p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
100

PENGGUNAAN TEKNIK SIMULASI DALAM MENGEFEKTIFKAN
HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT
PUBLISHER PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI
PERKANTORAN DI SMK NEGERI 7 MEDAN

Darmauli
1)*

1)
SMK Negeri 7 Medan
*Penulis korespondensi: [email protected]

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektifitas pembelajaran Teknologi Perkantoran
kompetensi dasar Mempraktikkan cara mengoperasikan Microsoft Publisher yang dilakukan guru di
kelas X Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 1 SMK Negeri 7 Medan, meneliti penguasaan guru
mata pelajaran Teknologi Perkantoran terhadap penerapan teknik pembelajaran simulasi dalam
kompetensi dasar Mempraktikkan cara mengoperasikan Microsoft Publisher, meningkatkan
penguasaan guru kelas X Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 1 terhadap teknik simulasi yang
diterapkan dalam pembelajaran kompetensi dasar Mempraktikkan cara mengoperasikan Microsoft
Publisher Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilaksanakan diKelas X Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 1SMK Negeri
7 Medan. Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini berbentuk siklus yang
berlangsung dua siklus sesuai target yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu atau lebih
pertemuan. Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini berbentuk siklus yang
berlangsung dua siklus sesuai target yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu atau lebih
pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik Simulasi merupakan salah satu teknik
pembelajaran yang dapatmelibatkan semua siswa di dalam kelas. Teknik Simulasi dapat
menumbuhkan sikap dan pribadi yang diharapkan dalamlingkup mata pelajaran Teknologi
perkantoran. Guru dapat meningkatkan kualitas unjuk kerja bila mendapat pembinaan yang terus
menerus.

Keywords: Teknik simulasi, Hasil belajar, Microsoft Publisher, Teknologi Perkantoran, SMKN 7
Medan

Article Information:
Received Date: 7 Januari 2022
Revised Date: 13 Januari 2022
Accepted Date: 2 Februari 2022

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
101

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses
Interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan
transformasi ilmu pengetahuan yang dilakukan
di dalam atau di luar kelas. Guru
menyampaikan informasi pengetahuan dengan
satu strategi yang direncanakan, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.Sementara itu,
siswa merespon informasi yang disampaikan
oleh guru secara totalitas.
Aktivitas belajar menghendaki peran
aktif dari kedua belah pihak, yaitu guru dan
siswa. Guru berperan memberi motivasi
kepada siswa agar mampu berlaku sebagai
subjek pembelajaran. Siswa didorong untuk
dapat mengejewantahkan dirinya secara
maksimal.Tidak saja dalam hal pengetahuan,
namun dua ranah kemampuan lainnya, seperti
sikap dan keterampilan, diharapkan bermuara
dalam diri siswa.Tidak sampai di situ, guru
juga perlu mempersiapkan teknik pembelajaran
di kelas agar meraih perhatian dan minat siswa
untuk belajar.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan
saat ini adalah rendahnya motivasi dan inovasi
dalam pembelajaran. Guru masih cenderung
pada bentuk pembelajaran tradisional. Guru
bertindak sebagai sentral pembelajaran.
Menjelaskan materi pelajaran di depan kelas
dengan berceramah; sementara, siswa disuruh
diam seribu bahasa sambil melipat tangan
ketika mendengarkan penjelasan guru;
kemudian siswa diberi tugas: menghapal
semua materi ajar sampai habis.
Kondisi seperti ini sangat monoton
sehingga kemungkinan tidak meningkatkan
kemampuan olah pikir siswa.Perkembangan
siswa terhambat.
Padahal pandangan pedagogis atau
pedagogisme dalam pendidikan sangat
mengagungkan hakekat anak Pedagogisme
melahirkan pandangan child centered
education (anak sebagai subjek pendidikan),
sehingga pendidikan berpusat pada
kepentingan anak. Hakekat anak sebagai
makhluk yang hidup dalam dunianya sendiri
perlu memperoleh perlakuan khusus di dalam
proses rnendewasakannya (HAR Tilaar, 1999).
Oleh karenanya, dalam konteks
pembelajaran di depan kelas, siswa harus
mendapat porsi yang banyak agar dapat
mensosialisasikan dirinya dengan konsep dan
prinsip yang disajikan oleh guru. Namun, dari
hasil monitoring guru mata pelajaran
Teknologi Perkantoran di SMK Negeri 7
Medan hasil belajar siswa untuk materi
pembelajaran Microsoft publisher belum
menunjukkan hasil yang baik, dimana para
siswa masih kurang bersemangat dalam
menerima materi pembelajaran karena
menggunakan Teknik mengajar yang
konvensional, monoton pada metode ceramah,
sehingga siswa sebagian besar tidak tertarik
untuk belajar, dan merasa bosan bahkan
mengantuk di dalam kelas.
Untuk membantu guru mengeksplorasi
dirinya maka kepala sekolah memainkan
perannya sebagai pemimpin di sekolah untuk
memberikan pembinaan. Kepala Sekolah
bertanggung jawab dalam pelaksanaan Standar
Proses sesuai Permen 41 tahun 2007.Dengan
prinsip EMASLIM (edukator, menejer,
administrator, supervisor, leadership, inovasi,
dan motivator) kepala sekotah harus mampu
mengawal pencapaian tujuan nasional
pendidikan.
Pendidikan di Indonesia khususnya
SMK diharapkan dapat mempersiapkan siswa
menjadi tenaga kerja yang siap pakai di Dunia
Industri dan Dunia Usaha (DUDI). Salah satu
tujuan mata pelajaran pengotomatisan
perkantoran adalah sebuah upaya yang
dilakukan dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi yang ada dan
menerapkannya kedalam perkantoran dengan
tujuan dapat memudahkan proses pekerjaan
menjadi lebih efisien dan efektif sehingga
dapat lebih mengembangkan perusahaan
Teknik pembelajaran adalah cara yang
digunakan menyampaikan pesan pembelajaran
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Teknik Simulasi bertujuan
membuat siswa aktif dan berinteraksi langsung

