© 2021 The Author(s). This open access article is distributed under a Lisensi
Creative Commons Attribution ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika Indonesia

Original Research Paper
Pegembangan Bahan Ajar Kajian Fisika Sekolah Menengah Berbasis Proyek
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Calon Guru

Sutrio
1
, Joni Rokhmat
1
, Satutik Rahayu
1

1
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Univeristas Mataram, Lombok, Indonesia

Article history
Received: May 26
th
, 2021
Revised: June 12
th
, 2021
Accepted: June 29
th
, 2021

*Corresponding Author:
Sutrio, Program Studi
Pendidikan Fisika, FKIP,
Universitas Mataram, Lombok,
Indonesia;
Email:
[email protected]

Abstract: The objectives of this study is to develop project-based Physics Study
teaching materials for Middle School that can improve concept mastery of high school
teacher candidates. This research includes education development divided into three
steps i.e the preliminary study, the product design development, and the product
testing. The results showed that the developed instructional materials were suitable for
use in learning and fulfilled the validation test by experts for the components of content
feasibility, presentation and language in a good category. The responses of the student
after using the teaching materials are very good for supporting and completing teaching
materials during lectures. The tested teaching materials of Physics learning in Middle
School can improve mastery of high school physics concepts for teacher candidates.

Keywords: project-based teaching materials, school physics studies, mastery of
physics concepts


Pendahuluan
Kajian Fisika Sekolah Menengah
merupakan salah satu mata kuliah Keahlian
Berkarya di Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Mataram. Capaian
matakuliah ini mahasiswa diharapkan
menguasai materi Fisika di sekolah menengah
dan dapat mengembangkan materi ajar dalam
pembelajaran Fisika. Dengan menguasai materi
pembelajaran diharapkan mahasiswa sebagai
calon guru memiliki kemampuan untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang
bermakna. Menjadikan mahasiswa calon guru
mampu menjalankan proses pembelajaran
secara bermakna di sekolah, dapat dilakukan
dengan cara membiasakan mahasiswa untuk
mengikuti perkuliahan bermakna di kampus.
Dengan kata lain, staf pengajar di Program Studi
Pendidikan Fisika FKIP Unram juga harus
menjalankan proses pembelajaran dengan cara
yang bermakna.
Proses pembelajaran yang digunakan
agar menjadi lebih bermakna, sebagaimana
diusulkan oleh Lawson (1995: 4), dimulai dari
pemberian pertanyaan menantang tentang suatu
fenomena, kemudian menugaskan peserta didik
untuk melakukan aktivitas, memusatkan pada
pengumpulan dan penggunaan bukti, bukan
sekedar penyampaian informasi secara langsung
dan penekanan hafalan. Oleh karena itu agar
pembelajaran Kajian Fisika Sekolah Menengah
menjadi lebih bermakna dikembangkan bahan
ajar berbasis proyek yang dapat digunakan
untuk panduan belajar sebagai alternatif yang
dipandang mampu meningkatkan pemahaman
konsep, ketrampilan berpikir kritis, bekerja
secara aktif dan kolaboratif. Dalam
pembelajaran berbasis proyek akan lebih
menekankan pada pembelajaran yang berpusat
pada mahasiswa dengan penugasan proyek.
Pembelajaran berbasis proyek (project
based learning) merupakan salah satu metode
pembelajaran yang menekankan pada
pemberian kesempatan kepada mahasiswa
untuk menghasilkan suatu karya melalui
pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan
ketrampilan sosial yang berguna bagi
kehidupannya di masyarakat. Karya yang
dihasilkan dapat berupa suatu rancangan,
model, prototipe atau produk yang nyata yang
dapat diterapkan di masyarakat. Pembelajaran
berbasis proyek banyak diterapkan di bidang

Sutrio et al, JPPFI 2021, Volume 3 No. 1: 28-34
DOI:

