Asa ti za , Vol 1, No2, Mei - Agustus 2020 Chanifudin ; Tuti Nuriyati

212

INTEGRASI SAINS DAN ISLAM DALAM
PEMBELAJARAN
Chanifudin
1
, Tuti Nuriyati
2

1
Pro g am Studi P e n d id i k a n Ag am a Islam S T A I N B e n g k a li s, Indonesia
2
Pro g am Studi P e n d id i k a n Ag am a Islam S T A I N B e n g k a li s Indonesia

Abstrak
Dalam proses pembelajaran, kualitas atau mutu menja di suatu hal yang mutlak harus ada.
Oleh karenanya, dalam perkembambangan banyak model yang ditawarkan oleh beberapa pakar
pendidikan , salah satunya adalah integrasi sains da n agama dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran pendidikan agama Islam haru s mampu men gubah sesuatu yang masih bersifat
kognitif menjadi makna dan nilai serta harus di int ernalisasikan dalam diri perserta didik. Sains
dan agama dalam perspektif Islam yaitu memiliki das ar metafisik yang sama, dengan tujuan
pengetahuan yang diwahyukan maupun diupayakan adala h mengungkapkan ayat -ayat Tuhan,
motivasi dibalik pencarian kealaman matem atis -upaya mengetahui ayat-ayat Tuhan di alam
semesta.
Dengan integrasi pendidikan agama Islam dengan sai ns dan teknologi diharapkan
pembelajaran yangdilaksanakan menjadi lebih bermakn a dan mudah dipahami. Sehingga tujuan
pendidikan agama Islam dalam mengarahkan peserta di dik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhl ak mulia dalam mengamalk an ajaran
agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci A l - Quran dan Al- Hadits, melalui kegiatan
bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pen galaman dapat terlaksana.

Kata Kunci:
Integrasi; sains; Pembelajaran

Abstract
In a learning process, quality is an absolute goal that must be achieved. Therefore, in the
development of many models offered by several education experts, one of them is the integration
of science and religion in the learning process. Islamic religious education learning must be able
to change something that is still cognitive into something meaningful and valueable that must be
internalized in students. Science and religion in the perspective of Islam have the same
metaphysical basis, with the aim of revealed and attempted knowledge is to reveal the verses of
God, the motivation behind the search for mathematical experience in an effort to know the verses
of God in the universe.
In the integration of Islamic religious education with science and technology, it is expected that
the learning process conducted will be more meaningful and easily understood, so that the
purpose of Islamic education in directing students to know, to understand, to appreciate, to

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK96 SEMESTER 1
Alat-alat musik terkenal dan berkembang dengan pesat pada zaman renaisans adalah:
Jenis Nama instrumen Keterangan
Gesek Viol (enam senar)
Biola (empat senar)
Memakai fret interval seperti gitar.
Polos.
Tiup (kayu) Recorder
Krumhorn
Shawm atau Pommer
Dulcian
Kornetto
Serpent
Populer hingga sekarang.
Mirip recorder.
Seperti obo, bunyi keras.
Berbentuk seperti tanduk, bunyi dihasilkan
oleh getar bibir pemain seperti terompet.
Kornetto bas.
Tiup (logam) Terompet
Trombon
Belum memiliki klep-klep
Mirip trombon modern
Petik Lut
Vilhuela
Mirip gitar dipetik dengan ujung jari, bukan
kuku.
Sejenis lut dipakai di Spanyol.
Keybord Organ
Harpsikord
Spinet (virginals)
Seperti organ sekarang.
Senar-senar dipetik oleh plektrum dari kulit
atau bulu burung.
Harpsikord kecil di Inggris.
Ada enam variasi bentuk lagu-lagu instrumental pada masa renaisans, yaitu:
a. Musik vokal yang dimainkan dengan alat musik.
b. Ansambel berdasarkan melodi-melodi yang sudah ada.
c. Bentuk variasi dengan penambahan nada-nada hias untuk mengiringi tarian.
d. Bentuk ricercar, fantasia, dan chanzona yaitu komposisi berdasarkan tema dan variasi, bukan
berdasarkan irama tarian. Ketiga bentuk ini biasanya berupa ansambel.
e. Toccata dan Prelude, karya bentuk bebas yang memakai banyak igurasi.
f. Musik tarian, yaitu musik untuk iringan tari
Sumber: www.en.wikipedia.org
Gambar 9.20 Lukisan yang menggambarkan Permainan
Musik di Zaman Renaisance.

SENI BUDAYA97
5. Musik Zaman Barok (1600-1750)
Istilah barok diambil dari bahasa Portugis barocco yang berarti mutiara. Istilah ini sebenarnya
tidak digunakan pada waktu itu. Istilah barok hanya digunakan untuk memberi identitas bagi
sebuah masa perkembangan seni musik pada masa tahun 1600-an hingga tahun 1750-an yang
tidak ada ciri-ciri dramatis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Namun, seperti halnya bidang
seni lain, suatu masa baru muncul setelah terjadi tarik-menarik gaya antara kaum konservatif
yang ingin mempertahankan estetika musik lama dengan kaum pembaharu yang inovatif.
Awalnya gaya musik zaman Barok dikritik sebagai musik yang harmoninya kurang jelas,
kehilangan bentuk normal, eksentrik (berlebihan), kurang bermutu, bahkan dekaden (merosot).
Namun, karena perkembangan dasar-dasar estetika yang baru, gaya musik barok semakin dinilai
secara positif. Gaya musik zaman Barok memang tidak jelas, berbelit-belit, dan bombastis.
Namun hidup, lancar, lincah, dan penuh perasaan sehingga sangat cocok untuk penyajian opera
yang saat itu mulai populer.
Nada-nada penghias dimanfaatkan secara
optimal sehingga menghasilkan sajian yang
dinamis. Keras lemahnya nada disajikan dengan
jelas.
Selain bertambah jumlahnya, alat-alat musik
juga semakin tinggi mutu suaranya. Selain alat-
alat musik yang sama dengan masa Renaisans
yang berkembang di lingkungan istana, alat-alat
musik rakyat juga mulai berkembang. Oktavgeige
(biola sederhana), drehleier (alat musik gesek
dengan dawai bordun), gitar, hackbrett (sejenis
sitar), maultrommel, pikolo, recorder, schalmei
(mirip klarinet), genderang, castagnet, xilophon,
lonceng kecil. Berkembang pula alat-alat musik
tiup baru prommer, fagot, dan raket yang kemudian lenyap kecuali obo dan klarinet.
Pada masa Barok juga mulai diperkenalkan sistem tangga nada mayor dan minor. Bentuk-
bentuk sajian musik yang tumbuh pada masa itu adalah lagu-lagu instrumentalia dengan cerita
sejenis opera (suita), permainan instrumentalia (sonata), hidangan musik yang sifatnya agung
(kantata), dan sajian musik orkes simfoni yang diselingi permainan solo (concerto). Komponis
besar pada zaman ini adalah Johann Sebastian Bach (1685-1750) dan George Friederich Handel
(1685-1759).
6. Zaman Musik Klasik (1750-1800)
Menurut Frederich Blume (1958) musik klasik adalah karya seni musik yang sempat
mengintikan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian rupa hingga tercipta suatu ekspresi
yang meyakinkan dan dapat bertahan terus.
Zaman klasik ditandai dengan kembalinya gaya seni yang memperhatikan kaidah-kaidah
formal. Pada masa ini seniman kembali menengok kepada gaya seni zaman Yunani Kuno.
Struktur bentuk dan komposisi musik kembali mengikuti kaidah-kaidah formal dalam mencapai
kesempurnaan.
Seperti halnya pada awal zaman Barok yang merupakan suatu reaksi terhadap Zaman
Sumber: www.baroquecd.com
Gambar 9.21 Para Musisi Zaman Baroque

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK98 SEMESTER 1
Renaisans, musik Zaman Klasik juga merupakan reaksi atas zaman barok. Hal ini tampak dari
timbulnya dua gaya, yaitu gaya galan dan gaya sensitif.
Gaya galan berciri:
1. lebih bebas,
2. lebih mudah untuk dimengerti,
3. enak melodinya,
4. ornamentasi yang lebih halus,
5. iringan tanpa keterikatan jumlah suara,
6. ditujukan terutama kepada penggemar musik,
7. bertujuan untuk menghibur secara lebih bermutu, dan
8. bukan ditujukan untuk menciptakan komposisi yang berat.
Gaya sensitif berciri:
1. menentang gaya Barok yang terlalu kaku dan terlalu emosional,
2. musik lebih sebagai ungkapan pribadi yeng diungkapkan dalam penerapan dinamika
(crescendo), dan
3. ungkapan rasa suka dan duka.
Zaman Klasik bermula sepeninggal Johann Sebastian Bach dan George Friederich Handel.
Ciri-ciri utama musik klasik adalah sebagai berikut.
1. Pemakaian crescendo dan decrescendo
2. Pemakaian accelerando (mempercepat tempo) dan ritartando (memperlambat tempo)
dalam penyajian musik.
3. Pembatasan pemakaian nada-nada penghias (ornament).
4. Pemakaian akor trinada (akor tiga nada).
Bentuk-bentuk musik yang populer pada
waktu itu adalah bentuk-bentuk komposisi
sonata, simfoni, concerto, dan karya-karya
lepas. Komposisi-komposisi itu bahkan
semakin diperdalam, disempurnakan, dan
dikembangkan.
Komponis-komponis penting di zaman
klasik ini di antaranya adalah John Stamitz
(1717-1757), Franz Joseph Haydn (1732-1809)
yang dikenal sebagai Bapak Orkes Simfoni
dengan lebih dari 100 karya dan Bapak Kwartet
dengan lebih dari 80 karya. Kemudia Wolfgang
Amadeus Mozart (1765-1791). Para komponis
ini dianggap sebagai tokoh yang membuat musik
gaya klasik tingkat tinggi.
7. Musik Zaman Romantik (1800-1890)
Istilah romantik dalam sejarah perkembangan musik Eropa berhubungan dengan perasaan,
sikap batin, dan jiwa manusia. Pada zaman ini karya seni musik dianggap lebih mengikuti gerak
hati penciptanya. Oleh karena itu gaya musik pada zaman ini begitu bebas dan tak terbatas.
Karya seni apa pun selalu terpengaruh oleh keadaan zamannya. Musik romantik yang muncul
Sumber: www.taringa.net
Gambar 9.22 Beethoven, Mozart, dan Bach (Tokoh Musik
Klasik)

SENI BUDAYA99
pada abad ke-19 tentu juga terpengaruh oleh keadaan masyarakat pada abad ke-19. Kita tahu
pada awal abad tersebut kehidupan masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupan politik
dari yang semula bersifat absolut, dipimpin raja-raja atau kaisar-kaisar, menjadi demokratis,
dengan pemimpin dipilih rakyat. Di banyak negara perubahan ke arah demokratis ini bahkan
ada yang melalui revolusi dan perang. Kehidupan menjadi penuh konlik. Keadaan ekonomi
juga sulit. Dalam keadaan seperti itu, manusia tidak dapat melarikan dari untuk menghindari
kenyataan yang penuh konlik. Oleh karena itu, mereka mulai melarikan diri dari kenyataan
yang sulit ke hal-hal yang bersifat mudah, ekonomis, dan menghibur. Perkembangan musik
Romantik dapat dilihat dari fase-fase romantik berikut.
a. Romantik Awal (1800-1830)
Pada era ini musik diwarnai dengan usaha manusia melarikan diri ke dunia irasional.
Komponis menimba bahan dari dunia dongeng yang ajaib dan misterius tidak hanya untuk
karya-karya operanya, tetapi juga untuk musik instrumentalia (Beethoven) dan musik kamar
(nyanyian Schubert).
b. Romantik Tinggi (1830-1850)
Gaya romantik berkembang ke seluruh Eropa. Komponis-komponis menciptakan karya-
karya dengan semangat baru yang romantis. H. Berlioz (Prancis) menciptakan Symphonie
Fantastique. Chopin (Prancis) memikat para pencinta musik piano. Paganini (Italia) menunjukkan
kemahirannya dalam permainan biola. Liszt (Jerman) menumpahkan emosinya dalam permainan
piano Mendelssohn (Jerman) menemukan kembali dan mementaskan musik Bach secara romantis.
Wagner (Jerman) dan Verdi (Italia) menciptakan opera gaya baru yang mempesona.
c. Romantik Akhir (1850-1890)
Pada masa ini muncul generasi baru, yaitu C. Franck, Bruckner, Brahms, dan lain-lain
dengan estetika dan bentuk baru yang bergaya naturalisme dan nasionalisme.
Ciri khas musik zaman romantik adalah sebagai berikut.
a. Segi bentuk
Musik romantik masih mempertahankan bentuk musik klasik tetapi dengan perluasan dan
perubahan. Bentuk-bentuk baru yang populer adalah lagu piano singkat, lagu sastra simfoni,
drama musik.
b. Segi harmoni
Musik romantik mengembangkan musik klasik dengan penambahan nada-nada kromatis.
c. Segi ritmik
Ritmik musik klasik dikembangkan. Unsur-unsur ritmik seperti tempo mendapat perhatian
secara cermat karena ritmik dianggap sebagai bagian dari ungkapan rasa dalam musik. Partitur-
partitur musik secara cermat diberi catatan-catan yang berkaitan dengan ritmik. Ada pemakaian
tempo sampai mendetail seperti Andante molto cantabile e non troppo mosso. Tempo-tempo
ekstrim juga mulai dipraktikkan, misalnya ekstrim cepat atau ekstrim lambat. Ikatan pada
metronom manzel (penanda tempo, lihat pelajaran kelas VII)
d. Segi warna suara
Instrumen yang menghasilkan suara alamiah seperti lute (suling), klarinet, tuba, dan trombon
lebih diutamakan karena dapat menimbulkan suasana sakral dan khidmat.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK100 SEMESTER 1
Pada zaman romantik karya musik jenis nyanyian sangat berkembang. Bahkan, nyanyian
rakyat berperan sangat penting. Dalam nyanyian rakyat sikap asli, wajar, sederhana, dan khas
nasional mendapat ungkapan yang semestinya. Beberapa seniman mulai mengumpulkan nyanyian
rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya secara lisan. Lagu-lagu rakyat
inilah yang kemudian menjadi sumber inspirasi bagi para komponis. Lagu-lagu pada zaman
itu mulai dinyanyikan di rumah dan pesta-pesta.
Tokoh-tokoh musik jenis nyanyian yang terkenal pada zaman romantik adalah Franz Peter
Schubert (1797-1828), Robert Schumann (1810-1856), Robert Franz (1815-1892), Johannes
Brahms (1833-1897), dan Wilhelm Richard Wagner (1813-1883) yang juga mendapat sebutan
sebagai Bapak Opera.
Nyanyian untuk paduan suara campuran (pria dan wanita) juga sangat populer pada zaman
romantik. Selain nyanyian, musik piano juga sangat populer pada waktu itu.
8. Musik Zaman Peralihan (1890-awal abad XX)
Sepeninggal Wagner, musik zaman romantik berakhir. Setelah itu musik memiliki ciri yang
lebih tegas warna nasionalnya karena pada saat itu mulai muncul kesadaran nasionalisme.
Komponis zaman peralihan di antaranya adalah Cesar Auguste Franck (1822-1890), Gustav
Mahler (1860-1911), Peter Ilych Tschaikovsky (1840-1893), dan Sergei Rachmaninof (1873-1943).
9. Musik Abad Modern (1900-sekarang)
Seiring dengan munculnya kesadaraan kebangsaan dan pembebasan dari belenggu kolonialime
di abad XX, seni musik juga mengalami revolusi bentuk dan gaya. Ciri paling penting dalam
gerakan musik modern adalah sikap emansipatif, yaitu sikap yang ingin membebaskan diri
dari segala belenggu aturan yang mengekang kebebasan berekspresi. Maka, mulailah gejala
munculnya aliran musik impresionistis, ekspresionisme, dan eksperimental. Gaya ini berciri
tidak teratur. Bagi komponis masa modern, ketidakteraturan ini menimbulkan misteri dan
ketegangan yang tidak terduga.
Gaya impresionisme mulai merasuk ke dunia musik. Gaya musik ini menekankan pada
timbulnya kesan yang kuat bagi pendengar. Claude Achille Debussy (1862-1918) merupakan
pelopor aliran musik impresionisme. Musik Debussy mulai memasukkan sistem tonal yang
tidak hanya dari nada-nada diatonis saja, tetapi juga memasukkan nada-nada pentaonis. Salah
satunya adalah nada pentatonis gamelan Jawa.
Orkes-orkes mengalami perubahan ke arah ekonomis, yaitu dengan memilih bentuk-bentuk
ansambel kecil. Karena memasukkan nada-nada pentatonis yang tidak lazim dalam eksperimen
musiknya, musik zaman ini mulai memberikan suasana yang tersendiri, menarik, eksotis, aneh,
tetapi memaksa orang untuk mendengarkan. Komponis masyhur di era modern di antaranya
adalah Richard Strauss (1864-1947), Arnold Schoenberg (1874-1951), Bela Bartok (1881-1945),
dan Igor Stravinsky (1882-1971).
Ciri lain dari zaman modern adalah industrialisasi dalam segala bidang. Musik pun dipengaruhi
industrialisasi ini. Bunyi-bunyian yang bersumber dari suara-suara mesin industri dicoba digali
untuk memberi sentuhan warna musik modern. Teknologi audio visual yang berkembang pesat
juga mendorong perkembangan musik modern untuk selalu berdampingan dengan industrialisasi.
Maka, babak baru dunia musik lahir dengan ditandai mulainya musik elektronik. Di sini peranan
radio dan studio rekaman sangat penting.

SENI BUDAYA101
Ketika pertama kali Pierre Schaefer, teknisi Radio-difusion Television Francaise (RTF)
membuat rekaman dan menyiarkan musik elektronik (5 Oktober 1948) dalam acara konser bunyi,
sambutan luar biasa diberikan oleh masyarakat. Sejak saat itu musik elektronik berkembang
dengan sangat pesat. Setelah tahun 1960 teknologi menemukan alat rekam audio visual multijalur
(multitrack), alat musik synthesizer, multimedia elektronik, dan komputer, musik kontemporer
semakin menemukan bentuknya. Dengan teknologi yang semakin canggih, paham-paham musik
modern yang dapat memenuhi kebutuhan apresiasi musik masyarakat modern yang berciri gerak
cepat dapat dipenuhi. Musik jenis ini memang tidak bertahan lama. Begitu muncul langsung
populer, tidak lama kemudian dilupakan, ganti yang baru lagi.
Musik kontemporer yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi audio visual
modern adalah musik jazz, musik rakyat, teater musik, musik ilm, rock, blues, musik populer,
musik hiburan, dan musik-musik lainnya.
Kini, musik berkembang lebih jauh. Dengan dukungan teknologi informasi yang membuat
antarnegara serasa tidak lagi berbatas, musik satu etnis dengan etnis yang lain sudah saling
memengaruhi. Perhatikan musik populer yang tidak lagi mengenal batas negara. Dari Afrika
sampai Amerika, dari Australia sampai Canada warna musik berbaur begitu rupa. Dengan
musik kita dapat menyaksikan seorang anak muda Jepang menyanyikan lagu bergaya jazz dari
Amerika. Di lain pihak, anak muda Amerika memainkan warna lokal Afrika dalam musiknya.
Anak muda Afrika kita saksikan menyanyikan lagu Hawaian, sementara anak muda Cina
menyanyikan lagu Hindustan. Lihatlah grup musik Debu dari Amerika Serikat yang menyanyikan
lagu-lagu bergaya Timur Tengah. Maka tak perlu risau jika gamelan Jawa, Sunda, dan Bali
juga mulai digemari anak-anak muda dari mancanegara. Juga penyanyi gendhing-gendhing
Jawa (sinden) ternyata berkulit putih. Sementara anak-anak muda kita tergila-gila musik R&B.
Itulah globalisasi di bidang musik.
Sumber: www.
en.wikipedia.org
Gambar 9.23 Electronic
Music di Era Modern
Aktivitas Mengomunikasikan
Setelah mempelajari uraian di atas, kamu diminta:
1. Mengakses informasi tentang seni pertunjukan musik barat dari internet atau sumber
lain.
2. Ulaslah informasi yang kamu dapatkan dari berbagai sumber tersebut!
3. Membuat presentasi sederhana tentang pertunjukan dan perkembangan musik barat
dan kaitannya dengan perkembangan musik modern di Indonesia.
4. Sajikanlah dalam presentasi sederhana tentang perkembangan musik barat tersebut
di depan kelas!

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK102 SEMESTER 1
Rangkuman
1. Seni pertunjukan musik barat sangat pesat perkembangannya.
2. Berbagai bentuk pertunjukan musik di antaranya adalah seni vokal (solo maupun koor),
seni musik instrumentalia (resital, solo, ansambel, orkestra, band).
3. Seni musik barat yang berkembang pesat tersebut sebenarnya masih memiliki akar yang
kuat pada dasar irama dan genre musik klasik dan tradisional. Irama atau genre musik
tersebut di antaranya irama mars, waltz, balada, country, rock
4. Sejarah musik barat sangat panjang dan dapat dirunut sejak zaman Yunani Kuno, Zaman
Romawi, Abad Pertengahan, Zaman Renaisans, hingga Zaman Modern ini. Semua
memiliki ciri dan memberi warna perkembangan musik Eropa dan Barat pada umumnya.
UJI KOMPETENSI
Penilaian Sikap
1. Penilaian Diri
a. Setelah mempelajari seni pertunjukan musik barat, apakah kamu dapat merasakan bahwa
keindahan musikal bersifat universal?
b. Sebutkan hal-hal apa yang dapat kamu tingkatkan, dan sebutkan pula hal-hal yang sudah
kamu nilai baik dalam pemahaman dan apresiasimu terhadap musik barat!
c. Coba mainkan salah satu contoh partitur yang tersaji dalam uraian di atas. Rasakanlah
dengan sejujurnya, apakah seni musik barat berbeda dengan musik Indonesia?
2. Penilaian yang Berhubungan dengan Perilaku
a. Bagaimana tanggapanmu tentang kesalingterpengaruhan dalam seni musik? Jelaskan!
b. Apakah dengan mempelajari seni musik dari bangsa lain kamu juga tergerak untuk
mempelajari dan berusaha memainkan seni musik bangsa sendiri?
c. Apakah mempelajari dan memainkan musik barat mesti harus menirukan segala sikap
budaya barat? Jelaskan jawabanmu!
d. Coba ingat irama musik barat apa yang ternyata kamu gemari. Apakah itu salah? jelaskan!
3. Penilaian Unjuk Kerja
Kamu sudah menilai kemampuanmu sendiri. Kini kamu juga diminta menilai temanmu dalam
presentasi tentang seni pertunjukan dan perkembangan musik barat dengan kriteria berikut.
No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal
1Penguasaan Materi 50
2Teknik Penyajian 30
3Komunikasi/Interaksi dengan audience 10
4Gaya dan Sikap 10
Jumlah Skor 100

SENI BUDAYA103
Bentuklah tim untuk memainkan lagu barat dalam sebuat ansambel sederhana (gitar, pianika,
rekorder, ketipung)
Ketika salah satu kelompok memainkan musiknya, nilailah dengan kriteria:
No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal
1Penguasaan Lagu 40
2Teknik Penyajian
a. Keterampilan bermain musik/vokal
b. Harmoni
c. Improvisasi
50
3 Gaya/Penampilan 10
Jumlah Skor 100
4. Penilaian Pengetahuan
Jawabalah dengan singkat tetapi benar!
1. Jelaskan teknik olah vokal agar kita dapat bernyanyi dengan baik!
2. Jika akan bernyanyi paduan suara dengan 4 jenis suara campuran pria dan wanita, tentukan
pembagian suaranya!
3. Jelaskan masing-masing jenis pertunjukan instrumentalia!
4. Sebutkan lima jenis irama dasar musik barat! Jelaskan ciri-cirinya!
5. Bandingkan ciri musik pada zaman Yunani Kuno, Romawi, Pertengahan, Renaisans,
Romantik, Klasik, dan Modern. Carilah perbedaannya dan apabila ada persamaannya,
tulislah dalam tabel berikut!
Zaman Persamaan Perbedaan
Yunani Kuno
Romawi
Pertengahan
Renaisans
Romantik
Klasik
Modern
6. Mendapat pengaruh dari mana sajakah musik barat tersebut? Jelaskan, dalam hal apa saja
pengaruh tersebut!

