TRANSMISI KEBUDAYAAN ISLAM: INTERAKSI DAN PERKEMBANGAN
BUDAYA DALAM SEJARAH UMAT ISLAM .

Munawarah

IAIN Curup
[email protected]

Abstrak: Kebudayaan Islam memiliki sejarah yang kaya dalam hal transmisi dan perkembangannya.
Dalam sejarah umat Islam, interaksi dengan budaya lokal memainkan peran penting dalam membentuk
kebudayaan Islam yang beragam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana
interaksi budaya mempengaruhi dan mengembangkan kebudayaan Islam. Metode penelitian yang
digunakan adalah analisis literatur dengan mengumpulkan dan menelaah sumber-sumber primer dan
sekunder terkait sejarah kebudayaan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmisi kebudayaan
Islam melibatkan proses saling berpengaruh antara Islam dan budaya lokal, di mana Islam
mempengaruhi budaya lokal dan sebaliknya. Budaya lokal memberikan kontribusi dalam bidang seni,
musik, tari, dan adat istiadat dalam kebudayaan Islam. Seni ukir kayu di Maroko, seni batik di
Indonesia, dan musik sufi di Turki adalah contoh nyata dari pengaruh budaya lokal dalam kebudayaan
Islam. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Islam memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan elemen budaya lokal yang sesuai dengan ajaran agama. Keberagaman budaya dalam
kebudayaan Islam diperkaya oleh interaksi dan adaptasi budaya lokal. Kesimpulannya, transmisi
kebudayaan Islam melalui interaksi budaya telah memainkan peran penting dalam perkembangan dan
pengayaan kebudayaan Islam di seluruh dunia.
Kata Kunci: Transmisi Kebudayaan Islam, Interaksi Budaya dalam Islam, Perkembangan Budaya Umat
Islam.

1. PENDAHULUAN
Kebudayaan Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya dengan pengaruh yang
meluas ke berbagai belahan dunia. Sebagai agama yang muncul di abad ke-7 di Jazirah
Arab, Islam dengan cepat menyebar melintasi berbagai wilayah melalui perdagangan,
penaklukan, dan misi dakwah. Seiring dengan penyebaran agama Islam, kebudayaan
Islam juga mengalami perkembangan yang signifikan.
1


1
Yuangga Kurnia Yahya, “Pengaruh Penyebaran Islam Di Timur Tengah Dan Afrika Utara: Studi Geobudaya
Dan Geopolitik,” Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam 16, no. 1 (June 26, 2019): 44–62,
https://doi.org/10.15575/AL-TSAQAFA.V16I1.4272.
tud d

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


189

Dalam sejarah kebudayaan Islam, terjadi transmisi budaya yang intens antara umat
Muslim dengan budaya-budaya non-Muslim yang ada di wilayah-wilayah yang
mereka kuasai. Interaksi ini memungkinkan Islam untuk me ngadopsi dan
mengadaptasi elemen budaya yang sudah ada serta membentuk identitas kebudayaan
Islam yang unik. Dalam perjalanannya, kebudayaan Islam juga memberikan
sumbangan penting dalam bidang seni, arsitektur, sastra, ilmu pengetahuan, dan
praktik sosial.
2

Namun, meskipun ada banyak literatur yang membahas sejarah kebudayaan Islam,
masih ada ruang untuk penelitian yang lebih mendalam tentang transmisi kebudayaan
Islam dalam konteks sejarah umat Islam secara menyeluruh. Dengan memahami
bagaimana kebudayaan Islam berkembang dan berinteraksi dengan budaya-budaya
lainnya, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang peran Islam dalam
membentuk kebudayaan dunia.
Dalam penelitian ini, kami bermaksud untuk menjelajahi sejarah transmisi
kebudayaan Islam dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi dan
perkembangan budaya dalam konteks sejarah umat Islam. Kami akan menyoroti peran
penting yang dimainkan oleh kota-kota seperti Mekah, Madinah, Baghdad, Cordoba,
dan Timur Tengah lainnya dalam penyebaran dan pengembangan kebudayaan Islam.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang sejarah kebudayaan Islam dan dampaknya terhadap budaya-
budaya di seluruh dunia.
3

Penelitian ini penting karena kebudayaan Islam tidak hanya mencakup aspek
agama, tetapi juga mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman manusia yang
terhubung melalui sejarah. Melalui transmisi kebudayaan Islam, banyak elemen

2
Ahmad Asmuni, Iain Syekh, and Nurjati Cirebon, “KONTRIBUSI ISLAM TERHADAP PERADABAN
BARAT,” Jurnal Tamaddun 5, no. 1 (October 9, 2017): 166 –166,
https://doi.org/10.24235/TAMADDUN.V5I1.1992.
3
Saihu Saihu, “KONSEP PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT FAZLURRAHMAN,”
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (March 25, 2020): 82–95,
https://doi.org/10.36671/ANDRAGOGI.V2I1.76.

