JURNAL TAMBORA VOL. 6 NO. 1 FEBRUARI 2022
http://jurnal.uts.ac.id
Science And Technology



39
ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x
Copyright Jurnal TAMBORA
SEAFEED
TM
: INOVASI PAKAN FUNGSIONAL UNTUK TERNAK RUMINANSIA
BERBASIS SELADA LAUT LOKAL SUMBAWA Ulva lactuca (Linnaeus) YANG
DIFORTIFIKASI DENGAN PROBIOTIK, PREBIOTIK DAN POS TBIOTIK

Ali Budhi Kusuma
1,3*
, Imam Munandar
2
, Husni
2
, Leggina Rezzy Vanggy
3
, Gita Fenylestari
3

1*
Program Studi Teknobiologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Jayati, Universitas Teknologi Sumbawa
2
Program Peternakan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Teknologi Sumbawa
3
Departement Riset, Inovasi dan Pengembangan, Sumbawa Technopark

*Corresponding Author email:
1
[email protected]



Diterima :

Bulan Januari
2022



Diterbitka:

Bulan Februari
2022



Keyword:
Ulva lactuca,
Seafeed,
Probiotik,
Prebiotik,
Postbiotik
Abstrak
Pulau Sumbawa termasuk dalam program Desa Seribu Sapi karena memiliki potensi sapi
yang tinggi mencapai lebih dari 738,000 ekor di Tahun 2020. Namun, terbatasnya
produsen pakan ternak sapi yang berkualitas di sumbawa menyebabkan peternak lokal
sangat bergantung pada pakan komersial yang mahal. Alternatif penggunaan pakan
hijauan dan rerumputan segar juga lazim digunakan, akan tetapi berpotensi menjadi
ancaman serius bagi kesehatan saluran cerna sapi dan menjadi penyumbang terbesar gas
metana di atmosfer. Inovasi “Seafeed
TM
”, merupakan produk pakan fungsional bagi
hewan ternak ruminansia yang terbuat dari selada laut lokal Sumbawa dari spesies Ulva
lactuca, salah satu spesies alga hijau bernutrisi tinggi yang jumlahnya sangat melimpah
di perairan utara Pulau Sumbawa dan potensinya belum termanfaatkan secara optimal.
Kandungan protein yang mencapai 14% dan serat larut air >45% pada selada laut Ulva
lactuca menjadikan spesies ini merupakan kandidat yang sangat prospektif untuk
dijadikan sebagai sumber pakan berkualitas tinggi. Bahan yang digunakan yaitu selda laut
(Ulva lactuca), dedak, premix-porbiotik & prebotik, dan molase. Metode pembuatan yang
sederhana dengan komposisi campuran yaitu selda laut 10%, premix-probiotik &
prebiotik, molases 30% dan dedak 60%. Seafeed merupakan inovasi pakan ternak
ruminansia berbahan baku rumput laut lokal asal Sumbawa yang memiliki kandungan
gizi yang lengkap untuk mendukung pertumbuhan hewan ternak. Kandungan probiotik,
prebiotic, dan postbiotic menjadikan produk ini kedalam kategori pakan fungsional yang
berfungsi untuk meningkatkan imunitas pada hewan ternak. Besar harapan produk ini
dapat dikembangkan secara komersial guna mendukung kemampuan para peternak di
Pulau Sumbawa dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati local sebagai bahan
pakan sehingga ketergantungan terhadap pasokan pakan komersial dapat dikurangi.


