Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 0 / 15





MODUL DASAR-DASAR PROMOSI KESEHATAN
(KSM 112)







MODUL SESI 1
PENGANTAR KESEHATAN DAN PROSES BELAJAR


DISUSUN OLEH
DECY SITUNGKIR, SKM, M.K.K.K









UNIVERSITAS ESA UNGGUL
TAHUN 2020

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1 / 15
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul
2. Merinci topik-topik perkuliahan Dasar-dasar Promosi Kesehatan
3. Mengidentifikasi buku referensi serta komponen dan proporsi penilaian mata kuliah
Dasar-dasar Promosi Kesehatan

B. Uraian dan Contoh

1. Visi dan Misi
Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Topik Perkuliahan

Dasar-dasar Promosi Kesehatan merupakan mata kuliah yang akan membahas
bagaimana dasar-dasar yang harus dimiliki seorang promotor kesehatan dalam
melaksanakan promosi kesehatan dimana ia ditugaskan. Mata kuliah dasar-dasar
promosi kesehatan ini terdiri dari beberapa topik perkuliahan antara lain :
Sebelum UTS
Topik 1 : Pengantar Kesehatan dan Proses Belajar
Topik 2 : Konsep Promosi Kesehatan
Topik 3 : Perilaku Kesehatan
Topik 4 : Model Perilaku Kesehatan
Topik 5 : Aspek Komunikasi dalam Promosi Kesehatan

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2 / 15
Topik 6 : Strategi Promosi Kesehatan
Topik 7 : Metode dan Media Promosi Kesehatan

Dari awal semester sampai dengan pertemuan ke-7, kita akan membahas mengenai
konsep kesehatan dan hubungannya dengan proses belajar. Pertemuan ke-2 mengenai
promosi kesehatan yaitu belajar prinsip dasar dari promosi kesehatan. Perilaku
kesehatan berarti belajar penerapan perilaku kesehatan yang kemudian dilanjutkan
dengan teori perubahan perilaku yang dapat menolong individu merubah perilakunya.
Aspek komunikasi dalam promosi kesehatan berarti belajar prinsip komunikasi agar
pelaksanaan promosi berjalan dengan lancar. Strategi promosi kesehatan belajar
mengenai cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan promosi kesehatan berjalan
efektif dan efisien. Metode dan media promosi kesehatan akan membukakan jenis
metode dan media yang dapat digunakan untuk melaksanakan promosi kesehatan.

Sesudah UTS
Topik 8 : Pemasaran Sosial
Topik 9 : Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan
Topik 10 : Promosi Kesehatan di Keluarga/Masyarakat
Topik 11 : Promosi Kesehatan di Sekolah
Topik 12 : Promosi Kesehatan di Instansi Kesehatan (Puskesmas)
Topik 13 : Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Topik 14 : Kewirausahaan Sebagai Salah Satu Metode Promosi Kesehatan
Pemasaran sosial membahas bagaimana memasarkan suatu produk promosi
kesehatan. Perencanaan dan evaluasi program promosi kesehatan membahas bagaimana
merencanakan dan mengevaluasi suatu program promosi kesehatan. Kemudian kita
membahas implementasi promosi kesehatan di keluarga/masyarakat, sekolah, instansi
kesehatan dan tempat kerja. Kewirausahaan dalam promosi kesehatan membahas
bagaimana kewirausahaan dapat embantu promosi kesehatan.

3. Buku Referensi dan Komponen Penilaian
Mata kuliah Dasar-dasar Promosi Kesehatan memiliki tujuan perkuliahan yang
harus diwujudkan dalam satu semester perkuliahan. Adapun tujuan perkuliahan yang
dimaksud bahwa selesai pembelajaran maka mahasiswa diharapkan mampu :
a) Menjelaskan pengertian promosi kesehatan

