Rais, Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode Ekspositori dalam ... 33
Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode
Ekspositori dalam Menghasilkan Kemampuan Belajar
Teori Perancangan Mesin
Muh. Rais
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
e-mail : [email protected]
Wayan Ardhana
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
Abstract : The study was aimed at examining the effect of learning strategies and learning styles and
interaction between the two on achievement in theory of machine design. This study was a quasi
experimental study using 2 x 4 factorial design. Subjects in this study consist of 58 students of S1
study program and 48 students of D3 study program were fourth semester of academic year 2009-
2010 of Department of Mechanical Engineering (FT) of State University of Makassar. To analyze the
data, a two-way ANOVA was used. Results show that (1) there was signi! cant academic achievement
differences between groups of students who learned using project-based learning strategies and
expository learning strategies (F = 5.336;p = 0.023), (2) there was no academic achievement differences
between groups of students who learned using diverging, converging, assimilating, and accommodating
learning styles (F = 1.745;p = 0.163), and (3) there is no interaction between learning strategies and
learning styles on learning achievement of machine designing theory study ( F = 0.229;p = 0.876).
Results of descriptive statistics showed that the use of project-based learning strategy had a better
effect with an average score 72.431 compared with expository teaching strategies which had smaller
relative average score 68.125.
Key Words: project-based learning, expository, learning styles, academic achievement
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh strategi pembelajaran dan gaya belajar
dan pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap prestasi belajar teori
perancangan mesin. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen menggunakan rancangan desain faktorial
2x4. Subjek penelitian terdiri dari 58 orang mahasiswa program studi S1 dan 48 orang program
studi D3 yang berada pada semester IV tahun ajaran 2009-2010 jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar. Data dianalisis dengan menggunakan Anova dua jalur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan prestasi belajar teori perancangan mesin yang
signi! kan antara kelompok mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran project-based
learning dan kelompok mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2)
tidak terdapat perbedaan prestasi belajar teori perancangan mesin antara kelompok mahasiswa yang
memiliki gaya belajar diverging, converging, assimilating, dan accommodating, dan (3) tidak terdapat
interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap prestasi belajar belajar matakuliah
teori perancangan mesin. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa penggunaan strategi project-
based learning memiliki pengaruh yang lebih baik dengan skor rata-rata 72.431 dibandingkan dengan
strategi pembelajaran ekspositori yang memiliki skor rata-rata relatif lebih kecil 68.125.
Kata Kunci: project-based learning, ekspositori, gaya belajar, prestasi belajar
Tuntutan belajar di perguruan tinggi
mengharuskan mahasiswa dapat meningkatkan
prestasi akademiknya dengan cara menguasai teori-
teori yang berkaitan dengan jurusan yang dipilihnya
dan terampil (skill) dalam mengolah informasi yang
diterimanya sehingga mahasiswa lebih memiliki
kecakapan hidup (life skill) dan siap memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya setelah menyelesaikan
studi. Menjembatani tuntutan tersebut, diperlukan
strategi pembelajaran yang mendorong mahasiswa
33

34 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013
agar kritis dalam menganalisis masalah-masalah,
mampu memberi solusi secara lebih luas, dapat
membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia
nyata (Waras, 2007).
Pendidikan bidang keteknikan mempersiapkan
peserta didik yang produktif pada semua aspek, baik
afektif, kognitif maupun psikomotoriknya, dengan
sajian pembelajaran yang memberikan contoh-contoh
pemecahan proyek-proyek nyata dan memanfaatkan
strategi belajar yang mendukung pendidikan bidang
keteknikan (Purnawan, 2007). Menurut Djohar
(2004), rangsangan dan pengalaman belajar yang
disajikan melalui pendidikan keteknikan, mencakup
rangsangan dan pengalaman belajar yang dapat
mengembangkan ketiga domain, yaitu afektif,
kognitif, dan psikomotorik yang siap diaplikasikan
baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses
belajar mengajar yang bermakna, maupun situasi
kerja yang sebenarnya.
Paradigma pembelajaran yang dianut oleh dosen
,salah satunya tercermin dari strategi pembelajaran
yang digunakan. Strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam suatu pembelajaran, didasari oleh
karakteristik pebelajar, materi ajar yang disampaikan,
dan teori pengajaran yang digunakan, apakah cocok
dengan tujuan dan kondisi pengajaran. Untuk itu
diperlukan teori pengajaran yang sesuai. Menurut
Reigeluth (1999), untuk menentukan metode
yang cocok dengan kondisi tertentu, diperlukan
teori pengajaran. Sementara strategi pembelajaran
berkaitan dengan penataan cara-cara yang dapat
digunakan dalam kondisi tertentu sehingga terwujud
suatu urutan langkah-langkah prosedural yang
dipakai untuk memperoleh suatu hasil yang
diinginkan (Degeng, 1997).
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
membantu mahasiswa agar memiliki kreativitas
ber! kir, pemecahan masalah, dan interaksi serta
membantu dalam penyelidikan yang mengarah
pada penyelesaian masalah-masalah nyata adalah
project-based learning (PBL) atau pembelajaran
berbasis proyek (Thomas, 1999; Esche, 2002;
Turgut, 2008). Project-based learning dapat
menstimulasi motivasi, proses, dan meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa dengan menggunakan
masalah-masalah yang berkaitan dengan mata
kuliah tertentu pada situasi nyata. Keefektifan
strategi pembelajaran project-based learning dalam
penelitian ini akan dibandingkan dengan strategi
pembelajaran ekspositori.
Dalam penelitian ini, gaya belajar menjadi
salah satu variabel yang menarik untuk dikaji,
karena variabel ini berkaitan dengan gaya kognitif
seseorang dalam menggunakan dan mengoptimalkan
strategi kognitif yang dimilikinya. Menurut Pritchard
(2008), gaya belajar merupakan cara individu dalam
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
memberi sumbangan yang besar didalam pencapaian
akademik. Dengan demikian, prestasi belajar
merupakan salah satu fungsi dari gaya belajar yang
dimiliki oleh individu yang terjadi secara alamiah
atau karena pengaruh lingkungan.
