapkannya terlebih dahulu. Kombinasi keterampilan baru ini tentunya
membutuhkan ide pendekatan yang tepat, dimana kehadiran siswa di kelas dihargai dan
tingkat antusiasme yang tinggi memotivasi mereka untuk mengerjakan tugas belajar
dengan lebih baik (Prawiradilaga, dkk, 2013).
Menyajikan isi pelajaran kepada khalayak yang lebih luas dapat dilakukan dengan
pendekatan pembelajaran yang tepat. Hal ini disebabkan adanya interaksi dan keterkaitan
antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar, sehingga memungkinkan
potensi siswa untuk mengakselerasi bahkan memasuki ranah pengetahuan yang tidak
lazim berdasarkan seberapa akurat pola yang tercipta. Ruang-ruang geografis ilmiah yang
sebelumnya hanya dapat diakses melalui kunjungan langsung kini dapat ditemukan dan
diperoleh siswa berkat fleksibilitas model pembelajaran yang diciptakan guru untuk
mereka. Jenis pendekatan ini memungkinkan untuk mengakses ruang geografis ilmiah
tanpa harus mengunjunginya secara fisik. Sekali lagi, fokus dan mekanisme belajar
mengajar berbeda-beda, sehingga penting bagi pendidik untuk menerima kenyataan ini
dan memanfaatkan peran mereka dalam belajar mengajar dengan tepat (Saraswat, 2016).
B. Tantangan Pendidikan Di Era Digital
Sistem sekolah harus mengatasi berbagai masalah yang disebabkan oleh era digital.
Akses yang tidak setara terhadap teknologi adalah salah satu masalah utama. Terdapat
perbedaan antara pelajar yang memiliki akses mudah terhadap perangkat digital dan
internet dengan pelajar yang memiliki kendala aksesibilitas, meskipun faktanya
penggunaan teknologi semakin luas. Mengubah paradigma pembelajaran menghadirkan
kesulitan lain. Mengadopsi teknologi memerlukan penyesuaian mendalam terhadap cara
pendidik menyampaikan pengetahuan dan cara peserta didik memahaminya. Agar berhasil
memasukkan teknologi ke dalam kurikulum, pendidik harus mengatasi kurva
pembelajaran teknologi mereka sendiri (Haw, 2023).

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 5 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Dalam pendidikan digital, privasi dan keamanan data menjadi perhatian penting.
Langkah-langkah lebih lanjut harus diambil untuk menjamin bahwa informasi pribadi
siswa dilindungi secara memadai mengingat banyaknya data siswa yang dikumpulkan
oleh platform pembelajaran online. Untuk memerangi ancaman siber dan kemungkinan
penyalahgunaan informasi, perlindungan data sangatlah penting. Mengevaluasi kualitas
pendidikan digital menghadirkan tantangan. Kemanjuran platform pembelajaran online
mungkin sulit dinilai karena kurangnya standar evaluasi yang seragam. Sistem evaluasi
yang menyeluruh diperlukan untuk menjamin pembelajaran digital menawarkan manfaat
yang setara dengan metode tradisional. Hambatan lainnya adalah kesenjangan literasi
teknologi para instruktur. Untuk meningkatkan kompetensi teknis pendidik, diperlukan
pelatihan dan dukungan yang tepat karena sebagian pendidik mungkin kurang percaya
diri untuk menggunakan teknologi dalam pendekatan pengajaran mereka (Astriani &
Marzuki, 2021).
Konflik yang terjadi dalam pendidikan antara penerapan teknologi dan penegakan
nilai-nilai tradisional merupakan kesulitan lainnya. Seiring dengan semakin seringnya
penggunaan teknologi, kekhawatiran mengenai penegakan prinsip-prinsip penting seperti
kepemimpinan, etika, dan interaksi manusia dalam pembelajaran digital mungkin muncul.
Pelestarian cita-cita inti pendidikan dan inovasi teknologi harus hidup berdampingan
secara harmonis. Pengembangan kurikulum juga dihadapkan pada kendala akibat
pesatnya perkembangan teknologi. Untuk menjamin siswa memiliki kemampuan yang
diperlukan dan mengikuti kemajuan teknologi terkini, kurikulum perlu sering diperbarui.
Untuk menghadapi tantangan ini, lembaga pendidikan harus fleksibel dan mudah
beradaptasi dalam memodifikasi kurikulumnya untuk memenuhi kebutuhan masa kini.
Peran guru yang terus berkembang menghadirkan tantangan yang terus-menerus. Selain
menyebarkan pengetahuan akademis, guru harus memimpin dalam membantu siswa
dalam menavigasi lingkungan digital yang membingungkan. Guru harus mahir dalam
bidang teknologi, memahami kemajuan terkini, dan mampu membimbing siswa dalam
penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Patut dicatat bahwa kesenjangan akses
tidak hanya mencakup konektivitas peralatan dan internet, namun juga mencakup
kurangnya literasi digital. Agar siswa dapat memanfaatkan teknologi secara efisien,
memahami informasi secara kritis, dan berpartisipasi secara konstruktif dalam dunia
digital, maka siswa harus dibekali dengan kemampuan literasi digital. Kolaborasi antara
pemerintah, institusi akademis, dunia usaha, dan masyarakat luas sangatlah penting dalam
mengatasi semua permasalahan ini. Bersama-sama, kita dapat membangun lingkungan
pembelajaran yang adil, inklusif, dan mudah beradaptasi terhadap teknologi baru.
Pendidikan di era digital dapat menjadi kekuatan kebaikan yang membantu semua pihak
yang terlibat dengan memahami dan menaklukkan hambatan-hambatan tersebut (Irfani,
2023).
Penanaman nilai-nilai yang harus dibangun merupakan sebuah tantangan dalam
bidang pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana pendidikan nilai yang
dihasilkan diterapkan, menurut Guilford (1985): 1) siswa menerima pelatihan dan
pendidikan melalui bekerja sambil belajar. Kecerdasan berpikir anak diperluas semaksimal