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK104 SEMESTER 1
Pada Bab 10 ini, siswa diharapkan:
1. Mengamati tari kreasi berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur
2. Melakukan observasi ke beberapa nara sumber yang telah ditentukan oleh guru untuk
menggali informasi mengenai teknik gerak tari kreasi dengan sumber gerak kepala,
badan, tangan dan kaki.
3. Mencari contoh tari berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur
4. Menanyakan, melalui diskusi kepada masing-masing nara sumber tentang teknik gerak
tari kreasi dengan unsur pendukungnya (busana, iringan, properti tari, dll).
5. Merangkai dan menerapkan berbagai gerak tari kreasi sesuai dengan konsep, teknik,
dan prosedur.
A. Konsep Karya Tari Kreasi
Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat. Dalam karya tari akan tercermin budaya
masyarakat penyangganya. Berbagai tari tentunya sudah kita tonton, ada tari nelayan, tari tani,
tari berburu, dan tari metik teh. Dari pengamatan itu kita sudah bisa menduga, bahwa tari
nelayan terlahir dari masyarakat pelaut dan tari tani lahir dari masyarakat petani. Tari tersebut
tercipta oleh para seniman dengan stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk
meniru gerak-gerak alami, selanjutnya diolah dengan ‘digayakan’ untuk menjadi sebuah tari.
Proses pengolahan gerak itu dilakukan dengan cara penggayaan untuk memperindah (stilatif)
atau bisa juga dengan merombak gerak sehingga berbeda dari gerak asalnya (distortif). Dari
contoh tari tani dan tari nelayan, kita bisa manarik simpulan bahwa tari ternyata bisa terlahir
dari peniruan atau imitatif, sama halnya dengan tari merak dari Sunda dan tari Cendrawasih
dari Bali, yang tercipta oleh seniman karena ketertarikannya pada keindahan dan perilaku
binatang-binatang tersebut serta menjadi sumber inspirasi dalam berkarya tari. Dari dua
contoh tersebut terdapat dua sumber penciptaan berkarya tari yaitu: peniruan terhadap perilaku
manusia dan peniruan perilaku binatang yang selanjutnya ‘digayakan’ atau diperindah untuk
keperluan tari.
Selain dari tari-tari yang bersifat imitatif, terdapat pula tari yang menggambarkan tokoh-
tokoh yang terdapat dalam cerita, seperti Gatotkaca tokoh pahlawan dalam cerita wayang
Mahabarata, atau Hanoman tokoh pahlawan dalam cerita Ramayana. Penggambaran tokoh-
tokoh tersebut dalam tari Sunda, Jawa, dan Bali memiliki persamaan dalam busana dan gerak
tari dengan karakternya yang gagah. Apabila disandingkan busana tari Gatotkaca Jawa dan
tari Gatotkaca Sunda, tidak terlihat perbedaannya. Begitu pula busana tari Hanoman Jawa dan
busana tari Hanoman Bali, busananya memiliki kemiripan. Akan tetapi, apabila sudah bergerak
MENERAPKAN:
KONSEP, TEKNIK, DAN PROSEDUR
DALAM BERKARYA TARI KREASI
BAB
10

SENI BUDAYA105
akan terlihat perbedaannya. Perbedaannya bukan hanya dari iringannya saja, tetapi perpaduan
komposisi geraknya juga berbeda. Dalam hal ini, terjadi perbedaan cita rasa seniman dalam
mengekspresikan tokoh-tokoh pahlawan tersebut dan menerjemahkannya dalam karya tari. Dari
sisi ini kita bisa memperoleh pembelajaran bahwa sebuah karya tari bisa bersumber dari cerita
dan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita bisa diwujudkan menjadi karya tari. Tentu saja
mewujudkan tokoh ke dalam karya tari memerlukan pemahaman pada sifat tokoh berdasarkan
pada ceriera, lalu diolah menjadi gerak yang ‘digayakan’ berdasarkan persepsi penciptanya.
Ternyata, dari sumber yang sama menghasilkan tari yang berbeda gaya.
Dari pengamatan terhadap tari di atas, kita bisa memahami bahwa tari tercipta karena
berbagai asal stimulus (penglihatan, pendengaran, perasaan) yang tercurahkan dalam bentuk
tari dengan konsep:
1) peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang;
2) perwujudan tokoh cerita; dan
3) mengacu lagu atau guru lagu.
Adakah sumber penciptaan lainnya? Silahkan kamu diskusikan dengan teman mengenai
sumber penciptaan yang terdapat di lingkungan sekitarmu.
Tentunya, kamu telah mengamati gerak tari dari berbagai sumber belajar dan juga telah
mendiskusikan hasil pengamatan tersebut. Terdapat hal umum mengenai tari yang medianya
gerak yaitu memiliki tenaga, ruang, dan waktu. Masih ingatkah konsep tenaga, ruang, dan
waktu dalam tari? Komposisi/perpaduan ruang, tenaga, dan waktu yang dikelola pencipta dalam
berkarya tari akan menumbuhkan tata tari yang unik. Penafsiran yang berbeda terhadap peristiwa
alam dan tokoh dalam sebuah cerita, melahirkan gaya tari yang berlainan. Hal tersebut dipengaruhi
salah satunya pengalaman berkarya senimannya, sesuai dengan pepatah dimana bumi dipijak
di situ langit di junjung. Nilai sebagai acuan baik-buruk bagi sebuah masyarakat akan mewarnai
produknya termasuk tari. Dengan demikian, sangat tidak mungkin kita menilai keindahan tari
Bali dengan konsep keindahan tari Jawa atau konsep keindahan yang dimiliki etnis lainnya. Di
bawah ini terdapat foto tari karya kawan kalian yang mengembangkan unsur tenaga, ruang,
dan waktu dari tema lingkungan.
Dari gambar di samping, tampak
tampilan teknik gerak tari yang
menggabungkan ciri khas tari beragam
etnis. Teknik gerak kaki dari tari Papua
mewarnai karya tari ini. Memang sangat
membanggakan Indonesia memiliki teknik
gerak tari yang berbeda antar etnis satu sama
lainnya. Ada yang bergerak selalu bertepatan
dengan ketukan (on beat), ada yang dilakukan
dengan gerak yang mendahului ketukan atau
malahan sebaliknya, ada pula gerak yang
dilakukan dengan tenaga yang sedang atau
kuat. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh
tenaga yang digerakkan, ruang gerak, dan
waktu melakukannya yang berbeda-beda.
Gerak tari pada Gambar 10.1 menunjukkan
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.1 Gerak dengan unsur tenaga kuat

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK106 SEMESTER 1
gerak tari memiliki unsur tenaga yang kuat, gerak dilakukan secara rampak oleh para penari,
seorang penari yang diangkat oleh penari lainnya seperti mengangkat sebuah benda berat, yang
memiliki arti tenaganya kuat. Tenaga yang digunakan oleh penari untuk menyangga temannya
tentu lebih besar dibandingkan dengan tenaga penari yang berada di atas. Kekuatan tenaga
menahan temannya tertumpu pada kedua tangan. Begitu pula dalam setiap melakukan gerak,
tentunya diperlukan sebuah tenaga. Penggunaan tenaga memiliki intensitas kuat, sedang, dan
lemah tergantung cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.2 Pose gerak tangan membuka lebar
Gerak tari pada Gambar 10.2 pose gerak menunjukkan ruang gerak luas yang terlihat
antara badan dan lengan yang dilakukan penari secara berkelompok. Masing-masing penari
melakukan ruang gerak yang sama. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan,
atau kelompok.
Selain gerak memerlukan tenaga dan ruang, gerak juga memerlukan waktu. Setiap gerakan
yang dilakukan membutuhkan waktu. Perbedaan cepat, lambat gerak berhubungan dengan tempo.
Jadi, tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Fungsi tempo pada gerak tari
untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak untuk dinikmati.

SENI BUDAYA107
Lihat pada Gambar 10.3 pose gerak hormat diantara penari yang satu dengan penari
yang lainnya berbeda. Penari yang satu dilakukan dengan tempo yang cepat, sementara penari
berikutnya dilakukan dengan tempo yang lambat, sehingga menghasilkan tempo yang berbeda
dengan melakukan gerakan yang sama.
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.3 Gerak hormat yang ditampilkan dengan tempo dan level yang berbeda
B. Teknik Berkarya Tari Kreasi
Teknik dan proses gerak tari tradisional bermacam-macam. Beruntunglah Indonesia memiliki
keteknikan tari yang berbeda-beda setiap daerahnya. Boleh jadi teknik gerak dan prosesnya
sama tetapi memiliki istilah berbeda, tetapi mungkin juga ada yang sama dalam teknik dan
prosesnya serta memiliki istilah yang sama. Pemahaman dan pengalaman terhadap teknik
gerak tari kreasi adalah dasar untuk mengeksplorasi macam teknik gerak yang dapat dirangkai
menjadi sebuah tarian. Penguasaan teknik gerak dasar tari tertentu sekaligus menjadi tolak ukur
mengenai nilai keindahannya. Sebagai contoh teknik tari Bali berbeda dengan teknik tari Jawa,
nilai keindahannya pun berbeda. Tidak mungkin seseorang menilai tari Bali dengan teknik
keindahan tari Jawa atau sebaliknya. Teknik gerak dasar ini terdiri dari: gerak kepala, gerak
badan, gerak tangan, dan gerak kaki. Dari keempat teknik ini, kalian dapat mengembangkan
dan menerapkan menjadi sebuah kesatuan tarian yang utuh. Nah, untuk lebih jelasnya kalian
perhatikan gambar-gambar gerak tari di bawah ini.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK108 SEMESTER 1
1. Teknik gerak kepala
Gerak kepala menunduk, lalu
gerakan dan bayangkan kamu
membuat angka 8 dengan dahi
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.4 Gerak kepala gedheg (Jawa) atau godeg (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.5 Gerak kepala
gilek (Sunda)
Bayangkan kamu
menggerakan dagu
dengan arah seperti
membuat angka 8
2. Teknik gerak badan
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.6 Pose penari dengan
badan yang lurus ke depan, tangan dan
kaki yang terbuka lebar
Coba perhatikan posisi
penari ini dengan badan
yang lurus ke depan

SENI BUDAYA109
Posisi seperti ini (Gambar 10.6) badan tegak arah hadap ke depan, menurut kamu ini
kemana saja badan ini dapat digerakkan? Nah betul, badan ini dapat digerakkan diputar ke
kiri, dan diputar ke kanan. Apabila diputar ke ke kanan badan menjadi serong kanan, apabila
ke kiri menjadi serong kiri. Gerak badan juga dapat dilakukan ke atas, dan ke bawah. Hampir
disetiap tari di Indonesia menggunakan arah hadap yang bervariasi. Gerak badan yang berputar
180
o
terdapat pada Topeng Cirebon Gaya Losari yang disebut ngelier.
Sumber: www.youtube.com
Gambar 10.7 Gerak ngelier pada tari Topeng
Klana Bandopati gaya Losari Cirebon
3. Teknik gerak tangan
Coba perhatikan kedua
telapak tangannya,
membuka ke depan
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.8 Gerak lontang
kembar (Sunda)
Coba perhatikan pergelangan
dan tangan silang dengan
jari-jari menghadap ke bawah
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.9 Gerak tumpang
tali (Sunda)

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK110 SEMESTER 1
4. Teknik gerak kaki
Coba perhatikan kedua kakinya,
membuka ke depan berat badan
berada di kaki kiri
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.10 Adeg-adeg
(Sunda), atau tanjak (Jawa)
Coba perhatikan kaki
kanan diangkat ke atas
setinggi betis, tumpuan
badan berada di kaki kiri
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 10.11 Gerak engke gigir (Sunda)
Coba perhatikan
kedua gambar
yang berasal dari
tari Jawa ini,
yang merupakan
pose awal untuk
melakukan gerak
selanjutnya
Sumber: watymenari.blogspot.com
Gambar 10.12 Gerak tanjak
kanan-kiri untuk tari putri (Jawa)

SENI BUDAYA111
Lakukanlah gerakan seperti pada gambar di samping kemudian:
1. Amati gerak tari kreasi dari narasumber yang ada di lingkungan dan menonton
pertunjukan tari secara langsung.
2. Amati teknik gerak kepala, badan, tangan dan kaki yang menjadi ciri khas narasumber
yang kamu amati.
3. Cobalah lakukan gerak kepala, badan, tangan, dan kaki yang menjadi ciri khas
narasumber yang kamu amati.
4. Menurut kamu apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan gaya?
Format Diskusi Hasil Pengamatan Gerak Tari
Nama anggota :
Hari/tanggal pengamatan :
No. Aspek yang Diamati Uraian Hasil Pengamatan
1Ragam gerak
(Kepala, Badan, Tangan, dan Kaki)
2Teknik gerak
(Kepala, Badan, Tangan, dan Kaki)
Setelah mengamati pertunjukan tari dari sumber lain seperti internet, menonton pertunjukan
tari langsung atau melalui VCD, dan sumber belajar lainnya, kamu dapat melakukan
diskusi dengan teman.
1. Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 orang.
2. Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil diskusi.
3. Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel yang tersedia dan kamu
dapat menambahkan kolom sesuai dengan kebutuhan.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK112 SEMESTER 1
C. Prosedur Merangkai Gerak Tari Kreasi
Dari pengalaman sebelumnya yang telah kamu lakukan secara naluriah, sebenarnya kamu
telah membuat sebuah karya tari yang secara teoritis mengikuti langkah dan kaidah proses
penciptaan tari, seperti yang telah diungkapkan oleh Hawkins (2003) dalam bukunya yang
berjudul Creating through the Dance. Adapun langkahnya sebagai berikut.
1. Eksplorasi
yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan teknik gerak. Pada kegiatan
ini kamu dipersilahkan untuk berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak terhadap apa
yang telah dilihat dan didengar. Kamu dapat bebas bergerak mengikuti kata hati, mengikuti
imajinasi/daya hayal, dan menafsirkannya ke dalam bentuk gerak.
2. Improvisasi
yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba atau mencari kemungkinan teknik gerak yang
telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap teknik gerak yang dihasilkan pada waktu
eksplorasi/pencarian gerak, selanjutnya dikembangkan dari aspek tenaga, ruang, dan waktu
sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak.
3. Evaluasi
yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap
improvisasi. Dalam kegiatan ini kalian mulai menyeleksi dengan cara membuat teknik gerak
yang tidak sesuai dan memilih teknik gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang
akan digarap oleh kalian pada tahap komposisi tari.
4. Komposisi
yaitu tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang kamu
temukan.
Setelah mengetahui prosedur diatas, lakukan:
1. Gerak kepala, badan, tangan, dan kaki dari hasil pengamatanmu menjadi satu
rangkaian gerak.
2. Lakukan pemilihan gerak menurut kata hatimu.
3. Rangkaikan gerak yang telah terpilih sehingga menjadi komposisi tari.
4. Tampilkan komposisi tari kreasi yang dibuat di lingkungan sekolahmu.

SENI BUDAYA113
Latihan Eksplorasi Ragam Gerak
Coba kamu gabungkan teknik gerak tangan dengan teknik gerak kaki berdasarkan gambar
yang kalian pilih!
Coba kamu rangkaikan dan kreasikan gerak dasar (kepala, badan, tangan, kaki) yang kamu
pelajari dari empu tari atau sumber belajar lainnya.
Gambar 4.14 Gerak tangan
proses ukel (Sunda)
Gambar 4.15 Gerak tangan
proses ukel (Sunda)
Gambar 4.16 Gerak tangan
proses ukel
Gambar 4.17 Gerak tangan proses akhir ukel
menjadi lontang kembar (Sunda)
Gambar 4.18 Gerak tangan lontang
kanan (Sunda)
Gambar 4.19 Gerak lontang kembar
(Sunda)
Gambar 4.20 Gerak sembada kanan (Sunda) Gambar 4.21 Gerak tumpang tali (Sunda)

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK114 SEMESTER 1
Sumber: Melayu online.com
Gambar 4.23 Gerak kaki dalam tari Melayu
Gambar 4.22 Gerak engke gigir
(Sunda)
Sumber: Arini, 2012.
Gambar 4.24 Rangkaian gerak miles, angkat, nyogok, taruh pada tari Bali.
Sumber: cabiklunik blogspot.com
Gambar 4.25 Gerak gabungan dengan properti
dalam tari Danshare karya Gianti
Sumber: blog jarumbeasiswaplus.org
Gambar 4.26 Gerak gabungan dengan properti

SENI BUDAYA115
1. Bentuklah kelompok kecil yang terdiri atas 5 orang!
2. Setelah kamu mengamati konsep tari kreasi, teknik menari, proses merangkai gerak
kreasi dari berbagai sumber. Peragakanlah konsep, teknik, dan prosedur merangkai
menjadi sebuah tarian yang utuh!
3. Rangkaikan dan gabungkan berdasarkan pilihanmu gerak kepala, tangan, badan, dan
kaki dalam 8 hitungan bersama kelompokmu!
1. Kamu telah melakukan aktivitas pembelajaran gerak tari dengan mengeksplorasi gerak
dasar tari dari pakar tari yang ada di lingkungan sekolahmu.
2. Tampilkan komposisi tari hasil eksplorasi gerak di lingkungan sekolahmu!
3. Tuliskan komentarmu mengenai tampilan salah satu kelompok temanmu maksimum
dalam 50 kata!
4. Berikan komentar yang membangun sehingga kamu dan temanmu mengetahui
keunggulan dan kelemahan masing-masing!
D. Uji Kompetensi
1. Uji Kompetensi Penampilan
Kamu telah memahami, mengetahui, dan menerapkan teknik gerak dasar tari. Lakukan
gerak secara berkelompok, secara rampak dengan teknik gerak bervariasi dari kepala, badan,
tangan, dan kaki.
Berikan penilaian secara bergantian dengan menggunakan tabel berikut ini! (penilaian
menari secara berkelompok).
No.
Aspek
yang dinilai
Skor Penilaian
A B C D
86 - 100 76 - 85 66 - 75 56 - 65
1.Menerapkan teknik gerak kepala
dengan variasi ruang, tenaga, dan
waktu
2.Menerapkan teknik gerak badan
dengan variasi ruang, tenaga, dan
waktu

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK116 SEMESTER 1
No.
Aspek
yang dinilai
Skor Penilaian
A B C D
86 - 100 76 - 85 66 - 75 56 - 65
3.Menerapkan teknik gerak tangan
dengan variasi ruang, tenaga, dan
waktu
4.Menerapkan teknik gerak kaki dengan
variasi ruang, tenaga, dan waktu
5.Menerapkan dan menggabungkan
gerak kepala, badan, tangan, dan kaki
dengan variasi ruang, tenaga, dan
waktu
A. Jika gerakan yang dilakukan > 5 gerakan
B. Jika gerakan yang dilakukan 3 – 4 gerakan
C. Jika gerakan yang dilakukan 2 gerakan
D. Jika gerakan yang dilakukan 1 gerakan
2. Uji Kompetensi Sikap
Uraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada butir pertanyaan berikut!
a. Bagaimana caranya melestarikan ragam gerak tari tradisional di Indonesia?
b. Setuju atau tidak setujukah kamu dengan berkembangnya ragam gerak tari yang
berasal dari luar negeri di kota-kota besar Indonesia?
3. Uji Konsepsi
Jawablah dengan singkat soal berikut ini!
a. Bagaimana cara mengeksplorasi ragam gerak dasar tari tradisional?
b. Tulislah empat gerakan teknik gerak dasar yang ada di daerah, dan di luar daerah
kamu.
Rangkuman
Karya tari adalah produk budaya suatu masyarakat yang di dalamnya tersimpan konsep
nilai keindahan lokal. Untuk berkarya tari kreasi, stimulus bisa diperoleh dari:
1. pengamatan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang;
2. mewujudkan tokoh yang berasal dari cerita; dan
3. mengacu pada lagu atau guru lagu. Proses berkarya tari mengikuti langkah: eksplorasi,
improvisasi, evaluasi, dan komposisi.

SENI BUDAYA117
Releksi
Berkarya tari memberikan pengetahuan dan pemahanan tentang macam teknik gerak tari
yang bersumber pada kearifan lokal tentang kehidupan masyarakat penggunanya serta
menunjukkan pada kita bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai
harganya.
Kegiatan berkarya ini dapat memupuk sikap menghargai, menghayati, dan sekaligus
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian teknik tari Indonesia.
Kegiatan analisis gerak ini dapat mengkaji karakteristik tari etnis nusantara sehingga dapat
memupuk sikap menghargai, menghayati, dan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung
jawab terhadap kelestarian teknik tari budaya Indonesia.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK118 SEMESTER 1
Alur Pembelajaran
Pada Bab 11 ini, siswa diharapkan:
1. Mendeskripsikan gerak tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis, dan
nilai estetis sesuai iringan.
2. Mengidentiikasikan gerak tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis,
dan nilai estetis sesuai iringan.
3. Melakukan eksplorasi karya tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis,
dan nilai estetis sesuai iringan.
4. Melakukan asosiasi karya tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis,
dan nilai estetis sesuai iringan.
5. Mengomunikasikan karya tari kreasi berdasarkan fungsi tari, teknik, bentuk, jenis,
dan nilai estetis sesuai iringan.
MENERAPKAN GERAK TARI KREASI
(FUNGSI, TEKNIK, BENTUK, JENIS,
DAN NILAI ESTETIS SESUAI IRINGAN)
BAB
11

SENI BUDAYA119
A. Fungsi Tari
Ada beberapa cara untuk mengamati tari-tarian di Indonesia, salah satunya dipandang dari
fungsinya. Soedarsono (1998), membagi fungsi tari atas dasar:
1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara
Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada
waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.
Dalam hal ini kamu bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitarmu atau daerah
lainnya. Bagi siswa yang berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut,
bukan? Hampir semua tari yang digunakan untuk acara keagamaan memiliki fungsi upacara.
Bagi siswa yang berada Yogyakarta atau Surakarta, kamu tentu mengenal tari Bedhaya dan
tari Serimpi yang digelar di keraton saat upacara penting. Tarian tersebut digelar pada waktu,
tempat, dan penari terpilih.
Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh tari yang berfungsi sebagai upacara.
Sumber: http://chrevie.wordpress.com
Gambar 11.1 Tari Hudoq dari
Kalimantan pada upacara untuk
kematian
2. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan hasil dari ekspresi diri
Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah
kamu menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Betul sekali jika kamu
menyatakan orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut sebagai tari untuk
hiburan pribadi. Dari pengamatan kamu, mengapa mereka menari secara spontan? Sekali lagi
kamu benar, bahwa pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan
untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK120 SEMESTER 1
Gambar 11.2 adalah salah satu contoh tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi.
Sumber: http://www.inspirasinusantara.com
Gambar 11.2 Tari Tayub di Blora
3. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis
Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan.
Apakah kamu pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi? Sudah
tentu sering sekali menonton pertunjukan seperti itu, ya. Banyak sekali contoh pementasan
tarian sebagai penyajian estetis itu. Menurut kamu, bagaimana cara penari agar terlihat kompak,
serempak, hafal gerakan, dan sesuai dengan iringannya? Tentu saja latihan yang intens dengan
sesama penari dan juga menyesuaikannya dengan musik pengiringnya. Seperti gambar di bawah
ini yang terlihat rapih adalah hasil dari latihan yang berulang untuk menghasilkan gerak tari
yang kompak sesuai dengan iringan.
Sumber: www.youtube.com
Gambar 11.3 Tari Piring dari Sumatera

SENI BUDAYA121
B. Bentuk dan Jenis Tari
Menurut jenisnya tari digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Tari Rakyat
Tari yang berkembang di lingkungan masyarakat lokal, hidup dan berkembang secara
turun temurun.
2. Tari Klasik
Tari yang berkembang di keraton. Tari ini memiliki pakem-pakem tertentu dan nilai-nilai
estetis yang tinggi.
3. Tari Kreasi Baru
Tari yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, namun pada dasarnya tidak
menghilangkan nilai-nilai tradisi itu sendiri.
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidan-kaidah tari tradisi, baik
dalam koreograi, musik, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya. Ada sebagian
pengembangan yang dilakukan, namun tidak menghilangkan unsur utama dari tradisi.
2. Tari kreasi non tradisi
Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi, baik dalam hal
koreograi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.
C. Nilai Estetis Tari
Estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai
bagian dari seni, umumnya sudah tentu memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai
keindahan gerak. seperti bagan di bawah ini.
Menilai
Karya Tari
Wiraga
Wirama
Wirasa

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK122 SEMESTER 1
• Wiraga digunakan untuk menilai:
Kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan
gerak, dan keindahan gerak.
• Wirama untuk menilai:
Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak
dengan tempo.
• Wirasa untuk menilai:
Kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan
terhadap tari.
Pertanyaannya, apakah kamu bisa menilai tari Bali, tari Jawa, tari Sumatera dan tari etnis
lainnya dengan kriteria yang sama seperti wiraga, wirama, wirasa? Untuk menjawab pertanyaan ini
memerlukan pemahaman yang menyeluruh, bukan? Kalau kamu perhatikan, setiap etnis memiliki
penampilan tari yang berbeda dilihat dari cara menarikannya (wiraga), iringan tarinya (wirama)
dan cara menjiwai isi tari (wirasa). Marilah kita coba untuk mengurai mengenai wiraga, wirasa
dan wirama. Dimulai dengan pertanyaan apa yang kamu bisa amati dalam mengidentiikasi tari?
Betul, yang pertama terlihat adalah gerak, selanjutnya busananya, kemudian mendengar iringannya.
Dengan memperhatikan ciri khas geraknya dan ciri khas iringannya, akan mengantarkan pemahaman
kepada ciri tari etnis tertentu. Itulah alasan kita bisa mengindentiikasi tari etnis karena secara
wiraga (tampilan gerak), wirama (tampilan iringan), dan wirasa (tampilan penjiwaan) masing-
masing berbeda. Marilah kita perhatikan contoh tari di bawah ini.
Tari Bali
Sumber: www.pbase.com
Gambar 11.4 Tari Trunajaya dari Bali ciptaan I Mario
Wiraga: Sikap tangan dan
lengan dengan ruang yang
terbuka lebar. Posisi badan
cenderung condong disertai
ekspresi mata yang lincah
diiringi wirama yang dinamis
dan wirasa yang energik.

SENI BUDAYA123
Sikap tangan dan lengan dengan ruang
yang terbuka lebar dan posisi sikut yang
senantiasa sejajar dengan dada. Posisi
badan cenderung condong disertai ekspresi
mata yang lincah. Antara badan dan kepala
membentuk garis diagonal. Diiringi gending
yang dinamis dan ditarikan dengan wirasa
yang energik.
Sumber: zeigon.blogspot.com
Gambar 11.5 Tari Legong dari Bali
Di dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirama, dan wirasa memiliki identitas khusus yang
tertuang dalam istilah:
1. Agem
Sikap badan, tangan, dan kaki yang harus dipertahankan.
2. Tandang
Cara berpindah tempat.
3. Tangkep
Eskpresi mimik wajah yang memberikan penguatan pada penjiwaan tari.
Wiraga tari Bali dibangun dari kekokohan agem dengan posisi badan diagonal dalam tiga
bagian yaitu kepala, badan, dan kaki; tandang dan tangkep yang ditampilkan dengan baik dan
benar menurut kaidah tradisi Bali. Kesan keseluruhan dari wiraga, wirama, dan wirasa yang
ditumbuhkan dari penampilan tari Bali adalah dinamis, ekspresif, dan energik.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK124 SEMESTER 1
Tari Jawa
Sumber: blvckshadow.blogspot.com
Gambar 11.6 Tari Arjuna dari Jawa
Wiraga: sikap kaki dan tangan
dengan ruang yang sedang.
Wirama: iringan tari gending tempo
sedang berirama mengalun.
Wirasa: tenang.
Sumber: makailajasmine.blogspot.co.id/2014_02_01_archive.html
Gambar 11.7 Tari Gatot Kaca dari Jawa
Wiraga: sikap kaki dan tangan
dengan ruang yang luas.
Wirama: iringan gending dalam
tempo sedang.
Wirasa: ditarikan dengan gagah.
Penampilan tari atau wiraga dalam tari Jawa harus sesuai dengan karakter tokoh tari yang
ditampilkan. Ruang dan tenaga menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang memiliki
karakter. Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk memerankan tokoh
sesuai dengan karakter gagah. Keseluruhan wiraga, wirama, dan wirasa yang tersusun memberikan
kesan seimbang, tenang, dan mengalun.