29
keteknikan (engineering), namun demikian dari
beberapa literatur, metode ini juga telah
diterapkan di bidang pendidikan. Namun
demikian tidak semua mata kuliah dalam
kurikulum dimungkinkan untuk menerapkan
metode Pembelajaran berbasis proyek. Mata
kuliah tingkat lanjut lebih cocok diajarkan
dengan metode ini dan yang sangat relevan
adalah mata kuliah dalam kelompok MKB
(Mata Kuliah Keahlian Berkarya).
Penyiapan penerapan pembelajaran
berbasis proyek harus memperhatikan capaian
pembelajaran dimana kemampuan mahasiswa
yang dapat diperoleh dari pembelajaran berbasis
proyek, antara lain adalah untuk : (1)
pemahaman pada pengetahuan ( content
knowledge), (2) penalaran dan pemecahan
masalah (reasoning and problem solving), (3)
komunikasi dalam lisan dan tulisan (oral and
written communication), (4) bekerja sama dalam
tim kerja (teamwork and collaboration), (5)
pengelolaan proyek (project management) dan
(6) belajar mandiri yang terarah (self-directed
learning).
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan
dengan penerapan pembelajaran berbasis
proyek yang dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran
berbasis proyek seperti; Kurniawan (2012)
penerapan pembelajaran berbasis proyek
berpengaruh terhadap ketrampilan berpikir
kritis dan sikap terkait sains siswa SMP; Sadia
(2008) bahwa model pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis (suatu persepsi guru) dapat dilaksanakan
dengan menerapkan pembelajaran proyek;
Sastrika (2013) model pembelajaran berbasis
proyek berpengaruh terhadap pemahaman
konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis.
Sutrio et. al. (2018) Bahan ajar yang diuji
cobakan dalam pembelajaran Fisika Eksperimen
berbasis proyek mampu mening katkan
ketrampilan berpikir kritis mahasiswa.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis
proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung
kolaboratif dalam kelompok heterogen.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi
yang sangat besar untuk melatih proses berpikir
mahasiswa untuk memecahkan masalah secara
sistematis, empiris dan terkontrol. Oleh karena
dikembangkan bahan ajar Kajian Fisika Sekolah
Menengah berbasis proyek untuk meningkatkan
penguasaan konsep fisika mahasiswa calon
guru.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan pendidikan (Educational
Research and Development) yang disingkat
dengan R & D. Jenis penelitian R & D adalah
suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-
produk pendidikan. Produk yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah bahan ajar Kajian
Fisika Sekolah Menengah Berbasis Proyek
untuk perkuliahan Kajian Fisika Sekolah
Menengah. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
perkuliahan Kajian Fisika Sekolah Menengah
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unram
semester gasal Tahun Akademik 2017/2018.
Subyek penelitian adalah mahasiswa yang
menempuh mata kuliah Kajian Fisika Sekolah
Menengah kelas A yang ber jumlah 24 orang.
Penelitian dan pengembangan bahan ajar
Fisika Eksperimen berbasis proyek ini meliputi
6 tahap yang diadaptasi dari 10 tahap dari
penelitian pengembangan Borg dan Gall
(Sugiyono, 2012). Adapun 6 tahapan yang
diadopsi meliputi: 1) Analisis potensi dan
masalah 2) Pengumpulan data; 3) Desain
produk; 4 ) Validasi desain dan Revisi Desain;
5) Ujicoba Produk; 6) Analisis dan Pelaporan.
Pada awal kegiatan dilakukan analisis
potensi dan masalah dalam pembelajaran Kajian
Fisika Sekolah Menengah dan dilanjutkan
pengumpulan data dengan melakukan studi
literatur tentang pembelajaran berbasis proyek
dan penguasaan konsep Fisika SMA. Dari data-
data yang diperoleh dianalisis dan dijadikan
acuan untuk membuat desain bahan ajar. Produk
yang dihasilkan pada penelitian ini adalah bahan
ajar bagi mahasiswa yang akan digunakan
dalam pembelajaran yang akan digunakan untuk
meningkatkan penguasaan konsep fisika.
Sebelum digunakan bahan ajar perlu diketahui
kelayakan dengan melakukan penilaian

Sutrio et al, JPPFI 2021, Volume 3 No. 1: 28-34
DOI:

