Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 2 Nomor 1, Mei 2019
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465
26


KUALITAS MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SETELAH
PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORT
STANDARD (IFRS) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

Zul Ihsan Mu’arrif
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pengimplementasian IFRS dimaksudkan untuk memberikan kualitas pelaporan keuangan yang
relevan dan dapat diterima secara umum, sehingga memberikan kemudahan bagi berbagai
pihak dalam menilai perkembangan perusahaan. Dampaknya yaitu adanya signifikansi
pendapatan yang diproksikan dengan kualitas manajemen laba. Pemilihan penelitian di
Indonesia dikarenakan perkembangan keuangan syariah yang semakin meningkat dengan
salah satu buktinya yaitu adanya berbagai indeks saham syariah. Salah satu indeks saham
syariah yang paling likuid adalah JII. Dimana JII merupakan indeks saham syariah yang
terpilih dari ISSI. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengadopsian IFRS dapat
meningkatkan kualitas manajemen laba perusahaan yang terdaftar di JII. Penelitian ini
mencakup periode sebelum dan setelah pengadopsian IFRS. Metode yang digunakan adalah
analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah konvergensi IFRS, terdapat
peningkatan nilai laba perusahaan dibandingkan dengan sebelum pengadopsian IFRS. Dalam
analisis sensitivitas masing-masing revenue dan PPE mempengaruhi manajemen laba.
Revenue juga mengalami peningkatan setelah pengadopsian IFRS, akan tetapi PPE
mengalami penurunan setelah pengadopsian IFRS. Penelitian ini menarik karena revenue dan
PPE berbanding terbalik signifikansinya setelah IFRS.

Kata Kunci : IFRS, JII, Revenue, PPE.

ABSTRACT
The implementation of IFRS is intended to provide financial reporting quality that is relevant
and generally accepted, so as to provide convenience for various parties in assessing the
development of the company. The effect is the existence of income significance that is proxied
by the quality of earnings management. The selection of research in Indonesia is due to the
increasing development of Islamic finance with one of the evidences, namely the existence of
various Islamic stock indices. One of the most liquid Islamic stock indices is JII. Where JII is
a sharia stock index selected from ISSI. This study aims to examine whether adoption of IFRS
can improve the quality of corporate earnings management listed on JII. This research covers
the period before and after adoption of IFRS. The method used is descriptive analysis. The
results showed that after IFRS convergence, there was an increase in the value of corporate
profits compared to before adopting IFRS. In the sensitivity analysis, each revenue and PPE
affect earnings management. Revenue also increased after adopting IFRS, but PPE declined
after adopting IFRS. This research is interesting because revenue and PPE are inversely
significant after IFRS
.
Keywords : IFRS, JII, Revenue, PPE.

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 - 38

27

PENDAHULUAN
Harmonisasi pelaporan keuangan
diperlukan dalam melakukan aktivitas
investasi dan perdagangan pada pasar
modal dan keuangan global. Sehingga
penentuan investasi ditentukan oleh
bagaimana kondisi laporan keuangan
yang dapat diterima secara umum atau
‘Generally Accepted Acounting
Principles’ (GAAP). Hal ini
mengindikasikan berdirinya pasar modal
dalam skala regional maupun global yang
menuntut adanya sistem akuntansi yang
diterima oleh setiap negara.
IAS dan IFRS merupakan bentuk
standar akuntansi yang berasal dari
produk IASC dan IASB yang disusun
untuk konvergensi standar akuntansi
keuangan di berbagai negara. Hal ini
dilakukan karena standar akuntansi pada
setiap negara tidaklah sama, sehingga
dibutuhkan pelaporan keuangan yang
seragam secara internasional.
Pengimplementasian IAS
sebagian besar sudah diterapkan di
Indonesia mulai tahun 1994, dengan
pemberlakuan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Intrepretasi atas Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK). Namun, tidak semua
perubahan IAS yang di adopsi oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK). Hal ini dikarenakan berbagai
kendala yang dalam penerapannya
menyesuaikan dengan berbagai kondisi.
Kendala-kendala yang dihadapi beragam,
mulai dari sistem hukum dan politik,
sistem perpajakan dan fiskal, nilai-nilai
budaya korporasi, sistem pasar modal
dan peraturan terkait dengan kepemilikan
korporasi, koordinasi ekonomi dan
aktivitas bisnis, dan teknologi. (Purba,
2010)
Perusahaan dalam menerapkan
IFRS harus mengetahui bagaimana
dampak penerapan IFRS. Karena
penerapan pelaporan keuangan
menggunakan IFRS harus menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan perusahaan.
Praktik penerapan IFRS membutuhkan
sumber daya yang besar sehingga harus
dilakukan dengan hati-hati dan juga
perusahaan harus mempertimbangkan
dampak implementasi IFRS di
perusahaan.
Pengadopsian IFRS tentu
berdampak pada laba perusahaan. Karena
pelaporan perusahaan akan
menyesuaikan dengan pelaporan
keuangan internasional yang masing-
masing negara berbeda penyajiannya.
Konsekuensinya manajemen akan kaget
karena efek yang signifikan dari
pengadopsian IFRS, bisa mengurangi
laba atau menambah laba. Sehingga
diperlukan kesiapan sumber daya
manusia pada perusahaan, karena akan
terjadi perubahan-perubahan prosedur
dan kebijakan akuntansi guna
mendukung pelaporan keuangan.
Sundgren, Mäki, dan Somoza-
López (2018) mengungkapkan bahwa
kualitas pengungkapan nilai wajar
semakin meningkat setelah pengadopsian
IFRS. Artinya informasi yang diberikan
oleh perusahaan semakin relevan
sehingga investor semakin yakin dalam
investasinya yang pengaruhnya akan
berdampak pada penambahan modal
perusahaan. Hal ini juga menguntungkan
manajemen dalam meningkatkan laba
perusahaan. Beberapa studi
mengungkapkan pengaruh pengadopsian
IFRS terhadap laba perusahaan. da Silva
dan Nardi (2017) mengungkapkan bahwa
kualitas laba semakin meningkat setelah
pengadopsian IFRS. Houqe, Monem,
Tareq, dan Zijl (2016) mengatakan
bahwa penerapan IFRS dapat
meningkatkan kualitas pendapatan
perusahaan di setiap negara. Houqe, Zijl,
Dunstan, dan Karim (2012) mengatakan
bahwa kualitas pendapatan perusahaan
meningkat dengan pengadopsian IFRS.
Hal ini karena relevansi nilai pelaporan
yang meningkat setelah pengadopsian

