Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

33

PENGARUH ORIENTASI K EWIRAUSAHAAN DAN INOVASI PRODUK TERHADAP
KINERJA UMKM B ATIK GEDOG KHAS TUBAN

Miftakhul Jannah
Dra. Hj. S. Anugrahini Irawati,M.M.
Hadi Purnomo, SE.,M.M.

[email protected]

Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura


ABSTRACT
The Effect of Entrepreneurship orientation and Product Innovation on
Performance of typical gedog batik SMEs in Tuban
There’re so many factors that effect on business performance at of typical
gedog batik SMEs in Tuban. This can be in the in the form of entrepreneurial
orientation factor and product innovation. The aims of this research are (a) to
determine whether the Entrepreneurship orientation variable effect on variable
performance of typical gedog batik SMEs in Tuban. (b) to determine whether
product innovation variable effects on variable performance of of typical gedog
batik SMEs in Tuban. (c) to determine whether the Entrepreneurship orientation
and Product Innovation variable simultaneously effect on variable performance of
typical gedog batik SMEs in Tuban. This research used the population as much as
47 entrepreneur of typical batik in Tuban as samples. The method used is multiple
linear regression analysis.
Using this analysis, the results indicate that 1) the entrepreurship orientation
variable has positive and significant effect on variable performance of typical gedog
batik SMEs in Tuban. 2) product innovation variable has positive and significant
effect on variable performance of typical gedog batik SMEs in Tuban. 3)
simultaneously, the entrepreneurship orientation and product innovation variables
effect on variable performance of typical gedog batik SMEs in Tuban. 4)
entrepreneurship orientation variable is the dominant effect on variable
performance of typical gedog batik SMEs in Tuban.
Keywords : Entrepreneurship orientation, Product Innovation, SMEs Performance.


ABSTRAK

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk terhadap
kinerja UMKM batik gedog khas Tuban

Banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja usaha pada UMKM Batik khas
Tuban. Hal ini bisa berupa faktor orientasi kewirausahaan dan inovasi produk.
Tujuan penelitian ini adalah (a) menentukan apakah variabel orientasi

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
34

kewirausahaan berpengaruh terhadap variabel kinerja UMKM batik gedog khas
Tuban. (b) menentukan apakah variabel inovasi produk berpengaruh terhadap
kinerja UMKM batik gedog khas Tuban. (c) menentukan apakah variabel orientasi
kewirausahaan dan inovasi produk secara simultan berpengaruh terhadap variabel
UMKM batik gedog khas Tuban. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
dengan 47 pengusaha batik gedog khas Tuban. Metode yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa,
1) variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban. 2) variabel Inovasi produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja UMKM Batik gedog
khas Tuban. 3) secara bersama-sama atau secara simultan orientasi kewirausahaan
dan inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban.
4) variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh dominan terhadap variabel kinerja
UMKM Batik gedog khas Tuban.
Kata Kunci : Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk, Kinerja UMKM.


PENDAHULUAN
Di Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Pada pelaksanaan
pembangunan suatu negara tentunya yang paling mendasar yaitu pembangunan pada daerah dari
suatu negara tersebut. Pemerintah daerah memiliki wewenang luas dalam membangun potensi
daerahnya sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 (JAP Vol. 1, No. 2, hal 213-220). Potensi
yang ada pada tiap daerah salah satunya adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan daerah terutama untuk menopang perekonomian suatu daerah.
Dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan sektor
potensi yang ada pada daerah tersebut. Kabupaten Tuban memiliki banyak potensi unggulan.
Salah satunya yang merupakan produk khas Tuban dari segi budaya warisan leluhur adalah
kerajinan batik khas Tuban.
Batik Tenun Gedog merupakan salah satu kerajinan batik yang dimiliki Kabupaten Tuban
dan memiliki ciri khas. Masyarakat sering menyebutnya dengan batik Gedog, karena pada salah
satu proses pembuatannya menghasilkan bunyi “dhog-dhog” yang berasal dari alat tenun batik.
Batik gedog memiliki keunikan tersendiri selain dari nilai estetika yang dimiliki, yaitu proses
produksinya dimulai dari memintal benang, menenun, membatik dan melakukan pewarnaan.
Batik gedog jika diraba bisa dikenali dari bahan yaitu kapas.
Sentra kerajinan produksi batik Gedog di kabupaten Tuban berada di Kecamatan Kerek
yang terletak di beberapa desa antara lain desa Gaji, desa Kedungrejo dan desa Margorejo.
Daerah sentra kerajinan produksi batik gedog, ditandai dengan adanya gapura bertuliskan