30
kelayakan bahan ajar oleh ahli dengan cara
memberikan tanggapan dengan kriteria sangat
baik, baik, kurang baik, dan tidak baik. Uji
coba produk bahan ajar diterapkan pada
perkuliahan Kajian Fisika Sekolah Menengah
dan dilakukan observasi keterlaksanaan
pembelajaran Kajian Fisika Sekolah Menengah
berbasis proyek dan di akhir perkuliahan
mahasiswa diberikan angket untuk mengetahui
tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan.
Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu;
(1) Angket skala Likert, terdiri dari angket uji
validasi ahli dan angket respon mahasiswa
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
Angket uji validasi dimaksudkan untuk
memvalidasi desain bahan bahan ajar yang
digunakan oleh ahli untuk mengetahui kualitas
bahan ajar terutama menyangkut komponen
kelayakan isi, komponen penyajian dan
komponen kebahasaan. Angket respon
mahasiswa dimaksudkan untuk mengetahui
respon mahasiswa terhadap pembelajaran
Kajian Fisika Sekolah Menengah berbasis
proyek yang dilaksanakan; (2) Lembar
observasi, untuk mengobservasi aktivitas
mahasiswa selama proses pembelajaran untuk
mengetahui keterlaksanaan penggunaan bahan
ajar.; (3) Instrumen tes Penguasaan Konsep
Fisika SMA untuk mengetahui pengaruh
penggunaan bahan ajar Kajian Fisika Sekolah
Menengah berbasis proyek, untuk
meningkatkan penguasaan konsep Fisika SMA
mahasiswa calon guru. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Ada empat data yang dikumpulkan
yaitu data hasil validasi ahli, data respon
mahasiswa terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan, data hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran dan data
ketrampilan berpikir kritis. Data yang bersifat
kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk
menemukan kecenderungan-kecenderungan
yang muncul pada saat penelitian sedangkan
data kuantitatif dianalis dengan uji statistik.
Indikator keberhasilan penelitian ini
adalah: 1) Kriteria keberhasilan dari bahan ajar
yang telah dikembangkan, jika bahan ajar yang
telah dikembangkan dalam kategori layak/baik
digunakan tanpa revisi atau dengan sedikit
revisi; 2)Mendapat respon positif dari
mahasiswa: 3) Mahasiswa dapat menggunakan
bahan ajar yang telah dikembangkan sehingga
ketrampilan berpikir kritis lebih meningkat.

Hasil dan Pembahasan
Pada tahap studi pendahuluan telah
dilakukan analis potensi dan masalah
pembelajaran Kajian Fisika Sekolah Menengah
melalui kegiatan observasi dan wawancara
dengan guru dan mahasiswa yang pernah
menempuh matakuliah yang kemudian
dikumpulkan datanya yang digunakan untuk
pengembangan desain bahan ajar. Hasil
observasi pembelajaran Kajian Fisika Sekolah
Menengah menunjukkan bahwa metode yang
digunakan menggunakan metode ceramah,
penugasan dan diskusi presentasi. Nilai akhir
mahasiswa selama tiga tahun terakhir masih
banyak mahasiswa yang memperoleh nilai
cukup (C/C+), dan kurang (D/D+) dengan
rincian sebagai berikut: mahasiswa tahun kuliah
2014/2015 memeperoleh dengan prosentase
mahasiswa Nilai E 0%, D/D+ 0%, C/C+ 60 %,
B 40%, A 0%; mahasiswa tahun kuliah
2015/2016 Nilai E 3%, D/D+ 35%, C/C+ 21 %,
B 14%, A 0%; dan mahasiswa tahun kuliah
2016/2017 Nilai E 2%, D/D+ 34%, C/C+ 16 %,
B 16 %, A 0%
Hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran Fisika rata-rata nilai UN Fisika siswa
rendah dan peserta yang memilih mengikuti UN
Fisika sangat sedikit. Berdasarkan kajian
kurikulum tahun 2013 bahwa dalam
pembelajaran Fisika di SMA perlunya guru
menerapkan pembelajaran berbasis proyek.
Guru merasakan kesulitan melaksanakan
pembelajaran tersebut dikarenakan sewaktu
kuliah belum pernah melaksanakan
pembelajaran proyek dan terbatasnya peralatan-
peralatan yang ada dalam laboratorium.

