PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 15-16 JANUARI 2021
330

PENDIDIKAN KARAKTER DAN ETIKA DALAM PENDIDIKAN

Yusri Fajri Annur
1
, Ririn Yuriska
2
, Shofia Tamara Arditasari
3

Email : [email protected]

1,2,3
Universitas Bengkulu


Abstrak: Permasalahan tentang tantangan pendidikan di masa depan yang terletak pada usaha
menyiapkan penerus bangsa yang memiliki karakter sehingga dapat menjawab berbagai permasalahan
zaman. Pendidikan yang di berikan seharusnya tidak hanya menekankan pada ilmu pengetahuan dan daya
hafal siswa saja melainkan lebih ke nilai-nilai dan cara berfikir agar menjadi manusia unggul yang
berkarakter. Etika dan nilai-nilai itu dapat diberikan secara efektif dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter. pendidikan moral pancasila, dan pendidikan keagamaan. Relevan dengan proses pendidikan
karakter sebagai upaya implementasi nilai-nilai karakter bagi calom penerus bangsa. Etika pendidikan
berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harus melakukan suatu tindakan berdasarkan etika,
termasuk di dalamnya proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Ada kesalahan umum di
masyarakat sebagai lapangan pendidikan tempat mempraktikkan pendidikan tidak memberikan nilai-nilai
etika yang benar sebagai dasar yang mendidik. Kondisi ini akan terus terjadi dari generasi ke generasi dan
pengaruhnya terus berlangsung dan menghasilkan kerusakan moral bagi generasi selanjutnya, termasuk
juga di dalamnya pendidik. Oleh karena itu, dalam upaya mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan,
maka harus diterapkan model pendidikan berkarakter yang berbasis pada firman Tuhan, Pancasila dan
nilai luhur budaya bangsa (adat).

Kata Kunci: Etika, Pendidikan, Karakter, Moral

Abstract: The problem regarding the challenges of education in the future lies in the effort to prepare a
nation that has character so that it can answer the various problems of the times. The education that is
given should not only emphasize knowledge and memorization of students, but rather on values and ways
of thinking in order to become a superior human with character. Ethics and values can be provided
effectively by integrating character education. Pancasila moral education, and religious education.
Relevant to the character education process as an effort to implement character values for future
candidates for the nation. Educational ethics is based on a real study that humans must take action based
on ethics, including the teaching and learning process in education. There is a common mistake in society
as an educational field where practicing education does not provide correct ethical values as an
educational basis. This condition will continue from generation to generation and its influence will
continue and produce moral damage for the next generation, including educators. Therefore, in an effort
to overcome the moral crisis in the world of education, a character education model that is based on the
word of God, Pancasila and the noble values of national culture (adat) must be applied.

Keywords: Ethics, Education, Character, Morals


Pendahuluan
Bicara tentang pendidikan sudah umum
kiranya pendidikan dianggap satu-satunya jalan
dalam mencapai kejayaan umat manusia bukan
hanya itu pendidikan juga merupakan penawar dari
kebodohan sehingga dapat mengatasi segala
permasalahan dalam hidup dan kehidupan manusia
baik pribadi maupun sosial. Pendidikan merupakan
kata yang berasal dari kata “didik” dan kata
kerjanya menjadi mendidik yang telah
dilaksanakan semenjak manusia hadir di muka
bumi dengan tujuan sederhana bahwa pendidikan
diperlukanm untuk mendidik generasi muda untuk
bisa bertahan hidup sebagai seorang manusia.
Dalam tujuan pendidikan nasional ialah untuk
meningkatkan kualitas manusia. Karena itu, bentuk
pendidikan lebih berupa mewariskan wawasan,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan
untuk kemajuan hidup manusia dari generasi ke
generasi Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.(Kemdikbud, 2019)
Etika dan pendidikan merupakan dua kata
penting yang berbeda namun tidak dapat