190 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

budaya lokal dari berbagai wilayah, seperti Persia, Bizantium, India, dan Afrika,
berkontribusi pada kekayaan budaya umat Islam.
Dalam konteks penyebaran Islam, Mekah dan Madinah memiliki peran yang sangat
penting sebagai pusat religius dan spiritual bagi umat Islam. Kota-kota ini menjadi
tempat suci yang dikunjungi oleh jutaan Muslim setiap tahunnya dan telah membentuk
praktik keagamaan dan ritual yang menjadi bagian integral dari kebudayaan Islam.
Studi tentang perkembangan budaya Islam di Mekah dan Madinah dapat memberikan
pemahaman yang mendalam tentang pengaruh mereka dalam pembentukan identitas
kebudayaan Islam.
4

Kota Baghdad juga memainkan peran penting dalam sejarah kebudayaan Islam
sebagai pusat intelektual dan ilmiah pada masa keemasan Islam. Di sini, ilmu
pengetahuan, filsafat, matematika, kedokteran, dan astronomi berkembang pesat.
Penelitian tentang kebudayaan di Baghdad akan membantu kami memahami peran
pusat pendidikan dan intelektual dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pemikiran dalam konteks kebudayaan Islam.
Cordoba, di Spanyol, adalah contoh penting dari interaksi budaya antara Islam,
Kristen, dan Yahudi pada periode kejayaan Islam di Al-Andalus. Kota ini menjadi
pusat perkembangan seni, arsitektur, dan ilmu pengetahuan Islam yang mempengaruhi
perkembangan seni dan kebudayaan di Eropa pada masa itu. Melalui studi tentang
Cordoba, kita dapat memahami dinamika transmisi kebudayaan Islam dalam konteks
interaksi dengan budaya non-Muslim.
5

Selain itu, penelitian juga akan melibatkan kajian terhadap berbagai periode sejarah
umat Islam, seperti periode kekhalifahan, masa kejayaan peradaban Islam, dan masa
modern. Dengan melihat perkembangan budaya Islam dari berbagai periode ini, kita
dapat melacak pengaruh dan transformasi kebudayaan Islam seiring berjalannya
waktu.

4
Fina Sofiana et al., “Teori Dasar Pendidikan Multikultur Dari Aspek Pengertian Sejarah Dan Gagasan-
Gagasannya,” Journal of Education and Instruction (JOEAI) 5, no. 1 (June 30, 2022): 123–33,
https://doi.org/10.31539/JOEAI.V5I1.3230.
5
Fathi Hidayah and Muhammad Endy Fadlullah, “SHI’AH ABAD KESEPULUH (PERAN DINASTI
BUWAIHIYYAH DALAM KEBANGKITAN INTELEKTUAL DAN KEBUDAYAAN ISLAM),” INCARE,
International Journal of Educational Resources 1, no. 1 (June 29, 2020): 061 –079,
http://www.ejournal.ijshs.org/index.php/incare/article/view/80.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


191

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang
lebih dalam tentang transmisi kebudayaan Islam, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya, dan dampaknya terhadap perkembangan kebudayaan dunia.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang sejarah kebudayaan Islam, kita dapat
menghargai keanekaragaman budaya dan mempromosikan dialog antarbudaya yang
harmonis.
2. METODE
Metode penelitian analisis literatur adalah pendekatan yang digunakan untuk
menyelidiki topik penelitian dengan mengumpulkan dan menelaah sumber-sumber
literatur yang relevan. Metode ini melibatkan pencarian, pemilihan, evaluasi, dan sintesis
sumber-sumber primer dan sekunder yang terkait dengan topik penelitian.
6

Langkah pertama dalam metode analisis literatur adalah mengidentifikasi dan
mencari sumber-sumber literatur yang relevan. Sumber-sumber ini dapat mencakup
artikel jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, tesis, dan publikasi lainnya yang
berhubungan dengan topik yang sedang diteliti.
Setelah sumber-sumber literatur dikumpulkan, langkah berikutnya adalah
mengevaluasi kualitas dan relevansi sumber tersebut. Evaluasi dilakukan dengan
mempertimbangkan keandalan dan otoritas penulis, metode penelitian yang digunakan,
dan kredibilitas publikasi tempat sumber tersebut diterbitkan. Sumber-sumber yang
memiliki kualitas yang baik dan relevan dengan topik penelitian akan dipilih untuk
dianalisis lebih lanjut.
7

Proses analisis literatur melibatkan membaca dan memahami isi sumber-sumber
literatur yang terpilih. Peneliti akan mencatat temuan, konsep, dan argumen yang
relevan dengan topik penelitian. Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan akan
dianalisis secara komprehensif untuk mengidentifikasi pola, temuan utama, dan
hubungan antara berbagai sumber literatur.

6
Sonny Eli Zaluchu, “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan,” Jurnal Teologi
Berita Hidup 3, no. 2 (March 25, 2021): 249–66, https://doi.org/10.38189/JTBH.V3I2.93.
7
Bahrum Subagiya, “Eksplorasi Penelitian Pendidikan Agama Islam Melalui Kajian Literatur: Pemahaman
Konseptual Dan Aplikasi Praktis,” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam 12, no. 3 (June 30, 2023): 304–18,
https://doi.org/10.32832/tadibuna.v12i3.14113.