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 15
b) Menguraikan hubungan promosi kesehatan dengan perilaku
c) Menjelaskan perilaku kesehatan
d) Memahami dan menjelaskan teori perubahan perilaku.
e) Menguraikan metode dan media promosi kesehatan
f) Menguraikan strategi promosi kesehatan
g) Menyusun suatu program promosi kesehatan
h) Menjelaskan dan menyusun promosi kesehatan di puskesmas
i) Menjelaskan dan menyusun promosi kesehatan di keluarga/masyarakat
j) Menjelaskan dan menyusun promosi kesehatan di sekolah
k) Menyusun program promosi kesehatan di tempat kerja
l) Menjelaskan kewirausahaan dalam promosi kesehatan

Untuk mencapai tujuan tersebut, mata kuliah Dasar-dasar Promosi Kesehatan
menggunakan beberapa buku yang direkomendasikan untuk dipelajari, yakni :
a. Introduction to Health Promotion karangan A. Snelling
b. Promosi Kesehatan karangan Ahmad Kholid
c. Promosi Kesehatan karangan Heni Trisnowati

Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan terdiri dari kehadiran, UTS,
UAS dan penugasan. Dalam kuliah online komponen penugasan ditambah dengan kuis,
sedangkan komponen kehadiran tidak diperhitungkan karena ditekankan pada aspek
aktivitas di website. Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. Kehadiran = 10%
b. UTS = 25 %
c. UAS = 30 %
d. Kuis = 15 %
e. Tugas = 20 %

C. Latihan

a. Sebutkan visi dan misi Universitas Esa Unggul!
b.Menurut anda, apakah tujuan dari mata kuliah dasar-dasar promosi kesehatan?

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4 / 15
D. Kunci Jawaban

a. Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Untuk mewujudkan
visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi sebagai berikut :
 Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
 Menciptakan suasana akademik yang kondusif
 Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

b. Tujuan dari perkuliahan dasar-dasar promosi kesehatan adalah untuk mengetahui
konsep promosi kesehatan dan cara melaksanakan promosi kesehatan di berbagai
lini.

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 15
PROSES BELAJAR DALAM KESEHATAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa memahami konsep kesehatan
2. Mahasiswa menguraikan konsep belajar, pemmbelajaran dan prinsip dalam belajar
3. Mahasiswa menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
4. Mahasiswa menguraikan hubungan proses belajar dengan kesehatan

B. Uraian dan Contoh

1. Kesehatan

Tahukah anda tanggal 7 April dikenal dengan hari kesehatan dunia? Pada tahun
2019 lalu, Hari Kesehatan Dunia mengangkat tema Universal Health Coverage dengan
slogan Health for All (Cakupan Kesehatan Universal: Semua Orang, di Mana Saja).
Dan hal ini menjadi tujuan nomor satu WHO, jangan sampai akses jutaan orang tidak
memiliki akses perawatan kesehatan sama sekali. Dan Hari Kesehatan Dunia juga bisa
menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan.
Di Indonesia, pada bulan februari tahun 2020, Kementerian Kesehatan menggelar
rapat kerja tahunan atau Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020, dimana
mereka membahas 5 fokus masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia antara lain
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB), pengendalian Stunting,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Germas, dan Tata Kelola Sistem Kesehatan.
Bahasan 5 masalah kesehatan tersebut di arahkan pada konteks pendekatan promotif
dan preventif. Untuk mencapai tujuan agar masyarakat Indonesia hidup sehat diawali
dengan memahami konsep sehat itu sendiri dan berperilaku sehat.
World Health Organization (WHO) mendefenisikan sehat : “Health is a state of
complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases
or infirmity”. World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal yang
menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6 / 15
penyakit atau kecacatan. Hal ini berarti orang yang tidak berpenyakit pun tentunya
belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial.
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa
sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur
nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah
kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat” (Men Sana In Corpore
Sano).
3. Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan
memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu
mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur,
mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan
lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, mendefenisikan
seseorang yang dikatakan dalam keadaan sehat adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Kemenkes, 2009).
H.L. Blum mengatakan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik,
budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik
(keturunan), dimana keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi
kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Status kesehatan akan optimal apabila keempat
faktor dalam kondisi optimal. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia
merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul
dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih
dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia
juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 7 / 15


