221

Original Research
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga
Kelas XII
Vinesya Talia Ovinka
1*)
, & Leny Hartati
2
1,2
Universitas Indraprasta PGRI

INFO ARTICLES
Key Words:
Kesalahan Siswa, Matematika, dan
Dimensi Tiga

This article is licensed
under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.

Abstract: This study aims to determine the types of errors made by students
when working on three dimensional questions. This research is a qualitative
research with an exploratory descriptive approach. The subjects of this study
were 29 students. Data collection techniques in this study were through tests,
interviews and documentation. The data analysis technique used were data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. The data validity
technique was carried out using triangulation techniques. The results obtained
were 96.55% of misconceptions, 93.1% of non-answer errors, 86.20% of
operating errors and 68.96% of fact errors. Suggestions that can be given to
minimize errors can be followed up with the use of appropriate learning
strategies and appropriate learning media, remedial related to material that
has not been mastered and drill questions to practice procedures and
mathematical skills of students.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa saat mengerjakan soal dimensi tiga. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif.
Subjek penelitian ini berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah melalui tes, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan Teknik. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik
triangulasi. Hasil penelitian diperoleh yaitu jenis kesalahan konsep sebesar
96,55% , kesalahan tidak menjawab sebesar 93,1%, kesalahan operasi sebesar
86,20% dan kesalahan fakta sebesar 68,96%. Saran yang bisa diberikan untuk
meminimalisir kesalahan dapat ditindaklanjuti dengan penggunaan strategi dan
media pembelajaran yang tepat, pemberian remedial terkait materi yang belum
dikuasai dan drill soal untuk melatih prosedur dan keterampilan matematis
siswa.



Correspondence Address: Kampus B (Gedong) Universitas Indraprasta PGRI, Jl. Raya Tengah No. 80, Kel.
Gedong, Kec. Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760; e-mail: [email protected]

How to Cite (APA 6
th
Style): Ovinka, V.T., & Hartati, L. (2020). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Dimensi Tiga Kelas XII. Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas
Indraprasta PGRI, Jakarta, 221-230.

Copyright: Ovinka, V.T., & Hartati, L., (2020)

