HUMANITIS: Jurnal Humaniora, Sosial dan Bisnis
Vol. 2 No. 5 Mei 2024, hal. 454-460

e-ISSN: 2988-6287


454
KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

Wahab
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
[email protected]

Abstract
Leadership is a process of influencing other people to achieve desired goals.Organizational
behavior is the relationship between individuals and various things as a form of interaction
between individuals and groups in achieving organizational goals and effectiveness.
Organizational behavior is very influential progress of an organization. Without a leader, the
organizational goals that have been set will not be achieved because each member will only
move or try to achieve their personal goals. Organizational behavior (PO) is an applied
science, so the science of organizational behavior cannot be separated from the influence of
behavioral science so that it contributes to several other behavioral sciences. The goals of
leadership are to help create a good social climate, help the group in establishing work
procedures, help the group to organize itself, make decisions together with the group and give
the group the opportunity to learn from experience.
Keywords: Leadership, Behavior, Organizational Behavior

ABSTRAK
Kepemimpinan merupakan sebuah proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Perilaku organisasi adalah hubungan individu dan berbagai hal sebagai
suatu bentuk interaksi antar individu dan kelompok dalam mencapai tujuan organisasi dan
efektifitas. Perilaku organisasi sangat mempengaruhi kemajuan sautu organisasi. Tanpa
adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi yang telah ditetapkan tidak akan tercapai
karena setiap anggota hanya akan bergerak atau berusaha untuk mencapai tujuan
pribadinya. Perilaku organisasi (PO) adalah ilmu terapan, sehingga ilmu perilaku organisasi
tidak terlepas dari pengaruh ilmu perilaku sehingga berkontribusi dengan beberapa ilmu
perilaku lain. Tujuan dari Kepemimpinan ada Membantu terciptanya suatu iklim sosial yang
baik, Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja, Membantu kelompok
untuk mengorganisasi diri, Mengambil keputusan bersama dengan kelompok dan Memberi
kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Perilaku, Perilaku Organisasi

Pendahuluan
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain (di dalam atau luar
organisasi) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pemimpin dalam suatu kepemimpinana yang
efektif secara teoritis diidentifikasikan memiliki karakteristik khas: fisik, mental, kepribadian, perilaku,
gaya kepemimpinan yang job cenfered atau employee cenfered, kepemimpinan yang situasional
(kontingensi dan partisipasi, path goal model), karismatik, transaksional dan transformasional.
Perilaku organisasi sebagai suatu bentuk interaksi antar individu dan kelompok dalam
mencapai tujuan organisasi dan efektifitas organisasi tidak terlepas dari dinamika dan fungsi
kepemimpinan seorang pemimpin atau manajer dalam mengarahkan, mengembangkan, melakukan
perubahan dan memotivasi individu-individu yang berasa dalam suatu organisasi.

455

Perilaku organisasi yang baik dan dapat dikendalikan akan membuat tujuan organisasi akan
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perilaku organisasi oleh (Robbin and Timothy A. Judge
2011) didefinisikan sebagai studi yang mempelajari dampak dari perilaku individu, kelompok, dan
struktur terhadap organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan untuk meningkatkan
efektivitas organisasi dimana perilaku organisasi terbentuk dari perilaku individu-individu dalam
organisasi tersebut, perilaku kelompok atau tim, dan perilaku institusi. Dalam rangka penciptaan
perilaku organisasi yang baik dan sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi maka diperlukan
kepemimpinan organisasi yang efektif pula.

Hasil dan Pembahasan
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah individu yang memimpin, dan kepemimpinan merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan ialah kemampuan untuk mempengaruhi
manusia dalam melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Para ahli memberikan definisi
kepemimpinan, antara lain:
a. Miftah Thoha menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.”
b. Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks
struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang
dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun
dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses mempengaruhi pikiran,
perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama”.
c. Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai
suatu peran yang memerintah”.
d. Harold Kontz mendeinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses mempengaruhi
orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”.
e. Frigon mengungkapkan “leadership is the art and sciene of getting others to perform and achieve
vision”.
f. Nanus berpendapat “leadership role in policy formation has a solid foundation in practice and is
safely short of usuring a governing broad’s prerogrative in establishing policy”.
g. Overton menyatakan“leadership is ability to get work done and through others while gaining then
conidence and cooperation”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
upaya untuk mempengaruhi orang lain dengan memberikan dorongan dan bimbingan dalam
bekerjasama untuk mengejar tujuan yang telah disepakati bersama.

