Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 12

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA KELAS 2 TKJ SMK NEGERI 1 TOMA

Emrika Susanti Maduwu

Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA Negeri 1 Toma, Indonesia
([email protected]
)

Abstract
This research aimed at analyzing the implementation of PPKn learning in the character
building of eleventh grade TKJ at SMK Negeri 1 Toma. This research was designed by
using qualitative approach. In analyzing the data, researcher used the theory which was
proposed by Miles and Huberman, namely: data condensation , data display , and drawing
conclusions. In this study, there were two sources of the data, namely primary data and
secondary data th at were obtained from eleventh grade students of SMK Negeri 1 Toma.
The results of this research were found by analyzing the process of implementing learning
and through interviews. The implementation of learning carried out by the teacher in class
has included character values. It can be seen from the learning process, PPKn is a core
subject in instilling student character. Based on the research results that have been found
by the researcher, it can be concluded that the implementation of learning process which
carried out by teachers at eleventh grade TKJ in SMK Negeri 1 Toma has included
character values. The character formation that has been instilled in students is quite good,
although it is still not effective due to factors from students who still do not understand
character, lack of civics lessons, and lack of self-awareness of these students. To minimize
the obstacles that exist in character building, namely giving students an understanding
and examples of disciplined character values, as well as fostering awareness in students
about the importance of character.
Keywords: Learning Implementation ; Characters Building; Students.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam
pembentukan karakter siswa kelas XI TKJ di SMK Negeri 1 Toma. Penelitian ini dirancang
dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman antara lain yaitu:
penyingkatan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, ada
dua sumber data yaitu data sekunder dan data primer yang diperoleh dari siswa di kelas
sebelas SMK Negeri 1 Toma. Hasil dari penelitian ini ditemukan melalui menganalisis
proses pelaksanaan pembelajaran PPKn dan m elalui wawancara. Pelaksanaan
pembelajaran PPKn yang dilaksanakan oleh guru di kelas sudah memasukkan nilai- nilai
karakter. Dilihat dari proses pembelajaran, PPKn adalah mata pelajaran inti dalam
menanamkan karakter siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan oleh

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 13

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PPKn yang
dilaksanakan oleh guru di kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Toma sudah memasukkan nilai-
nilai karakter. Dilihat dari proses pembelajaran, PPKn adalah mata pelajaran inti dalam
menanamkan karakter siswa. Pembentukan karakter yang sudah ditanamkan kepada
siswa sudah cukup baik meskipun masih belum efektif dikarenakan faktor dari siswa
yang masih belum paham tentang karakter, kurangnya jam pelajaran PPKn, serta
kurangnya kesadaran diri siswa tersebut. Untuk meminimalisir kendala yang ada dalam
pembentukan karakter yaitu memberikan siswa pemahaman serta contoh tentang nilai
karakter yang disiplin, serta menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa tentang
pentingnya karakter.
Kata kunci: Pelaksanaan Pembelajaran; Pmebentukan Karakter; Siswa
A. Pendahuluan
Perkembangan pembelajaran yang
semakin canggih dan modern dalam proses
pembelajaran telah memberikan pengaruh
dan dampak terhadap manusia ya ng luar
biasa pada masa sekarang ini, tetapi yang
terpenting adalah sumber daya manusia
(Harefa, D., Telaumbanua, 2020) .
Pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas dapat dilakukan melalui
pembinaan, pendidikan lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyrakat.
Menurut Dakhi A. S. (2020:5) “Sekolah
dalam memimpin harus mampu
menghimpun semua warga sekolah,
mengelola fasilitas sekolah”. Ketiga
lingkungan tersebut merupakan tripusat
yang saling berhubungan dalam
pembentukan kualitas seorang pendidik
(Harefa, D., Telaumbanua, 2020).
Pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan adalah usaha terencana
dan merupakan proses yang
berkesinambungan sehingga diharapkan
dengan melalui program tersebut warga
negara atau siswa pada khususnya dapat
menyerap nilai- nilai moral pancasila.
Menurut Thomas Lickon (2018 :26) “Nilai-
nilai dasar yang sama kita miliki yang
memungkinkan kita untuk terlibat dalam
pendidikan moral publik dalam sebuah
masyarakat yang pluralistik”. Sehingga
pribadi yang bersangkutan dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai moral pancasila tersebut.
Banyaknya pergeseran kehidupan pelajar
Indonesia saat ini menjadi sebuah masalah
yang sangat penting bagi pendidikan di
Indonesia (Harefa, D., Telambanua, 2020).
Banyaknya kasus kenakalan remaja yang
mulai mengkhawatirkan para orang tua
menjadi sebuah tanggung jawab utama
pendidikan sekolah.
Karakter siswa merupakan salah satu
bukti dalam mengikuti proses
pembelajaran dalam sekolah. Menurut Asih
Mardati (2021:4) “Sekolah mendukung atau
meningkatkan disiplin siswa”. Dengan
nilai-nilai norma yang berlaku di sekolah
ataupun masyarakat, siswa sebagai
generasi penerus yang dihadapkan dalam
dunia global sehingga harus memiliki rasa
cinta tanah air, semangat kebangsaan yang
dapat menimbulkan semangat belajar yang
tinggi sehingga cita-cita pendidikan dapat
tercapai karna itu penyelenggaraan
pendidikan sekolah. Siswa harus memiliki
sifat, beriman, berbudi pekerti luhur,
kepribadian, disiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan
rohani (Surur, M., 2020).
Sumber dari berbagai permasalahan
kenakalan di sekolah yang telah

