|Vol. 8 (1)
published: 2019-02-28
doi:
10.21070/pedagogia.v8i1.1871
ISSN 2548 2254 (online)
ISSN 2089 3833 (print)
*Correspondence:
Hendro Widodo Email
[email protected]
Received:2019-01-17
Accepted:2019-02-23
Published:2019-02-28
Citation:
Widodo H (2019) Kepemimpinan
Kepala Sekolah Perempuan di
Sekolah Dasar Muhammadiyah
Kabupaten Sleman [Female Principal
Leadership at Muhammadiyah
Elementary School, Sleman
Regency]. . 8:1.
doi: 10.21070/pedagogia.v8i1.1871
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Perempuan di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Kabupaten Sleman
[Female Principal Leadership at
Muhammadiyah Elementary School,
Sleman Regency]
Hendro Widodo*
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Ki Ageng Pemanahan No 19 Sorosutan
Yogyakarta, Indonesia
This study aims to determine conceptual skills, human relationship skills and technical
skills of female school principals in improving the performance of Muhammadiyah ele-
mentary school teachers throughout Sleman Regency. The research approach used
in this study is a qualitative approach. The determination of the research subject was
done by purposive sampling technique. Data collection techniques were carried out
using interviews, observation, questionnaires and documentation. The results of the study
concluded that the conceptual skills of female principals in Muhammadiyah Elementary
School, Sleman Regency included in very good categories (87%). Similarly humanitarian
skills are in the very good category (84%). While technical skills are in good category
(77%). This means that the technical skills of female principals in Muhammadiyah Ele-
mentary School in Sleman Regency are lower than the conceptual skills and humanitarian
skills.
Keywords: Leadership, Managerial Skills, Female Principal, Muhammadiyah Elementary School
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keterampilan konseptual, keterampilan hubun-
gan manusia dan keterampilan teknik kepala sekolah perempuan dalam meningkatkan
kinerja guru SD Muhammadiyah se-Kabupaten Sleman. Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah
kepala sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa keterampilan konseptual kepala sekolah perempuan di SD Muhammadiyah Kabu-
paten Sleman temasuk dalam ketegori sangat baik (87%). Demikian pula keterampilan
kemanusiaan berada dalam kategori sangat baik (84%). Sementara keterampilan teknik
berada dalam kategori baik (77%). Artinya bahwa keterampilan teknik kepala seko-
lah perempuan SD Muhammadiyah di Kabupaten Sleman lebih rendah dibandingkan
dengan keterampilan konseptual dan keterampilan kemanusiaan
Keywords: Kepemimpinan, Keterampilan Manajerial, Kepala Sekolah Perempuan, Sekolah Dasar Muhammadiyah
127
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
PENDAHULUAN
Kehadiran kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah memi-
liki peran yang sangat vital bagi kemajuan prosesi pendidikan
di sekolah karena kepemimpinana kepala sekolah sebagai fak-
tor agen perubahan sekolah. Berhasil atau tidaknya suatu seko-
lah akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepemimpinan
yang ada pada diri kepala sekolah. Sekolah yang berkualitas
tentu dipimpin oleh kepala sekolah yang berkualitas, seba-
liknya sekolah yang rendah kualitasnya dapat dipastikan dip-
impin oleh kepala sekolah yang kualitasnya rendah pula. Seba-
gaimana disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Edmonds pada sekolah sekolah yang sukses di New York
menyimpulkan bahwa tidak akan pernah dijumpai sekolah
yang baik dipimpin oleh kepala sekolah yang mutunya ren-
dah. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah yang unggul pasti
dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang unggul pulaSagala
(2010).
Keberadaan kepala sekolah perempuan pada sektor pen-
didikan menunjukkan bahwa eksistensi perempuan semakin
tampak dalam ruang-ruang publik di dunia pendidikan.
Kesempatan perempuan menjadi kepala sekolah semakin ter-
buka dan didukung oleh Permendiknas RI nomor 13 tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah yang tidak memper-
masalahkan prempuan menjadi kepala sekolah karena stan-
dar kepala sekolah yang ditentukan lebih banyak ditekankan
pada kemampuan kompetensinya. Hal ini dapat dibuktikan
dari jumlah kepala Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah di
Kabupaten Sleman DIY, dari 78 SD, terdapat 43 sekolah yang
kepala sekolahnya perempuan.
Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan
oleh Kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pen-
gendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah
dan tujuannya. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan fak-
tor yang sangat penting dalam menciptakan budaya kerja guru
yang akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru untuk
mencapai kualitas pendidikan masing-masing sekolah karena
kinerja mengajar guru sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan
pembelajaran kepala sekolah.
Namun demikian, masih banyak dijumpai kepala seko-
lah yang kurang memiliki keahlian (kompetensi) manaje-
rial dalam mengelola dan mengembangkan mutu sekolah.
Rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan
kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin
dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat,
wawasan kepala sekolah yang masih sempit, serta banyak fak-
tor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala
sekolah yang profesional untuk meningkatkan kualitas mutu
guru dan mutu pendidikan secara nasional.
Perempuan dan laki-laki sebagai makhluk Allah SWT di
muka bumi ini memiliki tugas dan tanggung jawab yang
sama yaitu sebagai khalifah (pemimpin). Sebagai Khalifah
dimuka bumi ini, perempuan dan lakik-laki sama-sama diberi
potensi kemanusiaan yang sama namun secara fisiologis dan
psikologis kemanusiannyalah yang membedakan antara laki-
laki dan perempuan. Kartono menyatakan bahwa perempuan
pada hakikatnya mampu bekerja yang sama baiknya dengan
laki-laki, perempuan cenderung untuk mengeluarkan energi
kerja yang berlebih-lebihan; tahu bekerja yang lebih berat
(Overworked) karena didorong oleh kesadaran yang sangat
mendalam akan pentingnya tugas dan kewajibannyaKartono
(1995) .
Kepala sekolah perempuan dilihat dari perspektif
kepemimpinan tentu memiliki perbedaan dengan kepala seko-
lah laki-laki. Berdasarkan pada teori sifat, perbedaan jenis
kelamin berdampak pada kepemimpinan bahwa pemimpin
laki-laki dan perempuan berbeda berdasarkan sifat alamiah-
nya. Teori feminisme kontemporer menjelaskan bahwa fak-
tor biologis manusia banyak menentukan perbedaan sosial
antara laki-laki dan perempuanRitzer(2012) . Peran laki-laki
dan perempuan secara kodrati memiliki peran yang berbeda
sehingga penentuan peran sosial laki-laki dan perempuan yang
berbeda pula. Namun demikian, dalam paradigma kesetaraan
gender, peran perempuan dapat pula memposisikan peran
yang umumnya diperankan oleh laki-laki, termasuk pula seba-
gai kepala sekolah. Sebagaimana disebutkan dalam jajak pen-
dapat yang dilakukan oleh UNDP dalam jurnal Management
of Education yang ditulis olehHalilah(2010) tentang perilaku
dan persepsi terhadap partisipasi perempuan secara sosial,
ekonomi dan politis mengungkapkan bahwa 77,6% respon-
den laki-laki maupun perempuan memandang bahwa laki-laki
harus menjadi pengambil keputusan dan memimpin kalangan
masyarakat. Temuan dari survey tersebut menunjukkan bahwa
masih ada sebagian masyarakat yang meragukan kemampuan
memimpin seorang perempuan. Walaupun sebenarnya perem-
puan mempunyai peran yang strategis baik dalam keluarga
maupun lingkungannya menurutAulia and Anthon(2016).
Menurut Robbin memang ada kecendrungan perbedaan
dalam gaya kepemimpinan antara wanita dan laki-laki karena
sifatnya. Perbedaan antara wanita dan laki-laki adalah bahwa
wanita memiliki gaya kepemimpinan yang lebih demokratis.