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
102

untuk memupuk dan melatih keberanian siswa,
memupuk daya cipta dan belajar menghargai
pendapat orang lain.
Microsoft Publisher adalah paket
aplikasi Perkantoran Microsoft yang sangat
berguna untuk dekstop publisihing,
membuat surat kabar, kartu ucapan dan
sebagainya. Microsoft Publisher memiliki
berbagai fungsi dan kegunaan, diantaranya
yaitu, Untuk pembuatan banner, pembuatan
sertifikat, pembuatan majalah, pembuatan
kartu nama, pembuatan kartu undangan,
pembuatan kalender, pembuatan kartu ucapan,
brosur dan dibuat secara semenarik mungkin
supaya masyarakat pada tertarik.
Jadi Teknik simulasi adalah bentuk
metode praktik yang sifatnya untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik
(ranah kognitif maupun keterampilan) yang
sangat cocok digunakan untuk menyampaikan
materi tentang Microsoft Publisher, dimana
siswa saling bekerja sama mempraktekkan
/memperagakan cara-cara membuat aplikasi
perkantoran yang menarik. Teknik simulasi
merupakan salah satu cara alternatif untuk
mengatasi perilaku siswa yang kurang mampu
dalam melakukan interaksi social dengan
lingkungan sekolah, sehingga teknik simulasi
bermanfaat dalam membantu siswa yang
mengalami hambatan dalam berhubungan
social di dalam kelas.
Tentu hal ini membutuhkan penekanan
dalam penanaman kompetensi dan karakter
pada diri siswa agar mampu bersaing di dunia
kerja, dan peneliti memberi satu alternatif
teknik pembelajaran teknologi perkantoran,
yaitu teknik simulasi.
Retno Ismiyati dalam Skripsi nya
mengatakan bahwa Bimbingan Kelompok
Teknik Simulasi dapat meningkatkan Interaksi
Sosial Siswa dengan Lingkungan Sekolah

TINJAUAN PUSTAKA
Efektifitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007: 284) kata efektifitas berakar dari efektif
yang bermakna 1) ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya); 2) manjur atau
mujarab (obat); 3) keberhasilan (usaha,
tindakan); dan, 4) hal mulai berlakunya
(undang-undang, peraturan).
Sedangkan, Aan Komariah dan Cepi
Triatna (2006:34) menegaskan bahwa
efektifitas adalah ukuran yang menyatakan
sejauh mana sasaran (kuantitas, kualitas dan
waktu) telah dicapai. Dalam bentuk
persamaan, efektifitas sama dengan hasil nyata
dibanding dengan hasil yang diharapkan. Jadi,
efektifitas adalah bagaimana suatu organisasi
berhasil mendapatkan dan memanfaatkan
sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan
operasional.

Unjuk Kerja Guru
Sebagai agen pembelajaran, guru
dalam melaksanakan tugasnya haruslah dapat
mengimplementasikan dirinya sesuai
kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Kompetensi Kepribadian,
2. Kompetensi Paedagogik,
3. Kompetensi Profesional, dan
4. Kompetensi Sosial
Keempat kompetensi ini bermuara
pada pelaksanaan pembelajaran di depan kelas.
Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki guru
akan semakin baik dan bernilai pula unjuk
kerja guru di depan kelas.
Pendekatan saintifik sebagai ruh dari
kurikulum 2013 tersebut harus senantiasa
mewarnai dalam kegiatan pembelajaran yang
dikelola oleh guru.Kegiatan pembelajaran
sendiri, pada umunya meliputi tiga tahapan,
yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk
menciptakan suasana awal pembelajaran yang
efektif, sehingga memungkinkan peserta didik
dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.Sebagai contoh, ketika memulai
pembelajaran, guru menyapa peserta didik
dengan nada bersemangat dan gembira,
mengecek kehadiran peserta didik,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
103

