E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1332

PEMODELAN SISTEM INFORMASI FORM PEMBELIAN URGENT
PADA PT. KALBE MORINAGA INDONESIA MENGGUNAKAN
UNIFIED MODELING LANGUAGE

Siti Amalia Latipah
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. HS. Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Kec. Telukjambe Timur, Kab. Karawang, Jawa Barat, Indonesia
e-mail: [email protected]

ABSTRAK
Perusahaan tidak pernah lepas dari proses pembelian, dimulai dari barang dan jasa. Kegiatan pembelian merupakan
landasan berfungsinya suatu perusahaan berjalan dengan baik dan perlu pengelolaan yang baik agar pembelian tetap ber-
jalan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, kebutuhan mendesak di perusahaan tidak bisa dihindari. Pembelian ba-
rang atau jasa secara mendesak tetap harus dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan, yaitu melalui beberapa
persetujuan. Di PT. Kalbe Morinaga Indonesia terdapat prosedur pembelian barang atau jasa yang bersifat mendesak, dim-
ulai dengan pengisian formulir manual yang kemudian diisi dengan pernyataan kebutuhan untuk diserahkan kepada kepala
departemen untuk mendapatkan persetujuan dan seterusnya. Hal ini memakan waktu dan sering menimbulkan masalah ad-
ministrasi. Untuk itu diperlukan sistem informasi form pembelian urgent, yang dapat mempersingkat proses pengajuan dan
digitalisasi formulir. Pemodelan merupakan salah satu cara untuk memvisualisasikan sistem informasi yang akan dibuat.
Pemodelan sistem menggambarkan cetak biru dari sistem informasi yang sedang dibuat untuk memudahkan proses pengem-
bangan sistem itu sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan pada sistem informasi form pembelian urgent dengan pemodelan
Unified Modeling Language (UML) dapat ditampilkan dengan benar, terbukti dengan hasil prototype sistem informasi form
pembelian urgent yang sesuai dengan kebutuhan.

Kata Kunci: Pemodelan, Sistem Informasi, Formulir, Unified Modeling Language, Pembelian


ABSTRACT
Companies are never separated from the buying process, starting with goods and services. Purchasing activities are the
basis for the functioning of a company to run well and need good management so that purchases continue to run according to
company needs. However, the urgent need in the company is inevitable. Purchases of goods or services on an urgent basis
must still held following company procedures, namely through several agreements. In PT. Kalbe Morinaga Indonesia has
procedures for purchasing goods or services that are urgent, starting with filling out a manual form which is then filled with
a statement of need to be submitted to the head of the department for approval and so on. This matter is time-consuming and
often creates administrative problems. Therefore, an urgent purchase form information system is needed, which can shorten
the process of submitting and digitizing forms. Modeling is one way to visualize the information system that will creating.
System modeling describes the blueprint of an information system is creating to facilitate the process of developing the system
itself. The results of research conducted on an urgent purchase form information system with Unified Modeling Language
(UML) modeling can be displayed correctly, as evidenced by the results of the prototype urgent purchase form information
system that fits the needs.

Keywords: Modeling, Information System, Form, Unified Modeling Language, Purchasing

I. PENDAHULUAN

embelian merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh
perusahaan. Kegiatan pembelian ini merupakan salah satu fungsi dasar sebuah perusahaan, karena
suatu perusahaan tidak akan dapat beroperasi dengan baik tanpa pengelolaan pembelian yang
benar dan sesuai dengan prosedur[1].
Pada dasarnya, pembelian atau pemesanan barang maupun jasa pada sebuah perusahaan sudah
terjadwal secara rutin. Selain terjadwal, pembelian barang pada perusahaan memiliki prosedur yang harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan tidak menutup kemungkinan prosedur tersebut tetap harus di-
jalankan pada pembelian barang atau jasa yang bersifat urgent.
PT. Kalbe Morinaga Indonesia (KMI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri
pembuatan susu bubuk, yang berlokasi di Kawasan Industri Indotaisei Kota Bukit Indah Cikampek -
P