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

35

“Sentra Kerajinan Batik Gedog” yang berada di desa Margorejo, sebagai awal masuk ke
beberapa desa serta pengrajin aktif lainnya.
Berdasarkan wawancara dengan pengrajin batik yang ada di beberapa desa pada
kecamatan Kerek kabupaten Tuban, mayoritas para pengrajin mengungkapkan kendala, antara
lain: pertama dari segi bahan baku dalam proses produksi menjadi kendala karena pada saat ini
terjadi inflasi, maka bahan baku menjadi lebih mahal dan sulit di dapatkan. Kedua, teknologi
yang digunakan masih manual yaitu menggunakan tangan sehingga permintaan pasar yang
banyak belum tentu dapat terlayani secara tepat waktu. Pengusaha juga menyebutkan bahwa
penjualan selama lima tahun terakhir tidak stabil.
Penelitian ini dilakukan pada UMKM batik Gedog yang mempunyai lingkungan penuh
dengan ketidakpastian (misalnya pelanggan, supplier, pesaing dan asosiasi usaha), intensitas
persaingan yang tinggi (misalnya produk, harga, teknologi, SDM, distribusi, dan bahan baku)
serta membutuhkan kemampuan manajemen yang baik.
Persaingan usaha memaksa para pengusaha untuk memiliki strategi yang unggul dalam
bersaing agar mampu bertahan dalam persaingan. Produk yang dihasilkan juga menjadi bagian
sangat penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM. Orientasi kewirausahaan dan
inovasi produk berperan dalam menumbuhkan ketertarikan konsumen.
Lumpkin dan Dess (1996) mengungkapkan bahwa, orientasi kewirausahaan mengacu
pada praktik, proses, dan pengambilan keputusan yang memberikan dorongan kearah input yang
baru dan terdapat 3 aspek kewirausahaan yaitu, berani mengambil resiko, bertindak secara
proaktif dan selalu inovatif.
Inovasi produk tidak kalah penting, produk yang dihasilkan oleh pengusaha harus
mempunyai inovasi. Inovasi produk diterapkan untuk memenuhi permintaan pasar, yang berarti
pengusaha harus mendesain produknya sesuai keinginan konsumen agar produk yang dihasilkan
tetap menarik konsumen untuk membeli dan meningkatkan kinerja usaha.
Dalam penelitian ini batik gedog merupakan salah satu produk berupa kain batik khas
Tuban yang memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya. Seiring banyaknya permintaan
konsumen yang berbeda-beda, batik gedog mengalami inovasi dari segi bahan baku, proses
pembuatan hingga coraknya.
Wiklund (2005:75) menjelaskan, orientasi kewirausahaan yang baik berkaitan erat dengan
penggerak utama keuntungan maka seorang pengusaha memiliki harapan untuk mengambil
peluang maupun keuntungan yang ada, dan pada akhirnya mempunyai pengaruh positif pada

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
36

kinerja usahanya. Selanjutnya, Inovasi merupakan sesuatu yang dibuat atau diperbaiki agar
dapat dibedakan dengan yang telah ada maupun yang belum ada sebelumnya dalam bentuk,
fungsi, dan lain sebagainya.
Verhess dan Meulenberg (2004) dalam Heri (2012:8) mengungkapkan bahwa inovasi
mempunyai pengaruh yang kuat dalam meningkatkan kinerja UMKM. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1. Apakah Orientasi kewirausahaan secara positif dan signifikan
berpengaruh terhadap Kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban?, 2. Apakah Inovasi produk
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban? 3.
Apakah Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk berpengaruh secara simultan terhadap
Kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban ?, 4. Dari variabel Orientasi Kewirausahaan dan
Inovasi Produk manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja UMKM Batik
gedog khas Tuban ?