PENDAHULUAN
Peternakan hewan ruminansia merupakan
sektor unggulan yang menyokong roda perekonomian
di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Dengan luas lahan penggembalan ternak
dengan sistem-lar yang mencapai ribuan Hektar dan
jumlah populasi ternak sapi sebanyak 271,246 ekor,
14,377 ekor kuda dan 27,871 ekor kerbau di tahun
2020 (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov.
NTB 2020), sektor ini digadangkan merupakan salah
satu penyumbang terbesar pendapatan daerah
Kabupaten Sumbawa dalam dua tahun terakhir
dengan nilai total mencapai lebih dari Rp. 1.6 Triliun
(Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sumbawa 2018).
Salah satu permasalahan utama yang
dihadapi oleh para peternak sapi di Sumbawa adalah
minimnya produsen pakan ternak sapi berkualitas
yang memiliki nutrisi tinggi. Kondisi ini diperparah
dengan permasalahan logistik dan birokrasi yang
menyebabkan ketidakstabilan pasokan pakan
komersial yang tidak selalu ada di setiap waktu.
Menanggapi situasi ini, para peternak lokal dan
penyuluh peternakan banyak menelurkan berbagai
alternatif pakan hijauan berbasis tumbuhan lamtoro,
indigofera dan rerumputan untuk memenuhi
kebutuhan akan pakan; suatu pendekatan yang
berpotensi untuk menggangu kestabilan mikrobioma
rumen dan berpotensi menyebabkan ancaman serius
bagi kesehatan saluran cerna sapi seperti masalah
penurunan daya cerna, diare dan flatulensi (Thaariq
2017). Selain permasalahan nutrisional, penggunaan
pakan hijauan sebagai sumber pakan utama diketahui
merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca,
terutama gas metana (CH4) di atmosfer yang berakibat
langsung pada pemanasan global. Satu ekor ternak
ruminansia, seperti sapi diketahui mampu
memproduksi gas metana sebanyak 250 -300
liter/hari; suatu kuantitas yang berkontribusi terhadap
11-20 % peningkatan panas bumi akibat kerusakan
lapisan ozon atmosfer (Baker 2021). Fakta ini
menjadikan peternakan hewan ruminansia dikenal

JURNAL TAMBORA VOL. 6 NO. 1 FEBRUARI 2022
http://jurnal.uts.ac.id
Science And Technology



40
ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x
Copyright Jurnal TAMBORA
sebagai salah satu sektor penyumbang gas rumah kaca
terbesar. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya
pakan fungsional bagi ternak ruminansia yang
bernutrisi tinggi, ramah lingkungan, dan mampu
mengurangi produksi gas metana.
Selada Laut (Ulva lactuca) meruapkan salah
satu spesies alga hijau bernutrisi tinggi yang
jumlahnya sangat melimpah di perairan utara Pulau
Sumbawa dan potensinya belum termanfaatkan
secara optimal. Spesies ini diketahui memiliki
kandungan protein 18%, selulosa 45%, hemiselulosa
18% dan lignin 20% (Rasyid 2017), selain kandungan
tersebut spesies ini juga kaya akan mikronutrien
terutama dari unsur-unsur Cl, K, Ca, Ti, Fe, Br, Sr dan
Ba (Apaydın et al., 2010) yang befungsi sebagai
kofaktor dari berbagai enzim-enzim penting dalam
sistem metabolism ternak. Penelitian dari Roque et al
(2021) menyatakan bahwa pemberian pakan berbasis
alga merah dari spesies Asparagopsis sp. sebanyak
0.60 g/100kg/hari dapat menurunkan produksi gas
metana hingga 82 - 93%. Penurunan kadar gas metana
disebabkan oleh keberadaan senyawa 3-NOP (3-
nitrooxypropanol) dan bromoform dalam biomassa
Ulva lactuta yang dapat mencegah pembentukan gas
metana melalui peristiwa penghambatan ativitas
enzim methyl-coenzyme M reductase dari komunitas
archaea metanogenik yang hidup di saluran cerna
hewan ruminansia (Tomkins et al. 2009; Dijkstra et
al. 2018).
Selain dapat mengurangi emisi gas metana,
kandungan nutrisi yang sangat baik serta kelimpahan
Ulva Lactuca yang sangat tinggi dapat dijadikan
sebagai alternatif sumber ransum pakan ternak
ruminansia yang jauh lebih murah. Hal ini tentunya
dapat berakibat terhadap berkurangnya biaya
produksi pakan secara signifikan. Pada penelitian ini,
bertujuan untuk membuat inovasi produk
“Seafeed
TM
” yang merupakan produk pakan
fungsional bagi hewan ternak ruminansia dengan
bahan baku selada laut lokal Sumbawa dari spesies
Ulca lactuca yang diperkaya dengan kandungan
probiotik, prebiotik dan postbiotik yang memiliki
efek baik bagi kesehatan saluran cerna dan status
imunitas ternak.

