VOLUME 7 ISSUE 1 JANUARI 2024



JURNAL KOLABORATIF SAINS
266


Konsep Dasar Konseling Pendidikan Islam

Basic Concepts of Islamic Education Counseling


Al Ikhlas
1
*, Gusril Kenedi
2
, Afnibar
3
, Ulfatmi
4
1,2,3,4
Pascasarjana (S.3) Pendidikan Islam UIN Imam Bonjol Padang



Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk memahami konsep dasar konseling dalam Islam yang
bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Data-data terkait konseling dianalisa menggunakan teknik
content analysis dan kemudian diinterpretasikan dengan pendekatan deskriptif kualitatif.
Temuan dan simpulan dalam artikel ini adalah, konseling Islam merupakan aktivitas pemberian
nasihat, bimbingan, pelajaran kepada individu yang membutuhkan yang aplikasinya didasarkan
pada landasan ajara Islam, yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Berdasarkan al-Qur’an, konseling
Islam setidaknya harus memuat tiga konsep utama yaitu al-hikmah, al-mauidhah al-hasanah, dan
almuajadalah bi al-ihsan. Sementara berdasarkan hadits, pelaksanaan konseling Islam
mengedepankan konsep nasihat-menasihati dimana konselor harus menjadi teladan atau uswatun
hasanah. Konseling Islam juga harus dielaborasi dengan landasan filosofis, psikologis, teologis,
sufistik, sosial budaya, dan landasan pedagogis.


Abstract: This article aims to understand the basic concepts of counseling in Islam that
originate from the Qur'an and Hadith. Data related to consulting are analyzed using content
analysis techniques and then interpreted with a qualitative descriptive approach. Islamic
counseling is an activity of giving advice, guidance, instruction to individuals in need whose
application is based on the basis of the Quran and the Sunnah. According to the Quran, Islamic
Counseling should contain at least three main concepts: al-hikmah, al-mauidhah al-hasanah,
and almuajidalah bi al-sanih. Islamic counseling must also be elaborated on a philosophical,
psychological, theological, suffistic, socio-cultural, and pedagogical basis.

Jurnal Kolaboratif Sains (JKS)
Doi: 10.56338/jks.v7i1.4858
Pages: 266-271


I N D E X E D I N
S I N T A - S c i e n c e a n d
T e c h n o l o g y I n d e x
C r o s s r e f
G o o g l e S c h o l a r
G a r b a R u j u k a n D i g i t a l : G a r u d a


C O R R E S P O N D I N G
A U T H O R

A l I k h l a s
P a s c a s a r j a n a ( S . 3 ) P e n d i d i k a n
I s l a m U I N I m a m B o n j o l P a d a n g

E M A I L

[email protected]




OPEN ACCESS
E I S S N 2 6 2 3-2022


K a t a K u n c i :
K o n s e p ;
K o n s e l i n g;
I s l a m


K e y w o r d s :
The Concept of ;
Counseling;
Islam;


A r t i k e l P e n e l i t i a n


A r t i c l e h i s t o r y :
R e c e i v e d 2 3 O c t o b e r ,
2023
R e v i s e d 9 D e c e m b e r ,
203
A c c e p t e d 1 6 J a n u a r y ,
2 0 2 4

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS
VOLUME 7 ISSUE 1 JANUARI 2024