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan
utama dalam proses pembelajaran karena
terkait langsung dengan pencapaian tujuan
pembelajaran.Kegiatan inti dalam pendekatan
saintifik ditujukan untuk memperoleh konsep,
hukum, atau prinsip oleh peserta didik dengan
bantuan guru melalui langkah-langkah
kegiatan yang sudah dijelaskan dalam
pendahuluan.Pada akhir kegiatan inti, ada
validasi data terhadap konsep, hukum, atau
prinsip yang telah dikonstruk oleh peserta
didik sendiri.
Pada hakikatnya, kegiatan inti adalah
suatu proses pembelajaran agar tujuan yang
ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini
mestinya dilakukan oleh guru dengan cara-cara
yang bersifat interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa
agar dengan cara yang aktif menjadi seorang
pencari informasi, serta dapat memberikan
kesempatan yang memadai bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa
Metode yang digunakan dalam
kegiatan inti harus bersesuaian dengan
karakteristik siswa dan mata pelajaran.
Kegiatan inti mencakup proses-proses berikut:
(1) melakukan observasi; (2) bertanya; (3)
mengumpulkan informasi; (4)
mengasosiasikan informasi-informasi yang
telah diperoleh; (5) dan mengkomunikasikan
hasilnya. Pada proses pembelajaran yang
terkait dengan KD yang bersifat prosedur
untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi
sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan pengamatan terhadap
pemodelan/demonstrasi yang diberikan guru
atau ahli, siswa menirukannya, selanjutnya
guru melakukan pengecekan dan pemberian
umpan balik, dan latihan lanjutan kepada siswa
Di tiap kegiatan pembelajaran
seharunya guru memperhatikan kompetensi
yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti,
kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain sebagaimana
yang telah dicantumkan pada silabus dan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Cara-
cara yang dilakukan berkaitan dengan proses
pengumpulan data (informasi) diusahakan
sedemikian rupa sehingga relevan dengan jenis
data yang sedang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan,
museum, dan lain-lain. Sebelum menggunakan
informasi atau data yang telah dikumpulkan
dan diperoleh siswa mesti tahu dan kemudian
berlatih, lalu dilanjutkan dengan
menerapkannya pada berbagai situasi.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup ditujukan untuk
beberapa hal pokok, Pertama, pengayaan
materi pelajaran yang dikuasai oleh peserta
didik.
Pengayaan dapat dilakukan dengan
memberikan tugas kepada peserta didik dengan
membaca buku pelajaran atau sumber
informasi lainnya untuk memantapkan
pemahaman materi.Guru juga dapat meminta
peserta didik untuk mengakses sumber-sumber
informasi dari internet.

Teknik Simulasi
Oleh karena setiap materi dalam mata
pelajaran mempunyai kriteria yang berbeda
dengan penekanan yang berbeda, maka teknik
penyampaian pelajaran yang yang dilakukan
guru di depan kelas juga cenderung berbeda.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Hamzah
(2004) teknik pembelajaran adalah jalan atau
alat atau media yang digunakan oleh guru
untuk mengarahkan kegiatan peserta didik
kearah tujuan yang ini dicapai. Jadi, teknik
pembelajaran bersifat implementatif.
Simulasi adalah peniruan tingkah laku
seseorang dengan berlaku seperti orang yang
dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu
dapat mempelajari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat
sesuatu. Jadi siswa ituberlatih memegang
peranan sebagai orang lain. Simulasi
mempunyai bermacam-macam bentuk
pelaksanaan yaitu peer-teaching, sosiodrama,

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
104

psikodrama, simulasi game, dan role playing
(Rustiyah NK, 2008).
Sesuai dengan pendapat di atas,
Syaiful BJ (2006) berpendapat bahwa teknik
sosiodrama sama dengan teknik role playing.
Menurutnya, teknik ini pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku manusia
dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Jadi, siswa mendapatkan pengalaman belajar
dari simulasi yang ditampilkan di depan kelas.
Teknik simulasi mempunyai kelebihan
antara lain,
 Menyenangkan siswa.
 Menggalakkan guru untuk
mengembangkan kreativitas siswa.
 Memungkinkan eksperimen berlangsung
tanpa memerlukan lingkungan yang
sebenarnya.
 Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau
abstrak.
 Tidak memerlukan pengarahan yang pelik
dan mendalam.
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Menimbulkan semacam interaksi antar
siswa, yang memberi kemungkinan
timbulnya keutuhan dan kegotong-
royongan serta kekeluargaan yang sehat.
 Menimbulkan respon yang positif dari
siswa yang lamban/kurang cakap.
 Memungkinkan guru bekerja dengan
tingkat abilitas yang berbeda-beda.
Langkah pelaksanaan pembelajaran
dengan teknik simulasi ini diawali dengan
menetapkan dahulu masalah yang sesuai
dengan teknik pembelajaran. Tidak semua
materi ajar dapat disampaikan dengan teknik
simulasi tetapi khusus mata pelajaran Seni
Budaya.
Permendibud nomor 21tahun 2016
tentang Standar Isi menjelaskan bahwa mata
pelajaran Teknologi Perkantoran merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban
untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas,terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karenanya, peneliti berkeyakinan bahwa
teknik simulasi dapat memberi nilai tambah
dalam pembelajaran di kelas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
1SMK Negeri 7 Medan. Adap un alasan
melakukan penelitian di sini karena SMK
Negeri 7, Medan sebagai tempat melaksanakan
tugas sehari-hari sebagai guru mata pelajaran
Teknologi Perkantoran . Dengan demikian
peneliti tidak meninggalkan tugas selama
penelitian berlangsung. Subjek penelitian
adalah siswa kelas X Otomatisasi dan Tata
Kelola Perkantoran 1 SMK Negeri 7 Medan
dengan jumlah siswa 28 orang.
Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian tindakan yang terfokus pada
kegiatan di kelas/sekolah. Menurut Mc Niff,
penelitian tindakan merupakansuatu
pendekatan untuk meningkatkan pendidikan
melalui perubahan dengan mendorong guru
untuk menyadari praktik mengajar mereka,
kritis terhadap praktik mengajar mereka, dan
siap terhadap perubahan.
Prosedur yang dilaksanakan dalam
penelitian tindakan ini berbentuk siklus yang
berlangsung dua siklus sesuai target yang akan
dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu
atau lebih pertemuan. Adapun prosedur
penelitian yang dipilih yaitu dengan
menggunakan model spiral dari Kemmis dan
Mc Taggart (1998). Siklus model Kemmis dan
Mc Taggart ini dilakukan secara berulang dan
berkelanjutan, dimulai dariperencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan dua
siklus, seperti skema dibawah ini:
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Menentukan rencana pembinaan
2) Membuat lembar kerja observasi
3) Membuat kesepakatan dengan
guru teknologi perkantoran yang
lain