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 6 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
mungkin; 2) kepribadian Indonesia ditumbuhkan dalam diri anak agar menjadi orang
dewasa yang dinamis, percaya diri, berani, bertanggung jawab, dan mandiri; 3)
pembelajaran diberikan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga kapan saja. mungkin di
luarnya; dan 4) amal shaleh dijadikan contoh karena lebih efektif dalam menumbuhkan
budi pekerti yang baik. Inilah yang membedakan manusia dengan mesin di dunia global
tempat kita hidup. Tujuan utama pendidikan nilai adalah untuk meningkatkan standar
moral suatu negara. Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai memberikan informasi
kepada generasi berikutnya tentang moral dan nilai-nilai yang harus mereka junjung tinggi.
Tujuan dari pendidikan nilai adalah untuk menghentikan generasi muda dari penggunaan
obat-obatan terlarang, menjadi lebih kriminal, dan merendahkan moral. Hal ini bertujuan
dengan menggunakan pembelajaran berbasis nilai, siswa akan mampu membedakan nilai-
nilai yang baik dan buruk dalam kehidupan serta mengambil keputusan yang bijaksana
untuk meningkatkan status sosialnya.
C. Pengaruh Era Digital Terhadap Pendidikan
Keterlibatan yang lebih luas ditekankan dalam pendidikan di era digital, khususnya
melalui teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi ini memungkinkan penggunaan
game online, kursus video, kuis, dan bentuk keterlibatan lainnya melalui jaringan cyber.
Menentukan kesulitan pedagogi yang terkait dengan penggunaan teknologi ini sangatlah
penting. Untuk menciptakan kerangka pedagogi yang dapat mengatasi permasalahan saat
ini, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menilai apa yang diperlukan untuk
pembelajaran dengan menganalisis teori-teori pembelajaran yang ada. Menyinggung
pandangan Laurillard bahwa pengajaran tradisional harus dikembangkan guna
mendongkrak tingkat partisipasi dan aktivitas siswa yang sebelumnya rendah ketika
pedagogi dan teknologi digabungkan. Dengan sumber belajar digital, misalnya, siswa kini
bisa mengambil alih tugas guru yang biasa menutup pembelajaran dengan merangkum
materi pelajaran. Untuk menambah kaya referensi, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam
merangkum dan menghubungkan link dari sumber digital (Laurillard, 2009).
Setiawan, (2017) mencantumkan beberapa kelebihan dan kekurangan teknologi digital
sebagai berikut:
1. Dampak positif
Perkembangan positif di era digital adalah sebagai berikut: (a) Informasi yang
dibutuhkan dapat diakses dengan lebih cepat dan mudah. (a) Kemajuan berbagai
bidang yang berbasis teknologi digital memudahkan proses kerja kami. (c) munculnya
media massa digital, khususnya media elektronik, sebagai sumber pengetahuan dan
informasi masyarakat. (d) peningkatan taraf sumber daya manusia melalui
pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. (e) munculnya
berbagai sumber belajar seperti kursus online, media pembelajaran online, dan diskusi
online yang dapat meningkatkan taraf pendidikan. (f) Munculnya e-business sejenis
toko online yang menyediakan berbagai kebutuhan dan memudahkan proses
pembeliannya.
2. Dampak negatif