Mereka mendorong partisipasi, berbagai kekuasaan dan infor-
masi, dan mencoba untuk meningkatkan “kemanfaatan” bagi
pengikutnya. Mereka cenderung memimpin melalui peli-
batan atau pemberdayaan dan mendasarkan pada kharisma,
keahlian, kontak, dan keahlian interpersonal dalam mempen-
garuhi orang lain. Sedangkan laki-laki merasa lebih nyaman
dengan gaya yang bersifat directive (menekankan pada cara-
cara yang bersifat perintah). Mereka lebih mendasarkan pada
jabatan otoritas formal sebagai dasar baginya untuk melakukan
pengaruhnya. Perbedaan yang dapat dilihat selanjutnya adalah
bagaimana wanita dan laki-laki berkomunikasi. Bahwa wanita
menekankan padahubungan keakraban, sedangkan laki-laki
berbicara dan menekankan status dan kemandirian menu-
rutRobbins(2001).
Hasil penelitianEndarwati(2017) dapat disimpulkan
bahwa karakter yang menunjukkan integritas sebagai
pemimpin perempuan adalah: (a) tidak ambisius, (b) jujur,
(c) sabar, (d) teladan yang ditunjukan dengan prilaku disi-
plin, sederhana danmandiri, dan (e) berprilaku tegas. Selain
itu,Wulandari et al.(2018) dalam temuan penelitiannya
mengemukakan empat pernyataan spesifik tentang kuali-
tas kepemimpinan wanita: (1) kemimpin perempuan lebih
persuasif dari laki-laki, (2) ketika merasakan penolakan,
pemimpin perempuan belajar dari kesulitan yang mereka
alami, (3) kemimpin wanita menunjukkan sebuah keterlibatan
secara keseluruhan, membangun tim kerja gaya kepemimp-
inan termasuk pemecahan masalah dan pengambilan kepu-
tusan, dan (4) pemimpin perempuan lebih mungkin untuk
mengabaikan aturan dan mengambil risiko.
128
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
Salah satu yang menjadi fokus perhatian dalam peneli-
tian ini adalah kepemimpinan perempuan di lingkungan seko-
lah dasar Muhamamdiyah, yang notabene banyak diduduki
oleh kepala sekolah laki-laki. Namun dalam perkembangan-
nya, guru perempuan juga berpartisipasi untuk menduduki
jabatan sebagai kepala sekolah. Berkaitan dengan teori femi-
nism kontemporer bahwa ada kecenderungan perbedaan gaya
kepemimpinan antara laki-laki dan perempuan karena sifat
maupun karakteristik yang melekat pada keduanya sehingga
akan dapat mempengaruhi roda kepemimpinannya dalam
memajukan sekolah.
Peran kepemimpinana kepala sekolah, baik laki-laki
maupun perempuan memberikan kontribusi yang sangat sig-
nifikan terhadap efektifitas sekolah. Dalam organisasi pen-
didikan, seorang perempuan memiliki hak yang sama den-
gan laki-laki untuk menduduki jabatan sebagai kepala seko-
lah, karena perempuan mempunyai potensi yang tidak kalah
dengan laki-laki dalam hal memimpin, bahkan dalam kasus
tertentu tidak sedikit ditemukan sekolah yang dipimpin oleh
kepala sekolah perempuan justru sekolahnya lebih berkem-
bang. Oleh karena itu, penting kiranya untuk ketahui lebih
dalam dari kepemimpinan kepala sekolah perempuan, baik
dilihat dari gaya kepemimpinannya maupun kelebihan dan
kekurangnya.
METODE
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah kepala
sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data dilakukan den-
gan menggunakan metode wawancara, observasi, angket dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif.
Guna memperkuat data hasil penelitian, analisis data dalam
penelitian ini dilakukan juga dengan analisis statistic deskrip-
tif, untuk mengetahui tingkat keterampilan manajerial kepala
sekolah, dengan rumus yang disebutkan olehAzwar(2006)
sebagai berikut:
= Rendah
= Sedang
= Tinggi
Berdasarkan hasil statistik deskriptif, hasil angket keter-
ampilan manajerial kepala sekolah dideskripsikan dalam kri-
teria prosentase sebagaimana yang dijelaskan olehArikunto
(2003) padaTabel1:
[Table 1 about here.]