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 15-16 JANUARI 2021
331

dipisahkan dalam praktiknya. Untuk dapat
memahami kedua pokok ini sebagai modal awal
dalam pemahaman yang benar tentang etika
pendidikan harus didasarkan pada suatu pengertian
yang benar tentang etika pendidikan itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa etika pendidikan
merupakan sebuah proses pendidikan yang
berlangsung secara etis dan terus-menerus dalam
kehidupan seseorang melalui pengajaran dan
penekanan terhadap etika itu sendiri sehingga
kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minatnya dapat
dikembangkan seimbang dengan etika yang baik
dan benar dalam menjalani kehidupannya. “Rata-
rata semua orang mengenali pendidikan dan
melaksanakan pendidikan baik formal atau non
formal. Pendidikan tidak terpisah dari etika dalam
kehidupan manusia. Anak-anak menerima
pendidikan dari orang tuanya dan setelah anak-
anak ini sudah dewasa dan berkeluarga, mereka
juga akan memberi pendidikan dari orang tuanya
dan mendidik anak mereka dengan baik sesuai
dengan etika yang biasanya diwariskan atau bisa
disebut adat istiadat.”
Etika dan pendidikan dua pokok yang sangat
erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain,
seorang yang memiliki pendidikan dan dikatakan
berpendidikan akan dilihat dari cara dan gaya
hidupnya yang menunjukkan etika (perbuatan dan
perkataan) yang baik, sopan dan santun. Hal ini
menjadi landasan etika, karena menurut Umar
Tirtaraharja bahwa, “Pendidikan bermaksud
membantu peserta didik untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih
kemungkinan untuk menjadi manusia. Pendidikan
itu berlangsung dengan baik dan berhasil, jika
seorang pendidik memahami dan menerapkan
konsep keteladanan yang baik berdasarkan etika
dan moral yang baik.”
Sedang karakter mengacu kepada
serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior),
motivasi (motivation), dan keterampilan (skill)
yang dimiliki manusia dan seorang yang
berkarakter baik akan menerapkan dan
mencerminkan etika yang baik. Tujuan pendidikan
karakter memuat gambaran tentang nilai-nilai yang
baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk
kehidupan.

Pembahasan
Etika Pendidikan
Etika Pendidikan bisa diartikan sebagai ilmu
atau pelajaran etika, mengenai teori bagaimana
seharusnya berperilaku atau berbuat dan tidak
berbuat terhadap orang lain, khususnya dalam
praktik pendidikan. Etika pendidikan itu sendiri
berisi aturan perilaku yang diterima secara sosial
yang memberi tekanan pejabat-pejabat pendidikan
untuk memelihara kesadaran nilai yang tinggi dan
jujur serta adil dalam memberi layanan kepada
publik. Jika pendidikan yang dimaksudkan di
institusi secara formal, maka Guru, siswa, dan
semua personil lainnya harus memiliki etika yang
baik dalam bertingkah laku sehari-hari.(Tas’adi,
2016)
1. Etika
Secara etimologi Etika berasal dari bahasa
Yunani adalah “Ethos”, yang biasanya berkaitan
erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghin- dari hal-hal tindakan yang buruk. Etika
dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi
dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku”.
Dan pada praktiknya, pendidikan moral cenderung
memiliki cakupan lebih sempit, yaitu hanya pada
perkembangan keilmuan kognitif, sedangkan
pendidikan karakter memilik cakupan lebih luas
dan komprehensif.(Reksiana., 2018) Istilah lain
yang identik dengan etika, yaitu: kata Etiket
menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus
dilakukan manusia. “Susila (Sanskerta), lebih
menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan
hidup (sila) yang lebih baik (su). Akhlak (Arab),
berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Sedang secara terminologis menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata “Etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak
dan kewajiban moral. Kumpulan asas/nilai yang
berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai yang
benar dan salah yang dianut masyarakat.”. Dari
asal usul kata, “Etika berasal dari bahasa Yunani
“ethos” yang berarti adat istiadat/kebiasaan yang
baik. Menurut Tanyid 2014 “etika tidak hanya
sekadar sebuah ilmu tentang yang baik dan buruk
ataupun bukan hanya sekadar sebuah nilai, tetapi
lebih dari itu bahwa etika adalah sebuah kebiasaan
yang baik dan sebuah kesepakatan yang diambil
berdasarkan suatu yang baik dan benar” Etika
mempersoalkan bagaimana manusia bertindak,
sedangkan moral mempersoalkan bagaimana
semestinya tindakan manusia itu. (Muhammad
Kristiawan, 2016).
2. Ciri-ciri Etika
Ciri-ciri etika diantaranya tetap berlaku
meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan,
etika bersifat absolute atau mutlak. etika terdapat
dalam cara pandang dari sisi batiniah manusia dan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 15-16 JANUARI 2021
332

etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau
perlakuan manusia.(Rukiyanti, 2018.)
3. Jenis-jenis Etika
Secara umum etika dapat di bagi menjadi
dua jenis. Mengacu pada pengertian etika di atas,
beberapa jenisnya adalah sebagai berikut:
1) Etika Filosofis adalah suatu etika yang
bersumber dari aktivitas berpikir yang
dilakukan oleh manusia dengan kata lain,
etika merupakan bagian dari filsafat.
Berbicara tentang filsafat maka kita perlu
mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;
Empiris, yaitu cabang filsafat yang
membahas sesuatu yang ada atau konkret.
Misalnya filsafat hukum yang mempelajari
mengenai hukum; Non Empiris, yaitu
filsafat yang berusaha melampaui hal
konkret dengan seolah- olah menanyakan
sesuatu yang ada di balik semua gejala
konkret.
2) Etika Teologis Pada dasarnya etika
teologis terdapat pada setiap agama. Etika
teologis ini adalah bagian dari etika secara
umum karena mengandung berbagai unsur
etika umum dan dapat dimengerti jika
memahami etika secara umum. Masyarakat
Indonesia berkeyakinan bahwa pencipta
alam semesta adalah Tuhan yang Maha
Kuasa. Setiap yang hidup akan kembali
lagi kepada-Nya dan akan
mempertanggung jawabkan perbuatannya
di dunia (Muhammad Kristiawan, 2016).

Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil.
Pengertian pendidikan karakter adalah suatu
usaha manusia secara sadar dan terencana untuk
mendidik dan memberdayakan potensi peserta
didik guna membangun karakter pribadinya
sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat
bagi diri sendiri dan lingkungannya. Bisa dikatakan
bahwa pendidikan karakter itu sangat erat
hubungannya dengan pendidikan moral dimana
tujuannya untuk membentuk dan melatih
kemampuan individu secara terus-menerus guna
penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.
Adapun pengertian Pendidikan Karakter menurut
para ahli, yaitu :
1) T. Ramli (2003): Pengertian pendidikan
karakter adalah pendidikan yang
mengedepankan esensi dan makna
terhadapmoral dan akhlak sehingga hal
tersebut akan mampu membentuk pribadi
peserta didik yang baik.
2) Suyanto (2009): Pendidikan sebagai cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bkerja
sama, bai dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, maupun Negara.
3) Elkind (2004): Pendidikan karakter ialah
segala sesuatu yanh dilakukan guru, yang
mampu mempengaruhi karakter peserta
didi. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal tersebut mencakup
bagaimana perilaku guru, cara berbicara
guru ataucara guru menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya.
4) John W. Santrock (2007): Pendidikan
karakter adalah pendidikan yang dilakukan
dengan pendekatan langsung kepada
peserta didik untuk menanamkan nilai
moral dan memberi kan pelajaran kepada
murid mengenai pengetahuan moral dalam
upaya mencegah perilaku yang yang
dilarang.
5) Thomas Lickona (1991): Pendidikan
karakter itu merupakan sebuah usaha yang
dilakukan seseorang dengan sengaja untuk
membantu seseorang sehingga seseorang
tersebut dapat memahami, memperhatikan,
serta melakukan nilai-nilai etika yang inti.
6) Kertajaya (2010): Karakter adalah ciri khas
yang dimiliki oleh suatu objek atau
individu. Katakteristik ang asli dan berakar
pada kepribadian atau individu benda, serta
“mesin” yang men dorong
bagaimanabertindak, berperilaku, dan
menanggapi sesuatu.
1. Pendidikan
Modal awal dalam sebuah pemahaman yang
benar tentang pendidikan, harus didasarkan pada
suatu pengertian yang benar tentang pendidikan itu
sendiri. Pendidikan merupakan sebuah proses yang
dapat terjadi secara terus-menerus dalam
kehidupan seseorang melalui pengajaran sehingga
kemampuan, bakat, kecakapan dan minatnya dapat
dikembangkan. Di bawah ini, beberapa pengertian
tentang pendidikan yaitu:
a. “Education is the process by which the
human mind is disciplined and developed.”
(Pendidikan adalah suatu proses dengan
mana pemikiran, rasio, mental manusia
didisiplin dan dikembangkan). Hal ini
didasarkan pada sebuah pemikiran bahwa
manusia itu adalah “Homosapiens” artinya