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 - 38
28

IFRS (Chebaane & Othman, 2014).
Sehingga dalam pengadopsian IFRS
dapat meningkatkan konten informasi,
mengurangi kelambatan pelaporan,
meningkatkan analis, dan meningkatkan
investasi asing (Landsman, Maydew, &
Thornock, 2012). Hal ini beralasan
karena kualitas dan kuantitas informasi
yang diberikan lebih akurat setelah IFRS
(Aboud, Roberts, & Zalata, 2018).
Namun, karena pengadopsian
IFRS menyebabkan pengungkapan
laporan keuangan perusahaan kepada
publik, tidak jarang juga mempengaruhi
nilai laba perusahaan yang tidak
diinginkan. Hal ini tergantung dari
kesiapan perusahaan dalam implementasi
IFRS. Zéghal, Chtourou, dan Sellami
(2011) mengungkapkan bahwa
pengadopsian IFRS dapat mengurangi
tingkat manajemen laba. Hal ini
berkaitan dengan independensi dan
efisiensi dewan direksi, keberadaan
komite audit independen, keberadaan
pemegang saham, kualitas audit eksternal
dan pencatatan di pasar keuangan asing.
Persistensi pendapatan dan hubungan
antara laba akuntansi saat ini dan arus kas
masa depan tidak terkait untuk
perusahaan yang melaporkan berdasarkan
IFRS (Atwood, Drake, Myers, & Myers,
2011) yang menyebabkan kurang
akuratnya nilai pelaporan keuangan
perusahaan. Permasalahan tersebut
menuntut perusahaan untuk
mengevaluasi berbagai aspek sebagai
kesiapan dalam melakukan pelaporan
keuangan berdasarkan IFRS. Karena
dalam implementasinya, terdapat
perbedaan dalam standar akuntansi yang
menghasilkan perbedaan dalam perilaku
pelaporan perusahaan (Hong, Paik, &
Smith, 2018).
Potensi penerapan keuangan
syariah di Indonesia cukup menjanjikan,
sehingga adanya indeks saham syariah
sebagai upaya pemerintah dalam
memperkuat struktur ekonomi dan pasar
keuangan global. Mengingat Indonesia
sebagai negara dengan populasi Muslim
terbesar di dunia, sehingga menjadikan
Indonesia sebagai salah satu tujuan
Investor dalam menanamkan modalnya
dikarenakan sistem pengawasan yang
berbeda dengan sistem pengawasan
konvensional. Keseriusan pemerintah
dalam mengembangkan ekonomi dan
keuangan syariah terbukti dengan
dibentuknya beberapa Indeks Saham
Syariah.
JII merupakan salah satu Indeks
saham syariah di Indonesia yang
memiliki karakteristik tersendiri dari
beberapa indeks saham yang ada

sehingga menarik untuk di eksplorasi
bagaimana manajemen laba perusahaan
yang terdaftar pada JII setelah
pengadopsian IFRS. Listyaningsih dan
Krishnamurti (2016) menegaskan bahwa
saham JII memiliki volatilitas terendah
karena karakteristik mereka yang
memenuhi Syariah, kapitalisasi pasar
yang tinggi dan likuiditas yang tinggi.
Hal ini mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan yang likuid pada pasar modal
sehingga diharapkan dalam pelaksanaan
IFRS tidak terdapat kendala pada
pengelolaan manajeman laba perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Standar akuntansi internasional
membantu investor dalam mendapatkan
informasi yang berkualitas, transparan
dan dapat diterima secara umum. Karena
akan sulit untuk membandingkan
informasi keuangan, tanpa adanya
standar yang berlaku secara global.
Dengan adanya penggunaan akuntansi
internasional, memberikan fasilitas dalam
melakukan investasi dan keputusan
ekonomi lainnya. Standar internasional
sesuai dengan karakterisktik laporan
keuangan yaitu dapat dipahami, relevan,
dapat dipercaya, dan dapat