TINJAUAN PUSTAKA
Orientasi Kewirausahaan
Miller (2013:2), dalam hal inovasi pasar, orientasi kewirausahaan sebagai orientasi untuk
menjadi yang pertama, memiliki sikap dalam mengambil resiko, dan lebih proaktif pada
perubahan yang terjadi di pasar.
Sebuah usaha apabila memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat, akan lebih berani
dalam mengambil resiko, serta tidak hanya bertahan pada strategi masa lalu (Lumpkin dan
Dess,1996). Pada lingkungan yang dinamis seperti saat ini, orientasi kewirausahaan sangat jelas
menjadi hal yang sangat penting bagi keberlangsungan sebuah usaha. Oleh karena itu Lumpkin
dan Dess (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang ingin meningkatkan keberhasilan suatu
usaha harus berorientasi kewirausahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa orientasi
kewirausahaan merupakan kemampuan sebuah usaha atau wirausaha dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki agar dapat menghasilkan keberhasilan usaha dengan strategi perubahan
sehingga dapat bersaing dan lebih kompetitif.
Terdapat indikator orientasi kewirausahaan menurut pandangan Miller (1983) dalam
Yunia,dkk (2017:144):

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

37

1. Keinovasian, adalah kesediaan mengenalkan corak atau sesuatu yang baru melalui proses
kreatifitas dan eksperimen yang ditujukan dalam pengembangan produk maupun proses
yang baru (Dess dan Lumpkin,2005).
2. Keproaktifan, merupakan karakteristik perspektif yang memandang kedepan (forward
looking) dan memiliki pandangan masa depan untuk mengantisipasi permintaan ada
mencari pelung yang akan datang (Dess dan Lumpkin, 2005).
3. Keberanian mengambil resiko, merupakan pengambilan tindakan tegas dengan
mengeksplorasi hal yang tidak diketahui, meminjam dalam jumlah besar, atau
mengalokasi dana untuk usaha pada lingkungan yang tidakpasti (Lumpkin dan Dess,
2005).
Inovasi Produk
Suryana (2003) dalam Indra (2016:36), inovasi yaitu kemampuan penerapan kreativitas
dalam memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan kehidupan. Penawaran produk
oleh perusahaan sekarang ini menjadi beragam, tentunya terdapat kelebihan dari masing-masing
produk sesuai kebutuhan. Sebagai konsumen, mereka akan lebih memilih/selektif pada produk
yang membuat mereka tertarik. maka para wirausaha akan bersaing untuk menginovasi produk
yang dihasilkan agar konsumen tertarik akan produknya, dan inovasi produk dilakukan untuk
mempertahankan konsumen sebagai pelanggan tetap.
Dapat disimpulkan bahwa sebuah inovasi itu perlu karena setiap hari yang ada tidaklah
sama, ada kalanya terdapat perubahan yang menuntut kita mengikuti perubahan tersebut.
Begitupula dengan inovasi produk, sebuah produk harus ada inovasi yang dilakukan oleh
seorang wirausaha karena selera konsumen akan sebuah produk pasti akan selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman. Inovasi produk dilakukan untuk mempertahankan
kelangsungan sebuah perusahaan seiring dengan persaingan yang semakin ketat.
Lucas & Farrel (2000:240) dalam Cynthia (2014:1217), terdapat beberapa indikator dari
inovasi produk, yaitu:
1. Perluasan Lini Produk, produk yang tidak asing bagi perusahaan tetapi baru bagi pasar.
2. Produk Tiruan/Imitasi, produk yang dinilai baru oleh sebuah usaha tetapi familiar dengan
pasar.
3. Produk Baru, produk yang dinilai baru baik oleh perusahaan maupun pasar.

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
38

Kinerja Usaha
Kinerja mengacu pada kesuksesan pribadi dalam mencapai tujuan usaha yaitu dari empat
perspektif keuangan, pelanggan, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi dalam
Effendi et al., 2013).
Anthony,dkk (1997) dalam Indah (2016:47) berpendapat bahwa dalam mengukur kinerja
lebih baik menggunakan Balanced Scorecard yang merupakan salah satu alat ukur kinerja
sebuah usaha dan mengukur kinerja secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun non
keuangan dengan menggunakan 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif pelanggan, perspektif
bisnis internal, perspektif keuangan (Financial), dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan kinerja usaha yaitu bentuk
pencapaian atau prestasi perusahaan dari berbagai faktor dalam beberapa waktu tertentu yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau perbaikan apabila kinerja yang
dilakukan kurang optimal.
Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Orientasi Kewirausahaan dan
Kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban.
H2 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Inovasi Produk dan Kinerja UMKM
Batik gedog khas Tuban.
H3 : Diduga terdapat pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk secara bersama-
sama (simultan) terhadap Kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban.
H3 : Diduga Orientasi Kewirausahaan berpengaruh lebih dominan secara positif dan signifikan
terhadap Kinerja UMKM Batik gedog khas Tuban.