192 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

Selama proses analisis, peneliti dapat menggunakan pendekatan seperti
pembandingan, sintesis, kategorisasi, dan interpretasi untuk mengorganisir dan
menggabungkan temuan dari sumber-sumber literatur yang berbeda. Tujuan utama
adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik penelitian
dan mengidentifikasi kesimpulan atau temuan yang relevan.
Metode analisis literatur dapat digunakan sebagai metode penelitian tunggal atau
sebagai bagian dari metodologi campuran yang melibatkan pendekatan lain, seperti
penelitian lapangan atau wawancara. Dalam konteks penelitian ilmiah, analisis literatur
sering digunakan untuk mendukung kerangka teoritis, mengidentifikasi gap penelitian,
atau membangun argumen untuk studi yang lebih mendalam.
8

Keuntungan dari metode analisis literatur meliputi kemampuan untuk menyelidiki
topik penelitian yang kompleks, mengakses pengetahuan yang telah ada, dan
memperoleh wawasan yang mendalam tanpa harus melakukan penelitian primer.
Namun, penting untuk diingat bahwa metode ini tergantung pada kualitas dan relevansi
sumber-sumber literatur yang digunakan, sehingga pengumpulan dan evaluasi sumber
menjadi langkah penting dalam proses penelitian.
3. PEMBAHASAN
Transmisi Kebudayaan Islam dalam Konteks Sejarah
1. Periode Awal Islam: Pada periode awal Islam
Terjadi penyebaran ajaran Islam melalui perjuangan dan dakwah para sahabat
Nabi Muhammad SAW. Proses ini melibatkan interaksi dengan berbagai kelompok
etnis dan budaya yang ada di Arab. Dalam prosesnya, Islam mempengaruhi
budaya Arab sekaligus menerima pengaruh dari budaya -budaya tersebut.
Contohnya adalah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa liturgi dan bahasa Al-
Qur'an.
9


8
Paskalia Yasinta, Etriana Meirista, and Abdul Rahman Taufik, “STUDI LITERATUR: PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MELA LUI PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL),” Asimtot : Jurnal Kependidikan Matematika 2, no. 2 (November 30, 2020):
129–38, https://doi.org/10.30822/ASIMTOT.V2I2.769.
9
Faizal Amin et al., “Kedatangan Dan Penyebaran Islam Di Asia Tenggara: Telaah Teoritik Tentang Proses
Islamisasi Nusantara,” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 18, no. 2 (March 1, 2018): 67 –100,
https://doi.org/10.24042/AJSK.V18I2.3069.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


193

Pada periode awal Islam, terjadi penyebaran ajaran Islam yang dimulai melalui
perjuangan dan dakwah yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Proses ini melibatkan interaksi yang intens antara umat Islam dengan berbagai
kelompok etnis dan budaya yang ada di wilayah Arab pada saat itu. Interaksi ini
berdampak signifikan dalam transmisi kebudayaan Islam.
Salah satu pengaruh utama yang terjadi adalah Islam mempengaruhi budaya
Arab sekaligus menerima pengaruh dari budaya-budaya tersebut. Dalam hal
bahasa, penggunaan bahasa Arab menjadi salah satu aspek yang sangat penting.
Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa liturgi dalam pelaksanaan ibadah dan juga
sebagai bahasa Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Penggunaan bahasa Arab ini
membantu menyatukan umat Islam di berbagai wilayah dan kelompok etnis dalam
kegiatan ibadah dan mempelajari ajaran agama Islam.
10

Selain itu, pengaruh budaya Arab juga terlihat dalam praktik dan adat istiadat
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Umat Islam pada periode awal
mengadopsi sejumlah tradisi dan praktik yang berasal dari budaya Arab, seperti
pola berpakaian, makanan, pernikahan, dan sebagainya. Namun, penting untuk
dicatat bahwa tidak semua praktik dan adat istiadat yang diadopsi dari budaya
Arab pada masa itu merupakan bagian intrinsik dari agama Islam. Beberapa di
antaranya mungkin memiliki akar budaya yang lebih luas dan merupakan bagian
dari tradisi sosial yang sudah ada sebelumnya.
11

Selain mempengaruhi budaya Arab, Islam juga menerima pengaruh dari
budaya-budaya yang ada di wilayah tersebut. Misalnya, dalam bidang sastra, Islam
mengadopsi tradisi sastra Arab pra-Islam, seperti sastra lisan dan puisi, dan
mengembangkannya dalam konteks keagamaan. Karya-karya sastra seperti qasidah
(puisi panegirik) dan marsiyah (puisi elegi) menjadi bentuk ekspresi seni yang
terkait erat dengan Islam.

10
Heri Firmansyah, “MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKAH,” At-Tafkir 12, no. 1 (August 8, 2019):
55–77, https://doi.org/10.32505/AT.V12I1.806.
11
Qois Azizah et al., “Integrasi Sastra Arab Dan Islam Serta Pengaruhnya Terhadap Sastrawan Muslim
Modern,” Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 3, no. 02 (March 3, 2021): 140 –56,
https://doi.org/10.32332/AL-FATHIN.V3I02.3099.