SENI BUDAYA125
Tari Sumatera
Sumber: kumpulan-budaya.blogspot.com
Gambar 11.8 Tari Zapin dari Sumatera
Wiraga: geraknya ringan melayang.
Wirama: pergerakan kaki cepat
mengikut rentak pukulan gendang.
Wirasa: dinamis.
Wiraga: gerak ringan melayang.
Wiraga: pergerakan kaki cepat
mengikut rentak pukulan gendang.
Wirasa: dinamis.
Sumber: www.wisatamelayu.com
Gambar 11.9 Tari Serampang Dua Belas dari Sumatera
Ciri khas gerak tari Melayu tampak dari wiraga yang dilakukan penari yang bergerak melayang
ringan bagaikan berselancar meniti aliran air, kadang-kadang meloncat ringan bagaikan riak
gelombang yang memecah membentur karang-karang kecil. Wirama berkembang dari tempo
yang perlahan, merambat cepat, dan mencapai klimaks kecepatan di bagian akhir. Wirasa tari
ditampilkan dalam keriangan. Dari pengamatan kamu pada wiraga, wirama, dan wirasa tari dari
berbagai etnis dan daerah, kesimpulan apa yang kamu peroleh? Tentu beragam jawabannya, tetapi
ada satu jawaban yang bisa kita ambil bahwa dari istilah yang sama ditampilkan dalam bentuk
tari yang berbeda. Mengenai hal itu Claire Holt (1967) menyatakan: “perlihatkan tarimu, maka
akan terlihat budayamu”. Pernyataan tersebut memberi penguatan pemahaman bahwa tari sebagai
produk budaya masyarakat berlandaskan pada nilai-nilai yang dianut masyarakat penyangga
budayanya. Dengan demikian, keindahan tari (estetis) tergambar dalam penampilannya, sedangkan
nilai kebenaran (etis) yang menjadi alasan hakiki dapat digali dari isi tari. Nah, sebagai contoh
mari kita perhatikan tari Bali, Jawa, dan Sumatera untuk memahami isi tari dari bentuk tarinya.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK126 SEMESTER 1
1. Nilai Etis pada Tari Bali
Sumber: badungtourism.com
Gambar 11.10 Tari Barong dari Bali
Sumber: badungtourism.com
Gambar 11.11 Tari Rangda dari Bali
Barong (Gb. 11.10) dan Rangda (Gb. 11.11) adalah
perwujudan simbolis dari kekuatan baik dan kekuatan
jahat dalam mitologi Bali. Rwa Bhineda atau dua yang
berbeda adalah dua kekuatan yang senantiasa bersaing
di dunia dan manusia berada di tengah dua kekuatan
besar tersebut. Oleh karena itu, manusia senantiasa
dituntut dinamis dalam menghadapi dan mengantisipasi
dua kekuatan yang berbeda dan bertentangan. Konsep
budaya rwa bhineda tercermin dalam nilai estetis tari Bali
yang senantiasa dinamis, dan energik dalam gerak yang
cenderung tidak seimbang.
2. Nilai Etis pada Tari Jawa
Konsep estetis tari
Jawa yang tenang
mengalun memiliki
korelasi positif dengan
konsep etis Jawa
yang senantiasa
mengutamakan
ketenangan,
keseimbangan,
keselarasan, dan
harmonis dengan alam.
Sumber: legenda-daerah.blogspot.com
Gambar 11.12 Tari Serimpi dari Jawa

SENI BUDAYA127
3. Nilai Etika Tari Sumatera
Sumber: daulagiri.wordpress.com
Gambar 11.13 Atas: Tari Rantak
dari Sumatera
Gambar 11.14 Bawah: Tari
Payung dari Sumatera
Selaras dengan konsep
budaya Melayu yang
terekam dalam folklore
Minang ‘alam takambang
jadi guru, adat basandi
sara, sara basandi
kitabullah‘ artinya alam
yang berkembang
menjadi guru, adat yang
bersedi pada hukum,
hukum yang bersendi
pada kitab ALLAH.
Tidak mengherankan,
apabila budaya Melayu
itu identik dengan Islami.
yang tampak pada
busana para penari yang
selalu menutup tubuh.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK128 SEMESTER 1
D. Tari Kreasi Berdasarkan Iringan
Seperti kita ketahui bahwa musik dan tari selalu bersatu. Bagaimanapun juga, apabila musik
diperdengarkan maka besar kemungkinan ide gerak tari akan dipengaruhi oleh musik. Masuknya
iringan musik akan menambah semangat baru bagi sebuah pertunjukan.
Musik Iringan Tari
Musik Eksternal
Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal 
dari alat musik atau instrumen, yaitu gamelan. Keyboard, kendang, 
dan angklung.
Contoh: Tari Kandagan (Jabar), dan Gandrung (Banyuwangi).
Musik Internal
Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang berasal dari 
anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota 
tubuh, jentikan jari, dan hentakan kaki ke tanah.
Contoh: Tari Saman (Aceh), Kecak (Bali)
Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut:
• Sebagai iringan penyajian tari
• Menambah semarak dan dinamisnya tari
• Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
• Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak
• Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari
Kamu bisa memanfaatkan lagu-lagu daerah kamu sendiri atau daerah lainnya untuk membuat
iringan tari. Indonesia memiliki beragam etnis dan setiap etnis memiliki lagu-lagu rakyat. Tentunya
kamu ingat lagu “Yamko Rambe Yamko” dari Papua, “Manuk Dadali” dari Jawa Barat, “Bungong
Jeumpa” dari Aceh, “Ampar-ampar Pisang” dari Kalimantan Selatan. Lagu-lagu tersebut bisa
dijadikan sebagai musik untuk mengiringi tari.
Pertama, perhatikan irama dan tempo lagu serta lirik lagu untuk menentukan tema tarian.
Kedua, buat gerakan sesuai dengan iringan. Sebagai contoh lagu “Manuk Dadali” mengisahkan
tentang kegagahan burung garuda, dengan tempo sedang, irama riang dan gagah. Kamu bisa
gabungkan lagu tersebut dengan iringan gitar, tam-tam, perkusi, atau instrumen lainnya. Sudah
tentu gerak tarinya harus menyesuaikan dengan tema kegagahan seekor burung. Tatkala kamu
membuat gerak, jangan ragu. Kembangkan daya hayal dan imajinasi. Kalau perlu tambah properti
tari yang bisa menguatkan tema kegagahan tersebut.

SENI BUDAYA129
Di bawah ini notasi lagu “Manuk Dadali” Ciptaan Sambas Mangundikarta, untuk kamu
buatkan geraknya.
Sumber: tunas63.wordpress.com
Gambar 11.15 Notasi “Manuk Dadali”
Ada pula tari yang diciptakan berdasarkan lagu pengiringnya, seperti: tari Gawil dari Sunda
diiringi lagu Gawil, dan tari Poco-Poco diiringi lagu Poco-poco pula. Dalam hal ini antara tari dan
iringannya menjadi sebuah kesatuan, identitas, tari menyatu dengan iringannya. Dari pengamatan,
kita bisa menduga kemungkinan besar awal penciptaan tarinya terstimulus dari lagunya. Dalam
tradisi Sunda dan Jawa hal tersebut diterjemahkan dalam istilah guru lagu, artinya lagu yang
menjadi patokan untuk menciptakan tarian. Contoh yang aktual bisa diamati pada tari Jaipong,
misalnya tari Entog Mulang diiringi lagu “Entog Mulang”. Lagu “Entog Mulang” (itik pulang)
tidak diketahui penciptanya dan kapan diciptakannya, malahan sudah hampir punah karena cara
mendendangkannya yang sulit. Akan tetapi, lagu tersebut berhasil direvitalisasi dengan menambahkan
unsur tabuhan gendang jaipong, lalu tariannya disusun pula. Alhasil, tari Entog Mulang mengacu
pada lagunya atau guru lagu, dan koreograinya juga menirukan gerak itik yang berjalan pulang.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK130 SEMESTER 1
Setelah kamu berdiskusi dan berdasarkan hasil pengamatan karya tari yang berada di
lingkunganmu, kamu dapat memodiikasi gerakan tari. Salah satu contoh tari di Jawa Barat adalah
tari Kandagan yang diciptakan oleh R. Tjetje Somantri. Kandagan berasal dari kata ‘kandaga’
dalam bahasa Sunda, yaitu tempat perhiasan atau barang berharga dan indah. Dengan demikian,
tari Kandagan adalah kumpulan gerak-gerak indah dan berharga. Terdapat beberapa tokoh tari
di Indonesia yang terkenal karena kepakarannya dalam mencipta tarian yang melegenda. Apakah
kamu pernah mendengar nama I Mario dari Bali? Gusmiati Suid dari Sumatera Barat? Bagong
Kusudiardjo dari Yogya? I Mario adalah pencipta tari Kekebyaran dengan tarinya yang terkenal
Tari Terompong. Gusmiati Suid pencipta tari Rantak yang dinamis dari Sumatera Barat. Bagong
Kusudiardjo dari Yogyakarta mencipta tari Yapong. Coba kamu telusuri nama tokoh-tokoh tari
di daerahmu atau di luar lingkunganmu untuk memperkaya pengetahuanmu!
Berikut ini, coba kamu peragakan salah satu tari kreasi yang ada di daerahmu, atau dari
internet yang bisa diunduh! Dalam contoh buku ini adalah tari Kandagan dari Jawa Barat yang
diciptakan oleh R. Tjetje Somantri, berikut dengan hitungan yang dapat dilihat di web: Pusat Olah
Tari Setialuyu www.youtube.com.
Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu
Gambar 11.16 Gerak Calik Ningkat dalam
tari Kandagan (Sunda)
GERAK 1
Gerak ini dimulai dari gilek, lontang 
kembar, ukel, sembah. Dilakukan 
dengan hitungan 1 sampai 8. Lihat 
di www.youtube.com pada menit 
ke 00.46

SENI BUDAYA131
GERAK 2
Gerak ini dimulai dari mengambil 
soder panjang, disampirkan di atas 
pergelangan tangan kiri. Lakukan 
dengan hitungan 1 sampai 4. 
Lanjutkan dengan gerak 3. Lihat 
www.youtube.com pada menit ke 
1.36
Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu
Gambar 11.17 Gerak alung soder
dalam tari Kandagan (Sunda)
GERAK 3
Gerak ini dilakukan dengan 
engke gigir ke kanan sambil 
mengayunkan soder sesuai 
dengan hitungan 5 sampai 
8. Ulangi dengan arah yang 
sebaliknya dengan hitungan 1 
sampai 4. Lihat www.youtube.
com pada menit 2.31
Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu
Gambar 11.18 Gerak engke gigir dalam
tari Kandagan (Sunda)

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK132 SEMESTER 1
GERAK 4
Gerak ini dilakukan dengan 
gerak kaki melangkah ditempat 
sambil mengayunkan soder 
di tangan. Dilakukan dengan 
hitungan 1 sampai 8. Lihat 
www.youtube.com pada menit 
ke 2.52
Sumber: Pusat Olah Tari Setialuyu
Gambar 11.19 Gerak Mincid radea dalam
tari Kandagan (Sunda)
Sumber: Pusat Olah Tari
Setialuyu
Gambar 11.20 Kiri: Gerak
Jangkung Ilo Bata Rubuh
dalam tari Kandagan (Sunda)
Gambar 11.21 Kanan: Gerak
Jangkung Ilo Bata Rubuh
dalam tari Kandagan (Sunda)
GERAK 5 DAN 6
Dilakukan mulai mengayunkan pergelangan tangan kanan dengan 
hitungan 1 sampai 4 dan gerak obah bahu kanan kiri dengan hitungan 5 
sampai 8. Dilakukan dengan arah sebaliknya. Lihat www.youtube.com 
pada menit ke 2.00

SENI BUDAYA133
Sumber: Pusat Olah Tari
Setialuyu
Gambar 11.22 Kiri: Gerak
Waliwis Mandi dalam tari
Kandagan (Sunda)
Gambar 11.23 Kanan: Gerak
Waliwis Mandi dalam tari
Kandagan (Sunda)
GERAK 7 DAN 8
Dinamakan waliwis mandi merupakan gerak meniru burung belibis yang 
sedang mandi. Dilakukan seperti contoh di dalam www.youtube.com pada 
menit ke 4.25
Nah, kamu sudah mengamati gerak-gerak dalam tari Kandagan. Sekarang diskusikan dengan
temanmu gerak-gerak mana yang kamu pilih kemudian modiikasikan geraknya dengan mengubah
arah hadap, ruang, dan tenaga yang digunakan. Gerak kepala, badan, tangan, dan kakinya dapat
kamu rangkaikan dan susun kembali menjadi sebuah tarian hasil ciptaanmu.
Amatilah gambar-gambar di atas, kemudian kamu terapkan!
1. Gerak apa saja yang terdapat dalam tari yang kamu amati?
2. Manfaat apa yang diperoleh dalam mengamati gerak/sumber belajar tersebut?
1. Amati satu tarian kemudian kamu lakukan berdasarkan fungsi tari, bentuk, jenis, dan
nilai estetis yang ada di daerahmu dan lingkungan sekitarmu!
2. Selanjutnya, kamu kembangkan dan rangkaikan gerak-gerak dalam tari tersebut
menurut kreasimu!
3. Bentuklah kelompok kemudian diskusikan!

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK134 SEMESTER 1
1. Kamu telah melakukan aktivitas penerapan dengan mengamati, mengidentiikasi fungsi,
bentuk, jenis, dan nilai estetis tari kreasi.
2. Buat tulisan tentang ciri tari klasik, ciri tari rakyat dan ciri tari kreasi di daerahmu!
3. Tulisan maksimum 50 kata berdasarkan hasil pengamatan satu tari klasik, rakyat dan
tari kreasi dari daerah lain!
E. Uji Kompetensi
1. Uji Kompetensi Penampilan
Kamu telah mengetahui dan memahami cara mengeksplorasi karya tari kreasi. Lakukan gerak
tari secara berkelompok, secara rampak berdasarkan gerak yang kamu pilih.
Berikan penilaian secara bergantian dengan menggunakan tabel berikut ini! (penilaian bermain
secara berkelompok).
No. Aspek yang dinilai
Skor Penilaian
A B C D
86 – 100 76 - 85 66 - 75 56 – 65
1.Penerapan gerak tari yang
berfungsi sebagai upacara
2.Penerapan gerak tari yang
berfungsi sebagai hiburan pribadi
3.Penerapan gerak tari yang
berfungsi sebagai penyajian estetis
4.Penerapan gerak tari yang memiliki
konsep klasik, rakyat, dan kreasi
5.Penerapan gerak tari yang
menggunakan iringan
Keterangan:
A. Jika gerakan yang dilakukan > 5 gerakan
B. Jika gerakan yang dilakukan 3 – 4 gerakan
C. Jika gerakan yang dilakukan 2 gerakan
D. Jika gerakan yang dilakukan 1 gerakan

SENI BUDAYA135
2. Uji Kompetensi Sikap
Uraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada butir pertanyaan berikut!
a. Membandingkan jenis tari kreasi dari daerah lingkungan kamu dengan daerah lain.
b. Menjelaskan fungsi tari.
c. Mengenal tari kreasi dari daerah lingkungan kamu dengan daerah lain.
d. Membandingkan nilai estetis dalam gerak dan busana tari kreasi dari daerah
lingkungan kamu dengan daerah lain.
Rangkuman
• Fungsi tari di Indonesia: sebagai upacara, hiburan pribadi, dan penyajian estetis.
• Jenis tari di Indonesia: klasik, rakyat, dan kreasi.
• Musik Iringan: Internal dan Eksternal.
Releksi
Keindahan dan keberagaman tari kreasi Indonesia tiada tandingannya, sangat
membanggakan dan mengagumkan yang senantiasa harus dijaga sebagai pemersatu
bangsa Indonesia.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK136 SEMESTER 1
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. mengidentiikasi konsep teknik dan prosedur pemeranan seni teater sesuai
kaidah seni teater modern,
2. melakukan latihan teknik dan prosedur pemeranan seni teater sesuai kaidah
seni teater modern,
3. menerapkan teknik pemeranan seni teater sesuai kaidah seni teater modern, dan
4. mendeskripsikan karakter tokoh pemeranan seni teater sesuai kaidah seni
teater modern.
Amatilah gambar berikut dengan seksama!
1. Apakah kamu pernah melihat pementasan teater modern?
2. Apakah kamu pernah melihat bentuk pentasnya?
3. Bagaimana perbedaannya, dengan teater yang kamu kenal?
4. Bagaimana pendapatmu setelah melihat gambar berikut ini?
KONSEP TEATER MODERN
BAB
12

SENI BUDAYA137
A. Pemeranan Seni Teater Modern
Teori tentang pemeranan atau akting telah banyak ditulis. Tetapi secara keseluruhan, pada
intinya akting adalah peri pelakuan yang dilakukan oleh seseorang (aktor) untuk meyakinkan
orang lain, agar orang lain itu yakin pada apa yang dilakukannya. Jadi, jelaslah bahwa akting
bukanlah peri pelakuan biasa yang secara wajar dilakukan oleh setiap orang dalam peri pelakuan
sehari-hari. Akting adalah peri pelakuan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang (pemeran)
untuk bisa meyakinkan orang lain.
Di dalam kehidupan sehari-hari, apa yang dilakukan oleh seorang penipu terhadap korbannya
dengan cara yang meyakinkan, sehingga korbannya tertipu, pada hakikatnya, itu juga akting. Tetapi
akting semacam itu tidak disukai. Sedangkan akting di dalam sebuah kegiatan kesenian tidak
hanya dituntut untuk bisa meyakinkan orang saja, tetapi orang yang diyakinkan itu menyukainya.
Di sinilah letak peranan akting di dalam kesenian.
Seorang pelukis bekerja dengan kanvas, cat dan kuas. Seorang pematung bekerja dengan kayu,
batu, gips dan besi. Seorang sastrawan bekerja dengan pena dan kertas. Sedangkan aktor melalui
peragaan alat-alat tubuhnya, mencakup roh dan jiwa yang diekspresikan dalam tindak perbuatan
dan peri perlakuan yang aktif.
Oleh karena itu, agar alat-alat tubuhnya mampu berekspresi dengan baik, maka aktor harus
menjalani jenjang-jenjang pemahiran, pelenturan, pemekaan, dan penangkasan atas alat-alat akting
tersebut. Jenjang-jenjang itu adalah latihan-latihan dasar yang merupakan tahap perdana sebelum
latihan-latihan dengan naskah yang mengurai peran dengan berbagai sifat, tabiat karakter, perangai
dan perilaku.
Pada hakikatnya ada dua macam akting, yaitu akting presentasional dan akting representasional.
Yang dimaksud dengan presentasional adalah akting di mana pemeran memadukan tubuh-roh-jiwa
dari karakter yang ada di dalam naskah, ke dalam dirinya. Sehingga menghasilkan mutu akting
yang wajar-indah-tepat. Sebagaimana yang diacu oleh metode realisme Konstantin Stanislavski.
Sedangkan akting representasional adalah lawan dari presentasional, yaitu bentuk sajian teater
yang paling tua, dan bertahan hingga kini dalam sejumlah sajian teater tradisional yang menitik
beratkan pada gerakan-gerakan lahiriah tanpa merinci detail gerakan-gerakan batin.
Di dalam pertunjukan teater, seorang pemeran tidak hanya dituntut untuk menjadi karakter
peran yang dia mainkan, tetapi juga suaranya harus terdengar oleh seluruh penonton. Semua itu
harus wajar dan meyakinkan. Karena itulah, seorang pemeran harus melatih suara dan tubuhnya,
termasuk pikiran dan perasaannya. Melalui suara dan tubuhnyalah seorang pemeran berkomunikasi.
Dengan suara dan tubuhnya, yang terdiri dari bagian-bagian, pemeran harus mampu bercerita.
Ceritanya ini harus dapat meyakinkan penonton. Banyak yang dituntut dari segi suara dan tubuh.
Sebanyak tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Bagi seorang pemeran teater, kondisi suara dan
tubuh yang lentur menjadi syarat utama. Pemeran tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan
berbadan bagai seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Tidak perlu baginya untuk bersuara
alto atau sopran, atau berpotongan tubuh bagaikan seorang pesenam. Suara boleh biasa-biasa saja
dan tubuhnya boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai kebutuhan watak yang diperankan. Pemeran
bisa bersuara cempreng, bertubuh kurus tinggi, pendek gemuk, besar tegap atau sedang-sedang
saja dan berbagai bentuk suara dan tubuh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK138 SEMESTER 1
Akan tetapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak. Sebaiknya suara dan tubuhnya
siap pakai dalam kondisi seperti apa pun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak,
kemampuan untuk berpartisipasi dengan seluruh tubuhnya, atau kesanggupan untuk bersikap tidak
melawan, dan berbagai sikap serta perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Ini semua harus
wajar, jelas dan tegas. Untuk itulah pemeran dituntut untuk senantiasa melatih suara dan tubuhnya.
1. Latihan Teknik Pemeranan
Salah satu usaha untuk itu ialah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Kemudian kita
bertanya, dapatkah suara dan tubuh diolah? Kalau seorang aktor mau melihat pada suara dan
tubuhnya sebagaimana seorang seniman keramik melihat tanah liat. Maka dapatlah ia mengolah
suara dan tubuhnya. Sebagaimana si seniman keramik, menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-
aduknya dan diremas-remas sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Demikian pula
sikap pemeran terhadap suaranya dan tubuhnya.
a. Olah Suara
Suara pemeran teater menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan suara pemeran
di ilm atau di sinetron. Karena suara pemeran teater tidak hanya dituntut terdengar oleh lawan
main saja, tetapi juga harus terdengar oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual
baik, kalau suara pemerannya tidak cukup terdengar, maka penonton tidak dapat menangkap
jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, kalau ucapan pemerannya cukup terdengar
oleh penonton, maka penonton masih bisa menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut.
Ini menunjukkan bahwa, suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya
tercapai, pemeran teater harus melatih;
1) Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkan cukup terdengar.
2) Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang ia ucapkan bisa
ditonjolkan.
3) Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang ia ucapkan cukup terdengar oleh seluruh penonton.
Melatih Kejelasan Ucapan
1. Latihan berbisik: Dua orang berhadapan, membaca naskah dalam jarak dua atau tiga
meter, dengan cara berbisik.
2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat dan lambat: “sengseng
tengtes sresep brebeeet … maka para tukang sulap mengeluarkan kertas warna-warni dari
mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah popcorn, pizza, kentucky, humberger di
rumah-rumah makan eropa-amerika dan membuat jamur dari air-liurnya pada kertas
panjang yang menjulur bagai lidah sungai menuju jalan layang bebas hambatan, kemudian
melilit bangunan-mangunan mewah di sekitar pondok indah cinere bumi serpong damai
pantai indah kapuk pluit pulomas sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas …”

SENI BUDAYA139
Melatih Tekanan Ucapan
Tekanan ucapan ada tiga macam:
1. Tekanan Dinamik
Tekanan Dinamik ialah keras-pelannya ucapan. Gunanya untuk menggambarkan isi pikiran
dan isi perasaan dari kalimat. Contohnya:
“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya, bukan hari senin atau hari selasa).
“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya, bukan adik saya atau kakak saya).
“Hari minggu saya ke toko buku” (artinya bukan ke toko pakaian atau ke toko makanan).
2. Tekanan Tempo
Tekanan Tempo ialah cepat-lambatnya ucapan, gunanya sama dengan tekanan dinamik.
Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat.
Contohnya:
“Ha-ri ming-gu saya ke toko buku”
“Hari minggu sa-ya ke toko buku”
“Hari minggu saya ke to-ko bu-ku”
3. Tekanan Nada
Tekanan nada merupakan lagu daripada ucapan, contohnya:
“Wah, kamu pandai sekali!”
“Gila, ternyata dia bisa menjawab pertanyaan yang sesulit itu!”
Melatih Kerasnya Ucapan
Teknik ucapan pemeran teater lebih rumit dibanding dengan teknik ucapan bagi pemeran
ilm atau sinetron. Ucapan pemeran teater tidak hanya dituntut jelas dan menggambarkan
isi pikiran dan isi perasaan saja, tetapi juga harus keras, karena ucapan pemeran di dalam
pertunjukan menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk itu kerasnya ucapan harus dilatih.
Adapun cara melatihnya bisa dengan berbagai macam cara. Di antaranya:
1. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 meter atau 20 meter. Dalam
latihan ini, yang harus selalu dipertanyakan ialah:
a. Sudah jelaskah?
b. Sudahkah menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan?
c. Dan pertanyaan yang terpenting, sudah wajarkah?
2. Latihan menggumam. Gumaman harus stabil dan konstan. Kemudian gunakan imajinasi
dengan mengirim gumaman ke cakrawala. Bayangkan “gumaman” yang dikeluarkan lenyap
di cakrawala.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK140 SEMESTER 1
Ketiga teknik ucapan di atas (kejelasan ucapan, tekanan ucapan, dan kerasnya ucapan),
pada dasarnya adalah satu kesatuan yang utuh ketika pemeran sedang berbicara atau berdialog.
Ketiganya saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih ketiga teknik ucapan di atas,
sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengendurkan urat-urat
pembentuk suara, urat-urat leher, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh.
b. Olah Tubuh
Bentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan jalan memperlihatkan kepribadian
kita. Motivasi-motivasi kita untuk melakukan gerak lahir dari sumber-sumber isikal (badaniah),
emosional (perasaan), dan mental (pikiran), dan setiap tindakan (action) kita berasal dari satu,
dua atau tiga macam desakan hati (impuls). Banyak sekali interaksi atau pengaruh timbal-
balik dan perubahan urutan yang tak habis-habisnya. Tubuh kita kedinginan dan bergetar,
kita merasakan dingin dan sengsara, maka kita berkata “dingin”.
Pengalaman badaniah kita memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita. Kita diliputi
kegembiraan, maka kita melompat, menari dan menyanyi. Aliran perasaan yang meluap meledak
ke dalam bentuk aktivitas badaniah. Seorang pemeran tidak akan bergerak demi gerak itu
sendiri dan tidak membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari diri pemeran diminta agar
menari, maka ia akan melakukannya sebagai karakter peran tertentu, pada waktu, tempat dan
situasi tertentu. Latihan olah tubuh bagi seorang pemeran adalah suatu proses pemerdekaan.
Tulang punggung dapat menyampaikan pada para penonton berbagai kondisi yang kita
alami, apakah lagi tegang atau tenang, letih atau segar, panas atau dingin, tua atau muda,
dan ia juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara
anatomis bagian-bagian tulang punggung terdiri dari:
a. 7 buah ruas tulang tengkuk,
b. 12 buah ruas tulang belakang,
c. 5 buah ruas tulang pinggang,
d. 5 buah ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor.
Atau rinciannya sebagai berikut.
a. Leher.
b. Bagian bahu dan dada tulang punggung.
c. Tulang punggung bagian tengah.
d. Bagian akar, dasar atau ekor tulang punggung.
Sumber: Dok. Teater Tanah Air
Gambar 12.3 Latihan Olah Tubuh,
(Menjatuhkan kepala ke belakang).