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 14

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

meluluhkan moralitas bangsa ini adalah
minimnya pendidikan karakter (Harefa,
2020a). Pendidikan nasional mencanangkan
gerakan nasional berupa pendidikan
karakter, dengan adanya pendidikan
karakter tersebut diharapkan mampu
menjadi solusi atas rapuhnya karakter
bangsa selama ini dan menjadikan
pendidikan di Indonesia sebagai penggerak
utama kemajuan bangsa dan negara
(Harefa, 2020c).
Dewasa ini bangsa Indonesia dilanda
krisis moral, tidak hanya pada tataran
pimpinan pemerintah dan birokrat semata,
tetapi telah merambah dasar sehingga pada
anak-anak sekolah. Hal ini bisa dilihat dari
tawuran pelajar, kenakalan anak-anak
remaja, dan sebagainya. Ini menunjukkan
bangsa kita telah kehilangan jati diri dan
karakternya (Harefa, 2020b). Karakter
merupakan kualitas perilaku kolektif
kebangsaan yang khas baik dan tercermin
dalam kesadaran pemahaman, rasa, karsa,
dan perilaku berbangsa dan bernegara
sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa
dan olah karsa. Pendidikan karakter perlu
ditanamkan kepada siswa secara umum
dan khususnya kepada siswa kelas 2 TKJ
SMK Negeri 1 Toma.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
ingin menyebutkan tujuan penelitian
diataranya;
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan di kelas 2 TKJ di SMK
Negeri 1 Toma.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
pembentukan karakter siswa kelas 2 TKJ
di SMK Negeri 1 Toma.
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dan jenis penelitian deskriptif yang
mendeskripsikan data-data yang ada dan
menganalisis dan menginterpretasikan.
"Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
digunakan berdasarkan paradigma, strategi
dan implementasi model secara kualitatif"
(Basrowi dan Suwandi 2008:20). Sedangkan
menurut Bogdan dan Taylor dalam
Basrowi (2008.21) "Penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang- orang
dan perilaku yang dapat diamati dan
individu secara holistik (utuh)" (Harefa,
2021). Oleh karena itu, jenis penelitiannya
adalah kualitatif deskriptif dengan metode
analisis studi kasus. Metode tersebut
merupakan langkah -langkah yang
digunakan dalam analisis pelaksanaan
pembelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dalam pembentukan
karakter siswa kelas 2 TKJ di SMK Negeri 1
Toma.
Sumber data dalam penelitian ini ada
dua yaitu; data primer menurut Sukardi
(2008:205) “Yaitu data yang diperoleh dari
cerita para pelaku peristiwa itu sendiri atau
saksi mata yang mengalami atau
mengetahui peristiwa tersebut”. Data
primer dapat berupa opini subjek secara
individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda fisik, kejadian, atau
kegiatan. Dalam data primer peneliti
peroleh dari hasil pengamatan partisipan di
lokasi penelitian melalui hasil wawancara
kepada guru mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dan siswa
kelas 2 TKJ SMK Negeri 1 Toma. Dan data
Sekunder adalah data yang diperoleh
dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh
pihak lain. Data sekunder bisa diperoleh
dalam bentuk dokumen foto, wawancara,
pengamatan, video, guru mata pelajaran

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 15

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

PPKn yang diwawancarai dan informasi
dari pihak terkait.
Dalam mengumpulkan data ada
beberapa langkah-langkah yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan data
diantaranya yaitu;
1. Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses -proses
pengamatan dan ingatan.
2. Dokumentasi adalah pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi dalam hal ini dapat berupa
foto, video, surat.
3. Wawancara, adalah teknik
pengumpulan data yang diperoleh
secara langsung antara pewawancara
dengan narasumber, sebagai sebuah data
informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara harus diubah menjadi
laporan tertulis. Dalam penelitian ini
yang akan diwawancarai atau dijadikan
pedoman narasumber adalah guru dan
siswa kelas 2 TKJ di SMK Negeri 1
Toma. Observasi yang dilakukan untuk
mendapat informasi dari lingkungan
sekolah.
Dalam menganalisis data ada tiga
langkah yang digunakan oleh peneliti
beradasarkan teori yang dikemukakan oleh
Miles dan ( Huberman 1992) mencakup tiga
kegiatan yang bersamaan:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses
pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian data dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama
penelitian dilakukan, dari awal sampai
akhir penelitian. Pada awal misalnya,
melalui kerangka konseptual,
permasalahan, pengumpulan
pengumpulan data. Selama pengumpulan
data misalnya membuat ringkasan,
mencari tema-tema, menulis memo, dan
lain-lain. dalam proses reduksi ini peneliti
benar-benar mencari data yang benar-
benar valid. Ketika peneliti menyaksikan
kebenaran data yang diperoleh akan dicek
ulang dengan informan lain yang dirasa
peneliti lebih mengetahui.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks
naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan.
Tujuannya adalah untuk memudahkan
pembaca untuk menarik kesimpulan.
Dalam tahap ini peneliti juga melakukan
display (penyajian) data secara sistematik,
agar lebih mudah untuk dipahami interaksi
antar bagian-bagiannya dalam konteks
yang utuh bukan segmental atau
fragmental terletak satu dengan lainnya.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dan konfigurasi
yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Makna-makna yang muncul dari data
harus diuji kebenaran dan kesesuaiannya
sehingga validitasnya terjamin.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tujuan daripada penelitian ini adalah
mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran PPKn dan mendeskripsikan pembentukan karakter siswa SMK Negeri 1 Toma.
1. Paparan data umum