194 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

Selain itu, dalam bidang seni dan arsitektur, pengaruh budaya non-Arab juga
dapat terlihat. Contohnya adalah pengaruh Persia dalam seni hiasan dan seni ukir,
serta pengaruh Bizantium dalam penggunaan mozaik dan seni arsitektur kubah.
Islam menerima elemen-elemen ini dan mengembangkannya menjadi bentuk seni
yang unik dengan karakteristik sendiri.
Dengan demikian, periode awal Islam merupakan fase yang penting dalam
transmisi kebudayaan Islam. Interaksi dan perkembangan budaya yang terjadi
pada masa ini memainkan peran penting dalam membentuk identitas kebudayaan
Islam yang kaya dan beragam. Pengaruh dan pengarapan budaya Arab serta
adopsi dan adaptasi elemen-elemen budaya dari berbagai kelompok etnis dan
budaya lainnya memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan
kebudayaan Islam pada periode awal dan membentuk dasar bagi perkembangan
budaya Islam di masa yang akan datang
2. Zaman Keemasan Islam: Pada zaman keemasan Islam
Terjadi perluasan wilayah kekuasaan Islam dan interaksi dengan berbagai
peradaban seperti Persia, Bizantium, dan India. Interaksi budaya ini mempengaruhi
perkembangan seni, arsitektur, ilmu pengetahuan, dan sastra dalam dunia Islam.
Misalnya, seni arsitektur seperti Masjidil Haram dan Alhambra, serta
perkembangan ilmu pengetahuan seperti ilmu kedokteran, matematika, dan
astronomi.
12

Pada zaman keemasan Islam, umat Islam berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya dan terlibat dalam interaksi yang luas dengan berbagai peradaban,
terutama Persia, Bizantium, dan India. Interaksi budaya yang terjadi dalam periode
ini memiliki dampak signifikan pada perkembangan seni, arsitektur, ilmu
pengetahuan, dan sastra dalam dunia Islam.
Dalam bidang seni dan arsitektur, keemasan Islam menciptakan pencapaian luar
biasa dalam bentuk karya seni yang indah dan arsitektur megah. Salah satu
contohnya adalah Masjidil Haram di Mekah, yang mengalami perluasan dan
pembangunan pada masa ini. Masjidil Haram menjadi salah satu pusat spiritual

12
Miftahuddin Azmi, “Sejarah Pergumulan Hukum Islam Dan €ŽBudaya,” Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan
Pembaharuan Hukum Islam 13, no. 1 (2010): 53–78, https://doi.org/10.15642/ALQANUN.2010.13.1.53-78.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


195

dan tujuan ziarah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain itu, Alhambra di
Spanyol juga menjadi contoh penting dari seni dan arsitektur Islam pada masa itu,
dengan dekorasi yang rumit dan desain yang elegan.
13

Dalam bidang ilmu pengetahuan, zaman keemasan Islam diwarnai oleh
kemajuan yang luar biasa. Para ilmuwan Muslim pada masa itu menyumbangkan
pengetahuan baru dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu kedokteran,
matematika, dan astronomi. Karya-karya seperti "Al-Qanun fi al-Tibb" karya Ibnu
Sina (Avicenna) dalam bidang kedokteran dan "Al-Jabr wa al-Muqabalah" karya Al-
Khwarizmi dalam bidang matematika menjadi sumbangan penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan global.
Selain itu, perpindahan dan interaksi budaya antara Islam dan peradaban Persia,
Bizantium, dan India juga mempengaruhi perkembangan sastra dalam dunia Islam.
Pada masa ini, karya-karya sastra yang mencerminkan tradisi dan kebijaksanaan
kebudayaan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan kemudian
dikembangkan dalam konteks kebudayaan Islam. Contoh karya sastra terkenal
adalah "Rubaiyat" karya Omar Khayyam dari Persia dan "Alf Layla wa Layla"
(Seribu Satu Malam) dari wilayah Timur Tengah.
Dalam konteks sosial dan ekonomi, zaman keemasan Islam juga menghasilkan
pencapaian signifikan. Pada masa ini, perdagangan dan pertukaran budaya antara
dunia Islam dan peradaban lain berkembang pesat. Kebudayaan Islam menjadi
pusat perdagangan dan pertukaran intelektual di antara berbagai wilayah, yang
memfasilitasi pertukaran barang, ide, dan pengetahuan.
Secara keseluruhan, zaman keemasan Islam merupakan periode yang penting
dalam sejarah umat Islam yang menunjukkan kemajuan budaya dan ilmiah yang
luar biasa. Interaksi dengan berbagai peradaban seperti Persia, Bizantium, dan
India memberikan kontribusi besar dalam perkembangan seni, arsitektur, ilmu
pengetahuan, dan sastra dalam dunia Islam. Keberhasilan dan prestasi dalam

13
Muhammad Fauzi and Siti Aminatul Jannah, “PERADABAN ISLAM; KEJAYAAN DAN
KEMUNDURANNYA,” AL - IBRAH 6, no. 2 (December 31, 2021): 1 –26,
http://ejournal.stital.ac.id/index.php/alibrah/article/view/132.

196 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

bidang ini menjadi warisan yang kaya dan berharga bagi peradaban manusia dan
menyumbang pada kemajuan dunia pada saat itu dan masa depan.
3. Transmisi Ilmu Pengetahuan: Selama Abad Pertengahan
Ilmu pengetahuan dari dunia Yunani klasik diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab dan kemudian diserap dan dikembangkan dalam dunia Islam. Banyak karya
ilmiah dari ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khwarizmi, dan Al-Farabi
diterjemahkan ke bahasa Latin dan berpengaruh besar pada perkembangan ilmu
pengetahuan di Eropa.
14