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1333

Karawang. PT. KMI termasuk ke dalam perusahaan besar dengan banyak departemen. Ketika dihadapkan
dengan pembelian barang atau jasa yang bersifat urgent, staff di PT. KMI tetap harus mengikuti prosedur
yaitu mengajukan form pembelian urgent untuk menuliskan kebutuhan apa saja yang bersifat urgent
beserta alasannya. Form yang diajukan masih bersifat manual dan mengharuskan karyawan untuk
meminta persetujuan melalui tanda tangan kepala departemennya masing-masing untuk selanjutnya
diteruskan kepada pihak purchasing. Hal ini dirasa cukup menghabiskan banyak waktu, mengingat form
ini diajukan untuk pembelian barang atau jasa ini bersifat urgent. Selain menghabiskan banyak waktu,
terdapat banyak permasalahan yang terjadi, seperti permasalahan terkait administrasi pembelian,
pelaporan pajak, dan temuan audit. Proses pembuatan nomor PR setelah kedatangan barang hanya
mengandalkan daya ingat user/buyer dan belum adanya record untuk evaluasi pembelian urgent. Dengan
banyaknya permasalahan yang ada, perlu adanya sebuah sistem form pembelian yang dapat mempersing-
kat dan mendigitalisasi prosedur sehingga pembelian tetap sesuai dengan jadwal kebutuhan dan tercatat
dengan rapih.
Sebelum membuat sebuah sistem, perlu dilakukan pemodelan sistem untuk memvisualisasikan kebu-
tuhan sistem informasi[2]. Pemodelan sistem adalah proses merepresentasikan sebuah desain untuk
mendefinisikan keinginan pengguna ketika membangun sebuah sistem. Manfaat lain dari pemodelan ada-
lah sebagai cetak biru sistem informasi yang akan dikembangkan untuk memudahkan proses pengem-
bangan sistem[3].
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk sistem berorientasi objek.
Tujuan dari penggunaan pemodelan semacam ini adalah untuk menyederhanakan masalah yang ada dan
membuatnya lebih mudah untuk dipahami [4]. Terdapat berbagai macam tools yang tersedia di UML
yaitu use case diagram untuk mengetahui fungsionalitas apa saja yang ada pada sistem dan siapa saja
yang dapat menggunakan sistem tersebut, activity diagram merupakan gambaran dari alur kerja pada sis-
tem, sequence diagram untuk menggambarkan rangkaian langkah yang dilakukan sebagai respon dari
sebuah event untuk menghasilkan output tertentu dan class diagram menggambarkan hubungan antar ke-
las[5].
Berdasarkan fungsinya, UML dapat menjadi sistem pemodelan dan metode pemecahan masalah yang
dapat digunakan dalam perancangan sistem informasi form pembelian urgent. Sistem dibuat untuk
digunakan oleh departemen-departemen yang ada guna mempermudah proses pengajuan barang untuk
pembelian mendesak dan mempersingkat proses persetujuan atasan.
Sesuai dengan uraian yang telah diuraikan, dalam penelitian ini akan dilakukan pemodelan visual
menggunakan Unified Modeling Language (UML) dengan staf PT. Kalbe Morinaga Indonesia sebagai
objek pemodelan dalam sistem informasi ini. Setelah pemodelan selesai, akan dihasilkan prototipe sistem
informasi form pembelian urgent. Tujuan pembuatan prototipe adalah untuk menggambarkan bagaimana
sistem informasi form pembelian urgent akan berfungsi setelah dikembangkan.
II. METODE PENELITIAN
A. Metode Penyajian
Hasil penelitian pemodelan sistem informasi form pembelian urgent akan disajikan dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang menggam-
barkan objek atau fenomena yang diteliti. Metode ini sangat cocok untuk proses pemodelan sistem infor-
masi yang akan dilakukan, karena dapat dengan tepat menggambarkan situasi di lapangan.
B. Metode Pelaksanaan
Dalam proses pemodelan sistem informasi form pembelian urgent dilakukan beberapa proses pemod-
elan berdasarkan Gambar 1. Proses penelitian yang dilakukan digambarkan pada Gambar 1, yaitu:
Penentuan informasi, pada tahap ini dilakukan proses penggalian informasi informasi yang perlu dit-
erapkan dalam sistem. Informasi didapatkan dari semua pihak yang terlibat dalam proses pengajuan form
pembelian urgent, mulai dari staf, kepala departemen, purchasing, dan supervisor purchasing.

