JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

1



PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNISI RHVAC DALAM MENANGANI
SISTEM DENGAN REFRIGERAN RAMAH LINGKUNGAN

Windy Hermawan Mitrakusuma
1
, Muhammad Arman
1
, Muhamad Anda Falahuddin
1
,
Sugiyarto
1
, Pratikto
1
, Susilawati
1


1
Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung

Email: [email protected]


Abstrak

Kebutuhan teknisi dalam bidang refrigerasi dan tata udara meningkat pesat seiring
dengan meningkatnya penggunakan alat alat pendingin dan juga tata udara. Asosiasi
Pendingin dan Tata Udara (APITU) merupakan sebuah perkumpulan teknisi. Untuk DPC
Bandung, APITU mempunyai anggota 46 orang. Teknisi di sana umumnya belajar
tentang refrigerasi dan tata udara secara otodidak ataupun dari seniornya, kadang
menggunakan video yang tersebat di youtube, atau melalui diskusi di antara anggota
dalam grup media sosial (whatsapp ataupun facebook). Untuk itu diperlukan suatu
kegiatan yang mampu memberdayakan teknisi tersebut, sehingga bisa lebih kompeten di
dalam menangani pekerjaannya. Untuk menjawab hal tersebut di atas, Jurusan Teknik
Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung (JTRA-POLBAN) melakukan
sebuah kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas teknisi tersebut.
Kegiatan ini berupa penyiapan bahan/alat untuk workshop/praktek, mentoring, dan
tutorial pembekalan keterampilan serta pelatihan terhadap teknisi berupa teori maupun
praktek. Materi yang diberikan berupa konsep sistem refrigerasi dan tata udara,
prosedur standard pengopersian sistem refrigerasi dan tata udara, hal baru yang ber-
hubungan dengan aspek lingkungan dan penghematan energi dalam sistem refrigersi dan
tata udara, serta praktek penanganan sistem dengan refrigeran berbasis hidrokarbon.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil ujian peserta yang diberikan sebelum
dan setelah pelaksanaan pelatihan serta tutorial. Dari hasil evaluasi kegiatan, diperoleh
bahwa dengan pembekalan ini terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan
peserta dalam menangani sistem AC Split. Selain itu, peserta juga memahami hal penting
yang harus diperhatikan dalam menangani refrigeran ramah lingkungan.

Kata kunci: JTRA, POLBAN, APITU, PkM, Refrigeran, Ramah Lingkungan


PENDAHULUAN

Peningkatan produksi AC split saat ini
meningkat cukup besar. Pada tahun 2018
saja SHARP memproduksi 700.000-
800.000 unit dan merupakan 20%-25%
dari produksi seluruh merek di Indonesia
[1]. Berbeda dengan AC split, penjualan
ISSN 2615-2363

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

2



refrigerator mengalami pergeseran dari
refrigerator satu pintu ke refrigerator 2
pintu. Pada Gambar 1 ditunjukkan peng-
gunaan lemari es dari tahun ke tahun. Pa-
da grafik tersebut, terlihat bahwa ada ke-
cenderungan penurunan penjualan unit
lemari es satu pintu. Walaupun demi-
kian, penjualan lemari es dua pintu me-
ningkat. Hal tersebut ditunjukkan pada
Gambar 2. Fakta bahwa harga kulkas 2
pintu lebih mahal dari kulkas 1 pintu dan
peningkatan jumlah pembelian kulkas 2
pintu (Gambar 2) memberi arti bahwa
daya beli masyarakat semakin tinggi [2].

Gambar 1. Penjualan Unit Lemari Es 1-
Pintu [2]

Perkembangan tersebut menunjukkan
bahwa perawatan alat/sistem refrigerasi
dan tata udara akan menjadi meningkat
pesat. Dengan demikian kebutuhan tek-
nisi dalam bidang refrigerasi dan tata
udara, akan meningkat pula [3].


Gambar 2. Penjualan Unit Lemari Es 1-
Pintu dan 2-Pintu [2]
1. Refrigeran Hidrokarbon

Refrigeran hidrokarbon (HC) merupakan
refrigeran alternatif sebagai pengganti
refrigeran berjenis CFC (Chloro Fluoro
Carbon, misalnya R11, R12), HCFC
(Hydro Chloro Fluoro Carbon, misalnya
R22), HFC (Hydro Fluoro Carbon, mi-
salnya R134a) [4]. Dalam tiga jenis refri-
geran terakhir, terkandung unsur klorin
dan/atau fluor, yang mana klorin ber-
dampak merusak lapisan ozon sedang-
kan fluor berdampak pada pemanasan
global. Kesepakatan dunia yang mela-
rang penggunaan hidrokarbon tertuang
pada dua protokol sebagaimana telah di-
sampaikan pada pendahuluan.

