| 4332



SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah
Vol.2, No.10 Oktober 2023
ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/sentri


HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, MOTIVASI DAN PERAN KADER
TERHADAP KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS
CIKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2023

Heny Sri Nurhayani
1
, Shinta Mona Lisca
2
, Rizkiana Putri
3
1
Universitas Indonesia Maju
2
Universitas Indonesia Maju
3
Universitas Indonesia Maju
E-mail: [email protected]

Article History:
Received:15-09-2023
Revised: 28-09-2023
Accepted: 07-10-2023


Abstract: Pendahuluan: Puskesmas Cikalong tahun 2021 cakupan
kunjungan balita sebanyak 62% dan pada tahun 2023 terdapat
kunjungan balita ke posyandu sebesar 65%, meskipun mengalami
peningkatan namun cakupan trersebut masih jauh dibawah target.
Oleh karena itu, perlu dikaji lebih jauh faktor penyebab rendahnya
kunjungan ibu balita ke posynadu. Tujuan dari penelitian ini guna
mengetahui hubungan pengetahuan ibu, motivasi dan peran kader
terhadap kunjungan balita ke posyandu.Metode: Penelitian ini
menggunakan metode deskrptif analitik dengan rancangan cross
sectional. Populasi dalam penelitian adalah 411 ibu balita, besar
sampel dihitung dengan rumus chy square sebanyak 80 dengan tehnik
pengambilan sampel proporsional random sampling. Analisa data
yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square
test untuk melihat hubungan terhadap 2 variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi. Hasil: didapatkan sebanyak 53,8%
aktif dalam melakukan kunjungan ke posyandu, 60,0% memiliki
pengetahuan baik, 51,2% memiliki motivasi tinggi, dan 57,5%
kurang mendapatkan peran kader. Hasil analisis bivariat
menunjukkan pengetahuan p-value 0,001, motivasi p-value 0,007 dan
peran kader p-value 0,000. Kesimpulan: terdapat hubungan
pengetahuan ibu, motivasi dan peran kader terhadap kunjungan
balita ke posyandu. Saran: diharafkan dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kapasitas kader melalui kegiatan refresing kader
atau pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
kader agar dapat mengelola posyandu dengan baik.

Keywords:
Kunjungan Balita,
Pengetahuan, Peran
Kader
© 2023 SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah

PENDAHULUAN
Posyandu merupakan kegiatan rutin setiap bulan yang dirancang untuk melakukan
pemantauan terhadap pertambahan berat badan balita dengan menggunakan kartu
“Menuju Sehat” (KMS), pemberian penyuluhan gizi, serta pemberian pelayanan