SENI BUDAYA141
Latihan kepala dan leher
1. Jatuhkan kepala ke depan dengan seluruh bobotnya dan ayunkan dari sisi ke sisi.
2. Jatuhkan kepala ke kanan, ayunkan ke arah kiri melalui bagian depan, ayunkan ke arah
kanan melalui punggung.
3. Lakukan latihan yang sama untuk “bahu”.
4. Untuk tangan dan kaki, gunakan variasi rentangan.
Latihan tubuh bagian atas
Berdiri dengan kedua kaki sedikit direnggangkan dengan jarak antara 60 sentimeter. Tekukkan
lutut sedikit saja. Benamkan seluruh tubuh bagian atas ke depan di antara kedua kaki.
Biarkan tubuh bagian atas bergantung seperti ini dan berjuntai-juntai beberapa saat. Tegakkan
kembali seluruh tubuh melalui kerakan tuas demi ruas, sehingga kepalalah yang paling akhir
mencapai ketinggiannya dan seluruh tulang punggung melurus. Dengan cara yang sama, coba
membongkokkan tubuh ke kiri, ke kanan, dan ke belakang.
Latihan pinggul, lutut dan kaki
1. Berdiri tegak dan rapatkan kaki. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali tegak.
2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain julurkan ke depan. Turunkan badan dengan
menekuk lutut dan kembali tegak. Ganti dengan kaki yang lain.
3. Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buat berbagai variasi dengan konsentrasi pada lutut.
Seluruh batang tubuh
1. Berdiri dan angkat tangan kita ke atas setinggi-tingginya, regangkan diri bagaikan sedang
menguap keras merasuki seluruh tubuh. Ketika kita mengendurkan regangan tubuh
berdesahlah dan lemaskan diri sehingga secara lemah lunglai mendarat di lantai. Jangan
mendadak, tetapi biarkanlah bobot tubuh kita sedikit demi sedikit luruh ke bawah/ke lantai.
2. Pantulkan diri dan goyangkan lengan-lengan, tangan-tangan, lutut, kaki dan telapak kaki
ketika berada di udara. Keluarkan teriakan singkat ketika kita memantul.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK142 SEMESTER 1
Berjalan
1. Mengakukan tulang punggung dan rasakan betapa langkah yang satu terpisah dari langkah
lainnya.
2. Mendorong leher ke depan.
3. Mengangkat dagu.
4. Menunduk/menjatuhkan kepala ke depan.
5. Mengangkat bahu tinggi-tinggi.
6. Menarik bahu ke belakang.
7. Menjatuhkan atau membungkukkan bahu ke depan.
8. Sambil menggerak-gerakkan tangan pada siku-sikunya.
9. Memantul-mantulkan diri dari kaki ke kaki.
10. Dengan membengkokkan telapak kaki ke atas dan bertumpu pada tumit-tumit kaki.
11. Mencondongkan seluruh tubuh ke belakang dan perhatikan betapa ini meninggalkan
berat bobot tubuh di belakang ketika kita melangkah maju.

SENI BUDAYA143
Berlari
Berlari dan tarik napas. Hembuskan napas ke depan sambil mengeluarkan suara “haaaa” sepanjang
kemampuan napas yang dikeluarkan. Kemudian, berbalik ke tempat ketika berhenti, lalu tarik
napas dan ulangi gerak lari yang sama. Gerakan dan suara akan membentuk ungkapan atau
ucapan yang selaras. Tarik napas dalam-dalam, ketika mengeluarkan napas larilah mundur
sambil membungkukkan tubuh bagian atas ke depan.
Melompat
1. Berlari menuju ke suatu lompatan. Rasakan betapa sifat memantulnya berat tubuh
mengangkat kita.
2. Ayunkan kedua kaki sebebas-bebasnya dan lompatlah lebih tinggi lagi.
Seluruh rangkaian latihan olah tubuh ini dilakukan dengan menggunakan imajinasi (pikir
dan rasa), dan bisa diberi variasi dengan membunyikan musik instrumentalia.
2. Improvisasi
Improvisasi adalah penciptaan spontan atau pertunjukan yang dilakukan tanpa persiapan/
dirancang terlebih dahulu. Adegan-adegan berlangsung tanpa direncanakan sebelumnya. Latihan
improvisasi ini penting bagi pemeran untuk melatih daya inisiatif, daya inovatif, dan daya kreatif.
atau setidak-tidaknya dapat membantu menghilangkan rasa malu dan keraguan terhadap diri
pemeran.
Dengan melaksanakan latihan-latihan improvisasi, pemeran nantinya juga dapat mengatasi
berbagai persoalan yang terjadi saat pertunjukan berlangsung. Misalnya, ketika pemeran atau
lawan main lupa dialog, pemeran dapat mengatasinya, sehingga penonton tidak tahu, bahwa

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK144 SEMESTER 1
telah terjadi kesalahan. Latihan improvisasi ada bermacam-macam. Ada improvisasi perorangan,
ada improvisasi dengan pasangan, ada improvisasi dengan rangka cerita, dengan benda-benda/
perabotan, dan lain-lain.
a. Improvisasi solo
Di dalam latihan improvisasi pemeran tidak mempunyai naskah, dan tidak ada yang
menyutradarai. Pemeran benar-benar sendiri. Tidak ada persiapan. Improvisasi sendiri ini
disebut improvisasi solo:
“Bayangkan, Pemeran sedang berada di sebuah pemberhentian bus, sendirian, di tengah hujan
lebat, angin bertiup kencang.”
Informasi ini tidak lengkap. Tidak dikatakan karakter yang harus diperankan, waktunya
jam berapa?, tempat pemberhentian busnya di tempat yang rawan atau yang aman? Apakah
pemeran ketakutan, kebingungan atau patah semangat? Apakah pemeran akan menggumamkan
doa? Dan berbagai informasi lainnya.
Ya, di dalam improvisasi, informasi yang diberikan memang minim. Daya khayal atau
imajinasi pemeranlah yang akan mengisi kekurangan itu.
b. Improvisasi dengan pasangan
Mainkan adegan, “Dua orang pelajar yang berbeda sekolah, bertemu di sebuah taman”.
c. Improvisasi dengan perabotan
Mainkan adegan, “Seorang pelajar merapikan kamarnya yang berantakan”.
3. Karakter Tokoh
Karakter tokoh ialah manusia atau watak dalam cerita yang berbentuk naratif atau drama yang
diberi sifat-sifat tertentu termasuk perangai dan pemikiran yang dikenal melalui percakapannya,
yaitu dialog dan apa yang mereka lakukan dalam bentuk aksi. Berdasarkan perangai dan nilai moral
suatu watak yang lahir melalui percakapan dan aksi itu membentuk sebagian dari motivasi watak.
Suatu watak pada dasarnya mungkin tidak berubah atau tidak bertukar dari segi rupa dan sifat-sifat
bawaan dan juga pemikiran, dari awal hingga ke akhir cerita. Watak juga mungkin menempuh
atau mengalami perubahan yang radikal atau cepat atau sebaliknya melalui perkembangan secara
sedikit demi sedikit, atau sebagai akibat dari krisis yang meruncing.
Apakah watak itu berubah atau tidak, kita memerlukan kepastian pada suatu watak, dia tidak
boleh berlaku dengan cara yang tidak sesuai dengan dengan tabiat yang ditentukan.
Karakter tokoh adalah tokoh hidup bukan tokoh mati yang hanya merupakan boneka di tangan
pengarang. Tokoh hidup dalam lakon adalah watak, pribadi yang memiliki ciri-ciri yang khas,
punya perangai dan tabiat yang tertentu, yang karakteristik. Tokoh yang hidup di dalam lakon
adalah tokoh yang memiliki 3 dimensi, yaitu:
a. Dimensi physiologis, ialah ciri-ciri badani.
b. Dimensi sosiologis, ialah ciri-ciri kehidupan masyarakat.
c. Dimensi psychologis, ialah ciri-ciri kejiwaannya.

SENI BUDAYA145
Tiap dimensi itu terdiri dari beberapa unsur-unsur penting.
a. Ciri-ciri badani (physiologis)
1. Usia (tingkat kedewasaan).
2. Jenis kelamin.
3. Keadaan tubuhnya.
4. Ciri-ciri tubuh, wajah.
b. Latar belakang kemasyarakatan (sosiologis)
1. Status sosial.
2. Pekerjaan, jabatan, peranan dalam masyarakat.
3. Pendidikan.
4. Kehidupan pribadi maupun keluarga.
5. Agama, kepercayaan, pandangan hidup, ideologi.
6. Aktivitas sosial (dalam organisasi), kegemaran (hobi).
7. Kewarganegaraan, keturunan, suku, bangsa.
c. Latar belakang kejiwaan (psychologi)
1. Ukuran-ukuran moral untuk mengatakan yang baik dan yang tidak baik, mentalitas.
2. Temperamen, keinginan-keinginan pribadi, perasaan-perasaan pribadi, serta sikap dan
kelakuan.
3. Kecerdasan, keahlian, kecakapan khusus dalam bidang tertentu.
Apabila kita mengabaikan salah satu dari ketiga ciri-ciri tersebut, baik yang berupa watak,
pribadi maupun lingkungan serta keadaan tubuhnya, maka sudah pasti bahwa tokoh ini akan
menjadi tokoh yang timpang, yang cenderung menjadi tokoh yang mati. Hanya dengan memberi
isi pada tokoh-tokoh itu dan melengkapinya dengan ketiga unsur-unsur ketiga dimensi itu, maka
dapat dijamin bahwa tokoh-tokoh yang kita tampilkan adalah tokoh-tokoh yang hidup.
Misalnya, tokoh yang paling penting dalam lakon kita adalah seorang dokter. Maka tentulah
harus dijelaskan siapa dan bagaimana dokter kita itu. Apakah ia seorang dokter hewan, dokter
spesialis, dokter umum; berapa usianya; pria atau wanita; sudah mempunyai keluarga atau belum;
mempunyai anak atau tidak; bagaimana kehidupannya di dalam rumah tangga, kehidupan
pribadinya, bagaimana kariernya, perasaan-perasaan apa yang selalu digumulinya, ukuran moral
dan mentalitasnya bagaimana, ber-Tuhan-kah ia atau tidak; apa ideologinya, bagaimana sikap
hidupnya, pandangan hidupnya; keadaan sosialnya bagaimana, seorang kaya atau miskin; tingkatnya
dalam masyarakat, golongan elite atau menengah; temperamennya bagaimana, apakah ada ciri-ciri
khusus pada wajah atau anggota tubuhnya, gemuk atau kurus, cantik atau gagah, atau berwajah
buruk; kecerdasannya bagaimana.
Zaman Persamaan Perbedaan
Ciri-ciri badani
Latar belakang kemasyarakatan
Latar belakang kejiwaan

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK146 SEMESTER 1
Kalau kita menampilkan seorang politikus sebagai tokoh yang terpenting dalam lakon kita,
maka tentulah harus dijelaskan siapakah dia itu; apakah dia seorang nasionalis, komunis; menjadi
anggota partai mana dan menganut golongan politik mana; apakah ia seorang non-partisan;
bagaimana kariernya sebagai politikus; apakah jabatannya dalam lembaga negara; bagaimana
pula pahamnya, termasuk orang keras dan fanatik atau seorang yang mudah kompromi; seorang
demokrat atau seorang yang mencari-cari keuntungan dalam saat-saat yang mujur; bagaimana
ukuran moralnya, mentalitasnya, temperamennya, ambisinya, sifat-sifat pribadinya; pengalaman-
pengalamannya, pendidikannya, kecerdasannya, usia, jenis kelaminnya.
Marilah kita ambil sebagai contoh seorang tokoh yang terpenting dalam lakon “Api”, yakni
R. Hendrapati. Perhatikan bagaimana pengarang dengan seksama mengisikan unsur-unsur ketiga
dimensi itu ke dalam diri R. Hendrapati sehingga ia menjadi seorang tokoh yang hidup. Kita
mengetahui tentang R. Hendrapati itu jelas sebagai berikut.
1. Usianya 48 tahun. Keadaan tubuhnya kurus tinggi.
2. Ia seorang apoteker. Pendidikannya di sekolah tinggi di Rotterdam, Nederland, meskipun
tidak lulus. Kariernya; sebagai apoteker, pemilik rumah obat dan laboratorium “Hendrapati”.
3. Tingkat hidupnya dalam masyarakat termasuk orang kaya. Kehidupan pribadi dan
kehidupannya dalam keluarga penuh dengan pertentangan-pertentangan. R. Hendrapati
bukan kaum keturunan bangsawan, ia lahir dari keturunan orang biasa. Sudah punya istri,
dan anaknya dua orang yang sudah dewasa.
4. Watak dan ukuran-ukuran moralnya rendah. Sifatnya angkuh, kepala batu dan sombong.
Perasaan rendah diri selalu terbawa-bawa dalam setiap tingkah-lakunya. Dia termasuk
seorang yang berkepandaian tanggung, kecakapannya setengah-setengah, tetapi kemauannya
sangat keras. Ia ingin menjadi seorang manusia yang termasyhur, terhormat di seluruh
dunia. Tingkah lakunya mencerminkan budinya yang buruk. Sikapnya terhadap orang lain
ingin menang sendiri, tak kenal belas kasihan. Pandangan hidupnya sangat mementingkan
kebendaan, kekayaan yang akan ia kumpulkan untuk dirinya sendiri.
Dari contoh di atas maka kita tahu bahwa pengarang lakon berhasil menjadikan tokohnya
seorang tokoh hidup karena dalam pribadinya telah diisikan sebagian besar dari unsur-unsur tiga
pokok tadi.

SENI BUDAYA147
Pada pelajaran Bab 13 siswa peduli dan melakukan aktiitas berkesenian, yaitu:
1. Mengamati dan mengidentiikasi naskah lakon seni teater berdasarkan jenis,
bentuk, dan makna sesuai kaidah seni teater modern
2. Melakukan eksplorasi tehnik dan prosedur penyusunan naskah sesuai kaidah
seni teater modern
3. Menginterpretasi lakon seni teater modern dalam bentuk naskah
4. Mendiskripsikan naskah lakon yang sudah diinterpretasi secara kelompok
A. Naskah Lakon Teater Modern Indonesia
Naskah lakon pertama yang menggunakan bahasa Indonesia adalah Bebasari karya Rustam
Efendi, seorang sastrawan, tokoh politik, yang terbit tahun 1926. Naskah lakon sebelumnya ditulis
dalam bahasa Melayu-Tionghoa, bahasa Belanda, dan bahasa Daerah. Kemudian, muncul naskah-
naskah drama berikutnya yang ditulis sastrawan Sanusi Pane, Airlangga tahun 1928, Kertadjaja
tahun 1932, dan Sandyakalaning Madjapahit tahun 1933. Muhammad Yamin menulis drama Kalau
Dewi Tara Sudah Berkata tahun 1932, dan Ken Arok tahun 1934. A.A. Pandji Tisna menulis dalam
bentuk roman, Swasta Setahun di Bedahulu. Bung Karno menulis drama Rainbow, Krukut Bikutbi,
Dr. Setan, dan lain-lain. Tampak di sini, bahwa naskah drama awal ini tidak hanya ditulis oleh
sastrawan, tetapi juga oleh tokoh-tokoh pergerakan.
Sumpah Pemuda di Jakarta, yang memproklamirkan kesatuan bangsa, bahasa dan tanah air
Indonesia pada 28 Oktober 1928, telah menginspirasi lahirnya Poedjangga Baroe, tahun 1933,
majalah yang banyak melahirkan sastrawan dan kegiatan sastra, baik roman, puisi, cerita pendek,
naskah lakon, maupun esai.
Kehidupan Teater Modern Indonesia baru menampakkan wujudnya setelah Usmar Ismail
menulis naskah lakon yang berjudul Citra tahun 1943. Naskah lakon yang ditulis oleh Usmar
Ismail bukan bertema tentang pahlawan-pahlawan epik atau tentang para bangsawan, melainkan
tentang kehidupan sehari-hari atau tentang manusia Indonesia yang sedang menggalang kekuatan
menuju pecahnya revolusi.
Grup Sandiwara Penggemar Maya yang didirikan oleh Usmar Ismail bersama D. Djajakoesoema,
Surjo Sumanto, Rosihan Anwar, dan Abu Hanifah pada tanggal 24 Mei 1944, sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan Teater Modern Indonesia di tahun 1950. Terlebih setelah
NASKAH LAKON TEATER MODERN
BAB
13

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK148 SEMESTER 1
Usmar Ismail dan Asrul Sani berhasil membentuk ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia) pada
tahun 1955. ATNI banyak melahirkan tokoh-tokoh teater, di antaranya: Wahyu Sihombing, Teguh
Karya, Tatiek Malyati, Pramana Padmodarmaja, Kasim Achmad, Slamet Rahardjo, N. Riantiarno,
dan banyak lagi. Kemudian, sebagian menjadi penulis naskah lakon Indonesia.
Setelah ATNI berdiri, perkembangan teater dan naskah lakon di tanah air terus meningkat,
baik dalam jumlah grup maupun dalam ragam bentuk pementasan. Grup-grup yang aktif
menyelenggarakan pementasan di tahun 1958-1964 adalah Teater Bogor, STB (Bandung), Studi
Grup Drama Djogja, Seni Teater Kristen (Jakarta), dan banyak lagi, di samping ATNI sendiri
yang banyak mementaskan naskah-naskah asing seperti Cakar Monyet karya W.W. Jacobs, Burung
Camar karya Anton Chekov, Sang Ayah karya August Strinberg, Pintu Tertutup karya Jean Paul
Sartre, Yerma karya Garcia Federico Lorca, Mak Comblang karya Nikolai Gogol, Monserat karya
E. Robles, Si Bachil karya Moliere, dan lain-lain. Naskah Indonesia yang pernah dipentaskan
ATNI, antara lain: Malam Jahanam karya Motinggo Busye, Titik-titik Hitam karya Nasjah Djamin,
Domba-domba Revolusi karya B. Sularto, Mutiara dari Nusa Laut karya Usmar Ismail dan Pagar
Kawat Berduri karya Trisnoyuwono.
Teater Modern Indonesia semakin semarak dengan berdirinya Pusat Kesenian Jakarta di Taman
Ismail Marzuki, yang diresmikan pada 10 November 1968. Geliat teater di beberapa provinsi juga
berlangsung semarak. Terlebih setelah kepulangan Rendra dari Amerika dengan eksperimen-
eksperimennya yang monumental, sehingga mendapat liputan secara nasional, seperti Bib Bob,
Rambate Rate Rata, Dunia Azwar, dan banyak lagi.
Kemudian, Ariin C. Noer mendirikan Teater Ketjil; Teguh Karya mendirikan Teater Populer;
Wahyu Sihombing, Djadoek Djajakoesoema, dan Pramana Padmodarmaja mendirikan Teater
Lembaga; Putu Wijaya Mendirikan Teater Mandiri; dan N. Riantiarno mendirikan Teater Koma.
Bentuk naskah lakonnya tidak hanya untuk pertunjukan presentasional, tetapi juga representasional.
Semaraknya pertumbuhan Teater Modern Indonesia dilengkapi dengan Sayembara Penulisan
Naskah Drama dan Festival Teater Jakarta, sehingga keberagaman bentuk pementasan dapat kita
saksikan hingga hari ini. Kemudian, kita mengenal Teater Payung Hitam dari Bandung, Teater
Garasi dari Yogyakarta, Teater Kubur dan Teater Tanah Air dari Jakarta, dan banyak lagi. Grup-
grup teater tersebut mempunyai bentuk-bentuk penyajian yang berbeda satu sama lain yang tidak
hanya mengadopsi naskah lakon dari Barat, tetapi dengan menggali akar-akar teater tradisi kita
dalam penulisan naskah lakonnya.
1. Penyusunan Naskah Lakon
Pertama yang harus kita lakukan adalah memilih dan menentukan tema, yaitu pokok pikiran
atau dasar cerita yang akan ditulis. Saat memilih dan menentukan tema, harus mengingat kejadian/
peristiwa yang dalam pertunjukan dinyatakan sebagai laku atau action dan motif, yaitu alasan bagi
timbulnya suatu laku atau kejadian/peristiwa.
Kejadian/peristiwa dari laku harus diterangkan melalui rangkaian dan totalitas sebab-akibat.
Timbulnya motif sebagai dasar laku merupakan keseluruhan dari rangsang dinamis yang menjadi
lantaran seseorang mengadakan tanggapan. Dasar timbulnya motif, adalah kecenderungan-
kecenderungan dasar yang dimiliki manusia, kecenderungan untuk dikenal, untuk mengejar
kedudukan, dan lain-lain, yang disebabkan oleh keadaan isik dan status sosialnya. Juga disebabkan
oleh sifat-sifat intelektual dan emosionalnya.

SENI BUDAYA149
Setelah memilih dan menentukan jalan cerita yang akan ditulis, langkah selanjutnya adalah
merumuskan intisari cerita yang disebut premise. Apabila premise digunakan sebagai dasar ide/
gagasan, kita akan mendapat pola cerita, ke arah mana tujuan cerita yang kita tuangkan dalam
bentuk naskah lakon. Apabila kita menyeleweng dari arah yang telah ditentukan, maka kita tidak
akan sampai pada tujuan. Sebagaimana yang tersurat dan tersirat di dalam premise. Premise yang
kita tentukan akan teruji dan terbukti kebenarannya jika kita sampai pada titik tujuan, titik akhir
lakon. Oleh karena itu, kita harus benar-benar yakin akan premise yang telah ditentukan. Jangan
menulis sebuah lakon yang premisenya masih kita sangsikan sendiri!
Misalnya kita menentukan premise, siapa yang menggali lubang akan terperosok sendiri ke
dalamnya. Bagaimana dengan kebenaran premise itu? Yakinkah kita? Nah, kalau kita yakin, kita
harus berpegang pada premise itu, sehingga kita akan terhindar dari bahaya kerja yang meraba-raba.
Kalau premise yang kita tulis ternyata sama dengan premise naskah lakon tertentu, kita jangan
kecil hati karena hasil tulisannya akan berbeda. Pengolahannya pasti akan berbeda dengan naskah
lakon yang sudah ada. Misalnya, naskah lakon “Jayaprana dan Layonsari” dari Bali, premisenya
sama dengan naskah lakon tragedi “Romeo & Juliet karya Williams Shakespeare, tetapi kedua
naskah lakon tersebut berbeda.
Sebagai akhir uraian tentang premise, baiklah kita kemukakan kenyataan bahwa tidak ada
lakon yang baik tanpa premise. Oleh karena itu, kita sebutkan beberapa contoh:
• “MACBETH” karya Williams Shakerpeare
Premise: “Nafsu angkara murka membinasakan diri sendiri”.
• “TARTUFFE” karya Moliere
Premise: “Siapa menggali lubang untuk orang lain, akan terjerumus sendiri ke dalamnya”.
• “RUMAH BONEKA” karya Hendrik Ibsen
Premise: “Tiada keserasian dalam pernikahan akan mendorong perceraian”.
• “DEAD END” karya Sidney Kingsley
Premise: “Kemiskinan mendorong kejahatan”.
• “API” karya Usmar Ismail.
Premise: “Ambisi angkara membinasakan diri sendiri”
2. Menginterpretasi Naskah Lakon
Bila kita akan mempertunjukan naskah lakon tertentu, maka kita harus mengupayakan agar
naskah lakon yang kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton. Artinya, penonton dapat
menangkap arti dan makna, baik yang tersurat maupun yang tersirat yang kita visualisasikan di
dalam pertunjukan.
Mengupayakan agar naskah lakon yang akan kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton,
berarti kita harus mengenal naskah lakon tersebut terlebih dahulu, kemudian menginterpretasikannya.
Misalnya, naskah lakon Mentang-mentang dari New York karya Marcelino Acana Jr (dramawan
Filipina), terjemahan Tjetje Yusuf yang disadur oleh Noorca Marendra. Naskah lakon tersebut
bercerita tentang Bi Atang (seorang janda) dan anak gadisnya, Ikah, yang berlagak seperti orang
kaya, padahal hidupnya pas-pasan. Setting sosial dari cerita Filipina ini sangat mirip dengan setting
sosial masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, Noorca Marendra menyadurnya, memindahkan
setting peristiwanya ke kampung Jelambar, di wilayah Jakarta Barat. Bahkan, naskah lakon ini

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK150 SEMESTER 1
setting peristiwanya bisa dipindahkan ke setting peristiwa di Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa,
Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Dayak, Banjar, Minahasa, Toraja, Bugis, Makassar,
Ternate, Ambon, bahkan di Papua.
Sumber: Dokumentasi Teater Ketupat
3. Mendeskripsikan Naskah Lakon
Mentang-mentang dari New York merupakan naskah lakon realis yang menyajikan kewajaran
dan bahkan kejadian/peristiwa yang dihadirkan merupakan kenyataan dari hidup sehari-hari.
Seluruh kejadian/peristiwa dalam naskah lakon ini berlangsung di rumah Bi Atang yang
digambarkan sebagai berikut.
“Ruang tamu di rumah keluarga Bi Atang di kampung Jelambar. Pintu depannya di sebelah
kanan dan jendela sebelah kiri. Pada bagian kiri pentas ini, ada seperangkat kursi rotan, di
sebelah kanan ada radio yang merapat ke dinding belakang. Pada bagian tengah dinding itu
ada sebuah pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan bagian dalam rumah itu. Pagi hari
ketika layar terbuka, terdengar pintu depan diketuk orang. Bi Atang muncul dari pintu tengah
sambil melepaskan apronnya dan bersungut-sungut. Bi Atang ini orangnya agak gemuk, jiwanya
kuno, tetapi tunduk terhadap kemauan anak perempuannya yang sok modern. Oleh karena itu,
maklum kalau baju rumahnya gaya baru. Apronnya berlipat-lipat dan potongan rambutnya yang
di “modern”-kan itu tampak lebih tidak patut lagi.”
Naskah lakon satu babak ini, bercerita tentang Bi Atang dan anak gadisnya, Ikah, yang sok
modern. Gaya Ikah membuat kekasih dan teman-teman sepermainannya heran dan tidak lagi
mengenalnya sebagai anak Jelambar. Di penghujung cerita, Ikah akhirnya menyadari kekeliruannya.
Ceritanya pun berakhir dengan kebahagiaan.