222 Ovinka & Hartati

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu abstrak yang mempelajari mengenai angka, notasi, simbol, bangun
ruang dan yang lainnya. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun
aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi.
Untuk itu, menurut Agustina (2016) “matematika sekolah perlu difungsikan wahana untuk
menumbuhkembangkan kecerdasan, kemampuan keterampilan serta untuk membentuk kepribadian
siswa”. Dengan sifatnya yang abstrak, matematika sering dianggap menjadi “momok” atau mata
pelajaran yang paling ditakuti oleh siswa. Salah satu materi pada pelajaran matematika yang
dianggap paling sulit untuk dipahami adalah materi dimensi tiga mengenai geometri bangun ruang.
Berdasar pada hasil observasi yang dilakukan, diketahui siswa mengalami kesulitan saat
belajar tentang materi dimensi tiga karena tidak bisa memahami objek dimensi tiga tersebut, dan
juga mengalami kesulitan saat menyelesaikan suatu soal karena tidak tahu harus menggunakan
rumus yang mana dan kemampuan dasar mengenai sudut dan phytagoras yang belum dikuasai oleh
siswa. Kesulitan tersebut menyebabkan siswa melakukan kesalahan dan hasil evaluasi pembelajaran
yang diperoleh adalah di bawah standar ketuntasan kriteria minimum (KKM). Ini menjelaskan
bahwa siswa banyak melakukan kesalahan saat menyelesaikan soal dikarenakan kemampuan
bernalar dan kemampuan spasial siswa masih terbilang rendah. Pernyataan tersebut didukung oleh
Noviani, dkk (2017) yang mengatakan bahwa “The concept of spatial thinking is interesting
enough to be discussed considering many previous studies states that the children find many
difficulties to understand the object or the image of the geometry” yang maksudnya konsep berpikir
spasial cukup menarik untuk dibahas mengingat banyak penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
anak-anak menemukan banyak kesulitan untuk memahami objek atau gambar geometri.
Syahputra (2013) berpendapat bahwa “kemampuan spasial yang baik akan menjadikan siswa
mampu mendeteksi hubungan dan perubahan bentuk bangun geometri”. Objek-objek geometri
dijelaskan oleh Couto & Vale (2014) seperti titik, garis, bidang, kubus, balok, bola dan sebagainya
dimana kesemuanya adalah objek-objek yang didapatkan melalui proses abstraksi berdasarkan
benda-benda konkret yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut lagi Muhassanah &
Mulyatna (2020) menyebutkan geometri merupakan cabang ilmu matematika yang menyediakan
banyak keterampilan dasar dan membantu untuk membangun kemampuan berpikir logika,
penalaran, analitis dan pemecahan masalah. Abdussakir (2009) mengatakan “tujuan pembelajaran
geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi
keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta
menginterpretasikan argumen-argumen matematik”. Sholihah dan Afliansyah (2017) menambahkan
bahwa “geometri memberikan manfaat yang baik untuk keterampilan berpikir siswa baik dalam segi
penalaran, memecahkan suatu masalah, berpikir kritis dan sebagainya”. Hal ini juga disampaikan
oleh Chairani (dalam Sholihah & Afliansyah, 2017) menyatakan bahwa ‘Melalui pengalaman
belajar geometri dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, penalaran dan kemudahan
dalam mempelajari berbagai topik matematika'.
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi dimensi tiga, penulis ingin
mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
dimensi tiga. Pernyataan ini senada dengan Jana (2018) yang mengatakan bahwa “mengidentifikasi
kesalahan yang dilakukan siswa bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas”.
Selanjutnya Taufik (2016) mengatakan “dalam pembelajaran matematika, kesulitan siswa dari segi
intelektual dapat terlihat dari kesalahan yang dilakukan siswa pada langkah-langkah penyelesaian
soal matematika yang berbentuk uraian”. Rahmad dkk (dalam Sigit, dkk., 2015) dalam
penelitiannya mengelompokkan kesalahan yang terjadi pada siswa dalam mengerjakan soal-soal
mengenai materi ruang dimensi terdiri atas: 1) Kesalahan konsep adalah kesalahan siswa dalam
menguasai konsep-konsep tertentu untuk menyelesaikan suatu masalah; 2) Kesalahan prinsip adalah
kesalahan siswa dalam memahami hubungan fakta dengan konsep yang dikaitkan oleh operasi atau
relasi, sehingga siswa tidak dapat merencanakan penyelesaian masalah dengan baik; 3) Kesalahan

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga Kelas XII 223

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

operasi adalah kesalahan siswa dalam melakukan pengerjaan hitung aljabar; 4)Kesalahan fakta
adalah kesalahan siswa dalam memahami konvensi–konvensi (kesepakatan) matematika yang
diungkap dengan simbol atau permisalan tertentu.
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi dimensi tiga perlu
ditelusuri lebih dalam lagi untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya. Dengan begitu,
pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan. Serta bisa
menjadi bahan pertimbangan guru agar bisa melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih
baik lagi dan mengetahui kelemahan-kelemahan setiap siswa. Dengan mengetahui kelemahan
siswa, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa dan bisa dijadikan acuan untuk bisa
meningkatkan prestasi belajar siswa.

