PENINGKATAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BIOLOGI BERORIENTASI
LIFE SKILL PADA
PROSES PEMBELAJARAN SMA NEGERI 1
MAJAULENG KAB. WAJO




SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mancapai Gelar

Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh

RIDHA YULYANI WARDI

NIM. 20403106068


FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2010

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI



Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini
menyatakan bahwa skripsiini adalah hasil karya penyusun sendiri. Dan jika di
kemudian ha
ri terbukti ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang
lain secara keseluruhan, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.


Makassar, Mei
2010
Penulis,




RIDHA YULYANI WARDI

NIM : 20403106068

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing skripsi saudara Ridha Yulyani Wardi dengan nomor induk
mahasiswa 20403106068. Jurusan Pendidikan Biologi pada fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makasar, setelah dengan seksama mengoreksi skripsi
dengan judul “
Peningkatan Pelaksanaan P raktikum Biologi Berorientasi
Life Skill
pada Proses Pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo
”. Memandang bahwa skripsi tersebut telah mamenuhi syarat -syarat ilmiah dan
dap
at disetujui untuk diajukan ke sida ng munaqasyah.
Demikian persetujuan ini dibe
rikan untuk proses selanjutnya.


Makassar,
Mei 2010


Pembimbing I
Pembimbing II





Dr. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd
Nursalam, S.Pd.,M.
Nip. 19681228 199303 2 003
Nip. 19801229 200312 1 003

KATA PENGANTAR


Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Puji syukur yang setulus
-tulusnya penuli s panjatkan ke hadirat Allah swt
karena berkat taufiq, hidayah, dan rahmat
-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini meskipun dalama bentuk yang sangat sederh
ana, bagitu pula shalawat dan
taslim kepada junjungan Nabi Muhammad
saw beserta keluarga, sahabat, dan para
pangikutnya.

Penulis menyadari bahwa sejak persiapan dan proses penelitian hingga
pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan tanta
ngan yang dihadapi,
namun berkat ridha dari Allah SWT dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala
kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi.

Dari lubuk hati yang terdalam penulis mengucapkan permohonan maaf dan
rasa terima kasih yang sebesar
-besarnya kepada Ayahanda Surady dan Ibunda
Wiryana tercinta dengan penuh cinta dan kesabaran serta kasih sayang dalam
membesarkan serta mendidik penulis yang tak henti
-hentinya memanjatkan doa demi
keberhasilan dan kebahagiaan penulis. Begitu pula penulis
mengucapkan terima kasih
kepada :

1.
Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.
2.
Dra. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd dan Nursalam, S.Pd.,M.Si selaku pembimbing I
dan Pembimbing II yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

3.
Dra. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi, Drs.
Safei M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar.

4.
Drs. Faisal Ukkas., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo
dan segenap Staf/Guru pen
gajar di SMA Negeri 1 Majauleng yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan, terkhusus pada guru
bidang studi Biologi yaitu ibu Mustika S.pd..

5.
Kepada sahabatku. Comet ( Dian, Izmi, Muthi, Wiwik), Risna, Sulpiani, Musdalifa,
Fitri, S
ri, Sulaiman, Ridwan, Awal, A ncu, Ridwan, Maul, Hendra, Rahma, Ilha,
serta rekan
-rekan angkatan 06 Biologi, atas jalinan persaudaraan menjalani suka
dan duka menyusuri kehidupan kampus selama perkuliahan sampai penyusunan
skripsi ini. Semoga menjadi kenangan
yang terindah bagi penulis.
6.
Kepada saudaraku Anal, Adnan, Dira, dan sepupuku Suci, Hamzah, Serly, Tya,
Andika, Erwin, Fani, Wulan, serta tante
-tanteku tersayang. Anti, Susi, Wiwit,
Mega serta nenekku tercinta Hj.surya nur rahman terimah kasih sebesar
-besarnya
atas doan kalian.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah kami memohon rahmat dan hidayah
-Nya,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi agama, bangasa dan negara. Ami
n.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
.

Makassar, Mei 2010


Penulis

DAFTAR ISI


Halaman


HALAMAN JUDUL …………………………………………………………...i

HALAMAN PERNYA
TAAN KEASLIAN …………………………...…….. ii
HALAMAN PERSE
TUJUAN PEMBIMBING …………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………. iv

KATA PENGANTAR
………………………………………………………. v
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………….... vii
DAFTAR
LAMPIRAN ……………………………………………………..... x
ABS
TRAK …………………………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1-10
A.
Latar Belakang ………………………………………………………. .. 1
B.
Rumusan Masalah …………………………………………………… .. 6
C.
Defenisi Oper asional ………………………………………………….. 6
D.
Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 8
E.
Manfaat Penelitian ………………………………………………… … 9
F.
Gambaran Umum Isi Skripsi ………………………………………… . 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
……………………………………………. 11-35
A.
Hakekat Belajar Biologi ………………………………………… …... 11

B.
Biologi ……………. ……………… ………………………………… 12
C.
Pelaksanaan Praktikum Biologi ……………………………………... 13
D.
Pengertian Laboratorium ……………………………………… ……. 15
E.
Faktor -faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktikum Biologi ... 18
F.
Pengelolaan Laboratorium …………………………………………... 19
G.
Kecakapan Hidup ( Life Skill ) …………………………… …………... 21
BAB III MET
ODE PENELITIAN ……………………………………… 36 -37
A.
Jenis Pe nelitian ………………………………………………………. 36
B.
Subjek Pene litian …………………………………………………….. 36
C.
Variabel Pene litian …………………………………………………... 36
D.
Instrumen Penelitian ………………………………………………… 36
E.
Teknik Analisis Data ………………………………………………… 37
BAB IV HASIL PE
NELITIA N DAN PEMBAHASAN ………………... 38 -56
A.
Hasil Penelitian ……………………………………………………… 38
B.
Pem bahasan …………………………………………………………. 45
BAB V
PEN UTUP ……………………………………………………… 57 -58
A.
Kesimpulan ……………… ………………………………………….. 57
B.
Implikasi ….. ………………… ……………………………………… 58
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………. 59
LAMPIRAN
-LAMPIRAN ……………………………………………… 61-76

A.
Instrumen Pene litian ……………………………………………….... 61
B.
Persur atan ……………………………………………………………. 77
RIWAY
AT HIDUP

DAFT
AR LAMPIRAN
Halaman


Lampiran A
. Instrumen Penelitian ……………………….. ……… …… …. 61
Lampiran A1. Angket Kegiatan Pr
aktikum Biologi ……..…………………. 62
Lampiran A2.
Tabel Pelaksanaan Praktikum Bi ologi …………………… …. 65
Lampiran A3
. Pedoman Wawancara ……………………………………….. 69
Lampiran A4
. Hasil Wawancara …………………………………………… 72
Lampiran B. Persuratan …………………………………………………….
77

ABSTRAK

NAMA
: Ridha Yulyani Wardi
NIM
: 20403106068
JUDUL
: Peningkatan Pelaksanaan Praktikum Biologi Berorientasi Life

Skill Pada Proses Pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab.

Wajo.

Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana gambaran
pelaksanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses pembelajaran SMA
Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo 2) Faktor
-faktor penghambat apakah yang
mempengaruhi pelaksanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses
pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo 3)
Bagaimana pengelolaan
laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo
.
Subjek penelitian ini memfo
kuskan p ada guru biologi kelas XI pada 2 orang
saja
dan 1 orang pengel olah laboratorium . Teknik pengambilan subjek penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Penelitian ini terdiri atas
dua variabel yaitu : (1) pelaksanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada
proses pembelajaran merupakan variabel bebas,
dan (2) faktor -faktor penghambat
yang mempengaruhi pelaksanaan praktikum berorientasi
life skill merupakan variabel
terikat.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket, format observasi,
dan
format wawancara sebagai instrumen penelitian. Data yan g diperoleh di analisis
secara deskriptif.

Hasil pen
elitian menunjukkan bahwa di SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo
telah mengalami penin
gkatan praktikum biologi dan telah berorientasi pada life skill
dari 8
unit praktikum hanya 1 unit praktikum yang ti dak terlaksana pada pelaksanaan
praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses pembelajaran SMA Negeri 1
Majaulen
g Kab. Wajo. Faktor -faktor penghambat sehingga tidak terlaksana
praktikum ialah terbatasnya alat dan bahan. Alternatif yang dilakukan se
bagai
pengganti praktikum adalah melalui pemantapan materi, pengamatan melalui
gambar,
dan pengambilan jadwal pada sore hari
. Hal ini dilakukan agar tujuan materi
pembelajaran dapat tercapai, meskipun hasil yang diperoleh kurang memuaskan.

RIWAYAT HIDU
P


Ridha Yulyani Wardi di lahirkan di Oecusse (Tim
-Tim)
pada hari senin tanggal 26 juli 1987. Anak pertama dari empat
bersaudara hasil buah kasih sayang dari Surady dan Wiryana.

Penulis memasuki jenjang pendidikan di Sekolah
Dasar
Negeri Inpres Minasaupa
pada tahun 1994 dan tamat pada 10
Juni 2000
. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 21 Makassar
pada tahun 200 0 dan tamat pada 10
Juni 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri 1
Majauleng Kab. Wajo dan tamat pada 1
9 Juni 2006. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di UIN Alauddin Makassar pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyelesaikan studinya pada fakultas dan

jurusan yang sama pada
tanggal 20 Juli 2010.
Selama menjadi maha
siswa, penulis tercatat sebagai pengurus Himpunan
Jurusan Pendidikan Biologi (HMJ) dan LDK AL
-JAMI sebagai anggota pada periode
2008
-2009. Pada periode 2008 -2009 tercatat sebagai Asisten Kimi a dasar dan
Anatomi Tumbuhan, program Studi Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

1

BAB I

PENDAHULUAN


A.
Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dalam
dasawarsa terakhir ini menimbulkan ledakan pengetahuan dan informasi, suatu hal
yang mustahil untuk dapat memberikan semua pengetahuan dan informasi
tersebut kepada peserta didik atau siswa me
lalui bangku sekolah. Masalah ini
merupakan tantangan bagi semua lembaga pendidikan yang ada di Indonesia
,
karena proses pendidikan harus mampu beradaptasi dan berkompetensi
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini, sehingg
a
tida
k tertinggal dengan negara lain.
Dunia pendidikan di Indonesia telah mengalami pembaruan. Hal ini
ditandai dengan adanya pergantian kurikulum.
Perubahan dalam dunia pendidikan
di Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia
untuk
mengha
dapi tantangan era globalisasi (Darmiyati, 2008).
Undang
-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada sistem pe
nyelenggaraan
pendidikan dari sentralistik menuju desentralistik. Desentralisasi penyelenggaraan
pendidikan ini terwujud dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Salah satu substansi yang didesentralisasi adalah kurikulum. Lebih
lanju
t Pasal 36 ayat (1) dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan

1

2

dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”. Sekolah harus menyusun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan silabusnya dengan cara melak
ukan penjabaran dan penyesuaian
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk itu, sekolah/daerah harus
mempersiapkan secara matang, karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan
dengan Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah/daerah.
Pen
yusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP (Pasal 16 ayat
1). Lebih lanjut dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 13 ayat (1) dinyatakan
bahwa “kurikulum untuk SMP/MTs a
tau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA
atau bentuk lain yang sederajat, SMK atau bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Ayat (2) pendidikan kecakapan hidup
sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mencakup kecakapan personal
(pribadi),
kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Sementara
dalam panduan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP, kurikulum untuk SD/,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.
Atas dasar itu, baik sekolah formal m
aupun non -formal memiliki kepentingan
untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (Anonim,
2008a).

Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
semua aspek kehidupan manusia. Di mana berbagai permasalahan hanya dapat
d
ipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, disatu sisi perubahan

3

tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang
semakin ketat. Agar mampu dalam persai
ngan global, maka sebagai bangsa
Indonesia kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif,

efektif, dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah
dalam menjalani era
globalisasi tersebut (Ardawati 2007, 3).
Kecakapan hidup merupakan orientasi pendidikan yang mensinergikan
mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang
diperlukan seseorang, dimanapun
ia berada, bekerja atau tidak bekerja, apapun profesinya. Kecakapan hidup (
Life
Skill)
yaitu kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan,
kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk
mengatasinya. Pengertian kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan
vokasional atau keterampilan untuk bekerja.
Orang yang tidak bekerja, misalnya
ibu rumah tangga atau orang yang sudah pensiun, tetap memerlukan kecakapan
hidup. Seperti halnya orang yang bekerja, mereka juga menghadapi berbagai
masalah yang harus dipecahkan. Orang yang sedang menempuh pendidikan pun

memerlukan kecakapan hidup , karena mereka tentu juga memiliki
p
ermasalahannya sendiri (Anonim 2008b).
Sekolah perlu mengembangkan alternatif layanan program pendidikan
yang mampu memberikan keterampilan untuk hidup (
life skills ) bagi peserta
didiknya. Me
reka yang tidak dapat melanjutkan pendidikan perlu didukung
kebijakan yang berbasis pada masyarakat, orientasinya adalah pada kecakapan

4

untuk hidup (Broad
- Based Education). Pendidikan dengan orientasi ini tidak
mengubah sistem pendidikan, juga tidak mered
uksi pendidikan hanya sebagai
latihan kerja. Pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup justru
memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk meningkatkan potensinya.
Pendidikan tersebut bahkan memberikan peluang pada anak untuk memperoleh
bekal
keterampilan.
Pendidikan Kecakapan Hidup (
life skills ) lebih luas dari sekedar
keterampilan bekerja, apalagi sekedar keterampilan manual. Pendidikan
kecakapan hidup merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga belajar agar memiliki
keberanian dan kemauan
menghadapi masalah hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan
kemudian secara kreatif menemukan s
olusi serta mampu mengatasinya (Yunus
2008).

Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk
mencapai tujuan
yang dirumuskan dalam kurikulum. Pelaksanaan pembelajaran di
kelas juga merupakan salah satu tugas utama guru. Pembelajaran dapat diartikan
sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dominasi guru
da
lam proses pembelajran menyebab kan kecen derungan siswa lebih bersifat pasif
sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian dari pada mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka butuhkan.

Apabila kita ingin meningkatkan prestasi belajar, tentunya tidak akan
terlep
as dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran disekolah. Misalnya
dengan adanya penataran guru, penyediaan buku paket, dan alat
-alat laboratorium

5

serta penyempurnaan kurikulum. Berlakunya kurikulum 2004 berbasis
kompetensi yang telah direvisi melalui Kur
ikulum Tingkat satuan Pendidikan
(KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran,
khususnya pada jenis dan jenj
ang pendidikan formal (Trianto 2007, 2).
Pada pembelajaran sain termasuk biologi di dalamnya keberadaan
laboratorium menja
di sangat penting . pada konteks proses belajar mengajar sains
di sekolah
-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian yang
sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat
-alat dan bahan
praktikum (Koesmadji 2008,
40).
Pelajaran praktikum efektif untuk mencapai tiga macam tujuan secara
bersamaan yaitu 1) keterampilan kognitif yang tinggi untuk melatih agar teori
yang dipelajari dapat dimengerti, agar segi teori yang berlainan dapat
diintegrasikan, agar teori dapat
diterapkan dalam problem yang nyata, 2)
keterampilan afektif untuk belajar merencanakan secara mandiri, belajar
bekerjasama, belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya, belajar
menghargai bidangnya, dan 3) keterampilan psikomotorik untuk belaja
r untuk
mengunakan pe
ralatan d an instrument tertentu (Rajemi 2004, 3)
Berdasarkan uraian di
atas, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan
pelaksanaan praktikum biologi adalah dengan jalan
memperbaiki faktor
-faktor penghambat yang mem pengaruhi praktikum itu
sendiri, misalnya keterbatasan alat/bahan atau tidak tidak tersedianya alat/bahan
dilaboratorium
. Oleh karena itu, penulis termot ivasi meneliti faktor penghambat

6

yang mempengaruhi
pelaksanaan praktikum biologi berorientasi life skills pada
proses pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.