Sutrio et al, JPPFI 2021, Volume 3 No. 1: 28-34
DOI:

31
Studi literatur tentang pembelajaran
proyek dilakukan untuk melihat potensi apabila
menerapkan pembelajaran proyek dalam
perkuliahan Kajian Fisika Sekolah Menengah
yang dapat meningkatkan penguasaan konsep
fisika serta memberikan pengalaman dan bekal
pada mahasiswa sebagi calon guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran Fisika berbasis
proyek sesuai tuntutan kurikulum tahun 2013.
Hasil-hasil penelitian terdahulu Sastrika I A K,
et. Al. (2013), terdapat perbedaan pemahaman
konsep dan ketrampilan berfikir kritis siswa
antara siswa yang mengikuti pembelajaran
berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan
pembelajaran konvensional; Jarwanto (2012),
pembelajaran proyek menjadi starting point
budaya meneliti dan wawasan guru bertambah
melalui pembelajaran proyek; Widodo (2013),
penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa ranah
ketrampilan kognitif, ketrampilan pemecahan
masalah, dan ketrampilan psikomotorik;
Kurniawan (2012) penerapan pembelajaran
berbasis proyek berpengaruh terhadap
ketrampilan berpikir kritis dan sikap terkait
sains siswa SMP; Sadia (2008) bahwa model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis (suatu persepsi
guru) dapat dilaksanakan dengan menerapkan
pembelajaran proyek.
Berdasarkan analisis potensi dan
masalah dalam studi pendahuluan, dibuatlah
desain bahan ajar Kajian Fisika Sekolah
Menengah berbasis proyek yang dapat
meningkatkan penguasaan konsep fisika SMA.
Desain bahan ajar Kajian Fisika Sekolah
Menengah berbasis proyek dikembangkan dari
tahapan pembelajaran proyek yaitu: 1)
Penentuan Judul Proyek, 2) Mendesain
Perencanaan proyek, 3) Pelaksanaan Proyek, 4)
Menguji coba hasil/produk, 5)
Mengkomunikasikan hasil, 6) Mengevaluasi
pengalaman. Bahan ajar yang dikembangkan
menjelaskan materi-materi Kajian Fisika
Sekolah Menengah dan pemberian tugas
berbasis proyek, BAB I menjelaskan
Karakteristik Materi Fisika Sekolah Menengah,
BAB II Pembelajaran Fsika berbasis proyek,
BAB III Peta konsep dalam pembelajaran
Fisika, dan BAB IV Pengembangan Materi
Pembelajaran Fisika. Dari hasil validasi ahli
dalam bahan ajar yang dikembangkan masih
terdapat kekurangan dari komponen kebahasaan
yang perlu disempurnakan sebelum digunakan
untuk keperluan uji coba terbatas.
Bahan ajar yang sudah divalidasi dan
diperbaiki kebahasaannya diujicobakan pada
mahasiswa yang berjumlah 24 orang mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan Kajian Fisika
Sekolah Menengah. Setelah selesai
pembelajaran mahasiswa diminta untuk
memberikan respon melalui angket untuk
mengetahui keterbacaan bahan ajar dan
kemudahan dalam mendapatkan informasi
materi untuk melaksanakan pembelajaran
proyek. Respon mahasiswa setelah
menggunakan bahan ajar sangat baik untuk
menunjang dan melengkapi bahan ajar pada saat
perkuliahan Kajian Fisika Sekolah Menengah.
Penguasaan konsep Fisika Mahasiswa
diperoleh dengan menggunakan Instrumen Tes
yang dikembangkan dari soal-soal ujian
Nasional Fisika SMA. Pemberian tes
dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran. Karena keterbatasan waktu
dalam uji coba, materi tes hanya materi Fisika
SMA kelas 10 yang meliputi materi pokok
Pengukuran, Vektor, Gerak Lurus, Gerak
melingkar, Hukum newton, Momentum dan
Impuls dan getaran Harmonis. Perolehan skor
rata-rata tes awal dan tes akhir penguasaan
konsep mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Skor Penguasaan Konsep
Fisika Mahasiswa
Tes Awal Tes Akhir
N (jumlah
mahasiswa)
24 24
Rata-rata 42,6 70,8
Standar Deviasi 10,2 6,4
Maksimum 70,0 86,0
Minimum 10,0 52,0

