PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

826

LAYANAN BIMBINGAN KE LOMPOK INTEGRASI SEN I VISUAL
UNTUK MENURUNKAN KON FLIK SOSIAL PADA PESERTA
DIDIK

Putri widayanti
1)
, Hardi Prasetiawan
2)
Universitas Ahmad Dahlan
[email protected]
1)
, [email protected]
2)


Abstrak

Konflik dalam dunia Pendidikan sudah sering terjadi salah satu sebab
terjadinya konflik sosial di sekolah yaitu adanya perbedaan pendapat antar
individu atau antar kelompok, perbedaan karakteristik yang muncul melalui
interaksi individu. Perbedaan tersebut meliputi ciri fisik, kecerdasan,
pengetahuan, Kebiasaan, kepercayaan, dll. sehingga menyebabkan
perselisihan, pertengkaran, ketegangan sebagai dari akibat adanya perbedaan
antar individu maupun antar kelompok. Maksud penelitian ini adalah guna
melihat keefektivan layanan bimbingan kelompok integrasi seni visual guna
menurunkan konflik sosial pada peserta didik.Penelitian ini memakai metode
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Subjek penilitian
yang diambil dari peserta didik sebanyak 8 orang dari 34 siswa dalam satu
kelas. Selanjutnya guna pengumpulan data penlitian ini memakai skala
kemudian diambil sampel yang masuk ke kategori rendah, sedang, dangan
sangat rendah. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang akan
dipakai yaitu analisis uji t-test dengan memakai aplikasi spss. Hasil yang
diharapkan oleh penelitian ini yaitudapat menurunkan konflik sosial pada
peserta didik sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok integrasi seni
kreatif visual.

Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Seni Kreatif Visual, Konflik Sosial

1. Pendahuluan
Pendidikan di indonesia pada Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan ialah upaya yang
direncanakan dan sadar untuk membuat lingkungan dan proses belajar yang
memungkinkan siswa mengembangkan potensi diri mereka guns mencapai kekuatan
spiritual keagamaan. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang dibutuhkan oleh dirinya.
Peserta didik ialah setiap orang yang berusaha guna meningkatkan potensinya
melalui proses pendidikan, baik formal ataupun non-formal, pada suatu jenjang dan
jenis pendidikan. (Menurut Undang-undang no 20 tahun 2003) Peserta didik

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

827

didefinisikan sebagai individu yang mengalami fase pertumbuhan serta penigkatan
secara fisik dan psikis. Pertumbuhan dan peningkatan ini ialah ciri-ciri seorang siswa
yang membutuhkan pengawasan dari seorang guru. Menurut Rahmayulis (Darmiah,
2021) , perkembangan dan pertumbuhan berhubungan dengan fisik, tetapi peserta didik
ialah anak-anak yang diajarkan ilmu. Secara etimologi, peserta didik ialah anak-anak
yang menjalani perubahan perkembangan dan memerlukan bimbingan dan arahan
sebagai bagian dari proses pendidikan struktural untuk membentuk kepribadian mereka.
Peserta didik ialah bagian penting dari proses pendidikan Islam. Orang yang ikut serta
dalam proses pendidikan disebut sebagai peserta didik. Mereka berpartisipasi dalam
program atau jenis pendidikan tertentu guna meningkatkan dan mengembangkan diri
mereka sendiri, menurut Mujib (Darmiah, 2021)
Masalah konflik sosial secara umum menurut Soerjono Soekanto(Swasta et al.,
2017) ialah masalah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Konflik selalu
muncul sehubungan dengan individu dan kelompok. Konflik dalam konteks individual
sering terjadi sebagai pertentangan hati nurani yang ada pada setiap orang. Konflik
kelompok, atau konflik sosial, ialah konflik antara individu atau kelompok yang
berjuang guna mempertahankan kepentingannya sendiri.
Karena itu, konflik ialah sesuatu yang selalu ada dan hampir tidak bisa
dihilangkan di dunia ini. Sejarah manusia penuh dengan konflik antar individu dan
kelompok. Berbagai macam keinginan yang tidak terpenuhi dapat berakhir dengan
konflik. Selain itu, konflik ialah peristiwa yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan
organisasi; bagaimana konflik ditangani bergantung pada cara manajemennya.
Jadi, untuk mengontrol perilaku sosial di sekolah, guru harus tahu cara
mengatasi konflik siswa. Pengendalian konflik, juga dikenal sebagai manajemen
konflik, memiliki kemampuan guna menciptakan ketertiban dalam mengikuti aturan
sekolah. Pengendalian konflik di sekolah sangat penting guna mencegah penyimpangan
sosial dari konflik. Untuk menciptakan sekolah yang aman, tenang, damai, dan tentram,
semua warga sekolah harus berpartisipasi dalam pengendalian konflik untuk
menyelesaikan konflik siswa. Kepala sekolah, guru mapel, guru BK, karyawan, dan
siswa semuanya harus bekerja sama.