METODE
Penelitian ini dilakukan di SMK Tonjong Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif eksploratif. Dijelaskan oleh
Arikunto (2002), yaitu “penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena,
dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya
menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan”. Adapun subjek dalam penelitian
ini adalah kelas XII OP 1 yang berjumlah 29 siswa. Subjek penelitian dipilih berdasarkan teknik
Convenience Sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada ketersediaan elemen dan
kemudahan untuk mendapatkannya. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Sumber data primer didapatkan melalui kegiatan wawancara dengan
subjek penelitian yaitu siswa kelas XII. Sedangkan sumber data sekunder berupa lembar jawaban
siswa dalam menyelesaikan soal dimensi tiga.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui tes, wawancara dan
dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan analisis data yang terdiri dari 3 tahapan menurut
Sugiyono (dalam Ardi & Saripudin, 2020) yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Reduksi data, pada tahap ini peneliti mengelompokkan lembar jawaban siswa
berdasarkan kesalahannya, memilih beberapa siswa sebagai perwakilan dari masing-masing
kesalahan. Penyajian data, deskripsi kesalahan siswa akan dibuat dalam persentase dengan
menggunakan indikator kesalahan menurut Rahmad dkk (dalam Sigit, dkk., 2015) yang terdiri atas:
kesalahan konsep, kesalahan prinsip, kesalahan operasi dan kesalahan fakta. Tahap terakhir,
penarikan kesimpulan setelah semua data terkumpul dan selesai dianalisis.

HASIL
Berikut adalah deskripsi kesalahan berdasarkan butir soal pada lembar jawaban siswa kelas
XII OP 1 SMK Tonjong yang tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Kesalahan pada Tiap Butir Soal
Butir
Soal
Deskripsi
Kesalahan
Nomor
Subjek
1.
Siswa tidak memberikan keterangan pada gambar
mengenai posisi garis
3, 10, 11, 14, 15, 23,
26, 27
Siswa keliru antara garis berpotongan dengan garis
bersilangan
8, 16, 17, 28
2.
Siswa salah dalam menentukan diagonal bidang pada
prisma segi enam ABCDEF.GHIJKL
8, 13, 15, 18, 19, 24
Siswa salah dalam menentukan bidang diagonal pada
prisma segi enam ABCDEF.GHIJKL
1, 2, 3, 7, 8, 11, 13,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 23, 24, 25, 26,
27, 28
3.
Siswa melakukan kesalahan dalam menuliskan rumus,
tetapi jawaban benar. Siswa menuliskan :
dan

2, 4, 14, 21, 24

224 Ovinka & Hartati

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Butir
Soal
Deskripsi
Kesalahan
Nomor
Subjek
Siswa tidak mengerjakan soal 6, 8, 18
4.
Siswa tidak menjelaskan bagaimana panjang suatu
garis itu dihasilkan
1, 3, 4, 11, 14, 15,
17, 19, 21, 23
Siswa tidak mengerjakan soal 6, 8, 10, 18
5. a
Siswa melakukan kesalahan dengan menuliskan rumus
tidak lengkap
8, 24
Siswa tidak membuat simbol sudut pada gambar
bangun ruang kubus ABCD. EFGH
3, 10, 11, 14, 16, 17,
20, 27, 28
Siswa tidak menggambar bangun ruang kubus
ABCD.EFGH dan tidak membuat sudut
2, 7, 9, 12, 13, 19,
23, 26, 29
Siswa tidak mengerjakan soal 15, 18
5. b
Siswa melakukan kesalahan menuliskan sudut sebesar
45
0

4, 8, 9, 13, 17, 19,
20, 24
Siswa tidak menjawab soal
1, 2, 3, 5, 7, 10, 11,
14, 15, 16, 18, 21,
22, 23, 25, 26, 27, 28

Adapun untuk nilai keseluruhan yang diperoleh siswa dan jenis kesalahannya tersaji pada
Tabel 2.