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4333

kesehatan dasar bayi balita (imunisasi dan penanggulangan diare) (Susilowati, 2017). Ibu
dan bayi yang diketahui memiliki tingkat kehadiran Posyandu yang aktif, berpengaruh
secara bermakna terhadap kualitas status gizi balita yang baik, serta pengetahuan ibu
dalam melaksanakan pola hidup sehat (Destiadi, Nindya, & Sumarmi, 2015). Kunjungan
posyandu pada balita berkaitan dengan peran ibu sebagai penanggung jawab kesehatan
balita, karena balita sangat bergantung pada ibunya. Salah satu indikasi pemanfaatan
pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan tersebut
yang dalam hal ini spesifik pada pemanfaatan pelayanan terpadu. Meningkatkan kualitas
pelayanan di posyandu diperlukan intervensi dari Pembina posyandu yaitu puskesmas
untuk menjamin pelaksanaan penyuluhan pada ibu bayi dan ibu balita dapat tercapai
sesuai dengan terget (Idaningsih, 2016).
Berdasarkan data World Health Organization pada tahun 2018, hasil pengukuran
dengan membandingkan berat badan dan panjang atau tinggi badan dengan standar
antropometri anak menunjukan sekitar 49 juta balita mengalami gizi kurang (WHO,
2018). United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) pada 2020
juga memperkirakan, 45,4 juta anak di bawah lima tahun secara global mengalami
permasalahan gizi (UNICEF, 2020).
Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018 cakupan penimbangan balita di
Indonesia mengalami penurunan. Angka cakupan pengukuran berat badan balita di
Posyandu rata-rata sebesar 77,95% ditahun 2017 turun menjadi 67,48% ditahun 2018.
Angka cakupan tersebut cenderung meningkat ditahun 2019 dengan angka rata-rata
73,86%. Persentase rata-rata balita yang ditimbang di Indonesia pada tahun 2020 adalah
61,3% anak per bulan, lalu pada tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 69,0% anak
per bulan (Kemenkes, 2021).
Kunjungan balita ke posyandu sangat penting dilaksanakan, yang bertujuan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan seperti penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan
lainnya. Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik ialah teratur setiap bulannya atau
12 kali dalam setahun. Prevalensi balita yang berkunjung ke posyandu di Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2021 yaitu sebesar 73,6%. Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2021
balita yang berkunjung ke posyandu sebesar 60,5% (Dinkes Jabar, 2021).
Kunjungan ibu balita ke posyandu merupakan salah satu faktor penting dalam
proses pemantauan tumbuh kembang balita. Beberapa kendala yang dihadapi terkait
dengan kunjungan ibu ke posyandu salah satunya ialah tingkat pemahaman keluarga
terhadap manfaat posyandu. Hal tersebut akan berpengaruh pada keaktifan ibu untuk
hadir dan berpartisipasi pada setiap kegiatan posyandu balita. Ibu seyogyanya menyadari
bahwa posyandu merupakan sarana utama untuk meningkatkan dan melakukan
pemantauan dini kesehatan balitanya. Perilaku kesediaan ibu membawa balitanya ke
posyandu berkaitan dengan sikap ibu yang positif terhadap Posyandu. Sebalinya, jika ibu
tidak memiliki sikap positif terhadap layanan Posyandu, maka ibu enggan untuk
membawa Balita ke Posyandu (Susilowati, 2017).
Dampak dari ibu Balita yang tidak aktif berkunjung ke Posyandu antara lain ibu
kurang paham pentingnya pemantauan status gizi balita, ibu kurang mendapatkan
dukungan dari tenaga kesehatan (termasuk kader kesehatan) jika didapatkan masalah
terhadap kesehatan balitanya, serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan melalui
KMS yang tidak dapat di pantau secara optimal. (Idaningsih, 2016). Frekuensi kunjungan
Posyandu Balita memiliki korelasi yang sangat kuat dengan status gizi balita (p-
value=0,0001; r=0,905) (Agustiawan & Pitoyo, 2020). Lebih lanjut, balita yang tidak rutin

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4334

melakukan kunjungan Posyandu memiliki risiko 3,1 kali (OR=3,1, CI 95%=1,268- 7,623)
mengalami stunting pada anak usia 3-5 tahun ((Destiadi, 2015).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu adalah
pengetahuan. Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan penurunan jumlah kunjungan
balita ke posyandu karena kurangnya pengetahuan ibu tentang waktu atau jadwal
kunjungan (Sihotang & Rahma, 2017). Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Pengetahuan ibu sangat berpengaruh
terhadap perilaku ibu untuk mengikuti kunjungan ke posyandu bersama anaknya, karena
jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku yang baik
pula (Atik, 2020).
Penelitian Noeralim (2018) ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan nilai p = 0.000 (p < 0.05) dengan keaktifan kunjungan ibu balita ke posyandu desa
Watuawu Kecamatan Lage kabupaten Poso. Pada ibu balita yang memiliki sikap positif
tentang posyandu tapi tidak aktif ke posyandu hal ini selain berhubungan dengan alasan
jumlah balita dalam keluarga dan informasi jadwal posyandu yang tidak jelas, tidak
adanya dukungan dari suami juga merupakan penyebab beberapa ibu balita tidak rutin
berkunjung ke posyandu, saat penelitian ada beberapa ibu yang dilarang oleh suami untuk
berkunjung ke posyandu dengan alasan balitanya ketakutan ketika ditimbang dan ada yang
merasa anaknya jadi banyak jajan ketika berkunjung ke posyandu karena cukup banyak
pedagang makanan dan mainan yang berjualan di sekitar posyandu (Kusumawati, 2017).
Faktor lain yang juga mempengaruhi kunjungan ibu balita ke posyandu adalah motivasi
ibu. Motivasi merupakan dorongan yang ada di dalam diri yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan anak balita
di posyandu antara lain: motivasi ibu yang kurang dalam berpartisipasi dalam posyandu
menganggap setelah anaknya mendapatkan imunisasi lengkap sudah malas datang ke
posyandu dan ibu lebih mementingkan pekerjaan dirumah untuk dilaksanakan sehingga
kunjungan menjadi tidak rutin dan karena kesibukan pekerjaan di rumah (Junnydy, 2014).
Selain itu, penelitian menunjukkan perlunya memberikan ibu motivasi pentingnya atau
manfaat yang diperoleh dengan membawa balitanya ke posyandu sesuai jadwal yang telah
ditentukan (Susilowati, 2017).
Hasil penelitian Junydy (2014) didapati ada hubungan motivasi ibu dengan
kunjungan balita ke Posyandu di Desa Mojodanu Kecamatan Ngusikan Kabupaten
Jombang dengan nilai p = 0,005. Responden dengan motivasi tinggi mempunyai peluang
1,7 kali lebih aktif untuk ke posyandu dibanding dengan yang mempunyai motivasi
rendah. Hal ini karena motivasi merupakan sikap manusia yang memberikan energi dan
mendorong seseorang untuk berprilaku sehat, termasuk memotivasi ibu serta keinginan
ibu untuk datang ke Posyandu guna memantau pertumbuhan dan perkembangan
balitanya.
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi kunjugan balita ke posyandu adalah
peran kader. Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan
sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing (Kaseh, 2021). Pelaksanaan
peran kader merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat
untuk menurunkan tingkat kematian bayi dan balita dan meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak balita (Hardiyanti, 2017). Peran kader
mutlak dibutuhkan oleh Posyandu yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang dilandasi peranserta masyarakat untuk memelihara
kelangsungan hidup, membina tumbuh kembang anak secara sempurna baik fisik maupun
mental. Dari berbagai kepustakaan diperoleh informasi bahwa peran-serta masyarakat