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

828

Guru bimbingan dan konseling bertanggung jawab guna membantu siswa
memahami, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Guru BK bisa mengikuti pelatihan konseling. Ini akan memberi mereka pengalaman
yang akan membantu mereka dalam memberikan bimbingan konseling kepada siswa
mereka. Guru BK juga bertanggung jawab untuk mencegah. Guru BK menawarkan
konseling dan bimbingan untuk membantu siswa menghindari masalah yang mungkin
dihadapi oleh setiap siwa. Masalah-masalah ini bisa mengganggu proses belajar
mengajar di sekolah, menghambat dan bahkan menyulitkan proses pengembangan
siswa.
Tohirin (Kurniawan & Pranowo, 2018) menyatakan bahwa Layanan bimbingan
kelompok menawarkan bantuan bimbingan individu kepada siswa melalui kegiatan
yang dilakukan dalam kelompok. Pemberian bantuan kepada individu dalam kelompok
melalui penyebaran informasi atau aktifitas kelompok yang membahas masalah sosial,
pribadi, dan akademik disebut bimbingan kelompok. Definisi ini didasarkan pada
definisi para ahli. untuk membantu anggota kelompok membuat rencana yang tepat dan
membuat keputusan yang tepat tentang apa yang bisa terjadi di masa depan, layanan
bimbingan kelompok ini bertujuan guna memberikan informasi yang cukup kepada
anggota kelompok.
Dalam kebanyakan kasus, tujuan bimbingan kelompok ialah guna membantu
siswa yang mengalami kesulitan selama proses kelompok. Bimbingan kelompok
bertujuan untuk mengajarkan siswa keterampilan sosial, mengendalikan diri, bersikap
tenggang rasa, bersikap terbuka, dan mengenali dan memahami diri mereka sendiri.
Amti (Hapsyah, 2019)
Agar pelayanan bimbingan kelompok semakin menarik dan konselor menjadi
kreatif maka Layanan bimbingan kelompok dapat dilakukan salah satunya dengan
modalitas seni kreatif. Dalam konteks konseling ekspresif, seni kreatif bisa membantu
orang menjadi lebih peka terhadap diri mereka sendiri dan meningkat menjadi versi
yang lebih baik dari diri mereka sendiri. Terapi kreatif dan ekspresif dapat
meningkatkan proses konseling guna menentukan masalah klien, mengeksplorasi
masalah mereka, dan menyelesaikan masalah mereka. Jika konseling digabungkan
dengan seni, itu bisa menjadi terapi bagi individu.

