PERAN PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
MORAL DAN KARAKTER PESERTA DIDIK
THE ROLE OF LEARNING IPS AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENTS'
MORAL AND CHARACTER
Meidika Haris Maskur, Satriyo Wibowo
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
sebagai upaya peningkatan moral dan karakter kepada peserta didik, di satuan pendidikan sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis Miles,
Huberman dan Saldana yang meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik Triangulasi Sumber
dan Triangulasi Data. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) peran pembelajaran IPS sebagai
upaya peningkatan moral dan karakter peserta didik berperan dan memiliki peranan yang
jelas sesuai tujuannya pembelajaran IPS untuk membentuk peserta didik sebagai warga
negara yang baik. IPS berkearifan lokal menjadi aktivitas yang mengintegrasikan moral dan
karakter kepada peserta didik, aktivitas berikutnya adalah pembiasaan, pemahaman, dan
keteladanan. Serta melalui materi dan buku LKS/BKS. (2) pembelajaran IPS mengajarkan
pendidikan moral dan karakter kepada peserta didik dengan menyisipkan dan memasukan
pendidikan moral dan karakter dari kurikulum ke dalam materi pembelajaran IPS, modul,
dan juga rancangan pembelajaran yang disusun oleh sekolah maupun guru.
Kata Kunci : Peran Pembelajaran IPS, Moral Karakter, Peserta Didik.

ABSTRACT
This research aims to determine the role of Social Sciences (IPS) learning as an effort to
improve the morals and character of students, in school education units. This study used qualitative
research methods. Data collection methods use interviews, observation and documentation. The
data analysis technique uses the Miles, Huberman and Saldana analysis model which includes data
collection, data condensation, data presentation, and drawing conclusions/verification. Data
validity techniques use Source Triangulation and Data Triangulation techniques. The research
results show that (1) the role of social studies learning as an effort to improve the morals and
character of students plays a clear role according to the goal of social studies learning to
shape students as good citizens. Social studies using local wisdom is an activity that
integrates morals and character for students. The next activity is habituation,
understanding and example. As well as through LKS/BKS materials and books. (2) social
studies learning teaches moral and character education to students by inserting and
incorporating moral and character education from the curriculum into social studies
learning materials, modules, and also learning plans prepared by schools and teachers.
Keywords : The Role of Social Studies Learning, Moral Character, Students.

PENDAHULUAN
Pada era sekarang, teknologi informasi dan
komunikasi berkembang dengan pesat dan
tanpa batas membuat berbagai informasi
dengan cepat menyebar serta mudah di
dapatkan. Dengan era Globalisasi yang tanpa
batas ini, menyebabkan kemerosotan moral
dan karakter pada anak-anak sehingga terjadi
krisis multidimensi. Permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam krisis
multidimensi ini cukup beragam dan sangat
mengkhawatirkan seperti; seks bebas, narkoba,
perjudian, minuman keras, tawuran, balap liar,
gengster jalanan dan tindakan amoral lainnya
(Sudrajat, 2014, pp. 521-522). Isu-isu moral
dan karakter tersebut menjadi keprihatinan
khusus yang harus dicegah dan dihindarkan
bagi anak-anak atau peserta didik. Selain krisis
multidimensi yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia pada saat ini, kita juga dihadapkan
persoalan Lerning Lost yang diakibatkan oleh
Pandemi Covid-19, sehingga memperburuk
keadaan pembelajaran dan proses belajar
mengajar yang membuat moral dan karakter
peserta didik tidak terpantau. Sekolah sebagai
tempat pengetahuan, pendidikan ,
pembentukan moral dan karakter menjadi
lembaga penting dalam upaya revitalisasi
moral dan karakter peserta didik ini.
Dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 tentang
Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan yaitu
adalah, Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Impelmentasi dari
undang-undang tersebut dapat dilihat bahwa,
pendidikan di setiap satuan lembaga
pendidikan atau sekolah harus diselengarakan
secara terprogram, terrencana, dan sistematis
yang mengarah pada tujuan pendidikan
nasional Indonesia.
