STRATEGIPENGEMBANGAN USAHA BURUNGWALET
DIKELURAHAN MACEGE KECAMATAN
TANETERIATTANG BARAT
KABUPATEN BONE
MUHAMMAD AIDHIL
105960145013
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017

STRATEGIPENGEMBANGAN USAHA BURUNGWALET
DIKELURAHAN MACEGE KECAMATAN
TANETERIATTANG BARAT
KABUPATEN BONE
MUHAMMAD AIDHIL
105960145013
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017

HALAMAN PENGESAHAN
Judul :StrategiPengembangan UsahaBurung Walet diKelurahan
MacegeKecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
Nama :Muhammad Aidhil
Stambuk :105960145013
Konsentrasi:Penyuluhan Pertanian
Program Studi:Agribisnis
Fakultas :Pertanian
Disetujui
Pembimbing I
Dr. Ir.Kasifah, MP
NIP: 196603151990032003
Pembimbing II
Amruddin, S.Pt., M.Si.
NIDN:0922076902
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian
Ir.H. Burhanuddin.S.Pi.,M.P
NIDN:0912066901
Ketua Prodi Agribisnis
Amruddin, S.Pt., M.Si.
NIDN:0922076902

ABSTRAK
MUHAMMAD AIDHIL 105960145013 Strategi Pengembangan Usaha Burung
Walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
dibimbing oleh KASIFAHdan AMRUDDIN.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiStrategi Pengembangan Usaha
Burung Walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara informan
yang bertindaksebagai sumber data dan informasi,yangmenjadi informan dalam
penelitian ini adalahpengusaha burung walet, pesaing pengusaha burung walet
dan pengumpul sarang walet, sehingga teknik penentuan yang digunakan adalah
informan.Analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.
Faktor lingkungan internal dalam usaha burung walet yaitu kekuatan
(populasi walet meningkat, sumber makanan melimpah, menggunakan teknologi
modern, harga sarang walet tinggi, khasiat tinggi, pemasaran lancar, kualitas
sarang baik, variasi warna berbeda-beda, pemeliharaan cukup mudah). kelemahan
(modaltinggi, tidak adanya peran pemerintah, tidak ada izin usaha, kurangnya
informasi pasar dan asosiasi tidak berjalan). Faktor lingkungan eksternal dalam
usaha burung walet yaitu peluang (harga sarang berbeda, besarnya permintaan
pasar, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi, keuntungan
menjanjikan dan lokasi yang cocok untuk pengembangan usaha). Ancaman (harga
tanah mahal, harga bahan bangunan tinggi, banyak pesaing, keasrian lingkungan
terganggu dan terjadinya serangan hama. Pengembanganusaha burung walet di
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone, strategi
yang dilakukan adalah strategi SO, yaitu (1) memanfaatkan teknologi modern. (2)
pemilihan lokasi usaha yang strategis. (3) peningkatan daya saing. (4) menjalin
kerjasama dengan pemerintah. (5) membentuk kelompok antara pengusaha.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi
Pengembangan UsahaBurung Walet di Kelurahan Macege Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone” adalah benar merupakan hasil karya
yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Makassar, Agustus 2017
MUHAMMAD AIDHIL
105960145013

KATA PENGANTAR
Puji syukursenantiasapenulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Burung Walet di Kelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Unversitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1.Dr. Ir.Kasifah, MPselaku Pembimbing I dan bapak Amruddin, S.Pt.,
M.Si.selaku pembimbing IIyang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat
diselesaikan.
2.BapakIr. H. Burhanuddin.S.Pi.,M.Pselaku Dekan Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3.Bapak Amruddin, S.Pt.,M.Si selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4.Kedua orang tua ayahanda Amiruddin dan ibunda Dahniar dan segenap
keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5.Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudangilmu kepada
penulis
6.Kepada pihak pemerintah Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Kelurahan
Macege khususnya kepala pak Lurah Macege beserta jajarannya yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7.Semua pihak yang telahmembantu penyusunan skripsi dari awal hingga
akhir.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga
Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, Agustus 2017
Muhammad Aidhil

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................iv
ABSTRAK................................................................................................................v
KATA PENGANTAR .............................................................................................vi
DAFTAR ISI............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xii
I.PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1LatarBelakang............................................................................................1
1.2Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3TujuanDan Kegunaan Penelitian...............................................................4
II.TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................5
2.1Burung Walet..............................................................................................5
2.2Syarat Lokasi Burung Walet.......................................................................6
2.3Strategi PengembanganBurung Walet.......................................................8
2.4Analisis SWOT..........................................................................................13
2.5KerangkaPemikiran...................................................................................14
III.METODE PENELITIAN..................................................................................17
3.1LokasiDan Waktu Penelitian....................................................................17

3.2TeknikPenentuanInforman.......................................................................17
3.3JenisDan Sumber Data..............................................................................17
3.4TeknikPengumpulan Data.........................................................................18
3.5TeknikAnalisis Data..................................................................................18
3.6Defenisi Operasional..................................................................................23
IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.............................................25
4.1Letak Geografis..........................................................................................25
4.2Kondisi Demografis...................................................................................26
V.HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................29
5.1Identitas Informan......................................................................................29
5.2Faktor Internal............................................................................................30
5.3Faktor Eksternal.........................................................................................34
5.4Matriks SWOT...........................................................................................40
5.5Pengambilan Keputusan.............................................................................43
VI.KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1Volume dan Nilai Ekspor Sarang Walet di Indonesia.............................12
2IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) Penentuan
Faktor Strategi Internal............................................................................19
3EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) Penentuan
Faktor Strategi Eksternal..........................................................................21
4Matriks SWOT.........................................................................................22
5Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia......................................26
6Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin........................................27
7Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan................................27
8Identitas Informan Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan....29
9Identitas Informan Berdasarkan Jumlah Gedung Walet, Lama Usaha
Berjalan dan Modal..................................................................................30
10IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) Strategi
Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet di Kelurahan
Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone..................37
11EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) Strategi
Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet di Kelurahan
Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone..................38
12Matriks SWOTStrategi Pengembangan Usaha Sarang Burung
Walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone.......................................................................................41
13Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif................................................44

DAFTAR GAMBAR
Nomor TeksHalaman
1.Analisis SWOT.................................................................................13
2.Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha Sarang
Burung Walet....................................................................................16
3.Diagram Strategi Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet di
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone...................................................................................................40
4.Foto Gedung Walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kebupaten Bone........................................................55
5.Foto Gedung Walet di Kelurahan Masumpu Kecamatan Tanete
Riattang Kebupaten Bone..................................................................56

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor TeksHalaman
1.Koesioner Penelitian.........................................................................50
2.Identitas Informan di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone.........................................................53
3.Faktor-faktor strategi IFAS dan EFAS pengembangan usaha
burung walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang
Barat Kabupaten Bone.......................................................................53
4.Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif..........................................54
5.Peta Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.................55
6.Dokumentasi......................................................................................56

I.PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Burung Walet(Collocalia vestita)merupakanburung kecil berukuran 10-16
cm. Tergolong burung yang terbangnya paling cepat. Di alam burung ini tersebar
hampir di seluruh dunia. Kemampuan terbang walet tidak terlepasdari struktur
tubuhnya yang sangat ramping dan bersayap panjang. Burung ini mencari pakan
dengan cara menangkap serangga di udara sambil terbang, paruhnya yang kecil
dan kuat digunakan untuk menangkap mangsa, semua jenis walet memiliki bentuk
tubuh yang hampir sama, sayap walet berbentuk bulan sabit memanjang dan
runcing, ekornya becabang dua, belahannya ada yang dalam dan ada pula yang
dangkal. Burung walet ini suka menggantung pada batu-batu karang
menggunakan cakarnya yang tajam, bersarang di gua-gua atau langit-langit rumah
(Budiman, 2008).
Indonesia merupakan produsen sarang waletterbesar didunia. Mencapai
lebih dari 75 % sarang walet yang beredar di duniaberasal dari Indonesia. Sarang
walet rumahan asal Indonesia menguasai hampir98% pasokan pasar dunia karena
bentuknya yanglebih bersih, lebih putih dantidak terlalu tebal. Sementara pasar
sarang walet hitam dipegang oleh Malaysiakarena kualitasnya lebih baik dari
pada sarang hitam yang di ekspor oleh negaraprodusen lain. Sarang walet banyak
diminta oleh importir terbesar saat ini yaituHongkong dan Amerika Serikat.
Jangkauan pasar sarang walet asal Indonesiaadalah Hongkong, China, Taiwan,
Singapura,dan Kanada. Sekitar 80% pasarsarang walet Asia dipasok oleh