B.
Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.
Bagaimana gambaran pelaksanaan praktikum biologi berorientasi life skill
pada proses pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo ?

2.
Faktor -faktor apakah yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan
praktikum biologi berorientsi
life skill pada proses pembelajaran SMA Negeri
1 Majauleng Kab. Wajo
dan upaya yang dilakuka n untuk mengatasinya ?
3.
Bagaimana pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo
?
C.
Defenisi Operasiona l Variabel

Untuk menyatukan persepsi dan menghindari terjadinya kesalahpahaman
dalam memberikan pengertian atau pemahaman mengenai
variabel yang diamati
dalam penelitian ini, ma
ka defenisi operasional variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :

-
Praktikum berorientasi life skills yaitu jenis praktikum yang merupakan
penemuan masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip
-
prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.

-
Life Skill (Kecapakan hidup) yaitu kemampuan dan keberanian untuk
menghadapi problema kehidupan, kemudian se
cara proaktif dan kreatif,

7

mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya. Jenis
-jenis
kecakapan hidup terbagi atas 4, yaitu :

a.
Kecakapan Personal ( personal skill )
Kecakapan personal mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional.
kesadaran diri merupakan t
untutan mendasar bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya di masa mendatang.

-
Penugasan mandiri yaitu guru memberikan tugas pada siswa dan
diselesaikan
secara individu, cara mengukurnya dengan menggunakan
daftar cek list.

b.
Kecaka pan Sosial ( social skill )
Kecakapan sosial dapat dikembangkan menjadi 2 kelompok yaitu : (1)
kecakapan komunikasi yaitu dapat dilakukan baik secara lisan maupun
tulisan. (2) kecakapan bekerjasama yaitu saling pengertian dan
membantu antar sesama untuk menc
apai tujuan yang baik, hal ini agar
peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat komunitas yang
harmonis.

-
Bekerjasama yaitu satu kelompok yang terdiri dari beberapa individu
bersama
-sama untuk melakukan praktikum sesuai dengan materi yang
di beri
kan oleh guru, cara mengukurnya dengan menggunakan daftar
cek list.

c.
Kecakapan Akademik ( academic skill )
Kecakapan akademik seringkali disebut juga kecakapan intelektual
atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan
pengembangan dari kecakapan
berpikir secara umum .

8

-
Melaksanakan penelitian yaitu kemampuan siswa untuk
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru baik secara kelompok
maupun individu, cara mengukurnya dengan menggunakan daftar cek
list.

d.
Kecakapan Thinking (thinking skill)
Kecakapan berpikir
pada dasarnya merupakan kecakapan
menggunakan pikiran/rasio kita secara optimal.
Kecakapan berpikir
mencakup antara lain
kecakapan menggali dan menemukan informasi.

- Menggali informasi yaitu kemampuan siswa mencari pengetahuan
atau inf
ormasi dari berbagai sumber mengenai materi yang di berikan
oleh guru, cara mengukurnya dengan menggunkan daftar cek list.

-
Faktor -faktor yang menghambat pelaksanaan praktikum biologi
berorientasi
life skills dimaksud adalah faktor penghambat yang
mempenga
ruhi terlaksanaanya praktikum biologi berorientasi life skill
pada proses pembelajaran, seperti laboratorium dan alat/bahan yang
berkaitan dengan praktikum biologi.

-
Pengelolaan laboratorium adalah pemeliharaan, perawatan dan
pengadministrasian
alat-alat dan bahan praktikum .
D.
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui
gambaran pelaksanaan praktikum biologi berorientasi life
skill
pada proses pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.

9

2. Unt
uk mengetahui faktor -faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan
praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses pembelajaran SMA Negeri
1 Majauleng Kab. Wajo.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1
Majauleng K
ab. Wajo.
E. Manfaat Penelitian


Manfaat yang hiharapkan dari hasil penelitian ini adalah
1.
Sebagai informasi tentang pelaksanaan praktikum biologi berorientasi life skill
pada proses pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.

2.
Sebagai informasi bagi gu ru IPA dan lembaga yang terkait tentang
pelaksanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses pembelajaran
SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.

3.
Sebagai informasi tentang faktor penghambat yang mempengaruhi
pelakasanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses
pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.

4.
Sebagai relevansi untuk penelitian selanjutnya yang mengambil masalah yang
relevan.

F. Gambaran Umum Isi Skripsi

Pada Bab I
, merupakan bab yang berisi tentang hal -hal yang berkaitan
dengan penulisan skripsi. Hal ini membahas tentang pendahuluan, yang berisikan
lata
r belakang, rumusan masalah, def enisi op erasional, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian, serta diakhiri den
gan gambaran umum isi skripsi ini.

10

Pada Bab II , penulis membahas tentang tinjauan pustaka, yang memuat
tentang tinjauan u
mum praktikum, faktor -faktor penghambat dalam pelaksanaan
praktikum biologi, pelaksanaan praktikum biologi, laboratorium,
anggaran
lab
oratorium, dan tinjauan umum tentang life skill.
Pada Bab III, dalam hal ini penulis membahas tentan
g metode penelitian
yang memuat
, jenis penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, instrumen
penelitian, dan teknis analisis data.

Bab IV, merupakan
bab inti yang di dalamnya membahas tentang hasil
penel
itian, meliputi pelaksanaan praktikum, faktor penghambat yang dialami oleh
guru biologi, penyelesaian yang dilakukan oleh guru biologi terhadap praktikum
yang tidak terlaksana, pengelolaa
n praktikum di SMU Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo
dan pembahasan.
Bab V , yang merupakan bab terakhir yang penulis mengemukakan
beberapa kesimpulan dan saran.

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA


1.
Hakekat Belajar Biologi
Istilah belajar merupakan istilah
yang sudah lazim di kalangan masyarakat.
Banyak ahli telah memberi batasan atau defenisi tentang belajar. Definisi belajar
sangat sulit untuk diformulasikan secara utuh atau memuaskan, karena melibatkan
semua akti
vitas dan proses yang diharapkan untuk dima sukkan ataupun dihapus.
Hakekat belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan positif pada diri individu. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
itu dapat d
ilihat dari berbagai bentuk . Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakuk
an oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya
(Ahmadi 2005 , 17).

Selanjutnya pengertian belajar yan g dikemukakan oleh Hudojo (2 001, 92)
menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh
pengetahuan/pengalaman baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku“.
Oleh karena itu tentu pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap
seseorang terbentuk, dimodifi
kasi dan berkembang disebabkan belajar.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan
belajar apabila dapat diasumsikan pada diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan
yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Dengan demiki
an dapat diamati
bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila mengalami suatu proses kegiatan
11

12

tertentu sehingga dalam dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang
kelihatan atau nampak.

Senada dengan hal
tersebut Menurut Asrullah (2009, 8), belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda
bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya. Perubahan tin
gkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang
bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap te
lah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Oleh karena itu, p
erubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai
bentu
k perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas
ha
nya penam bahan pengetahuan saja (Anonim 2000c).
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa seseorang telah dapat dikatakan belajar apabila dalam
diri orang itu telah
terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan pengetahuan berkat adanya
proses kegiatan berupa pengalaman dan latihan
-latihan.
2.
Biologi
Biologi atau ilmu hayat merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang mempelajari makhluk hidup dan segala aspeknya. Sebagai ilmu

13

pengetahuan alam, biologi lahir dan berkembang dari masa ke masa melalui
pengamatan
-pengamatan dan percobaan at au eksperimen. Perkembangan ini dapat
dilihat dari banyaknya objek yang diamati serta semakin banyaknya hal yang
memerlukan eksperimen. Dan dari hasil pengamatan yang teliti dan pelaksanaan
eksperimen yang semakin mendalam, dan telah diperoleh puluhan bahk
an ratusan
penemua
n di bidang biologi (Tim Dosen 2004, 1).
Porgram yang ada pada msing
-masing jenjang pendidikan saling berkait.
Program pengajaran yang dijalangkan pada tingkat SD sama dilanjutkan di tingkat
SLTP seterusnya di SLTA dan berakhir di perguru
an tinggi dan spesialis biologo
terttentu. Semakin tinggi jenjang pendidikan, materi yang diajarkan akan
bertambah pula bahkan akan di temui adanya materi yang terpisah menjadi satu
program biologi di SLTP mengandung bahan kajian yang mempelejari mahluk
hi
dup dan aspek kehidupannya, baik masa lampaumaupun di masa sekarang.
Disampin itu pengajaran biologi mempelajari penerapan konsep dalam
mengembangkan teknologi untuk kehid
upan sehari -hari (Anonim 1995 d).
3.
Pelaksanaan Praktikum Biologi
Pelaksanaan praktikum biologi adalah suatu cara pembuktian terhadap
teori yang dikemukaan oleh para ahli yang memerlukan metode untuk
membuktikan teori tersebut melalaui kegiatan praktikum. Di samping itu,
praktikum juga merupupakan tempat untuk menggali l
ebih jauh tentang sistem
praktikum yang paling efektif dalam proses pembelajaran.

14

Praktikum biologi merupakan aplikasai dari teori
-teori atau konsep -
konsep yang telah dipelajari untuk memecahakn berbagai masalah biologi
melalui percobaan.

Ada beberapa ha
l yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan praktikum
biologi yaitu a) persiapan praktikum yang meliputi persiapan pengajar dan siswa
pada tahap persiapan ada dua kelompok yang mengadakan persiapan yaitu siswa
dan pembimbing praktikum dalam hal ini yang
dimaksaud pembimbing
praktikum adalah pengajar bidang studi biologi, laboran, dan asisten praktikum.
b). proses kegiatan praktikum. hal tersebut merupakan inti dari serangkaian
pelakasanaan praktikum biologi. Yang perlu diperhatikan adalah semua siswa
h
arus aktif melakukan percobaan, pembagian kelompok siswa menggunakan
waktu dan tempat seefisien mungkin, observasi kegiatan oleh guru terhadap cara
siswa melakukan percobaan, dalam kegiatan praktikum ini waktu yang digunakan
untuk melakukan percobaan yan
g akan dilakukan membutuhkan waktu yang agak
lama akibatnya proses pelaksanaan praktikum dilakukan secara tergesa
-gesa,
tempat untuk melakakan praktikum juga menentukan berhasilnya suatu
praktikum. Keberadaan pembimbing dalam proses pelaksanaan praktikum
m
empunyai peranan yang sangat penting dalam hal mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan dengan sabar, tekun, dan hati
-hati. c.) Kegiatan akhir yang
dilakukan setelah menempuh kegiatan praktikum adalah menganalisa data
berdasarkan hasil pengamatan, menga
dakan diskusi, membuat kesimpulan
sementara dan membuat laporan praktikum sehingga siswa dapat lebih memahami

15

keseluruhan proses yang telah dilakuakan sebagai tindak lanjut arah praktikum

( Rajemi 2004,
9).
Proses kegiatan praktikum, siswa tidak hanya
dituntut agar tanggap dan
paham pada pelajaran yang diberikan oleh guru, namun siswa diharapkan tanggap
dan teliti dalam melaksanakan praktikum, sehingga apabila hal ini dilakuan oleh
siswa, maka pelaksanaan praktikum akan berjalan dengan baik.


Menur ut Sigian ( dalam Rajemi 2004, 11 ) mengemukakan bahwa ada
beberapa hal yang menyebabkan praktikum tidak berjalan dengan baik yaitu, 1)
jumlah siswa terlalu banyak untuk menghadapi satu percobaan, 2) Penempatan
buku dan tas yang berada di atas meja perco
baan, 3). Keadaan siswa se ndiri.
Lanjut Sigian mengemukakan bah
wa suatu praktikum yang menjadi sangat
berpengaruh adalah ketersediaan alat dan bahan, adapun yang menjadi kendala
sehingga praktikum tidak berjalan dengan baik adalah :

1.
Terjadi kerusakan a lat dan bahan sebelum dan pada saat praktikum
2.
Ada alat dan bahan yang tidak sempurna
3.
Alat yang sudah lama tidak terpakai pada saat praktikum barulah diketahui
4.
Pencarian alat dan bahan yang tidak teratur
5.
Petugas tidak menguasai seluk beluk peralatan dan bahan, tempatnya,
pembeliannya dan nama alat dan bahan

6.
Alat dan bahan yang hilang pada saat praktikum
4.
Pengertian Laboratorium

Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat
dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud adalah dapat berupa

16

gedung yang dibatasi oleh dinding dan ata
p atau alam terbuka (Koesmadji
2008,
40).
Laboratorium sebagai salah satu sarana dalam melak
uakan penelitian
ataupun praktikum sebagai suatu upaya pembuktian sebuah teori atau konsep
yang telah ada sebelumnya. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1994, 549)
mengemukakan bahwa laboratorium adalah tempat atau kamar dan sebagainya
yang dilengkapi dengan p
eralatan untuk mengadakan percobaan , penyelidikan
dan sebagainya.


Laboratorium IPA adalah tempat bagi guru dan siswa untuk melakukan
kegiatan
-kegiatan yang berkaitan dengan pengajaran IPA. Kegiatan -kegiatan itu
dapat berupa ceramah, diskusi, demonstrasi
dan eksprimen. Kegiatan -kegiatan itu
dilakukan dengan maksud agar guru dapat menanamkan konsep
-konsep IPA
dengan jelas dan mudah, sedangkan bagi siswa dapat dengan mudah menerima
dan mencerna konsep
-konsep itu dengan baik selain itu dengan kegiatan
labor
atorium akan menambah daya kritis siswa serta meningkatkan semangat
belajar dan rasa ingin tahu. Untuk melaksanakan kegiatan
-kegiatan itulah
laboratorium perlu diisi dengan
alat-alat laboratorium (Muhsin 1993, 133).
a)
Peranan laboratorium Dalam Pembelajaran Biologi
Telah dibicarakan di muka bahwa laboratorium memiliki peran sebagai
tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Di dalam pembelajaran sains,
laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas.
Bahkan mungkin sebaliknya
bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran
sains adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai sempat kegiatan penunjang.

17

Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran.
Contohnya kita dapat menyaksikan adanya sejumlah spesies la
ngka atau bahkan
yang sudah punah, baik yang mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal
ini laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai museum kecil. Selain itu
masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA
, sumber -
sumber IPA (
Koesmadji 2000, 43).
Me
nurut Amien (dalam Tarmizi 2005, 1-2) mengemukakan bahwa fungsi
Laboratorium adalah sebagai berikut:

1.
Alat (tempat) untuk menguatkan/memberi kepastian keterangan -
keterangan (informasi).

2.
Alat untuk mentukan hubungan sebab -akibat (causalitas).
3.
Alat untuk membuktikan benar tidaknya faktor -faktor atau fenomena -
fenomena tertentu. Suatu fenomena apabila sudah dibuktikan
kebenarannya dapat dijadikan hukum atau dalil.

4.
Alat untuk mempraktekkan sesuatu yang diketahui.
5.
Alat untuk mengembang kan keterampilan.
6.
Alat untuk memberikan latihan
7.
Alat untuk membentuk siswa belajar menggunakan metode ilmiah
dalam memecahkan problem.