Gambar 1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

2. Belajar
2.1. Pengertian

H.C Witherington dalam Siregar & Nara (2010) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.
Menurut Spears learning is to observe, to read, to imitate, to try something them
selves, to listen, to follow direction. Belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan. Gagne (1977)
mengemukakan bahwa learning is relatively permanent change in behavior that result
from past experience or purposeful instruction. Belajar adalah suatu perubahan
perilaku yang relative menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu. Belajar
adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek
antara lain bertambahnya pengetahuan, kemampuan mengingat dan mereproduksi,
adanya penerapan pengetahuan, penyimpulan makna, menafsirkan dan mengaitkannya
dengan realitas dan adanya perubahan sebagai pribadi.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam
berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan
suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Dalam proses belajar berarti
ada tahap latihan dan tahap menambah tingkah laku baru. Tahap latihan berarti

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 8 / 15
penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas tertentu
dan tahap menambah tingkah laku baru berarti melakukan usaha-usaha untuk
memperoleh sesuatu yang baru serta kesanggupan yang ada dala subjek menjadi aktif.

2.2. Jenis belajar

Benyamin S Bloom (1956) dalam Siregar & Nara (2010) dalam belajar ada tiga
domain yaitu :
a) Cognitive Domain (Kawasan kognitif)
Kawasan kognitif maksudnya adalah perilaku yang merupakan proses berpikir
atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak. Sebagai contoh menyebutkan
definisi manajemen, membedakan fungsi meja dan kursi, dan sebagainya.
b) Affective Domain (Kawasan afektif)
Kawasan afektif adalah perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda
kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam
lingkungan tertentu. Sebagai contoh menganggukkan kepala sebagai tanda setuju,
bertopang dagu sebagai tanda sedih atau putus asa.
c) Psychomotor Domain (Kawasan psikomotor)
Kawasan psikomotor merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja
fungsi tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan tubuh seperti berlari,
melompat, melempar, dan lain-lain.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam proses belajar, dipengaruhi oleh faktor materi, faktor lingkungan, faktor
instrumental dan faktor individual. Apakah yang dimaksud dengan keempat faktor
tersebut? Menurut J. Guilbert, faktor materi merupakan topik atau materi yang akan
dipelajari yang menentukan proses belajar dan hasil belajar. Faktor lingkungan,
termasuk lingkungan fisik (suhu, kelembaban udara dan tempat) dan lingkungan sosial
(manusia dengan segala interaksinya dan representasi). Sedangkan yang disebut
dengan faktor instrumental adalah hardware (alat belajar, peraga), software (kurikulum,
pengajar, fasilitator, metode) dan faktor individual yaitu kondisi individu yang sedang
belajar baik kondisi fisiologis (kurang gizi, panca indra), kondisi psikologis
(intelegensi, pengamatan, daya ingat, motivasi, dan sebagainya).

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 9 / 15


Gambar 1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Sebuah penelitian yang dilakukan Juliyandi dkk., (2015) dalam penelitiannya
yang berjudul hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan pada siswa SMP di salah satu sekolah di Indonesia,
membuktikan bahwa motivasi mempunyai hubungan yang Sangat signifikan dengan
hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Motivasi merupakan
dorongan seseorang untuk untuk melakukan suatu perbuatan dalam mencapai tujuan,
dalam hal ini belajar. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Menurut Sardiman (2011), motivasi
dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, adanya motivasi
yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan
usaha yang tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
itu akan dapat melahirkan hasil belajar yang baik. Intensitas motivasi seseorang akan
sangat menentukan tingkat pencapaian belajarnya.

2.4. Prinsip Belajar (Notoatmodjo, 2012)
Prinsip 1
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang
diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan
bukan oleh si pengajar. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap dan perilaku adalah
suatu produk manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kapada individu.

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 10 /
15
Belajar bukan berarti melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh
pengajar saja tetapi suatu proses perubahan yang unik didalam diri si pelajar sendiri.
Oleh karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si pelajar, tetapi
menciptakan iklim atau suasana, sehingga si pelajar mau melakukan dengan
kemampuan sendiri yang dikehendaki oleh si pengajar.