produsen dari Indonesia. Sarang waletmemilikihargayang berfluktuasi.
Ditingkat eksportir harga sarang walet hitam guamencapai Rp 3.500.000,00/kg,
sarang rumput/seriti harganya sekitar Rp2.500.000,00/kg, harga sarang walet gua
warna putih bisa mencapai Rp12.000.000,00/kg sedangkan sarangwalet rumahan
putih mencapai Rp17.000.000,00/kg. Harga sarang walet dapatterjadi perubahan
setiap waktutergantung dari hasil negosiasi dan kesepakatan (Trubus, 2005).
Provinsi Sulawesi Selatanmerupakan incaran bagi pengusaha walet untuk
membuat gedungsarang waletsebagai salah satu investasi mereka. Penyebaran
bangunan gedung sarangwalet di Provinsi Sulawesi Selatan antara lainwilayah
Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Palopo dan pare-pare. Wilayah-wilayah
tersebut menjadi lokasi pembangunan gedung sarang walet karenamengingat
populasi burung walet yang tinggi. Penyebab dari tingginya populasiburung walet
dilokasi-lokasi tersebut dikarenakan mayoritas wilayah Provinsi Sulawesi
Selatanadalah area persawahan dan perikanan yang memiliki sumber makanan
banyak bagi burung walet serta memiliki tingkat suhu dan kelembapan yang
sesuai dengan habitat yang disukai oleh burung walet.
Kabupaten Bonemerupakan salah satu tujuan pembangunan sarang burung
walet di Provinsi Sulawesi Selatan. KabupatenBoneyang memiliki luas Wilayah
sekitar 4.559 km2 persegi dan memiliki iklim agak basahdan iklim tersebut yang
membuat Kabupaten Bonemerupakan daerah untuk lahan pertanian.Banyak
lahan pertanian membuatburung walet mudah dalam mencari makanannya. Di
tahun2005 banyakbermunculan gedung-gedung yang diperuntukkan sebagai

budidaya sarangburungwalet. Pembangunan gedung sarang walet banyak
terdapat di lokasi Persawahandan Permukiman milik warga.
Lokasi gedung sarang walet yang paling menonjolterdapat di Kecamatan
Tanete Riattang Barat. Gedung sarangwalet banyak dijumpai dipermukiman
warga. Bangunan Gedung Sarang walet ini dapat berupa bangunan tersendiri yang
berada di sekitar permukiman warga maupun di lantai atas dari rumah warga serta
bangunan tokodangedung-gedung yang dibuat tersendiri khusus untuk bangunan
walet.
Dari delapan Kelurahan di Kecamatan Tanete Riattang Barat, Lokasi
pengembangan sarang burung walet terdapat empat kelurahan yang
dikembangkan untuk usaha sarang burung walet yakni KelurahanMacege,
Kelurahan Watang Palakka, Kelurahan Majang dan Kelurahan Macanang. Tetapi
yang sangat berpotensi dan berkembang pesat usaha burung walet saat ini terdapat
di Kelurahan Macege karena didukung oleh masih luasnya persawahan dan
pepohonan dibagian daerah tersebut tempat dimana burung walet memiliki
sumber makanan yang melimpah, lokasi strategis, iklim yang cocok bagi burung
walet dan kondisi lingkungan yang baik.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakangmaka dirumuskan beberapa masalah
yaitu :
1.Apa faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dalam pengembangan
usaha sarang burung waletuntuk menentukan strategi?

2.Strategi apa yang dilakukan untukpengembangan usaha sarang burung waletdi
Kelurahan MacegeKecamatan Tanete Riattang BaratKabupaten Bone?
1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dalam
menyusun strategi pengembangan usaha.
2.Untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalampengembangan usaha sarang
burung walet di daerah penelitian.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1.Sebagai bahan pertimbangan oleh para pengusaha untuk mengembangkan
usaha sarang walet.
2.Dapat dijadikan bahan referensi bagi para pembaca lain untuk melakukan
penelitian selanjutnya.

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Burung Walet
Walet adalah burung penghasil sarang yang harganya sangat mahal, sarang ini
terbentuk dari air liur walet. Urntuk mendapatkan sarang walet bernilai jual tinggi,
perlu diketahui jeniswalet yang dapat menghasilkan sarang yang berkualitas baik.
Sistematika biologi walet adalah sebagai berikut.
Kingdom :Animal
Filum :Chordata
Subfilum :Vertebrata
class :Aves
Ordo :Apodiformes
Famili :Apodidae
Genus :Collocalia
Species :Collocalia fuciphagus(walet sarang putih)
walet sarang putih (Collocalia fuciphagus). Walet putih disebut demikian
karena menghasilkan sarang berwarna putih, bulu walet ini berwarna cokelat
kehitam-hitaman dengan bulu bagian bawah keabuan atau cokelat,Bulu ekor
sedikit bercelah, suaranya melengking tinggi. Walet putih termasuk walet
berukurang sedang dengan panjang tubuh sekitar 12 cm, mata berwarna cokelat
gelap, paruh hitam dan kaki hitam, dan Sayap walet putih lebih kaku dan
terbangnya juga lebih kuat. Bila walet ini mencari makan jarang berputar-putar di
tempat yang rendah. Walet putih lebih suka mencari makan dekat pohon tinggi

yang banyak serangga-serangga kecil, walet jenis ini juga sering terlihat meluncur
ke dalam air untuk mandi dan minum, kemudian terbang lagi di alam, sarangnya
terletak di celah-celah batu, karang, atau gua kapur yang sulit di capai. Sarang
tersebut seluruhnya terbuat dari air liur sehingga harganya mahal dan sering di
cari pemetik sarang walet, telurnya berwarna putih dan berbentuk memanjang,
biasanya walet putih hanya bertelur dua butir, walet putih bersarang secara
musiman dan tergantung pada tempat bersarang yang dipilihnya (Budiman, 2005).
Dari pengalaman beberapa orang yang telah mengonsumsi sarang walet,
ternyata khasiat sarang walet cukup banyak, sarang walet dapat menyembuhkan
penderita kanker dan sejenis penyakit radikal lainnya. Sarang walet tenyata cukup
bergizi disbanding bahan pangan sumber protein lain. Sarang walet mempunyai
kandungan protein dan kalsium yang tinggi dengan kandungan lemak sangat
rendah(Abeng, 2004).
2.2.Syarat Lokasi Burung Walet
Untuk menentukan lokasi tidak cukup hanya dengan melihat ada atau
tidaknya kehidupan walet di situ, prilaku dan sifat biologis walet perlu
dipertimbangkan juga. Waletbiasanya tidak menghendaki daerah yang memiliki
tekanan udara dan suhu lingkungan yang tidak stabil, karena itu rumah walet
sebaiknya dibangun di daerah daratan rendah hingga dataran menengah setinggi
500 m dpl. Selain itu, daya dukung makanan dan tingkatpolusi juga harus di
perhatikan(Trubus, 2009).

Rumah walet yang dibuat harus dapat dipastikan walet akan mampir dan
menginap, lalu membuat sarang di dalamnya. Jangan sampai rumah walet yang
telah dibuat dengan biaya yang cukup besar akansia-sia karena tidak ada satupun
walet yang menghampirinya, untuk menghindari hal tersebut di perlukan beberapa
persiapan sebelum membuat rumah walet, yaitu sebagai berikut.
1.Pemilihan lokasi
a.Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl. Pada
umumnya, walet tidak mau menempati rumah atau gedung di atas
ketinggian 1000 m dpl. Tempat yang paling ideal adalah dataran rendah
dengan ketinggian di bawah 1000mdpl.
b.Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
perkembangan masyarakat. Pada umumnya, perkembangan tersebut dapat
berdampak bagi kehidupan sriti maupun walet, misalnya kebisingan suara
mesin, suara mobil, dan alat-alat pabrik, serta pemakaian insektisida dan
sampah beracun dari pabrik yang banyak mematikan serangga, oleh karena
itu daerah yang relatif murni dan alami paling tepat untuk tempat tinggal
walet.
c.Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat untuk berburu makanan
bagi walet.
d.Daerah yang cukup aman bagi kehidupan walet dan seriti adalah daerah
yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging karena
burung tersebut sering membunuh burung-burung yang masih lemah

sebagai makanannya, jenis burung buas antara lain burung elang, burung
alap-alap danburung rajawali.
e.Suatu lokasi yang di sekitarnya banyak sriti. Hal itu menandakan bahwa
daerah itu cocok dipakai untuk mengembangkan waletpenghasil sarang
yang bermanfaat.
f.Suatu lokasi yang di sekitanya terdapat bangunan rumah seriti dan gedung.
Lokasi tersebut merupakan sentra sriti atau sentra walet. Hal itu
menandakan daerah tesebut cocok untuk mengembangkan kedua jenis
burung tersebut.
2.Gedung Walet
Dalam merencanakan pembuatan gedung atau rumah walet, perlu di
perhatikan hal-hal seperti bentuk dan kontruksi rumah, bentuk ruangan dan jalan
keluar masuk walet, cat rumah dan pencahayaan, kelembapan dan suhu dalam
ruangan, serta adanya tembok keliling gedung sebagai pengaman dari gangguan
(Budiman, 2005).
2.3.StrategiPengembanganBurungWalet
Strategi adalahrencana berskala besar yang berorintas jangkauan masa depan
yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang
semuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dengan berbagai sasaran
organisasi yang bersangkutan.Sedangakan pengembangan merupakan upaya
meningkatkan pengetahuan yang mungkindigunakan segera atau seringuntuk
kepentingan di masa depan (Mangkuprawira,2004).