8.
Alat untuk melanjutkan/melaksanakan penelitian perorangan
(individual research).

b) Anggaran Laboratorium


Kelancaran k egiatan laboratorium dan kesinambungan fungsionalisasi
laboratorium sangat tergantung kepada anggaran yang memadai. Pengertian

18

angggaran disinia adalah suatu proses yang meliputi sistematik untuk suatu
kegiatan yang menghemat uang.


Untuk laboratorium sai ns anggaran harus sudah disiapkan dua atau tiga
bulan sebelum tahu ajaran baru dimulai, sehingga cukup waktu untuk
pertimbangan, pembatalan dan finalisasi pesana
n dan pengadaan alat (Koesmadji
2000,
46).
5.
Faktor -faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Praktikum Biologi
a.
Faktor penghambat

Menurut Abdullah (dalam Rajemi 2004, 8) mengemukakan bahwa hambatan
adalah segala bentuk kondisi yang menyebabakan tidak terlaksannya atau tidak
terselenggaranya dengan baik sesuatu kegi
atan yang diinginkan. Faktor tidak
muncul dari dalam akan tetapi hambatan itu muncul dari luar dari rangkaian
proses terjadi sesuatu. Dengan demikian ,
faktor itu dapat terjadi motivasi untuk
berbuat lebih baik dari yang sebelumnya, apabila hambatan itu dapat difungsikan
sebagai motif
ator.
Pengertian faktor hambatan adalah segala sesuatau yang diperkirakan
mengurangi kemungkinan kesuksesan seseorang. Jadi pengertian faktor
-faktor
praktikum adalah segala sesuatu yang menyebabakan berkurangnya tingkat
kesuksesan atau keberhasilan
seseorang dalam melaksanakan praktikum.
Pelaksanan praktikum, siswa tidak luput dari kesulitan atau hambatan

hambatan. Faktor praktikum dapat pula diartikan sebagai kondisi dalam proses
praktikum yang ditandai adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil

19

praktikum. Penyebab tidak terlaks
ananya praktikum pada umumnya dapat dibagi
menjadi dua faktor yaitu faktor yang bersifat internal dan yang bersifat eksternal.

b.
Faktor Penolong
Beberapa usaha yang dilakukan oleh guru sebagai upaya pada unit
praktikum yang tidak dilaksanakan yaitu :

1.
Pemberi an teori menyangkut materi
2.
Penugasan gambar dengan penjelasan deskrip
3.
Pemberian materi dengan penugasan gambar.
Unit praktikum yang tidak dilaksanakan disebabkan tidak cukup waktu
untuk melaksanaakannya, maka upaya yang dilakukan adalah pemantapan materi
praktikum sesuai dengan konsep yang dipelajari sehingga dapat memberikan
pemahaman terhadap konsep yang dipelajari kepada siswa.

Usaha yang dilakukan terhadap unit praktikum yang tidak terlaksana
karena tidak adanya bahan praktikum ialah guru mengambil ini
siatif penugasan
gambar dengan penjelasan deskripsi. Melalui gambar tesebut siswa dapat
mengamati dan memperhatikan gambar tersebut kemudian membandingkan
gambar yang ada pada carta, sehingga dengan usaha ini, siswa dapat memahami
materi yang dipelajari me
skipun hanya melalui gambar atau turso.
6.
Pengelolaan Laboratorium
Agar laboratorium dapat dikelola dan memberikan daya guna yang baik,
harus ada yang mengelola laboratorium. Pengelola laboratorium IPA meliputi
pengelola laboratorium. Biologi
pengelo la labor atorium Fisika dan pengelola
Kimia. Masing
-masing pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada

20

koordinator IPA dari sekolahnya. Di samping itu terdapat pemakai laboratorium
yakni siswa dan guru pembimbing praktikum. Siswa
bertanggung jawab kepada
guru p
embimbing praktikum. Sedangkan guru pembimbing praktikum
bertanggung jawab kepada pengelola laboratorium sesuai dengan bidang studinya.

Dalam melaksanakan tugasnya seorang pengelola laboratorium hendaknya
melakukan usaha
-usaha pengelolaan sebagai berikut:
1.
Suasana laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik
2.
Kebersihan, keamanan dan keselamatan selalu dipelihara dan
3.
Pemakaian laboratorium secara merata dan terpadu sehingga tidak terdapat
perebutan antara kelas yang satu dengan yang lain.

Di samping itu
pengelola laboratorium juga bertugas untuk
mengadministrasikan alat dan bahan dan harus menyusun daftar alat dan bahan
yang ada dalam laboratorium yang dikelolanya. Daftar alat dan bahan ini berisi
jenis dan jumlah alat serta bahan yang telah diterima atau
dibeli, jumlah dan jenis
bahan habis serta jenis bahan yang masih ada sisa. Data
-data ini diperlukan untuk
menyusun laporan bulanan atau laporan akhir semester atau akhir tahun.
Hasil
laporan ini dapat digunakan lagi sebagai
bahan untuk menyusun perencana an
mengenai kebutuhan akan alat dan bahan pada tahun berikutnya dan biaya untuk
perbaikan alat yang rusak serta biaya pemeliharaan alat yang ada. Juga adapat
mengatur alat dan bahan
sedemikian rupa sehingga mudah untuk mendapatkannya
bila diperlukan.

Penge
lola laboratorium harus menyusun peraturan pemakaian
laboratorium dan hendaknya juga menyusun cara
-cara mengevaluasi kegiatan

21

laboratorium yang dilakukan siswa serta menemukan buku
-buku yang wajib
dipelajari siswa.

Namun tugas dari pengelola laboratorium a
kan berhasil baik apabila ia
dapat menjamin kerjasama yang baik dengan para pemakai laboratorium (guru
dan siswa)
(Muhsin 1993, 44).
7.
Kecakapan Hidup (Life Skill )

Pendidikan life skill adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar dan
latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai
-niladi
kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan peserta
didik. Dengan demikian pendidikan
life skill harus da pat merefleksikan kehidupan
nyata dalam proses pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup
tersebut, sehingga peserta didik siap untuk hidup di tengah
-tengah masyarakat.
Pendidikan yang mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk mempelajari

kecakapan hidup
(life skill) melalui pendidikan berbasis luas serta belajar
b
agaimana untuk belajar (Anonim 2009 e).
Malik fajar dalam Jamal (2009,
30) mengatakan, Life skills adalah
kecapan yang dibutuhkan untuk bekerja selain kecakapan dalam bidang akademik.
Sedangkan slamet m
nedefinisikan dalam jamal (2009, 30), Life skills adalah
kemampuan, kesanggupan, dan ketarmpilan yang diperlukan oleh seseorang untuk
menjalangkan kehi
dupan dengan nikmat dan bahagia. Dari bebera pa pendapat
diatas, Jamal (2009,
30) mengartikan bahwa Life skills memberikan bekal dasar
dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai
-nilai
kehidupan yang dibutuhkan dan berguna ba
gi perkembangan kehidupan peserta
didik.

22


Program pendidikan berorientasi kecakapan hidup melalui pendekatan
pendidikan berbasis luas, sangat memungkinkan untuk dilaksankan pada setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Selain tidak mengubah sistem kurikulum y
ang ada,
program ini tidak menambah beban mata pelajaran baru, melainkan hanya
mengubah orientasi p
rogram pembelajaran (Depniknas 2003, 2).
Istilah Kecakapan Hidup
(life skills ) diartikan sebagai kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk mau dan berani meng
hadapi problema hidup dan
penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya
(Dirjen
PLSP, Direktorat Tenaga Teknis 2003) . Istilah hidup, tidak semata -mata
memiliki kemampuan tertentu saja (
vocational job ), namun ia harus memiliki
kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti : membaca, menulis,
menghitung, merumuskan, dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya,
bekerja dalam tim, terus belajar
di tempat kerja, mempergunakan teknologi
Menurut
Jecques Delor (www.google.com) mengatakan bahwa pada
dasarnya program
life skills ini berpegang pada empat pilar pembelajaran yaitu
sebagai berikut:

1.
Learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan).
2.
Learning to do (belajar untuk dapat berbuat/bekerja).
3.
Learning to be (belajar untuk menjadi orang yang berguna).
4.
Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan
orang lain).

23


Berikut ini adalah prinsip umum pendidikan Life skills , khususnya yang
berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia Jama
l (2009, 31), yaitu:
1.
Tidak mengubah sistem yang berlaku.
2.
Tidak harus mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah
penyiasatan kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan dama
proses pendidikan.

3.
Etika sosio -religius bangsa dapat diintegrasikan dalam proses
pendidikan.

4.
Pelaksanaan pendidikan Life skills dengan menerapkan Menejemen
Berbasis Sekolah (MBS).

5.
Potensi wilayah sekitar sekolah dapat direflesikan dalam
penyelenggaraan pen
didikan, sesuai dengan prinsip pendidkan
konstektual dan pendidikan berbasis luas (
Broad base education) .
6.
Penyelenggaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik
menuju hidup yang sehat dan berkwalitas, mendapatkan pengetahuan
dan wawasan yang
luas.
Landasan Yuridis pendidikan
life skills mengaju pada Undang -undang
Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pada
pasal 1 ayat (1) dijelaskan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik se
cara
aktif mengembangkan potensi dirinya unutk memiliki kekuatan
-kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan ahlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

24

a)
Tinjauan Umum Tentang Life Skill
1)
Kecakapan personal ( personal skill )
Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional.
Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri dibedakan
menjadi dua,
yaitu: (1) kesadaran akan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan
YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan, dan (2) kesadaran akan potensi
diri dan dorongan untuk mengembangkannya.

(1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk melihat

sendiri potret dirinya. Pada tataran yang lebih rendah peserta didik akan melihat
dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya,
kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, peserta didik akan
semakin memahami posisi
drinya di lingkungan kelasnya, sekolahnya, desanya,
kotanya, dan seterusnya, minat, bakat, dan sebagainya.

(2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam menggunakan rasio atau
pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah
informasi, dan mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu memecahkan
masalah secara tepat dan baik. Pada jenjang pendidikan menengah (SMP dan
SMA) ketiga kecakapan tersebut jauh lebih kompleks ketimbang dengan tingkat
sekolah dasar (SD). Sebagaimana di
ketahui bahwa dalam kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), kemampuan berpikir mengambil keputusan secara cerdas dan
memecahkan masalah secara baik dan tepat menjadi isue utama dalam
pembelajaran kecakapan hidup pada peserta didik sekolah menengah.

25

2)
Kecakapan sosial (social skill )
Kecakapan sosial dapat dipili
h menjadi dua jenis utama, yaitu (1)
kecakapan berkomunikasi, dan (2) kecakapan bekerjasama

(1) Kecakapan berkomunikasi

Kecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun
tulisan. Sebagai mak
hluk sosial yang hidup dalam masyarakat tempat tinggal
maupun tempat kerja, peserta didik sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi
baik secara lisan maupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan ternyata
tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak
dapat menerima pendapat lawan
bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya
yang kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana memilih
kata dan cara menyampaikan agar mudah dimengerti oleh lawan bicaranya.
K
arena komunikasi secara lisan adalah sangat penting, maka perlu
ditumbuhkembangkan sejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan
komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan bagaimana cara
menyampaikan pesan secara tertulis dengan p
ilihan kalimat, kata -kata, tata
bahasa, dan aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain.

(2) Kecakapan bekerjasama

Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan yang tidak
dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal y
ang diperlukan untuk
bekerja dalam kelompok adalah adanya kerjasama. Kemampuan bekerjasama
perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang
sifatnya agak kompleks. Kerjasama yang dimaksudkan adalah bekerjasama
adanya saling pengertian
dan membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang

26

baik, hal ini agar peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat
komunitas yang harmonis.

3)
Kecakapan akademik ( academic skill )
Kecakapan akademik seringkali disebut juga kecakapan intelektual atau
kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari
kecakapan berpikir secara umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat
keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi
variabel, menjelaskan hubungan sua
tu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis,
merancang dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan
-
kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan.

4)
Kecakapan Berpikir (thinking skill)
Kecakapan berpikir
pada dasarnya merupakan kecakapan menggunakan
pikiran/rasio kita secara optimal.
Kecakapan berpikir mencakup antara lain
kecakapan
menggali dan menemukan informasi ( information searching ) ,
kecakapan
mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cerd as (
information processing and decision making skills
) , serta kecakapan
memecahkan masalah secara arif dan kreatif (
creative problem solving skill ) .
Kecakapan menggali dan menemukan informasi
memerlukan kecakapan
dasar, yaitu membaca, menghitung dan melakukan observasi. Oleh karena itu,
anak belajar membaca bukan sekedar “membunyikan huruf dan kalimat”, tetapi
mengerti maknanya, sehingga yang bersangkutan dapat mengerti informasi apa
yang terkandung dalam bacaan t
ersebut.

27

Siswa yang berlajar berhitung, hendaknya bukan sekedar belajar secara
mekanistik menerapkan kalkulasi angka dan bangun, tetapi mengartikan apa
informasi yang diperoleh dari
kalkulasi itu. agar siswa mengerti makna yang
dipelajari dalam kehidupan s
ehari-hari, sebagai suatu informasi (Anonim, 2009a).
Menurut
Dadang Yunus L, S.Pd (2008). Ada beberapa ciri dari
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup menurut Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) yaitu sebagai berikut:

1.
Terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar.
2.
Terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama.
3.
Terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri,
belajar usaha mandiri dan usaha bersama.

4.
Terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional,
akademik, manajerial serta kewirausahaan.

5.
Terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan
dengan benar, hingga menghasilkan produk bermutu.

6.
Terjadi proses interaksi saling belajar dari para ahli.
7.
Terjadi proses penilaian kompe tensi.
8.
Terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha
bersama.

b)
Tujuan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup
Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup terdiri atas, tujuan umum dan
tujuan khusus. Secara umum pendidikan kecakapan
hidup bertujuan
memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi

28

peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang. Secara khusus
pendidikan kecak
apn hidup bertujuan Jamal (2009, 75) untuk:
1.
Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memeceahkan problema yang dihadapi, misalnya masalah
narkoba, lingkungan sosial, dan sebagainya.

2.
Memberikan Wawasan yang luas mengenai pengembangan karir
peserta didik.

3.
Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai -nilai yang
berkaitan dengan kehidupan sehari
-hari.
4.
Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual.

5.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah,
dengan
memberi peluang peman faatan sumberdaya yang ada di
masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
(Anonim, 2009f).

Kecakapan hidup yang diidentifikasi tersebut selanjutnya dijadikan tujuan
pembelajaran pada saat membuat satuan pembelajaran (satpel) atau rencana

pembelajaran (RP). Dengan demikian dalam proses pembelajaran pencapaian
kecakapan hidup tersebut sengaja ditumbuhkan (bukan sekadar sebagai efek
pengiring) dan diukur ketercapaiannya pada akhir pembelajaran. Di sini,
diperlukan komitmen guru untuk benar
-benar menjadikan kecakapan hidup
sebagai tujuan pembelajaran yang harus secara terencana diupayakan
pencapaiannya
dan diukur hasilnya (Depdiknas 2003, 40).