Karakter merupakan suatu ciri khas yang
melekat kuat pada suatu benda atau individu
seseorang. Ciri khas tersebut mengakar
sehingga menjadi pengerak yang mendorong
bagaimana individu tersebut berperan,
berpandangan, bertutur, serta menanggapi
sesuatu hal (Asmani, 2011, p. 23). Karakter
peserta didik tentulah berbeda-beda mengingat
dari berbagai latar belakang peserta didik itu
berasal, seperti dari keluarga, masyarakat,
lingkungan sosial, dan proses peserta didik
tersebut bersosialisasi, yang membentuk
kepribadian peserta didik seperti: akhlak,
perilaku, kebiasaan, etika peserta didik
tersebut.
Karakter positif, itu ditentukan pada
lingkungannya. Seseorang akan menjadi diri
individu yang baik atau positif apabila tumbuh
dari lingkungan yang positif. Maka dalam hal
ini berbagai macam latar belakang peserta
didik mengakibatkan beragamnya karakter
yang timbul pada peserta didik (Purwatmaja,
Sudjarwo, & Pargito, 2014, p. 2). Menurut
Kohlber dalam Machmud (2014, p. 77), moral
adalah satu nilai kebaikan dari manusia sebagai
manusia. Di dalam kebaikan dari moral
tersebut terkandung nilai universal dari
kemanusiaan. Moral pada peserta didik ini
juga dapat dipengaruhi karena beberapa hal
seperti sikap dari orang tua, lingkungan atau
latar belakang kebudayaan, tingkat kecerdasan
serta tingkat perekonomiannya, jika kita lihat
dari hal ini maka moral tidak jauh perbedaanya
dengan karakter.
Baginda (2016, p. 11) mengungkapkan
bahwa guru harus memasukan target-target
karakter dalam setiap mata pelajaran, sehingga
dalam proses pembelajaran guru tidak hanya
fokus pada mater-materi yang bersifat kognitif,
akan tetapi bagaimana nilai-nilai karakter yang
harus di tanamkan pada siswa sekolah dasar
dan menengah.
Pendidikan moral dan karakter dapat
dilakukan dalam pendidikan formal, yaitu
sekolah seperti kegiatan belajar mengajar,
kegiatan ko-kulikuler dan ekstrakulikuler yang
di dalamnya memiliki nilai-nilai moral dan
karakter bagi peserta didik, selain di sekolah

atau pendidikan formal pendidikan moral dan
karakter juga dilakukan dalam kegiatan
keseharian di keluarga dan masyarakat yaitu
dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma
dalam keluarga dan masyarakat (Kurniasih &
Sani, 2017, pp. 87-104). Salah satu
pembelajaran yang memiliki tujuan dalam
rangkan pembangunan dan peningkatan moral
karakter adalah Pembelajaran IPS yang
memiliki tujuan dan kesamaan dengan
pendidikan nilai (moral) dan karakter, yaitu
menciptakan peserta didik sebagai warga
negara yang baik.
Maka dari hal itu Pembelajaran IPS
memenuhi beberapa unsur kriteria yang sesuai
sebagai implementasi pembelajaran berbasis
pendidikan moral dan karakter. Pembelajaran
IPS maknanya telah di jabarkan secara singkat
pada penjelasan diatas, unsur-unsur
pembelajaran IPS dan Pendidikan moral dan
karakter terlihat keterkitannya dan
kesamaannya. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial atau IPS merupakan mata pelajaran
yang memiliki tujuan serta peran yang penting
dalam menjadikan peserta didik menjadi warga
negara yang baik (Good Citizen).
Pembelajaran IPS mempunyai peran dalam
pemberdayaan warga negara yang baik untuk
membangun karakter bangsa. Pembelajaran
IPS memiliki tersebut memiliki keterkaitan
dengan antara pembelajaran IPS tersebut
dengan pembentukan moral dan karakter
khususnya bagi peserta didik, menurut Zuchdi
dalam Marhayani (2017, p. 71) menjelaskan
bahwa “Pembelajaran IPS memiliki peran
startegis dalam membentuk karakter.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan moral atau
pendidikan budi pekerti”.