Strategi pemasaran sarangwalet merupakan bagian dari kegiatan yang akan
menentukan keberhasilan suatu industri, produk yang baik akan dapat
didistribusikan dengan baik kepada konsumen melalui strategi pemasaran yang
tepat. mengetahui situasi pasar secara tepat merupakan hal yang penting dalam
bisnis sarang walet karena saat ini diindikasikan masih terkontaminasi dengan
bisnis semu yang tidak menyentuh pasar riil, adanya penyalur yang kredibel dan
bertangguung jawab juga perlu diketahui, bnyak yang memproklamasikan dirinya
sebagai penyalur, tetapi penyalur yang mempunyai akses ke berbagai tempat/
pasar riil saat ini belum banyak. Rata-rata dari penyalur sarang walet hanya
bertindak sebagai perantara yang akhirnya menjual kembali kepada pihak lain
yang membutuhkan dengan sebelumnya mengambil keuntungan. Untuk mendapat
informasi awal, bisa diperoleh melalui internet, surat kabar, tabloid, atau peternak
yang sukses menjual. Informasi-informasi yang riil dapat digunakan sebagai
masukan dalam menentukan strategi pemasaran yang sudah harusdipikirkan
sebelum melakukan budidaya walet (Wibowo, 2009).
bisnis sarang walet dari tahun ke tahun semakin berkembang, hampir di setiap
kota tampak orang berlomba-lomba membangun gedung walet, walaupun banyak
bermunculan gedung walet belum tentu semuanyadihuni walet. Tidak sedikit
terjadi gedung walet tetap kosong, tidak ada seekor walet pun yang mau bersarang
di dalamnya. Inilah yang menjadi permasalahan pengusaha sarang walet. Ada dua
penyebab gedung walet tetap kosong pertama terjadi kesalahan pada fisik gedung
yang seharusnya memperhatikan faktor suhu, kelembapan, pengaturan cahaya,
papan sirip, pintu masuk dan faktor lain. Kedua, populasi burung tidak sebanding

dengan perkembangan jumlah gedung walet. Ini disebabkan populasi burung
meningkat sesuai deret hitung, sedangkan jumlah gedung meningkat sesuai deret
ukur. Akibatnya, populasi burung semakin tertinggal dari jumlah gedung yang
dibangun (Budiman, 2002).
Dengan meningkatnya jumlah perdagangan dan permintaan pada setiap
tahunnya maka dapat disimpulkan bahwa perdagangan sarangburungwalet sangat
berprospek. Ini disebabkan permintaan banyak, tetapi produk yang tersedia sangat
terbatas, karena burung walet sendiri tidak dapat diternakkan. Makanan burung
walet pun masih tergantung pada alam. Walaupunsangat berprospek, harga jual
maupun harga beli sarang walet sangat berfluktuasi. Tidak heran kalau eksportir
yang sudah lama berkecimpung pada bisnis ini pun sering mengalami untung
maupun rugi. Untuk menjaga reputasi penjual dan mempertahankan pelanggan,
tetap saja eksportir menjual produknya walupun terjadi fluktuasi kurs mata uang
asingatau faktor lain (Taslim, 2002).
Ada beberapa cara yang seringkali dilakukan oleh pengelola rumah burung
walet untuk mengundang kedatangan burung ini. Cara tersebut adalah :
1.Cara pasif :dengan membiarkan rumah gedung kosong begitu saja dengan
harapan dapat didatangi oleh seriti atau walet. Cara pasif inisangat bersifat
untung–untungan karena peran pemilik atau pengelolarumah walet amat
sedikit sekali, sehingga banyak ruginya karenamembutuhkan waktu yang
lama sekali sebelum dihuni burung walet.Jika burung walet sudah langsung
mau tinggal dirumah atau gedungmaka pemilik tinggal melanjutkan
budidaya.

2.Cara semiaktif :dengan melakukan usaha yang sedikit lebih aktif daricara
pasif. Ada dua cara semiaktif yang dapat dilakukan pemilik rumahatau
gedung burung walet, yakni lewat penyediaan pakan danmemanggil burung
walet dengan tape recorder.
3.Cara aktif :dengan cara menetaskan telur burung walet dan melatih anak
burung walet agar terbiasa hidup di dalam gedung, memang keterlibatan
pemilik dalam sistem ini amatlah besar, jerih payah yang dilakukanmemang
paling berat dibandingkan cara lainnya. Namun jika teliti dansabar maka hal
ini biasanya akan berdampak memuaskan.
(Nazaruddindan Widodo,2000).
bisnis sarang burung walet dari tahun ketahun semakinmeningkat, hal ini
terbukti dari jumlah ekspor ke negara–negara lain semakinbertambah. Secara
umum dapat diindikasikan bahwa pengembangan usaha sarangburung walet di
katakanmempunyai prospek ditinjau dariharga, ekspordan pengembangan
produk. Untuk meningkatkan ekspor yang lebih besar, perludilakukan
pengembangan sarang burung walet dengan meningkatkan berbagaipersyaratan
perdagangan seperti kualitas, kuantitas, serta usaha untuk memenuhipermintaan
pasar.Pengetahuan praktis mengenai pengelolaan atau budidaya walet yang
berlaku di Indonesia umumnya hanya berdasarkan pengetahuan dari generasi
sebelumnya, hal ini disebabkan kurangya informasi dan pengetahuan mengenai
walet.Berikut data ekspor sarang walet indonesia.

Tabel 1.Volume dan Nilai Ekspor Sarang Walet di Indonesia
Tahun Volume (ton)Nilai (US$ ribu)
2009 407 113.520
2010 490 150.897
2011 462 185.113
2012 405 153.413
2013 536 153.222
2014* 465 104.061
*periode Januari-September 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) RI Tahun 2014.
Dari data tersebut dapat diketahui produksi sarang walet masih belumstabil.
Daerah-daerah yang mempunyaipotensi unggulan sarang waletmenghasilkan
jumlah sarang waletyang berbeda-beda tiap tahunnya. Ada daerahyang produksi
sarang waletnya meningkat danada juga daerah yang produksisarang waletnya
menurun. Padahal, sarang walet memiliki prospek dan potensiperdagangan yang
sangat bagus untuk dikembangkan.
Harga sarangburung walet yang pernah mencapai 17,5 juta rupiah per kg
membuat para investor berlomba–lomba untuk membangun gedung walet dan
membudidayakan burung walet tersebut di dalamnya. Padahal untuk membangun
gedung walet diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup agar investasi
atau modal yangtelah dikeluarkan tidak sia–sia (Iswanto, 2002).

2.4.Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yangdapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapatmeminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategidan kebijakanperusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang danancaman) dalamkondisi yang saat ini.Hal ini disebut
dengan analisis situasi. Model yang paling populeruntuk analisis situasi adalah
Analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor ekternal Peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan
(strengths), dan kelemahan (weaknesses)
3.Mendukung 1.Mendukung
Strategi Strategi
Turn-around Agresif
4.Mendukung 2. Mendukung
Strategi Strategi
Defensif Diversifikasi
Gambar 1 . Analisis SWOT
Kuadran1:Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
BERBAGAI PELUANG
BERBAGAI ANCAMAN
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (growth oriented strategy).
Kuadran 2 :Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diverivikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 :Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di
lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip denganQuestion Markpada
BCG Matrix. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 :Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
(Rangkuti, 1997).
2.5Kerangka Pemikiran
Usaha sarang burung walet merupakan salah satu usaha yang banyak diminati
masyarakat terbukti dengan banyaknya muncul usaha sarang burung walet.
meningkatnya permintaan pasar luar negeri akan sarang burungwalet, maka usaha
sarang burung walet mulai dilakukan secara Semiaktifyaitu mengundang burung
walet dengan carameletakkan taperecorder di dalam gedung walet,untuk
menarik perhatian walet sehingga mau datang adalah dengan teknik suara, dalam
teknik inikita mempergunakan sejumlah perangkat yang memang dirancang

khusus untuk menarik perhatian burung walet, memilih suara yang digunakan
untuk keperluan menarik perhatian walet perlu diperhatikan seperti
memperhatikan kejernihan suara tersebut dan seperti apa kualitas suara yang baik
sehingga dapat menarik perhatian burung walet masuk dalam gedung, selanjutnya
diharapkan dengan adanya rekaman suara tersebut akan mampu menarik perhatian
burung walet yakni dengan menempatkan media player dalam posisi yang
strategis yang sudah dirancang sehingga walet akan masuk dalam rumah atau
gedung dan pada akhirnya betah tinggal dalam rumah atau gedung karena suara
tersebut, dalam memikat walet yang perlu diketahui adalah mengerti seperti apa
habitat asli tempat hidup walet,memahami kebiasaan burung walet dalam
bersarang, lingkungan seperti apa yang disukai burung walet dan perencanaan
yang matang disertai perawatan berkala yang memadai untuk menjaga
perkembangan rumah atau gedung walet yang dibangun,agar dapat memproduksi
sarang yang dihasilkan dari air liur burung walet) sehingga dapat memenuhi
kebutuhanpasar,Untuk menghasilkan produksi yang tinggi dan berkualitas
diperlukan suatu penanganan atau manajemen pemeliharaan yang baik dari semua
aspek pemeliharaan. Pembuatan atau pembangunan gedung yang nyaman bagi
burung walet merata, seimbang dan merangsang burung walet untuk berproduksi
lebih banyak lagi dan pengembangan usaha sarang burung walet lebih meningkat
(Hendri, 2007).

