2807-9809 (E-ISSN)
2808-2338 (P-ISSN)
Vol. 2 No. 2 Tahun 2022 | Hal. 232 – 240



DOI: http://dx.doi.org/ 10.32665/abata.v2i1.881 email:[email protected]
1

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Eka Saptaning Pratiwi
a, 1
, Ahmad Farid Utsman
b, 2

a
STIT Muhammadiyah Bojonegoro, Indonesia
b
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, Indonesia
1
[email protected],
2
[email protected]

Informasi artikel ABSTRAK
Received :
September 15, 2022.
Revised :
September 20, 2022.
Publish :
September 30, 2022.


Kata kunci:
Perencanaan
Pembelajaran;
Anak Usia Dini;
Program semester;
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Mingguan;
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Haian;
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang
(1) Persiapan Guru di kelas Anak Usia Dini, (2) Permasalahan dalam
persiapan Kelas Anak Usia Dini. Penelitian kualitatif ini menggunakan
pendekatan studi kasus. Sumber data diperoleh dengan mewawancarai
beberapa pendidik pendidikan anak usia dini yang sedang menempuh
pendidikan di STIT Muhammadiyah Bojonegoro. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah jenis
penelitian yang tidak menerapkan prosedur statistik atau prosedur
kuantitatif lainnya. Penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian
yang cenderung membiarkan peneliti memahami fenomena sosial dari
sudut pandang peserta. Hasil dari penelitian ini menggambarkan para
pendidik PAUD mempersiapkan pembelajaran mulai dari awal semester
dengan mempersiapkan program semester, topik pembelajaran, sumber
pembelajaran sampai dengan rencana pelaksanaan harian. Permasalahan
yang dihadapi dalam persiapan pembelajaran di PAUD merupakan
permasalahan kondisional yang disebabkan oleh karakteristik anak usia
dini yang sangat beragam.
ABSTRACT
Keywords:
Lesson Planning;
Early Childhood
Education;
Semester Programs;
Weekly Lesson
Planning;
Daily Lesson
Planning;

This study aims to explain (1) Teacher Preparation in Early Childhood
classroom, (2) Problems in Early Childhood Classroom preparation. This
qualitative research uses a case study approach. The data source was
obtained by interviewing some preschool teachers who was studying at
STIT Muhammadiyah Bojonegoro. This study used a qualitative research
approach. Qualitative Research was a type of research which didn’t apply
statistics procedure or any other quantitative procedure. Qualitative
research is a research approach which tends to let the researcher to
understand social phenomenon from the perspective of participant. The
results obtained are as follows Early childhood education teachers
prepared learning started from the beginning of the semester by preparing
semester programs, learning topics, learning resources to daily
implementation plans. The problems faced in preparing for learning in
early childhood are conditional problems caused by the very diverse
characteristics of early childhood.



This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License. Allows readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full
texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose.



