610
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Volume 4 | Nomor 2 | April – Juni 2023
e-ISSN: 2722-5798 & p-ISSN: 2722-5801
DOI: 10.33860/pjpm.v4i2.1660
Website: http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM/

Pembentukan Posyandu Remaja di Pesantren Liwa’ul Haq, Kelurahan Tondo
Kecamatan Talise

Anna Veronica Pont, Olkamien Jesdika Longulo, Mardiani Mangun
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palu, Palu, Indonesia
Email korespondensi: [email protected]

Article history:
Received: 04-11-2022
Accepted: 24-06-2023
Published: 30-06-2023

Kata kunci:
posyandu; remaja.
ABSTRAK
Berdasarkan data dari Kelurahan Tondo jumlah remaja putra 1170 dan
remaja putri 1267. 12 orang yang melakukan kenakalan remaja. Remaja
membutuhkan keterampilan hidup sehat baik sehat jasmani, jiwa dan sehat
rohani. Tujuan pengabdian masyarakat terbentuknya posyandu remaja dan
pengorganisaan posyandu remaja di kelurahan Tondo. Metode
Pembentukan Posyandu remaja terdiri dari 5 langkah yaitu: pendekatan
internal, pendekatan eksternal, survei mawas diri, musyawarah
masyarakat desa, pembentukan dan pemantauan kegiatan posyandu
remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan 17 orang yang merupakan kader
posyandu remaja. Pelaksanaan Kegiatan: Tahap Persiapan 9 Juni 2022
dan Tahap Pelaksanaan adalah pembentukan posyandu 10 Juni 2022.
Hasil kegiatan adalah pengurus posyandu di Pesantren Liwa’ul Haq
kelurahan Tondo Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah telah terbentuk.
Kegiatan posyandu dilaksanakan setiap minggu ke II bulan berjalan.
Diharapkan Kader Posyandu Remaja untuk aktif dan menyusun
perencanaan posyandu setiap bulan dan memotivasi remaja untuk datang
ke posyandu remaja setiap bulan. Kami menyarankan kepada
penanggungjawab posyandu remaja di Puskesmas Talise mengadakan
pendampingan dan pembinaan dalam pelaksanaan posyandu remaja.
Keywords:
youth; posyandu




ABSTRACT
Based on data from the Tondo Village, the number of young men was 1170
Based on data from Kelurahan Tondo, there are 1170 male teenagers and
1267 female teenagers. 12 people who commit juvenile delinquency.
Adolescents need healthy living skills both physically healthy, mentally and
spiritually healthy. The purpose of community service is the establishment
of youth posyandu and the organisation of youth posyandu in Tondo
village. The Youth Posyandu Establishment method consists of 5 steps,
namely: internal approach, external approach, introspective survey, village
community deliberation, establishment and monitoring of youth posyandu
activities. Teenagers who participated in the activity were 17 people who
were teenage posyandu cadres. Activity Implementation: The preparation
stage is 9 June 2022 and the implementation stage is the establishment of
posyandu 10 June 2022. The result of the activity is that the posyandu
board at Pesantren Liwa'ul Haq, Tondo village, Palu City, Central Sulawesi
Province has been formed. Posyandu activities are carried out every
second week of the current month. It is expected that the Youth Posyandu
Cadre to be active and arrange posyandu planning every month and
motivate adolescents to come to the youth posyandu every month. We
suggest that the person in charge of adolescent posyandu at Talise Health
Centre provide assistance and guidance in the implementation of
adolescent posyandu.
©2023 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative
Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
611