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 15-16 JANUARI 2021
333

jenis makhluk yang dapat berpikir dengan
menggunakan logika.
b. “Education is the process by which the
individual is thought loyalty and
conformity to the group and to social
institutions.” (Pendidikan adalah kegiatan
atau proses dengan mana individual dibina
agar loyal setia tanpa syarat dan
penyesuaian membuat pada kelompok atau
lembaga sosial).
c. “Education is a process of growth in which
the individual is helped to developed his
powers, his talent, his abilities, and his
interest.” (Pendidikan adalah suatu proses
pertumbuhan dalam mana individu dibantu
mengembangkan d aya-daya
kemampuannya, bakatnya, kecakapannya
dan minatnya) (Tanyid, 2014)
2. Karakter
Secara harfiah istilah karakter berasal dari
bahasa Inggris “character” yang berarti watak,
karakter, atau sifat. Dalam KBBI watak diartikan
sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi
segenap pikiran dan perbuatannya, atau berarti
tabiat, dan budi pekerti. Karakter adalah tabiat,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain.
Karakter adalah “distinctive trait, distinctive
quality, moral strength, the pattern of behavior
found in an individual or group.” “Character
determines someone’s private thought and
someoen’s perfect done. Good character is the
inward motivation to do what is rigth, according to
the highest standard of behavior in every situation.
“Character is the sum of all the qualities that make
you who you are. It’s your values, your thoughts,
your words, and your action.” Karakter merupakan
serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan
keterampilan untuk melakukan hal yang terbaik.
Karakter adalah keseluruhan nilai- nilai, pemikiran,
perkataan, dan perilaku atau perbuatan yang telah
membentuk diri seseorang. Karakter merupakan
jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat pada
diri seseorang. Sebagai aspek kepribadian, karakter
merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh
dari mentalitas, sikap, dan perilaku seseorang.
(Purnamasari, 2017)
Karakter seseorang berkembang berdasarkan
potensi yang dibawa sejak lahir atau yang dikenal
sebagai karakter dasar yang bersifat biologis.
Menurut Ki Hajar Dewantara, aktualisasi karakter
dalam bentuk perilaku sebagai hasil perpaduan
antara karakter biologis dan hasil interaksi dengan
lingkungannya. Karakter dapat dibentuk melalui
pendidikan karena pendidikan merupakan alat yang
paling efektif untuk menyadarkan individu dalam
jati diri kemanusiaannya. Dengan pendidikan akan
dihasilkan kualitas manusia yang memiliki
kehalusan budi dan jiwa, memiliki kecemerlangan
pikiran, kecekatan raga, dan memiliki kesadaran
penciptaan dirinya. Dibanding faktor lain,
pendidikan memberikan dampak dua atau tiga kali
lebih kuat dalam pembentukan kualitas manusia.
3. Fungsi Pendidikan Karakter
Secara umum fungsi pendidikan ini adalah
untuk membentuk karakter seorang peserta didik
sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak
mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik.
Adapun beberapa fungsi pendidikan karakter
menurut Zubaedi (dalam Muhammad Fadhillah &
Lilif Mulifatu Khorida, 2013: 27-28) adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi pembentukan dan
pengembangan potensi supaya
berpikiran baik, berhati baik, berprilaku
baik, sesuai falsafah hidup Pancasila.
b. Fungsi perbaikan dan penguatan
dimaksudkan pendidikan karakter
dapat memperbaiki dan menguatkan
peran keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat dan pemerintah demi
menuju bangsa yang maju, mandiri, dan
sejahtera.
c. Fungsi penyaring, dengan adanya
pendidikan karakter akan memudahkan
dalam memilah dan menyaring budaya
asing yang tidak sesuai dengan
Pancasila dan karakteristik budaya
bangsa.
4. Tujuan Pendidikan Karakter
Pada dasarnya konsep awal pendidikan
karakter adalah seperti tujuan pendidikan yang
pada intinya yaitu memanusiakan manusia,
membangun dan membentuk insan kamil atau
manusia yang seutuhnya. Maksudnya adalah
pendidikan diharapkan dapat menghasilkan
manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya
dengan kemampuan yang dimilikinya serta dapat
mengubah dan membentuk hidup manusia secara
mandiri, cerdas dan berkarakter seutuhnya.
(Lickona , 2003)
Hal tersebut didukung oleh statement Mark
dan Terence yakni :
“Morality is directed and constructed to
perform a large range of independent functions to
prohibit destruction and harm, to promote
harmony and stability, to develop what is best in
us. It promotes she social and economic conditions
that sustain mutually benefical trust and
cooperation, articulates ideals and excel lence, sets
priorities among the activities that constitute our
lives”.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 15-16 JANUARI 2021
334