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 7 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Berikut ini beberapa dampak negatif era digital yang perlu diwaspadai dan dimitigasi:
(a) Risiko pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) akibat mudahnya akses data
dan kemampuan plagiat untuk melakukan penipuan. (b) Resiko yang ditimbulkan
oleh berpikir pintas, yang terjadi ketika anak belajar berpikir cepat dan tidak fokus. (c)
risiko ilmu disalahgunakan untuk melakukan aktivitas ilegal seperti hacking ke
lembaga keuangan, dll (menurunnya moral). (d) Tidak memanfaatkan teknologi
informasi secara maksimal sebagai media atau alat pembelajaran; misalnya, lebih dari
sekadar mengunduh e-book dan mencetaknya, atau lebih dari sekadar mengunjungi
perpustakaan digital ke gedung perpustakaan fisik, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa pesatnya kemajuan dunia digital
menjanjikan keuntungan dan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, sangat penting untuk
melakukan upaya melalui pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat. Membangun
budaya digital yang produktif, tidak merugikan sama sekali, memerlukan upaya prioritas
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap literasi teknis yang tepat. Jika hal
ini tercapai, maka akan terjadi peningkatan kualitas dan peningkatan jumlah masyarakat
yang menggunakan teknologi digital. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan
Indonesia akan menjadi negara maju jika hal ini dilakukan secara rutin dan konsisten.

Simpulan
Paradigma pendidikan telah mengalami perubahan mendasar akibat teknologi.
Teknologi digital telah meningkatkan model pendidikan tradisional yang berpusat pada
guru dan berbasis buku teks, sehingga memungkinkan strategi pembelajaran yang lebih
fleksibel dan inklusif. Pemanfaatan beragam multimedia dan teknologi, antara lain
komputer, ponsel, video, audio, dan gambar, dimungkinkan dengan adanya pendidikan
digital. Betapa pentingnya untuk mempertimbangkan bagaimana teknologi yang berbeda
dapat disesuaikan untuk memenuhi tuntutan pembelajaran yang berbeda.
Pendidikan digital menghadapi beberapa kendala yang harus diatasi, seperti
ketimpangan akses terhadap teknologi, pergeseran paradigma pembelajaran, keamanan
data, evaluasi kualitas pendidikan digital, dan disparitas pengetahuan teknologi. Dengan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, era digital menekankan hubungan yang
lebih luas yang memungkinkan pemanfaatan beragam media dan mode kontak.
Manfaatnya antara lain terciptanya sumber belajar online, akses informasi yang cepat dan
mudah, serta sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Namun, dampak negatifnya
memang ada, seperti pelanggaran hak kekayaan intelektual, pengambilan keputusan yang
terburu-buru, dan penggunaan pengetahuan yang tidak tepat. Untuk memastikan bahwa
teknologi digital digunakan secara konstruktif dan positif, literasi teknologi sangat penting
dalam masyarakat. Pendidikan publik yang efisien mengenai literasi teknis dapat
mengoptimalkan manfaat teknologi digital sekaligus memitigasi dampak buruknya.
Kesimpulan keseluruhan studi ini menekankan pentingnya menyesuaikan pendidikan
dengan pesatnya kemajuan teknologi digital, sekaligus menyoroti perlunya peningkatan
literasi teknis masyarakat dan pemahaman tentang risiko dan konsekuensi yang terkait.

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 8 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Daftar Pustaka
Adigüzel, S. (2023). Empowering digital citizenship through distance education: A
technology-driven education action plan. Critical Roles of Digital Citizenship and
Digital Ethics, 49–60. https://doi.org/10.4018/978-1-6684-8934-5.ch004
Arrazaq, Z. (2023). Filantropi Pendidikan Islam untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Era Transformasi Digital di Indonesia. Nusantara: Jurnal Pendidikan
Indonesia.
Asongu, S. A. (2019). Basic formal education quality, information technology, and inclusive
human development in sub-Saharan Africa. Sustainable Development, 27(3), 419–428.
https://doi.org/10.1002/sd.1914
Astriani, Y., & Marzuki, I. (2021). PJJ: Digital Transformasi Daring pada Evaluasi
Pendidikan di Era Pandemi Covid-19. Dalam Rausyan Fikr. academia.edu.
Blau, I. (2020). How does the pedagogical design of a technology-enhanced collaborative
academic course promote digital literacies, self-regulation, and perceived learning of
students? Internet and Higher Education, 45.
https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2019.100722
Chai, C. S. (2019). Teacher Professional Development for Science, Technology, Engineering
and Mathematics (STEM) Education: A Review from the Perspectives of Technological
Pedagogical Content (TPACK). Asia-Pacific Education Researcher, 28(1), 5–13.
https://doi.org/10.1007/s40299-018-0400-7
Chiloane, G. M. P. (2022). The Application of Technology-Assisted Teaching Methods by
Engineering TVET College Lecturers to Promote Academic Success. International
Journal of Learning in Higher Education, 29(2), 55–70. https://doi.org/10.18848/2327-
7955/CGP/v29i02/55-70
Demissie, E. B. (2022). Teachers’ digital competencies and technology integration in
education: Insights from secondary schools in Wolaita Zone, Ethiopia. Social Sciences
and Humanities Open, 6(1). https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2022.100355
Dewi Salman Prawiradilaga, dkk. (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning.
Jakarta: Kencana.
Eidin, E. (2023). Correction to: Thinking in Terms of Change over Time: Opportunities and
Challenges of Using System Dynamics Models (Journal of Science Education and
Technology, (2023), 10.1007/s10956-023-10047-y). Journal of Science Education and
Technology. https://doi.org/10.1007/s10956-023-10071-y
Eybers, O. (2024). Left, Right then Left Again: Educators at the Intersection of Global
Citizenship Education, Technology and Academic Literacies. Journal of Creative
Communications, 19(1), 94–106. https://doi.org/10.1177/09732586231199549