JURNAL KOLABORATIF SAINS

267





LATAR BELAKANG
UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, menetapkan tujuan pendidikan sebagaimana pasal 3 di
nyatakan : berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu yang berrtanggung jawab
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah Konselor yang sejajar fungsi dan perannya
dengan guru, dosen, tutor, widyaswara, pamong belajar, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya dan partisipasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Di dunia, yang
terus berubah dan berkembang pesat makin canggih dan modern dengan cirinya yang beragam
membutuhkan konselor bagi siapa saja dimana saja. Tak pernah ada zaman seperti saat ini dimana
begitu banyak perubahan yang besar dan cepat melanda masyarakat dunia. Semua sendi kehidupan
masyarakat terkena dampaknya. Manusia modern dihadapkan pada dua pilihan, yaitu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perubahan atau tertinggal dibelakang, bahkan lenyap dari peta percaturan.
Tidak ada jalan tengah yang bisa dipilih. Kalau dulu, tidak bisa memilih, sekarang bingung memilih
karna banyak dan melimpahnya pilihan (kartadinata: 2000).
Hal yang menakjubkan bagi masyarakat abad 21 ini adalah jaringan informasi yang amat luas,
mudah, cepat diakses oleh siapapun, kapan pun dan dimanapun. Internet dan perangkat komunikasi
canggih telah menguasai iptek, mobilitas kehidupan ekonomi, layanan kemasyarakatan dan seribu satu
jalan mencapai sukses dalam kehidupan. Jutaan byte informasi datang setiap detik, terjadilah
oversupplay informasi yang penuh ketidakpastian bahkan kesemrawutan. Kondisi ini menuntut
manusia untuk mampu memilih, menimbang, merekonstruksi, menjadi arif dan budiman, memaknai
informasi untuk kepentingan pengambilan pilihan keputusan. Di sisi lain, manusia modern yang hidup
di dunia globalisasi teknologi infornasi banyak yang mengalami teralienasi dan sepi sendiri ditengah
keramaian, sebagian lain seperti dikatakan ( Prayitno, 1998) Keimanan dan ketaqwaan mereka
terputus, daya cipta lemah, daya rasa tumpul, daya karsa yang mandeg, daya karsa yang mandul,
masih banyak manusia di dunia ketiga negara berkembang gizi yang rendah, pendidikan yang macet,
sikap dan perlakuan lingkungan yang kasar, budaya yang terbelakang, kondisi insidental yang
merugikan, rasa aman yang terancam, kompetensi yang mentok, aspirasi yang terkungkung, semangat
yang layu, dan juga kesempatan yang terbuang. Sebagian lagi terdampak perilaku menyimpang yang
makin parah. kasus LGBT, perjudian terang-terangan bahkan online, mabuk-mabukkan, perzinahan
hamil di luar nikah yang menimpa para remaja, konten you tube yang banjir hedonisme, para selebram
demi viral berperilaku aneh dan tabu, dan seterus lain sebagainya.
Semua permasalahan itu menjadi bola salju bagai api dalam sekam yang siap meledak
menghancurkan pribadi dan juga masyarakat bangsa-negara sekaligus membutuhkan solusi dari
profesional dokter, psikolog, psikiater dan khususnya profesi KONSELOR. Mungin edi wibowo,
2003. menjelaskan Konseling sebagai ilmu dan profesi mampu memberikan sumbangan bagi dunia
pendidikan nasional dan problematika masyarakat yang kompleks. Globalisasi beserta dampaknya
menimbulkan berbagai tantangan sekaligus harapan juga kesenjangan, persaingan yang terus menerus
adalah kenyataan yang dihadapi manusia dalam berbagai setting kehidupan yaitu keluarga, sekolah,
industri, instansi dan organisasi yang berpotensi menimbulkan masalah yang butuh solusi kini dan
disini. Konseling untuk semua, serta konseling multi kultural sepanjang hayat, sangat relevan
membantu permasalahan manusia diberbagai aspek, di lingkup lokal, nasional dan global.

METODE
Penulisan ini disusun menggunakan Kualitatif desktiptif, pendekatan studi kasus yang didapat
dari sumber interent maupu literatur yang berhubungan pada suatu setting alam dengan tujuan

VOLUME 7 ISSUE 1 JANUARI 2024
Revised xx xx, 20xx
Al Ikhlas, Gusril Kenedi, Afnibar, Ulfatmi




JURNAL KOLABORATIF SAINS

268


menginterpretasikan fenomena yang sedang terjadi dimana peneliti adalah instrumen kuncinya.
Tinjauan pustaka (literature review) ini dilakukan dengan menyatukan berbagai sumber bacaan yang
signifikan dengan masalah yang diteliti, kemudian memahaminya secara cermat dan seksama sehingga
diperoleh desain penelitian.