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 16

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

SMK Negeri 1 Toma merupakan sekolah
yang terletak di desa Hilisataro, Kecamatan
Toma, Kabupaten Nias Selatan. SMK
Negeri 1 Toma, dibangun pada tahun 2010
di lokasi desa Hilisataro. Saat ini SMK
Negeri 1 Toma, dipimpin oleh kepala
sekolah atas nama Firman Sarumaha, S.Pd.
SMK Negeri 1 Toma memiliki lingkungan
yang cukup luas dimana terdiri dari
delapan gedung yang sudah sah dimana
setiap gedung/ruangan kelas, memiliki
jumlah siswa yang berbeda-beda dalam
tiap lokal. Dan memilki jumlah guru yang
berbeda-beda jurusan masing -masing,
sehingga sekolah SMK Negeri 1 Toma
menjadi sekolah yang digemari oleh siswa
dalam kalangan masyarakat, dengan
dorongan bapak/ibu guru yang
membangun relasi yang baik di tengah-
tengah masyarakat, melalui kepemimpinan
kepala sekolah di SMK Negeri 1 Toma .
Melalui peraturan sekolah ataupun kode
etik guru dalam setiap satuan sekolah
ataupun pendidikan (Iyam Maryati, Yenny
Suzana, Darmawan Harefa, 2022). Mengapa
harus membentuk karakter siswa karena
yang menentukan proses pembelajaran
adalah siswa, karena semua pembelajaran
ditentukan oleh karakter siswa kepada
guru yang memasuki ruangan. Maka guru
dituntut untuk memberikan pemahaman
kepada siswa agar karakter siswa harus
benar-benar dibentuk oleh bapak/ibu guru
yang sedang mengabdi dalam sekolah
(Telaumbanua, M., Harefa, 2020). Dengan
adanya niat baik bapak/ibu guru dalam
sekolah pasti siswa akan berubah
karakternya, karena semua proses
pembelajaran dibarengi dengan dorongan
dari bapak/ibu guru yang mempunyai
keahlian masing- masing yang dilakukan
dalam sekolah sehingga keadaan jumlah
siswa di SMK Negeri 1 Toma di setiap kelas
memiliki jumlah yang berbeda-beda, dapat
kita lihat dari tabel berikut.


Tabel 1. Data jumlah siswa dalam kelas
2 di SMK Negeri 1 Toma, Kecamatan
Toma, Kabupaten Nias Selatan
No. Kelas
Jumlah siswa Total jiwa di
SMK Negeri 1
Toma
Laki-laki
Perempuan
I I 20 15 35
II II 22 18 40
III III 23 18 51

Jumlah:
65
Jumlah
: 51
Jumlah
keseluruhan:
116
Desain Peneliti 2023
2. Paparan data khusus
Data yang telah didapatkan tentang
pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam
pembentukan karakter siswa kelas 2 Tkj di
SMK Negeri 1 Toma tahun pembelajaran 2022/2023. Melalui hasil wawancara kepada
guru di sekolah SMK Negeri 1 Toma
dengan pertanyaan mengenai bagaimana
pembentukan karakter siswa, dan guru
dalam sekolah SMK Negeri 1 Toma sangat
antusias dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan selalu
menaati atau selalu peduli terhadap
pembentukan karakter siswa misalnya
karakter siswa yang kurang baik, peduli
dengan karakter siswa sebagai tanggung
jawab yang diberikan sekolah kepada guru.
Hal ini dapat dilihat melalui hasil
wawancara yang diperoleh dari berbagai
informan yang telah digambarkan melalui
tabel berikut.

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 17

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya







Tabel 2 Hasil wawancara dengan kepala
sekolah (Firman Sarumaha, S.Pd)