29

Ditjen PLS Depdiknas dalam Pedoman Program
Life Skills (2007 , 2)
menggambarkan bahwa program pendidik
an kecakapan hidup ini secara khusus
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik agar : 1) Memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia
kerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) dan/atau bekerja pada s
uatu
perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, 2) Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi
serta dapat menghasilkan karya
-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar
global, 3) Memiliki kesadara
n yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk
dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya, 4) Memiliki kesempatan yang
sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan keadilan
pendidikan di setiap lapisan masyarakat
.
c)
Strategi pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH)
Menurut Tamrin Taha (2004), bahwa pelaksanaan Pendidikan Kecakapan
Hidup (PKH) tidak memerlukan perubahan dari kurikulum yang diperlukan. Yang
diperlukan adalah perubahan orentasi KBM sekedar penguasaan mata pelajaran ke
pe
mbentukan kecakapan hidup.
Ada 3 strategi untuk melaksanakan PKH di sekolah yaitu:

1.
Reorentasi pembelajaran
Dengan kurikulum yang ada pembelajaran dior
ientasikan kepada
pengembangan kecakapan hidup.

30

2.
Pengembangan budaya sekolah
Iklim sekolah harus
diupayakan menjadi wahana penumbuhan
nilai
-nilai yang positif dan motivasi belajar siswa jika dikaitkan dengan
aspek
-aspek kecakapan hidup, maka pengembangan aspek kesadaran diri
akan lebih efektif jika didukung oleh contoh sehari
-hari yang dapat diamati
d
an dirasakan di sekolah.
3.
Penerapan menejemen berbasis sekolah
Reorentasi pembelajaran dan pengembangan budaya sekolah yang
selaras dengan PKH, pada akhirnya dikendalikan oleh menejemen skolah.
Oleh karena itu, menejemen sekolah juga merupakan wahana sangat
penting
untuk mendukung reorentasi pembelajaran dan pengembangan budaya
sekolah tersebut.

d)
Muatan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup (
Life Skills )
hendaknya memuat upaya untuk mengemb
angkan kemampuan minimal sebagai
berikut:

1.
Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa
indonesia maupun salah satu bahasa asing.

2.
Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses
melalui pembelajaran berpikir ilmiah, eksploratif.

3.
Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi, untuk
mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.

31

4.
Kemampuan memanfaatkan teknologi dalam aneka ragam lapangan
kehidupan seperti teknologi pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan,
ker
umahtanggaan, kesehatan, komunikasi -informasi, transportasi,
manufaktur dan industri, perdagangan, kesenian, pertunjukan, olahraga,
jasa dan sebagainya.

5.
Kema mpuan mengolah sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan
untuk dapat hidup mandiri.

6.
Kemampuan bekerja dalam tim yang merupakan tuntutan ekonomi saat
ini baik dalam sektor informal maupun formal.

7.
Kemampuan untuk terus menerus menjadi manusia belajar sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8.
Kemampuan untuk mengintegrasikan dengan sosio -religius bangsa
berlandaskan nilai
-nilai Pancasila.
e)
Upaya Meningkatkan Mutu Dan Toleransi Pendidikan Melalui
Pendidikan Yang Berorientasi Pada Kecak
apan Hidup



Dalam skala makro, upaya untuk meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan melalui pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup
dapat diupayakan antara lain melalui:

1.
Pemberdayaan dan pemanfaatan potensi lokal seoptimal mungkin.
2.
Pemberian peluang dan keluwesan bagi sekolah dalam memilih dan
melaksanakan pembelajaran keterampilan.

3.
Pemberdayaan unit -unit terkait dalam penyiapan dan pengembangan
kurikulum muatan lokal yang mengacu pada perkembangan jaman dan
teknologi modern (Anonim,
2009e) .

32

f)
Peristilahan Umum dalam Program Pendidikan Kecakapan Hidup
(Life
Skills)

Maka penulis terlebih dahulu akan menjelaska
n beberapa istilah umum agar
semua menjadi lebih jelas lagi bagi para pembaca. Sebagai langkah awal, berikut
ini beberapa
istilah yaitu:
a.
Program.
Program dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok, dan atau organisasi (lembaga) yang memuat
komponen
-komponen program. Komponen -komponen program tersebut
meliputi : tujuan, sasaran, isi, dan jenis kegiatan, proses kegiatan,
waktu,
fasilitas, alat, biaya, organisasi penyelenggara
(Sudjana 2000 , 1).
b.
Pelatihan.
Pelatihan dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menciptakan
kondisi dan stimulus untuk menimbulkan respons terhadap orang lain,
mengembangkan pengetahuan dan ketera
mpilan ( skills) sikap,
menciptakan perubahan tingkah laku dan untuk mencapai tujuan yang
spesifik
(French Ministry of Work, Employee and Professional Trainning
dalam Agus Darma 1994
, 15).
c.
Pendidikan Kecakapan Hidup.
Pendidikan kecakapan hidup diartikan se
bagai bimbingan terhadap
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi
problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi

33

sehingga akhirnya mampu mengata
sinya (Ditjen PLSP, Direktorat Tenaga
Teknis
2003) .
d.
Sikap.
Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respons individu pada semua objek dan s
ituasi yang berkaitan
dengannya
.
e.
Perilaku.
Perilaku adalah reaksi yang diperlihatkan atau ditampilkan oleh
individu baik yang bersifat sederhana maupun kompleks dalam merespon
stimulus yang diterima
(Saiful Azwar 1998 , 9).
f.
Kemandirian.
Kemandirian adalah sikap dan perilaku manusia yang meliputi
“perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah,
mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa
bantuan orang lain”
(Sutari Imam Barnadib 1982) . Pendapat ters ebut juga
diperkuat oleh
Kartini dan Dali (1987) yang mengatakan bahwa
kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri
sendiri”

g)
Peranan guru
Peran guru dalam melaksanakan pendidikan
life skills ini sangat besar.
Guru berberan sebagai
sosok facilitator, motivator, dinamisator, dan katalisator
bagi pengembagan bakat dan talenta anak didik. Menurut Rahma Sugihartati

34

(2002) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika program
life skills digulirkan
yaitu:

b.
Penerapan program life skills harus dipastikan tidak terjebak pada muatan
materi yang sifatnya mssal dan seragam.

c.
Salah satu kendala yang segera menghadang jika program life skills skan
diterapkan secara nasional adalah sudah seberapa siap SDM guru
-guru di
tanah air ini melaksanakan mi
si program life skills?
d.
Mencegah kemungkinan implementasi program life skills terjerumus
sekedar melayani kepentingan dunia industri, dan justru menafikan esensi
program yang ingin mnempatkan anak didik sebagi subjek pembelajaran.

Menurut Heri Wahyono (200
7), guru merupakan factor penting dalam
pendidkan formal. Karena itu,seorang guru harus saling memiliki prilaku dan
kemampuan untuk mengembangkan siswanya secara optimal. Guru juga dituntuk
mampu menjaikan pembelajran yang bukan semata
-mata mentrasfer peng etahuan,
keterampilan dan sikap, tetapi juga memiliki kemampuan meningkatkan
kemandirian siswa.

a.
Peran guru dan teknik mengajar
Sebagai fasilitator, peran guru adalah penyedian dan pendukung
kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teknik dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara bervarasi.

b.
Guru sebagai pembimbing
Peran guru sebagai pembimbiing adalah menjadi tempat b
ertanya
bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, member bantuan

35

dengan menunjukkan jalan untuk memecahkan masalah, memeprbaiki
kesalahan yang dilakukan siswa, serta memberi dorongan dan motivasi
siswa.

c.
Guru sebagi motivator
Guru mendorong siswa a
gar tetap berkonsentrasi pada kegiatan
belajar, selain itu guru juga bias mengajaksiswa untuk melakukan refleksi
diri, misalnya menyisihkan waktu untuk memikirkan siapa sebenarnya diri
siswa, apa
yang menyebabkan rasa puas.
d.
Guru sebagi konselor
Guru dapat
memberi bantuan sewaktu -waktu dalam setiap
pembelajaran siswa, jadi selain meme
nggang mata pelajaran, guru juga
bertugas melayani konseling.

e.
Guru sebagai evaluator
Guru bertugas melakukan evalusi sesuai indicator yang harus
dicapai. Dalam mengevaluasi gur
u hendaknya kreatif dalam berbagai cara
mengevaluasi dan memberikan penguatan agar keberasilan belajar siswa
dapat dirasakan.

U
ntuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan hidup ini, tidak akan lepas
dari peran guru sebagi pelaksana kurikulum, fasilitator, d
an motivator bagi siswa
melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa memiliki bekal
kompotensi untuk bekerja dan bermasyar
akat dalam mengarungi kehidupan ( Noor
Fitrih
ana 2008).

36

BAB III

METODE PENELITIAN


A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada proses
pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.

B.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini pada guru biologi kelas XI pada 2 orang saja dan 1
pengelolah laboratorium
. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan
penelitian ini adalah sampling jenuh.

C. Variabel
Penelitian

Peneliti an ini terdiri atas dua variabel yaitu : (1) pelaksanaan praktikum
biologi beror
ientasi life skill pada proses pembelajaran merupakan variabel bebas,
dan (2) faktor
-faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan praktikum
berorientasi
life skill merupakan variabel terikat.
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen yan
g digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
yakni :

1.
Angket adalah cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan
tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, untuk pengambilan data tentang pelaksanaan praktikum,
faktor
-faktor penghambat dalam pelaksanaan praktikum biol ogi.

37

2.
Dokomentasi, untuk melihat invertaris alat dan bahan yang tersedia di
laboratorium khususnya untuk unit praktikum biologi

3.
Pedoman wawancara yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan
pertanyan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara
itu telah dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya
untuk pengambilan data tentang faktor
-faktor penghambat dalam upaya
pelaksanaan praktikum wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan
guru yang bersangkutan untuk mengetahui
faktor-faktor penghambat yang
dialami terhadap pelaksanaan praktikum.

4.
Observasi, dilakukan untuk melihat keadaan laboratorium dan bahan yang
tersedia untuk melakukan unit praktikum
dengan melakukan pencatatan
akan data
-data yang dibutuhkan.
E.
Teknik Analisi s Data
Data yang diperoleh akan dinalisis dengan menggunakan pendekatan
deskriptif. Untuk mengeta
hui persentase keseluruhan prak tikum yang terlaksana
yaitu :


F
P =
100%

n
Keterangan :

P
: Angka persentase
F : Jumlah Unit Praktikum

n
: Jumlah Praktikum yang Terlaksan
100 : Bilangan Tetap (Sudjana 2004,
130).

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.
Hasil Penelitian
1.
Pelaksanaan Praktikum Biologi Kelas IX Semester Ganjil dan semester
Genap SMA Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo

Gambaran pelaksanaan praktikum biologi kelas XI semester ganjil dan
semester genap SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo dap
at dilihat dari tabel di
bawah ini
.
Tabel 1. Lembar Kegiatan
Praktikum Biologi
NO
Uraian Kegiatan Terlaksana
Ya
Tidak
1






2




















3

Pra pelaksanaan Praktikum

1.
Pembagian Kelompok
2.
Pembagian Penuntun (LKS)
3.
Respon
4.
Penyiapan Alat dan Bahan

Pelaksanaan
Praktikum
1.
Struktur dan fungsi sel serta jaringan pada
tumbuhan dan hewan

2.
Sistem gerak (tulang, otot, dan sendi)

3.
Sistem peredaran darah (jantung,pembuluh darah,
komponen darah)


4.
Sistem pencernaan makanan (lambung, usus
besar, usus kecil)


5.
Sistem respirasi (eksternal dan internal)

6.
Sistem ekskresi

7.
Sistem koordinasi dan indra (mata dan telinga)

8.
Sistem reproduksi manusia

Evaluasi


ü

ü


ü




ü


ü



ü







ü



ü



ü




ü













ü










ü

39

Tabel di sebelah menunjukkan keterlaksanaan praktikum biologi kelas XI
semester ganjil dan semester genap di SMA Negeri 1 Majauleng. Jumlah unit
praktikum yang terlaksana adalah 7
unit dari 8 unit praktikum. Hasil yang
diperoleh sebagai berikut :

7

P =
x 100%
8


P = 87 %


Hasil pelaksanaan praktikum dapat diketahui bahwa praktikum dapat
terlaksana dengan sangat baik dan berada pada kategori A. apabila dikategorikan
sebagai berikut :

Kategori A jumlah pelaksanaannya adalaha 8 kali dengan persentase 76%
-100%
Kategori B jumlah pelaksanaannya adalaha 6 kali dengan persentase 56%
-75%
Kategori C jumlah pelaksanaannya adalaha 4 kali dengan persentase 40%
-55%
Kategori D
jumlah pelaksanaannya adalaha 2 kali dengan persentase kurang dari
40%

a.
Pra pelaksanaan Praktikum

Sebelum melaksanakan praktikum di dalam laboratorium, segala sesuatu
yang berkaitan dengan pektikum harus diperhatikan. Hal ini dilakukan demi
kelancaran dan
efektivitas dari pelaksanaan praktikum. Ada beberapa hal yang
perluh di perhatikan sebelum melaksanakan praktikum, yaitu :

1.
Pembagian Kelompok
Laboratorium di bangun berdasarkan atas beberapa pertimbangan antara
lain ukuran laboratorium. Jumlah siswa yang
melebihi kapasitas ruangan

40

laboratorium akan mengganggu kenyamanan dan jalannya praktikum. Untuk itu,
sebelum pelaksanaan praktikum diadakan pembagian kelompok siswa untuk
memaksimalkan pencapaian tujuan dari setiap praktikum.

2.
Pembagian Penuntun (LKS)
Set
iap praktikum diharapkan untuk memiliki buku penuntun praktikum
atau lembar kerja siswa
. Penuntun ini di bagikan kepada siswa sebelum praktikum
di laksanakan. Hal ini dimaksudkan agar setiap praktikum memiliki pengetahuan
dasar berkaitan dengan unit prakti
kum yang akan dilaksanakan akan, misalkan
pengetahuan mengenai alat dan bahan serta cara kerja dari unit praktikum.

3.
Respon
Praktikum dilaksanakan setelah praktikum mendapatkan teori yang
berkaitan dengan unit praktikum. Respon ini diberikan kepada siswa un
tuk
mengetahui pemahaman terhadap teori dan proses yang akan dilakukan dalam
praktikum.

4.
Penyiapan Alat dan Bahan
Setiap kegiatan praktikum IPA di perlukan alat dan bahan tertentu sebelum
praktikum di laksanakan . maka alat dan bahan yang di perluhkan haru
s sudah di
sediakan dan di siapkan oleh guru pembimbing praktikum. Penyediaan dan
penyiapan alat dan bahan praktikum ini di sesuaikan dengan topik praktikum
maupun jumlah praktikum atau siswa yang akan melaksanakan praktikum.

5.
Evaluasi
Setelah selesai melak
ukan praktikum maka akan diadakan evaluasi untuk
mengukur dan menilai sejauh mana kemampuan siswa memahami baik materi

41

maupun proses praktikum yang di laksanakan ataupun pengenalan alat dan bahan
yang digunakan
dalam praktikum di laboratorium (Hasil Wawanc ara).
b.
Pelaksanaan Praktikum
1.
Struktur dan fungsi sel serta jaringan pada tumbuhan dan hewan
-
Siswa melakukan praktek dengan mengamati preparat yang sudah jadi dan siswa
membuat bentuk
-bentuk sel baik yang terdapat pada hewan, tumbuhan dan
manusia.

2.
Sistem gerak (tulang, otot dan sendi)
-
Siswa mengamati torso atau carta daripada organ -organ yang terdapat pada tubuh
manusia.

3.
Sistem peredaran darah (jantung, pembuluh darah, komponen darah)
-
Siswa melakukan praktek khususnya pada peredaran darah hewan (katak, ika n)
yaitu dengan membedah dan mengamati perbedaan peredaran darah tersebut.

4.
Sistem pencernaan makanan (lambung, usus besar, usus kecil)
-
Siswa melihat proses pencernaan makanan pada makhluk hidup dan menguji
kadar
-kadar makanan yang terkandung di dalam makan an tersebut.
5.
Sistem respirasi (internal dan eksternal)
-
Siswa pembedakan pernapasan eksternal dan internal dengan melihat carta secara
teori.

