i








SURVEI PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA FUTSAL
PADA KLUB PROTECT ANGELS YOGYAKARTA DI
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2019



SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang





Oleh

Bunga Khoirunisa
6101416136






PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ii


ABSTRAK
Bunga Khoirunisa 2019. Survei Pembinaan Prestasi Olahraga Futsal Pada
Klub Protect Angels Yogyakarta di Kabupaten Sleman Tahun 2019. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Martin Sudarmono,S.Pd.,M.Pd.

Kata Kunci: Pembinaan, Prestasi, Futsal, Protect Angels.

Klub Protect Angels Yogyakarta adalah salah satu academy futsal di
Kabupaten Sleman yang berdiri sejak tahun 2017. Klub ini sudah memiliki banyak
prestasi baik di tingkat regional maupun provinsi. Klub Protect Angels Yogyakarta
sudah menghasilkan pemain-pemain futsal yang diminta untuk bertanding di Liga
Profesional Indonesia dan bahkan ada pemain yang diminta untuk memperkuat
tim Nasional putri Indonesia. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga futsal pada klub Protect
Angels Yogyakarta di Kabupaten Sleman Tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga futsal di klub Protect
Angels Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan
data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus, pelatih, dan atlet. Pemeriksaan
keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data dilakukan
secara teru menerus sampai tuntas. Aktivitas analisis data meliputi pengambilan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, pelaksanaan pembinaan prestasi di
klub Protect Angels sudah baik. Pemassalan dilakukan dengan cara interaksi
langsung dan interaksi tidak langsung atau melalui media sosial. Pembibitan
dilakukan melalui pembibitan pemain dari SMA dan Universitas yang ada di
wilayah Yogyakarta. Sumber daya manusia klub Protect Angels masuk dalam
kriteria baik, pelatih memiliki sertifikat/lisensi nasional, atlet memiliki motivasi dan
prestasi tingkat nasional, dan kepengurusan sudah berjalan sesuai tugas pokok
dan fungsi masing-masing. Program latihan di klub Protect Angels masuk kriteria
cukup, dimana program latihan belum terstruktur dan tertulis. Sarana dan
prasarana klub Protect Angels cukup baik, namun masih terdapat kekurangan
pada bola. Serta pendanaan klub Protect Angels sudah baik, klub mendapat
dukungan dana dari sponsor dan donatur.
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga futsal pada Klub Protect Angels
Yogyakarta sudah baik hal ini dapat dilihat dari aspek pemassalan, pembibitan,
prestasi, pembinaan, sumber daya manusia, program latihan, sarana dan
prasarana serta pendanaan. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu
pemantauan prestasi dapat dilakukan dengan penyusunan data prestasi atlet.
Program latihan perlu disusun secara terstruktur oleh pelatih. Mengoptimalkan
kontribusi sponsor untuk peningkatan kesejahteraan atlet dan adanya
perencanaan pembuatan fasilitas lapangan khusus klub Protect Angels.

iii


ABSTRACT

Bunga Khoirunisa. 2019. The Development Survey of Futsal in Protect Angels
Yogyakarta Club of Sleman Regency in 2019. A final Project. Physical
Education, Health and Reacreation, Faculty of Sport Sciences, Universitas Negeri
Semarang. Advisor:Martin Sudarmono,S.Pd.,M.Pd.

Keyword: Coaching, Achievement, Futsal, Protect Angels.

The Yogyakarta Protect Angels Club is one of the futsal academies in
Sleman Regency which was since 2017. The club has many achievements both at
regional and provincial levels. The Yogyakarta Protect Angels Club has been able
to create futsal players who were asked to compete in the Indonesian Professional
League and there were even players who were asked to strengthen the Indonesian
women's National team. The focus of the problem in this study is how the
implementation of futsal sports achievement coaching at the Yogyakarta Protect
Angels club in Sleman Regency in 2019. The purpose of this study was to find out
the implementation of futsal sporting coaching in the Yogyakarta Protect Angels
club.
This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection using
the method of observation, interviews, and documentation. The subjects in this
study were administrators, coaches, and athletes. Examination of the validity of
data through triangulation. The data analysis used method that are carried out
continuosly. The activity on analysis data is data colection, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions.
The results of research show that, the implementation of achievement
coaching at the Protect Angels club is good. Massization is done by direct
interaction and indirect interaction through social media. The nursery is carried out
through the nursery of players from high schools and universities in the Yogyakarta
region. The achievements that have been achieved are very proud, proven by the
results obtained. The human resources of the Protect Angels club are good, the
coach has a national certificate / license, the athlete has motivation and high
achivement , and the management has been running according to their main duties
and functions. The training program at the Protect Angels club is good enough, the
training program is unstructured. The facilities and infrastructure of the Protect
Angels club are good enough, there are still shortcoming and Protect Angels club
funding is good, the club get a fund from sponsor and from donations.
From the results of the research, it can be concluded that the implementation
of futsal sports achievement coaching at the Yogyakarta Protect Angels Club is
good, it can be seen from the aspects of pemassuran, nursery, achievement,
coaching, human resources, training programs, facilities and infrastructure as well
as funding. As for the advice that can be given, performance monitoring can be
done by compiling athlete performance data. The coaching is done in stages
starting from an early age. The training program needs to be structured in a
structured manner by the trainer. Optimizing sponsorship contributions to improve
athlete welfare and planning for the creation of special field facilities for the Protect
Angels club.

iv

v

vi

vii


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
“Manusia hanya bisa berusaha dan berfikir, keputusan terakhir tetap pada
Tuhan. Bismillah “
Persembahan:
Karya ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Slamet
Kurnianto dan Alm. Ibu Siti Aminah, yang
tiada henti-hentinya selalu memberikan
semangat, nasehat dan do’a.
2. Kakak tercinta, Maylia Ayu Riftianti dan Nur
Rezya Firmansyah yang selalu memberikan
semangat dan do’a.
3. Teman –teman PJKR angkatan 2016 dan
Almamater, Universitas Negeri Semarang.

viii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Survei Pembinaan Prestasi Olahraga Futsal Pada Klub Protect Angels
Yogyakarta di Kabupaten Sleman Tahun 2019”. Peneliti menyadari bahwa
penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan dalam pengurusan surat ijin dan kesempatan
kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan dan Bapak Ibu Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi (PJKR), yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini dan juga bekal ilmu pengetahuan kepada
penulis.
4. Bapak Martin Sudarmono, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi, kritik, dan saran yang dengan sabar dan iklas sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah mengajarkan
ilmunya selama ini, dan seluruh Dosen Universitas Negeri Semarang yang
menyalurkan ilmu serta pemikirannya untuk kemajuan bersama.

ix

x


DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................................ i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... v
PENGESAHAN ............................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Fokus Masalah ............................................................................. 8
1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 9
1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA KONSEPTUAL
2.1 Kajian Pustaka .............................................................................. 11
2.1.1 Pembinaan ................................................................................... 11
2.1.1.1 Pemassalan .................................................................................. 13
2.1.1.2 Pembibitan .................................................................................... 14
2.1.1.2.1Pemanduan Bakat ........................................................................ 16
2.1.2 Prestasi ........................................................................................ 17
2.1.2.1 Faktor Internal .............................................................................. 22
2.1.2.2 Faktor Eksternal............................................................................ 22
2.1.3 Pembinaan Prestasi ...................................................................... 23
2.1.3.1 Sumber Daya Manusia ................................................................. 25

xi


2.1.3.1.1 Atlet ............................................................................................. 26
2.1.3.1.2 Pelatih ......................................................................................... 27
2.1.3.2 Organisasi ..................................................................................... 32
2.1.3.3 Program Latihan ............................................................................ 35
2.1.3.4 Sarana dan Prasarana ................................................................... 38
2.1.3.5 Pendanaan .................................................................................... 41
2.1.4 Olahraga ........................................................................................ 42
2.1.5 Futsal ............................................................................................. 43
2.1.5.1 Pengertian Futsal ........................................................................... 43
2.1.5.2 Peraturan Futsal Berdasarkan FIFA............................................... 44
2.1.5.2.1 Lapangan..................................................................................... 44
2.1.5.2.2 Bola ............................................................................................. 45
2.1.5.2.3 Jumlah Pemain Dalam Permainan ............................................... 46
2.1.5.2.4 Perlengkapan Pemain.................................................................. 46
2.1.5.2.5 Lama Permainan ......................................................................... 47
2.1.6 Klub Protect Angels Yogyakarta .................................................... 48
2.2 Kerangka Konseptual .................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................. 51
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian ....................................................... 52
3.2.1 Lokasi ............................................................................................ 52
3.2.2 Sasaran Penelitian ......................................................................... 53
3.2.3 Subjek Penelitian ........................................................................... 53
3.3 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data .................................... 54
3.3.1 Instrumen Penelitian ...................................................................... 54
3.3.2 Teknik Pengumpulan data ............................................................. 55
3.3.2.1 Observasi ...................................................................................... 56
3.3.2.2 Wawancara .................................................................................... 57
3.3.2.3 Dokumentasi .................................................................................. 58
3.4 Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 59
3.5 Analisis Data .................................................................................. 61
3.5.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 61
3.5.2 Reduksi data .................................................................................. 62
3.5.3 Penyajian data ............................................................................... 62

xii


3.5.4 Penarikan Kesimpulan .................................................................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 65
4.1.1 Pelaksanaan Pembinaan Prestasi .................................................. 66
4.1.1.1 Pemassalan .................................................................................... 66
4.1.1.2 Pembibitan...................................................................................... 67
4.1.1.3 Prestasi .......................................................................................... 69
4.1.2 Sumber Daya Manusia ................................................................... 72
4.1.2.1 Atlet ................................................................................................ 72
4.1.2.2 Pelatih ............................................................................................ 74
4.1.3 Kepengurusan Organisasi .............................................................. 77
4.1.4 Sarana dan Prasarana .................................................................... 78
4.1.5 Pendanaan ..................................................................................... 80
4.2 Pembahasan .................................................................................. 81
4.2.1 Pemassalan .................................................................................... 81
4.2.2 Pembibitan...................................................................................... 82
4.2.3 Prestasi .......................................................................................... 83
4.2.4 Atlet ................................................................................................. 84
4.2.5 Pelatih ............................................................................................. 86
4.2.6 Kepengurusan Organisasi ............................................................... 87
4.2.7 Sarana dan Prasarana ..................................................................... 88
4.2.8 Pendanaan ...................................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 91
5.2 Saran .............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93
LAMPIRAN ................................................................................................... 98

xiii


DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Daftar Prestasi Klub Protect Angels ............................................................. 6
1.2 Daftar Nama Prestasi Atlet Futsal Klub Protect Angels ............................... 7
3.1 Instrumen Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 55
3.2 Rublika Penilaian Penelitian Pembinaan Prestasi Klub Protect Angels ........ 63
4.1 Hasil Prestasi Klub Protect Angels ............................................................... 69
4.2 Hasil Prestasi Individu Klub Protect Angels .................................................. 71
4.3 Susunan Kepengurusan Klub Protect Angels............................................... 78

xiv


DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Piramida Tahap-tahap Pembinaan ............................................................... 12
2.2 Faktor Pendukung Prestasi .......................................................................... 22
2.3 Lapangan Futsal .......................................................................................... 44
2.4 Bola ............................................................................................................. 45
2.5 Baju dan Celana Pendek ............................................................................. 46
2.6 Kaos Kaki .................................................................................................... 47
2.7 Alas Kaki Berdolken Karet ........................................................................... 47
2.8 Skema Kerangka Berfikir ............................................................................. 50

xv


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pengesahan Judul Piramida Tahap-tahap Pembinaan ............................ 99
2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ...................................................... 100
3. Pengesahan Proposal .............................................................................. 101
4. Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 102
5. Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ......................................... 103
6. Kisi-kisi Wawancara Atlet ......................................................................... 104
7. Kisi-kisi Wawancara Pelatih ..................................................................... 107
8. Kisi-kisi Wawancara Pengurus ................................................................. 110
9. Pedoman Wawancara Atlet ...................................................................... 113
10. Pedoman Wawancara Pelatih .................................................................. 115
11. Pedoman Wawancara Pengurus .............................................................. 118
12. Pedoman Observasi ................................................................................ 120
13. Pedoman Dokumentasi ............................................................................ 121
14. Hasil Wawancara Atlet ............................................................................. 122
15. Hasil Wawancara Pelatih ......................................................................... 136
16. Hasil Wawancara Pengurus ..................................................................... 141
17. Hasil Observasi ........................................................................................ 145
18. Hasil Pemeriksaan Dokumen ................................................................... 146
19. Struktur Organisasi .................................................................................. 147
20. Daftar Nama Pelatih dan Atlet .................................................................. 148
21. Daftar Prestasi ........................................................................................ 149
22. Piagam Prestasi ....................................................................................... 151
23. Sertifikat Pelatih ....................................................................................... 161
24. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 162
25. Catatan Lapangan Penelitian ................................................................... 163
26. Dokumentasi ............................................................................................ 166