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 – 38

29

diperbandingkan. (Ankarath, Ghosh,
Metha, & Alkafaji, 2012). Artinya atribut
informasi yang disediakan pada laporan
keuangan, bermanfaat bagi berbagai
pihak dalam memutuskan kegiatan
ekonomi. Pemakai akan mengevaluasi
berbagai kemungkinan yang dapat
dilakukan baik itu menyalurkan
pembiayaan ataupun menilai kinerja
perusahaan. Pemberian informasi juga
penting bagi perusahaan karena akan
memberikan dampak yang signifikan
dalam mengevaluasi kinerja manajer
perusahaan (Voulgaris, Stathopoulos, &
Walker, 2014)
Pengadopsian IFRS bertujuan
untuk meningkatkan kualitas informasi
laporan keuangan sehingga manfaat yang
didapatkan lebih efisien dan mengurangi
berbagai kendala, seperti ketepatan
waktu, keseimbangan antara karakteristik
kualitatif, dan manfaat versus biaya (Jr,
Horngren, Thomas, & Suwardy, 2011).
Informasi pada kegiatan tersebut
dibutuhkan pada semua aspek agar
menjaga tingkat keandalan pelaporan
keuangan. Efek positif dari adopsi IFRS
yaitu memberikan sensitivitas kinerja
akuntansi sehingga dapat mengendalikan
tata kelola perusahaan (Hou, Jin, &
Wang, 2014) dan peningkatan kualitas
informasi yang signifikan (Houqe,
Easton, & van Zijl, 2014) serta
karakteristik relevansi dan
komparabilitas yang meningkat
(Yurisandi & Puspitasari, 2015).
Relevansi informasi yang diberikan dapat
meningkatkan laporan konsolidasi yang
menunjukkan kepatuhan tata kelola
perusahaan dan transparansi yang
berkualitas tinggi (Müller, 2014).
Dengan transparansi laporan
keuangan diharapkan menambah jumlah
investor dimana investor menginginkan
pengembalian yang baik atas risiko
penanaman modal pada sebuah
perusahaan. Dapat dilihat bahwa
perusahaan yang mengadopsi standar
akuntansi internasional mengalami
peningkatan kepemilikan investor asing
(Hamberg, Mavruk, & Sjögren, 2013).
Hal ini beralasan karena investor dapat
melihat bagaimana kinerja perusahaan
tersebut dan apakah prospek kedepannya
menjanjikan atau tidak. Akurasi prediksi
ramalan yang meningkat yang membuat
investor yakin sehingga investor
mengurangi perlindungannya dalam
berinvestasi (Houqe et al., 2014).
Kerangka kerja pada IFRS memang
dibutuhkan oleh investor di negara arab
dan negara lainnya termasuk investor
dari Irak (Hassan, Rankin, & Lu, 2014).
Kesadaran investor akan pelaporan
mengkonfirmasi efek positif dari adopsi
IFRS dengan peningkatan lingkungan
informasi analisis dengan ketepatan
informasi publik yang semakin membaik
(de Moura & Gupta, 2019). Keseragaman
informasi yang diberikan memberikan
pemahaman bagi pengguna laporan
keuangan lintas wilayah. Karena
kerangka informasi yang disediakan
disetiap wilayah berbeda-beda, sehingga
dapat mengurangi biaya modal dalam
tanslasi pelaporan dan memberikan
efisiensi yang lebih baik.
Pengungkapan yang diberikan
menambah minat investor dalam
perusahaan yang diinginkan bedasarkan
analisis pelaporan keuangan. Sehingga
dampaknya akan menambah jumlah
modal yang mempengaruhi manajemen
laba perusahaan dan juga perusahaan
akan berusaha untuk menyesuaikan
berdasarkan kerangka kerja IFRS dan
akan mengalami perubahan sistem
akuntansi biaya perusahaan. IFRS
menuntut perusahaan untuk
meningkatkan kualitas laporannya agar
terjadinya konvergensi nilai relevansi
informasi akuntansi yang mengakibatkan
relevansi nilai atas laba perusahaan
(Suprihatin & Tresnaningsih, 2013)