456

2. Pengertian Perilaku Organisasi
Ilmu perilaku organisasi adalah studi tentang bagaimana individu berpikir, merasakan, dan
melakukan sesuatu dalam organisasi. Jadi yang dipelajari semua yang terkait dengan- kognitif
(aspek pemikiran), afektif (aspek emosi), dan perilaku (aspek tindakan-tindakan).
Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam
semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi
informasi, dilindungi dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah
bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi. Beberapa penulis memberikan pengertian
tentang organisasi secara berbeda, namun bersifat saling melengkapi.
Organisasi adalah unit sosial yang saling sadar dikoordinasikan, terdiri dari 2 (dua) orang
atau lebih yang berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk mencapai tujuan (Robbins dan Judge,
2011:36), bersama atau serangkaiaan tujuan. Dikatakan pula bahwa organisasi adalah suatu sistem
yang dikoordinasikan secara sadar dari aktifitas 2 orang atau lebih (Keitner dan Kinicki, 2010: 5).
Sedangkan Grenberg dan Baron berpendapat bahwa organisasi adalah sistem sosial yang
terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja sama untuk mencapai beberapa sasaran yang
disepakati. Organisasi menurut pandangan Gibson, Ivancevich, Donelly (2000: 5) adalah sebagai
entitas yang memungkinkan masyarakat mengejat penyelesaian yang tidak dapat dicapai oleh
individu yang bertindak sendiri. Seperti halnya dengan organisasi, pandangan di antara pakar
tentang perilaku organisasi sangat beragam. Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi, dengan
maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi (Robbins dan Judge,
2011:43).
Greenberg dan Baron yang di kutip Wibowo (2013:2), Perilaku organisasi adalah studi
tentang apa yang orang pikirkan, rasakan dan lakukan di dalam dan sekitar organisasi. Perilaku
organisasi adalah suatu studi tentang perilaku manusia dalam pengaturan organisasi, hubungan
antara individu dengan organisasi, dan organisasi itu sendiri. Perilaku (Behaviour) merupakan
sebuah fungsi dari variable-variabel individual (Individual), variabel-variabel keorganisasian
(Organizational) dan variabel- variabel psikologikal (Psycological). (Winardi, 2014:199).
Rivai dan Mulyadi (2012: 172) secara formal studi mengenai perilaku organisasi dimulai
sekitar tahun 1948 - 1952. Perilaku organisasi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terus
berkembang guna membantu suatu organissi untuk meningkatkan produktivitasnya. Mempelajari
perilaku organisasi sifatnya agak abstrak.
3. Kepemimpinan dalam Organisasi
Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan seorang
pimpinan tertinggi (top manager) yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan (leadership) dan
manajemen (management) bagi keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan. Kepemimpinan
diumpamakan sebagai kepala sebuah badan dalam suatu organisasi yang apabila tidak
berlangsung dengan baik akan berpengaruh terhadap kerja seluruh badan organisasi itu sendiri.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau
kegagalan organisasi (Bass 1990 dalam Menon 2002).
Terdapat beberapa konsep penting dalam kepemimpinan organisasi yaitu pemimpin,
pengaruh, anggota, dan tujuan. Kepemimpinan adalah proses pengaruh seorang pemimpin