Definisi di atas, memberikan pemahaman
bahwa gaya belajar sebagai suatu kemampuan
dalam mengelola pengetahuan dan keterampilan
guna memecahkan masalah yang sedang dihadapi
dalam suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini,
dikaji gaya belajar yang dikemukakan oleh Kolb
(1984) yang lebih menekankan pada aktivitas
(activiy-centered styles) yang membagi gaya
belajar berdasarkan empat kutub kecenderungan,
yaitu (1) gaya belajar diverging, (2) gaya belajar
assimilating, (3) gaya belajar converging, dan (4)
gaya belajar accomodating. Keempat gaya belajar
ini diinterelasikan pada mahasiswa jurusan Teknik
Mesin UNM.
Secara konstektual masalah penelitian ini
akan dikaji dalam tatanan pendidikan formal di
tingkat pendidikan tinggi. Pengambilan tingkat
pendidikan tinggi ini didasari pemikiran bahwa
manusia-manusia yang lahir dari pendidikan ini
harus merupakan manusia pelopor yang memiliki
rasa kemandirian (self-regulated) dalam menghadapi
masa depan. Di perguruan tinggi mahasiswa
memerlukan kemandirian dan kedewasaan belajar,
mahasiswa diharapkan mampu menerapkan project-
based learning agar dapat meningkatkan prestasi
akademiknya sehingga memudahkan untuk
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya setelah
mereka menyelesaikan studinya.
Jurusan Teknik Mesin di UNM dalam membina
matakuliah teori perancangan mesin, baik pada
program D3 maupun program S1, memiliki
standar kompetensi teori perancangan mesin.
Standar kompetensi matakuliah tersebut adalah (1)
mahasiswa memiliki pengetahuan tentang dasar
perancangan mesin, (2) memiliki pengetahuan
tentang perhitungan kebutuhan bahan dan biaya
berdasarkan teori perancangan alat dan rincian
anggaran biaya (RAB), (3) memiliki kemampuan
dalam membuat urutan-urutan pengerjaan (langkah
kerja) didalam mendesain alat mulai dari tahap
perencanaan sampai tahap desain (gambar) produk,
(4) mampu mempresentasikan hasil rancangan

Rais, Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode Ekspositori dalam ... 35
produk berupa presentase kelompok dalam bentuk
proposal rancangan produk, dan (5) mampu dalam
melihat kebutuhan masyarakat luas, khususnya yang
berkaitan dengan aplikasi teknologi tepat guna.
Kompetensi matakuliah teori perancangan
mesin seperti disebutkan di atas menjadi tujuan dalam
penelitian ini. Melalui project-based learning prestasi
akademik mahasiswa seperti yang dirumuskan dalam
kurikulum dapat dicapai dengan baik. Pencapaian
hasil belajar dalam penelitian ini diupayakan
mahasiswa memperoleh pengetahuan teoretik dalam
bentuk dasar-dasar pengetahuan teori rancangan dan
desain alat-alat teknologi tepat guna. Hal tersebut
sangatlah penting, mengingat mahasiswa jurusan
Teknik Mesin belajar teori perancangan mesin dalam
waktu yang singkat yaitu satu semester, dan pada
semester berikutnya dilanjutkan dengan praktik
perancangan mesin. Kehadiran strategi pembelajaran
seperti project-based learning diharapkan dapat
membantu mahasiswa agar memliki kompetensi
terkait dengan kompetensi yang dipersyaratkan
oleh matakuliah teori perancangan mesin. Model
project-based learning yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model project-based learning
yang dirumuskan oleh Buck Institutute for Education
(2003) yang menjelaskan terminologi dan langkah-
langkah project- based learning.
Memandang bahwa variabel strategi
pembelajaran ( project-based learning dan
pembelajaran ekspositori) sebagai variabel metode
dan gaya belajar (variabel karakteristik pebelajar)
sebagai variabel moderator dimaksudkan untuk
meningkatkan validitas internal dari rancangan
penelitian. Selain itu, kedua variabel ini diasumsikan
memiliki pengaruh dalam pencapaian prestasi belajar
matakuliah teori perancangan mesin sebagai variabel
hasil pembelajaran. Dengan demikian, sejauh mana
strategi pembelajaran sebagai variabel metode
dan gaya belajar sebagai variabel kondisi dapat
memberikan pengaruh terhadap hasil pembelajaran
khususnya hasil pembelajaran matakuliah teori
perancangan mesin menarik untuk diteliti.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan quasi-
eksperimen. Kuasi eksperimen berusaha mencari
keterkaitan hubungan suatu variabel tertentu (Gall,
2003; Salkind, 2006). Dalam penelitian ini semua
kelompok mendapat perlakuan, yakni kelompok
pertama menggunakan strategi project-based
learning dan kelompok kedua menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori. Dengan demikian, desain
eksperimen penelitian ini merupakan versi dari
nonequivalent control group design (Tuckman, 1999)
faktorial 2x4.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri
Makassar yang berada pada semester IV tahun
akademik 2009-2010. Jumlah keseluruhan
berdasarkan data program studi jurusan Teknik Mesin
adalah 106 orang yang terdiri atas dua kelas, yaitu 48
orang S1 dan 58 orang D3. Penentuan penempatan
subjek sebagian sebagai kelompok eksperimen dan
sebagian sebagai kelompok kontrol didasarkan pada
ciri quasi-eksperimen yang menempatkan subjek
tidak secara acak dengan kata lain subjek sudah
terbentuk berdasarkan kelas yang sudah ada (Salkind,
2006). Berdasar pada ciri tersebut, maka subjek yang
terdiri dari dua kelas yang sudah terbentuk dapat
langsung digunakan sebagai kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Dalam hal ini kelas D3 yang berjumlah
58 orang ditempatkan sebagai kelas eksperimen
dan kelas S1 yang berjumlah 48 orang ditempatkan
sebagai kelas kontrol.
Prosedur Penelitian
Skenario pembelajaran, dan lembar kerja
mahasiswa (LKM) pada kedua kelompok berbeda,
namun dalam penggunaan alokasi waktu dan bobot
mata kuliah yang diberikan sama untuk kedua
kelompok dalam pembelajaran. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu (1) instrumen untuk
mengukur gaya belajar dan (2) instrumen untuk
mengukur prestasi belajar matakuliah perancangan
mesin. Instrumen pertama menggunakan instrumen
Kolb”s Learning Style Inventory (KLSI). Tes ini
digunakan untuk mengukur kemampuan individu
pebelajar berdasarkan empat kutub (a-d), yaitu
(1) concrete experience (CE)/feeling, (2) abstract
conceptualization (AC)/thinking, (3) active
experimentation (AE)/Doing, dan (4) Reflective
observation (RO)/Watching. Instrumen untuk
mengukur hasil belajar matakuliah Perancangan
Mesin berupa tes untuk mengukur kecakapan
akademik teori. Instrumen gaya belajar diuji validitas
dan rebialitasnya, dan tes prestasi belajar dilakukan
validitas isi.