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
105

4) Membuat format
observasi/instrumen penilaian
b. Tindakan
1) Mengecek teknik pembelajaran
yang digunakan dalam RPP
2) Berdiskusi tentang kesesuaian
teknik simulasi dengan materi ajar
3) Memberi masukan pada guru
tentang penggunaan teknik
simulasi
c. Pengamatan
1) Mengobservasi unjuk kerja guru
sesuai format yang dipersiapkan
2) Mengevaluasi hasil unjuk kerja
siswa
3) Mendiskusikan hasil unjuk kerja
siswa
d. Refleksi
1) Melakukan analisa tindakan; mutu,
hasil, dan waktu
2) Mengidentifikasi masalah yang
harus diperbaiki
3) Menentukan rencana tindakan
selanjutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana perbaikan
2) Membuat instrumen penilaian
b. Tindakan
1) Mengarahkan siswa secara intensif
menggunakan teknik simulasi
2) Memberi penguatan kepada siswa
tentang kegiatan pembelajaran
dengan teknik simulasi
3) Menjelaskan perbedaan teknik
simulasi dengan teknik penugasan
4) Berdiskusi langkah-langkah
efektifitas pembelajaran
c. Pengamatan
1) Melakukan observasi pelaksanaan
unjuk kerja guru di kelas
2) Mengevaluasi keseriusan guru
mengamati dan merespon siswa.
3) Menilai hasil unjuk kerja guru di
kelas.
d. Refleksi
1) Membandingkan hasil tindakan I
dengan tindakan II.
2) Mengidentifikasi peningkatan
jumlah hasil, tingkatan mutu, dan
waktu.
Dalam kegiatan penelitian ini, guru
sebagai observer dan menjadi kolaborator.
Observasi dilakukan peneliti sepanjang
pelaksanaan pembelajaran berlangsung di
kelas. Data yang diperoleh dalam pengamatan
pada siklus I dan siklus II bersifat kualitatif.
Artinya, data menggambarkan kondisi yang
berlaku selama observasi berlangsung.
Analisis data yang diperoleh kemudian
dibahas bersama dengan kolaborator (guru).
Dari hasil analisis disarankan dan disepakati
sebuah tindakan agar dalam unjuk kerja guru
berikutnya didapat hasil yang lebih optimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari dua siklus penelitian yang
dilakukan peneliti mendapat kesimpulan
bahwa kolaborator guru SMK Negeri 7 Medan
telah mampu menerapkan teknik di kelas
dalam pembelajaran Teknologi Perkantoran.
Untuk lebih jelasnya terlihat seperti pada tabel
di bawah ini:
Tabel 1. Nilai Perolehan Pengamatan Pra
Siklus
No
Aspek yang
diamati
Nilai Perolehan
Keterangan
1 2 3 4 5
1. Menjelaskan KD
sebelum
pembelajaran
berlangsung
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
2. Menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
3. Membagi siswa
dalam kelompok
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
106

4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
4. Mengamati
siswa yang
berperan
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
5. Merespon hasil
tampilan siswa
setelah simulasi
selesai
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
6. Memberi
kesempatan
pada siswa
untuk merespon
teman yang
tampil
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
7. Memberi
penguatan
kepada siswa
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
8. Mencatat
perkembangan
siswa dalam
pembelajaran
sebagai hasil
proses
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
9. Menyimpulkan
pelajaran dari
hasil tampilan
siswa
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
10. Menutup
pelajaran dengan
pemberian tugas
rumah
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
Jumlah 1 6 15 4 - 26 = cukup

0 – 10 = sangat kurang
11 – 20 = kurang
21 – 30 = cukup
31 – 40 = baik
41 – 50 = amat baik
% Perolehan Nilai :%100
Maksimal Nilai
Perolehan Nilai
x

Tabel 2. Nilai Perolehan Pengamatan pada
Siklus I
No
Aspek yang
diamati
Nilai Perolehan
Keterangan
1 2 3 4 5
1. Menjelaskan
KD sebelum
pembelajaran
berlangsung
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
2. Menjelaskan
langkah-
langkah
pembelajaran
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
3. Membagi
siswa dalam
kelompok
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
4. Mengamati
siswa yang
berperan
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
5. Merespon hasil
tampilan siswa
setelah
simulasi
selesai
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
6. Memberi
kesempatan
pada siswa
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
107