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 - 38
30

(Dimitropoulos, Asteriou, Kousenidis, &
Leventis, 2013) sehingga beberapa
perusahaan menunjukkan perubahan
yang positif pada laba bersih
(Tsalavoutas, 2011), peningkatan kualitas
laba yang lebih tinggi (Persakis &
Iatridis, 2017), dan pelaporan laba
menjadi lebih berkorelasi dengan harga
pasar (Ahmed, Chalmers, & Khlif, 2013).
Manajer akan berusaha untuk
memperbaiki kinerja dan manajemen
perusahaan. Ketika perusahaan
meningkatkan kinerja dan efisiensi waktu
produksi maka akan mendapatkan
kemajuan yang substansial. Perusahaan
mengalami efisiensi waktu produksi dan
peningkatan kinerja pada biaya, dimana
over-budget menurun dari 25% menjadi
7% dan keterlambatan pengiriman
menurun dari 20% menjadi 4% (Zohoori,
Verbraeck, Bagherpour, & Khakdaman,
2019). Hasil ini mengindikasikan
dampak peningkatan kinerja perusahaan
berkaitan dengan kualias laporan
perusahaan. Manajer mulai mengevaluasi
kinerja perusahaan berdasarkan data
laporan keuangannya. Aturan dalam
standar akuntansi memberikan alternatif
keputusan bisnis sehingga nilai-nilai
akuntansi perusahaan membaik dan
relevan.
Moral hazard akan berkurang
seiring dengan pen ingkatan
pengungkapan bagi eksternalitas
perusahaan. Hal ini tergantung dari
kualitas perusahaan pada praktiknya.
Perusahaan yang sudah memiliki auditor
yang berkualifikasi atau termasuk auditor
“Big 4” menunjukkan perubahan yang
positif dalam laporan keuangannya.
Namun masih terdapat perusahaan yang
bermasalah terhadap tingkat kepatuhan
yang rendah. Beberapa permasalahan
yaitu undang-undang yang lemah,
kurangnya sumber daya yang membuat
belum efektifnya penerapan IFRS
(Tsalavoutas, 2011).

Tabel 1. PSAK/ISAK/PPSAK Umum yang berlaku efektif pada tahun 2008-2011
No PSAK / ISAK / PPSAK UMUM Tanggal Efektif
1 PSAK 13 Properti Investasi 1-Jan-08
2 PSAK 14 Persediaan 1-Jan-09
3 PSAK 16 Aset Tetap 1-Jan-08
4 PSAK 23 Pendapatan 1-Jan-11
5 PSAK 25
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
1-Jan-11
6 PSAK 26 Biaya Pinjaman 1-Jan-10
7 ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus 1-Jan-11
8 ISAK 8
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu
Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi
PSAK 30 (Revisi 2007)
1-Jan-08
9 ISAK 9
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi,
Restorasi, dan Liabilitas Serupa
1-Jan-11
10 ISAK 11 Distrubusi Aset Nonkas kepada Pemilik 1-Jan-11
11 ISAK 12
Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter
oleh Venturer
1-Jan-11
12 ISAK 14 Aset Takberwujud - Biaya Situs Web 1-Jan-11
13 ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai 1-Jan-11

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 – 38

31

14 PPSAK 1
Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Pengusahaan Hutan,
PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan
PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan jalan Tol
1-Jan-10
15 PPSAK 2
Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43
Akuntansi Anjak Piutang
1-Jan-10
16 PPSAK 3
Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Rekstrukturisasi Utang
Piutang Bermasalah
1-Jan-10
17 PPSAK 4
Pencabutan PSAK 31:Akuntansi Perbankan, PSAK 42:
Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi
Perusahaan Reksa Dana
1-Jan-10
18 PPSAK 5
Pencabutan ISAK 06 : Interpretasi atas paragraf 12 dan 16
PSAK 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada
Kontrak Dalam Mata Uang Asing
1-Jan-10
19 PPSAK 6
Pencabutan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas, ISAK 1:
Interpretasi atas Paragraf 23 PSAK No. 21 tentang
Penentuan Harga Pasar Dividen Saham; ISAK 2 Interpretasi
atas Penyajian Piutang pada Pemesan Saham dan ISAK 3
Interpretasi tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian
Sumbangan atau Bantuan.
1-Feb-11
Sumber: www.iaiglobal.or.id
Berdasarkan tabel diatas,
konvergensi IFRS di Indonesia melalui
beberapa tahapan. Pada periode 2008-
2009 terdapat 4 PSAK yang berlaku,
yaitu PSAK 13, PSAK 16, PSAK30, dan
PSAK 16. Pada periode lanjutan (2010-
2011) terdapat 18 PSAK dan 7 ISAK
yang berlaku, beberapa diantaranya yaitu
PSAK 1, PSAK 7, PSAK 23, PSAK 48
dan sebagainya. Penerapan IFRS ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan agar memiliki
relevansi dan keandalan yang berlaku
secara umum.
Pasar modal Islam memberikan
perhatian khusus bagi perkembangan
pasar modal. Terutama pada negara-
negara muslim, seperti di Indonesia.
Perusahaan yang terdaftar kedalam
indeks syariah memiliki nilai-nilai Islam
dalam operasi, berdasarkan skor indeks
pengungkapan nilai-nilai Islam yang
mengakibatkan peningkatan
pengungkapan tatakelola perusahaan
yang lebih tinggi dari pada yang tidak
terdapat indikator keislaman. Hal ini
juga berkaitan dengan ukuran
perusahaan audit, ukuran dewan,
kepemilikan pemerintah, kepemilikan
institusional dan keberadaan komite
yang berkorelasi secara positif dengan
tingkat pengungkapan tatakelola
perusahaan. (Albassam & Ntim, 2017).
Saham syariah yang melalui proses
penyaringan tidak bedampak buruk
terhadap kinerja dan risiko sistematis
dari portofolio investasi (Bin Mahfouz &
Hassan, 2013), yang menunjukkan
efesiensi portofolio karena aset yang
terbatas.
Perkembangan pasar modal
syariah di Indonesia diikuti dengan
pendirian beberapa indeks saham
syariah, salah satunya Jakarta Islamic
Indeks (JII). Indeks ini pertama kali
didirikan pada tanggal 3 Juli 2000, yang
terdiri dari 30 saham syariah yang paling
likuid yang terdaftar di BEI. Alternatif
ini memberikan pilihan kepada investor
yang menginginkan menanamkan
modalnya pada saham syariah
dikarenakan karekteristik indeks saham
syariah yang berbeda dengan indeks
saham konvensional. Harga saham
syariah relatif lebih stabil dan kestabilan
ini disukai investor yang tidak
menginginkan risiko yang relatif tinggi
(Febrianti, 2018).