Kegiatan pengumpulan data mencakup dua
tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
eksperimen. Kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam tahap persiapan adalah studi pendahuluan,

36 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013
penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian, pelatihan (pilot studi) dosen pengampu
mata kuliah perancangan mesin. Kegiatan dalam
studi pendahuluan meliputi (1) penyebaran kuesioner
kepada mahasiswa jurusan Teknik Mesin untuk
mengetahui karakteristik mahasiswa, (2) survei
kegiatan pembelajaran di jurusan Teknik Mesin, (3)
identi! kasi kondisi sarana dan prasarana perkuliahan.
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut (1) melakukan tes gaya
belajar, (2) memberikan pretest, (3) melaksanakan
intervensi pembelajaran (eksperimen), dan (4)
memberikan posttest.
Uji persyaratan analisis digunakan uji
normalitas data dan uji homogenitas varian. Uji
normalitas data menggunakan teknik Kolmogorov-
Smirnov dan uji homogenitas varian menggunakan
levene test. Uji normalitas data dan uji homogenitas
data dimaksudkan untuk memenuhi asumsi-asumsi
keparametrikan (Winarsunu, 2006: Sugiyono, 2008).
Analisis data dalam penelitian menggunakan
analisis statistik parametrik, dengan teknik analisis
Aanova (analisys of variance) dua jalur (Gall, 2003).
Analisis varian faktorial 2 x 4 digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian. Anava faktorial atau
anava ganda merupakan teknik statistik parametrik
yang digunakan untuk menguji perbedaan antara
kelompok-kelompok data yang berasal dari dua
variabel bebas atau lebih. (Winarsunu, 2006). Untuk
analisis digunakan bantuan SPSS 14,00 for windows.
HASIL
Deskripsi Dimensi Gaya Belajar
Deskripsi data hasil pengukuran dengan
menggunakan Kolb Learning Style Inventory (KLSI)
pada kedua kelompok subjek penelitian disajikan
dalam Tabel 1.
Deskripsi data prestasi belajar kelompok
mahasiswa yang diajar menggunakan strategi
project-based learning dan kelompok mahasiswa
Tabel .1 Deskripsi Gaya Belajar
Strategi Project-Based
Learning
(n = 58)
Strategi Pembelajaran
Ekspositori
(n = 48)
Jumlah/Total
(n = 106)
Diverging 8 (13.79%) 8 (16.67%) 16 (15.09%)
Converging 18 (31.03%) 14 (29.17%) 32 (30.19%)
Assimilating 20 (34.48%) 16 (33.33%) 36 (33.96%)
Accommodating 12 (20.69%) 10 (20.83%) 22 (20.75%)
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Data Prestasi Belajar Teori Perancangan Mesin
Strategi Pembelajaran Gaya Belajar Mean
Standar
Deviation
N
Project-Based Learning
Diverging 76.7500 4.86239 8
Converging 75.0000 12.55576 18
Assimilating 70.1500 10.13215 20
Accommodating 69.5000 7.41620 12
Total 72.4310 10.15341 58
Ekspositori
Diverging 70.6250 9.11729 8
Converging 68.9286 10.36425 14
Assimilating 67.1875 9.55140 16
Accommodating 66.5000 5.29675 10
Total 68.1250 8.87112 48
Total
Diverging 73.6875 7.73493 16
Converging 72.3438 11.86853 32
Assimilating 68.8333 9.85176 36
Accommodating 68.1364 6.57046 22
Total 70.4811 9.78919 106

Rais, Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode Ekspositori dalam ... 37
yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori
disajikan dalam Tabel 2.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian yang
dirumuskan dalam bentuk pernyataan hipotesis.
Hasil uji hipotesis disajikan dalam analisis varian
(ANOVA) dua jalur dalam Tabel 3.
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa Pertama,
ada perbedaan prestasi belajar matakuliah teori
perancangan mesin antara kelompok mahasiswa yang
dibelajarkan dengan strategi project-based learning
dengan strategi pembelajaran ekspositori pada
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM dengan nilai
F = 5.336 dan nilai probabilitas p = 0.023 yang lebih
kecil dari alpha 0.05 (p = < 0.05), sehingga hipotesis
nol (H
o
) ditolak. Berdasarkan Tabel 2, skor rata-rata
prestasi belajar matakuliah teori perancangan mesin
pada strategi project-based learning sebesar 72.4310
secara signifikan lebih tinggi daripada strategi
pembelajaran ekspositori sebesar 68.1250. Kedua,
tidak ada perbedaan prestasi belajar matakuliah teori
perancangan mesin antara kelompok mahasiswa
yang belajar dengan gaya belajar diverging,
converging, assimilating, dan accommodating pada
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM dengan nilai
F = 1.745 dengan nilai probabilitas p = 0.163 yang
lebih besar dari alpha 0.05 (p = > 0.05), sehingga
hipotesis nol (H
o
) diterima. Skor rata-rata prestasi
belajar matakuliah teori perancangan mesin pada
kelompok project-based learning masing-masing
adalah gaya belajar diverging sebesar 76.7500,
gaya belajar converging sebesar 75.0000, gaya
belajar assimilating sebesar 70.1500, dan gaya
belajar accommodating sebesar 69.5000. Skor rata-
rata prestasi belajar matakuliah teori perancangan
mesin pada kelompok pembelajaran ekspositori
masing-masing adalah gaya belajar diverging sebesar
70.6250, gaya belajar converging sebesar 68.9286,
gaya belajar assimilating sebesar 67.1875, dan gaya
belajar accommodating sebesar 66.5000. Ketiga,
tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan
gaya belajar (diverging, converging, assimilating,
dan accommodating) terhadap prestasi belajar
matakuliah perancangan mesin mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin UNM dengan nilai F = 0.229 dengan
nilai probabilitas p = 0.876 yang lebih besar dari
alpha 0.05 (p = > 0.05), sehingga hipotesis nol (H
o
)
diterima.