Selama Abad Pertengahan, dunia Islam memainkan peran penting dalam
transmisi ilmu pengetahuan dari dunia Yunani klasik ke Eropa. Proses transmisi ini
melibatkan terjemahan karya-karya ilmiah Yunani ke dalam bahasa Arab, diikuti
oleh penyebaran dan pengembangan pengetahuan tersebut di dunia Islam.
Dalam periode ini, umat Islam mengadopsi sistem terjemahan yang canggih dan
melibatkan para cendekiawan Muslim yang mahir dalam bahasa Yunani, Arab, dan
Latin. Karya-karya ilmiah dari filsuf Yunani seperti Aristoteles, Plato, dan Galen
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Para ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina
(Avicenna), Al-Khwarizmi, Al-Farabi, dan banyak lagi, kemudian mempelajari,
menafsirkan, dan mengembangkan pengetahuan ini dalam konteks kebudayaan
Islam.
15

Pentingnya transmisi ilmu pengetahuan dalam dunia Islam terletak pada
kontribusinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Pada saat itu,
Eropa mengalami periode kegelapan atau kehancuran dari kerajaan Romawi Barat.
Namun, melalui kontak dengan dunia Islam, pengetahuan yang tel ah
diterjemahkan ke bahasa Arab mulai diserap kembali ke Eropa melalui perantara
bahasa Latin.
Terjemahan karya-karya ilmiah dari dunia Islam ke dalam bahasa Latin
memungkinkan penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan di Eropa.

14
Ahmad Khairul et al., “Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam Dan Ciri-Cirinya,” Jurnal Pendidikan
Dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (December 8, 2022): 9654–61, https://doi.org/10.31004/JPDK.V4I6.9906.
15
Dadang Suhendra et al., “PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM MASA DINASTI AHMAR DI
SPANYOL TAHUN 1232 -1492 M,” Jurnal Tamaddun 1, no. 1 (October 26, 2016),
https://doi.org/10.24235/TAMADDUN.V1I1.936.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


197

Misalnya, karya Ibnu Sina tentang kedokteran, yang dikenal dengan nama "Canon
of Medicine," menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh di Eropa pada
masa itu. Pengetahuan matematika dan astronomi yang dikembangkan oleh Al-
Khwarizmi memberikan kontribusi penting dalam pengem bangan ilmu
pengetahuan di Eropa.
Dalam konteks ini, transmisi ilmu pengetahuan melalui dunia Islam tidak hanya
berfokus pada terjemahan, tetapi juga pada pengembangan pengetahuan baru yang
dibuat oleh ilmuwan Muslim sendiri. Para ilmuwan Muslim membuat penemuan
dan penelitian yang signifikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti
matematika, astronomi, kedokteran, kimia, filsafat, dan lainnya. Kontribusi mereka
tidak hanya memengaruhi dunia Islam, tetapi juga menyumbang pada kemajuan
ilmiah global.
16

Melalui transmisi ilmu pengetahuan ini, perkembangan ilmu pengetahuan di
Eropa pada Abad Pertengahan menjadi mungkin. Pengetahuan yang terdapat
dalam karya-karya ilmiah terjemahan dari dunia Islam menjadi dasar bagi
kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa pada masa Renaisans dan seterusnya.
Dengan demikian, transmisi ilmu pengetahuan dalam dunia Islam selama Abad
Pertengahan berperan penting dalam mempertahankan dan mengembangkan
warisan ilmiah dari dunia Yunani klasik. Kontribusi tersebut tidak hanya
memperkaya peradaban Islam pada masa itu, tetapi juga membawa pengaruh
jangka panjang pada perkembangan ilmu pengetahuan global, termasuk di Eropa.
Transmisi Kebudayaan Islam dalam Konteks Budaya
1. Pengaruh Budaya Lokal
Ketika Islam menyebar ke wilayah-wilayah baru, umat Islam berinteraksi
dengan budaya lokal. Budaya lokal memberikan kontribusi pada perkembangan

16
Surono Surono and Mahfud Ifendi Mahfud Ifendi, “Pendidikan Islam Klasik: Model Dan Karakteristik,”
Thawalib: Jurnal Kependidikan Islam 2, no. 2 (October 5, 2021): 81 –96,
https://doi.org/10.54150/THAWALIB.V2I2.23.

198 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

seni, musik, tari, dan adat istiadat dalam kebudayaan Islam. Contohnya, seni ukir
kayu di Maroko, seni batik di Indonesia, dan musik sufi di Turki.
17

Ketika Islam menyebar ke wilayah-wilayah baru, interaksi dengan budaya lokal
menjadi hal yang tak terhindarkan. Budaya lokal memainkan peran penting dalam
pengembangan kebudayaan Islam, karena memberikan kontribusi yang beragam
dalam bidang seni, musik, tari, dan adat istiadat.
Salah satu contoh pengaruh budaya lokal yang signifikan dalam kebudayaan
Islam adalah seni ukir kayu di Maroko. Maroko memiliki tradisi seni ukir kayu
yang kaya, dengan motif-motif dan desain yang indah. Ketika Islam masuk ke
Maroko, seni ukir kayu tersebut mengalami adaptasi dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari seni hiasan dalam arsitektur masjid, pintu, dan furnitur. Seni ukir
kayu ini memberikan kekayaan dan keindahan estetika dalam budaya Islam di
Maroko.
Di Indonesia, budaya lokal juga memberikan kontribusi penting dalam
perkembangan kebudayaan Islam. Seni batik, misalnya, menjadi salah satu warisan
budaya yang khas di Indonesia. Ketika Islam datang ke Indonesia, seni batik
berkembang dan diadopsi dalam konteks kebudayaan Islam. Motif-motif batik
sering kali menggambarkan nilai-nilai Islam, simbol-simbol agama, atau kisah-
kisah dalam tradisi Islam. Seni batik menjadi sarana ekspresi dan identitas budaya
yang memadukan Islam dengan keanekaragaman budaya lokal di Indonesia.
Selain itu, musik sufi di Turki adalah contoh lain dari pengaruh budaya lokal
dalam kebudayaan Islam. Musik sufi adalah bentuk musik religius yang memiliki
akar dalam tradisi sufi atau mistik dalam Islam. Di Turki, musik sufi dikenal
dengan sebutan "tasawwuf music" atau "musik Ilahi". Musik sufi menggunakan
instrumen-instrumen tradisional seperti ney (seruling bambu), oud (alat musik
berdawai), dan perkusi. Musik sufi digunakan sebagai sarana untuk mencapai
pengalaman spiritual dan membangkitkan rasa kecintaan kepada Tuhan. Hal ini