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan olahraga di Indonesia saat ini sangat pesat. Banyak
masyarakat melakukan aktivitas olahraga, mulai dari anak-anak hingga orang tua,
tujuannya untuk menjaga kesehatan, untuk pendidikan, untuk proses
penyembuhan, untuk rekreasi, dan untuk mencapai prestasi. Sesuai dengan
amanat UU No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, ada tiga
sub-sistem kegiatan olahraga yaitu (1) olahraga pendidikan, (2) olahraga rekreasi,
(3) olahraga prestasi. Ketiga sub-sistem ini saling berkaitan dan saling mendukung
(Rusli Rutan, 2013:3).
Salah satu olahraga yang sesuai fungsi dan tujuannya adalah olahraga
kompetitif atau prestasi. Pengertian olahraga prestasi adalah olahraga yang
membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu
pengetahuan dan teknologi keolahragaan (Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005).
Maksudnya olahraga prestasi harus dilakukan dengan rencana pembinaan yang
baik, dan pembibitan dilakukan secara berjenjang atau dikelompokan umur agar
pembinaan berjalan sesuai tujuan serta dalam pelaksanaan pembinaan dibantu
oleh pengetahuan dan teknologi keolahragaan seperti alat-alat bantu untuk
mengukur kemampuan fisik seorang atlet.
Olahraga didefinisikan sebagai segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial
(Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional).
Kegiatan pembinaan olahraga merupakan faktor yang sangat penting

2



dalam memajukan suatu cabang olahraga tertentu. Karena berkembang atau
tidaknya olahraga tergantung pada pembinaan olahraga itu sendiri. Salah satu
strategi yang paling mendasar dalam upaya mewujudkan peningkatan sumber
daya manusia Indonesia, khususnya dibidang olahraga adalah dengan
memusatkan perhatian dan orientasi pembangunan olahraga sedini mungkin yaitu
dengan pembinaan dan pengembangan olahraga bagi generasi muda sejak dini
(KONI, 2000:65).
Pembinaan olahraga prestasi tidak terlepas dari bagaimana pembinaan
yang dilakukan, sehingga prestasi yang dicapai optimal. Prestasi yang dicapai
pada saat golden age (usia emas) merupakan cerminan bagaimana pembinaan
yang dilakukan saat usia dini. Latihan bagi anak-anak perlu mempertimbangkan
tumbuh kembang dan pengembangan gerak secara menyeluruh. Program latihan
jangka panjang merupakan acuan untuk menentukan target prestasi dan latihan-
latihan pada satuan waktu dibawahnya (Pahalawidi, 2007:42).
Dalam pembinaan olahraga prestasi dapat dilakukan dari tingkat kabupaten,
provinsi dan nasional. Pembinaan prestasi bertujuan untuk membina dan
memajukan suatu prestasi olahraga agar mampu berkembang dan menghasilkan
prestasi yang maksimal pada cabang olahraga. Peran pembinaan prestasi adalah
untuk pengorganisasian dalam pelaksanaan program yang sudah direncanakan
dari awal hingga akhir program sesuai jenjang waktu yang sudah direncanakan.
Pembinaan olahraga pada umumnya untuk dapat mambina,
mempertahankan, dan memajukan suatu prestasi olahraga agar mampu
berkembang dan menghasilkan prestasi yang maksimal. Oleh karena itu perlu
adanya pembinaan dan pembibitan yang membutuhkan waktu yang panjang dan
terprogram. Pelaksanaan pembinaan olahraga harus mempunyai organisasi dan

3



program yang sudah dibuat untuk mengatur segala kegiatan dan menjadikan atlet
meraih prestasi setinggi-tingginya. Selain itu sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan pembinaan adalah sangat penting karena sebagai alat dan bahan
seorang atlet untuk menjalankan sebuah pembinaan program latihan. Yang tak
kalah penting dalam pelaksanaan pembinaan adalah dana yang harus memadai
agar pelaksanaan pembinaan olahraga tercapai dan menghasilkan prestasi atlet
yang maksimal secara berjenjang dan berkelanjutan.
Peran seorang pelatih dalam pelaksanaan pembinaan olahraga juga sangat
vital, karena seorang pelatih sangat berpengaruh terhadap hasil dan kinerja atlet
pada saat menjalankan program pembinaan. Peranan pelatih disini adalah
sebagai motivator sekaligus seorang yang mengarahkan seorang atlet dalam
menjalankan porsi latihan dalam pembinaan sesuai cabang olahraga masing-
masing.
Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak diminati
saat ini. Olahraga ini sudah banyak mengalami perkembangan yang cukup pesat
dari pada olahraga lain. Futsal dapat dikatakan olahraga yang paling terkenal
karena, olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, pria maupun wanita
memainkan olahraga ini untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan dalam
kompetitif (prestasi). Olahraga futsal ini diciptakan di Montevideo, Uruguay.
Pengertian olahraga futsal adalah dari kata futsal dalam bahasa Spanyol (futbal
sala) yang berarti sepak bola dalam ruangan. Olahraga ini baru masuk Indonesia
pada awal abad 21 atau medio tahun 2000-an, dan baru mendapat tempat di PSSI
pada tahun 2004 (Sahda Halim,2009:5).
Olahraga futsal adalah sebuah permainan yang mengandalkan kekuatan
fisik serta kemampuan seseorang dalam mengolah bola (Masi, 2015:11). Olahraga

4



futsal merupakan sejenis sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan, ukuran
lapangan lebih kecil dibandingkan ukuran yang digunakan dalam sepak bola
lapangan rumput. Olahraga Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan
dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil hampir tidak ada ruangan untuk
membuat kesalahan (Andri Irawan, 2009:5). Tujuannya adalah memasukkan bola
ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki (Mia Kusumawati,
2013:27).
Aturan permainan futsal dengan sengaja dibuat sangat ketat oleh FIFA agar
nilai Fair Play terjadi dan sekaligus untuk menghindari cedera berhubung lapangan
permainan futsal (untuk pertandingan internasional) bukan terbuat dari rumput,
tetapi dari kayu atau pelastik/rubber, sehingga apabila terjadi benturan akan
sangat berbahaya bagi para pemain (Beni Hamzah, Oman Hadiana, 2018:3).
Keberadaan klub sangat penting karena klub merupakan pusat pembinaan dan
pusat pembangkitan kemajuan prestasi dalam proses pembinaan,munculnya atlet-
atlet berbakat tidak akan lepas dari proses pembinaan yang dilakukan di dalam
klub olahraga (Agustanico Dwi Muryadi, 2015:2).
Klub futsal yang ada saat ini tidak juga hanya mementingkan prestasi.
Melainkan klub futsal sekarang banyak juga yang mementingkan tentang
pembinaan, sikap kedisiplinan, dan perilaku yang terpuji baik di dalam lapangan
maupun diluar lapangan. Dalam usaha pembinaan prestasi olahraga (futsal) di
Indonesia memadukan dua jalur pembinaan yaitu (1) pembinaan di Klub dan (2)
pembinaan di lembaga pendidikan atau jalur sekolah (Rusli Lutan,2013:99).
Program pembinaan prestasi baik dalam klub dan sekolah mungkin terdapat
perbedaan dalam latihan sehingga kemampuan olahragawan di klub
menghasilkan atlet yang berkualitas. Pola pembinaan dalam latihan tidak lepas

5



dari perencanaan program latihan yang diterapkan oleh seorang pelatih.
Perencanaan program latihan yang optimal dan bertahap, sehingga menciptakan
atlet-atlet yang berprestasi.
Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta cukup banyak yang menggemari
olahraga futsal, animo ini dapat dilihat dari tingginya antusiasme pada turnamen
futsal yang ada. Saat ini di Kabupaten Sleman, Yogyakarta sudah banyak klub
futsal yang berdiri, baik klub untuk putra maupun putri salah satunya adalah klub
Protect Angels Yogyakarta. Klub Protect Angels Sleman Yogyakarta merupakan
salah satu academy futsal putri di Kabupaten Sleman yang berdiri dengan anggota
awal dari beberapa pemain (PORDA) Pekan Olahraga Daerah Kabupaten Sleman.
Pada awal berdirinya tahun 2017 Protect Angels memiliki nama SFC (Sleman
Futsal Club) Planet Putri, kemudian pada bulan Oktober 2017 SFC Planet Putri
bekerja sama dengan Protect Sport yang menaunginya dan berganti nama
menjadi Klub Protect Angels Yogyakarta.
Peneliti melakukan studi pendahuluan tentang prestasi yang diperoleh klub
Protect Angels Yogyakarta. Peneliti melakukan wawancara dengan pelatih klub
Protect Angels Yogyakarta pada tanggal 22 Maret 2019 di Lembu Sakti Futsal
Kebumen, karena klub Protect Angels saat itu sedang mengikuti event di
Kabupaten Kebumen.
Adapun hal yang menjadi subjek wawancara adalah prestasi klub dan
prestasi individu para pemain klub Protect Angels Yogyakarta. Berikut adalah tabel
mengenai prestasi klub Protect Angels Yogyakarta.
Tabel 1.1 Daftar Prestasi Klub Protect Angels Yogyakarta
No Event Pertandingan Tahun Hasil
1. Kamasan Cup 2017 Juara 1

6



2. MU Futsal Kamasan 2017 Juara 3
3. Orang Utan Competition 2017 Juara 1
4. SCORE FUTSAL UGM 2017 Juara 3
5. SAF COM JAWA BALI 2017 Juara 1
6. Ramadhan Cup 2017 Juara 3
7. Ztofia Female CHAMPIONSHIP 2017 Juara 3
8. FUTSAL PATI OPEN 1 2017 Juara 2
9. SAPMA CUP FUTSAL U -23 KAB.
MALANG
2017 Juara 1
10. FUTSAL PATI OPEN 2 2018 Juara 1
11. Viking Purworejo Cup 2018 Juara 1
12. Proma Futsal-Protex Woman Futsal Cup 2018 Juara 1
13. Djarum Venus Open 2018 Juara 1
14. Royal Cup Open Pro Futsal Parakan
Temanggung
2018 Juara 1
15. Dupiad Cup Seturan 2018 Juara 2
16. Karya Buah Cup Futsal Batang 2018 Juara 1
17. Tamasportware Cup 2019 Juara 2
18. BINA MUDA CUP 1 SALATIGA 2019 Juara 2
( Sumber: Klub Protect Angels Yogyakarta)


Tabel 1.2 Daftar Nama Prestasi Atlet Futsal Klub Protect Angels Yogyakarta
No Nama Pemain Prestasi

7



1 Suciana Yuliani 1.1 Pemain Timnas Indonesia Futsal Putri di Sea
Games Kuala Lumpur 2017
1.2 Pemain Timnas Indonesia Futsal Putri AFC
2018
1.3 Pemain Liga Profesional Futsal dari Kebumen
United Angels 2017, 2018 dan 2019.
2 Dhia Putri
Hapsari
2.1 Pemain Timnas Indonesia Futsal Putri AFC
2018
3 Sabrina Mutiara
Firdaus
3.1 Pemain Timnas Indonesia Futsal Putri AFC
2018
3.2 Pemain Liga Profesional Futsal dari Banteng
Muda 2018
3.3 Pemain Liga Profesional Futsal dari Kebumen
United Angels 2019
4 Octavianti Dwi
Nurmalita
4.1 Pemain Liga Profesional Futsal dari Kebumen
United Angels 2017
4.2 Pemain Timnas Sepak Bola Putri 2019
5 Aulia Nur
Hikmatin
5.1 Pemain Liga Profesional Futsal dari Kebumen
United Angels 2017 dan 2018
6 Riries
Caesariana
Sundah
6.1 Pemain Liga Profesional Futsal dari Jaya
Kencana Angels 2019
7 Rema Sydane
Syam
7.1 Pemain Liga Profesional Futsal dari Jaya
Kencana Angels 2019
( Sumber: Klub Protect Angels Yogyakarta)
Dari data hasil prestasi klub dan prestasi atlet pada klub Protect Angels
Yogyakarta di atas bisa dikatakan memiliki prestasi yang baik karena klub ini belum
lama berdiri. Sehubungan hal ini penulis tertarik melakukan penelitian yang