457

terhadap anggota dalam upaya mencapai tujuan organisasi karena pemimpin merupakan motor
penggerak dalam organisasi. Hal ini berarti tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi
yang telah ditetapkan tidak akan tercapai karena setiap anggota hanya akan bergerak atau
berusaha untuk mencapai tujuan pribadinya.
Seorang pemimpin akan berusaha mempengaruhi anggota agar melakukan tugas sesuai
dengan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk itu, seorang pemimpin
diharapkan dapat menciptakan dan menunjang suasana dan budaya kerja yang kondusif sehingga
memberikan pengaruh positif bagi anggotanya seperti memberikan pujian dan penghargaan,
melakukan tindakan korektif, memberikan hukuman atau tekanan untuk hal-hal tertentu, ataupun
membantu anggota jika dibutuhkan.
Keberadaan pemimpin dalam organisasi juga tidak dapat dipisahkan dari konflik. Konflik
dalam organisasi merupakan konflik antara pimpinan dan anggota, antar anggota, ataupun antar
kelompok. Pada dasarnya, konflik akan selalu ada, sulit dihilangkan, dan tingkatan konflik yang
terjadi akan bervariasi. Konflik yang terjadi dalam organisasi akan melatih sifat kepemimpinan
seseorang menjadi seorang pemimpin yang berpengalaman yang mampu mengetahui alasan dan
penyebab konflik terjadi, jenis dan strategi konflik, dan tindakan penyelesaian sebuah konflik guna
pencapaian tujuan organisasi. Konflik memang bersifat negatif karena merupakan sebuah masalah
tetapi konflik akan menimbulkan kreatifitas dan inovasi dalam upaya penyelesaian masalah.
1

4. Perbedaan Perilaku Organisasi Dengan Ilmu Perilaku Lainnya
Perilaku organisasi (PO) adalah ilmu terapan, sehingga ilmu perilaku organisasi tidak
terlepas dari pengaruh ilmu perilaku sehingga berkontribusi dengan beberapa ilmu perilaku lain,
diantaranya:
1) Perbedaan antara PO dengan Psikologi Industri atau organisasi, yaitu PO mempelajari perilaku
manusia dengan tidak diawali pada psikologi manusia yaitu dengan menggunakan multidisiplin,
sedangkan psikologi industri mempelajari perilaku manusia dengan diawali dari psikologi manusia
itu sendiri. Namun, keduanya samasama mempelajari perilaku manusia.
2) Perbedaan antara PO dengan psikologi dengan dengan teori organisasi terletak pada dua
perbedaan diantaranya, yaitu analisis PO terpusat pada variabel tak terbatas. PO mempelajari
tingkah laku individu dan kelompok didalam suatu organisasidan penerapan dari lmu pengetahuan
tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil organisasi itu sendiri.
3) Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources adalah bahwa
perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, berdasarkan teori, sedangkan
personnel dan human resources menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak
bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, yaitu pada
pengelolaan sumber daya manusia itu sendiri agar berkualitas. Keduanya tetap mengacu pada
pengembangan dan kemajuan motivasi serta kualitas dari, individu, kelompok dan organisasi agar
terjadi perubahan yang signifikan.
2

5. Tujuan Kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan
Tujuan dari Kepemimpinan ada 5, yaitu:
1) Membantu terciptanya suatu iklim sosial yang baik

458

Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi bertujuan untuk membantu terbentuknya
suatu iklim sosial yang baik. Karena, iklim sosial ini akan mempengaruhi kinerja dan kenyamanan
setiap anggota di dalam kelompok. Iklim sosial adalah suatu konsep yang abstrak di dalam
organisasi. Meskipun abstrak, konsep ini bisa dirasakan pengaruhnya oleh setiap anggota
organisasi. Persepsi individu dan interpretasi kognitifnya terhadap kondisi organisasi secara
menyeluruh akan mempengaruhi sikap, perasaan, dorongan dan tingkah lakunya. Pada akhirnya,
iklim sosial ini akan menentukan kesejahteraan psikologis dari orang yang bersangkutan dan
tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Sehingga iklim sosial perlu dibangun untuk membawa
pengaruh yang optimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan personal setiap individu yang
diinginkan dalam suatu organisasi.
2) Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga bertujuan membantu menetapkan prosedur-
prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya. Prosedur kerja adalah tahapan yang
berurutan dengan tujuan, supaya suatu aktivitas yang dikerjakan bisa berjalan lancar. Adanya
tahapantahapan kerja ini, setiap anggota dalam organisasi tidak akan kebingungan melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tugasnya. Karena, setiap tahapan kerja ini sudah
dilengkapi aturan-aturan dan cara pengerjaan yang bisa membantu mereka lebih mudah memahami
pekerjaannya agar selesai lebih cepat dan tepat.
3) Membantu kelompok untuk mengorganisasi diri
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga berfungsi membantu mengkoordinir setiap
anggotanya atau kelompoknya untuk mengorganisasikan diri. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), mengorganisasi adalah mengatur dan menyusun setiap bagian dalam organisasi,
baik orangnya maupun lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Mengkoordinir berasal dari kata
koordinasi yang artinya suatu bagian integral dari seluruh fungsi manajerial dan menjadi inti dari ilmu
manajemen. Secara etimologis, koordinasi memiliki arti kegiatan penertiban mengatur atau
menciptakan segala sesuatu agar berjalan lancar secara bersamaan. Dalam ilmu manajemen,
pengertian koordinasi adalah berbagai aktivitas yang dikerjakan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan tujuan dan rencana kerja yang sudah ditetapkan sebelumnya. Maka, pengertian
koordinasi adalah suatu tindakan pengaturan elemen-elemen yang sangat kompleks supaya
semuanya bisa terintegrasi dan bekerjasama secara efektif serta harmonis.
4) Mengambil keputusan bersama dengan kelompok
Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi juga akan membantu mengambil setiap
keputusan bersama untuk keberlangsungan organisasi tersebut. Pembuatan keputusan ini
merupakan bagian kunci dalam kepemimpinan yang berperan penting, terutama ketika pemimpin
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan yang menyangkut keputusan-keputusan penting
dan berlangsung jangka panjang. Hal ini tentu tidak jauh dari pengambilan keputusan yang bisa
dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental maupun kognitif yang membawa
pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan akhir. Lalu, keputusan dibuat untuk
mencapai tujuan melalui pelaksanaan maupun tindakan.
5) Memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman

459

Adanya kepemimpinan dalam sebuah organisasi, kelompok atau perusahaan juga bertujuan
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Kesempatan adalah waktu
yang berkaitan dengan keleluasaan, peluang dan sebagainya. Dalam hal ini, kesempatan memiliki
makna berupa waktu yang diberikan suatu kelompok untuk memperbaiki sesuatu yang salah atau
gagal sebelumnya. Sehingga, mereka bisa belajar pengalaman dengan menghindari kesalahan-
kesalahan sebelumnya agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut (Reza, 2010:34),
Secara operasional ada 5 fungsi pokok kepemimpinan antara lain:
1) Fungsi instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya),
dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2) Fungsi konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3) Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan
yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4) Fungsi delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang
membuai atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seseorang
pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena
kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang
diri.
5) Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus berusaha mampu
mengatur aktifitas anggota-angotanya secara dengan terarah dalam mengkoordinasi yang efektif,
sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan itu bersama secara maksimal. Dalam
melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
3


Simpulan
Pemimpin adalah individu yang memimpin, dan kepemimpinan merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan
bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik
dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan.

460

Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi yang telah ditetapkan tidak akan
tercapai karena setiap anggota hanya akan bergerak atau berusaha untuk mencapai tujuan
pribadinya.Perilaku organisasi (PO) adalah ilmu terapan, sehingga ilmu perilaku organisasi tidak
terlepas dari pengaruh ilmu perilaku sehingga berkontribusi dengan beberapa ilmu perilaku lain.
Tujuan dari Kepemimpinan ada Membantu terciptanya suatu iklim sosial yang baik,
Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja, Membantu kelompok untuk
mengorganisasi diri, Mengambil keputusan bersama dengan kelompok dan Memberi kesempatan
kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.Secara operasional ada 5 fungsi pokok
kepemimpinan antara lain, Fungsi instruktif, Fungsi konsultatif, Fungsi partisipasi, Fungsi delegasi
dan Fungsi pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA
Djafri, S. Q. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Gorontalo: Ideas Publishing.
M. Taufiq Amir, P. (2019). Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media.
Wijaya, H. C. (2017). Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia
(LPPPI).
Bernhard Tewal, dkk. (2017). PERILAKU ORGANISASI. Bandung: CV. PATRA MEDIA GRAFINDO.
Widyanti, H. R. (2019). Perilaku Organisasi (Teori dan Konsep) Jilid-1. Banjarmasin: Universitas Islam
Kalimantan MAB Banjarmasin.
Lora Seferti, d. (2022). Perilaku Kepemimpinan dalam Organisasi. Volume 6 Nomor 2, 13531-13537.