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

39

KERANGKA PENELITIAN
Model konseptual penelitian dapat dijelaskan melalui kerangka pemikiran sebagai berikut:


Gambar 1. Kerangka Pemikiran


METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang merupakan metode
penelitian berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan dalam meneliti populasi atau
sampel tertentu, teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:13).
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2012:80) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari:
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 47
Pengrajin Batik Khas Tuban yang terdaftar di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Tuban tahun 2018.
Sugiyono (2012:81), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik populasi.
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh (saturation sampling) yaitu
menjadikan seluruh populasi sebagai sampel. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 47 responden.
Definisi Operasional Variabel
1. Orientasi Kewirausahaan (X1)
Lumpkin dan Dess (1996), mendefinisikan “Orientasi Kewirausahaan sebagai suatu
metode, praktik, gaya pengambilan keputusan para manajer yang mengarah pada orientasi
kewirausahaan”.
Orientasi
Kewirausahaan
(X1)

Inovasi Produk
(X2)

Kinerja
Perusahaan
(Y)

H1
H2
H3
H4

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
40


2. Inovasi Produk (X2)
Suryana (2003) dalam Indah (2016:36), inovasi sebagai kesanggupan dalam menerapkan
kreativitas untuk memecahkan persoalan dan peluang serta meningkatkan dan memperkaya
kehidupan.
3. Kinerja Usaha (Y)
Kinerja mengacu pada kesuksesan pribadi dalam mencapai tujuan usaha yaitu dari empat
perspektif keuangan, pelanggan, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi
dalam Effendi et al., 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan pada 47 responden
dalam penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan jumlah responden 47 dan tingkat signifikansi
sebesar 5%, maka angka yang diperoleh adalah 0,294.
Berdasarkan perhitungan data diperoleh hasil bahwa seluruh butir pernyataan telah valid
karena nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel (0,294). Diperoleh juga data yang menyatakan
bahwa semua item pernyataan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 yang berarti semua
item pernyataan dinyatakan reliable.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Untuk melihat apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilihat dari
Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu baris
lurus diagonal, jika data berdistribusi normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013:84).

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

41


Gambar 2. Uji Normalitas


Tabel 1. Kolmogrof-Smirnov Test
One-Sample Kolmog”
orov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 47
Normal
Parameters
a,b

Mean 0E-7
Std. Deviation 2,49157899
Most Extreme
Differences
Absolute ,142
Positive ,109
Negative -,142
Kolmogorov-Smirnov Z ,970
Asymp. Sig. (2-tailed) ,303
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Nilai Kolmogrof-Smirnov Z sebesar 0,970 dengan tingkat signifikan 0,303 berarti hal ini
menunjukkan bahwa model regresi berdistribusi normal karena tingkat signifikannya ≥ 0,05.
Hal ini berarti mendukung uji normalitas dengan normal p-plot regression standardized.
Uji Multikolinearitas
Analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan apabila nilai VIF kurang dari 10 dan
nilai tolerance diatas 0,1.
Tabel 2. Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Orientasi Kewirausahaan ,605 1,652
Inovasi Produk ,605 1,652

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
42

Uji Heteroskedastistas
Masalah heteroskedastistas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan
scatterplot yaitu dengan memplotkan standardized predictors dengan standardized residual
model. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastistas (Ghozali, 2013: 139).

Gambar 3. Uji Heteroskedastistas


Uji Regresi Linier Berganda
Hasil pengolahan SPSS untuk analisis regresi linier berganda adalah berdasarkan hasil
pengolahan.
Tabel 3. Analisis Regresi Linier Berganda
Model

Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B
Std.
Error
Beta
1
(Constant)
2
,118
2
,993
,
708
,
483
Orientasi
Kewirausahaan
,
554
,
101
,546
5
,457
,
000
Inovasi Produk
,
568
,
142
,400
3
,992
,
000
a. Dependent Variable: Kinerja Usaha

Dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 2,118. Ini menunjukkan nilai constant. Dimana jika variabel bebas yang
terdiri dari Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Inovasi Produk (X2) = 0, maka variabel
terikat yaitu kinerja usaha (Y) adalah 2,118.
2. Koefisien X1 (b1) = 0,554. Ini berarti bahwa variabel Orientasi Kewirausahaan (X1)
berpengaruh positif terhadap kinerja usaha (Y), atau dengan kata lain jika orientasi

