139

PERAN MATA KULIAH EKONOMI KOPERASI UNTUK
MENUMBUHKAN KARAKTER DAN MINAT BERKOPERASI
MAHASISWA PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIMOR

BERNADUS GHAWA RADO
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Timor
[email protected]

ABTRACT
This article is a study on Cooperative Economics education which aims to examine
more deeply the role of cooperative economic education in fostering cooperative
character and interest in Management Study Program students, Faculty of Economics
and Business, Unimor. The results of this study discuss the role of cooperative
economics courses for students of the Management Study Program, Faculty of
Business Economics, Unimor where this cooperative economics course is expected to
foster character and interest in cooperatives, especially those in Unimor and
cooperatives in Kefamenanu. So that the cooperatives in Unimor and in Kefamenanu
can provide a role and a forum for the community's economy

Keywords: Education, Cooperative, Character, Interest.

1. PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi di Indonesia pada era disrupsi ini memiliki peluang dan tantangan
yang disebabkan oleh perkembangan dimasyarakat terutama dalam penggunaan
digitalisasi yang berubah sangat cepat. Perihal ini membuat harapan bagi masyarakat
dan Perguruan Tinggi dalam memecahkan berbagai masalah yang ada di Negara
Indonesia. Selain itu juga tantangan serta perubahan yang ada perlu adanya penataan
dan perubahan didalam Perguruan Tinggi, sehingga dimasa depan mampu
menjalankan perannya dengan baik yakni pembelajaran, pengembangan, dan
penelitian untuk memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Pembelajaran ekonomi koperasi di Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unimor ditempuh mahasiswa pada semester 2 (dua). Dimana pada pembelajaran
ekonomi koperasi ini metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah,
diskusi dan pengalaman lapangan. Pada saat pembelajaran berlangsung, dosen tidak
hanya memberikan materi ekonomi koperasi tetapi perlunya pendidikan karakter

140

disisipkan pada pembelajaran ekonomi koperasi. Hal ini dikarenakan semakin majunya
teknologi informasi perlu diiiringi dengan mahasiswa yang mempunyai karakter yang
baik juga, karena mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa sehingga mampu
mempunyai filter yang kuat untuk menyaring berbagai macam informasi.
Kondisi koperasi yang ada di Kefamenanu maupun di Unimor kususnya masih
belum berjalan dengan optimal. Hal ini karena salah satunya juga membutuhkan peran
dari anggota di Unimor untuk lebih menghidupkan koperasi yang ada di Unimor. Oleh
karena itu pada artikel ini saya akan mengkaji lebih lanjut tentang peran pendidikan
ekonomi koperasi untuk menumbuhkan karakter dan ,minat berkoperasi mahasiswa
prodi manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unimor.

2. PEMBAHASAN
Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan pengelaman kepada para mahasiswa. Dimana generasi
penerus bangsa adalah penggerak perekonomian bangsa dimasa yang akan datang.
Dimana melalui penghidupan koperasi-koperasi yang ada di Negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan koperasi adalah salah satu lembaga ekonomi yang memiliki kontribusi
terhadap Negara. Sesuai dengan UU No. 25 tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Terkait dengan hal
tersebut menurut Soetrisno (2021) koperasi mempunyai tiga aspek utama, yaitu (1)
Ekonomi, (2) Moral dan (3) Bisnis. Namun jika diamati lebih jauh ketiga aspek ini
merupakan sumber kekuatan utama untuk mengikat kerjasama anggota dalam koperasi
dan sekaligus dapat memberikan rangsangan atau dorongan kepada peningkatan
kegiatan ekonomi masyarakat.
Pada kenyataannya koperasi di Indonesia masih belum berjalan dengan maksimal.
Sehingga kontribusi yang diberikan kepada masyarakat masih jauh dari harapan yang
diinginkan. Menurut Soedjono (2003) Hal ini dikarenakan masih banyak elemen
masyarakat yang kurang memahami makna sebenarnya dari koperasi dimana sebagai
jati diri koperasi mengenai batasan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Selain itu juga
pada umumnya pembangunan koperasi atas dasar pendekatan makro dan politis sering
membahas tentang tatanan wacana saja.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlunya pendidikan koperasi sebagai
dasar untuk mencerdaskan dan menyadarkan masyarakat terutama para mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa ini. Materi tentang perkoperasian ini telah diberikan
sejak bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah menengah Atas. Sedangkan di Perguruan
Tinggi pembelajaran koperasi lebih spesifik lagi dimana termasuk dalam matakuliah