17
Sri A Astuti Samad and Budaya dan Perubahan Sosial Perspektif Pendidikan, “Agama, Budaya Dan
Perubahan Sosial Perspektif Pendidikan Islam Di Aceh,” Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam 7, no. 1 (September 24, 2017): 23–46, https://doi.org/10.22373/JM.V7I1.1900.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


199

merupakan contoh bagaimana budaya lokal mempengaruhi dan memberikan
warna khusus dalam kebudayaan Islam di Turki.
Pengaruh budaya lokal dalam kebudayaan Islam mencerminkan adanya proses
interaksi dan saling berbagi antara Islam dan budaya lokal yang ada di suatu
wilayah. Islam menerima dan mengadopsi aspek-aspek budaya lokal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama, sementara budaya lokal juga berubah dan
berkembang dalam konteks kebudayaan Islam. Melalui interaksi ini, kebudayaan
Islam menjadi lebih bervariasi dan kaya dalam berbagai aspek kehidupan,
mencerminkan keragaman dunia Muslim yang meliputi berbagai budaya, etnis,
dan tradisi lokal.
18

Dengan demikian, pengaruh budaya lokal dalam kebudayaan Islam merupakan
fenomena yang terjadi di berbagai wilayah dan memberikan sumbangan penting
dalam perkembangan seni, musik, tari, dan adat istiadat dalam dunia Islam.
Keberagaman ini memperkaya identitas dan warisan budaya Islam secara
keseluruhan, menunjukkan dinamika yang terjadi dalam prose s transmisi
kebudayaan Islam sepanjang sejarah.
2. Penerimaan dan Penyesuaian
Islam memiliki kemampuan untuk menyerap elemen budaya lokal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama. Hal ini tercermin dalam kebiasaan makanan,
pakaian, dan adat istiadat yang berbeda di berbagai negara Muslim. Meskipun ada
keanekaragaman budaya, semua itu dihubungkan dengan ajaran agama Islam yang
mendasar.
Islam sebagai agama yang luas dan tersebar di berbagai wilayah memiliki
kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan elemen budaya lokal
yang tidak bertentangan dengan ajaran agama. Hal ini mencerminkan prinsip Islam
yang mengakui keragaman manusia dan memberikan kebebasan dalam

18
Batik Sebagai Warisan Budaya Bangsa dan and Lutfi Maulana Hakim, “Batik Sebagai Warisan Budaya
Bangsa Dan Nation Brand Indonesia,” Nation State: Journal of International Studies (NSJIS) 1, no. 1 (June 27,
2018): 60–89, https://doi.org/10.24076/nsjis.v1i1.5267.

200 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

mempertahankan identitas budaya mereka selama tidak melanggar prinsip-prinsip
agama.
Salah satu contoh penyesuaian budaya dalam Islam adalah dalam hal kebiasaan
makanan. Setiap wilayah atau negara Muslim memiliki kebiasaan makanan yang
khas sesuai dengan budaya lokal mereka. Misalnya, masakan Arab, Turki, Maroko,
atau Indonesia memiliki karakteristik dan cita rasa yang unik. Islam
memungkinkan umat Muslim untuk mempertahankan kebiasaan makanan
tradisional mereka selama makanan tersebut halal (diperbolehkan) dalam ajaran
agama. Prinsip-prinsip diet Islam, seperti larangan terhadap daging babi dan
alkohol, tetap dijaga, tetapi jenis dan metode persiapan makanan dapat bervariasi
sesuai dengan budaya lokal.
Selain itu, dalam hal pakaian, Islam juga menyesuaikan dengan budaya lokal.
Pakaian tradisional yang berbeda dapat diamati di berbagai negara Muslim, seperti
jubah Arab, saree di India, kebaya di Indonesia, atau kaftan di Maroko. Islam
menekankan kesederhanaan dan kesopanan dalam berpakaian, serta adanya aturan
tentang penutupan aurat (bagian tubuh yang harus ditutup). Namun, tata cara
berpakaian dalam Islam dapat bervariasi sesuai dengan budaya lokal, dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip yang diatur dalam ajaran agama.
Adat istiadat juga merupakan aspek yang dapat menunjukkan penyesuaian
budaya dalam Islam. Perayaan pernikahan, upacara kelahiran, kematian, dan
perayaan keagamaan lainnya sering kali mencerminkan warisan budaya lokal
dalam tradisi dan praktik yang dilakukan oleh umat Islam di berbagai wilayah.
Islam memungkinkan umat Muslim untuk mempertahankan adat istiadat
tradisional mereka selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
Dalam beberapa kasus, adat istiadat tersebut dapat menggabungkan elemen-
elemen budaya lokal dengan nilai-nilai Islam, menciptakan tradisi unik yang
memperkuat identitas budaya umat Muslim.
19