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1334

1) Pemodelan informasi, pemodelan dilakukan menjadi tiga kategori yaitu pemodelan structure
menggunakan class diagram, pemodelan behavior menggunakan user case diagram, dan pemodelan
interaction menggunakan activity diagram dan sequence diagram.
2) Pembuatan Prototype sistem informasi, pada tahap ini dilakukan visualisasi hasil pemodelan ke dalam
Prototype sistem informasi form pembelian urgent. Tujuan dari proses ini adalah untuk memvisuali-
sasikan sistem sehingga semua pihak yang terlibat dapat melihat dengan jelas pemodelan yang sudah
selesai untuk selanjutnya bisa dikembangkan kembali.


Gambar 1. Proses Pelaksanaan Pemodelan Sistem

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan berbagai tahapan proses yang ditunjukkan pada Gambar 1, hasil penelitian pemodelan
sistem informasi form pembelian urgent dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Penentuan Informasi
Informasi adalah data yang diklasifikasikan dan diproses untuk pengambilan keputusan[6]. Data yang
telah melewati suatu proses dan menjadi format tertentu memiliki arti tersendiri[7]. Data merupakan hal
yang penting dalam proses penentuan informasi. Pada penelitian ini, data didapatkan dari wawancara
bersama dengan pihak PT. KMI yang menjelaskan kebutuhan apa saja yang menjadi dasar dibuatnya
sistem informasi form pembelian urgent. Selain data, kebutuhan proses penelitian menjadi salah satu hal
yang perlu diperhatikan sebelum melakukan proses penentuan informasi sehingga perlu adanya analisa
kebutuhan data dan kebutuhan proses.

1) Analisa Kebutuhan Data
Sebelum melakukan pemodelan sistem, diperlukan informasi yang jelas mengenai sistem yang akan
dibangun untuk memperoleh gambaran mengenai prosedur kerja dari proses pengajuan form pembelian
urgent. Berdasarkan hasil wawancara bersama pihak PT. KMI yang berkepentingan, didapatkan beberapa
data yang dapat dijadikan acuan dalam pemodelan sistem untuk kemudian digunakan dalam pem-
bangunan sistem. Semua informasi yang disampaikan oleh PT. Kalbe Morinaga Indonesia berlaku satu
arah untuk semua staf hingga supervisor. Data dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :


TABEL I
ANALISA KEBUTUHAN DATA
Kebutuhan Keterangan
Digitalisasi proses Form pembelian urgent sebelumnya masih manual dan proses pengajuan masih
mengharuskan staf untuk mendatangi pihak berkepentingan sehingga menghabiskan
banyak waktu.

Approval by sys-
tem
Staf PT. KMI diharuskan menunggu pihak berkepentingan hadir ditempat untuk
mendapatkan persetujuan.

Proses pengajuan
berurutan
Proses pengajuan harus tetap berurutan sesuai dengan prosedur perusahaan.

Pengadaan dash-
board proses
Setiap proses yang terjadi, harus ditampilkan pada dashboard sehingga proses re-
quest dapat dilihat melalui sistem.

Terdapat record
pengajuan
Terdapat record untuk setiap pengajuan pembelian urgent untuk keperluan audit dan
evaluasi

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1335

2) Analisa Kebutuhan Proses
Selain data, kebutuhan dalam proses penelitian juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan
dalam proses penentuan informasi. Kebutuhan proses dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel II.