Untuk lebih memperjelas mengenaistrategipengembangan usaha sarang
burung walet, maka dapat kita lihat pada gambar di bawah ini:
Keterangan :
= Menyatakan Hubungan
= Menyatakan Memiliki
Gambar 2:Kerangka PemikiranStrategiPengembangan Usaha Sarang Burung
Walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone.
Usaha Burung
Walet
Analisis
SWOT
Opportunities
(Peluang)
Threats
(Ancaman)
Weakness
(Kelemahan)
Strengths
(Kekuatan)
StrategiPengembangan
di Kelurahan Macege
Lingkungan internal
dan eksternal
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal

III.METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitiandilaksanakandi Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang
Barat Kabupaten Bone.Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposif
di Kelurahan Macege terhadap usaha sarang burung walet rumahan atau gedung,
waktu penelitian yaitu selama kurang lebih3(tiga) bulan, mulai darimei2017
sampai juli 2017.
3.2.Teknik PenentuanInforman
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa di
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone merupakan
salah satu daerah yang paling menonjol di Kabupaten Bone untuk pengembangan
burung walet.Penentuan informan dilakukan secara purposif dengan memilih 3
orang sumber informan, yaitu : pengusaha burung walet, pengumpul sarang
burung walet dan pesaing bururng walet. Informan ini berfungsi untuk
memberikan informasi dan data sedetail mungkin mengenai pengembangan
burung walet.
3.3.Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalahdatakualitatifdan
kuatitatif. Data kualitatif adalahdata yang dapat mencakup hampir semua data
non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkanfakta
dan fenomena yang diamati, sedangkandata kuantitatif adalah data yang dapat

diinput ke dalamskala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini
tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primerdan data
sekunder.
1.Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara.
2.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor lurah, camat dan
instansi terkait seperti dinas peternakan. Data sekundermeliputi : Monografi
Kelurahan Macege KecamatanTanete Riattang Barat.
3.4.Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tiga tahap
yaitu:
1.Observasi,yaitu teknik pengumpulan data dengan caraterjun langsung ke
lokasi penelitian untuk mengetahui peristiwa yang sedang terjadi di lapangan.
2.Wawancara, yaituteknik pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya
jawab kepada responden/informan untuk menggali informasi yang dibutuhkan.
3.Dokumentasi,yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil gambar
atau foto sebagai bukti untuk memperkuat keakuratan data.
3.5.Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang telah disampaikan pada sub-sub
sebelumnya, maka analisis data yang digunakan adalahanalisis SWOT.

1.Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu cara mengidentifikasi dan
menyimpulkan faktor-faktor strategis yaitu mendaftarkan item-item IFAS-EFAS
Yang paling penting dalam kolom faktor strategis kunci dengan menunjukkan
mana yang merupakan Kekuatan (S), Kelemahan (W), Peluang (O), Ancaman (T).
tinjaualah bobot yang diberikan untuk faktor-faktor dalam table IFAS-EFAS, dan
sesuaikan jika perlu sehingga jumlah total pada kolom bobot IFAS-EFAS
mencapai angka 1,00, kemudian masukkan pada kolom peringkat/rating, peringkat
diberikan terhadap setiap faktor-faktor tersebut, pemberian nilai rating untuk
kekuatan dan peluang terbesar diberi nilai 4, sebaliknya pemberian nilai rating
terkecil diberi nilai 1, dan pemberian nilai rating untuk kelemahan dan ancaman
terbesar diberinilai 1, sebaliknya pemberian nilai rating terkecil diberi nilai 4.
Tabel IFAS dan EFAS dan kalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan
jumlah pada kolom skor bobot (Hunger dan Wheelen, 2003).
ContohIFAS danEFAS sebagaimana ditunjukan tabel 2 dan3 berikut ini.
Tabel2.IFAS (InternalStrategic Factor AnalysisSummary) Penentuan Faktor-
FaktorStrategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Faktor-Faktor
StrategisInternal
Bobot Rating
BobotX
Rating
Komentar
Daftarkan 5-10
kekuatan dan
kelemahaninternal
Berikan
bobot setiap
indikator
kekuatan
dan
kelemahan
Berikan
rating
disetiap item
indikator
kekuatan dan
kelemahan
Kemudian
kalikan
hasil
bobot dan
rating
Jumlah Total
Sumber : (Hunger dan Wheelen, 2003)

a.Tentukan faktor-faktor yangmenjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
b.Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya
tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c.Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisiperusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesain
utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,
jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri,
nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata
industri, nilainya adalah 4.
d.Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
e.Gunakan kolom 5 untuk memberikankomentar atau catatan mengapa faktor-
faktor itu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f.Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan.
Tabel3.EFAS (EksternalStrategicFactor AnalysisSummary) Penentuan
Faktor-Faktor StrategisEksternal (PeluangdanAncaman)
Faktor-faktor
Strategis
Eksternal
Bobot Rating
BobotX
Rating
Komentar
Daftarkan 5-10
peluangdan
ancaman
eksternal
Berikan
bobot setiap
indikator
peluangdan
ancaman
Berikan
rating
disetiap item
indikator
peluangdan
ancaman
Kemudian
kalikan hasil
bobot dan
rating
Jumlah Total
Sumber : (Hunger dan Wheelen, 2003)
a.Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b.Beri bobot masing-masing faktordalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan
dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c.Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4(outstanding) sampai dengan 1 (poor).
d.Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
e.Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor itu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f.Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan.

Pada pembahasanberikut contoh cara perhitungan bobot dan rating dalam
Analisis SWOT. Perhitungan bobot dan rating dalam Analisis SWOT dapat
menggunakan dua cara, yaitu:
1.Menggunakan FGD (focus Group Discussion). Masing-masing peserta menilai
bobot dan rating untuk masing-masing indikator.
2.Menggunakan koesioner. Masing-masing responden memberikan penilaian
dari 1 = tidak penting, sampai 4 = sangat penting.
2.Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matriks SWOT. Matriks inidapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Tabel 4. MatriksSWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor Kelemahan
Internal
Kelemahan (W)
Tentukan 5-10 Kekuatan
Internal
Peluang (O)
Tentukan 5-10 Faktor
Peluang Eksternal
Strategi (SO)
Buat Strategi Yang
Menggunakan Kekuatan
UntukMemanfaatkan
Peluang
Strategi (WO)
Buat Strategi Yang
Meminimalkan
Kelemahan Untuk
Memanfaatkan Peluang
Ancaman (T)
Tentukan 5-10 Faktor
Ancaman Eksternal
Strategi (ST)
Buat Strategi Yang
Menggunakan Kekuatan
Untuk Mengatasi
Ancaman
Strategi (WT)
BuatStrategi Yang
Meminimalkan
Kelemahan Dan
Menghindari Ancaman
Sumber : (Hunger dan Wheelen, 2003)

1.Strategi SO adalah strategi yang memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2.StrategiST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3.StrategiWO adalah diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.Strategi WT adalahdidasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
3.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitianini,
maka dibuat beberapa defenisioperasional yaitu sebagai berikut :
1.Burung Walet (Collocaliavestita) merupakan burung pemakan serangga yang
bersifat aerial/udara dan suka meluncur, Burung ini berwarna hitam gelap,
berekor panjang, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan
memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil
begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon.
2.Sarang burung walet adalah sarang yang dibuat dari air liur burung walet
untuk di tempati telur burung walet yang bernilai ekonomis tinggi dan juga
dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
3.Strategipengembangan usaha sarang burung walet adalahalat untuk
menciptakan sesuatu agar dapat meningkatkan pengetahuan dalam usaha
burung walet.

4.Kekuatan adalah hal-hal yang mendukung pengembangan burung walet di
Kelurahan MacegeKecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
5.Kelemahan adalah sesuatu yangmerugikandalam pengembanganburung
walet diKelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone.
6.Peluang adalah kesempatan yang dapat menguntungan usahaburung walet di
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
7.Ancaman adalah suatu hal yang beresiko danakanmenghambat
pengembangkan usaha burung waletdiKelurahan Macege Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone.
8.Jenis burung walet yang diteliti adalah burung walet sarang putih (Collocalia
fuciphagus)
9.SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) adalah pendekatan
analisis untuk menentukan formulasi strategi prospek pengembangan usaha
burung walet dimasa sekarang maupun dimasa yangakan datang.

VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1Letak Geografis
Potensi geografis Kelurahan Macege berada pada kurang lebih dari 25-30 m
dari permukaan laut dengan luas 5,45 Km
2
yang menjamin bahwa lokasi ini
sangat baik dalam pengembangansektor pertanian, perkebunan, peternakan
khususnya burung walet dan berbagai jenis usaha lainnya. Jarak Kelurahan
Macege dengan ibu kota kecamatan 4 km dan dari ibu kota Kecamatan 2,5 km.
Dukungan demografis atau penduduk yang sampai sekarang sudah berjumlah
kurang lebih 11.562 yang terdiri dari laki-laki = 5.520 jiwa dan perempuan =
6.042 dengan batas wilayah sebagai berikut :
a.Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Macanang Dan Bulu Tempe
b.Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Jeppe’e
c.Sebelah timurberbatasan dengan Kelurahan Manurunge, Masumpu Dan Biru
d.Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Majang
Orbitas (jarak dari pusat pemerintahan) yaitu :
a.Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan= 2,5 Km
b.Jarak dari pusat pemerintahan administratif= 3,5 Km
c.Jarak dari ibukota Kabupaten = 4 Km

4.2Kondisi Demografis
1.Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia di Kelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel 5 yaitu
sebagai berikut :.
Tabel5. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usiadi Kelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
No Golongan umur (Tahun) Jumlah (orang)Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1–8
9–15
16–25
26–39
40–59
60–79
>80
1105
1022
3465
3683
1652
510
125
9,56
8,84
29,97
31,85
14,29
4,41
1,08
Jumlah 11.562 100
Sumber : Data Sekunder Kelurahan Macege, Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5 jumlah penduduk berdasarkan usia produktif pada
kelurahan macege yaitu 16–59 tahun adalah 8800 orang. Artinya dominasi usia
produktif tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat produktifitas
penduduk Kelurahan Macege sangat dominan apabila ditinjau berdasarkan usia.
2.Jumlah Penduduk Berdasrkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kelurahan Macege berdasarkan jenis kelamin dapatdilihat
pada Tabel 6yaitu sebagai berikut :