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah
Perempuan
Keterampilan konseptual ini terkait dengan kemampuan
kepala sekolah dalam hal: a) merumuskan visi, misi dan tujuan
sekolah secara jelas; b) menentukan program sekolah secara
realistis dengan menggunakan kriteria yang dapat diukur; c)
menentukan langkah-langkah strategis untuk mencapai misi
dan tujuan sekolah; d) menyusun rincian tugas setiap personil
sekolah secara jelas; e) mengembangkan program-program
ekstra kurikuler yang berwawasan keunggulan; f) mengem-
bangkan program pembelajaran yang berpusat pada siswa;
g) menggali sumber-sumber dana yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan sekolah; h)
menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dihadapi sekolah; i) memiliki keberanian untuk
melakukan perubahan-perubahan menuju ke arah yang lebih
baik; dan j) memiliki gagasan-gagasan inovatif untuk kema-
juan sekolah.
Berdasarkan hasil angket yang didistribusikan pada 247
responden dan setelah dianalisis statistik deskriptif dike-
tahui bahwa keterampilan konseptual kepala sekolah mem-
peroleh Mean (M) = 32,65 dan Standar Deviasi (SD) = 4,672.
Berdasarkan M dan SD tersebut diketahui kategorisasi (tinggi,
sedang rendah) keterampilan konseptual kepala sekolah yaitu
10,53 % (26 responden) yang menilai tinggi keterampilan kon-
septual kepala sekolah, 87,04% (215 responden) yang meni-
lai sedang keterampilan konseptual kepala sekolah, dan 2,43%
(6 responden) yang menilai rendah keterampilan konseptual
kepala sekolah.
Hasil jawaban responden di atas dapat lebih dijelaskan
dalam grafikGambar1di bawah ini:
[Figure 1 about here.]
Penilaian responden sebesar 87% menunjukkan bahwa
keterampilan konseptual kepala sekolah perempuan SD
Muhammadiyah di Kabupaten Sleman temasuk dalam kete-
gori sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah
perempuan memiliki keterampilan konseptual yang sangat
baik dalam mengelola sekolah. Hal ini sejalan dengan penda-
patAulia and Anthon(2016) yang menyebutkan bahwa seo-
rang pemimpin wanita yang sukses mempunyai kemampuan:
a) menciptakan visi, membariskan orang dibelakangnya, dan
mengembangkan rencana untuk diakukannya; b) mengkomu-
nikasikannya dengan cara yang menimbulkan kepercayaan
dan keyakinan; c) memotivasi pengikut untuk mendukung
usaha yang dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi;
d) membangun tim yang memahami dan menghargai saling
ketergantungan dan sinergis; e) memperlihatkan kecerdasan
emosi; f) mengambil risiko yang akan menguntungkan organ-
isasi; dan g) mengembangkan jaringan yang kuat dan akan
mendukung pencapaian tujuan serta keberhasilan professional
Keterampilan Kemanusiaan Kepala
Sekolah Perempuan
Keterampilan kemanusiaan (human skill) terkait dengan keter-
ampilan kepala sekolah dalam hubungan kemanusiaan pada
orang lain. Keterampilan kemanusiaan kepala sekolah terkait
erat dengan jalinan interrelasi kepala sekolah dengan warga
sekolah. Ada 10 indikator dalam penelitian ini yang terkait
dengan keterampilan kemanusiaan kepala sekolah, yaitu: a)
mengembangkan kemampuan profesional personil sekolah,
misalnya dengan mengirimkan guru-guru untuk mengikuti
berbagai pelatihan dan seminar; b) melaksanakan penilaian
kinerja personil sekolah secara baik, sehingga mendorong
setiap personil untuk memperbaiki dan meningkatkan kiner-
janya; c) membangun teamwork yang kompak dan berdedikasi
tinggi; d) memberikan penghargaan yang layak kepada per-
sonil sekolah yang berprestasi; e) memberikan bimbingan
129
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan arahan secara baik kepada seluruh personil sekolah; f)
melakukan negosiasi dengan berbagai pihak yang berkepentin-
gan dengan pendidikan di sekolah; g) mendorong guru agar
berprestasi; h) mengambil keputusan secara cepat tanpa mem-
perdulikan saran dan pendapat guru; i) melibatkan guru dalam
merencanakan program sekolah; dan j) membimbing guru
yang mengalami kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Berdasarkan hasil angket yang didistribusikan pada 247
responden dan setelah dianalisis statistik deskriptif diketahui
bahwa keterampilan kemanusiaan kepala sekolah memper-
oleh Mean (M) = 31,23 dan Standar Deviasi (SD) = 3,822.