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

43

kewirausahaan (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja usaha (Y) akan
meningkat sebesar 0,554, dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Koefisien X2 (b2) = 0,568. Ini berarti bahwa variabel Inovasi Produk (X2) berpengaruh
positif terhadap kinerja usaha (Y), atau dengan kata lain jika inovasi produk (X2)
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja usaha (Y) akan meningkat sebesar 0,568,
dengan asumsi variabel lain tetap.
Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,000 <0,05,
maka kesimpulannya adalah variabel orientasi kewirausahaan dan inovasi produk secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja usaha.
Uji t (Parsial)
1. Nilai signifikan variabel orientasi kewirausahaan adalah 0,000 < 0,05. Nilai koefisien
variabel Orientasi kewirausahaan menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 5,457 > dari
ttabel 1,680. Hal ini berarti bahwa variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel kinerja usaha.
2. Nilai signifikan variabel inovasi produk adalah 0,000 < 0,05. Nilai koefisien variabel
inovasi produk menunjukkan nilai thitung sebesar 3,992 > dari ttabel 1,680.. Hal ini berarti
bahwa variabel inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
kinerja usaha.
Uji Dominan (Beta Standardized Coefficients)
Hasil SPSS menunjukkan bahwa nilai Beta Standardized Coefficients tertinggi adalah
variabel Orientasi Kewirausahaan sebesar 0,546, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
orientasi kewirausahaan berpengaruh dominan terhadap kinerja usaha.
Uji R
2
Nilai R square (R
2
) digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel independen (bebas)
mampu menjelaskan variabel dependen (terikat). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
sampai satu. Jika R
2
mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam
menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R
2

mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel dependen.
Hasil uji Koefisien determinasi (Adjusted R square) sebesar 0,721. Angka ini
menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan (X1) dan inovasi produk (X2) mampu memberikan

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
44

kontribusi terhadap kinerja usaha (Y) sebesar 72,1% sedangkan sisanya sebesar 27,9%
disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Tabel 4. Uji R
2


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilandasi dengan kajian teori dan perumusan
masalah yang telah dibahas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM batik
khas Tuban. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,554 dan memiliki
tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikan (ɑ) = 0,05. Nilai
thitung untuk variabel orientasi kewirausahaan 5,457 > ttabel sebesar 1,680.
2. Inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM batik khas
Tuban. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,568 dan memiliki
tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikan (ɑ) = 0,05. Nilai
thitung untuk variabel inovasi produk 3,992 > ttabel sebesar 1,680.
3. Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk jika di
uji secara simultan berpengaruh terhadap kinerja UMKM batik khas Tuban. Hal ini dapat
dilihat dari nilai Fhitung sebesar 60,380 lebih besar dari Ftabel yaitu sebesar 3,20
4. Hasil uji variabel dominan adalah: variabel orientasi kewirausahaan karena memiliki nilai
Beta tertinggi sebesar 0,546. Sehingga terbukti variabel orientasi kewirausahaan
berpengaruh dominan terhadap kinerja UMKM batik khas Tuban.

Saran
Berdasarkan dari hasil uraian sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diberikan
saran sebagai berikut:
Bagi UMKM Batik gedog khas Tuban
1. Dilihat dari data kuesioner yang paling banyak memberikan pernyataan tidak setuju dalam
variabel orientasi kewirausahaan pada indikator tentang, membuat inovasi yang sulit ditiru
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,856
a
,733 ,721 2,548
a. Predictors: (Constant), Inovasi Produk, Orientasi Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Kinerja Usaha