HASIL & PEMBAHASAN
Pengertian Konseling Pendidikan Islam
Konseling berasal dari istilah Inggris “counseling” yang kemudian diindonesiakan menjadi
“konseling”. Sedangkan secara etimologi istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu “counsiliun”
yang berarti “menerima atau memahami”. Konseling sebagai salah satu upaya profesional adalah
berdimensi banyak, di Indonesia perkembangan konseling didorong oleh beberapa hal antara lain: (1)
Pada diri individu yakni pada masa–masa kritis dalam tiap perkembangan individu terutama masa
remaja masa gejolak, labil dan mudah terombang- ambing oleh berbagai pengaruh dari dalam diri atau
luar diri. (2) Kondisi luar individu yakni era globalisasi dengan ditandai percepatan teknologi yang
berdampak positif dan juga negatif. Apabila dilihat dari eksistensinya, konseling merupakan salah satu
bantuan profesional yang sejajar misalnya, psikoterapi, penyuluhan sosial dan kedokteran (Andi
Mappiare, 1996 : 9).
Konseling pada dasarnya merupakan hubungan saling bantu (helping relationship) yang
mempunyai tujuan agar terjadi perubahan sebagaimana helping relationship yang lain. Dalam
kedokteran bantuan diberikan dengan tujuan adanya perubahan pada diri individu yang sakit berubah
menjadi sembuh.
Bimbingan dan Konseling Islami menurut ( Ahmad Mubarok, 2000: 88) adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
ALLAH, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Bimbingan islami
merupakan proses pemberian bantuan oleh ahli ( konselor, ustadz, buya, kiay) kepada orang yang
mempunyai problem dalam hidup yaitu umat muslim agar mampu hidup sesuai dengan ketentuan dan
petunjuk ALLAH, yaitu:
1. hidup sesuai fithrahnya yang hakiki sebagai hamba yang tugasnya hanyalah mengabdi dalam
bentuk ibadah.
2. menjalani hidup dan dinamika kehidupan sesuai sunnah dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai
uswah hasanah.
3. menjadikan islam sebagai idiologi dan falsafah hidup, dan menjadikan islam sebagai standar
ukuran apapun nilai dan norma hidupnya.
Adapun bimbingan konseling Islam/agama menurut beberapa Ahli dapat dikemukakan
sebagai berikut:
Pertama, Achmad Mubarok, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Bimbingan
konseling agama, adalah bantuan yang bersifat mental spiritual diharap dengan melalui kekuatan iman
dan ketaqwaannya kepada Tuhan seseorang mampu mengatasi sendiri problema yang sedang
dihadapinya. Mubarak juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan konseling Islam adalah Al-
Irsyad Al-Nafs yang diartikan sebagai bimbingan kejiwaan, satu istilah yang cukup jelas muatannya
dan bahkan bisa lebih luas penggunaannya. Bimbingan kejiwaan yang dimaksud bukan sebatas yang
bersifat abstrak saja akan tetapi melatih konseli untuk mampu memperoleh akhlak mulia.
Kedua, Tohari Musnamar adalah proses pemberi bantuan terhadap individu agar menyadari
kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan
dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat28.
Ketiga, Az-zahrani dalam bukunya yang berjudul Konseling Terapi, menjelaskan bahwa:
Konseling dalam Islam adalah salah satu dari berbagai tugas manusia dalam membina dan membentuk
manusia yang ideal. Konseling merupakan amanat yang diberikan Allah kepada semua Rasul dan
Nabi-Nya.

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS
VOLUME 7 ISSUE 1 JANUARI 2024