141

ekonomi koperasi seperti halnya di prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unimor.
Mata kuliah ekonomi koperasi di prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unimor diberikan pada mahasiswa semester dua (2). Dimana hasil yang diharapkan
dalam mata kuliah ini adalah para mahasiswa mampu mengamalkan pengetahuannya
tentang koperasi dalam masyarakat dengan cara menjadi anggota ataupun mendirikan
koperasi. Selain itu juga menurut Khayrani (2013) menyatakan bahwa
pengetahuan-pengetahuan tentang koperasi diberikan melalui proses pembelajaran
perkoperasian. Dimana bantuan yang diberikan pendidik (dosen) agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (mahasiswa).
Pelaksanaan pendidikan melihat empat hal yang harus diperhatikan didalam gerak
pendidikan menurut Rusniati (2005) yaitu pertumbuhan, perubahan, pengembangan,
dan berkelanjutan. Pendidikan yang baik mempunyai sistem komunikasi yang baik
dengan semua unsur yang ada. Mengembangkan dan melaksanakan pendidikan
sesuai dengan tuntutan globalisasi serta memanfaatkan dan mendorong potensi daerah
untuk memajukan otonomi daerah harus memiliki kesungguhan, koordinasi, visi dan
misi masa depan.
Dengan sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran ekonomi koperasi dapat
memberikan acuan untuk para mahasiswa menentukan sikap menurut Anisah, fajrih,
dan Widiawati sikap adalah salah satu faktor penting yang dapat mendorong seseorang
untuk turut serta dalam kegiatan koperasi atau ikut berkontribusi. Melalui pembelajaran
ekonomi koperasi diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman mengenai koperasi,
respon terhadap prospek koperasi, serta minat untuk bergabung dalam sebuah
koperasi.
Seperti halnya di negara-Negara maju menurut Kadir, H & Yusuf, Y. (2012)
menyatakan bahwa mereka merespon fenomena perubahan tersebut dengan aktif.
Cara yang digunakan tersebut yaitu mengikat anggota tetap dalam jaringan
layanannya. Yang dijadikan contoh yaitu model direct charge cooperative yang telah
banyak dikembangkan di Kanada. Model ini bersifat netral karena prisip kerjanya hanya
digunakan dengan adanya pelopor atau warisan sukses koperasi sebelumnya. Karena
koperasi tidak lagi diprakarsai dan dimodali oleh para anggotanya, tetapi hanya
pemeliharaan untuk kelangsungannya saja yang dijaga dengan mekanisme koperasi.
Koperasi memiliki karakteristik sosialis dan liberalis, dimana karakter sosialis
cenderung lebih dominan. Menurut Sugiharsono (2009) menyatakan bahwa koperasi
memiliki karakter yang sama dengan karakter budaya bangsa Indonesia, pada
dasarnya koperasi merupakan kristalisasi dari budaya sosial ekonomi bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, koperasi memiliki keunggulan untuk menjadi solusi
permaslahan perekonomian bangsa Indonesia. Jika sistem ekonomi koperasi
diterapkan secara konsekuen dan berkelanjutan, niscaya permasalahan ekonomi yang

142

hingga saat ini membelenggu bangsa Indonesia, secara perlahan-lahan akan dapat
teratasi.
Pentingnya pendidikan karakter dalam pembelajaran agar para mahasiswa paham
akan mana yang benar dan mana yang salah, serta merasakan mana nilai yang baik
dan biasa melakukannya dalam kehidupan sehari -hari. Menurut Sujana (2014)
pendidikan karakter yang baik harus mencakup tidak hanya pemahaman yang baik
(moral knowing). Tetapi juga merasakan dengan baik (moral feeling) dan berperilaku
yang baik (moral action). Tenaga pendidik memiliki peran yang penting didalam
membangun bangsa yang berkarakter. Oleh karena itu perlunya para pendidik memiliki
kompetensi dalam mengimplementasikan nilai-nilai etika kemanusiaan, memiliki citra
diri positif, memiliki etos kerja dan komitmen yang tinggi. Selai itu, upaya pembentukan
bangsa berkarakter tersebut perlu diatur secara sistemik dan serius dalam
berkehidupan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan bangsa yang
berkarakter yaitu mengintegrasikan dalam pendidikan, baik pendidikan formal dalam
ranah keluarga, pendidikan non formal dimasyarakat, maupun pendidikan formal
disekolah melalui pendidikan karakter.
Dalam situasi saat ini pendidikan cenderung menjadi “pendidikan personalisasi”.
Artinya, memperdalam intensionalitas pendidikan, mewakili pendidikan “konstruktif”
dari ciri-ciri kepribadian yang dianggap penting. Minat yang kuat pada “non-kognitif”
meliputi dimensi seperti kewarganegaraan. Sosialisasi, emosi, kreativitas. Menurut
Pataro (2016) literatur internasional menunjukan minat yang jelas pada hasil pendidikan
karakter dan dalam metode pengajaran dan strategi untuk mendapatkannya.
Pembelajaran ekonomi koperasi erat kaitannya dengan adanya pendidikan karakter
yang harus selalu ada didalamnya. Sehingga dengan adanya pembelajaran ekonomi
koperasi yang seutuhnya dapat membangkitkan minat mahasiswa untuk ikut
berkecimpung di dunia perkoperasian. Menurut pataro (2016) minat spesifik lebih lanjut
jelas ditunjukan pada praktik yang efektif dalam pendidikan karakter, yang bertujuan
untuk menghungkan siswa ke komunitas yang lebih besar, memberikan mereka
kesempatan untuk terlibat dalam tindakan moral.
Setiap mahasiswa dalam minat berkoperasi tidak hanya berasal dari faktor
eksternal tetapi juga internal dimana menurut Trisnawati (2017) menyatakan bahwa
dukungan memiliki pengaruh yang kuat dari seseorang. Dimana dukungan tersebut
dapat membantu untuk menentukan pilihan sehingga akan mempengaruhi minat
seseorang apakah menyukainya atau tidak. Dengan memiliki pengetahuan yang cukup
serta minat yang baik maka seseorang akan menekuni bidang tersebut dengan baik
pula. Sama halnya dengan apabila seorang mahasiswa memiliki pengetahuan tentang
perkoperasian serta didukung dengan pendidi kan karakter sehingga akan
membangkitkan minat mahasiswa untuk berkoperasi dalam rangka memajukan
perkeonomian. Oleh karena itu pembelajaran ekonomi koperasi tidak hanya sekedar

143

materi saja tetapi perlu adanya pendekatan-pendekatan, studi lapangan tentang
perkoperasian yang ada dilingkungan sekitar.

3. KESIMPULAN
Pembelajaran ekonomi koperasi memiliki peran penting bagi mahasiswa Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unimor, dimana dengan adanya matakuliah
ekonomi koperasi mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang perkoperasian
sehingga dapat memajukan koperasi yang ada dilingkungan sekitar dan akan
mempengaruhi minat mahasiswa dalam berkoperasi. Selain itu juga pembelajaran
ekonomi juga melekat dengan pendidikan karakter yang mana karakter koperasi sama
dengan karakter bangsa negara Indonesia. Sehingga jika pembelajaran ekonomi
koperasi dan pendidikan karakter dapat melebur menjadi satu maka akan
memunculkan minat mahasiswa dalam koperasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anisah, Fajrih, & Widyawati. Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi mahasiswa
Agribisnis dalam berkoperasi. Volume 1, Nomor 1, www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
Kadir, Hainim & Yusuf, Yusbar. (2012). Optimalisasi Pengaruh dan Eksistensi Koperasi
sebagai soko Guru Perekonomian daerah. Jurnal Ekonomi Volume 20, Nomor 3.
Khairani, Makmun. (2013). Psikologi Belajar. Sleman: Aswaja Pressindo.
Trisnawati, Novi. (2017). Preparation Working Readiness Vocational Education
graduate With self-Concept and Self- Efficacy Development. Jurnal Pendidikan
Bisnis dan Manajemen, Volume 3 No. 2, 2017, Page 165-172
Rusniati. (2015). Pendidikan Nasional Dan Tantangan Globalisasi: Kajian Kritis
Terhadap Pemikiran A. Malik Fajar. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. Vol 16, No. 1,
105-128
Arfin S dan Haloman T (2001). Koperasi dan Praktik. Erlangga, Jakarta
Sirilius Nafanu,MM dan Marten Patiung (2013). Manajemen Modern. Absolut Media,
Yogyakarta