B. Pemodelan Informasi
Mengikuti langkah – langkah penelitian, tahap kedua dari proses pemodelan adalah pemodelan infor-
masi. Unified modeling language (UML) dibagi menjadi tiga kategori, yaitu diagram struktural, diagram
perilaku dan diagram interaksi, di mana setiap kategori memiliki diagram yang menggambarkan arsitektur
sistem dan terintegrasi satu sama lain [8]. Untuk tujuan ini, pemodelan yang dilakukan untuk setiap jenis
grafik dijelaskan di bawah ini.

1) Pemodelan Structure Diagram (Class Diagram)
Pemodelan structure diagram adalah model yang digunakan untuk melihat bagaimana struktur infor-
masi dibuat[9]. Class diagram terdiri dari tiga bagian utama yaitu nama kelas, atribut kelas dan metode
kelas[10]. Gambar 2 adalah class diagram yang dibuat untuk sistem informasi form pembelian urgent.



Gambar 2. Class Diagram Sistem Informasi

2) Pemodelan Behavior Diagram (Use Case Diagram)
Pemodelan behavior adalah model yang dibuat untuk memberikan gambaran proses sistem informasi
yang akan dihasilkan. Sebuah use case menggambarkan interaksi antara satu atau lebih aktor dan sistem
informasi yang akan dibuat[11].

TABEL II
ANALISA KEBUTUHAN PROSES
Nama Perangkat Jenis Keterangan
Laptop Lenovo Ideapad 330 Perangkat Keras • OS : Windows 10 Home 64-bit
• Processor : Intel core i7
• RAM : 8 GB

Draw.io Perangkat Lunak Untuk proses pembuatan pemodelan sis-
tem UML

Figma Perangkat Lunak Untuk proses pembuatan protype sistem
informasi form pembelian urgent

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1336



Gambar 3. Use Case Diagram Sistem Informasi

Pada use case diagram pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa terdapat 5 aktor pada sistem ini yaitu
admin, user, dept. head, buyer dan supervisor. Semua aktor dalam sistem diharuskan untuk login terlebih
dahulu untuk bisa masuk ke dalam sistem. Admin mengelola database, user mengirmkan request pem-
belian, dept. head menyetujui request user, buyer memasukkan data sesuai dengan vendor, dan supervisor
menyetujui request user sesuai dengan data yang diinputkan oleh buyer.

3) Pemodelan Interaction Diagram (Activity Diagram & Sequence Diagram)
Pemodelan interaction diagram adalah jenis pemodelan yang dapat menggambarkan interaksi yang
dilakukan berdasarkan objek yaitu aktor dan objek yang terdapat dalam suatu sistem[12]. Pada penelitian
ini, pemodelan interaction diagram menggunakan activity diagram dan sequence diagram untuk me-
modelkan sistem informasi form pembelian urgent.
1) Activity Diagram


Gambar 4. Activity diagram User dengan Dept. Head

Gambar 4 adalah activity diagram user dengan kepala departemen atau dept. head. Aktivitas dimulai
dengan user login sistem dan membuat form pengajuan yang kemudian dikirim kepada dept.head untuk
persetujuan atau penolakan lebih lanjut. Jika dept. head telah memberikan respon, maka respon tersebut
akan dikirim langsung kepada sistem agar user mendapatkan notifikasi balasan.

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1337




Gambar 5. Activity diagram Dept. Head dengan Buyer

Selanjutnya, Gambar 5 merupakan activity diagram dept. head dengan buyer atau pihak purchasing.
Pada tahap ini, tanggapan yang sebelumnya telah dimasukkan dan disetujui oleh dept. head akan dikirim
langsung kepada pihak buyer untuk input nomor PR dan penyesuaian vendor.




Gambar 6. Activity diagram Buyer dengan Supervisor

Tahap terakhir ditunjukkan pada Gambar 6, dimana form dengan nomor PR yang diterima dan dis-
esuaikan vendornya akan dikirim oleh pihak buyer kepada atasannya yaitu supervisor purchasing untuk
disetujui. Jika form telah disetujui, user yang merupakan pembuat form akan mendapatkan notifikasi agar
form dapat dicetak.