8



berjudul “Survei Pembinaan Prestasi Olahraga Futsal Pada Klub Protect
Angels Yogyakarta di Kabupaten Sleman Tahun 2019”
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka fokus masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Pembinaan Prestasi Olahraga Futsal
Pada Klub Protect Angels Yogyakarta di Kabupaten Sleman Tahun 2019.
1.3 Pertanyaan Peneliti
Dalam penelitian “Survei Pembinaan Prestasi Olahraga Futsal Pada Klub
Protect Angels Yogyakarta di Kabupaten Sleman Tahun 2019” maka pertanyaan
peneliti tersebut adalah
1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan dalam klub Protect Angels
Yogyakarta?
2. Bagaimana sumber daya manusia dalam pembinaan prestasi olahraga
futsal pada klub Protect Angels?
3. Bagaimana organisasi dalam pembinaan prestasi olahraga futsal pada klub
Protect Angels?
4. Bagaimana sarana dan prasarana dalam pembinaan olahraga futsal pada
klub Protect Angels?
5. Bagaimana program latihan yang diterapkan di dalam pembinaan prestasi
olahraga futsal pada klub Protect Angels?
6. Bagaimana pendanaan dalam pembinaan prestasi olahraga futsal pada
klub Protect Angels?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:

9



1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan dalam klub Protect Angels
Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui sumber daya manusia dalam pembinaan prestasi
olahraga futsal pada klub Protect Angels.
3. Untuk mengetahui organisasi dalam pembinaan prestasi olahraga futsal
pada klub Protect Angels.
4. Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam pembinaan olahraga futsal
pada klub Protect Angels.
5. Untuk mengetahui program latihan yang diterapkan di dalam pembinaan
prestasi olahraga futsal pada klub Protect Angels.
6. Untuk mengetahui pendaan dalam pembinaan prestasi olahraga futsal
pada klub Protect Angels.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan fokus masalah dan pertanyaan peneliti yang telah diuraikan
maka diharapkan dalam penelitian ini dapat diambil manfaat baik berupa manfaat
teoritis maupun manfaat praktis.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai ilmu pengetahuan dan bahan
informasi mengenai Pembinaan Prestasi Olahraga Futsal di Kabupaten Sleman,
sehingg dapat dijadikan dokumen tertulis yang dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang berkompeten yang membutuhkan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Selanjutnya dari hasil peneliti ini dapat digunakan oleh klub Protect Angels
Yogyakarta sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi pengurus, pembina,
pelatih dan atlet klub Protect Angels Yogyakarta dalam membuat kebijakan

10



strategi melakukan pembinaan prestasi yang tepat dan efektif, juga meningkatkan
prestasi atlet klub Protect Angels Yogyakarta di tahun-tahun berikutnya dan
mampu bersaing di tingkat DIY, Jawa Tengah maupun Nasional.

11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA KONSEPTUAL
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pembinaan
Pembinaan merupakan usaha yang sistematis dan efesien untuk mencapai
tujuan olahraga serta meningkatkan kualitas yang lebih baik dari masing-masing
cabang olahraga. Pembinaan adalah usaha yang sistematis yang dilakukan guna
memperoleh hasil yang lebih baik dalam meraih prestasi (Rumini, 2015:23).
Sedangkan menurut Donny Cristian Dinanta (2015:1634), pembinaan merupakan
salah satu usaha atau tindakan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil
guna untuk meningkatkan atau memperoleh hasil yang lebih baik. Bahwa untuk
mencapai prestasi atlet secara maksimal diperlukan pembinaan yang terprogram,
searah dan berkesinambungan serta didukung dengan penunjang yang memadai
dan untuk mencapai prestasi optimal atlet juga diperlukan usaha dan daya melatih
yang dituangkan dalam rencana program latihan tertulis yang tersusun secara
sistematis sebagai pedoman arah kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
Pembinaan dan pembangunan olahraga prestasi dilaksanakan dan
diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional dan
internasional. Pembinaan dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga baik
pada tingkat daerah maupun pada tingkat pusat. Pembinaan juga dilaksanakan
dengan memperdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh-kembangkan sentra
pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah serta menyelenggarakan
kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan (UndangUndang Nomor 3 tahun

12



2005). Faktor pembinaan menyangkut masalah pembinaan itu sendiri seperti guru,
pelatih, kemudian metode dan sistem latihan (M. Faradise Lekso, 2013:2).
Pembinaan dan pengembangan keolahragaan meliputi pengolahraga,
ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta
penghargaan keolahragaan yang dilaksanakan melalui tahap pe ngenalah
olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan
prestasi (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII Pasal 21 Ayat 2 dan 3).
Untuk mencapai prestasi atlet secara maksimal diperlukan pembinaan yang
terprogram, terarah dan berkesinambungan serta didukung dengan penunjang
yang memadai. Untuk mencapai prestasi optimal atlet, juga diperlukan latihan
intensif dan berkesinambungan. Upaya untuk meraih prestasi perlu perencanaan
yang sistematis dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, mulai dari
pemassalan, pembibitan dan pembinaan hingga mencapai puncak prestasi (Djoko
Pekik Irianto, 2002:2).





Gambar 2.1 Piramida Tahap-tahap Pembinaan
(Sumber : Djoko Pekik Irianto, Dasar Kepelatihan 2000:27)


PEMASSALAN
PEMBIBITAN
PRESTASII

13



Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembina dapat
menghasilkan prestasi yang tinggi, perlu adanya tahapan yang dilakukan dengan
baik. Mulai dari pemassalan, pembibitan dan pencapaian prestasi. Dalam
meningkatkan prestasi olahraga futsal juga sangat di tentukan oleh tahapan
pemassalan dan pembibitan yang baik di dalamnya.
2.1.1.1 Pemasalan
Pemasalan berasal dari kata masal, yang artinya mengikutsertakan atau
melibatkan orang banyak. Sedangkan pemasalan olaharga secara khusus
merupakan suatu upaya untuk menanamkan dasar -dasar ketrampilan gerak
dalam usaha mencari bibit-bibit atlet yang berbakat dengan kondisi fisik dan
mental yang sehat dan kuat untuk dikembangkan dalam mencapai prestasi yang
tinggi (Agus Supriyanto, 2005:1).
Menurut Djoko Pekik (2002:27) pema ssalan adalah mempolakan
keterampilan dan kebugaran jasmani atlet secara multilateral dan spesialisasi.
Pemassalan merupakan kegiatan olahraga secara massal yang disertai
kesadaran, berdasarkan olahraga yang disadari prinsip 5M, yaitu murah, meriah,
mudah, massal, dan manfaat. Tujuan pemassalan untuk melibatkan sebanyak-
banyaknya anggota masyarakat dalam kegiatan olahraga sehingga timbul minat
dan kesadaran terhadap pentingnya olahraga sebagai bagian dari upaya
peningkatan prestasi olahraga (Muh. Yusuf, 2003:33).
Strategi pemassalan meliputi antara lain:
1) Mempolakan peningkatan keterampilan maupun kebugaran jasmani secara
multilateral pada sekolah dasar dan spesialisasi pada sekolah lanjutan
hingga perguruan tinggi (Golden Ages) serta perkumpulan untuk mencapai
prestasi optimal dan maksimal.

14



2) Menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana serta tenaga pelatih
maupun pendidikan yang memadai secara kuantitatif.
3) Memberikan penghargaan kepada penggerak upaya pemassalan olahraga
prestasi.
4) Kebijakan umum pada pembangunan olahraga yang mengacu pada
pemanfaatan pertumbuhan tenaga kerja dan modal dalam rangka
mendukung peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasalan yang harus
dilakukan diawal proses pembinaan bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga
dan mengolahragakan masyarakat agar dapat menghasilkan bibit-bibit atlet yang
berpotensi untuk meningkatkan prestasi yang tinggi.
2.1.1.2 Pembibitan
Menurut Muh. Yusuf (2003:34) pembibitan adalah upaya yang diterapkan
untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi yang diteleti secara
terarah dan intensif melalui orang tua, guru, dan pelatih pada suatu cabang
olahraga. Tujuannya untuk menyediakan calon atlet dalam berbakat dalam
berbagai cabang olahraga prestasi untuk kemudian dilanjutkan dengan
pembinaan yang lebih intensif.
Strategi pembibitan antara lain:
1) Pembibitan harus dilaksanakan secara terarah dan intensif. Pelatih, guru
olahraga dan orang tua berperan penting dalam pola pembinaan.
2) Memberikan prioritas kepada cabang olahraga tertentu pada kurikulum
seluruh jenjang pendidikan.
3) Memberikan prioritas cabang olahraga yang bersangkutan guna memilih
calon atlet yang berbakat untuk dibina secara nasional.

15



4) Melengkapi pendidikan pelatih dan guru olahraga dengan dasar-dasar
pengetahuan pelatihan maupun prinsip dan metode pemanduan bakat.
5) Mengoptimalkan pendidikan jasmani dijalur kurikuler maupun estrakurikuler
secara multilateral maupun spesifik dengan cabang olahraga.
Kebiasaan mengidentifikasi calon olahragawan berbakat dengan hanya
memperhatikan keterampilan atlet pada saat bertanding berdasarkan intusi dan
feeling semata selayaknya ditinggalkan, sebab pemilihan dengan pemanduan atlet
berbakat sangatlah berbeda. Identifikasi olahragawan berbakat harus dilakukan
dengan pengukuran yang obyektif, terhadap beberapa indikator yang diyakini
sebagai modal utama yang harus dimiliki calon olahragawan sesuai dengan
cabang olahraganya (Djoko Pekik Irianto, 2002:29).
Menurut Toho Cholik M (1994) yang dikutip oleh Djoko Pekik Irianto (2002:
32), beberapa indikator yang perlu diperhatikan sebagai kriteria untuk
mengidentifikasi dan menyeleksi bibit atlet berbakat secara objektif antara lain:
1. Kesehatan (pemerikasaan medik, khususnya sistem kardiorespiorasi dan
sisitem otot saraf)
2. Antropometri (tinggi dan berat badan, ukuran bagian tubuh, lemak tubuh dan
lain-lain)
3. Kemampuan fisik (speed power, koordinasi, VO2 Max)
4. Kemampuan psikologis (sikap, motivasi, daya toleransi)
5. Keturunan
6. Lama latihan yang telah diikuti sebelumnya dan adakah peluang untuk
berkembang
7. Maturasi

16



Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembibitan yaitu
penjaringan atlet untuk mendapatkan atlet yang memiliki potensi dan bakat
sehingga dapat dibina untuk menjadi atlet yang berprestasi. Semakin banyak atau
semakin luas orang yang terlibat dalam gerakan pemassalan, diharapkan semakin
banyak bibit-bibit unggul yang ditemukan dalam proses pembibitan.
2.1.1.2.1 Pemanduan Bakat
Menurut Muh. Yusuf (2003:35) pemanduan bakat adalah usaha yang
dilakukan untuk memperkirakan dengan prohabilitas yang tinggi peluang
seseorang yang berbakat dalam olahraga prestasi untuk dapat berhasil dalam
menjalani program latian sehingga mampu mencapai prestasi puncak. Bakat
merupakan kemampuan terpendam seseorang yang dimiliki setiap orang,
meskipun berbeda dalam keadaanya, biasanya disebut intelegensia. Bakat
olahraga adalah kemampuan dasar yang berkenaan dengan penampilan gerak
(motor perfomance) dan merupakan kombinasi dari beberapa kemampuan.
Tujuan pemanduan bakat adalah untuk memperkirakan seberapa besar
bakat seseorang untuk berpeluang dalam menjalankan program latian sehingga
mampu mencapai prestasi yang tinggi.
Prinsip pemanduan bakat antara lain :
1) Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui, a)seleksi khusus dari cabang
olahraga yang bersangkutan, b) kompetisi khusus, dan c) pekan olahraga
2) Penentuan seseorang atlet dalam suatu cabang atau nomor tertentu dapat
dilakukan secara, a) analisis yang lengkap tentang fisik dan mental sesuai
dengan karakteristik dari cabang olahraga yang bersangkutan, b)Seleksi
secara evaluasi yang bersifat umum dan khusus dengan menggunakan
instrumen yang spesifik dari cabang olahraga yang bersangkutan, c) seleksi