Artinya adalah:
“Moralitas diarahkan dan dibangun untuk
melakukan berbagai macam fungsi independen
untuk melarang perusakan dan membahayakan,
untuk mempromosikan harmoni dan stabilitas,
untuk mengembangkan apa yang terbaik dalam diri
kita.Hal ini mendorong kondisi sosial dan ekonomi
yang menopang kepercayaan y ang saling
menguntungkan dan kerjasama, mengartikulasikan
cita-cita dan unggul, menetapkan prioritas diantara
kegiatan yang menerapkan hidup kita”.
5. Pentingnya Pendidikan Karakter
(Lickona, 1991) Mengatakan bahwa
setidaknya ada tujuh alas an mengapa pendidikan
karakter harus diberikan kepada warga Negara
sejak dini, yaitu:
a. Merupakan cara paling baik untuk
memastikan para murid memiliki
kepribadian dan karakter yang baik dalam
hidupnya.
b. Pendidikan ini dapat membantu
meningkatkan prestasi akademik anak
didik.
c. Sebagian anak tidak bisa membentuk
karaker yang kuat untuk dirinya sendiri di
tempat lain.
d. Dapat membentuk individu yang
menghargai dan menghormati orang lain
dan dapat hidup di dalam masyarakat yang
majemuk.
e. Sebagai upaya mengatasi akar masalah
moral sosial, seperti ketidakjujuran,
ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja
rendah, dan lain-lain
f. Merupakan cara terbaik untuk membentuk
perilaku individu sebelum masuk ke dunia
kerja/ usaha.
g. Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai
budaya yang merupakan bagian dari kerja
suatu peradaban.
h. Dari yang penjelasan diatas, kita
menyadari bahwa pendidikan karakter
sangat penting bagi setiap orang. Dengan
begitu, maka para guru, dosen, dan orang
tua sudah seharusnya senantiasa
menanamkan nilai-ilai karakter yang baik
kepada anak didiknya. Pembinaan karakter
harus terus menerus dilakukan secara
holistik dari semua lingkungan pendidikan
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
(Muhammad Kristiawan, 2016).







Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan
pendidikan yang di dalamnya terdapat suatu
tindakan yang mendidik untuk membentuk atau
melatih kemampuan diri demi menuju kearah
hidup yang lebih baik, sedangkan Etika pendidikan
adalah suatu poses pendidikan berjalan sesuai etika
di masyarakat dan teori terapan dalam masyarakat.
Keduanya memiliki hubungan yang erat
pendidikan karakter dapat menanamkan etika
pendidikan yang baik dan dapat disebut
berpendidikan dengan etika pendidikan akan
mewujudkan pribadi yang pancasilais yang
berkualitas yang akan membentuk masyarakat yang
berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, beradab
dan beradat.

Daftar Pustaka

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka Indonesia, 2000.
2. Kemdikbud. (2019). Model Penilaian Karakter.
1–59.
3. Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan: The
Choice is Yours. Jogjakarta: Valia Pustaka
Jogjakarta. viii + 273 hlm. ISBN 978-602-
71540-8-7.
4. Purnamasari, D. (2017). Pendidikan Karakter
Berbasis Al-Quran. Islamic Counseling: Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, 1(1), 1.
https://doi.org/10.29240/jbk.v1i1.233
5. Tanyid, M. (2014). Etika dalam Pendidikan:
Kajian Etis tentang Krisis Moral Berdampak
Pada Pendidikan. Jurnal Jaffray, 12(2), 235.
https://doi.org/10.25278/jj71.v12i2.13
6. Fadhillah, M. dan Khorida, Lilif M. (2013).
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
7. Timmons, M. Terence, Terry H. (1996) From
Moral Realism to Moral Relativism in One Easy
Step. Criticia 28 (83):3-39. University of
Arizona
8. Lickona, T., Schaps, E., and Lewis, C. 2003,
CEP`s Eleven Principles of effective character
education. Washington, DC: Character
Education Partnership.
9. Santrock, John W.(2007). “Child Development,
elevent edition” (terjemah) Perkembangan
Anak, edisi ketujuh, jilid dua. Jakarta: Erlangga
10. Suyanto (2009). Hasil Implementasi Pendidikan
Karakter di Amerika Serikat: Meta-analisis
Study, Jogjakarta: Balai Pustaka
11. Kertajaya (2010). Positioning Differentation
Brand, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
12. Lickona, T.(1991). Educating for Character,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 15-16 JANUARI 2021
335

New Yok: Bantam Books.
13. Tirtarahardja, U. (2005). Pengantar Pendidikan:
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. viii, 320
hlm
14. Tas’adi, R. (2016). Pentingnya Etika Dalam
Pendidikan. Ta’dib, 17(2), 189.
https://doi.org/10.31958/jt.v17i2.272
15. Rukiyati, P. L. A. Haryatmoko. (2018). Etika
Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit ANDI
(Anggota IKAPI) viii + 152 hlm. ISBN: 978-
979-29-7103-3