Jika diperhatikan penggunaan refrigeran
HC dalam sistem dibandingkan dengan
refrigeran CFC, HFC, ataupun HCFC,
maka dapat disebutkan bahwa:
a. Refrigeran HC ramah lingkungan
karena tidak mengandung Cl (klo-
rin), HC mempunyai nilai ODP
(Ozon Depletion Potential), potensi
perusakan terhadap ozon) sama de-
ngan nol. Demikian juga HC tidak
mengandung F (fluor), sehingga
mempunyai nilai GWP (Global
Warming Potential) yang rendah.
b. HC, untuk kasus tertentu, bersifat
drop in substitute, yaitu refrigeran
yang bisa menggantikan refrigeran
lain dalam sistem, tanpa mengganti
komponen sistem. Dengan alasan
inilah, maka biaya pergantian refri-
geran, menjadi lebih murah diban-
dingkan dengan harus mengganti
sistem.
c. Beberapa pengujian menunjukkan
bahwa HC memberikan efisiensi
energi yang lebih baik.

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

3



Mengingat bahwa hidro karbon merupa-
kan unsur yang dikatagorikan sebagai
bahan yang tidak beracun dan mudah
terbakar, dan ASHRAE menggolong-
kannya pada Grup A3, maka dalam pe-
nanganan refrigeran tersebut harus lebih
hati-hati. Untuk itu teknisi pendingin wa-
jib memahami dan mengetahu tentang
aspek keselamatan dan kesehatan kerja
dalam menangani refrigeran HC. Tabel 1
menunjukkan kalsifikasi refrigeran
berdasarkan standar ASHRAE [5].

Tabel 1. Klasifikasi Refrigeran berda-
sarkan Standard ASHARE 34-
2004 [5]
Potensi Safety Group
Higher
Flammability A3 propane, Butane B3
Lower
Flammability A2 R-142b, R-152a B2 Ammonia
No Flame
Flammability
A1 R-11, R-12, R-
134a B1 R-123
Toxic Intensity Lower Toxicity Higher Toxicity

2. Teknisi APITU

Berdasarkan pengamatan dan kebutuhan
akan teknisi refrigerasi dan tata udara,
sementara umumnya teknisi APITU me-
lakukan belajar sendiri atau belajar dari
seniornya, ditemukan adanya perbedaan
penggunaan istilah keteknikan yang ada
di lapangan. Diperlukan kegiatan yang
mampu memberdayakan teknisi tersebut
dilakukan, sehingga bisa lebih kompeten
didalam menangani pekerjaannya serta
penanganan refrigeran berbasis ramah
lingkungan atau berjenis hidrokarbon.
Gambar 3 merupakan dokumen kegiatan
teknisi APITU.

3. Teknik Refrigerasi dan Tata
Udara Polban

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata
Udara sebagai salah satu jurusan yang
ada dalam lingkungan Politeknik Negeri
Bandung. Dengan sumber daya manusia
dan fasilitasnya, Jurusan Refrigerasi dan
Tata Udara dapat berperan mengisi
kekurangan tersebut. Selain itu, Jurusan
Refrigerasi dan Tata Udara juga mampu
memberikan pengetahuan dan keteram-
pilan yang dibutuhkan teknisi, sehingga
para teknisi mampu memberdayakan
dirinya sendiri menghadapi perkem-
bangan terbaru yang ada dalam bidang
refrigerasi dan tata udara. Program studi
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara,
berdiri sejak tahun 1987, sampai saat ini
telah menghasilkan lulusan kurang lebih
1700 lulusan D3 maupun D4. Lulusan
tersebar di berbagai bidang pekerjaan,
baik industri manufaktur, industri jasa,
maupun industri lainnya.



Gambar 3. Kegiatan Perbaikan/
Perawatan AC oleh Teknisi APITU

Dengan potensi yang dimiliki ini, dapat
memberikan solusi dalam perkembangan
sumber daya manusia saat ini, khususnya
penyiapkan tenaga vokasi sesuai dengan
program yang dicanangkan oleh peme-
rintah.