6.
Sistem ekskresi
-
Siswa melakukan praktek dengan mengamati alat pengeluaran pada makhluk
hidup, contohnya belalang ke
mudian mengamati sistem ekskresi yang terjadi
pada hewan.

42

7.
Sistem kordinasi dan indra (mata dan telinga)
-
Siswa mengamati carta mata, telinga, hidung, kulit dan siwa diberikan tugas
untuk mengamati sekitar lingkungan, apakah dalam sistem indra itu ada kelai
nan
kemudian di diskusikan bersama.

8.
Sistem reproduksi
-
Siswa melakukan pengamatan dengan menggunakan carta yaitu alat -alat
reproduksi pada manusia dan perkembangannya
(Hasil Wawancara).
c.
Faktor -faktor penghambat terhadap praktikum yang tidak terlaksana

Fa ktor-faktor tersebut sehingga tidak terlaksana praktikum biologi
berorientasi
life skill tersebut antara lain adalah :
1.
Tidak tersedianya bahan praktikum
2.
Waktu untuk melaksanakan praktikum tidak cukup
3.
Kerusakan dan kekurangan alat -alat praktikum (Hasil Wawancara).
d.
Pengelolaan Laboratorium
Untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar dalam bidang ilmu
pengetahuan alam, selain memberikan bahan atau materi pelajaran, maka di
perluhkan juga pembuktian dengan realita berupa praktikum. Melalui lati
han ini
dibuktikan kebenaran teori
-teori yang diberikan dalam kelas dan juga merangsang
suatu per
cobaan tertentu secara terpimpin atau menemukan sendiri. Dalam
berbagai percobaan di laboratorium IPA tent
u sangat dibu tuhkan yang namanya
alat dan bahan untuk
melakukan sebuar pe rcobaan, namun jika alat tersebut rusak
maka kita
bisa membuatnya sendiri dari bahan yang sederhana sesuai dengan
ukuran dan bentuk yang di kehendaki contohnya yaitu :

43

1.
Lampu Spiritus dari Botol Tinta
Untuk membuat sebuah lampu spiritus
dari botol tinta digunakan bahan
dari sebuah botol tinta dengan tutup logam yang bergulir, sebuah paku, gunting
kaleng, sehelai logam atau kaleng dari bahan yang lunak, batang tongkat yang
bulat dengan garis tengah 8
– 0 mm, kain bekas atau handuk berkas a tau segulung
tali sebagai sumbu lampu dan spiritus.

Lampu spirtus itu dapat dibuat dengan sebagai berikut :

-
Lubangi tengah -tengah tutup logam botol tinta itu dengan paku, lalu
besarkan garis tengahnya sampai 8
– 0 m dengan memutarkan ujung
sebuah kikir ber
bentuk segi tiga yang dimasukkan ke lubang itu. Keliling
lubang itu dihaluskan dengan memakai suatu alat yang keras

-
Guntinglah sehelai logam atau kaleng dari bahan lunak, dengan ukuran 2,5
cm lebar dan 4 cm panjang. Kemudian gulungkanlah guntingan itu
menj
adi suatu tabung pada batang tongkat yang bulat dengan garis tengah
8
– 0 mm.
-
Masukkan tabung ke dalam botol sejauh kira -kira 1 cm, dan sekelilingnya
dapat dipatrikan pada tutup botol.

-
Buatlah sumbu lampu dari kain bekas atau handuk bekas atau dari
segulun
g tali, dengan panjang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
dasar botol.

-
Gunakanlah spirtus sebagai minyaknya.
-
Untuk tudung dapat digunakan tutup pulpen atau kelongsong bekas peluru
dari tembaga .

44

2.
Neraca Sederhana
Untuk membuat neraca sederhana
disediakan bahan -bahan seperti kaleng
bekas, tali, paku, bejana timbangan dari gelas berukuran, batu atau uang logam
dan papan berikut tiang penunjang timbangan.

-
Mula -mula di sekeliling kaleng bekas dibuat dengan paku 4 buah lubang
dengan jaraknya masing
-masing sama.
-
Pasanglah tali melalui lubang itu dan kemudian tali -tali itu disatukan.
-
Selanjutnya piring atau bejana timbang ini digantungkan pada gelang karet
yang terkait pada sebuah paku.

-
Bila tidak tersedia anak timbangan, maka untuk membuat skala timban gan
digunakan air yang diketahui isinya dan dituang ke dalam bejana
timbangan dari gelas berukuran.

-
Kemudian dibuat tanda -tanda skala pada tiang penunjang timbangan
dihadapan tepi bejana timbangan itu, berdasarkan air dalam bejana
timbangan tadi.

-
Untuk men entukan garis ukuran selanjutnya digunakan batu biasa dan
batu
-batu ini diberi tanda.
-
Sehingga dapat digunakan sebagai anak timbangan.
-
Disamping batu -batu biasa tadi dapat pula digunakan mata uang logam
sebagai batu timbangan
(Muhsin 1993, 290).

45

B.
Pembahasan
1.
Pelaksanaan Prak tikum SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo
a.
Pelaksanaan Praktikum
Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterlaksanan unit praktikum kelas X
I
mengenai peningkatan pelaksanaan praktikum biologi berorientasi
life skill pada
proses pembelaja
ran SMA Negeri 1 Majauleng Kab Wajo telah mengalami
peningkatan atau telah berorientasi pada
life skill yang dibuktikan bahwa dari
setiap unit praktikum telah sesuai dengan tiap jenis
-jenis life skill dari 7 praktikum
yang terlaksana,
yang dimulai dari tiap unit praktikum yaitu 1) struktur dan
fungsi sel serta jaringan pada tumbuhan dimana
siswa melakukan praktek dengan
mengamati preparat yang sudah jadi dan siswa membuat bentuk
-bentuk sel baik
yang terdapat pada hewan
yang sesuai den gan jenis life skill social skill dan
akademik skill
, 2) sistem gerak (tulang, otot dan sendi) tumbuhan dan manusia
dimana s
iswa mengamati torso atau carta daripada organ -organ yang terdapat
pada tubuh manusia
yang sesui dengan life skill sosial skill dan akademik skill , 3)
sistem peredaran darah (jantung, pembuluh darah, komponen darah) dimana
Siswa melakukan praktek khususnya pada peredaran darah hewan (katak, ikan)
yaitu dengan membedah dan mengamati perbedaan peredaran darah tersebut
yang
juga sesuai d
engan life skill social skill dan akademik skill , 4) Sistem respirasi
(internal dan eksternal) dimana
siswa pembedakan pernapasan eksternal dan
internal dengan melihat carta secara teori
yang sesuai dengan life skill thinking
skill
, 5) Sistem ekskresi dimana s iswa melakukan praktek dengan mengamati alat
pengeluaran pada makhluk hidup, contohnya belalang kemudian mengamati

46

sistem e
kskresi yang terjadi pada hewan yang sesuai dengan life skill social skill ,
6
) Sistem koordinasi dan indra (mata dan telinga) dimana siswa mengamati carta
mata, telinga, hidung, kulit dan siwa diberikan tugas untuk mengamati sekitar
lingkungan, apakah dalam sistem indra itu ada kelainan kemudian di diskusikan
bersama
yang sesuai dengan life skill personal skill , 7) Sistem reprod uksi dimana
s
iswa melakukan pengamatan dengan menggunakan carta yaitu alat -alat
reproduksi pada manusia dan perkembangannya
yang sesuai dengan life skill
thinking skill
, jika ditinjau pada kurikulum yang berlaku KTSP 2006 dapat
dikatakan baik
, karena dari 8 unit praktikum hanya 1 unit praktikum yang tidak
terlaksana.
Praktikum merupakan tempat untuk menggali lebih jauh tentang
sistem praktikum yang paling efektif dalam proses pembelajaran dan merupakan
aplikasai dari teori
-teori atau konsep -konsep yang tela h dipelajari untuk
memecahakan berbagai masalah biologi melalui percobaan.
Hal ini sejalan
dengan Rajemi (2004) dalam penelitiannnya bahwa
ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pela
ksanaan praktikum biologi yaitu a) persiapan praktikum
yang
meliputi persiapan pengajar dan s iswa pada tahap persiapan ada dua
kelompok yang mengadakan
persiapan yaitu siswa dan pembimbing praktikum
dalam hal ini yang dimaksaud pembimbing praktikum adalah pengajar bidang
studi biologi, laboran, dan asisten prakti
kum. b) proses kegiatan praktikum. Hal
tersebut merupakan inti dari serangkaian pelakasanaan praktikum biologi. Yang
perlu diperhatikan adalah semua siswa harus aktif melakukan percobaan,
pembagian kelompok siswa menggunakan waktu dan tempat seefisien mun
gkin,
observasi kegiatan oleh guru terhadap cara siswa melakukan percobaan, dalam

47

kegiatan praktikum ini waktu yang digunakan untuk melakukan percobaan
membutuhkan wak
tu yang lama. Tempat untuk melaku kan praktikum juga
menentukan berhasilnya suatu praktik
um. Keberadaan pembimbing dalam proses
pelaksanaan praktikum mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal
mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan dengan sabar, tekun, dan hati
-
hati.

Hasil pelaksanaan praktikum berorientasi
life skill pada tiap indikator yaitu :
a.
Kecakapan personal ( personal skill ) tingkat pelaksanaannya menc apai 40%
b.
Kecakapan sosial ( social skill ) tingkat pelaksanaannya mencapai 80%
c.
Kecakapan akademik ( academic skill ) tingkat pelaksanaanya mencapai 70%
d.
Kecakapan thinking ( thinking skill ) tingkat pelaksanaanya mencapai 70%
(Hasil Wawancara)

Selain dalam pelaksanaan praktikum yang berorientasi
life skill terdapat
pula dalam pengelolaan laboratorium dimana jika kalau tidak terdapat alat atau
bahan saa
t praktikum maka siswa dapat membuat alat dan bahan tersebut dengan
menggunakan bahan yang sederhana seperti lampu spiritus
dari botol tinta dan
neraca sederhana (Hasil Observasi).

b.
Faktor -faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Praktikum Biologi
Berorientasi
Life Skill pada Proses Pembelajaran SMA Negeri 1
Majauleng Kab. Wajo.

Berdasarkan hasil wawancara
dengan ibu guru Mustika S.Pd pada tanggal
10 Februari 2010
, ada beberapa faktor yang dialami dalam pelaksanaan praktikum
biologi berorientasi
life skill pada proses pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng
Kab. Wajo khususnya pada kelas XI. Faktor
-faktor tersebut sehingga tidak

48

terlaksana praktikum biologi berorientasi
life skill tersebut antara lain adalah
tidak tersedianya bahan praktikum, waktu untuk melaksanak
an praktikum tidak
cukup sehingga unit praktikum yang lain tidak dapat dilaksanakan pada jadwal
yang telah ditentukan dan sering terjadi waktu paraktikum telah habis tetapi masih
ada unit praktikum yang akan dilaksanakan pada konsep yang sama.

Kerusakan
dan kekurangan alat -alat praktikum merupakan salah sa tu faktor
dalam pelaksanaan
an praktikum, misalnya jumlah mikroskop sangat terbatas
untuk melaksanakan praktikum terutama pada saat ujian dengan menggunakan
mikroskop. Sejumlah mikroskop yang tersedia ju
ga mengalam i kerusakan karena .
Hal ini dapat
menjadi faktor yang menghambat kelancaran pelaksanaan
praktikum yang menggunakan mikroskop.

Menurut Sigian
( dalam Rajemi 2004, 11 ) bahwa ada beberapa hal yang
menyebabkan praktikum tidak berjalan dengan baik
yaitu, 1) jumlah siswa terlalu
banyak untuk menghadapi satu percobaan, 2) Penempatan buku dan tas yang
berada di atas meja percobaan, 3). Keadaan siswa sendiri. Lanjut Sigian
mengemukakan bahawa suatu praktikum yang menjadi sangat berpengaruh adalah
k
etersediaan alat dan bahan, adapun yang menjadi kendala sehingga praktikum
tidak berjalan dengan baik adalah :

1.
Terjadi kerusakan alat dan bahan sebelum dan pada saat praktikum
2.
Ada alat dan bahan yang tidak sempurna
3.
Alat yang sudah lama tidak terpakai pada saat praktikum barulah diketahui
4.
Pencarian alat dan bahan yang tidak teratur

49

5.
Petugas tidak menguasai seluk beluk peralatan dan bahan, tempatnya,
pembeliannya dan nama alat dan bahan

6.
Alat dan bahan yang hilang pada saat praktikum.

Hasil pengamatan inventaris alat dan bahan pada SMA Negeri 1
Majauleng Kab. Wajo tersebut menunjukkan bahwa alat dan bahan merupakan
faktor penghambat dalam melakukan praktek. Hal ini disebabkan oleh kurang
lengkapnya alat dan bahan yang
menunjang keterlaksanaan setiap praktikum
biologi berorientasi
life skill dapat di tanggulangi dengan dana dalam bentuk
untuk pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran
life skill.
c.
Upaya yang Dilakukan oleh Guru Terhadap Tidak Terlaksananya
Praktikum Biologi
Berorientasi Life Skill Kelas X I Pada Proses
Pembelajaran SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo.


Proses pembelajaran biologi melalui pemberian materi tidak cukup untuk
menunjang dalam pen
guasaan materi tetapi tetap sering dengan pemberian
praktikum kepada siswa sehingga melatih siswa untuk berpikir dalam
memecahkan salah satu masalah biologi melalui praktikum. Oleh karena itu,
berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah terutama guru
biologi untuk
melakukan kegiatan
-kegiatan yang dapat menunjang teori yang diberikan seperti
praktikum.

Berdasarkan hasil
wawancara ada beberapa usaha ya ng dilakukan oleh guru
sebagai upaya
pada unit praktikum yang tidak dilaksanakan yaitu :
3.
Pemberian teori menyangkut materi
4.
Penugasan gambar dengan penjelasan deskrip
5.
Pemberian materi dengan penugasan gambar.

50

Unit praktikum yang tidak dilaksanakan disebabkan tidak cukup waktu
untuk melaksanaakannya, maka
upaya yang dilakukan adalah pemantapan materi
praktikum sesuai dengan konsep yang dipelajari sehingga dapat memberikan
pemahaman terhadap konsep yang dipelajari kepada siswa.

Usaha yang di
lakukan terhadap unit praktikum yang tidak terlaksana karena
tidak adanya
bahan praktikum ialah guru mengambil inisiatif penugasan gam bar
dengan penjelasan deskripsi
. Melalui gambar tesebut siswa dapat mengamati dan
memperhatikan gambar tersebut kemudian membandingkan gambar yang ada
pada carta, sehingga dengan usaha ini, siswa
dapat memahami materi yang
dipelajari meskipun hanya melalui gambar
atau turso .
d.
Pengelolaan Laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo


1)
Penataan Desaian dan Fungsi Laboratorium dalam Pelaksanaan
Pembelajaran IPA Biologi

SMA Negeri 1 Maja
uleng Kab. Wajo memiliki sarana pendidikan yang
dapat menunjang kegiatan proses pembelajaran antara lain adalah laboratorium
IPA. Laboratori
um IPA dibangun pada tahun 1987 dengan lebar 9 meter dan
panjangnya
7 meter. Adapaun laboratorium IPA tersebut terd iri atas dua ruangan
yaitu ruangan
Fisika dan gedung Biologi/Kimia.
Laboratorium IPA Biologi/Kimia di
SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo
terdiri atas tiga ruangan, yaitu ruangan utama, ruangan penyimpanan lemari alat
dan bahan dan r
uangan gudang untuk meny impan alat -alat yang tidak di gunakan
lagi
. Ruang utama yang digunakan sebagai tenpat pelaksanaan praktikum
dilengkapi dengan meja panjang dan kursi, westafel yang terdapat pada bagiang

51

samping, serta lemari gantung pada dinding atas laboratorium. Karena
l
aboratorium tersebut mempunyai ruangan persiapan dan ruangan penyimpanan
yang khusus, maka pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan baik.