Pola interakasi antara strategi pembelajaran
dan gaya belajar terhadap prestasi belajar teori
perancangan mesin seperti ditampilkan dalam
Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Gambar Pola Interaksi antara
Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar
terhadap Prestasi Belajar Teori Perancangan
Mesin
Gambar 1 menunjukkan bahwa rata-rata prestasi
belajar teori perancangan mesin pada kelompok
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis
Source
Type III Sum
of Squares
df
Mean
Square
F Sig.
Corrected Model 1061.671
a
7 151.667 1.651 .130
Intercept 473857.411 1 473857.411 5.160E3 .000
Strategi Pembelajaran 490.098 1 490.098 5.336 .023
Gaya Belajar 480.860 3 160.287 1.745 .163
Strategi Pembelajaran * Gaya Belajar 62.957 3 20.986 .229 .876
Error 9000.291 98 91.840
Total 536626.500 106
Corrected Total 10061.962 105
a R Squared = .106 (Adjusted R Squared = .042)

38 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013
strategi project-based learning berada di atas dan
kelompok strategi pembelajaran ekspositori berada
di bawah. Kedua garis tidak bersentuhan, sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh interaksi
antara strategi pembelajaran dan gaya belajar
terhadap prestasi belajar teori perancangan mesin.
PEMBAHASAN
Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap
Prestasi Belajar Teori Perancangan Mesin
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar mata kuliah perancangan
mesin antara kelompok mahasiswa yang diberi
perlakuan menggunakan strategi pembelajaran
project-based learning dan kelompok mahasiswa
yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori
pada mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Besarnya
pengaruh strategi project-based learning dibanding
dengan strategi pmbelajaran ekspositori karena
strategi project-based learning lebih memberikan
kesempatan belajar pada mahasiswa untuk
bekerja di dalam tim, menemukan keterampilan
merencanakan, mengorganisasi, bernegosiasi, dan
membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang
akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab
untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan
dikumpulkan dan disajikan. Sementara dalam
pembelajaran ekspositori, kesempatan untuk
mengeksplorasi keterampilan belajar mahasiswa
seperti dikemukakan di atas kurang mendapat porsi
yang lebih. Temuan penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh (Sven,
2002; Sabry & Baldwin, 2003; Grey, 2004; Halil,
2008), yang menyimpulkan bahwa penerapan
project-based learning mengarah pada pencapaian
prestasi belajar yang baik.
Efek motivasi dan regulasi diri mahasiswa
terbangun dari rasa ingin tahu mahasiswa dalam
mengkaji masalah proyek sekaligus merumuskan
pendekatan solusi. Ketika mahasiswa belajar secara
berkelompok menemukan dan mengembangkan
ide-ide kreatif melalui diskusi diantara kelompok
proyek, disinilah terbentuk munculnya pengetahuan-
pengetahuan baru yang lahir dari proses belajar
project-based learning. Di bagian skenario ini
kemudian menjadikan mahasiswa sebagai pebelajar
yang mandiri penuh semangat dan inovatif. Asan
& Haliloglu (2005) mengatakan bahwa proses
project-based learning berproses dari kegiatan
mengumpulkan dan menganalisis informasi,
membuat penemuan, melaporkan hasil (Asan, &
Haliloglu, 2005), yang akan memberikan pengaruh
positif terhadap prestasi belajar dan sikap mahasiswa
terhadap matakuliah yang dipelajarinya (Akinoglu &
Tandogan, 2007).
Penerapan project-based learning telah
menunjukan bahwa pendekatan
tersebut dapat
membuat pebelajar mengalami proses pembelajaran
yang bermakna, yaitu pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme.
Project-based learning merupakan model
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar
konstruktivistik. Strategi pembelajarannya bersifat
kolaboratif, mengutamakan aktivitas pebelajar secara
aktif (active learning), mengkonstruk pengetahuan
dan keterampilan melalui pengalaman langsung,
dan membangun ide-ide pebelajar sebagai bentuk
alternatif pemecahan masalah nyata, (Thomas,
2000). Paham konstruktivis berpendapat bahwa
pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan
bermakna-guna (meaningful-use) dapat dikonstruk
melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik
(Cord, 2001; Hung & Wong, 2000; Myers & Botti,
2000; Marzano, 1992; Waras, 2007).
Belajar berbasis proyek mengantarkan pebelajar
pada latar pembelajaran yang bersifat nyata.
Penelitian yang dilakukan oleh Esche (2002)
pada mahasiswa tingkat III Stevens Institute of
Technology (SIT) Hoboken USA, suatu sekolah
tinggi bidang Teknik Mesin, berhasil dijadikan
rujukan untuk menerapkan project-based learning
pada semua penyajian mata kuliah. Salah satu alasan
yang mendasar, menurutnya latar pembelajaran pada
mata kuliah mengantarkan dinamika belajar pada
situasi nyata di lapangan. Beberapa mata kuliah
diseleksi untuk kemudian mengimplementasikan
metode project-based learning didalamnya. Salah
satu mata kuliah yang menjadi objek kajiannya
adalah mata kuliah Mekanika Teknik, Mekanisme
Mesin dan Dinamika Mesin.
Project-based learning merupakan proses
pendidikan yang dapat mengembangkan pengetahuan,
prinsip-prinsip dan praktek. Project-based learning
secara lebih nyata berkaitan dengan pendidikan
keteknikan yang banyak berkaitan dengan pekerjaan
keteknikan yang profesional yang dikerjakan dalam
suatu proyek. Metode project-based mendorong
mahasiswa agar kritis dalam menganalisis masalah-
masalah dan memberi solusi secara lebih luas. Salah
satu ciri dari project-based learning menurut Yildrim
(2004) adalah adanya perilaku anggota kelompok
yang bekerja secara kolaboratif di dalamnya.

Rais, Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode Ekspositori dalam ... 39
Strategi project-based learning menyediakan
lingkungan yang kondusif di mana pengajar dapat
membantu meningkatkan keterampilan pebelajar
melalui pembelajaran kooperatif dan pemecahan
masalah secara kolaboratif (Asan, & Haliloglu, 2005).
Pebelajar diberi kesempatan untuk
merencanakan
aktivitas
belajar, melaksanakan proyek secara
kolaboratif dan
pada akhirnya menghasilkan
produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada
rekan pebelajar lainnya
. Dengan demikian kegiatan
belajar demikian bukan sekedar kegiatan belajar
menerima dan menghafalkan konsep, melainkan
belajar lebih memaknai suatu konsep.