Berdasarkan M dan SD tersebut diketahui kategorisasi (tinggi,
sedang rendah) keterampilan kemanusiaan kepala sekolah
yaitu 11,74 % (29 responden) yang menilai tinggi keterampi-
lan kemanusiaan kepala sekolah, 83,80% (207 responden) yang
menilai sedang keterampilan kemanusiaan kepala sekolah,
dan 4,46% (11 responden) yang menilai rendah keterampilan
kemanusiaanl kepala sekolah.
Hasil jawaban responden di atas dapat lebih dijelaskan
dalam grafikGambar2di bawah ini:
[Figure 2 about here.]
Penilaian responden sebesar 84% menunjukkan bahwa
keterampilan kemanusiaan kepala sekolah perempuan SD
Muhammadiyah di Kabupaten Sleman temasuk dalam kete-
gori sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala seko-
lah perempuan memiliki keterampilan konseptual yang sangat
baik dalam menjalin hubungan dengan sesama warga sekolah.
Wanita memiliki gaya kepemimpinan yang lebih demokratis.
Mereka mendorong partisipasi, berbagai kekuasaan dan infor-
masi, dan mencoba untuk meningkatkan “kemanfaatan” bagi
pengikutnya. Mereka cenderung memimpin melalui peli-
batan atau pemberdayaan dan mendasarkan pada kharisma,
keahlian, kontak, dan keahlian interpersonal dalam mempen-
garuhi orang lain.
Seorang perempuan sebagai kepala sekolah sangat memu-
ngkinkan untuk mewujudkan suatu sekolah unggul, baik dari
sisi akademik bahkan sekalipun unggul non akademik, karena
gaya kepemimpinan wanita itu lebih melakukan pendekatan-
pendekatan kepada hubungan kekerabatan dengan sikap
egalitarian, memberdayakan segenap anggotanya serta
menekankan struktur organisasi, karena untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinan seorang kepala sekolah dituntut
untuk menjaga flexibelitas, kerjasama tim, kepercayaan, dan
kemauan berbagi informasi. Hal ini banyak dilakukan den-
gan baik oleh perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan
olehEndarwati(2017) menyimpulkan bahwa gaya kepemimp-
inan demokratis lebih dominan dilakukan oleh para pemimpin
perempuan dengan ciri-ciri kekeluargaan, sifat keibuan, dan
kolegial. Gaya kepemimpinan seperti itu tidak mengurangi
power seorang pemimpin pendidikan, justru dengan gaya
tersebut pemimpin bisa lebih dekat denganyang dipimpinnya.
Keterampilan Teknik Kepala Sekolah
Perempuan
Keterampilan teknik dibutuhkan oleh kepala sekolah, dis-
amping keterampilan konseptual dan keterampilan kemanu-
siaan. Peran kepala sekolah sebagai manajer, administrator
dan supervisor di sekolah membutuhkan kerampilan teknik
dalam melaksanakan peran tersebut. Manajer membutuhkan
kemampuan teknis yang cukup untuk melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
Keterampilan teknik kepala sekolah perempuan dalam
penelitian ini terkait dengan keterampilan kepala sekolah
dalam hal: a) mengoperasikan komputer dengan baik; b) mahir
mengoperasikan program excel; c) menyusun RKAS bersama
bendahara sekolah; d) mendistribusikan jadwal mengajar guru
secara proporsional; e) menyusun program pembelajaran; f)
menyusun standar dan prosedur kerja secara rinci; g) membuat
struktur organisasi sekolah yang efektif dan efisien; h) mem-
buat laporan kegiatan sekolah; i) menyelenggarakan proyek-
proyek pembangunan di sekolah dengan baik, seperti menam-
bah Ruang Kelas Baru (RKB) atau sarana belajar lainnya; j)
mengatur penyimpanan peralatan dan barang-barang sekolah
secara baik, sehingga tidak mudah rusak atau hilang.
