656
Jurnal Warta LPM
Vol. 24, No. 4, Oktober 2021, hlm. 656-666
p-ISSN: 1410-9344; e-ISSN: 2549-5631
homepage: http://journals.ums.ac.id/index.php/warta
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo dalam Rangka
Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Hipertensi dengan Media Poster
Windy Fitriastuti Nurcahyani, Muhammad Rizka, Rani Rismayani, Syifa Ayu Pradani, Dewi
Astuti, Felia Haryani, Diyah Kusuma Dewi, Agus Suyadi, Haryanto, Dwi Linna Suswardany
1
,
Mitoriana Porusia, Nisariati
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email:
1
[email protected]
Article Info
Submitted : 2 June 2021
Revised : 24 June 2021
Accepted : 22 September 2021
Published: 20 October 2021
Keywords: Community
empowerment, increased
knowledge, hypertension, poster.
Abstract
This activity of community empowerment was carried out in Sonorejo
Village, Sukoharjo District, Sukoharjo Regency by identified health
problems related to hypertension such as history of hypertension,
knowledge, attitude, and community’s behavior, also gave a health
promotion about hypertension to community. In finding the root of the
problem, a google form questionnaire was used for respondents aged
>35 years. There were problems in the form of a lack of knowledge about
hypertension and a lack of community awareness about Posbindu PTM.
The interventions provided in the form of online and offline posters
containing definitions of hypertension, risk factors for hypertension,
symptoms, prevention of hypertension, and comorbidity of hypertension.
Furthermore, the results of the evaluation of this intervention activity
was measured by questionnaire of pre-test and post-test. There was
difference in the knowledge of the people of Sonorejo Village (p value
= 0.003) between before and after intervention of poster media. The
percentage of respondents knowledge about hypertension in the good
category before being given poster media was 61.9% and increased to
100% after being given poster media intervention. Based on the activities
that have been carried out, it is suggested to the community to actively
use Posbindu PTM and health workers in order to promote Posbindu
PTM to the community.
Kata kunci: Pemberdayaan
masyarakat, peningkatan
pengetahuan, hipertensi, poster
Abstrak
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Kelurahan Sonorejo,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo dengan mengidentifikasi
masalah kesehatan terkait hipertensi seperti riwayat hipertensi,
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap hipertensi
serta membantu memberikan penyuluhan mengenai hipertensi
kepada masyarakat. Dalam mencari akar masalah digunakan kuesioner
bentuk Google Form pada masyarakat dengan usia >35 tahun. Masalah

657Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan mengenai hipertensi
dan Pos Binaan Terpadu (Posbindu PTM). Intervensi yang diberikan
berupa poster secara daring dan luring yang isinya berupa definisi
hipertensi, faktor risiko hipertensi, gejala, pencegahan, dan komorbid
hipertensi. Hasil evaluasi pre-test dan post-test masyarakat diketahui
p value = 0.003 sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pengetahuan masyarakat Kelurahan Sonorejo antara sebelum dan
sesudah intervensi media poster. Persentase pengetahuan masyarakat
mengenai hipertensi dalam kategori baik sebelum diberikan media
poster sebanyak 61.9% dan meningkat menjadi 100% setelah diberikan
intervensi media poster. Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan,
disarankan kepada masyarakat agar secara aktif menggunakan
Posbindu PTM dan tenaga kesehatan agar dapat mempromosikan
Posbindu PTM kepada masyarakat.

1. PENDAHULUAN
Kesehatan menurut Kemenkes yang tertulis
dalam UU No. 36 Tahun 2009 merupakan
keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang dapat memungkinkan
setiap orang hidup secara sosial dan ekonomis.
Sejahtera anggota tubuh, sosial dan jiwa pada
seseorang dimaksudkan untuk dapat melakukan
aktivitas tanpa gangguan yang berarti dimana
ada kesinambungan antara kesehatan fisik,
mental dan sosial seseorang termasuk dalam
melakukan interaksi dengan lingkungan. World
Health Organization (WHO) mendefinisikan
sehat sebagai kondisi dinamis pada jasmani,
rohani, sosial, dan terbebas dari penyakit, cacat,
maupun kelemahan (Adliyani, 2015).