SENI BUDAYA151
Karakter yang ada di dalam naskah lakon ini sebagai berikut.
Ikah
Anak gadis Bi Atang yang sok modern karena pernah menetap selama 10 bulan, 4 hari, 7 jam,
dan 20 menit untuk belajar sebagai penata rambut dan kecantikan di Amerika. Ia mengganti
namanya menjadi Francesca. Gaya bicaranya dibuat-buat seperti lafal orang Barat. Di rumah
ia mengenakan gaun yang mengesankan dihiasi kulit binatang berbulu pada lehernya. Sebelah
tangannya mengayun-ayunkan sehelai sapu tangan sutra yang selalu dilambai-lambaikan
apabila berjalan atau bicara. Meskipun sudah pulang ke Jelambar, Ikah masih merasa berada
di Amerika.
BI Atang
Agak gemuk. Janda yang menurut saja apa yang dikehendaki anak gadisnya, Ikah. Bi Atang
didandani dengan dandanan yang norak dan aneh oleh Ikah. Rambutnya dipotong pendek, alis
matanya dicukur, kuku dicat, berbedak, dan bergincu, seperti tante girang, sehingga menjadi
bahan tertawaan tetangga. Akan tetapi, sebenarnya dia orang baik dan sangat mencintai anak
gadisnya, Ikah. Oleh karena itu, dia menurut saja semua yang dikatakan Ikah. Dia tidak mau
berselisih dengan Ikah. Bahkan, Ikah menyuruh setiap orang untuk memanggil ibunya dengan
sebutan Nyonya Aldilla.
Anen
Kekasih/tunangan Ikah. Seorang insinyur yang cukup perlente, tetetapi dia sudah bertunangan
dengan Fatimah.
Fatimah
Anak gadis dari keluarga yang cukup kaya di kampung Jelambar. Ia telah bertunangan dengan
Anen.
Otong
Pemuda kampung Jelambar. Teman sepermainan Ikah, Anen, dan Fatimah yang diam-diam
mencintai Fatimah.
Sumber: Teater Tanah Air,
dalam lakon “Pengembara
dari Surga”

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK152 SEMESTER 1
KOMEDI SATU BABAK
MENTANG-MENTANG DARI NEW YORK
KARYA MARCELINO ACANA JR
TERJEMAHAN TJETJE YUSUF
SADURAN NOORCA MARENDRA
SETTING
RUANG TAMU DI RUMAH KELUARGA BI ATANG DI KAMPUNG JELAMBAR. PINTU
DEPANNYA DI SEBELAH KANAN DAN JENDELA SEBELAH KIRI. PADA BAGIAN
KIRI PENTAS INI, ADA SEPERANGKAT KURSI ROTAN, DI SEBELAH KANAN ADA
RADIO BESAR YANG MERAPAT KE DINDING BELAKANG. DI TENGAH DINDING
ITU ADA SEBUAH PINTU YANG MENGHUBUNGKAN RUANG TAMU DENGAN
BAGIAN DALAM RUMAH ITU. PAGI HARI, KETIKA LAYAR TERBUKA, TERDENGAR
PINTU DEPAN DIKETUK ORANG, BI ATANG MUNCUL DARI PINRU TENGAH
SAMBIL MELEPASKAN CELEMEKNYA, DAN BERSUNGUT-SUNGUT. BI ATANG
INI ORANGNYA AGAK GEMUK, JIWANYA KUNO. TAPI TUNDUK TERHADAP
KEMAUAN ANAK PEREMPUANNYA YANG SOK MODERN. OLEH KARENA ITU,
MAKLUM KALAU BAJU RUMAHNYA GAYA BARU. CELEMEKNYA BERLIPAT-LIPAT
DAN POTONGAN RAMBUTNYA YANG DI “MODERN”KAN ITU TAMPAK LEBIH
TIDAK PATUT LAGI.
BI ATANG
(SAMBIL MENUJU PINTU) Tamu lagi, tamu lagi, tamu lagi! Selalu ada tamu yang
datang. Setiap hari ada tamu, sial kaya orang gedongan saja. (MEMBUKA PINTU DAN
ANEN MASUK DENGAN BUKET DI TANGANNYA, PAKAIANNYA PERLENTE,
DAN IA TERTEGUN DI PINTU MENATAP BI ATANG DENGAN DA N GUGUP
MEMPERHATIKAN BI ATANG KE BAWAH)
Eh … Anen! Bibi kira siapa? Ayo masuk!
ANEN
Tapi … ini Bi Atang bukan?!
BI ATANG
(TERTAWA) Anen! Anen! Kalau bukan Bibi, siapa lagi? Dasar anak bloon. Kamu kira aku
ini siapa, hah? Nyonya Menir?
ANEN
(TERSIPU) Habis kelihatannya kayak nyonya besar sih.
BI ATANG
(TERSIPU SAMBIL MEMEGANG RAMBUTNYA YANG PENDEK) Kemarin ramb ut
ini Bibi potong di kap salon, biar kelihatan modern, kata si Ikah, apa kelihatannya sudah
cukup mengerikan?

SENI BUDAYA153
ANEN
Oh … tidak, tidak. Malah kelihatannya gagah sekali. Tadi saya kira Bibi ini Ikah, jadi saya
agak gugup tadi. Maklum sudah lama tidak ketemu.
BI ATANG
Ah dasar! Kamu dari dulu nggak berubah juga. Nakal (MENCUBIT PIPINYA) Ayo duduk!
(ANEN DUDUK) Bagaimana kabar ibu?
ANEN
Wah kasihan Bi, ibu sudah kangen sama Bibi. Katanya ia tidak tahan lama-lama meninggalkan
Jelambar. Malah ia ingin cepat-cepat pulang.
BI ATANG
(MENDEKAT) O ya, sudah berapa lama ya, kalian pergi dari sini?
ANEN
Belum lama Bi, baru tiga bulan.
BI ATANG
Baru tiga bulan? Tapi tiga bulan itu cukup lama buat penduduk asal Jelambar yang pergi
dari kampung ini. Kasihan juga ya, rupanya ibumu sudah bosan tinggal di karawang.
ANEN
Iya, tapi maklum Bi, buat insinyur-insinyur macam saya ini, kerja di sana cukup repot.
Dan kalau jembatan Karawang itu sudah kelar, kami pasti akan segera kembali ke sini.
Jelambarkan tanah tumpah darah kami. Begitu kan Bi?
BI ATANG
Orang kata Nen, biar jelek-jelek juga lebih enak tinggal di kapung sendiri. Makanya kamu
harus cepat-cepat bawa ibumu, Bibi nggak ada teman lagi buat main caki.
ANEN
Benar Bi, ibu memang sudah kangen sekali main ceki.
BI ATANG
Makanya, Bibi bilang ibumu tidak mungkin jadi penduduk kampung lain. Apalagi di luar
kota, sekali dia pernah jadi gadis Jelambar tetap saja gadis Jelambar. Ingat saja kata-kataku
ini. (TIBA-TIBA IA TERINGAT SESUATU) Tapi ini betul atau tidak entahlah. Kalau melihat
anak Bibi si Ikah yang telah pergi ke Amerika dan tinggal setahun di sana, katanya bahkan
ia tidak pernah rindu kampung halaman.
ANEN
(MULAI GUGUP LAGI) Ka … ka… kapan Ikah datang ke sini, Bi?
BI ATANG
Dari Senin kemarin, kenapa?

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK154 SEMESTER 1
ANEN
O … pantas, saya baru tahu waktu saya baca di koran, katanya Ikah sudah pulang dari
New York, jadi … jadi …
BI ATANG
(PENUH ARTI) Jadi kamu datang ke sini bukan?
ANEN
(TERSIPU) Ah … Bibi bisa saja!
BI ATANG
(MENGELUH) Anak itu baru datang Senin kemarin, tapi coba lihat sudah berapa banyak
badan Bibi dipermaknya. Lihat! Waktu pertama kali ia datang dan melihat Bibi, ia marah-
marah, katanya, Bibi harus segera bersalin rupa. Bibi yang sudah tua bangka ini harus
dipermak, biar jangan kampungan. Bibi pagi-pagi sekali sudah diseret ke kap salon, dan
kamu bisa lihat hasilnya. Saksikan perubahan apa yang telah menimpa diriku secara
revolusioner ini! Rambutku dibabat habis, alis dicukur, kuku dicat, dan kalau Bibi pergi ke
pasar harus memakai gincu pipi dan lipstick. Bayangkan, apa nggak persis kodok goreng?
Semua teman-teman Bibi di pasar, di jalanan pada menertawakan Bibi. Mereka pikir Bibi
sudah agak saraf, masa tua Bangka begini di coreng moreng. Kaya tante girang saja. Tapi
apa musti Bibi perbuat? Kamu tahu sendiri adatnya si Ikah, Bibi nggak bisa berselisih
paham dengan dia. Katanya Bibi harus belajar bersikap dan bertingkah laku seperti seorang
wanita Amerika. Seperti irst lady! Seperti seorang metropolitan, karena Bibi punya anak
yang pernah tinggal di Amerika. Busyet deh, apa Bibi ini kelihatan kayak orang Amerika.
ANEN
(GELISAH MENANTIKAN IKAH) Iya … iya. Bibi kelihatan hebat sekali. Dan … di
mana dia sekarang?
BI ATANG
Siapa?
ANEN
Ikah! Apa Ikah ada di rumah?
BI ATANG
(MENDENGUS) Oooo … ada! Tentu saja dia ada di rumah. Ia sedang tidur!
ANEN
(SAMBIL MELIHAT JAM TANGANNYA) Masih tidur?!
BI ATANG
Ia, masih tidur! Kenapa? Heran? Kata dia orang-orang New York itu baru bangun setelah
jam dua belas siang.
ANEN
(SAMBIL MELIHAT JAM TANGANNYA) Sekarang masih jam sepuluh.

SENI BUDAYA155
BI ATANG
Di samping itu, ia juga sangat sibuk, sibuk sekali, anak itu sibuk bukan main sejak ia pulang.
Ia berpuluh kali mengadakan pesta selamat datang. Di mana-mana, dan tamu-tamu tiada
hentinya ke luar masuk, anak itu betul-betul bikin pusing orang tua!
ANEN
(BERTAMBAH SEDIH) Kalau begitu … tolong katakan saja kepadanya, bahwa saya telah
datang ke mari, … untuk … untuk … mengucapkan selamat datang. Oh ya, tolong juga
berikan bunga ini kepadanya.
BI ATANG
Di samping itu, ia juga sangat sibuk, sibuk sekali, anak itu sibuk bukan main sejak ia pulang.
Ia berpuluh kali mengadakan pesta selamat datang. Di mana-mana, dan tamu-tamu tiada
hentinya ke luar masuk, anak itu betul-betul bikin pusing orang tua!
ANEN
(BERTAMBAH SEDIH) Kalau begitu … tolong katakan saja kepadanya, bahwa saya telah
datang ke mari, … untuk … untuk … mengucapkan selamat datang. Oh ya, tolong juga
berikan bunga ini kepadanya.
BI ATANG
(MENERIMA BUNGA) Tapi kau jangan pergi dulu, Nen. Tunggu sebentar!
ANEN
(MANGGUT) Begini Bi, tadinya saya ingin ketemu sama Ikah, tapi kalau ia baru bangun
setelah jam dua belas siang, yah …
BI ATANG
(BERGEGAS-GEGAS) Ia akan bangun sekarang juga dan akan bertemu dengan kamu Nen!
Kenapa ia mesti belagu betul? Kamu sama dia kan sama-sama dibesarkan di kampung ini!
Duduklah Bibi mau membangunkan dia!
ANEN
Wah jangan Bi, jangan diganggu, biar saja. Lagi pula saya datang ke sini lain hari.
BI ATANG
Sudah! Kamu tunggu saja di sini. Ia malah akan senang sekali bisa ketemu teman lama
waktu kecil., dan ia ingin sekali secara pribadi mengucapkan terimakasih atas pemberian
bungamu ini. (MEMPERHATIKAN DAN MECIUM BUNGA ITU) Ah … alangkah indahnya
buket bunga ini Nen, pasti mahal sekali harganya! (MENGERILIKKAN MATANYA DAN
MASUK KE DALAM)
ANEN
(SAMBIL DUDUK) Ah itu bukan apa-apa, Bi Atang!
BI ATANG
(TERTAWA DAN TIBA-TIBA BERHENTI DI PINTU) Oh, ya Nen …
ANEN
Ada apa, Bi?

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK156 SEMESTER 1
BI ATANG
Di depan dia nanti, kamu jangan manggil aku Bi Atang, ya!
ANEN
Lho, memangnya kenapa, Bi?
BI ATANG
Si Ikah tidak suka aku dipanggil Bi Atang, kampungan! Katanya, aku harus mengatakan
kepada setiap orang supaya mereka memanggilku Nyonya Aldilla, dan katanya lagi, panggilan
itu lebih beradab daripada Bi Atang. Maka dari itu, khususnya kalau di muka si Ikah kamu
harus memanggilku Nyonya Aldilla, paham?
ANEN
Baik Bi Atang … eh maksud saya Nyonya Aldilla!
BI ATANG
Tunggu sebentar saja yah, aku mau memanggil Ikah. (MASUK)
ANEN
(MENARIK NAFAS) Hhhhhhhh! Ada-ada saja. Dasar orang kampung …!
BI ATANG
(TIBA-TIBA MUNCUL KEMBALI) Oh ya, Anen aku hampir lupa.
ANEN
Astaga. Ada apa lagi Bi Atang? Eh Nyonya … Nyonya siapa tadi?
BI ATANG
Nyonya Al – dil – lla.
ANEN
Oh ya, ada apa Nyonya Aldilla?
BI ATANG
Kamu jangan memanggil Ikah itu dengan “Ikah”.
ANEN
(BINGUNG) Lalu harus memanggil si Ikah dengan apa saya?
BI ATANG
Kamu harus memanggilnya dengan Francesca.
ANEN
Fransisca.
BI ATANG
Bukan, bukan Fransisca, tapi Fran – ces – ca.
ANEN
Tapi … kenapa mesti Francesca, Nyonya?

SENI BUDAYA157
BI ATANG
Sebab, katanya, semua orang-orang di New York memanggilnya Francesca, begitulah cara
semua orang Amerika mengucapkan namanya, dan ia menginginkan semua agar orang sini
pun mengucapkannya demikian. Katanya nama itu kedengarannya begitu “ci –ci”, seperti
orang Italia. Oh ya kamu tahu, bahwa di New York banyak orang menyangkanya berasal
dari Italia? … Seorang Italia dari California, katanya, oleh karena itu, hati-hatilah dan ingat
jangan memanggilnya Ikah, ia benci nama itu. Panggilah dia Francesca, biar dia girang.
ANEN
(MENJATUHKAN DIRINYA DI KURSI) Baiklah Nyonya Al – dil – llaaaaaaaaaa
BI ATANG
(HENDAK MASUK) Sekarang tunggulah di sini selagi aku memanggil Francesca. (TIBA-
TIBA PINTU DEPAN DIKETUK ORANG) Eh … busyet deh tamu lagi!
ANEN
(BANGUN MENUJU KE PINTU) Biarlah saya yang membukanya Nyonya Aldilla.
BI ATANG
Katakan saja kepada mereka supaya menunggu!
(KETIKA PINTU DIBUKA, OTONG MASUK DAN MATANYA MELIHAT ANEN,
IA SEGERA MEMELUK ANEN. DAN MEREKA BERPELIKKAN SAMBIL KETAWA
BERDERAI)
ANEN
Elu Tong, gue kira siapa? (MEREKA SALING MEMUKUL PERUT)
Wah … menyenangkan betul kita bisa ketemu lagi ya?
OTONG
Aku kira kau masih di Karawang, Nen!
ANEN
Memang masih di sana Tong, aku ke sini cuma mau ngasih selamat sama si Ikah, dia kan
baru pulang dari luar negeri.
OTONG
Tapi aku dengar ada sesuatu yang tidak baik menimpa anak itu.
ANEN
(DUDUK) Akupun begitu juga, agak gawat katanya.
OTONG
(DUDUK) Kata orang-orang dia agak saraf, apa betul ya?
ANEN
(GELISAH) Ah enggak, itu sih omongan sentimen saja, yang betul sih dia baru pulang
dari New York.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK158 SEMESTER 1
OTONG
Lalu ngapain dia jauh-jauh pergi ke sana?
ANEN
Anu, belajar, katanya.
OTONG
Belajar apa? Kuliah?
ANEN
Bukan, anu, belajar menata rambut dan kecantikan. Ia malah sudah dapat ijazah.
OTONG
Wah … hebat dong si Ikah sahabat kita yang tersayang itu.
ANEN
Tapi, maaf-maaf nih ya. Namanya sekarang bukan Ikah lagi, tapi Francesca.
OTONG
Fran – ces – ca?
ANEN
Nona Jelambar itu sekarang sudah jadi seorang nona New York, teman lama kita Ikah
sekarang telah jadi seorang gadis Amerika yang modern.
OTONG
Si Ikah? (ANEN MENGANGGUK) Seorang Amerika? (ANEN MENGANGGUK) Yang
bener lu! Jangan bikin aku ketawa, aku kan tahu sejak dia masih suka jualan kue apem
di kampung ini. (BERDIRI MENIRUKAN ANAK PEREMPUAN JUAL APEM) Apem…!
Apeeemm! Apemmmm! Apemmm! Ayo siapa mau jangan bungkam!!!
ANEN
(TERTAWA) Kau ingat waktu dia didorong ke selokan?
OTONG
(TERTAWA) Ia mengejar-ngejar kita sepanjang jalan bukan?
ANEN
Dan roknya basah kuyup kena lumpur!
OTONG
Anak itu pandai sekali, berantem!
(TERDENGAR PINTU DEPAN DIKETUK ORANG, OTONG SEGERA MEMBUKANYA
DAN DARI LUAR FATIMAH MASUK, DIA ANAK GADIS SEORANG YANG CUKUP
KAYA).
FATIMAH
Lho! Kok kamu ada di sini, Tong?

SENI BUDAYA159
OTONG
(SAMBIL MERENTANGKAN TANGANNYA) O … Fatimah, gadisku semata wayang.
FATIMAH
(MASUK) Lho! Anen juga! Apa-apaan ini? Memangnya sekarang ada reuni anak-anak
berandalan dari Jelambar?
OTONG
Kami kumpul di sini untuk menyambut seorang wanita terhormat yang baru datang dari
New York.
FATIMAH
Oh ya? Aku juga, apa dia ada di rumah?
ANEN
Bi Atang sedang mencoba membangunkannya.
FATIMAH
Membangunkannya? Busyet! Apa tengah hari begini dia masih bermimpi?
BI ATANG
(MUNCUL DARI DALAM) Tidak, dia sudah bangun dan sekarang sedang berpakaian,
oh ya selamat pagi Fatimah, selamat pagi Otong.
(OTONG DAN FATIMAH SALING BERPANDANGAN. DENGAN MUKA LESU IA
MENATAP BI ATANG YANG MEMBAWA VAS BUNGA KIRIMAN ANEN TADI. DAN
BI ATANG DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH BERJALAN MELINTASI RUANGAN ITU
YANG SEKETIKA MENJADI SUNYI DAN TIBA-TIBA OTONG BERSI UL DENGAN
KURANG AJAR MENGGODA BI ATANG)
BI ATANG
Bagaimana Otong, Fatimah? Dibilang selamat pagi kok pada bengong, dan mengapa melihat
aku dengan pandangan seperti itu?
FATIMAH
Ini Bi Atang atau siapa?
BI ATANG
Astagirullah! Siapa lagi kalau bukan? Apa kalian sudah tidak bisa mengenal makhluk
ini lagi? Ini kan Bi Atang, penduduk asli Jelambar yang terkenal itu! (MENJATUHKAN
DIRI DI KURSI).
ANEN
Oh ya Tong, sekarang Bi Atang tidak boleh dipanggil Bi Atang, dia mau supaya kita
memanggilnya Nyonya Aldilla.
OTONG + FATIMAH
Nyonya Aldilla?

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK160 SEMESTER 1
BI ATANG
(MALU) Ah … kamu kan tahu sendiri, Nen. Bukan Bibi yang menginginkan panggilan
itu. Tapi si Ikah, oh Francesca, oh ya ia senang sekali dengan bunga-bunga ini Nen, dan
katanya ia mengucapkan banyak terimakasih atas kirimanmu ini. (MELIHAT FATIMAH).
Dan kamu Fatimah, kalau tidak berhenti menganga begitu, aku cubit.
BI ATANG
Aku minta tolong sesuatu.
FATIMAH
Eh … Bi Atang, jangan repot-repot kami kan bukan tamu, dan belum lapar.
BI ATANG
Jangan kuatir, Bibi mana mau ngasih makan kalian. Cuma sekedar air jeruk saja. Aku
menyediakan buat Ikah, sebab kalau pagi-pagi ia tidak makan apa-apa. Katanya, di New
York tidak ada seorang pun yang sarapan pagi-pagi, mari ikut Otong!
(BI ATANG DAN OTONG MASUK, TINGGAL ANEN DAN FATIMAH YANG TERDIAM
BEBERAPA SAAT. ANEN DUDUK, FATIMAH BERDIRI DI BELAKANG SOFA)
FATIMAH
Bagaimana Anen?
ANEN
Seharusnya kau jangan datang hari ini Fat.
FATIMAH
Kenapa tidak boleh?
ANEN
Aku masih belum bicara dengan Ikah.
FATIMAH
Kau belum bicara sama Ikah? Aku kira tadi malam kau sudah bicara di sini!
ANEN
Aku kehilangan keberanian dan tadi malam aku tidak ke sini.
FATIMAH
Oh … Anen … Anen!
ANEN
(TERSINGGUNG DAN MENIRUKAN GAYA FATIMAH) Oh … Fatimah … Fatimah!
Pakai otak Fatimah! Setiap orang akan mengalami kesulitan memutuskan pertunangannya,
itu bukan sebuah hal yang biasa, dan … ya Tuhan … itu bukan soal gampang.
FATIMAH
(MENYERANG) Kamu mencintai si Ikah atau aku?
ANEN
Tentu saja aku mencintaimu, Fatimah, kitakan sudah bertunangan.

SENI BUDAYA161
FATIMAH
(GETIR) Iya, dan kamu pun bertunangan pula dengan si Ikah!
ANEN
Tapi itukan setahun yang lalu!
FATIMAH
(MARAH) Dasar laki-laki! (PERGI).
ANEN
(BANGKIT DAN MENGIKUTI) Fatimah! Kamu kan tahu kalau hanya engkau yang tercinta!
FATIMAH
(BERBALIK) Lalu kenapa kamu berani-beraninya meminangku padahal kau sudah
bertunangan dengan si Ikah?!
ANEN
(MENYESAL) Ah … seharusnya aku tidak usah mengatakannya kepadamu dan inilah
akibat aku terlalu jujur kepadamu!
FATIMAH
Apa? Jujur? Kamu menganggap dirimu jujur heh? Jujurkah kamu yang memancing-mancing
aku jatuh cinta kepadamu sedang kamu masih menjadi milik si Ikah?!
ANEN
Aku … aku kira, aku sudah bukan menjadi milik Ikah lagi pula pertunangan kami itu
hanyalah pertunangan pribadi yang rahasia saja sifatnya, aku meminangnya tepat sebelum
dia pergi ke New York, dan dia sendiri bilang bahwa pertunangan itu harus bersifat rahasia
sampai sekembalinya ia dari Amerika. Tetapi, setelah beberapa bulan ia berada di sana,
surat-suratpun tak pernah dibalasnya lagi, oleh karena itu kuanggap diriku telah bebas.
FATIMAH
(MENGGERUTU) Lalu kau meminang aku?
ANEN
(MEMBELA) Lalu aku meminang kau …!
FATIMAH
Dan kemudian menyuruhku merahasiakan pertunangan kita ini bukan?
ANEN
Karena segera sesudah pertunangan kita, aku mendengar kabar bahwa Ikah telah pulang
dari Amerika.
FATIMAH
Aku tidak tahan bertunangan dengan kau kalau caranya begini, lalu apa gunanya bertunangan
kalau tidak boleh diumumkan kepada orang lain.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK162 SEMESTER 1
ANEN
Berilah aku kesempatan sekali saja berbicara dengan Ikah, untuk menjelaskan duduk perkara
sebenarnya. Sesudah itu kita akan mengumumkan pertunangan kita.
FATIMAH
Tetapi lekaslah, aku sudah tidak sabar lagi.
ANEN
Tapi, sulit, bagaimana aku bisa membicarakannya dengan dia sekarang ini?
FATIMAH
Kenapa?
ANEN
Sebab kau dan Otong ada di sini, dan tentunya kau tidak mengharapkan agar aku menampik
Ikah di muka umum bukan?
FATIMAH
Kau ingin aku dan Otong pergi?
ANEN
Tidak … tidak usah, hanya berilah aku kesempatan untuk bicara dengan Ikah barang
sebentar saja.
FATIMAH
Baiklah, tentang Otong serahkan saja kepadaku.
ANEN
Baiklah.
(OTONG MUNCUL DARI DALAM DENGAN BAKI YANG BERISI BEBERAPA GELAS
DAN TEMPAT AIR DI ATAS KEPALANYA)
OTONG
(BERPUTAR-PUTAR MENIRUKAN IKAH JUAL KUE) Appeeemmm … apemmm …
apemmmnya siapa mau …jangan bungkemmmmmmm … !!!
(BI ATANG MUNCUL MEMBAWA ROTI-ROTI KECIL)
BI ATANG
Para tamu sekalian, mohon perhatian … Ikah akan segera tiba kehadapan kalian, tetapi
ia lebih suka dipanggil Francesca!
(IA MENYISIH KE SAMPING, IKAH MUNCUL, IA MENGENAKAN GAUN YANG
MENGESANKAN DIHIASI KULIT BINATANG BERBULU PADA LEHERNYA. SEBELAH
TANGANNYA MENGAYUN-AYUNKAN SEHELAI SAPU TANGAN SUTRA YANG
SELALU DILAMBAI-LAMBAIKAN APABILA BERJALAN ATAU BICARA DAN INILAH
GAYA HOLLYWOOD YANG GILA ITU)

SENI BUDAYA163
IKAH
(SETELAH BERHENTI CUKUP LAMA DI MUKA PINTU, IA LALU MENGANGKAT
TANGANNYA DENGAN SIKAP TERCENGANG DAN GIRANG HATI) Oh … halloo, halloo
teman-temanku sayang …! (IA MELUNCUR KE TENGAH DAN SEMUA TERBELALAK
KEHERANAN MENYAKSIKAN PEMANDANGAN INI) Hallooo … Fatimahku sayang,
betapa jelitanya kau sekarang ini! (MENCIUM FATIMAH) Dan Anen, teman kecilku
yang manis, bagaimana kabarmu sekarang ini? (MENGULURKAN TANGANNYA TAPI
ANEN DIAM SAJA) Dan kau Otong, aduuh, aduuuuh betapa menariknya engkau sekarang
ini anak nakal! (MENCUBIT OTONG DAN IA MENGELILINGI OTONG NAMPAK
KETAKUTAN) Ci – ci … ! Kau dengan pakaian begini ini sungguh-sungguh laksana produser
super dari Jelambar dalam tata warna yang indah dari warna aslinya! Ayo teman-temanku
tersayang, silahkan duduk … duduklah kalian dengan baik, biar aku bisa melihat kalian
dengan sejelas-jelasnya. (KETIKA KETIGA TAMU ITU DUDUK, DILIHATNYA BAKI
DENGAN GELAS-GELAS DI ATAS MEJA, LALU IA MENGAYUNKAN TANGANNYA
MENGERIKAN TETAPI NAMPAK MENYERAMKAN) Oh … Mamie, Mamie!!
BI ATANG
Ada apa sayang?
IKAH
Berapa kalikah harus aku katakan, Mamieku malang, bahwa sekali-kali jangan menghidangkan
air buah-buahan dengan gelas air biasa?
BI ATANG
Tapi … aku tidak bisa menemukan gelas-gelas tinggi pesananmu itu.
IKAH
(MENGHAMPIRI BI ATANG DAN MENCIUMNYA) Oh Mamieku malang … (KEPADA
BI ATANG) Ia begitu canggung bukan? Tapi tak apalah sayang, jangan bersedih hati, mari,
duduklah bersama kami.
BI ATANG
Oh tidak usah, tidak usah, terimakasih anak Mamie, aku harus pergi ke pasar.
IKAH
Oh ya? Jangan lupa daun seledriku itu ya Mam? (KEPADA BI TETAMU) Terus terang, aku
tak dapat hidup tanpa seledri, maklum baru datang dari Amerika. Aku ini bagai kelinci
saja, memamah terus sepanjang hari.
BI ATANG
Nah, anak-anakku, maakan aku harus meninggalkan kalian sebentar, dan Anen, jangan
lupa salamku buat ibumu! (MASUK)

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK164 SEMESTER 1
IKAH
Dan jangan lupa Mamie, dengan sedikit olesan pada bibir, sedikit olesan pada pipi.
BI ATANG
(BERBALIK) Aduh Ikah, haruskah aku … ?
IKAH
Apa? Ulangi lagi Mamieku malang … !
BI ATANG
Haruskah aku yang sudah keriput ini memakai gincu, Francesca?
IKAH
(TERTAWA LALU MENGALIHKAN PANDANGAN KEPADA TETAMU) Tetapi … betapa
mengerikannya ia memberikan gambaran tentang make up itu. Oh Mamieku malang, lalu
apa yang harus aku perbuat kepadamu sekarang?
BI ATANG
(KE LUAR) Baiklah … baiklah aku menyerah, lihat mengerikan bukan?
IKAH
(SETELAH BI ATANG PERGI) Mamieku malang, ia ternyata menjadi masalah yang agak
pelik juga bagiku.
IKAH DUDUK DI LENGAN SOFA, IA MENGAMBIL GELAS DAN MEMINUM DENGAN
GAYANYA)
FATIMAH
Ceritakanlah kepada kami tentang New Yorkmu itu Francesca. Kami ingin sekali
mendengarnya.
IKAH
(PENUH SUKA CITA) Ah … New York, New York impianku … !
ANEN
Berapa lama kau tinggal di sana Francesca?
IKAH
(SEPERTI KESURUPAN) 10 bulan, 4 hari, 7 jam, dan 20 menit.
OTONG
(KEPADA TETAMU) Dan ia masih berada di sana juga hingga sekarang, juga mimpi-
mimpinya!