Berdasarkan hasil angket yang didistribusikan pada 247
responden dan setelah dianalisis statistik deskriptif diketahui
bahwa keterampilan teknik kepala sekolah memperoleh Mean
(M) = 31,64 dan Standar Deviasi (SD) = 4,294. Berdasarkan M
dan SD tersebut diketahui kategorisasi (tinggi, sedang rendah)
keterampilan teknik kepala sekolah yaitu 16,60 % (41 respon-
den) yang menilai tinggi keterampilan teknik kepala sekolah,
77,38% (191 responden) yang menilai sedang keterampilan
teknik kepala sekolah, dan 6,02% (15 responden) yang menilai
rendah keterampilan teknik kepala sekolah.
Hasil jawaban responden di atas dapat lebih dijelaskan
dalam grafikGambar3di bawah ini:
[Figure 3 about here.]
Penilaian responden sebesar 77% menunjukkan bahwa
keterampilan teknik kepala sekolah perempuan SD Muham-
madiyah di Kabupaten Sleman temasuk dalam ketegori baik.
Artinya bahwa keterampilan teknik kepala sekolah perem-
puan SD Muhammadiyah di Kabupaten Sleman lebih ren-
dah dibandingkan dengan keterampilan konseptual dan keter-
ampilan kemanusiaan karena keterampilan konseptual dan
keterampilan kemanusiaan berada dalam ketegori sangat baik
sementara keterampilan teknik berada dalam kategori baik.
Hal ini membuktikan bahwa pada bagian-bagian teknis,
kepala sekolah masih dibantu oleh guru dan karyawan. Seba-
gaimanaSagala(2010) mengemukakan bahwa kualitas pen-
didikan di sekolah merupakan produk dari keefektifan mana-
jerial kepala sekolah yang didukung oleh guru dan staf lainnya.
Ketiga keterampilan dalam kemampuan manajerial san-
gat penting untuk manajemen yang efektif, pentingnya
setiap kemampuan untuk manajer tertentu tergantung pada
tingkatannya dalam organisasi. Keterampilan teknis adalah
yang terpenting pada tingkatan manajemen yang terendah
(first level manager), keterampilan itu semakin berkurang
kalau manajer itu naik ke jenjang perintah. Keterampilan kon-
septual makin terasa semakin naik ke tingkatan puncak man-
ajemen (top manager). Keterampilan personal sangat pent-
ing pada setiap tingkatan organisasi. Setiap manajer menyele-
saikan pekerjaannya melalui orang lain. Keterampilan teknis
atau konseptual yang tinggi tidaklah berarti jika tidak dapat
dimanfaatkan untuk mengilhami dan mempengaruhi organ-
isasi lainnya menurutStoner and Wankel(1999) .
130
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
Semua permasalahan sekolah baik di dalam maupun
di luar sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah,
sebagaimana dikemukakan oleh Roland Barth yang dikutip
olehSergeovanni(1987) ”The principle is ultimately respon-
sible for almost everything that happens in school and out”.
Kepala sekolah bertanggung jawab pada efektifitas pengelolaan
pengembangan sekolah dan pengembangan sekolah dapat ter-
capai dengan baik bilamana keterampilan manajerial kepala
sekolah juga baik. Di sini menunjukkan pentingnya tingkat
keterampilan manajerial kepala sekolah.
Demikian pulaPermadi(2000) danKurniawan(2017)
menjelaskan bahwa Kemampuan manajerial kepala seko-
lah dalam upaya meningkatkan kinerja guru untuk mewu-
judkan sekolah yang bermutu merupakan harga yang tidak
bisa ditawar-tawar lagi. Mau tidak mau, suka tidak suka
kepala sekolah wajib memiliki kemampuan manajerial dalam
melakukan penatakeloaan sekolah yang dipimpinnya. Keter-
ampilan manajerial kepala sekolah sebagai bagian dari
kepemimpinan menjadi penting untuk ditingkatkan oleh
kepala sekolah karena keterampilan manajerial yang san-
gat baik akan dapat menentukan efektifitas keberhasilan
kepemimpinannya di sekolah menurutKurniawan(2017) .