2) Sequence Diagram

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1338


Gambar 7. Sequence diagram user login

Gambar 7 merupakan sequence diagram user pada saat melakukan login. User diharuskan melakukan
login dengan memasukkan username dan password untuk kemudian di validasi. Jika terdapat kesalahan
pada saat memasukkan username atau password, maka sistem akan mengirimkan pesan bahwa terdapat
kesalahan. Namun, jika tidak terdapat kesalahan, sistem akan langsung menampilkan halaman utama.
tahapan ini berlaku untuk setiap pengguna sistem, termasuk dept. head, buyer maupun supervisor.


Gambar 8. Sequence Diagram User Purchase Request

Gambar 8 merupakan sequence diagram user saat melakukan proses request pembelian kepada dept.
head. Proses ini bertujuan untuk peninjauan request terlebih dahulu oleh kepala departemen untuk
kemudian bisa disetujui atau tidak. Jika request user disetujui oleh kepala departemen maka request ter-
sebut akan langsung dikirimkan kepada buyer selaku tim purchasing.


Gambar 9. Sequence Diagram Dept. Head kepada Buyer

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1339


Proses selanjutnya dijelaskan pada gambar 9, dimana request yang sudah diteruskan oleh dept.head akan
dikirimkan oleh sistem kepada pihak buyer untuk selanjutnya akan diinputkan beberapa data tambahan.
Request yang sudah selesai diinputkan data tambahan akan langsung diteruskan kepada supervisor buyer
atau kepala departemen purchasing untuk penyetujuan pembelian barang urgent. Dept. head dan user
akan mendapatkan pesan bahwa request telah disetujui dan bisa langsung melakukan proses pembelian.

C. Prototype Sistem Informasi
Setelah proses pemodelan sistem informasi form pembelian urgent selesai, proses selanjutnya adalah
pengembangan Prototype sistem informasi. Prototype sistem informasi dikembangkan untuk memung-
kinkan pengguna berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan karena Prototype merupakan
versi awal dari sistem yang sebenarnya[13]. Selain itu, melalui Prototype sistem informasi dapat dil-
akukan penyesuaian terhadap proses pengembagan jika dipandang perlu.



Gambar 10. Halaman Dashboard Admin

Gambar 10 adalah halaman dashboard yang ditampilkan pada admin. Pada admin, terdapat tiga menu
yaitu dashboard, master dan logout. Adapun pada menu master, terdiri dari tiga submenu yaitu data de-
partment, data user dan data uom.



Gambar 11. Halaman Data Department Admin

Gambar 11 diatas, merupakan tampilan halaman data department pada menu master. Menu ini ber-
fungsi untuk admin mengelola department yang masuk ke dalam sistem.

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1340



Gambar 12. Halaman Dashboard User

Gambar 12 merupakan tampilan pada user. Pada user terdapat menu dashboard yang berisi jumlah
request yang sudah diajukan dalam jangka waktu hari, bulan hingga tahun beserta dengan alasan dan
departemen mana yang sering mengajukan pembelian urgent, menu purchase request digunakan oleh
user untuk melakukan proses pengajuan pembelian urgent, menu list request berisi list seluruh pengajuan
sebelumnya yang sudah dilakukan user, menu report berisi keterangan dari pengajuan yang dilakukan
oleh user apakah sudah disetujui atau belum, dan menu terakhir yaitu logout.



Gambar 13. Halaman Dashboard Buyer

Pada Gambar 13 merupakan tampilan pada buyer. Pada buyer terdapat beberapa menu yaitu dash-
board, data input, list request, report dan logout.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan Unified Modeling Language (UML) dalam proses pemod-
elan visual dapat dilakukan dengan baik. Pemodelan menggunakan UML dapat memvisualisasikan sistem
informasi form pembelian urgent dengan terperinci sehingga proses perancangan sistem dapat berjalan
dengan cepat. Prototipe yang dihasilkan dari pemodelan ini dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan
kebutuhan yaitu mempermudah proses pengajuan barang untuk pembelian mendesak dan mempersingkat
proses persetujuan atasan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Aryadi and W. Wahyuni, “TINJAUAN PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DI BAGIAN PURCHASING PADA PT. DURACONINDO
PRATAMA JAKARTA,” J. Akunt. dan Manaj., vol. 16, no. 02, pp. 225–238, 2019.
[2] S. D. Purnamasari and F. Panjaitan, “Pemodelan Sistem Informasi Sebaran Pasar Menggunakan Unified Modeling Language,” JIPI (Jurnal Ilm.