Belajar bermakna memerlukan strategi
pengorganisasian materi dan strategi penyampaian
yang sfesifik. Degeng, (2000) mengemukakan
bahwa pengemasan pembelajaran dewasa ini sering
berdasarkan asumsi-asumsi yang tidak sejalan
dengan hakikat belajar, hakikat orang belajar, dan
hakikat orang yang mengajar, sehingga kurang
mendorong belajar bermakna. Asumsi-asumsi ini
mendorong mahasiswa pada belajar hafalan (rote
style learning). Akibatnya, belajar hanya berorientasi
pada tujuan yang memiliki kesan kurang mendalam
pada diri pebelajar, bukan sebagai proses, padahal
belajar hendaknya berorientasi pada proses yang
memiliki kekuatan kesan yang lebih mendalam dan
bermakna dalam pengolahan informasi.
Strategi project-based learning secara teori bisa
unggul dan bisa pula tidak unggul bila dibandingkan
dengan strategi pembelajaran lainnya. Hal ini sangat
bergantung pada konten dan materi perkuliahan. Jika
materi perkuliahan berada dalam ranah kognitif yang
lebih tinggi seperti penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi dalam taksonomi tujuan belajar menurut
Bloom (1979), akan sangat tepat diajarkan dengan
strategi project-based learning. Sebaliknya, jika
materi perkuliahan yang berada dalam ranah
kognitif yang lebih rendah seperti pengetahuan dan
pemahaman, kurang cocok diajarkan dengan strategi
project-based learning. Bila dilihat dari human
capabilities menurut Gagne (1975), project-based
learning sangat sesuai digunakan apabila materi
perkuliahan berada dalam cakupan intellectual skils,
forming concept, applying rule, solving problem,
dan cognitive strategy. Sebaliknya, project-based
learning tidak sesuai lagi digunakan untuk materi
yang berada dalam cakupan verbal information.
Dalam penelitian ini perkuliahan dominan
berada dalam ranah kognitif yang lebih tinggi dan
dalam cakupan intellectual skills, forming concept,
applying rule, solving problem, dan cognitive
strategy. Hanya beberapa materi yang berada dalam
cakupan verbal information dan berada dalam ranah
kognitif pengetahuan dan pemahaman. Dengan
demikian, sifat materi perkuliahan yang diajarkan
seperti ini, sesuai dengan strategi project-based
learning, bukan dengan strategi pembelajaran
ekspositori.
Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi
Belajar
Secara teori gaya belajar diverging, converging,
assimilating, dan accommodating dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa. Adakalanya
mahasiswa yang memiliki gaya belajar diverging
dan accommodating unggul dalam prestasi belajar
pada mata pelajaran tertentu, dibanding dengan
mahasiswa yang memiliki gaya belajar converging
dan assimilating. Begitu pula sebaliknya adakalanya
mahasiswa yang memiliki gaya belajar converging
dan assimilating unggul dalam prestasi belajar
pada mata pelajaran tertentu, dibanding dengan
mahasiswa yang memiliki gaya belajar diverging
dan accommodating.
Mahasiswa bergaya belajar diverging
memiliki karakteristik: (1) senang belajar melalui
pengalaman-pengalaman kongkret (perasaan)
dan observasi re! ektif (pengamatan). (2) dalam
mengola informasi, lebih didominasi oleh intuisi,
perasaan, dan sensitivitas, (3) senang mengamati
contoh yang didemonstrasikan oleh pembelajar,
(4) senang menyimak hal-hal yang erat kaitannya
dengan emosi seperti keindahan gerak dan suasana,
(5) lebih senang mempelajari bidang seni, bahasa,
psikologi, dan sejarah. Mahasiswa yang bergaya
belajar converging memiliki karakteristik: (1)
senang belajar melalui proses konseptualisasi abstrak
(berpikir) dan eksperimentasi (berbuat), (2) dalam
mengola informasi, cenderung didominasi oleh
pemikiran dan perbuatan mencoba-coba (dengan
pengalaman praktis), (3) senang pada pengajaran
yang memadukan keseimbangan teoritis dan praktis,
dan (4) lebih senang mempelajari bidang teknik
dan kedokteran. Mahasiswa yang bergaya belajar
assimilating memiliki karakteristik: (1) senang
belajar melalui proses konseptualisasi abstrak
(berpikir) dan observasi re! ektif (pengamatan), (2)
dalam mengola informasi, cenderung didominasi
oleh pemikiran yang teoretis dan enggan berbuat, (3)
senang pada pengajaran yang berorientasi pada buku-
buku bacaan dan contoh-contoh, dan (4) lebih senang
mempelajari bidang seperti " sika dan matematika,

40 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013
dan teknologi informasi. Mahasiswa yang bergaya
belajar accommodating memiliki karakteristik:
(1) senang belajar melalui pengalaman kongkret
(perasaan) dan eksperimentasi aktif (berbuat), (2)
dalam mengola informasi cenderung didominasi
oleh situasi dan hal-hal praktis, (3) senang belajar
dengan mengandalkan intuisi dan tindakan praktis,
(3) merasakan perlunya teori-teori yang berorientasi
kepada buku sumber saja, dan (4) lebih senang
mempelajari bidang pemasaran, jasa, dan pendidikan
Kolb (2005).
Materi matakuliah perancangan mesin lebih
mudah dikuasai oleh mahasiswa bergaya belajar
converging dan assimilating. Hal ini disebabkan
karakteristik mahasiswa converging dan assimilating
cocok dengan materi matakuliah perancangan
mesin. Materi matakuliah perancangan mesin lebih
banyak berada pada ranah kognitif dan kapabilitas
manusia yang lebih tinggi. Dengan demikian
dalam mempelajari mata kuliah ini dibutuhkan
kemampuan memecahkan masalah secara konkret,
mende! nisikan masalah dan membuat keputusan
melalu pengamatan, mengasimilasikan berbagai
informasi dan menyusunnya kembali dengan logika
yang tepat, membuat perencanaan, mengembangkan
masalah dan menciptakan desain. Kemampuan-
kemampuan tersebut dimiliki oleh mahasiswa
bergaya belajar converging dan assimilating,
sehingga diharapkan mahasiswa bergaya belajar
converging dan assimilating akan memperoleh
prestasi belajar matakuliah perancangan mesin yang
lebih tinggi dibanding mahasiswa yang memiliki
gaya belajar diverging dan accommodating.