KESIMPULAN
Keterampilan konseptual kepala sekolah perempuan di SD
Muhammadiyah Kabupaten Sleman temasuk dalam ketegori
sangat baik (87%). Demikian pula keterampilan kemanusiaan
berada dalam kategori sangat baik (84%). Sementara keter-
ampilan teknik berada dalam kategori baik (77%). Artinya
bahwa keterampilan teknik kepala sekolah perempuan SD
Muhammadiyah di Kabupaten Sleman lebih rendah diband-
ingkan dengan keterampilan konseptual dan keterampilan
kemanusiaan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan dan
Kemenristek Dikti yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan dana penelitian ini sehingga peneliti dapat menyele-
saikan penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan.
REFERENSI
Arikunto, S. (2003).Manajemen Penelitian(Bandung: Bumi Aksara)
Aulia, N. and Anthon, R. (2016).”Effect of Women’s Leadership on Academic Quality
in the Telecommunications and Informatics Business Management Study Program
(MBTI) of the Telkom University School of Business Economics”. e-Proceeding of
Azwar, S. (2006).Penyusunan Skala Psikologi(Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Endarwati, M. L. (2017). Komariah Kokom, Wulandari Puji. Women’s Strengths
Leaders in Improving the Quality of Education (Jambi), vol. 27
Halilah (2010). Women’s Leadership in Educational Management.Management
Journal of Education1, 1–9
Kartono, K. (1995).Psikologi Umum(Bandung: Mandar Maju)
Kurniawan, A. (2017). Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah alam Meningkatkan
Kinerja Guru Untuk Menciptakan Sekolah Yang Bermutu. Holistik Vol 12
Nomor 01.Juni2011
Permadi, D. (2000).Manajemen Berbasis Sekolah dan Kepemimpinan Mandiri
Kepala Sekolah(Bandung: Sarana Pancakarya)
Ritzer, G. (2012).Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Ter-
akhir Postmodern. Edisi kedelapan. Terjemahan: Saut Pasaribu, Rh. Widada, dan
Eka Adinugraha(Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Robbins, S. P. (2001). Perilaku Organisasi.Edisi8
Sagala, S. (2010).Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan(Ban-
dung: Alfabeta)
Sergeovanni, J. T. (1987). The Principalship, Massachuset: Allyn and
Stoner, J. A. F. and Wankel, C. M. (1999) (New Jersey: Prentice Hall)
Wulandari, Y., Sartika, E. D., and Perawati (2018). Strategies for Female School Prin-
cipals in Improving the Quality of Education.Journal of Management, Leadership
and Educational Supervision3
Conflict of Interest Statement:The author declare that the research was conducted
in the absence of any commercial or financial relationships that could be construed
as a potential conflict of interest.
Copyright © 2019 Widodo. This is an open-access article distributed under the terms
of theCreative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or repro-
duction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copy-
right owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited, in
accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is
permitted which does not comply with these terms.
131
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
LIST OF TABLES
1 Kriteria Prosentase. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .133
132
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
TABEL 1jKriteria Prosentase
Kriteria Kategori Skor
Jika memiliki kesesuaian 81 – 100% Sangat baik
Jika memiliki kesesuaian 61 – 80% Baik
Jika memiliki kesesuaian 41 – 60% Cukup
Jika memiliki kesesuaian 21 – 40% Kurang
Jika memiliki kesesuaian 0 – 20% Kurang Sekali
133
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
LIST OF FIGURES
1 Keterampilan KonseptualKepala Sekolah Perempuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .135
2 Keterampilan Human KepalaSekolah Perempuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .136
3 Keterampilan Teknik Kepala Sekolah Perempuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .137
134
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
GAMBAR 1jKeterampilan KonseptualKepala Sekolah Perempuan
135
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
GAMBAR 2jKeterampilan Human KepalaSekolah Perempuan
136
February 2019jVolume 8jIssue 1

Hendro Widodo Kepemimpinan Kepala Sekolah
GAMBAR 3jKeterampilan Teknik Kepala Sekolah Perempuan
137
February 2019jVolume 8jIssue 1