JURNAL KOLABORATIF SAINS

269





Keempat, Lahmuddin Lubis berpendapat bahwa, bimbingan Islami merupakan proses
pemberian bantuan dari seorang pembimbing (konselor/ helper) kepada konseli /helpee. Dalam
pelaksanaan pemberian bantuan, seorang pembimbing/helper tidak boleh memaksakan kehendak
mewajibkan konseli/helpee untuk mengikuti apa yang disarankannya, melainkan sekedar memberi
arahan, bimbingan dan bantuan, yang diberikan itu lebih terfokus kepada bantuan yang berkaitan
dengan kejiwaan/mental dan bukan yang berkaitan dengan material atau finansial secara langsung.
Kelima, Menurut Saiful Akhyar, Konseling Islami dari segi proses konseling merupakan
berlangsungnya pertemuan tatap muka (face to face) antara dua orang atau lebih (or more two people).
Pihak pertama adalah konselor yang dengan sengaja memberikan bantuan, layanan kepada konseli
secara professional, sedangkan pihak kedua adalah konseli yang dibantu untuk memecah masalah.
Selanjutnya Akhyar menjelaskan bahwa konseling merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk
mencari ketentraman hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Ketentraman hidup di dunia-akhirat dapat dicapai melalui upaya yang senantiasa menjadikan
Allah sebagai sandaran dalam berperilaku, sehingga setiap tindakan yang dilahirkan selalu mendapat
perlindungan dan pertolongan Allah Swt.
Keenam, Yahya Jaya, mengemukakan pendapatnya tentang konseling Agama Islam sebagai
pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada individu (konseli) yang mengalami masalah
dalam kehidupan keberagamaanya serta ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya
seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok agar menjadi manusia yang mandiri dan
dewasa dalam kehidupan beragama, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan akidah,
ibadah, akhlak, dan muamalah
Jika keenam pendapat tentang bimbingan konseling Islami di atas dihubungkan antara satu
dengan lainnya, maka akan dijumpai berbagai dasar pokok tentang konsep bimbingan konseling Islam.
Pertama, dimensi utama yang digarap oleh bimbingan konseling Islami adalah dimensi spritual/
batiniah individu untuk dapat menentramkan hati agar menjadi pribadi/ manusia yang ideal, melalui
proses tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Kedua, konseling islami membantu individu (koonseli)
untuk dapat merasakan kehidupan yang seimbang, yakni antara kehidupan di Dunia dan kehidupan di
Akhirat sebagaimana yang diungkapkan oleh Saiful Akhyar Lubis. Ketiga, bimbingan dan konseling
Islami hanyalah sebatas “bantuan”, artinya berubah atau tidak ada perubahan sikap dan perilaku dalam
diri konseli (Musytarsyid) bukan terletak pada kehebatan dan kesalahan konselor (Mursyid) karena
tugasnya hanya sebatas menbantu, menyampaikan, dan memfasilitasi, selanjutnya perubahan perilakuk
tergantung pada hidayah dan kemauan konseli. Keempat, bimbingan konseling islami bertujuan untuk
menempatkan manusia sesuai dengan tujuan dan fungsi manusia diciptakan yang menurut Tohari
Musanamar, mengembalikan eksistensi manusia sebagai khalifah yang memiliki tugas shalih. Kelima,
bimbingan konseling islami dapat dilakukan dengan berbagai layanan yang disesuaikan dengan
konteks dan keadaan, serta relevan dengan konten yang disajikan bagi konseli. Keenam, konseling
Islami tidak hanya terbatas pada masalah-masalah agama (ukhrawi) saja, akan tetapi berkaitan pula
dengan berbagai bentuk aktiftas dimensi material yang berhubungan dengan sikap dan perilaku
manusia.
Bagaimana Islam memandang pendidikan? bagi konselor agama, atau juru dakwah mesti
punya wawasan dan pendangan yang mendalam tentang urgensi pendidikan islam:
1. Belajar merupakan perintah pertama dan utama dari islam, ayat yang pertama kali turun adalah
perintah belajar, QS. 91/1-5
2. Ilmu dan orang berilmu sangat dihargai dalam islam. QS.58/11
3. Memilh ilmu dibanding harta, adalah pilihan tepat dan menguntungkan, sebagaimana Nabi
Sulaiman dan Ali bin abi thalib.

VOLUME 7 ISSUE 1 JANUARI 2024
Revised xx xx, 20xx
Al Ikhlas, Gusril Kenedi, Afnibar, Ulfatmi




JURNAL KOLABORATIF SAINS

270


4. Perjuangan di jalan ilmu (sebagai murid atau guru) akan memudahkan jalan menuju sorga Allah,
HR Turmuzi.
5. Pertanggungjawaban ilmu adalah seberapa jauh mengamalkannya.
6. Orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, lebih besar dosanya secara moril dibandingkan orang
kafir yang tidak punya pengetahuan.
7. Pendidikan harus berorientasi masa depan untuk mengantisipasi perkembangan masa datang yang
berbeda zaman.
8. Setiap orang di beri peluang yang pas untuk berkecimpung dalam bidang ilmu.
9. ilmu adalah investasi jangka pnjang.
10. Jalan hidup yang benar akan membantu keberkahan ilmu, sementara jalan hidup yang salah akan
menghilangkan nilai keberkahan ilmu.
11. Belajar tidak dibatasi oleh umur, long live education.
Dari paparan diatas yang masih bisa ditambahkan, poin penting lainnya. betapa Islam sangat
memuliakan orang berilmu dan mendorong umat islam mengusai ilmu melalui pendidikan.

Konseling Pendidikan Islam
Dalam islam, pemberian bantuan oleh konselor kepada kliennya baik berupa bimbingan
maupun konseling mengacu pada 3 sumber pokok yaitu:
Al quran
Al Quran adalah Kitab suci umat islam yang sempurna, diturunkan kepada Nabi Muhammad
untuk menjadi pedoman Hidup kaum muslimin dalam seluruh aspek kehidupannya sebagai
tujuanpenciptaannya sebagi hamba yang bertugas beribadah kepada Allah tercapai dan agar ia selamat
hidup di dunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
Demikianlah, keyakinan dan pemahaman seorang mukmin ketika menghadapi masalah
mereka perlu di konselingi untuk menerima, dan mencari solusi yang di bantu konselor sampai pada
terentaskannya permasalahan yang dihadapi berdasarkan Al quran dan Sunnah Rasul SAW.