17



harus berdasarkan pada karakteristik antropometrik, kemampuan fisik dan
karakteristik kejiwaan, dan d) evaluasi dan seleksi harus berdasarkan data
yang komprehensif.
Pertimbangan penting untuk memperoleh bibit atlet unggul adalah: 1) Bakat
dan potensi tinggi yang dibawa sejak lahir mempunyai andil yang lebih dominan
dibandingkan dengan proses pembinaan dan penunjang lainya, jadi mencari bibit
atlet berpotensi sangat penting. 2) Menghindari pemborosan dalam proses
pembinaan apabila atlet yang dibina memiliki potensi tinggi yang dibawa sejak lahir
(Hartono., dkk, 2009:259-278). Pemanduan bakat dari atlet futsal yang berusia
masih muda, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berati bagi
perkembangan prestasi pemain itu.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemanduan bakat
harus dilakukan dalam proses pembinaan yang bertujuan untuk memperkirakan
seberapa besar seorang untuk dapat berpeluang dalam menjalani program latihan
suatu cabang olahraga, sehingga mampu mencapai prestasi yang tinggi.
2.1.2 Prestasi
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dan usaha, prestasi
diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan, dari pengertian tersebut maka
pengertian prestasi adalah hasil usaha yang dilakukan seseorang. Olahraga
prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahraga (atlet)
secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai
prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga (Soekardi,
2015:159).
Pencapaian prestasi dalam olahraga diperlukan usaha dan program yang
sistematis dalam jalur pembinaan secara terprogram, berjenjang, dan

18



berkelanjutan. Sistem pembinaan olahraga prestasi yang lebih efektif termasuk
pemberian penghargaan bagi olahragawan terutama atlet dan pelatih berpotensi
dan berprestasi serta pengembangan organisasi-organisasi keolahragaan dan
wadah-wadah pembinaan yang lain perlu mendapat prioritas dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kualitas keolahragaan nasional.
Keberhasilan dalam proses pembinaan atlet berbakat untuk mencetak atlet
berprestasi sangat bergantung pada penerapannya kedalam sistem
penyelenggaraan pelatihan. Salah satu penyelenggaraan proses pembinaan
adalah klub olahraga, dalam proses pembinaan olahraga menuju prestasi optimal,
klub (perkumpulan olahraga) berada pada posisi strategis, hal tersebut
dikarenakan klub olahraga berada pada posisi terdepan yang secara operasional
melakukan pembinaan langsung kepada atlet dalam bentuk proses latihan,
sehingga dapat dikatakan bahwa klub olahraga merupakan ujung tombak
pembinaan olahraga prestasi (Ardhika Falaahudin, Sugiyanto dalam jurnal iptek
olahraga, 2013:16). Prestasi dalam suatu cabang olahraga memiliki karakteristik
pembinaan yang berbeda sesuai dengan tuntutan atau porsi pada tiap cabang
olahraga (Abdul Latif, 2017:18).
Pembinaan olahragawan dalam olahraga prestasi seharusnya dilakukan
secara kontinyu dan berkelanjutan (Setiono, 2006). Untuk maksud tersebut, maka
dalam olahraga prestasi diperlukan upaya-upaya penanganan secara optimal.
Terdapat beberapa komponen penting yang berkaitan dengan olahraga prestasi,
yaitu: (1) perlunya pembinaan berjenjang dan berkelanjutan; (2) prioritas cabang
olahraga; (3) indentifikasi pemanduan bakat; (4) optimalisasi pembinaan Pusat
Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan Pusat Pendidikan dan Latihan
Mahasiswa (PPLM) dan sekolah khusus olahraga; (7) investasi dan implementasi

19



Iptek keolahragaan, (8) pemberdayaan semua jalur pembinaan; (9) sistem jaminan
kesejahteraan dan masa depan (Mutohir, 2007).
Upaya peningkatan prestasi olahraga tersebut, perlu terus dilaksanakan
pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan
bakat, pembibitan, pendidikan dan pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif serta peningkatan
kualitas organisasi olahraga baik tingkat pusat maupun daerah. Untuk membina
atau melahirkan atlet yang berprestasi diperlukan suatu proses pembinaan jangka
panjang yang memerlukan penanganan secara sistematis, terarah, terencana dan
konsisten serta dilakukan sejak dini atau usia anak sekolah dasar dan didukung
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan (Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 pasal 20).
Menurut M. Muhyi Faruq (2008) yang dikutip dalam jurnal iptek olahraga
Wahyu Hidayat, Setya Rahayu (2015, 11) mencapai prestasi yang maksimal
membutuhkan perencanaan, pelatihan, yang cukup panjang, tidak diperoleh
secara langsung, untuk bisa menjadi pemain yang andal membutuhkan proses
mulai dari waktu latihan, jenis latihan, mengasah kemampuan diri, dan kelompok
berupa ikut berbagai pertandingan dalam skala tertentu. Sedangkan menurut
Harsuki (2003:308), terciptanya prestasi puncak adalah hasil dari persiapan atlet
yang amat cermat, berdasarkan program latihan yang terorganisasi secara sangat
rinci, direncanakan secara bertahap, objektif, dan diterapkan secara
berkesinambungan.
Dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu terus dilakukan
pembinaan atlet sendiri mungkin, maka dalam pelaksanaan pembinaan olahraga
prestasi perlu ditangani secara komprehensif dan terpadu. Menurut Apta

20



Mylsidayu dan Febi Kurniawan (2015:38), berikut ini tahap-tahap pembinaan
prestasi:
1. Pengembangan Multilateral
Multilateral adalah pengembangan fisik secara keseluruhan.
Pengembangan multilateral merupakan hal yang penting bagi anak-anak untuk
mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang dapat membantu anak
menjadi atlet dalam memenuhi latihan cabang olahraga khusus.
2. Pengembangan Spesialisasi
Spesialisasi adalah latihan yang dilakukan di lapangan, kolam renang, atau
ruang senam untuk menghasilkan adaptasi fisiologis yang diarahkan pada pola
gerak aktivitas cabang tertentu, pemenuhan kebutuhan metabolis, sistem energi,
tipe kontraksi otot, dan pola pemilihan otot yang digerakkan. Spesialisasi
dikembangkan pada saat atlet sudah mengembangka n dasar pada tahap
multilateral dan selanjutnya mengkhususkan pada olahraga tertentu yang
dipilihnya. Spesialisasi diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi, sebab
pada tahap ini menuju ke arah fisik, teknis, taktis, dan adaptasi psikologis yang
kompleks. Dengan spesialisasi, atlet harus bersiap-siap menghadapi peningkatan
berkelanjutan pada volume latihan dan intensitas.
3. Prestasi Tinggi
Pencapaian prestasi tinggi akan mudah dicapai apabila pada tahap
pengembangan multilateral dan spesialisasinya juga dilakukan dengan benar.
Artinya untuk mencapai prestasi tinggi atau maksimal ditentukan oleh kualitas
latihannya yang terdiri dari pelatih dan atlet.
Selain tahap-tahap pembinaan prestasi, sasaran akhir kegiatan suatu
organisasi adalah mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai

21



tujuan ini perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi maksimal.
Dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada dua faktor yang
menentukan, yaitu Faktor Internal dan Eksternal (Rubianto Hadi, 2007:69-72).
1) Faktor Internal
Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam diri seorang atlet untuk
dapat mencapai prestasi maksimal, seperti: (1) Faktor Psikologi Atlet yaitu: a)
Rasa aman terhadap masa depan atlet harus dijamin, b) disiplin dalam hidup atlet
dalam berlatih, c) motivasi yang besar dalam berlatih, d) motivasi latian yang kuat
dengan dilatih oleh pelatih yang handal. (2) Keadaan Konstitusi Tubuh Atlet yaitu:
a) Bentuk dan porposi atau athropometris tubuh yang sesuai dengan cabang
olahraga pilihannya, b) keadaan kebutuhan fisik, c) kemampuan fisik, seperti
kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi dan sebagainya,
kesehatan baik fisik maupun mental, d) keterampilan sebagai penguasaan teknik
dan taktik.
2) Faktor Eksternal
Ada faktor diluar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal,
seperti: (1) Keadaan sarana dan prasarana olahraga, (2) Fasilitas dan
kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet, (3) Sistem kompetisi
yang sistematis dan berkesinambungan.
Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2002:8-11) yang dikutip oleh Daru
adi Wijaya (2018) usaha pencapaian prestasi merupakan usaha yang
multikomplek yang melibatkan banyak faktor baik internal maupun eksternal,
kualitas latihan merupakan penompang utama tercapainya prestasi olahraga,
sedangkan kualitas latihan itu sendiri ditopang oleh faktor internal yakni
kemampuan atlet (bakat dan motivasi) serta faktor eksternal.

22











Gambar 2.2 Faktor pendukung prestasi
( Sumber : Djoko Pekik Irianto, 2002:9)


Faktor pendukung prestasi cabang olahraga memiliki usaha pencapaian
prestasi dengan prasyarat tersendiri yang harus dicapai agar mendukung prestasi
lebih tinggi. Dalam mendukung kualitas latihan menompang faktor yang
berpengaruh terhadap karakteristik prasyarat yakni faktor internal dan faktor
eksternal.
2.1.2.1 Faktor Internal
Faktor internal merupakan pendukung utama tercapainya prestasi
olahragawan, sebab faktor ini memberikan dorongan yang lebih stabil dan kuat
yang muncul dari dalam diri atlet itu sendiri, yang meliputi: (1)Bakat: yakni potensi
seseorang yang dibawa sejak lahir dan (2)Motivasi: yakni dorongan meraih
prestasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik.
2.1.2.2 Faktor Eksternal
Kemampuan baik yang berupa pengetahuan, keterampilan cabang olahraga
maupun cara melatih yang efektif mutlak untuk dikuasai oleh setiap pelatih.
Demikian juga dengan sikap dan kepribadian, sebab pelatih adalah figur panutan
bagi setiap atletnya.
PRESTASI
PENGETAHUAN
DAN PRIBADI
ATLET
KUALITAS LATIHAN
RISET
FASILITAS
BAKAT
KEMAMPUAN
ATLET
PERTANDINGAN
MOTIVASI

23



Menurut Sukadiyanto dalam Apta Mylsidayu dan Febi Kurniawan (2015: 10)
pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuan profesional untuk membantu
mengungkapkan potensi atlet menjadi kemampuan yang nyala secara optimal
dalam waktu relatif singkat.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan
prestasi yang maksimal perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi maksimal seperti fakto internal dan faktor eksternal.
2.1.3 Pembinaan Prestasi
Pembinaan prestasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menghasilkan prestasi yang baik. Mencetak atlet potensial tidak bisa dilakukan
dengan cara instan, pembinaan berjenjang, kompetisi rutin, pemberian jam
terbang, ketersediaan dana pembinaan, fasilitas serta perhatian dari pemerintah
menjadi faktor yang penting dalam upaya melahirkan bibit-bibit atlet (Wibisono,
2011:5).
Pembinaan merupakan salah satu usaha atau tindakan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk meningkatkan atau memperoleh
hasil yang lebih baik. Bahwa untuk mencapai prestasi atlet secara maksimal
diperlukan pembinaan yang terprogram, searah dan berkesinambungan serta
didukung dengan penunjang yang memadai dan untuk mencapai prestasi optimal
atlet juga diperlukan usaha dan daya melatih yang dituangkan dalam rencana
program latihan tertulis yang tersusun secara sistematis sebagai pedoman arah
kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisienPembinaan dan
pembangunan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai
prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional dan internasional. Pembinaan
dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga baik pada tingkat daerah

24



maupun pada tingkat pusat. Pembinaan juga dilaksanakan dengan
memperdayakan perkumpulan olah raga, menumbuh-kembangkan sentra
pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah serta menyelenggarakan
kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan (UndangUndang Nomor 3 tahun
2005).
Dalam jurnal iptek olahraga Wahyu Hidayat, Setya Rahayu (2015:11)
menurut Hartono Hardjarati (2009), salah satu strategi pembinaan olahraga adalah
tidak boleh melupakan peranan klub olahraga sebagai wadah pembinaan
olahraga. Klub diharapkan mampu menghasilkan bibit-bibit olahragawan berbakat.
Klub olahraga merupakan wadah atau organisasi yang paling utama dalam tugas
pembinaan prestasi atlet, sebagai wadah untuk menghimpun atlet serta sebagai
sarana untuk menarik atlet, khususnya atlet yang masih muda, dan merupakan
wadah yang tepat sebagai para pelatih untuk mengembangka n dan
mengimplementasikan ilmu kepelatihan yang dimiliki. Proses pembinaan olahraga
menuju prestasi setinggi-tingginya, perkumpulan olahraga (klub) berada pada
posisi strategis, hal tersebut dikarenakan klub olahraga berada pada posisi
terdepan dan menjadi ujung tombak pembinaan prestasi (KONI dalam M. Haris
Satria dkk, 2012).
Pembinaan olahraga, selain akan sangat ditentukan oleh profesionalitas
SDM juga ditentukan oleh dukungan fasilitas dan peralatan, kebijakan, dana, dan
operasionalisasi manajemen pembinaan secara profesional. Peningkatan prestasi
dalam bidang olahraga membutuhkan sarana dan prasarana dan sumber daya
manusia yang kompeten. Semakin lengkap sarana dan prasana yang ada dalam
suatu klub, proses pembinaan akan berjalan dengan baik. Selain sarana
prasarana yang memadai, peran serta organisasi dalam mendorong kemajuan