N
o.
Pertanyaa
n
Jawaban Responden
1.
Bagaiman
a
pelaksana
an
pembelaja
ran PPKn
di kelas 2
Tkj?
Pelaksanaan
pembelajaran PPKn
dalam kelas 2 Tkj, sangat baik dilakukan bapak/ibu
guru yang memasuki
ruangan. Sehingga
bapak/ibu guru yang
sangat antusias dalam
mengerjakan tugas
dalam memberikan
proses pembelajaran
kepada siswa, yang ada
dalam ruangan. Dengan
adanya proses
pembelajaran dalam
kelas maka siswa sangat
antusias dalam
mendalamkan proses
pembelajaran tersebut,
maka siswa dengan
sendirinyah akan
terbentuk dalam
pembelajaran dalam
kelas atau pun dalam
rungan. Karena siswa
adalah salah satu yang
memperoleh ilmu dari
pembelajaran pendidikan
pancasila dan
kewarganegaraan dalam
proses pembelajaran.
2.
Apakah karakter siswa dalam sekolah
sudah
berjalanka
n dengan
baik ?
Sudah, karena karakter
siswa sangat dibutuhkan
dalam proses
pembelajaran dalam
kelas khusnya di mata
pembelajaran PPKn,
sehingga siswa selalu
mendalami yang
namanya karakter siswa.
Dengan adanya karakter
siswa dalam sekolah
maka proses
pembelajaran berjalan
dengan baik, karena ilmu
yang di berikan
bapak/ibu guru dalam
sekolah membutuhkan
siswa yang memilki
karakter siswa yang baik,
agar siswa mudah
menerima ilmu yang di
samapaikan bapak/ibu
guru dalam kelas atau
pun dalam ruangan.
Dengan diterapkan sikap
karakter kepada siswa
melalui proses
pembelajaran maka lama
kelamaan karakter siswa
menjadi baik.
3.
Apa saja
masalah dalam proses
pelaksana
an
pembelaja
ran PPKn
di dalam
sekolah?

Masalah yang dialami
setiap pembelajaran
memang amat kompleks.
Masalah itu datangnya
bisa dari kurikulum,
guru, siswa, sarana
prasarana, sumber
belajar, dan lainnya. Tapi
sayangnya banyak
pendidik kurang peka
terhadap permasalahan
yang dihadapi.
Berdasarkan pengalaman

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 18

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

di lapangan, di sini coba
diidentifikasi
permasalahan yang
pernah dihadapi, yang
menyebabkan
pembelajaran PPKn
cenderung kurang
menarik, dianggap
sepele, membosankan,
dan kesan negatif
lainnya. Masalah itu
antara lain: Materi-materi
itu selain terlalu tinggi
bagi siswa, juga belum
mempunyai urgensi dan
kegunaan bagi
kehidupan siswa.
Jikapun materi itu
dipelajari siswa, akhirnya
sasarannya cuma pada
aspek kognitif, tidak
menyentuh kehidupan
riil siswa.
4.
Apa
dampak
jika
karakter
siswa
tidak
diperhatik
an
bapak/ibu
guru
dalam
proses
pembelaja
ran?

Dampaknya kepada
seorang guru yang tidak
menjadikan karakteristik
siswa sebagai acuan
dalam proses
pembelajaran dan kurang
memperhatikan karakteri
stik siswa, dapat
mempengaruhi siswa
dalam memahami materi
pembelajaran. Proses
pembelajaran yang tidak
sesuai
dengan karakteristik sisw
a menyebabkan
pembelajaran yang tidak
bermakna. Akibat
minimnya pendidikan
karakter terhadap anak
menyebabkan terjadinya
krisis moral seperti
masalah sosial
dimasyarakat , tawuran
pelajar, penyalahgunaan
narkoba, minum
minuman keras,
bulliying dan hal hal
yang lainya. Hal ini
sebenarnya dapat diatasi
dengan menanamkan
nilai nilai pencasila pada
siswa.
5.
Apa saja
solusi jika
karakter siswa tidak terbentuk
dalam
proses
pembelaja
ran?
Solusi dalam proses
pembentukan karakter
siswa adalah, Pendidikan
tidak hanya mendidik
para peserta didiknya
untuk menjadi manusia
yang cerdas, tetapi juga
membangun
kepribadiannya agar
berakhlak mulia.
Pendidikan sebagai
usaha sadar dan
terencana untuk
mewujudkan suasana
belajar dan proses
pembelajaran sehingga
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual
keagamaan,
pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta
keterampilan yang
diperlukan masyarakat,
bangsa, dan negara.
Namun, saat ini
pendidikan di Indonesia
di nilai kurang berhasil
dalam membangun

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 19

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

kepribadian atau
karakter peserta didiknya
agar berakhlak mulia.
Diakui atau tidak diakui
saat ini terjadi krisis yang
sangat nyata dan
mengkhawatirkan
masyarakat dengan
melibatkan pemilik kita
yang berharga, yaitu
anak-anak. Melihat
fenomena-fenomena
yang terjadi saat ini
seperti pelajar yang
menjadi pemakai
narkoba, melakukan
tindak kriminal.
Pendidikan karakter
tentu tidak hanya
ditentukan oleh guru
tetapi orang tua dan
lingkungan masyarakat
juga turut
mempengaruhi. Oleh
karena itu, sebagai orang
tua, kita harus
membangun nilai-nilai
pendidikan karakter
sedini mungkin kepada
anak kita karena orang
tua adalah rumah
pertama bagi mereka
maka akan sangat mudah
mengajarkan pendidikan
karakter tersebut. Dan
tidak lupa orang tua juga
berperan aktif dalam
mengajarkan nilai-nilai
keagamaan karena
seyogyanya didalam nilai
keagaaman tersebut ada
beberapa bagian dari
nilai karakter yang ada
seperti, religius, toleransi,
saling menghargai, dan
lain-lain Lingkungan
masyarakat juga turut
menentukan sehingga
kita sebagai orang tua
tetap harus siap dan
waspada akan pergaulan
yang dijalin oleh anak
kita.
Wawancara dilaksanakan pada 28
November 2022
Sumber : Wawancara Dengan Kepala sekolah
2023
Tabel 3 Hasil wawancara dengan Guru
PPKn dan siswa kelas 2 Tkj SMK Negeri 1
Toma
N
o
Pertanya
an
Informa
n
Jawaban
1.
Bagaima
na sikap-
sikap
positif
yang ibu
lakukan sebagai guru PPKn Dalam
proses
pembelaj
arana?




