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4335

khususnya sebagai kader tidak dapat timbul begitu saja tetapi harus ada motivasi dari pihak
lain yang sifatnya terus menerus (Rizqi, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Renty Ahmalia (2019) yang menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan peran kader dengan keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan Posyandu
balita di wilayah kerja Puskesmas Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman (nilai p
= 0,023). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi Maisyaroh (2020)
menunjukkan tidak ada hubungan peran kader terhadap kunjungan ibu balita
diPosyandu Kenanga Kampung Jawa Kelurahan Sekanak Raya Belakang Padang Kota
Batam.
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya pada
tahun 2020, cakupan kunjungan balita ke posyandu cenderung menurun dari tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 54% hal ini disebabkan terjadinya pandemi covid 19, cakupan
kunjungan balita ke posyandu pada tahun 2021 terjadi sedikit peningkatan menjadi 62%
dan pada tahun 2023 terdapat kunjungan balita ke posyandu sebesar 65%, meskipun
mengalami peningkatan namun cakupan trersebut masih jauh dibawah target.
Berdasarkan pada masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu, Motivasi dan Peran Kader terhadap
Kunjungan Balita ke Posyandu di Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Tahun
2023”.

LANDASAN TEORI
Kunjungan Balita Ke Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Yang Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberi kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu,
bayi, dan anak balita. Dalam hal ini dibutuhkan upaya partisipasi ibu sebagai program
tersendiri juga yang terintegrasi dalam program kesehatan lain (Kemenkes, 2016).
Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita Ke Posyandu
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakini indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Wawan, dkk, 2016).
Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan dari
dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Motivasi menurut Notoatmodjo
(2015) adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hasil dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Menurut Purwanto (2018) motivasi yaitu dorongan, keinginan yang berasal dari dalam
diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi yaitu sesuatu kekuatan dasar yang
terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat
untuk memenuhi adanya kebutuhan agar tercapai keseimbangan (Sunaryo, 2016).
Peran Kader
Kader adalah masyarakat yang mau, mampu, dan punya waktu sukarela
menyelenggarakan kegiatan posyandu (Kemenkes RI, 2016). Kader adalah seseorang yang
direkrut secara sukarela oleh dan untuk masyarakat yang mendukung berjalannya

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4336

pelayanan kesehatan dan siap menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan ikut
serta dalam kegiatan (Artanti, S., & Meikawati, P. R., 2021).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau
mendeskripsikan suatu keadaan secara obyektif (Notoatmojo, 2018). Penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian cross-sectional adalah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasional, atau pengumpulan data. Penelitian cross-sectional
hanya mengobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel subjek pada
saat penelitian (Notoatmojo, 2018).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, motivasi
dan peran kader terhadap kunjungan balita ke posyandu di Puskesmas Cikalong
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2023.