4. Mitra

Mitra dalam kegiatan ini, adalah Aso-
siasi Teknisi Pendingin dan Tata Udara
(APITU) DPC Bandung Raya. Lokasi

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

4



Kesekretariatan ada di Jl. Peta gg Pabrik
Kulit Utara, kota Bandung. Sekretariat
APITU berjarak kira kira 12 km dari
Politeknik Negeri Bandung. Daerah ini
termasuk pusat kota, sehingga mudah di-
jangkau oleh anggota APITU, yang ter-
sebar di seluruh kota Bandung Gambar 4
menunjukkan lokasi Mitra dan rute yang
dapat ditempuh untuk mencapai lokasi.


Gambar 4. Peta Lokasi Workshop
APITU Dan Jalur Tempuh dari
POLBAN (google maps)

APITU merupakan asosiasi teknisi yang
didirikan sejak tahun 2013-an di Jakarta,
yang diawali dengan grup komunitas
teknisi refrigerasi dan tata udara di media
sosial Facebook. Komunitas ini kemudi-
an sepakat untuk dibentuk menjadi orga-
nisasi perkumpulan para teknisi di selu-
ruh Indonesia.

Saat ini, APITU mempunyai DPD di ber-
bagai daerah setingkat provinsi, dan
DPC untuk tingkat Kota/kabupaten. Di
Bandung saja lebih dari 50 anggota
APITU. Dari sekian banyak anggota ter-
sebut, yang pada umumnya lulusan
SMK, juga merupakan teknisi profesio-
nal yang autodidak. Artinya pengetahuan
diperoleh dangan belajar sendiri. Hal ini
tentu saja menjadi sebuah persoalan, di-
mana di kegiatan sehari hari, para teknisi
ini, bekerja berdasarkan pengetahuan
yang belum tentu benar, dan kadang ber-
dasar karena kebiasan saja. Selain belajar
secara otodidak ataupun mengamati atas-
annya untuk menambah pengetahuan-
nya, para teknisi belajar dari media sosial
dan juga tutorial yang tersedia daring
(online), sehingga pengetahuan yang di-
peroleh juga terbatas dan kadang salah
persepsi. Dengan alasan tersebut, kemu-
dian Akademi Berbagi diadakan. Kegiat-
an “Akademik Berbagi”, mempunyai
konsep yang bertujuan sharing pengala-
man dari akademisi, praktisi ataupun pe-
rusahaan yang diundang sebagai pembi-
cara dalam acara tersebut. Hal ini sudah
dilakukan sejak tahun 2011 dengan Aka-
demi Berbagi I di Bandung, hingga
Akademi Berbagi IX di Balikpapan.
Hanya saja mengingat kegiatan Akade-
mik Berbagi ini cukup besar karena me-
libatkan kegiatan menyelurh se-Nusanta-
ra, oleh karena itu dirasa efektifitas pem-
bekalan materi juga menjadi lebih sulit,
dan tidak mendalam. maka kemudian ke-
giatan yang mampu memberdayakan
teknisi tersebut dilakukan, sehingga bisa
lebih kompeten didalam menangani pe-
kerjaannya.

Pada saat ini penggunaan refrigeran ra-
mah lingkungan menjadi sebuah keha-
rusan [6]. Indonesia turut serta berperan
dalam menyukseskan kesepakatan dunia
dan menggunakan refrigerant ramah
lingkungan, salah satunya dengan me-
nerbitkan pelarangan penggunaan refri-
geran HCFC (hydro chloro fluoro
carbon) [7]. Untuk menjawab hal terse-
but, salah satu alternatif adalah menggu-
nakan refrigeran hidrokarbon dalam sis-
tem pendingin. Hal ini menyebabkan
teknisi perlu mengetahui pula bagaimana
cara menangani refrigeran hidrokarbon
tersebut.

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

5



Berdasarkan kedua hal tersebut di atas,
perlu dilakukan sebuah kegiatan yang
dapat memberikan pengetahuan dan ke-
terampilan kepada teknisi APITU, serta
membekali mereka dengan pengetahuan
bagaimana menangani refrigeran hidro-
karbon. Untuk itu dilaksanakan kegiatan
PkM ini dengan tema: “Peningkatan ke-
mampuan Teknisi RHVAC dalam Mena-
ngani Sistem dengan Refrigeran Ramah
Lingkungan“.