Sutrio et al, JPPFI 2021, Volume 3 No. 1: 28-34
DOI:

32
Dari tabel menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan rata-rata penguasaan konsep fisika
SMA mahasiswa.
Dengan demikian dapat diperoleh hasil
bahwa pembelajaran Kajian Fisika Sekolah
Menengah berbasis proyek dapat meningkatkan
penguasaan konsep fisika SMA mahasiswa.
Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran
mahasiswa sangat aktif mengikuti tahapan-
tahapan pembembelajaran proyek dari tahapan
penentuan judul proyek sampai tahap evaluasi
proyek. Mahasiswa banyak berkonsultasi
kepada pembimbing pada saat pelaksanaan
proyek apabila menemui kendala dalam
penyelesaian proyek. Pada saat presentasi hasil
proyek mahasiswa saling bertanya dan
berpendapat terhadap proyek yang dikerjakan
oleh kelompok lainnya.
Hal ini sejalan dengan teori
pembelajaran proyek, peserta didik yang
mengikuti pembelajaran berbasis proyek
mendapatkan ruang lebih luas untuk belajar
secara mandiri. Penerapan model pembelajaran
berbasis proyek di kelas, di mulai dengan
menetapkan tema proyek yaitu pengajar
menetapkan tema proyek sesuai dengan materi
yang dibahas. Menetapkan konteks belajar yaitu
pengajar menyiapkan lingkungan belajar yang
mendukung proses pembelajaran, misalnya
menetapkan pembagian kelompok dalam
diskusi. Konteks belajar yang dilakukan saat
proses pembelajaran berlangsung, yaitu speserta
didik melakukan inkuiry, seperti mampu
membuat rumusan masalah, tujuan,
menentukkan langkah langkah pembuatan
percobaan. Merencanakan aktivitas-aktivitas,
yaitu peserta didik merencanakan proyek sesuai
pada konteks belajar yang telah ditetapkan.
Memroses aktivitas-aktivitas, yaitu siswa
membuat sketsa atau rancangan proyek yang
akan digarap. Penerapan aktivitas aktivitas
untuk menyelesaikan proyek, yaitu peserta didik
mengerjakan proyek berdasarkan rancangan,
membuat laporan/makalah terkait dengan
proyek, mempresentasikan proyek, sedangkan
pengajar menilai kinerja peserta didik . Pendidik
lebih banyak berposisi sebagai pengarah,
pembimbing, pemberi fasilitas, dan motivator
dalam pembelajaran. Keadaan seperti ini sangat
berpotensi untuk membangun konsep pada diri
siswa secara mandiri. Konsep-konsep yang
ditemukan melalui pembelajaran secara mandiri
menjdi lebih bermakna. Hasil penelitian yang
relevan, terdapat pengaruh model project based
learaning berbantuan media virtual terhadap
penguasaan konsep optik (Suranti, et.al., 2017);
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika
setelah pembelajaran menggunakan
model Project Based Learning lebih baik
daripada siswa yang diajar dengan model yang
biasa digunakan di SMA (Oktadivani et.al.,
2017); terdapat pengaruh positif pembelajaran
fisika dengan menggunakan pembelajaran PJBL
terhadap penguasaan konsep siswa SMA
(Monika et. al., 2018).
Pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode yang menggunakan belajar
kontekstual, dimana para siswa berperan aktif
untuk memecahkan masalah, mengambil
keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan
membuat dokumen. Pembelajaran berbasis
proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan siswa
dalam melakukan investigasi dan
memahaminya. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi
pendidikan, terutama dalam hal sebagai berikut,
pebelajar memproleh pengetahuan dasar (basic
sciences) yang berguna dalam memecahkan
masalah, pebelajar secara aktif dan mandiri
dengan sajian materi terintegrasi dan relevan
dengan kenyataan sebenarnya, pebelajar mampu
berpikir kritis dan mengembangkan inisiatif.
Pembelajaran berbasis proyek
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja berkelompok atau secara individual dan
memberikan kesempatan untuk
mengembangkan ide-ide dan solusi-solusi
realistik, sehingga pembelajaran berpusat pada
siswa bukannya berpusat pada guru. Perubahan
peran guru merupakan salah satu kunci dalam
proses pembelajaran inovatif, dimana