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Univariat
1) Kunjungan Balita Ke Posyandu
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita Ke Posyandu di Puskesmas Cikalong
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2023

Kunjungan Balita ke
Posyandu
Frekuensi (f) Persentase (%)
Tidak Aktif 37 46,3
Aktif 43 53,8
Jumlah 80 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa dari 80 ibu balita terdapat
sebanyak 37 ibu balita (46,3%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu dan sebanyak 43 ibu balita (53,8%) aktif dalam kunjungan ke posyandu.
2) Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2023

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Kurang 32 40,o
Baik 48 60,0
Jumlah 80 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa dari 80 ibu balita terdapat
sebanyak 32 ibu balita (36,2%) memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 48 ibu

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4337

balita (60,0%) memiliki pengetahuan baik.
3) Motivasi
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Motivasi pada Ibu Balita di Puskesmas Cikalong Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2023

Motivasi Frekuensi (f) Persentase (%)
Rendah 39 48,8
Tinggi 41 51,2
Jumlah 80 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa dari 80 ibu balita terdapat
sebanyak 39 ibu balita (48,8%) memiliki motivasi yang rendah dan sebanyak 41
ibu balita (51,2%) memiliki motivasi yang tinggi.
4) Peran Kader
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Peran Kader pada Ibu Balita di Puskesmas Cikalong Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa dari 80 ibu balita terdapat
sebanyak 46 ibu balita (57,5%) kurang mendapatkan peran kader dan sebanyak 34
ibu nifas (42,5%) mendapatkan peran kader yang baik.

4.1.2 Analisis Bivariat
1) Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu
Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu pada Ibu Balita
di Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2023

Peran Kader Frekuensi (f) Persentase (%)
Kurang 46 57,5
Baik 34 42,5
Jumlah 80 100
Pengetahuan
Kunjungan Balita Ke
Posyandu
Total
Ρ
Value
OR Tidak
Aktif
Aktif
F %
F % F %
Kurang 22 68,8 10 31,3 32 100
0,001
4,840
(1,844-
12,704)
Baik 15 31,3 33 68,8 48 100
Jumlah 37 46,3 43 53,8 80 100

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4338


Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 32 ibu balita yang memiliki
pengetahuan kurang terdapat sebanyak 22 ibu balita (68,8%) tidak aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu dan sebanyak 10 ibu balita (31,3%) aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu . Sedangkan dari 48 ibu balita yang memiliki pengetahuan baik
terdapat sebanyak 15 ibu Balita (31,3%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu dan sebanyak 33 ibu balita (68,8%) aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu.
Uji Chi Square menunjukkan ρ-value sebesar 0,001 yang berarti ρ-value < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan kunjungan balita ke posyandu pada ibu balita. Nilai OR (Odd Ratio)
sebesar 4,8 artinya ibu balita yang kurang memiliki pengetahuan beresiko 4,8 kali tidak
aktif dalam melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang
memiliki pengetahuan baik.
2) Hubungan Motivasi Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu
Tabel 4.6
Hubungan Motivasi Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu pada Ibu Balita di
Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2023

Motivasi
Kunjungan Balita Ke
Posyandu
Total
Ρ
Value
OR Tidak
Aktif
Aktif
F %
F % F %
Rendah 24 61,5 15 38,5 39 100
0,007
3,446
(1,372-
8,659)
Tinggi 13 31,7 28 68,3 41 100
Jumlah 37 46,3 43 53,8 80 100

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 39 ibu balita yang memiliki motivasi
rendah terdapat sebanyak 24 ibu balita (61,5%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu dan sebanyak 15 ibu balita (31,3%) aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu . Sedangkan dari 41 ibu balita yang memiliki motivasi tinggi terdapat sebanyak
13 ibu Balita (31,7%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak
28 ibu balita (68,3%) aktif dalam melakukan kunjungan ke posyandu.
Uji Chi Square menunjukkan ρ-value sebesar 0,007 yang berarti ρ-value < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi
dengan kunjungan balita ke posyandu pada ibu balita. Nilai OR (Odd Ratio) sebesar 3,5
artinya ibu balita yang memiliki motivasi rendah beresiko 3,5 kali tidak aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang memiliki
motivasi tinggi.