Tabel 6. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
No Jenis Kelamin Jumlah (orang)Persentase (%)
1.
2.
Laki–laki
Perempuan
5.520
6.042
47,75
52,25
Jumlah 11,562 100
Sumber : Data Sekunder Kelurahan Macege, Tahun 2017
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Macege yang
mendominasi adalah perempuan yaitu 6.042 orang dengan persentase 52,25
sedangkan laki-laki 5.520 orangdengan persentase 47,75.
3.Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah pendudukberdasarkan tingkat pendidikanKelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bonedapat dilihat pada tabel7.
Tabel 7. Jumlah Penduduk berdasarkan tingkatpendidikan di Kelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
No Lulusan Pendidikan umum Jumlah (orang)Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Sekolah Dasar
SMP / SLTP
SMA / SLTA
Akademi / D1-D3
Sarjana S1–S3
1023
4004
4392
1045
1098
8,85
34,64
37,99
9,03
9,49
Jumlah 11,562 100
Sumber : Data Sekunder Kelurahan Macege, Tahun 2017.
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah lulusan yang paling banyak adalah
SMA/SLTA yaitu 4392 orang dengan jumlah presentase 37,99%. Dan jumlah
lulusan terendahadalah Sekolah Dasar (SD) yaitu 1023 orang dengan jumlah
persentase 8,85%. Ini menandakan bahwa masyarakat Kelurahan Macege tingkat

pendidikannya sudah bisa dikatakan tergolong tinggi karena jumlah lulusan yang
paling banyak adalah SMA/SLTA dan yang palingsedikit adalah Sekolah Dasar.
4.Jumlah sarang burung walet
Gedung yang menghasilkan sarang walet yang berproduktif bisa dipanen
dalam jangka waktu tiga bulan dan bisa menghasilkan ± 200 buah sarang. Adapun
hasil panen ada dua macam ukuran yaitu sarang walet yang berukuran kecil dan
tipis biasanya berjumlahsekitar150 buah/Kg dan sarang walet berukuranbesar
dan tebal 100 buah/Kg.
5.Jumlah pengusaha burung walet
Jumlah pengusaha sarang burung walet di Kabupaten Bone semakin banyak
karena keuntungandari usaha sarang walet yang dihasilkan sangat menjanjikan,
maka dari itu jumlah pengusaha sarang burung walet sampai pada saat ini yang
ada di sekitar Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone berjumlah 30 orang.
6.Pesaing bisnis walet
Para pengusaha burung walet saling bersaing dalam memikat burung walet
dengan tujuan agar burung walet tertarik untuk masuk dan membuat sarang dalam
gedung. Cara bersaing yang dilakukan seperti dalam membangun gedung yang
besar dan tinggi serta kualitassuara yang di pasang didalam gedung. Banyak juga
pengusaha yang berlomba-lomba memperbanyak jumlah gedung dan membuat
berbagai macam model gedung.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1IdentitasInforman
Responden dalam penelitian ini adalah sebagian dari pengusaha burung walet
yang diambil untuk dijadikan responden yang mewakili semua pengusaha burung
walet yang berada diKelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone.diantaranya pengusahaataupeternak burung walet, pengumpul
ataupembelisarang burung walet dan pesaing ataupengusaha burung walet yang
berada diluar dari tempatpenelitian. Identitas Informandapat memberikan
informasi dari segiusia, jenis kelamin, pendidikan, jumlah rumah ataugedung
burung walet yang mereka miliki,lama usaha berjalan dan modal.
1.Identitas Informan berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan
Tabel 8. Identitas informan berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan
No Nama Umur(Tahun)Jenis KelaminPendidikan
1Arisdin 48 Laki-laki SMA
2Arafah 44 Laki-laki SMP
3Sapiuddin 37 Laki-laki SMA
Sumber :Data primer Setelah Diolah, 2017
Tabel 8 menunjukkan bahwa umur yang paling tua adalah Arisdin 48 Tahun
yang merupakan pengusaha yang palingberpengalaman dalam bidang bisnis
sarang burung walet daerah Kelurahan Macege yang hanya tamatan SMA,
selanjutnya Arafah 44 Tahun yang merupakan pesaing bisnis sarang burung walet
berasal dari Kelurahan Masumpu yang hanya tamatan SMP dan yang paling muda
adalah Sapiuddin 37 Tahun yang merupakan pengumpul sarang walet yang hanya
tamatan SMA.

2.Identitas Informan berdasrkan jumlah gedung walet, lama usaha berjalan dan
modal.
Tabel 9. Identitas Informan berdasrkan jumlah gedung walet, lama usaha berjalan
danmodal.
No Nama Jumlah
Gedung
Lama Usaha
(Tahun)
Modal
1Arisdin 3 12 -
2Arafah 1 7 ± 300 Juta
3Sapiuddin - 2 20 Juta
Sumber :Data primer Setelah Diolah, 2017
Tabel 9 menunjukkan bahwa gedung yang paling banyak dimiliki adalah
Arisdin yang jumlahnya 3 gedung dengan lama usaha 12 Tahun, bapak Arisdin
adalah pengusaha burung walet yang berpengalaman di Kelurahan Macege,
kemudian bapak Arafah yang memiliki 1 gedungwalet dengan lama usaha 7
Tahun dengan modal kurang lebih 300 juta, bapak Arafah adalah pesaing bisnis
sarang burung walet yang berasal dari Keluruhan Masumpu dan yang terakhir
bapak Sapiuddin adalah pengumpul sarang walet dengan lama usaha berjalan 2
Tahun dengan modal awal 20 juta.
5.2Faktor Internal
Faktor internal dari usaha burung walet di Kelurahan Macege Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:
1.Beberapa kekuatan yang dimiliki oleh pengusaha burung walet :
a.Banyaknyapopulasi burung walet
Kabupaten Bone termasuk daerah yang terbilang banyak populasi walet,
sebab memiliki daerah perkebunan, persawahan yang cukup luasserta
memiliki sungai tempat dimana burung walet mencari makanan.

b.Sumber makananburung waletmelimpah
Burung walet banyak mencari makanan berupa serangga di lahan
persawahan, perkebunan, sungai dan pantai. Dengan didukungnya oleh
perkebunan dan persawahan serta dengan adanya sungai di daerah tersebut
sehingga dikatakan sumber makanan bagi burung walet melimpah.
c.Menggunakan teknologi modernpemanggil burung walet
Peralatan modern tersebut dapat memanggil burung walet dalam kurung
waktu yang tergolong cepat, teknologi yang dimaksud adalahtape recorder,
untuk memutar suara walet dan twitter berfungsi menambahkan suara ke langit
berbentukspeakerkecil khusus untuk memanggil walet. Dengan alat ini agar
burung walet mau hinggap atau bertempat tinggal pada bangunan tersebut.
d.Nilai ekonomis tinggi
Nilai jual dari sarang burung walet rumahan atau gedung di Kabupaten
Bone lebih tinggi dibandingkan sarang yang berasal dari gua. Hal ini
disebabkan produk sarang burung walet rumahan atau gedung yang dihasilakan
memiliki kualitas lebih baik yaitu lebih bersih dibandingkan dengan sarang
walet gua.
e.Tingginya khasiat sarangwalet
Kandungan gizi sarang walet paling tinggi adalah protein, selain protein
sarang walet juga mengandung sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
manusia, seperti karbohidrat dan lemak.

f.Saluran pemasaran
Umumnya para pengusaha cukup menghubungi pedagang pengumpul yang
akan menampung dan membeli sarang walet tersebut , kemudian pedagang
pengumpul akan menjual kembali sarang walet yang telah dibelinya dalam
jumlah cukup banyak kepedagang besar atau perusahaan antar pulau seperti di
Jakarta dan Surabaya, kemudian perusahaan yang mengekspor sarang walet ke
luar negeri, eksportir inilah yang akan mengirim sarang walet ke Negara-
Negara konsumen. Harga sarang dari pengusaha ke pengumpul 11 juta per kg
jika kualitas sarang bersih dan bentuk sempurna, 8 juta per kg jika kualitas
sarang sedikit kotor dan bentuknya tidak sempurna dan 3,5 juta jika kualitas
sarang tidak utuh dan sarang terbelah menjadi 2 bagian.
g.Kualitas produk walet sarang putih baik
Kualitas sarang walet rumahan atau gedung lebih baik daripada sarang walet
gua, di kota Watampone burung walet banyak dibudidayakan dengan cara
dirumahkan (bangunan khusus bagi burung walet), bentuk produk dari sarang
walet rumahan lebih putih, bersih dansempurna.
h.Variasi warna dan bentuk sarang walet
Warna dan bentuk sarang walet bervariasi berdasarkan penggolongan harga
diantaranya bentuk sarang berwarna putih, berbentuk setengah lingkaran atau
mangkuk memiliki harga jual paling mahal, sedangkan sarang berwarna putih
kekuningan, bulu agak dominan pada sarang, sedikit kotor dan bentuknya
menyudut atau segitiga itu harganya lebih murah dan sarang walet yang

bentuknya tidak utuh, hanya berupa pecahan atau patahan tetap masih bisa
dijual tetapi harga lebih murah lagi.
i.Pemeliharaan atau perawatan
Dalam pemeliharaan dan perawatan burung walet cukup mudah karena tidak
perlu menyediakan pakan, burung walet dapat mencari makanan sendiri dan
untuk perawatan membersihkan kotoran yang dihasilkan oleh burung walet,
menyediakan air dalam gedung dan membasmi hama yang menganggu burung
walet seperti tokek, tikus dan cicak.
2.Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh pengusaha burung walet :
a.Modal tinggi
Modal untuk membangun rumah walet cukup besar, yang terdiri dari tanah
dan bangunan atau rumah walet dan biaya peralatan. Modal yang dibutuhkan
dalam usaha burung walet antara 200 juta sampai dengan 500 juta untuk satu
gedung.
b.Tidak adanya peran pemerintahdalam usaha burung walet
Usaha burung walet ini tidak diperhatikanoleh pemerintah sehingga para
pengusaha hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam mengelola usaha burung
walet ini.
c.Tidak ada izin usaha
Bisnis burung walet di Kabupaten Bone semuanya tidak memiliki izin usaha
sehingga tidak dikenakan pajak oleh pemerintah.