Prinsip 2
Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini berarti bahwa belajar adalah proses
penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri atau masyarakat sehingga
pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. untuk itu apa yang
releven bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri. Implikasi prinsip ini
adalah bahwa proses pendidikan kesehatan ini akan lebih baik apabila yang disediakan
rangsangan-rangsangan saja, sehingga masyarakat/individu akan berproses untuk
menemukan kebutuhannya sendiri. Dengan demikian individu/masyarakat akan
dimungkinkan menemukan pribadinya.

Prinsip 3
Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman. seseorang menjadi
bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. ia menjadi atau dapat berdiri
sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. orang tidak akan
mengubah perilakunya hanya seseorang mengatakan kepadanya untuk mengubahnya.
untuk belajar yang efektif tidak cukupjika hanya dengan memberikan informasi saja,
tetapi kepada pelajar tersebut perlu diberikan pengalaman. Kita tidak cukup hanya
dengan mengatakan bahwa imunisasi bagi anak itu penting. tetapi juga dengan
memberikan imunisasi kepada anak sehingga orang tua akan memperoleh pengalaman.

Prinsip 4
Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat
proses belajar. orang pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu.
dengan kerja sama, saling berinteraksi, dan berdiskusi, di samping memperoleh
pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan
daya kreasi individu. Implikasi prinsip ini di dalam pendidikan kesehatan adalah
dengan pembentukan kelompok dan diskusi kelompok akan sangat mempermudah
proses belajar.

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 11 /
15

Prinsip 5
Belajar adalah proses evolusi, bukan proses revolusi. Hal ini dikarenakan
perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah
suatu proses yang lama, karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan
orang lain, contoh dan mungkin pengalaman sebelum menerima atau berperilaku baru.
bagaimanapun menguntungkan bagi dirinya, belajar akan selalu dirasakan sebagai
sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat menggangu. untuk itu dalam melakukan
pendidikan kesehatan hasilnya tidak dapat kita peroleh dengan segera, dan tidak boleh
tergesa-gesa, tetapi memerlukan kesabaran dan ketekunan.

Prinsip 6
Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan. Dikatakan
proses belajar itu menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat
menyenangkan dan sangt berhaarga bagi dirinya dan mungkin harus melepaskan
sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan hidupnya. Oleh sebab itu, dalam
mengintroduksikan hal-hal baru yang menghendaki mereka untuk berperilaku baru,
sebaiknya dilakukantidak secara drastis dan radikal. harus hati-hati dan sedikit demi
sedikit, sehingga individu/masyarakat mau meninggalkan perilaku lama dengan
senang hati, tidak menyakitkan hati, dan tidak menimbulkan frustasi.

Prinsip 7
Belajar adalah proses emosional dan intelektual. belajar dipengaruhi oleh
keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan. belajar bukan hanya proses
intelektual, tetapi emosi juga turut menentukan. oleh karena itu hasil belajar sangat
ditentukan oleh situasi psikologis individu pada saat belajar. bila seseorang sedang
dalam keadaan kalut, murung, frustasi, konflik, dan tidak puas, maka jangan dibawa
kedalam suatu proses belajar. Demikian juga iklim proses belajar harus diciptakan
sedemikian rupa sehingga terasa tidak tegang, kaku dan mati. harus diciptakan situasi
yang hidup, gembira dan tidak terlalu formal.

Prinsip 8
Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai gaya belajar dan
keunikan sendiri dalam belajar. untuk itu kita harus menyediakan media belajar yang

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 /
15
bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar
sesuai dengan keunikan dan gaya masing-masing. Seluruh prinsip-prinsip belajar di
atas, mencakup situasi proses belajar yang menguntungkan, mempunyai ciri-ciri
komunikasi yang bebas dan terbuka, konfrontasi, penerimaan. respek, diakuinya hak
untuk salah, kerja sama kolaborasi, saling mengevaluasi, keterlibatan tiap individu,
aktif, kepercayaan, dan sebagainya.