PENDAHULUAN
Posyandu Remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat, termasuk remaja dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keterampila n hidup sehat remaja.
Pembentukan Posyandu Remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk
memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja,
menemukan alternatif pemecahan masalah, membentuk kelompok dukungan
remaja, memperluas jangkauan Puskesmas PKPR, terutama bagi remaja daerah
yang memiliki keterbatasan akses (Kemenkes RI, 2018). Keberadaan posyandu
remaja sangat tepat sebagai sarana untuk mempersiapkan remaja yang berkualitas
sebagai generasi penerus bangsa (Ertiana et. al., 2021)
Kehadiran Posyandu Remaja di tengah masyarakat dapat membantu
remaja mengenal kesehatan reproduksi lebih dini sebagai upaya preventif, promotif
sehingga dapat mencegah remaja terjerumus dalam pergaulan bebas (Ismarwati &
Ernawati, 2016). Manfaat posyandu bagi masyarakat memudahan mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar, memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah
kesehatan, efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu (Susanti, Apriasih, &
Danefi, 2020). Pembentukan posyandu remaja dapat menyelesaikan permasalahan
remaja dengan merevitalisasi posyandu remaja dan memberikan pelatihan kepada
kader posyandu remaja (Wahyuntari & Ismarwati, 2020).
Pelayanan kesehatan remaja di posyandu adalah pelayanan kesehatan
yang peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa
dan pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit
Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja (Puslitdatin BNN
RI, 2017). Remaja sebagai pribadi yang aktif dan kreatif serta memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi dapat menjadi suatu kekuatan dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Selain bagi kepentingan remaja sendiri, sikap remaja yang
selalu ingin berinovasi dapat dimanfaatkan pada kegiatan-kegiatan yang positif.
Remaja tidak hanya cukup berpangku tangan namun dituntut mampu memberikan
sumbangsih tenaga maupun fikiran dalam pelayanan posyandu remaja (Ekasari,
Rosidawati, & Jubaedi, 2020)
Hasil penelitian Sukini and Rofi’ah, (2017) menyarankan agar dalam
meningkatkan pengetahuan dan kesehatan remaja, diutamakan melalui dukungan
teman sebaya melalui kegiatan posyandu. Menurut Endang Lestari bahwa Kolompok
teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa) mempunyai peranan
penting bagi perkembangan kepribadiannya, salah satunya untuk mengembangkan
identitas diri serta mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal dalam
pergaulan dengan kelompok teman sebaya (Endang, 2019). Hal ini menunjukkan
bahwa peran remaja dalam mengajak serta memberikan dukungan terhadap sebaya
dalam melakukan perilaku positif akan memberikan hasil yang cukup baik.
Berdasarkan data dari Puskesmas Talise, jumlah remaja 2437 terdiri
dari remaja putra 1170 dan remaja putri 1267, kenakalan remaja 12 orang dan kader
sudah di latih namun kegiatan posyandu belum aktif (Puskesmas Talise, 2021).
Keterlibatan remaja pada posyandu remaja dapat meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan reproduksi remaja yang optimal di kelurahan Tondo Kota Palu Provinsi
Sulawesi Tengah. Berdasarkan latar belakang masalah, pengabmas ini bertujuan

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
612
untuk membentuk Pos Pelayanan Terpadu Remaja di kelurahan Tondo dengan
lokasi pelayanan Posyandu bertempat di Pondok Pesantren Liwa’ul Haq.
METODE
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan cara Pembentukan
dan Pengorgansasian Posyandu Remaja Pondok Pesantren Liwa’ul Haq di
kelurahan Tondo kecamatan Mantikulore Kota Palu. Kegiatan Pembentukan
Posyandu dibagi menjadi 5 langkah: 1) Pendek atan Internal, 2) Pendekatan
Eksternal, 3) Survei Mawas Diri, 4) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), 5)
Pembentukan dan pemantauan Kegiatan Posyandu Remaja dilakukan dengan
kegiatan: (1) Pembentukan Posyandu Remaja melalui MMD berdasarkan SMD, (2)
Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Remaja, (3) Orientasi dan Pelatihan Kader
Posyandu, (4) Posyandu Remaja, (5) Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan
Posyandu Remaja. Pelaksanaan Kegiatan tahap persiapan 9 Juni 2022, Tahap
pelaksanaan 10 Juni 2022. Peserta remaja 17 orang, Masyarakat dan tokoh
masyarakat berjumlah 15 orang dan pihak Puskesmas 4 orang. Sebelum MMD
dilaksanakan Survei Mawas Diri menggunakan kuisioner sesuai buku Petunjuk
Teknis Penyelenggaran Posyandu Remaja terdiri dari kuisioner untuk remaja
11pertanyaan, masyarakat 10 pertanyaan dan tokoh masyarakat 6 pertanyaan.
Alternative jawaban Ya: bila dapat dilaksanakan dengan baik/ tersedia fasilitas, tidak:
bila tidak dilaksanakan dan tidak tahu: bila sama sekali tidak pernah tahu dan belum
pernah mendengar tentang pelaksanaan posyandu remaja.
Langkah-langkah Pengabdian Masyarakat adalah sebagai berikut:






