Jurnal Planologi E-ISSN: 2615-5257
Vol. 18, No. 1, April 2021 P-ISSN: 1829-9172
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa
1
ANALISIS FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN TANGKAP DENGAN
PENDEKATAN SUBSISTEM DI KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA


Novita Putri Setiawati
1

Dwiana Novianti tufail
2

Devi Triwidya Sitaresmi
3

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan
1,2,3

Penulis Korespondensi e-mail: [email protected]
1



ABSTRACT

The marine fishery production of Penajam Paser Utara was 6,045 tons per year of 2018 which was
close to the national production number. In addition, fishery is a leading sector after agriculture in PPU which
will be developed, the fisheries sector should be able to contribute to a large GDP as well, but this was not in
line because seeing the contribution of the fisheries sector to GRDP, constant prices from 2012 to 2016 have
decreased by 12,760.03 million rupiah. The purpose of this research is to determine the driving factors and
inhibiting factors for the development of fisheries capture agribusiness. This was certainly supported by the
direction of Spatial Plans of Penajam Paser Utara Regency in 2011-2031, namely realizing the Regency as
the center of agribusiness. The methods used in this research were content analysis to identify driving and
inhibiting factors of fisheriescatching agribusiness. The results obtained were as many as 21 variables were
the driving factors for agribusiness development and 1 additional variable as an inhibiting factor namely the
quality of the Fish Auction Place or TPI.

Keywords: Regional Development, Fisheries Capture Agribusiness, Subsystem.

ABSTRAK

Hasil produksi perikanan laut PPU sebesar 6.045 ton per tahun 2018 yang mendekati angka produksi
nasional. Selain itu perikanan merupakan sektor unggulan setelah pertanian di PPU yang akan dikembangkan,
seharusnya sektor perikanan mampu memberikan sumbangan terhadap PDRB yang besar pula, namun hal
tersebut tidak sejalan karena melihat dari sumbangan sektor perikanan terhadap PDRB harga konstan dari tahun
2012 hingga tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 12.760,03 juta rupiah. Tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat pengembangan agribisnis perikanan
tangkap. Hal tersebut tentunya didukung oleh arahan RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2011-2031
yaitu mewujudkan Kabupaten sebagai pusat agribisnis. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian
ini yaitu content analysis untuk menganalisis faktor pendorong dan penghambat agribisnis perikanan tangkap.
Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 21 variabel merupakan faktor pendorong pengembangan agribisnis dan
1 variabel tambahan sebagai faktor penghambat yaitu kualitas Tempat Pelelangan Ikan atau TPI.

Kata kunci: Pengembangan Wilayah, Agribisnis Perikanan Tangkap, Subsistem.

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I2
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
1. PENDAHULUAN

Berdasarkan data Kabupaten Penajam Paser Utara dalam angka tahun 2019, Penajam
telah memproduksi perikanan laut sebesar 6.045 ton per tahun 2018. Perikanan tangkap di
Kabupaten Penajam tentunya memiliki potensi yang cukup besar, karena wilayah ini
berhadapan dengan Selat Makassar. Berdasarkan data statisitik perikanan dan kelautan
Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2015, terdapat kurang lebih 53 jenis ikan laut
produksi daerah yang tersebar di setiap Kecamatan pesisir, dengan jumlah produksi di
Kecamatan Penajam sebesar 1.900,3 Ton, Kecamatan Waru sebesar 1.205,5 Ton,
Kecamatan Babulu sebesar 1.169,7 Ton, dan Kecamatan Sepaku dengan jumlah produksi 187,8
Ton. Dengan potensi Penajam sebagai kawasan pesisir yang mampu memproduksi perikanan
setara dengan angka produksi nasional yang mencapai kurang lebih 6.000 ton per tahun dan
merupakan sektor unggulan setelah pertanian di Penajam Paser Utara yang akan
dikembangkan, seharusnya sektor perikanan mampu memberikan sumbangan terhadap
PDRB yang besar pula, namun hal tersebut tidak sejalan karena melihat dari sumbangan
sektor perikanan terhadap PDRB harga konstan dari tahun 2012 hingga tahun 2016
mengalami penurunan sebesar 12.760,03 juta rupiah. Berdasarkan permasalahan penurunan
PDRB dari sektor perikanan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kembali PDRB.
Salah satu penyebab kurangnya sektor perikanan dalam memberikan sumbangan terhadap
PDRB karena tidak didukung oleh ketersediaan lokasi pengelolaan dan pemasaran yang
disediakan oleh pemerintah PPU, hal ini terbukti dalam indikasi program pada RZWP-3K
Penajam Paser Utara, tidak menetapkan lokasi yang pasti terkait program yang telah dibuat
diantaranya seperti 1) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan, dan 2) Pembangunan PPI dan TPI dan sarana prasarana pendukungnya. Untuk
itu diperlukan adanya pengembangan kawasan perikanan untuk meningkatkan pendapatan
dari sektor perikanan dengan konsep agribisnis dimana agribisnis merupakan suatu sistem
yang terdiri atas subsistem hulu, usaha tani, hilir, dan penunjang, mulai dari produksi,
pengolahan, pemasaran atau kegiatan lain yang berkaitan (Hastuti, 2017)
. Selain itu menurut
Yasmin (2017) bidang agribisnis memiliki cakupan yang luas dari hulu ke hilir sehingga
banyak pilihan usaha yang bisa dibuat, dan produk - produk agribisnis merupakan kebutuhan
primer manusia sehingga akan selalu dibutuhkan
. Hal tersebut tentunya didukung oleh
arahan RTRW Kabupaten Penajam tahun 2011-2031 yaitu mewujudkan Kabupaten sebagai
pusat agribisnis dan agroindustri yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Selain itu konsep

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I3
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
agribisnis perikanan juga tertuang dalam tujuan RZWP-3K PPU tahun 2015-2035 yaitu
“Terwujudnya Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Penajam Paser Utara
Sebagai Pusat Agribisnis dan Industri Maritim yang Berbasis Pada Ekonomi Kerakyatan
yang Berkelanjutan”. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu faktor pendorong dan faktor
penghambat pengembangan dalam agribisnis perikanan tangkap.