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 – 38

32

Pengadopsian IFRS pada
perusahaan akan mempengaruhi kualitas
laporan keuangan sehingga
mempengaruhi manajemen laba
perusahaan, maka berdasarkan
penjelasan terbsebut dapat
dihipotesiskan sebagai berikut
H0: Pengadopsian IFRS tidak
mempengaruhi kualitas manajemen
laba perusahaan yang terdaftar di
JII
H1: Pengadopsian IFRS mempengaruhi
kualitas manajemen laba
perusahaan yang terdaftar di JII
Beberapa studi belum meneliti
bagaimana kualitas manajemen laba
perusahaan yang terdaftar di JII.
Sebagian besar hanya meneliti
perusahaan yang terdaftar pada indeks
saham konvensional. Kalaupun ada
penelitian tentang Indeks saham syariah,
hanya sebatas perbandingan antara
Indeks saham syariah dengan
konvensional, belum menyentuh
bagaimana kualitas laporan keuangan
setelah pengadopsian IFRS.
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah
seluruh perusahaan yang terdaftar di JII
pada tahun 2010 dan 2015 sebanyak 60
perusahaan. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat perbandingan manajemen
laba sebelum dan setelah pengadopsian
IFRS, dimana pengadopsian IFRS secara
penuh dilakukan pada tahun 2012. Awal
pemilihan sebelum pengadopsian IFRS
yaitu pada tahun 2008, namun masalah
ini terkendala oleh ketersediaan data
laporan keuangan, dimana beberapa
perusahaan tidak menampilkan laporan
keuangannya pada tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif dengan model Jones
(1991) dalam pengukuran manajemen
laba. Model ini mengendalikan efek
perubahan akrual non-diskresioner yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi (Jones,
1991). Estimasi model regresi parameter
perusahaan (Jones, 1991):
TAit/Ait-1 = α[1/Ait-1] + βΔREVit/Ait-1] +
β2i[PPEit/Ait-1] + εit
Dimana:
TAit adalah total akrual tahun t pada
perusahaan
i Dimana total akrual didapat dari Laba
bersih setelah pajak dikurangi
dengan arus kas dari aktivitas
operasi
ΔREVit adalah pendapatan tahun t
dikurangi pendapatan tahun t-1
untuk perusahaan i
PPEit adalah bangunan, peralatan, dan
tanah pada tahun t untuk
perusahaan i
Ait-1 adalah total aset tahun t-1 untuk
perusahaan i

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengambil data
perusahaan yang terdaftar di JII tahun
2010 dan tahun 2013. Pemilihan tahun
tersebut dikarenakan peneliti ingin
membandingkan bagaimana pengaruh
perusahaan pengadopsian IFRS sebelum
dan sesudahnya. Diperoleh 60 data yang
akan digunakan untuk penelitian.
Sumber penelitian ini menggunakan data
sekunder yang didapatkan dari publikasi
website resmi perusahaan pada tahun
2010 dan 2015.
Statistik Deskriptif
Analisis dilakukan untuk melihat
gambaran umum variabel-variabel yang
digunakan untuk menguji pengadopsian
IFRS terhadap manajemen laba.