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 9 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Good, K. D. (2019). Sight-seeing in school visual technology, virtual experience, and world
citizenship in American education, 1900–1930. Technology and Culture, 60(1), 98–131.
https://doi.org/10.1353/tech.2019.0003
Gora, W., & Sunarto. (2018). PAKEMATIK: Strategi Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Guilford, J. P. (1985). The Structure-of-Intellect Model. In B. B. Wolman (Ed.), Handbook of
Intelligence: Theories, Measurements, and Applications (pp. 225–266). New York:
Wiley.
Handoko, Y., Wijaya, H. A., & Lestari, A. (2024). Metode Penelitian Kualitatif Panduan
Praktis untuk Penelitian Administrasi Pendidikan. PT Sonpedia Publishing Indonesia.
Haw, C. (2023). Perkembangan Terkini dalam Teknologi Sistem Pendidikan: Transformasi
Pembelajaran dan Pengajaran di Era Digital. Dalam Jurnal Teknologi Terkini.
teknologiterkini.org.
Irfani, A. R. K. (2023). Strategi Kepala Madrasah dalam Menghadapi Transformasi
Pendidikan di Era Digital: Studi di MTs Ma’arif Pucang Kabupaten... digilib.uin-
suka.ac.id.
Khozin, M. (2018). Santri Milenial. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., & Fitria, H. (2019). Supervisi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Laurillard, D. (2009). The Pedagogical Challenges to Collaborative Technologies.
International Journal of Computer-Supported Collaborative Learning.
Mamlok, D. (2022). 132 Words: A Critical Examination of Digital Technology, Education,
and Citizenship. Technology, Knowledge and Learning, 27(4), 1237 –1257.
https://doi.org/10.1007/s10758-021-09540-3
McGovern, E. (2020a). An application of virtual reality in education: Can this technology
enhance the quality of students’ learning experience? Journal of Education for
Business, 95(7), 490–496. https://doi.org/10.1080/08832323.2019.1703096
McGovern, E. (2020b). An application of virtual reality in education: Can this technology
enhance the quality of students’ learning experience? Journal of Education for
Business, 95(7), 490–496. https://doi.org/10.1080/08832323.2019.1703096
Miarso, Y. H. (2016). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Nicolaou, C. (2019). Technology-enhanced learning and teaching methodologies through
audiovisual media. Education Sciences, 9(3). https://doi.org/10.3390/educsci9030196
Raygan, A. (2022). Factors influencing technology integration in an EFL context:
investigating EFL teachers’ attitudes, TPACK level, and educational climate.
Computer Assisted Language Learning, 35(8), 1789 –1810.
https://doi.org/10.1080/09588221.2020.1839106

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol: 1, No 4, 2024 10 of 10


https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp
Rustamova, N. R. (2020). Development of technology based on vitagenic experience using
media resources in higher educational institutions students teaching. International
Journal of Scientific and Technology Research, 9(4), 2258–2262.
Saraswati, D. P. (2016). Mendidik Pemenang Bukan Pencundang. Yogyakarta: PT Bentang
Pustaka.
Silvana, H., Rullyana, G., & Hadiapurwa, A. (2019). Kebutuhan Informasi Guru di Era
Digital: Studi Kasus di Sekolah Dasar Labschool Universitas Pendidikan Indonesia.
Jurnal Dokumentasi dan Informasi, 40(2), 147.
Wang, R. (2022). Application of Augmented Reality Technology in Children’s Picture Books
Based on Educational Psychology. Frontiers in Psychology, 13.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.782958
Widiara, I. K. (2018). Blended Learning sebagai Alternatif Pembelajaran di Era Digital.
Jurnal Purwadita, 2(2), 50–56.
Widyastono, H. (2013). Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wiyono, B. B. (2021). The Use of Technology-Based Communication Media in the Teaching-
Learning Interaction of Educational Study Programs in the Pandemic of Covid 19.
ICEIEC 2021 - Proceedings of 2021 IEEE 11th International Conference on Electronics
Information and Emergency Communication, 103 –107.
https://doi.org/10.1109/ICEIEC51955.2021.9463846
Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.