232

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 2

PENDAHULUAN
Perencanaan adalah menyiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilakukan
dengan tujuan tertentu(Angga Dewi et al., 2021). Dalam proses mencapai tujuan,
perencanaan disusun dengan beberapa aspek yang meliputi apa yang akan dilakukan,
siapa yang melakukan, kapan akan dilakukan, di mana, dan bagaimana melakukannya.
Pendidikan dapat dipahami sebagai proses belajar yang mempunyai tujuan, yaitu untuk
membangun manusia dengan pengetahuan dan keterampilan (Tilaar & Nugroho,
2008). Seorang pendidik yang melakukan proses pembelajaran di ruang kelas harus
memahami tujuan pembelajaran, oleh karena itu seorang pendidik harus menyusun
sebuah perencanaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek perencanaan dan
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan harus dicapai.
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pendidikan yang
mempengaruhi hasil capaian pembelajaran (Suryadi & Mushlih, 2019). Perencanaan
pembelajaran sangat diperlukan karena pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan
kurikulum, sehingga harus selalu konsisten, mempunyai tujuan, serta perencanaan bisa
digunakan sebagai alat monitoring(Putra & Nidhom, 2021). Dengan adanya
perencanaan pembelajaran diharapkan akan ada perbaikan pembelajaran untuk
memperbaiki kualitas pendidikan.
Perencanaan pembelajaran merupakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk
merumuskan objek pembelajaran, merumuskan isi atau mata pelajaran yang harus
dipelajari, merumuskan kegiatan pembelajaran dan merumuskan sumber belajar atau
media pembelajaran yang menggunakan dan merumuskan penilaian hasil belajar.
Fungsi perencanaan pembelajaran adalah panduan kegiatan guru dalam pengajaran
dan pedoman siswa anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran yang disusun secara
sistemik. Perencanaan pelajaran harus didasarkan pada pendekatan sistem yang
merupakan integrasi tujuan, materi, kegiatan pembelajaran dan penilaian.
Perencanaan pembelajaran berperan penting bagi guru sebagai panduan untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk
Langkah awal sebelum memasuki proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
anak usia dini , perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi, penentuan media dan sumber pembelajaran, penentuan metode pembelajaran,
serta menentukan instrument penilaian dengan ketentuan alokasi waktu yang akan
233

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 3

dilaksanakan dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran(Sudirman,
2021). Secara umum perencanaan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini terdiri
dari penyusunan program semester, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
mingguan, dan yang terakhir adalah rencana pelaksanaan pembelajaran harian.
Perencanaan pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini lebih menekankan
pada proses pengembangan aspek perkembangan, perkembangan anak usia dini
merupakan perkembangan yang mencakup beberapa aspek perkembangan. Aspek
perkembangan anak usia dini antara lain; perkembangan kognitif, perkembangan
bahasa, perkembangan agama, dan pengembangan nilai-nilai moral, perkembangan
fisik /motorik, seni dan perkembangan emosional sosial. Capaian dan kualitas
pengembangan serta tindakan yang akan dilakukan apabila anak usia dini belum
mencapai target perkembangan akan disesuaikan dengan permasalahan perkembangan
yang dihadapi oleh anak usia dini dan guru dapat menentukan bagaimana solusi yang
tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pedoman perkembangan anak usia
dini sesuai dengan Permenikbud No. 137 Tahun 201 tentang Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA) (Melanie, 2019).
Perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran,
khususnya pada pembelajaran anak usia dini. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran persiapan proses pembelajaran di lembaga pendidikan
anak usia dini sekaligus menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru
PAUD dalam mempersiapkan pembelajaran.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kulitatif, yang
merupakan jenis, desain, atau rancangan penelitian yang biasa digunakan untuk
meneliti objek penelitian yang alamiah atau dalam kondisi riil dan tidak disetting
seperti pada eksperimen. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang terselidiki (Nazir
& Sikmumbang, 2009). Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi,
234

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 4

dan dokumentasi. Sumber data tersebut adalah dua puluh empat mahasiswa STIT
Muhammadiyah Bojonegoro yang pernah bekerja sebagai pendidik di Lembaga
Pendidikan anak usia dini. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara
terstruktur di mana pewawancara mengajukan pertanyaan untuk mengeksplorasi
jawaban penyisipan untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Penelitian ini
dilakukan di STIT Muhammadiyah Bojonegoro Jalan Dr. Setyo Budi no. 03,
Bojonegoro, waktu penelitian adalah pada bulan April hingga Mei 2022, dan sebagai
sampel adalah sekolah tempat responden mengajar untuk observasi dan dokumentasi
pada bulan Maret 2022.