Gambar 1. Langkah-Langkah Pengabdian Masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendekatan internal sudah dilakukan sejak tahun 2021 sampai tahun 2022
dengan Kepala Puskesmas dan penanggungjawab kegiatan posyandu remaja di
Pukesmas Talise. Menurut Kepala Puskesmas Talise, Penanggungjwab Kegiatan
Posyandu remaja sudah melakukan orientasi, sosialisasi, sudah dilatih tentang
Posyandu Remaja dan pengelolaan pusyaandu. Petugas kesehatan yang
bertanggungjawab pada kegiatan posyandu remaja bersedia, memiliki kemampuan
mengelola dan membina Posyandu (Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2016).
Kemenkes RI, 2018 menyatakan bahwa Pendekatan internal bertujuan
mempersiapkan petugas kesehatan agar bersedia dan memiliki kemampuan untuk
mengelola serta membina Posyandu dalam upaya untuk meningkatkan layanan
professional (Kemenkes RI, 2018). Penanggungjawab kegiatan posyandu remaja
sebaiknya dimotivasi oleh Kepala Puskesmas sehingga mampu bekerjasama dan
memberdayakan masyarakat khususnya remaja (Sulastri, Astuti, & Handyani, 2019).
Puskesmas merupakan unit pelaksana tehnis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan.
Posyandu remaja wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan secara
tehnis medis, pembinaan dilakukan oleh Puskesmas (Sari, 2019). Kehadiran tenaga
1.Pendekatan
Internal
2.Pendekatan
eksternal
3. Survei Mawas
diri
4. MMD
5. Pembentukan
Posyandu

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
613

kesehatan setiap bulan di posyandu dapat membantu membimbing kader posyandu
remaja dalam penyelenggaraan posyandu remaja, melaksanakan pelayanan
kesehatan remaja, melaporkan hasil pelayanan kepada puskesmas dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan posyandu remaja,
melakukan deteksi dini masalah kesehatan pada remaja melalui anamnesis
HEEADSS (Home, Education & Employment, Eating & Exercise, Activities & Peer
Relationships, Drug use, Sexuality, Suicide and Depression, Safety)(Kemenkes RI,
2018)
Pendekatan internal merupakan suatu proses aktivitas yang dilakukan oleh Tim
pengabdian masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu dalam upaya untuk mengadakan
hubungan dengan pihak puskesmas Talise sebagai mitra kerja dalam pengabdian
masyarakat untuk mencapai pengertian dan kesepakatan dalam pembentukan
posyandu remaja. Tim pengabmas membantu pengelola posyandu remaja
puskesmas Talise untuk pembentukan posyandu, pelatihan kader posyandu dan
pihak puskesmas Talise yang mengaktifkan kegiatan posyandu remaja di pondok
pesantren Liwa”ul Haq setiap bulan dengan memberdayakan remaja yang sudah
dilatih, bersedia menjadi pengurus dan tenaga sukarela yang bertugas melayani
sesuai dengan langkah-langkah pelayanan posyandu remaja yaitu: 1. Pendaftaran;
2. Pengukuran, 3. Pencatatan, 4. Pelayanan kesehatan bersama petugas kesehatan
dan langkah 5. KIE (Uswatun, Hartati, & Sulistyanti, 2020).
Tahap kedua Pendekatan Eksternal dilakukan dengan Sekretaris Lurah
kelurahan Tondo, pada saat pertemuan Tim Pengabmas melakukan sosialisasi
tentang pembentukan posyandu remaja di Pesantren Liwa’ul Haq. Menurut data dari
kelurahan bahwa sudah ada 2 remaja yang dilatih untuk menjadi kader posyandu.
Namun belum diberdayakan dalam kegiatan Posyandu. Pemberdayaan Remaja
sebagai kader penting dilakukan untuk meningkatkan cakupun pelayanan kesehatan
remaja di Posyandu remaja (Hidayati et al., 2017). Berdasarkan hasil kesepakatan
bahwa 2 remaja yang telah mengikuti pelatihan kader posyandu diikutkan kembali
dalam pelatihan karena sudah 2 tahun setelah pelatihan belum diberdayakan pada
kegiatan posyandu remaja. Sosialisasi merupakan proses penyampian program
posyandu remaja kepada sasaran dari suatu kebijakan. Tujuan sosialisasi yaitu
untuk membantu sasaran kebijakan lebih mengerti kebijakan yang baru yang akan
diterapkan kepada remaja yang sebelumnya belum diketahui oleh masyarakat
(Ekasari et al., 2020)
Tim pengabmas memohon dukungan dari pihak kelurahan untuk memfasilitasi
kegiatan posyandu remaja. Pendekatan juga dilakukan dengan pimpinan pondok
pesantren untuk memfasilitasi tempat penyelenggaraan kegiatan posyandu baik saat
pelatihan kader dan kegiatan posyandu setiap bulan. Pimpinan Pondok menyambut
baik dan kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di Ponpes Liwa’ul Haq serta
mengijinkan remaja Ponpes menjadi Kader posyandu remaja. Menurut teori Tallcot
Parson tentang sistem mengatakan bahwa untuk melakukan suatu tindakan harus
ada adaption kebutuhan dengan lingkungan. Kebutuhan sarana prasarana
merupakan kebutuhan vital yang meningkatkan pemberdayaan masyarakat
(BKKBN, 2019). Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan posyandu dapat
meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesehatan reproduksi remaja (Nurrahman & Armiyati, 2017).
Berdasarkan Petunjuk Teknis Penyelenggaran Posyandu Remaja pendekatan
ekternal dilakukan untuk menyiapkan masyarakat dan pemangku kepentingan
khususnya komunitas remaja dan tokoh masyarakat, agar dapat mendukung
penyelenggaraan posyandu remaja. Perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
614
tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah setempat. Dukungan yang
diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti kesepakatan/
persetujuan masyarakat tentang bantuan yang akan diberikan berupa dana, tempat
penyelenggaraan atau peralatan Posyandu remaja (Kemenkes RI, 2018).