untuk
merespon
teman yang
tampil
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
7. Memberi
penguatan
kepada siswa
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
8. Mencatat
perkembangan
siswa dalam
pembelajaran
sebagai hasil
proses
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
9. Menyimpulkan
pelajaran dari
hasil tampilan
siswa
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
10. Menutup
pelajaran
dengan
pemberian
tugas rumah
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
Jumlah - - 12 16 10 38 = Baik
0 – 10 = sangat kurang
11 – 20 = kurang
21 – 30 = cukup
31 – 40 = baik
41 – 50 = amat baik
% Perolehan Nilai :%100
Maksimal Nilai
Perolehan Nilai
x
Tabel 3. Nilai Perolehan Pengamatan pada
Siklus II
No
Aspek yang
diamati
Nilai Perolehan
Keterangan
1 2 3 4 5
1. Menjelaskan
KD sebelum
pembelajaran
berlangsung
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
2. Menjelaskan
langkah-
langkah
pembelajaran
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
3. Membagi siswa
dalam
kelompok
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
4. Mengamati
siswa yang
berperan
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
5. Merespon hasil
tampilan siswa
setelah simulasi
selesai
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
6. Memberi
kesempatan
pada siswa
untuk merespon
teman yang
tampil
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
7. Memberi
penguatan
kepada siswa
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
8. Mencatat
perkembangan
siswa dalam
pembelajaran
sebagai hasil
proses
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
9. Menyimpulkan
pelajaran dari
√ 1 : tidak
ada

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
108

hasil tampilan
siswa
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
10. Menutup
pelajaran
dengan
pemberian
tugas rumah
√ 1 : tidak
ada
2 : kurang
jelas
3 : cukup
jelas
4 : jelas
5 : jelas
dan
dituliskan
Jumlah - - - 12 35 47 = amat
baik

0 – 10 = sangat kurang
11 – 20 = kurang
21 – 30 = cukup
31 – 40 = baik
41 – 50 = amat baik
% Perolehan Nilai :%100
Maksimal Nilai
Perolehan Nilai
x

Tabel 4. Perbandingan Nilai Perolehan Siklus
I dan Siklus II
No
Aspek yang
diamati
Nilai Perolehan
Keterangan
Pra
Siklus
I
Siklus
II
1. Menjelaskan
KD sebelum
pembelajaran
berlangsung
2 5 5 Meningkat
2. Menjelaskan
langkah-
langkah
pembelajaran
3 3 4 Meningkat
3. Membagi siswa
dalam
kelompok
3 5 5 Meningkat
4. Mengamati
siswa yang
berperan
2 4 5 Meningkat
5. Merespon hasil
tampilan siswa
setelah simulasi
selesai
2 3 4 Meningkat
6. Memberi
kesempatan
pada siswa
untuk merespon
teman yang
tampil
3 4 5 Meningkat
7. Memberi
penguatan
kepada siswa
3 3 4 Meningkat
8. Mencatat
perkembangan
siswa dalam
pembelajaran
sebagai hasil
proses
1 4 5 Meningkat
9. Menyimpulkan 3 3 5 Meningkat
pelajaran dari
hasil tampilan
siswa
10. Menutup
pelajaran
dengan
pemberian
tugas rumah
4 4 5 Meningkat
Jumlah Nilai
Perolehan
26 38 47
Persentasi Hasil
Siklus
52
%
76 % 94 %

Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus. Kedua siklus ini mempunyai empat
tahapan penelitian, seperti yang dijelaskan
Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan tersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/penilaian, dan penguatan. Namun,
sebelum siklus pertama dimulai, peneliti telah
mengambil data awal sebagai pijakan untuk
melakukan tahapan penelitian.
Ada 10 (sepuluh) aspek yang diamati,
1) Menjelaskan KD sebelum pembelajaran
berlangsung, 2) Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran, 3) Membagi siswa dalam
kelompok, 4) Mengamati siswa yang berperan,
5) Merespon hasil tampilan siswa setelah
simulasi selesai, 6) Memberi kesempatan pada
siswa untuk merespon teman yang tampil, 7)
Memberi penguatan kepada siswa,
8)Menyimpulkan pelajaran darihasil tampilan
siswa, 9) Mencatat perkembangan siswa dalam
pembelajaran sebagai hasil proses, 10)
Menutup pelajaran denganpemberian tugas
rumah. Data awal yang diperoleh peneliti
menunjukkan bahwa guru mata pelajaran
Teknologi Perkantoran kurang mampu
menerapkan teknik simulasi dalam
pengajaranTeknologi Perkantoran di kelas.
Terlihat dari 10 (sepuluh) aspek yang
diamati oleh peneliti, guru memperoleh satu
aspek yang diamati nilai skala 1, yaitu aspek
Mencatat perkembengan siswa dalam
pembelajaran sebagaihasil proses. Yang
memperoleh nilai skala 4 juga satu aspek, yaitu
menutup pembelajaran dengan pemberian
tugas rumah.
Adapun yang mendapat nilai skala 2
ada tiga aspek, meliputi:

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
109

a. Menjelaskan KD sebelum pembelajaran
berlangsung;
b. Mengamati siswa yang berperan;
c. Merespon siswa setelah simulasi selesai.
Sedangkan, yang mendapat nilai skala
3 ada lima aspek, meliputi:
a. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran;
b. Membagi siswa dalam kelompok;
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk
merespon;
d. Memberi penguatan kepada siswa
e. Menyimpulkan pelajaran darihasil tamplian
siswa.
Hasil pengamatan awal menunjukkan
bahwa nilai perolehan berjumlah 26 dari 50
nilai maksimal, atau 52% dari skala nilai yang
ditentukan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan sementara bahwa tingkat
kemampuan guru dalam menerapkan teknik
simulasi bernilai cukup. Dari sinilah penehti
melakukan tindakan (perbaikan).