Temuan-temuan penelitian yang mendukung
penelitian disertasi ini, ini antara lain 1) Meryem
dan Buket (2009) melakukan penelitian pada 39
mahasiswa jurusan Pendidikan Komputer Fakultas
Pendidikan Universitas Hacettepe Turki. Hasilnya
menemukan tidak adanya perbedaan prestasi
belajar penggunaan media audiovisual berdasarkan
keempat gaya belajar converging, diverging,
assimilating, dan accommodating dengan nilai
F=0.001 dan p=0.98., 2) Warn (2009) melakukan
penelitian pada 70 mahasiswa semester 3 tahun
ajaran 2008-2009 Jurusan Perpajakan Universitas
INTI Malaysia. Hasilnya menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signi! kan diantara
kelompok mahasiswa yang memiliki gaya belajar
yang berbeda (diverging, converging, assimilating,
dan accommodating) dengan kemampuan memahami
teori dan praktek perpajakan, dan 3) Zacharis (2010)
melakukan penelitian pada 161 mahasiswa semester
I Juruan Ilmu Matematika dan Komputer Universitas
Teknologi Yunani. Hasilnya menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signi! kan secara statistic (F
=3.153; dan p = 0.205) antara kelompok mahasiswa
yang memiliki gaya belajar diverging, converging,
assimilating, dan accommodating dalam perolehan
prestasi belajar konsep dan teknik pemrograman
berorientasi objek pada matakuliah Pemrograman
Java-Komputer.
Temuan-temuan dalam penelitian ini
memberikan suatu kesimpulan bahwa perbedaan
gaya belajar tidak memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar. Alasannya,
karena: Pertama, pelaksanaan tes gaya belajar
mungkin berjalan tidak sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan, sehingga tidak mencerminkan
gaya belajar mahasiswa yang sebenarnya. Misalnya,
waktu pelaksanaan tes gaya belajar melebihi
ketentuan dan ada mahasiswa yang bekerja sama
dalam mengerjakan tes gaya belajar. Kedua, kontrol
terhadap variabel/kondisi penting mungkin lemah
atau kurang. Barangkali rancangan juga tidak
mempertimbangkan beberapa variabel penting
atau kurang mengantisipasi kejadian tertentu
yang mempengaruhi variabel terikat. Sebenarnya
peneliti sudah berusaha mengontrol beberapa
variabel kontrol, antara laian dosen, sarana belajar
(laboratorium), dan waktu. Dosen yang dilibatkan
dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol
sudah diupayakan memiliki kompetensi yang
setara baik dari segi pengalaman mengajar (masa
kerja), kemampuan memahami skenario, hingga
masalah kesediaan membagi waktu secara penuh,
namun diakui belum maksimal terpenuhi, karena
kondisi dosen berada diluar kemampuan peneliti.
Kemungkinan masih ada faktor-faktor lain yang
tidak mampu dikontrol oleh peneliti, tetapi turut
memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian.
Faktor-faktor tersebut antara lain motivasi belajar
mahasiswa, keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan
tugas secara kelompok, dan kesungguhan dosen
dalam mengajar. Selain itu faktor-faktor maturasi
atau kematangan yang disebabkan oleh molornya
waktu penelitian karena adanya tugas-tugas dosen
dan kegiatan kampus, serta perilaku tawuran
mahasiswa yang terkadang pindah ruangan/lokasi
untuk pelaksanaan pembelajaran eksperimen
akan turut mempengaruhi hasil penelitian. Ketiga,
penggunaan instrumen prestasi belajar yang sifat
tesnya adalah soal uraian kemungkinan menjadi salah
satu penyebab terjadinya bias hasil dari penelitian
disertasi ini. Sekalipun sudah melalui uji ahli, namun

Rais, Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode Ekspositori dalam ... 41
dalam pelaksanaannya mahasiswa merasa masih
sulit menyesuaikan antara kemampuan menjawab
soal dengan ekspektasi soal yang diminta dalam
penelitian. Tes uraian yang mungkin terlalu mudah
atau terlalu sukar, sehingga menghasilkan prestasi
belajar yang cenderung tinggi atau cenderung
rendah sehingga tidak mencerminkan kemampuan
mahasiswa yang sebenarnya sebagai dampak dari
perlakuan penelitian.
Pengaruh Interaksi antara Strategi
Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap
Prestasi Belajar
Interaksi adalah kerja sama dua variabel bebas
atau lebih dalam mempengaruhi suatu variabel terikat
(Kerlinger, 1986). Pengertian pengaruh interaksi
yang sejalan dengan pengertian yang disampaikan
oleh Kerlinger dikemukakan oleh Ghozali. Ghozali
(2009) mengemukakan bahwa pengaruh interaksi
adalah pengaruh bersama atau joint effect dua
atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen.
Hasil pengujian hipotesis terkait ada tidaknya
interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya
belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah
perancangan mesin menunjukkan nilai p = 0.481(p >
0.05). Artinya, bahwa tidak terdapat interaksi antara
strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap
prestasi belajar mata kuliah perancangan mesin.
Pengaruh strategi pembelajaran terhadap
prestasi belajar menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran berpengaruh terhadap perolehan
prestasi belajar. Beberapa kajian teoretis yang
mendukung pengaruh strategi project-based learning
terhadap prestasi belajar adalah diungkapkan oleh
Thomas (2000), menyatakan bahwa project-based
learning menekankan pendidikan yang memberi
peluang pada sistem pembelajaran yang berpusat pada
siswa, kolaboratif dan mengintegrasikan masalah-
masalah yang nyata dan praktis, pengajarannya
efektif dalam membangun pengetahuan dan
kreativitas.