Sikap positif
yang kami
tunjukan
sebagai guru
dalam sekolah
adalah dengan
memberikan
contoh yang
baik kepada
siswa tentang
belajar yang
baik, melalui
bapak ibu guru
yang mulai
menjalangkanya
tugasnya misal,
kedatangan
bapak ibu guru
lebih awal dari
pada
siswa.Sehingga
siswa lebih baik
dalam sekolah

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 20

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya







1.1.
Martina
Roslina
Duha,
S.Pd
dengan motivasi
dari bapak/ibu
guru. Dan
karakter siswa
pun menjadi
baik dalam
sekolah, karena
di ajarkan
2.
Apakah
karakter
siswa
ada yang
tidak baik ketika sedang proses pembelaj
aran
Ada karena sifat
atau karakter
siswa selalu
berbeda-beda di
dalam kelas.
Sehingga guru
harus bisa
mengatasi
karakter siswa
tersebut melalui
proses
pembelajaran
yang akan
dilakukan oleh
ibu guru.
Karena karakter
siswa harus
benar-benar di
awasi oleh
bapak/ibu guru
melalui
Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegara
an.
3.
Bagaima
na cara
membent
uk
karakter
siswa
dalam
kegiatan
pembelaj
aran
Dengan cara
Sekolah diharapkan mampu
menciptakan
suasana yang
kondusif untuk
mewujudkan
nilai-nilai
karakter dalam
PPKn? tindakan sehari-
hari di sekolah.
Kepala sekolah,
guru, karyawan
dan tenaga
kependidikan
lainnya mampu
menjadi contoh
bagi siswa dan
warga sekolah.
Dengan demikian, nilai-
nilai karakter
dapat diwujudkan dalam
kehidupan
sehari-
hari di
sekolah oleh
semua warga
sekolah sebagai
suatu kebiasaan
dalam lingkungan
sekolah.
4.
Apa saja
dampak
yang di
alami oleh bapak/ib
u guru
jika karakter siswa tidak baik?
Maka guru
dituntut untuk
bisa merubah
sikap anak
peserta didik
karena guru
adalah
pahlawan tanpa
tanda jasa.
Apabila
seorang guru
tidak memahami karakteristik peserta didiknya
maka siswa
akan mengalami
yang namanya

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 21

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

kesulitan
dalam memaha
mi materi yang
di sampaikan
oleh guru yang
mengakibatkan
pertumbuhan,
perkembangan,
kemampuan
atau potensi
belajarnya
melemah.
5.
Apa
solusi
bapak/ib
u jika
karakter siswa selalu
tidak
baik
dalam
sekolah?
Solusinya
adalah Guru
harus
mengetahui
bahwa siswa di
dalam kelas
memiliki
karakter yang
sangat beragam.
Ada yang rajin
dan patuh pada
guru. Dan
sebaliknya ada
juga yang sering
mencari
perhatian
dengan
membuat ulah
dan susah
diatur. Nah,
sebagai seorang
guru, Guru
Pintar harus
tetap mengajar
dengan sebaik-
sebaiknya dan
berbuat adil
pada seluruh
siswa. Hal ini
tidak menjadi
masalah jika
siswa disiplin
dan selalu taat
pada guru.
Bagaimana
dengan siswa
bandel dan sulit
diatur maka.
Guru tida k
perlu panik,
tetapi guru
harus mencari
solusi yang baik.

1.

Bagaima na sikap-
sikap
positif
yang
bapak
lakukan
sebagai
guru
PPKn
Dalam
proses
pembelaj
arana?


2.1 Ros
julia
yanti
Zebua,
S,Kom








Sikap positif
yang saya
lakukan dalam
proses pembelajaran
adalah,
memberikan
yang terbaik
kepada siswa
yang benar -
benar memiliki
niat untuk
belajar, dan
berbagai metode
yang saya
ajarkan kepada
siswa agar siswa
tidak bosan
dengan mata
pelajaran yang
saya ajarkan
dalam kelas.

2.
Apakah
karakter
siswa
ada yang
tidak
baik
ketika
sedang
proses
Tidak semua
karakter siswa
baik, sebagian
juga karakter
siswanyah ada
juga yang mulai
berubah sesuai
dengan
perkembangan

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 22

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

pembelaj
aran?
anak tersebut.

3.


Bagaima
na cara
membent
uk
karakter
siswa
dalam
kegiatan
pembelaj
aran
PPKn?


Dengan cara
memberikan pemahaman
kepada siswa,
melalui pembelajaran
dalam sekolah.
sehingga siswa
lebih semangat
lagi untuk
belajar dirumah,
atau pun di
sekolah. karena
sifat siswa jika
sering di
ingatkan maka
siswa tersebut
akan ingat apa
yang di
samapaikan
oleh bapak/ibu
guru.
4.

Apa saja
dampak
yang di
alami oleh
bapak/ib
u guru
jika
karakter
siswa
tidak
baik?