1. Siklus I
Melihat hasil pengamatan awal maka
peneliti terpanggil untuk melakukan penelitian
terhadap guru mata pelajaran kejuruan dalam
menerapkan teknik simulasi pada pembelajaran
Teknologi Perkantoran. Penelitian yang
direncanakan dalam rentang waktu tiga bulan
dengan dua siklus.
Siklus pertama ini diawali dengan
menyusun perencanaan penelitian. Pertama-
tama peneliti menentukan jadwal kegiatan
penelitian dan langkah-langkah perbaikan.
Peneliti juga membuat proposal penelitian
yang dilengkapi dengan lembar kerja
observasi/instrumen penilaian.
Dalam pembelajaran teknologi
perkantoran menggunakan aplikasi pengolah
informasi seperti internet, atau website ataupun
melakukan transaksi secara online
Menyampaikan tujuan pembelajaran Inti
Penutup Mengamati: beberapa kondisi tentang
kantor yang memiliki sarana jaringan internet
Menanya: Memberikan kesempatan peserta
didik menanyakan hal yang berkaitan dengan
pengoperasian aplikasi pengolah
presentasi/bahan cetak, fasilitas kantor yang
digunakan dalam pengoperasian pengolah
presentasi ataupun bahan cetak Mengumpulkan
Informasi/Eksperimen Praktik cara
menggunakan semua tombol keyboard dan
membangun jaringan internet serta
menyambungkan jaringan pada komputer
Menalar/Mengolah Informasi: Menjelaskan
tentang cara kerja internet, dan website
Mengkomunikasikan: Mempresentasikan cara
kerja dengan internet, dan website Kegiatan
Penutup.
Peserta didik dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan mengenai pengolah
informasi seperi internet, website dan transaksi
secara online Melakukan evaluasi berupa
pengamatan terhadap hasil penggunaan
pengolah informasi berupa intenet, dan website
serta hasil dalam melakukan transaksi secara
online Peserta didik mencatat informasi
tentang tugas untuk pertemuan selanjutnya
Salah seorang peserta didik memimpin doa
untuk mengakhiri pembelajaran. Penilaian
1.Jenis/Teknik Penilaian Salah satu
pembentukan karakter di atas, menurut
pemikiran peneliti, dapat dilakukan melalui
penerapan teknik simulasi dalam pembelajaran
di kelas. Hal tersebut memungkinkan
terjadinya proses pembentukan atau peniruan
sikap yang baik dalam diri siswa, sesuai materi
ajar.
Oleh karenanya, peneliti mengajak
guru untuk menelusuri materi ajar yang dapat
diajarkan dengan teknik simulasi. Peneliti dan
guru berdiskusi tentangkesesuaian teknik
simulasi dengan materi ajar. Disimpulkan
bahwa materi mata pelajaran Teknologi
Perkantoran kelas Xrata-rata dapat diajarkan
denganteknik simulasi, selebihnya dengan
penugasan dan diskusi atau tanya jawab.
Untuk membantu guru, peneliti
memberi arahan pada guru tentang penggunaan
teknik simulasi di depan kelas. Beberapa
penekanan yang diberikan peneliti, antara lain
di awal pelajaran guru menjelaskan KD
sebelum pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya, guru harus membagi siswa dalam