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

829

Seni kreatif dikomunikasikan melalui gerakan atau tarian selama proses
konseling. Setiap gerakan yang dilakukan seseorang menunjukkan perasaan dan emosi
yang mereka alami. Dengan melakukan gerakan atau tarian, individu bisa
menyampaikan masalah mereka kepada konselor, yang kemudian bisa membantu
menyelesaikan masalah mereka. Karena setiap siswa memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan diri dan melepaskan emosi mereka melalui seni, dianggap lebih
mudah untuk menerapkan konseling ekspresif dalam proses konseling dengan siswa.
Sebagaimana dinyatakan oleh Gladding(Alhadi & Saputra, 2017a) , ada lima premis
yang mendasari penggunaan seni visual pada konseling. Pertama, belajar tentang alam
bawah sadar dan menolong orang mengungkapkan konflik rahasia yang tidak mereka
ungkapkan pada awalnya. Kedua, memiliki cara yang nyata, unik, dan kuat untuk
melambangkan perasaan. Ketiga, memberikan inspirasi dan bantuan kepada orang-
orang agar jadi lebih terikat dengan sisi transenden serta menjadi lebih sadar diri
sebagai individu. Keempat, memastikan bahwa konseli, terutama anak-anak, tidak
merasa terancam selama konseling. Kelima, sangat cocok untuk bergabung dengan
berbagai jenis seni, seperti tulisan kreatif, gerakan, dan gambar.
Konselor bisa memakai seni visual, salah satu jenis seni kreatif, untuk
memberikan bimbingan konseling yang berkualitas tinggi. Diharapkan bahwa layanan
konseling ini akan meningkatkan kualitas layanan konseling dan menyebabkan
perubahan besar dalam tingkah laku klien.. Dalam konseling, seni visual
memungkinkan seseorang mengekspresikan dan melepaskan emosi mereka melalui
warna dan teknik menggambar.(Alhadi & Saputra, 2017b).

2. Metode
Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif.(Sugiyono, 2013) menerapkan
pendekatan kuantitatif, yang berasal dari positivisme, guna menyelidiki populasi atau
sampel tertentu, dengan pengambilan sampel secara acak melalui penggunaan instrumen
dan analisis data yang bersifat statistik. Sugiyono (Sugiyono, 2013) menyatakan bahwa
data kuantitatif ialah metode penelitian yang berbasis positivisme, juga dikenal sebagai
data konkrit. Data ini terdiri dari angka-angka yang akan diukur dengan menggunakan

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

830

statistik untuk membuat kesimpulan tentang masalah yang dibahas. Positivisme
mengacu pada populasi atau sampel.

3. Hasil dan Pembahasan
Bimbingan kelompok ini di harapkan dapat menurunkan konflik sosial pada
peserta didik, karena dengan di adakannya layanan bimbingan kelomok ini peserta didik
akan menjadi lebih akrab bersama inividu lainnya. Maksud dari bimbingan kelompok
ini adalah bertujuan guna melatih peserta didik agar lebih berani dalam mengemukakn
pendapatnya di depan peserta didik lainnya, guna mengajarkan peserta didik untuk tetap
terbuka selama bimbingan kelompok dan untuk membantu mereka membangun
hubungan yang kuat, baik dengan dirinya sendiri maupun bersama orang lain. Prayitno,
dikutip oleh (Fadilah, 2019). Konselor dapat memberikan bimbingan konseling
berkualitas tinggi dengan menggunakan seni visual. Layanan konseling yang efektif dan
dapat mempengaruhi perubahan besar dalam tingkah laku klien. Dalam konseling, seni
visual memungkinkan seseorang mengekspresikan dan melepaskan emosi mereka
melalui warna dan teknik menggambar. (Gladding, 2021)
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dengan memberikan
layanan Bimbingan kelompok integrasi seni kreatif visual diharapkan dapat
menurunkan terjadinya konflik sosial pada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu
menerima perbedaan pendapat dan mampu menghargai pendapat individu lainnya, agar
tidak terjadi konflik sosial antar invidiu maupun konflik sosial antar kelompok.
Penemuan penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh (Lestari &
Isbandiyah, 2022)dengan judul “Konflik sosial yang bernuansa sosio-emosi serta
penyelesainnya dalam prespektif BK pribadi sosial” Penelitian ini bermaksud guna
mengamati konflik sosial yang bernuansa sosio-emosi serta metode penyelesaian BK
pribadi-sosial di masyarakat Desa Bumisari Natar, Lampung. Penelitian ini memakai
pendekatan kualitatif deskriptif selaku sumber data. Enam subjek dinilai mempunyai
pemahaman yang cukup tentang masalah yang dibahas pada penelitian ini.
Pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara Model interaktif
Milles dan Hubarman digunakan untuk analisis data, yang tersusun atas proses
menurunkan data, menampilkan data, dan menarik kesimpulan. Studi menunjukkan