Maka dampak
yang sering
kami hadapai
adalah tidak
berjalannyah
proses
pembelajarana
dalam kelas,
sehingga siswa
susah untuk di berikan pemahaman
tentang karakter
yang baik dalam
kelas atau pun
dalam sekolah.

5.


Apa
solusi
Solusi yang saya
berikan kepada
siswa adalah
bapak/ib
u jika
karakter siswa
selalu
tidak
baik
dalam
sekolah?

sering saya
berikan pemahaman
kepada siswa
atau selalu saya
berikan dorongan dalam proses pembelajaran
dalam sekolah.

1.


Bagaima
na sikap-
sikap
positif
yang
bapak
lakukan
sebagai
guru
PPKn
Dalam
proses
pembelaj
arana?



3.1 Aliran Zebua, S.Pd










Sikap positif
yang sering saya
lakukan dalam
proses
pembelajaran
adalah, saya
selalu beringkan pemahaman
kepada siswa
tentang
manfaat dalam
proses pembelajaran
yang di
barengin dengan karakter
siswa yang baik.
2.

Apakah karakter siswa
ada yang
tidak baik ketika sedang proses
pembelaj
aran?

Ada, karena
karakter siswa
selalu berbeda-
beda dalam tiap
lokal dan
sekolah,
sehingga proses
pembelajaran
ada hambatan
yang harus di
selesaikan
sebelum proses
pembelajaran.

3.


Bagaima
na cara
Dengan
memberikan
pemahaman

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 23

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

membent
uk
karakter
siswa
dalam
kegiatan
pembelaj
aran
PPKn?

yang baik
kepada siswa
melalui prosespembelaja
ran dalam
ruangan, dan
mealui dorongan
bapak/ibu guru
yang selalu
memberikan
karakter yang
baik, kepada
siswa.
4.
Apa saja
dampak
yang di
alami
oleh
bapak/ib
u guru
jika karakter
siswa
tidak
baik?
Dampaknya,
adalah
terkendalam
poroses
pembelajaran
yang di lakukan
oleh bapak/ibu
yang sedang
melakukan proses
pembelajaran.
5.

Apa solusi bapak/ib
u jika
karakter siswa selalu tidak baik
dalam
sekolah?

Maka solusi
saya adalah,
siswa tersebuh
seringdi
ingatkan ketika
proses pembelajaran
berjalan dengan
baik, sehingga
bapak/ibu guru
selalu
memberikan
perhatian
kepada siswa
tersebut.
1.

Bagaima
na cara
bapak/ib
u guru
mengajar dalam kelas ?
Karni
sari
Lato
(siwa)

Dengan cara,
bapak/ibu guru
mengajarkan
kami berbagai
cara melalui
karakter seorang
guru yang
memasuki
rungan atau
kelas.
2.
Apakah karakter bapak/ib u guru di sekolah baik?
Anton Laia (siswa)
Ia, karakter
bapak/ibu guru
dalam sekolah
sebagai pendoman
kepada kami,
Sebagai siswa.
3.
Apakah
bapak/ib
u guru
sudah menjalan kan tugas
sebagai
guru
pembelaj
aran
dalam
kelas?
Agusm an buulolo
( siswa)
Sudah, karena
bapak/ibu guru
kami selalu aktif
dalam sekolah,
mau itu dalam
lingkungan
sekolah terlebih-
lebih dalam
masyarakat.
4.


Apakah ibu sudah melaksak
an untuk
membent uk karakter siswa
dalam
Muni hati Laia
(siswa)
Sudah, karena
ini sangat
penting sekali
bagi siswa
untuk
menyadarkan
diri bahwa
dalam lingkungan
sekolah harus
ada karakter
siswa yang baik

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 24

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

proses
pembelaj
aran?
dalam sekolah.
sehingga
bapak/ibu guru
lebih semangat
untuk memberikan pemahaman
kepada siswa
dalam menjalankan
proses
pembelajaran
bagi siswa.
5.
Apa yang siswa kami ketahui
tentang
karakter
yang
baik bagi
sekolah?
Zeki hati
ndruru
(siswa)
Yang saya
ketahui tentang
karakter yang
baik siswa
adalah, siswa
sangat antusias
dalam mempelajari
karakter yang
baik, dari
bapak/ibu guru,
sehinggi bapak/ibu
memiliki peran
yang sangat
efektif dalam
proses pembelajaran
melalui proses
pembelajaran
PPKn.
Wawancara dilaksanakan pada 12
Desember 2022
Sumber : Wawancara Dengan guru 2022
Temuan Penelitian
1) Pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu
kewajiban untuk membangkitkan perasaan dan semangat siswa dalam proses
pembelajaran dalam sekolah, karena guru
adalah sebagai pendoman dalam
lingkungan sekolah sehingga guru sangat
di tentukan dengan memiliki strategi
pembelajaran selalu dimiliki oleh seorang
guru untuk membangkitkan semangat
seorang siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di dalam kelas melalui proses
pembelajaran karakter siswa dalam
lingkungan sekoalah/atau pun dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada guru dan siswa
di SMK Negeri 1 Toma, untuk pelaksanaan
pembelajaran PPKn dalam proses mengajar
dalam kelas, untuk membentuk karakter
siswa dalam sekolah:
a) Pelaksanaan pembelajaran adalah proses
yang diatur sedemikian rupa oleh
bapak/ibu guru dengan berbagai
langkah-langkah tertentu agar
pelaksanaan mencapai hasil yang
diharapkan.
b) Pelaksanaan pembelajaran merupakan
kegiatan proses belajar-mengajar sebagai
unsur inti dari aktivitas pembelajaran
yang dimana dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan aturan yang telah di
susun dalam perencanaan sebelumnya.
Guru merupakan sosok ideal bagi setiap
siswa. Biasanya apa yang dilakukan
guru akan menjadi acuan bagi siswa
dalam proses pembelajaran.
c) Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang bernilai edukatif, nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi
antara guru dan peserta didik. Interaksi
yang bernilai edukatif dikarenakan
pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pelaksanaan pembelajaran
dimulai dari proses pembelajaran
dengan menerpkan karakter-karakter
guru yang baik di SMK Negeri1Toma.