d.Kurangnya informasi pasar
Umumnya para pengusaha hanya mendapatkan informasi tentang pasar dari
pedagang pengumpul saja, maka dari itu dikatakan informasi pasar dari produk
sarang burung walet masih sangat terbatas, para pengusaha tidak mengetahui
harga produk sarang di tingkat pedagang besar atau perusahaan sehingga para
pedagang pengumpul dapat mempermainkan harga produk sarang burung
walet.
e.Asosiasi tidak berjalan
Dengan tidak berjalannya asosiasi atau perkumpulan para pengusaha sarang
burung walet dengan pihak-pihak yang bekerjasama dalam bisnis sarang
burung walet ini, para pengusaha tidak mendapatkan informasi seperti sistem
penjualan sarang walet dan standar harga yang berlaku di pasar sampai proses
pemasaran.
5.3Faktor Eksternal
FaktorEksternal dari usaha burung walet di Kelurahan Macege Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:
1.Beberapa peluang yang dimiliki oleh pengusaha burung walet :
a.Adanya penggolongan harga
Adanya penggolongan harga berdasarkan warnadan bentuk sarang walet,
sarang burung walet memiliki tiga penggolongan harga yaitu Kelas A, sarang
berwarna putih, berbentuk setengah lingkaran atau mangkuk, bersih dan tidak
pecah. Kelas B, sarang yang berwarna putih kekuningan, bulu agak dominan
pada sarang, sedikit kotor dan bentuknya menyudut atau segitiga dan kurang

mulus. Kelas C, sarang yang memiliki bentuk yang tidak utuh, ukurannya
beragam dari pecahan 1 cm hingga patah menjadi dua bagian.
b.Permintaan ekspor pasar yang besar
Sampai saat ini Indonesia merupakan pengekspor sarang walet terbesar di
dunia, hampir 80% kebutuhan sarang walet dunia disuplai dari Indonesia,
berdasarkan data badan karantina hewan departemen pertanian Jakarta.
c.Kemajuan dibidang teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi
Kemajuan dalam bidang teknologiditemukan alat pemanggil burung walet
agar burung walet mau hinggap atau bertempat tinggal pada bangunan tersebut,
beberapa peralatan yang digunakan antara laintape recorder,untuk memutar
suara walet dan tweeter yang berfungsi menambahkan suara ke langit yang
berbentukspeakerkecil khusus untuk memanggil walet,sedangkan kemajuan
dalam bidang komunikasi yaitu digunakannya telepon atau handphone serta
media internet dalam membantu sertamemperlancar kegiatan pemasaran.
d.Keuntungan bisnis burung walet yang menggiurkan
Dengan keuntungan yang menggiurkan dalam bisnis burung walet membuat
orang terjun dalam bisnis ini, karena harga sarang burung waletdalam 1kg bias
mencapai puluhan juta.
e.Lokasi cocok untuk pengembangan usahaburung walet
Dengan didukungnya persawahan dan perkebunan yang cukup luas di
Kabupaten Bone dan banyaknya bangunan burung walet yang berdiri.

3.Beberapa ancaman yang dimiliki oleh pengusaha burung walet :
a.Naiknya nilai jual tanah
Lokas yang biasa dipilih untuk didirikan gedung walet adalah lokasi sentra,
lokasi lintasan, lokasi sumber pakan, jika salah satu lokasi sudah didirikan
bangunan walet maka secara langsung nilai jual tanah pada daerah tersebut
juga akan naik sebab sudah pasti lokasi tersebut menjadi incaran para investor
walet.
b.Biaya bahan bangunan walet meningkat
Seamakin banyak bangunan juga semakin besar biaya yang dikeluarkan
untuk bahan baku bangunan, semua biaya semakin naik dan termasuk bahan-
bahan baku bangunan yangsemakin meningkat.
c.Adanya pesaing dari daerah lain
Para pengusaha burung walet saling bersaing dalam memikat burung walet
dengan tujuan agar burung walet tertarik untuk masuk dan membuat sarang
dalam gedung. Cara bersaing yang dilakukan seperti dalam membangun
gedung yang besar dan tinggi serta kualitas suara yang di pasang didalam
gedung.
d.Terganggunya keasrian lingkungan
Dampat terhadap lingkungan dari adanya bangunan walet salah satunya
adalah menyebkan kebisingan jika pemanggil walet terlalu keras.
e.Adanya serangan hama bagi burung walet
Serangan hama dapat mengancam burung walet pergi dari gedung karena
hama yang hinggap dan menyerang rumah walet pastinya akan menganggu dan

menghambat produktivitas burung walet, beberapa hama burung walet adalah
semut api, tokek, cicak, tikus, kecoa dan burung hantu.
Dari hasil data yang telah dikumpulkan maka dapat disusun Matriks Strategi
hasil analisis.InternalStrategicfactor analysis summary(IFAS) danEksternal
Strategicfactor analysis summary(EFAS) dananalisis tersaji pada tabel berikut:
Tabel10.IFAS (InternalStrategicFactor AnalysisSummary)Strategi
Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet Kelurahan Macege
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.
Faktor-Faktor Strategis
Internal
BobotRatingSkor Komentar
Kekuatan (Strengths) :
1.Populasi walet meningkat
2.Sumber makanan melimpah
3.Menggunakan teknologi modern
4.Harga sarang walet tinggi
5.Khasiat sarang walet tinggi
6.Saluran pemasaran lancar
7.Kualitas sarang walet baik
8.Variasi warna dan bentuksarang
berbeda
9.Pemeliharaan dan perawatan
burung walet cukup mudah
0,10
0,10
0,10
0,10
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
4
4
3
4
3
2
3
2
3
0,40
0,40
0,30
0,40
0,15
0,10
0,15
0,10
0,15
Produksi melimpah
Terpenuhi
Canggih
menjanjikan
Bergizi
Memudahkan
Terjamin
Kualitas
Efisien
SubTotal 0,65 2,15
Kelemahan (Weaknesses) :
1.Modal membangun rumah walet
tinggi
2.Tidak adanya peran pemerintah
dalam usaha ini
3.Tidak ada izin usaha yang dimiliki
pengusaha burung walet
4.Kurangnya informasi pasar di
tingkatpengusaha
5.Asosiasi usaha burung walet tidak
berjalan
0,05
0,05
0,10
0,05
0,10
3
3
1
3
2
0,15
0,15
0,10
0,15
0,20
Sulit dijangkau
Kurang
diperhatikan
Ilegal
Perlu
dioptimalkan
Kurang informasi
Sub Total 0,35 0,75
Total 1,00 2,90
Sumber :Data primer Setelah Diolah, 2017

Tabel11.EFAS (EksternalStrategicFactor AnalysisSummary)Strategi
Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet Kelurahan Macege
Kecamatan TaneteRiattang Barat Kabupaten Bone.
Faktor-Faktor Strategis
Eksternal
BobotRatingSkor Komentar
Peluang (Opportunities):
1.Harga sarang walet berbeda-beda
2.Besarnya permintaan pasar luar
negeri
3.Kemajuan dibidang teknologi,
informasi, komunikasi dan
transportasi
4.Keuntungan bagi pengusaha sangat
menjanjikan
5.Lokasi yang cocok untuk
pengembangan usaha
0,10
0,10
0,10
0,15
0,15
1
2
2
3
4
0,10
0,20
0,20
0,45
0,60
Berfluktuasi
Menjanjikan
Pemasaran lancar
Kesejahteraan
Lokasi strategis
SubTotal 0,60 1,55
Ancaman (Treaths) :
1.Harga tanah melambung tinggi
2.Bahanuntuk pembangunan rumah
walet semakin tinggi
3.Banyaknya pesaing dari daerah
lain
4.Keasrian lingkungan terganggu
5.Terjadinya serangan hama bagi
burung walet
0,10
0,05
0,10
0,05
0,10
2
2
2
2
1
0,20
0,10
0,20
0,10
0,10
Sulit dijangkau
Sulit dijangkau
Perlu hati-hati
Peningkatan
keamanan
mengantisipasi
Sub Total 0,40 0,70
Total 1,00 2,25
Sumber :Data primer Setelah Diolah, 2017
Hasil analisis IFAS (Internal Factors Analysis Summary) pada Tabe1 9
menunjukkan faktor kekuatan (strength) mempunyai total nilai skor2,15
sedangkan factor kelemahan (weakness) mempunyai total nilai skor0,75.Ini
berarti menandakan bahwa strategi pengembangan usaha burung walet
mempunyai kekuatan lebih baik daripada kelemahan-kelemahan yang ada.
Semantara dari hasil analisis EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) pada