SENI BUDAYA165
IKAH
(PENUH EMOSI) Benar, aku merasa seolah-olah diriku ini masih berada di sana. Seakan-
akan aku tak pernah pergi meninggalkannya, seakan-akan aku telah hidup di sana seumur
hidupku, oh New Yorkku tapi kalau aku melihat kesekitarku ini (IA MELIHAT KESEKITAR
DENGAN GETIR) aku baru sadar, bahwa bukan, bukan aku masih di sana, aku tidak lagi
berada di New York, tapi di sebuah kampung yang kotor dan udik, Jelambar … ! (TIBA-
TIBA IA BANGUN DAN PERGI KE JENDELA DAN MEMANDANG KE LUAR) Aku
berada di rumahku yang dulu, kata orang-orang di rumah, tapi yang manakah sesungguhnya
rumah itu bagiku? Yang manakah tempat tinggal pantas untukku? Karena di sini aku
senantiasa dirundung malang terus menerus. Aku rindu senantiasa rindu kepada rumahku
yang sungguh-sungguh rumah yang pantas bagiku, New York! Aku di sini merasa terasing,
bahkan diasingkan oleh kelompok orang yang pernah mengerti aku yang sesungguhnya
dan inilah pengasingan rohaniah itu, jiwaku sakit setiap kali aku merindukan rumahku
nun di seberang lautan sana, oh … New Yorkku tersayang … ! (IA TERDIAM DAN
MEMANDANG KAKI LANGIT DENGAN KEDUA TANGANNYA BERPANDANGAN
TAK MENGERTI).
FATIMAH
(KEPADA TEMAN-TEMANNYA) Ah … kukira kita ini tak seharusnya berada di tempat
ini, kawan-kawan, kita ini asing bagi nona New York yang luar biasa ini.
ANEN
Benar katamu, seharusnya kita tidak mengganggu mimpinya yang amat edan ini.
OTONG
Kalau begitu, mari kita ke luar saja dari sini, tapi secara diam-diam.
FATIMAH
Dan biarkanlah dia terus mengoceh dengan segala macam impian-impiannya.
ANEN
(SAMBIL MEMPERHATIKAN IKAH) Apa anak gadis ini sungguh-sungguh Ikah yang
dulu jualan apem itu? Aku pikir dia ini Ikah jadi-jadian.
OTONG
(MENIRUKAN GAYA IKAH) Oh New Yorkku sayang … ! oh New Yorkku tersayang … !
IKAH
(SAMBIL JALAN PUTAR-PUTAR) Dengar … dengarlah kata-kataku ini sahabat-sahabatku
yang udikan … ! sekarang ini New York musim semi … musim semi jatuh di New York!
Bunga-bungaan baru saja bermunculan aneka warna di Central Park. Di Staten Island,
rumput-rumputan menghijau bak permadani. (TERTAWA KECIL) Oh … kami mempunyai
kebiasaan lucu di New York, aduuh lucunya! Suatu kebiasaan yang sudah sangat tua sekali
dan menyenangkan. Apabila musim semi tiba setiap tahun, kami orang-orang New York
yang terkenal itu pergi kesebuah pohon tua yang tumbuh dekat meriam, semacam ziarah,
katakanlah begitu, dan itulah satu-satunya pohon yang tumbuh sejak New York itu bernama
New York, dan kami orang-orang New York yang menyebut pohon terkenal itu “pohon kita”.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK166 SEMESTER 1
Setiap kali musim semi tiba, kami pergi ke tempat itu untuk mengucapkan selamat kepada
pohon kita itu, sambil berjaga-jaga menantikan bertunasnya helaian daun hijau yang
pertama kali, dengan begitu, pohon itu telah menjadi lambang bagi kami, tentang New
York yang terkenal itu. Ia tak pernah mati. Ia senantiasa abadi tumbuh dan tumbuh dengan
setianya (IA TERSADAR DAN TIBA-TIBA TERSADAR DARI MIMPINYA) Tetapi maaf,
maakan aku kawan-kawan, aku telah menuruti perasaanku saja. Dan pikiranku terlalu
jauh menerawang kepada hal-hal yang tak mungkin bisa kalian bayangkan sebagai orang
Jelambar. Tidak pasti kalian tidak akan bisa merasakan bagaimana perasaanku terhadap
pohon kita yang kini berada nun jauh di sana, di seberang lautan.
FATIMAH
O … tidak, aku pasti dapat merasakan perasaanmu itu. Bahkan aku bisa memahami emosi
itu dengan sepenuh hati. Aku juga punya perasaan yang sama terhadap “pohon kita” mu itu.
IKAH
(TAK MENGERTI) Pohon apa?
FATIMAH
Pohon mangga kita Ikah, apakah kau telah melupakannya? Dan bukankah engkau dan aku
yang senantiasa memanjatnya setiap hari dan mengerogoti mangga muda itu seperti kalong?
Dan yang sesudahnya senantiasa perut kita menjadi sakit? Lalu kedua anak badung yang
jahat ini datang mengganggu kita dengan mengguncang-guncangkan dahan itu sehingga
kita jatuh bergulingan di rumputan?
OTONG
Benar! (TERTAWA).
ANEN
Iya, benar Ikah! Pada waktu itu aku pun berada di atas pohon dan saking kerasnya aku
tertawa, sampai-sampai akupun terjatuh ke bawah pula.
FATIMAH
Betul, dan ketika itupun Bi Atang mengejar-ngejar kamu berkeliling kebun sampai kamu
tertangkap dan kamu menjerit-jerit kesakitan.
FATIMAH
Dan aku serta Ikah berguling-guling di rumputan.
IKAH
Tetapi … tunggu, pohon apa yang sedang kalian bicarakan ini?
FATIMAH
Pohon mangga kita, Ikah. Pohon mangga ibumu yang tumbuh di halaman belakang rumah ini.
IKAH
(DATAR) O … pohon itu.
ANEN
Kenapa Ikah? Apakah perasaanmu itu tidak sama dengan perasaanmu terhadap pohon
yang yang tumbuh di New York yang terkenal itu?

SENI BUDAYA167
IKAH
(SENGIT) Tentu saja tidak!
FATIMAH
Lho! Kenapa tidak?
IKAH
Kedua pohon itu jelas berbeda! Beda sama sekali. Seperti langit dan bumi bedanya.
Perasaanku tak tergerak sedikitpun oleh pohon mangga kalian yang tua dan pandir itu. Ia
sama sekali tak membangkitkan ingatan apapun dalam kenang-kenanganku!
FATIMAH
Justru sebaliknya. Bagiku, pohon itu telah begitu banyak membangkitkan kenangan-kenangan
masa kecil yang mengharukan, dan kenangan-kenangan itu begitu membahagiakan dan begitu
mengesankan dalam kehidupanku kini. Setelah kita masing-masing dewasa dan mampu
berdiri sendiri! Sungguh! Aku sungguh-sungguh tak bisa melupakan pohon mangga itu.
Oleh karenanya, mari kita segera menjumpai pohon tua itu untuk mengucapkan selamat
kepadanya. (DENGAN MENIRU GAYA IKAH) Kau tahu Ikah, di sini, di Jelambar, kami
mempunyai sebuah kebiasaan lucu. Aduuuuuuh … lucunya! Suatu kebiasaan yang sudah
sangat, bahkan sangat tua sekali dan menyenangkan. Kami, orang-orang Jelambar yang
kampungan ini, seringkali pergi mengunjungi pohon mangga yang tua dan pandir di
belakang rumah ini. Semacam ziarah, katakanlah begitu. Dan itulah satu-satunya pohon
mangga yang tumbuh di rumah ini, sejak Jelambar bernama Jelambar. Dan kami orang-
orang Jelambar yang terkenal itu, menyebut pohon mangga tua dan pandir itu sebagai
“pohon kita”. Dengan begitu, pohon itu telah menjadi lambang bagi kami, tentang Bibi
Atang yang terkenal itu …
IKAH
(MENYELA) Jangan sebodoh itu Fatimah! Kamu jangan menyama-nyamakan pohon
kitamu itu dengan pohon kitaku!
OTONG
Perhatikan, siapa yang sedang bicara ini!
IKAH
(PUTUS ASA) Oh … kalian sungguh-sungguh bebal. Kalian tak bisa mengerti sama sekali.
Dan kalian tidak bisa menghargai perasaanku terhadap pohon itu …
ANEN
Tentu saja tidak bisa Neng! Kami kan belum pernah ke New York!
IKAH
(SUNGGUH-SUNGGUH) Tepat! Justru itu sebabnya! Selama kalian belum pernah
menginjakkan kaki-kaki kalian yang buruk itu ke bumi New York yang suci murni itu,
selama itu pula kalian tidak akan, tidak akan mengerti nostalgia semacam itu. Sungguh
… ! percayalah padaku, kalian tidak akan pernah mengerti! Sebab, bagiku, tidak pernah
menginjak persada New York, sama saja dengan tidak pernah hidup di dunia ini! Pohon
kami yang di New York itu … bukanlah sebuah permainan anak-anak, atau untuk olok-
olok kekanak-kanakan!

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK168 SEMESTER 1
Pohon itu telah ditakdirkan bagi segala hal yang tinggi-tinggi dan indah. Bagi cara dan
gaya hidup yang lebih bersemangat dan lebih modern, yang lebih metropolitan dan lebih
berani. Pohon itu ditakdirkan bagi kemerdekaan umat manusia, dan bagi pencakar-pencakar
langit di Manhattan, bagi Copacabana dan bagi Coney Island dimusim panas. Bagi makam
Grant di Riverside Drive dan bagi Selasa-Selasa malam di Eddie Condons bersama Will
Bill Davidson yang asyik masuk dengan terompet mautnya. Dan bagi malam minggu di
Madison Square Garden bersama berjubelnya orang-orang yang melimpah ruah di kiri-
kanan jalan. Dan bagi kebun binatang Bronx, serta bagi Macys, dan bagi perahu tambang
yang murah ke Staten Island. Dan bagi pawai Hari st. Patrick di Fith Avenue. Dan bagi
semua rumah-rumah tinggal elite di Greenxch Village. Dan bagi teater-teater urakan Peter
Brook dan Sehechner di of Broadway dan of-of Broadeay! Dan bagi … (IA BERHENTI
DENGAN GETARAN DAN KENANGAN) Oh … bagi segalanya yang tak mungkinlah
bagi kalian untuk bisa membayangkan dan membandingkannya dengan kehidupan kalian
di Jelambar yang jorok ini!
ANEN
Tetapi aku tetap lebih suka kepada, pohon mangga di sini.
IKAH
(DENGAN TOLERANSI SEORANG FIRST LADY) Oh, kalian ini anak-anak kampung
yang lucu dan nakal-nakal!
FATIMAH
Tapi aku harus sungguh-sugguh pergi dan mengucapkan selamat kepada pohon kami itu
Ikah. Kau tak keberatan bukan?
IKAH
O … tentu saja tidak, pergilah!
FATIMAH
Otong, kau mau ikut?
OTONG
(PENUH SEMANGAT) O … tentu saja, tentu saja aku harus memberikan selamat kepadanya.
Bahkan sampai ke ujung duniapun aku akan ikut ke mana engkau pergi … !
FATIMAH
(MENIRU GAYA IKAH) Ow … ! tidak akan sejauh itu sayang … ! Hanya ke belakang
saja. Itulah tempat kita yang begitu menakjubkan dan penuh kenangan. Tidak usah pergi
keseberang lautan, karena di sini … aduuuuuh … lucunya !
OTONG
(MENIRU GAYA IKAH) Oh … halaman belakang rumah Jelambar! Bagiku, tak pernah
menginjakkan kaki di Jelambar ini, sama saja dengan tidak pernah hidup di dunia ini!
FATIMAH
Heh! Mau ikut enggak lu?

SENI BUDAYA169
OTONG
Ke mana pun engkau pergi juwitaku, gadis impianku! (MEREKA MASUK)
IKAH
(SAMBIL DUDUK) Kelihatanya si Otong kita itu masih juga begitu meluapnya mencurahkan
rasa cintanya kepada si Fatimah. (ANEN DIAM) Bangunlah Anen! Jangan seperti patung
Rodin begitu. Dan amboi … kenapa wajahmu begitu tampak menyedihkan?
ANEN
(SETELAH BERHASIL MENGUMPULKAN KEBERANIANNYA) Ikah … justru aku tak
tahu bagaimana aku harus memulainya …
IKAH
Panggil saja aku Francesca, itu sudah merupakan langkah pertama yang baik.
ANEN
Ada sesuatu yang harus aku sampaikan kepadamu Francesca. Sesuatu yang sangat penting
dan urgent.
IKAH
O … itu Nen. Tetapi tidakah akan lebih baik apabila kita lupakan saja persoalan kita dulu?
ANEN
Melupakannya?
IKAH
Ya, itulah gaya New York, Anen. Lupakanlah! Tidak ada sesuatu pun yang harus dihadapi
dengan berkerut-kerut dahi. Tidak ada sesutupun yang harus kita selesaikan secara berlebih-
lebihan. Kita jangan terlalu banyak membuang-buang waktu, karena di Amerika bahkan
hampir seluruh bagian muka bumi, kita telah dilanda krisis dan energy. Oleh karenanya,
malam ini, berikanlah seluruh hatimu kepadaku, besok lupakanlah! Dan apabila kita
berjumpa lagi, senyumlah, berjabatan tangan dan anggaplah semua itu sebagai sebuah
permainan yang amat menyenangkan. Itulah gaya New York.
ANEN
Kau ini lagi ngomong apa Fra-ces-ca?
IKAH
Anen, pada waktu itu kau masih kekanak-kanakan. Aku belum dewasa, karena aku belum
ditempa oleh udara New York.
ANEN
Kapan?
IKAH
Ketika kau dan aku bertunangan dulu. Sebab, sejak saat itu, sudah banyak sekali yang
berubah pada diriku, Anen.
ANEN
Tapi … itukan baru saja setahun yang lalu?

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK170 SEMESTER 1
IKAH
Bagiku satu tahun seolah-olah sudah seabad, Anen, telah begitu banyak yang berubah dalam
diriku dan gaya hidupku. Lagipula, apalah artinya setahun? Atau apakah artinya seseorang?
Itu hanya istilah-istilah tentang waktu yang nisbi belaka. Dan akan lebih banyak lagi yang
akan menimpa dirimu yang akan merubah pribadimu apabila kamu setahun saja tinggal di
New York, dibanding dengan hidup kamu seumur-umur di tempat lain, kau tahu kekasihku
yang cupet, bahwa aku merasa seakan-akan aku telah hidup lama sekali di New York, dan
secara rohaniah, aku masih tetap merasa sebagai penduduk Manhattan, hingga sekarang.
Dan kau tahu, ketika pertama kalinya menginjak Manhattan, aku merasa seakan-akan aku
pulang ke tanah air sendiri, karena di situlah kandangku yang sebenarnya, ow! Dengarlah
musim panas yang lalu itu, sungguh-sungguh panas … rasanya. Itulah salah satu musim
panas yang pernah kami alami, yang paling panas lalu aku pergi naik sebuah bis kota
bertingkat dua, hanya sekedar untuk mencari angin. Dan semua orang dari Kalamazoo
dan People dengan tempat-tempat lainnya yang semacam itu, pergi berkeliaran di jalanan.
Pelesiran, kau tahu, dan di situ, aku duduk di puncak bis kota memandangi mereka ke
bawah dan amat menyenangkan menyaksikan etalase-etalase toko yang gemerlapan. Dan
akupun merasa amat bangga pula, karena tokokulah yang mereka kagumi itu. Tapi aku
merasa amat kasihan juga kepada mereka, karena tempat tinggal mereka di pinggiran kota
yang jorok seperti di sini.
ANEN
Sudahlah, stop saja omonganmu itu. Aku tak ingin bicara tentang New York atau Manhattan.
Aku mau bicara tentang hubungan kita selanjutnya.
IKAH
Dan itulah yang tak bisa kita lakukan. Anenku malang, karena kita tidak perlu lagi bicara
soal masa kecil yang tolol seperti itu.
ANEN
Kenapa tidak?
IKAH
Anen, kau telah bertunangan dengan seorang gadis yang bernama Ikah. Nah, kau tahu
gadis itu kini telah tiada lagi. Dia sudah lama mati. Sedang yang kau hadapi sekarang ini
bukan Ikah, tapi Francesca! Mengerti?! Dan tahukah kau Anenku yang udik, bahwa engkau
kini adalah orang asing bagiku? Dan tahukah engkau jejaka Jelambar bahwa aku merasa
jauh … jauh lebih tua dari kamu?! Aku sesungguhnya adalah wanita dunia dan kau? Kau
hanyalah seorang anak ingusan dari Jelambar yang tak tahu kebersihan! (PAUSE) Tapi,
aku tidak bermaksud untuk melukai hatimu, Anen, dan kuharap kau bisa mengerti akan
maksudku, bahwa kini tak ada lagi yang bisa kita bicarakan tentang sebuah pertunangan
antara kita dulu. Dan kau tahu, bahwa bahwa kita tak akan bisa melangsungkan pernikahan
kita, karena itu hanyalah merupakan pemblesteran belaka. Bayangkan, bagaimana mungkin
seorang penduduk New York bisa menikah dengan seorang laki-laki dari Jelambar! Itu
akan menjadi sebuah lelucon dunia saja!

SENI BUDAYA171
ANEN
(MARAH) Tapi, coba kau lihat, sekelilingmu ini nona New York?!
IKAH
(SANGAT TOLERAN) Ow! Maakan jika aku telah melukai hatimu, Anen. Ucapan-ucapan
tadi, hanyalah didorong oleh keinginan baik dari lubuk hatiku, agar anda tidak mempunyai
pikiran yang bukan-bukan tentang bahwa aku masih tetap bertunangan dengan anda.
ANEN
(BANGKIT) Aku duduk di sini bukannya untuk dihina dicaci maki seperti itu nona gatal!
IKAH
Excuse me mister Anen! Maaf janganlah berteriak-teriak begitu, janganlah menjadi orang
yang lekas naik darah, karena itu sama sekali tidak beradab bagi seorang modern. Setidak-
tidaknya bagi mereka yang tergolong high society, bagi orang-orang intelektual, tindakan
semacm itu adalah tindakan barbar.
ANEN
(KERAS) Lalu apa yang kau harapkan dariku ini?! Tersenyum dan mengucapkan terimakasih
atas penghinaanmu yang kelewatan itu
IKAH
Tersenyum? Memang begitu seharusnya mister Anen, jadikanlah itu senda guraumu.
Tersenyumlah dan mari berjabat tangan sebagai seorang kamerat setia, bukanlah demikian
seharusnya?! (ANEN DIAM DENGAN GERAM) Tabahlah, Anen … lupakanlah itulah
gaya New York, dan carilah gadis lain yang sesuai dengan peradaban kamu. Sebagaimana
kata-kata orang Brooklyn, masih banyak pacar-pacar lain, kau akan segera menemukan
gadis lain …
ANEN
(SAMBIL MENGEPALKAN TINJUNYA) Seandainya kau bukan perempuan ... !
(OTONG DAN FATIMAH MUNCUL)
OTONG
Jangan Anen, jangan sekali-kali memukul perempuan!
FATIMAH
Apa artinya semua ini?
IKAH
Oh … never mind, never mind, tak apa-apa sama sekali dia hanya mengulang pengalaman
masa kecil.
OTONG
Lalu apa yang sedang kalian pertengkarkan barusan?
IKAH
(TERSENYUM) O … kami tidak bertengkar, Anen dan aku baru saja memutuskan untuk
berteman baik saja, tidak lebih dari itu.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK172 SEMESTER 1
FATIMAH
Benar, Anen?
ANEN
(GEMAS) Benar!
FATIMAH
(GIRANG) Wah, bagus! Sekarang sudah tiba saatnya kita umumkan kepada mereka, Anen!
IKAH
Pengumuman apa Fat?
OTONG
(BINGUNG) Lho … lho … lho, apa-apaan ini?
FATIMAH
(MENGGANDENG ANEN) Anen dan aku sudah bertunangan!
IKAH
(BANGKIT SERENTAK) Apa? Bertunangan?
OTONG
Ber-tu-na-ngan?!
FATIMAH
Benar, kami telah melangsungkan pertunangan kami secara diam-diam sejak sebulan yang lalu.
IKAH
Sebulan? (MARAH KEPADA ANEN) Sialan! Kenapa kau … kenapa kau … !
ANEN
(MUNDUR) Tapi … aku telah berusaha menjelaskan semuanya kepadamu Ikah, dan kau
sendiri … kau sendiri …
IKAH
(MENJERIT) kau!
FATIMAH
Hah! Awas! Jaga mulutmu Ikah! Kau bicara dengan tunanganku!
IKAH
Dia bukan tunanganmu!
FATIMAH
Lho … kenapa bukan?
IKAH
Dia bukan tunanganmu! Bukan karena dia masih bertunangan denganku waktu kalian
bertunangan!
FATIMAH
Tidak! Dia sudah tidak bertunangan lagi dengan kau! Baru saja kau sendiri yang
mengatakannya kepada kami!

SENI BUDAYA173
IKAH
(MENYESAL) Iya … tapi itu karena kau belum tahu duduk perkaranya. Aku tidak tahu
tentang penghianatan ini! Ci! Tidak tahu mana bertunangan dengan kau padahal dia
masih bertunangan dengan aku! Perempuan tidak tahu diri! Perempuan murahan! Apa
aku tak boleh menolak apabila seorang lelaki yang aku cintai mencintai temannya pula?!
(MENDEKATI ANEN) Dan kau!
ANEN
(MUNDUR LAGI, LALU MENIRUKAN GAYA IKAH) Excuse miss Francesca, maaf
janganlah berteriak-teriak begitu, janganlah menjadi orang yang lekas naik darah, karena
itu sama sekali tidak beradab bagi seorang modern, setidaknya bagi mereka yang tergolong
high society, bagi orang-orang intelektual, tindakan itu semacam tindakan barbar!
IKAH
(MENANGIS) Oh … aku tak pernah merasa terhina seperti ini selama hidupku! Aku hajar
kamu yang berani-beraninya menghina aku!
FATIMAH
(MEMANDANGI IKAH) Ikah! Aku peringatkan kepadamu! Jangan ganggu dia! Dia
adalah tunanganku!
IKAH
Dan aku peringatkan kepadamu! Dia adalah tunanganku sebelum aku putuskan hubunganku
dengannya! Dan aku belum memutuskannya! Mengerti?!
FATIMAH
Seharusnya kau malu kepada dirimu sendiri Ikah! Kenapa kau tak rela menyerahkan orang
lain yang tak berguna bagi dirimu sendiri dengan baik-baik?
IKAH
Seharusnya kaulah yang harus malu kepada dirimu sendiri, merebut tunangan orang di
belakang punggungnya!
FATIMAH
(MAJU) Apa? Apa katamu?!
ANEN
(DARI JAUH) Otong! Tolonglah! Pisahkan mereka itu!
IKAH
(KETIKA ORANG MENDEKAT) Diam kau! Kau jangan ikut campur urusan ini!
OTONG
Dasar anak-anak Jelambar! Main kemplang aja bisanya!
FATIMAH
Cewek nggak tahu malu!
IKAH
Elu yang nggak tahu malu! Ngerebut gacoan orang!

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK174 SEMESTER 1
FATIMAH
Apa loe bilang?! Gue jambak loe!
(MERKA BERGULAT SALING JAMBAK, OTONG DAN ANEN BERSUSAH PAYAH
MEMISAHKAN MEREKA. DAN AKHIRNYA MEREKA TERLEPAS SETELAH IKAH
BERHASIL MENAMPAR FATIMAH, LALU DENGAN MARAH FATIMAH MERONTA
DARI GENGGAMAN ANEN IA BERHASIL MENCAKAR IKAH YANG DIPEGANG
OTONG FATIMAH TERLEPAS DAN MEMUKUL IKAH SAMPAI ROBOH, ANEN
MEMBURU TETAPI TERLAMBAT, LALU ANEN DENGAN MARAH ME RENGGUT
FATIMAH DENGAN KERAS)
FATIMAH
Habis dia yang memukul duluan!
ANEN
Lihat tuh! Apa yang telah kau perbuat padanya itu?!
(OTONG MEREBAHKAN IKAH DI KURSI)
FATIMAH
Pasti membela dia! Selalu membela dia! Tak pernah bela aku laki-laki macam apa itu!
ANEN
Diam! Tutup mulutmu!
FATIMAH
Aku benci! Aku benci kau! Aku benciiiiii … !!!
ANEN
Tutup mulut kataku! Atau kuremas-remas mulutmu nanti!
OTONG
(MELIHAT FATIMAH LALU MENINGGALKAN IKAH DAN MEMBURU ANEN) Kau
jangan gila! Jangan seenaknya saja sama Fatimah!
ANEN
Diam! Kau jangan turut campur! Ini urusan pribadi!
FATIMAH
Lihat! Otong lebih ksatria dari pada kau! Dia mau membelaku.
OTONG
(KEPADA ANEN) kau jangan coba-coba sentuh Fatimah, yah!
ANEN
Aku bilang kau jangan ikut campur!
OTONG
Apa? Rasain nih! (MEMUKUL ANEN SAMPAI RUBUH)
FATIMAH
(BANGKIT DAN MEMELUK OTONG) Otong … ! kau telah menyelamatkan aku. Kau
baik sekali! Kau … (MENANGIS)

SENI BUDAYA175
(SEMENTARA ANEN JATUH IKAH LALU BANGKIT DAN BERLUTUT DI SAMPING
ANEN)
IKAH
(MENANGIS) Anen! Anen! Kamu tidak apa-apa bukan? Bukalah matamu! Aku cinta
padamu … !
ANEN
(BANGKIT LALU MENYINGKARKAN TANGAN IKAH) Pergi! Pergi! Jangan sentuh
aku lagi!
(IKAH DENGAN ANGKUHNYA BANGKIT DAN PERGI KE JENDELA, ANEN DUDUK
DI LANTAI DAN TERMANGU)
OTONG
Tapi kau masih bertunangan dengan Anen bukan?
FATIMAH
Tidak! Aku benci padanya! Aku tak ingin melihat lagi seumur hidupku! (MEMBUKA
RINGNYA DAN MELEMPARKAN KEPADA ANEN) Ini! Aku kembalikan barangmu!
OTONG
Bagus! Mari kita pergi!
(MEREKA PERGI DAN KETIKA MEREKA SAMPAI DI PINTU ANEN TERSENTAK
DAN MEMANGIL)
ANEN
Hai! Tunggu dulu!
FATIMAH
Kau jangan bicara dengan aku lagi!
ANEN
Aku tak bicara dengan kau!
OTONG
Kau pun tak usah bicara lagi dengan aku! Kau telah menghina gadis yang amat kucintai!
FATIMAH
(GEMBIRA MENATAP OTONG) Jadi … jadi kau mencintai aku, Otong?
OTONG
Benar sayang, aku sungguh-sungguh mencintaimu!
FATIMAH
(MEMELUK OTONG) Oh! Kenapa tidak kau ucapkan dari dulu-dulu cintamu itu, Tong?
OTONG
(MALU-MALU) Habis … habis, aku takut, tapi sekarang kau sudah tahu aku cinta padamu?