E-ISSN : 2540 - 8984

JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)
Volume 07, Nomor 04, Desember 2022 : 1332 - 1341


1341

Penelit. dan Pembelajaran Inform., vol. 4, no. 2, p. 103, 2019, doi: 10.29100/jipi.v4i2.1402.
[3] A. Syazili, F. Fatoni, and R. Sutejo, “Pemodelan dan Implementasi Perangkat Lunak Berbasis Mobile pada Bina Darma TV,” JISKA (Jurnal Inform.
Sunan Kalijaga), vol. 3, no. 3, p. 62, 2019, doi: 10.14421/jiska.2019.33-06.
[4] R. Febriansyah et al., “Desain Sistem Informasi Pembelian Dan Penjualan Dengan Unified Modeling Language ( Uml ) Tools,” no. 1, pp. 7–11,
2018.
[5] A. Hendini, “PEMODELAN UML SISTEM INFORMASI MONITORING PENJUALAN DAN STOK BARANG (STUDI KASUS: DISTRO
ZHEZHA PONTIANAK),” J. KHATULISTIWA Inform., vol. 4, 2016, doi: https://doi.org/10.31294/jki.v4i2.1262.g1027.
[6] Y. Yusran, “Perancangan Sistem Informasi Administrasi Pembayaran SPP Siswa Berbasis Web,” Edik Inform., vol. 6, no. 2, pp. 7–14, 2020, doi:
10.22202/ei.2020.v6i2.3980.
[7] S. Indah, “Layanan Informasi Perekrutan Dan Penyalur Tenaga Kerja Berbasis Short Message Service,” Ilk. J. Ilm., vol. 10, no. 3, pp. 267–273,
2018, doi: 10.33096/ilkom.v10i3.359.267-273.
[8] F. Fatmasari and S. Sauda, “Pemodelan Unified Modeling Language Sistem Informasi Enterprise Resource Planning,” J. Media Inform. Budidarma,
vol. 4, no. 2, p. 429, 2020, doi: 10.30865/mib.v4i2.2022.
[9] A. Hayat, T. Prastica, Susanti, and A. Isyamarwati, “Prototipe Sistem Informasi Persediaan Barang Logistik Berbasis Web Dengan Pemodelan
UML,” Proc. Konf. Nas. Sist. dan Inform., vol. 0, no. 0, pp. 9–10, 2015.
[10] A. Syazili and W. Chandra, “Pemodelan UML untuk Perangkat Lunak Antrian pada Klinik Kesehatan,” Semin. Nas. Teknol. …, pp. 10–15, 2018.
[11] T. M. Eka Wida Fridayanthie, “RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERMINTAAN A TK BERBASIS INTRANET (STUDI KASUS:
KEJAKSAAN NEGERI RANGKASBITUNG),” J. KHATULISTIWA Inform., vol. 4, no. May, pp. 31 –48, 2016, doi:
https://doi.org/10.31294/jki.v4i2.1264.g1029.
[12] N. Oktaviani and S. Sauda, “Pemodelan dan Implementasi Aplikasi Mobile Umrah Guide Menggunakan Unified Modeling Language,” J. Sains dan
Inform., vol. 5, no. 2, pp. 177–186, 2019, doi: 10.34128/jsi.v5i2.184.
[13] D. Purnomo, “Model Prototyping Pada Pengembangan Sistem Informasi,” J I M P - J. Inform. Merdeka Pasuruan, vol. 2, no. 2, pp. 54–61, 2017,
doi: 10.37438/jimp.v2i2.67.