Sementara penelitian yang mendukung temuan
ini diungkapkan oleh Grant (2005), yang menyatakan
bahwa project-based learning dapat mengembangkan
pikiran reflektif dan keterampilan memecahkan
masalah, efektif dalam pendidikan teknik yang
mana memberi perimbangan dengan metode gaya
pembelajaran tradisional di kelas. Sinergi antara
project-based learning dengan pembelajaran
tradisional di kelas dapat meningkatkan keterampilan
ber! kir mahasiswa.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
mahasiswa dari cara belajar berbasis proyek
menguatkan dugaan bahwa keberadaan strategi
pembelajaran ini menjadi salah satu penyebab
semangat belajar kolaboratif. Belajar secara
kolaboratif memungkinkan mahasiswa sebagai
kelompok pebelajar dapat saling menuangkan
gagasan, mengkritisi masalah dan saling bertukar
ide dan saran perbaikan pada laporan rancangan
proyek yang dibuat. Melalui project-based learning,
mahasiswa akan makin kritis dalam menyampaikan
gagasan-gagasan yang bersifat ilimiah. Disinilah
pentingnya bagaimana gaya belajar mahasiswa
berperanan dalam menemukan cara terbaik dalam
memperoleh pengetahuan.
Pengaruh variabel gaya belajar seperti
dikemukakan sebelumnya, diduga memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar. Dugaan ini didasari oleh
sejumlah pandangan baik secara teoretis maupun
hasil penelitian sebelumnya. Secara teoretis
dikemukakan oleh Slavin (1994), Kolb (1984),
Arends (2004), Santrock (2007), menyatakan bahwa
salah satu cara yang dapat dilakukan agar individu
memiliki prestasi belajar adalah dengan menemukan
gaya belajarnya. Sementara temuan dalam penelitian
menunjukkan bahwa gaya belajar umumnya memiliki
pengaruh secara signi! kan terhadap prestasi belajar.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Kolb
(2005), Pushpavatie (2006), menunjukkan bahwa
perbedaan gaya belajar setiap individu berpengaruh
secara positif terhadap pencapaian prestasi akademik.
Dikatakan bahwa rata-rata pencapaian akademik
diintervensi oleh cara individu dalam merespon dan
memproses setiap informasi.
Dukungan teoretis dan empiris dari kedua
variabel utama yaitu strategi pembelajaran dan
gaya belajar terhadap prestasi belajar sebagai
variabel terikat berimplikasi pada lemahnya
pengaruh interaksi strategi pembelajaran dan gaya
belajar terhadap prestasi belajar. Artinya dapat
dikatakan bahwa lemahnya interaksi ini dilandasi
oleh asumsi bahwa pengaruh strategi pembelajaran
tidak dimoderasi oleh perbedaan gaya belajar.
Dalam arti bahwa pengaruh strategi pembelajaran
( project-based learning dan ekspositori) terhadap
prestasi belajar matakuliah perancangan mesin akan
diperlemah oleh perbedaan gaya belajar (diverging,
converging, assimilating, dan accommodating).
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi
antara strategi pembelajaran dan gaya belajar
terhadap prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa

42 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013
temuan dalam penelitian ini, pengaruh strategi
pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa
berlaku lebih lemah pada masing-masing kelompok
gaya belajar (diverging, converging, assimilating,
dan accommodating). Catatan dalam penelitian ini
terkait dengan lemahnya pengaruh gaya belajar dan
interaksi antara strategi pembelajaran gaya belajar
adalah pemilihan gaya belajar yang nampaknya
terlalu banyak belum mampu memfokuskan
kondisi pebelajar sebagai variabel yang benar-benar
mengukur perilaku. Sehingga, diperlukan studi lebih
lanjut terkait pemilihan gaya belajar yang benar-
benar lebih sesuai, selain gaya belajar David A. Kolb.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, selanjutnya
akan dijelaskan kesimpulan dan saran – saran sebagai
berikut :
Ada perbedaan prestasi belajar matakuliah teori
perancangan mesin antara kelompok mahasiswa
yang diberi perlakuan menggunakan strategi project-
based learning dan kelompok mahasiswa yang
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada
mahasiswa jurusan Teknik Mesin UNM. Penggunaan
strategi project-based learning memberikan
perolehan prestasi belajar yang lebih baik daripada
strategi pembelajaran ekspositori.
Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar
matakuliah teori perancangan mesin antara kelompok
mahasiswa yang memiliki gaya belajar diverging,
converging, assimilating, dan accommodating
pada mahasiswa jurusan Teknik Mesin UNM.
Hal yang menyebabkan temuan penelitian seperti
ini adalah sebagai berikut. Pertama, pelaksanaan
tes gaya belajar mungkin berjalan tidak sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, sehingga
tidak mencerminkan gaya belajar mahasiswa yang
sebenarnya. Kedua, kontrol terhadap variabel
kondisi pembelajaran penting mungkin lemah
atau kurang. Barangkali rancangan juga kurang
mempertimbangkan beberapa variabel penting
atau kurang mengantisipasi kejadian tertentu yang
mempengaruhi variabel terikat. Ketiga, kemungkinan
terdapat masalah-masalah dengan instrumen yang
digunakan dalam penelitian, khususnya instrumen
tes uraian prestasi belajar perancangan mesin.
Tidak terdapat interaksi antara strategi
pembelajaran dan gaya belajar terhadap prestasi
belajar matakuliah teori perancangan mesin pada
mahasiswa jurusan Teknik Mesin UNM. Hal
ini menegaskan bahwa pengaruh bersama atau
pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran
( project-based learning vs ekspositori) dengan gaya
belajar (diverging, converging, assimilating, dan
accommodating) berlaku lemah dalam memperoleh
prestasi belajar.
Saran
Sebagai upaya pemanfaatan temuan hasil
penelitian penggunaan strategi pembelajaran dalam
penelitian, diajukan beberapa saran sebagai berikut:
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini,
project-based learning menjadi strategi pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mendapatkan
prestasi belajar yang lebih baik, sehingga strategi
pembelajaran ini dapat diterapkan pada mata kuliah
tertentu dengan sub pokok bahasan tertentu.
Penelitian dengan penerapan strategi project-
based learning menuntut sarana dan prasarana
belajar yang memadai. Artinya sarana dan prasarana
belajar disesuaikan dengan kompetensi dasar dari
pokok bahasan mata kuliah yang akan dibahas.
Selain itu, kesuksesan pelaksanaan project-based
learning dapat tercapai hanya dengan menguasai
skenario dan langkah-langkah pembelajaran yang
telah dirumuskan. Jika strategi project-based
learning dilatihkan pada dosen dalam kurun waktu
tertentu, dapat diduga prestasi belajar mahasiswa
akan meningkat.