Penerimaan dan penyesuaian ini dalam kebudayaan Islam mencerminkan
toleransi dan inklusivitas agama terhadap keberagaman budaya. Islam mengakui

19
Hamzah Junaid et al., “KAJIAN KRITIS AKULTURASI ISLAM DENGAN BUDAYA LOKAL,” Jurnal
Diskursus Islam 1, no. 1 (April 26, 2013): 56–73, https://doi.org/10.24252/JDI.V1I1.6582.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


201

bahwa budaya adalah warisan manusia yang beragam, dan agama ini mengajarkan
umatnya untuk menghormati dan menghargai perbedaan budaya, asalkan tidak
bertentangan dengan ajaran agama. Hal ini memungkinkan adanya kesatuan dalam
keragaman, di mana semua umat Muslim terhubung oleh ajaran agama Islam yang
mendasar.
Dalam kesimpulannya, penerimaan dan penyesuaian budaya dalam Islam
adalah respons terhadap keanekaragaman budaya di antara umat Muslim di
berbagai wilayah. Islam mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan elemen
budaya lokal yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Kebiasaan makanan,
pakaian, dan adat istiadat yang berbeda di berbagai negara Muslim mencerminkan
kesesuaian antara budaya lokal dan ajaran agama Islam. Prinsip-prinsip Islam
tentang toleransi, inklusivitas, dan penghargaan terhadap perbedaan budaya
berperan penting dalam mempertahankan kekayaan dan keragaman dalam
kebudayaan Islam secara global.
4. KESIMPULAN
Dalam sejarah umat Islam, transmisi kebudayaan Islam melibatkan interaksi dan
perkembangan budaya yang kaya dan beragam. Dalam pembahasan ini, beberapa poin
penting dapat disimpulkan:
1. Transmisi Kebudayaan Islam: Seiring dengan penyebaran ajaran Islam, umat Islam
berinteraksi dengan budaya lokal di wilayah-wilayah yang baru. Interaksi ini
melibatkan penerimaan dan penyesuaian dengan elemen budaya lokal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam.
2. Interaksi Budaya: Budaya lokal memberikan kontribusi penting dalam
perkembangan seni, musik, tari, dan adat istiadat dalam kebudayaan Islam. Seni
ukir kayu di Maroko, seni batik di Indonesia, dan musik sufi di Turki adalah
contoh-contoh nyata dari pengaruh budaya lokal dalam kebudayaan Islam.
3. Penerimaan dan Penyesuaian: Islam memiliki kemampuan untuk menerima dan
menyesuaikan diri dengan budaya lokal, asalkan tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip agama. Hal ini tercermin dalam kebiasaan makanan, pakaian, dan

202 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

adat istiadat yang berbeda di berbagai negara Muslim. Islam memelihara prinsip-
prinsip agama yang mendasar sambil mengakomodasi keanekaragaman budaya
lokal.
4. Keberagaman dalam Kebudayaan Islam: Pengaruh budaya lokal dan penyesuaian
dalam kebudayaan Islam mencerminkan keberagaman dunia Muslim. Islam
menghargai perbedaan budaya sebagai warisan manusia yang beragam dan
mengajarkan umatnya untuk menghormati keragaman tersebut.
Kesimpulannya, transmisi kebudayaan Islam melibatkan interaksi dan
perkembangan budaya dalam sejarah umat Islam. Budaya lokal memberikan kontribusi
penting dalam kebudayaan Islam dan Islam mampu menyesuaikan diri dengan budaya
lokal. Keberagaman dalam kebudayaan Islam memperkaya warisan dan identitas umat
Islam secara global. Melalui saling berbagi dan penerimaan, kebudayaan Islam terus
berkembang sepanjang sejarah dengan mempertahankan prinsip-prinsip agama sebagai
landasan yang menyatukan umat Muslim di berbagai belahan dunia.

Referensi
Amin, Faizal, Iain Pontianak, Rifki Abror, Ananda Uin, and Bonjol Padang.
“Kedatangan Dan Penyebaran Islam Di Asia Tenggara: Telaah Teoritik Tentang
Proses Islamisasi Nusantara.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 18, no. 2 (March 1,
2018): 67–100. https://doi.org/10.24042/AJSK.V18I2.3069.
Asmuni, Ahmad, Iain Syekh, and Nurjati Cirebon. “KONTRIBUSI ISLAM TERHADAP
PERADABAN BARAT.” Jurnal Tamaddun 5, no. 1 (October 9, 2017): 166–166.
https://doi.org/10.24235/TAMADDUN.V5I1.1992.
Astuti Samad, Sri A, and Budaya dan Perubahan Sosial Perspektif Pendidikan. “Agama,
Budaya Dan Perubahan Sosial Perspektif Pendidikan Islam Di Aceh.” Jurnal
MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam 7, no. 1 (September 24,
2017): 23–46. https://doi.org/10.22373/JM.V7I1.1900.
Azizah, Qois, Bin Has, Muhammad Zaky Sya’bani Stit, Darul Fattah, and Bandar
Lampung. “Integrasi Sastra Arab Dan Islam Serta Pengaruhnya Terhadap
Sastrawan Muslim Modern.” Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 3, no. 02
(March 3, 2021): 140–56. https://doi.org/10.32332/AL-FATHIN.V3I02.3099.