Laboratorium I
PA Biologi SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo yang
didesain sedemikian rupa,
jenis kegiatan y ang akan m empergunakan laboratorium
tersebut. Dengan demikian, diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran
IPA khususnya biologi. Untuk pelaksanaan praktikum khususnya Biologi, guru
dibantu oleh siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya,
siswa mengambil sendiri alat dan bahan tersebut. Guru menjelaskan prosedur
praktikum sesuai dengan
lembar kerja siswa ( LKS ) yang dimiliki siswa. Untuk
keselamatan para pemakai laboratorium, maka dilengak
api dengan kotak P3K
beserta isinya, tabung pemadam k
ebakaran dan semua bahan kimia d iberi label,
saat praktikum siswa juga menggunakan baju praktikum dan masker guna
menghindari bahan yang sifatnya berbahaya.

Sehubungan dengan itu maka laboratorium di sisni memegang peranan
penting di dalam tercapainya pro
ses belajar mengajar, pengelolaan laboratorium
yang baik di perlukan sehubungan dengan penggunaan laboratorium IPA yang
efektif. Dengan demikian, kegiatan percobaan atau praktikum yang bersifat ilmiah
dapat berjalan dengan lancar.

Hal ini membuat peneliti
mengambil kesimpulan bahwa dengan adanya
pengelolaan laboratorium yang baik makan dapat meningkatkan efektivitas
penggunaan laboratorium IPA yang manunjang tingkat kualitas proses belajar
mengajar biologi

52

Gambar denah laboratorium IPA Biologi
/Kimia di SMA Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo







2
Keterangan :
1.
Pintu masuk
2.

3.

4.

5.
Westafel
Keterangan :


1.
Pintu
2.
Westafel
3.
Meja praktikum
4.
Kursi siswa
5.
Westafel
6.
Lemari gantung
7.
Kursi guru
8.
Meja guru
9.
Westafel
10.
Westafel
11.
Ruang alat dan bahan
12.
Ruangan penyimpanan media
13.
Ruang gudang
14.
Papan tulis
2)
Pengelolaan Fasilitas, Invetaris Alat dan bahan


Sesuai dengan hasil observasi bahwa fasilitas umum yang ada di
laboratorium SMA Negeri
1 Majauleng Kab. Wajo yaitu ventilasi, air PAM, aliran


3


8

7








6


4


9


11



12


2







5


10
1


5




13

1
4

53

listrik dan westafel. Sedangakan fasilitas khusus yaitu lemari
alat, kursi siswa,
meja siswa, kursi guru, meja guru, papan tulis dan kotak P
3K.
Alat praktikum Biologi yang banyak jenisnya sebagaian besar terbuat dari
gelas. Sedangkan bahan praktikum ada yang berupa zat kimia, bahan uji makan,
dan alat peraga seperti t
orso perempuan. Oleh karena itu, diperlukan tempat dan
inventaris secara teratur. Dengan demikian, alat dan bahan dapat dipergunakan
sesuai dengan fungsinya.

Untuk memudahkan inventaris secara teratur, semua alat dan bahan dicatat
dalam buku stok/buku inve
ntaris alat dan bahan agar laboratorium dapat
dipertahankan. Adapun bahan praktikum yang diperoleh dari bagian hewan atau
tumbuhan, disamping disediakan oleh siswa, biasanya juga disediakan pihak
pengelola laboratorium dalam bentuk prefarat jadi atau aweta
n.
Pengelolaan yang baik diharapkan dapat membentuk kelancaran kegiatan di
laboratorium. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab
sekolah secara
keseluruhan, mem
erikan bantuan dari tenaga adminstrasi dan guru untuk
mengelola laboratorium. Oleh karena itu,
pengelola laboratorium dapat
menciptakan suasana laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik, menjaga
kebersihan, keamanan, dan keselamatan kerja agar pemakaian laboratorium dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan yang kita harapkan.

54

A.
FASILITAS LAB ORATORIUM
1.
Fasilitas Umum
No
Jenis Ada Tidak ada Keterangan
1

2

3

4

5

6

Bak cuc
i
Listrik

Air

Ventilasi

Gas

Papan pengumuman


ü

ü

ü

ü

ü



220 watt

PAM


2.
Fasilitas Khusus
No
Jenis Ada Tidak ada Keterangan
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Lemari biasa

Lemri gantung

Lemari bawah meja

Kursi siswa

Kursi guru

Meja guru

Meja siswa

Meja demonstrasi

Kotak P3K

Tabung pemadam

Papan tulis

Meja persiapan

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü







ü



B.
INVENTARIS ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Gol

No
Nama alat Ukuran Jumlah Keadaan
Baik
Rusak
A
Alat dari kaca

1
2

3

4




5

6

7


8

9

Tabung reaksi

Rarak tabung reaksi

Penjepit tabung

Gelas kimia




Kaki tiga

Kasa

Labu erlemeyer


Sumbat karet

Sumbat gabus

150 ml



100 ml

250 ml

500 ml




250 ml

500 ml



120

7

12

20

9

6

15

12

20

5

9

5

7

120

6

10

19

6

6

12

12

15

5

7

5

6

-

1

2

1

3

-

3

-

5

-

2

-

1

55

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Corong

Kaca arloji

Cawan petri

Batang pengaduk

Statif

Lumpang da Alu

Plat
tetes
Pipa kaca Y

Pipa kaca





100 cm





8

3

13

19

5

21

4

4

2

7

3

12

19

5

21

4

4

2

1

-

1

-

-

-

-

-

-


2.
Alat
Gol

N o

Nama alat
Ukuran Jumlah Keadaan
Baik
Rusak
B
Alat Pengukur

1
2

3

4

5

6

7


Silinder ukur

Pipet

Neraca

Thermometer

Thermometer
badan

Hygrometer

Stopwatch

100 ml
8
11

3

6

5

2

5

7

7

3

4

4

2

5

1

4

-

2

1

-

-


C
Alat pemanas

1
2

Pembakar
spritus
Kompor gas


800 ml
6
-

6

-

-

-

D
Alat optic

1
2

Mikroskop

Kaca pembesar




7
3

6

3

1

-

E
Alat seksi

1
2

3

4

5

6

Scalpel

Pinset

Gunting

Jarum seksi

Jarum pentul

Papan bedah


4
4

6

20

-

2

4

3

5

18

-

2

-

1

1

2

-

-

F

1

2

Alat
-alat lain
P

K



2

2


2

2


-

-

56

3.
Bahan
No
Nama Alat Jumlah Keadaan

Baik Rusak
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22




23

Air suling

Alkohol 75 %

Asam cuka

Agar powder

Amonium hidroksida

Basium hidroksida

Eosin

Formalin

Gula pasir

H2SO4

HCl

Iodium

Kloroform

Kertas saring

Kapas

Kaca objek

Kaca penutup

Kertas lakmus merah

Kertras lakmus biru

Methyl blue

Methyl red

Preparat tumbuhan

-
Akar Zae mays
-
Batang Zae mays
-
Daun Zae mays
Vaselin

1 0
00 ml
2
btl 500 ml
1 btl 500 ml

3
grm
1 btl

2 btl

30
grm
500 ml

1 liter

43 ml

43 ml

15 gram

3 btl 45 ml

3 dos

25 grm

4 dos

4 dos

1 dos

1 dos

50 ml

50 ml


1 pcs

1pcs

1 pcs

1 btl




























-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-




-

-

-

-

57

BAB V

PENUTUP


A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1.
Peningkatan pelaksanaan praktikum biologi pada proses pembelajaran SMA
Negeri 1 Majauleng kab. Wajo telah berorientasi pada
life skill dan
Pelaksanaan praktikum biologi b
erorientasi life skill pada proses pembelajaran
SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo kelas XI dapat dikategorikan sangat baik.
Karena dari 8 praktikum hanya 1 praktikum saja yang tidak terlaksana.

2.
Beberapa faktor penghambat sehingga tidak terlaksana praktikum biologi
berorientasi
life skill ialah tidak tersedia bahan dan alat saat ingin melakukan
praktikum dan u
paya yang dilakukan guru sebagai pengganti praktikum adal ah
pemantapan materi melalui ka
jian pustaka dan pemberian tugas yang
menyang
kut materi tersebut dan dengan a danya anggaran dari pemerintah dan
komite sekolah dapat menunjang peningkatan pelaksanaan praktikum biologi
beroientasi
life skill guna memelihara alat dan bahan praktikum.
3.
Pengelolaan laboratorium Biologi di SMA Negeri 1 Majauleng Kab . Wajo
cukup baik sebab alat
-alat dan bahan telah mempunyai tempat penyimpanan
yang sesuai dengan jenisn
ya, begitupun dengan laborannya mengenai
administrasi.

58

B.
Implikasi
Dari hasil kesimpulan tersebut di atas, maka penulis menyarankan :

1.
Guru bidang stu di biologi hendaknya dapat mengupayakan untuk
merencanakan dan melaksanakan praktikum dalam pembelajaran biologi yang
belum dapat dilaksanakan pada tahun berikutnya
dengan mempertimbangkan
faktor
-faktor penghambat yang dialami sehingga setiap unit praktiku m dapat
terlaksana dengan
lancar sesuai dengan tujuan kurikulum.
2.
Guru sebagai fasilitator perlu menyadari dan memahami bahwa kegiatan
praktikum biologi adalah pelajaran biologi, karena itu guru seyogyianya tidak
mengabaikan kegiatan praktikum yang telah
digariskan dalam kurikulum
3.
Pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan, perlu memberikan prioritas
perhatian terhadap pengadaan alat
-alat dan bahan serta perlu mengadakan
pelatihan penggunaan alat
-alat praktikum secara berkesinambungan.

59

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (a)
Pendidikan Kecakapan Hidup .http://infopendidikankita.bligspot.com

Diakses tanggal 21 Agustus 2009.

Anonim (b) Upaya
Meningkatkan Mutu dan Toleransi Pendidikan yang

Berorientasi

Anonim
(c) Kecakapan Hidup . http://alumnisaf.blogspot.com . Diakses pada
tanggal 20
Agustus 2009.

Anonim (d
) Belajar. http://wikipedia.org/wiki/belajar. Diakses pada tanggal 20

Agustus 2009.

Anonim (e
) Life Skill Kecakapan Hidup . http://digilib.uin -suka.ac.id . Diakses

padaTanggal 21 agustus 2009.

Anonim (f
) Muatan Pendidikan yang Berorientasi pada Kecakapan Hidup .

http://pakguruonline.net/life . Diakses pada tanggal 20 agustus 2009.

Depdiknas.
Pendidikan Kecakapan Hidup . Swa Bina Qualita Indonesia :

Surabaya, 2003.

Jamal, Ma’mur.
Sekolah Life Skill . DIVA Opres s: Jogjakarta, 2009.

Lub
is, Muhsin. Pengelolaan Laboratorium IPA . Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan: Jakarta, 1994.

Rajemi,
Studi Keterlaksanaan Praktikum Biologi Kelas 2 SMU Negeri

Sekabupaten Bantaeng . Skripsi. UNM: Makassar , 2004.

Sugiyono.
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D . Bandung:

Alfabet, 2009.

Sudjana.
Dasar -dasar Proses Belajar Menghajar . Sinar Baru Algesindo: Bandung, 2004.

Trianto.
Model -Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik .

Prestasi Pustaka: Jakarta, 2007.

Tim Dosen.
Biologi Dasar . UNHAS: Makassar, 2004.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia .
DEPDIKBUD RI: Jakarta, 1994.


Wirjosoemarto,
Koesmadji. Teknik Laboratorium . UNM: Makassar, 2000.

60

Yunus, Dadang
. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup .

T anggal 26 Juli 2009: Gorontalo, 2009.

Zuchdi, Darmiyati.
Humanisasi Pendidikan . PT Bumi Aksara: Jakarta, 2008.

61






LAMPIRAN


A.
INSTRUMEN PENELITIAN

62

CEK LIST

PENINGKATAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
BERORIENTASI
LIFE SKILL PADA PROSES PEMBELAJARAN SMS
NEGERI 1 MAJAULENG KAB. WAJO

A.
Petuntuk Pelaksanaan Angket untuk Guru Biologi
1.
Anda sangat diharapkan untuk menjawab setiap pertanyaan di bawah ini.
2.
Anda diminta memberikan jawaban singkat ya atau tidak yang dianggap
benar.

3.
Isilah titik di bawah ini dengan jelas sesuai dengan identitas anda.
Nama
: ………………………………..
Sekolah
: ………………………………..
4.
Angket
Konsep di bawah ini adalah mater
i kelas XI semester Ganjil dan smester
Genap :

Indikator
Praktek yang
Dilakukan

Terlaksana
Kelas XI IPA
1

Kelas XI IPA 2

Ya
Tidak a b c d a b c d
Struktur dan
fungsi sel serta
jaringan pada
tumbuhan dan
hewan




Sistem gerak
(tulang, otot
dan
sendi)


Sistem
peredaran
darah (jantung,
pembuluh
darah,
komponen
darah)



Sistem
pencernaan
makanan
(lambung,
usus besar, usu
kecil)



Sistem
respirasi
(internal dan
eksternal)

63


Sistem
ekskresi





Sistem
kordinasi dan
indra (mata
dan telinga)



Sistem
reproduksi
manusia




Keterangan :

a : Kecakapan Personal (
personal skill )

- Penugasan mandiri
b : Kecakapan Sosial (
social skill )

- Bekerja sama
c : Kecakapan Akademik (
academik skill)

- Melaksanakan penelitian
d : Kecakapan Thinking (
thinking skill )

- Menggali informasi

64

A.
Bukti Hasil Wawancara


Berdasarkan dengan ini saya selaku mahasiswa pendidikan Biologi yang
telah melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Pelaksanaan Praktikum
Biologi Berorientasi
Life Skill pada Proses Pembelajaran SMA Negeri1
Majauleng Kab. Wajo telah melakukan
wawancara dengan guru biologi di SMA
Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo
yang bernama yaitu ibu Mustika S.pd. pada
tanggal 10 Februari 2010 di ruang laboratorium SMA Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo
dimana wawancara tersebut mengenai bagaimana pelaksanaan praktikum
berorientasi
life skill, faktor-faktor penghambat apa dalam pelaksanaan praktikum
berorientasi, dan bagaimana pengelolaan laboratorium SMA Negeri 1 Majauleng
kab. Wajo.





Makassar, 10 Februari 2010

Guru Biologi


Mustika S.Pd.

NIP :

65

66

67

68

69

A.
Pedoman Wawancara tentang Desain Laboratorium dan Pelaksanaan
Praktikum Biologi Berorientasi
Life Skill

1.
Kepala sekolah
a.
Laboratorium IPA dibangun pada tahun berapa ?
b.
Berapa ukuran laboratorium IPA tersebut ?
c.
Apakah laboratorium IPA tersebut tersedia ruangan praktikum untuk mata
p
elajaran biologi, fisika dan kimia ?
d.
Jika tidak, bagaimana cara pengaturan jadwal penggunaan laboratorium
tersebut untuk biologi, fisika dan kimia ?

e.
Apakah desain laboratorium SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo sudah
dapat menunjang proses pembelajaran ?