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 25

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

d) Pembelajaran merupakan inti dari suatu
proses pelaksanaan pembelajaran.
Dalam penyampaian materi guru
menyampaikan materi berurutan dari
materi yang paling mudah terlebih
dahulu, untuk memaksimalkan
penerimaan peserta didik terhadap
materi yang disampaikan guru maka
guru mengunakan metode mengajar
yang sesuai dengan materi dan
menggunakan media sebagai alat bantu
penyampaian materi pembelajaran.
Karakter siswa
Berdasarkan wawancara kepada kepala
Sekolah SMK Negeri 1 Toma. Menunjukkan
masih terdapat siswa yang mempunyai
karakter yang melanggar tata tertib sekolah
misalnya, suka bolos, sering mengeluarkan
kaki baju, tidak mengenakan seragam
sekolah, tidak menghargai guru, tidak
disiplin, sering terlambat, tidak mengerjakan
tugas. Ada beberapa upaya yang harus
dilakukan oleh guru supaya siswa paham
dengan karakter:
a. Karakter siswa adalah sikap ataupun
perbuatan yang bertujuan untuk
membentuk pola pikir, dan perilaku
peserta didik agar menjadi pribadi yang
baik, berakhlak, berjiwa luhur, dan
bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran di SMK Negeri 1 Toma.
b. Kesadaran karakter siswa merupakan
hal sangat esensial dalam berbangsa dan
bernegara, hilangnya kesadaran akan
menyebabkan hilangnya karakter
generasi penerus sehingga karakter
sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
c. Kesadaran karakter siswa harus
dibangun dan dibentuk untuk menjadi
pribadi yang baik dalam proses
pembelajaran.
d. Karakter adalah usaha sadar yang
dilakukan untuk membentuk peserta
didik menjadi pribadi positif dan
berakhlak dalam proses pembelajaran di
SMK Negri 1 Toma.
e. Karakter lebih dekat dengan akhlak,
yaitu spontanitas manusia dalam
bersikap, atau perbuatan yang telah
menyatu dalam diri nanusia sehingga
ketika muncul tidak perlu dipikir lagi.
f. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain,
tabiat, watak siswa dalam sekolah,
melalui proses pembelajaran dalam kelas
di SMK Negeri 1 Toma.
g. Guru dalam membentuk karakter siswa
adalah mendidik, mengajar
membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Sehingga siswa lebih semangat dalam
melakukan kegiatan proses
pembelajaran.
h. Guru merupakan salah satu peran
penting dalam proses pembinaan
karakter peserta didik. Karena karakter
adalah modal untuk kesuksesan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
i. Hindari rasa malas untuk karakter siswa
dalam proses pembelajaran dalam kelas.
j. Selalu semangat dalam menjalankan
tugas tanpa ada rasa bosan dalam
sekolah, dan tetap memberikan yang
terbaik dalam proses pembelajaran
dalam lingkungan sekolah untuk
meningkatkan karakter siswa dalam
kelas di SMK Negeri 1 Toma.
k. Pada saat mulai proses pembelajaran
guru harus benar benar mengusai semua
sifat dan perilaku siswa, supaya proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan
efektif dalam ruangan melalui
pembentukan karakter siswa.