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
110

kelompok yang jelas sehingga terbentuk
kelompok yang mejemuk (heterogen). Peneliti
juga menekankan kepada guru agar mencatat
perkembangan siswa dalam pembelajaran
sebagai hasil proses pembelajaran. Pada
tahapan penutup, guru diingatkan agar
memberi penguatan kepada siswa berupa pesan
moral sebagai simpulan pelajaran hari itu dan
memberi tugas rumah yang sesuai dengan
materi ajar.
Sesuai jadwal yang disepakati, peneliti
melakukan observesi unjuk kerja guru di dalam
kelas. Guru berposisi di depan melaksanakan
pembelajaran dan peneliti duduk di belakang
kelas mengamati unjuk kerja guru. Semua
aspek yang termuat di dalam format diamati
dan diberi penilaian dengan catatan
perkembangan.
Nilai yang di dapat merupakan
gambaran keberhasilan/kemajuan unjuk kerja
guru di depan kelas. Data menunjukkan aspek
yang telah menunjukkan peningkatan, yaitu
guru menyampaikan KD pelajaran lebih dulu,
sebelum memulai pelajaran (dari nilai 2
menjadi nilai 5). Guru mengelompokkan siswa
secara acak - melalui hitungan nomor urut
(darinilai 3 menjadinilai 5). Dan, guru juga
sudah memperhatikan siswa secara cermat
serta membuat catatan hasil unjuk kerja (dari
nilai 1 menjadi nilai 4). Hasil di atas menjadi
acuan bagi peneliti untuk melangkahpada
tahapan berikutnya.
Peneliti memperlihatkan hasil
penilaian kepada guru dan meminta responnya.
Guru merasa senang dan berterima kasih
kepada peneliti yang telah memberi
pengarahan kepadanya. Namun, hasil yang
telah dicapai belumlah maksimal karena
peneliti dan guru sepakat bahwa hasil tersebut
masih dapat ditingkatkan.
Untuk menghasilkan unjuk kerja guru
yang lebih baik pada siklus berikutnya, peneliti
menanyakan hambatan yang dirasakan guru
ketika menerapkan teknik pembelajaran
simulasi. Guru menganggap siswa telah
memahami apa yang harusdilakukannya,
sehingga guru tidak menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran.Begitu pula dalam
memberi penguatan kepada siswa, guru merasa
kurang perlumelakukannya. Padahal,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
bertujuanmembuka wawasan dan menambah
kesiapan siswa.
Sementara itu, memberi penguatan
dapat meningkatkan semangat dan motivasi
belajar siswa. Ahmad Rohani (2004:14),
mengemukakan bahwa penguatan positif
adalah sesuatu yang memperkuat hubungan
situmulus respon atau sesuatu yang dapat
memperbesar kemungkinan timbulnya suatu
respon.Hal ini dimaksudkan agar semangat
belajar siswa dapat dipertahankan.
Keempat aspek di atas belum
menunjukkan perubahan/peningkatan. Masing-
masing tetap pada kondisi nilai masa pra
penelitian, yaitu menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran bernilai 3 dari 3. Begitu juga
pemberian penguatan kepada siswa, hanya
memperoleh nilai 3 dari 3. Aspek
menyimpulkan pelajaran darihasiltampilan
siswa memperoleh nilai 3 dari 3. Demikian
pula aspek menutup pelajaran dengan
pemberian tugas rumah memperoleh nilai 4
dari 4.
Berpijak dari data di atas, peneliti
melakukan analisa tindakan.
Mutupembelajaran dalam penerapan teknik
simulasi pada pembelajaran Teknologi
Perkantoran di kelas XSMK Negeri 7
Medansudah membaik.Indikatornya adalah
meningkatnya unjuk kerja guru di depan kelas.
Dari 10 aspek yang diteliti hanya dua aspek
yang memperoleh nilai maksimal yaitu
menjelaskan KD sebelum pembelajaran
berlangsung (5=jelas dan dituliskan) dan
Membagi siswa dalam kelompok secara acak
(5= jelas dan dituliskan). Berarti, ada delapan
aspek lagi yang pedu dibenahi.
Hasil unjuk kerja di alas masih dapat
ditingkatkan agar semua aspek meningkat atau
memperoleh nilai maksimal. Langkah yang
dilakukan adalah mengidentifikasi kendala dan
hambatan. Setelah memahami kendala dan
hambatan yang dijumpai maka akan mudah

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
111

merencanakan langkah berikutnya pada siklus
II.
2. Siklus II
Setelah mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang masih
terdapat pada siklus satu maka disusunlah
rencana perbaikan kepada guru. Aspek yang
perlu penekanan/peningkatan, meliputi :
1) Langkah-langkah pembelajaran,
2) Pemberian penguatan kepada siswa
dari tampilannya di depan kelas,
3) Guru harus menyimpulkan materi
pelajaran, dan
4) Penugasan kepada siswa sesuai dengan
materi pembelajaran
Dari permasalah tersebut di atas,
peneliti menyusun rencana perbaikan agar guru
dapat meningkatkan unjuk kerjanya. Bentuk
perbaikan yang dilakukan oleh peneliti, seperti
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
dengan penerapan teknik simulasi. Guru
minimal menjelaskan dan memandu hal-hal
yang harus dilakukan siswa sebelum
bersimulasi, seperti :
1) Siswa berkelompok sesuai urutan
kelompoknya,
2) Membagi tugas dalam kelompok
simulasi,
3) Memahami lebih dulu langkah kerja
penampilan,
4) Menampilkan materi simulasi dengan
sungguh-sungguh,
5) Siswa yang duduk memperhatikan
peragaan dalam mengaplikasikan
komputer sambil mencatat hal-hal
penting yang akan didiskusikan.
Selanjutnya, peneliti mengarahkan
guru secara intensif menggunakan teknik
simulasi di depan kelas. Keempat aspek yang
diidentifikasi sebelumnya (pada siklus I) diberi
penguatan agar guru lebih meningkatkan unjuk
kerja dalam penerapan teknik simulasi ini.
Peneliti juga kembali mempertegas perbedaan
teknik simulasi dengan teknik penugasan agar
guru lebih mampu memahami perbedaan ini.
Kalau teknik simulasi lebih cenderung pada
proses pelaksanaan simulasi itu sendiri,
sedangkan teknik penugasan mempunyai
cenderungan pada hasil yang diperoleh.
Peneliti juga mengajak guru untuk
memilah dan memilih materi yang tepat dan
sesuai diajarkan dengan teknik simulasi.
Terjadi saling saran pendapat antara peneliti
dengan guru untuk menemukan langkah-
langkah efektifitas pembelajaran Teknologi
Perkantoran di kelas X. Akhirnya, kesepuluh
aspek yang telahdisusun dalam format
penilaian disepakati menjadi acuan
pelaksanaan unjuk kerja.
Dengan persiapan yang matang dari
guru dan peneliti, maka pada pertemuan
berikutnya, kembali peneliti melakukan
observasi pelaksanaan unjuk kerja guru di
kelas. Peneliti berada di belakang kelas untuk
mengamati guru sambil melakukan penilaian
sesuai format, dengan membuat catatan
perkembangan.
Target yang ingin dicapai adalah
kesepuluh aspek yang ada di dalam format
memperoleh peningkatan. Peneliti mencermati
keseriusan guru dalam menerapkan teknik
simulasi. Setelah menyampaikan KD yang
diajarkan, guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran. Siswa yang berjumlah 28 orang
dibagi menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4 orang pemeran. Guru
menugaskan masing-masing kelompok untuk
tampil. Ketika kelompok 1 tampil maka
kelompok 2 dan kelompok 7 menjadi juri yang
merespon kelompok yang tampil. Bila
kelompok 2 yang tampil, maka kelompok 3
dan 1 yang menjadi juri dan merespon. Begitu
seterusnya hingga selesai.
Guru juga mengamati dan merespon
siswa yang tampil di depan kelas. Siswa lain
yang duduk di kursi juga menjadi objek
pengamatan. Guru berupaya sungguh-sungguh
sehingga perhatian siswa benar-benar tertuju
kepada siswa yang menampilkan simulasi.
Respon yang dimintakan guru kepada siswa
juga harus dapat dijawab dengan baik. Guru
bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
Akhir pembelajaran ditutup guru
dengan menyimpulkan materi ajar dan