2. METODOLOGI
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan
observasi melalui survei primer dengan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-
sampel yang digunakan dalam penelitian. Sampel berupa Informan kunci pelaku agribisnis
di lokasi sampel (Rasmikayati dkk, 2017). Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah
content analysis dengan melakukan pengumpulan data berupa wawancara stakeholder,
melakukan pengkodean hasil wawancara, kemudian melakukan pengelompokan kata kunci
dan mendeskripsikan hasil (Arbani, 2017 dan Diinillah, 2017). Adapun stakeholder terkait
yang memiliki nilai kepentingan tinggi terkait agribisnis perikanan tangkap diantaranya :
a) Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara
b) Ketua Kelompok Perikanan KUB (Kelompok Usaha Bersama) Kabupaten Penajam Paser
Utara
c) Ketua Kelompok Perikanan POKLAHSAR (Pengolah dan Pemasar) Kabupaten Penajam
Paser Utara.
Adapun kode yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Kode Stakeholders
Kode
Stakeholder
Huruf Angka
G 1
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Penajam
Paser Utara
M 1 Ketua Kelompok Perikanan KUB
M 2 Ketua Kelompok Perikanan POKLAHSAR
Sumber : Diinilah 2017 dengan modifikasi penulis, 2020

Tabel 2. Kode Variabel Identifikasi Faktor Pendorong
Kode Variabel Identifikasi Faktor
Pendorong
Huruf Angka Kalimat ke- n
C 1 Merupakan kode
kalimat yang telah
diucapkan stakeholder
dengan urutan ke n
Kapal Penangkapan Ikan
C 2 Alat-alat Penangkapan Ikan
C 3 Komoditas
C 4 Industri Makanan

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I4
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Kode Variabel Identifikasi Faktor
Pendorong
Huruf Angka Kalimat ke- n
C 5 Pengeringan
C 6 Pembekuan
C 7 Pasar Tradisional
C 8 Pemasar Ikan/Tengkulak
C 9 Lembaga Penyuluh
C 10 Lembaga Keuangan
C 11 Lembaga Pemerintah
C 12 Transportasi
C 13 Koperasi Agribisnis
Sumber : Diinilah 2017 dengan modifikasi penulis, 2020

Tabel 3. Kode Variabel Identifikasi Faktor Penghambat
Kode Variabel Identifikasi Faktor
Penghambat
Huruf Angka Kalimat ke- n
F 1 Merupakan kode
kalimat yang telah
diucapkan stakeholder
dengan urutan ke n
Kapal Penangkapan Ikan
F 2 Alat-alat Penangkapan Ikan
F 3 Komoditas
F 4 Industri Makanan
F 5 Pengeringan
F 6 Pembekuan
F 7 Pasar Tradisional
F 8 Pemasar Ikan/Tengkulak
F 9 Lembaga Penyuluh
F 10 Lembaga Keuangan
F 11 Lembaga Pemerintah
F 12 Transportasi
F 13 Koperasi Agribisnis
Sumber : Diinilah 2017 dengan modifikasi penulis, 2020

Tabel 4. Kode Variabel Tambahan Sebagai Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat
Kode
Variabel Tambahan
Huruf Angka Kalimat ke- n
T 1
Merupakan kode
kalimat yang telah
diucapkan stakeholder
dengan urutan ke n
Variabel Tambahan Faktor
Pendorong
T 2
Variabel Tambahan Faktor
Penghambat
Sumber : Diinilah 2017 dengan modifikasi penulis, 2020

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini ditampilkan hasil analisis faktor pendorong dan faktor penghambat
pengembangan subsistem. Dimana identifikasi ini dilakukan menggunakan metode content
analysis kuantitatif yang dapat menjelaskan masalah dengan hasil yang digeneralisasikan
mewakili seluruh populasi (Rahmat, 2006). Dalam melakukan analisis ini telah ditentukan

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I5
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
terlebih dahulu variabel yang telah didapatkan dari teori terkait agribisnis perikanan tangkap
yang kemudian digunakan untuk dilakukan penelitian diantaranya :
a. kualitas kapal penangkapan ikan dan jumlah kapal penangkapan ikan (
Intyas dan Zainal
2013)

b. kualitas alat penangkapan ikan dan jumlah alat penangkapan ikan (Intyas dan Zainal,
2013 dan Koestiono dan Hardana 2018)
c. komoditas (
Hermawan, 2006 dan Kusnadi, dkk 2017)
d. industri makanan (Nainggolan dan Johndikson, 2012)
e. pengeringan (Hermawan, 2006)
f. pembekuan (Hermawan, 2006)
g. kualitas pasar tradisional dan jumlah pasar tradisional (Kusnadi dkk, 2017)
h. jumlah pemasar ikan/tengkulak (Intyas dan Zainal, 2013)
i. kualitas lembaga keuangan dan jumlah lembaga keuangan (Intyas dan Zainal, 2013 dan
Koestiono dan Hardana 2018)
j. kualitas lembaga penyuluh dan jumlah lembaga penyuluh (Koestiono dan Hardana 2018)
k. kualitas lembaga pemerintah dan jumlah lembaga pemerintah (Hermawan, 2006)
l. kualitas transportasi dan jumlah transportasi (Hermawan, 2006)
m. kualitas koperasi agribisnis dan jumlah koperasi agribisnis (Hermawan, 2006 dan Intyas
dan Zainal, 2013).
Dilakukan dengan mewawancarai para stakeholders untuk kemudian dilakukan
perekaman terhadap hasil wawancara yang akan ditulis menjadi sebuah transkrip dan
diberikan kode untuk memudahkan dalam mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor
penghambat dari pengembangan agribisnis perikanan tangkap.
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
Kualitas Kapal
Penangkapan
Ikan
G1
Nah kapal-kapal ini adalah
sarana untuk mereka
melakukan penangkapan
ikan dilaut. Ini menjadi faktor
pendukung terkait dengan
peningkatan produksi
perikanan tangkap kita di laut
Penajam Paser Utara.
C1.1
Terkonfirmasi bahwa
kualitas Kapal
penangkapan ikan
merupakan sarana untuk
mendapatkan ikan
tangkapan di laut.
Sehingga keberadaan
kapal penangkapan ikan