25



atlet menjadi sangat penting. Dalam hal tersebut organisasi bisa menunjang atlet
untuk dapat melakukan hal yang terbaik dalam suatu pertandingan dan dalam
prosesnya lebih terstruktur dan terarah. Selain itu, pentingnya organisasi adalah
untuk mengkoordinir segala sesuatunya supaya proses pelaksanaan kegiatannya
berjalan dengan lancar dan terwujudnya harapan bersama. Sasaran akhir dari
setiap pembinaan olahraga adalah tercapainya prestasi tertinggi secara sportif dan
elegan yang berdampak besar terhadap peningkatan harkat dan martabat daerah,
bangsa dan negara (Wahjoedi, dkk, 2009:15).
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan prestasi
tidak bisa dilakukan secara instan namun pembinaan prestasi agar dapat
mencapai tujuannya harus melaksanakan pembinaan berjenjang, kompetisi rutin,
pemberian jam terbang, ketersediaan dana pembinaan, fasilitas serta perhatian
dari pemerintah menjadi faktor yang penting dalam upaya melahirkan bibit-bibit
atlet untuk mencapai puncak prestasi.
2.1.3.1 Sumber Daya Manusia
Menurut Tri Aji ( 2013:50) pengertian kualitas manusia adalah meliputi aspek
jasmani dan aspek rohani dalam bentuk dan jenis upaya yang melekat satu sama
lain. Peningkatan kemajuan dalam bidang olahraga harus diimbangi dengan
peningkatan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah
sumber daya manusia yang mendukung proses pembinaan prestasi untuk
mencapai prestasi puncak dalam olahraga tertentu.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia
sangat berperan penting dalam proses pembinaan. Adapun sumber daya manusia
yang mendukung dalam proses pembinaan prestasi olahraga futsal pada klub
Protect Angels Yogyakarta adalah atlet dan pelatih.

26



2.1.3.1.1 Atlet
Dalam buku Apta Mylsidayu (2005:14) menurut Sukadiyanto kata atlet
berasal dari bahasa Yunani “athlos” yang mempunyai arti kontes, artinya orang
yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga. Atlet adalah pelaku utama yang
melakukan sendiri usahanya dalam rangka pencapaian prestasi. Pencapaian
prestasi maksimal dalam usaha pembinaan atlet harus dilaksanakan dengan
benar, yaitu dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai
usaha untuk meningkatkan kualitas atlet serta mempunyai program yang jelas, hal
ini penting agar pemain atau atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai
sasaran.
Dalam pembinaan atlet kita memerlukan waktu dan proses yang panjang,
pembibitan atlet modal utama terciptanya atlet yang unggul dan karakteristik yang
dimiliki seoarang atlet unggul. Menurut Said Junaidi (2003:50) karakterisitk bibit
unggul adalah sebagai berikut: 1) Memiliki kelebihan kualitas bawaan sejak lahir.
2) Memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak cacat tubuh, diharapkan postur tubuh
sesuai dengan cabang olahraga yang diminati. 3) memiliki fungsi organ-organ
tubuh seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, koordinasi,
kelincahan, power. 4) Memiliki kemampuan gerak dasar yang baik. 5) Memiliki
intelegensi tinggi. 6) Memiliki karateristik bawaab sejak lahir, yang dapat
mendukung pencapaian prestasi prima, antara lain watak kompetitif tinggi,
kemauan keras, tabah, pemberani, dan semangat tinggi. 7) Memiliki Kegemaran
berolahraga.
Atlet adalah orang yang selalu dihadapkan kepada permasalahan, baik
permasalahan mengejar prestasi, menghadapi tekanan-tekanan dari lawan

27



maupun penonton, kemungkinan mengalami kegagalan, dan sebagainya
(Rubianto Hadi, 2007:7).
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa atlet adalah seseorang
yang berperan paling utama dalam olahraga untuk mencapai prestasi dalam suatu
cabang olahraga dan bentuk lain dari proses pembinaan.
2.1.3.1.2 Pelatih
Menurut Thompson (1949) dalam Jurnal Rubianto Hadi (2011:89), seorang
pelatih dalam menjalankan profesinya memerlukan falsafah, karena falsafah dapat
sebagai pegangan dalam melakukan tugasnya. Kalau kita bicara mengenai
falsafah pelatih, kita bicara mengenai suatu perangkat sikap atau prinsip-prinsip
dasar yang menuntun tabiat dan perilaku pelatih di dalam situasisituasi praktek.
Falsafah pelatihan adalah menanamkan kepribadian yang baik dan perilaku etis
pada atlet-atletnya.
Pelatih adalah seorang profesional yang bertugas membantu, membimbing,
membina, dan mengarahkan atlet untuk merealisasikan prestasi maksimal dalam
waktu sesingkat-singkatnya. Untuk memenuhi kebutuhan jumal pelatih masing-
masing cabang olahraga diharapkan setiap induk organisasi mendidik pelatih yang
profesional sebanyak-banyaknya (Muhammad Yusuf, 2003:67). Pelatih yang
kompeten yang memberikan kepuasan tinggi kepada atletnya dapat memotivasi
mereka untuk tampil percaya diri di tim mereka permainan. Oleh karena itu,
seorang pelatih yang kompeten harus memiliki beberapa keterampilan dalam
memilih pendekatan, teknik dan nada bahasa ketika mendekati atlet mereka (Chiu
Lim Kong et al, 2014:17).
Menurut Apta Mylsidayu (2015:11) pelatih merupakan seseorang yang
bertugas untuk mengoptimalkan prestasi atletnya dengan menggunakan metode
ilmiah. Pelatih harus memiliki bekal yang cukup untuk menjadi seorang pelatih

28



sesuai cabang tertentu. Pelatih juga harus memiliki latar belakang yang baik pula
yaitu: 1) Latar belakang pendidikan. 2) Pengalaman di bidang olahraga. 3)
Pendidikan tambahan. 4) Ilmu pengetahuan secara khusus cabang olahraga yang
dilatih. Menurut Atri Widowati (2015:219), pelatihan yang baik dapat menjamin
terselenggaranya proses latihan hingga mencapai prestasi yang diinginkan.
Pelatih memiliki peran yang penting dalam sebuah keberhasilan pembinaan
olahraga. Pentinya pelatih tergambar dari pendapat, Pelatih harus sadar dan
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang teori pembelajaran, refleksi diri,
iklim motivasi dan konstruksi pengetahuan serta detail teknis olahraga mereka
(Nash, Christine S and John Sproule, 2009).
Menurut Rubianto Hadi (2007) untuk dapat melakukan tugas dan peran
dengan baik pelatih harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menciptakan komunikasi yang sebaik-baiknya antara pelatih dengan atlet.
Harus ada hubungan interaksi antara pelatih dengan atletnya. Pelatih harus
membiasakan atlet supaya saling tanya jawab agar terus ada komunikasi
yang terjalin. Bagaimana hebatnya seorang pelatih tidak akan dapat
membina atlet dengan baik apabila tidak ada kesediaan psikologik dari atlet
untuk mendengarkan dan menerima petunjuk-petunjuk dari pelatihnya.
Interaksi edukatif perlu diciptakan oleh pelatih, yaitu interaksi antara pelatih
dan atlet, dan antara sesama atlet yang didasarkan atas nilai-nilai pendidikan
(Rubianto Hadi, 2007:6).
2. Memahami watak, sifat-sifat, kebutuhan dan minat.
Pelatih harus memahami satu persatu karakter pada atletnya, karena tidak
semua karakter atletnya sama. Pelatih juga harus memahami kebutuhan
latihan yang sesuai dengan porsi atletnya.

29



Atlet sebagaimana dikatakan Dewey yang dikutip oleh Rubianto Hadi
(2007:7) keberhasilan pedidikan juga akan ditentukan oleh seberapa jauh
kita memperhatikan minat (interest), kebutuhan (needs), dan kemampuan
(ability) yang harus dikembangkan dari subyek didik (Rubianto Hadi,
2007:7).
3. Pelatih harus mampu menjadi motivator.
Pelatih harus selalu memberi dorongan terhadap anak didiknya agar
meningkatkan kepercayaan diri dan semangat pantang mundur, dorongan
tersebut bertujuan agar atlet bangkit semakin tingi untuk meraih prestasi
setinggi-tingginya.
Pelatih harus mampu menjadi motivator yang baik, dengan kemampuan
pelatih membangkitkan motivasi atlet akan meningkatkan kepercayaan diri
atlet, adanya kepercayaan diri ini memungkinkan atlet mencapai prestasi
optimal (Rubianto Hadi, 2007:7).
4. Membantu atlet dalam memecahkan problema-problema yang dihadapi.
Pelatih harus berperan juga sebagai teman atau sahabat untuk anak
didiknya, supaya jika atlet ada masalah tidak segan untuk menceritakannya
kepada pelatih, dari itu pelatih harus membantu memberikan solusi yang
tepat untuk masalah-masalah yang di hadapi atlet.
Pelatih harus mampu membantu problema yang dihadapi atlet baik
problema dalam latihan dan pertandingan, maupun problema dalam
keluarga, sekolah, ataupun pekerjaan (Rubianto Hadi, 2007:7).
Berdasarkan uraian di atas pelatih harus mampu memahami segala karakter
atlet yang dibinanya, mengetahui perkembangan kemampuan fisik,
keterampilan, serta memahami kelebihan dan kekurangannya. Sehingga

30



dalam proses kepelatihan pelatih dapat memberikan evaluasi sesuai kondisi
atlet.
Menurut Rubianto Hadi (2007:8) secara rinci tugas dan peran yang harus
dijalankan seorang pelatih adalah sebagai berikut:
1. Tugas Pelatih
1) Mencari bibit
2) Melatih secara efektif dan efisien
3) Menyusun program latihan
4) Menyusun, menentukan taktik pertandingan
5) Menilai hasil
6) Membuat laporan
7) Melakukan penelitian untuk pengembangan
2. Peran Pelatih
1) Sebagai pemimpin
2) Sebagai instruktur
3) Sebagai guru
4) Sebagai trainer
5) Sebagai motivator
6) Sebagai pekerja sosial
7) Sebagai teman
8) Sebagai ilmuan
9) Sebagai manager
10) Sebagai pelajar
11) Sebagai administrator
12) Sebagai orang tua

31



13) Sebagai humas/agen publikasi
Pelatih sebagai bagian dari sistem pembinaan prestasi olahraga, merupakan
tokoh kunci yang harus memahami tata cara pelatihan yang benar, yakni dengan
menguasai ilmu pelatihan atau teori dan metodologi latihan yang berisi konsep-
konsep dasar aplikatif ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
melakukan kegiatan pelatihan dengan resiko sekecil mungkin (Djoko Pekik Irianto,
2002:7). Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari olahraga profesional,
pelatih yang secara teknis dan luar biasa secara ilmiah, memainkan peran yang
efektif dalam keberhasilan tim mereka dan demonstrasi yang lebih baik dari kerja
tim para pemain (Mokhtori Pooneh, Mashhoodi Samira and Rahmati Hanieh,
2013:316).
Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syaifuddin (1996: 28-29) menyatakan
bahwa untuk memperoleh keberhasilan dalam kepelatihan diperlukan kemampuan
utama, antara lain sebagai berikut :
1. Pengetahuan/ilmu diperlukan untuk melakukan pengkajian teoritis mengenai
masalah yang berhubungan dengan pelatihan. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan
tersebut adalah ilmu-ilmu yang utama tentang masalah keolahragaan dan
ilmu dari bidang studi lainnya sebagai penunjang untuk pelatihan.
2. Seorang pelatih harus mempunyai keterampilan yang memadai meliputi: a)
keterampilan teknis, di mana keterampilan ini akan mempermudah dalam
menyampaikan materi kepada atlet yang bina, b) keterampilan konseptual,
di mana pelatih mampu melihat keadaan dengan analisisnya dan mampu
memberikan konsep atau gagasan baru yang sangat diperlukan oleh
atletnya, c) keterampilan manajerial, di mana keterampilan ini berhubungan
dengan orang lain, dan d) keterampilan hubungan antar personal, di mana