Numan Somantri dalam Supardi (2011, p.
184) mengemukakan
tujuan pendidikan IPS pada tingkat sekolah
yaitu sebagai berikut :
a) Menekankan tumbuhnya nilai
kewarganearaan, moral, ideologi negara
dan agama.
b) Menekankan pada isi dan metode berpikir
ilmuan.
c) Menekankan reflective inqiury.
Tujuan dari mata pelajaran IPS yaitu untuk
menunjang peserta didik dalam menguasai,
mengasosiaikan, menumbuhkan kecakapan
yang berhubungan dengan permasalahan
sosial. melalui Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
tersebut diharapkan peserta didik mampu
untuk berpandangan secara logis serta kritis
dalam memahami isu sosial serta menciptakan
sebuah keputusan berdasarkan pada
pengolahan informasi. Dengan hal tersebut
maka peserta didik dapat turut serta sebagai
warga negara berdasarkan kecakapan yang
dimiliki (Siswanto, 2011, p. 155).
Peserta didik merupakan anggota
masyarakat yang dalam hal ini berada di
lingkungan sekolah. Menurut Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Dalam Bab 1 Pasal 1
nomor 4 tentang Peserta Didik) dijelaskan
bahwa Peserta didik adalah angota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan, jenis pendidikan
tertentu.
Melalui pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) tersebut maka diharapkan
peningkatan moral dan karakter peserta didik
yang dicanangkan sesuai dengan tujuan
Pembelajaran IPS yaitu membentuk peserta
didik sebagai warga negara yang baik, dapat
terealisasikan dalam pembelajaran IPS yang
mengintegrasikan pendidikan moral dan
karakter.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualiatif
bersifat deskriptif yaitu memiliki bentuk data
berupa kata-kata atau gambar bukan angka.
Terdapat sumber data primer yang berbentuk
hasil wawancara serta tindakan dari seseorang
yang diamati atau di teliti tersebut, sedangkan
sumber tambahan yaitu berbentuk dokumen-
dokumen atau sumber tertulis seperti buku,
arsip dan lainnya.

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berada di SMP Negeri 4
Temanggung yang terletak di Kelurahan


Tlogorejo, Kecamatan Temanggung,
Kabupaten Temanggung. Penelitian ini
dilaksanakan terhitung sejak perecanaan
penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga
pembuatan laporan penelitian.
Sumber Data
Sumber data primer di dalam penelitian ini
merupakan data yang diperoleh secara
langsung dilapangan melalui pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam pembelajaran IPS serta
dalam pendidikan moral karakter dan moral
karakter pada peserta didik, yaitu meliputi
kepala sekolah, guru IPS kelas VII dan VIII,
guru BK (Bimbingan Konseling), serta peserta
didik kelas VII dan VIII dengan cara
melakukan wawancara dan observasi atau
pengamatan di SMP N 4 Temanggung. Sumber
data sekunder dalam penelitian ini merupakan
sumber pendukung dari sumber data primer
yang berupa dokumentasi atau foto, dokumen
serta catatan yang didapatkan oleh peneliti
sebagai pendukung dari penelitian. data
sekunder meliputi kurikulum sekolah, modul
pembelajaran IPS, hasil wawancara dengan
informan atau narasumber dan foto yang
berhubungan dengan pembelajaran IPS dan
upaya peningkatanya pada moral dan karakter
peserta didik di SMP N 4 Temanggung.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu antara lain
wawancara, observasi dan dokumentasi.
a. Wawancara
Responden, informan atau
narasumber dalam wawancara ini
adalah kepala sekolah, beberapa guru
IPS, guru BK, serta peserta didik SMP
N 4 Temanggung. Wawancara
dilakukan supaya dalam penelitian ini
mendapatkan informasi yang tepat
serta akurat dan sesuai keadaan di
sekolah tentang peran pembelajaran
IPS upaya peningkatan moral dan
karakter pada peserta didik di SMP N
4 Temanggung. Dalam melakukan
proses wawancara untuk menghindari
pokok pembahasan yang panjang
lebar, maka peneliti membuat
pedoman wawancara untuk masing-
masing responden, dengan tujuan
wawancara tersebut lebih terarah serta
sesuai dengan apa yang diharapkan,
meski tidak dapat menutup
kemungkinan peneliti mengajukan
pertanyaan implusif untuk jawaban
yang lebih dalam.