MATODE PENELITIAN
Bahan dan Metode
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada produk inovasi
pakan fungsional Seafeed adalah selada laut (Ulva
lactuca), dedak, premix-porbiotik & prebotik,
molases, media MRS, karagenan, tepung tapioca,
tepung terigu dan tepung maizena. Alat yang
digunakan yaitu ember, oven, pipa cetakan,


Pengambilan Sampel Selada Laut (Ulfa lactuca)
Sampel selada laut diambil di wilayah pantai
Tanjung Pengamas, Karang Dima, Labuhan Badas
dengan titik kordinat Lat -8.465873
o
dan Long
117.382305
o
. Sampel selada laut diambil sebanyak 2
Kg berat basah. Kemudian dikeringkan dibawah sinar
matari selama 1-2 hari.

Penyiapan Kultur Cair Starter Probiotik
Sebanyak 0,5 gr starter pribiotik diinokulasi
dalam 500 mL media MRS cair. Kemudian diinkubasi
pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam.

Pembuatan Starter Kering Probiotik
Kultur cair probiotik sebanyak 500 mL yang
telah diinkubasi selama 18-24 jam kemudian di
tambahkan dengan 500 gr karagenan. Setelah itu,
ditambahkan masing-masing 150 gr tepung tapioca,
tepung terigu dan tepung maizena. Starter kemudian
dikeringkan menggunakan oven selama 24 jam pada
suhu 50
o
C.

Pembuatan Pakan Seafeed
Selada laut yang diperoleh dari pantai
dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1 hari.
Setelah kering, selada laut dicacah hingga berukuran
sangat kecil. Kemudian dicampurkan dengan
molases, probiotik dan dedak, diaduk hingga
tercampur rata. Komposisi campuran yaitu selda laut
10%, premix-porbiotik & prebotik, molases 30% dan
dedak 60%. Bahan yang telah tercamput rata
kemudian dicetak. Hasil cetakan kemudian dioven
pada suhu 50
o
C selama 1,5 jam.
























Gambar 1. Bagan alir metode pembuatan Seafeed

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pakan Ternak Fungsional (Seafeed)
Inovasi pakan fungsional “Seafeed
TM
” telah
berhasil diproduksi. Hasil pembuatan pakan
fungsional seafeed dapat dilihat pada Gambar 2.

JURNAL TAMBORA VOL. 6 NO. 1 FEBRUARI 2022
http://jurnal.uts.ac.id
Science And Technology



41
ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x
Copyright Jurnal TAMBORA
Seafeed merupakan produk pakan fungsional yang
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi serta
diperkaya dengan adanya kombinasi bakteri
probiotik, prebiotik dan postbiotic. Dimana dengan
adanya kombinasi bakteri tersebut dapat
meningkatkan kandungan nutrisi pada pakan dan
meningkatkan imunitas ternak sapi secara alamiah
dengan cara menjaga keseimbangan populasi
mikrobioma pada lingkungan rumen.










Gambar 2. Pakan ternak fungsinal Seafeed yang siap
digunakan
Seafeed terdiri dari campuran 10% selada
laut, premix-probiotik & prebiotik, molases 30% dan
dedak 60%. Adapun spesifikasi teknis dari produk
pakan ternak merek “Seafeed” yaitu: (a) Logo dan
kemasan produk [Gambar 3]; (b) Bentuk produk
berupa pakan/permen ternak yang berbentuk pipih
dan padat/blok; (c) Berat netto sebesar 500 gr; (d)
Kemasan peroduk menggunakan plastic.










Gambar 3. Kemasan produk pakan fungsional
seafeed.


Produk inovasi seafeed dibentuk bulat pipih
dan padat agar menjadi pakan tambahan dan mudah
dibawa saat ternak berpindah Keunggulan lain dari
produk pakan ternak berbasis alga laut ini adalah
kemampuannya dalam menurukan emisi gas metana
yang merupakan pemicu pemanasan global yang
dihasilkan dari aktivitas fermentasi anaerobik
didalam rumen sapi.
Penggunaan selada laut Ulva lactuca sangat
berpengaruh pada hewan ternak karena diketahui
selada laut jenis ini memiliki kandungan protein 18%,
selulosa 45%, hemiselulosa 18% dan lignin 20%
(Rasyid 2017), selain itu spesies ini juga mengandung
mikronutrien yang tinggi terutama dari unsur-unsur
Cl, K, Ca, Ti, Fe, Br, Sr dan Ba (Apaydın et al., 2010)
yang berperan sebagai kofaktor dari berbagai enzim-
enzim penting dalam sistem metabolism ternak.
Penelitian dari Roque et al (2021) menyatakan bahwa
pemberian pakan berbasis alga merah dari spesies
Asparagopsis sp. sebanyak 0.60 g/100kg/hari dapat
menurunkan produksi gas metana hingga 82 - 93%.
Penurunan kadar gas metana disebabkan oleh
keberadaan senyawa 3-NOP (3- nitrooxypropanol)
dan bromoform dalam biomassa Ulva lactuta yang
dapat mencegah pembentukan gas metana melalui
peristiwa penghambatan ativitas enzim methyl-
coenzyme M reductase dari komunitas archaea
metanogenik yang hidup di saluran cerna hewan
ruminansia (Tomkins et al. 2009; Dijkstra et al. 2018).