Hadist
Hadist Rasulullah SAW, merupakan sumber hukum kedua sesudah Al quran berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan, ataupun semua yang di sifatkan kepada Rasulullah. Termasuk Sunnah
para Sahabat genersi terbaik assabiqunal awwaluun. Dalam konteks Konseling islam banyak sekali
hadist yang bisa dijadikan landasan dan diambil pembelajaran.
كاعد اذاو ,هيلع ملسف هتيقل اذا :تس ملسملا ىلع ملسملا قح :ملسو هيلع االله ىلص االله لوسر لاق :لاق هنع االله يضر ةريره يبا نع
او ,هتمسف االله دمحف سطع اذاو ,هحصناف كحصنتس اذاو ,هبجأفملسم هاور( هعبتاف تام اذاو ,هدعف ضرم اذ )
Artinya: “Dari Abi Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: Hak seorang muslim
pada muslim lainnya ada enam: jika berjumpa hendaklah memberi salam; jika mengundang dalam
sebuah acara, maka datangilah undangannya; bila dimintai nasehat, maka nasehatilah ia; jika
memuji Allah dalam bersin, maka doakanlah; jika sakit jenguklah ia; dan jika meninggal dunia, maka
iringilah kekuburnya”. (HR. Muslim)
Hadits di atas merupakan salah satu hadits yang mengandung nilai tentang bimbingan dan
konseling Islam, yaitu mengenai sikap menolong atau memberi bantuan.
Dilihat dari hadits ini menganjurkan bagi seorang pembimbing maupun konselor untuk
senantiasa membantu peserta didik dalam mengahadapi masalahnya. Serta menganjurkan untuk
melakukan suatu kebaikan, yang berhubungan dengan ajaran Islam.
Begitu juga hadist yang populer, HR Ibnu majah. “Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua
yang jika kalian selalalu berpegang teguh kepadanya niscaya selamanya tidak akan tersesat salah
langkah, yaitu: Al quran dan sunnah Rasulnya,” Begitupun, (M. Djawad Dahlan, 2003) menjelaskan
kisah teladan dari Rasulullah SAW, mengkonselingi permasalahan ummat dengan tepat dan sangat
efektif.

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS
VOLUME 7 ISSUE 1 JANUARI 2024



JURNAL KOLABORATIF SAINS

271






KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Dari uraian materi di atas, Layanan konseling Islami
merupakan bantuan berupa hubungan yang berbentuk dorongan dan pendampingan terhadap individu
untuk belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrahnya sebagai manusia, dengan cara
memberdayakan iman dan akal serta semua kemampuan yang dimiliki setiap individu tersebut. Fokus
konseling Islami ini berupa pengembangan fitrah iman yang ada pada individu, karena jika fitrah iman
pada individu tersebut berkembang dan berfungsi dengan baik, maka ia mampu memberi arah,
mendorong, dan mengendalikan fitrah lainnya seperti jasmani, rohani, dan nafs. Konseling Islami ini
bertitik tolak dari suatu pandangannya tentang hakikat dan fitrah manusia dalam perspektif Al-Qur’an,
sehingga layanan konseling Islami lebih kepada suatu pendekatan yang bersifat religius dan spiritual.
Esensi fitrah manusia adalah beriman, yaitu mengakui keesaan Allah dan taat kepada-Nya, dengan
berpegang pada esensi fitrah iman tersebut, setiap manusia dapat mencapai kodratnya yang tertinggi
dan mulia.

SARAN
Penelitian ini merekomendasikan kepada penulis menyadari, bahwa jurnal ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan yang membangun demi kesempurnaannya
buat masa yang akan datang. Terima kasih atas segala sumbang saran dari semua pihak, sehingga
jurnal ini terwujud dihadapan kita semua

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. (2013). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.
Faqih, Aunur Rahim. 2004. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: LPPAI UII Press
Mappiare, Andi, 1996, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nurihsan, Achmad Juntika, 2006, Bimbingan & Konseling dalam berbagai latar kehidupan, Bandung:
PT. Refika Aditama.
Nurihsan, Achmad Juntika.2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT.
Refika Aditama
Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Lubis, Saiful Akhyar. 2011. Konseling Islami dan Kesehatan Mental. Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Surya, M, 1988, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling), Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK
Jaya, Yahya, 1994, Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh kembangkan Kepribadian dan Kesehatan
Mental, Bandung: Remaja Rosda Karya
Konvensi nasional BK kerjasama ABKIN dan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 8-10
Desember 2003
L.N, Syamsu Yusuf, & A. Juntika Nurihsan, 2005, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung:
Rosdakarya.
Willis, Sofyan S. 2007. Konseling Individual: Teori dan Praktek, Jakarta: CV Alfabeta
Winkel, W.S. 1994. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta, Gramedia Widia sarana
Indonesia.