Jurnal Impact : Implementation and Action
Volume 4, Nomor 2, 2022

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SERTA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA MESIN
PRODUKSI BAGI GURU SMK SYUHADA BANJARMASIN

Akbar Ela Heka, Yusuf Rizal Fauzi, Akmal Barry, Siti Nur Aisah
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin, Kalimantan Selatan,

Jl. Brig Jend. Hasan
Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123.

[email protected]
[email protected]
[email protected]


ABSTRACT
The training aims to enable participants to understand and behave in the
importance of OSH, identify potential hazards in the workplace, prevent work
accidents, manage hazardous toxic materials and their prevention, use personal
protective equipment, carry out fire prevention and suppression and develop
occupational safety and health control programs. at school.
The benefit of the training is that participants have insight, understanding and a
safe and healthy working attitude, which includes: Definition and Objectives of
Occupational Safety and Health; Identification of Potential Hazards in the
Workplace; Factors Causing Work Accidents; Hazardous Substances and
Materials; Fire Prevention and Fighting; and Formulation of K3 Control Program
in an effort to increase work productivity. Participants are also able to prepare a
work plan in the form of a hazard control paper in their respective workshops

KEYWORDS : Occupational Safety and Health Training, hazard control work
plan..


ABSTRAK
Pelatihan bertujuan agar peserta dapat memahami dan berperilaku pentingnya K3,
mengidentifkasi potensi bahaya di tempat kerja, melakukan pencegahan kecelakaan
kerja, mengelola bahan- bahan beracun berbahaya dan penanggulangannya,
menggunakan alat pelindung diri, melakukan pencegahan dan pemadaman
kebakaran serta menyusun program pengendalian Keselamatan dan Kesehatan
kerja di sekolah. Manfaat pelatihan adalah supaya peserta memiliki wawasan,
pemahaman dan sikap bekerja yang selamat dan sehat, yang meliputi: Pengertian
dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Identifikasi Potensi Bahaya di
Tempat Kerja; Faktor -faktor Penyebab Kecelakaaan Kerja; Zat dan Bahan
Berbahaya; Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran; dan Penyusunan Program
Pengendalian K3 dalam upaya peningkatan produktifitas kerja. Peserta juga mampu
Article history
Received October 25, 2021
Accepted October 27, 2022

94

Jurnal Impact : Implementation and Action
Volume 4, Nomor 2, 2022

menyusun rencana kerja berupa makalah pengendalian bahaya di bengkel kerja
masing-masing

Kata Kunci : pelatihan, keselamatan dan kesehatan kerja, rencana kerja
pengendalian bahaya.

95

Jurnal Impact : Implementation and Action
Volume 4, Nomor 2, 2022
PENDAHULUAN
Potensi ancaman pada proses pengerjaan terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja berkenaan dengan tempat kerja atau bengkel produksi meliputi: lokasi
bengkel tempat kerja berjarak sangat dekat dengan rumah penduduk dan
perkantoran, sehingga berisiko terjadinya gangguan lingkungan seperti
kebisingan, bahaya kebakaran dan pencemaran udara. Sementara itu karena latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja bagi pekerja bengkel las yang
beragam menyebabkan pengelolaan bengkel tempat kerja kurang memadai,
sehingga paparan bahaya di bengkel kerja dan lingkungan mengancam keselamatan
dan kesehatan kerja para pekerja las dan warga masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat
dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Kecelakaan selain menjadi hambatan
langsung, juga merugikan secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan
peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada
lingkungan kerja, dan lain- lain. (Suma’mur, 1985)
Tujuan keselamatan kerja adalah untuk melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas masyarakat, menjamin keselamatan
setiap orang lain yang berada ditempat kerja serta menjamin sumber produksi
dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien (Suma’mur, 1985) . Untuk
mencapai tujuan keselamatan kerja di atas, Undang-undang Nomor 1 tahun 1970
menetapkan 18 syarat mulai dari pencegahan kecelakaan sampai dengan upaya
penyempurnaan pada pekerjaan dengan risiko tinggi (Tia Setiawan dan Harun,
1980)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu upaya untuk menekan atau
mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan penyelengaraan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk melindungi tenaga kerja, menjamin
keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja dan menjaga sumber produksi
agar aman dan efisien (Sumakmur, 1987).
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja meliputi: k elelahan
(fatigue); kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak
aman (unsafe working condition) ; kurangnya penguasaan pekerja terhadap
pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training;
serta karakteristik pekerjaan itu sendiri (Tambunan, 2002). Selain itu juga
disebabkan faktor perorangan dan faktor pekerjaaan (Rudi Suardi, 2005); kesalahan
manusia dan kondisi yang tidak aman (Tasliman, 1993); faktor alat/mesin, faktor
manusia dan faktor lingkungan (Sumantri, 1989); tidak mengetahui tata cara yang
aman, tidak memenuhi persyaratan kerja dan enggan mematuhi peraturan dan
persyaratan kerja (Silalahi, 1985).
Adapun risiko bahaya yang mengancam tenaga kerja di tempat kerja terdiri
dari: bahaya fisik (kebisingan, penerangan, tata udara), bahaya biologi, bahaya
kimia dan bahan berbahaya lainnya serta risiko psikologis (Sumakmur,1987), yang
kesemuanya memerlukan manajemen bahaya ( hazard management) melalui lima
prinsip pengendalian bahaya yang bisa digunakan secara bertingkat/bersama-sama
untuk mengurangi/menghilangkan tingkat bahaya, yaitu: penggantian dikenal 96