2.5. Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang
berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang dialami siswa (Winkel,
1991). Sementara menurut Gagne dalam Siregar & Nara (2010) pembelajaran adalah
pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan
membuatnya berhasil guna. Dengan kata lain, pebelajaran adalah usaha pendidikan
yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar hasil yang dicapai lebih optimal maka
harus menerapkan beberapa prinsip pembelajaran berikut ini :
a) Respon-respon baru diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya
b) Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat respon, tetapi juga di bawah pengaruh
kondisi lingkungan peserta didik
c) Perilaku yang ditibulkan tidak akan bertahan jika tidak diperkuat dengan akibat
yang menyenangkannya.
d) Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu
yang kompleks
e) Situasi mental peserta didik akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan selaa
proses belajar
f) Belajar akan cepat, efisien dan menyenangkan jika perserta didik diberikan
penilaian tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatnya

3. Hubungan Kesehatan dengan Proses Belajar
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
15
pembinaan atau mendidik seseorang atau kelompok orang untuk berperilaku hidup sehat.
Sementara itu, pendidikan tidak terlepas dari proses belajar. Dalam belajar ada proses
latihan dan menambah/memperoleh tingkah laku baru. Seperti yang telah disampaikan
di atas bahwa proses belajar adalah proses dimana terjadi perubahan tingkah laku akibat
dari pengalaman terhadap interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku
terjadi ketika individu memperoleh teori dan praktik saat pembelajaran dilaksanakan.
Misalnya melalui latihan seorang anak bayi usia 9 bulan mulai bisa berjalan atau
seorang dewasa yang dilatih berulang-ulang menyetir mobil maka ia akan mahir.
Demikian juga dalam hal kesehatan misalnkan kasus COVID-19. Pemerintah Indonesia
khususnya Kementerian Kesehatan melakukan berbagai metode agar seluruh
masyarakat Indonesia terhindar dari virus tersebut misalkan dengan penyuluhan atau
pendidikan yang diberikan oleh tenaga-tenaga kesehatan bahkan melalui media massa,
media elektronik dan media cetak juga disebarkan mengenai bahaya, dampak,
pencegahannya dan perkembangan kasus positif COVID-19, pasien sembuh sampai
pasien yang meninggal. Dengan demikian, kita sebagai masyarakat menjadi lebih
waspada dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga
jarak minial 1 meter, mencuci tangan pakai sabun, dan lain-lain, sehingga dapat
membantu pemutusan rantai penyebaran kasus tersebut. Meskipun dalam menerapkan
protokol kesehatan tersebut butuh latihan agar kita terbiasa hidup bersih dan sehat.

C. Latihan

1. Sebutkan prinsip-prinsip belajar!
2. Bagaimana hubungan proses belajar dengan kesehatan?
3. Apakah yang dimaksud dengan belajar?

D. Kunci Jawaban

1. Prinsip-prinsip belajar antara lain :
g) Belajar bersifat individual dan unik
h) Belajar adalah proses emosional dan intelektual
i) Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan
j) Belajar adalah proses evolusi, bukan proses revolusi
k) Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi
l) Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi

Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
15
m) Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman
n) Belajar adalah penemuan diri sendiri
o) Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang
diaktifkan oleh individu itu sendiri

2. Dalam proses belajar yaitu dengan latihan dan menambah pengetahuan/teori baru.
Dengan kita menerapkan proses belajar secara terus menerus terkait perilaku
kesehatan maka kita dapat menerapkan perilaku-perilaku kesehatan agar kita dapat
hidup sehat.

3. Yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu
sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar
bukan hanya sekedar menghafal, melainkan suatu proses mental yang terjadi
dalam diri seseorang. Dalam proses belajar berarti ada tahap latihan dan tahap
menambah tingkah laku baru.

E. Daftar Pustaka

1. Juliyandi, Saifuddin, & Abdurrahman. (2015). Hubungan Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada Siswa SMP Negeri
1 Lhoksukon Aceh Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi, 1(2), 102–113.
2. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
3. Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
grafindo Persada.
4. Siregar, E., & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.