2.
Guru Biologi
a.
Kendala apakah yang dihadapi sehingga tidak terlaksana praktikum
biologi berorientasi life skill ?

b.
Apakah dampak yang ditimbulkan dengan pelaksanaan praktikum biologi
berorientasi
life skill ?
c.
Bagaimana pengaturan jadwal penggunaan laboratoriu m tersebut untuk
praktikum biologi ?

d.
Siapakah yang mengatur jadwal penggunaan laboratorium tersebut ?
e.
Kegiatan apa sajakah yang dilakukan dalam laboratorium ?
f.
Untuk pelaksanaan praktikum biologi, apa saja yang bisa dilakukan oleh
guru biologi ?

70

B.
Pedoman Wawancara tentang Pengelolaan Fasilitas, Inventaris Alat dan
Bahan pada Laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri 1 Majauleng.


1.
Koordinator Laboratorium
a.
Apakah sejumlah fasilitas yang ada dalam laboratorium bisa mengalami
perubahan tempat ?

b.
Jika ya, fasilitas apa saja ?
c.
Apakah pengadaan alat dan bahan praktikum semuanya bantuan dari
pemerintah ?

d.
Bagaimana cara pengadaan alat dan bahan yang bukan bantuan dari
pemerintah ?

e.
Bagaimana sistem pemeliharaan alat dan bahan dari kerusakan ?
f.
Karena ruangan praktikum dug unakan untukmpenyimpanan lemari alat
dan bahan, apakah tidak menggangu kelancaran jalannya praktikum ?

g.
Hal-hal apa saja yang dilakukan untuk menjaga keselamatan para
penggunaan laboratorium ?

h.
Apakah dalam pengelolaan fasilitas alat dan bahan dilengkapi dengan
buku stok dan buku inventaris ?

i.
Siapakah yang bertanggungjawab dalam pengelolaan laboratorium IPA?
j.
Apakah dalam pengelolaan laboratorium semuanya dilakukan oleh kepala
sekolah ?

C.
Pedoman Wawancara tentang Pengelolaan Anggaran

a.
Dari manakah diperoleh anggaran laboratorium IPA
b.
Berapa besarnya sumbangan tersebut ?
c.
Apakah semua dana tersebut hanya untuk anggaran laboratorium ?

71

d.
Bagaimana langkah -langkah perencanaan anggaran untuk pengadaan alat
dan bahan di laboratorium IPA SMA Nege
ri 1 Majauleng ?

72

D.
Hasil Pedoman Wawancara
A.
Pedoman Wawancara tentang Desain Laboratorium dan Pelaksanaan
Praktikum Biologi Berorientasi
Life Skill pada proses pembelajaran
SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo


1.
Kepala Sekolah

a.
Laboratorium IPA dibangun pada tahun 1987
b.
Ukuran labo ratorium IPA tersebut adalah 9 X 7 meter
c.
Laboratorium IPA terbagu atas dua ruangan yaitu ruangan IPA Fisika dan
ruangan IPA Biologi/Kimia.

d.
Cara pengaturan jadwal penggunaan laboratorium tersebut yaitu karena fisika
sudah memiliki
ruangan tersendiri maka jadwalnya diatur sendiri oleh
pengelolah laboratorium fisika dan tentunya di sesuaikan dengan jadwalnya
untuk kimia dan biologi diatur berdasarkan roster.

e.
Ya, karena itu sudah di atur sedemikian rupa modelnya, kemudian alat dan
baha
n diatur sebaik mungkin sehingga mempermudah dalam pelaksanaan
praktikum.

2.
Guru Biologi
a.
Kendala yang sering dihadapi adalah masalah bahan karena terkadang bahan
yang ingin di gunakan untuk praktikum tidak ada sehingga itu menghambat
proses belajar.

b.
Dampak y ang di timbulkan banya sekali antara lain bagi siswa dalam
pengenalan alat
-alat dari yang tidak tahu menjadi tahu alat -alat yang di
gunakan dalam praktikum terutama dalam penggunaan mikroskop, siswa jadi
terampil dalam pencampuran bahan atau zat
-zat.

73

c.
Untuk pengaturan jadwal disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran biologi
atau roster.

d.
Yang mengatur jadwal penggunaan laboratorium yaitu laboran.
e.
Kegiatan yang di lakukan dalam laboratorium yaitu praktikum, dan
pengamatan jika menggunakan turso atau gambar.

f.
Ap a saja yang di lakukan oleh guru biologi yaitu tergantung dari materi yang
di berikan, maka guru juga akan melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan materi tersebut.

3.
Koordinator Laboratorium
a.
Gambar denah laboratorium IPA Biologi/Kimia di SMA Negeri 1 Majauleng
sebagai berikut :







2
Keterangan :

Keterangan :

9.
Pintu











3


8

7








6


4


9


11



12


2







5


10
1


5




13

1
4

74

Keterangan :

1.
Pintu
2.
Westafel
3.
Meja Praktikum
4.
Kursi Siswa
5.
Westafel
6.
Lemari Gantung
7.
Kursi Guru
8.
Meja Guru
9.
Westafel
10.
Westafel
11.
Ruangan Alat dan Bahan
12.
Ruangan Penyimpanan Media
13.
Ruangan Gudang
14.
Papan Tulis

A.
Pedoman Wawancara tentang Pengelolaan Fasilitas, Inventaris Alat dan
Bahan pada Laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri 1 Majauleng.


a.
Sejumlah fasilitas yang terdapat dalam laboratorium biasa ada yang
mengalami perubahan tempat.

b.
Sejumlah fasilitas tersebut adalah lemari, meja dan kursi yang dapat di model
kembali.

c.
Untuk pengadaan alat dan bahan praktikum tuidak semuanya bantuan dari
pemerintah karena biasanya diambil dari komite.

d.
Cara pengadaan alat dan bahan yang bukan bantuan dari pemerintah adalah
pengelolah laboratorium mengaju
kan proposal kepada kepala sekolah untuk
meminta alat dan bahan yang kurang atau tidak ada.

e.
Alat dan bahan agar terhindar dari kerusakan dengan cara barang -barang yang
bersifat pecah belah disimpan dalam lemari khusus alat dan bahan kemudian
di bersihkan
dan seminggu sekali di cek apakah ada alat dan bahan yang
rusak atau tidak.

75

f.
Dalam fasilitas alat dan bahan dilengkapi dengan buku stok, buku invetaris
dan ada juga buku penggunaan laboratorium.

g.
Dalam hal ini semua bertanggung jawab, khusus kepada laborator ium dan
siswa yang melakukan praktikum pada hari itu.

h.
Pengelolaan laboratorium semuanya tidak dilaksanakan oleh kepala sekolah
karena sudah di tunjuk khusus seorang pengelolah laboratorium dengan
kepala laboratorium dan di bantu juga oleh guru bidang studi
.
B.
Hasil Wawancara tentang Pengelolaan Anggaran
a.
Sumber anggaran tersebut untuk IPA adapun anggaran rutin tapi ini
jumlahnya terbatas karena harus membiayai semua laboratorium yang ada,
jadi semua anggaran berasal dari komite yang sudah di atur dan di
rencanakan
sehingga tidak ada permintaan yang tidak di penuhi.

b.
Besarnya sumbangan komite yaitu 1 – 5 juta.
c.
Dana yang diperoleh dari pemerintah dan komite sekolah tidak semua untuk
laboratorium, tetapi anggaran tersebut juga digunakan untuk kebutuhan
-
kebutu
han lain dalam prose belajar mengajar.
C.
Langkah -langkah Perencanaan Anggaran Untuk Pengadaan Alat dan
Bahan Di Labpratorium IPA Biologi SMA Negeri 1 Majauleng Kab.
Wajo


1.
Sebelum memasuki awal pembelajaran guru bidang studi mengajukan daftar
alat dan bahan p
ada koordinator laboratorium.
2.
Koordinator laboratorium melakukan perincian anggaran yang di butuhkan
kemudian di akumulasi secara keseluruhan.

76

3.
Koordinator laboratorium menyerahkan kepada kepala sekolah dan atas
persetujuannya diteruskan ke ketua komite.

77

A4. Hasil Wawancara











LAMPIRAN


A.
INSTRUMEN PENELITIAN

A4. Hasil Wawancara


CEK LIST

PENINGKATAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
BERORIENTASI
LIFE SKILL PADA PROSES PEMBELAJARAN SMS
NEGERI 1 MAJAULENG KAB. WAJO

A.
Petuntuk Pelaksanaan Angket untuk Guru Biologi
1.
Anda sangat diharapkan untuk menjawab setiap pertanyaan di bawah ini.
2.
Anda diminta memberikan jawaban singkat ya atau tidak yang dianggap
benar.

3.
Isilah titik di bawah ini dengan jelas sesuai dengan identitas anda.
Nama
: ………………………………..
Sekolah
: ………………………………..
4.
Angket
Konsep di bawah
ini adalah materi kelas XI semester Ganjil dan smester
Genap :

Indikator
Praktek yang
Dilakukan

Terlaksana
Kelas XI IPA
1

Kelas XI IPA 2

Ya
Tidak a b c d a b c d
Struktur dan
fungsi sel serta
jaringan pada
tumbuhan dan
hewan




Sistem gerak
(tulang, otot
dan sendi)



Sistem
peredaran
darah (jantung,
pembuluh
darah,
komponen
darah)



Sistem
pencernaan
makanan
(lambung,
usus besar, usu
kecil)




Sistem
respirasi
(internal dan
eksternal)

A4. Hasil Wawancara



Sistem
ekskresi





Sistem
kordinasi dan
indra (mata
dan telinga)



Sistem
reproduksi
manusia




Keterangan :

a : Kecakapan Personal (
personal skill )

- Penugasan mandiri
b : Kecakapan Sosial (
social skill )

- Bekerja sama
c : Kecakapan
Akademik ( academik skill )

- Melaksanakan penelitian
d : Kecakapan Thinking (
thinking skill )

- Menggali informasi

A4. Hasil Wawancara


A.
FASILITAS LABORATORIUM
1.
Fasilitas Umum
No
Jenis Ada Tidak ada Keterangan
1

2

3

4

5

6

Bak cuc

Listrik

Air

Ventilasi

Gas

Papan pengumuman


ü

ü

ü

ü

ü



220 watt

PAM


2.
Fasilitas Khusus
No
Jenis Ada Tidak ada Keterangan
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Lemari biasa

Lemri gantung

Lemari bawah meja

Kursi siswa

Kursi guru

Meja guru

Meja siswa

Meja demonstrasi

Kotak P3K

Tabung pemadam

Papan tulis

Meja
persiapan
ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü

ü







ü



B.
INVENTARIS ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Gol

No
Nama alat Ukuran Jumlah Keadaan
Baik
Rusak
A
Alat dari kaca

1
2

3

4




5

6

7


8

9

Tabung reaksi

Rarak tabung reaksi

Penjepit tabung

Gelas kimia




Kaki tiga

Kasa

Labu erlemeyer


Sumbat karet

Sumbat gabus

150 ml



100 ml

250 ml

500 ml




250 ml

500 ml



120

7

12

20

9

6

15

12

20

5

9

5

7

120

6

10

19

6

6

12

12

15

5

7

5

6

-

1

2

1

3

-

3

-

5

-

2

-

1

A4. Hasil Wawancara


10

11

12

13

14

15

16

17

18

Corong

Kaca arloji

Cawan petri

Batang pengaduk

Statif

Lumpang da Alu

Plat tetes

Pipa kaca Y

Pipa kaca





100 cm





8

3

13

19

5

21

4

4

2

7

3

12

19

5

21

4

4

2

1

-

1

-

-

-

-

-

-


2.
Alat
Gol

N o

Nama alat
Ukuran Jumlah Keadaan
Baik
Rusak
B
Alat Pengukur

1
2

3

4

5

6

7


Silinder ukur

Pipet

Neraca

Thermometer

Thermometer
badan

Hygrometer

Stopwatch

100 ml
8
11

3

6

5

2

5

7

7

3

4

4

2

5

1

4

-

2

1

-

-


C
Alat pemanas

1
2

Pembakar spritus

Kompor gas


800 ml
6
-

6

-

-

-

D
Alat optic

1
2

Mikroskop

Kaca pembesar




7
3

6

3

1

-

E
Alat seksi

1
2

3

4

5

6

Scalpel

Pinset

Gunting

Jarum seksi

Jarum pentul

Papan bedah


4
4

6

20

-

2

4

3

5

18

-

2

-

1

1

2

-

-

F

1

2

Alat
-alat lain
P

K



2

2


2

2


-

-

A4. Hasil Wawancara


3.
Bahan
No
Nama Alat Jumlah Keadaan

Baik Rusak
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22




23

Air suling

Alkohol 75 %

Asam cuka

Agar powder

Amonium hidroksida

Basium hidroksida

Eosin

Formalin

Gula pasir

H2SO4

HCl

Iodium

Kloroform

Kertas saring

Kapas

Kaca objek

Kaca penutup

Kertas lakmus merah

Kertras lakmus biru

Methyl blue

Methyl red

Preparat tumbuhan

-
Akar Zae mays
-
Batang Zae mays
-
Daun Zae mays
Vaselin

1 0
00 ml
2
btl 500 ml
1 btl 500 ml

3
grm
1 btl

2 btl

30
grm
500 ml

1 liter

43 ml

43 ml

15 gram

3 btl 45 ml

3 dos

25 grm

4 dos

4 dos

1 dos

1 dos

50 ml

50 ml


1 pcs

1pcs

1
pcs
1 btl




























-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-




-

-

-

-

A4. Hasil Wawancara


A.
Pedoman Wawancara

A.
Pedoman Wawancara tentang Desain Laboratorium dan Pelaksanaan
Praktikum Biologi Berorientasi
Life Skill

1.
Kepala sekolah
a.
Laboratorium IPA dibangun pada tahun berapa ?
b.
Berapa ukuran laboratorium IPA tersebut ?
c.
Apakah laboratorium IPA tersebut tersedia ruangan praktikum untuk mata
pelajaran biologi, fisika dan kimia ?

d.
Jika tidak, bagaimana cara pengaturan jadwal penggunaan laboratorium
tersebut untuk b
iologi, fisika dan kimia ?
e.
Apakah desain laboratorium SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo sudah
dapat menunjang proses pembelajaran ?

2.
Guru Biologi
a.
Kendala apakah yang dihadapi sehingga tidak terlaksana praktikum
biologi berorientasi life skill ?

b.
Apakah dampa k yang ditimbulkan dengan pelaksanaan praktikum biologi
berorientasi
life skill ?
c.
Bagaimana pengaturan jadwal penggunaan laboratorium tersebut untuk
praktikum biologi ?

d.
Siapakah yang mengatur jadwal penggunaan laboratorium tersebut ?
e.
Kegiatan apa sajakah y ang dilakukan dalam laboratorium ?
f.
Untuk pelaksanaan praktikum biologi, apa saja yang bisa dilakukan oleh
guru biologi ?

A4. Hasil Wawancara


B.
Pedoman Wawancara tentang Pengelolaan Fasilitas, Inventaris Alat dan
Bahan pada Laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri 1 Majauleng.


1.
Koordinator Laboratorium
a.
Apakah sejumlah fasilitas yang ada dalam laboratorium bisa mengalami
perubahan tempat ?

b.
Jika ya, fasilitas apa saja ?
c.
Apakah pengadaan alat dan bahan praktikum semuanya bantuan dari
pemerintah ?

d.
Bagaimana cara pengadaan alat dan ba han yang bukan bantuan dari
pemerintah ?

e.
Bagaimana sistem pemeliharaan alat dan bahan dari kerusakan ?
f.
Karena ruangan praktikum dugunakan untukmpenyimpanan lemari alat
dan bahan, apakah tidak menggangu kelancaran jalannya praktikum ?

g.
Hal-hal apa saja yang dilakukan untuk menjaga keselamatan para
penggunaan laboratorium ?

h.
Apakah dalam pengelolaan fasilitas alat dan bahan dilengkapi dengan
buku stok dan buku inventaris ?

i.
Siapakah yang bertanggungjawab dalam pengelolaan laboratorium IPA?
j.
Apakah dalam pengelol aan laboratorium semuanya dilakukan oleh kepala
sekolah ?