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

831

bahwa bimbingan pribadi sosial dengan bantuan peksos dan aparat desa dapat
menyelesaikan konflik sosial. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan
individu dan kelompok adalah langkah-langkah awal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konflik sosial disebabkan oleh faktor konflik yang tidak realistis, seperti
perasaan iri, mudah tersinggung, adanya pihak ketiga yang mengadu domba, hasut,
gibah, sifat iri dengki, susah diatur, dan cemburu sosial.
Selain itu penelitian yang dilaksanakan oleh Sendja Yandika Roma, Raja
Arlizon, Elny Yakub yang berjudul “ Pengaruh Bimbingan kelompok terhadap
kemampuan penyelesaian konflik siswa kelas X sosial SMA NEGERI 12
PEKANBARU Tahun ajaran 2013/2014” penelitian ini bertujuan untuk menentukan
gambaran sebelum dan sesudah bimbingan kelompok, mengetahui perbedaan dan
seberapa besar dampak bimbingan kelompok terhadap kemampuan penyelesaian konflik
pada aspek kloborasi, kompromi, mengakomodasi dan mendominasi siswa kelas X
Sosial SMA Negeri 12 Pekanbaru. Metode penelitian ini ialah Quasi Eksperimen
dengan memakai desain eksperimen yaitu one group pretest-postest. Alat pengumpulan
data yang dipakai berupa angket. Dimana sampel berjumlah 30 orang dengan teknik
random sampling. Gambaran kemampuan penyelesaian konflik siswa sebelum diberikan
bimbingan kelompok pada aspek kolaborasi dan mengkompromi berada pada kategori
sedang, sementara mengakomadasi dan memaksa/mendominasi berada kategori tinggi.
Setelah diberikan bimbingan kelompok pada aspek kolaborasi, memgkompromi, dan
memaksa berada pada kategori tinggi, serta memaksa/mendominasi pada kategori
sedang. Berdasar pada hasil analisis data dengan dengan menggunakan uji thitung dan
ttabel pada aspek kolaborasi (9,8>2,021), mengkompromi (8,6>2,021), mengakomdasi
(3,8>2,021), medominasi (9,5>2,021). Siswa kelas X Sosial SMA Negeri 12 Pekanbaru
tahun ajaran 2013/2014 lebih mampu menyelesaikan konflik melalui layanan bimbingan
kelompok, yang menyumbang peningkatan kemampuan kolaborasi sebesar 42%,
mengkompromi sebesar 68%, akomodasi sebesar 12%, dan memaksa/mendominasi
sebesar 53%.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Said Alhadi dan Wahyu Nanda Eka Saputra
pada tahun yang berjudul “Integrasi Seni Kreatif dalam Konseling dengan Pemanfaatan
Seni Visual”, penelitian ini membahas tentang konseling ekspresif pada wujud seni

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

832

visual yang mudah diterpkan pada proses konseling pada peserta didik agar tiap peserta
didik mudah mengekspresikan dirinya dan melepaskan emosinya melalui seni.
Penelitian yang dilakukan oleh Aldi ihsandi yang berjudul “Konflik Sosial
Siswa dengan Guru dan Penanganan dalam Bimbingan Konseling (Studi Kasus Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis Riau). Fokus
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan konflik
sosial antara siswa dengan pendidik di SMP N 1 Bandar Laksamana Kabupaten
Bengkalis Riau, serta metode yang digunakan guru untuk menangani konflik sosial
antara siswa dan pendidik. Siswa di SMPN 1 Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis
Riau adalah subjek penelitian ini. Maksud dari penelitian ini ialah guna mengamati
konflik siswa dengan guru dan opsi menangani bimbingan konseling di SMPN 1 Bandar
Laksamana. Sembilan informan utama dalam penelitian ini ialah satu guru bimbingan
konseling, empat siswa yang merasakan konflik sosial dengan guru mereka, dan empat
guru yang merasakan konflik sosial dengan siswa mereka. Wawancara serta
dokumentasi adalah metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan beberapa
faktor yang menyebabkan konflik sosial antara siswa dan pendidik di SMPN 1 Bandar
Laksamana di Kabupaten Bengkalis Riau. Komunikasi, telat masuk kelas, tidak
menyelesaikan tugas, merokok, dan perbedaan pendapat adalah beberapa dari faktor-
faktor tersebut. Guru bimbingan konseling di SMPN 1 Bandar Laksamana Kabupaten
Bengkalis Riau melakukan hal-hal berikut dalam mengatasi konflik sosial siswa dengan
guru: nasihat, hukuman, layanan bimbingan konseling, peran orang tua, dan penanganan
kepala sekolah.