Seperti yang telah dijelasakan sebelum-
nya, permasalahan yang ditemukan pada
mitra adalah sebagai berikut :
a. Teknisi APITU umumnya belajar
secara otodidak ataupun mengamati
atasannya untuk menambah penge-
tahuannya, para teknisi belajar dari
media sosial dan juga tutorial yang
tersedia daring (online), sehingga
pengetahuan yang diperoleh juga
terbatas dan kadang salah persepsi.
b. Teknisi perlu mengetahui pula ba-
gaimana cara menangani refrigeran
hidrokarbon, sebagai refrigeran al-
ternatif.

Tujuan dilaksanakan kegiatan pengab-
dian kepada masyarakat ini adalah :
a. Memberikan pelatihan tentang pe-
mahaman prinsip dasar sistem pen-
dingin/AC, dan teknik kelistrikan
serta kontrol dan perawatan sistem
AC split, serta memberikan pengeta-
huan tentang bagaiman menangani
refrigeran ramah lingkungan, dalam
hal ini hidrokarbon dan
b. Memberikan perangkat alat bantu
praktik instalasi ataupun perawatan
sistem AC split

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu
dilakukan semacam kegiatan yang ke-
mudian mampu memberdayakan teknisi
tersebut. Kegiatan ini dapat berupa work-
shop, mentoring dan tutorial pembekalan
keterampilan serta pelatihan terhadap
teknisi. Materi yang diberikan berupa
[8]:
a. Konsep sistem refrigerasi dan tata
udara meliputi:
i. Pemahaman cara kerja sistem
refrigerasi dan tata udara
ii. Pemahaman tentang kelistrikan
sistem
iii. Pemahaman sistem kontrol
iv. Pemahaman aspek keselamatan
kerja.
b. Prosedur standar pengopersian sis-
tem refrigerasi dan tata udara, yang
meliputi:
i. Teknik pemasangan
ii. Teknik pengecekan kebocoran
iii. Teknik pemvakuman
iv. Teknik pengujian kinerja sistem
c. Hal baru yang berhubungan sistem
refrigersi dan tata udara antara lain:
i. Aspek lingkungan dan penggu-
naan refrigeran ramah lingkung-
an,
ii. Upaya penghematan energi

Untuk melengkapi hal ini, maka untuk
pelatihan akan disiapkan unit AC yang
dijadikan sebagai media pembelajaran,
dengan harapan, peserta dapat lebih me-
mahami sistem pendingin dan mampu
mengimplementasikan di lapangan saat
bekerja.

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

6



METODE PELAKSANAAN

Untuk mencapai sasaran yang diingin-
kan, maka disusunlah tahapan kegiatan
sebagai berikut:
1. Penyusunan modul pelatihan meli-
puti teori dan praktek.
2. Penyiapan alat praktik yang meliputi
pembuatan unit AC yang mudah un-
tuk di bongkar pasang serta bisa di-
jadikan sarana pengajaran teori
maupun praktek. Unit alat praktik
terlihat pada Gambar 5.
3. Evaluasi awal diberikan pada peser-
ta.
4. Pemberian materi pembelajaran,
mentoring, tutorial dan bimbingan
yang meliputi teori dan praktek pe-
masangan, pengecekan kebocoran,
pemvakuman, pengisian refrigeran,
pengujian sistem, pelacakan kesa-
lahan dan hal hal baru seperti peng-
gunaan refrigeran yang ramah ling-
kungan dan efisiensi/penghematan
energi dalam bidang refrigerasi dan
tata udara.
5. Evaluasi akhir yang meliputi kegiat-
an ujian tulis/wawancara dan prak-
tek.
6. Evaluasi hasil dan pelaporan.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
dalam masa pandemi Corona-19. Untuk
mencegah penularan, pelatihan teori di-
lakukan secara online (daring), sementa-
ra praktik dilakukan dengan cara offline
(luring). Pelaksanaan praktik bertempat
di salah satu workshop anggota APITU,
sementara untuk penyampaian teori
menggunakan aplikasi ZOOM. Walau-
pun pelaksanaan praktik secara luring,
protokol kesehatan tetap dilaksanakan
seoptimal mungkin, antara lain dengan:
menyediakan dan menggunakan masker
selama diskusi luring maupun saat prak-
tek, menyediakan hand sanitizer, dan
tempat cuci tangan. Gambar 6 menun-
jukkan kegiatan pelatihan daring.