Jurnal Impact : Implementation and Action
Volume 4, Nomor 2, 2022

sebagai engineering control; pemisahan; ventilasi; pengendalian administratif;
perlengkapan perlindungan personel.
Mencermati permasalahan tersebut di atas, sangatlah penting dan mendesak
untuk melatih para guru agar mampu mengelola bengkel praktik agar memenuhi
kaidah- kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dimaksudkan agar selama
bekerja para civitas akedemika sekolah yang meliputi para guru, teknisi dan siswa
serta warga sekolah lainnya tetap dalam kondisi selamat dan sehat, terhindar dari
berbagai bahaya, yang pada muaranya mampu berkarya dan meningkatkan
produktifitas. Guru menjadi sasaran pelatihan yang utama dan pertama karena para
gurulah yang mengendalikan proses pembelajaran di sekolah, sehingga kondisi
keselamatan dan kesehatan kerjapun menjadi salah satu tanggung jawab yang harus
dipikul oleh para guru, apalagi para guru yang mendapat tugas tambahan sebagai
pengelola bengkel atau laboratorium mempunyai tugas dan kewenangan
pengaturan dan penanganan manajemen bengkel dan laboratorium, termasuk aspek
keselamatan dan kesehatan kerja.
Oleh karena itu program pengabdian pada masyarakat ini dirumuskan menjadi
dua. Pertama memahami metode las yang benar pada Mesin Produksi serta
pengetahuan, wawasan dan sikap yang harus dimiliki oleh pekerja agar dapat
bekerja dengan selamat dan sehat serta meningkat produktifitasnya. Kedua
bagaimanakah cara pengendalian bahaya di tempat kerja yang harus dikuasai oleh
para guru agar selama bekerja dapat terhindar dari risiko bahaya.

METODE PELAKSANAAN
Sasaran kegiatan ini adalah para Guru-guru muda di SMK Syuhada
Banjarmasin, Jumlah peserta pelatihan direncanakan sejumlah 10 orang dengan
menerapkan standar protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan mengingat
dimasa wadah pandemi COVID 19.
Untuk menyelesaikan permasalahan seperti di atas dan guna mendukung
efisiensi dan efektifitas program pengabdian kepada masyarakat ini, maka diajukan
kerangka pemecahan masalah yang meliputi empat hal.
1. Pelatih dipersyaratkan memiliki kompetensi teoritis dan praktis yang
memadai dalam hal proses permesinan produksi beserta Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta mampu menerapkan dalam persoalan di bengkel
tempat mereka bekerja/di sekolah.
2. Persiapan pelaksanaan program harus dilakukan secara menyeluruh,
terutama menyangkut materi pelatihan yang berupa: materi dan makalah
tentang cara pengoperasian mesin, keselamatan dan kesehatan kerja; model-
model perilaku dan sikap yang sesuai dan memenuhi kaidah- kaidah
keselamatan dan kesehatan kerja; media pembelajaran yang komunikatif
dan menarik bagi peserta; materi pelatihan secara lengkap harus sudah
diberikan kepada peserta pelatihan sejak awal pelatihan dilaksanakan.
3. Tim menyiapkan dan melaksanakan pendampingan program Pelatihan,
sehingga kemajuan pencapaian tujuan pelatihan dapat termonitor, dan tim
melakukan perbaikan bila terdapat hambatan dalam pelaksanaan pelatihan.
Evaluasi program dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi: materi,
pelatih, peserta dan penyelenggaraan. 97

Jurnal Impact : Implementation and Action
Volume 4, Nomor 2, 2022
4. Metode yang digunakan pada kegiatan ini antara lain ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, tutorial, tugas dan observasi terhadap kemampuan peserta
pelatihan dalam penerapan kaidah-kaidah keselamatan dan kesehatan kerja
di bengkel tempat kerjanya.