Munawarah : Transmisi Kebudayaan Islam: Interaksi dan Perkembangan Budaya dalam
Sejarah Umat Islam.


203

Azmi, Miftahuddin. “Sejarah Pergumulan Hukum Islam Dan €ŽBudaya.” Al-Qanun:
Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam 13, no. 1 (2010): 53–78.
https://doi.org/10.15642/ALQANUN.2010.13.1.53-78.
Fauzi, Muhammad, and Siti Aminatul Jannah. “PERADABAN ISLAM; KEJAYAAN
DAN KEMUNDURANNYA.” AL - IBRAH 6, no. 2 (December 31, 2021): 1–26.
http://ejournal.stital.ac.id/index.php/alibrah/article/view/132.
Firmansyah, Heri. “MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKAH.” At-Tafkir 12, no. 1
(August 8, 2019): 55–77. https://doi.org/10.32505/AT.V12I1.806.
Hidayah, Fathi, and Muhammad Endy Fadlullah. “SHI’AH ABAD KESEPULUH
(PERAN DINASTI BUWAIHIYYAH DALAM KEBANGKITAN INTELEKTUAL
DAN KEBUDAYAAN ISLAM).” INCARE, International Journal of Educational
Resources 1, no. 1 (June 29, 2020): 061 –079.
http://www.ejournal.ijshs.org/index.php/incare/article/view/80.
Junaid, Hamzah, Jurusan Pendidikan, Agama Islam, Dpk Uin, and Alauddin Makassar.
“KAJIAN KRITIS AKULTURASI ISLAM DENGAN BUDAYA LOKAL.” Jurnal
Diskursus Islam 1, no. 1 (April 26, 2013): 56 –73.
https://doi.org/10.24252/JDI.V1I1.6582.
Khairul, Ahmad, Nadiah Firza, Nola Kabeakan, Putri Audya Sari, and Sukma Putri
Aulia. “Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam Dan Ciri-Cirinya.” Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (December 8, 2022): 9654–61.
https://doi.org/10.31004/JPDK.V4I6.9906.
Saihu, Saihu. “KONSEP PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT
FAZLURRAHMAN.” Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan
Islam 2, no. 1 (March 25, 20 20): 82 –95.
https://doi.org/10.36671/ANDRAGOGI.V2I1.76.
Sebagai Warisan Budaya Bangsa dan, Batik, and Lutfi Maulana Hakim. “Batik Sebagai
Warisan Budaya Bangsa Dan Nation Brand Indonesia.” Nation State: Journal of
International Studies (NSJIS) 1, no. 1 (June 27, 2018): 60 –89.
https://doi.org/10.24076/nsjis.v1i1.5267.

204 SKULA : Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah Vol. 3 No.1, 2023

Sofiana, Fina, Tri Wulandari, Nurul Wahidaturrahmah, and Asiyah Asiyah. “Teori
Dasar Pendidikan Multikultur Dari Aspek Pengertian Sejarah Dan Gagasan-
Gagasannya.” Journal of Education and Instruction (JOEAI) 5, no. 1 (June 30, 2022):
123–33. https://doi.org/10.31539/JOEAI.V5I1.3230.
Subagiya, Bahrum. “Eksplorasi Penelitian Pendidikan Agama Islam Melalui Kajian
Literatur: Pemahaman Konseptual Dan Aplikasi Praktis.” Ta’dibuna: Jurnal
Pendidikan Islam 12, no. 3 (June 30, 2023): 304 –18.
https://doi.org/10.32832/tadibuna.v12i3.14113.
Suhendra, Dadang, Jurusan Sejarah, Kebudayaan Islam, Iain Syekh, and Nurjati
Cirebon. “PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM MASA DINASTI AHMAR
DI SPANYOL TAHUN 1232 -1492 M.” Jurnal Tamaddun 1, no. 1 (October 26, 2016).
https://doi.org/10.24235/TAMADDUN.V1I1.936.
Surono, Surono, and Mahfud Ifendi Mahfud Ifendi. “Pendidikan Islam Klasik: Model
Dan Karakteristik.” Thawalib: Jurnal Kependidikan Islam 2, no. 2 (October 5, 2021): 81–
96. https://doi.org/10.54150/THAWALIB.V2I2.23.
Yahya, Yuangga Kurnia. “Pengaruh Penyebaran Islam Di Timur Tengah Dan Afrika
Utara: Studi Geobudaya Dan Geopolitik.” Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
16, no. 1 (June 26, 2019): 44–62. https://doi.org/10.15575/AL-TSAQAFA.V16I1.4272.
Yasinta, Paskalia, Etriana Meirista, and Abdul Rahman Taufik. “STUDI LITERATUR:
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).”
Asimtot : Jurnal Kependidikan Matematika 2, no. 2 (November 30, 2020): 129–38.
https://doi.org/10.30822/ASIMTOT.V2I2.769.
Zaluchu, Sonny Eli. “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah
Keagamaan.” Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (March 25, 2021): 249–66.
https://doi.org/10.38189/JTBH.V3I2.93.