Gambar 2. Pendekatan Internal dan Eksternal

Tahap ketiga Survei Mawas Diri yang dilakukan kepada remaja, masyarakat dan
tokoh masyarakat lebih banyak yang menjawab Ya dibandingkan tidak dan tidak
tahu. Pelaksanaan survei mawas diri dilakukan oleh masyarakat dalam hal ini Tim
penggerak PKK, Kader Posyandu, di dampinggi Tim pengabmas , Penanggungjawab
posyandu remaja dengan membagikan kuisioner dengan jumlah pertanyaan yang
berbeda dan dilakukan 1 kali disaat pembentukan Posyandu remaja. Berdasarkan
survey mawas diri, masyarakat dan remaja sangat membu tuhkan pelayanan
posyandu remaja. Survey Mawas Diri (SMD) dilakukan melalui observasi langsung
ke lokasi untuk melihat sarana dan prasarana serta melakukan wawancara,
pengisian kuesioner SDM dari informan yang terkait yaitu kader posyandu dan TP
PKK Kesehatan (Yuniastuti, WH, & Susanti, 2022). Tujuan survey mawas diri
dilakukan untuk menstimulusi rasa memiliki masyarakat melalui temuan sendiri
masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. Hasil Survei mawas diri adalah
data dukung tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di desa/
kelurahan (Kemenkes RI, 2018).
Diagram ini menjelaskan hasil Survei Mawas Diri Pembentukan Posyandu
Remaja Untuk Remaja, Masyarakat dan Tokoh Masyarakat:


Gambar 3. Diagram Hasil Survei Mawas Diri Pembentukan Posyandu Remaja

remaja Masyarakat
Tokoh
Masyarakat
tidak tahu 27 15 8
tidak 27 15 5
ya 45 70 86
0%
20%
40%
60%
80%
100%
yatidaktidak tahu

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
615

Tahap keempat Musyawarah Masyarakat Desa. Data dari Kelurahan tahun Juni
2022 bahwa kenakalan remaja RW3 R2 4 orang, RW1 RT2 1 orang, RW7 RT1 3
orang, RW 2 RT2 2 orang, RW1 RT2 1 orang, RW 13 RT 1 orang. Berdasarkan
survey awal, survey mawas diri dan data dukung bahwa sarana prasarana posyandu
remaja khususnya tempat pelayanan posyandu dapat diadakan di Pondok Pesantren
Liwa’ul Haq dan tersedia kader yang sudah dilatih sejak tahun 2021 dan materi yang
belum diselesaikn tahun 2021 diselesaikan pada tanggal 10 Juni 2022. Musyawarah
masyarakat desa yang dihadiri oleh perwakilan dari Kepala Kelurahan dan Tokoh
masyarakat, Pimpinan Pesantren, Kader Posyandu Balita, Tim Penggerak PKK
bersepakat mendukung pelaksanaan Posyandu remaja yang dapat meningkatkan
kesehatan remaja di Kelurahan Talise dengan memberdayakan remaja, masyarakat
bekerjasama dengan Puskesmas Talise dalam upaya pelaksaanaan kegiatan dan
pembinaan posyandu remaja.Menurut Kemenkes 2018, Inisiatif penyelelnggaran
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah dukungan Tokoh masyarat untuk
membentuk posyandu remaja. Peserta MMD adalah masyarakat setempat. Materi
pembahasan adalah survei mawas diri serta data yang mendukung. Hasil yang
diharapakan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urutan prioritas dan upaya
kesehatan yang akan dilakukan yang disesuaikan dengan kegiatan Posyandu
Remaja (Kemenkes RI, 2018)