32



seorang pelatih harus bisa memberikan motivasi dan dapat berkomunikasi
dengan baik kepada atletnya.
3. Sikap hidup/falsafah. Artinya pelatih harus sadar di mana pelatih tersebut
berada sehingga sikap serta perilaku yang dibawanya tidak berbeda dengan
sistem yang dianut atlet dan masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan pula bahwa seorang
pelatih yang baik harus memiliki (1) kemampuan dan keterampilan cabang
olahraga yang dibina (2) pengetahuan dan pengalaman di bidang, (3) dedikasi dan
komitmen melatih, dan (4) memiliki moral dan sikap kepribadian yang baik.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelatih adalah
seseorang yang membantu atlet untuk mengembangkan suatu cabang olahraga
dalam proses pembinaan guna mencapai puncak prestasi yang diinginkan.
2.1.3.2 Organisasi
Organisasi terbentuk dari sekumpulan orang-orang untuk mencapai sebuah
tujuan atau seperangkat tujuan tertentu yang disebut dalam istilah efektivitas
organisasi. Definisi dalam buku Harsuki (2012:106), menurut Jones
mendefinisikan bahwa organisasi adalah suatu alat yang dipergunakan oleh
orang-orang untuk mengoordinasikan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang
mereka inginkan atau nilai, yaitu untuk mencapai tujuannya.
Sedangkan, organisasi olahraga adalah sekumpulan orang yang menjalin
kerjasama dengan membentuk organisasi untuk penyelenggaraan olahraga
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimana induk
organisasi olahraga adalah organisasi olahraga yang membina, mengembangkan
dan mengkoordinasi suatu cabang/jenis olahraga atau gabungan organisasi
cabang olahraga internasional yang bersangkutan. Organisasi olahraga
merupakan kumpulan orang yang selalu bekerja sama satu sama lain untuk

33



meningkatkan dan mencapai suatu tujuan olahraga (Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005).
Menurut Daniel Covell, et al (2007:4) “Suatu organisasi adalah sekelompok
orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi ada
untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai oleh individu sendiri. Selain
keluarga, yang merupakan kasus khusus, pesta perburuan mungkin merupakan
bentuk organisasi paling awal. Mereka dibentuk untuk melacak dan membunuh
hewan yang terlalu besar atau terlalu cepat untuk dijatuhkan oleh satu individu ”
Adapun hakikat organisasi menurut Harsuki (2012: 117) adalah sebagai alat
administrasi dan manajemen, organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandang,
yaitu:
1. Organisasi sebagai wadah. Sebagai wadah, organisasi adalah tempat
dimana kegiatankegiatan administrasi dan, managemen sehingga
bersifatrelatif statis. Setiap organisasi perlu memiliki suatu poladasar struktur
organisasi yang relatif permanen. Dengan semakin kompleksnya tugas-
tugas yang harus dilaksanakan seperti berubahnya tujuan, pergantian
pimpinan, beralihnya kegiatan, semuanya yang menuntut adanya perubahan
dalam struktur suatu organisasi.
2. Organisasi sebagai proses. Organisasi sebagai proses menyoroti interaksi
antara orang-orang di dalam organisasi itu. Oleh karena itu, organisasi
sebagai proses jauh lebih dinamis sifatnya dibandingkan dengan organisasi
sebagai wadah. Hasil dari pengorganisasian ialah terciptanya suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
upaya pencapaian tujuan yang telah ditentukan, menurut perencanaan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, apabila demikian halnya, maka
suksesnya administrasi dan manajemen dalam melak sanakan fungsi

34



pengorganisasiannya dapat dinilai dari kemampuannya untuk menciptakan
suatu organisasi yang baik.
Lebih lanjut menurut menurut Harsuki (2012: 117) yang dimaksud dengan
organisasi yang baik adalah suatu organisasi yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Terdapat tujuan yang jelas.
2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi.
3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
4. Adanya kesatuan arah.
5. Adanya kesatuan perintah.
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang.
7. Adanya pemberian tugas.
8. Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin.
9. Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
10. Adanya jaminan jabatan (security of tenure).
11. Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa
yang diberikan.
12. Penempatan orang harus sesuai dengan keahliannya.
Sementara itu, meskipun terdapat definisi yang berbeda-beda, namun
hampir terdapat kesamaan ciri-ciri yang baik menurut Jerome Quertyerman (2003)
yang dikutip oleh Harsuki (2012: 119) ciri-ciri orang yang baik sebagai berikut:
1) Suatu koleksi dari individu maupun kelompok.
2) Berorientasi pada tujuan.
3) Struktur yang tepat.
4) Koordinasi yang tepat.

35



5) Batas-batas yang teridentifikas
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi dalam
olahraga adalah suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama dalam kepentingan
suatu cabang olahraga.
2.1.3.3 Program Latihan
Program latihan adalah petunjuk atau pedoman latihan yang bertujuan untuk
menentukan tujuan latihan, menentukan cara-cara yang efektif serta usaha-usaha
untuk mencapai tujuan dari latihan yang dilakukan (Agil Al Haddar, dalam jurnal
kesehatan olahraga, 2015:276). Pelatihan berarti proses, cara, pembuatan,
melatih kegiatan atau pekerjaan melatih. Jadi sistem pelatihan merupakan proses
yang secara teratur saling berkaitan dengan kegiatan melatih. Melalui proses
tersebut didalamnya ada program latihan yang sudah disusun sesuai kebutuhan
atlet untuk meningkatkan suatu prestasi. Program latihan adalah suatu alat bantu
latihan dalam suatu cabang olahraga untuk waktu dan tujuan tertentu dan sebagai
alat ukur suatu kegiatan latihan olahraga guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Adapun tujuan adanya pelatihan adalah prestasi, termasuk dalam olahraga futsal.
Senada dengan yang diungkapkan Retno (2009:85) dalam (Dewantoro
Fardiansah, 2015:1715), yang menyebutkan bahwa prestasi olahraga hanya dapat
ditingkatkan jika latihan-latihan yang teratur dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Program latian yang telah disusun seorang pelatih untuk atletnya pada hakekatnya
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi atlet semaksimal
mungkin. Latihan yang berkala dan periodisasi akan mampu meningkatkan
prestasi. Prestasi merupakan akumulasi dari kekuatan fisik, teknik, taktik, dan
kematangan psikis atau mental, sehingga aspek tersebut perlu disiapkan secara
menyeluruh, sebab satu aspek akan menentukan aspek lainnya (Djoko Pekik
Irianto, 2002:65).

36



1) Latihan Teknik (Techinical Trainig)
Latihan fisik merupakan latian yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas
organ tubuh secara sistematis untuk mempersiapkan kondisi fisik seseorang
dalam cabang olahraga tertentu. Latihan fisik adalah aspek yang paling penting,
karena fisik seseorang menentukan kondisi seseorang. Dengan kondisi fisik yang
prima, akan menunjang seorang atlet dalam melakukan latihan yang maksimal.
Oleh karena itu latihan fisik harus dilakukan secara baik dan kontinyu untuk
membentuk kondisi fisik seorang atlet dalam mempersiapkan diri menghadapi
kompetisi serta untuk mendapakan prestasi yang maksimal.
2) Latihan Taktik (Tactical Training)
Tujuan dari latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan daya
tafsir pada atlet. Apabila taktik-taktik gerakan yang telah dikuasai dengan baik,
maka harus dikembangkan lagi melalui latihan taktik. Taktik merupakan cara
seorang atlet untuk menguasai diri dan kemudian dituangkan dalam teknik-teknik
dasar olahraga kemudian menjadi suatu cara yang baik untuk mendapatkan
kemudahan dalam menghadapi pertandingan. Maka lati han taktik harus
dikembangkan juga agar atlet mampu menemukan pola-pola permainan tertentu
secara optimal dan memiliki gerak yang sempurna.

3) Latihan Mental (Psychological Training)
Selain jenis latihan ketiga diatas, latihan mental juga sangat dibutuhkan oleh
seorang atlet. Latihan mental ditekankan pada perkembangan emosional dan cara
berfikir seorang atlet dalam menghadapi latihan maupun saat pertandingan
berlangsung. Mislanya pada saat latihan tidak mudah menyerah, sprotifitas,

37



kejujuran, percaya diri dna lain-lain. Sehingga sikap yang sudah dilatih pada saat
latihan, dapat digunakan dalam menghadapi suatu pertandingan.
Menurut Tohar (2002:31) program latihan adalah suatu petunjuk atau
pedoman yang mengikat secara tertulis dan berisi cara-cara yang akan ditempuh
untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan. Adapun manfaat
dari program latihan, yaitu:
1) Merupakan pedoman kegiatan yang mengorganisir untuk mencapai prestasi
puncak suatu cabang olahraga.
2) Untuk menghindari faktor-faktor kebetulan dalam mencapai prestasi puncak
olahraga.
3) Efektif dan efisien dalam penggunaan waktu, dana, tenaga, untuk mencapai
tujuan.
4) Untuk mengetahui hambatan-hambatan dengan cepat dan menghindari
pemborosan waktu, dana, dan tenaga.
5) Mempertegas arah dan tujuan yang ingin dicapai.
6) Sebagai alat kontrol terhadap pencapaian sasaran
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa program latihan adalah
rancangan mengenai usaha-usaha latihan yang akan dijalankan secara kontinyu
dalam jangka panjang untuk mencapai sebuah prestasi yang lebih baik lagi.
2.1.3.4 Sarana dan Prasarana
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 127) mengartikan bahwa sarana
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
dan tujuan, syarat, upaya. Sarana dan prasarana merupakan suatu penunjang
utama dalam suatu proses pelatihan.

38



Untuk mencapai suatu prestasi tertinggi peran sarana dan prasarana
sangatlah penting dan mempunyai andil cukup besar. Dimana tanpa adanya
fasilitas sarana dan prasarana yang memadai tidak akan tercapainya suatu
prestasi yang maksimal. Sarana dan prasarana mempunyai makna yang berbeda,
berikut merupakan definisi sarana dan prasarana.
Sedangkan menurut Soepartono (2000: 5-6) dalam buku sarana dan
prasarana olahraga bahwa:
1. Prasarana
Yaitu segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu
proses (usaha atau bangunan). Dalam olahraga prasarana merupakan sesuatu
yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif
permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan. Berdasarkan
definisi tersebut dapat disebutkan beberapa contoh prasarana olahraga ialah:
lapangan sepakbola, lapangan tenis, gedung olahraga (hall), dan lain-lain.
Gedung olahraga merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara
bergani-ganti dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga.
Semua yang disebutkan adalah adalah contoh-contoh prasarana olahraga
dengan ukuran standar.
2. Sarana
Istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari “facilities”, yaitu sesuatu
olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1) Peralatan (apparatus), ialah sesuatu yang digunakan, contoh: palang
tunggal, alang sejajar, gelang-gelang dan lainnya.

39



2) Perlengkapan (device), yaitu: sesuatu yang melengkapi kebutuhan
prasarana,misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas dan lain-lain, lalu
sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki,
misalnya : bola, raket, pemukul dan lain-lain.
Adapun sarana dan prasarana yang juga memiliki peran penting, tanpa
dukungan sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitas maupun
kualitas, maka dalam pembinaan futsal tidak akan mampu berjalan sesuai dengan
tujuan. Harsuki (dalam Nabawi, 2014:4) guna menampung kegiatan olahraga yang
disiapkan perlu memenuhi kualitas sesuai dengan syarat dan ketentuan masing-
masing cabang olahraga, yaitu: a. Memenuhi standard ukuran internasional, b.
Kualitas bahan atau material yang dipakai harus memenuhi syarat Internasional.
Sehingga peran manajemen, pelatih, sarana dan prasarana, atlet, dan faktor
pendukung lainnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pembinaan
Futsal.
Olahraga futsal memiliki beberapa sarana dan prasana diantaranya adalah
:
1) Lapangan futsal, Permainan futsal berlangsung di lapangan berbentuk
persegi panjang. Justinus Lhaksana (2011: 10-13) mengemukakan bahwa
panjang 25 – 42 meter dan lebar 15 – 25 meter. Garis batas lapangan, yaitu
garis selebar 8 cm, yakni garis sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis
melintang tengah lapangan, lingkaran tengah berdiameter 6 meter,
daerahpenalti seperempat lingkaran dengan busur berjari-jari 6 meter
berada di tengah-tengah pada garis gawang, bagian atas dari masing-
masing seperempat lingkaran dihubungkan oleh garis sepanjang 3,16 meter
yang membentang sejajar dengan garis gawang, garis penalti 6 meter dari

40



titik tengah garis gawang, garis penalti kedua berjarak 12 meter dari titik
tengah garis gawang, zona pergantian pemain daerah 6 meter (3 m pada
setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan, zona
tendangan sudut dengan radius 25 cm tiap tiap sisi (corner kick) sudut
lapangan.
2) Bola, yang digunakan dalam permainan futsal yaitu bola yang berukuran 4
dengan keililing 62-64 cm, berat 390 gram - 430 gram, lambungan 55-65 cm
pada pantulan pertama, memiliki tekanan sama dengan 0,4-0,6 atmosfir
(400-600) berbahan kulit atau bahan yang cocok lainnya yang tidak
berbahaya sehingga aman untuk dimainkan dan berbentuk bulat sempurna
dan layak digunakan.
3) Gawang Futsal, Ukuran gawang dengan tinggi 2 meter x lebar 3 meter,
dengan ketebalan tiang gawang 0,08 meter dan kedalaman gawang minimal
80 cm pada bagian atas dan 100 cm pada bagian bawah.
4) Jersey/kaos tim, untuk bahan kaos dalam perlengkapan futsal ini, tidak ada
aturan spesifik. Asalkan dapat menjadi tanda yang membedakan dengan
klub lain, kaos dianggap sah, dianjurkan memakai bahan dari katun agar
mudah menyerap keringat. FIFA membuat aturan khusus bagi penomoran.
Kaos harus diberi nomor dari 1 sampai 15, posisi nomor terletak dibelakang
kaos. Warna nomor harus berbeda jelas dengan warna dasar kaos.
5) Pelindung tulang kering (Shin guards), bahan alat pelindung ini diharapkan
terbuat dari karet dan sejenisnya. Bahan lain yang cocok juga diizinkan,
asalkan memberikan perlindungan yang sesuai.