Kegiatan pengabdian masyarakat
memberikan pembelajaran pada mahasiswa
untuk melaksanakan upaya-upaya pemecahan
masalah kesehatan masyarakat seperti masalah
penyakit menular, penyakit tidak menular,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan beberapa
masalah kesehatan lain yang ada di masyarakat
melalui tahapan identifikasi masalah, penentuan
prioritas masalah, analisis faktor penghambat
serta pendukung masalah dan selanjutnya
dilakukan penyusunan POA (Plan of Action)
untuk mengembangkan kegiatan intervensinya.
Penentuan wilayah intervensi dilakukan
dengan skoring berdasarkan ketersediaan data
sekunder masalah kesehatan, zona transmisi
masing-masing wilayah dan kekooperatifan
tenaga kesehatan dan stakeholder.
Kelurahan Sonorejo dipilih sebagai wilayah
intervensi karena mendapat skor paling tinggi
yang didasarkan pada tersedianya data sekunder
dari puskesmas dan data kesehatan yang berasal
dari profil kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
Alasan lain dalam memilih Kelurahan Sonorejo
sebagai tempat intervensi karena tenaga
kesehatan dan stakeholder memberikan respon
yang positif dan kooperatif. Respon yang baik
ini dapat menjadi kelebihan yang dapat menjadi
prioritas penentuan wilayah karena respon
yang positif dapat membantu keberlangsungan
kegiatan pemberdayaan masyarakat ini.
Potensi lingkungan dan kondisi
masyarakat Kelurahan Sonorejo, Kecamatan
Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo yang beragam
diharapkan dapat menjadi bagian dari proses
pendidikan dan pembelajaran mahasiswa dalam
mengamalkan ilmu yang dimilikinya sekaligus
sebagai langkah awal untuk terjun kemasyarakat
yang sebenarnya setelah menyelesaikan studi
di universitas. Mahasiswa telah menyusun
program yang berorientasi pada pengembangan
masyarakat khususnya di Kelurahan Sonorejo.
Hasil data sekunder didapat dari Puskesmas
Sukoharjo berupa data Rekapitulasi Diagnosis
Pasien Kelurahan Sonorejo Periode Bulan Januari
2020-2021. Berdasarkan data Rekapitulasi
Kunjungan Pasien di Puskemas Sukoharjo di
tahun 2020, terdapat 5 tertinggi penyakit yang
tercatat di Puskesmas Sukoharjo meliputi
Common cold (5.248 kasus), Dyspepsia (2.448
kasus), Hipertensi (1.720 kasus), ISPA (1.795
kasus), dan Myalgia (224 kasus). Berdasarkan

658Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
wawancara dengan kader Kelurahan Sonorejo,
Ketua RW 10, dan perangkat Kelurahan, rata-
rata jawaban mengatakan bahwa masalah
kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat
Kelurahan Sonorejo adalah hipertensi dan
Myalgia. Hal ini didukung oleh Rekapitulasi
Diagnosis Pasien Kelurahan Sonorejo Periode
2020 bahwa Kelurahan Sonorejo memiliki
prevalensi hipertensi sebanyak 137 kasus. Hal
ini didukung dengan data PIS- PK 2019, bahwa
terdapat 27,675 kasus Hipertensi di Kecamatan
Sukoharjo (Profil Kesehatan Kab. Sukoharjo,
2019).
Kegiatan dalam menurunkan prevalensi
penyakit tidak menular termasuk hipertensi
di Kelurahan Sonorejo sudah dilakukan oleh
pihak Puskesmas Sonorejo. Kegiatan yang telah
dilakukan adalah diadakannya Pos Binaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM). Kegiatan ini sudah berjalan, namun
berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh
kelompok, terdapat kekurangan dalam adanya
kegiatan Posbindu PTM ini. Tidak semua
masyarakat Sonorejo mengetahui adanya
Posbindu PTM dan apa saja kegiatan yang
dilakukan Posbindu PTM.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat ini diharapkan mampu untuk
berkontribusi sesuai bidang keilmuannya
untuk membantu masyarakat tanggap dan
tangguh. Sehingga, diharapkan dari kegiatan
ini, dapat meningkatkan pengetahuan bagi
masyarakat mengenai penyakit tidak menular
khususnya hipertensi. Kegiatan pengabdian
masyarakat ini juga sebagai suatu studi yang
dilakukan di tengah-tengah masyarakat guna
mengimplementasikan keilmuan yang dimiliki
oleh setiap mahasiswa dari berbagai disiplin
ilmu yang untuk selanjutnya dapat diterapkan di
tengah-tengah masyarakat.
2. METODE
Kegiatan dilaksanakan dengan beberapa
tahap dimulai dari analisis situasi wilayah,
penentuan wilayah intervensi, survei akar
penyebab masalah dan solusi permasalahan di
wilayah intervensi, Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD), perancangan Plan of Action (POA),
serta intervensi dan evaluasi.
Penentuan masalah di Kelurahan Sonorejo
diawali dengan mengkaji data sekunder dan
primer. Data sekunder berupa data Rekapitulasi
Diagnosis Pasien Desa Sonorejo Periode Bulan
Januari 2021. Kemudian berdasarkan hasil
wawancara dengan Ketua RW dan tenaga
kesehatan didapatkan dua masalah kesehatan
yaitu hipertensi dan myalgia.
Kemudian survey akar masalah
menggunakan kuesioner online (Google Form)
yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik
dan faktor risiko responden mengenai penyakit
hipertensi dan Myalgia. Adapun aspek faktor
resiko yang digali dalam kuesioner ini yaitu
aspek pengetahun, sikap, dan perilaku tentang
hipertensi dan myalgia. Kuesioner dibagikan
kepada masyarakat RW 10 Kelurahan Sonorejo
yang dilakukan secara daring yaitu disebar
online menggunakan platform google formulir
kemudian disebarkan melalui grup WhatsApp
RT. Sasaran pada survei mawas diri ini ialah
masyarakat Kelurahan Sonorejo usia 35 tahun ke
atas sebanyak 108 orang. Hasil survei mawas diri
digunakan untuk menentukan prioritas masalah
dengan menggunakan teknik Pan American
Health Organization (PAHO).
Adapun alur pelaksanakaan kegiatan
pengabdian masyarakat secara keseluruhan
ialah sebagai berikut :

659Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021

660Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari aspek riwayat
hipertensi dari 108 responden, sebanyak 35,7%
responden riwayat hipertensi dari diri sendiri,
sebanyak 25% responden riwayat hipertensi
dari orang tua, dan sebanyak 39,3% responden
tidak memiliki riwayat hipertensi. Maka, dapat
dikatakan bahwa sebanyak 60,7% responden
memiliki riwayat hipertensi. Hasil dari aspek
pengetahuan hipertensi dari 108 responden,
sebanyak 60,2% responden dapat menjawab
baik dan sebanyak 39,8% responden memiliki
pengetahuan yang kurang. Adapun dari aspek
sikap, sebanyak 51,9% responden dapat
menjawab baik dan 48,1% responden memiliki
sikap yang kurang. Perbedaan antara masyarakat
dengan sikap terhadap hipertensi yang baik
dengan yang kurang hanya berselisih angka
yang sedikit. Artinya, masyarakat yang sudah
memiliki sikap yang baik mengenai kejadian
hipertensi dan masyarakat yang memiliki sikap
yang kurang terhadap hipertensi memiliki
jumlah dan presentase yang hampir seimbang.
Sedangkan dari aspek perilaku, sebanyak 73,9%
responden memiliki perilaku yang baik dalam
pencegahan hipertensi.
Berdasarkan hasil dari aspek riwayat
myalgia, sebanyak 7,5% responden tidak
memiliki riwayat myalgia dan sebanyak 92,5%
responden memiliki riwayat myalgia. Artinya,
hampir keseluruhan masyarakat yang menjadi
responden memiliki riwayat myalgia di
Kelurahan Sonorejo. Pada aspek pengetahuan,
sebanyak 63% responden dapat menjawab baik.
Artinya banyak masyarakat yang sudah memiliki
pengetahuan yang baik mengenai myalgia. Dari
aspek sikap, sebanyak 50,9% responden dapat
menjawab baik. Artinya banyak masyarakat
yang sudah memiliki sikap yang baik mengenai
kejadian myalgia. Sedangkan dari aspek perilaku,
sebanyak 70% responden memiliki perilaku
yang baik dalam pencegahan myalgia.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan selama
3x24 jam yaitu tanggal 15-17 Februari 2021.
Sasarannya yaitu penduduk dengan usia 35 tahun
ke atas dan didapatkan sampel minimal sejumlah
196 responden dari hasil minimal respon rate
(3,5%) x populasi. Pemilihan responden dengan
usia 35 tahun ke atas berdasarkan wawancara
dengan stakeholder yaitu bahwa prevalensi
hipertensi paling banyak adalah pada masyarakat
dengan usia di atas 35 tahun. Dari jumlah sampel
minimal sebanyak 196 hanya terkumpul respon
sebanyak 108 responden. Kurang tercukupinya
sampel minimal dikarenakan masyarakat belum
begitu memahami cara penggunaan platform
Google Formulir sebagai media pengumpul data.
Kelompok sudah melakukan pendampingan
dalam mengisi kuesioner dengan langsung
wawancara kepada masyarakat Kelurahan
Sonorejo dan para Ketua RT terkait. Namun,
banyak faktor lain yang menyebabkan sedikitnya
Tabel 2 Kriteria Hasil Analisis Data Kuesioner
Myalgia
No.Kriteria JumlahPersentase
1.Riwayat Myalgia
Ya 8 7.5%
Tidak 100 92.5%
2.Pengetahuan
Baik 68 63%
Kurang 40 37%
3.Sikap
Baik 55 50,9%
Kurang 53 49,1%
4.Perilaku
Baik 76 70,4%
Kurang 32 29,6%
Tabel 1. Kriteria Hasil Analisis Data Kuesioner
Hipertensi
No. Kriteria JumlahPersentase
1.Riwayat Hipertensi
Diri sendiri 38 35,7%
Orang Tua 28 25%
Tidak Ada 42 39,3%
2.Pengetahuan
Baik 65 60,2%
Kurang 43 39,8%
3.Sikap
Baik 56 51,9%
Kurang 52 48,1%
4.Perilaku
Baik 79 73,9%
Kurang 29 28,9%

661Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
jumlah responden yang didapat. Faktor lainnya
yaitu keterbatasan waktu dalam pengumpulan
data, minat masyarakat yang rendah, dan
penyebarluasan kuesioner yang kurang merata
karena keterbatasan mendapatkan kontak
responden.
Hasil dalam pembagian kuesioner ini
selanjutnya didiskusikan dalam kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang
dilaksanakan pada Kamis, 17 Februari 2021
membahas tentang penentuan prioritas
masalah di Kelurahan Sonorejo RW 10 yang
dihadiri oleh Pembimbing Akademik Ibu Dwi
Linna Suswardany, SKM., MPH. Pembimbing
Lapangan Bapak H. Agus Suyadi dan Bapak
Hariyanto, serta seluruh anggota pengabdian
masyarakat untuk menentukan prioritas
masalah yang dibutuhkan dengan menggunakan
metode PAHO yang didampingi oleh mahasiswa
anggota pengabdian masyarakat program studi
kesehatan masyarakat. Dalam metode PAHO
digunakan beberapa kriteria untuk penilaian
masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai menurut Symond
(2013), yaitu :
a. Magnitude (M)
Menunjukkan seberapa banyak penduduk
yang terkena masalah atau penyakit
tersebut yang ditunjukkan dengan angka
prevalensi masalah atau insidensi masalah
kesehatan tersebut (luasnya masalah).
b. Severity (S)
Menunjukkan seberapa besar kerugian
yang ditimbulkan dengan melihat
data Case Fatality Rate (CFR) atau bisa
menggunakan dari data jumlah disability
days yang ditimbulkan oleh penyakit yang
bersangkutan (beratnya kerugian yang
timbul).
c. Vulnerability (V)
Menunjukkan sejauh mana teknologi atau
obat yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Aspek ini juga dapat dilihat dari tersedianya
infrastruktur untuk melaksanakan program
misalnya tersedianya tenaga dan peralatan
(tersedianya sumber daya untuk mengatasi
masalah kesehatan tersebut).
d. Community and political concern (C)
Menunjukkan kepedulian/dukungan politis
dan masyarakat tentang adanya perhatian
terhadap masalah kesehatan di wilayah
tersebut
Adapun hasil prioritas masalah kesehatan
yang didapatkan dengan cara penilaian yang
diberikan oleh Pembimbing Lapangan di
Kelurahan Sonorejo RW 10 dapat dilihat pada
Tabel 3.
Berdasarkan data tersebut, yang menjadi
prioritas masalah kesehatan berdasarkan
metode PAHO dengan skor tertinggi di Kelurahan
Sonorejo RW 10 yaitu penyakit Hipertensi
dengan total skor 2.550. Kelurahan Sonorejo juga
memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk
menekan prevalensi hipertensi yaitu melalui
Posbindu PTM, selain itu juga masalah hipertensi
lebih mudah dilakukan penanganan dari segi
masyarakat dan komunitas jika dibandingkan
dengan myalgia. Berdasarkan alasan-alasan
pendukung tersebut, maka hipertensi terpilih
menjadi prioritas masalah kesehatan yang perlu
ditinjaklanjuti.
Intervensi yang dilakukan adalah “Edukasi
Hipertensi”. Kegiatan ini berupa penyebaran
media kesehatan yaitu poster mengenai
hipertensi secara daring (softfile) dan secara
langsung (hardfile) mulai tanggal 27 Februari
sampai 1 Maret 2021 melalui grup WhatsApp
karang taruna Ngesti Utomo, dan grup WhatsApp
warga dan ditempelkan di tempat-tempat yang
strategis seperti masjid, papan pengumuman,
maupun pos ronda di masing-masing RT pada
RW 10 Kelurahan Sonorejo.
Tabel 3 Prioritas Masalah Kesehatan dengan Metode PAHO
Masalah
Prevalen, kejadian
(A)
Keparahan
(B)
Kemampuan/
Teknologi (C)
Community/
Political (D)
Total Skor
(A x B x C x D)
Hipertensi 7.5 5 8.5 8 2550
Myalagia 6 5 8.5 5.5 1402.5

662Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
Gambar 1 Pelaksanaan Intervensi di Kelurahan Sonorejo
Gambar 2 Media Intervensi berupa poster
Isi materi poster mengenai pengertian
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, dan faktor
risiko hipertensi dan hipertensi sebagai salah
satu penyakit komorbid dengan referensi dari
P2PTM Kemenkes RI. Evaluasi yang dilakukan
dalam intervensi “Edukasi Hipertensi” adalah
dengan metode pre-test (sebelum intervensi)
dan post-test (sesudah intervensi). Pre-test
dan post-test dilakukan dengan membagikan
kuesioner bentuk google form untuk diisi oleh
warga RW 10 Kelurahan Sonorejo untuk diisi
oleh warga yang memenuhi kriteria yaitu berusia
lebih dari 35 tahun. Form pertanyaan terdiri dari
7 pertanyaan yang berkaitan dengan hipertensi.
Hasil tingkat pengetahuan mengenai hipertensi
antara sebelum dan sesudah pemberian media
poster adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Analisis dalam Evaluasi Tingkat
Pengetahuan Masyarakat mengenai Hipertensi
NoKategori
Frekuensi
(N)
Persentase
(%)
1.Pre-test
Baik 13 61,9%
Kurang 8 38,1%
2.Post-test
Baik 21 100%
Kurang 0 0%
Berdasarkan hasil pre-test diketahui bahwa
pengetahuan responden tentang hipertensi
sebelum dilakukan intervensi pada kategori
baik 13 orang (61,9%) dan kategori kurang yaitu
sebanyak 8 orang (38,1%). Setelah dilakukan

663Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
intervensi dengan media poster hipertensi pada
hasil post test menunjukkan bahwa pengetahuan
responden mengalami peningkatan, di mana
pengetahuan masyarakat berada pada kategori
baik yaitu 21 orang (100%) dan kategori kurang
menurun menjadi 0 (0%). Hal ini menunjukkan
bahwa indikator evaluasi tercapai karena hasil
post-test menunjukkan bahwa sebanyak minimal
70% pengetahuan responden memiliki kategori
yang baik. Kegiatan evaluasi pre-test dan post-
test hanya pada 21 orang karena terhambatnya
penyebaran media poster melalui daring.
Masyarakat menilai bahwa mereka tidak bisa
mengakses link google form pre-test dan post-
test. Perbandingan banyaknya masyarakat yang
mengikuti evaluasi dan banyaknya masyarakat
ketika mengisi kuesioner survey mawas diri
dikarenakan ketika survey mawas diri, kelompok
melakukan penyebaran link kuesioner secara
daring dan luring atau langsung wawancara
kepada masyarakat. Sedangkan, ketika evaluasi,
kelompok hanya melakukan penyebaran link
kuesioner pre-test dan pos- test melalui daring
dan dalam waktu yang singkat sehingga jumlah
respondennya sedikit.
Tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan
Sonorejo mengenai hipertensi sebelum dilakukan
intervensi penyebaran poster dalam kategori
baik adalah sebanyak 61,9%. Sedangkan, tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi
setelah dilakukan intervensi penyebaran
poster dalam kategori baik adalah sebanyak
100%. Hal ini berarti bahwa masyarakat yang
dievaluasi, semuanya memiliki pengetahuan
yang baik setelah diberikan poster hipertensi
dan poster tersebut efektif dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi.
Penjelasan aspek pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner pretest dan post test dijelaskan
dalam grafik pada Gambar 3.
Pada gambar 3, terlihat bahwa tidak semua
responden menjawab benar setiap pertanyaan
dalam pre-test. Pertanyaan mengenai pengertian
komorbid adalah pernyataan yang memiliki
jumlah responden yang menjawab tidak sesuai
terbanyak dibandingkan pertanyaan yang lain.
Rata-rata persentase responden yang menjawab
benar semua pertanyaan pre-test adalah 81,6 %.
Pada gambar 4, terlihat bahwa semua
responden dapat menjawab benar setiap
pertanyaan dalam post-test sehingga rata-rata
persentase responden yang menjawab benar
semua pertanyaan post-test adalah 100 %. Hal
ini berarti bahwa terdapat kenaikan jumlah
persentase antara pengetahuan masyarakat
mengenai hipertensi sebelum intervensi dan
sesudah intervensi dengan media poster.
Hasil post-test menunjukkan bahwa tidak ada
aspek pertanyaan yang mengalami penurunan
persentase yang menjawab benar. Hasil post-test
menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden
yang mengisi kuesioner menjawab benar pada
semua pertanyaan yang diajukan. Artinya bahwa
media poster yang digunakan bersifat efektif
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
RW 10 Kelurahan Sonorejo mengenai hipertensi.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
Gambar 3. Grafik Hasil Kuesioner Pretest dalam persen (%)

664Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
kesehatan yaitu poster hipertensi yang dilakukan
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
RW 10 Kelurahan Sonorejo.
Adapun dari hasil pre-test dan post-test
dihitung dengan SPSS dengan uji Wilcoxon
dengan hasil bahwa sebanyak 11 responden
atau sebesar 52,3% mengalami peningkatan
pengetahuan mengenai hipertensi dan sebanyak
10 responden atau sebesar 47,6 % memiliki skor
yang sama yang berarti bahwa responden tidak
mengalami penurunan maupun peningkatan
pengetahuan mengenai hipertensi. Selanjutnya,
dari hasil analisis, nilai signifikan p value yang
didapat yaitu sebesar = 0.003, dengan artian
bahwa p value dari hasil analisis memiliki nilai
< 0.05. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat
Kelurahan Sonorejo mengenai hipertensi antara
sebelum dan sesudah intervensi menggunakan
media poster.
Hasil tersebut menunjukkan media poster
efektif dalam meningkatkan pengetahuan
responden. Hal ini sesuai dengan penelitian
menurut Ulya, dkk., (2017) pada penderita
hipertensi, bahwa pendidikan kesehatan
dengan media poster efektif meningkatkan
pengetahuan manajemen hipertensi pada
penderita hipertensi. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna
pada skor pengetahuan manajemen hipertensi
sebelum dan sesudah perlakuan. Menurut
penelitian Haryani, dkk., (2016) menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara
penyuluhan kesehatan melalui media cetak
dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa
(p = 0,002). Selanjutnya menurut penelitian
Yulianis, dkk., (2020) menunjukkan bahwa ada
peningkatan pemahaman masyarakat sebesar
22% pada sebelum dan sesudah penyuluhan
dengan media poster mengenai penyuluhan
kesehatan salah satunya hipertensi.
Poster efektif meningkatkan pengetahuan
karena menurut Jumilah dan Ridha (2014),
poster merupakan media visual sehingga lebih
melibatkan 30% dari indera penglihatan. Tingkat
penerimaan pembaca lebih banyak dalam
menerima materi penyuluhan karena banyak
melibatkan indera penglihatan. Poster juga berisi
intisari dari materi yang akan disampaikan,
sehingga kalimat yang ada pada poster akan
lebih efisien dan memudahkan pembaca dalam
memahami hal yang dibahas pada poster.
Penggunaan media poster bertujuan untuk
menyajikan informasi dalam bentuk yang
menarik, mudah dimengerti, dan dapat dijadikan
pengingat (Daryanto, 2015).

Penggunaan media
kesehatan poster dapat menimbulkan minat
dan perhatian sasaran sehingga tujuan yang
sudah dirumuskan dapat dengan mudah dicapai.
Penyuluhan dengan menggunakan media poster
juga lebih menarik karena memiliki tampilan
visual gambar sehingga lebih melibatkan indera
penglihatan (Jumilah dkk, 2014).

Media poster
memiliki bentuk yang sederhana dan mudah
ditempel di mana saja sehingga memudahkan
pembaca untuk membaca poster tanpa harus
mencarinya terlebih dahulu. Apabila seseorang
membaca poster berkali-kali, maka informasi
Gambar 4. Grafik Hasil Kuesioner Post-test dalam persen (%)

665Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
yang disampaikan di poster tersebut dapat
dipahami dan diharapkan selain memengaruhi
pengetahuan, juga memotivasi seseorang untuk
mengikuti informasi yang terdapat di dalam
poster (Ulya, dkk, 2017).
Adapun menurut penelitian yang dilakukan
Daryanto (2015), keberhasilan pendidikan
kesehatan dapat didukung dengan adanya alat
bantu atau media yang ingin disampaikan.
Poster merupakan media visual yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau materi
melalui gambar, warna, dan tulisan. Hal ini
diperkuat dengan penelitian Amalia (2013)
bahwa poster yang memiliki warna cerah,
ukuran huruf yang mudah terbaca, dan bentuk
poster yang sederhana dapat menarik minat
pengunjung Puskesmas Talaga. Selanjutnya
menurut Sadiman, dkk., (2011) menyebutkan
bahwa poster merupakan ilustrasi gambar
yang dibuat dengan ukuran besar, bertujuan
menarik perhatian, isi atau kandungannya
berupa bujukan atau mempengaruhi orang,
berisi motivasi, gagasan, atau peristiwa tertentu.
Berdasarkan penelitian menurut Siregar dan
Sondang (2014) poster juga biasa digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu
yang bertujuan untuk memudahkan penerimaan
informasi atau materi pendidikan kepada
sasaran.
Promosi kesehatan dapat dilakukan
untuk mengurangi prevalensi penyakit
pada masyarakat. Promosi kesehatan dapat
dilakukan dengan berbagai metode dan media
yang bervariasi kepada masyarakat. Promosi
kesehatan melalui penyebaran media kesehatan
dengan media poster mengenai hipertensi
bertujuan agar masyarakat dapat melakukan
upaya pencegahan penyakit hipertensi. Informasi
dari poster dapat memberikan pengaruh kepada
masyarakat sehingga dapat menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan
mengenai hipertensi (Widianingrum dan Dewi,
2013).
Masyarakat dengan pengetahuan mengenai
hipertensi yang meningkat dapat mendorong
masyarakat untuk berperilaku yang lebih
baik dalam mengontrol hipertensi. Perilaku
masyarakat dalam melakukan kontrol terhadap
hipertensi akan menyebabkan tekanan darahnya
akan tetap terkendali, serta pengetahuan
mengenai hipertensi yang baik juga akan
berpengaruh terhadap kepatuhan masyarakat
melakukan pengecekan rutin tekanan darah
dan pengobatan mengenai gejala hipertensi.
Seiring dengan meningkatnya pengetahuan
tentang hipertensi, maka dapat melakukan
penatalaksanaan penyakitnya sehingga
masyarakat kedepannya akan menjadi lebih baik
(Wulansari, dkk., 2013).
Tindak lanjut dari program edukasi
penyebaran media poster ini adalah memberikan
imbauan kepada masyarakat agar lebih sering
mengunjungi Posbindu PTM. Posbindu PTM
adalah sarana yang lebih mudah dijangkau
masyarakat dalam mengurangi prevalensi
hipertensi karena kegiatan Posbindu PTM
berfokus pada penyakit tidak menular termasuk
hipertensi. Pihak Posbindu PTM Kelurahan
Sonorejo juga sebaiknya memberikan beberapa
penyuluhan terkait program yang ada di
Posbindu PTM agar masyarakat lebih mengenali
program Posbindu PTM sehingga dapat
menurunkan prevalensi penyakit tidak menular,
khususnya hipertensi.
4. SIMPULAN
Program pengabdian masyarakat
dengan pendidikan kesehatan yang diberikan
melalui penyuluhan pencegahan dan
penanganan penyakit hipertensi sebagai
bentuk pemberdayaan masyarakat dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap berupa
motivasi dan kemampuan keterampilan dalam
melakukan pencegahan dan penanganan
penyakit hipertensi. Hasil dari analisis situasi
wilayah dengan melihat beberapa aspek
wilayah yang terpilih adalah Kelurahan
Sonorejo. Berdasarkan hasil survei mawas
diri, masalah kesehatan yang dikaji adalah
hipertensi dan myalgia. Hasil prioritas masalah
melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) yang dilakukan secara daring diperoleh
prioritas masalah yaitu hipertensi dengan
akar permasalahan kurangnya pengetahuan
dan sikap mengenai hipertensi dan Posbindu
PTM. Bentuk intervensi yang dilakukan
berupa penyebaran poster secara daring
maupun luring yang ditempel dilingkungan
masyarakat Kelurahan Sonorejo. Hasil dari
penyebaran media poster adalah sebanyak

666Warta LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Nurcahyani, dkk - Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo ...
100% masyarakat yang mengikuti intervensi
memiliki tingkat pengetahuan yang baik setelah
diberikan intervensi dengan media poster.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu bagi
masyarakat agar secara aktif mengunjungi
Posbindu PTM dan bagi tenaga kesehatan agar
mempromosikan kegiatan yang ada di Posbindu
PTM kepada masysrakat.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah
membimbing dalam pelaksanaan program
pengabdian masyarakat, Kepala Desa Kelurahan
Sonorejo Kabupaten Sukoharjo, Pembimbing
Lapangan, dan mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
REFERENSI
Adliyani, Z, O, N. (2015). Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup Sehat. Majority 4 (7) 109-114.
Amalia, I, S. (2013). Evaluasi Media Poster Hipertensi pada Pengunjung Puskesmas Talaga Kabupaten
Majalengka. KEMAS 9 (1) 1-8. DOI: https://doi.org/10.15294/kemas.v9i1.2823
Arif S. Sadiman, dkk. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Daryanto. (2015). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Dinkes Sukoharjo. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2019. Kabupaten Sukoharjo:
Dinkes Sukoharjo.
Haryani, S. Sahar, J. Sukihananto. (2016). Penyuluhan Kesehatan melalui Media Cetak Berpengaruh
terhadap Perawatan Hipertensi pada Usia Dewasa di Depok. Jurnal Keperawatan Indonesia. 19
(3) 161-168. Doi: https://10.7454?jki.v19i3.469
Jumilah dan Ridha. (2014). Efektivitas Media Poster terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang
Kesehatan Gigi. JUMANTIK.2(1) 1-12. http://dx.doi.org/10.29406/jjum.v2i1.127
Siregar, R., Sondang. (2014). Efektifitas Penyuluhan dengan Media Poster terhadap Peningkatan
Pengetahuan tentang Kebersihan Gigi Pada Siswa/I Kelas III dan IV di SDN 104186 Tanjung
Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2014. Jurnal Ilmiah PANMED 9(2) 166-169. DOI: http://doi.
org/10.369111/pannmed.v9i2.315
Symond, D. (2013). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi Kegiatan
dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal KesMas. 7(2) 94-100. DOI: https://doi.
org/10.24893/jkma.v7i2.115
Ulya, Z. Iskandar, A. Asih, F, A. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Poster terhadap
Pengetahuan Manajemen Hipertensi pada Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman.
12 (1) 38-46. DOI: http://dx.doi.org/10.20884/1.jks.2
Widianingrum, R. Devi, H. (2013). Efektifitas Penyuluhan tentang Hipertensi pada Masyarakat
Rentang Usia 45-60 Tahun Dibandingkan dengan Masyarakat Rentang Usia 61-75 Tahun. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah, 1 (2) 86-92.
Wulansari, J, Ichsan, B. Usdiana, D. (2013). Hubungan Pengetahuan tentang Hipertensi dengan
Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Biomedika,5(1) 17-22.
Yulianis. Fauziah A, U. Kusumawati, D. (2020). Informasi Kesehatan melalui Penyuluhan, Poster dan
Leaflet di Dusun Talang Parit Desa Kemingking dalam Kecamatan Taman Rajo Provinsi Jambi.
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 2(2) 157 – 162. DOI: http://dx.doi.org/10.36565/jak.v2i2.118