Tabel 10 menunjukkan faktor peluang (opportunity) nilai skornya1,55sedangkan
faktor ancaman (threat) mempunyai nilai skor0,70. Berarti dalam pengembangan
usaha burung walet masih ada peluang, mengingat ancamannya lebih kecil
nilainya dari peluang.
Dengan tersusunnya Matriks IFAS dan EFAS tersebut dapat menghasilkan
nilai skor pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Nilai total skor dari
masing-masing faktor dapat dirinci sebagai berikut :
a.Faktor Kekuatan(Strength) : 2,15
b.Faktor Kelemahan (Weakness): 0,75
c.Faktor Peluang (Opportunity): 1,55
d.Faktor Ancaman (Threat) : 0,70
Hasil dari Analisis IFAS dan EFAS di atas menunjukkan nilaiStrengthlebih
tinggi dari nilaiWeakness, yaitu dengan selisih(+) 1,4. Sedangkan nilai
Opportunitylebih tinggi dari nilaiThreat, yaitu dengan selisih(+) 0,85. Dari hasil
identifikasi faktor-faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam diagram
SWOT,Berikut gambar diagram strategipengembangan usaha burung walet di
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.

Peluang (1,55)
III.turn-around I.Agresif/Growth
0,85
Kelemahan Kekuatan
(0,75) 1,4 (2,15)
IV.Defence II.Diversifikasi
Ancaman (0,70)
Gambar 3.Diagram Strategi Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet Di
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone.
Gambar diagram diatas menunjukkan letak daerah yang diarsir terletakpada
kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan untuk usaha sarang
walet yang diusahakan oleh para pengusaha yang ada di kabupaten bone,
pengusaha sarang walet memliki peluang dan kekuatan sehingga memanfaatkan
peluang yang ada dan kekuatan yangdimiliki.
5.4Matriks SWOT
Analisi matriks IFAS dan EFAS, disusun matriks SWOT, alat yang dipakai
untuk menyusun faktor-faktor strategi adalah matriks SWOT, matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapidapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
untuk menganalisis rumusan alternatif strategi, baik strategi SO, WO. ST, WT.
hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 12. Matriks SWOTStrategi Pengembangan Usaha Sarang Burung Walet
Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone.
IFAS
EFAS
Kekuatan (S)
1.Populasi walet meningkat
2.Sumber makanan melimpah
3.Menggunakan teknologi
modern
4.Harga sarang walet tinggi
5.Khasiat sarang walet tinggi
6.Saluran pemasaran lancar
7.Kualitas sarang walet baik
8.Variasi warna dan bentuk
sarang berbeda
9.Pemeliharaan dan perawatan
burung walet cukup mudah
Kelemahan (W)
1.Modal membangun
rumah walet tinggi
2.Tidak adanya peran
pemerintah dalam
usaha ini
3.Tidak ada izin usaha
yang dimiliki
pengusaha burung
walet
4.Kurangnya informasi
pasar di tingkat
pengusaha
5.Asosiasi usaha
burung walet tidak
berjalan
Peluang (O)
1.Harga sarang walet
berbeda-beda
2.Besarnya permintaan
pasarluar negeri
3.Kemajuan dibidang
teknologi, informasi,
komunikasi dan
transportasi
4.Keuntungan bagi
pengusaha sangat
menjanjikan
5.Lokasi yang cocok
untuk pengembangan
usaha
Strategi (SO)
1.Memanfaatkan teknologi
modern
2.Pemilihan lokasi usaha yang
strategis
3.Peningkatan daya saing
4.Menjalin kerjasama dengan
pemerintah
5.Membentuk kelompok
antara pengusaha
Strategi (WO)
1.Menjalin kemitraan
keuangan (dana)
2.Menjalin kerjasama
dengan pemerintah
3.Menjalin kerjasama
antara pengusaha
dan pengumpul
4.Menjaga stabilitas
permintaan pasar
5.Meningkatkan
kualitas produk yang
berkualitas
Ancaman (T)
1.Harga tanah
melambung tinggi
2.Bahan untuk
pembangunan rumah
walet semakin tinggi
3.Banyaknya pesaing dari
daerah lain
4.Keasrian lingkungan
terganggu
5.Terjadinya serangan
hama bagiburung walet
Strategi (ST)
1.Mengoptimalkan populasi
walet dan harga sarang
walet
2.Menekan biaya
pembangunan
3.Peningkatan daya saing
4.Mencegah penyakit dari
burung walet
5.Menghindari serangan
hama dan penyakit bagi
burung walet
Strategi (WT)
1.Kerja sama dengan
pihak pemerintah
maupun swasta
2.Memanfaatkan
keahlian yang
dimiliki
3.Meningkatkan
efesiensi
4.Menjaga kesehatan
lingkungan
5.Meningkatkan
kualitas produk
yang berkualitas
Sumber Data Primer Setelah Diolah, 2017

Berdasarkan hasil Analisis Tabel 12menunjukkan strategi pengembangan
usaha burung walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
Kombinasi kedua faktor tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hasil matriks
SWOT berikut ini :
1.Strategi SO (Mendukung StrategiGrowth)
Strategi ini dibuat dengan cara memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang digunakan dalam
strategi pengembangan usaha burung waletyaitu :
a.Memanfaatkan teknologi modern
b.Pemilihan lokasi usaha yang strategis
c.Peningkatan daya saing
d.Menjalin kerjasama dengan pemerintah
e.Membentuk kelompok antara pengusaha
2.Strategi ST (Mendukung StrategiDeversifikasi)
Strategi ST adalahstrategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman. Strategi ST yang digunakan dalam pengembangan usaha
burung walet yaitu :
a.Mengoptimalkan populasi walet dan harga sarang walet
b.Menekan biaya pembangunan
c.Peningkatan daya saing
d.Mencegah penyakit dari burung walet
e.Menghindari serangan hama dan penyakit bagi burung walet

3.Strategi WO (Mendukung StrategiTurn-Around)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.StrategiWOyang digunakan dalam
pengembangan usaha burung walet yaitu :
a.Menjalin kemitraan keuangan (dana)
b.Menjalin kerjasama dengan pemerintah
c.Menjalin kerjasama antara pengusaha dan pengumpul
d.Menjaga stabilitas permintaan pasar
e.Meningkatkan kualitas produk yang berkualitas
4.Strategi WT (Mendukung StrategiDefensif)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifatdefensifdan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.StrategiWT
yang digunakan dalam pengembangan usaha burung walet yaitu :
a.Kerja sama dengan pihak pemerintah maupun swasta
b.Memanfaatkan keahlian yang dimiliki
c.Meningkatkan efesiensi
d.Menjaga kesehatan lingkungan
e.Meningkatkan kualitas produk yang berkualitas
5.4.Pengambilan Keputusan
Dari rumusan Matriks SWOT selanjutnya dilakukanAnalisis model
kuantitatif perumusan strategi. Mendasari pada jumlah nilai skor pada masing-
masing faktor yang digambarkan model kuantitatif rumusan strategi berikut :

Tabel 13. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif.
IFASEFAS Strengths (S) / KekuatanWeakness(W) / Kelemahan
Opportunities
(O) (Peluang)
Strategi SO, Menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan peluang = 3,7
Strategi WO, Meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang = 2,3
Treaths(T)
(Ancaman)
Strategi ST, Menggunakan
kekuatan untuk mengatasi
ancaman = 2,85
Strategi WT, Meminimalkan
kelemahan untuk menghindari
ancaman = 1,45
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2017
Tabel 13di atas menunjukkanbahwastrategiSO yang mempunyai nilai skor
tertinggi yaitu 3,7. Strategi ini diambil atas dasar hasil dari analisis matriks
SWOT dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi
yang akan digunakan dalam pengembangan usaha burung weletdi Kelurahan
Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Boneyaitu strategi SO
dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebagai berikut:
1.Memanfaatkan teknologi modern
Salah satu teknologi modern yang digunakan untuk memanggil burung walet
adalahtape recorder,untuk memutar suara walet dan twitter berfungsi
menambahkan suara ke langit berbentukspeakerkecil khusus untuk memanggil
walet. Dengan alat ini agar burung walet mau hinggap atau bertempat tinggal
pada bangunan tersebut.
2.Pemilihan lokasi usaha yan g strategis
Dalam pemilihanlokasi usaha burung walet yang perlu diperhatikan adalah
daerah sumber makanan bagi walet, burung walet akan senang dan betah tinggal
di gedung atau rumah jika berada didekat daerah sumber makanan walet. Daerah
lintasan walet yang seringkali dilewati olehkawanan burung walet cocok untuk
membangun gedung atau rumah untuk burung walet.