b. Observasi
Observasi dalam penelitian ini
memiliki tujuan untuk mengamati
serta mengetahui secara langsung dan
nyata mengenai fenomena dari
keadaan serta kondisi di lingkunagan
SMP N 4 Temanggung tersebut. Pada
observasi ini peneliti tidak turut aktif
setiap hari berada di lingkungan
sekolah tersebut, akan tetapi hanya
pada waktu penelitian saja. Observasi
dilakukan guna mencari serta
mendapatkan data atau gambaran
mengenai tempat, keadaan serta
kondisi di lapangan penelitian yaitu
SMP N 4 Temanggung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini
memiliki tujuan untuk mendapatkan
data serta informasi melalui
dokument foto kegiatan, serta
dokumen lain yang dibutuhkan di
dalam penelitian ini.
Keabsahan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu
triangulasi. Triangulasi merupakan penyatuan
dari beragam teknik pengumpulan data serta
sumber dari data yang telah ada (Rofiqoh &
Suherman, 2017). Triangulasi sendiri memiliki
dua macam, yaitu triangulasi teknik serta

triangulasi sumber. Triangulasi teknik ini
merupakan pengujian kebenaran data dengan
memeriksa pada sumber dari data yang sama
dengan teknik yang beragam atau berbeda.
Teknik yang dipakai yaitu wawancara,
observasi, serta dokumentasi. Data yang
didapatkan dari wawancara, lalu akan di
periksa dengan teknik observasi serta
ditunjang dengan hasil dari dokumentasi.
Triangulasi sumber ini dikerjakan dengan cara
memeriksa data yang didapatkan dari berbagai
sumber. Dalam penelitian ini yaitu dengan
membandingkan hasil dari wawancara yang
didapatkan dari kepala sekolah, guru mata
pelajaran IPS kelas VII dan VIII, guru BK
(Bimbingan Konseling), dan peserta didik
kelas VII dan VIII.

Analisis Data
Teknik analisis data merupakan
mekanisme pencarian serta penyususnan dari
data yang mulanya telah didapatkan dengan
cara wawancara, catatan lapangan, dan cara
lainnya, alhasil mudah untuk dimengerti serta
temuanya dapat disampaikan kepada khalayak
(Sugiyono,2017, p. 244).
Miles, Huberman dan Saldana (2014)
analisis data dala penelitian kualitatif terdapat
tiga alur aktivitas yang dijalankan meliputi :
1) Kondensasi Data (Data Condensation)
Kondensasi data yaitu mengacu
kepada beberapa proses yaitu proses
pemilihan, pemfokusan, mengabstarksi,
dan/atau mengtransformasikan data yang
muncul dalam catatan di lapangan seperti
catatan lapangan berbentuk tertulis,
transkrip wawancara, dokumen-dokumen,
serta materi emiris lainnya. Secara singkat
kondensasi data dilakukan setelah peneliti
melakukan wawancara serta mendapatkan
data serta dokumen tertulis yang berada di
lapangan, yang nantinya transkrip
wawancara tersebut akan di pilih untuk
mendapatkan inti atau pokok penelitian
yang diperlukan oleh peneliti.
2) Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sebuah
pengabungan, pengorganisasian serta
informasi yang disimpulkan. Penyajian
data dapat membantu untuk memahami
apa yang sedang terjadi serta melakukan
sesuatu analisis yang dapat diambil.
Penyajian data dapat membantu untuk
memahami konteks dari penelitian karena
melaksanakan analisis secra luas dan
mendalam.
3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
(Drawing and Verifying Conclusions)
Penarikan kesimpulan atau verifikasi dapat
dilakukan secara sederhana dan samar-samar
dimulai dari pengumpulan data, pola,
penjelasan serta alur sebab dan akibat yang
pada tahap akhirnya dapat dismpulkan
keseluruhannya pada data yang di didapatkan
oleh peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Peran Pembelajaran IPS Sebagai Upaya
Peningkatan Moral dan Karakter
Peserta Didik.