Gambar 4. MMD Gambar 5. Pembentukan Posyandu

Pembentukan dan Pemantauan Posyandu Remaja ditetapkan berdasarkan
kesepakatan dengan tokoh masyarakat melalui MMD. Kemudian ditetapkan kader
posyandu dan dilakukan pemilihan pengurus Posyandu. Berdasarkan hasil
Musyawarah yang dilakukan pada saat MMD bahwa Kegiatan Posyandu
dilaksanakan setiap bulan minggu ke II, lokasi Pelayanan di Pondok Pesantren
Liwa’ul Haq. Setiap Kader yang sudah dilatih dibagi tugas oleh pengurus posyandu
setiap meja kemudian dirolling sehingga setiap bulan kader yang sudah dilatih
menguasai setiap langkah pelayanan Posyandu Remaja. Hasil penelitian Nurasiah
2020 bahwa pelayanan rutin posyandu remaja sebaiknya dilaksanakan sebulan
sekali (Nurasiah, 2020).
Berdasarkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu (Kemenkes RI, 2018)
bahwa pembentukan dan pemantauan Posyandu Remaja dilakukan dengan
tahapan: 1) Pembentukan Posyandu Remaja dilakukan melalui MMD berdasarkan
SMD, 2) Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Remaja, 3) Orientasi dan
Pelatihan Kader Posyandu Remaja, 4) Posyandu Remaja, 5) Penyelenggaraan dan

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
616
Pemantauan Posyandu Remaja. Hal ini sesuai dengan penga bdian masyarakat
Pont, Longulo, & Mangun, (2022) bahwa dalam pembentukan posyandu, kader
posyandu remaja perlu dilatih sehingga mampu melakukan pelayanan sesuai
dengan langkah-langkah yaitu melakukan pencatatan, mengukur antropometri,
mencatat hasil pemeriksaan, memberikan konseling dan mampu memberikan
edukasi dan penyuluhan. Meningkatnya keterampilan kader posyandu remaja akan
berdampak baik bagi pelayanan posyandu remaja. Kegiatan pelatihan kader
kesehatan telah terbukti mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para
kader kesehatan posyandu remaja (Sari, 2019).
SIMPULAN DAN SARAN
Posyandu dan Pengurus Posyandu telah terbentuk di Pesantren Liwa’ul Haq
Kelurahan Tondo. Kegiatan Posyandu dilaksanakan setiap minggu ke II bulan
berjalan. Diharapkan Kader Posyandu Remaja aktif dan menyusun perencanaan
posyandu setiap bulan serta memotivasi remaja untuk datang ke posyandu remaja
setiap bulan.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2019). Hindari Nikah Muda Untuk Mengurangi Risiko Kematian Ibu Melahirkan.
BKKBN, 1. Retrieved from https://www.bkkbn.go.id/berita-hindari-nikah-muda-untuk-
kurangi-resiko-kematian-ibu-melahirkan
Direktorat Bina Kesehatan Anak. (2016). Modul PKPR Bagi Konselor Sebaya. Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Anak. Retrieved from
http://45.112.126.114/lib/union/index.php?p=show_detail&id=6399
Dwi Ertiana, Agy Ivena Septyvia, Aprilia Ulfi Nur Utami, Endang Ernawati, Y. Y. (2021).
Program Peningkatan Kesehatan Remaja Melalui Posyandu. Journal of Community
Engagement and Employment, 03(01), 30–39. Retrieved from
http://ojs.iik.ac.id/index.php/JCEE/article/view/362/191
Ekasari, M. F., Rosidawati, R., & Jubaedi, A. (2020). Peningkatan Kemampuan Remaja
Menghindari HIV/AIDS Melalui Pelatihan Keterampilan Hidup. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 9(03), 164–171. https://doi.org/10.33221/jikm.v9i03.520
Endang, L. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Remaja Di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Stikes Bhakti Husada Madiun., 126. Retrieved from http://repository.stikes-
bhm.ac.id/581/
Ertiana, D., Septyvia, A. I., Utami, A. U. N., Ernawati, E., & Yualiarti, Y. (2021). Program
Peningkatan Kesehatan Remaja Melalui Posyandu. Journal of Community Engagement
and Employment, 03(01), 30–39. Retrieved from
https://ojs.iik.ac.id/index.php/JCEE/article/view/353
Hidayati, N. O., Lukman, M., Sriati, A., Widianti, E., Habsyah, D., & Agustina, S. (2017).
Pembentukan Konselor Teman Sebaya Dalam Upaya Preventif Perilaku Kekerasan
Pada Remaja Di Smp Negeri 1 Pangandaran. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat,
6(2), 125–128. Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/view/14861
Ismarwati, & Ernawati, D. (2016). Ibm Posyandu Remaja. Rakernas Aipkema 2016 “Temu
Ilmiah Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat,” 198–204. Retreived from
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/2095
Kemenkes RI, (2018). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja. Jakarta:
Kemenkes RI. Retrieved from
https://eprints.triatmamulya.ac.id/1448/1/128.%20Petunjuk%20Teknis%20Penyelenggar
aan%20Posyandu%20Remaja.pdf

Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat e-ISSN: 2722-5798 | p-ISSN: 2722-5801
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/PJPM Vol. 4 No. 2: April - Juni 2023 | Hal. 610 - 617
617

Nurasiah, A. (2020). Pelatihan Dan Pendampingan Kader Sebagai Upaya Optimalisasi
Posyandu Remaja Di Desa Bayuning Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuni ngan.
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(2), 75–80. Retrieved from
http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI/article/view/111
Nurrahman, F. S., & Armiyati, Y. (2017). Optimalisasi Status Kesehatan Remaja Melalui
Pelatihan Kader Remaja Peduli Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional Universitas
Muhamadyah Semarang , 20 –24. Retreived from
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/3108
Pont, A. V., Longulo, O. J., & Mangun, M. (2022). Pelatihan Kader Posyandu Remaja di
Pesantren Mahasiswa Liwa’ul Haq Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikurole. Poltekita:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 309–316. https://doi.org/10.33860/pjpm.v3i2.1189
Puslitdatin BNN RI. (2017). Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba di 34 Provinsi Tahun
2017. Jurnal Data Puslitdatin 2017 , II(1), 1–50. Retreived from
https://perpustakaan.bnn.go.id/sites/default/files/Buku_Digital_2021-
03/BK0188_Survei_Nasional_Penyalahgunaan_Narkkoba_di_34_Provinsi_Tahun_2017
_%20BNN_UI.pdf
Sari, D. W. (2019). Posyandu Remaja, Solusi Atasi Masalah Remaja. Kompasiana.
Retrieved from
https://www.kompasiana.com/debbywuri/5d61c677097f3617793d63d2/posyandu-
remaja-solusi-atasi-masalah-pada-remaja
Sukini, T., Widatiningsih, S. and Rofi’ah, S. (2017). Praktik Manajemen Kebersihan
Menstruasi di SMA Negeri se -Kota Magelang .
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
Sulastri, E., Astuti, D. P., & Handyani, E. W. (2019). Pembentukan Posyandu Remaja Desa
Madureso Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Urecol, 130–133. Retreived
from http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/844
Susanti, S., Apriasih, H., & Danefi, T. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan
Kader Posyandu Remaja Uswatun Hasanah Desa Cikunir. ABDIMAS: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 3(2), 279–284. https://doi.org/10.35568/abdimas.v3i2.579
Talise, P. (2021). Profil Puskesmas Talise 2021 . Palu. Retrieved from
https://dinkes.palukota.go.id/landing/uptd/uptd-puskesmas-talise
Uswatun, A., Hartati, L., & Sulistyanti, A. (2020). Training For The Formation Of Adolescent
Posyandu and Health Care at Dukuh Mardirejo Desa Kalikebo. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Kebidanan , 2(2), 6 –12. Retrieved from
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMK/article/view/5944
Wahyuntari, E., & Ismarwati, I. (2020). Pembentukan kader kesehatan posyandu remaja
Bokoharjo Prambanan. Jurnal Inovasi Abdimas Kebidanan (Jiak), 1(1), 14–18.
https://doi.org/10.32536/jpma.v1i1.65
Yuniastuti, A., WH, N., & Susanti, R. (2022). Inisiasi Posyandu Remaja Sebagai Upaya
Peningkatan Derajat Kesehatan Di Kelurahan Bandarharjo, Semarang. Jurnal
Perberdayaan Hasil Pengabmas , 01(01), 36 –44.
https://doi.org/https://doi.org/10.47233/jpmittc1i1.186