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4339

3) Hubungan Peran Kader Dengan Kunjungan Balita ke Posyandu
Tabel 4.7
Hubungan Peran Kader Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu pada Ibu Balita di
Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2023

Peran Kader
Kunjungan Balita Ke
Posyandu
Total
Ρ
Value
OR Tidak
Aktif
Aktif
F %
F % F %
Kurang 30 65,2 16 34,8 46 100
0,000
7,232
(2,584-
20,241)
Baik 7 20,6 27 79,4 34 100
Jumlah 37 46,3 43 53,8 80 100

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 46 ibu balita yang kurang
mendapatkan peran kader terdapat sebanyak 30 ibu balita (65,2%) tidak aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 16 ibu balita (34,8%) aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu. Sedangkan dari 34 ibu balita yang mendapatkan
peran baik dari kader terdapat sebanyak 7 ibu Balita (20,6%) tidak aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu dan sebanyak 27 ibu balita (79,4%) aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu.
Uji Chi Square menunjukkan ρ-value sebesar 0,000 yang berarti ρ-value < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran kader
dengan kunjungan balita ke posyandu pada ibu balita. Nilai OR (Odd Ratio) sebesar 7,2
artinya ibu balita yang rendah mendapatkan peran kader beresiko 7,2 kali tidak aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang mendapatkan
peran baik dari kader.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu balita yang memiliki
pengetahuan kurang terdapat sebanyak 22 ibu balita (68,8%) tidak aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu dan sebanyak 10 ibu balita (31,3%) aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu . Sedangkan dari 48 ibu balita yang memiliki pengetahuan baik
terdapat sebanyak 15 ibu Balita (31,3%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu dan sebanyak 33 ibu balita (68,8%) aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu.
Uji Chi Square menunjukkan ρ-value sebesar 0,001 yang berarti ρ-value < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan kunjungan balita ke posyandu pada ibu balita. Nilai OR (Odd Ratio)
sebesar 4,8 artinya ibu balita yang kurang memiliki pengetahuan beresiko 4,840 kali tidak
aktif dalam melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang
memiliki pengetahuan baik.
Kunjungan ibu balita ke posyandu merupakan salah satu faktor penting dalam
proses pemantauan tumbuh kembang balita. Beberapa kendala yang dihadapi terkait
dengan kunjungan ibu ke posyandu salah satunya ialah tingkat pemahaman keluarga

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4340

terhadap manfaat posyandu. Hal tersebut akan berpengaruh pada keaktifan ibu untuk
hadir dan berpartisipasi pada setiap kegiatan posyandu balita. Ibu seyogyanya menyadari
bahwa posyandu merupakan sarana utama untuk meningkatkan dan melakukan
pemantauan dini kesehatan balitanya. Perilaku kesediaan ibu membawa balitanya ke
posyandu berkaitan dengan pengetahuan ibu. (Susilowati, 2017).
Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan penurunan jumlah kunjungan balita
ke posyandu karena kurangnya pengetahuan ibu tentang waktu atau jadwal kunjungan
(Sihotang & Rahma, 2017). Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Pengetahuan ibu sangat berpengaruh
terhadap perilaku ibu untuk mengikuti kunjungan ke posyandu bersama anaknya, karena
jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku yang baik
pula (Atik, 2020).
Menurut L.Green (2016) Pengetahuan salah satu indikator seseorang dalam
melakukan tindakan. Jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap
kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan
motivasi untuk diaplikasikan dalam kehidupannya. Pengetahuan merupakan factor
penting yang mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Bagi
ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan kehamilan menganggap
kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi sebuah
kebutuhan untuk kehamilannya.
Penelitian Noeralim (2018) ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan nilai p = 0.000 (p < 0.05) dengan keaktifan kunjungan ibu balita ke posyandu desa
Watuawu Kecamatan Lage kabupaten Poso. Pada ibu balita yang memiliki sikap positif
tentang posyandu tapi tidak aktif ke posyandu hal ini selain berhubungan dengan alasan
jumlah balita dalam keluarga dan informasi jadwal posyandu yang tidak jelas, tidak
adanya dukungan dari suami juga merupakan penyebab beberapa ibu balita tidak rutin
berkunjung ke posyandu, saat penelitian ada beberapa ibu yang dilarang oleh suami untuk
berkunjung ke posyandu dengan alasan balitanya ketakutan ketika ditimbang dan ada yang
merasa anaknya jadi banyak jajan ketika berkunjung ke posyandu karena cukup banyak
pedagang makanan dan mainan yang berjualan di sekitar posyandu (Kusumawati, 2017).
Asumsi peneliti bahwa pengetahuan yang dimiliki individu akan mempengaruhi pola pikir
seseorang dalam berperilaku. Pengetahuan ibu balita tentang kunjungan ke posyandu
merupakan hasil tahu ibu balita terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu untuk
melakukan penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang balitanya setiap bulan
dengan jadwal yang ditentukan, pengetahuan tersebut bisa didapatkan dari pengalaman,
informasi dari tenaga kesehatan maupun dari media lainnya.
4.2.2 Hubungan Motivasi Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 ibu balita yang memiliki
motivasi rendah terdapat sebanyak 24 ibu balita (61,5%) tidak aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu dan sebanyak 15 ibu balita (31,3%) aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu. Sedangkan dari 41 ibu balita yang memiliki motivasi tinggi
terdapat sebanyak 13 ibu Balita (31,7%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu dan sebanyak 28 ibu balita (68,3%) aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu.
Uji Chi Square menunjukkan ρ-value sebesar 0,007 yang berarti ρ-value < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi
dengan kunjungan balita ke posyandu pada ibu balita. Nilai OR (Odd Ratio) sebesar 3,5
artinya ibu balita yang memiliki motivasi rendah beresiko 3,5 kali tidak aktif dalam