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I6
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
G1
Jadi kapal itu, sarana itu,
nelayan itu merupakan
faktor pendorong
pembangunan perikanan di
Kabupaten Penajam Paser
Utara, bukan faktor
penghambat ya faktor
pendorong. Faktor pemicu
untuk meningkatkan produksi
perikanan tangkap di Penajam
Paser Utara.
C1.2
sangat membantu dalam
pengadaan produksi ikan
dan dapat menunjang
pembangunan perikanan
di Kabupaten Penajam
Paser Utara.
G1
Sarana kapal ditempat kita ada
juga yang memiliki kapal
dibawah 3 Groston kapal
ketinting baik itu yang punya
mesin maupun yang tidak
punya mesin. Kapal yang
dibawah 5 groston itu juga
dimiliki oleh teman-teman kita
di Penajam Paser Utara. Ada
juga kapal yang 5-10 Groston
ada juga yang 10-20 Groston
ada juga yang 30 Groston
keatas
C1.6
G1
Nah untuk kapal-kapal
dengan kapasitas yang saya
sebutkan tadi itu memang
merupakan daya dorong
untuk peningkatan produksi
perikanan tangkap di
Kabupaten Penajam Paser
Utara
C1.7
M1
Ya mendorong lah C1.4
Iya C1.5
Jumlah Kapal
Penangkapan
Ikan
G1
Sehingga mereka dalam
mendapatkan ikan ini
tentunya harus diiringi
dengan peningkatan sarana
kapalnya, peningkatan
prasarananya terkait dengan
alat -alat tangkap.
C1.3
Terkonfirmasi bahwa
dengan peningkatan
jumlah kapal
penangkapan ikan dapat
menghasilkan jumlah
produksi yang lebih
banyak lagi.
Kualitas Alat
Penangkapan
Ikan
G1
Iya, mereka memiliki kapal
tentunya mereka juga
memiliki alat tangkap untuk
mendapatkan itu.
C2.1
Terkonfirmasi bahwa
semua jenis alat-alat
penangkapan ikan sebagai
prasarana dalam
menangkap ikan
M1
Iya betul itu mendorong,
ibaratnya membantu gitu kan ? C2.3

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I7
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
M1
Ya rengge ikan, rengge udang
ada 2 jenis itu mba rengge
ikan sama rengge udang,
kalau rengge udang khusus
udang ada juga ikannya dapat
ikan juga, kalau rengge ikan
ukurannya 2 in, kalau rengge
udangnya 1 seperempat
C2.4
membantu dalam proses
produksi.
Jumlah Alat
Penangkapan
Ikan
G1
Sehingga mereka dalam
mendapatkan ikan ini
tentunya harus diiringi dengan
peningkatan sarana kapalnya,
peningkatan prasarananya
terkait dengan alat -alat
tangkap.
C2.2
Terkonfirmasi bahwa
jumlah alat penangkapan
ikan harus terus
ditingkatkan guna
menunjang hasil produksi
yang lebih banyak lagi.
Jumlah
Produksi
Komoditas
G1
Di Balikpapan sendiri sangat
berharap dengan penjualan
atau dorongan dari produksi
PPU ini terutama bandeng,
udang, ikan, ikan hasil
tangkapan nelayan itu mereka
langsung menjualnya ke
wilayah Balikpapan dan
sekitarnya.
C3.1
Terkonfirmasi bahwa
Komoditas perikanan
sangat melimpah di
Kabupaten Penajam Paser
Utara, menyebabkan
adanya permintaan dari
luar daerah Penajam Paser
Utara terutama
Kabupaten/Kota tetangga.
Selain itu dengan
meningkatnya hasil
produksi komoditas
perikanan akan
berdampak kepada nilai
tukar nelayan.
G1
Namun demikian dari produksi
ini saya berkeyakinan bahwa
produksi itu setiap tahun
meningkat. Ah peningkatan
ini tentunya juga akan
berdampak kepada nilai
tukar nelayan.
C3.2
G1
Jadi untuk di Penajam Paser
Utara ini ketercukupan
produksi sektor perikanan ini
dalam rangka pemenuhan
kebutuhan protein hewani
asal ikan itu tinggi.
C3.3
M1
Ya ada ajalah buat dijual C3.4
Iya mendorong C3.5
Jumlah Industri
Makanan
G1
Luar biasa beberapa kelompok-
kelompok POKLAHSAR ini
juga beberapa waktu lalu kita
bantu juga dengan sarana
prasarananya itu, termasuk
alat masaknya, termasuk
opennya, termasuk
freezernya, termasuk alat-
alat pengolahan lainnya.
Bahkan sampai rumah
C4.1
Terkonfirmasi bahwa
industri makanan hasil
olahan ikan merupakan
salah satu penggerak
perekonomian Kabupaten
PPU karena memiliki
nilai jual dan banyak yang
berminat terhadap produk
hasil industri olahan ikan.
Hal tersebut tentunya