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 – 38

33

Tabel 2. Statistik Deskriptif tahun 2010
TA REV PPE
Mean 25.92031 28.80189 27.73381
Median 26.25573 29.31371 28.14135
Maximum 30.06980 32.49849 30.82409
Minimum 18.60040 20.38383 19.67801
Std. Dev. 2.321352 2.312366 2.494311
Skewness -1.503210 -2.062436 -1.646192
Kurtosis 6.079066 8.147994 5.577454

Jarque-Bera 23.14902 54.39550 21.85383
Probability 0.000009 0.000000 0.000018

Sum 777.6093 864.0567 832.0142
Sum Sq. Dev. 156.2715 155.0641 180.4260

Observations 30 30 30
Sumber: Data olahan Eviews 10, 2019
Pada pengolahan analisis deskriptif
tahun 2010, didapatkan variabel
manajemen laba yang diproksikan
dengan total akrual dengan nilai rata-rata
25,92, nilai maksimum 30,069, nilai
minimum 18,6, dan standar deviasi
sebesar 2,32. Variabel REV
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 28,8,
nilai maksimum sebesar 32,49, nilai
minimum sebesar 20,38, dan standar
deviasi sebesar 2,312. Variabel PPE
menunjukkan nilai rata-rata sebesar
27,73, nilai maksimum sebesar 30,82,
nilai minimum sebesar 19,67, dan
standar deviasi sebesar 2,49.

Tabel 3. Statistik Deskriptif tahun 2015
TA REV PPE
Mean 27.36437 30.27852 29.15333
Median 27.02197 30.27068 28.94703
Maximum 30.64420 35.98286 34.50015
Minimum 19.64868 22.25475 21.09983
Std. Dev. 2.007302 2.105279 2.239905
Skewness -1.590078 -1.180017 -1.052865
Kurtosis 8.512051 9.622980 7.435855

Jarque-Bera 50.62012 61.79203 30.13864
Probability 0.000000 0.000000 0.000000

Sum 820.9310 908.3556 874.6000
Sum Sq. Dev. 116.8486 128.5338 145.4980

Observations 30 30 30
Sumber: Data olahan Eviews 10, 2019
Sedangkan pada tahun 2015, nilai
manajemen laba yang diproksikan
dengan TA memiliki nilai rata-rata
sebesar 27,364, nilai maksimum 30,644,
nilai minimum 19,648, dan standar
deviasi sebesar 2. Variabel REV
memiliki nilai rata-rata sebesar 30,278,
nilai maksimum sebesar 35,982, nilai
minimum sebesar 22,254, dan standar
deviasi sebesar 2,1. Variabel PPE
memiliki nilai rata-rata sebesar 29,15,
nilai maksimum sebesar 34,5, nilai
minimum sebesar 21, dan standar deviasi
sebesar 2,239.

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 - 38

34

Tabel 4. Perbandingan Analisis Deskriptif sebelum dan setelah pengadpsian
IFRS
Tahun Mean Maximum Minimum
2010 25,92031 30,06980 18,60040
2015 27,36437 30,64420 19,64868
Sumber: Data olahan Eviews 10, 2019

Gambar 1. Nilai rata-rata manajemen laba perusahaan pada tahun 2010 dan
2015


Sumber: Data olahan Eviews 10, 2019

Dari gambar terlihat perbedaan
nilai dalam manajemen laba yang
diproksikan dengan Total Akrual. Bahwa
secara rata-rata, telah terjadi
peningkatan. Artinya bahwa
pengadopsian IFRS telah meningkatkan
nilai laba sebesar 0,014% dalam
perusahaan selain mengalam i
peningkatan kualitas pelaporan
keuangan.
Hasil Uji Signifikansi
Uji signifikansi dilakukan untuk menguji
hipotesis dengan menguji signifikansi
koefisien variabel independen terhadap
variabel dependen.pengujian regresi
berganda dilakukan untuk melihat
apakah variabel bebas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat.

Tabel 5. Hasil Uji Signifikansi sebelum pengadopsian IFRS


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.813488 3.102686 0.906791 0.3725
REV 0.384242 0.272600 1.409544 0.1701
PPE 0.434125 0.252716 1.717839 0.0973

R-squared 0.692445 Mean dependent var 25.92031
Adjusted R-squared 0.669663 S.D. dependent var 2.321352
S.E. of regression 1.334195 Akaike info criterion 3.509173
Sum squared resid 48.06207 Schwarz criterion 3.649293
Log likelihood -49.63760 Hannan-Quinn criter. 3.553999

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 – 38

35

F-statistic 30.39460 Durbin-Watson stat 2.048334
Prob(F-statistic) 0.000000


Sumber: Data olahan Eviews 10, 2019
Bedasarkan tabel diatas,
menunjukkan bahwa variabel REV
memiliki nilai koefisien positif yang
bernilain 0,384242. Artinya setiap satu
satuan REV sebelum pengadopsian IFRS
mampu meningkatkan manajemen laba
sebesar 38,42%. Sedangkan variabel
PPE memiliki nilai koefisien sebesar
0,434125, artinya setiap satu satuan PPE
sebelum pengadopsian IFRS, mampu
meningkatkan manajemen laba sebesar
43,41%.