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK176 SEMESTER 1
ANEN
(MASIH DI LANTAI) Wah … hebat! Kalau begitu aku bisa ucapkan selamat pada kalian!
FATIMAH
(DINGIN) Mari kita segera pergi, sayang … di sini suasananya sangat memuakkan.
OTONG
Mari (MEREKA PERGI SAMBIL BERPELUKAN).
(ANEN BANGKIT DAN MEMBERSIHKAN PAKAIANNYA DARI DEBU DAN IKAH
TETAP BERDIRI DENGAN ANGKUHNYA MEMBELAKANGI ANEN.
ANEN
Nah, kau sekarang telah betul-betul menghancurkan hidupku, semoga kau puas nona
New York!
IKAH
(MEMBALIK) Aku? Aku menghancurkan hidupmu?! Justru sebaliknya kau yang telah
menghancurkan hidupku!
ANEN
(MENDEKAT) Kau betul-betul harus dihajar!
IKAH
(MUNDUR) Jangan dekat-dekat aku! Kau anak berandalan!
ANEN
Jangan kuatir, aku tak akan menyentuhmu sama sekali bahkan dengan tongkat sepanjang
tiga meter pun aku tak akan sudi menyentuhmu!
IKAH
Dan aku tak akan sudi menyentuh kulitmu sekalipun dengan tongkat sepanjang tiga meter
setengah!
ANEN
Baru satu tahun saja tinggal di New York sudah belagu! Mentang-mentang dari Amerika,
tidak mau kenal lagi sama teman sekampung norak loe!
IKAH
Baru satu tahun saja aku meninggalkanmu, kau sudah serong! Lelaki macam apa kau ini?!
Coba ingat, waktu kau mengikrarkan pertunangan kita, kau bersumpah mati kepadaku.
Kau berjanji akan menantikan aku, dan aku percaya sekali kepadamu! Tapi buktinya? Apa
kau yang belagu! Banyak tingkah! Sok jadi play boy.
ANEN
Lalu apa yang kau tangisi sekarang? (MENIRU GAYA IKAH) Lupakanlah! Itulah gaya New
York. Tak ada sesuatu pun yang harus dihadapi dengan berkerut dahi, tak ada sesuatupun
yang harus kita selesaikan secara berlebihan kita jangan terlalu banyak membuang waktu
dan energi.

SENI BUDAYA177
IKAH
Oh … Anen sudahlah … aku menyesal …!
ANEN
Dan kuharap kau bisa mengerti akan maksudku, bahwa kini, tak ada lagi yang bisa kita
bicarakan tentang sebuah pertunangan antara kita dulu, dan kau tahu, bahwa kita tidak akan
bisa melangsungkan pernikahan kita, karena itu hanyalah akan merupakan pemblasteran
belaka. Bayangkan bagaimana mungkin seorang penduduk New York menikah dengan
seorang laki-laki dari Jelambar! Itu hanya akan menjadi sebuah lelucon dunia saja!
IKAH
Anen … sudahlah! Hentikan lelucon ini! Aku menyesal! Betul-betul itu hanyalah ketololan
saja! Kau mau memaakanku bukan?
ANEN
Tidak! Tidak segampang itu kau meminta maaf! Aku senang, senang sekali melihat makhluk
macam apa sebenarnya kau ini!
IKAH
(MENDEKAT TAKUT) Oh, Anen! Kau keliru! Kau salah! Aku sesekali bukanlah orang
yang semacam itu! Aku tak seburuk apa yang kau kira barusan.
ANEN
Apalah artinya orang, bagiku? Itu hanya istilah yang nisbi belaka, bah!
IKAH
Benar, Anen. Begitulah hal-hal yang telah diucapkan Francesca, hal-hal yang bodoh
dan pandir, tetapi Francesca sudah tak ada lagi sekarang, dan gadis yang sekarang ada
dihadapanmu ini adalah Ikah, tunanganmu yang dulu!
ANEN
Dan dengan pakaian yang amat menggelikan ini?
IKAH
(MEMPERHATIKAN DAN MELURUSKAN BAJUNYA) Oh … inikan hanya bungkusnya
doang, Anen, tetapi dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku ini hanyalah seorang gadis
Jelambar saja yang mencintai setengah mati kekasihnya, seorang pemuda dari Jelambar.
ANEN
Wah … wah … wah …!
IKAH
Betul, Anen! Aku ini Ikah yang sungguh-sungguh, bukan Ikah yang jadi-jadian! Kau masih
ingat padaku bukan? Ketika kita sama-sama berenang di empang waktu anak-anak? Dan
kini aku telah kembali untukmu Anenku sayang!
ANEN
Dan kalau aku tidak salah ingat, aku dulu pernah bertunangan dengan seorang gadis
Jelambar bernama Ikah.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK178 SEMESTER 1
IKAH
Benar, dan hingga kini pun aku masih bertunangan dengan dia.
ANEN
(BERUBAH SEPERTI WAKTU LALU) Selamat datang, Ikah! Wah, bagaimana dengan
perjalananmu yang jauh dari seberang lautan?
IKAH
Wah! Sungguh-sungguh memuakkan, kekasihku! Dan aku tak bisa tenang sebelum menginjak
tanah Jelambar.
ANEN
Menyenangkankah tinggal di New York selama setahun?
IKAH
Kampung ini selalu lebih menyenangkan dari pada di Amerika!
ANEN
Lalu kenapa surat-suratku tidak pernah kau balas?
IKAH
(SETELAH BERPIKIR SEJENAK) Ah … si Francesca menyuruhku selalu tak pernah
mengijinkan aku untuk membalasnya.
ANEN
Sungguh gadis itu! Untung sekarang sudah …
(DARI LUAR BI ATANG MEMANGGIL MANGGIL! “FRANCESCA”! “FRANCESCA”!
MEREKA DIAM, BERPANDANGAN, LALU BERHAMBURLAH TAWA MEREKA)
BI ATANG
(MUNCUL DARI DALAM) Frances … eh Anen, kau masih di sini, oh ya Francesca,
jangan marah, aku tak dapat menemukan seledri kesukaanmu.
IKAH
Ah nggak apa-apa Nyak! Aku memang nggak suka seledri!
BI ATANG
Lho! Katamu kau tidak akan bisa hidup tanpa seledri!
ANEN
(BANGKIT) Iya, itu kan Francesca. Francesca sekarang sudah mati, sedang yang ada di
muka Bibi sekarang ini adalah Ikah, gadis Jelambar yang denok.
BI ATANG
Tapi … Francesca itu kan Ikah juga …
IKAH
Oh … Bukan Nyak, aku ini Ikah! Bukan Francesca!

SENI BUDAYA179
BI ATANG
(MENATAP KEDUA ANAK ITU YANG TERSENYUM-SENYUM LALU MENGANGKAT
TANGAN DAN MASUK KE DALAM) Yah … apa boleh buat tapi aku menyerah!
(DARI TETANGGA TIBA-TIBA TERDENGAR SEBUAH LAGU BARAT, KEMUDIAN
IKAH TERTAWA DAN MENGIKUTI ALUNAN LAGU ITU).
IKAH
(KUMAT LAGI) Lagu ini! Amboi! Betapa indahnya kengan-kenangan yang merasuki
pembuluh-pembuluh nadiku ini … kudengar lagu ini untuk pertama kalinya di New York
pada pertunjukkan Eddie Condens … !
ANEN
(MEMPERINGATKAN DENGAN TELUNJUKNYA) Nah, nah nah ya, kambuh lagi!
Kesurupan lagi kan?!
IKAH
(SUNGGUH MENYESALI) Oh … ! Maakan aku, sayang ! (MEMELUK ANEN) Aku
tidak sadar barusan.
ANEN
Tak apa-apa, maklum baru datang dari Amerika (MEREKA TERTAWA).
IKAH
(MERAJUK) Sayang …!
ANEN
Ada apa manisku … ?
IKAH
Maukah Tuan aku masakkan urab jengkol?
ANEN
Wow! Dengan segala senang hati nona!
(MEREKA TERTAWA DAN MENARI LALU LAYAR PUN TURUN).
- SELESAI -
(DISADUR OLEH NOORCA MARENDRA DARI KARYA MARCELINO ACANA JR
TERJEMAHAN TJETJE JUSUF)

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK180 SEMESTER 1
Pameran Seni Rupa
Pameran adalah salah satu bentuk penyajian karya seni rupa murni, desain, dan kria agar
dapat berkomunikasi dengan pengunjung. Makna komunikasi berarti, karya-karya seni rupa yang
dipajang tersaji dengan baik, sehingga para pemirsa dapat mengamatinya dengan nyaman untuk
mendapatkan pengalaman estetis dan pemahaman nilai-nilai seni.
Proposal Pameran
Proposal adalah rencana sistematis, teliti, dan rasional penyelenggaraan pameran seni rupa
yang dibuat oleh panitia untuk pedoman kerja bagi kepentingannya, termasuk bagi sekolah,
sponsor, perizinan dan lain-lain.
Materi pameran
Materia pameran adalah koleksi terbaik karya seni rupa murni, desain, dan seni kria, terdiri
dari karya-karya tugas harian, karya mandiri, maupun karya-karya para pemenang berbagai lomba
seni rupa dari para siswa-siswi sekolah menengah atas tertentu.
Kurasi Pameran
Informasi tentang koleksi materi pameran seni lukis, seni grais, desain, dan kria, agar mudah
dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual, aspek teknik artistik,
aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain, atau kria yang dipamerkan.
Kurator Pameran
Orang yang kompeten bekerja mengkurasi kegiatan pameran seni rupa. Dia adalah penulis
informasi tentang keunggulan dan permasalahan materi pameran untuk kepentingan apresiasi dan
penilaian. Tulisan kurasi yang dibuatnya biasanya di muat di katalogus pameran, yang dipakai
sebagai acuan utama dalam kegiatan diskusi seni rupa, sebagai bagian dari kegiatan pameran.
Perupa
Istilah profesi orang yang bekerja menciptakan, memamerkan, dan menghidupi diri dan
keluarganya dari hasil ciptaannya di bidang seni rupa, sesuai dengan aliran yang dianutnya.
Fungsi Seni
Ada tiga fungsi seni, fungsi seni secara personal, fungsi seni secara sosial, dan fungsi seni
secara isikal. Seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah
sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan fungsi seni bagi perupa
terapan adalah penciptaan benda pakai yang estetis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
sedangkan bagi masyarakat desain atau kria berfungsi memenuhi kebutuhan isikal yang sifatnya
praktis dan sekaligus indah.
Glosarium

SENI BUDAYA181
Makna Pameran
Makna pameran adalah melatih kemampuan siswa bekerja sama, berorganisasi, berpikir logis,
bekerja efesien dan efektif dalam penyelenggaraan pameran seni rupa. Sehingga nilai pameran,
tujuan, sasaran, dan tema pameran tercapai dengan baik.
Konsep Seni
Aspek konsep berkaitan dengan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan
prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi.
Nilai Estetis
Nilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi (1) objektif/intrinsik dan (2) subjektif/ekstrinsik.
Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni, aktivitas ini mendasarkan kriteria ekselensi
seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni. Sedangkan nilai subjektif kita peroleh
dari pengalaman mengamati karya seni, misalnya tentang kesan kita atas “pesan seni” dan nilai
keindahan berdasarkan reaksi dan respons pribadi kita sebagai pengamat.
Tema Seni
Tema seni bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal seperti
hara-pan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal, kepribadian seorang perupa diekspresikan
melalui karya seni. Sedangkan realitas eksternal adalah ekspresi interaksi perupa dengan kepercayaan;
religius, kemiskinan, ketidakadilan, nasionalisme, politik (tema sosial), hubungan perupa dengan
alam; (tema lingkungan) dan lain sebagainya.
Pop Art
Pop art adalah produk sistem perekonomian kapitalis, di mana segala hal dalam kehidupan
ini, termasuk hal-hal yang berada dalam wilayah realitas simbolisme diusahakan menjadi komoditi
yang bisa dijual ke pasar bebas. Oleh karena itu logika produk kesenian yang lahir dari sistem
perekonomian ini adalah logika pasar, bukan logika artistik.
Seni Optik
Seni optik pada kemunculannya meliputi seni dua dimensi dan tiga dimensi, yang mendasarkan
diri pada limo optik, limo cahaya, dan limo warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang
digunakan untuk mengeksploitasi fallibilitas mata. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak,
formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas geometrik dan perulangan yang teratur, rapi,
teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-
warna yang digunakan kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas
pada atau saturation yang tajam dan tegas.

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK182 SEMESTER 1
SENI RUPA
Achmad, Katherina. 2012. Raden Saleh. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
Bangun, Sem C. 2011. Apresiasi Seni. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
______, 2011. Kritik Seni Rupa. Cetakan ketiga. Bandung: Penerbit ITB.
______, 2007. Kompetensi Pendidik dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Budaya. Jurnal Pendidikan Seni,
Kagunan, Tahun II No. 01. Agustus 2007. 74-81.
Carrol, Noell. 2005. heories of Art Today. he University of Wisconsin Press.
Feldman, Edmund Burke. 1967. Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice Hall.
Iskandar, Popo. 1977. Afandi, Suatu Jalan Baru dalam Ekspresionisme. Jakarta: Akademi Jakarta bekerja
sama dengan Dewan Kesenian Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013, Penulisan Buku Kurikulum 2013.
Jakarta, 3-5 September 2013.
______, 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta, 15 Agustus 2013.
______, 2015. Kompetensi Isi dan Kompetensi Dasar SMA/MA/SMK/MAK Mata Pelajaran Seni Budaya.
Jakarta: Kemdikbud.
Koentjaraningrat, Prof. Dr. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
______, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Levine, Gemma. 1978. With Henry Moore, he Artist at Work. New York: Times Books.
Lovejoy, Margot. 2004. Digital Current: Art in he Electronic Age. New York and London: Roudlege.
Mustika, 1992. Tokoh-Tokoh Pelukis Indonesia. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI.
Peursen, C.A. van, Prof. Dr.,1976. Strategi Kebudayaan. Diindonesiakan oleh Dick Hartoko. Yogyakarta:
Kanisius.
Semiawan, Conny R., 1999. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja Rosda-karya.
Supangkat, Jim. 1995. Indonesian Modern Art and Beyond. Jakarta: Indonesian Fine Art Foundation.
Wardhani, Cut Kamaril, dkk. 2011. Penciptaan Karya Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Jakarta.
Wagner, Fritz A. 1988. Art of Indonesia. Singapore: Graham Brash.
Wentinck, Charles, 1974. Masterpiece of Art. New York: Park Lane.
Wilson, Brent G. 1971. Evaluation of Learning in Art Education. Dalam B.S. Bloom, Hand Book Formative
and Sumative Evaluation of Student Learning. New York: McGraw Hill.
http: media. Smashing magazine. Diakses 9 Agustus 2013.
http: melbourneblogger.blogspot.com. Diakses 19 September 2013.
http:www.griya-asri.com. Diakses 25 Oktober 2013
http://www.kompasiana.com/ Diakses 29 Januari 2016
http://lpjaya.com/2014/07/09/seni-kreativitas-dan-proses-kreatif-23-betulkah-tak-ada-ide-yang-benar-benar-
orisinal/ Diakses 30 Januari 2016
Daftar Pustaka

SENI BUDAYA183
SENI MUSIK
Arnold, J. 1980. 12.000 Keyboard Cord for Piano and Organ. Tanpa Kota: Charles Hansen Educational
Music.
Booth, Victor dan Dungga, J.A. 1979. Bermain Piano dengan Baik. Jakarta: Yasaguna.
Cliton, homas. 1983. Music as Heard: A Study in Applied Phenomenology. New Haven and London: Yale
University Press. ISBN 0-300-02091-0.
Dodd, Julian. 2013. “Is John Cage’s 4’33 Music?”. You Tube/Tedx (accessed 14 July 2014).
Jef, Hammer. 1999. Absolute beginner’s Keyboard. NC: Wise.
Gann, Kyle. 2010. No Such hing as Silence: John Cage’s 4’33’’. New Haven and London: Yale University
Press. ISBN 0300136994.
Goldman, Richard Franko. 1961. “Varèse: Ionisation; Density 21.5; Intégrales; Octandre; Hyperprism;
Poème Electronique. Instrumentalists, cond. Robert Crat. Columbia MS 6146 (stereo)” (in Reviews
of Records). Musical Quarterly 47, no. 1. (January):133–34.
Gutmann, P. (2015). John Cage and the Avant-Garde: he Sounds of Silence. Classicalnotes.net. Retrieved 2
December 2015, from http://www.classicalnotes. net/columns/silence.html
Hartoko, Dick. 1984. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Hartoyo, Jimmy. 1996. Musik Konvensional dengan “Do Tetap”. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara –
Institut Seni Indonesia.
Hegarty, Paul, 2007. Noise/Music: A History. Continuum International Publishing Group. London: 3-19
Kania, Andrew. 2014. “he Philosophy of Music”, he Stanford Encyclopedia of Philosophy, Spring 2014
edition, edited by Edward N. Zalta.
Kennedy, Michael. 1985. he Oxford Dictionary of Music, revised and enlarged edition of he Concise
Oxford Dictionary of Music, third edition, 1980. Oxford and New York: Oxford University Press.
ISBN 978-0-19-311333-6; ISBN 978-0-19-869162-4.
Kodijat, Latifah dan Marzoeki. 2002. Istilah-Istilah Musik. Jakarta: Djambatan
Laksanadjaja, J.K. 1977. Kamus Musik. Bandung: Alumni.
Last, Joan. 1989. Pianis Remaja, Buku Pegangan untuk Guru dan Murid. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Little, William, and C. T. Onions, eds. 1965. he Oxford Universal Dictionary Illustrated: An illustrated
Edition of the Shorter Oxford Dictionary, third edition, revised, 2 vols. London: he Caxton
Publishing Co.
Max, Dieter. Sejarah Musik 1, 2, 3.
Mc Neil, Roderick J. 2002. Sejarah Musik 1 dan 2. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Nickol, Peter. 2002. Panduan Praktis Membaca Notasi Balok. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rahardjo, Slamet. 1990. Teori Seni Vokal untuk SMA, Guru, dan Umum. Semarang: Media Karya.
Rahmawati, Yeni. 2005. Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti, Sebuah panduan untuk Pendidikan.
Yogyakarta: Panduan.
Santos, Ramon P. 1995. he Music of ASEAN. Jakarta: Asean Commitee on Culture and Information.
Soeharto, M. 1993. Belajar Notasi balok. Jakarta: Gramedia.
he Associated Board of he Royal Schools of Music. 1985. Rudiments and heory of Music. London:
Tanpa Penerbit.
Allen, R.E., ed. 1992. he Concise Oxford Dictionary. Clarendon Press. Oxford: 781.
hompson, Oscar. 1985. How to Understand Music – and Enjoy It, A Premier Book. New York: Tanpa
Penerbit.
www.en.wikipedia.org
www.id.wikipedia.org

KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK184 SEMESTER 1
SENI TARI
Brandon, James, R. 1967. heatre in South East Asia. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press.
Hawkins, Alma. Moving from Within: A New Method for Dance Making. Terjemahan Prof. Dr. I Wayan
Dibia. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta: MSPI
Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia: Continuities and Change. Ithaca, New York: Cornell University Press.
juga terjemahannya oleh R.M. Soedarsono. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia.
Bandung: MSPI.
Humprey, Dorris. 1959. he Art of Making Dancers. New York: in the United States of Amerika.
Morris, Desmond. 1977. Man watching: A Field Guide to Human Behaviour. New York: Harry N Abrams,
Inc. Publisher.
Murgianto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi Beberapa Masalah Tari di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya
Sastra.
Kurikulum 2013. Panduan Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014. Pusat Pengembangan
profesi pendidik. Jakarta: Penjaminan mutu pendidikan.
Soedarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
--------------------- 2003. Jejak-Jejak Seni Pertunjukan di Asia Tenggara. Bandung: MSPI.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tindakan Konseptual Operasional.
Jakarta: Bumi Aksara.
https://allkpopblog.wordpress.com/page/7/[10 Desember 2015]
http://badungtourism.com/arts-Barong_and_Rangda_Dance.html?lang=id[19 Desember 2015]
http://bali.panduanwisata.id/blog/tari-barong-dan-tari-kecak[10 Desember 2015]
http://balikuu.blogspot.co.id/2014/11/tari-tarian-di-bali.html[22 desember 2015]
http://bloggbebass.blogspot.co.id/2013/11/tari-tarian-daerah-riau.html[10 Desember 2015]
http://blogjarumbeakalanplus.org.jpg[13 Desember 2014]
http://cabiklunik.blogspot.com/tari danshare.jpg [12 Desember 2014]
https://chrevie.wordpress.com/2010/10/19/tarian-khas-dayak[10 Desember 2015]
https://daulagiri.wordpress.com/2009/04/27/minang-dance[15 Desember 2015]
http://elvinachristina.blogspot.co.id/2009_04_01_archive.html[2 Februari 2016]
http://greatindnesia.blogspot.co.id/2014/02/gambar-dan-nama-tari-tradisional-daerah.html[10 Desember
2015]
https://imaginationphoto.wordpress.com/2011/01/06/seni-tari-konteporer[2 Februari 2016]
http://indrianieriza.blogspot.co.id/2011/07/tari-melayu-antara-tradisi-dan.html[11 Desember 2015]
http://indonesiaexplorer.net/tarian-bali-simbol-kebudayaan-bangsa-indonesia.html[20 Desember 2015]
http://www.inspirasinusantara.com/tari tayub blora/jpg [10 Desember 2014]
http://www.kompasiana.com/290465tantepaku/menyamar-menjadi banci_55003565813311a119fa72bf [22
Desember 2015]
http://www.kompasiana.com/akbarisation/tari-piring-hidup-itu-sebuah-pertemuan-dan-perpisahan_5528809
8f17e61f5578b4580[2 Januari 2016]
http://makailajasmine.blogspot.co.id/2014_02_01_archive.html[10 Desember 2015]
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2621/tari-jepin-lembut-tari-tradisional-kalimantan-barat [10
Desember 2015]
https://tunas63.wordpress.com/2008/12/26/not-angka-lagu-daerah-manuk-dadali-jawa-barat/not-angka-
manuk-dadali[19 Desember 2015]

SENI BUDAYA185
http://watymenari.blogspot.com/gerak tanjak/jpg [15 Desember 2014]
http://yulsiapraharis.blogspot.com
http://youtu.be/ukozchdn4u[28 Januari 2016]
http://youtube/lvxryzxm7lq?t=23[28 Januari 2016]
https://www.youtube.com/watch?v=8c3Kp1rrUGw/[11 Desember 2015]
http://benhur-kaka.blogspot.co.id/2011/12/seni-tarian-tangan-dari-china-yang.html[10 Desember 2015]
https://www.youtube.com/watch?v=LVxRyzXM7LQ[28 Januari 2016]
https://www.youtube.com/watch?v=t4ozElmjDGc[28 Januari 2016]
http://www.tribunnews.com/video/2015/11/15/mengikuti-ritual-tapa-ngali-di-kali-boyong-sleman[2 Februari
2016]
SENI TEATER
Achmad, A. Kasim. 2006. Mengenal Teater Tradisional Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Bandem, I Made & Sal Murgiyanto. 1996. Teater Daerah Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Boleslavsky, Richard. 1960. Enam Pelajaran Pertama bagi Calon Aktor. Penerjemah: Asrul Sani. Jakarta:
Djaja Sakti.
Brahim. 1968. Drama dalam Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Brockett, Oscar G. 1969. he heatre, an Introduction, USA. Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Cave, Peter L. 1985. 500 Ragam Permainan. Jakarta: Dharma Pustaka.
Cohen, Robert. 1981. heatre, United States of America. Publishing Company 1240 Villa Street Mountain
View, California 940441.
Dahana, Radar Pancha. 2001. Homo heatrikus. Magelang: Indonesia Tera.
Haji Salleh, Muhammad. 1987. Kumpulan Kritikan Sastera: Timur dan Barat. Ampang/Hulu Kelang,
Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka- Malaysia.
Hamzah, Adjib A. 1971. Pengantar Bermain Drama. Bandung: CV Rosda.
Langer, Suzanne. 1988. Problematika Seni. Penerjemah: Widaryanto. Bandung: ASTI.
Oemarjati, Boen S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta: P.T. Gunung Agung.
Padmodarmaya, Pramana. 1988. Tata dan Tehnik Pentas. Jakarta: Balai Pustaka.
Patty, Albertus M. 1992. Permainan untuk Segala Usia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Pisk, Litz. he Actor and His Body.
Rendra. 1976. Tentang Bermain Drama. Jakarta: Pustaka Jaya.
Riantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater. Jakarta: MU:3 Books.
Sulaiman, Wahyu. 1982. Seni Drama. Jakarta: PT. Karya Uni Press.
Sumardjo, Jakob. 1992. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: P.T. Citra
Aditya Bakti.
Waluyo, Herman J. 2001. Drama, Teori dan Pengajarannya. Yogyakarya: PT Hanindita Graha.
Wijaya, Putu. 2007. Teater. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.
WS, Hasanuddin dkk. 2007. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu.