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I8
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
produksinya pun kita
bangunkan
menjadi salah satu sebab
perputaran uang yang ada
akan stabil di Kabupaten
PPU. Selain itu adanya
dukungan dari lembaga
pemerintah terkait
pengembangan industri
makanan salah satunya
dengan bantuan berupa
sarana prasarana untuk
mengolah produk
perikanan.
G1
Alhamdulillah mereka juga
merasakan hasil dari pada
pembangunan di Penajam
Paser Utara ini untuk
peningkatan produksi hasil
pengolahan perikanan
C4.2
G1
Jelas, jelas mereka akan
punya nilai jual setelah ada
apa itu transaksi jual beli
secara otomatis uang daerah itu
mereka setelah terbeli mereka
belanjanya kan sekitar-sekitar
sini
C4.3
G1
secara tidak langsung kita juga
ikut meramaikan pasar
ekonomi keuangan di
Penajam Paser Utara salah
satunya
C4.4
G1
semuanya regulasinya nanti itu
uang berputar di Penajam ya
tentunya mereka bisa
meningkatkan daya beli
kepada masyarakat
C4.5
G1
Otomatis ada uang mereka
berputar diwilayah Penajam,
mereka juga bisa ikut
mendorong terkait dengan
pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Penajam Paser
Utara secara tidak langsung ya
C4.6
M2
Iya betul, karena kita tanpa
sengaja pun laporan kita kan
sudah dicatat di provinsi, …
sekian dari bulan ini sekian kilo
dari ikan ini, kayak gitu aja sih
mba.
C4.7
M2
Ikan bandeng di jadikan
amplang, itu ada rumah
produksinya disini juga, itu
hampir tiap hari ada, apalagi
lagi musim lebaran begini
lumayan dia produksinya untuk
amplang. Seperti tahun lalu
sampai berapa kilo
pemesanan itu dari luar.
C4.8
G1
Nah sebarannya itu cukup luar
biasa bahkan pasarnya bukan
C4.9

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I9
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
hanya di Penajam tapi
pasarnya rata-rata ada di
luar Penajam Paser Utara
M2 Iya banyak yang mau C4.10
Teknik
Pengeringan
M2
cuman yang sisa-sisa yang
sudah tidak bisa dijual kami
belah dijemur.
C5.1
Terkonfirmasi bahwa
pengeringan merupakan
salah satu teknik yang
digunakan dalam
mengolah hasil perikanan
yang digunakan dalam
industri pembuatan
makanan hasil olahan
laut, salah satunya dengan
penjemuran ikan asin.
Selain itu kebutuhan
masyarakat akan ikan asin
kering cukup tinggi,
sehingga pengeringan
sangat mempengaruhi
peningkatan produksi
ikan asin.
M2
sedangkan kemarin-kemarin
mba kan seminggu yang lalu
baru dijemur setengah kering
itu sudah diangkut semua,
karena memang katanya
kebutuhan pasar lebih besar.
C5.2
M2
Jadi kadang itu kalau betul-
betul tidak ada panas sama
sekali kadang direndamin di
air garam 2 hari baru
dijemur. Karena kalau tidak
mba pasti dibusukin lalat
beulat semua kayak gitu,
karena kan betul-betul kita kan
pakainya garam aja, tidak pakai
yang disemprot atau yang
gimana kan
F5.1
Terkonfirmasi bahwa
terdapat kerugian dalam
proses pengeringan akibat
pembusukan produk ikan
kering yang tidak dapat
dijemur karena kondisi
cuaca yang mendung.
Teknik
Pembekuan
G1
Iya Iya, jadi mereka sangat
membutuhkan alat-alat
proses atau alat penunjang
produksi. Dimana mereka juga
perlu sarana prasarana
pengolahan ikan, terutama
produk amplang ya
C6.1
Terkonfirmasi bahwa
pembekuan merupakan
salah satu teknik yang
digunakan bagi para
pengolah di industri
makanan terutama yang
memproduksi makanan
berupa cemilan seperti
amplang. Produk ikan
yang akan diolah
membutuhkan sebuah alat
pembekuan untuk tempat
penyimpanan sementara
sebelum dilakukan
pengolahan.
M2
Iya, kalau seperti bahan
bakunya empek-empek
mungkin ya itukan memang
kalau untuk satu dua ekor
mungkin dibekukan dulu
nanti ada tambahannya baru
diolah
C6.2
Kualitas Pasar
Tradisional
G1
Untuk pasar lokal disini saya
pikir semuanya juga sebagian
C7.2
Terkonfirmasi bahwa
kualitas pasar tradisional

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I10
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
juga terjual di pasar
tradisional kita, pasar lokal
kita nggeh
merupakan salah satu
tempat penjualan produk
perikanan tangkap
nelayan, untuk itu
keberadaan pasar
tradisional sangat
dibutuhkan, selain itu
keberadaanya yang dekat
dengan lokasi tempat
nelayan juga
mempengaruhi nelayan
dalam menjual produknya
sehingga tidak perlu jauh-
jauh dalam menjual
produk perikanan.
G1
Iya karena mereka setelah dari
produksi itu, setelah dari
tangkapan itu, mereka dibeli
oleh punggawa untuk dijual
ke apa itu, pasar-pasar
tradisional baik itu didalam
Penajam sendiri maupun
diluar Penajam.
C7.3
M1
Iya terbantu dong, soalnya
dekat kita jual kan.
C7.4
Jumlah Pasar
Tradisional
G1
Punggawa itu akan menjual ke
pasar-pasar tradisional
terutama pasar Penajam,
pasar Petung ya kan pasar
Babulu, pasar waru itu semua
produksinya adalah produksi
dari perikanan nelayan
tangkap kita yang ada di
Penajam Paser Utara
C7.1
Terkonfirmasi bahwa
jumlah pasar tradisional
yang ada pada setiap
Kecamatan
mempengaruhi penjualan
produk perikanan nelayan
sebagai sarana terdekat
untuk menjual produk
perikanan dalam daerah.
M1
Pasar petung mba dekat sini.
Soalnya kita kan ada juga ada
langganan gitu na soalnya ada
juga pengepul disini jadi kita
jual disitu nanti kepasar dia
jual.
C7.5
Jumlah Pemasar
Ikan/Tengkulak
G1
Iya, jadi nelayan melakukan
tangkapan ikan nanti setelah itu
diambil oleh pembeli-pembeli
ikan yang kita sebut dengan
punggawa
C8.1
Terkonfirmasi bahwa
Pemasar ikan/tengkulak
merupakan orang yang
membeli produk
perikanan nelayan lalu
menjualkannya ke pasar-
pasar tradisional bahkan
hingga luar daerah PPU.
Keberadaannya sangat
membantu nelayan dalam
menjualkan produk
perikanan, karena nelayan
tak perlu susah payah
untuk menjualnya sendiri,
melainkan mengharapkan
tengkulak yang membeli
walaupun harganya
G1
Iya karena mereka setelah dari
produksi itu, setelah dari
tangkapan itu, mereka dibeli
oleh punggawa untuk dijual
ke apa itu, pasar-pasar
tradisional baik itu didalam
Penajam sendiri maupun diluar
Penajam.
C8.2
M1
Soalnya kita kan ada juga ada
langganan gitu na soalnya ada
juga pengepul disini jadi kita
jual disitu nanti kepasar dia
jual.
C8.3