PEMBAHASAN
Pembelajaran anak usia dini dirancang untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses belajar yang aktif dan kreatif agar memiliki kecerdasan emosional dan spiritual,
serta kecerdasan intelektual yan diperlukan bagi anak usia dini sendiri, masyarakat,
bangsa, dan negara(Wiyani, 2016). Sehingga pembelajaran anak usia dini berfokus
pada aspek perkembangan anak usia dini, dimana pendidik berkewajiban untuk
memfasilitasi setiap perkembangan anak selama pembelajaran berlangsung. Anak usia
dini belajar melalui interaksi aktif dengan orang lain, benda, serta lingkungan sekitar
anak (Petersen & Wittmer, 2015). Pendidik anak usia dini sangat disarankan untuk
merencanakan tema pembelajaran serta memilih sumber dan media pembelajaran yang
berasal dari lingkungan sekitar sekolah tempat anak usia dini belajar.
Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh pendidik paud antara lain program
semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian, memuat materi yang berisi enam aspek perkembangan anak usia
dini dan juga kegiatan pembelajaran secara lengkap. Dari dua puluh empat responden
yang mengajar di lembaga pendidikan anak usia dini dengan berbagai jenjang dan
jangka waktu yang berbeda, dengan rincian dua belas orang mengajar pada kelompok
bermain, enam orang mengajar taman kanak-kanak, dan enam orang lainnya mengajar
seperti pos paud dan lain sebagainya. Lama pengalaman mengajar di lembaga
pendidikan anak usia dini yang beragam mulai dari mengajar baru satu tahun sampai
dengan tiga belas tahun mengajar di lembaga pendidikan anak usia dini.
235

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 5

Dalam perencanaan pembelajaran mulai dari program semseter, rencana
pelaksanaan pembelajaran mingguan, sampai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian, lima belas responden menjawab terlibat dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran di paud setiap akan dilaksanakannya semester baru. Para
responden yang terlibat dalam penyusunan perencanaan pembelajaran ini sangat
memahami bagaimana Menyusun sebuah program semester, rencana pembelajaran
mingguan, dan rencana pembelajaran harian.
Para responden menjelaskan komponen-komponen dalam prosem (program
semester) serta bagaimana proses mereka menyusun kegiatan untuk satu semester,
penyusunan prosem harus memperhatikan alokasi waktu dan pencapaian kompetensi
dasar yang ingin di capai, harus membuat tema terlebih dahulu lalu menyusun setiap
tema menjadi sub tema dan menentukan jangka waktu pembelajaran untuk setiap tema
dan menetapkan Kompetensi dasar. Sedangkan untuk komponen program semester
sendiri ada identitas(satuan pendidikan,mata pelajaran,kelas,semester) standar
kompetensi,kompetensi dasar,materi pokok,kegiatan pembelajaran dalam satu
semester.
Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran anak usia dini, ada kemungkinan
pendidik tidak terlibat membuat perencanaan pembelajaran karena karena beberapa
alas an, seperti adanya peralihan di tempat kerja baru, sebagai contoh seorang
responden yang sebelumnya mengajar di pos paud dengan seorang kepala sekolah
yang memegang penuh kendali lembaga, mulai dari manajemen lembaga, perencanaan
pembelajaran, sampai penentuan bahan dan sumber ajar tiba-tiba harus berpindah
tempat kerja di sebuah taman kanak-kanak yang baru berdiri sehingga responden tidak
mampu menyusun sebuah perencanaan untuk pembelajaran di taman kanak-kanak
tempat dia bekerja.
Dalam pemilihan tema,para pendidik mengembangkan tema menjadi sub tema
kemudian digunakan,menetapkan kompetensi dasar,penetapan muatan materi
pembelajaran. Pertimbangan pemilihan tema dan sub tema dipilih sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sesuai dengan kondisi lingkungan dimana sekolah berada.
Sebagai contoh, tema yang sering digunakan oleh para pendidik pendidikan anak usia
dini di tempat penelitian ini adalah tentang pekerjaan, sub tema yang diambil adalah
236

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 6

petani sebuah pekerjaan yang paling banyak ditemui di lingkungan tempat para
responden mengajar.
Penentuan tema dan sub tema ini akan tertian dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran mingguan, karena dalam rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan
ada penjabaran tentang rencana yang tertulis dalam program semester. Selain itu
komponen rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan terdapat Tema, penjabaran
tema menjadi sub tema seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kompetensi dasar,
menentukan materi pembelajaran, dan rencana kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam satu minggu. Penyusunan kegiatan mingguan berdasarkan dengan
kelompok, sudut, area dan sentra yang ada di lembaga pendidikan anak usia dini.
Setelah menentukan tema dalam rencana pelaksanaan pembelajaran minnguan,
guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian untuk setiap pertemuan.
Namun dari dua puluh empat responden, tujuh belas orang responden menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran harian dan tujuh orang guru tidak menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Para guru yang selalu menyusun rencana
pelaksanaan harian mengharapkan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran setia
hari, karena dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian para guru
dapat dengan mudah menjalankan kegiatan pembelajaran serta sumber dan bahan ajar
untuk embelajaran sudah tersusun dan terencana dengan rapi.
Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian, pendidik
mempunyai alasan sebab mereka tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
harian, mereka menjelaskan kendala yang mereka alami sehingga tidak bisa menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran harian setiap hari seperti pada salah satu lembaga
tempat responden mengajar, salah satu responden menjelaskan bahwa fasilitas
disekolah ada sebuah modul pembelajaran sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran
setiap hari para guru dimudahkan dan merasa tidak perlu membuat sebuag rencana
pelaksanaan pembelajaran harian. Kendala dari dalam Lembaga dan dari diri sendiri
yang kurang komunikasi serta diskusi terkait penyusunan perencanaan pembelajaran
di lembaga mereka. Kurangnya fasilitas yang mendukung untuk pelaksanaan
pembelajaran juga merupakan faktor yang menghambat para guru untuk menyusun
237

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 7

rencana pembelajaran karena dinilai tidak dapat mendukung perencanaan yang mereka
siapkan.
Dalam implementasinya, ada kebiasaan dari para pendidik PAUD dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian baru disusun apabila ada suatu
kepentingan seperti akreditasi lembaga dan lain sebagainya. Bagi para responden yang
tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian, rpph hanya sekedar
kebutuhan administrasi dan mengajar tanpa perlu rpph masih tetap bisa berjalan karena
sudah ada acuan di prosem dan kurikulum. Selain itu kebiasan menjiplak rencana
pelaksanaan harian dari internet masih sangat tinggi, sehingga membut para guru
bergantung pada kegiatan mengunduh rencana pelaksanaan pembelajaran harian di
internet. Sebenarnya tidak salah apabila para guru mrngunduh rencana pelaksanaan
pembelajaran harian melalui internet, dengan syarat para guru mengembangkan lagi
rencana pelaksanaan pembelajaran harian dan disesuaikan dengan kebutuhan kelas
yang mereka kelola.
Perencanaan pembelajaran merupakan komponen terpenting karena dalam
perencanaan yang disusun secara sistematis (Hanum, 2017), tujuan dan indikator
pencapaian pembelajaran untuk peserta didik dapat dijabarkan secara jelas, karena
dalam perencanaan pembelajaran khususnya perencanaan pembelajaran harian harus
ada muatan materi dan bagaimana guru mengukur atau menilai peserta didik untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai sehingga memudahkan guru
utuk menentukan langkah apa yang diambil untuk mencapai tujuan pembelajaran
berikutnya. Manfaat lain dari perencanaan adalah memudahkan dalam menentukan
sumber dan bahan ajar untuk pembelajaran, sehingga memudahkan guru dalam
menentukan media pembelajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran.
Hambatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan
bisa terjadi dari beberapa sudut. Yang pertama dari peserta didik, di lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini peserta didik terdiri dari peserta didik usia dini mulai dari
usia dua setengah tahun sampai dengan usia enam tahun. Peserta didik usia dini
mempunyai karakter dan minat yang berbeda beda, beberapa siswa lebih senang
kegiatan di luar kelas dan Sebagian lagi menyukai kegiatan di dalam kelas. Perbedaan
karakter dan minat peserta didi usia dini ini juga merupakan hambatan dalam
238