Peran pembelajaran IPS dalam upaya
peningkatan moral dan karakter peserta didik
sangat berperan, serta pembelajaran IPS
memiliki peranan yang jelas dalam upaya
untuk meningkatkan moral dan karakter pada
peserta didik. Peranan pembelajaran IPS dalam
mengintergrasikan moral dan karakter seperti
pada pembelajaran di dalam kelas kerja
kelompok yang dapat memunculkan kerja
sama, saling menghargai, berdiskusi sehingga
peserta didik memiliki karakter yang baik
dalam berhubungan dengan sesamanya,
muncul moral dalam diri peserta didik untuk
dapat menghargai pendapat, toleransi pada
perbedaan dan lain sebagainya. Aktivitas
pembelajaran IPS Aktivitas pembelajaran IPS
ber kearifan lokal menjadi integrasi dari upaua
peningkatan moral dan karakter untuk peserta
didik di luar sekolah seperti kegiatan studi
Lapangan atau field trip di objek yang dapat
dijadikan sebuah pembelajaran IPS seperti
situs liyangan, situs gondosuli, candi
pringapus, situs wali limbung, sumber suci
mata air Jumprit, pasar tradisional, pasar

swalayan, hutan pinus dan lain sebagainya
membuat peserta didik memahami situasi di
lingkungan sekitar dengan berkearifan lokal,
menjadi integrasi pembelajaran IPS dengan
peserta didik dalam peningkatan moral dan
karakternya seperti karakter religius di masjid
wali limbung, situs liyangan dan candi
pringapus memunculkan rasa bersykur dengan
kekayaan budaya, agama, tradisi, dan kearifan
lokal di daerah sekitar peserta didik
(Kabupaten Temanggung). Memunculkan
sikap toleransi, cinta budaya, dan lain
sebagainnya. Dalam pembelajaran IPS guru
selalu melakukan pembiasaan yang positif
guna membangun dan mengarahkan peserta
didik untuk memiliki moral dan karakter yang
baik dengan nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran,
religius, tanggung jawab, mandiri, percaya
diri, berkepribadian yang baik. Dalam konteks
tersebut pembelajaran IPS mempunyai peran
penting dalam memajukan pendidikan
karakter.
Peningkatan karakter pada pembelajaran
IPS lebih berada di materi sosiologi hal ini
berkaitan dengan sosiologi sebagai materi IPS
yang mempelajari kehidupan manusia,
interaksi manusia dan segala sesuatu gejala
sosial dan masyarakat, sehingga peningkatan
moral karakter langsung dapat diketahui
peserta didik melalui fakta sosial yang terjadi
serta kisah-kisah di sekitar lingkungan peserta
didik dan sekolah, sehingga dapat diambil
pelajarannya.
Kepala sekolah mengetahui kaitan
pembelajaran IPS dengan pendidikan moral
dan karakter begitu pun dengan guru IPS
mengetahui keterkaitan pendidikan IPS dengan
moral karakter untuk peserta didik. Guru
menyampaikan bahwasanya pembelajaran IPS
bertujuan salah satunya untuk membentuk
moral karakter peserta didik. Kurikulum yang
digunakan oleh SMP Negeri 4 Temanggung,
menggunakan Kurikulum Merdeka atau
Implementasi Kurikulum Merdeka pada kelas
VII, sedangkan pada kelas VIII dan IX
menggunakan Kurikulum 2013 atau K-13
bernuansa IKM. Sehingga dengan imlementasi
kurikulum yang digunakan dan dirancang oleh
SMP N 4 Temanggung tersebut penguatan
moral dan karakter bagi peserta didik menjadi
fokus utama pada seiap mata pembelajaran
terkhusus mata pembelajaran IPS. Penilaian
yang dilakukan oleh guru yaitu pada saat
proses pembelajaran dengan catatan jurnal
penilain, menilai pada karakter dan perilaku
peserta didik, penilaian ulangan harian,
penilaian ulangan tengah semester dan akhir
semester atau assesment formatif, dan
assasment sumatif dalam kurikulum merdeka.
