154

PELATIHAN TEKNOLOGI KIMIA TERAPAN
DI SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Erna Astuti
1)
, Gita Indah Budiarti
2)
, Lukhi Mulia Shitophyta
3)

Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan
1)
[email protected]
1)
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan
2)
[email protected]
2)
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan
3)
[email protected]
3)




ABSTRAK

SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang favorit di kota
Yogyakarta. Di era global, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak hanya diajarkan mata
pelajaran akademis, tetapi juga dituntut memiliki ketrampilan wirausaha. Tujuan dari pelatihan
ini siswa dapat membuat sabun cair cuci piring sendiri, minuman herbal yang menyehatkan,
serta tepung kentang yang sehat. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah siswa dapat
membuat sabun cuci piring, teh herbal dan tepung kentang sendiri.

Kata Kunci : Teknologi Kimia Terapan, Sabun Cuci Piring, Teh Herbal, Tepung Kentang

ABSTRACT

Muhammadiyah 2 High School Yogyakarta is one of the favorite schools in the city of
Yogyakarta. In the global era, high school students are not only taught academic subjects, but
are also required to have entrepreneurial skills. The purpose of this training is that students can
make their own dishwashing liquid soap, healthy herbal drinks, and healthy potato flour. The
result of this dedication activity is that students can make their own dish soap, herbal tea and
potato flour.

Keywords: Applied Chemical Technology, Dishwashing Soap, Herbal Tea, Potato Flour

PENDAHULUAN

SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang favorit di kota
Yogyakarta. Di era global, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak hanya diajarkan mata
pelajaran akademis, tetapi juga dituntut memiliki ketrampilan wirausaha. Pelatihan Teknologi
terapan sangat tepat untuk melatih ketrampilan siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta di
bidang non akademik khususnya wirausaha. Teknologi Kimia Terapan merupakan bentuk
penerapan hasil penelitian yang sudah dilakukan dalam skala laboratorium kemudian dapat
dimanfaatkan langsung untuk masyarakat. Teknologi kimia terapan dapat dijumpai dalam
pemenuhan kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan detergen, sabun cair cuci piring, sabun cuci
tangan untuk keperluan membersihkan badan dan alat-alat masak. Dari sekian banyak
kebutuhan manusia akan produk kimia terapan ada beberapa produk yang dapat diproduksi
dalam skala rumah tangga. Penguasaan teknologi pembuatan produk kimia skala rumah tangga
tidaklah sulit, dengan penguasaan teknologi ini maka warga dapat membuat sendiri barang

155

kebutuhan, dan dapat pula dijual untuk memperoleh tambahan penghasilan dalam skala industri
rumah tangga (Santoso, 2014).
Sabun cuci piring merupakan sabun yang dibuat dari bahan dasar zat aktif permukaan
(ZAP). Jenis ZAP yang digunakan biasanya dari jenis anionik dan menghasilkan sabun dalam
bentuk cair. Makalah ini akan menjelaskan cara pembuatan sabun dari golongan yang kedua,
yaitu dari zat aktif permukaan. Zat aktif mengubah tegangan permukaan suatu larutan. Sifat-
sifat khusus ZAP adalah pembasahan, daya busa dan daya emulsi (Hart, 1983). Zat aktif
permukaan anionik adalah zat aktif permukaan yang akan terionisasi dan membawa muatan
negatif bila dilarutkan dalam air. Salah satu contohnya adalah alkil benzena sulfonat. Senyawa
ini memiliki rantai lurus panjang yang bercabang dan dibuat dengan mereaksikan parafin
dengan benzena. Beberapa sifatnya yang terpenting adalah: tahan sadah karena tidak
mengandung gugus karboksilat dan tahan asam maupun alkali. Sebagai contoh misalnya alkil
benzo natrium sulfonat (Riswitanto, 2009).
Teh herbal merupakan sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar atau buah kering
untuk membuat minuman yang disebut juga teh herbal. Walaupun disebut teh, teh herbal tidak
mengandung daun dari tanaman teh. Teh herbal biasanya diseduh dengan air panas untuk
mendapatkan minuman yang beraroma harum, tetapi teh herbal dari bahan biji tumbuhan atau
akar perlu direbus dahulu sebelum disaring dan siap disajikan (Santoso, 2014).
Roti merupakan makanan yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat karena
praktis, mudah didapatkan. Bahan utama pembuatan roti adalah tepung terigu yang selama ini
bahan bakunya gandum masih diimpor 34,92% dari luar negeri, sehingga perlu dicari alternatif
untuk mensubstitusi tepung terigu (Mediatti, 2010). Salah satu bahan makanan tinggi serat yaitu
kentang. Kentang berasal dari tanaman pangan yang memiliki keunggulan sebagai pendukung
kelestarian ketahanan pangan. Dengan penepungan, diharapkan dapat memperpanjang masa
simpan kentang. Caranya dengan melakukan perendaman dengan Hydrogen Rich Water selama
10 menit dan pengeringan pada suhu  60
0
C. Tepung kentang mengandung flavonoid,
polifenol yang dikenal sebagai antioksidan. Tepung kentang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam industri makanan seperti roti, biskuit, dan sereal (Liu, et al., 2016).
Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diterapkan
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka dapat membuat sabun cair cuci piring sendiri,
minuman herbal yang menyehatkan, serta tepung kentang yang sehat, tidak mengandung
pengawet buatan yang dapat digunakan untuk campuran pembuatan cake.

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada 14 dan 28 Agustus 2018 berlokasi di laboratorium kimia
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Metode pelaksanaan berupa penyuluhan kemudian
praktek langsung oleh siswa. Alat yang digunakan untuk pembuatan sabun cair antara lain
ember dan pengaduk, alat yang digunakan untuk membuat teh herbal dan tepung kentang antara
lain pisau, blender, dan oven. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan sabun cair antara
lain texapon, sodium sulfat, asam sitrat, EDTA, propilen glikol, bahan yang digunakan untuk
pembuatan teh herbal dan tepung kentang antara lain jahe, kencur, kunyit, laos, kentang.
HASIL, PEMBAHASAN DAN DAMPAK
Untuk kegiatan penyuluhan, tim memberikan penjelasan mengenai sabun cair alternatif, macam-
macam sabun dan cara pembuatan sabun cuci piring. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
praktek oleh siswa didampingi oleh instruktur dari mahasiswa teknik kimia UAD (Gambar 1, 2
dan 3).

156


Gambar 1. Penyuluhan tentang Sabun Cuci Piring Alternatif oleh Tim PKM

Gambar 2. Praktek langsung Pembuatan Sabun oleh Siswa

157


Gambar 3. Penjelasan dan Demo Cara Pembuatan Sabun Cuci Piring

Pembuatan kentang dan teh herbal dilakukan dengan memberi penyuluhan dan penjelasan cara
pembuatan tepung kentang dan teh herbal. Kemudian dilanjutkan praktek oleh siswa didampingi
instruktur (Gambar 4, 5 dan 6).

Gambar 4. Penjelasan Cara Pembuatan Tepung Kentang dan Teh Herbal

158


Gambar 5. Praktek Pembuatan Tepung Kentang oleh Siswa


Gambar 6. Siswa Berfoto Bersama Memegang Tepung Kentang Hasil Praktek
Dari kegiatan yang sudah dilakukan siswa sangat atusias dan tertarik untuk mencoba
membuatnya di rumah. Dengan demikian, jika siswa sudah lulus atau mempunyai waktu luang,
dapat mempraktekkan teknologi tepat guna ini di rumah kemudian dapat dijual. Hal tersebut
dapat meningkatkan kemampuan berwirausaha pada siswa.
KESIMPULAN
Kegiatan pelatihan teknologi terapan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah dapat membuat sabun cuci piring, teh herbal dan tepung kentang pada pelatihan ini.
Siswa juga antusias dalam melakukan pelatihan ini, sehingga kemampuan berwirausaha siswa
meningkat.

159

DAFTAR PUSTAKA
Hart. H., 1983.Organic Chemistry A Short Course, Sixth Edition.
Liu, Xing-li, Tai-hua Mu, Hong-nan Sun, Miao Zhang, and Jing-wang Chen. 2016. “Influence
of Potato Flour on Dough Rheological Properties and Quality of Steamed Bread.” Journal
of Integrative Agriculture 15 (11). Chinese Academy of Agricultural Sciences: 2666–76.
Meddiati,F,P, 2010, Tepung Ampas Kelapa pada Umur Panen 11-12 Bulan Sebagai Bahan
Pangan Sumber Kesehatan, Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010
Riswitanto, 2009, Kimia Organik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Santoso, Imam, 2014, Petunjuk Prkatikum Kima Terapan, Prodi Teknik Kimia, FTI, Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas
Ahmad Dahlan atas bantuan hibah pengabdian masyarakat yang telah diberikan sehingga
kegiatan ini dapat terlaksana.