Volume 8 No. 2 Juli-Desember, Tahun 2021, Hlm. 57-62
C O N S I L I U M
Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Avalaible at http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/consilium

ISSN : 2338-0608 (Print) | ISSN : 2654-878X (Online)



This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License. © 2021 by author(s)

Analisis Keterampilan Dasar Pemimpin Kelompok pada
Mahasiswa yang Mengikuti Praktikum Prosedur
Kelompok

(Analysis of the Basic Skills of Group Leaders on Students
Following the Practicum of Group Procedures)

Ade Chita Putri Harahap
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Medan, Indonesia.
Korespondensi: [email protected]

Abstract: The group creates a formation process within the group itself by bringing up the dynamics
in it so that certain goals are achieved. Groups are formed by BK/Counselors who play an important
role in BKp and KKp services. Leaders are closely related to group activities. Group leaders have a
strong influence in the group service process, not only must direct the behavior of group members
according to needs, but must be responsive to all changes that occur in the group as a result of the
development of group activities. Therefore, to be able to carry out their duties, roles and functions as
group leaders, the personality and skills of the counselor are central in the therapeutic process, so all
theoretical models devote a lot of attention to group leaders. This study aims to determine the basic
skills of group leaders in conducting practical group procedures in counseling. The number of samples
in this study were 112 students of BKI study program. Based on the results of the study, it was found
that most of the students had basic group leader skills with a high category of 37.5%, most of the others
were in the medium category that was 28.5%, the low category was 25% and the very low category
was 9 %. Overall, the basic skill level of group leaders in BKI students is in the medium category
(112.58%).
Keywords: Students; Basic Skills; Group Leaders; Group Procedures; Counseling.

Abstrak: Kelompok membuat adanya proses pembentukan di dalam kelompok itu sendiri dengan
memunculkan dinamika di dalamnya sehingga tercapainya tujuan-tujuan tertentu. Kelompok
dibentuk oleh guru BK/Konselor yang sangat berperan penting di dalam layanan BKp dan KKp.
Pemimpin sangat berhubungan dengan aktifitas kelompok. Pemimpin kelompok mempunyai
pengaruh yang kuat dalam proses layanan kelompok, bukan hanya harus mengarahkan perilaku
anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan, melainkan harus ranggap terhadap segala perubahan
yang terjadi dalam kelompoknya sebagai akibat dari perkembangan kegiatan kelompok itu. Oleh
karena itu, untuk dapat melaksanakan tugas, peranan dan fungsinya sebagai pemimpin kelompok,
kepribadian dan keterampilan konselor adalah sentral dalam proses teraupetik, maka semua model
teoretis mencurahkan banyak perhatian pada pemimpin kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keterampilan dasar pemimpin kelompok dalam melakukan praktikum prosedur
kelompok dalam konseling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 112 mahasiswa prodi BKI.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki
keterampilan dasar pemimpin kelompok dengan kategori yang tinggi yakni sebesar 37,5%, sebagian
besar lainnya berada pada kategori sedang yakni sebesar 28,5%, kategori rendah sebesar 25% dan
kategori sangat rendah sebesar 9%. Secara keseluruhan tingkat keterampilan dasar pemimpin
kelompok pada mahasiswa BKI berada pada kategori sedang (112,58%).

Kata kunci: Mahasiswa, Keterampilan Dasar Pemimpin Kelompok, Prosedur Kelompok Dalam
Konseling

Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 8 No. 2 Juli-Desember 2021


58
PENDAHULUAN
Kelompok adalah terjadinya hubungan sosial antara dua orang atau lebih
yang keduanya saling terikat satu sama lain (Forsyth dalam Folastri dan Rangka,
2016) kelompok. Kelompok membuat adanya proses pembentukan di dalam
kelompok itu sendiri dengan memunculkan dinamika di dalamnya sehingga
tercapainya tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dibentuk oleh guru BK/Konselor
yang sangat berperan penting di dalam layanan bimbingan kelompok (BKp) dan
konseling kelompok (KKp). Pembentukan kelompok dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu kelompok permanen dan kelompok insidental.
Suatu kelompok dikatakan baik jika memiliki dinamika kelompok yang aktif
di dalam pelaksanaan layanan Bkp dan Kkp. Adapun yang dimaksud dengan
dinamika kelompok yaitu gambaran dari berbagai kualitas hubungan suatu
kelompok yang positif, bergerak, bergulir, dan dinamis. Selain itu dinamika
kelompok merupakan power di dalam kelompok agar tercapainya suatu tujuan
(Prayitno, 1995). dinamika kelompok merupakan yang paling bersinergi; artinya
merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan
dalam kelompok. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jiwa yang
menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok (Folastri & Rangka, 2016).
Dinamika kelompok akan membantu mengarahkan anggota untuk menjalin
hubungan interpersonal satu dengan yang lain. Jalinan hubungan interpersonal
menjadi wahana bagi anggota untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan
bahkan perasaan satu sama lain. Hal tersebut memungkinkan terjadinya proses
belajar di dalam kelompok yang kohesif yakni adanya kebersamaan yang
merupakan jalinan psikologis yang menyatukan anggota kelompok dan merupakan
bagian yang penting dalam pembentukan dan pemertahanan kelompok
Pemimpin sangat berhubungan dengan aktifitas kelompok (Gardner dalam
Mungin, 2005). Pemimpin kelompok mempunyai pengaruh yang kuat dalam proses
layanan kelompok, bukan hanya harus mengarahkan perilaku anggota kelompok
sesuai dengan kebutuhan, melainkan harus ranggap terhadap segala perubahan
yang terjadi dalam kelompoknya sebagai akibat dari perkembangan kegiatan
kelompok itu. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugas, peranan dan
fungsinya sebagai pemimpin kelompok, kepribadian dan keterampilan konselor
adalah sentral dalam proses teraupetik, maka semua model teoretis mencurahkan
banyak perhatian pada pemimpin kelompok.
Berbagai kriteria pemimpin kelompok yang dapat diklasifikasikan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Salah satunya
adalah pemimpin kelompok yang demokratis. Pemimpin kelompok yang
demokratis tidak menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk
mengambil keputusan akhir pelaksanaan layanan. Akan tetapi pemimpin
bekerjasama dengan kelompok dan merumuskan tujuan kelompok dan cara kerja
kelompok.

Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 8 No. 2 Juli-Desember 2021


59
Pemimpin kelompok membagi tanggung jawab secara bersama-sama dengan
anggota kelompok. Berbagai syarat menjadi pemimpin kelompok dalam kegiatan
BKp dan KKp, yaitu: (a)Kepribadian dan karater pemimpin kelompok; Persoalan
tentang ciri pribadi yang berhubungan dengan pemimpin kelompok yang efektif
telah menjadi objek perhatian sebagian besar orang. Kepribadian yang ideal bagi
pemimpin kelompok dengan istilah kejujuran, integritas, sabar, keberanian,
fleksibilitas, kehangatan, empati, kecerdasan, ketepatan waktu, dan menguasai diri
(Corey dalam Mungin, 2005), (b) Pemimpin sebagai Seorang Profesional; Pemimpin
kelompok akan dilihat dari keterampilannya dalam memimpin kelompok, lewat
keterampilan keefektifan sebagai pemimpin dan gaya-gaya kepemimpinannya.
Setelah mengetahui berbagai syarat menjadi pemimpin kelompok,
selanjutnya ada berbagai kualifikasi pemimpin kelompok dalam kegiatan BKp dan
KKp, yaitu; (a) Pemimpin kelompok yang bertanggung jawab untuk melihat apakah
kelompok mempersoalkan cara yang jujur dan etis dan bahwa sejauh mungkin
secara manusiawi, anggota kelompok memperoleh sebanyak yang mereka mampu;
(b) Kerahasiaan merupakan hal pokok yang paling penting dalam pelaksanaan
layanan. Ini bukan hanya konselor harus memelihara kerahasiaan tentang apa yang
terjadi dalam konseling kelompok, melainkan konselor sebagai pemimpin harus
menekankan kepada semua peserta pentingnya pemeliharaan kerahasiaan itu.
Anggota kelompok memailiki hak atas kerahasiaan. Dengan ini anggota memiliki
hak untuk menyatakan perasaan, pikiran, dan informasi yang pribadi kepada
pemimpin; (c) hubungan pribadi antar anggota dilakukan oleh pemimpin kelompok
dengan keyakinan ada keharusan mutlak pada peraturan yang menyatakan bahwa
anggota tidak boleh berhubungan satu sama lain diluar kelompok; dan (d) Nilai-
nilai pemimpin, nilai pribadi dari pemimpin dalam kelompok tidak boleh disisipkan
pada anggota karena pemimpin kelompok hendaknya sadar tentang kebutuhan
anggota kelompok dan melakukan konseling bagi diri sendiri jika mereka merasa
kebutuhan atau nilai-nilai mereka sedang bercampur dengan keefektifan
kepemimpinan mereka. Pemimpin harus berhati-hati tentang penyuaraan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
mahasiswa prodi BKI, diperoleh data bahwa mahasiswa memiliki keterampilan
dasar pemimpin kelompok yang bervariasi. Keterampilan dasar pemimpin
kelompok ini dilihat berdasarkan indicator yakni; mendengar aktif, merefleksi,
menjelaskan dan bertanya, menggunakan mata, menyimpulkan, memberi uraian
dan informasi, memberikan dorongan dan sokongan, mengatur suasana kelompok,
menjadi model dan membuka diri, mengidentifikasi anggota kelompok bersekutu,
dan menggunakan energi (Prayitno, 1995). Peneliti juga belum menemukan banyak
penelitian terkait dengan keterampilan dasar pemimpin kelompok dalam
melakukan konseling kelompok. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai analisis keterampilan dasar pemimpin kelompok
pada mahasiswa yang mengikuti praktikum prosedur kelompok dalam konseling.

Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 8 No. 2 Juli-Desember 2021


60
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis pendekatan
deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan deskripsi
mengenai fenomena keterampilan pemimpin kelompok dalam memberikan
konseling kelompok pada mahasiswa prodi BKI. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa prodi BKI yang mengikuti praktikum prosedur kelompok dalam
konseling. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling.
Alasan peneliti menggunakan teknik total sampling dikarenakan jumlah mahasiswa
yang mengambil mata kuliah praktikum tidak terlalu banyak dan berjumlah 112
mahasiswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner
yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator keterampilan dasar
pemimpin kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004). Setelah melewati uji
validitas dan reliabilitas, jumlah pernyataan dalam angket yang telah dibuat oleh
peneliti berjumlah 26 item pernyataan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti terlebih dahulu mengkategorikan karakteristik responden yang
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Demografi Sampel Penelitian
Jenis Karakteristik Jumlah
Semester VI 100%
Jenis Kelamin Laki-laki 16%
Perempuan 84%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden merupakan
mahasiswa yang sedang berada di semester VI prodi Bimbingan Konseling Islam.
Jumlah mahasiswa berjenis kelamin perempuan (84%) lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah mahasiswa laki-laki (16%).
Hasil penelitian mengenai keterampilan dasar pemimpin kelompok saat
melakukan praktikum prosedur kelompok dalam konseling dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase keterampilan dasar pemimpin
kelompok berdasarkan kategori (n=112)
Interval Skor Kategori F %
X ≤ 93,24 Sangat Rendah 10 9
93,24 < X ≤ 106,14 Rendah 28 25
106,14 < X ≤ 119,03 Sedang 32 28,5
119,03 < X ≤ 131,93 Tinggi 42 37,5
Total 112 100

Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 8 No. 2 Juli-Desember 2021


61
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki keterampilan dasar pemimpin kelompok dengan kategori yang tinggi
yakni sebesar 37,5%, sebagian besar lainnya berada pada kategori sedang yakni
sebesar 28,5%, kategori rendah sebesar 25% dan kategori sangat rendah sebesar
9%.
Tabel 3. Deskripsi Rata-rata (Mean) dan Persentase (%) keterampilan
dasar pemimpin kelompok berdasarkan indikator
No. Indikator
Skor
Ideal Max Min Mean Ket
1 Mendengar aktif (3) 15 13 11 12,59 T
2 Merefleksi (2) 10 8 5 5,25 S
3 Menjelaskan dan bertanya (3) 15 12 10 12,17 T
4 Menggunakan mata (3) 15 14 10 14,87 T
5 Menyimpulkan (2) 10 8 6 5,91 S
6 Memberi Uraian dan Informasi (2) 10 9 6 4,87 S
7 Memberikan Dorongan dan
Sokongan (3)
15 15 13 14,79 T
8 Mengatur Suasana Kelompok (2) 10 8 6 6,17 S
9 Menjadi Model dan Membuka Diri
(2)
10 8 6 6,17 S
10 Mengidentifikasi Anggota
Kelompok yang Bersekutu (2)
10 7 5 5,25 S
11 Menggunakan energi (2) 10 7 5 5,25 S
Keseluruhan 130 109 83 93,29 S

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan,
mahasiswa memiliki keterampilan dasari pemimpin kelompok yang berada pada
katehori sedang yakni sebesar 93,29. Namun ada empat indicator keterampilan
dasar pemimpin kelompok yang berada pada kategori tinggi yakni pada indicator
mendengar aktif, menjelaskan dan bertanya, memberikan dorongan dan sokongan
serta menggunakan mata.

Mendengar Aktif
Mendengar aktif merupakan aktivitas memberikan umpan balik isi ucapan
dan perasaan klien saat proses konseling berlangsung. Mendengar aktif dilakukan
dengan cara mempertahankan kontak mata dengan klien, memberikan perhatian
dan respon seperti anggukan kepala, mengurangi hal-hal yang menarik perhatian
klien dan membuyarkan konsentrasi, tidak melakukan kegiatan lain saat layanan
berlangsung, serta mengenai perasaan peserta kelompok.

Menjelaskan dan Bertanya
Saat melakukan proses konseling, konselor dapat menjelaskan dan bertanya
tentang hal yang sedang dibahas dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok.
Dalam hal ini, pemimpin kelompok dapat menggunakan suara yang jelas dan
lantang, menggunakan intonasi yang baik sehingga peserta kelompok dapat dengan
jelas mendengar apa yang disampaikan oleh pemimpin kelompok.

Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan
Volume 8 No. 2 Juli-Desember 2021


62
Menggunakan Mata
Pemimpin kelompok dapat menggunakan mata dalam hal mempertegas
penyampaian informasi dan meyakinkan peserta kelompok terhadap informasi
yang diberikan. Mempertahankan kontak mata juga menjadi salah satu cara untuk
menjalin kedekatan psikologis dan interpersonal pada peserta layanan bimbingan
kelompok.

Memberikan Dorongan dan Sokongan
Pemimpin kelompok dapat memberikan dorongan bagi peserta kelompok
untuk berkembang secara aktif dalam kegiatan. Hal ini akan bermanfaat bagi
peserta layanan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

KESIMPULAN
Berdasarkan skala pengukuran yang telah disusun dengan menggunakan
sebelas indicator keterampilan dasar pemimpin kelompok yang menyatakan
bahwa keterampilan dasar pemimpin kelompok merupakan komponen penting
yang perlu dimiliki pemimpin kelompok dan menjadi penentu keberhasilan
layanan bimbingan kelompok. Mahasiswa prodi BKI memiliki tingkat
keterampilan dasar menjadi pemimpin kelompok yang bervariasi. Namun secara
keseluruhan dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 112,58 menunjukkan
bahwa mahasiswa prodi BKI yang mengambil mata kuliah praktikum prosedur
kelompok dalam konseling memiliki rata-rata 112,58 yang menunjukkan bahwa
keterampilan dasar pemimpin kelompok berada pada kategori sedang. Selain itu,
berdasarkan indicator keterampilan pemimpin kelompok, diketahui bahwa
terdapat ada empat indicator yang berada pada kategori tinggi yakni pada
indicator mendengar aktif, menjelaskan dan bertanya, memberikan dorongan dan
sokongan serta menggunakan mata.

DAFTAR PUSTAKA
Folastri, S., Rangka, IB. (2016). Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Mujahid Press
Mungin, E. (2005). Konseling Kelompok Perkembangan. Jakarta: UPT Unnes Press
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok Dasar Dan Profil.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno dan Erman, A. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Prayitno dan Amti, E. (2009). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.