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4341

melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang memiliki
motivasi tinggi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan anak balita di posyandu
antara lain: motivasi ibu yang kurang dalam berpartisipasi dalam posyandu menganggap
setelah anaknya mendapatkan imunisasi lengkap sudah malas datang ke posyandu dan ibu
lebih mementingkan pekerjaan dirumah untuk dilaksanakan sehingga kunjungan menjadi
tidak rutin dan karena kesibukan pekerjaan di rumah (Junnydy, 2014). Selain itu,
penelitian menunjukkan perlunya memberikan ibu motivasi pentingnya atau manfaat yang
diperoleh dengan membawa balitanya ke posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan
(Susilowati, 2017).
Menurut Notoatmodjo (2014) motivasi merupakan kebutuhan bertindak sebagai
kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin kuat
seseorang merasakan kebutuhan semakin besar peluang untuk mengatasi masalah dalam
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini dpat mempengaruhi motivasi seseorang jika
kebutuhan seseorang semakin kuat maka motivasi seseorang akan bertambah begitu juga
sebaliknya kebutuhan yang tidak kuat akan menjadikan seseorang bermotivasi yang
kurang bahkan tidak baik untuk melakukan suatu tindakan.
Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau
suatu tujuan. Hasibuan (2017) merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang
keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Ia menambahkan
bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Notoatmodjo, 2015).
Hasil penelitian Junydy (2014) didapati ada hubungan motivasi ibu dengan kunjungan
balita ke Posyandu di Desa Mojodanu Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang dengan
nilai p = 0,005. Responden dengan motivasi tinggi mempunyai peluang 1,7 kali lebih aktif
untuk ke posyandu dibanding dengan yang mempunyai motivasi rendah. Hal ini karena
motivasi merupakan sikap manusia yang memberikan energi dan mendorong seseorang
untuk berprilaku sehat, termasuk memotivasi ibu serta keinginan ibu untuk datang ke
Posyandu guna memantau pertumbuhan dan perkembangan balitanya.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Selvia Novita Sari (2020) yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara antara motivasi terhadap kunjungan.
Dibuktikan dengan data objektif bahwa ketika pengetahuan seseorang tinggi maka tingkat
kunjungan posyandu akan tinggi, ketika motivasi seseorang tinggi maka tingkat kunjungan
seseorang akan tinggi begitupun sebaliknya.
Menurut asumsi peneliti bahwa motivasi ibu balita dalam kunjungan ke posyandu
merupakan suatu dorongan yang terdapat dalam diri ibu sehingga menimbulkan,
mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya yang datang dari dalam diri dan
merupakan pendorong untuk melakukan pemanfaatan posyandu. Dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian mengenai motivasi dalam
pemanfaatan Posyandu
4.2.3 Hubungan Peran Kader Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 46 ibu balita yang kurang
mendapatkan peran kader terdapat sebanyak 30 ibu balita (65,2%) tidak aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu dan sebanyak 16 ibu balita (34,8%) aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu. Sedangkan dari 34 ibu balita yang mendapatkan
peran baik dari kader terdapat sebanyak 7 ibu Balita (20,6%) tidak aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu dan sebanyak 27 ibu balita (79,4%) aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu.