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 8

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru. Karena
dengan perbedaan ini bisa mempengaruhi konsentrasi peserta didik lain dan tujuan
pembelajaran pada hari tersebut belum bisa dikatakan tercapai. Tujuan pembelajaran
belum bisa dikatakan tercapai karena dalam penyusunan kegiatan pembelajaran guru
mengharapkan seluruh peserta didik bisa berpartisipasi sehingga dalam asesmen
pembelajaran bisa dilaksanakan dengan baik, misalnya dengan metode, sumber dan
media pembelajaran yang telah direncanakan serta dilaksanakan kemungkinan ada
materi pembelajaran yang belum terlaksana atau tersampaikan dengan baik.
Hambatan yang lainnya berasal dari diri pendidik sendiri, karena merasa di
lembaga tempat mengajar guru tidak mewajibkan membuat perencanaan pembelajaran
sebelum mengajar maka guru memilih untuk tidak membuat perencanaan. Selain itu,
fasilitas sekolah yang kurang lengkap, serta alat permainan edukatif yang dinilai
kurang membuat guru tidak bersemangat dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses persiapan pembelajaran pada tingkat
pendidikn anak usia dini dimulai pada setiap awal semester. Pada awal semester
pendidik PAUD menyusun program semester memuat tema dalam satu semester,
penjabaran tema menjadi sub-tema, menentukan alokasi waktu, serta menentukan
kompetensi dasar setiap sub-tema. Program semester diturunkan menjadi rencana
pelaksanaan pembelajaran mingguan yang menyesuaikan kompetensi dasar pada sub-
tema yang telah ditentukan, kemudian menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam satu minggu. Kegiatan yang telah ditentukan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran mingguan kemudia dijabarkan lagi menjadi kegiatan haran dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran harian untuk anak usia dini. Rencana pelaksanaan
pembelajaran harian menjabarkan setiap kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
pembuka, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan instrument penilaian. Kendala yang
sering dijumpai saat pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran harian ini berasal
dari peserta didik, lingkungan sekolah, dan dari pendidik sendiri. Hambatan dari
peserta didik sangat sering terjadi karena karakter dan keinginan setiap anak berbeda,
sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran ada beberapa peserta didik yang
239

ABATA (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
VOL(2), NO(2), Edisi September 2022

http://journal.unugiri.ac.id/index.php/abata 9

tidak mengikuti kegiatan secara penuh dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan
akhir.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih peneliti ucapkan kepada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini serta
pengelola jurnal ABATA yang telah menerbitkan artikel ini.
REFERENSI
Angga Dewi, P. Y., Yuliantini, S., Sariani, N., Wahyuni, A., Fitriana, Rahmawati, R.,
Nasution, L. R., Puspita, Y., & Suryani, Y. E. 2021. Telaah Kurikulum dan
Perencanaan PAUD (K. H. Primayana (ed.)). Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini.
Hanum, L. 2017. Perencanaan Pembelajaran. Syiah Kuala University Press.
Melanie, S. M. 2019. Pembelajaran 5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran.
Nazir, M., & Sikmumbang, R. 2009. Metode penelitian. Ghalia Indonesia.
Petersen, S. H., & Wittmer, D. S. 2015. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Berbasis Pendekatan Antarpersonal (A. . Anwar (ed.)). Prenada Media Group.
Putra, S., & Nidhom, A. M. (2021). perencanaan pembelajaran (N. Pangesti (ed.)).
Ahlimedia Press.
Sudirman, I. N. 2021. Modul Karakteristik dan Kompetensi Anak Usia Dini. Nilacakra.
Suryadi, R. A., & Mushlih, A. 2019. Desain Dan Perencanaan Pembelajaran .
Deepublish.
Tilaar, H. A. R., & Nugroho, R. 2008. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk
Memahami Keijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan
Publik. Pustaka Pelajar.
Wiyani, N. A. 2016. Konsep Dasar PAUD. Gava Media.

240