C.
Pedoman Wawancara tentang Pengelolaan Anggaran
a.
Dari manakah diperoleh anggaran laboratorium IPA
b.
Berapa besarnya sumbangan tersebut ?
c.
Apakah semua dana tersebut hanya untuk anggaran laboratorium ?

A4. Hasil Wawancara


d.
Bagaimana langkah -langkah perencanaan anggaran untuk pengadaan alat
dan bahan di laboratorium IPA SMA Negeri 1 Majauleng ?

A4. Hasil Wawancara


D.
Hasil Pedoman Wawancara
A.
Pedoman Wawancara tentang Desain Laboratorium dan Pelaksanaan
Praktikum Biologi Berorientasi
Life Skill pada proses pembelajaran
SMA Negeri 1 Majauleng Kab. Wajo


i.
Kepala Sekolah

a.
Laboratorium IPA dibangun pada tahun 1987
b.
Ukuran labo ratorium IPA tersebut adalah 9 X 7 meter
c.
Laboratorium IPA terbagu atas dua ruangan yaitu ruangan IPA Fisika dan
ruangan IPA
Biologi/Kimia.
d.
Cara pengaturan jadwal penggunaan laboratorium tersebut yaitu karena fisika
sudah memiliki ruangan tersendiri maka jadwalnya diatur sendiri oleh
pengelolah laboratorium fisika dan tentunya di sesuaikan dengan jadwalnya
untuk kimia dan biolog
i diatur berdasarkan roster.
e.
Ya, karena itu sudah di atur sedemikian rupa modelnya, kemudian alat dan
bahan diatur sebaik mungkin sehingga mempermudah dalam pelaksanaan
praktikum.

ii.
Guru Biologi
a.
Kendala yang sering dihadapi adalah masalah bahan karena terkadang bahan
yang ingin di gunakan untuk praktikum tidak ada sehingga itu menghambat
proses belajar.

b.
Dampak yang di timbulkan banya sekali antara lain bagi siswa dalam
pengenalan alat
-alat dari yang tidak tahu menjadi tahu alat -alat yang di
gunakan dala
m praktikum terutama dalam penggunaan mikroskop, siswa jadi
terampil dalam pencampuran bahan atau zat
-zat.

A4. Hasil Wawancara


c.
Untuk pengaturan jadwal disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran biologi
atau roster.

d.
Yang mengatur jadwal penggunaan laboratorium yaitu laboran.
e.
Kegiatan yang di lakukan dalam laboratorium yaitu praktikum, dan
pengamatan jika menggunakan turso atau gambar.

f.
Apa saja yang di lakukan oleh guru biologi yaitu tergantung dari materi yang
di berikan, maka guru juga akan melakukan sesuatu yang berhubungan
de
ngan materi tersebut.
iii.
Koordinator Laboratorium
a.
Gambar denah laboratorium IPA Biologi/Kimia di SMA Negeri 1 Majauleng
sebagai berikut :







2
Keterangan :

Keterangan :

2.
Pintu











3


8

7








6


4


9


11



12


2







5


10
1


5




13

1
4

A4. Hasil Wawancara


Keterangan :

1.
Pintu
2.
Westafel
3.
Meja Praktikum
4.
Kursi Siswa
5.
Westafel
6.
Lemari Gantung
7.
Kursi Guru
8.
Meja Guru
9.
Westafel
10.
Westafel
11.
Ruangan Alat dan Bahan
12.
Ruangan Penyimpanan Media
13.
Ruangan Gudang
14.
Papan Tulis

B.
Pedoman Wawancara tentang Pengelolaan Fasilitas, Inventaris Alat dan
Bahan pada Laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri 1 Majauleng.


a.
Sejumlah fasilitas yang terdapat dalam laboratorium biasa ada yang
mengalami perubahan tempat.

b.
Sejumlah fasilitas tersebut adalah lemari, meja dan kursi yang dapat di model
kembali.

c.
Untuk pengadaan alat dan bahan praktikum tuidak semuanya bantuan dari
pemerintah karena biasanya diambil da
ri komite.
d.
Cara pengadaan alat dan bahan yang bukan bantuan dari pemerintah adalah
pengelolah laboratorium mengajukan proposal kepada kepala sekolah untuk
meminta alat dan bahan yang kurang atau tidak ada.

e.
Alat dan bahan agar terhindar dari kerusakan denga n cara barang -barang yang
bersifat pecah belah disimpan dalam lemari khusus alat dan bahan kemudian
di bersihkan dan seminggu sekali di cek apakah ada alat dan bahan yang
rusak atau tidak.

A4. Hasil Wawancara


f.
Dalam fasilitas alat dan bahan dilengkapi dengan buku stok, buku i nvetaris
dan ada juga buku penggunaan laboratorium.

g.
Dalam hal ini semua bertanggung jawab, khusus kepada laboratorium dan
siswa yang melakukan praktikum pada hari itu.

h.
Pengelolaan laboratorium semuanya tidak dilaksanakan oleh kepala sekolah
karena sudah di
tunjuk khusus seorang pengelolah laboratorium dengan
kepala laboratorium dan di bantu juga oleh guru bidang studi.

C.
Hasil Wawancara tentang Pengelolaan Anggaran
a.
Sumber anggaran tersebut untuk IPA adapun anggaran rutin tapi ini
jumlahnya terbatas karena har
us membiayai semua laboratorium yang ada,
jadi semua anggaran berasal dari komite yang sudah di atur dan di rencanakan
sehingga tidak ada permintaan yang tidak di penuhi.

b.
Besarnya sumbangan komite yaitu 1 – 5 juta.
c.
Dana yang diperoleh dari pemerintah dan k omite sekolah tidak semua untuk
laboratorium, tetapi anggaran tersebut juga digunakan untuk kebutuhan
-
kebutuhan lain dalam prose belajar mengajar.

D.
Langkah -langkah Perencanaan Anggaran Untuk Pengadaan Alat dan
Bahan Di Labpratorium IPA Biologi SMA Negeri 1
Majauleng Kab.
Wajo


1.
Sebelum memasuki awal pembelajaran guru bidang studi mengajukan daftar
alat dan bahan pada koordinator laboratorium.

2.
Koordinator laboratorium melakukan perincian anggaran yang di butuhkan
kemudian di akumulasi secara keseluruhan.

A4. Hasil Wawancara


3.
Koordinator laboratorium menyerahkan kepada kepala sekolah dan atas
persetujuannya diteruskan ke ketua komite.

A4. Hasil Wawancara





LAMPIRAN


PERSURATAN

A4. Hasil Wawancara

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi


Tabel 1. Pelaksanaan praktikum kelas XI di SMA Negeri 1 Majauleng
kelas XI IPA 1
No
Indikator Praktek yang Dilakukan
Terlaksana
Kelas XI IPA 1
Ya
Tidak a b c d
1

Struktur dan fungsi sel serta

jaringan pada tumbuhan dan

hewan

Siswa melakukan praktek
dengan mengamati
preparat yang sudah jadi dan siswa membuat
bentuk
-bentuk sel baik yang terdapat pada hewan,
tumbuhan dan manusia.

ÖÖÖÖ

ü

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
2

Sistem gerak (tulang, otot dan sendi)

Siswa mengamati torso atau carta daripada organ
-
organ yang terdapat pada
tubuh manusia.
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
3


Sistem peredaran darah

(jantung, pembuluh darah,

komponen darah)

Siswa melakukan praktek khususnya pada
peredaran darah hewan (katak, ikan) yaitu dengan
membedah dan mengamati perbedaan peredaran
darah tersebut.

ÖÖÖÖ


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
4

Sistem pencernaan makanan
(lambung, usus besar, usu
kecil)

Siswa melihat proses pencernaan makanan pada
makhluk hidup dan menguji kadar
-kadar makanan
yang terkandung di dalam makanan tersebut.


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
5

Sistem respirasi (internal dan

eksternal)

Siswa
pembedakan pernapasan eksternal dan
internal dengan melihat carta secara teori.

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi



NO

Indikator

Praktek yang Dilakukan

Terlaksana
Kelas XI IPA 1
Ya
Tidak a b c d
6
Sistem ekskresi
Siswa melakukan praktek dengan mengamati alat
pengeluaran
pada makhluk hidup, contohnya
belalang kemudian mengamati sistem ekskresi yang
terjadi pada hewan.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
7

Sistem kordinasi dan
indra (mata dan telinga)

Siswa mengamati carta mata, telinga, hidung, kulit
dan siwa diberikan tugas untuk mengamati sekitar
lingkungan, apakah dalam sistem indra itu ada
kelainan kemudian di diskusikan bersama.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
8

Sistem reproduksi
manusia

Siswa melakukan pengamatan dengan
menggunakan carta yaitu alat
-alat reproduksi pada
manusia dan perkembangannya.

ü
ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi


Tabel
1. Pelaksanaan praktikum kelas XI di SMA Negeri 1 Majauleng kelas XI IPA 2
No
Indikator Praktek yang Dilakukan
Terlaksana
Kelas XI IPA 2
Ya
Tidak a b c d
1

Struktur dan fungsi sel serta

jaringan pada tumbuhan dan

hewan

Siswa melakukan praktek dengan
mengamati
preparat yang sudah jadi dan siswa membuat
bentuk
-bentuk sel baik yang terdapat pada hewan,
tumbuhan dan manusia.

ÖÖÖÖ

ü

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
2

Sistem gerak (tulang, otot dan sendi)

Siswa mengamati torso atau carta daripada organ
-
organ yang terdapat pada tubuh
manusia.
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
3


Sistem peredaran darah

(jantung, pembuluh darah,

komponen darah)

Siswa melakukan praktek khususnya pada
peredaran darah hewan (katak, ikan) yaitu dengan
membedah dan mengamati perbedaan peredaran
darah tersebut.

ÖÖÖÖ


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
4

Sistem
pencernaan makanan
(lambung, usus besar, usu
kecil)

Siswa melihat proses pencernaan makanan pada
makhluk hidup dan menguji kadar
-kadar makanan
yang terkandung di dalam makanan tersebut.


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
5

Sistem respirasi (internal dan

eksternal)

Siswa pembedakan
pernapasan eksternal dan
internal dengan melihat carta secara teori.

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi



NO

Indikator

Praktek yang Dilakukan

Terlaksana
Kelas XI IPA 2
Ya
Tidak a b c d
6
Sistem ekskresi
Siswa melakukan praktek dengan mengamati alat
pengeluaran pada
makhluk hidup, contohnya
belalang kemudian mengamati sistem ekskresi yang
terjadi pada hewan.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
7

Sistem kordinasi dan
indra (mata dan telinga)

Siswa mengamati carta mata, telinga, hidung, kulit
dan siwa diberikan tugas untuk mengamati sekitar
lingkungan, apakah dalam sistem indra itu ada
kelainan kemudian di diskusikan bersama.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
8

Sistem reproduksi
manusia

Siswa melakukan pengamatan dengan
menggunakan carta yaitu alat
-alat reproduksi pada
manusia dan perkembangannya.

ü
ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi


Tabel 1. Pelaksanaan praktikum kelas XI di SMA Negeri 1 Majauleng

No
Indikator Praktek yang Dilakukan
Terlaksana
Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2
Ya
Tidak a b c d a b c d
1

Struktur dan fungsi sel serta

jaringan pada tumbuhan dan

hewan

Siswa melakukan praktek dengan mengamati
preparat yang sudah jadi dan siswa membuat
bentuk
-bentuk sel baik yang terdapat pada hewan,
tumbuhan dan manusia.

ÖÖÖÖ

ü

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
2

Sistem gerak
(tulang, otot
dan sendi)

Siswa mengamati torso atau carta daripada organ
-
organ yang terdapat pada tubuh manusia.

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
3


Sistem peredaran darah

(jantung, pembuluh darah,

komponen darah)

Siswa melakukan praktek khususnya pada
peredaran darah
hewan (katak, ikan) yaitu dengan
membedah dan mengamati perbedaan peredaran
darah tersebut.

ÖÖÖÖ


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
4

Sistem pencernaan makanan
(lambung, usus besar, usu
kecil)

Siswa melihat proses pencernaan makanan pada
makhluk hidup dan menguji kadar
-kadar makanan
yang terkandung di dalam makanan tersebut.


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
5

Sistem respirasi (internal dan

eksternal)

Siswa pembedakan pernapasan eksternal dan internal dengan melihat carta secara teori.

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi



NO

Indikator

Praktek yang Dilakukan

Terlaksana
Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2
Ya
Tidak a b c d a b c d
6
Sistem ekskresi
Siswa melakukan praktek dengan mengamati alat
pengeluaran pada makhluk hidup, contohnya
belalang kemudian mengamati sistem ekskresi yang
terjadi pada hewan.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
7

Sistem kordinasi dan
indra (mata dan telinga)

Siswa mengamati carta mata, telinga, hidung, kulit
dan siwa diberikan tugas untuk mengamati sekitar
lingkungan, apakah dalam sistem indra itu ada
kelainan kemudian di diskusikan bersama.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
8

Sistem reproduksi
manusia

Siswa melakukan pengamatan dengan
menggunakan carta yaitu alat
-alat reproduksi pada
manusia dan perkembangannya.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi


Tabel 1. Pelaksanaan praktikum kelas XI di SMA Negeri 1 Majauleng

No
Indikator Praktek yang Dilakukan
Terlaksana
Kelas XI IPA 1
Ya
Tidak a b c d
1

Struktur dan fungsi sel serta

jaringan pada tumbuhan dan

hewan

Siswa melakukan praktek dengan mengamati
preparat yang sudah jadi dan siswa membuat
bentuk
-bentuk sel baik yang terdapat pada hewan,
tumbuhan dan manusia.

ÖÖÖÖ

ü

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
2

Sistem gerak (tulang, otot dan sendi)

Siswa mengamati torso atau carta daripada organ
-
organ yang terdapat pada tubuh manusia.

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
3


Sistem peredaran darah

(jantung, pembuluh darah,

komponen darah)

Siswa
melakukan praktek khususnya pada
peredaran darah hewan (katak, ikan) yaitu dengan
membedah dan mengamati perbedaan peredaran
darah tersebut.

ÖÖÖÖ


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
4

Sistem pencernaan makanan
(lambung, usus besar, usu
kecil)

Siswa melihat proses pencernaan makanan
pada
makhluk hidup dan menguji kadar
-kadar makanan
yang terkandung di dalam makanan tersebut.


ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
5

Sistem respirasi (internal dan

eksternal)

Siswa pembedakan pernapasan eksternal dan internal dengan melihat carta secara teori.

ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ

A2. Tabel Pelaksanaan Praktikum
Biologi



NO

Indikator

Praktek yang Dilakukan

Terlaksana
Kelas XI IPA 1
Ya
Tidak a b c d
6
Sistem ekskresi
Siswa melakukan praktek dengan mengamati alat
pengeluaran pada makhluk hidup, contohnya
belalang kemudian mengamati sistem ekskresi yang
terjadi pada hewan.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
7

Sistem kordinasi dan
indra (mata dan telinga)

Siswa mengamati carta mata, telinga, hidung, kulit
dan siwa diberikan tugas untuk mengamati sekitar
lingkungan, apakah dalam sistem indra itu ada
kelainan kemudian di diskusikan bersama.

ü
ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ
8

Sistem reproduksi
manusia

Siswa melakukan pengamatan dengan
menggunakan carta yaitu alat
-alat reproduksi pada
manusia dan perkembangannya.

ü
ÖÖÖÖ