Bagi pihak yang ingin melakukan penelitian
tentang project-based learning, disarankan untuk
menggunakan variabel moderator yang lain yang
diduga ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa, seperti: intelegensi, motivasi belajar, dan
pengetahuan awal. Tujuannya adalah diperoleh hasil
yang lebih optimal dalam mengakomodasi variabel-
variabel yang terkait dengan karakteristik pebelajar
yang dapat menyebabkan terjadinya perolehan hasil
belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Arends, R.I. 2004. Learning to Teach. Sixth Edition. New
York: McGraw-Hill Book Companies.
Asan, A & Haliloglu, Z. 2005. Implementing Project Based
Learning In Computer Classroom. The Turkish
Online Journal of Educational Technology-TOJET,
(online) 4(2): 1-12, (http://www.tojet.net/articles/
4310.doc), diakses 3 April 2008

Rais, Project-Based Learning vs Pembelajaran dengan Metode Ekspositori dalam ... 43
Bloom, B.S. (Ed). 1979. Taxonomy of Educational
Objectives. London: Longman Group Ltd.
Buck Institutute for Education. 2003. Handbook
of Project-Based Learning. Second Edition.
Oackland California: BIE Publishers.
Cord, 2001. Contextual Learning Resource, (online),
(http://www.cord.org/lev2.cfm/65), diakses 3
Desember 2006.
Degeng, I. N. S. 2000. Paradigma Baru Pendidikan
Memasuki Era Demokratisasi Belajar. Makalah
disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel
Nasional Teknologi Pembelajaran V. Program Studi
Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang Bekerjasama dengan
Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia
(IPTPI) Cabang Malang, Malang, 7 Oktober.
Degeng, I. N. S. 1997. Strategi Pembelajaran:
Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi.
Malang: Penerbit IKIP Malang Kerjasama
dengan Biro Penerbitan Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia. Jakarta
Djohar, As’ari. 2008. Perspektif Pendidikan Menengah
Kejuruan dalam Menyiapkan Tenaga Kerja
yang Siap Mendukung Proses Pembangunan di
Berbagai Bidang. Makalah Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 5 Mei.
Esche, S.K. 2002. Project-Based Learning (PBL) in a
Course on Mechanisms and Machine Dynamics.
World Transactions on Engineering and Technology
Education. 1(2): 201-204.
Gagne, R.M. 1975. Essentials of Learning for Instruction.
New York: Holt. Rinchart and Winston.
Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W. R. 2003. Educational
research: An Introduction. Seventh Edition.
Boston: Pearson Education,Inc.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Grant, M.M & Branch, R.M. 2005. Project-Based
Learning In a Middle School: Tracing Abilities
Through The Artifact of Learning. Journal of
Research on Technology in Education, 38(1):65-98.
Grey, C. 2004. Essential Readings in Management
Learning. Sage Publications:London
Halil, T. 2008. Prospective of Science Teachers
Conceptualizations about Project-Based Learning.
International Journal of Instruction, 1(1):61-79.
Hung, D.W., & Wong, A.F.L. 2000. Activity Theory
as a Framework fo Project Work in Learning
Environments. Educational Technology, 40(2):
33-37.
Kerlinger, F. N. 1986. Asas-Asas Penelitian Behavioral.
Terjemahan oleh Landung R. Simatupang. 1990.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kolb, D.A. 1984. Experiential Learning: Experience
as The Source of Learning and Development.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Kolb, D.A. 1999. Learning Style Inventory. Version 3.
Boston: Hay/McBer
Kolb. A.Y & Kolb D.A. 2005. Learning Styles and
Learning Spaces: Enhancing Experiential Learning
in Higher Education. Academy of Management
Learning & Education, 4(2): 193–212.
Lee, W. S. 2005. Encyclopedia of School Psychology.
United Kingdom: Sage Publications.
Marzano, R.J. 1992. A Different Kind of Classroom:
Teaching with Dimensions of Learning. Verginia:
ASCD.
Meryem, Y. & Buket, A. 2009. The Effect of Learning
Styles on Achievement in Different Learning
Environments. Turkish Online Journal of
Educational Technology, 8(4): 43-50.
Myers, R.J., & Botti, J.A. 2000. Exploring the Environment:
Problem-Based Learning in Action. http: www.cet.
edu/research/conference.html.
Pritchard, A. 2008. Ways Of Learning: Learning Theories
and Learning Styles in the Classroom. New York:
Routledge.
Reigeluth. C.M. 1999. Instructional-Design Theories
and Models. Volume II. New Jersey. Lawrence
Erlbaum Associates.
Sabry, K., & Baldwin, L., 2003, Web-Based Learning
Interaction and Learning Styles. British Journal of
Educational Technology, 34(4): 443-454.
Salkind, J. N. 2006. Exploring research: Sixth Edition.
New Jersey: Prentice Hall.
Santoso, S. 2005. SPSS: Statististik Multivariat. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo
Santrock, W. J. 2007 Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Slavin. 1994. Educational Psychology. Fourth Edition.
Needham Heights Massachusetts: Alyyn and
Bacon.
Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Cetakan ke
13. Bandung: CV Alfabeta.
Sven K.E. 2002. Project-Based Learning (PBL) in a course
on mechanisms and machine dynamics. World
Transactions on Engineering and Technology
Education, 1(2):(201-204.
Thomas, J.W., Margendoller, J.R., & Michaelson, A. 1999.
Project-Based Learning: A. Handbook for Middle
and High School Teachers, (online), (http://www.
bgsu.edu/organizations/ctl/proj.html), diakses 23

44 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013
Maret 2008.
Thomas, J. W. 2000. A Review of Research on Project-
Based Learning, (online), (http://www.autodesk.
com/foundation), diakses 23 Maret 2008.
Tuckman, W. B. 1999. Conducting Educational Research:
Second Edition. USA: Harcourt Brace Jovanovich,
Publisher.
Waras. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model
Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran,
(Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com),
diakses 23 Juli 2007.
Winarsunu, T. 2006. Statistik dalam Penelitian
Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Pres.
Yildirm, N. Z (2010). Increasing Effectiveness of Strategic
Planning Seminars Through Learning Style.
Australian Journal of Teacher Education. 35(4):
12-24.
Zacharis, N.Z. 2010. The Impact of Learning
Styles on Student Achievement In A Web-
Based Versus an Equivalent Face-To-Face
Course. College Student Journal, (online),
(http://! ndarticles.com/p/articles/mi_m0FCR/
is_3_44/ai_n55503868/?tag=content;col1),
diakses 24 Desember 2010.