Tabel 2. Keseluruhan Nilai yang Diperoleh Siswa
No. Subyek
Skor per Item Soal Total
Skor
Nilai
Akhir
Jenis
Kesalahan 1 2 3 4 5.a 5.b
1 3 1 3 2 3 0 12 66,7 K3, K4
2 3 1 2 3 2 0 11 61,1 `K1,K3, K4
3 2 1 3 2 2 0 10 55,5 K1,K3, K4
4 3 3 2 2 3 1 14 77,8 K1,K3
5 3 3 3 3 3 0 15 83,3 K4
6 3 3 0 0 3 3 12 66,7 K4
7 3 1 3 3 2 0 12 66,7 K1, K3,K4
8 1 1 0 0 2 1 5 27,8 K2, K3,K4
9 3 3 3 3 2 1 15 83,3 K1, K2, K3
10 2 3 3 0 2 0 10 55,5 K1, K3, K4
11 2 1 3 2 2 0 10 55,5 K2,K3, K4
12 3 3 3 3 2 3 17 94,4 K1, K3
13 3 1 3 3 2 1 13 72,2 K1, K2, K3
14 2 3 2 2 2 0 11 61,1 K1, K3,K4
15 2 1 3 2 0 0 8 44,4 K2,K3, K4
16 1 1 3 3 2 0 10 55,5 K1,K2, K4
17 1 1 3 2 2 1 10 55,5 K1, K2, K3
18 3 1 0 0 0 0 4 22,2 K2, K4
19 3 1 3 2 2 1 12 66,7 K1,K2, K3
20 3 1 3 3 2 1 13 72,2 K1, K2,K3
21 3 3 2 2 3 0 13 72,2 K3,K4
22 3 3 3 3 3 0 15 83,3 K4
23 2 1 3 2 2 0 10 55,5 K1. K3, K4
24 3 1 2 3 2 1 12 66,7 K2,K3
25 3 1 3 3 3 0 13 72,2 K2, K4
26 2 1 3 3 2 0 11 61,1 K2,K3, K4
27 2 1 3 3 2 0 11 61,1 K2,K3, K4
28 1 1 3 3 2 0 10 55,5 K1, K2,K4
29 3 3 3 3 3 2 17 94,4 K3


Keterangan :
Jenis Kesalahan K1 : Kesalahan Fakta
Jenis Kesalahan K2 : Kesalahan Konsep
Jenis Kesalahan K3 : Kesalahan Operasi

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga Kelas XII 225

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Jenis Kesalahan K4 : Kesalahan Prinsip (Tidak Menjawab Soal)
: Subyek berkemampuan tinggi
: Subyek berkemampuan sedang
: Subyek berkemampuan rendah

Adapun distribusi jumlah siswa berdasarkan jenis kesalahan dalam menyelesaikan soal pada
materi dimensi tiga tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Siswa berdasar pada Jenis Kesalahan
Jenis Kesalahan Jumlah Siswa
Kesalahan Fakta (K1) 20
Kesalahan Konsep (K2) 28
Kesalahan Operasi (K3) 25
Kesalahan Prinsip/Tidak Menjawab Soal (K4) 27

Tabel 4. Deskripsi Kesalahan yang Dilakukan Siswa pada Materi Dimensi Tiga
No. Bukti Kesalahan yang Dilakukan Siswa Deskripsi Kesalahan
1.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 5.a termasuk
kesalahan fakta.
Dari jawaban tersebut, siswa
tidak membuat gambar kubus
terlebih dahulu. Siswa tidak
menuliskan kembali dan
menggambarkan apa yang sudah
diketahui di dalam soal, siswa
hanya langsung menuliskan
jawaban. Meskipun jawaban
benar tetapi dari cara
penulisannya ini terdapat
kekurangan dan alasan siswa
tidak menggambarkan kubus
karena siswa lupa dan tidak
terbiasa untuk menuliskan hal
yang diketahui di soal.
2.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 5.b termasuk
kesalahan operasi.
Dari jawaban tersebut siswa
salah menuliskan sudut yaitu
sudut BG senilai 45
0
. Padahal
didalam soal tidak dijelaskan
berapa besar sudut BG, dan
tidak ada kaitannya dengan soal.
Siswa melakukan kesalahan ini
karena kurang teliti dalam
mengerjakan soal.