Tabel 6. Hasil Uji Signifikansi Setelah Pengadopsian IFRS

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.759877 2.858213 0.965596 0.3428
REV 0.667735 0.262840 2.540464 0.0171
PPE 0.150462 0.247042 0.609052 0.5476


R-squared 0.738305 Mean dependent var 27.36437
Adjusted R-squared 0.718921 S.D. dependent var 2.007302
S.E. of regression 1.064210 Akaike info criterion 3.056982
Sum squared resid 30.57866 Schwarz criterion 3.197102
Log likelihood -42.85473 Hannan-Quinn criter. 3.101807
F-statistic 38.08683 Durbin-Watson stat 1.770014
Prob(F-statistic) 0.000000


Sumber: Data olahan Eviews 10, 2019

Berdasarkan tabel diatas,
menunjukkan bahwa variabel REV
memiliki koefisiensi sebesar 0,667735,
artinya satu satuan REV mampu
meningkatkan manajemen laba sebesar
66,77% setelah pengadopsian IFRS.
Pada koefisien variabel PPE
menunjukkan nilai sebesar 0,150462,
artinya setiap satu satuan PPE mampu
meningkatkan manajemen laba sebesar
15,04% setelah pengadopsian IFRS.
Hasil pada penelitian diatas
sangat menarik, karena sebelum dan
setelah pengadopsian IFRS mengalami
perubahan yang signifikan, walaupun
masing-masing bernilai positif. Pada
revenue, mengalami peningkatan sebesar
28,35% setelah pengadopsian IFRS. Hal
ini mengindikasikan setelah
pengadopsian IFRS, revenue mengalami
peningkatan yang signifikan. Berbeda
halnya pada PPE, dimana mengalami
penurunan sebesar 28,37%, artinya
setelah pengadopsian IFRS, PPE
mengalami penurunan yang signifikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pengadopsian IFRS berpengaruh
positif terhadap manajemen laba. Dapat
dilihat bahwa secara rata -rata
manajemen laba mengalami peningkatan
sebesar 0,014%. Hal ini menunjukkan
bahwa IFRS mampu meni ngkatkan
praktik manajemen laba dan kualitas
laporan keuangan. Selain itu variabel
REV dan PPE berpengaruh positif
terhadap manajemen laba. Hasil ini
mendukung penelitian Sundgren, Mäki,
dan Somoza-López (2018), da Silva dan
Nardi (2017), Houqe, M. Monem, Tareq,
dan Zijl (2016), Houqe, Zijl, Dunstan,
dan Karim (2012) yang menyatakan

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 - 38
36

bahwa dalam pengadopsian IFRS
perusahaan mengalami peningkatan
kualitas laba. Diharapkan pada penelitian
selanjutnya dapat menguji pengaruh
IFRS terhadap variabel lain.

DAFTAR PUSTAKA
Aboud, A., Roberts, C., & Mansour
Zalata, A. 2018. The impact of IFRS
8 on financial analysts’ earnings
forecast errors: EU evidence.
Journal of International Accounting,
Auditing and Taxation, 33, 2–17.
Ahmed, K., Chalmers, K., & Khlif, H.
2013. A Meta-analysis of IFRS
Adoption Effects. The International
Journal of Accounting, 48 (2), 173–
217.
Albassam, W. M., & Ntim, C. G. 2017.
The effect of Islamic values on
voluntary corporate governance
disclosure: The case of Saudi-listed
firms. Journal of Islamic Accounting
and Business Research, 8 (2), 182–
202.
Ankarath, N., Ghosh, T. P., Metha, K. J.,
& Alkafaji, Y. A. 2012. Memahami
IFRS: Standar pelaporan Keuangan
Internasional. Jakarta: Permata Puri
Media.
Atwood, T. J., Drake, M. S., Myers, J.
N., & Myers, L. A. 2011. Do
earnings reported under IFRS tell us
more about future earnings and cash
flows? Journal of Accounting and
Public Policy, 30 (2), 103–121.
BinMahfouz, S., & Kabir Hassan, M.
2013. Sustainable and socially
responsible investing: Does Islamic
investing make a difference?
Humanomics, 29 (3), 164–186.
Chebaane, S., & Othman, H. B. 2014.
The Impact of IFRS Adoption on
Value Relevance of Earnings and
Book Value of Equity: The Case of
Emerging Markets in African and
Asian Regions. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 145, 70–80.
da Silva, Ricardo Luiz Menezes and
Nardi, Paula Carolina Ciampaglia.
2017. Full adoption of IFRSs in
Brazil: Earnings quality and the cost
of equity capital. Research in
International Business and
Finance,Vol. 42, Issue C.
de Moura, A. A. F., & Gupta, J. 2019.
Mandatory adoption of IFRS in
Latin America: A boon or a bias.
Journal of International Financial
Markets, Institutions and Money.
Dimitropoulos, P. E., Asteriou, D.,
Kousenidis, D., & Leventis, S. 2013.
The impact of IFRS on accounting
quality: Evidence from Greece.
Advances in Accounting, 29 (1),
108–123.
Febrianti, S. 2018. Analisis
Perbandingan Kinerja Indeks
Saham Syariah Dengan Indeks
Saham Konvensional Periode 2015-
2017 (Studi Kasus Pada JII Dan
Lq45). 6.
Hamberg, M., Mavruk, T., & Sjögren, S.
2013. Investment allocation
decisions, home bias and the
mandatory IFRS adoption. Journal
of International Money and
Finance, 36, 107–130.
Hassan, E. A., Rankin, M., & Lu, W.
2014. The Development of
Accounting Regulation in Iraq and
the IFRS Adoption Decision: An
Institutional Perspective. The
International Journal of Accounting,
49 (3), 371–390.
Hong, P. K., Paik, D. G., & Smith, J. V.
D. L. 2018. A study of long-lived
asset impairment under U.S. GAAP
and IFRS within the U.S.
institutional environment. Journal of
International Accounting, Auditing
and Taxation, 31, 74–89.
Hou, Q., Jin, Q., & Wang, L. 2014.
Mandatory IFRS adoption and
executive compensation: Evidence

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 – 38

37

from China. China Journal of
Accounting Research, 7 (1), 9–29.
Houqe, M. N., Easton, S., & van Zijl, T.
2014. Does mandatory IFRS
adoption improve information
quality in low investor protection
countries? Journal of International
Accounting, Auditing and Taxation,
23 (2), 87–97.
Houqe, Muhammad Nurul., Monem,
Reza M., Tareq, Mohammad dan
Zijl, Tony Van. (2016). Secrecy and
The Impact of Mandatory IFRS
Adoption on Earnings Quality in
Europe. Padicif-Basin Finance
Journal, Vol. 40, Issue PB.
Houqe, Muhammad Nurul., Tony van
Zijl, Tony Van., Dunstan, Keitha
dan Karim, A.K.M. Waresul. (2012)
The Effect of IFRS Adoption and
Investor Protection on Earnings
Quality Around the World. The
International Journal of Accounting,
Vol.47, Issue 3.
Jones, J. J. 1991. Earnings Management
During Import Relief Investigations.
Journal of Accounting Research, 29
(2), 193.
Jr, Wa. T. harison, Horngren, C. T.,
Thomas, C. W., & Suwardy, T.
2011. Akuntansi Keuangan:
International Financial Reporting
Standadrs. : Erlangga. Jakarta.
Landsman, W. R., Maydew, E. L., &
Thornock, J. R. 2012. The
information content of annual
earnings announcements and
mandatory adoption of IFRS.
Journal of Accounting and
Economics, 53 (1–2), 34–54.
Listyaningsih, Erna dan Krishnamurti,
Chandrasekhar. (2016). How is The
Volatility of Jakarta Islamic Index
Stocks?, Jurnal Bisnis &
Manajemen, Vol. 27, No. 2.
Müller, V.-O. 2014. The Impact of IFRS
Adoption on the Quality of
Consolidated Financial Reporting.
Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 109, 976–982.
Persakis, A., & Iatridis, G. E. 2017. The
joint effect of investor protection,
IFRS and earnings quality on cost of
capital: An international study.
Journal of International Financial
Markets, Institutions and Money, 46,
1–29.
Purba, Marisi. P. 2010. International
Financial Report Standards
Konvergensi dan Kendala
Aplikasinya di Indonesia. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Suprihatin, S., & Tresnaningsih, E. 2013.
Dampak Konvergensi International
Financial Reporting Standard
terhadap Nilai Relevan Informasi
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, 10 (2), 171–
183.
Sundgren, Stefan., Mäki, Juha., and
Somoza-López, Antonio. 2018.
Analyst Coverage, Market Liquidity
and Disclosure Quality: A Study of
Fair-value Disclosures by European
Real Estate Companies Under IAS
40 and IFRS 13. The International
Journal of Accounting, Vol. 53,
Issue 1.
Tsalavoutas, I. 2011. Transition to IFRS
and compliance with mandatory
disclosure requirements: What is the
signal? Advances in Accounting, 27
(2), 390–405.
Voulgaris, G., Stathopoulos, K., &
Walker, M. 2014. IFRS and the Use
of Accounting-Based Performance
Measures in Executive Pay. The
International Journal of Accounting,
49 (4), 479–514.
Yurisandi, T., & Puspitasari, E. 2015.
Financial Reporting Quality - Before
and After IFRS Adoption Using
NiCE Qualitative Characteristics
Measurement. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 211, 644–652.

2019, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 2 (1) : 26 - 38
38

Zéghal, D., Chtourou, S., & Sellami, Y.
M. 2011. An analysis of the effect of
mandatory adoption of IAS/IFRS on
earnings management. Journal of
International Accounting, Auditing
and Taxation, 20 (2), 61–72.
Zohoori, B., Verbraeck, A., Bagherpour,
M., & Khakdaman, M. 2019 .
Monitoring production time and cost
performance by combining earned
value analysis and adaptive fuzzy
control. Computers & Industrial
Engineering, 127, 805–821.