41



6) Sepatu dengan model yang diperkenankan untuk dipakai terbuat dari kain
atau kulit lunak atau sepatu gimnastik dengan sol karet atau terbuat dari
bahan yang sejenisnya. Penggunaan sepatu adalah wajib.
7) Kaos Kaki wajib dipakai oleh pemain futsal dalam sebuah pertandingan
karena dapat melindungi kaki dan mempermudah pemakaian pelindung
tulang kering. Tidak ada peraturan spesifik mengenai warna dan bahannya.
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana
merupakan fasilitas olahraga yang sangat mendukung perkembangan prestasi
pada suatu kegiatan cabang olahraga, sarana dan prasarana yang memadai dan
baik akan sangat membantu menunjang prestasi puncak.
2.1.3.5 Pendanaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendanaan berasal dari
kata dasar “dana”. Pendanaan memiliki arti dalam kelas “nomina” atau kata benda
sehingga pendanaan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan.
Suatu pembinaan olahraga maupun manajemen olahraga akan berhasil jika
ada peran pendanaan didalamnya. Dimana pendanaan atau dana sangat
mempengaruhi kualitas pembinaan tersebut. Dana itu sendiri berfungsi sebagai
sarana penunjang untuk pembinaan prestasi agar mampu mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Pendanaan Keolahragaan adalah penyediaan sumber daya
keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan keolahragaan (Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007).
Berdasarkan definisi di atas suatu klub cabang olahraga sangat
membutuhkan pendanaan untuk mencapai tujuan pembinaan prestasi, tanpa

42



adanya sumber dana yang maksimal maka prestasi yang didapat juga kurang
maksimal.
2.1.4 Olahraga
Menurut Maksum (2007:26) dalam S. Rohman Halim (2013:260), olahraga
mengajarkan pada seseorang akan kedisiplinan, jiwa sportivitas, tidak mudah
menyerah, mempunyai jiwa kompetitif yang tinggi, semangat bekerja sama,
mengerti akan adanya aturan, dan berani mengambil keputusan. Pendek kata,
olahraga akan membentuk manusia dengan kepribadian yang sehat (Maksum,
2007: 26).
Menurut Undang-undang Republi Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang
sistem keolahragaan nasional, olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis
untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan
sosial. Dan para pelaku olahraga adalah setiap orang dan/atau kelompok orang
yang terlibat secara langsung dalam kegiatan olahraga yang mel iputi
pengolahragaan, pembinaan olahraga, dan tenaga keolahragaan.
Berdasarkan undang-undang sistem keolahragaan No.25 Tahun 2005,
olahraga dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu olahraga pendidikan, olahraga
prestasi dan olahraga rekreasi.
Olahraga merupakan sebuah wadah bagi manusia untuk mengeksplorasi
pengalaman geraknya dan dapat meningkatkan kualitas kesehatan individu
menjadi lebih baik. Olahraga juga merupakan sebuah barometer bagi kemajuan
suatu bangsa. Prestasi olahraga yang baik akan menjadi sebuah kebanggan bagi
suatu bangsa, oleh karena itu penciptaan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam bidang olahraga seharusnya dimulai sejak dini, sehingga harus
dipersiapkan sedini mungkin agar dapat berkembang dan mencapai prestasi yang

43



optimal melalui program pembibitan dan pembinaan prestasi sejak usia dini (Aida
Lulu Khoirunnisa, Endro Puji Purwono, Hermawan Pamot Raharjo, dalam jurnal
iptek olahraga, 2012:157).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah suatu aktivitas
fisik yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia serta untuk
mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani dan rohani.
2.1.5 Futsal
2.1.5.1 Pengertian Futsal
Pengertian futsal adalah (futbal sala) dalam bahasa Spanyol berarti sepak
bola dalam ruangan merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam
ruangan. Permainan ini sendiri dilakukan oleh lima pemain setiap tim berbeda
dengan sepak bola konvensional yang pemainnya berjumlah sebelas orang setiap
tim. Ukuran lapangan dan ukuran bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran
yang digunakan dalam sepakbola (Justinus Lhaksana, 2011:5).
Futsal adalah permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan
yang berukuran lebih kecil. Permainan ini dimainkan oleh 10 pemain (masing-
masing tim 5 orang) saja, serta menggunakan bola yang lebih kecil dan lebih berat
daripada yang digunakan dalam sepakbola (Sahda Salim, 2012:6).
Istilah “futsal” adalah istilah internasional, berasal dari kata Spanyol atau
Portugis, futbol (sepak bola) dan sala (dalam ruangan). Futsal adalah permainan
bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima
orang. Tujuannya adalah memasukan bola ke gawang lawan, dengan
memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga
diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam
ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan (Wikipedia,
Bahasa Indonesia).

44



2.1.5 2 Peraturan Futsal Berdasarkan FIFA
2.1.5.2.1 Lapangan
Lapangan futsal saat ini memiliki berbagai jenis, dibawah ini penulis jelaskan
mengenai jenis lapangan futsal yang terdapat di dunia terutama di Indonesia : 1)
Lapangan futsal jenis vinyl : jenis lapangan yang bahannya terbuat dari sejenis
karet yang empuk. Jenis lapangan vinyl juga biasa disebut rubber karena bahan
dasarnya yang menyerupai karet; 2) Lapangan futsal jenis parquette : jenis
lapangan yang terbuat dari kayu, material jenis ini sudah cukup lama digunakan
dan biasa di Gedung Olah Raga (GOR); 3) Lapangan futsal jenis rumput sintetis :
lapangan jenis ini sejatinya diperuntukkan untuk indoor soccer bukan futsal.
Lapangan jenis ini bukanlah untuk tujuan prestasi namun hanya untuk fun; 4)
Lapangan futsal jenis semen : lapangan jenis ini mudah ditemui terutama di daerah
pinggiran kota besar. Hal ini dikarenakan nilainya yang ekonomis serta daya tahan
yang lama (Drajat Bagus Prakoso, Hadi Setyo Subiyono, Setya Rahayu, 2013:15).

Gambar 2.3 Gambar Lapangan Futsal
(Sumber: satujam.com/ukuran-lapangan-futsal/)

1. Ukuran: panjang 25-43 m x lebar 15-25 m
2. Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di
ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak
ada tembok penghalang atau papan
3. Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawang

45



4. Titik penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang
5. Titik penalti kedua: 10 m dari titik tengah garis gawang
6. Zona pergantian: daerah 5 m (5 m dari garis tengah lapangan) pada sisi
tribun dari pelemparan
7. Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m
8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive.
2.1.5.2.2 Bola

Gambar 2.4 Gambar Bola Futsal
(Sumber: sportawasy.com)
1. Ukuran: 4
2. Keliling: 62-64 cm
3. Berat: 0,4 - 0,44 kg
4. Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
5. Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu bahan tak berbahaya)


2.1.5.2.3 Jumlah Pemain dalam Satu Tim
1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya
penjaga gawang
2. Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 (tidak termasuk
cedera)
3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 9

46



4. Jumlah wasit: 2 + 1 instruktur pertandingan
5. Jumlah hakim garis: 0
6. Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
7. Wasit tidak boleh menginjak arena lapangan, hanya boleh di luar garis
lapangan saja, terkecuali jika ada pelanggaran-pelanggaran yang harus
memasuki lapangan.
2.1.5.2.4 Perlengkapan Pemain
1. Kaos bernomor dan celana pendek
Orang yang akan bermain futsal harus menggunakan baju dan celana yang
nyaman digunakan futsal.

Gambar 2.5 Gambar Baju dan Celana Pendek
(Sumber: jualo.com)
2. Kaos Kaki
Kaos kaki adalah perlengkapan yang wajib digunakan saat bermain futsal.
Berfungsi untuk melindungi dan memberi kenyamanan pada kaki.

47




Gambar 2.6 Gambar Kaos Kaki
(Sumber: Jakartanotebook.com)

3. Alas kaki Berdolken Karet
Sepatu futsal karet berfungsi agar yang menggunakan lebih mudah
bergerak.

Gambar 2.7 Gambar Alas kaki Berdolken Karet2
(Sumber: prodirectsoccerindonesia.com)
2.1.5.2.5 Lama Permainan
1) Lama normal: 2x20 menit
2) Lama istirahat: 10 menit
3) Lama perpanjangan waktu: 2x5 menit (bila hasil masih imbang setelah 2x20
menit waktu normal)
4) Ada adu pinalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu
selesai (jumlah penendang awal adalah 3 orang eksekutor)
5) Time-out: 1x per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan

48



Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit.
2.1.6 Klub Protect Angels Yogyakarta
Klub Protect Angels Yogyakarta adalah salah satu academy futsal di
Kabupaten Sleman yang berdiri dengan anggota awal dari beberapa pemain
(PORDA) Pekan Olahraga Daerah Kabupaten Sleman tahun 2017 bernama SFC
(Sleman Futsal Club) Planet Putri, kemudian pada bulan Oktober 2017 SFC Planet
Putri bekerja sama dengan Protect Sport yang menaunginya dan berganti nama
menjadi Klub Protect Angels Yogyakarta.
Lokasi latian klub Protect Angels Yogyakarta di Planet Futsal Yogyakarta,
sedangkan sekertariat klub Protect Angels Yogyakarta di Jalan Sinai 04 Sengkang
Joho, Rt 05 Rw 59 Condong Catur, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Jumlah keanggotaan atlet klub Protect Angels Yogyakarta ada 23 atlet yang aktif
berlatih sedangkan yang memiliki prestasi individu ada 8 atlet. Sedangkan prestasi
yang diraih oleh klub Protect Angels Yogyakarta sudah cukup baik padahal klub
ini belum lama didirikan.
2.2 Kerangka Konseptual
Menurut Wahjoedi, dkk (2009:15) pembinaan olahraga, selain akan sangat
ditentukan oleh profesionalitas SDM juga ditentukan oleh dukungan fasilitas dan
peralatan, kebijakan, dana, dan operasionalisasi manajemen pembinaan secara
profesional. Peningkatan prestasi dalam bidang olahraga membutuhkan sarana
dan prasarana dan sumber daya manusia yang kompeten. Semakin lengkap
sarana dan prasana yang ada dalam suatu klub, proses pembinaan akan berjalan
dengan baik.
Selain sarana prasarana yang memadai, peran serta organisasi dalam
mendorong kemajuan atlet menjadi sangat penting. Dalam hal tersebut organisasi

49



bisa menunjang atlet untuk dapat melakukan hal yang terbaik dalam suatu
pertandingan dan dalam prosesnya lebih terstruktur dan terarah. Selain itu,
pentingnya organisasi adalah untuk mengkoordinir segala sesuatunya supaya
proses pelaksanaan kegiatannya berjalan dengan lancar dan terwujudnya
harapan bersama. Sasaran akhir dari setiap pembinaan olahraga adalah
tercapainya prestasi tertinggi secara sportif dan elegan yang berdampak besar
terhadap peningkatan harkat dan martabat daerah, bangsa dan negara (Wahjoedi,
dkk, 2009:15).
Untuk mencapai prestasi yang tinggi seperti yang sudah dijelaskan di atas
diperlukan faktor-faktor untuk mendukungnya, begitu juga dalam pembinaan
prestasi klub Protect Angels Yogyakarta. Dari penjelaskan tersebut dapat ditarik
landasan berfikir bahwa dalam pencapaian prestasi atlet bukan hanya sekedar
atlet saja yang berperan namun juga elemen yang mendukung tercapainya
prestasi tinggi. Pelatih, program latiHan, sarana dan prasarana, organisaSi dan
pendanaan juga tidak kalah penting dalam mendukung peningkatan prestasi
dalam sebuah pembinaan olahraga.
Dengan demikian peningkatan prestasi atlet klub Protect Angels Yogyakarta
dalam pembinaannya harus didukung oleh berbagai faktor, dan faktor-faktor di
atas digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan olahraga
futsal pada klub Protect Angels Yogyakarta yang telah dilakukan sehingga menuju
prestasi yang tinggi dan membanggakan.
Berdasarkan uraian tersebut maka model kerangka berfikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :


PEMBINAAN PRESTASI

50















(Gambar 2.8 Skema Kerangka Konseptual)
Organisasi
SDM
Sarana
Prasarana
Pendanaan Pelaksanaan
Pembinaan

Program
Latihan
PUNCAK PRESTASI

91

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga futsal di klub Protect Angels
Yogyakarta di Kabupaten Sleman masuk dalam kriteria baik, dimana klub
Protect Angel sudah memiliki metode pemasalan langsung dan tidak
langsung. Pembibitan dilakukan melalui pembibitan pemain dari SMA dan
Universitas yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta dan sekitarnya.
Prestasi yang diperoleh sudah cukup baik dan membanggakan. Hal tersebut
dibuktikan oleh adanya hasil juara yang diraih ditingkat regional.
2. Sumber daya manusia yang ada di klub Protect Angels sudah baik, pelatih
dalam sistem kepelatihannya dibekali dengan sertifikat/lisensi kepelatihan
dan mempunyai sertifikat/lisensi nasional. Atlet yang ada di klub Protect
Angels memiliki motivasi dan prestasi yang tinggi. Klub Protect Angels
memiliki juga kepengurusan organisasi yang baik hal tersebut dapat dilihat
dari kepengurusan sudah berjalan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-
masing serta berperan aktif terhadap kemajuan futsal.
3. Organisasi di Klub Protect Angels masuk dalam kriteria baik dilihat dari
adanya susunan kepengurusan organisasi yang terstruktur.

92



4. Program latihan di klub Protect Angels sudah cukup baik, program latihan
belum tertulis secara terstruktur namun dalam proses latihan tetap
memperhatikan aspek-aspek latihan.
5. Sarana dan prasarana klub Protect Angels cukup baik dan sesuai standar,
namun masih ada kekurangan.
6. Pendanaan klub Protect Angels sudah cukup baik, tetapi dana baru akan
diberikan oleh donatur utama pada saat akan mengikuti pertandingan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Pelatih membuat dan menyusun program latihan secara terstruktur dan
jelas.
2. Pembinaan dilakukan secara berjenjang mulai dari usia dini.
3. Pengurus membuat data peningkatan prestasi atlet, agar mengetahui naik
turunnya prestasi atlet.
4. Pengurus berusaha mencari sponsor dari masyarakat guna meningkatkan
kesejahteraan atlet.
5. Peneliti menyarankan kepada pengurus untuk mempertimbangkan
pembuatan lapangan milik klub sendiri.

93

DAFTAR PUSTAKA
Agil Al Haddar. (2015). Analisis Swot Pada Klub Futsal Al Irsyad Surabaya. Vol.03,
No.1.

Agustanico Dwi Muryadi. (2015). Evaluasi Program Pembinaan SepakBola Klub
PERSIJAP Jepara. Jurnal Ilmiah PENJAS, Vol.1,No.2. Universitas Tunas
Pembangunan Surakarta.

Agus Supriyanto. (2005). Pemasalan Olahraga Melalui Sifat Antrogini Pada Anak
Sejak Dini. Seminar Nasional Pengembangan Iptek Olahraga.

Aida Lulu Khoirunnisa, Endro Puji Purwono, H. P. R. (2012). Journal of Physical
Education , Sport , Health and Recreations, 1(4).

Anggita Dwi Aszari. 2015. Survei Pembinaan Prestasi Klub-Klub Bulutangkis di
Kabupaten Pemalang Tahun 2014. Vol.4, No.5.

Angus J. Duff. Perfomance Management Coaching: Servant Leadership And
Gender Implications. 2011. Canada: York University

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.

Ardhika Falaahudin, S. (2013). Evaluasi Program Pembinaan Renang Di Klub Tirta
Serayu, TCS, BUMI PALA, DEZENDER, SPECTRUM D i Provinsi Jawa
Tengah, 1(4), 13–25.

Atri Widowati. (2015). Modal Sosial Budaya dan Kondisi Lingkungan Sehat Dalam
Pembinaan Prestasi Olahraga Pelajar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2).
Universitas Negeri Semarang.

Bagus Arif Wicaksono. 2015. Pembinaan Prestasi Sepak Bola Di Sekolah Sepak
Bola (SSB) Tugu Muda Kota Semarang Tahun 2012/2013.Vol.4, No.7

Beni Hamzah, Oman Hadiana. (2018). Pengaruh Penggunaan Model Problem
Based Learning Terhadap Keterampilan Passing Dalam Permainan Futsal.
Jurnal Olahraga, 3(1). STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Chiu Lim Kong..et al. (2014). Student-Athletes Evaluation Of Coaches Coaching
Competencies and Their Sport Achievement Motivation. Canadian Center Of
Science and Education, Vol.6, No. 2.

Covell, Daniel..et, al. (2007). Managing Sports Organizations 2nd Edition.
USA:Heinemann Publication.

Danarstuti Utami. (2015). Peran Fisiologi Dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga
Indonesia Menuju Sea Games. Jurnal Prestasi Olahraga. Vol.11, No.2.

94



Daru Adi W. 2017. Survei Pembinaan Olahraga Futsal Pada Klub Kebumen United
Angels Tahun 2018. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Dewantoro Fardiansah. (2015). Pembinaan Olahraga Tinju Amatir Di Sasana
Delta Boxing Camp Kabupaten Tegal Dan Sasana Pertina Kota Tegal Tahun
2013. Journal Of Physical Education, Sport, Health and Recreations, 4(4).
Universitas Negeri Semarang.

Djoko Pekik Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Donny Critiana Dinanta. (2015). Survei Pola Pembinaan Sekolah SepakBola di
Kabupaten Batang. Journal Of Physical Education, Sport, Health and
Recreations, 4(3). Universitas Negeri Semarang.

Drajat Bagus Prakoso, Hadi Setyo Subiyono, Setya Rahayu. (2013). Minat
Bermain Futsal Di Jenis Lapangan Vinyil, Darquette, Rumput Sintetis Dan
Semen Pada Penggunaan Lapangan di Semarang. Journal Of Sport
Sciences and Fitness, 2(2). Universitas Negeri Semarang.

Eko Rudiansyah, Soekardi, Taufiq Hidayat. (2017). Pembinaan Olahraga Prestasi
Unggulan Di Kabupaten Melawi Kalimatan Barat. Jurnal Pendidikan Jasmani
Kesehatan, Rekreasi, Vol.4, N0.1

Gede Novianda, I Nyoman Kanca, Gede Eka Budi Darmawan. (2014). Metode
Pelatihan Taktis Passing Berpasangan Statis dan Passing Sambil Bergerak
Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Passing contol Bola Futsal. E-Journal
PKO, Vol.1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Hadisasmita, H.M Yusuf. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik.

Halim, Sahda. 2012. 1 Hari Pintar Main Futsal. Jakarta: Media Pressindo.

Harsono. 2015. Kepelatihan OlahragaTeori dan Metodologi. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya Offset.

Hasyim Hasana. (2016). Teknik-teknik Observasi. Jurnal At-Taqaddum, Vol.8,
No,1. Universitas Islam Negeri Semarang.
Harsuki. 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: PT.Grafindo Persada

http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal. Diakses pada tanggal 17 April 2018, pukul 22.00
WIB

95



http://id.wikipedia.org/wiki/Survei. Diakses pada tanggal 19 April 2018, pukul 20.00
WIB.

Irawan, Andri. 2009. Teknik Dasar Modern Futsal. Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Irawan Rico. “Studi Kelayakan Fasilitas Sarpras Olahraga Indoor Di Fik Unnes”.
E- Journal, 90-102.

Irianto, Djoko Pekik. 2002. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga. (2007) Pembinaan Atlet Menuju
Puncak Prestasi. Jakarta.

KONI, 2000. Gerakan Nasional Garuda Emas Pemanduan dan Pembinaan Bakat
Usia Dini. Jakarta:KONI.

Kristianto Wibowo, M. Furqon Hidayatullah, Kiyanto. (2017). Evaluasi Pembinaan
Prestasi Olahraga Bola Basket di Kabupaten Magetan. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia, Vol.7, No.1. Universitas Sebelas Maret.

Latif, Abdul. (2016). Survei Pembinaan Prestasi Olahraga Sepak Takraw Pada
Atlet Pemusatan Latian Pelajar Daerah (PLDP) Kabupaten Kendal.

Lhaksana, Justin. 2011.Taktik & Strategi FUTSAL Modern. Jakarta: Penebar
Swadaya Group.

Masi, M. F. (2015). Sistem Garis Gawang Pada Lapangan Futsal Elementer.

Mia Kusumawati. (2014). Pengaruh Circuit Training Terhadap Daya Tahan Atlet
Futsal SWAP Jakarta Dalam Indonesia Futsal League (IFL) 2013. Jurnal
Pendidikan Olahraga, Vol.2, No.1.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja.

Mochammad Zainir Tri Satriyo. (2017). Analisis SWOT Pembinaan Prestasi Di
Seabless Futsal Klub Kabupaten Blintar. Jurnal Kesehatan Olahraga,
Vol.07, No.3. Universitas Negeri Surabaya.

Mokhtari Pooneh, Mashhoodi Samira, and Rahmati Hanieh. (2013) The
Relationship Between Coaching Efficary, Collective Efficary and Group
Cohesion Among Pro-League and First Division Female Futsal Teams.
European Journal Of Experimental Biology, 3(2).

Mylsidayu Apta dan Febi Kurniawan. 2015. Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung:
Alfabeta.

M.Faradise Lekso (2013). Pengaruh Metode Latihan dan Power Tungkai Terhadap
Kecepatan Berenang 50 Meter Gaya Dada Pada Atlet Kelompok Umur IV
Perkumpulan Renang Spectrum Semar ang. Unnes Journal Of Sport
Scieces, 2(1).

96




Nash, Cristine S and John Sproule. (2009). Career Development Of Expert
Coaches. International Journal Of Sport Science and Coaching, 4(1). 121-
138.

Novita Ita Saputri. (2013). Survei Pembinaan Olahraga Tenis Usia Dini Sekolah
Tenis New Armada Kabupaten Magelang. Journal of Physical Education ,
Sport , Health and Recreations, 2(11). Universitas Negeri Semarang.

Pahalawidi, C. (2007). PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI CABANG ATLETIK
USIA DINI. Jurnal Olahraga Prestasi.

Rasyono. (2016). Ekstrakulikuler Sebagai Dasar Pembinaan Olahraga Pelajar,
3(1)

Rubianto Hadi. 2007. Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang: CV Cipta Prima
Nusantara.

Rubiato Hadi. (2011). Peran Pelatih Dalam Membentuk Karakter Atlet. Jurnal
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, Vol,1 No.1. Universitas Negeri
Semarang.

Rumini. (2015). Manajemen Pembinaan Cabang Olahraga Atletik Di Pusat
Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Jawa Tengah, 2(1).

Rusli Lutan, dan Sumardianto. 2000. Filsafat olahraga. Jakarta. Depdikbud. Said
Junaidi, 2003. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Semarang:Unnes Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.

Suharsini Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.

S. Rohman Halim. (2013). Minat Siswa SMA Dr.Soetomo Surabaya Pada Kegiatan
Ekstrakulikuler Futsal. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Vol.1,
No.1. Universitas Negeri Surabaya.

Tri Aji. (2013). Pola Pembinaan Prestasi Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
Sepak Takraw Putra Jawa Tengah Tahun 2013. Vol.3, No.1.

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005. Sistem Keolahragaan
Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.

Wahyu Hidayat, Setya Rahayu. (2018). Journal of Physical Education , Sport ,
Health and Recreations, 4(2).

Wardani V. 2017. Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Panahan Di Wilayah Pati
Dan Sekitarnya. Tahun 2017. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri
Semarang.

97



Yusuf, Muhammad. (2003) Pembinaan Olahraga Usia Dini. Universitas Tunas
Pembangunan Surakarta.

Zul Azmi, Abdillah Arif N, Wardayani. (2018). Memahami Penelitian kualitatif
Dalam Akuntasi. Vol.11, No.1.

Yan Sonyardhi P, Anirotul Quriah. (2013 ). Journal of Physical Education , Sport
Health and Recreations, 5(3). Universitas Negeri Semarang.