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

45

pesaing. Pengusaha batik gedog menjawab tidak setuju sebanyak 20 pengusaha yang berarti
masih banyak pengusaha yang tidak setuju jika inovasi yang dibuat sulit untuk ditiru
pesaing. Sebaiknya pengusaha batik gedog tidak mempermudah pesaing dalam meniru
inovasi yang sudah dilakukan. Sehingga terdapat pembeda antara produk yang dihasilkan
dengan produk pesaing. Apabila pesaing dengan mudah meniru inovasi yang dibuat
tentunya akan berpengaruh dalam kinerja usaha.
2. Dilihat dari data kuesioner yang paling banyak memberikan pernyataan tidak setuju dalam
variabel orientasi kewirausahaan pada indikator tentang, memasuki pasar baru yang
berbeda. Pengusaha batik gedog menjawab tidak setuju sebanyak 12 pengusaha. Sebaiknya
pengusaha batik gedog lebih berani mengambil resiko dalam memasuki pasar yang lebih
luas sehingga produk yang dihasilkan lebih banyak dikenal oleh konsumen, hal tersebut
tentunya akan memaksimalkan kinerja usaha.
3. Dilihat dari data kuesioner yang paling banyak memberikan pernyataan tidak setuju dalam
variabel orientasi kewirausahaan pada indikator tentang, menjadi yang pertama dalam
memperkenalkan produk. Pengusaha batik gedog menjawab tidak setuju sebanyak 11
pengusaha. Sebaiknya pengusaha batik gedog lebih proaktif untuk menjadi yang pertama
dalam memperkenalkan produknya dengan teknik yang berbeda sehingga konsumen yakin
jika produk yang dihasilkan lebih baik dari produk pesaing.
4. Dilihat dari data kuesioner yang paling banyak memberikan pernyataan tidak setuju dalam
variabel Inovasi Produk pada indikator tentang, membuat produk sesuai keinginan
konsumen. Pengusaha batik gedog menjawab tidak setuju sebanyak 12 pengusaha.
Sebaiknya pengusaha batik gedog lebih memperhatikan permintaan konsumen agar
konsumen merasa terpenuhi keinginannya dan menjadi pelanggan tetap.
5. Dilihat dari data kuesioner yang paling banyak memberikan pernyataan tidak setuju dalam
variabel Inovasi Produk pada indikator tentang, membuat produk tanpa meninggalkan ciri
khas. Pengusaha batik gedog menjawab tidak setuju sebanyak 11 pengusaha. Pada
pembuatan produk baru sebaiknya pengusaha batik gedog tidak meninggalkan ciri khas
yang sebelumnya sudah melekat, terlebih batik merupakan produk tradisional yang
mempunyai nilai ekstetika tersendiri.

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
46

Bagi peneliti berikutnya
Untuk mengoptimalkan hasil dari penelitian ini, maka diharapkan penelitian selanjutnya
mengenai masalah yang hampir sama bisa menambah variabel lain yang dipandang relevan
sehingga dapat menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Cynthia. V, Hendra Tawas. 2014. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Inovasi Produk dan
Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado.
Manado. Jurnal EMBA Vol. 2 No. 3 hal 1214-1224 ISSN 2303-1174. Ekonomi dan
Bisnis Samratulangi Manado.
Dess, G.G. Lumpkin, G.T. 2005. The Role of Entrepreneurial Orientation in Simulating
Effective Corporate Entrepreneurship. Academy of Management Executive, 19(1), 147-
156.
Heri Setiawan. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Teknologi dan Inovasi Produk
Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Songket Skala Kecil Di Kota Palembang. Jurnal
Orasi Bisnis Edisi ke-VIII, November 2012 ISSN: 2085-1375
Lumpkin, G.T,. Dess, G.G. 1996. Clarifying theEntrepreneurial Orientation Construct and
Linking in to performance. Academy og Management review, 21(1) 135-172.
Miller, D. 1983. The Correlates of Entrepreneurship in three types of firms. Management
science, 29(7): 770-791
Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard.
UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Paulus Wardoyo,dkk. 2015. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Strategi Usaga dan
Kinerja Bisnis UMKM di desa Ujung-ujung Kec. Pabelan Kab. Semarang. Semarang.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
Sari, Indah Yanti. 2016. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Produk terhadap
Kinerja UKM Kota Makassar. Makassar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Alauddin .
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatid dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta.
Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Revisi.
Salemba Empat.
Wardi, Yunia.dkk. 2017. Orientasi Kewirausahaan Pada Kinerja Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) Sumatera Barat: Analisis Peran Moderasi dari Intensitas Persaingan, Turbulensi
Pasar dan Teknologi. Jurnal management Teknologi16(1) 46-61.
Indonesia, Surga Digital dan UMKM. Mei 2018. Data BPS 2017 “Kontribusi UMKM pada
PDB”. https://m.kontan.co.id/news/indonesia-surga-digital-dan-umkm. Diakses pada
10/11/18.

Miftakhul, Anugrahini, Hadi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,…

47

Situs Resmi PemKab Tuban. 2018. Melongok Dua Tahun Pemerintahan Huda Noor Jilid Dua.
https://tubankab.go.id. Diakses pada 01/10/18.

Eco-Entrepreneurship, Vol 5 No 1 Juni 2019
48