3.Peningkatan daya saing
Peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi diperlukan oleh pelaku usaha bisnis burung walet untuk menghadapi
persaingan usaha yang semakin ketat, pelaku usaha burung walet dapat
memanfaatkan teknologi seluas-luasnya untuk mengembangkan usahanya
sehingga mereka bisa cepat maju.
4.Menjalin kerjasama dengan pemerintah
Strategi ini bermanfaat untuk perlindungan hukum bagi parapengusaha dari
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, oleh karena itu hubungan kerjasama
dengan berbagai instansi harus terjalin dengan baik, sehingga usaha ini dapat
berjalan dengan lancar tanpa ada pihak yang dirugikan.
5.Membentuk kelompok antara pengusaha
Membentuk suatu kelompok antara pengusaha bisnis burung walet dapat
mempermudah atau memperlancar pemasaran dan mendapatakan informasi-
informasi baru yang terkait dengan usaha bisnis burung walet.
Berdasarkan hasil analisis SWOT dalam strategipengembangan usaha
burung walet memiliki kekuatan yang dapat dipakai pada strategi tertentu serta
memanfaatkan peluang yang tepat dan secara bersamaan meminimalkan atau
menghindari kelemahan dan ancaman yang ada. Posisi ini sangat menguntungkan
bagi para pengusaha dengan memperbaiki kemampuan dan pengalaman yang
dimiliki untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas sehingga mampu bersaing
dalam menghadapi pesaing dari berbagai daerah.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1.Faktor lingkungan internal dalam usaha burung walet yaitu kekuatan
(populasi walet meningkat, sumber makanan melimpah, menggunakan
teknologi modern, harga sarang walet tinggi, khasiattinggi, pemasaran
lancar, kualitas sarang baik, variasi warna berbeda-beda, pemeliharaan cukup
mudah). Kelemahan (modal tinggi, tidak adanya peran pemerintah, tidak ada
izin usaha, kurangnya informasi pasar dan asosiasi tidak berjalan). Sedangkan
Faktor lingkungan eksternal dalam usaha burung walet yaitu peluang (harga
sarang berbeda, besarnya permintaan pasar, kemajuan teknologi, informasi,
komunikasi, dan transportasi, keuntungan menjanjikan, dan lokasi yang
cocok untuk pengembangan usaha). Ancaman (hargatanah mahal, harga
bahan bangunan tinggi, banyak pesaing, keasrian lingkungan terganggu, dan
terjadinya serangan hama.
2.Dalam strategi pengembangan usaha burung walet di Kelurahan Macege,
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.Yang dilakukan adalah
strategi SO yaitu :(1)memanfaatkan teknologi modern.(2)Pemilihan lokasi
usaha yang strategis. (3)Peningkatan daya saing.(4)Menjalin kerjasama
dengan pemerintah. (5)Membentuk kelompok antara pengusaha.

6.2Saran
1.Dalam meningkatkan kualitas sertamenjaga stabilitas pasar sebaiknya para
pengusaha memperhatikan dan menggunakan strategi SO agar terhindar dari
berbagai resiko yang terjadi dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
2.Sebaiknya pemerintah daerah mengeluarkan surat izin usaha bagi para
pengusaha burung walet dan pemerintah juga ikut berperan penting dalam
memberikan suatu ide-ide untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas usaha burung walet.

DAFTAR PUSTAKA
Abeng, K., 2004.Memancing Walet Dengan SarangKertas. Penebar Swadaya,
Depok.
Badan Pusat Statistik. 2014. Volume Dan Nilai Ekspor Sarang Walet Di
Indonesia.
Budiman, A., 2002.Menetaskan Burung Walet.Penebar Swadaya,Jakarta.
Budiman, A., 2005.Budidaya Dan Bisnis Sarang Walet. Edisi Revisi.Penebar
Swadaya,Jakarta.
Budiman, A., 2008.Memproduksi Sarang Walet Kualitas Atas.Edisi Revisi.
Penebar Swadaya,Jakarta.
Hunger dan Wheelen, 2003. Penentuan IFAS dan EFAS. Yogyakarta: Andi.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis:
Untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE.Yogyakarta.
Iswanto, H., 2002. Walet :Budidaya dan Aspek Bisnisnya. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Mangkuprawira, S., 2004.Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.Ghalia,
Jakarta.
Nazaruddin dan Widodo,A., 2000.Sukses Merumahkan Walet. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rangkuti,F., 1997.Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT.PT.
Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Trubus. 2005.Panduan Lengkap Walet. Penebar Swadaya,Jakarta.
Trubus. 2009.BudidayaWaletPengalaman Langsung Para Pakar dan Praktisi.
Seri 2.Penebar Swadaya,Jakarta.
Taslim,H., 2002,Trading Sarang Walet.Penebar Swadaya,Jakarta.
Wibowo, A., 2009.Panduan Lengkap Walet.Penebar Swadaya, Jakarta.

L
A
M
P
I
R
A
N

Lampiran 1.Koesioner Penelitian
QUESIONER
IDENTITAS PENGUSAHA RESPONDEN
1.Nama ............................................................
2.Umur ................................................. Tahun
3.Jenis kelamin ............................................................
4.Pendidikan ............................................................
5.Jumlah rumah/gedung walet ............................................................
6.Lama usaha berjalan ................................................. Tahun
7.Modal ............................................................
A.KEKUATAN
1.Bagaimana populasi burung walet di daerah ini?
2.Apakah sumber makanan bagi burung walet di daerah ini cukup?
3.Teknologi atau alat-alatapa saja yang digunakan dalamusaha burung
walet ini?
4.Apa keuntungan Bapak/ibu dalam usaha burung walet?
5.Apa khasiat dari sarang walet Bapak/ibu miliki?
6.Apakah saluran pemasaran sarang walet lancar?
7.Apa keunggulan dari walet yang Bapak/ibu miliki dibandingkan dengan
walet-walet lain?
8.Bagaimana variasi warna dan bentuk sarang walet yang anda miliki?

9.Bagaimana cara memeliharadanburung walet yang bersarang di
rumah/gedung Bapak/ibu miliki?
B.KELEMAHAN
1.Bagaimana modal dalam pembangunan gedung atau rumahwalet?
2.Apakah ada peran pemerintah dalam usaha ini?
3.Apakah usaha sarang burung walet Bapak/ibu miliki mempunyai izin
usaha dari pemerintah?
4.Apakah ada informasi yang diberikan oleh penyuluhan atau dinasdan
swasta mengenai pasar dan peningkatan produksi sarang walet?
5.Apakah ada kelompok yang terkait dengan usaha burung walet di daerah
ibu/bapak?
C.PELUANG
1.Apakah ada penggolongan harga sarang walet?
2.Bagaimana permintaan pasar sarang walet?
3.Apakah dalam memasarkan sarang walet sulit?
4.Apa saja yang menjadi daya tarik Bapak/ibu dalam membangun
rumah/gedung walet?
5.Kenapa bapak/ibu membangun rumah walet di lokasi ini?
D.ANCAMAN
1.Bagaimana harga tanah di lokasi ini dalam pembangunan rumah/gedung
burung walet?
2.Apa yang menghambat bapak/ibu dalam pembangunan rumah/gedung
walet?

3.Apakah hanya di daerah ini banyak gedung/rumah walet?
4.Bagaimana tanggapan masyarakat dengan keberadaan usaha burung walet
Bapak/ibu?
5.Apa saja yang menganggu burung walet pergi dari rumah/gedungyang
Bapak/ibu miliki?

Lampiran 2:Identitas Informan di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang
Barat Kabupaten Bone.
No Nama
Umur
(Tahun)
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Jumlah
Gedung
Lama
Usaha
(Tahun)
Modal
1 Arisdin 48 Laki-Laki SMA 3 12 -
2 Arafah 44 Laki-Laki SMP 1 7
±300
Juta
3Sapiuddin37 Laki-Laki SMA - 2 20 Juta
Lampiran 3 : Faktor-Faktor Strategis IFAS dan EFAS Pengembangan Usaha
Burung Walet Di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete Riattang
Barat Kabupaten Bone.
No Faktor Strategis Skor
IInternal
a.Kekuatan 2,15
b.Kelemahan 0,75
IIEksternal
a.Peluang 1,55
b.Ancaman 0,70

Lampiran 4 : Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif
No. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Skor
IStrategi SO
a.Kekuatan 2,15
b.Peluang 1,55
Jumlah 3,7
IIStrategi ST
a.Kekuatan 2,15
b.Ancaman 0,70
Jumlah 2,85
IIIStrategi WO
a.Kelemahan 0,75
b.Peluang 1,55
Jumlah 2,3
IVStrategi WT
a.Kelemahan 0,75
b.Ancaman 0,70
Jumlah 1,45

Lampiran 5:Peta Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.

Lampiran6: Dokumentasi
Gambar 4.Foto gedungwalet
a.Foto tampak dari depan gedung walet di Kelurahan Macege Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone.
b.Foto tampak daribelakang gedung walet di Kelurahan Macege Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.

Gambar 5. Foto Bersama Pengumpul Sarang Walet
a.Foto tampak dari depan gedung walet di Kelurahan Masumpu Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone.
b.Foto tampak dari belakang gedung walet di Kelurahan Masumpu
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bone tanggal 10 Agustus 1995
dari ayah Amiruddin dan ibu Dahniar. Penulis merupakan
anak keempat dari tujuh bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah masuk
SD inpres 12/79 Jeppe’e pada tahun 2002 Kecamatan
Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone dan lulus tahun 2007, pada tahun yang
sama penulis lulus masuk seleksi di MTsN Watampone dan selesai tahun 2010,
Setelah selesai penulis melanjutkan studinya di SMKN 1 Watampone dan lulus
pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Program
Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti kuliah kerja profesi
(KKP) yang merupakan kegiatan wajib dilaksanakan luar kampus oleh setiap
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul ‘’Strategi Pengembangan Usaha Burung Walet Di Kelurahan
Macege Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone’’.