Guru juga memberikan rewards atau
apresisasi, bagi peserta didik yang aktif,
mendapatkan prestasi dan lainnya serta
punishment untuk peserta didik yang
melakukan pelangaran pembelajaran dan tata
tertib. Pendidikan IPS perlu untuk
mengoptimalisasi peranannya pada usaha
untuk menciptakan pelaku-pelaku sosial yang
dimensi personal, seperti: mandiri, disiplin dan
lainnya, dimensi sosiokultural, seperti :
toleransi, saling menghargai dan lainnya,
berdimensi spriritual, seperti: iman dan taqwa,
serta berdimensi intelektual, seperti: cendekia,
terampil dan lainnya (Supardi, 2011, pp. 189-
190). Pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP
Negeri 4 Temanggung sudah tersusun dengan
matang guru mepersiapkan semua program
semester, program tahunan pembelajaran IPS,
materi dan kesesuaiannya dengan kurikulum
yang berlaku, konsep dan nilai fokus karakter
serta moral dalam RPP pembelajaran IPS
seperti karakter religius berdoa sebelum
memulai pembelajaran serta penutup, salam,
tanggung jawab, disiplin, jujur, sopan, santun
dan lainnya seperti fokus karakter 6 dimensi
pancasila pada IKM (Implementasi Kuikulum
Merdeka).

2. Pembelajaran IPS Mengajarkan
Pendidikan Moral dan Karakter
Kepada Peserta Didik.
Pendidikan moral dan karakter di SMP N 4
Temanggung tidak berdiri sendiri sebagai mata
pembelajaran, melainkan disisipkan dan
dimasukan dalam materi pembelajaran.
Kurikulum terbaru IKM memasukan
pendidikan moral dan karakter ke dalam profil
pelajar pancasila dan enam dimensi karakter

profil pelajar pancasila yaitu seperti: beriman,
bertakwa kepada tuhan, mandiri, gotong
royong, berkebinekaan global,berfikir kritis
dan kreatif. Secara keseluruhan kondisi atau
keadaan moral dan karakter peserta didik di
SMP N 4 Temanggung sudah baik, dengan
terlihatnya sopan santun, tata krama, dan
perilaku yang baik dari peserta didik dengan
guru maupun sesama peserta didik serta
terlihatnya antusiasme peserta didik dalam
menjalani 6 dimensi karakter Profil Pelajar
Pancasila. Dengan karakter yang beragam
karena dipengaruhi latar belakang peserta
didik membuat karakter peserta didik di
sekolah nampak bermacam-macam namun
keadaan karakter peserta didik sudah baik.
Karakter positif, itu ditentukan pada
lingkungannya.
Pendidikan moral dan karakter dalam
pembelajaran IPS ini terdapat serta diajarkan
oleh guru dalam proses pembelajaran IPS.
Pendidikan moral dan karakter terdapat dalam
pembelajaran IPS, sehingga guru sering
mengajarkan, memberikan dan mengarahkan
peserta didik melalui karakter-karakter dan
moral yang baik seperti karakter religius,
merenungkan keragaman Indonesia,
meningkatkan sikap gotong royong, mandiri
dan kreatif. Dengan demikian maka dapat kita
lihat bahwa Pembelajaran IPS di SMP N 4
Temanggung mengajarkan pendidikan moral
dan karakter kepada peserta didik. Dengan
menyisipkan dan memasukan pendidikan
moral dan karakter dari kurikulum ke dalam
materi pembelajaran IPS, modul, dan juga
rancangan pembelajaran yang disusun oleh
guru maupun sekolah, seperti : nilai religius,
dengan berdoa, salam dan lainnya, nilai
kebangsaan dengan menyanyikan lagu
indonesia raya, nilai-nilai moral dan karakter
seperti : tanggung jawab, disiplin, sopan
santun, toleransi dan nilai-nilai moral lainnya
yang sudah termasuk dalam m ateri
pembelajaran, sehingga peserta didik
mendapatkan pendidikan moral dan karakter
dari pembelajaran IPS. Guru selalu
memberikan arahan, motivasi, dorongan dan
juga wejangan pada peserta didik yang
berkaitan dalam pembelajaran IPS tersebut,
guru memberikan contoh langsung dan tidak
langsung yang ada di lingkungan sekolah dan
masyarakat kepada peserta didik yang terkait
pembentukan moral dan karakter peserta didik.