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I11
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
M1
Iya terbantu soalnya
ibaratnya itu nda jauh jauh
kita jual kan nggak lari
kesana kesini. Kalau ada
tengkulak kan langsung jual
ikan.
C8.4
murah namun juga tidak
merugikan.
M1
ya ibaratnya ga merugikan
juga lah, dari pada kita jual
sendiri kan
C8.5
M1
Ya itu, kalau jual kepasar kan
kita lari-lari kesana, kalau
pengepul kan langsung dia
yang ngambil.
C8.6
Kualitas
Lembaga
Keuangan
G1
Mereka bisa meminjam
disalah satu pihak perbankan
untuk kebutuhan sarana
prasarana nya dan mereka
mengembangkan dengan sistim
apa itu perputaran ekonomi
mereka bisa berjalan
C9.2
Terkonfirmasi bahwa
kualitas lembaga
keuangan mempengaruhi
daya tumbuh kelompok
nelayan karena dapat
membantu memberikan
pinjaman modal kepada
para nelayan dalam
mengembangkan
usahanya terutama dalam
pemeliharaan sarana dan
prasarana yang dimiliki.
M1 Iya membantu C9.3
G1
perbankan pernah
membantu beberapa
kelompok-kelompok kita
pembudidaya termasuk juga
keramba jarring apung
bahkan nilainya cukup tinggi
sampai 400 sampai 500 juga
dia pinjamkan
C9.4
Jumlah
Lembaga
Keuangan
G1
Iya, lembaga keuangan mikro,
perbankan, ataupun lembaga-
lembaga keuangan lainnya itu
sangat-sangat mempengaruhi
daya kembang daya
tumbuhnya kelompok-
kelompok perikanan di
Kabupaten Penajam Paser
Utara.
C9.1
Terkonfirmasi bahwa
jumlah lembaga keuangan
seperti perbankan yang
ada di setiap Kecamatan
memiliki pengaruh
terhadap daya kembang
dan tumbuhnya kelompok
perikanan dari bantuan
yang diberikan.
Kualitas
Lembaga
Penyuluh
G1
Iya, jadi keberadaan
keberhasilan sektor
perikanan itu tidak terlepas
dari kuncinya adalah
kelembagaan penyuluhan
C10.1
Terkonfirmasi bahwa
kualitas lembaga
penyuluh berperan aktif
dalam memberikan
informasi kepada nelayan
dan memberikan suluhan
serta pendampingan
untuk mendukung maju
G1
Kelompok-kelompok itu
menggunakan akses informasi
itu dari teman-teman
penyuluh
C10.2

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I12
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
G1
Jadi teman-teman penyuluh
memberikan informasi-
informasi dan mendampingi
C10.3
kembangnya kelompok
nelayan.
G1
Mereka tugasnya yang
mendampingi dan
memberikan informasi
suluhan-suluhan, sehingga
dengan maju kembangnya
kelompok ini terlepas dari
tugas-tugas penyuluh untuk
menyampaikan informasi
kepada masyarakat atau pelaku
usaha perikanan di Kabupaten
Penajam Paser Utara
C10.4
M1
Iya membantu soalnya kalau
ada info info itu cepat kita
tahu.
C10.5
G1
Namun demikian saat ini masih
semuanya bisa tercover
artinya masih bisa diatasi
oleh temen-temen penyuluh
dilapangan dari sektor
kelembagaan penyuluhan
C10.6
Jumlah
Lembaga
Penyuluh
M1
Ooh ada-ada itu
C10.7
Terkonfirmasi bahwa
jumlah lembaga penyuluh
terdapat di setiap
Kecamatan dan
keberadaanya membantu
nelayan dalam
memberikan penyuluhan
dan informasi.
G1
Sayangnya memang
keterbatasan jumlah
penyuluh kami ini sangat
terbatas, ada 5 petugas
penyuluh kami yang terbagi
dimasing-masing Kecamatan
F10.1
Terkonfirmasi bahwa
terdapat keterbatasan
jumlah penyuluh yang
tersebar di setiap
Kecamatan yaitu hanya 1
disetiap Kecamatan.
Namun hal tersebut tidak
membuat nelayan tidak
mendapat perhatian.
Namun memang terdapat
satu Kecamatan yang
tidak pernah menerima
penyuluhan terhadap
nelayan.
Kualitas
Lembaga
Pemerintah
G1
Kita akan bantu berdasarkan
kebutuhan dan berdasarkan
anggaran yang ada.
C11.2
Terkonfirmasi bahwa
kualitas lembaga
pemerintah turut berperan

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I13
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
G1
InsyaAllah tiap tahun itu kita
membantu teman -teman
nelayan yang mana tidak
semuanya tetapi barangkali
mungkin kita lihat kita
verifikasi secara bertahap
bantuan itu, jadi gak serta merta
langsung minta ini, karena
memang tergantung dari pada
anggaran yang ada.
C11.3
dalam memberikan
bantuan-bantuan kepada
para nelayan, pengolah,
maupun pembudidaya
sehingga dengan adanya
lembaga pemerintah,
mereka dapat mengajukan
permohonan seperti kapal
ataupun alat-alat tangkap
yang kerap kali diberikan
kepada para nelayan.
M1
Iya kapal, rengge sama alat
tangkap lain ya lengkap lah
C11.4
M1 Iya membantu lah C11.5
Jumlah
Lembaga
Pemerintah
G1
Iyah, jadi induknya
perikanan, induknya
nelayan, induknya
pembudidaya itu ada di Dinas
Perikanan, jadi mereka ada
keluhan, ada keinginan, ada
kemauan, ketika minta atau
minta dibantu sarana prasarana
mereka jarring, kapal, alat
tangkap dan segala macam itu
ke Dinas Perikanan
C11.1
Terkonfirmasi bahwa
jumlah lembaga
pemerintah khusus
perikanan adalah Dinas
Perikanan Kabupaten
PPU yang menaungi salah
satunya aktivitas
perikanan tangkap di
seluruh Kecamatan yang
ada di Kabupaten PPU.
Kualitas
Transportasi
G1
Jadi kenapa itu diperlukan
supaya ikan – ikan yang ada
itu hasil tangkapan tidak
rusak
C12.1
Terkonfirmasi bahwa
kualitas transportasi
sebagai sarana distribusi
hasil produksi perikanan
tangkap laut sangat
mempengaruhi tingkat
kesegaran ikan dan
ketahanan ikan dalam
waktu yang lama dalam
perjalanan. Hal tersebut
mampu membantu agar
produk perikanan tidak
rusak saat akan
didistribusikan. Untuk itu
transportasi dengan
pendingin menjadi faktor
pendorong
pengembangan agribisnis
perikanan tangkap.
G1
Jadi mereka mengurangi
tingkat kerusakan kualitas
ikan itu yang mau dikirim ke
suatu wilayah itu mereka
kirim melalui container
pendingin atau mobil
pendingin
C12.2
M1
Ooh yang berpendingin itu
ada memang itu disini punya
penggawa.
C12.4
M1
Iya mudahan lah hehehe ini
belum ada baru satu disini.
C12.5
M1
Iya membantu soalnya kalau
ada udang kah ikan kah
langsung ditaroh disitu
C12.6
Jumlah
Transportasi
M2
jadi itu mobil dipake untuk
muat barang ya itu sekalian
untuk pembeku, karena
itukan mobil pendingin
kemarin itu. Itu kemarin
C12.7
Terkonfirmasi bahwa
jumlah transportasi
sebagai sarana distribusi
hasil produksi perikanan
terdapat satu truck

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I14
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
dapatnya sekitar tahun 2017
2018
dilengkapi dengan cold
storage yang terdapat di
koperasi perikanan sangat
membantu proses
distribusi.
G1
Kita punya mobil pendingin,
kita juga punya cold storage,
nah cold storage itu untuk
menyimpan ikan sehingga
mereka secara struktur tidak
rusak.
C12.3
Kualitas
Koperasi
Agribisnis
G1
Ketika bantuan-bantuan pun
bisa jadi lewat koperasi,
C13.1
Terkonfirmasi bahwa
kualitas koperasi
agribisnis perikanan
sangat membantu untuk
peningkatan
kesejahteraan nelayan
terutama dalam
mendapatkan bantuan
dari pemerintah, biasanya
koperasi sebagai sarana
penyaluran bantuan dari
pemerintah, sehingga
dengan adanya koperasi
dan kelompok yang
bergabung didalamnya
bisa mendapatkan
bantuan pemerintah.
G1
Tujuan akhirnya adalah untuk
peningkatan kesejahteraan
anggota koperasi, dimana
anggota koperasi itu adalah
sebagian besar itu adalah
masyarakat-masyarakat yang
tergabung kedalam kelompok
usaha bersama artinya
kelompok nelayan gitu yah.
C13.2
G1
Jadi sangat diuntungkan
sekali ketika kelompok-
kelompok ingin bergabung
dengan koperasi-koperasi
perikanan
C13.4
M2
Jadi misalnya ada bantuan tapi
melalui koperasi ya sudah
dirapatkannya dirumah.
C13.5
Jadi semua kelompok yang
terdata, karena kan dari KKP
sendiri peraturan untuk
mendapatkan bantuan itu
kan harus melalui koperasi,
jadi semua kelompok harus
digabungkan di koperasi.
C13.6
M2
Nah jadi kayak kemarin itu
kelompok pak haji itu yang
lumayan sudah banyak dapat
itu, mulai dari perahu, mesin,
alat tangkap, pengganti troll,
pokoknya alat mancing rawe
itu banyak sudah mba
banyak
C13.8
M2
Belum, jadi kemarin itu cuman
modal solar pun cuman dari
ketentuan pokok bayar
anggota aja, jadi uang solar itu
ya teputar di uang anggota-
anggota yang masuk itu aja
F13.1
Terkonfirmasi bahwa
kualitas koperasi
agribisnis menurut
stakeholder ketua
kelompok perikanan
POKLAHSAR bahwa
koperasi belum berjalan

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I15
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Variabel Stakeholder Sumber Teks Kode
Penjelasan Variabel
Terkonfirmasi
untuk melakukan simpan
pinjam melainkan jual
beli solar. Namun hal
tersebut tidak berlaku
pada semua koperasi,
terdapat juga koperasi
yang telah melakukan
kegiatan simpan pinjam.
Jumlah
Koperasi
Agribisnis
G1
Jadi koperasi disini ada
beberapa koperasi 4 atau 5
koperasi yang sudah berdiri
baik itu kebutuhan sarananya,
baik itu kebutuhan solarnya,
baik itu kebutuhan-kebutuhan
yang terkait dengan hasil
tangkapnya itu koperasi punya
peran untuk mengendalikan.
C13.3
Terkonfirmasi bahwa
jumlah koperasi
agribisnis mempengaruhi
pengendalian kebutuhan
kelompok nelayan yang
ada pada setiap
Kecamatan seperti
kebutuhan sarana
prasarana dan solar.
M2
Itu kelompoknya pak haji,
karena koperasi kan
kegiatannya disitu
C13.7
M2 Iya, satu aja C13.9
Kualitas
Tempat
Pelelangan Ikan
G1
ada keterbatasan yang belum
bisa diukur secara margin
secara ekonomi itu ada
beberapa kendala disitu
belum termanfaatnya tempat
pelelangan ikan
T2.1
Terkonfirmasi bahwa
kualitas Tempat
Pelelangan Ikan atau TPI
sebagai sarana dalam
pengendalian produksi
berupa pendataan hasil
produksi belum
termanfaatkan walaupun
ada. Sehingga TPI
menjadi penyebab
sedikitnya sumbangan
sector perikanan terhadap
PDB.
G1
Sebenarnya pengaruhnya
adalah untuk mendata
produksi secara maksimal itu
diperlukan, pada saat dia
mendarat tentunya akan
melakukan bongkar ikan
T2.2

a. Faktor Pendorong Pengembangan Agribisnis Perikanan Tangkap Berdasarkan
Variabel
Adapun faktor-faktor yang mendorong pengembangan agribisnis perikanan tangkap di
kabupaten Penajam Paser Utara pada masing-masing subsistem diantaranya subsistem
pengadaan, subsistem proses produksi, subsistem agroindustri dan pengolahan hasil,
subsistem pemasaran dan subsistem penunjang. Terdapat 21 variabel sebagai faktor
pendorong pengembangan agribisnis perikanan tangkap berdasarkan persepsi 3 stakeholder
terpilih yaitu Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Kelompok Perikanan KUB, dan Kelompok
Perikanan POKLAHSAR. Hal tersebut berarti bahwa semua variabel penelitian yang telah

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I16
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
ditemukan dalam teori merupakan faktor pendorong pengembangan agribisnis perikanan
tangkap diantaranya kualitas kapal penangkapan ikan, jumlah kapal penangkapan ikan,
kualitas alat penangkapan ikan, jumlah alat penangkapan ikan, komoditas, industri makanan,
pengeringan, pembekuan, kualitas pasar tradisional, jumlah pasar tradisional, jumlah
pemasar ikan/tengkulak, kualitas lembaga keuangan, jumlah lembaga keuangan, kualitas
lembaga penyuluh, jumlah lembaga penyuluh, kualitas lembaga pemerintah, jumlah lembaga
pemerintah, kualitas transportasi, jumlah transportasi, kualitas koperasi agribisnis dan
jumlah koperasi agribisnis.

b. Faktor Penghambat Pengembangan Agribisnis Perikanan Tangkap Berdasarkan
Variabel
Adapun faktor-faktor yang menghambat pengembangan agribisnis perikanan tangkap di
kabupaten Penajam Paser Utara pada masing-masing subsistem diantaranya subsistem
pengadaan, subsistem proses produksi, subsistem agroindustri dan pengolahan hasil,
subsistem pemasaran dan subsistem penunjang. Terdapat 4 variabel sebagai faktor
penghambat pengembangan agribisnis perikanan tangkap berdasarkan persepsi 3
stakeholder terpilih yaitu Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Kelompok Perikanan KUB, dan
Kelompok Perikanan POKLAHSAR. Adapun variabel tersebut diantaranya teknik
pengeringan, jumlah lembaga penyuluh, kualitas koperasi agribisnis, dan kualitas Tempat
Pelelangan Ikan.

c. Hasil Identifikasi Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Pengembangan
Agribisnis Perikanan Tangkap
Berdasarkan hasil analisis faktor pendorong dan faktor penghambat yang dilihat dari
persepsi stakeholder dan kondisi eksisting didapatkan bahwa sebanyak 21 variabel
merupakan faktor pendorong pengembangan agribisnis perikanan tangkap diantaranya
kualitas kapal penangkapan ikan, jumlah kapal penangkapan ikan, kualitas alat penangkapan
ikan, jumlah alat penangkapan ikan, komoditas, industri makanan, pengeringan, pembekuan,
kualitas pasar tradisional, jumlah pasar tradisional, jumlah pemasar ikan/tengkulak, kualitas
lembaga keuangan, jumlah lembaga keuangan, kualitas lembaga penyuluh, jumlah lembaga
penyuluh, kualitas lembaga pemerintah, jumlah lembaga pemerintah, kualitas transportasi,
jumlah transportasi, kualitas koperasi agribisnis dan jumlah koperasi agribisnis. Namun
diantara 21 Variabel yang menjadi faktor pendorong, terdapat kode dari jawaban responden

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I17
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
yang menyebutkan kalimat yang menunjukkan bahwa variabel tersebut merupakan faktor
penghambat pengembangan agribisnis diantaranya variabel pengeringan. Pada variabel
pengeringan sebanyak 1 kode menyatakan bahwa dengan kondisi cuaca dapat menghambat
produksi pengeringan ikan. Namun hal tersebut dapat diakali oleh pengolah yaitu dengan
merendam terlebih dahulu di air garam agar mengurangi resiko kebusukan ikan. Sehingga
walaupun pengeringan terhambat karena cuaca, hal tersebut tidak menjadi masalah sehingga
pengeringan tetap dapat menjadi faktor pendorong pengembangan agribisnis perikanan
tangkap. Selanjutnya pada variabel jumlah lembaga penyuluh sebanyak 1 kode menyatakan
bahwa dengan jumlah 1 penyuluh pada setiap Kecamatan dirasa kurang. Namun walaupun
demikian, penyuluh dirasa masih mampu untuk memberikan penyuluhan di masing-masing
Kecamatan dengan baik, sehingga variabel jumlah lembaga penyuluh masih mampu untuk
menjadi faktor pendorong dalam pengembangan agribisnis perikanan tangkap. Selanjutnya
pada variabel kualitas koperasi agribisnis terdapat 1 kode yang menyatakan sebagai faktor
penghambat karena pelayanan yang diberikan belum mencakup layanan simpan pinjam,
namun hal tersebut tidak menjadi masalah serius karena pihak koperasi sedang melakukan
pengajuan proposal untuk pencairan dana yang kemudian dapat dialokasikan sebagai simpan
pinjam bagi nelayan. Sehingga variabel kualitas koperasi agribisnis tetap dapat menjadi
faktor pengembangan agribisnis perikanan tangkap.
Untuk variabel kualitas Tempat Pelelangan Ikan atau TPI yang merupakan faktor
penghambat pengembangan agribisnis perikanan tangkap dapat dilihat dari kondisinya yang
memang ada di Kecamatan Waru namun belum termanfaatkan. Sehingga untuk kualitas TPI
perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas dengan cara memanfaatkan lokasi TPI yang
telah ada dengan mengacu pada standar terkait pengadaan TPI yang ada pada Pangkalan
Pendaratan Ikan PPI dengan kriteria menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Tentang Kepelabuhanan Perikanan Tahun 2012 adalah sebagai berikut.
1. Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan
Indonesia,
2. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurangkurangnya 5
GT,
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 1 m,
4. Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT,