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4342

Uji Chi Square menunjukkan ρ-value sebesar 0,000 yang berarti ρ-value < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran kader
dengan kunjungan balita ke posyandu pada ibu balita. Nilai OR (Odd Ratio) sebesar 7,2
artinya ibu balita yang rendah mendapatkan peran kader beresiko 7,2 kali tidak aktif dalam
melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang mendapatkan
peran baik dari kader.
. Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela
mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing (Kaseh, 2021). Pelaksanaan peran
kader merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat untuk
menurunkan tingkat kematian bayi dan balita dan meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak balita (Hardiyanti, 2017). Peran kader
mutlak dibutuhkan oleh Posyandu yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang dilandasi peranserta masyarakat untuk memelihara
kelangsungan hidup, membina tumbuh kembang anak secara sempurna baik fisik maupun
mental. Dari berbagai kepustakaan diperoleh informasi bahwa peran-serta masyarakat
khususnya sebagai kader tidak dapat timbul begitu saja tetapi harus ada motivasi dari pihak
lain yang sifatnya terus menerus (Rizqi, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Renty Ahmalia (2019) yang menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan peran kader dengan keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan Posyandu
balita di wilayah kerja Puskesmas Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman (nilai p
= 0,023). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi Maisyaroh (2020)
menunjukkan tidak ada hubungan peran kader terhadap kunjungan ibu balita
diPosyandu Kenanga Kampung Jawa Kelurahan Sekanak Raya Belakang Padang Kota
Batam.
Penelitian yang dilakukan oleh Septi Maisyaroh Ulina Panggabean (2020) tentang
Hubungan Peran Kader Terhadap Kunjungan Ibu Balita di Posyandu Kenanga Kampung
Jawa Kelurahan Sekanak Raya Belakang Padang Kota Batam. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan antara peran kader terhadap kunjungan ibu balita di
Posyandu Kenanga Belakang Padang Kota Batam karena hasil perhitungan Chi-Square
didapatkan nilai P value sebesar 0,039 karena hasil P value < 0,05 berarti Ha diterima Ho
ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran kader
terhadap kunjungan ibu balita di posyandu.
Menurut asumsi peneliti bahwa kader merupakan salah satu tokoh yang memiliki
peran dan tanggung jawab yang dilakukan oleh seseorang kader dalam menggerakkan
masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan terutama
posyandu. Usaha kader dalam menciptakan keinginan ibu untuk berkunjungn ke
pelayanan Posyandu. Terdapatnya hubungan antara peran kader dengan kunjungan ibu
balita ke posyandu telah ditunjukkan dari hail penelitian ini dengan asumsi bahwa ibu
balita yang kurang mendapatkan peran kader beresiko tidak aktif dalam melakukan
kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang mendapatkan peran baik
dari kader.

KESIMPULAN
1) Sebagian besar ibu balita yaitu sebanyak 53,8% aktif dalam melakukan kunjungan ke
posyandu, 60,0% memiliki pengetahuan baik, 51,2% memiliki motivasi yang tinggi,
dan 57,5% kurang mendapatkan peran kader.
2) Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan balita ke posyandu
dengan nilai p-value 0,001. Nilai OR=4,840.

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4343

3) Terdapat hubungan antara motivasi dengan kunjungan balita ke posyandu dengan
nilai p-value 0,007. Nilai OR=3,446.
4) Terdapat hubungan antara peran kader dengan kunjungan balita ke posyandu dengan
nilai p-value 0,000. Nilai OR=7,232.

SARAN
1) Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharafkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan
kapasitas kader melalui kegiatan refresing kader atau pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kader agar dapat mengelola posyandu dengan baik
sehingga ibu balita menjadi tertarik untuk melakukan kunjungan ke posyandu.
2) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharafkan dapat menambah wawasan keilmuan yang dapat
dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
3) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk
masyarakat khususnya ibu balita tentang pentingnya pemeriksaan balita, sehingga
dapat mencegah terjadinya masalah-maslah yang berpotensi menjadi penyakit pada
balita.