226 Ovinka & Hartati

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

No. Bukti Kesalahan yang Dilakukan Siswa Deskripsi Kesalahan
3.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 3 termasuk kesalahan
operasi.
Siswa melakukan kesalahan
dalam menuliskan rumus
walaupun jawaban sudah benar.
Siswa menuliskan rumus (x2-
x1) + (y2-y1) + (z2-z1) dimana
seharusnya (x2-x1) + (y2-y1) +
(z2-z1). Siswa menuliskan
rumus dengan tidak teliti.
4.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 4 termasuk kesalahan
fakta.
Siswa tidak menuliskan berapa
tinggi BP yang sudah diketahui
di soal. Siswa langsung
menuliskan nilai BP sebesar 3
cm tanpa diberi keterangan, dan
gambar segitiga siku-siku yang
digambar siswa juga salah
dalam pemberian nama titik
segitiga. Siswa kurang paham
dalam penamaan segitiga siku-
siku dan siswa merasa tidak
perlu dijelaskan BP didapat
darimana, karena BP berada
ditengah garis
5.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 2 termasuk kesalahan
konsep.
Siswa salah dalam menyebutkan
bidang diagonal, hal ini
dikarenakan siswa masih belum
memahami konsep bidang
diagonal.






6.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 5.b termasuk
kesalahan prinsip (kesalahan tidak menjawab soal)
Siswa hanya menuliskan rumus
tanpa dilanjutkan mencari
jawaban. Siswa tidak
memahami permasalahan soal
tersebut.
7.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 2 termasuk kesalahan
konsep.
Siswa tidak memahami tentang
bidang diagonal. Siswa
menjawab hanya dengan dua
titik, seharusnya bidang
diagonal terbentuk dari 4 titik.
8.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 1 termasuk kesalahan
konsep.
Siswa hanya menggambarkan
kubus tetapi tidak menjelaskan
kedudukan dan posisi garis
dalam kubus. Siswa kurang
memahami permasalahan pada
soal tersebut.
9.

Siswa salah dalam menyebutkan
salah satu bidang diagonal.
Siswa yang kurang teliti dalam

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga Kelas XII 227

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

No. Bukti Kesalahan yang Dilakukan Siswa Deskripsi Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 2 termasuk kesalahan
konsep.
menentukan bidang diagonal
merupakan salah satu
penyebabnya dan kurangnya
pemahaman siswa mengenai
bidang diagonal
10.

Kesalahan yang dilakukan siswa pada soal nomor 5.b termasuk
kesalahan operasi.
Siswa hanya menuliskan rumus
tetapi tidak menyelesaikan soal
dikarenakan waktu yang tidak
cukup.


PEMBAHASAN
Dari hasil analisis yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
dimensi tiga dan faktor penyebabnya. Dari hasil analisis tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal
sebagai berikut: 1) Siswa terbukti melakukan kesalahan-kesalahan diantaranya kesalahan konsep,
kesalahan teknis, kesalahan fakta, dan kesalahan karena tidak menjawab soal; 2) Kesalahan yang
paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan konsep sebesar 96,55%. Sedangkan kesalahan
yang paling sedikit dilakukan adalah kesalahan fakta sebesar 68,96%. Kesalahan prinsip (kesalahan
tidak menjawab soal) adalah kesalahan kedua yang paling banyak diakukan dengan presentase
sebesar 93,10 % dan kesalahan operasi sebesar 86,20 %. 3) Kesalahan fakta yang dilakukan oleh
siswa yaitu tidak menuliskan kembali apa yang telah diketahui di soal karena siswa merasa tidak
perlu menuliskannya kembali dan sudah terbiasa tidak melakukan hal tersebut; 4) Kesalahan dalam
teknis penyebabnya adalah karena siswa kurang teliti saat mengerjakan soal; 5) Siswa melakukan
kesalahan dengan tidak menjawab soal karena siswa tidak memahami dan tidak mengerti sama
sekali konsep bangun ruang dalam materi dimensi tiga dan kemampuan visual-spasial siswa yang
rendah. Sebab lain juga dikemukakan, jika siswa tidak tahu harus menggunakan rumus yang mana
karena soal terlalu sulit.
Siswa berkemampuan tinggi diambil sebanyak 2 subyek, kesalahan yang dilakukan adalah
kesalahan fakta yaitu siswa tidak menuliskan apa yang telah diketahui di dalam soal karena siswa
tidak terbiasa melakukannya dan kesalahan operasi yaitu kesalahan saat siswa menuliskan besar
sudut segitiga siku-siku adalah 45
0
. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
kepada siswa yang menyatakan bahwa mereka kurang teliti dan terburu-buru dalam mengerjakan
soal tersebut.
Siswa berkemampuan sedang diambil sebanyak 2 subyek, dan kesalahan dilakukan adalah
kesalahan fakta yaitu siswa tidak menuliskan hal yang diketahui di soal. Siswa tidak menuliskan
dan menjelaskan tinggi BP didapatkan dari mana, kesalahan konsep yaitu siswa salah dalam
menyebutkan bidang diagonal pada prisma segienam karena siswa masih belum memahami bidang
diagonal, kesalahan operasi yaitu siswa salah dalam menuliskan rumus tetapi jawaban benar. Siswa
kurang teliti dalam penulisan rumus tersebut dan kesalahan prinsip (kesalahan tidak menjawab soal)
yaitu siswa tidak memahami permasalahan yang terdapat pada soal. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan kepada siswa yang menyatakan bahwa mereka kurang memahami
konsep tentang bidang diagonal, terkadang keliru dengan diagonal bidang karena hampir mirip
meskipun berbeda konsep dan pengertian.
Siswa berkemampuan rendah diambil sebanyak 2 subyek, kesalahan yang dilakukan adalah
kesalahan konsep yaitu siswa tidak memahami pertanyaan pada soal dan tidak memahami tentang
bidang diagonal sehingga membuat jawabannya salah, kesalahan operasi yaitu siswa hanya
menuliskan rumus penyelesaiannya saja tanpa mencari hasilnya, dikarenakan waktu yang kurang,

228 Ovinka & Hartati

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

kesalahan prinsip (kesalahan tidak menjawab soal) yaitu siswa sama sekali tidak mengerti dan
memahami permasalahan yang terdapat pada soal. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan kepada siswa yang menyatakan bahwa mereka tidak menjawab soal tersebut dikarenakan
tidak mengetahui langkah-langkah yang seharusnya ditulis untuk menjawab soal tersebut, selain itu
kurang memahami soal sehingga tidak merespon soal dengan baik dan siswa lain mengungkapkan
memang terkendala waktu yang sudah habis sehingga tidak menjawab soal tersebut.
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Candraningrum (2010) menyampaikan
bahwa siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal pada materi dimensi tiga yang berkaitan dengan
konsep kedudukan dua garis bersilangan, konsep dua garis berpotongan, konsep sudut, dan konsep
antara dua bidang yang berpotongan. Selanjutnya Novita (dalam Suhady, dkk., 2018) mengatakan
bahwa materi dimensi tiga merupakan materi yang sulit untuk dipahami karena bersifat
abstrak dan kurangnya keterampilan siswa dalam mendeskripsikan bangun-bangun tiga
dimensi. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dimana siswa
masih belum mampu memahami sesuatu yang bersifat abstrak yaitu berupa konsep kedudukan
garis, konsep sudut, trigonometri dan bangun ruang.

SIMPULAN
Dari total keseluruhan kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah kesalahan
konsep sebesar 96,55%. Di urutan kedua kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah kesalahan
prinsip (tidak menjawab soal) sebesar 93,10%, kesalahan operasi sebesar 86,20% dan kesalahan
fakta sebesar 68,96%. Penyebab dari tiap-tiap kesalahan antara lain siswa yang masih belum paham
dengan konsep bangun ruang dan trigonometri, kemampuan visual-spasial siswa yang masih
rendah, dan siswa yang tidak teliti saat mengerjakan soal. Dari faktor guru, guru yang kurang
memanfaatkan media pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran juga menjadi alasan
mengapa siswa masih belum memahami konsep bangun ruang pada materi dimensi tiga.

UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Huri Suhendri, M.Pd. Selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika yang selalu memotivasi untuk memublikasi karya ilmiah
mahasiswa dan mendukung mahasiswa dalam berbagai kegiatan ilmiah untuk terus
mengembangkan kompetensi yang dimiliki seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

DAFTAR RUJUKAN
Abdussakir. (2009). Pembelajaran geometri sesuai Teori Van Hiele. Madrasah: Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Dasar, 2(1). DOI: https://doi.org/10.18860/jt.v2i1.1832

Agustina, L. (2016). Upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan
masalah matematika siswa SMP Negeri 4 Sipirok kelas VII melalui pendekatan matematika
realistik (PMR). Jurnal Eksakta, 1(1): 1-7. Retrieved from http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/eksakta/article/viewFile/49/50

Amir, M. F. (2015). Analisis kesalahan mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoharjo
dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linier. Jurnal Edukasi, 1(2): 131–146.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

Candraningrum, E.S. (2010). Kajian kesulitan siswa dalam mempelajari geometri dimensi tiga kelas
X MAN Yogyakarta I. Skripsi: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga Kelas XII 229

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Yogyakarta. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/11060059.pdf

Couto, A., & Vale, I. (2014). Pre-service teachers’ knowledge on elementary geometry
concepts. Journal of the European Teacher Education Network , 9: 57–73.
Retrieved from http://jeten-online.org/index.php/jeten/article/view/32.

Edi, S. (2013). Peningkatan kemampuan spasial siswa melalui penerapan pembelajaran matematika
realistik. Cakrawala Pendidikan. 3: 353-364. DOI: https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.1624

Jana, P. (2018). Analisis kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok
bahasan vektor. Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan
Matematika, 2(2): 8-14. DOI: https://doi.org/10.26486/jm.v2i2.398

Muhassanah, N., & Mulyatna, F. (2020). Analisis tingkat berpikir geometris menurut Van Hiele
pada mata kuliah geometri analitik ditinjau dari gaya kognitif. JKPM (Jurnal Kajian
Pendidikan Matematika), 5(2): 233-244. DOI: http://dx.doi.org/10.30998/jkpm.v5i2.6367

Noviani, J., dkk. (2017). Pengaruh Realistik Mathematic Education (RME) dalam meningkatkan
kemampuan spasial siswa sekolah dasar dalam bentuk subtopik dua dimensi. Jurnal
Education and Praktek, 8(34): 112-126.

Rachman, A. F., & Saripudin, S. (2020). Analisis kesalahan siswa kelas XI pada materi
trigonometri. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1): 126-133. DOI:
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.166

Sholihah, S. Z., & Afriansyah, E. A. (2017). Analisis kesulitan siswa dalam proses pemecahan
masalah geometri berdasarkan tahapan berpikir Van Hiele. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 6(2): 287-298. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v6i2.317

Sugiarto, Sigit., Kadir & La Arapu. (2015). Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal–soal
dimensi tiga pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan
Matematika 3(2). DOI: http://dx.doi.org/10.36709/jppm.v3i2.3012

Suhady, W., Roza, Y., & Maimunah, M. (2019). Identifikasi kesalahan konseptual dan prosedural
siswa dalam menyelesaikan soal pada materi dimensi tiga. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(2): 494-504. DOI: https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.143

Taufik, A. (2016). Diagnosis kesulitan mahasiswa di Universitas Kuningan dalam pembuktian
menggunakan induksi matematika beserta upaya mengatasinya menggunakan scaffolding. JES-
MAT (Jurnal Edukasi dan Sains Matematika). 2(1): 41-54. DOI: https://doi.org/10.25134/jes-
mat.v2i1.280

230 Ovinka & Hartati

Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta