ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA
CV. LIE SON SENG SEMARANG







SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S 1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun Oleh:
Ike Malyvana
NIM. B.231.15.0448


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019

viii

ABSTRAK


Penelitian ini dilakukan di CV. Lie Son Seng Semarang. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bahwa sistem pengendalian internal atas pengelolaan
persediaan barang dagang pada perusahaan yang diobservasi sudah berlangsung
dengan baik atau belum.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan
triangulasi sumber data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi berdasarkan
pengumpulan data serta fakta yang relevan. Penelitian informan didasarkan pada
prinsip informan didalam penelitian ini ada 3 orang.
Dari hasil penelitian pengendalian internal di CV. Lie Son Seng belum
diterapkan secara maksimal dan mengenai pengelolaan perediaannya masih rentan
akan bahaya dan resiko, karena dari prosedur pembelian, penyimpanan barang,
pencatatan hingga penjualan barang dagang, perusahaan masih menggunakan
pengisian data secara manual. CV. Lie Son Seng mengalami permasalahan seperti
: selisih stok, kerusakan barang, hambatan permasalahan dari supplier dan
customer.
Adapun saran yang diberikan adalah mengenai metode pencatatan
pengelolaan persediaan kedepannya sudah menggunakan sistem modern yang
sudah terkomputerisasi, mengenai permasalahan selisih stok harus melakukan
stock opname secara berkala, melakukan komunikasi yang baik agar tidak
terjadinya kedoubelan stok, mengenai hambatan eksternal harus melakukan
komunikasi dan perjanjian di awal proses transaksi.

Kata kunci : Sistem, pengendalian internal, pengelolaan, persediaan barang
dagang.

ix


ABSTRACT


The Research is done at CV. Lie Son Seng - Semarang. The aim of the
research is to observe about Internal Controlling Systems of goods supplies.
Qualitative Method was chosen as the method for the research, by using
triangular data base which are observation, interviewing and documentation
based on the compilation of data’s and relevant fact. The information gets from
three employees of CV. Lie Son Seng.
Based on the result of my observation, the Internal Controlling Systems at
CV Lie Son Seng still need to be improve due to the manual process for all the
procedures such as the purchase order, goods savings, selling process etc. The
problem that need to be concern of such as: unmatched stocks, the conditions of
the goods (rejected), customers and suppliers problems etc.
Thus, the suggestions are changing the stocks management method into
the computerized system, apply the real time inventory management, improving
the communication inside the organization to avoid piled up stock, and related
with external obstacle must have a written agreement on the beginning of each
transaction.

Key Words : Systems, Internal Controlling, Processing, goods supplies, goods
items

x



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal Atas Pengelolaan Persediaan Barang Dagang
Pada CV. Lie Son Seng Semarang” dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada almamater Universitas Semarang, karena dalam penulisan ini, penulis
mendapat bimbingan, dorongan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala hormat dan ketulusan hati penulis hendak menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM, selaku Rektor Universitas Semarang.
2. Bapak Yohanes Suhardjo, SE, Akt, Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang.
3. Ibu Ardiani Ika, S, SE, MM, Akt, CA, CPA, selaku Ketua Jurusan dan
Dosen Pembimbing yang telah memberikan petunjuk, dan arahan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Ibu Surjawati, SE,MM,Akt selaku Dosen Wali Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang.

xi

5. Bapak Nirsetyo Wahdi SE, M.Si, Akt, CA, BKP, CPA, selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Segenap staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Semarang yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Leoni selaku manajer perusahaan dan Ibu Devina Ardiansyah selaku
wakil manajer perusahaan CV. Lie Son Seng yang sudah memberikan izin
dalam pelaksanaan penelitian.
8. Segenap karyawan CV. Lie Son Seng yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Kedua orang tuaku yang tiada hentinya mendoakan dan memberikan
dukungan selama penyusunan skripsi ini.
10. Keluarga saya tercinta, Yupan adikku tersayang, kak ita, kak sari, dan
keluarga besar saya, yang telah memberikan doa dan semangat selama
penyusunan skripsi ini.
11. Oneeep (Cowok Baik Sedunia) yang selalu menemani dan tidak pernah
bosan memberikan semangat.
12. Sahabat - sahabat tersayangku Putri Andiyani, Husni Ghozali, Ihda Laila
F, Agil Ardiyanto, Abraham Reynldi, Hilda Ayu G, Ahsin Zuhdi, dan
Riska Novita S yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.

xii

13. Sahabatku, Riska Ayu Saputri, Adinda Nurul, Eunike Agustine, Cici Lea
Mbk Fitri yang baik, yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
14. Ciwi - Ciwiku tersayang, Conny florida N dan Bella Anindya terimakasih
atas doa dan motivasinya selama penyusunan skripsi ini.
15. Sahabat GS Squadku, Risky AD, Yeni P, Sopie, Churfian terimakasih atas
motivasi dan dukungannya.
16. Teman-teman mahasiswa akuntansi angkatan 2015 yang telah membantu
dalam proses skripsi ini.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. Kritik
dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian di masa mendatang.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan berbagai
pihak lain yang memerlukan skripsi ini.

Semarang, 26 Juli 2019



( Ike Malyvana )

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ................................................................. ii
PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN................................................................ iv
PENGESAHAN REVISI UJIAN ............................................................................ v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 10
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
1.3.2 Kegunaan Penelitian.................................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 14
2.1 Telaah Literatur ............................................................................................... 14
2.1.1 Pengertian Sistem .................................................................................... 14
2.1.2 Pengertian Sistem Pengendalian Internal ................................................ 15
2.1.3 Unsur - Unsur Pengendalian Internal ...................................................... 17
2.1.4 Prinsip - Prinsip Pengendalian Internal ................................................... 21
2.1.5 Tujuan Sistem Pengendalian Persediaan ................................................. 22
2.1.6 Persediaan ............................................................................................... 24

xiv

2.1.8 Jenis - Jenis Persediaan ........................................................................... 26
2.1.9 Pengukuran Persediaan ........................................................................... 27
2.1.10 Sistem Pencatatan Persediaan .................................................................. 28
2.1.11 Metode Penilaian Persediaan ................................................................... 28
2.1.12 Perencanaan dan Pengendalian Persediaan ............................................. 31
2.1.13 Manajemen Persediaan ............................................................................ 32
2.1.14 Fungsi Yang Terkait ............................................................................... 33
2.1.15 Dokumen Yang Terkait ........................................................................... 35
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya........................................................................... 36
2.3 Alur Penelitian ................................................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 40
3.2 Jenis Data Penelitian ...................................................................................... 40
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 41
3.4 Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................................ 41
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 43
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 48
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................................. 48
4.1.2 Sejarah Umum Perusahaan ....................................................................... 49
4.1.2 Struktur Organisasi ................................................................................... 50
4.1.3 Gambaran Produk CV. Lie Son Seng ....................................................... 54
4.2 Analisis Data ................................................................................................... 56
4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 62
4.3.1 Penerapan Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi
CV.Lie Son Seng Semarang ...................................................................... 62
4.3.1.1 Sistem Pengendalian Internal.......................... .................................... 62
4.3.1.2 Sistem Informasi Akuntansi.......................... ...................................... 71
4.3.1.3 Sistem Pencatatan Persediaan.......................... ................................... 72
4.3.1.4 Metode Penilaian Persediaan.......................... .................................... 73
4.3.2 Pengelolaan Persediaan Barang Dagang Pada CV. Lie Son Seng ............ 73
4.3.2.1 Prosedur Pembelian Persediaan Barang Dagangan ............................. 74

xv

4.3.2.2 Prosedur Pencatatan Persediaan Barang Dagangan ............................ 77
4.3.2.3 Prosedur Penjualan Persediaan Barang Dagangan .............................. 79
4.3.3 Pengendalian Internal Atas Pengelolaan Persediaan Barang .................... 81
4.3.3.1 Pengendalian Terhadap Prosedur Pembelian ...................................... 81
4.3.3.2 Pengendalian Terhadap Prosedur Pencatatan...................................... 83
4.3.3.3 Pengendalian Terhadap Prosedur Penjualan ....................................... 84
4.3.5 Identifikasi Masalah Pengendalian Internal Atas Pengelolaan Persediaan
Barang Dagang Pada CV. Lie Son Seng ................................................... 86
4.3.6 Rancangan Alternatif Pengendaliann Internal Atas Pengelolaan Persediaan
Barang Dagang Pada CV. Lie Son Seng ................................................... 87
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 89
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 89
5.2 Saran ............................................................................................................... 90
5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 91
5.4 Agenda Penelitian Selanjutnya ....................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 93
LAMPIRAN - LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya .................................................... 36
Tabel 3.1 Nama - Nama Informan ............................................................ 43
Tabel 3.2 Tabulasi Pertanyaan Wawancara .............................................. 46
Tabel 4.1 Tabulasi Hasil Wawancara ....................................................... 56

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Penelitian........................................................................... 39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Lie Son Seng...................................... 50
Gambar 4.2 Gambaran Produk CV. Lie Son Seng........................................ 54
Gambar 4.3 Flowchart Pembelian Persediaan .............................................. 77
Gambar 4.4 Flowchart Pencatatan Persediaan .............................................. 79
Gambar 4.5 Flowchart Penjualan Persediaan................................................ 81

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Informan 1
Lampiran 2 Hasil Wawancara Informan 2
Lampiran 3 Hasil Wawancara Informan 3
Lampiran 4 Form Pengajuan Permintaan Pembelian Barang
Lampiran 5 Form Penawaran Barang
Lampiran 6 Purchase Order Pembelian
Lampiran 7 Surat Jalan Pembelian Dari Supplier
Lampiran 8 Purchase Order Penjualan (Dari Customer)
Lampiran 9 DO Gudang (Untuk Pengambilan Barang di Gudang)
Lampiran 10 Nota Penjualan Eceran (Pembelian Kontan)
Lampiran 11 Surat Jalan Penjualan
Lampiran 12 Invoice Penjualan
Lampiran 13 Foto Proses Pemotongan Besi
Lampiran 14 Foto Tempat Penyimpanan Persediaan
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 16 Surat Keterangan Riset CV. Lie Son Seng

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang
cukup ketat, baik dalam bidang industri barang maupun jasa. Persaingan
tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang
berkembang pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yang berpotensi
dalam mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan
berkualitas. Oleh karena itu perusahaan terus dituntut untuk dapat
meningkatkan seluruh aktivitasnya agar mampu bersaing dalam
mempertahankan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan akan
tercapai. Setiap perusahaan, khususnya perusahaan dagang selalu
membutuhkan persediaan. Dunia usaha terjadi banyak persaingan yang
ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Sehingga
pemimpin perusahaan masing-masing berusaha mempertahankan
kelangsungan perusahaannya. Salah satu cara dengan pengelolaan
seoptimal mungkin sumber daya yang dimilikinya. Persediaan barang
dagangan merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan, maka dari itu persediaan harus dikelola dengan baik.
Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya diperlukan adanya manajemen
perusahaan yang baik dengan ditunjang oleh personil yang berkualitas
agar dapat berkarya secara efisien dan efektif, perlu adanya stuktur
organisasi yang memadai, yang menciptakan suasana kerja yang sehat

2



karena setiap staff mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing. Dan selain itu hal yang harus
diperhatikan oleh perusahaan adalah faktor sumber daya manusia karena
sumber daya mausia didalam suatu perusahaan merupakan faktor yang
penting dalam mencapai tujuan perusahaan, untuk menghindari terjadinya
penyimpangan pada perusahaan maka diperlukan adanya sistem
pengendalian internal.
Sistem Pengendalian Internal Persediaan barang dagang
merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan. Pihak manajemen
perusahaan menyadari walaupun sistem pencatatan terhadap persediaan
barang dagang di gudang masih menggunakan pencatatan manual, akan
tetapi pengendalian internal sangat diperlukan oleh perusahaan untuk
menjamin ketersediaan barang di gudang apabila barang tersebut
diperlukan oleh masyarakat. Pengendalian internal seharusnya menjadi
perhatian bagi setiap perusahaan yang tengah melakukan perbaikan dan
pengembangan sistem pengendalian internal agar setiap barang yang
digunakan untuk operasional perusahaan dapat dimanfaatkan secara bijak
dan tanggung jawab.
Mulyadi (2014:163) sistem pengendalian internal yaitu
pengawasan internal meliputi struktur organisasi dan semua prosedur serta
alat-alat yang dikoordinasikan yang dignuakan dari dalam organisasi
dengan tujuan untuk mejaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi dalam
operasi, dan menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem

3



pengendalian internal tersebut menekan tujuan yang hendak dicapai
dengan demikian, pengertian pengendalian internal tersebut berlaku baik
dalam perusahaan yang mengelola informasinya secara manual, dengan
mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Sistem pengendalian
internal dalam perusahaan mempunyai beberapa tujuan yaitu menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian internal merupakan suatu alat bagi manajemen
untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan atau organisasi telah
berjalan sesuai kebijakan dan prosedur yang ada sehingga operasi
perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan lancar, aktiva
perusahaan dapat terjamin keamananannya, kecurangan serta pemborosan
dapat dicegah. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan pada
perusahaan maka sitem pengendalian internal (SPI) harus dilaksanakan
dengan baik dan tepat. Untuk itu pihak perusahaan harus menerapkan
unsur-unsur sistem pengendalian internal yaitu struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang
dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang
mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Pengendalian internal atas sistem
akuntansi persediaan dengan membuat pembagian jenis transaksi kegiatan
dan dibagi dalam pemisahan bagian yang mempunyai fungsi dan tanggung
jawab masing-masing karyawan, sistem otorisasi yang dilakukan atas

4



setiap transaksi kegiatan, dokumen dan pencatatan, pengedalian fisik serta
pengendalian yang dilakukan secara independen terhadap transaksi
pembelian yang dilakukan. Pengendalian internal atas sistem akuntansi
persediaan mencakup kegiatan perusahaan yang dirancang dalam suatu
metode, jaringan dan prosedur dalam perusahaan atas pengendalian
persediaan.
Pentingnya pengendalian internal ini adalah semakin besar dan
kompleksnya operasi perusahaan, juga karena pengendalian internal
merupakan suatu metode dan prosedur yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat meminimalkan segala bentuk kecurangan dan
penyelewengan yang mungkin dapat merugikan perusahaan. Tujuan
pengendalian internal dapat tercapai jika unsur-unsur pengendalian
internal itu sendiri benar-benar dipenuhi dan agar pengendalian itu
berjalan secara efektif dan efisien, diperlukan suatu bagian tertentu yang
mengawasi dan mengevaluasi pengendalian internal.
Pengendalian persediaan merupakan suatu tindakan untuk
menentukan tingkat dan bagian dari persediaan, sehingga perusahaan
dapat melindungi kelancaran dalam penjualan serta kebutuhan
pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien serta serangkaian
kebijakan dengan sistem pengendalian yang memonitor tingkat persediaan
yang harus dijaga kapan persediaan harus diisi dan berapa pesanan yang
harus dilakukan. Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pengertian pengendalian persediaan
merupakan suatu usaha memonitor dan menentukan tingkat komposisi

5



barang yang optimal dalam menunjang kelancaran dan efektifitas serta
efisiensi dalam kegiatan perusahaan.
Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian
disimpan untuk selanjutnya dijual kembali dalam operasi. Persediaan
sangan rentan terhadap kerusakan maupun pencurian, pengendalian
internal dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, pencurian maupun tinda kan
penyimpangan lainnya. Persediaan dalam perusahaan dagang umumnya
terjadi dari beraneka jenis barang dengan jumlah yang relatif banyak.
Persediaan barang dagangan yang beraneka ragam ini merupakan salah
satu karakteristik dan bisnis eceran.
Pada prinsipnya persediaan harus mencatat selengkap-
lengkapnya tentang pemasukan dan pengeluaran barang. Sistem
persediaan akan menghasilkan berbagai macam laporan tentang status
persediaan. Maka dari itu bentuk pengendalian internal persediaan ini
harus dilaksanakan secara teliti dan seksama sehingga tidak terjadi
penyimpangan dan kesalahan terhadap informasi tentang data persediaan
untuk meminimalkan resiko-resiko yang dapat terjadi, disamping tuntutan
persaingan bisnis yang menghendaki penyediaan informasi secara tepat.
Perusahaan yang membeli barang dari pihak lain kemudian
dijualnya kembali kepada pihak lain yang memerlukan atau langsung
dijual kepada masyarakat umum, biasanya berupa retail atau grosir dan
distributor. Sedangkan barang yang siap dijual kembali inilah yang

6



disebut sebagai persediaan. Tanpa persediaan barang dagangan
perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan penjualan. Penjualan pun akan
terpengaruhi pula atas tersedianya barang dagangan atau perserunan
begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu persediaan sangat perlu dijaga
untuk kelangsungan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Baik
prosedur penerimaan, pengeluaran, dan pencatatannya.
Salah satu perusahaan yang membutuhkan sistem pengendalian
internal persediaan dan sistem informasi akuntansi persediaan yang efektif
dalam menghasilkan informasi bagi perusahaan adalah CV. Lie Son Seng
- Semarang. Perusahaan perdagangan eceran khusus baja/besi untuk bahan
konstruksi di dalam bangunan. seperti CV. Lie Son Seng - Semarang
sangat bersaing dalam memberikan pelayanan ke pelanggan baik dalam
harga maupun mutu barang yang akan dijual dan memiliki jumlah
persediaan yang sangat banyak, karena perusahaan distributor berfungsi
sebagai penyuplai kepada pihak pengecer (swalayan, toko, dan lain-lain).
Banyak perusahaan yang memandang sebelah mata terhadap sistem
persediaan. Padahal seharusnya sistem persediaan menjadi hal yang sangat
penting dalam sebuah persahaan baik perusahaan dagang.
Kesulitan yang biasanya ditemukan pada perusahaan adalah
bagaimana cara menangani sistem pesediaan barang atau yang lebih
sering kita kenal dengan istilah stock barang, karena barang-barang yang
masuk ke perusahaan sangat bervariasi dan waktu yang dimiliki sangat
terbatas, sehingga kegiatan operasional sering terganggu, misalnya
pengiriman barang yang terlambat atau stok barang yang tidak tersedia

7



saat adanya pemesanan barang dan juga informasi yang tidak sesuai atas
persediaan barang dagang yang dimiliki.
CV. Lie Son Seng merupakan perusahaan swasta yang bergerak
dibidang perdagangan barang atau perdagangan eceran khusus baja / besi
untuk bahan konstruksi di dalam bangunan yang terletak di Jln. Pekojan
No.33 Semarang. CV. Lie Son Seng buka setiap hari senin - sabtu pada
pukul 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan saat hari sabtu buka pada pukul
08.00 – 15.00 WIB.
CV. Lie Son Seng sebagai perusahaan dagang sangat memerlukan
informasi atas persediaan barang dagang yang tepat, valid dan relevan,
karena sistem informasi persediaan ini nantinya akan berpengaruh besar
pada perusahaan, pemasok dan juga pada konsumen. Karena apabila
terjadi informasi yang tidak valid maka akan berakibat pada pendapatan
secara lagsung terlihat ketika pembeli yang membeli barang mendapati
barang yang dicarinya habis, pembeli yang mendapati barang yang
dicarinya tidak tersedia akan mencari barang tersebut ke tempat sejenis
yang lain. Padahal saat dicek pada sistem masih tersedia sedangkan pada
stok fisiknya kosong. Peluang pendapatan yang seharusnya masuk
perusahaan menjadi berkurang. Pengaruh tidak langsung terjadi pada
tingkat kepercayaan pembeli yang berkurang terhdap kelengkapan
barang dagang dan kesiapan CV. Lie Son Seng dalam menyediakannya
kepada para pembeli. Dengan anggapan yang negatif ini CV. Lie Son
Seng akan kehilangan pelanggan-pelanggannya.

8



Dalam pengelolaan persediaan yang telah dilakukan di CV. Lie
Son Seng sering mengalami penumpukan barang serta pergeseran stok.
Akibat kesalahan perbedaan stok barang dengan jumlah fisik akan sangat
mempengaruhi laba perusahaan. Pengendalian internal atas persediaan di
CV. Lie Son Seng belum bisa dikatakan baik apabila dalam persediaan
tersebut masih mengalami kesalahan. Kesalahan yang terjadi di dalam
persediaan yaitu ketidaksesuaian antara jumlah stok yang tercatat dengan
jumlah fisik barang. Hal ini tentunya menyebabkan kerugian yang
mempengaruhi laba perusahaan.
Tidak dipungkiri di dalam sebuah bisnis pasti terjadi penumpukan
maupun kehilangan atas persediaan baik itu kelalaian, kerusakan,
penyusutan dan juga dari kehilangan atau pencurian yang berakibat
ketidaksesuaian data dengan stok sebenarnya. Belum diterapkannya
Sistem Pengendalian Internal memang sangat berpengaruh dalam proses
pengecekan barang, karena tanpa pengendalian internal maka perusahaan
akan mengalami ketidakpastian dalam persediaan barang dagang yang
akan mereka keluarkan, karena banyaknya penumpukan barang serta
pergeseran stok dan kekeliruan packing barang yang akan membuat
rancau sehingga dapat merugikan perusahaan, terjadinya hal tersebut
memang selalu terjadi, sehingga pengendalian internal dari para anggota
manajemen sangat diperlukan untuk meminimalisir kerugian tersebut,
setidaknya kerugian yang dialami oleh CV. Lie Son Seng sendiri tidak
mengalami kerugian yang cukup besar karena jika hal tersebut sering
terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian yang terus menerus

9



dan mengganggu mutasi persediaan yang ada di gudang, arus keluar
masuknya barang juga harus diperhatikan karena pengeluaran barang
harus sesuai dengan catatan data atau pengendalian internal dalam proses
keluar masuknya barang sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
Bentuk pengendalian atas persediaan yang diterapkan di CV. Lie
Son Seng yaitu Pembagian tugas, Otorisasi transaksi, Catatan transaksi,
Pengendalian akses, Menggunakan sistem perpektual. Di CV. Li Son
Seng untuk pembagian tugasnya dilakukan dengan jelas sesuai dengan
jabatannya, hal ini sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran
aktivitas perusahaan agar karyawan lebih fokus dan bertanggung
terhadap pekerjaannya, karena apabila tidak ada pembagian tugas yang
jelas maka akan mengakibatkan karyawan semena-mena dalam
melakukan pekerjaan, tentunya hal ini secara langsung berakibat pada
persediaan barang. CV. Lie Son Seng terbagi menjadi beberapa jabatan
yang meliputi Manager toko, Wakil manager toko, Administrasi, Bagian
penjualan, Bagian pengiriman, Mandor dan Helper. Namun, pada saat
pembeli yang datang banyak, sering terjadi perangkapan pekerjaan dalam
pelaksanaan operasional perusahaan. Hal ini bisa menyebabkan fokus
karyawan menjadi terganggu.
Pengendalian internal di CV. Lie Son Seng juga diperlukan
sebagai pengawasan, sebagai contoh di CV. Lie Son Seng ini dalam
melakukan pengawasan pemesanan barang dagang yaitu adanya otorisasi
transaksi dari manajer toko berupa tanda tangan order pembelian barang

10



dan tanpa adanya otorisasi ini tidak dapat melakukan proses pembelian.
Dengan demikian otorisasi ini berfungsi untuk melakukan kontrol
terhadap masuknya persediaan. Karena tanpa adanya pengawasan ini
akan membuat karyawan bekerja tanpa persetujuan atasan dan tentunya
akan berakibat kesalahan order persediaan.
Sehubungan dengan permasalahan yang terjadi di CV. Lie Son
Seng, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk
menganalisis sistem pengendalian internal (SPI), yang kemudian akan
dibandingkan antara teori yang diterima oleh penulis dengan praktik
yang sebenarnya terjadi di perusahaan, serta menyimpulkan hasil
penelitian ini dalam sebuah laporan kerja praktik yang berjudul :
“Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Pengelolaan Persediaan
Barang Dagang Pada CV. Lie Son Seng Semarang”
1.2 Rumusan Masalah
Prosedur pengendalian internal atas persedian barang dagang pada
CV. Lie Son Seng Semarang belum bisa dikatakan baik apabila terdapat
kesalahan dalam melakukan pengendalian internal perusahaan yang
berdampak pada persediaan. Salah satu contoh dampak yang terjadi di
CV. Lie Son Seng yaitu pada perbedaan stok persediaan di gudang dan
pada kartu stok di sistem. Dampak dari kesalahan tersebut juga dirasakan
atas keuntungan yang seharusnya didapatkan oleh perusahaan.
Rumusan masalah diatas dapat diturunkan dalam beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :

11



1. Bagaimana analisis penerapan sistem pengendalian internal atas
persediaan barang dagangan pada CV. Lie Son Seng?
2. Bagaimana pengelolaan persediaan barang dagang yang diterapkan
pada CV. Lie Son Seng ?
3. Bagaimana solusi pengendalian internal yang baik guna mengatasi
permasalahan yang terjadi pada CV. Lie Son Seng ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian internal atas
pengelolaan persediaan barang dagang pada CV. Lie Son Seng Semarang.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem pengendalian
internal atas persediaan barang dagangan pada CV. Lie Son Seng?
2. Untuk mengetahui apakah pengelolaan persediaan barang dagang
sudah terkendali dengan baik atau tidak pada CV. Lie Son Seng.
3. Untuk memberikan solusi dan saran untuk sistem pengendalian
internal persediaan yang baik bagi CV. Lie Son Seng

12



1.3.2. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
1) Mendapatkan pengetahuan dan praktik dalam proses penelitian
tentang kelengkapan dokumen dalam pengendalian internal atas
pengelolaan persediaan barang dagang.
2) Mendapatkan pemahaman dan pengetahuan tentang prosedur
dalam melakukan pengendalian internal atas pengelolaan
persediaan barang dagang dengan baik.
b. Bagi Instansi Terkait Penelitian
Dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam penerapan
langsung di lapangan dan dapat digunakan dalam proses pelaksanaan
pengendalian internal atas persediaan barang dagang pada CV. Lie Son
Seng Semarang.

13



c. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah literatur dan pengembangan ilmu terkait
pengendalian internal atas persediaan barang dagang pada CV. Lie Son
Seng Semarang.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebuah referensi untuk penelitian yang ada kaitannya
dengan sistem pengendalian intern persediaan barang dagangan dan
tentang analisa persediaan barang dagang dan berguna untuk penelitian
selanjutnya,

14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Literatur
2.1.1 Pengertian Sistem
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau
instansi pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap
kinerja perusahaan atau instansi pemerintahan, baik yang berskala kecil
maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama
diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Istilah sistem sekarang ini banyak dipakai, banyak orang berbicara
mengenai sistem perbankan, sistem akuntans, sistem persediaan, sistem
pemasaran, sistem pendidikan, sistem perangkat lunak, sistem tata surya,
sistem teologi dan masih banyak lagi. Sebuah sistem terdiri atas bagian-
bagian atau komponen yang terpadu untuk suatu tujuan. Model dasar dari
bentuk sistem ini adalah adanya masukan, pengolahan dan keluaran. Akan
tetapi, sistem ini dapatdikembangka hingga menyertakan media
penyimpaan.
Menurut Mulyadi (2014:5), sistem adalah suatu jaringan yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal.

15


Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penugasan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
2.1.2 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Slamat Sugiri (2012:1), sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, semua cara, dan alat-alat terkoordinasi yang
digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan aset
perusahaan, meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur
yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi manajemen,
bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen
memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian intern
yang efektif, yaitu keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas
operasi serta ketaatan pada hukum dan peraturan, (Hery, 2011:87).
Sistem pengendalian intern adalah semua rencana organisasional,
metode dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk
mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan
data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional dan
mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan,
(Anastasia Diana dan Lilis Setiawati, 2011:82).

16


Menurut Amin Widjaja Tunggal (2014:70), sistem pengendalian
intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu efektivitas dan
efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
pimpinan dan karyawan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
organisasi. Setiap entitas berangkat pada sebuah misi, sambil menetapkan
yang ingin dicapai dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan
dapat ditetapkan sebagai suatu keseluruhan, atau ditujukan pada kegiatan-
kegiatan spesifik dalam entitas. Tujuan yang umum bagi semua entitas
mencapai dan memelihara manipulasi positif dalam bisnis dan komunitas
konsumen, menyediakan laporan keuangan yang handal kepada
stakeholder, dan beroperasi dengan mematuhi hukum dan regulasi.
Tujuan-tujuan tersebut termasuk dalam tiga kategori :
1) Operasi; berhubungan dengan penggunaan sumber entitas secara
efisien dan efektif.
2) Pelaporan keuangan; berhubungan dengan persiapan laporan
keuangan yang diterbitkan secara handal.
3) Kepatuhan; berhubungan dengan kepatuhan entitas pada hukum dan
regulasi (Murtanto,2015:24).

17


2.1.3 Unsur - unsur Pengendalian Internal
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants) No.78 yang terdapat dalam Standar Profesi Akuntan
Publik menyatakan bahwa “komponen pengendalian internal terdiri
dari :
1. Lingkungan Pengendalian Internal
Lingkungan pengendalian inetrn adalah hal yang mendasar
dalam komponen pengendalian intern. Lingkungan
pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang
mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur
dan dewan komisaris dan pemilik suatu satuan usaha tersebut
(Arens dan James,2000:261). Dari pengertian lingkungan
pengendalian intern tersebut, dapat diketahui bahwa efektifitas
pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikaf
manajemen. Lingkungan pengendalian merupakan landasan
untuk semua unsur pengendalian intern lainnya yang
membentuk disiplin dan struktur organisasi.
Faktor – faktor yang terkait dengan sikap dimaksud adalah :
a. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi
Falsafah manajemen adalah seperangkat bagi
perusahaan dan karyawan. Falsafah perusahaan
mengandung peraturan yang seharusnya dikerjakan dan

18


tidak dikerjakan. Manajemen melalui aktivitasnya,
memberikan tanda yang jelas kepada pegawai tentang
pentingnya pengendalian. Gaya operasi mencerminkan
ide manajer tentang bagaimana operasi suatu perusahaan
harus dilakukan.
b. Struktur Organisasi
Dengan adanya struktur organisasi, karyawan dapat
mengerti tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-
masing bagian. Pada struktur organisasi terkandung alur
perintah yang mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang
harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing
karyawan atas berbagai kegiatan serta komunikasinya
dengan bagian yang lainnya. Pembagian tugas dan
wewenang dari setiap bagian yang ada di perusahaan
membuat sistem pengendalian dapat dilakukan lebih
baik.
c. Komite Audit
Komite audit mempunyai tanggung jawab mengenai
laporan keuangan, mencakup struktur pengendalian
intern, dan ketaatan terhadap peraturan dan undang-
undang.

19


d. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Perusahaan dikatakan baik dalam pengendalian internal
salah satu faktornya adanya penetapan wewenang dan
tanggung jawab. Dengan adanya penetapan wewenang
dan tanggung jawab, karyawan dapat mengerti tugas dan
tanggung jawabnya.
e. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan metode yang
digunakan manajemen untuk memantau aktivitas setiap
fungsi dan anggota organisasi.
f. Fungsi Audit Intern
Fungsi audit intern dibuat untuk memantau efektivitas
kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dengan
pengendalian.
g. Praktek Kebijakan Karyawan
Berkembangnya suatu perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor Sumber
Daya Manusia (SDM).

20


h. Pengaruh Eksternal
Faktor Eksternal yang dihadapi perusahaan adalah
banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang yang
sama.
2. Penilaian resiko.
Semua perusahaan pasti menghadapi resiko, yaitu dalam
kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam suatu
aktivitas perusahaan. Resiko yang telah diidentifikasi dapat
dianalisis dan dievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas
dan tindakan apa untuk meminimalkannya.
3. Informasi dan komunikasi.
Informasi dan komunikasi dalam perusahaan merupakan salah
satu hal yang sangat penting. Karena semua aktivitas
perusahaan tidak bisa dilakukan secara individu. Semua
aktivitas perusahaan dilakukan berdasarkan sistem yang saling
berhubungan satu dengan yang lain.
4. Pengawasan.
Pengawasan terhadap sistem pengendalian persediaan barang
akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas
pengendalian. Pengawasan merupakan tugas yang sangat
penting dalam perusahaan. Manajemen harus selalu melakukan

21


pemantauan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan salah
satunya adalah penyimpangan.
5. Aktivitas pengendalian.
Setiap perusahaan memiliki alur dan prosedur dalam
pengendalian. Alur dan prosedur ini bertujuan untuk
memudahlan dan memantau jalannya pengedalian.
2.1.4 Prinsip - prinsip Pengendalian Internal
Untuk mengamankan aset dn meningkatkan keakuratan catatan
(informasi) akuntansi, organisasi perusahaan biasanya menerapkan
prinsip-prinsip pengendalian internal. Lima prinsip pengendalian
internal menurut Hery (2014b:15) dan Jusup (2011:6-12) sebagai
berikut :
1. Penetapan tanggung jawab
Prinsip yang paling utama dalam pengendalian internal adalah
penetapan tanggung jawab ke masing-masing kayawan secara spesifik.
Hal ini meliputi pemberian otorisasi untuk menyetujui suatu transaksi.
2. Pemisahan tugas
Pada umumnya ada dua bentuk pemisahan tugas yaitu :
a. Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan
yang berbeda pula.

22


b. Adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani
pekerjaan pencatatan aset dengan karyawan yang menangani
langsung aset secara fisik (operasional).
3. Prosedur dokumentasi
Perusahaan harus membangun prosedur untuk
mendokumentasi setiap transaksi. Prusahaan seharusnya
menomorkan setiap dokumen transaksi sehingga dapat dihindari
pencatatan dua kali transaksi.
4. Pengendalian secara fisik
Pengendalian secara fisik berhubungan dengan penjagaan
aset dan memastikan ketepatan dan reliabilitas catatan akuntansi.
Beberapa pengendalian secara fisik seperti safety deposit box
untuk penempatan kas, fasilitas komputer dengan password,
pemantauan dengan CCTV, penggunaan alarm, time clock untuk
mencatat waktu kerja.
5. Verifikasi Internal yang Independen
Prinsip ini melibatkan pemeriksaan data yang diperiksa
oleh karyawan. Pemeriksaan catatan secara berkala atau secara
mendadak seharusnya dilakukan oleh perusahaan.
2.1.5 Tujuan Sistem Pengendalian Persediaan
Menurut Tujuan dari pengendalian internal menurut Institut
Akuntan Publik Indonesia (2011:319) adalah sebagai berikut :

23


1. Keandalan laporan keuangan Umumya, pengendalian yang relevan
dengan suatu audit adalah berkaitan dengan tujuan entitas dalam
membuat laporan keuangan bagi pihak luar yang disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian yang berkaitan
dengan tujuan operasi dan kepatuhan mungkin relevan dengan suatu
audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan dengan data yang
dievaluasi dan digunakan auditor dalam prosedur audit. Sebagai
contoh, pengendalian yang berkaitan dengan data non keuangan
yang digunakan oleh auditor dalam prosedur analitik.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Suatu
entitas umumnya mempunyai pengendalian yang berkaitan dengan
tujuan yang tidak relevan dengan suatu audit dan oleh karena itu
tidak perlu dipertimbangkan.
Menurut Mulyadi (2014:163), tujuan sistem pengendalian internal adalah:
1) Menjaga kekayaan organisasi.
2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3) Mendorong efisiensi, dan
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

24


Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
a) Pengendalian Intern Akuntansi
Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari
sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan
organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b) Pengendalian Intern Administratif
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajamen.
2.1.6 Persediaan
Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah
perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya
dalam sebuah perusahaan juga mengandung berbagai implikasi dilihat
dari ada atau tidaknya persediaan tersebut. Jika persediaan dalam
perusahaan ada dan jumlahnya cukup besar, maka implikasi biaya untuk
menjaga keberadaan persediaan tidak dapat dihindari. Sebaliknya jika
persediaan dalam perusahaan tidak tersedia, maka proses produksi dan
penjualan tentu akan menjadi terganggu. Perusahaan yang baik dalam
mengelola persediaan adalah perusahaan yang tidak memiliki persedian
barang dagang.

25


Menurut Warren, et all (343:2016) persediaan adalah sisa barang
(belum terjual) pada akhir periode.
Menurut Kieso, et all (402:2015) persediaan (Inventory) adalah
pos-pos aktiva yang dimiliki perusahaan untuk di jual dalam operasi
bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
memproduksi barang yang akan dijual.
Handri Mulya (2010:214) menjelaskan bahwa: “Persediaan
menurut Standar Akuntansi adalah aktiva yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses produksi
dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies ) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.
Hery, (2011:153) menjelaskan bahwa: “Persediaan adalah
komponen yang sangat signifikan ( Material ) dibandingkan dengan nilai
keseluruhan aktiva lancar“.
Martiani Dwi, et all (2012:245) menjelaskan bahwa : Persediaan
merupakan entitas perusahaan bagian salah satu aset yang penting bagi
perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya.
Jadi persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif
dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan
aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun dagang.
Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan
bisnis sedang berfluktuasi.

26


2.1.7 Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan barang dagangan dapat dikatakan efektif
apabila di dalamnya terdapat unsur-unsur pengelolaan persediaan barang
dagangan, yaitu :
1. Prosedur pembelian persediaan barang dagangan.
2. Prosedur penerimaan persediaan barang dagangan.
3. Prosedur penyimpanan persediaan barang dagangan.
4. Prosedur pengeluaran persediaan barang dagangan.
5. Prosedur pencatatan persediaan barang dagangan.
6. Prosedur penilaian persediaan barang dagangan.
7. Prosedur pengendalian persediaan barang dagangan.
2.1.8 Jenis – Jenis Persediaan
Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau
kegiatan normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha
perusahaan dapat berbentuk perusahaan industri (manufacture),
perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri
maka jenis persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan baku,
barang dalam proses, persediaan barang jadi, serta bahan pembantu yang
akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan dagang maka
hanya satu yaitu barang dagang.

27


2.1.9 Pengukuran Persediaan
Persediaan diukur berdasarkan biaya, berikut merupakan unsur
biaya yang terdapat pada persediaan. Biaya-biaya terbagi atas tiga bagian
pokok, adalah sebagai berikut :
1. Biaya pemesanan (ordering cost/procurement cost), adalah biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang
yang dimulai dari penempatan pemesanan hingga tersedianya
barang tersebut. Biaya ini mencakup biaya-biaya antara lain :
a) Biaya administrasi dan penempatan order.
b) Biaya pemilihan vendor.
c) Biaya pengangkutan dan bogkar muat.
d) Biaya penerimaan dan pemeriksaan barang.
2. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost) adalah biaya
yang dikeluarkan berkaitan dengan diadakannya persediaan barang.
Dan biaya penyimpanan ini dinyatakan dalam 2 bentuk yakni
sebagai persentase dai nilai rata-rata persediaan per tahun dan
dalam bentuk rupiah per tahun per unit barang. Yang termasuk
dalam biaya ini adalah :
a) Biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan.
b) Biaya gaji pelaksana gudang.
c) Biaya listrik, air , dan telepon.

28


d) Biaya modal yang ditanam dalam persediaan.
e) Biaya asuransi.
f) Biaya kerusakan / kehilangan dan penyusutan persediaan.
3. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost/stock cost) adalah
biaya yang timbul karena tidak tersedianya barang persediaan pada
waktu diperlukan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah antara
lain biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses
produksi, biaya administrasi tambahan, biaya kehilangan
pelanggan.
2.1.10 Sistem Pencatatan Persediaan
Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan
metode periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena
setiap jenis persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode
periodik disebut juga metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir
periode dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan akhir yang
nantinya akan dibuat jurnal penyesuaian.
2.1.11 Metode Penilaian Persediaan
Ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang umum
digunakan, yaitu : Alokasi Harga Pokok, Masuk Pertama Keluar Pertama
(FIFO), Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO), dan Metode Rata-rata
(Average).

29



1) Alokasi Harga.
Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan kebarang yang
terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tanagn
pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut.
Metode ini diperlukan untuk mengidentifikasi biaya historis dari
unit persediaan. Dengan mengidentifikasi khusus, arus biaya yang
di catat disesuaikan dengan arus fisik barang.
2) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
Metode masuk pertama keluar pertama atau First In First
Out. Dibuat dengan asumsi bahwa barang yang pertama dibeli,
barang itu pula yang terlebih dahulu dikeluarkan jika terjadi
penjualan. Tetapi dalam akuntansi persediaan, yang diperhitungakan
sebagai unsur masukdan keluar tersebut buka fisik tetapi nilai
perolehan persediaannya. Untuk menilai barang yang paling
terdahulu pembeliannya, dari sekian banyak yang masih ada
digudang. Nilai persediaan barang yang masih ada digudang diambil
dari harga beli barang yang terakhir dibeli. Metode FIFO dapat
dianggap sebagai sebuah pendekatan logis dan realistis terhadap
arus biaya terhadap penggunaan metode identifikasi khusus adalah
tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan
bahwa arus biaya yang mendekati pararel yang mengdekasi arus
fisik dari barang yang terjual. Beban yang dikenakan pada nilai

30


melekat pada barangyang terjual. FIFO memberikan kesempatan
kecil untuk memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya
ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, didalam FIFO
unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir
dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama
dengan biaya penggantian di akhir periode.
3) Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama atau Last In First
Out. Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Dalam
metode ini nilai persediaan akhir diambil dari harga barang yang
lebih dahulu dibeli. Nilai harga pokok penjualan diambil dari hasil
perhitungan atau akumulasi harga beli barang yang terakhir dibeli.
Seperti halnya metode FIFO, metode ini juga dapat dibuat dalam
metode fisik dan metode perpetual.
4) Metode Biaya Rata-rata
Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke
setiap unit. Metode biaya rata-rata, nilai persediaan
diperhitungankan sama untuk semua iem persediaan sepanjang
periode pencatatan. Nilai per uni persediaan dapat dihitung dengan
menjumlahkan semua nilai perolehan persediaan awal dan
pembelian pada periode berjalan kemudian di bagi dengan total
volumenya. Hasil pembagiannya merupakan nilai rata-rata
persediaan per unit.

31


2.1.12 Perencanaan dan Pengendalian Persediaan
Menurut Hansen dan Mowen (2005), perencanaan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan-tujuan pada masa
yang akan datang. Menurut Heizer dan Render (2014) mengatakan
semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan
sistem pengendalian persediaan, karena pada hakekatnya perencanaan
dan pengendalian persediaan perlu diperhatikan. Dari pengertian
diatas dapat diartikan bahwa pengendalian persediaan merupakan hal
yang perlu diperhatikan dimana untuk menjaga keseimbangan antara
besarnya persediaan dengan biaya yang ditimbulkan dari persediaan
Adapun beberapa unsur pengendalian internal persediaan menurut
Mulyadi (2010:427-428) antara lain :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit dan organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

32


Diantara ke empat unsur pengendalian tersebut, unsur
mutu karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya merupakan
unsur pengendalian yang paling penting. Karena apabila karyawan
yang ditempatkan tidak sesuai dengan kemampuannya maka
seluruh aktivitas tidak akan berjalan lancar dan apa yang telah
dilakukan tidak akan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena
itu, unsur manusia atau karyawan harus benar-benar ditempatkan
sesuai dengan bidang dan kemampuannya serta memiliki tugas
yang telah ditetapkan agar apa yang menjadi tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan baik.
2.1.13 Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan
barang baik barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi
agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan
berfluktuasi (Fahmi, 2012). menurut Riskatania dalam Sakkung
(2011), mendefinisikan manajemen persediaan sebagai berikut :
manajemen persediaan meliputi perencanaan, koordinasi dan
pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan aliran persediaan
masuk, melalui, dan keluar dari sebuah organisasi.

33


2.1.14 Fungsi yang Terkait
Tanggung jawab setiap fungsi yang terkait dalam siklus
persediaan barang dagang diuraikan sebagai berikut (Mulyadi,
2014: 119-120 & 242-243) :
a) Fungsi gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di
gudang, menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan, dan menyiapkan barang yang dipesan oleh customer,
kemudian menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
b) Fungsi pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang
dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembelian kepada pemasok yang dipilih.
c) Fungsi penerimaan barang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang
diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang
tersebut diterima oleh perusahaan.

34


d) Fungsi pencatat utang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang
berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan buku
pembantu utang.
e) Fungsi akuntansi biaya
Dalam transaksi pembelian, fungsi akuntansi biaya
bertanggung jawab untuk mencatat kos persediaan barang yang
dibeli ke dalam buku pembantu persediaan. Dalam sistem
perhitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencantumkan kos satuan persediaan yang dihitung dalam daftar
hasil perhitungan fisik persediaan (inventory summary sheet) dan
adjustment buku pembantu persediaan berdasarkan hasil
perhitungan fisik persediaan.
f) Fungsi pengiriman barang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang
atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi
penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa
tidak ada barang yang keluar tanpa ada otorisasi dari yang
berwenang.

35


g) Fungsi perhitungan fisik persediaan
Tujuan perhitungan fisik persediaan adalah untuk
meminta pertanggungjawaban atas barang yang disimpan oleh
fungsi gudang dan pertanggungjawaban atas ketelitian dan
keandalan data persediaan yang dicatat pada kartu persediaan oleh
fungsi akuntansi biaya. Perhitungan fisik persediaan harus
dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari fungsi pemegang kartu
perhitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek.
h) Fungsi akuntansi umum
Dalam sistem perhitungan fisik persediaan, fungsi ini
bertanggung jawab untuk mencatat jurnal adjustment sebagai hasil
perhitungan fisik persediaan ke jurnal umum.
2.1.15 Dokumen yang Terkait
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
persediaan barang dagang adalah :
1) Nota penjualan barang.
2) Bukti penerimaan barang.
3) Kartu persediaan.
4) Surat order pembelian.
5) Catatan akuntansi yang dignakan.

36


2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengendalian internal atas barang dagang
telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penulis akan
mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang pernah penulis baca
sebagai refrensi dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya
yang dilakukan. Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Hasil Kajian Empiris
No Peneliti dan Tahun Judul Permasalahan Hasil Penelitian
1
Maulina, Asri Noer
Rahmi - Tahun 2016
Peranan
Pengendalian
Internal Persediaan
Terhadap
Pengelolaan
Persediaan Barang
Pada Toserba
Berkah Baru
Cibadak
Untuk mengetahui
peranan
pengendalian internal
terhadap pengelolaan
persediaan barang
dagang di Toserba
Berkah Baru Cibadak
dengan
menggunakan
pendekatan kualitatif
deskriptif
Prosedur
pengendalian
internal persediaan
barang Toserba
Berkah Baru ini
terbilang baik
terlaksananya
komponen-
komponen
pengendalian
internal dan
pengelolaan barang
dengan baik.



2 Juwita Natalia
Samuna, Harijanto
Sabijono, Stanley
Kho Walandouw -
Tahun 2017
Evaluasi Penerapan
Sistem
Pengendalian Intern
Persediaan Barang
Dagangan Pada
Toko Mahkota
Diesel Manado
Untuk mengetahui
penerapan sistem
pengendalian intern
barang dagangan
pada Toko Mahkota
Diesel Manado
Sistem
pengendalian intern
barang dagang
Toko Mahkota
Diesel belum
berjalan efektif.
3 Fitri Nur Wildana,
Erni Unggul Sedya
Analisis Sistem
Pengendalian
Persediaan Atas
Untuk menganalisis
sistem pengendalian
persediaan atas
Pengendalian Intern
pada CV. Sumber
Alam Sejahtera

37


Utami - Tahun 2017 Barang Dagang
Pada CV. Sumber
Alam Sejahtera -
Tegal
barang dagang di
CV. Sumber Alam
Sejahtera-Tegal
sudah baik , namun
untuk pemisahan
tugas kurang baik,
karena masih ada
perangkapan tugas.

4 Thorman
Lumbanraja - Tahun
2017
Analisis
Pengendalian Intern
Persediaan Atas
Barang Dagangan
Pada PT. Enseval
Putra Megatrading
Untuk mengetahui
apakah pengendalian
Internal persediaan
atas barang dagangan
di PT. Enseval Putra
Megatrading sudah
berjalan efektif
PT Enseval Putera
Megatrading
memiliki sistem
pengendalian intern
atas persediaan
barang dagang yang
sangat baik.


5 Kenny Regina
Karongkong, Ventje
Ilat, Victorina Z.
Tirayoh. Tahun
2018
Penerapan
Akuntansi
Persediaan Barang
Dagang Pada UD.
Muda-Mudi
ToliToli
Untuk mengetahui
penerapan akuntansi
persediaan barang
dagang pada UD.
Muda-Mudi ToliToli
UD. Muda-Mudi
ToliToli
menggunakan
tujuan persediaan
untuk mengurangi
resiko kenaikan
harga, mempunyai
satu jenis barang
yaitu barang jadi.
2.3 Alur Penelitian
Alur penelitian yang akan dilakukan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui dan mengevaluasi bagaimana sistem pengendalian internal
persediaan barang dagangan pada CV. Lie Son Seng Semarang.
Identifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mencari
tahu bagaimana pengelolaan persediaan barang dagang yang diterapkan di
CV. Lie Son Seng. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal
atas persediaan barang dagangan pada CV. Lie Son Seng. Dan bagaimana
analisis sistem pengendalian internal yang sudah berjalan di CV. Lie Son
Seng. Serta solusi dari permasalahan yang terjadi di CV. Lie Son Seng
dalam pengelolaan dan pengendalian internal atas persediaan barang

38


dagang. Berdasarkan alur penelitian ini membentuk pemikiran tentang
analisis sistem pengendalian internal atas pengelolaan persediaan barang
dagang pada CV. Lie Son Seng Semarang.

39


Gambar 2.1 Alur Penelitian

















Evaluasi
Solusi Untuk Pengendalian
Internal Yang Baik Diterapkan di
CV. Lie Son Seng - Semarang
Kesalahan Dalam Pelaksanaan
Pengendalian Internal Atas
Persediaan Barang Dagang Pada
CV. Lie Son Seng - Semarang.
Penerapan Sistem Pengendalian
Internal Atas Persediaan Barang
Dagangan Pada CV. Lie Son
Seng.

Pengelolaan persediaan barang
dagang yang diterapkan di CV.
Lie Son Seng - Semarang

40

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penilitian deskriptif kualitatif,
yang berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh
saat penelitian dilakukan. Sanusi (2011) dalam Manengkey (2014)
mendefinisikan, desain penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang
disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistemastis tentang
informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian.
Karakteristik penelitian deskriptif adalah dilakukan pada kondisi yang
alamiah langsung ke sumber data dan peneliti adalah sumber instrumen
kunci, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga
tidak menekankan pada angka.
3.2 Jenis Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu memperoleh informasi secara langsung dengn melakukan
wawancara meminta data secara langsung kepada pihak-pihak yang
berhubungan dengan obyek penelitian. Data penelitian dapat berasal dari
berbagai sumber, dikumpulkan menggunakan berbagai teknik selama
proses penelitian berlangsung. Sumber data dapat dikelompokan menjadi
2 yaitu :

41
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari
perusahaan atau data yang terjadi di lapangan yang diperoleh dari
observasi dan wawancara.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari perusahaan
dalam bentuk dokumen yang sudah jadi, seperti : struktur
organisasi, laporan pembelian barang dari pemasok, kartu stok
dan dokumen barang keluar.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang analisis pengendalian internal atas pengelolaan
persediaan barang dagang dilaksanakan pada CV. Lie Son Seng di Jln.
Pekojan No.33 Semarang
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Mei 2019 sampai dengan
tanggal 31 Juli 2019
3.4 Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek Penelitian
Metode penelitian deskriptif adalah dilakukan pada kondisi yang
alamiah langsung ke sumber data dan peneliti adalah sumber instrumen
kunci, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga
tidak menekankan pada angka.

42
Obyek Penelitian
Obyek penelitian dilaksanakan oleh penulis pada salah satu
perusahaan dagang yang terdapat di Kota Semarang yaitu CV. Lie Son
Seng Semarang. Penulis memilih CV. Lie Son Seng berdasarkan
pertimbangan bahwa CV. Lie Son Seng mempunyai mutasi persediaan
yang cukup besar dan siklus keluar masuknya barang dan cepat, sehingga
masalah pengendalian internal dalam pengelolaan persediaan menjadi
sangat penting diperusahaan CV. Lie Son Seng, tetapi setelah dilakukan
penelitian perusahaan belum mempunyai sistm pengendalian internal
yang memadai maka penulis terttarik untuk menerapkan sistem
pengendalian internal agar perusahaan antinya akan berjalan dengan baik
sesuai tujuan yang telahh ditentukan.
Objek penelitian dalam penulisan ini adalah analisis sistem
pengendalian interal atas pengelolaan persediaan terhadap persediaan
barang dagang yang ada di perusahaan CV. Lie Son Seng untuk
meminimalisir kerugian atas proses keluar masuk barang dan pengiriman
barang kepada pelanggan. Penulis memilih persediaan barang pada CV.
Lie Son Seng. Berdasarkan pertimbangan bahwa CV. Lie Son Seng
memiliki persediaan yang relatif banyak, terbatasnya waktu dan biaya
dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penelitian ini, seta
masalah pada saat proses keluar masuk barang dan persediaan barang
dagang yang lebih banyak pada CV. Lie Son Seng, dalam hal ini penulis
menganalisis bahwa jenis penelitian yang diambil adalah jenis penelitian

43
deskriptif kualitatif, karena penulis mengamati secara langsung pada
perusahaan yang diteliti.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa informan yang merupakan
beberapa pihak yang bersangkutan dengan pengendalian internal atas
pengelolaan persediaan barang dagang di CV. Lie Son Seng Semarang.
Tabel 3.1
Nama - Nama Informan
Berikut pertanyaan wawancara dengan metode Triangulasi
No. Nama Informan Tugas
1. Devina Ardiansyah Wakil Manager Toko, Kasir dan Administrasi
2. Yuges Bagian Gudang (Persediaan)
3. Nike Bagian Penjualan Barang Dagang

3.5 Metode Pengumpulan Data
Teknik metode pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini dikelompokan menjadi 2 yaitu, data utama dan data
pendukung. Data utama adalah data yang diperoleh dari para informan,
sedangkan informan sendiri adalah orang-orang yang terlibat langsung
dalam kegiatan sebagai fokus penelitian. Sedangkan data pendukung
bersumber dari dokumen-dokumen yang berisi catatan, rekaman, gambar
serta bahan-bahan lain yang mendukung dalam penelitan ini.
Berikut metode yang dilakukan dalam penelitian ini:

44
1. Wawancara, adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden untuk memperoleh informasi, dalam
penelitian ini wawancara dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada pihak yang terkait dengan pokok
permasalahan. Wawancara ini dilakukan dengan cara berdialog
langsung dengan Ibu Ong Leoni Santoso (Manajer Perusahaan),
Yuges (Bagian Gudang), Nike (Bagian Penjualan). kemudian dicatat
seperlunya guna memperoleh informasi tertulis atau lisan mengenai
prosedur kerja dan arus kerja dalam CV. Lie Son Seng. Dan hasil
wawancara kemudian dicatat oleh penulis untuk memperoleh
informasi tertulis atau lisan mengenai prosedur sistem pengendalian
internal atas pengelolaan persediaan pada CV. Lie Son Seng.
2. Dokumentasi, adalah mengumpulkan data dengan cara menganalisis
atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi
yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini,
dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip
dalam lembaga yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah dsb.
Mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen pentimg dan
catatan penting yang berhubungan dengan sistem pengendalian
internal persediaan barang dagang dan penerapan akuntansi CV. Lie
Son Seng Semarang.
3. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti. Tujuannya

45
adalah pendapatkan data yang berkaitan dengan subyek data
penelitian.
Setelah semua data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah
meganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan.
Teknik analisis data skrpsi studikasus terdiri dari Uji Kredibilitas data dan
Narasi data.
A. Uji Kredibiltas Data
Uji kredibilitas data dalam penelitian studi kasus menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengujian kredibiltas data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembandingan terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah
triangulasi sumber dan triangulasi metode.
1. Triangulasi Sumber, adalah pengecekan kembali data-data yang
diperoleh dari informan dengan cara membandingkan data atay
informasi yang diperoleh dari informan kunci dan informan
pendukung. Peneliti mengajukan butir pertanyaan yang sama kepada
seluruh informan.


3.5 Teknik Analisis Data

46
Tabel 3.2
Tabulasi Pertanyaan Wawancara
Berikut pertanyaan wawancara dengan metode Triangulasi
Pertanyaan
Apakah fasilitas gudang untuk penyimpanan barang sudah memadai ?
Apakah ada prosedur khusus dalam sistem barang yang keluar dari gudang ?
Apakah CV. Lie Son Seng sudah memiliki struktur organisasi sesuai tugas,
wewenang, tanggung jawab masing-masing karyawan ?
Apakah ada pengendalian manajemen untuk karyawan dan permasalahan yang
terjadi dalam pengelolaa persediaan?
Resiko apa saja yang sering terjadi dalam pengendalian atas pengelolaan persediaan
barang dagang?
Apakah informasi dan komunikasi antar kayawan sudah berjalan dengan baik?
Bagaimana aktivitas pengendalian persediaan barang dagang di CV. Lie Son Seng ?
Bagaimana alur kerja dalam penerimaan dan pengeluaran barang dagang di CV. Lie
Son Seng Semarang ?
Metode apa yang digunakan saat siklus keluar masuknya persediaan barang dagang
yang ada pada CV. Lie Son Seng ?
Permasalahan-permasalahan apa saja yang dialami oleh CV. Lie Son Seng terkait
dengan persediaan?
Apa penyebab dari masalah-masalah yang terkait dengan persediaan di CV. Lie Son
Seng ?
Solusi apa yang dilakukan CV. Lie Son Seng agar masalah-masalah tersebut dapa
terselesaikan ?

2. Triangulasi Metode, adalah dengan melakukan pengecekan hasil
penelitian dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni,

47
wawancara, observasi, dan dokumentasi sehingga derajat
kepercayaan data dapat valid.

48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
CV. Lie Son Seng merupakan perusahaan swasta yang bergerak di
bidang perdagangan eceran khusus baja/besi untuk bahan konstruksi di
dalam bangunan. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga, Awal
berdirinya CV. Lie Son Seng ini didirikan oleh kakak Ong Tjie Song yang
bernama Ong Tjoe Liang, Beliau adalah merupakan perantauan asli dari
Negara china yang mencoba peruntungan di Indonesia, beliau datang
bersama adiknya dan bekerja sama mendirikan CV. Lie Son Seng ini yang
berlokasi di Jln. Pekojan No.33 Semarang.
Pada tahun 1966, Bapak Ong Tjoe Liang meninggal dunia, maka
CV.Lie Son Seng diambil alih oleh Bapak Ong Tjie Song yang
merupakan adik kandung dari beliau. Bapak Ong Tjie Song yang sukses
memimpin perusahaan hingga tahun 2016. Tepat di tahun 2016 Bapak
Ong Tjie Song meninggal dunia, dan saat ini perusahaan di pimpin oleh
salah satu anaknya yaitu bernama Ong Leoni Santoso hingga saat ini.
CV. Lie Son Seng menjual peralatan dan perlengkapan khususnya
untuk bidang konstruksi di dalam bangunan, misal mesin dan peralatan
pabrik-pabrik besar. CV. Lie Son Seng juga memiliki produk
berdasarkan pesanan yang banyak dilakukan oleh konsumen yang datang

49



langsung ke Toko. Dalam proses transaksi penjualan, pemilik
perusahaan dan wakil pimpinan ikut ambil bagian dalam melakukan
interaksi dan komunikasi secara langsung dengan calon konsumen
dengan cara menjelaskan informasi produk yang diinginkan konsumen
secara rinci, mulai dari spesifikasi, ukuran barang yang diinginkan oleh
konsumen.
Kesuksesan CV. Lie Son Seng tidak lepas dari sumber daya
manusianya yang mampu mengkoordinir kinerja dengan arahan atau
dengan keinginan pemimpin, kelengkapan jenis barang banyak dengan
hargaa yang relatif lebih murah karena banyaknya pesaing dan membuat
manajemen CV. Lie Son Seng berpatisipasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh kesepakatan manajemen itu sendiri. Dengan
berbagai tipe barang yang telah disesuaikan dengan keinginan pelanggan
CV. Lie Son Seng berinisiatif untuk memberikan inovasi-inovasi terbaru
untuk barang yang diperdagangkan sehingga mampu menjangkau
konsumen dari berbagai kalangan. Dan kemampuan karyawan untuk bisa
menghasilkan barang yang sesuai dengan keinginan sangat dibutuhkan
dengan kemampuan masing-masing personil dalam suatu perusahaan.
CV. Lie Son Seng memiliki beberapa pelanggan dan ada beberapa
pelanggan yang proses pembelian barang dagangnya tidak semua sama,
ada yang mengambil barang dagang pesanannya sendiri dan ada pula
yang meminta untuk dikirim , ada beberapa pelanggan yang hanya
meminta nota dan bukti pembayarannya saja dan ada juga pelanggan

50



yang meminta invoice dan kwitansi, jadi tidak semua pelanggan
mempunyai prosedur yang sama.
4.1.2 Struktur Organisasi
1. Struktur
Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap sistem yang
dalam penggunaannya sering dapat di pertukarkan dengan kata-
kata. Indentifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif,
karena tergantung pada asumsi kriteria bagi pengenalan bagian-
bagian, dan hubungan mereka. Karenanya identifikasi kognitif
suatu struktur berorientasi tujuan, dan tergantung pada pengetahuan
yang ada.
2. Struktur Organisasi
Perusahaan guna mencappai tujuan yang telah ditetapkan
memerlukan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang
baik diharapkan mampu memberikan dan mengarahkan dalam
menjalankan aktivitas usahanya sesuai dengan tanggung jawab
yang telah diberikan oleh pimpinan. Saat ini CV. Lie Son Seng
Semarang mempunyai 25 karyawan termasuk supir, dan definisi
struktur organisasi yang terdapat di CV. Lie Son Seng Semarang
adalah sebagai beikut :

51
STRUKTUR ORGANISASI
CV. Lie Son Seng









Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Lie Son Seng







PEMILIK
PERUSAHAAN
WAKIL PEMIMPIN
PERUSAHAAN
GUDANG ACCOUNTING PURCHASING
PENGIRIMAN
BARANG
PENJUALAN

52
Adapun struktur organisasi pada CV. Lie Son Seng adalah struktur
organisasi yang mengikuti perkembangan usaha dengan melihat situasi
dan keadaan dari perusahaan. Dalam hal pembagian tugas bukan saja
perlu dilihat dari manfaat yang diperoleh tetapi juga dalam rangka
mewujudkan penempatan orang yang tepat dalam rangka pengawasan dari
atasan.
1. Pemilik Perusahaan / Pimpinan Perusahaan
Membuat rencana kerja untuk kegiatan operasi perusahaan,
mengawasi dan mengevaluasi jalannya kegiatan operasi perusahaan
dan kemudian mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Secara
terperinci tugas dan tanggung jawab Pimpinan adalah :
a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan sehingga semua kegiatan usaha dan pekerjaan tidak
menyimpang dari tugas rutin yang telah ditentukan
b. Menandatangani dan memberi persetujuan terhadap usulan kontrak
dan surat penting menyangkut perusahaan.
c. Mengkoordinir secara langsung seluruh kegiatan sehari-hari para
staff
d. Menetapkan program kerja dan anggaran pembelanjaan
perusahaan secara keseluruhan melalui masukan dan usulan para
staff
e. Ikut serta dalam pengurusan dan berusaha untuk mendapatkan
penawaran kerja

53
2. Wakil Pimpinan Perusahaan
Bagian ini yang bertanggung jawab atas kelancaran pembukuan
pemesanan barang dagang dan penjualan.
3. Administrasi / Keuangan
Bagian ini mengatur dan melaksanakan pemeriksaan catatan-catatan
keuangan dan melaporkan posisi keuangan kepada Pimpinan/Atasan.
Bagian ini juga bertanggung jawab terhadap pembukuan keuangan
dan menyediakan data mengenai kegiatan bidang keuangan dalam
rangka menyusun laporan keuangan yang baik bagi pihak intern
maupun ekstern perusahaan. Dalam bagian administasi keuangan ini
ada orang yang diberi wewenang untuk menagih penjualan kredit
kepada para pembeli apabila jatuh masa tempo piutang tersebut.
4. Purchasing
a. Proses pemilihan pemasok atau supplier untuk mencari barang
yang terbaik.
b. Melakukan pemesanan barang
c. Menindaklanjuti dan memantau perkembangan pesanan barang.
d. Penerimaan barang dan pemeriksaan
e. Pemeliharaan dokumen pembelian
5. Administrasi Gudang
a. Mangawasi dan mengontrol operasional gudang
b. Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan

54
c. Memastikan keluar masuk aktifitas barang
d. Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke
gudang.
6. Penjualan
a. Melayani pelanggan.
b. Membuat nota penjualan.
c. Menyiapkan barang.
7. Pengiriman
a) Menerima surat pengiriman barang.
b) Mengirim barang.
c) Menyerahkan copyan surat jalan ke pelanggan.
d) Surat pengiriman barang disahkan dan diserahkan ke bagian
pencatatan.

4.1.3 Gambaran Produk CV. Lie Son Seng Semarang
CV. Lie Son Seng Semarang menyediakan beberapa tipe
barang dagangannya dengan beraneka ragam, produk yang dihasilkan
juga sangat diperlukan masyarakat dan perusahaan lain saat ini,
dengan beraneka ragam produk CV. Lie Son Seng Semarang juga
menawarkan produknya dengaan bermacam-macam variasi tipe unit
sesuai dengan kebutuhan pembeli , adapun contoh beberapa
persediaan barang dagang CV. Lie Son Seng sebagai berikut :

55
AS Besi ST 40 Mild Steel Plat Lubang SS 304






AS Besi ST 60 AS SS Segi Empat Type 304






Electric Motor 4 HP Selang Nylon






Gambar 4.2 Gambaran Produk CV. Lie Son Seng

56
4.2 Analisis Data
Untuk menunjang penelitian ini maka dalam proses analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi. Triangulasi
bertujuan menyederhanakan data ke dalam bentuk lebih mudah di baca
dan diinterpretasi yang sering kali menggunakan deskriptif kualitatif
sebagai alatnya. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan metode Triangulasi :
Tabel 3.2
Tabulasi Hasil Wawancara
Berikut hasil wawancara dengan metode Triangulasi
No Pertanyaan
Devina Ardiansyah Yuges Nike
(Wakil Manajer ) (Bagian Gudang) (Bagian Penjualan)
1 Apakah fasilitas
gudang untuk
penyimpanan barang
sudah memadai ?
Tempat penyimpanan barang
saya rasa kurang baik, Ya
kondisi gudang itukan
lembab, sedangkan barang
yang dijual itukan rata-rata
besi mudah berkarat. Jka tidak
ada kontrol stok yang baik
barang akan mudah berkarat.
Saya rasa kurang baik,
karena kondisi di gudang
itu terlalu lembab dan
barang-barang yang
berbahan besi kalau tidak
cepat terjual pasti seringnya
mengalami kerusakan
(karat).
Kurang besar ya menurut
saya kalo dilihat
banyaknya stok barang di
CV. Lie Son Seng.
2 Apakah ada prosedur
khusus dalam sistem
barang yang keluar
dari gudang ?
Di CV. Lie Son seng
mempunyai prosedur untuk
barang keluar yaitu
dijalankannya pengecekan
kembali oleh administrasi
gudang sebelum barang
keluar. Hal ini untuk
mencegah adanya kesalahan
dalam pengiriman barang ke
customer.
Ada, saat barang keluar itu
pasti pihak adm gudang
selalu mengecek kembali
sesuai atau tidak dengan
surat DO, agar tidak salah
saat dikirim ke customer
dan mengecek kembali saat
terjadinya pemotongan
barang seperti as besi dll.
Pihak gudang selalu
mengecek setiap barang
keluar sih, jadi pihak
gudang selalu memastikan
barang yang keluar sesuai
atau tidak dengan surat DO
yang dibuat oleh bagian
penjualan, kalau sesuai ya
barang siap dibawa oleh
customer.

57
3 Apakah CV. Lie Son
Seng sudah memiliki
struktur organisasi
sesuai tugas,
wewenang, tanggung
jawab masing-masing
karyawan ?
Sudah, CV. Lie Son Seng
sudah memiliki struktur
organisasi sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab setiap
karyawan.
CV. Lie Son Seng sudah
memiliki sruktur organisasi
yang jelas hanya saja
kadang ada beberapa
karyawan yang melakukan
pekerjaan ganda.
Sudah mempunyai struktur
organisasi yang cukup baik
untuk setiap karyawannya.
4 Apakah ada
pengendalian
manajemen untuk
setiap karyawan dan
mengenai
permasalahan yang
terjadi dalam
pengelolaa
persediaan?
Iya, di CV Lie Son Seng
selalu mengadakan evaluasi
mingguan untuk karyawan-
karyawan yang terkait dengan
persediaan. Dan untuk akses
keluar masuk gudang hanya
diperbolehkan bagian adm
gudang dan helper saja serta
sudah diawasi dengan CCTV.
Ada, evaluasi mingguan
yang ditangani oleh
pimpinan langsung,
biasanya hari sabtu dan
untuk akses masuk gudnag
juga dibatasi, tidak semua
karyawan boleh.
Iya itu evaluasi mingguan,
kadang gak semua
karyawan, hanya karyawan
- karyawan tertentu saja.
5 Resiko apa saja yang
sering terjadi dalam
pengendalian atas
pengelolaan
persediaan barang
dagang?
Resikonya sih ya kerusakan
barang, barang hilang dan
penumpukan barang, karena
kan rata-rata barang yang
dijual di CV. Lie Song
berbahan besi yang
mempunyai resiko mudah
berkarat.
Kerusakan barang sama
barang hilang., dengan
banyaknya jenis barang di
CV. Lie Son Seng sangat
rentan akan masalah
tersebut.
Kerusakan Barang sih ya
seringnya. Mungkin karena
kan rata-rata barang yang
dijual di CV. Lie Son Seng
berbahan besi.
6 Apakah informasi dan
komunikasi antar
kayawan sudah
berjalan dengan baik?
Informasi dan komunikasi
antar karyawan disini sih
sudah berjalan dengan baik.
Sudah sesuai dengan alur-
alurnya.
Informasi dan komunikasi
di CV. Lie Son Seng sudah
cukup baik. Hal ini terlihat
dari Alur penerimaan
barang dibutuhkan
komunikasi antara
purchasing dan administrasi
gudang, alur penjualan
barang dagang dibutuhkan
informasi dari penjualan,
admin gudang dan admin
pengiriman, bagian
keuangan dan accounting
untuk alur permintaan
barang diperlukan
informasi dan komunikasi
dari admin gudang,
purchasing dan pimpinan
untuk keputusannya.

Iya sudah berjalan dengan
baik, saat terjadinya
transaksi mulai dari
penerimaan barang,
penjualan barang,
permintaan barang pun
sudah melakukan
informasi dan komunikasi
yang baik.

58
7 Bagaimana aktivitas
pengendalian
persediaan barang
dagang di CV. Lie
Son Seng ?
Aktivitas yang terjadi di CV.
Lie Son Seng mengenai
pengendalian persediaan sih
ya melalui prosedur order
barang, prosedur penerimaan
barang dan penjualan barang.
Aktivitasnya ya CV. Lie
Son Seng sudah memiliki
standart prosedur mengenai
pengendalian persediaan
yang cukup baik dari
prosedur order barang,
penerimaan barang dan
penjualan barang.
Mengenai aktivitas
pengendalian persediaan
cukup baik, semua sudah
ada prosedurnya masing-
masing.
8 Bagaimana alur kerja
dalam penerimaan dan
pengeluaran barang
dagang di CV. Lie
Son Seng Semarang ?
SP atau PO dari customer –
pemesanan barang ke suplier
apabila barang tersebut tidak
ready – penerimaan barang
oleh bagian gudang –
penginputan barang ke stok
barang – pembuatan surat
jalan / invoice – pengiriman
barang ke customer
Penerimaan barang: admin
gudang membuat pengajuan
pembelian-bagian
pembelian mengjajukan
penawaran harga dan cek
stok barang ke supplier -
melakukan pemesanan
barang - mengirim pesanan-
pesanan tiba di perusahaan-
admin gudang menerima
pesanan-admin gudang
melakukan pengecekan-jika
sesuai barang diterima
kemudian dimasukan ke
gudang, jika tidak sesuai
barang dikembalikan.
Pengeluaran barang: SP /
orderan dari customer-
melakukan kesepakatan
harga dan pengecekan stok
barang - bag penjualan
membuatkan surat
permintaan barang dan
invoice - customer beralih
ke gudang dengan
membawa surat permintaan
barang beserta invoice
untuk ditujukan ke admin
gudang-admin gudang
menerima dan mengecek
nota serta surat permintaan
barang setelah pengecekan
adm gudang menyiapkan
barang-barang dipacking
oleh staff pengiriman-
barang siap dikirim
SP dari marketing (sp
didapat dari customer –
pemesanan barang ke
supplier jika di gudang
kosong – barang yang
masuk di cek oleh bagian
gudang – kalau tidak
sesuai, maka dikembalikan
ke supplier – kalau sesuai
maka masuk gudang –
bagian pengiriman akan
melakukan packing jika
ada permintaan atau
pesanan dari pelanggan.

59
9 Metode apa yang
digunakan saat siklus
keluar masuknya
persediaan barang
dagang yang ada pada
CV. Lie Son Seng ?
Untuk metode yang di pakai
dalam keluar masuknya
barang menggunakan metode
FIFO, (metode msuk pertama
keluar pertama) yang artinya
barang yang datang duluan
akan segera di tawarkan dan
dijual duluan.
Kalo disini ya barang yang
masuk duluan dan masuk
stok duluan yang nantinya
akan kita keluarkan terlebih
dahulu, untuk mengurangi
kerusakan barang dan
penumpukan barang.
Metodenya ya pas barang
datang nanti masuk stok
dan nanti bagian penjualan
langsung proses ke
customer.
10 Permasalahan-
permasalahan apa saja
yang dialami oleh CV.
Lie Son Seng terkait
dengan persediaan?
Selisih stok barang, kerusakan
barang / penumpukan stok
barang, itu permasalahn yang
sering terjadi di CV. Lie Son
Seng.
kerusakan barang /
penumpukan barang yang
sering terjadi karena CV.
Lie Son Seng menjual
barang dengan rata-rata
bahan besi, sedangkan
bahan besi sangat rentan
terhadap kerusakan barang,
seperti mudah berkarat.
Selisih stok barang, stok di
pencatatan buku berbeda
dengan stok fisik.
11 Apa penyebab dari
masalah-masalah yang
terkait dengan
persediaan di CV. Lie
Son Seng ?
Selisih stok terjadi karena
kurangnya ketelitian saat
pencatatn stok barang,
kerusakan/penupukan barang
terjadi karena kedoubelan
order, karena kurangnya
komunikasi riskan terjadi
(penumpukan stok barang).
kurangnya komunikasi saat
melakukan pengoderan
barang sehingga terjadinya
penumpukan barang yang
akan menyebabkan
kerusakan barang dan
membuat nilai jual barang
turun.
Kurang teliti saat
melakukan pencatatan
dibuku stok persediaan.
12 Solusi apa yang
dilakukan CV. Lie
Son Seng agar
masalah-masalah
tersebut dapa
terselesaikan ?
Lebih teliti saat melakukan
pencatatan dibuku stok dan
menghitung dengan baik saat
melakukan stok opname.
untuk penumpukan barang /
kerusakan barang seharusnya
lebih mengutamakan
komunikasi yang baik agar
tidak sering terjadi
kedoubelan order.
harus ada komunikasi yang
baik saat melakukan
pengorderan barang agar
tidak terjadi penumpukan
stok yang berakibat
terjadinya kerusakan
barang.
lebih sering melakukan
stok opname

Dalam tabel hasil wawancara didalam penelitian ini, semua informan
dapat memberikan jawaban yang ditanyakan oleh peneliti. Berdasarkan hasil
wawancara dengan metode triangulasi dapat disimpulkan bahwa CV. Lie Son
Seng Semarang yang beralamat di Jln. Pekojan No.33 Semarang, Perusahaan ini

60
bergerak dibidang perdagangan eceran khusus baja/besi untuk bahan konstruksi
di dalam bangunan. Dalam fasilitas gudang penyimpanan barang dagang, tempat
penyimpanan barangnya kurang baik dikarenakan kondisi gudang tersebut
lembab, sedangkan CV. Lie Son Seng rata-rata menjual barang-barang berbahan
besi mudah berkarat, jika tidak ada kontrol stok yang baik barang akan muah
berkarat. Adapun prosedur khusus dalam sistem barang yang keluar dari gudang
yaitu dilakukannya pengecekan kembali saat keluarnya barang dari gudang untuk
mengantisipasi adanya kesalahan saat barang keluar.
Struktur organisasi di CV. Lie Son Seng sudah berjalan dengan baik
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan hanya saja ada
beberapa karyawan yang melakukan pekerjaan ganda. Pengendalian manajemen
yang dilakukan CV. Lie Son Seng adalah adanya evaluasi mingguan dan
pembatasan karyawan tertentu yang boleh masuk gudang, dan terpasangnya
kamera CCTV. Resiko yang terjadi dalam pengendalian atas pengelolaan
persediaan barang adalah adanya kerusakan barang, barang hilang dan
penumpukan barang. Mengenai informasi dan komunikasi antar karyawan sudah
berjalan dengan baik sudah sesuai dengan alur prosedur yang sudah berjalan.
Aktivitas pengendalian persediaan barang di CV. Lie Son Seng sudah memiliki
standart prosedur yang cukup baik dari prosedur order barang, penerimaan barang
hingga penjualan barang.
Metode yang digunakan saat siklus keluar masuknya persediaan
menggunakan metode FIFO , metode masuk pertama keluar pertama yang artinya
barang yang masuk duluan dan masuk stok duluan yang nantinya akan kita

61
keluarkan terlebih dahulu guna untuk mengurangi kerusakan dan penumpukan
barang.
Di CV. Lie Son Seng permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
pengendalian internal di CV. Lie Son Seng dalam pengelolaan persediaan barang
dagang terjadi akibat selisih stok, kerusakan barang dan penumpukan barang.
Permasalahan selisih stok yang terjadi yaitu jumlah barang dagang yang ada di
buku stok tidak sama dengan jumlah fisik barang, bisa jumlah fisik barangnya
lebih sedikit dari buku stok atau bisa lebih banyak dari buku stok. Penyebab dari
masalah selisihnya antara buku stok dengan fisik barang yaitu dikarenakan salah
pencatatan atau pendataan yang kurang baik sehingga jumlah barang sekian dan
dari barang yang masuk dan barang yang keluar ternyata kurang teliti sehingga
barang bisa berlebih atau kurang dan ada barang yang mengalami kerusakan.
Penyebab saat terjadinya kerusakan barang itu terjadi diakibatkan
penumpukan stok yang terlalu banyak ini karena adanya kedoubelan pesanan
barang. Kurangnya komunikasi yang baik akhirnya riskan terjadi penumpukan
stok barang atau terlalu lamanya barang tersimpan sehingga mengakibatkan
penumpukan barang, sedangkan sebagian besar barang-barang yang terjual di
CV. Lie Son Seng ini adalah barang-barang dengan bahan besi, barang besi
sangat rentan terhadap kerusakan barang misalnya barang-barang mudah
berkarat.
Solusi selanjutnya dalam masalah selisih stok adalah karyawan harus
lebih teliti dalam pencatatan dibuku stok persediaan dan melakukan stok opname
2 minggu sekali. Solusi untuk masalah kerusakan barang sebaiknya lebih

62
memperbaiki komunikasi mengenai pemesanan barang ke supplier agar nantinya
tidak terjadi penumpukan barang yang menyebabkan terjadinya kerusakan
barang.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal dan Sistem
Informasi Akuntansi CV. Lie Son Seng Semarang
4.3.1.1 Sistem Pengendalian Internal
1. Lingkungan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang
CV. Lie Son Seng adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang perdagangan baja/besi untuk kontruksi bangunan. Dalam
menjalankan aktivitasnya, perusahaan mendatangkan barang melalui
prosedur permintaan barang, pengecekan, penerimaan, penginputan,
penyimpanan dan pengeluaran persediaan yang semua kegiatan tersebut
memerlukan pengawasan terhadap persediaan. Lingkungan pengendalian
persediaan barang dagang CV. Lie Son Seng akan dianalisa dan dievaluasi
berdasarkan fakto-faktor yang menyusun lingkungan pengendalian
persediaan barang dagang dari perusahaan.
Faktor-faktor yang terkait dengan sikap dimaksud adalah :
a. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi
CV. Lie Son Seng sudah menerapkan falsafah dan gaya
manajemen operasi khususnya dalam persediaan. Falsafah yang
diterapkan di CV. Lie Son seng adalah dijalankannya pengecekan
kembali oleh administrasi gudang sebelum barang keluar. Hal itu dapat

63
terlihat disaat melakukan transaksi penjualan barang, sebelum barang
dikirim ke customer, barang harus di cek ulang oleh bagian adminstrasi
gudang. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan barang yang akan
dikirim benar, dan untuk barang yang melalui proses pemotongan tidak
dapat dikembalikan atau diretur.
Untuk manajemen operasi, CV. Lie Son Seng lebih condong
manajer otokratik, yaitu pemimpin yang memberikan kendali yang ketat
agar tugas dilakukan secara efektif. Semua tindakan perusahaan harus
sesuai dengan keputusan pimpinan, salah satunya dalam hal pemesanan
barang. Memang tidak semua pemesanan barang harus mendapatkan
persetujuan dari pimpinan, tetapi sebagian besar harus sesuai persetujuan
pimpinan. Hal ini sudah dilakukan dengan baik oleh manajemen.
Dengan adanya kendali dari pimpinan dapat meningkatkan efektivitas
persediaan barang dagang perusahaan.
b. Struktur Organisasi
CV. Lie Son Seng sudah memiliki struktur organisasi. Struktur
organisasi yang dianut CV. Lie Son Seng adalah struktur organisasi linie.
Kayawan bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan jenjang
kepemimpinan dan hanya mengenal satu atasan sebagai sumber
kewenangan dalam memberikan perintah atau intruksi. Dengan adanya
struktur organisasi, pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab,
dapat dipisahkan dengan jelas.
Namun dalam faktanya masih ada beberapa karyawan yang
memiliki pekerjaan ganda, yaitu accounting merangkap dengan audit

64
internal persediaan barang dagang dan purchasing merangkap dengan
keuangan. Dengan kata lain belum ada pemisahan pekerjaan yang jelas
antara satu bagian dengan bagian lainnya. Banyak pekerjaan yang
seharusnya dikerjakan oleh 2 orang yang berbeda, tetapi masih
dikerjakan oleh 1 orang. Hal ini dapat berakibat kurang baik bagi
perusahaan dan karyawan. Akibat bagi perusahaan yaitu tujuan
pengendalian persediaan barang tidak maksimal, dan sangat rentan
terhadap tindak kecurangan. Sedangkan akibat bagi karyawan yaitu
karyawan kurag maksimal dalam menjalankan pekerjaannya, karena
banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
c. Komite Audit
CV. Lie Son Seng belum memiliki komite audit, untuk
pengendalian internal barang dagang masih dirangkap dengan bagian
accounting. Dengan tidak adanya komite audit sendiri maka efektifitas
pengendalian barang dagang kurang maksimal.
d. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
CV. Lie Son Seng sudah menetapkan wewennang dan tanggung
jawab masing-masing karyawan. Di dalam gudang CV. Lie Son Seng
memiliki bagian administrasi dan mandor gudang yang bisa membantu
saat terjadinya keluar masuk barang dagang.
e. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen dalam persediaan barang dagang di CV.
Lie Son Seng sudah dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
kebijakan yang dilakukan perusahaan, yang pertama adanya program

65
evaluasi mingguan untuk bagian penjualan, helper, dan untuk bagian
administrasi. Evaluasi untuk administrasi salah satunya adalah
membahas tentang persediaan dan stock opname. Untuk stock opname
dilakukan saat terjadinya perbedaan antara stok dibuku persediaan
dengan stok fisik, saat itu pula manajer perusahaan meminta bagian
administrasi gudang untuk melakukan stock opname. Dan jika ada
masalah dengan persediaan barang dagang agar dapat segera
diselesaikan. Dengan diadakannya evaluasi bulanan ini diharapkan dapat
mengevaluasi dan memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.
Yang kedua melakukan pembatasan karyawan tertentu yang boleh
mengakses gudang barang, jika ada karyawan lain yang masuk gudang
harus ditemani oleh administrasi gudang, jadi hanya administrasi gudang
dan helper yang boleh mengakses keluar masuk gudang. Selain hal
tersebut digudang sudah di pasang kamera CCTV, tujuannya untuk
mengetahui siapa saja yang melakukan aktivitas digudang. Jika
dikemudian hari ditemukan adanya barang hilang atau penyelewengan.
Jadi untuk pengendalian manajemen sudah efektif.
f. Fungsi Audit Intern
Fungsi audit intern dibuat untuk memantau efektivitas kebijakan
dan prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian. CV. Lie Son
Seng belum memiliki audit internal secara terpisah. Tugas audit internal
persediaan barang dagang dirangkap oleh bagian admin gudang. Bagian
admin gudang yang memantau dan mengawasi alur keluar masuk
barang. Hasil dari pemantauan tersebut dilaporkan ke pimpinan setiap 1

66
bulan sekali. Fungsi audit internal di CV. Lie Son Seng sebelum cukup
efektif. Jadi secara garis besar fungsi audit internal CV. Lie Son Seng
masih dikendalikan oleh manajer utama (pemilik perusahaan)
g. Praktek dan Kebijakan Karyawan
Secara umum CV. Lie Son Seng sudah menjalankan praktek dan
kebijakan karyawan, hal ini dapat dilihat dari jam kerja perusahaan
sudah mengikuti aturan 8 jam kerja dalam sehari, yaitu masuk kerja jam
08.00 dan selesai kerja jam 16.00 WIB. Terdapat cuti tahunan bagi
karyawan yaitu 12 hari dalam 1 tahun kerja. Terdapat insentif bagi
karyawan yang lembur kerja dan bagi penjualan yang bisa mencapai
target penjualan.
Dalam pengendalian internal persediaan barang dagang CV. Lie
Son Seng sudah membuat kebijakan. Kebijakan tersebut berhubungan
dengan siapa yang harus bertanggung jawab jika terjadi kesalahan
potong barang. Jika terjadi kesalahan potong barang yang bertanggung
jawab adalah admin gudang, helper dan penjualan toko sebesar harga
pokok barang tersebut. Jika terjadi barang hilang, adalah dengan
langsung melakukan stock opname, jika di buku persediaan ada stok 5
sedangkan saat pengecekan fisik hanya terdapat 4 , maka 4 itulah yang
nantinya dijadikan sebagai stok utama. Hal ini dilakukan supaya semua
karyawan ikut serta dalam pengendalian persediaan barang dagang.
h. Pengaruh Eksternal
Munculnya pesaing bagi perusahaan membuat CV. Lie Son Seng
bersiaga karena bisa saja perusahaan tersebut mengambil konsumen

67
perusahaan. Pesaing yang semakin ketat membuat perusahaan semakin
kuat dalam memelihara kualitas produk agar tidak terkalahkan oleh
perusahaan lain dengan bidang perdagangan yang sama. Dalam
mengatasi pengaruh eksternal CV. Lie Son Seng melakukan berbagai
macam kebijakan. Yang pertama adalah jika membeli barang utuh (tidak
potongan) harga lebih sangat murah. Yang kedua semisal jika tersedia
barang potongan, 12cm dan customer membutuhkan 10cm, biasanya
12cm itu akan ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Dengan
adanya beberapa kebijakan tersebut sebagian besar konsumen masih
setia mempercayakan pembeliannya kepada CV. Lie Son Seng.
2. Penilaian Resiko Persediaan Barang Dagang
CV. Lie Son Seng memiliki banyak jenis barang yang tersimpan di
gudang sebagai persediaan. Banyaknya produk yang masih tersimpan di
gudang sebagian merupakan barang-barang persediaan lama yang belum
terjual. Hal ini sangat membebani keuangan bisnis perusahaan. Barang
persediaan lama memiliki kualitas dan hasil gambar lebih rendah jika
dibandingkan dengan barang persediaan baru. Barang-barang yang dijual di
CV. Lie Son Seng adalah rata-rata barang besi yang sangat rentan terhadap
kerusakan , seperti mudah berkarat. Jadi kualitas barang keluaran baru
dengan barang keluaran lama memiliki kesenjangan yang cukup signifikan.
Hal ini menyebabkan harga jual persediaan lama mengalami penurunan.
Selain banyaknya barang lama yang belum terjual, resiko lain
dalam persediaan barang dagang CV. Lie Son Seng adalah barang hilang dan
rusak, hal ini dikarenakan banyaknya barang yang tersimpan di gudang serta

68
kontrol keluar masuk barang belum maksimal. Untuk mengatasi masalah
persediaan barang lama yang belum terjual CV. Lie Son Seng melakukan
kebijakan penjualan produk dengan harga yang lebih murah. Dengan
berbagai cara semisal menawarkan barang tersebut melalui langsung maupun
melalui whatsaap atau biasa kita juga melakukan penjualan yang kita display
ditempat khusus agar terlihat bahwa barang-barang tersebut adalah barang
“sale”.
3. Informasi dan Komunikasi Persediaan Barang Dagang
Informasi dan komunikasi di CV. Lie Son Seng sudah cukup baik.
Hal ini terlihat dari Alur penerimaan barang dibutuhkan komunikasi antara
purchasing dan administrasi gudang, alur penjualan barang dagang
dibutuhkan informasi dari penjualan, admin gudang dan admin pengiriman,
bagian keuangan dan accounting untuk alur permintaan barang diperlukan
informasi dan komunikasi dari admin gudang, purchasing dan pimpinan
untuk keputusannya.
Namun jika barang dibutuhkan mendadak masih menyebabkan
kesalahpahaman atau kurangnya komunikasi , hal ini terjadi karena
pemesanan barang yang seharusnya dilakukan purchasing dilakukan oleh
penjualan sendiri. Sekarang sudah mulai diperbaiki dengan cara, semua
pembelian barang harus lewat purchasing dan penjualan barang dengan
penjualan, jadi alurnya jelas dan tidak menyebabkan kesalahpahaman atau
kurangnya komunikasi.

69
4. Pengawasan Persediaan Barang Dagang
Pengawasan persediaan barang dagang sudah dilakukan CV. Lie
Son Seng. Hal ini dapat dilihat dari adanya prosedur permintaan barang ke
supplier, prosedur penerimaan barang, prosedur penjualan barang. Dari
semua aktivitas tersebut dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang tidak
rekayasa dan bisa dipertanggung jawabkan. Pengawasan dalam gudang CV.
Lie Son Seng dilengkapi dngan kamera pemantau yaitu kamera CCTV, serta
adanya batasan karyawan-karyawan tertentu saja yang bia mengakses gudang
persediaan. Dengan adanya pemantauan pengendalian persediaan barang
dagang, CV. Lie Son Seng berharap dapat meningkatkan efektivitas
pengendalian internal atas persediaan barang dagang, sehingg harapan dan
tujuan perusahaan dapat tercapai.
5. Aktivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang
CV. Lie Son Seng menetapkan beberapa kebijakan dalam
pengendalian persediaan barang dagang yaitu :
1) Standar Prosedur Order Barang Supplier
Prosedur order barang supplier dimulai dari pengecekan
stok barang oleh administrasi gudang. Pengecekan dilakukan di buku
stok dan fisik, jika stok barang kosong atau tinggal sedikit, administrasi
gudang melakukan pengajuan order barang ke bagian purchasing.
Bagian purchasing membuatkan purchase order melakukan order barang
ke supplier dengan membuat dokumen permintaan order barang (PO).
Dokumen tersebut diajukan ke pimpinan untuk mendapatkan

70
persetujuan, jika pengajuan dokumen PO disetujui pimpinan, selanjutnya
PO di kirim ke supplier sebagai dokumen permintaan order barang.
2) Standar Prosedur Barang Masuk
Penerimaan barang dimulai dari supplier mengirimkan
barang sesuai permintaan pembelian disertai dengan surat pengiriman
barang dan invoice serta faktur pembelian. Setalah barang datang,
administrasi gudang melakukan pengecekan barang dimulai dari jumlah
barang, tipe barang dan harga barang. Pengecekan jumlah barang, tipe
barang dan harga barang harus sama antara fisik barang, surat
permintaan order barang (PO), surat pengiriman barang, dan invoice
serta faktur pembelian. Setelah pengecekan benar, barang di catat dibuku
persediaan. Jika barang tersebut barang pesanan, administrasi gudang
bisa langsung melakukan prosedur penjualan barang, tetapi jika barang
tersebut sebagai stok gudang, maka barang disimpan di gudang sebagai
persediaan.
3) Standar Prosedur Penjualan Barang
Alur penjualan barang dimulai dari permintaan pembelian
dari konsumen, pada bagian permintaan pembelian, ada yang
menggunakan surat permintaan order barang (PO) secara resmi dan
permintaan pembelian barang tidak menggunakan PO. Permintaan
pembelian menggunakan PO sebagian besar digunakan untuk barang-
barang proyek. Barang-barang proyek adalah pembelian barang dan jasa
pemotongan besi. Sedangkan permintaan pembelian tanpa PO biasanya

71
unuk customer yang datang langsung ke toko untuk pembelian unit saja
secara tunai.
Setelah bagian penjualan menerima order pembelian
barang dagang, bagian penjualan melakukan info ke administrasi gudang
untuk melakukan pengecekan barang, apakah barang yang di order
tersedia digudang atau tidak. Jika barang yang di order tersedia di
gudang maka administrasi gudang memberi info ke bagian penjualan,
dan bagian penjualan menyiapkan dokumen transaksi pembelian.
Dokumen transaksi pembelian (nota penjualan) terdiri dari nota eceran,
adalah pembeli yang datang ke toko dengan pembelian tunai. Dan bagian
penjualan membuatkan nota 3 rangkap yaitu warna putih untuk
customer, warna hijau untuk arsip accounting, dan warna putih buram
untuk bagian keuangan. Setelah transaksi selesai, bagian penjualan
menyerahkan uang dan nota penjualan ke bagian kasir lalu untuk
diberikan kembali ke bagian accounting, nota tersebut di catat di laporan
penjualan barang.
Semua prosedur tersebut sudah dijalankan dengan baik oleh
karyawan terkait. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan prosedur
sudah ada dan dibuat berdasarkan yang sebenarnya dan bisa dipertanggung
jawabkan. Untuk nomor dokumen sudah menggunakan nomor urut yang
tercetak. Jadi untuk pengendalian persediaan sudah efektif sesuai prosedur.

72
4.3.1.2 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi persediaan barang pada CV. Lie Son
Seng Semarang memiliki dua kegiatan yaitu prosedur pengeluaran barang
dan prosedur perhitungan fisik persediaan untuk perhitungan fisik persediaan
pada CV. Lie Son Seng masih menggunakan manual, dan untuk perhitungan
penerimaaan persediaan, penjualan barang dagang dan perhitungan
persediaan barang dagang masih menggunakan sistem manual, dengan cara
menghitung barang yang datang keluar dan yang ada di gudang. Prosedur
penjualan barang merupakan bagian dari prosedur penjualan barang dagang
mulai dari pemesanan dari pelanggan hingga barang dikirim ke pelanggan.
Perhitungan fisik persediaan merupakan proses pencocokan jumlah fisik
barang yang ada di gudang agar dapat dilaporkan pada bagian administrasi
yang nantiya akan dilaporkan pada pimpinan. Pihak-pihak yang terlibat
dalam pengelolaan persediaan adalah manajer toko, bagian gudang dan
bagian pengiriman.
Aktivitas persediaan masuk dipacu oleh aktivitas pembelian.
Aktivitas pembelian muncul berdasarkan kondisi ketersediaan dan kebutuhan
barang dagang. Order pembelian mendapat persetujuan dari manajer toko
termasuk penambahan item – item baru. Penerimaan pesanan pembelian dari
pemasok ditangani oleh administrasi. gudang, dengan mengecek jumlah
pesanan, pesanan pembelian dan faktur pembelian. Pembayaran kepada
pemasok ditangani oleh bagian administrasi yang tidak lain juga merangkap
sebagai bagian pembelian melalui tunai (cash) atau cek. Bagian administrasi
gudang melakukan pencatatan persediaan barang masuk.

73

4.3.1.3 Sistem Pencatatan Persediaan
Metode yang dipakai untuk pencatatan persediaan pada CV. Lie
Son Seng menggunakan metode menggunakan sistem pencatatan persediaan
dengan metode perpetual untuk setiap mutasi persediaan baik penambahan
maupun pengurangan. Metode ini digunakan dengan alasan, apabila suatu
waktu ingin mengetahui jumlah persediaan yang ada, maka hal itu dapat
diketahui dengan melihat buku persediaan. Dengan pencatatan perpetual
yang dilakukan terus-menerus diharapkan perusahaan dapat mengawasi atau
memantau jumlah barang baik fisik maupun secara pencatatan setiap saat,
karena metode pencatatan ini dilakukan setiap hari tidak berperiode,
sehingga diharapkan perusahaan akan dapat mengawasi barang dagang dna
mengetahui angka kehilangan barng maupun penumpukan barang setiap
saatnya, sehingga perusahaan dapat menjadikan metode pencatatan ini
sebagai tolak ukur dalam meminimalisasi angka penumpukan dan
kehilangan barang.

4.3.1.4 Metode Penilaian Persediaan
CV. Lie Son Seng menggunakan metode penilaian persediaan
yaitu metode masuk pertama keluar pertama (FIFO). Metode masuk pertama
keluar pertama (First in First Out) adalah metode yang mengasumsuikan
bahwa unit yang terjual adalah unit yang terlebih dahulu masuk. FIFO
memberikan urutan terjadinya biaya. Sehingga biaya yang dilaporkan
mendekati atau sama dengan penggantian di akhir periode.

74
4.3.2 Pengelolaan Persediaan Barang Dagang Pada CV. Lie Son Seng
Pengambilan keputusan manajemen yang akurat dan tepat
terhadap kebijakan pengelolaan persediaan barang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha perusahaan. Hal itu disebabkan karena bisnis
utama CV. Lie Son Seng bergerak dalam bisnis retail yang memiliki
persediaan yang banyak. Berikut adalah prosedur pengelolaan persediaan
barang pada CV. Lie Son Seng :

4.3.2.1 Prosedur Pembelian Persediaan Barang Dagangan.
Prosedur pembelian persediaan barang dimulai pada saat
persediaan barang yang terdapat di gudang sudah menipis dan perlu untuk
menambah stok persediaan barang. Bagian administrsi gudang mengetahui
stok menipis, dan melaporkan persediaan barang yang sudah sesuai buku
persediaan. Administrasi gudang membuat surat permintaan barang dengan
persetujuan manajer perusahaan untuk segera dikirmkan ke bagian
pembelian. Bagian pembelian mulai memproses permintaan penambahan
persediaan barang dengan cara membuat purchase order dan mengirimkan
ke supplier melalui fax , telepon atau email. Bagian pembelian menunggu
respon dari supplier untuk memastikan ketersediaan barang, setelah barang
dipastikan ada, supplier mengirim barang-barang ke CV. Lie Son Seng
dengan disertakan faktur pembelian dan purchase order kepada perusahaan.
Setelah barang sampai diperusahaan, Bagian administrasi gudang
memeriksa kondisi barang dan kecocokan barang dengan purchase order
serta faktur pembelian yang dikirimkan bersama dengan persediaan barang.

75
Bagian gudang mencatat barang yang diterima tersebut kedalam buku
persediaan barang. Faktur pembelian diserahkan ke bagian accounting
untuk urusan pembayaran utang pembelian persediaan.

Bagian-bagian yang Terkait Prosedur Pembelian
Adapun bagian yang terkait adalah:
a. Bagian Pembelian, berfungsi untuk memesan barang-barang yang
dibutuhkan perusahaan kepada supplier, dan bertanggung jawab
untuk mendapatkan informasi tentang barang-barang seperti model
terbaru, membandingkan harga dari beberapa supplier, serta
melakukan pemesanan.
b. Bagian Gudang, bertanggung jawab untuk memeriksa keadaan barang
setiap bulan dengan mencatat data-data barang masuk dan keluar
gudang, melaporkan apabila persediaan barang sudah menipis, serta
melakukan pencatatan dan pengecekan barang yang diterima
disesuaikan dengan PO dari bagian pembelian.
c. Bagian Accounting, bertugas untuk mengecek faktur pembelian atau
invoice yang diterima dari pihak supplier, laporan penerimaan
barang, dan melakukan proses pembayaran sesuai waktu yang
ditentukan.

Dokumen-dokumen yang Digunakan di Prosedur Pembelian
Perusahaan CV. Lie Son Seng sudah memiliki dokumen - dokumen yang
digunakan dalam kegiatan pembelian dan penyimpanan barang. adapun

76
dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian di CV. Lie Son Seng
adalah:
a. Surat order pembelian, order pembelian berfungsi sebagai bukti
permintaan untuk memesan barang. Jika order pembelian sudah
diteruskan ke manajer dan disetujui maka peristiwa pembelian sudah
terjadi. Selain itu order pembelian digunakan sebagai dasar
pengecekan barang yang diterima dari supplier. Bagian pembelian
mengirimkan order pembelian ke supplier melalui teleon, fax atau
email.
b. Formulir pembelian pesanan, formulir ini hanya dibuat 1 lembar
untuk supplier.
c. Buku Persediaan barang, buku yang diisi bagian gudang sebagai
catatan persediaan barang.
d. Faktur Pembelian, faktur pembelian dianggap sebagai bukti barang
yang datang dari supplier. Faktur pembelian diberikan oleh supplier
ketika menyerahkan barang yang dipesan. Fungsi dari faktur
pembelian yaitu sebagai dasar pencatatan penerimaan barang,
pengecekan kondisi barang, pencatatan persediaan, dan pencatatan
hutang. Faktur pembelian terdiri dari satu rangkap ditambah faktur
pajak ketika menerimaa barang sebagai bukti barang telah diterima.
e. Bukti kas keluar, bukti pembayaran yang dilakukan accounting atas
pembelian persediaan barang kepada supplier.

77











Gambar 4.1 Flowchart Pembelian Persediaan Paa CV. Lie Son Seng.

4.3.2.2 Prosedur Pencatatan Persediaan Barang Dagangan.
Prosedur pencatatan barang dimulai saat barang telah sampai ke
gudang perusahaan. Bagian gudang mencatat barang kedalam buku
persediaan barang sebelum dipisahkan sesuai pesanan atau dilakukan display
produk. Metode peniliaian barang yang digunakan adalah metode FIFO.
Metode ini digunakan karena metode FIFO ini memberikan kesempatan kecil
dalam memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh
urutan terjadinya biaya. Metode ini perhitungannya sangat sederhana baik
sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian
persediaan yang sama.

78
Barang-barang yang sudah dicatat kedalam buku persediaan barang dan
membuat salinan untuk diberikan ke bagian accounting untuk dicatat
kedalam buku persediaan barang. Setelah barang tiba di toko, barang akan
dicatat kedalam buku persediaan barang toko. Barang diberi harga sesuai
dengan ketentuan dari manajer perusahaan atas persentase keuntungan
perusahaan. Bagian accounting menerima buku penjualan dan buku
penyesuaian barang dari toko untuk dicatat kedalam jurnal penjualan dan
jurnal penyesuaian barang.
Bagian-bagian yang Terkait Prosedur Pencatatan
Adapun bagian-bagian yang terkait adalah :
a. Bagian gudang, bagian ini mencatat persediaan barang ke dalam buku
persediaan barang dan mencatat bukti barang keluar.
b. Bagian penjualan toko, bagian ini mencatat barang ke dalam buku
persediaan toko.
c. Bagian accounting, menerima catatan persediaan barang.
Dokumen-dokumen yang Digunakan di Prosedur Pencatatan
Dokumen – dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan persediaan
barang sudah lengkap dan tertata dengan baik .
Adapun dokumen-dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Bukti barang masuk, bukti bahwa barang telah masuk gudang dan
kecocokan dengan surat permintaan barang.
b. Bukti barang keluar, bukti bahwa barang yang telah keluar gudang.
c. Bukti persediaan barang, mencatat persediaan barang.

79











Gambar 4.2 Flowchart Pencatatan Persediaan Pada CV. Lie Son Seng.
4.3.2.3 Prosedur Penjualan Persediaan Barang Dagangan.
Barang-barang yang telah masuk toko akan dicatat kedalam buku
persediaan toko, lalu karyawan toko memberikan harga di setiap barang
sesuai peraturan manajer perusahaan dalam penentuan keuntungan
perusahaan dan diskon. Setiap persediaan barang yang telah terjual, kepala
toko mencatat ke dalam buku penjualan dan buku penyesuaian barang secara
manual. Prosedur penjualan tersebut diatas sudah menerapkan prosedur yang
sudah diatur perusahaan. Bagian penjualan toko mencatat penjualan ke dalam
catatan penjualan dan penyesuaian barang dengan mengikuti prosedur yang
ada. Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang terjadi dalam suatu
periode merupakan untuk periode yang bersangkutan. Bagian administrasi
gudang mengadakan stock opname yang dilakukan setiap ada perbedaan

80
antara stok pembukuan dan stok fisik sesuai ketentuan dari manajer
perusahaan. Buku catatan penjualan dan penyesuaian akan diserahkan ke
bagian accounting.
Bagian-bagian yang Terkait Prosedur Penjulan
Adapun bagian - bagian yang terkait adalah :
a. Bagian penjualan toko, menerima orderan dari pelanggan, menyiapkan
barang serta membuatkan nota penjualan.
b. Bagian gudang, memotong stok barang penjualan dengan melihat
berdasarkan nota penjualan harian.
c. Bagian accounting, menerima nota penjualan dan penyesuaian barang dari
bagian gudang yang sudah melakukan pemotongan stok.
d. Customer
Dokumen-dokumen yang Digunakan di Prosedur Penjualan
CV. Lie Son Seng masih menggunakan pengisian data secara manual
sehingga belum menerapkan ketentuan yang dijelaskan oleh PSAK. Adapun
dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan persediaan
baang dagang pada CV. Lie Son Seng, yaitu :
a. Nota penjualan tunai / nota eceran adalah pembelian yang terjadi
saat pembeli datang ke toko dan membeli barang secara tunai dan
surat jalan untuk barang yang dikirim, nota penjualan yang dimiliki
oleh CV. Lie Son Seng terdiri dari 3 rangkap. Ragkap pertama dan
kedua, untuk customer, rangkap ketiga untuk arsip bagian
administrasi. Fungsi dari nota penjualan yaitu sebagai dasar

81
pencatatan mutasi persediaan, pencatatan kas masuk, dan pencatatan
kuantitas persediaan.
b. Bukti kas masuk, bukti yang diterima apabila terjadi pembayaran
menggunakan kartu debit / kredit.
c. Buku penyesuaian barang, buku yang diisi bagian accounting untuk
menyesuaikan barang yang telah dijual.












Gambar 4.3 Flowchart Penjualan Persediaan Pada CV. Lie Son Seng.

4.3.3 Pengendalian Internal Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan
Proses pada pengelolaan persediaan barang sangat rentan terhadap
terjadinya kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. Penulis akan

82
membahas tentang pengendalian yang diterapkan pada prosedur pengelolaan
persediaan barang dagang.

4.3.3.1 Pengendalian Terhadap Prosedur Pembelian
a. Sistem pemisahan fungsi dan tugas
Dalam prosedur pembelian di CV. Lie Son Seng, bagian
pembelian hanya memiliki satu orang dan tidak memiliki bagian lain.
Bagian pembelian lebih baik dibagi menjadi beberapa sub bagian.
Sepeti bagian pembelian hanya memiliki satu orang yang mengatasi
semua proses pembelian.
 Adm gudang bertanggung jawab atas permintaan barang,
serta penerimaan barang.
 Bagian gudang bertugas untuk mengecek barang dan
mencatat persediaan barang di gudang ke buku persediaan
barang.
 Bagian accounting bertanggung jawab atas pencatatan
terhadap transaksi pembelian dan pembayaran.
b. Sistem otorisasi
Sistem otorisasi yang terjadi di CV. Lie Son Seng adalah
sebagi berikut :
 Surat permintaan barang diotorisasi oleh adm gudang dan
manajer perusahan.

83
 Purchase order hanya diotorisasi oleh bagian pembelian, hal
ini bisa menyebabkan pemesanan barang yang sama dengan
pemesanan yang sudah dilakukan.
 Adm gudang menerima barang dan menandatangani surat
penerimaan barang yang telah dikirim oleh pihak supplier.
 Pembayaran biaya pembelian serta biaya angkut diotorisasi
oleh bagian accounting dan manajer perusahaan.
c. Praktik yang sehat
Praktik yaang sehat dalam prosedur pembelian pada CV.
Lie Son Seng sudah terlaksana dengan ketetuan perusahaan yang
telah diatur. Adapun praktik yang terjadi adalah :
 Dalam pemilihan supplier, perusahaan melakukan praktik
tersebut dilakukan oleh bagian pembelian dan manajer
perusahaan.
 .Bagian gudang , bagian gudang mengadakan stock opname
saat mengetahui persediaan barang yang sudah menipis dan
ditemani dengan administrasi pengiriman.

4.3.3.2 Pengendalian Terhadap Prosedur Pencatatan
a. Sistem pemisahan fungsi dan tugas
Adapun pemisahan fungsi pada CV. Lie Son Seng adalah :
 Pencatatan buku persediaan barang dilakukan oleh bagian
gudang dan dipantau oleh manajer perusahaan.

84
 Metode penilaian persediaan barang diatur oleh manajer
perusahaan dan dilaksanakan oleh bagian gudang.
 Bagian accounting memposting jumlah persediaan barang
dan penyesuaian barang ke dalam buku besar persediaan
barang.
b. Sistem otorisasi
Pencatatan persediaan pada CV. Lie Son Seng sepenuhnya
diotorisasi oleh adm gudang sesuai dengan peraturan yang telah
ditentukan oleh manajer perusahaan. Kemungkinan terjadinya
kecurangan dan manipulasi data sangat besar.
c. Praktik yang sehat
Adapun praktik yang terjadi pada CV. Lie Son Seng adalah :
 Pencatatan buku persediaan barang dilakukan oleh bagian
gudang dan dipantau oleh manajer perusahaan.
 Perusahaan melakukan praktik yang sehat dalam pengurutan
formulir. Formulir diurutkan meurut urut cetak pemakaian
dan tanggal transaksi.
 Dalam transaksi pembelian belum terlaksana praktik yang
sehat, transaksi dalm pembelian barang hanya dilakukan oleh
bagian pembelian.
Praktik pencatatan persediaan barang yang terjadi di CV. Lie
Son Seng sudah berjalan sesuai dengan peraturan perusahaan.

85
4.3.3.3 Pengendalian Terhadap Prosedur Penjualan
a. Sistem pemisahan fungsi dan tugas
Berikut adalah pemisahan fungsi dan tugas dalam prosedur
penjualan pada CV. Lie Son Seng adalah :
 Manajer toko dan wakil manajer toko sebagai kasir yang
mencatat penjualan barang, menerima pembayaran dari
pelanggan.
 Bagian gudang , bagian gudang mengadakan stock opname
saat mengetahui persediaan barang yang sudah menipis dan
ditemani dengan administrasi pengiriman.
 Bagian accounting, mencatat transaksi penjualan, mencatat
penyesuaian barang.
b. Sistem otorisasi
Pencatatan penjualan barang dan penyesuaian barang pada
CV. Lie Son Seng sepeuhnya dilakukan dan diotorisasi oleh kepala
toko penjualan serta penjualan secara kredit, laporan dari pencatatan
penjualan akan diserahkan ke bagian gudang untuk dilakukan
pemotongan stok dan setelah selesai dieserahkan ke bagian
accounting.
c. Praktik yang sehat
Prosedur yang terjadi dalam prosedur penjualan pada CV.
Lie Son Seng sudah melakukan praktik yang sehat. Adapun praktik
yang terjadi adalah :

86
 Setiap transaksi penjualan dilaksanakan oleh bagian
penjualan toko, lalu diperiksa kembali oleh accounting dan
manajer perusahaan.
 Penyesuaian barang dicatat oleh bagian penjualan toko dan
diperiksa kembali oleh adm gudang.

4.3.4 Identifikasi Masalah Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang
Dagang Pada CV. Lie Son Seng Semarang
Identifikasi masalah merupakan proses analisis masalah yang
dilakukan untuk dapat menggambarkan masalah yang menghambat
tercapainya tujuan dalam suatu sistem. Permasalahan yang diidentifikasi
terbatas pada masalah yang terjadi dalam hubungannya sistem persediaan
dengan pengendalian internal atas persediaan barang dagang pada CV. Lie
Son Seng. Permasalahn yang terjadi di dalam pengendalian internal atas
persediaan barang dagang pada CV. Lie Son Seng yaitu :
1. Adanya selisih barang antara fisik dan buku stok persediaan
Adanya selisih barang pada persediaan memberikan
masalah yang cukup besar dalam perusahaan. Karena stok persediaan
sangatlah penting dalam proses penjualan. Stok persediaan
digunakan sebagai acuan dalam proses pembelian barang, laporan
keuangan dan masih banyak lagi. Selisih stok ini disebabkan karena
kurangnya ketelitian saat pencatatan stok, terjadinya kesalahan
pencatatan stok terjadi karena CV. Lie Son Seng masih

87
menggunakan sistem manual yang memungkinkan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan.
2. Kerusakan Barang
Terjadinya kerusakan barang disuatu perusahaan menjadi
efek permasalahan persediaan barang, kerusakan ini disebabkan
seperti, kedoubelan order yang berakibat menjadi penumpukan stok
yang terlalu banyak atau terlalu lamanya barang tersimpan sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan nilai jual, dan kesalahan dalam
proses pemotongan barang menjadikan barang yang seharusnya laku
menjadi beban stok dan tempat penyimpanan yang kurang baik,
akibat kondisi gudang di CV. Lie Son Seng mengalami kondisi yang
kurang baik yaitu kelembaban sedangkan CV. Lie Son Seng menjual
barang-barang yang rata-rata berbahan besi mudah berkarat, jika
tidak ada kontrol stok yang baik memungkinkan akan mengalami
kerusakan yaitu barang akan mudah berkarat.
Dagang Pada CV. Lie Son Seng Semarang
Dari beberapa masalah yang dihadapi oleh CV. Lie Son Seng, ada
beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Melakukan stok opname secara berkala dan terus menerus. Metode
ini bisa dilakukan untuk berdasarkan siklus perputaran stok atau
volume stok. Melakukan perhitungan stok setiap hari atau setiap
minggu untuk produk yang lebih cepat habis atau lebih sering
4.3.5 Rancangan Alternatif Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang

88
terjual. Sementara untuk produk yang memiliki volume rendah atau
jarang terjual, bisa menghitung stok produk setiap 1 bulan. Dari sisi
human error harus lebih teliti dan double check dalam melakukan
pencatatan masuk dan keluar barang. Bagian gudang harus
menerima form order pengambilan barang setiap barang yang
diambil untuk dijual.
1. Melakukan komunikasi yang baik agar tidak terjadi kedoubelan
order yang bisa menyebabkan penumpukan stok yang akan
mempengaruhi nilai jual nantinya, karena CV. Lie Son Seng banyak
menjual barang-barang yang berbahan besi yang sangat rentan
terhadap kerusakan yaitu mudah berkarat, sehingga barang tidak
bisa dijual sama sekali dan menjadi modal mati atau tidak laku sama
sekali. Mengenai permasalahan salah potong saat proses
pemotongan barang, seharusnya dilakukan pengecekan kembali
memo permintaan yang dibuat oleh bagian penjualan untuk admin
gudang, dilakukan pengecekan kembali debelum melakukan
pemotongan barang dan mengenai kelembaban tempat penyimpanan
barang, seharusnya dilakukan renovasi secara bertahap agar
mengurangi resiko barang mudah berkarat.

89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
CV. Lie Son Seng merupakan perusahaan swasta yang bergerak di
bidang perdagangan baja/besi. Responden yang bersangkutan di penelitian
ini yaitu wakil manajer toko, admin gudang dan penjualan toko. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang berupa studi kasus
pada perusahaan dagang CV. Lie Son Seng.
Pengendalian internal di CV. Lie Son Seng belum diterapkan
secara maksimal dan mengenai pengelolaan persediaannya masih rentan
akan bahaya dan resiko, karena dari prosedur pembelian, penyimpanan
barang, pencatatan hingga penjualan barang dagang, perusahaan masih
menggunakan pengisian data secara manual. Akan tetapi dalam
melakukan pengelolaan persediaan, CV. Lie Son Seng mengalami
beberapa permasalahan. Permasalahan yang dihadapi oleh CV. Lie Son
Seng, yaitu:
1. Selisih Stok, masih menggunakan pencatatan secara manual
memungkinkan terjadinya kesalahan saat perhitungan dan pencatatan
persediaan barang dagang.
2. Kerusakan Barang, Terjadinya kerusakan barang diakibatkan
kedoubelan stok yang berakibat penumpukan stok, barang terlalu
banyak, terlalu lamanya barang tersimpan mengakibatkan penurunan

90
3. nilai jual dan mengenai tempat penyimpanan barang yang lembab
membuat barang mudah berkarat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan kesimpulan yang diperoleh, maka perlu
adanya saran yang berguna untuk perusahaan CV. Lie Son Seng Semarang.
Adapun saran untuk manajemen perusahaan CV. Lie Son Seng Semarang :
1. Sistem Pengendalian Internal segera diterapkan secara maksimal
dengan cara perlunya penambahan karyawan, agar tidak terjadi
perangkapan tugas. Dan diharapkan mengenai metode pencatatan
pengelolaan persediaan kedepannya sudah menggunakan sistem
modern yang sudah terkomputerisasi.
2. Mengenai permasalahan selisih stok, harus melakukan stock opname
secara berkala dan terus menerus, untuk barang yang lebih cepat
habis atau sering terjual harus melakukan perhitungan stok setiap
hari atau setiap minggu dan untuk barang yang jarang terjual bisa
melakukan stock opname setiap 1 bulan sekali. Dan diharapkan dari
sisi human error harus lebih teliti saat melakukan pencatatan masuk
dan keluarya barang.
3. Melakukan komunikasi yang baik agar tidak terjadinya kedoubelan
stok, melakukan pengecekan kembali saat akan memulai
pemotongan barang dan untuk tempat penyimpanan barang harus

91
dilakukan renovasi secara bertahap agar mengurangi resiko barang
mudah berkarat.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian kemungkinan hasilnya kurang memuaskan
yang disebabkan karena adanya keterbatasan akses informasi serta waktu
penelitian.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Tidak ada kotak saran dari pembeli untuk menilai kualitas dan kepuasan
pembeli dari sudut pandang pembeli barang dagang pada CV. Lie Son
Seng Semarang.
2. Keterbatasan dari segi informan. Dalam penelitian ini hanya
menggunakan 3 informan. Untuk penelitian selanjutnya bisa ditambahkan
informan dari manajer utama dan bagian purchasing. Selain informan
waktu penelitian ini sangat terbatas yaitu 3 bulan.
5.4 Agenda Penelitian Selanjutnya
Dengan adanya keterbatasan penelitian dan hasil yang kurang
memuaskan,maka peneliti akan memberikan saran secara khusus untuk
penelitian selanjutnya agar hasilnya menjadi lebih baik. Adapun saran untuk
penelitian selanjutnya adalah :
1. Penelitian di masa mendatang sebaiknya memperhatikan mengenai
waktu wawancara dengan bagian yang berkaitan, karena keterbatasan

92
waktu dalam wawancara dapat mempengaruhi keakuratan hasil
penelitian.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengembangkan
penelitian yang sama, sehingga di masa yang akan datang peneliti lain
dapat melakukan penelitian tentang analisis sistem pengendalian internal
atas pengelolaan persediaan barang dagang dalam upaya meningkatkan
pengendalian internal atas pengelolaan persediaan barang dagang pada
perusahaan lain.

93
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, N. W., & Utami, E. U. (2017). Analisis Sistem Pengendalian Persediaan
Atas Barang Dagang Pada CV. Sumber Alam Sejahtera Tegal. Jurnal
MONEX Vol 6 No.2, 252-255.
Hansen, M. (2005). Management Accounting Buku 2 Edisi ke 7. Jakarta: Salemba
Empat.
Hery. (2014). Akuntansi Dasar 1 & 2 Cetakan Pertama. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Karongkong, K. R., Ilat, V., & Z, V. (2018). Penerapan Akuntansi Persediaan
Barang Dagang Pada UD. Muda-Mudi ToliToli. Jurnal Riset Akuntansi
Going Concern, 13(2), 45-56.
Martiani D. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Maulina, A. N. (2016). Peranan Pengendalian Internal Persediaan Terhadap
Pengelolaan Persediaan Barang Dagang Pada Toserba Berkah Baru
Cibadak. 5, 37-54.
Mulya, H. (2010). Memahami Edisi Dasar Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Samuna, J. N., Sabijono, H., & Walandouw, S. K. (2017). Evaluasi Penerapan
Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada Toko
Mahkota Diesel Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 12, 294-
302.
Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Thorman, L. (2017). Analisis Pengendalian Intern Persediaan Atas Barang
Dagangan Pada PT. Enseval Putra Megatrading, TBK Permatangsiantar.
STIE Surya Nusantara.

Lampiran 1
Hasil wawancara

Percakapan Wawancara Lengkap
Interviewer : Ike Malyvana
Informan 1 : Devina Ardiansyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 26 Tahun
Jabatan : Wakil Manajer Perusahaan
Tempat Wawancara : Ruang Kerja

Peneliti : Selamat pagi bu devina, maaf nih mengganggu waktunya, boleh
meluangkan waktunya sedikit buat saya wawancara ?
Informan 1 : iya, iya silahkan.
Peneliti : Apakah fasilitas gudang untuk penyimpanan barang di CV. Lie Son
Seng sudah memadai ?
Informan 1 : Tempat penyimpanan barang saya rasa kurang baik, karena kondisi
gudang itukan lembab, sedangkan barang yang dijual di CV. Lie Son
Seng itukan rata-rata besi mudah berkarat. Jika tidak ada kontrol stok
yang baik barang akan mudah berkarat.
Peneliti : Oh iya ya bu
Peneliti : Selanjutnya Apakah ada prosedur khusus dalam sistem barang yang
keluar dari gudang ?

Informan 1 : Di CV. Lie Son seng ini mempunyai prosedur untuk barang keluar
yaitu dijalankannya pengecekan kembali oleh administrasi gudang
sebelum barang keluar. Hal ini untuk mencegah adanya kesalahan
dalam pengiriman barang ke customer.
Peneliti : Apakah CV. Lie Son Seng sudah memiliki struktur organisasi
sesuai tugas, wewenang, tanggung jawab masing-masing karyawan ?
Informan 1 : Sudah, CV. Lie Son Seng sudah memiliki struktur organisasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan, semuanya sudah
sesuai.
Peneliti : Apakah ada pengendalian manajemen untuk setiap karyawan dan
mengenai permasalahan yang terjadi dalam pengelolaa persediaan?
Informan 1 : Iya, di CV Lie Son Seng selalu mengadakan evaluasi mingguan
untuk karyawan-karyawan yang terkait dengan persediaan. Dan
untuk akses keluar masuk gudang hanya diperbolehkan bagian adm
gudang dan helper saja serta sudah diawasi dengan CCTV
Peneliti : Resiko apa saja yang sering terjadi dalam pengendalian atas
pengelolaan persediaan barang dagang?
Informan 1 : Resikonya sih ya kerusakan barang, barang hilang dan penumpukan
barang, karena kan rata-rata barang yang dijual di CV. Lie Song
berbahan besi yang mempunyai resiko mudah berkarat.
Peneliti : Apakah informasi dan komunikasi antar kayawan sudah berjalan
dengan baik?
Informan 1 : Informasi dan komunikasi antar karyawan disini sih sudah berjalan
dengan baik. Sudah sesuai dengan alur-alurnya.

Peneliti : Bagaimana aktivitas pengendalian persediaan barang dagang di CV.
Lie Son Seng ?
Informan 1 : Aktivitas yang terjadi di CV. Lie Son Seng mengenai pengendalian
persediaan sih ya melalui prosedur order barang, prosedur
penerimaan barang dan penjualan barang.
Peneliti : Bagaimana alur kerja dalam penerimaan dan pengeluaran barang
dagang di CV. Lie Son Seng ibu?
Informan 1 : Oya jadi pertama gini, kalau ada customer yang pesan itu mereka
akan memberikan kita PO ya (Purchase Order) lalu kita akan
memesan barang ke supplier apabila barang tersebut tidak ready,
kemudian penerimaan barang ya dari bagian gudang kalau saat itu
barang sudah dikirim dan sudah datang, terus stok itu akan di stok
barang masuk itu akkan diinput, kemudian setelah jadi stok toko kita,
itu akan dibikin surat jalan atau invoice lalu barangnya akan dikirim
ke customer.
Peneliti : Oke, untuk metode yang digunakan saat siklus keluar masuknya
persediaan barang dagang itu FIFo atau LIFO bu ?
Informan 1 : Oya, untuk metode yang kita pakai dalam keluar masuknya barang
itu kita menggunakan metode FIFO, (metode msuk pertama keluar
pertama) jadi barang yang pertama masuk itu juga yang akan
pertama keluar, gitu.
Peneliti : Mengenai permasalahan-permasalahan apa saja yang dialami oleh
CV. Lie Son Seng terkait dengan persediaan bisa dijelaskan bu ?

Informan 1 : Oya, jadi permasalahan yang sering terjadi itu adalah selisih stok
barang, terus kemudian kerusakan barang ya, terus bisa juga stok
barangnya tuh menumpuk. nah, hambatan dari eksternal supplier itu
pengiriman terlambat/barangnya kosong. Jadi misalkan kita pesan
terus ternyata stoknya tidak ada atau ternyata gak dikirim-kirim itu,
lalu untuk hambatan dari customer itu misalnya customer yang mau
retur atau tukar barang.
Peneliti : Oh oke, Apa penyebab dari masalah-masalah yang terkait dengan
persediaan di CV. Lie Son Seng ?
Informan 1 : Oya permasalahannya itu misalnya selisih stok ya itu terjadi karena
kurang teliti saat Mencatat stok barang,terus kalau
kerusakan/penumpukan barang/ menumpuknya stok kita itu terjadi
karena kadang bisa kedoubelan order gitu, kedoubelan order itu
disebabkan karena kurang komunikasi yang riskan terjadi gitu
sehingga menyebabkan stok kita menumpuk.
Peneliti : baik, solusi yang dilakukan CV. Lie Son Seng dalam masalah-
masalah tersebut dapat diselesaikan itu dengan solusi yang seperti
apa bu ?
Informan 1 :Yang pertama kita harus lebih teliti supaya stoknya kita itu tepat
gitu, kemudian untuk barang - barang menumpuk itu seharusnya kita
lebih mengtamakan komunikasi ya, jadi memperbaiki saja
komunikasinya supaya tidak sering terjadi kedoubelan order. Dan
untuk solusi hambatan eksternal (supplier)yang pertama itu yang dari
supplier kita itu kita harus lbih sering mengkomunikasikan ya

followup maksudnya seperti : barangnya sudah sampai dimana ?
apakah barang sudah dikirim atau belum ? . kemudian kalau yang
hambatan eksternal (customer) kami akan mulai menerapkan
kebijakan bahwa tidak semua jenis barang itu bisa diretur karenakan
kadang ada yang belinya itu dalam bentuk potongan jadi misal ya
selang itukan belinya hanya berapa meter tidak beli 1 roll, nah itu
tidak boleh diretur, kemudian bisa juga kita menetapkan batas
pengembalian barang untuk barang - barang yang boleh diatur.
Peneliti : oke, ibu terimakasih banyak ya untuk waktunya yang diluangin ini
Informan 1 : Iya gapapa sama-sama.

Lampiran 2
Hasil wawancara

Percakapan Wawancara Lengkap
Interviewer : Ike Malyvana
Informan 2 : Ibu Yuges
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 35 Tahun
Jabatan : Administrasi Gudang
Tempat Wawancara : Ruang Kerja

Peneliti : Selamat sore ibu yuges, maaf nih mengganggu waktunya, boleh
minta waktunya sedikit untuk saya wawancara ?
Informan 2 : Oh iya, silahkan
Peneliti : Oke bu mau tanya mengenai fasilitas gudang untuk penyimpanan
barang di CV. Lie Son Seng apakah sudah memadai ?
Informan 2 : Saya rasa kurang baik ya, karena kondisi di gudang itu terlalu
lembab dan barang-barang yang berbahan besi kalau tidak cepat
terjual pasti seringnya mengalami kerusakan (karat).
Peneliti : Oke apakah ada prosedur khusus dalam sistem barang yang keluar
dari gudang ?
Informan 2 : Ada, saat barang keluar itu pasti pihak adm gudang selalu
mengecek kembali sesuai atau tidak dengan surat DO, agar tidak

salah saat dikirim ke customer dan mengecek kembali saat
terjadinya pemotongan barang seperti as besi dll.
Peneliti : Apakah CV. Lie Son Seng sudah memiliki struktur organisasi
sesuai tugas, wewenang, tanggung jawab masing-masing karyawan ?
Informan 2 : CV. Lie Son Seng sudah memiliki sruktur organisasi yang jelas
hanya saja kadang ada beberapa karyawan yang melakukan
pekerjaan ganda.
Peneliti : Apakah ada pengendalian manajemen untuk setiap karyawan dan
mengenai permasalahan yang terjadi dalam pengelolaa persediaan?
Informan 2 : Ada, evaluasi mingguan yang ditangani oleh pimpinan langsung,
biasanya hari sabtu dan untuk akses masuk gudnag juga dibatasi,
tidak semua karyawan boleh.
Peneliti : Resiko apa saja yang sering terjadi dalam pengendalian atas
pengelolaan persediaan barang dagang?
Informan 2 : Kerusakan barang sama barang hilang., dengan banyaknya jenis
barang di CV. Lie Son Seng sangat rentan akan masalah tersebut.
Peneliti : Apakah informasi dan komunikasi antar kayawan sudah berjalan
dengan baik?
Informan 2 : Informasi dan komunikasi di CV. Lie Son Seng sudah cukup baik.
Hal ini terlihat dari Alur penerimaan barang dibutuhkan komunikasi
antara purchasing dan administrasi gudang, alur penjualan barang
dagang dibutuhkan informasi dari penjualan, admin gudang dan
admin pengiriman, bagian keuangan dan accounting untuk alur

permintaan barang diperlukan informasi dan komunikasi dari admin
gudang, purchasing dan pimpinan untuk keputusannya.
Peneliti : Bagaimana aktivitas pengendalian persediaan barang dagang di CV.
Lie Son Seng ?
Informan 2 : Aktivitasnya ya CV. Lie Son Seng sudah memiliki standart
prosedur mengenai pengendalian persediaan yang cukup baik dari
prosedur order barang, penerimaan barang dan penjualan barang.
Peneliti : Oke, mengenai alur kerja nih bu dalam penerimaan dan
pengeluaran barang dagang di CV. Lie Son Seng sendiri ?
Informan 2 : Untuk penerimaan barang dari admin gudang membuat pengajuan
pembelian setelah itu bagian pembelian mengajukan penawaran
harga dan mengecek stok barang ke supplie, setelah itu melakukan
pemesanan barang, pesanan dikirim, pesanan tiba diperusahaan, adin
gudang menerima pesanan dan admin gudang melakukan
pengecekan, jika barang sesuai diterima kemudian dimasukan ke
gudang, jika tidak sesuai barang dikembalikan ke supplier. Untuk
Pengeluaran Barang, surat orderan atau PO dari customer , lalu
melakukan kesepakatan harga dan pengecekan stok barang, bagian
penjualan membuat surat permintaan barang dan invoice, customer
pergi ke gudang dengan membawa surat permintaan barang beserta
invoice untuk ditunjukan ke admin gudang, lalu admin gudang
menerima dan mengecek surat permintaan barang lalu setelah
pengecekan admin gudang menyiapkan barang-barang dan dipacking
oleh bagian pengiriman barang baru dikirim.

Peneliti : Metode apa ini bu yang digunakan saat siklus keluar masuknya
persediaan barang dagang itu FIFo atau LIFO bu ?
Informan 2 : Kalau disini barang yang masuk duluan dan masuk stok duluan
yang nantinya kita akan keluarkan terlebih dahulu untuk mengurangi
kerusakan barang dan penumpukan barang.
Peneliti : Oke, Mengenai permasalahan-permasalahan apa saja ini yang
dialami oleh CV. Lie Son Seng terkait dengan persediaan ?
Informan 2 : Permasalahan yang dialami, yaitu kerusakan barang atau
penumpukan barang yang sering terjadi di CV. Lie Song Seng,
menjual barang dengan rata-rata bahan besi, sedangkan bahan besi
sangat rentan terhadap kerusakan , seperti mudah berkarat.
Peneliti : Oke, Apa penyebab dari masalah-masalah yang terkait dengan
persediaan di CV. Lie Son Seng ?
Informan 2 : iya tadi banyaknya sisa barang potongan yang belum terjual dan
kurangnya komunikasi saat proses pengoderan barang sehingga
terjadi penumpukan barang yang akan menyebabkan kerusakan
barang dan membuat nilai jual barang menurun.
Peneliti : Untuk solusi nih, solusi apa yang dilakukan CV. Lie Son Seng
dalam masalah-masalah tersebut ?
Informan 2 : Solusinya harus ada komunikasi yang baik agar tidak terjadi
kedoubelan order yang bisa menyebabkan penumpukan barang,
bagian penjualan harus pintar menawarkan barang ke customer
sehingga barang sisa potongan akan cepat laku.
Peneliti : oke, ibu terimakasih banyak ya untuk waktunya.

Lampiran 3
Hasil wawancara

Percakapan Wawancara Lengkap
Interviewer : Ike Malyvana
Informan 3 : Eunike Agustina
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Jabatan : Penjualan
Tempat Wawancara : Ruang Kerja

Peneliti : Selamat sore mbk nike, maaf nih mengganggu waktunya, boleh
minta waktunya sedikit untuk saya wawancara sedikit?
Informan 3 : Oh iya, gapapa mbk, tapi tak sambil makan rakpopo (Gapapa) ya
Peneliti : Oh iya mbk, gapapa mbk, maaf ini aku ganggu ya, gapapa ya
Peneliti : Oke gini mbk mau tanya nih mengenai fasilitas gudang untuk
penyimpanan barang sudah memadai ?
Informan 3 : Kurang besar ya menurut saya kalo dilihat banyaknya stok barang
di CV. Lie Son Seng.
Peneliti : Apakah ada prosedur khusus dalam sistem barang yang keluar dari
gudang ?
Informan 3 : Eee, Pihak gudang selalu mengecek setiap barang keluar sih, jadi
pihak gudang selalu memastikan barang yang keluar sesuai atau

tidak dengan surat DO yang dibuat oleh bagian penjualan, kalau
sesuai ya barang siap dibawa oleh customer.
Peneliti : Apakah CV. Lie Son Seng sudah memiliki struktur organisasi
sesuai tugas, wewenang, tanggung jawab masing-masing karyawan ?
Informan 3 : Sudah mempunyai struktur organisasi yang cukup baik untuk setiap
karyawannya.
Peneliti : Apakah ada pengendalian manajemen untuk setiap karyawan dan
mengenai permasalahan yang terjadi dalam pengelolaa persediaan?
Informan 3 : Iya itu evaluasi mingguan, kadang gak semua karyawan, hanya
karyawan - karyawan tertentu saja.
Peneliti : Resiko apa saja yang sering terjadi dalam pengendalian atas
pengelolaan persediaan barang dagang?
Informan 3 : Kerusakan Barang sih ya seringnya. Mungkin karena kan rata-rata
barang yang dijual di CV. Lie Son Seng berbahan besi.
Peneliti : Apakah informasi dan komunikasi antar kayawan sudah berjalan
dengan baik?
Informan 3 : Iya sudah berjalan dengan baik, saat terjadinya transaksi mulai dari
penerimaan barang, penjualan barang, permintaan barang pun sudah
melakukan informasi dan komunikasi yang baik.
Peneliti : Bagaimana aktivitas pengendalian persediaan barang dagang di CV.
Lie Son Seng ?
Informan 3 : Mengenai aktivitas pengendalian persediaan cukup baik, semua
sudah ada prosedurnya masing-masing.

Peneliti : Oke, mengenai alur kerja nih bu dalam penerimaan dan
pengeluaran barang dagang di CV. Lie Son Seng sendiri ?
Informan 3 : Untuk penerimaan dan pengeluaran barang ya ? itu yang petama
kita kan pasti dapat pesanan dari customer kan , dari customer itu
biasanya kita akan cek dulu barangnya yang ada di gudang atau
kadang-kadang kita kasih sampel ke orangnya cocok atau tidak,
kalau sampelnya cocok akan kita cek kan stok, kalau stoknya tidak
ada, kita akan kita biasanya tawarkan untuk pemesanan barang ke
suplier kurang lebih jangka waktunya sekitar 1 mingguan sih, kalau
memang ada pasti kita langsung ambilkan dari stok. Itu kalau
misalkan eceran atau pembelian kontan langsung datang ke toko,
barang kan langsung diterima tuh sama customernya tapi untuk
customer yang mungkin meminta barang itu dikirim biasanya nanti
kita buatkan surat jalan lalu kita, nanti kita ada bagian
pengirimannya sendiri untuk mengatur pengiriman ke tempat
pelanggan. Kalau penerimaan barang kan barangnya datang, kita cek
dari bagian gudang, apakah itu sesuai dengan yang mereka pesan,
sesuai kita terima, kalau memang tidak ya kita kembalikan lagi ke
supplier.
Peneliti : Oke, terus metode apa ini mbk yang digunakan saat siklus keluar
masuknya persediaan ?
Informan 3 : Kalau kita sih menggunakan sistem First In First Out, eee kenapa ,
karena meskipun disini tuh CV. Lie Son Seng ini penjualannya
produk besi ya, yang tidak kenal kadaluarsa, tapi kita berpacu

dengan produk-produk yang besi itu gampang karatan. Kita pakai
sistem FIFO untuk menghindari barang itu agar tidak cepat rusak
selama proses penyimpanan , jadi ya yang pertama kali datang itu
yang pertama kali kita usahakan keluar.
Peneliti : Oke, permasalahan-permasalahan apa saja ini yang dialami oleh
CV. Lie Son Seng terkait dengan persediaan ?
Informan 3 : Masalah terkait dengan persediaan ini maksudnya yang seperti
apa? Coba bisa dijelaskan lebih lanjut maksutnya selisih stok atau apa
?
Peneliti : iyaa, selisih stok ya, tadi sih saya wawancara bagian gudangnya sih
iya katanya selisih stok dan penumpukan barang.
Informan 3 : Oh penumpukan stok, jadi gini selisih stok barang itu sering terjadi
kan karena satu itukan salah catat terus yang kedua untuk
barang-barang tertentu saat penyetokan itu menghitungnya kan
kadang-kadang kurang teliti jadi kita salah input. Selisih stok bisa
terjadi salah satunya gara-gara itu, lalu kemungkinan yang lain itu,
stok itu kenapa bisa tumpuk begitu banyak yakan. Maaf tadi sampai
penumpukan stok ya, penumpukan itu bisa saja terjadi gini, saat kita
pesan barang itu yang kita liatkan hanya stoknya saja lah
kadang-kadang fisiknya tuh kita tidak cek, kira-kira ada selisih gak,
antara stok di atas kertas dan kenyataanya, ternyata karena kita hanya
lihat diatas kertasnya fisiknya tuh gatau ternyata masih ada. Terus
kita pesan eh ternyata masih ada, jadi terjadi penumpukan, jadi
karena kita gatau ternyata fisiknya ada , ada selisih stok disitu. Dan

bisa jadi customer itu tukar barang, jadi gini dia sudah beli gitukan
cuman “aduh mbk” ini ukurannya kekecilan nih saya mau tukar yang
lebih gede gitu, akhirnya ya dia tukar, jadi mau gak mau kan
awalnya barang ini kita kira habis ternyata karena ada tukar kan kita
dapat stok lagi yang tukarannya dia kan, nah kemungkinannya itu
yang terjadi.
Peneliti : Terus, untuk penyebab dari masalah-masalah yang terkait dengan
persediaan di CV. Lie Son Seng, itu penyebabnya apa ya mbk, tadi
kan mbk cerita mengenai selisih stok dan penumpukan stok, tadi
mbk kan bilang masalahnya SDM nyakurang teliti ya?
Informan 3 : Eee gini ya mbk, untuk masalah stok ini sebenernya kan
masalahnya juga kompleks ya, karena di Lie Son Seng sendiri kalau
kita hanya sekedar input nya betul tapi misalkan saat stok opname
kan kita gatau, harusnya itu ada penyetokan secara berkala, stoknya
itu harusnya ada setiap 1 bulan sekali terus terang kalau di lie son
seng ini tidak ada gitu.
Peneliti : Lalu untuk solusinya nih mbk, tadi mengenai selisih stok,
penumpukan barang, solusinya menurut mbk nike bagaimana ?
Informan 3 : Harus ;ebih sering melakukan stok opname sih ya mbk.
Peneliti : oke, mbk ini makasih banyak hlo atas waktunya, maaf mengganggu
makannya.
Informan 3 : Oh gapapa

Lampiran 4 – Form Pengajuan Permintaan Pembelian Barang










Lampiran 5 – Form Penawaran Barang

Lampiran 6– Purchase Order Pembelian












Lampiran 7 – Surat Jalan Pembelian Dari Supplier

Lampiran 8 – Purchase Order Penjualan (Dari Customer)












Lampiran 9 – DO Gudang (Pengambilan Barang di Gudang)

Lampiran 9 – Nota Penjualan Eceran (Pembelian Kontan)











Lampiran 10 – Surat Jalan Penjualan

Lampiran 11 – Invoice Penjualan












Lampiran 12 – Buku Pencatatan Persediaan (Buku Stok Persediaan)

Lampiran 13 – Alat Pemotong Besi / Proses Pemotongan Besi









Lampiran 14 – Gudang / Tempat Penyimpanan Persediaan