DAFTAR REFERENSI
[1] Ahmalia, R., & Zaelfi, R. (2019). Hubungan Motivasi Ibu Dan Peran Kader Dengan
Keaktifan Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi, 8(2), 183-193.
[2] Arikunto, S., 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta.
[3] Artanti, S., & Meikawati, P. R. (2021). Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Balita pada
Masa Pandemi Covid-19 sebagai Upaya Pemenuhan Hak Balita sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu
Pekalongan, 8(2), 130-138.
[4] Atik, N, S. Nancy. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Dengan
Perilaku Kunjungan Nifas Di Puskesmas Kaliwungu. Jika. 4 (2).
[5] Budiman & Riyanto A., 2017, Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.
[6] Destiadi, A., Nindya, T. S., & Sumarmi, S. (2015). Frekuensi kunjungan Posyandu
dan riwayat kenaikan berat badan sebagai faktor risiko kejadian stunting pada anak
usia 3-5 tahun. Media Gizi Indonesia, 10(1), 71–75.
[7] Dinkes Jabar, (2021), Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2021, Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, Bandung.
[8] Fallen, R. & Budi, D. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan komunitas. Yogyakarta:
Nuha Medika
[9] Hardiyanti, P., Susilaningsih, E. Z., Kp, S., & Kep, M. (2017). Peran Kader terhadap
Peningkatan Gizi Balita Di Desa Banyuraden Sleman Yogyakarta (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH).
[10] Hasibuan, M.S.P., 2017, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Bumi
Aksara, Jakarta.
[11] Hidayat, 2018. Metode penelitian kebidaan dan teknik analisis data. Jakarta :

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4344

Salemba Medika
[12] Hidayati, S. N., & Ermiyanto, A. (2017). Analisis Faktor Motivasi Intrinsik dan
Motivasi Ekstrinsik Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan
Kerja sebagai Mediasi. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan
Entrepreneurship, 7(1), 18-30.
[13] Idaningsih, A. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita
Ke Posyandu. Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2), 16–29.
[14] Junnydy, E. B., Probowati, R., & Ratnawati, M. (2014). Hubungan Motivasi Ibu
dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Desa Mojodanu Kecamatan Ngusikan
Kabupaten Jombang. Jurnal Metabolisme, 3(1), 1-6.
[15] Kaseh, K. (2021). Hubungan peran kader dengan kunjungan balita ke posyandu di
desa sekijang wilayah kerja upt puskesmas tanah tinggi kabupaten kampar (Doctoral
dissertation, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai).
[16] Kasumayanti, E., & Busri, I. N. (2017). Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
peran ibu balita ke posyandu desa sumber datar wilayah kerja puskesmas sungai
keranji tahun 2016. Jurnal Doppler, 1(2).
[17] Kemenkes R.I., 2016, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
[18] Kemenkes RI. (2016). Pedoman posyandu. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
[19] Kemenkes, R. I. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
[20] Kurniawan, A., Sistiarani, C., & Hariyadi, B. (2017). Early detection of high risk
pregnancy. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(2), 225-232.
[21] Noeralim, D. N., Laenggeng, A. H., & Yusuf, H. (2018). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Keaktifan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu Desa
Watuawu Kecamatan Lage Kabupaten Poso. Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1).
[22] Notoatmodjo, S., (2018), Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
[23] Notoatmodjo, S., 2017, Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
[24] Panggabean, S. M. U. (2020). HUBUNGAN PERAN KADER TERHADAP
KUNJUNGAN IBU BALITA DI POSYANDU KENANGA KAMPUNG JAWA
KELURAHAN SEKANAK RAYA BELAKANG PADANG KOTA BATAM.
ENHANCEMENT: a journal of health science, 1(1).
[25] Sari, S. N., & Ananda, C. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN
MOTIVASI IBU TERHADAP KUNJUNGAN POSYANDU DI PUSKESMAS
BENGKULU. SAINTEK: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Industri, 3(1), 170-
176.
[26] Sholihah, N., & Kusumadewi, S. (2015). Sistem informasi posyandu kesehatan ibu
dan anak. Prosiding Snatif, 207-214.
[27] Sihotang, H. M., & Rahma, N. (2017). Faktor Penyebab Penurunan Kunjungan
Bayi Di Posyandu Puskesmas Langsat Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal Endurance,
2(2), 168. https://doi.org/10.22216/jen.v2i2.18 03
[28] Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet
[29] Sunaryo. 2016. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
[30] Susilowati, E. (2017). Kepatuhan Ibu Balita Berkunjung ke Posyandu di Desa
Karangrejo Kacamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
8, 80–88.

Heny Sri Nurhayani et al


SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah | 4345

[31] Taufik, T., & Komar, N. (2021). Hubungan Self Efficacy Terhadap Peningkatan
Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Di Sekolah. Andragogi:
Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 3(2), 183-200.
[32] Wawan dan Dewi M (2016) „Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan
perilaku manusia‟, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia.