ICoTE: International Conference on Teaching and Education, 2, 2018 Page 135







PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI
MADRASAH TSANAWIYAH

Yuni Gusnani, Muhammad Chiar, Sukmawati
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan FKIP Untan Pontianak, INDONESI

[email protected]


Abstrak
Laboratorium merupakan wadah dalam penunjang kelengkapan akademik dalam nenunjang pembelajaran sains khusus nya
IPA, hal ini meliputi mata pelajaran fisika, kimia, biologi. Melihat penting nya hal tersebut dalam hal kwalitas dari
pembelajaran tersebut, untuk itu di perlukan pengelolaan yang terstandarisasi baik dari ketersediaan peralatan laboratorium
sekolah perlu perhatian khusus.berdasarkan pengamatan penulis laboratorium yang belum memenuhi standar baik dari
guru maupun tenaga kependidikan yang di tunjuk sebagai pengelola laboratorium .keterkaitan dalam hal ini dianggap perlu
dalam hal adanya pelatihan pengelolaan laboratorium tersebut, guna memperoleh keefektifan pengelolaan laboratorium
yang menghasilkan keefektifan pembelajaran IPA yang dapat di lihat dari perencanaan,
pengorganisasian,pelaksanaan,pengawasan dan evaluasi dari hasil ujian khusus nya bidang studi IPA dan lomba olyviade
kreatifitas peserta didik.dalam hal ini penulis menggunakan kualitatif.
Kata kunci
Laboratorium, IPA, Manajemen

1. PENDAHULUAN
Madrasah Tsanawiyah setara dengan SMP, dalam
pembelajaran sains meliputi: fisika, kimia, biologi secara
terpadu dan lebih di kenal dengan pelajaran IPA Terpadu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang sistem Pendidikan nasional, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana,
dan prasarana. Salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam upaya optimalisasi pembelajaran
selain teori pembelajaran yang dilakukan dalam kelas,
juga praktik yang dilakukan oleh siswa bersama guru di
Laboratorium. Laboratorium merupakan perangkat
kelengkapan akademik dalam menunjang kegiatan proses
belajar mengajar. Selain itu, laboratorium juga
merupakan tempat melakukan aktifitas praktikum untuk
mengaplikasikan teori ke dalam praktek.
Menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan (Moh.
Amien, 1988:1), laboratorium diartikan sebagai sarana,
prasarana dan mekanisme kerja yang menunjang secara
unik satu atau lebih dharma perguruan tinggi melalui
pengalaman langsung dalam membentuk keterampilan,
pemahaman, dan wawasan dalam pendidikan dan
pengajaran serta dalam pengembangan ilmu dan
teknologi dan pengabdian pada masyarakat.Sedangkan
menurut PP No.25/1980, pasal 27, laboratorium/studio
adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau seni
tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang
bersangkutan.
Laboratorium IPA, misalnya. Sebagaimana yang
diatur dalam Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana sekolah, berfungsi sebagai
tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang
penelitian. Selain itu, kita juga memanfaatkan
laboratorium IPA untuk membantu proses pembelajaran
di bidang penelitian dan percobaan, bukan hanya IPA,
Bahasa dan sebagainya. Mengingat pentingnya peranan
laboratorium IPA dalam mengembangkan keterampilan
dan dalam akselerasi proses pembelajaran, maka perlu
dilakukan upaya manajemen laboratorium IPA yang baik
untuk mendukung peran dan fungsi laboratorium.
Keberadaan laboratorium IPA di sekolah sangat
dibutuhkan karena IPA merupakan pelajaran sains.
Proses pembelajaran sains mempunyai 2 karakteristik
khusus, menekankan pada tiga komponen yaitu: sikap
Proceedings International Conference on Teaching and Education (ICoTE) Vol. 2 (2019) ISSN : 2685 – 1407

Page 136 ICoTE: International Conference on Teaching and Education, 2, 2018
ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Ketiga
komponen tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk
berkembang secara maksimal, jika proses
pembelajarannya hanya berlangsung dalam kelas regular
tanpa diintegrasikan dengan kegiatan praktikum di
laboratorium (Sudirman, 2008).
Kegiatan eksperimen merupakan bagian yang
sangat penting dalam pembelajaran berbasis praktikum.
Pembelajaran berbasis praktikum menjadi alternatif yang
baik bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
berfikir kreatif dan memecahkan masalah. Kegiatan
eksperimen berfungsi menghubungkan teori atau konsep
dan praktek, meningkatkan daya tarik atau minat siswa,
dapat memperbaiki miskonsepsi, dan mengembangkan
sikap analisis dan kritis pada siswa.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika banyak
penemuan-penemuan dalam berbagai disiplin ilmu yang
tidak terlepas dari pemanfaatan laboratorium secara
optimal. Supaya dalam pemakaian laboratorium IPA
tersebut dapat optimal maka terdapat dua prinsip yang
harus diperhatikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip
efisiensi. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian
perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan
semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan, prinsip efisiensi berarti, pemakaian
semua perlengkapan pendidikan secara bijak, sehingga
semua perlengkapan yang ada dapat di gunakan dengan
efektif dan efisien yang di sesuaikan dengan kebutuhan
sebagai sarana penunjang dalam pembelajaran. Oleh
karena iu, kepala sekolah, pengelola, guru IPA, dan
unsur-unsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan
memanfaatkan laboratorium IPA secara efektif dan
efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar IPA bagi peserta didik. Apalagi dengan
semakin berkembangnya teknologi laboratorium dan
penguasaanya, maka pada masa yang akan datang sangat
memungkinkan membuat karya-karya yang bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan hidup umat manusia.
Dengan demikian, laboratorium menjadi kebutuhan
pokok untuk menunjang penelitian-penelitian dalam
penunjang pembelajaran.
Peningkatan mutu praktik sangat ditentukan oleh
kemampuan kepala lab dalam memberdayakan dan
memanfaatkan seluruh fasilitas lab sekolah. Peran utama
kepala adalah antara lain mengembangkan agar
laboratorium sekolah mampu mencapai tujuan, yaitu
kualitas praktik belajar siswa. Kepala laboratorium
bertanggung jawab memotivasi, dan mengatur siswa agar
mampu melaksanakan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
Personal laboratorium sangat dibutuhkan untuk
membantu dalam pengelolaan laboratorium. Sebagus
apapun laboratorium apabila tidak dikelola dan
dimanfaatkan secara baik maka tidak akan berarti.
Standar tenaga laboratorium sekolah mencakup kepala
laboratorium sekolah, teknisi laboratorium sekolah, dan
laboran sekolah (Kemendikbud, 2008).
Terjadinya proses pendidikan yang bermutu
tentunya di dukung oleh faktor – faktor penunjang proses
pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang
bermutu harus di dukung oleh personalia, seperti:
administrator, guru, konselor, tata usaha yang bermutu
dan professional. Hal tersebut juga di dukung oleh sarana
dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, sumber
belajar yang memadai baik dari segi jumlah, biaya serta
manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung
(Nana syaodih, 2006:6).

2. KAJIAN dan PEMBAHASAN
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari
kata latin yang berarti “tempat bekerja” dan dalam
perkembangannya kata “laboratorium” mempertahankan
kata aslinya yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus
untuk keperluan penelitian ilmiah. Menurut W.J.S.
Poerwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia
mengatakan bahwa: laboratorium adalah tempat untuk
mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya).
Segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika,
kimia dan sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang
(ahli ilmu kimia dan sebagainya) yang bekerja
dilaboratorium. Menurut Nuryani R, laboratorium adalah
suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering
diartikan sebagai ruang atau tempat yang berupa gedung
yang dibatasi oleh dinding atau atap yang didalamnya
terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.
Laboratorium merupakan salah satu sarana
prasarana yang harus disediakan oleh penyelenggara
sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar
melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan
pengalaman belajar dimana peserta didik berinteraksi
dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi sutu
laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan mutu serta system
pengajaran. Dalam pengelolaan laboratorium pada
dasarnya merupakan tanggung jawab bersama baik dari
pengelola maupun pengguna laboratorium itu sendiri
(Daryanto, 2018).
Laboratorium sekolah merupakan tempat atau
lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan
percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang
berhubungan dengan sains. Dengan begitu kegiatan
laboratorium (praktikum) merupakan bagian dari integral
dari kegiatan belajar mengajar.
Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) di Sekolah
Menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan
dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium
tersebut. Karena itu, untuk pembelajaran IPA biasanya
hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia
dan laboratorium biologi. Di SLTP hanya ada
laboratorium IPA saja.

ICoTE: International Conference on Teaching and Education, 2, 2018 Page 137





Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan
perannya bila disertai dengan aturan main yang
dituangkan dalam tata tertib laboratorium. Sekecil
apapun laboratorium, haruslah memiliki tata tertib,
karena tata tertib akan sangat mendukung terhadap
keselamatan sendiri, orang lain dan lingkungan, serta
untuk menunjang kelancaran kegiatan laboratorium itu
sendiri. Setiap peserta didik atau orang lain yang akan
bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib yang
berlaku di laboratorium tersebut.
Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi
perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium,
tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru
terabaikan. Dasar / program keamanan laboratorium akan
menggunakan gabungan antara komponen manusia, fisik,
elektronik dan operasional dalam suatu system terpadu.
Rancangan system keamanan untuk menghalangi akses
yang tidak sah, system pemantauan untuk mendeteksi
pelanggaran, dan pembuatan cadangan untuk mencegah
kegagalan system jika terjadi kehilangan daya listrik atau
perubahan lingkungan lainnya. Keamanan dimulai dari
batas luar gedung dan menjadi semakin ketat dibagian
dalam yang sensitif. Upaya keamanan perlu dilaksanakan
di zona intervensi.
Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan
bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan
untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu
sendiri, maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan.
Selain didukung oleh fasilitas keamanan
laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya
menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung
resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh
karena itu, untuk menghindari terjadinya kecelakaan
yang membahayakan keselamatan kerja maka para
pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber
bahaya di laboratorium, symbol-simbol bahan kimia
berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat
menimbulkan kecelakaan.
Laboratorium IPA dan jenis peralatannya
merupakan sarana dan prasarana penting untuk
menunjang proses pembelajaran disekolah. IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan suatu
kesempatan kepada para peserta didik untuk berpikir
kritis melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri
oleh peserta didik. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
dalam dilangsungkan didalam laboratorium maupun di
luar laboratorium seperti dikelas atau di alam terbuka,
berkaitan dengan suatu bidang ilmu tertentu yang
ditujukan untuk menunjang pembelajaran teori.
Para ahli pendidikan IPA memandang IPA tidak
hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat
dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses
aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam
mempelajari gejala alam yang belum diterangkan. Secara
garis besar IPA dapat didefinisikan atas 3 kompenen: 1)
sikap ilmiah, 2) proes ilmiah, 3) produk ilmiah. Jadi
proses atau keterampilan proses atau metode ilmiah
merupakan bagian studi IPA, termasuk materi bidang
studi yang harus dipelajari siswa. Mengajarkan mata
pelajaran IPA biologi berupa produk atau fakta, konsep
teori saja belum lengkap, karena baru mengajarkan salah
satu komponennya. Oleh karena itu, pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai
aspek penting kecakapan hidup. Melalui pendidikan IPA
dan teknologi, siswa diharapkan menjadi individu-
individu yang produktif dan percaya diri yang dapat
memecahkan masalah yang mereka hadapi, berpikri
kritis, menggunakan keterampilan proses ilmiah, dan
belajar dan beradaptasi dengan lingkungan mereka
dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka
peroleh.
IPA merupakan ilmu dasar (basic science) yang
membekali peserta didik belajar tentang alam dengan
segala aktivitasnya dan mendasari ilmu-ilmu terapannya,
seperti kedokteran, pertanian, perternakan, teknik,
astronomi dan sebagainya. Dalam IPA, peserta didik akan
belajar tentang alam dengan cara antara lain: 1) IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu melalui inquiry
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip
saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, 2)
IPA disekolah menengah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk diri sendiri dan alam
sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, 3) IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
menjelajah dan memahami alam sekitar secara ilmiah, 4)
IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri
dan alam sekitar, 5) IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses
sains, 6) keterampilan proses dalam IPA meliputi:
keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar
dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau
tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang
relavan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari, 7) IPA dikembangkan
melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan
deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa alam sekitar, 8) penyelesaian masalah
yang bersifat kualitatif dan kualitatif dilakukan dengan

Page 138 ICoTE: International Conference on Teaching and Education, 2, 2018
menggunakan pemahaman dalam bidang matematika,
biologi, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung
lainnya.
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar
laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai
berikut: 1) Sebagai tempat untuk berlatih
mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-
gejala alam, 2) Mengembangkan keterampilan motorik
siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran, 3) Memberikan dan
memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran
ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan
social, 4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal
sikap ilmiah seseorang calon ilmuan, 5) Membina rasa
percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Peranan laboratorium disekolah antara lain: 1)
Tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai
tempat untuk memecahkan masalah tersebut, 2) Tempat
untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan
suatu masalah dan sikap teliti, 3) Tempat yang dapat
mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam
pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau
diamatinya, 4) Tempat untuk melatih peserta didik
bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir
kritis dan cekatan, 5) Tempat bagi para peserta didik
untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya (Emha,
2002)
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa
fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut: 1)
Laboratorium sebagai sumber belajar, tujuan
pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali,
diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium.
Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan
masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3
ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah
keterampilan/afektif. 2) Laboratorium sebagai metode
pembelajaran, didalam laboratorium terdapat dua metode
dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode
pengamatan. 3) Laboratorium sebagai prasarana
pendidikan, laboratorium sebagai prasarana pendidikan
atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri
dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang
dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk
melakukan percobaan.
Istilah pengelolaan sering di indentikkan dengan
istilah manajemen. Manajemen adalah suatu kemampuan
dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu
kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang
lain dalam mencapat tujuan organisasi. Hersey dan
Blanchard menurut Stoner dalam Sudjana (2000)
memberi arti pengelolaan sebagai berikut “Management
as working with and through individuals and groups to
accomplish organizational goals” (pengelolaan
merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan lelalui
orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi). Sementara Sumijo
Soebedjo dalam Sudjana (2000) mengemukakan bahwa:
“Management is the process of planning, organizing,
leading and controling the efforts of organizing members
and of using all other organizational resources to
archieve organizational goals”. Kalau kita kaji dari
pengertian diatas, maka implementasi dari pengertian
tersebut adalah: manajemen merupakan serangkaian
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan
secara inovatif terhadap segala upaya dalam mengatur
dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan
prasaraana secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan
menggerakkan sekelompok orang (SDM), keuangan,
peralatan, fasilitas dan atau segala objek fisik lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau
sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal.
Pengelolaan laboratorium adalah usaha mengelola
laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan
baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat
laboratorium yang canggih, dengan staf professional
yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik,
jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium
yang baik. Oleh karena itu, manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu manajemen
laboratorium yang baik memiliki system organisasi yang
baik, uraian kerja (job description) yang jelas,
pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin dan
administrasi laboratorium yang baik pula.
Pengelolaan laboratorium secara umum meliputi
aspek: 1) Perencanaan yaitu proses pemikiran yang
sistematis, analitis, logis, tentang kegiatan yang harus
dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga, dan
dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan secara efektif dan efisien. Disamping bentuk,
ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena
fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya
digunakan untuk percobaan yang bersifat individual.
Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai
kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar
mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas
ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan
mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau
aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran
lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40
orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan
tempat seluas 2,5 m
2
dari keseluruhan luas laboratorium.
Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa
membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4
m
2
untuk setiap mahasiswa, 2) Penataan alat dan bahan
yaitu proses pengaturan alat dan bahan dilaboratorium
agar tertata dengan baik. Kata pengaturan dalam kalimat

ICoTE: International Conference on Teaching and Education, 2, 2018 Page 139





di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa
dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak
operasi diperlukan penempatan perlatan yang tersusun
yang rapi berdasar kepada proses dan langkah -langkah
penggunaan /aktivitas dalam laboratorium yang
diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus
memiliki luas yang memungkinkan pengguna / pekerja /
operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di
samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat
sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium: 1) Mengurangi
hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya, 2) Memberikan
keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna/pekerja/operator, 3) Memaksimalkan
penggunaan peralatan, 4) Memberikan hasil yang
maksimal dengan pendanaan yang minimal, 5)
Mempermudah pengawasan.

Gambar 1. Contoh Tata Letak Laboratorium IPA

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun
tata letak peralatan dan perabotan laboratorium adalah: mudah
dilihat, mudah dijangkau, aman untuk alat dan aman untuk
pemakai. 3) Pengadministrasian laboratorium yaitu suatu
proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas
laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat
semua fasilitas dan aktivitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis. Catatan inventaris yang
baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari
pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan
mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan
akan ditempatkan. Dengan demikian akan
mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap
kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau
kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980
tentang tata pelaksanaan dan pelaporan hasil inventarisasi
barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud,
maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus
digunakan atau diisi, diantaranya: a) Buku inventaris, b)
Kartu stok, c) Kartu permintaan / peminjaman alat/bahan,
d) Buku catatan harian, e) Kartu alat bahan yang rusak, f)
Kartu reparasi, g) Format label. Buku lainnya yang
melengkapi perangkat administrasi diatas adalah: a)
Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS, b) Program
semester kegiatan laboratorium, c) Jadwal kegiatan
laboratorium; 4) Pengamanan, perawatan dan
pengawasan, pada dasarnya pengamanan, perawatan dan
pengawasan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama
baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja
dilaboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran
penggunaan laboratorium, antara lain: a) Jadwal penggunaan
laboratorium yang jelas, b) Tata tertib laboratorium yang
dilaksanakan dengan tegas, c) Alat penanggulangan kecelakaan:
pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam keadaan baik dan
dipahami. Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati
di hampir semua laboratorium antara lain: a) Saluran air dengan
kran dan shower, b) Saluran gas dengan kran sentral, c) Jaringan
listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus, d)
Kotak p3k yang berisi lengkap obat, e) Nomor telepon kantor
pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter., f) Alat pemadam
kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau, g) Aturan dan
tata tertib penanggulangan kecelakaan. Pengawasan sarana
dan prasaran laboratorium diantaranya yaitu: a)
Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat
laboratorium, b) Memantau kondisi keamanan bangunan
laboratorium, c) Mendesain ruangan laboratorium, d)
Mengusulkan kepada kepala sekolah untuk mengadaan
alat dan bahan praktikum. Mengevaluasi kinerja teknisi
dan laboran dalam kegiatan laboratorium: a) Menilai
kinerja teknisi dan laboran laboratorium, b) Menilai hasil
kerja teknisi dan laboran, c) Menilai kegiatan
laboratorium, d) Mengevaluasi program laboratorium
untuk perbaikan selanjutnya. Manajemen laboratorium,
dalam hal ini manajemen mutu harus didesain untuk
selalu memperbaiki efektivitas dan efesiensi kerjanya,
disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua
pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan manajemennya adalah: sumber daya
manusia, sarana dan prasarana dan pengguna
laboratorium.
Organisasi laboratorium adalah suatu system kerja
sama dari sekelompok orang, barang, atau unit tertentu
tentang laboratorium untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian laboratorium meliputi: pengaturan dan
pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium,
pengadaan alat-alat dan bahan-bahan, dan menjaga
kedisiplinan dan keselamatan laboratorium.
Orang-orang yang terlibat langsung dalam
organisasi dalam laboratorium adalah: kepala sekolah,
waka kurikulum dan sarana prasarana, koordinator
laboratorium IPA, laboran, dan guru-guru mapel IPA
(kimia, fisika dan biologi).
Struktur organisasi laboratorium IPA disekolah
dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 140 ICoTE: International Conference on Teaching and Education, 2, 2018






















Grafik 1. Struktur Organisasi Laboratorium


3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar
melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan
pengalaman belajar dimana peserta didik melakukan
eksperimen dan praktek berinteraksi dengan berbagai alat
dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat
diamati secara langsung dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Laboratorium sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan mutu serta sistem pengajaran. Pengelolaan
laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan
unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan,
pengorganisasian, pemberian komando,
pengkoordinasian, dan pengendalian.
Dalam pengelolaan suatu laboratorium pada
dasarnya merupakan tanggung jawab bersama
baik dari pengelola maupun pengguna laboratorium itu
sendiri. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk
mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan
kerja.

3.2 Saran
Perlunya manajemen laboratorium yang baik, akan
memberikan kepuasan dan keberhasilan penggunanya
dan tentunya ditunjang dengan SDM yang memadai.


REFERENSI
Amien, Moh. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan
Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum
Untuk Lembaga Pendidi kan Tenaga
Kependidikan. Jakarta : P2LPTK Depdikbud.
Daryanto. 2018. Manajemen Laboratorium Sekolah.
Yogyakarta: GAVA MEDIA
Emha, H., 2002, Pedoman Penggunaan Laboratorium
Sekolah. Bandung: PT Remaja Roesda Karya.
Sukarso. 2005. Pengertian dan Fungsi Laboratorium.
Bandung: Alfabeta.
Kartiasa, Nyoman. 2006. Laboratorium Sekolah
dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak
Scientific.
Kukuh, Munandar. 2016. Pengenalan
Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Bandung
: Refika Aditama
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Untuk SD/MI), SMP/MTs, SMA/M
Kepala Sekolah
Wakasek Sarana dan
Prasarana
Wakasek
Kurikulum
Koordinator Lab. Sekolah
Koordinator Lab. IPA
Guru IPA Laboran Teknisi

141