Pembelajaran IPS mempunyai fungsi penting
dalam membangun karakter. Pendidikan
karakter bisa diartikan sebagai sebuah
pendidikan moral, pendidikan nilai maupun
budi pekerti (Zuchdi dalam Marhayani, 2017,
p. 71). Pendidikan moral dan karakter dalam
pembelajaran IPS ini saling terkait, sehingga
dapat dilihat bahwa integrasi nilai-nilai moral
dan karakter untuk peningkatan peserta didik
terdapat pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SMP N 4 Temanggung
ini.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Peran pembelajaran IPS sebagai upaya
peningkatan moral dan karakter peserta didik
sangat terlihat peranannya atau berperan.
Antara pendidikan IPS dengan pendidikan
(nilai) moral dan karakter dalam pembelajaran
saling terkait, dimana antara keduanya
memilik kesamaan yaitu untuk membentuk
peserta didik sebagai warga negara yang baik.
Peran pembelajaran IPS di sekolah mampu
memberikan wawasan nilai-nilai moral dan
karakter kepada peserta didik berupa kearifan
lokal di daerah, sehingga IPS dengan kearifan
lokal menjadi suatu aktivitas integrasi dan
implementasi dari pendidikan moral dan
karakter peserta didik. Peran pembelajaran IPS
di SMP Negeri 4 Temanggung untuk
peningkatan moral dan karakter peserta didik
telah disusun dalam program sekolah sebelum
proses belajar mengajar dilaksanakan dan di
internalisasi kepada peserta didik. Dengan
adanya IKM dan K-13 Bernuansa IKM di SMP
N 4 Temanggung, menjadi jembatan bagi
penguatan pendidikan moral dan karakter
dalam pembelajaran IPS. Dalam PROTA,
PROSEM dan RPP masing-masing terdapat
fokus karakter seperti religius, toleransi,
kreatif dan lain sebagainya. Kegiatan yang
mengintegrasikan IPS dalam moral dan
karakter seperti project kelompok memiliki
fungsi pengembangan karakter dengan melatih

peserta didik untuk melakukan aktivitas
gotong royong, diskusi, dengar pendapat,
mengemukakan pendapat dengan teman satu
kelompok, dan kreatif, sedangkan tugas
individu dalam BKS/LKS peserta didik,
didorong untuk berfikir kritis serta dapat
memecahkan masalah suatu topik dalam
materi tersebut. Pembelajaran IPS ber-kearifan
lokal, dimana di SMP N 4 Temanggung,
pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
memberikan penguatan moral karakter melalui
IPS dengan kearifan lokal, dimulai dari materi
pembelajaran yang mencakup area tempat
tinggal, sekolah dan Kabupaten Temanggung
seperti kekayaan alam, budaya, geografis,
sosial dan lainnya. Sehingga pembahasan
materi dari lokal, nasional hingga
internasional. DELTA BERSINAR semboyan
SMP N 4 Temanggung yang menjadi integrasi
dalam peningkatan moral dan karakter bagi
peserta didik dalam pembelajaran IPS. DELTA
BERSINAR; Disiplin, Elegan, Terampil,
Agamis dan Asri. BERSINAR; Bersih dari
Narkoba.
SMP N 4 Temanggung, dalam
pembelajaran IPS mengajarkan Pendidikan
Moral dan Karakter kepada peserta didik.
Dengan menyisipkan dan memasukan
pendidikan moral karakter yang sesuai dengan
Kurikulum dan petunjuk teknis ke dalam
materi pembelajaran, modul pembelajaran,
rancangan pembelajaran metode pembelajaran
serta berbagai kegiatan dan aktivitas yang
disusun oleh guru seperti nilai religius, nilai
kebangsaan, nilai sosial, dan nilai-nilai moral,
sehingga pembelajaran IPS baik di dalam kelas
dan di luar kelas telah mengajarkan pendidikan
moral dan karakter yang cukup penting dalam
pembelajaran di sekolah untuk peserta didik.