4. Kesimpulan
Konflik sosial sering terjadi di lingkungan kita, yang menyebabkan
pertentangan, percekcokan, ketegangan atau perselisihan sebagai akibat dari perbedaan
yang dialami di lingkungan, baik kelompok ataupun individu. Setiap individu atau
kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan melawan, mengancam, atau bahkan
dengan kekerasan. Dalam situasi ini, setiap individu berusaha guna memperoleh
keuntungan yang lebih besar daripada orang lain. Oleh karena itu, peserta didik
menerima layanan bimbingan kelompok yang bisa membantu mereka menyelesaikan

PROSIDING
Seminar Antarbangsa
“Penguatan Karakter Menuju Konselor Multibudaya Dijiwai Nilai-Nilai Religius”
Selasa, 18 Juli 2023

833

masalah mereka. (Alhadi & Saputra, 2017a)Teknik Seni Kreatif Visual ialah salah satu
pendekatan yang dapat dipakai guna mengajar kelompok ini. Konselor bisa memakai
seni kreatif visual dalam memberikan layanan konseling yang luar biasa. Diharapkan
bahwa layanan ini akan meningkatkan tingkat keberhasilan layanan dan mengubah
tingkah laku klien secara signifikan. Dalam konseling, seni kreatif visual
memungkinkan seseorang mengekspresikan dan melepaskan emosi mereka melalui
warna dan teknik menggambar. Diharapkan konflik sosial antara siswa akan berkurang
setelah layanan bimbingan kelompok untuk integrasi seni kreatif visual diberikan.

Daftar Pustaka
Alhadi, S., & Saputra, W. N. E. (2017a). Integrasi Seni Kreatif dalam Konseling dengan
Pemanfaatan Seni Visual. JURNAL FOKUS KONSELING , 3(2), 108.
https://doi.org/10.26638/jfk.384.2099
Alhadi, S., & Saputra, W. N. E. (2017b). Integrasi Seni Kreatif dalam Konseling dengan
Pemanfaatan Seni Visual. JURNAL FOKUS KONSELING , 3(2), 108.
https://doi.org/10.26638/jfk.384.2099
Darmiah, D. (2021). Hakikat Anak Didik Dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama Islam , 11(1), 165.
Https://Doi.Org/10.22373/Jm.V11i1.9333
Fadilah, S. N. (2019). Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Membentuk Sikap Jujur
Melalui Pembiasaan. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam,
3(2), 167. Https://Doi.Org/10.29240/Jbk.V3i2.1057
Gladding, S. T. (2021). The Creative Arts In Counseling.
Hapsyah, D. R. (2019). Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama
Untuk Mengurangi Prasangka Peserta Didik Sekolah Dasar. In Jurnal Tunas
Bangsa (Vol. 6, Issue 2).
Kurniawan, D. E., & Pranowo, T. A. (2018). Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Sosiodrama Sebagai Upaya Mengatasi Perilaku Bullying Di Sekolah. Jurnal
Bimbingan Dan Konseling Terapan, 02. Http://Ojs.Unpatti.Ac.Id/Index.Php/Bkt
Lestari, T. D., & Isbandiyah, I. (2022). Konflik Sosial Bernuansa Sosio-Emosi Serta
Penyelesaiannya Dalam Persepktif Bk Pribadi-Sosial. Kaganga:Jurnal
Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora , 5(1), 68–81.
Https://Doi.Org/10.31539/Kaganga.V5i1.3578
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &. D.
Swasta, D., Kasus, S., Dusun, D., Samak, S., Samak, D. S., Badau, K., & Belitung, K.
(2017). Analisis Konflik Antara Masyarakat.