Gambar 5. Unit Praktikum A/C Split


Gambar 6. Peserta Pelatihan saat Daring

Pelaksanaan diskusi dan praktek dilaku-
kan secara luring dan tetap melaksana-
kan protokol kesehatan. Pada Gambar 7
s.d. 11, ditunjukkan aktifitas kegiatan se-
lama PkM.


Gambar 7. Diskusi tentang Refrigeran
Hidrokarbon

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

7




Gambar 8. Saat Diskusi, Penggunaan
Masker Tetap Dijalankan


Gambar 9. Serah Terima Alat Praktik


Gambar 10. Penjelasan sebelum Praktik
Dimulai


Gambar 11. Pelaksanaan Praktik


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pelatihan diberikan secara
online melalui Zoom meeting dalam 2
(dua) hari masing masing selama 2 jam.
Materi yang diberikan adalah:
1. Pemahaman cara kerja sistem refri-
gerasi dan tata udara;
2. Pemahaman tentang kelistrikan sis-
tem;
3. Pemahaman sistem kontrol;
4. Pemahaman aspek keselamatan ker-
ja;
5. Prosedur standar pengopersian sis-
tem refrigerasi dan tata udara, yang
meliputi:
a. Teknik pemasangan,
b. Teknik pengecekan kebocoran,
c. Teknik pemvakuman, dan
d. Teknik pengujian kinerja sistem;
serta
6. Hal baru yang berhubungan sistem
refrigersi dan tata udara antara lain:
a. Aspek lingkungan dan penggu-
naan refrigeran hidrokarbon
yang ramah lingkungan dan
b. Penanganan refrigeran hidro-
karbon.

Saat pelatihan daring, peserta hadir se-
banyak 16 orang dari target 23 peserta.
Sebelum pelatihan dilaksanakan, peserta
wajib mengikuti pretest kurang lebih se-
lama 25 menit, dengan jumlah soal di-
berikan sebanyak 20 soal pilihan ganda.

Setelah pelaksanaan pelatihan secara
daring, pada hari lain, kemudian peserta
diberikan praktik dalam menangani sis-
tem AC split, termasuk bagaimana me-
nangani refrigeran hidro karbon. Sebe-
lum praktik dimulai peserta diajak ber-
diskusi untuk memantapkan pemahaman

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

8



terhadap sistem, dan pertanyaan berkem-
bang seputar bagaimana menangani re-
frigeran alternatif seperti R410A, hidro-
karbon, dan lain lain. Post test kemudian
diberikan pada peserta setelah semua ke-
giatan pelatihan diberikan. Soal post test,
dibuat sama dengan pre test, untuk me-
ngetahui tingkat keberhasilan pelaksana-
an pelatihan.

Dari dua pertanyaan tentang pembuang-
an panas di kondensor dan metoda flush-
ing, nampak bahwa pelatihan memberi-
kan manfaat yang cukup baik, walaupun
ada beberapa pertanyaan yang masih di-
jawab salah oleh peserta. Gambar 12 me-
nunjukkan peningkatan jumlah yang
menjawab benar untuk pertanyaan bagai-
mana proses pembuangan kalor di kon-
densor. Pertanyaan ini dapat pula dijadi-
kan sebagai pedoman bahwa perawatan
kondensor harus dilakukan antara lain:
membersihkan kondensor, membuang
atau menghilangkan segala hambatan/
penghalang kondensor dan menjaga fan
kondensor agar tetap bekerja dengan ba-
ik. Sementara itu untuk Gambar 13, pe-
serta menunjukkan bahwa mereka me-
mahami bagaimana melakukan flushing,
yaitu meniup bagian dalam pipa, supaya
kotoran hilang, dan faham pula bahwa
oksigen maupun gas asetelin tidak boleh
digunakan saat flushing. Jumlah jawaban
benarnya pun mengalami peningkatan.

Untuk membandingkan secara keselu-
ruhan antara hasil pre test dan hasil post
test, perlu dilihat bagaimana respon per-
peserta dalam menjawab pertanyaan pre
test dan post test tersebut. Mengingat
bahwa tidak semua peserta yang me-
ngikuti pre test dan post test dua duanya,
untuk membandingkan hali ini, analisis
dilaksanakan kepada peserta yang me-
ngikuti kedua test tersebut, dan jumlah-
nya 12 peserta. Sebaran nilai pre test dan
post test ditunjukkan pada gambar 14.
Pada gambar tersebut, terlihat bahwa se-
lalu terjadi peningkatan pengetahuan
pada peserta (9 orang), nilai tetap (2
orang), dan penurunan nilai (1 Orang).
Rata-rata nilai pretest adalah 57.9 dan ni-
lai post test sebesar 66.7. Terjadi
peningkatan sebesar 8,8 poin atau 15,1
%. Peningkatan ini cukup baik, dan
mungkin akan menjadi lebih baik lagi
bila pelatihan dilaksanakan secara on-
line/tatap muka di kelas.