Maka peran pembelajaran IPS sebagai upaya
peningkatan moral karakter peserta didik
sudah terjadi dengan berbagai kegiatan,
aktivitas dan pelaksanaanya.





Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti
mengenai peran pembelajaran IPS sebagai
upaya peningkatan moral dan karakter peserta
didik, yang penelitian ini dilaksanakan di SMP
N 4 Temanggung, maka ada beberapa saran
sebagai berikut. 1) Sekolah memaksimalkan
sarana dan prasarana seperti adanya lab IPS,
kelangkapan buku paket IPS dan sarana dan
prasarana lainnya yang dapat mendukung
peningkatan moral dan karakter peserta didik
di pembelajaran IPS serta pembelajaran
lainnya yang memiliki nyawa peningkatan
moral dan karakter bagi peserta didik. 2) Guru
diharapkan dapat memaksimalkan peningkatan
moral karakter dalam pembelajaran IPS
dengan mempelajari materi terbaru, metode
pengajaran yang efektif dan aktif, serta teknik-
teknik pembelajaran yang terkini, bervariasi
dan dapat diterima oleh peserta didik di masa
sekarang ini, hal ini guna meningkatkan
semangat dalam pembelajaran IPS. 3) Peserta
didik dapat melaksanakan dan
mengimplementasikan nilai-nilai moral dan
karakter bukan hanya di lingkungan sekolah
akan tetapi hingga lingkungan pergaulan dan
lingkungan tempat tingga peserta didik.
Sehingga nilai-nilai moral kaarakter positif
yang didapat di sekolah bukan hanya di
sebarkan dengan sesama teman di sekolah akan
tetapi juga dalam kehidupan di luar sekolah,
dari hal tersebut faktor penghambat dari luar
sekolah tidak terbawa ke sekolah kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J. M (2011). Buku Panduan
Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Diva Press.

Baginda, M. (2016). Nilai-Nilai Pendidikan
Berbasis Karakter Pada Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jurnal Ilmiah Iqra. Fakulas
Tarbiah dan Ilmu Keguruan, IAIN
Manado.
Depdikbud. (2003). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20, Tahun

2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Kurniasih, I. dan Sani, B. (2017). Pendidikan
Karakter, Internalisasi dan Metode
Pembelajaran di Sekolah. Kata Pena.
Machmud, H. (2014). Urgensi Pendidikan
Moral Dalam Membentuk Kepribadian
Anak. Jurnal Al-Ta’dib. 7 (2). 75-83.
Marhayani, D.A. (2017). Pembentukan
Karakter Melalui Pembelajaran IPS.
Edunomic: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 5(2), 67-75.
Purwatmaja, D. ,Sudjarwo, dan Pargito.
(2014). Integrasi Pendidikan Karakter
Dalam Pembelajaran IPS Untuk
Pengamalan Nilai Moral Siswa. Jurnal
Studi Sosial. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
UNILA, 2 (03).
Rofiqoh, L. dan Suherman A. (2017). Peran
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam Membentuk Karakter Pluralis
Siswa di MTs N 11 Cirebon. IAIN
Syekh Nurjati Cirebon. Jurnal Edueksos,
VI (2).
Sudrajat, R. (2014). Pengaruh Pembelajaran
PKN Berbasis Portofolio Terhadap
Pengembangan Karakter Siswa Sebagai
Warganegara (Studi Experimental Kuasi
Pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Kelas X SMA Bina
Dharma 2 Bandung). Jurnal Ilmiah CIVIS,
Vol IV (2). Journal.upgris.ac.id.
Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial.
Penerbit Ombak.
Siswanto, H.W. (2011). Studi Efektifitas
Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Menengah Pertama.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Baltimbang Kemdiknas. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 17 (2). 153- 165.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitaif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Saldana., Miles & Huberman. (2014).
Qualitative Data Analiysis: A Methods
Sourcebook. Sage Publications.