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I18
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
5. Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.
6. Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata 2 ton per
hari.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas, PPI yang ada di Kecamatan Waru belum mampu
memenuhi kriteria pada poin 1, 3. 5 dan 6. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi eksisting
yang memang terdapat bangunan PPI namun tidak terdapat kegiatan. Sehingga bangunan
tersebut kerap kali digunakan sebagai tempat untuk penyuluhan saja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari analisis faktor pendorong dan
penghambat adalah terdapat variabel kapal penangkapan ikan, alat penangkapan ikan,
komoditas, industri makanan, pengeringan, pembekuan, pasar tradisional, lembaga
keuangan, lembaga penyuluh, lembaga pemerintah, transportasi dan koperasi agribisnis
sebagai faktor pendorong dalam pengembangan agribisnis perikanan tangkap.

4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan

Sebanyak 21 variabel penelitian terkonfirmasi sebagai faktor pendorong pengembangan
agribisnis perikanan tangkap diantaranya kualitas kapal penangkapan ikan, jumlah kapal
penangkapan ikan, kualitas alat penangkapan ikan, jumlah alat penangkapan ikan,
komoditas, industri makanan, pengeringan, pembekuan, kualitas pasar tradisional, jumlah
pasar tradisional, jumlah pemasar ikan/tengkulak, kualitas lembaga keuangan, jumlah
lembaga keuangan, kualitas lembaga penyuluh, jumlah lembaga penyuluh, kualitas
lembaga pemerintah, jumlah lembaga pemerintah, kualitas transportasi, jumlah
transportasi, kualitas koperasi agribisnis dan jumlah koperasi agribisnis. Selain itu
ditemukan adanya faktor penghambat diluar variabel yang terkonfirmasi dari transkrip
wawancara stakeholder yaitu kualitas TPI atau Tempat Pelelangan Ikan. Sehingga untuk
mendukung pendapatan daerah harus dilakukan perbaikan kualitas TPI yang telah ada di
Kecamatan Waru.

b.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penentuan kriteria pemilihan stakeholder
secara objektif agar tercapainya tujuan dari penelitian salah satunya dalam melakukan
analisis content. Perlu adanya penjabaran kriteria yang lebih spesifik pada pemilihan
stakeholder agar jawaban yang didapatkan mewakili jawaban dari populasi.

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I19
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …

5. DAFTAR PUSTAKA
Arbani, R, I. (2017), Strategi Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas Di Surabaya Utara,
Skripsi, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya
Arianto, I, K., dkk. (2016), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Kakao Bermitra
Dengan Pt Mars (Studi Kasus Di Desa Cendana Hijau Kecamatan Wotu Kabupaten
Luwu Timur), “Jurnal Pertanian Berkelanjutan (PERBAL), Vol. 4, No. 2, hal. 1-13
Dewi, I, A, L., dkk. (2015), Faktor-Faktor Pendorong Alihfungsi Lahan Sawah Menjadi
Lahan Non-Pertanian (Kasus: Subak Kerdung, Kecamatan Denpasar Selatan), “Jurnal
Manajemen Agribisnis, Vol. 3, No. 2, hal. 163-171
Diinillah, S, A. (2017), Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kota Malang
Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR), Skripsi, Departemen
Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Fauzi, D., dkk. (2016), Strategi Pengembangan Agribisnis Kentang Merah di Kabupaten
Solok, “Jurnal Agraris, Vol. 2, No. 1, hal. 87-96
Furqon, C. (2014), Analisis Manajemen Dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis Buah
Stroberi Di Kabupaten Bandung, “Jurnal Riset Manajemen, Vol. III, No.2, hal. 109-126
Hastuti, D, R, D. (2017), Ekonomika Agribisnis (Teori dan Kasus). Cetakan I. Perpustakaan
Nasional, Katalog dalam terbitan (KDT). Makassar
Hermawan, R. (2006), Membangun Sistem Agribisnis. Seminar Mahasiswa Universitas
Gadjah Mada. 20 Desember. Yogyakarta
Intyas, C, A., Zainal, A. (2013), Manajemen Agribisnis Perikanan, UB Pres, Malang
Koestiono, D., Hardana, E, A. (2018), Sistem Agribisnis, Universitas Brawijaya, Malang
Koisine, H, Y., dkk. (2019), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tomat Di Desa
Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, “Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, Vol.19,
No. 1, hal. 53-66
Kusnadi, dkk, N., Ratna ,W., Dwi, R., Tintin, S., (2016), Dasar-Dasar Agribisnis, Edisi 2,
Universitas Terbuka, Tangerang
Kriyantono, R. (2006), Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana : Jakarta

Lubis, J., dkk. (2012), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di
Kabupaten Langkat, “Jurnal Agribisnis Sumatera Utara, Vol. 5, No.1, hal. 1-9

Jurnal Planologi Vol. 18 No. 1, April 2021
Available: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php /psa

Novita Putri Setiawati, Dwiana Novianti Tufail, Devi Triwidya Sitaresmi
I20
Analisis Faktor Pendorong Dan Penghambat …
Nainggolan, H, L., Johndikson A. (2012), Pengembangan Sistem Agribisnis Dalam Rangka
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Makalah. Seminar Nasional Pertanian Presisi
Menuju Pertanian Berkelanjutan Universitas HKBP Nommensen. 3 April. Medan
Rasmikayati, E., dkk. (2017), Kajian Karakteristik, Perilaku Dan Faktor Pendorong Petani
Muda Terlibat Dalam Agribisnis Pada Era Pasar Global, “Jurnal Pemikiran Masyarakat
Ilmiah Berwawasan Agribisnis, Vol 3, No. 2, hal. 134-149
Yasmin, A., dkk. (2017), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Untuk
Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta),
“Jurnal Agribisnis, Vol. 11, No. 7, hal. 202 - 217