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
112

memberi penguatan kepada siswa dengan
pesan moral yang patut untuk dikembangkan
oleh masing-masing siswa. Tak lupa guru juga
memberi tugas kepada siswa untuk
diselesaikan di rumah maslng-masing.
Setelah pembelajaran selesai peneliti
menyampaikan hasil unjuk kerja guru di kelas.
Kesepuluh aspek yang dinilai menunjukkan
peningkatan. Ada tujuh aspek yang mendapat
nilai maksimal, yaitu :
1) aspek-1; Menjelaskan KD sebelum
pembelajaran berlangsung
2) aspek-3; Membagi siswa dalam
kelompok
3) aspek-4; Mengamati siswa yang
berperan
4) aspek-6; Memberi kesempatan pada
siswa untuk merespon teman
5) aspek-8; Mencatat perkembangan
siswa dalam proses pembelajaran
6) aspek-9; Menyimpulkan pelajaran
darihasil tampilan siswa
7) aspek-l0. Menutup pelajaran dengan
pemberian tugas rumah
Sedangkan, yang hanya memperoleh nilai baik
(4) meliputi tiga aspek, yaitu:
1) aspek-2; Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
2) aspek-5; Merespon hasil tampilan
siswa setelah simulasi selesai
3) aspek-7. Memberi penguatan kepada
siswa
Dengan total perolehan nilai pada akhir siklus
II ini sebesar 47 atau 94 %.
Apabila dibandingkan jumlah nilai
perolehan Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II
di dapat tabel seperti di bawah ini:

Tabel 5. Perbandingan Perolehan nila dan
persentase Pra, Siklus I dan Siklus II
N
o
Peroleh
an Nilai
Pr
a
Sikl
us I
Sikl
us II
Keterang
an
1. Jumlah 26 38 47 Meningk
at
2. Persenta
si
52
%
76 % 94 % Meningk
at

Dari data tabel di atas, peneliti
membatasi siklus hanya sampai kedua saja.
Walaupun ada tiga aspek yang belum
mendapat nilai maksimal, tetapi
penelitimenganggap pembinaan telah berhasil
mengantarkan guru untuk dapat menerapkan
teknik simulasi dalam pembelajaran Teknologi
Perkantoran kelas X Otomatisasi dan Tata
Kelola Perkantoran 1SMK Negeri 7 Medan.
Susilo Wibisono berdasarkan hasil
penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran berbasis simulasi pada Mata
kuliah Psikologi Eksperimen merupakan salah
satu alat bantu yang signifikan dalam
pencapaian kompetensi yang diharapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
diperoleh kesimpulan:
- Teknik Simulasi merupakan salah satu
teknik pembelajaran yang dapat
melibatkan semua siswa di dalam kelas.
Teknik Simulasi dapat menumbuhkan
sikap dan pribadi yang diharapkan dalam
lingkup mata pelajaran Teknologi
perkantoran.
- Guru dapat meningkatkan kualitas unjuk
kerja bila mendapat pembinaan yang terus
menerus.
- Penggunaan Teknik Simulasi dapat
mengefektifkan dan meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran
Microsoft Publisher pada Mata Pelajaran
Teknologi Perkantoran di SMK Negeri 7
Medan
Saran
Adapun saran pada penelitian ini
adalah diharapkan guru dapat menerapkan
teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai
materi ajar. Teknik Simulasi dapat menjadi
salah satu alternatif teknik pembelajaran dalam
mata pelajaran teknologi perkantoran. Perlu
pembinaan yang terus menerus terhadap guru
agar dapat meningkatkan kualitas unjuk kerja.

p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 11 No 2 Juli 2022
113

REFERENSI
BSNP. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasioal RI Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses, Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi
BelajarMengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tilaar, HAR. 1999. Pendidikan, Kebudayaan,
dan Masyarakat Madani Indonesia.
Bandung: Rosdakarya
Uno, Hamzah B. 2004. Model Pembelajaran.
Gorontalo: Nurul Jannah.
Retno Ismiyati. 2012. Bimbingan Kelompok
Teknik Simulasi Untuk Meningkatkan
Interaksi Sosial. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.