HASIL DAN LUARAN
Implementasi program Pengabdian masyarakat dimulai dengan melakukan
koordinasi dengan pihak sekolah SMK SYUHADA Banjarmasin yang di wakilkan
oleh Ketua Kelompok Kejuruan Permesinan untuk menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan, menyiapkan tempat kegiatan, menyiapkan sarana prasarana pendukung
dan sebagainya. Koordinasi dengan pihak sekolah dilakukan melalui berbagai alat
komunikasi yaitu: telepon, email dan via media sosial seperti whatsapps.
Kemudahan penggunaan teknologi informasi ini sangat membantu untuk
sosialisasi, pengiriman undangan dan konfirmasi kehadiran peserta.
Adapun pelaksanaan kegiatan pada hari Rabu s.d. Jumat tanggal 16 September
s.d. 18 September 2021 bertempat di Bengkel Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Banjarmasin. Waktu kegiatan yang direncanakan dilaksanakan saat kegiatan
perkuliahan ditiadakan saat pandemi Covid 19 dikarenakan dosen dan peserta yang
mempunyai waktu kosong tetapi karena ber bagai kendala kegiatan baru dapat
dilaksanakan diwaktu selesai ujian akhir semester di mana dosen sudah mulai
bertugas. Walaupun hal ini bukan kendala yang berarti, tetapi karena keadaan yang
melanda wabah virus, peserta yang lebih banyak bekerja dirumah bersamaan .

Tabel 1. Materi pelatihan
MATERI WAKTU METODE INSTRUKTUR
Pre-test untuk mengetahui seberapa
jauh pemahaman tentang
Permesinan Produksi
2 Jam
Ceramah, tanya
jawab TIM
Pengenalan SOP pada Permesinan
Produksi
3 Jam
Ceramah, tanya
jawab, demonstrasi
Yusuf Rizal Fauzi,
S.T., M.T
Pembelajaran Permesinan Produksi
bubut & Frais teori
2 Jam
Ceramah, tanya
jawab
Yusuf Rizal Fauzi,
S.T., M.T
Pembelajaran penerapan SOP
Permesinan Produksi Bubut (lathe)
& Mesin Frais praktek
3 Jam
Ceramah, tanya
jawab
Akbar Ela Heka,
S.T., M.T & Yusuf
Rizal Fauzi, S.T.,
M.T
Pembelajaran Permesinan Produksi
Bubut (lathe) & Frais praktek
2 Jam
Ceramah, tanya
jawab, demonstrasi
Akmal Barry, S.T.,
M.T & Yusuf Rizal
Fauzi, S.T., M.T
Review materi 3 Jam
Ceramah, tanya
jawab, penugasan
Akbar Ela
Heka,S.T.,M.T
Tugas Praktek pembuatan Poros
Bertingkat
3 jam
Ceramah, tanya
jawab
Yusuf Rizal Fauzi,
S.T., M.T
Evaluasi Akhir berupa post test
untuk mengetahui pemahaman dan
keterampilan peserta pelatihan
tentang Permesinan Produksi
4 jam
Ceramah, tanya
jawab
TIM
Pendampingan untuk konsultasi 5 jam
Ceramah, tanya
jawab
TIM
JUMLAH 27 Jam 98

Jurnal Impact : Implementation and Action
Volume 4, Nomor 2, 2022

Berdasarkan hasil atau realisasi pelaksanaan kegiatan pelatihan, maka dapat
dijelaskan berdasarkan dua faktor, yaitu faktor penunjang dan faktor penghambat.
Faktor yang dapat dikatakan sebagai penunjang antara lain adalah minat peserta
yang tinggi, tersedianya prasarana dan sarana yang cukup memadai, seperti tempat,
bahan, dan alat - alat yang cukup. Selain itu kegiatan ini juga mendapat respons dan
dukungan yang baik dari sekolah, hal ini dibuktikan dengan kehadiran guru di
sekolah menengah kejuruan.
Adapun faktor penghambat yang utama adalah tingginya harga bahan- bahan
dan peralatan untuk kegiatan saat ini, seperti besi, majun, hamplas dan sebaginya.
Oleh karena itu kegiatan ini tidak dapat dilakukan secara optimal, dalam arti dapat
menggunakan bahan yang banyak dan jangka waktu yang lebih lama, karena
keterbatasan anggaran yang tersedia. Hambatan lain adalah dari segi waktu
kegiatan di mana kita membagi waktu dengan penggunaan laboratorium mesin
produksi untuk praktek mahasiswa reguler.
Namum demikian, secara keseluruhan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dalam
bentuk pelatihan Keselamatan dalam pengoperasian Permesinan
Produksi dalam penggunaan perangkat lunak, ini cukup berarti dan
mempunyai
nilai tambah tersendiri bagi
khalayak sasaran khususnya, dan Sekolah Menengah
Kejuruan pada umumnya

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pelatihan didapatkan suatu perubahan yang baik bagi para
perserta guru-guru SMK Syuhada, yang sebelumnya tidak begitu paham tentang
permesinan Produksi. Sekarang memiliki kemampuan untuk mengajar permesinan
Produksi di Sekolah tempat mengajar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
mempunyai beberapa hasil sebagai berikut :
1. guru peserta pelatihan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
dari semula tidak terampil menjadi lebih terampil dan mempunyai keahlian
menjadikan guru yang professional.
2. guru terampil bidang permesinan Produksi
3. guru yang berkualit as sesuai dengan bidangnya di permesinan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2001). “ Prinsip Dasar Kesehatan Kerja”. D iambil pada tanggal 21
November 2005 dari situs:
Tasliman. (1993). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tia Setiawan dan Harun. (1980). Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel .
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Suma’mur. (1985). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung
Agung.
99