(a)

(b)

Gambar 12. Pertanyaan tentang
Pembuangan Panas di Kondensor, (a)
Jawaban Pre Test, (b) Jawaban Post
Test

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

9




(a)

(b)

Gambar 13. Pertanyaan tentang Metoda
Flushing, (a) Jawaban Pretest, (b)
Jawaban Posttest


Gambar 14. Sebaran Nilai Pretest dan
Post Test Peserta


KESIMPULAN

PkM ini dapat terlaksana, dan beberapa
hal dapat menjadi kesimpulan:
1. Teknisi APITU telah diberikan pela-
tihan tentang pemahaman prinsip
dasar sistem pendingin/AC, dan tek-
nik kelistrikan serta kontrol dan pe-
rawatan sistem AC split, serta pe-
ngetahuan tentang bagaimana mena-
ngani refrigeran ramah lingkungan,
dalam hal ini hidrokarbon.
2. Pengujian terhadap hasil kegiatan
yang dilaksanakan, dengan mem-
bandingkan skor hasil evaluasi sebe-
lum dan setelah pelatihan, menun-
jukkan terjadinya peningkatan pe-
ngetahuan sebanyak 15,1%, dengan
skor asal 57,9 menjadi 66,7. Pelatih-
an diikuti oleh 21 teknisi APITU.
3. APITU mendapatkan hibah perang-
kat latihan/praktek berupa unit AC
Split, dengan kapasitas 1 pk. Pe-
rangkat ini akan digunakan sebagai
alat alat bantu praktik instalasi atau-
pun perawatan sistem AC split.


UCAPAN TERIMAKASIH

Pengabdian Masyarakat (PkM) ini dida-
nai dari sumber DIPA POLBAN dengan
surat perjanjian Pelaksanaan Kegiatan
No. B/187.6/PL1.R7/PM.01.01/2020.


REFERENSI

[1] I. Puspitasari and Handoyo, “Per-
mintaan produk AC masih terus
meningkat,” industri.kontan.co.id,
2018.
[2] D. Wulandari, “Tahun 2016, Sharp
Pimpin Pasar Lemari Es,” mix.co.id,
2016. [Online]. Avai-lable: https://
mix.co.id/marcomm/brand-insight/
marketing-strategy/tahun-2016-
sharp-pimpin-pasar-lemaries/,
2016.
[3] I. P. S. Arsa, A. Adiarta, dan I. W.
Sutaya, “Pelatihan Perawatan dan
Perbaikan Ac Untuk Masyarakat Di

JURNAL DIFUSI
Volume 5, No.2 Juli 2022

10



Kecamatan Buleleng dan Sekitar-
nya,” Proceeding Senadimas Undik-
sa 20, pp. 820–825, 2021.
[4] P. Saksono and Gunawan, “Penggu-
naan Refrigeran Hidrokarbon (HCR)
Sebagai Refrigeran Alternatif yang
Ramah Lingkungan dan Hemat
Energi,” in Seminar Nasional Inovasi
dan Aplikasi Teknologi di Industri
2019, pp. 321–326, 2019.
[5] R. G. Doerr, dkk., “ASHRAE
STANDARD Designation and Safety
Classification of Refrigerants,” 2007.
[6] U. Prayogi and R. Sugiono, “Analisis
Global Warming Potential (GWP)
dan Ozone Depletion Potential
(ODP), pada Refrigeran R32, R290,
R407c , R410a , sebagai Pengganti
R22,” Jurnal Teknik Mesin, Vol. 11,
No. 1, pp. 14–20, 2022.
[7] Menteri Perindustrian Republik In-
donesia, Peraturan Menteri Perin-
dustrian Republik Indonesia No.
33/M-IND/PER/4/2007, 2007.
[8] W. H. Mitrakusuma, “Buku 1 Bahan
Ajar Panduan Kuliah Dasar Refrige-
rasi, Edisi 1,” Bandung: Jurusan
Teknik Refrigerasi Dan Tata Udara
Politeknik Negeri Bandung, 2009.