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 26

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

Berdasarkan penjelasan di atas maka
peneliti menyimpulkan bahwa karakter
siswa di SMK Negeri 1 Toma, memiliki
pelaksanaan pembelajaran yang sangat
baik dan efektif dalam proses pembelajaran
sekolah, karena karakter siswa menentukan
keberhasilan dalam sekolah. Sehingga
siswa sangat minat dalam menaati segala
aktifitas dalam sekolah maupun di
masyarakat, tindakan preventif
dilaksanakan membutuhkan pelaksanaan
pembelajaran oleh bapak/ibu guru, yang
mempunyai tanggung jawab dalam tugas
sekolah dengan memberikan waktu yang
efektif dalam melakukan proses
pembelajaran.
D. Penutup
Berdasarkan temuan hasil penelitian
tentang pelaksanaan pembelajaran PPKn
dalam pembentukan karakter siswa kelas 2
TKJ di SMK Negeri 1 Toma maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran adalah suatu kewajiban
untuk membangkitkan perasaan dan
semangat siswa dalam proses
pembelajaran dalam sekolah, karena
guru adalah sebagai pedoman dalam
lingkungan sekolah dan memiliki
peranan penting dalam memilih strategi
pembelajaran untuk membangkitkan
semangat seorang siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran PPKn yang
dilaksanakan oleh guru di kelas sudah
memasukkan nilai- nilai karakter. Dilihat
dari proses pembelajaran, PPKn adalah
mata pelajaran inti dalam menanamkan
karakter siswa.
2. Pembentukan karakter yang sudah
ditanamkan kepada siswa sudah cukup
baik meskipun masih belum efektif
dikarenakan faktor dari siswa yang
masih belum paham tentang karakter,
kurangnya jam pelajaran PPKn, serta
kurangnya kesadaran diri siswa tersebut.
Upaya untuk menghindari kendala
dalam pembentukan karakter yaitu
memberikan siswa pemahaman serta
contoh tentang nilai karakter yang
disiplin, serta menumbuhkan kesadaran
dalam diri siswa tentang pentingnya
karakter.
Setelah melakukan penelitian maka
peneliti ingin memberikan beberapa
saran. Semoga saran ini akan memerikan
ide yang baru untuk proses yang
pembelajaran sehingga siswa dapat
memahami pentingnya karakter. Saran
ini ada hubungannya dengan hasil
penelitian terutama untuk guru, siswa,
dan peneliti selanjutnya:
1. Hendaknya pelaksanaan pembelajaran
di SMK Negeri 1 Toma memberikan
yang terbaik dalam proses pembelajaran
dalam sekolah supaya kedepan
pelaksanaan pembelajaran lebih
meningkatkan dalam lingkungan
sekolah.
2. Hendaknya karakter siswa di SMK
Negeri 1 Toma, lebih ditingkatkan lagi,
karena karakter siswa adalah proses
untuk melatih dan mendidik perilaku
seseorang sesuai dengan tata tertib atau
aturan yang berlaku baik yang muncul
dari kesadaran dirinya maupun karena
adanya sanksi atau hukuman yang
berlaku dengan penuh rasa tanggung

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPKn 27

CIVIC SOCIETY RESEARCH and EDUCATION: P-ISSN: 2715-2022 E-ISSN: 2829-0585
Vol. 4 No. 1 Edisi Maret 2023 Universitas Nias Raya

jawab dan sepenuh hati, sehingga
apabila dirinya melakukan suatu
pelanggaran akan timbul suatu perasaan
bersalah, malu, takut dan tidak mau
untuk melakukan perbuatannya lagi.
E. Daftar Pustaka
Asih Mardati, 2021. Peran guru dalam
membentuk karater siswa. Yogyakarta:
UAD Press.
Basrowi & Suwandi, 2008. Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dakhi A.S, 2020. Kiat sukses meningkatkan
displin siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Harefa, D., Telambanua, K. (2020). Teori
manajemen bimbingan dan konseling.
CV. Embrio Publisher.
Harefa, D., Telaumbanua, T. (2020). Belajar
Berpikir dan Bertindak Secara Praktis
Dalam Dunia Pendidikan kajian untuk
Akademis. CV. Insan Cendeki a
Mandiri.
Harefa, D. (2020a). PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MAKE A MATCH PADA APLIKASI
JARAK DAN PERPINDAHAN.
GEOGRAPHY Jurnal Kajian, Penelitian
Dan Pengembangan Pendidikan, 8(1), 1–
18.
Harefa, D. (2020b). Teori Ilmu Kealaman
Dasar Kajian Untuk Mahasiswa
Pendidikan Guru dan Akademis.
Penerbit Deepublish. Cv Budi Utama.
Harefa, D. (2021). Monograf Penggunaan
Model Pembelajaran Meaningful
Instructional design dalam pembelajaran
fisika. CV. Insan Cendekia Mandiri.
https://books.google.co.id/books?hl=e
n&lr=&id=RTogEAAAQBAJ&oi=fnd&
pg=PA1&ots=gmZ8djJHZu&sig=JKoL
HfClJJF6V29EtTToJCrvmnI&redir_esc
=y#v=onepage&q&f=false
Harefa, D. (2020c). Perbedaan Hasil Belajar
Fisika Melalui Model Pembelajaran
Problem Posing Dan Problem Solving
Pada Siswa Kelas X-MIA SMA Swasta
Kampus Telukdalam. Prosiding
Seminar Nasional Sains 2020, 103–116.
Iyam Maryati, Yenny Suzana, Darmawan
Harefa, I. T. M. (2022). Analisis
Kemampuan Komunikasi Matematis
dalam Materi Aljabar Linier. PRISMA ,
11(1), 210– 220.
Milles, M. B., Huberman, 1992. Qualitative
Data Analysis (3
rd
ed.). USA: Sage
Publications.
Surur, M., D. (2020). Effect Of Education
Operational Cost On The Education
Quality With The School Productivity
As Moderating Variable. Psychology
and Education Journal , 57(9), 1196–1205.
Sugiyono, 2013. Metode penelitian kuantitaif,
kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta,
CV.
Thomas Lickona, 2018. Pendidikan kearakter.
Bandung: Nusa Media.
Telaumbanua, M., Harefa, D. (2020). Teori
Etika Bisnis dan Profesi Kajian bagi
Mahasiswa & Guru . Yayasan
Pendidikan dan Sosial Indonesia Maju
(YPSIM) Banten.