Sutrio et al, JPPFI 2021, Volume 3 No. 1: 28-34
DOI:

33
perubahan guru dari sebagai sumber
pengetahuan dengan seorang fasilitator
pembelajaran. Proses penyelidikan mendorong
siswa untuk mengidentifikasi apa yang mereka
sudah tahu, sehingga mereka dapat
mengidentifkasi kebutuhan belajar mereka
sendiri. Sifat eksplorasi dalam proses
pembelajaran berbasis proyek penyelidikan
memungkinkan siswa untuk melihat ide-ide
dalam cara yang berbeda dan mempromosikan
pemikiran kritis tentang masalah yang mereka
hadapi. Model pembelajaran berbasis proyek
memberikan peluang kepada siswa secara bebas
melakukan kegiatan untuk kegiatan percobaan,
mengkaji literatur diperpustakaan, melakukan
penulusuran di internet, dan berkolaborasi
dengan pendidik. Oleh karena itu sumber belajar
menjadi lebih terbuka dan bervariasi, termasuk
dalam mengeksplorasi lingkungan. Akibatnya,
peserta didik akan belajar penuh dengan
kesungguhan karena termotivasi oleh keinginan
untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan
bermakna.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Bahan Ajar Kajian Fisika Sekolah Menengah
berbasis proyek yang telah dikembangkan
mampu meningkatkan penguasaan konsep
Fisika SMA mahasiswa calon guru.
.
Referensi

Gatot Widodo, J. (2015). Pengembangan Dan
Implementasi Perangkat Pembelajaran
Berbasis Proyek. invotec, 443.

Jarwanto, A. (2012, October). Pembelajaran proyek
mata Pelajaran Fisika di SMA sebagai
starting point pembentukan budaya meneliti.
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
FISIKA (E-JOURNAL) (Vol. 1, pp. 121-
125).

Kurniawan, A. (2012). Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sikap Terkait
Sains Siswa SMP.(Studi Esperimen Di SMP
Negeri 4 Singaraja). Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran IPA Indonesia, 2(1).

Lawson, A. E. (1995). Science teaching and the
development of thinking. Belmont, CA:
Wadsworth.

Monika, Y., Mayub, A., & Purwanto, A. (2018).
Pengaruh Project Based Learning (PJBL)
Model Terhadap Penguasaan Konsep Fisika
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota
Bengkulu. Jurnal Kumparan Fisika, 1(2
Agustus), 25-30.

Oktadifani, U., Lesmono, A. D., & Subiki, S. (2017).
Pengaruh model project based learning
terhadap keterampilan proses sains dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran fisika di
sma. Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(2),
109-114.

Sadia, I. W. (2008). Model pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis (suatu persepsi guru). Jurnal
pendidikan dan pengajaran Undiksha, 2(2),
19-237.

Sastrika, I. A. K., Sadia, W., & Muderawan, I. W.
(2013). Pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap pemahaman
konsep kimia dan keterampilan berpikir
kritis. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
IPA Indonesia, 3(2).

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


Suranti, N. M. Y., Gunawan, G., & Sahidu, H.
(2017). Pengaruh model project based
learning berbantuan media virtual terhadap
penguasaan konsep peserta didik pada
materi alat-alat optik. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Teknologi, 2(2), 73-79.

Sutrio, S., Gunawan, G., Harjono, A., & Sahidu, H.
(2018). Pengembangan Bahan Ajar Fisika
Eksperimen Berbasis Proyek Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Sutrio et al, JPPFI 2021, Volume 3 No. 1: 28-34
DOI:

34
Calon Guru Fisika. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Teknologi, 4(1), 131-140.

Widodo, G. (2013). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran berbasis Proyek Dalam
Meningkatkan Hasil belajar berorientasi
Standar Kompetensi Nasional (SKNI) dan
Standar Industri Bidang Perbaikan Motor
Listrik (PML). Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro, 2(3).