PENUTUP
Kesimpulan
Seafeed merupakan inovasi pakan ternak
ruminansia berbahan baku rumput laut lokal asal
Sumbawa yang memiliki kandungan gizi yang
lengkap untuk mendukung pertumbuhan hewan
ternak. Kandungan probiotik, prebiotic, dan
postbiotic menjadikan produk ini kedalam kategori
pakan fungsional yang berfungsi untuk meningkatkan
imunitas pada hewan ternak. Besar harapan produk ini
dapat dikembangkan secara komersial guna
mendukung kemampuan para peternak di Pulau
Sumbawa dalam memanfaatkan sumber daya alam
hayati local sebagai bahan pakan sehingga
ketergantungan terhadap pasokan pakan komersial
dapat dikurangi.

REFERENSI
Apaydın G, Aylıkcı V, Cengiz E, Saydam M, Küp N,
Tıraşoğlu E (2010) Analysis of Metal
Contents of Seaweed (Ulva lactuca) from
Istanbul, Turkey by EDXRF, Turkish J of
Fish and Aq Sci 10: 215-220. DOI:
10.4194/trjfas.2010.0209.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sumbawa (2018) Penerimaan
dan Pengeluaran Pemda Kabupaten
Sumbawa (Ribu Rupiah), Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sumbawa. 31 Desember
2021,

JURNAL TAMBORA VOL. 6 NO. 1 FEBRUARI 2022
http://jurnal.uts.ac.id
Science And Technology



42
ISSN 2527-970X | E-ISSN 2621- 542x
Copyright Jurnal TAMBORA
https://sumbawakab.bps.go.id/indicator/159
/247/1/penerimaan- dan-pengeluaran-
pemda-kabupaten-sumbawa.html.

Baker A (2021) Surf and Turf: How Seaweed Helps
Cows Become Better Climate Citizens.
Times Magazine. 31 Desember 2021,
https://time.com/6119791/seaweed-cows-
methane-emissions/.

Dijkstra J, Bannink A, France J, Kebreab E, van
Gastelen S (2018) Short communication:
antimethanogenic effects of 3 -
nitrooxypropanol depend on
supplementation dose, dietary fiber content,
and cattle type. J. Dairy Sci, 101:9041e9047.
https://doi.org/10.3168/jds.2018-14456.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
NTB (2020) Populasi Hewan Ternak Di
Provinsi NTB Berdasarkan Jenis Hewan
Ternak: Populasi Ternak Tahun 2020, NTB
Satu Data. 31 Desember 2021,
https://data.ntbprov.go.id/dataset/populasi-
hewan-ternak-di-provinsi-ntb- berdasarkan-
jenis-hewan-ternak/resource/.

Rasyid A (2017) Evaluation of Nutritional
Composition of The Dried Seaweed Ulva
lactuca from Pameungpeuk Waters,
Indonesia. Trop Life Sci Res. 28(2):119-125.
https://doi:10.21315/tlsr2017.28.2.9.

Roque BM, Venegas M, Kinley RD, de Nys R, Duarte
TL, Yang X, et al. (2021) Red seaweed
(Asparagopsis taxiformis) supplementation
reduces enteric methane by over 80 percent
in beef steers. PLoS ONE 16(3): e0247820.
https://doi.org/10.1371/journal.
pone.0247820

Thaariq SMH (2017) Pengaruh pakan hijauan dan
konsentrat terhadap daya cerna sapi aceh
jantan, Genta Mulia 8(2): 78-79. ISSN:
2301-6671.

Tomkins NW, Colegate SM, Hunter RA (2009) A
bromochloromethane formulation reduces
enteric methanogenesis in cattle fed grain-
based diets. Anim. Prod. Sci, 49(12):1053–
1058. https://doi.org/10. 1071/EA08223