186
Nama Lengkap : Sem Cornelyoes Bangun
Telp. Kantor/HP : 021-4895124 / 081289639812
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl. Rawamangun
Muka Kampus UNJ Jakarta Timur
Bidang Keahlian : Seni Rupa
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Penulis buku
2. Kurator
3. Pemakalah
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Murni/ITB (1998-2000)
2. S1: Fakultas Keguruan Sastra dan Seni/Jurusan Seni Rupa/UNY (1977-1980)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Tim Penulis Buku Guru Seni Budaya SMA, Kelas 11, 2014. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. ISBN 978-602-282-454-1
2. Tim Penulis Buku Siswa Seni Budaya SMA, Kelas 11, 2014. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. ISBN 978602-282457-2
3. Tim Penulis Peningkatan Kompetensi Kebudayaan Bagi Guru Seni Budaya, 2013. Modul, Pusat
Pengembangan SDM Kebudayaan, Kemdikbud Republik Indonesia. ISBN 978-602-14477-0-3
4. Apresiasi Seni, 2011. Proyek Penulisan Buku Universitas Negeri Jakarta.
5. Eksistensi Pendidikan Tinggi Seni Rupa Indonesia-Permasalahan dan Alternatif Pengembangannya.
2011. Dalam Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed.et. al. Pedagogik Kritis Perkembangan Substansi, dan
Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. ISBN 978-979-098-013-6
6. Tim Penulis Pedoman Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni Rupa. 2011. Edisi ketiga. Jurusan Seni
Rupa FBS-UNJ.
7. Kontributor Apresiasi dan Kreasi Seni Rupa, 2009. Modul PPG Pendidikan Seni Rupa, Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: UNJ Press. ISBN 978-602-96153-4-0
8. Kritik Seni Rupa, Cetakan 3, 2011. Penerbit ITB Bandung. ISBN 979-9299-24-1
9. Estetika Bahasa dan Seni, Tim Penulis. 2008. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.
ISBN 978-979-26-3411-2
10. Eksistensi Dadaisme Dalam Gerakan Seni Rupa. 2008. Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Basoeki Abdullah dan Karya Lukisannya, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta: 2012.
2. Warna Lokal Kaligrai Etnik Indonesia. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi
Bandung: 2011.
3. Perkembangan Seni Lukis Potret di Indonesia. Museum Basoeki Abdullah Jakarta: 2011.
4. Hak Kekayaan Intelektual: Hak Cipta Seni Rupa dan Desain, Permasalahan dan Solusinya.
Kreativitas Seni Kampus, Kressek # 3. Universitas Negeri Jakarta: 2010.
5. Kompetensi Pendidik dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Budaya, Jurnal Pendidikan Seni, Kagunan,
Tahun II No. 01. Agustus 2007. 74-81.
Proil Penulis

187
Nama Lengkap : Drs. Siswandi, M.Pd.
Telp. Kantor/HP : 0291-685241
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : Siswandi Sis
Alamat Kantor : Jl. Sultan Fatah 85 Demak
Bidang Keahlian : Guru dan Seni Musik
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Guru di SMA Negeri 2 Demak sampai dengan 2007
2. Kepala SMA Negeri 1 Karangtengah, Demak (2007 s.d. 2013)
3. Kepala SMA Negeri 2 Mranggen, Demak (2013 s.d. 2014)
4. Kepala SMA Negeri 1 Demak (2014 s.d. sekarang)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: Fakultas Pascasarjana/Pendidikan Bahasa Indonesia/UNNES Semarang (2009-2012)
2. S1: FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni)/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/IKIP
Semarang (1982-1988)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Buku Seni Budaya SMP Kurikulum 2006 jilid 1, 2, dan 3 (bersama Rasjoyo, penerbit Yudhistira,
2007)
2. Buku Seni Budaya SMP Kurikulum 2013 jilid 1, 2, dan 3 (bersama Setyobudi, Giyanto, Dyah Purwani
S, penerbit Erlangga, 2014)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Metode Copy the Master
Varian Teknik Anakronisme pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 2 Demak Tahun Pelajaran 2006/2007,
(tahun 2006).
Proil Penulis

188
Nama Lengkap : Dr. Tati Narawati, S. Sen., M.Hum
Telp. Kantor/HP : 08156014546
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : Tati Narawati
Alamat Kantor : Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung
Bidang Keahlian : Seni Tari
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Ka. Prodi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana UPI
2. Kepala UPT Kebudayaan UPI
3. Anggota Senat Akademik dan Majelis Wali Amanah UPI
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas
Gadjah Mada (1999-2002)
2. S2: Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas
Gadjah Mada (1995-1998)
3. S1: Seni Pertunjukan, Jurusan Tari, Akademi Seni Karawaitan Indonesia (ASKI) (1983-1986)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa
2. Tari Sunda: Dulu, Kini dan Esok
3. Drama Tari Indonesia
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Peneliti Seni Tradisional Nusantara sejak tahun 2000 sampai saat ini.
Proil Penulis

189
Nama Lengkap : Jose Rizal Manua
Telp. Kantor/HP : 021-31923603 / 0811833161
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : IKJ-TIM Cikini Raya no 73 - Jakarta Pusat
Bidang Keahlian : Seni Teater dan Film
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Mengajar di Institut Kesenian Jakarta
2. Memberikan Pelatihan di berbagai tempat
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: Fakultas Film - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
2. S1: Fakultas Teater - Institut Kesenian Jakarta 1998
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Tidak ada
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada
Proil Penulis

190
Nama Lengkap : Dr. M. Yoesoef, M.Hum.
Telp. Kantor/HP : 021-7863528; 7863529 / 0817775973
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : https://www.facebook.com/yoesoev
Alamat Kantor : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia, Kampus Universitas Indonesia, Depok 16424
Bidang Keahlian : Sastra Modern, Seni Pertunjukan (Drama)
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. 2008-2014: Manajer SDM Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
2. 2015-sekarang: Ketua Departemen Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
3. 2015 (Mei-Oktober): Tim Ahli dalam Perancangan RUU Bahasa Daerah (Inisiatif DPD RI)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia/Program Studi Ilmu Susastra (2009-
2014)
2. S2: Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia/Program Studi Ilmu Susastra (1990-1994)
3. S1: Fakultas Sastra Universitas Indonesia/Jurusan Sastra Indonesia (1981-1988)
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Buku Pelajaran Seni Drama (SMP)
2. Buku Pelajaran Seni Drama (SMA)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Anggota peneliti dalam “Internasionalisasi Universitas Indonesia melalui Pengembangan Kajian
Indonesia,” Hibah Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHK-I) Tema D, Dikti Kemendiknas
Tahun 2010-2012
2. Anggota Peneliti dalam Penelitian “Nilai-nilai Budaya Pesisir sebagai Fondasi Ketahanan Budaya,”
Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) BOPTN UI 2013-2014
3. Ketua Peneliti dalam Penelitian “Identitas Budaya Masyarakat Banyuwangi Sebagaimana
Terepresentasikan di dalam Karya Sastra,” Penelitian Madya FIB UI Tahun 2014, BOPTN FIB UI
Proil Penelaah

191
Nama Lengkap : Drs. Bintang Hanggoro Putra, M.Hum
Telp. Kantor/HP : 024850810 / 08157627237
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : Bintang Hanggoro Putra
Alamat Kantor : Kampus Unnes, Sekaran, Gunung Pati, Semarang
Bidang Keahlian : Seni Tari
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Dosen Pendidikan Sendratasik, Prodi Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: Fakultas Ilmu Budaya/Pengkajian Seni Pertunjukan/Universitas Gajah Mada Yogyakarta
(2000-2004)
2. S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Seni Tari/Komposisi Tari (1979-1985)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Tidak ada.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Pengembangan Model Pembelajaran Tari Tradisional untuk Mahasiswa Asing di Universitas
Negeri Semarang (2015).
2. Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar (2012)
3. Upaya Pengembangan Seni Pertunjukan Wisata Di Hotel Patra Jasa Semarang (2010)
4. Pengembangan Materi Mata Kuliah Pergelaran Tari dan Musik pada Jurusan Pendidikan
Sendratasik UNNES dengan Model Pembelajaran Tutorial Analitik Demokratik (2008).
5. Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai Bagi Masyarakat Etnis Cina Semarang (2007).
Proil Penelaah

192
Nama Lengkap : Eko Santoso, S.Sn
Telp. Kantor/HP : 0274-895805 / 08175418966
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl. Kaliurang Km 12,5 Yogyakarta 55581
Bidang Keahlian : Seni Teater
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. 2000-2003: seniman teater freelance
2. 2003-2011: instruktur teater PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta
3. 2011-sekarang: Widyaiswara seni teater PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S1: Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta (1991-2000)
Judul Buku/Modul yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Dasar Pemeranan untuk SMK (2013)
2. Dasar Artistik 1 untuk SMK (2014)
3. Modul Pengetahuan Teater untuk Guru SMP dan SMA (2015)
4. Modul Dasar Pemeranan untuk Guru SMP dan SMA (2015)
5. Modul Teknik Pemeranan untuk Guru SMP dan SMA (2015)
Buku yang pernah ditulis:
1. Seni Teater 1 untuk SMK. 2008. Jakarta: Direktorat PSMK Depdiknas.
2. Seni Teater 2 untuk SMK. 2008. Jakarta: Direktorat PSMK Depdiknas.
3. Pengetahuan Teater 1 - Sejarah dan Unsur Teater. 2013. Jakarta: Direktorat PSMK
4. Pengetahuan Teater 2 - Pementasan Teater dan Formula Dramaturgi. 2013. Jakarta: Direktorat
PSMK
5. Teknik Pemeranan 1 - Teknik Muncul, Irama, dan Pengulangan. 2013. Jakarta: Direktorat PSMK
6. Teknik Pemeranan 2 - Teknik Jeda, Timing, dan Penonjolan. 2013. Jakarta: Direktorat PSMK
7. Dasar Tata Artistik - Tata Cahaya dan Tata Panggung. 2013. Jakarta: Direktorat PSMK
8. Yang Melintas - Kumpulan Tulisan. 2014. Yogyakarta: Penerbit Elmatera
9. Bermain Peran 1 - Motivasi, Jenis Karakter dan Adegan. 2014. Jakarta: Direktorat PSMK
Proil Penelaah

193
Nama Lengkap : Dr. Nur Sahid M. Hum.
Telp. Kantor/HP : 0274-379133 / 087739496828
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jur Teater, Fak Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta
Jl. Parangtritis Km 6 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Seni Teater
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Dosen Jur. Teater Fak. Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta
2. Dosen Pasca Sarjana ISI Yogyakarta
3. Dosen Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta (2008-
2012)
2. S2: Ilmu Humaniora, Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta (1994-1998)
3. S1: Sastra Indonesia, Fak. Ilmu Budaya UGM Yogyakarta (1980-1986)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Metode Pembelajaran Seni Teater untuk Anak-anak Usia Sekolah Dasar (Program Penelitian Hibah
Bersaing, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan
Tinggi, Depdikbud, Jakarta), 2006.
2. Metode Penulisan Skenario Film bagi Remaja (Program Penelitian BOPTN, Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta), 2013.
3. Penciptaan Drama Radio Perjuangan Pangeran Diponegoro sebagai Penanaman Nilai-Nilai
Pendidikan Karakter bagi Generasi Muda (2016-2018)
Menjadi Penelaaah Buku Ajar:
1. Penelaah buku untuk SMK Seni berjudul Seni Teater (2008),
2. Penelaah buku untuk SMP berjudul Seni Budaya (2016), P4TK Yogyakarta.
Penulisan Buku Teks:
1. Semiotika Teater diterbitkan Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta 2012.
2. Sosiologi Teater diterbitkan Pratista Yogyakarta 2008
Proil Penelaah

194
Nama Lengkap : Dr. Rita Milyartini, M.Si.
Telp. Kantor/HP : 0222013163 / 081809363381
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung 40151
Bidang Keahlian : Pendidikan Musik
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Dosen di Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI
2. Dosen di Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana UPI
3. Peneliti Pendidikan Seni khususnya pendidikan Musik
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Pendidikan Umum/Nilai/Universitas Pendidikan Indonesia (2007-2012)
2. S2: Kajian Wilayah Amerika/Universitas Indonesia (1998-2001)
3. S1: FPBS/Pendidikan Musik/IKIP jakarta (1983-1987)
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Buku teks tematik SD (thn 2013)
2. Buku non teks ( Tahun 2011, 2012, 2015)
3. Buku teks SD, SMP dan SMA (2015)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. 2008: Model Pendidikan Life Skill Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Penguasaan Teknik Vokal
Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 3 di Prodi Musik UPI.
2. 2010: Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun 1)
3. 2011: Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun 2)
4. 2011: Kombinasi Active Learning dan Self Training, untuk Memperbaiki Audiasi Tonal Minor
Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 2 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI
5. 2012: Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun 2)
6. 2012: Model Transformasi Nilai Budaya Melalui Pendidikan Seni di Saung Angklung Udjo untuk
Ketahanan Budaya (disertasi)
7. 2013: Pemanfaatan Angklung untuk Pengembangan Bahan Pembelajaran Tematik Jenjang Sekolah
Dasar Berbasis Komputer
8. 2015: Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara (tahun pertama)
9. 2016: Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara (tahun kedua)
10. 2016: Pengembangan Usaha Bidang Seni dan Budaya di Kota Bandung
Proil Penelaah

195
Nama Lengkap : Dr. Dinny Devi Triana, S.Sn, M.Pd
Telp. Kantor/HP : 08161670533
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : dinny devi triana
Alamat Kantor : Universitas Negeri Jakarta
Jln. Rawamangun Muka, Jakarta Timur
Bidang Keahlian : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Seni Tari
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Staf pengajar pendidikan sendratasik UNJ (1993-sekarang)
2. Tutor Univeristas Terbuka (2012-2014)
3. Instruktur Pelatihan Guru Kesenian SD di Balai Latihan Kesenian Jakarta Utara (2008-2011)
4. Instruktur Pelatihan Tari Guru Taman Kanak-kanak di Jakarta Barat (2009-2015)
5. Instruktur PLPG Rayon 9 (2008-2015)
6. Instruktur PPG SM3T Seni Budaya (2013-2014)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2006-2012)
2. S2: Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2000-2003)
3. S1: Institut Seni Indonesi Yogyakarta (1991-1993)
4. D3: Akademi Seni Tari Indonesia (1987-1991)
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Seni dan Budaya Untuk SMK (Penerbit: Inti Prima, 2007)
2. Seni Tari Nasional dan Internasional (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2009)
3. Modul: Peningkatan Kompetensi Kebudayaan Bagi Guru Mata Pelajaran Seni Budaya (Badan
Pengembangan SDM Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
4. Praktik Tari Betawi (untuk kalangan sendiri, 2014)
5. Evaluasi Pembelajaran Seni Tari (Penerbit: Inti Prima, 2015)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Minat Kesenian Pelajar SLTA se-DKI Jakarta (2006)
2. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Tari Hasil Karya Mahasiswa LPTK (2006)
3. Kompetensi Koreografer : Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif, Penguasaan Pengetahuan
Komposisi Tari, dan Tari Hasil Karya Mahasiswa (2007)
4. Kecerdasan Kinestetik dalam Menata Tari (Eksperimen Metode Penilaian Kinerja dan Penguasaan
Pengetahuan Komposisi Tari pada Mahasiswa Jurusan Seni Tari UNJ & UPI Bandung) (2011)
5. Hibah Bersaing: Model Penilaian Kinestetik dalam Menilai Tari I-Pop (Modern Dance) (2013-2014)
6. Strategi Penilaian sebagai Evaluasi Formatif untuk Meningkatkan Keterampilan Menari pada
Pembelajaran Praktik Tari (2014)
7. Model Pengukuran Cerdas Kinestetik dalam Menata Tari pada Mahasiswa Seni Tari (2015)
Jurnal (10 tahun terakhir):
1. Skala Pengukuran Sebagai Alat Evaluasi Dalam Menilai Tari Karya Mahasiswa (Jurnal Harmonia
terakreditasi, 2006)
2. Kompetensi Koreografer Pendidikan Berbasis IMTAK dan IPTEK (Jurnal Harmonia terakreditasi,
2006)
3. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Tari Hasil Karya Mahasiswa Jurusan Seni Tari
Universitas Negeri Jakarta (Jurnal UNAS-Ilmu Budaya, 2009)
4. Nation Character Building by Implementing Educational Values as a Response to the Inluence of
Contemporary Culture Toward Kinestethetic Artistic Intelligence (Fine Arts International Journal:
Srinakharinwirot University, 2012)
5. Penilaian Kinstetik dalam Seni Tari (Jurnal Evaluasi Pendidikan UNJ, 2012)
6. Model Penilaian Kinestetik dalam Menilai Tari I-Pop (Modern Dance) (Jurnal Panggung, 2014)
7. The Ability of Choreography Creative Thinking on Dance Performance (Harmonia terakreditasi,
2015)
Proil Penelaah

196
Nama Lengkap : Prof. Dr. Djohan
Telp. Kantor/HP : 0274-419791 / 08175412530
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : Salim Djohan
Alamat Kantor : Jl. Suryodiningratan 8 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Psikologi Musik
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Narasumber Pusat Kurikulum Pendidikan Seni (2004-2006)
2. Representative South East Asian Youth Orchestra (2004-2011)
3. Wakil Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta (2008-2011)
4. Kaprodi Magister Manajemen Seni ISI Yogyakarta (2010-2012)
5. Dewan Etik Asosiasi Pendidik Seni (2005-2012)
6. Narasumber BSNP Pengembang Bidang Seni Budaya (2006-2012)
7. Editor KBM Journal of Cognitive Science-ISSn 2152-1530 (2009-)
8. Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta (2012-)
9. Dosen tamu Pasca Sarjana Psikologi UKSW (2012-)
10. Reviuwer The Journal of Asean Research in Art and Design (2012-)
11. Dosen tamu Pascasarjana UGM (2014-)
12. Dosen tamu Pascasarjana UNY (2014-)
13. Anggota Yayasan Dinamika Edukasi Dasar (2015-)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Fakultas Psikologi/Psikologi/Universitas Gadjah Mada (2002-2005)
2. S2: Fakultas Psikologi/Psikologi Perkembangan/Universitas Gadjah Mada (1996-1999)
3. S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Musik/Musik Sekolah/Institut Seni Indonesia Yogyakarta (1989-
1993)
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Seni Budaya SD-SMP-SMA
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. 2005: Pengaruh Tempo dan Timbre dalam Gamelan Jawa terhadap Respons Emosi Musikal. BPPS
(Dikti)
2. 2006-2007: Pengembangan Aspek Musikal Sebagai Media Penigkatan Keterampilan Sosial. PEKERTI
(DP2M)
3. 2008: Potret Manajemen Seni di Bali: Dari Etos Jegog ke Mitos Jazz. Pusat Studi Asia Pasiik
4. 2009-2010: Upaya Pengembangan Kreativitas SDM melalui Rekontekstualisasi Seni.
FUNDAMENTAL (DP2M)
5. 2015: Metode “Practice Base Research” dalam Penciptaan/Penyajian Seni. Dyson Foundation,
Melbourne University
Proil Penelaah

197
Nama Lengkap : Muksin Md., S.Sn., M.Sn.
Telp. Kantor/HP : 022-2534104 / 08156221159
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : Muksin Madih
Alamat Kantor : FSRD-ITB, Jl. Ganesha 10 bandung (40132)
Bidang Keahlian : Seni Rupa
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB (2013-2015)
2. Koordinator TPB FSRD-ITB (2008-2013)
3. Ketua Lap/Studio Seni Lukis FSRD-ITB (2005-2006)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Rupa/Seni Murni/Institut Tekhnologi Bandung (1996-
1998)
2. S1: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Murni/Seni Lukis/Institut Tekhnologi Bandung (1989-
1994)
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Buku teks pelajaran kurikulum 2013 (edisi revisi) mata pelajaran wajib untuk SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA Seni Budaya bidang Seni (2015)
2. Buku teks Seni Budaya (Seni Rupa) kelas IX dan XII (2014)
3. Buku Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013 kelas VIII, X, dan XI, Seni
Budaya (Seni Rupa). (2013)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Penerapan Teknik Etcha Ke Dalam Produk Elemen Estetik Sebagai Upaya Meningkatkan Potensi
Kreativitas Masyarakat. Riset KK (Kelompok Keahlian Seni Rupa) ITB. (2014)
2. Metode Pembelajaran Menggambar Bagi Anak Autis dengan Bakat Seni Rupa. Riset KK (Kelompok
Keahlian Seni Rupa) ITB. (2014)
3. Aplikasi Pengembangan Barongan sebagai Cinderamata Khas Blora dengan Sentuhan Teknik
Potong, Tempel, Pahat dan Lukis, Riset KK (Kelompok Keahlian Seni Rupa). (2013)
4. Pengembangan Produk Identitas Budaya Masyarakat Blora untuk menunjang Sentra Masyarakat
Kreatif, Program Pengabdian kepada masyarakat Mono dan Multi. (2013)
5. Aplikasi Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora (LPPM-ITB) (2012)
6. Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora (LPPM-ITB) (2011)
7. Aplikasi Medium Lokal (Indigenus Material) dalam Karya Seni Rupa sebagai Upaya Mewujudkan Ciri
Khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB (2011)
8. Medium Lokal (indigenus material) dalam Karya seni rupa sebagai upaya mewujudkan ciri khas
Indonesia Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB (2010)
9. Pengolahan Serat Alami Menggunakan Sistem Enzim Mikrobiologi sebagai Media Ekspresi Seni Dua
Dimensi. Riset ITB [Riset Fakultas] (Jurnal Visual Art ITB 2007)
10. Muatan Spiritualitas pada Seni Rupa Tradisional Dwimatra-Ilustrasi Nusantara Upaya Menggali Seni
Rupa Tradisi untuk Memperkaya Konsep Seni Ilustrasi Indonesia Masa Kini dan Masa Depan. Riset
ITB [Riset Fakultas] (2006)
11. Daur Ulang Sampah Menjadi Kertas Seni. ”GELAR” Jurnal Ilmu dan Seni – STSI Surakarta. Vol. 3 No.
2 Desember 2005, ISSN 1410-9700. (2005)
Proil Penelaah

198
Nama Lengkap : Dra. Widia Pekerti, M.Pd.
Telp. Kantor/HP : -
E-mail : -
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl. Suryodiningratan 8 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Seni Musik
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Dosen luar biasa di Universitas Negeri Jakarta jurusan seni musik 2009 hingga kini.
2. Konsultan pendidikan.
3. Pengurus Anggota Dewan Etik Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) dan anggota IPTP (Ikatan
Profesi Teknologi Pendidikan).
4. Anggota Pengurus Kroncong Centre Of Indonesia.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S2: Teknologi Pendidikan UNJ Jakarta, 1997. Kursus Penunjang antara lain : bahasa Inggris,
Perancis dan kecantikan.
2. S1: Pendidikan Seni Musik IKIP Jakarta, 1971. Akta Mengajar V Universitas Terbuka, 1983
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Penelaah buku Pusat Kurikullum Dikdasmen, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan
Penelitian dan Pengmbangan Pusat Kurikullum dan Perbukuan November 2014 , SMP-SMA Seni
Budaya
2. 2-4 Desember 2015, SMP-SMA Seni Budaya
3. 11-13 Desember 2015, Tematik (Seni Budaya)
4. 29-31 Januari 2016, Tematik (Seni Budaya)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Studi Lagu-lagu bernafaskan kedaerahan dan perjuangan untuk pendidikan keluarga,
Direktorat PAUD dan Keluarga, Dikdasmen, 2016
2. Studi banding pendidikan di Indonesia; Suny at Albany University, NY, 1995 dan 1996, Otago
University 2004 dan Nanyang University, 2006.
3. Penelitian mandiri, antara lain: Musik Balita di TK Ora Et Labora 2004 - 2006; Kursus Musik untuk
Balita di Eduart 2002-2004 dan di Yamuger 2010 – sekarang; serta penelitian pada bayi, 2009
hingga kini.
4. Penelitian-penelitian seni dan budaya tahun di Indonesia yang kondusif dalam pembudayaan
P4 (1982-1990).
5. Penelitian Pengaruh Hasil Pembelajaran Terpadu Matematik dan Musik terhadap Hasil Belajar
Matematik Murid Kelas 1 SD. Thesis, IKIP, Jakarta. 1997.
6. Penelitian Pengaruh Pembelajaran Folk Song terhadap Minat Seni Musik di SMP Regina Pacis
Jakarta, Skripsi: IKIP Jakarta, 1971.
Proil Penelaah

199
Nama Lengkap : Dr. Fortunata Tyasrinestu, M.Si.
Telp. Kantor/HP : 0271-384108 / 08122748284
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : FSP ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 6.5 Sewon Yogyakarta
Bidang Keahlian : Musik Pendidikan, Bahasa Indonesia, Psikologi Musik Pendidikan
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. Dosen FSP ISI Yogyakarta 2003 - sekarang
2. Kepala UPT MPK ISI Yogyakarta 2008-2012
3. Pengelola Program S3 Program Pascasarjana ISI Yogyakarta 2014 - sekarang
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S3: Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu-Ilmu Humaniora/Linguistik - UGM Yogyakarta (2010-2013)
2. S2: Fakultas Psikologi/Psikologi Pendidikan - UGM Yogyakarta (2002-2004)
3. S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Jurusan Musik/Musik Pendidikan - ISI Yogyakarta (1992-1997)
4. S1: Fakultas Sastra/Sastra Indonesia/Linguistik - UGM Yogyakarta (1992-1998)
Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1. Buku Teks Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU
2. Buku Non Teks Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Lirik Musikal pada Lagu Anak Berbahasa Indonesia (2014)
2. Pengaruh Kreativitas Musikal terhadap Kreativitas Verbal dan Figural (2010)
3. Pengembangan Kreativitas melalui Rekontekstualisasi Seni Tradisi (2010)
4. Model Pembelajaran Musik Kreatif bagi Pengembangan Kreativitas Anak di Wilayah DIY
(2010)
Proil Penelaah

200
Nama Lengkap : Dyah Tri Palupi
Telp. Kantor/HP : 021-3804248/0812-812-67-678
E-mail : [email protected]
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl. Gunung Sahari Raya No 7 Senen, Jakarta Pusat
Bidang Keahlian : Seni Budaya dan Tematik
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. 2009 – 2017: Staf bidang kurikulum di Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
2. 2007 – 2009: Guru Seni Budaya di SMAN 8 Banten.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1. S1: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni/Sendratasik/Seni Tari/IKIP Semarang (1994 – 1998)
Judul Buku yang pernah diedit (10 Tahun Terakhir):
1. Buku Pengenalan Seri Budaya untuk SD
2. Buku Muatan Lokal SD, SMP, SMA Kutai Timur
3. Buku Muatan Lokal SMK Bangka Belitung
4. Buku Pendalaman Materi IPS dalam kurikulum untuk Sekolah Dasar
5. Buku Pemuda dan Peranan di Masyarakat
6. Buku Pembelajaran PAUD
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Implementasi Kurikulum dan Kebutuhan Guru dalam Pembelajaran (Cara Mudah Memahami
Kurikulum). Tahun terbit 2016
2. Penyusunan Standar dan Kompetensi Karawitan dan Teri Betawi. Tahun terbit 2012
Proil Editor

201     
    


Catatan