1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN
BARANG DAGANG
(STUDI KASUS PADA PT. MKD SURABAYA)
Nor Faridah
Dosen Pembimbing:
1
Santirianingrum Soebandhi, S.E., M.Com dan
2
Ariyani, SE., M.SA

ABSTRACT
System of internal control over supplies needed by the company to
manage its inventory. Therefore the system of accounting for inventory
information needed by the company to take a decision to maintain supplies to run
smoothly. The existence of adequate information systems to support inventory
control in order to run effectively. The purpose of this study is to analyze and
determine the cause of the difference in the stock on the merchandise inventory to
determine the settlement of the issues involved and provide advice that can be
applied. The method used is descriptive qualitative approach, data collection
method used is the triangulation of observation, interviews directly supported by
several documents related to the inventory control system. From the study it was
concluded that internal control over inventory at PT. MKD is not sufficient, which
describes the structure of the company is still not clear segregation of duties,
authorization is applied is not done in a systematic and disciplined, and there are
still some sort berbomor document is not printed. Monitoring of the merchandise
inventory conducted periodically through regular inventory taking in every outlet
and central warehouse.

Keywords: Internal Control System, Difference Stock, Inventory control

1

1. PENDAHULUAN
Sistem pengendalian internal pada persediaan dibutuhkan oleh
perusahaan dagang untuk mengelola persediaan barangnya. Kreatif dalam
persaingan dunia bisnis saat ini, perusahaan diwajibkan untuk selalu berfikir
inovatif dan kreatif dalam menjalani persaingan yang memiliki sifat
kompetitif. Di Indonesia tidak sedikit perusahaan dagang pusat yang
mendistribusikan persediaan barang dagangannya kembali, untuk anak atau
cabang perusahaan di bidang retail. Bentuk perusahaan seperti ini
memusatkan semua aktivitas kegiatan administrasi usaha pada perusahaan
pusat seperti pembelian barang dagang dan pencatatannya. Sementara untuk
kegiatan penjualan dilakukan oleh outlet retail. Dengan gambaran bentuk
perusahaan seperti ini, maka diperlukan konsentransi yang lebih pada
pengendalian, pengelolaan, dan distribusi yang cukup atas persediaan barang
dagang. Pengendalian persediaan akan berjalan baik apabila terdapat sistem
informasi yang memadai. Dalam persaingan ini sistem informasi akuntansi
berperan untuk mendukung tujuan perusahaan dan menjadi keunggulan
perusahaan yang kompetitif. Sistem informasi ini dibuat untuk mengurangi
adanya resiko selisih, resiko kehilangan dan mencegah adanya kecurangan
serta mengawasi bahwa semua aturan yang ditetapkan perusahaan sudah
dilakukan dengan baik serta tepat. PT. MKD Surabaya merupakan perusahaan
dagang dengan lima cabang outlet retail yang telah menerapkan sebuah
sistem informasi akuntansi yang berbasis komputerisasi dan manual untuk
melakukan suatu kontrol pada persediaan barang dagang. Adanya beberapa

2

data yang tidak sama atas qty persediaan barang dagang outlet retail antara
stok program komputer di gudang pusat, stok program komputer di outlet
cabang dan fisik, sehingga kesulitan dialami oleh kasir untuk menentukan
keputusan transaksi penjualan karena jumlah stok program komputer tidak
sinkron dengan fisiknya. Dari fenomena ini, kasir diwajibkan untuk melapor
kepada bagian admin gudang yang bertugas untuk memantau dan mencari
solusi penyelesaian selisih stok. Apabila terjadinya selisih stok kurang
maupun lebih pada PT. MKD Surabaya yang akan mengakibatkan perusahaan
mengalami resiko kerugian, baik itu kerugian secara material ataupun waktu
yang mengurangi efisiensi dan efektifitas kinerja karyawan karena karyawan
harus menyediakan waktunya kembali untuk menganalisis dengan mengulang
histori ketika mencari selisih pada kartu stok.
Dengan melihat uraian tersebut diatas, peneliti memilihnya sebagai
pertimbangan dasar dalam penelitian ini. Maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal atas
Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus pada PT. MKD Surabaya)”
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2016:3) sistem akuntansi secara keseluruhan
merupakan kebutuhan manajemen untuk mengelola perusahaan berupa
laporan atau informasi keuangan dari koordinasi antara organisasi formulir,
catatan, dan laporan.

3

2.2 Sistem Pengendalian Internal
Pengertian pengendalian menurut Mulyadi (2016:129) adalah sistem
yang dibentuk untuk memeriksa ketelitian, menjaga aset organisasi dan
keandalan data akuntansi, berupa metode, struktur perusahaan yang membuat
kebijakan manajemen agar dipatuhi. Sedangkan menurut Sawyer (2008:60)
Kontrol internal memiliki banyak konsep, menurut definisi COSO, definisi
kotrol internal yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
usaha mencapai tujuan atas efektivitas operasi, keakuratan informasi
keuangan serta kepatuhan atas peraturan hukum berlaku.
2.2.1 Unsur Pokok Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2016:130) sistem pengendalian internal
mempunyai beberapa unsur yaitu:
1. Susunan perusahaan yang membagi tanggung jawab otorisasi secara tegas.
2. Prosedur pencatatan dan wewenang yang membuat perlindungan atas
pendapatan, utang, dan aset serta beban.
3. Setiap divisi perusahaan yang diharuskan dapat menerapkan tugasnya yang
sesuai dengan baik.
4. Pekerja mampu melakukan tugas sesuai tanggung jawabnya.
2.3 Persediaan
Menurut Stevenson (2014:179) Persediaan (inventory) adalah stok
penyimpanan barang-barang. Sedangkan Mulyadi (2016:463) mengemukakan
bahwa perusahaan dalam bidang dagang, mempunyai hanya satu jenis
persediaan, ialah persediaan barang dagang, persediaan dagang adalah barang

4

yang diperoleh organisasi dalam keadaan jadi dan kemudian akan dijual lagi
kepada pihak lain.
2.4 Pengendalian Persediaan
Menurut Assauri (2004:176) pengertian pengendalian persediaan yaitu
sebuah kegiatan operasi oleh organisasi guna untuk menjaga kelancaran
kegiatan produksi dan kegiatan penjualan atas kebutuhan barang dagang yang
akan dibelinya secara efektif dan efisien.
2.5 Unsur Pengendalian Internal Persediaan
Menurut Mulyadi (2016:488) unsur pengendalian internal dalam
penghitungan fisik barang persediaan digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Organisasi
a. Penghitungan jumlah fisik barang persediaan harus dilakukan tim dari
fungsi penghitung, fungsi pemegang kartu, dan fungsi pengawas.
b. Tim harus dibentuk dengan terdiri dari petugas selain fungsi akuntansi
dan gudang, evaluasi ini memiliki tujuan memberikan penilaian
tanggung jawab kedua fungsi tersebut.
2. Sistem wewenang atas prosedur pencatatan
a. Daftar hasil perhitungan persediaan harus ada otorisasi ketua tim stok
opname persediaan.
b. Pencatatan hasil perhitungan persediaan berdasarkan kartu yang sudah
dicek oleh petugas pemegang kartu.
c. Harga yang dicantumkan adalah harga yang berasal dari kartu
persediaan .

5

d. Penyesuaian atas kartu persediaan berdasarkan informasi (harga pokok
ataupun kuantitas) tiap barang yang tercantum pada formulir
penghitungan fisik.
3. Praktik yang sehat
a. Penggunaan kartu stok opname dicetak dengan nomor yang urut dan
petugas harus bisa memberikan pertanggungjawaban atas
penggunaannya.
b. Secara independen stok opname dilakukan dua kali atas setiap item
persediaan, pertama dilakukan oleh penghitung dan kedua oleh
pengecek.
c. Data dan kuantitas persediaan lain ada dalam bagian 2 dan bagian 3
yang disamakan oleh fungsi pemegang kartu stok opname sebelum data
yang tertulis dalam bagian 2 kartu stok opname dicatat dalam formulir
hasil penghitungan fisik.
d. Untuk menghitung jumlah persediaan harus dengan penuh ketelitian
menggunakan peralatan dan metode.
4. Karyawan yang kualitasnya sesuai berdasarkan tanggung jawabnya
Beberapa pokok unsur pengendalian yang sudah dijelaskan di atas,
unsur karyawan adalah sangat penting. Berupa baiknya pemisahan tugas dan
peraturan sistem pencatatan serta cara yang direncanakan untuk mendukung
terjadinya praktik sehat, semua itu tergantung dari manusianya. Berikut cara
yang bisa diterapkan untuk menyeleksi pegawai yang dapat berintegritas dan
kompeten:

6

a. Menyeleksi calon pegawai atas persyaratan yang kebutuhannya sesuai
bidangnya.
b. Pengembangan dalam bidang pendidikan selama tetap menjadi
karyawan perusahaan sesuai dengan keadaan perkembangan
pekerjaannya.
2.6 Penelitian Sebelumnya
Pertama ialah Oktaviani Prihatiningsih dan Lily Safitri dengan judul
Pengujian Pengendalian Persediaan Barang Dagang di CV. Kamdatu
Palembang. Hasil dari penelitiannya ialah prosedur pengendalian internal atas
persediaan barang dagang sudah baik, namun belum terdapat kepatuhan
karyawan untuk menjalankan prosedur yang telah dijalankan CV. Kamdatu.
Penelitian yang dilakukan Desti Kurnia Sari dan Rizal Effendi dengan
judul Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Pengendalian Persediaan
Barang Dagang pada CV. Graha Gallery Palembang. Hasil penelitiannya
ialah dalam lingkungan pengendalian, hanya fungsi pembelian yang sudah
melakukan pemisahan tugas. Sering terjadinya ketidakcocokan pencatatan
pada kartu persediaan dengan komputer hal ini karena petugas yang diberikan
tanggungjawab kurang teliti ketika mencatat dan memeriksa jumlah
persediaan yang tersedia di gudang serta perusahaan ini belum menerapkan
pengendalian dengan memakai teknik EOQ (Economic Order Quantity).
Sri Mulyani melakukan penelitian dengan judul Analisis
Pengendalian Intern atas Persediaan Barang Dagangan pada PT. Grokindo.
Hasil dari penelitiannya ialah pengendalian internal atas persediaan barang

7

dagang sudah baik, karena sudah terdapat pembagian tugas pada fungsi
penerimaan dan pengeluaran barang serta sudah ada pengecekan secara
berkala oleh bagian gudang melalui kegiatan fisik stock opname.
Penelitian yang dilakukan Ketut Widiasa, I Made Pradana Adi
Putra dan I Gusti Ayu Purnamawati dengan judul Evaluasi Sistem
Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang pada UD Tirta Yasa. Hasil
dari penelitiannya ialah kurang adanya efektifitas yang kurang memadai atas
pengelolaan persediaan barang dagang, karena masih terdapat kekurangan
dalam sistem pembelian persediaan barang dagang, serta pada aktivitas
pengendalian yang dilakukan terhadap fungsi penerimaan dan pengeluran
masih belum memadai karena belum adanya pemisahan tugas, hal ini juga
diakibatkan karena struktur organisasi UD. Tirta Yasa kurang efektif dalam
pemisahan fungsi, tugas dan tanggung jawab sesuai jabatan.
III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu dengan menggunakan
deskriptif kualitatif, yang lebih menekankan untuk lebih mengetahui arti
mendalam dari sebuah kejadian pada objek penelitiannya.
3.2 Objek Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah pada perusahaan dagang PT.
MKD Surabaya bertempat di daerah Kenjeran Surabaya Utara.

8

3.3 Sumber data dan Jenis data
Sugiyono (2015:229) menyatakan bahwa objek penelitian dalam
kualitatif yang diteliti menurut Spradley objek ini dinamakan kondisi sosial,
berikut adalah tiga komponennya yaitu:
a. Place, atau tempat terjadinya interaksi.
b. Actor, subjek atau pelaku yang mempunyai peran tertentu.
c. Activity, kegiatan yang dilakukan subjek dalam kondisi sosial yang sedang
terjadi.
Dalam penelitian ini, data yang diginakan ialah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara serta
observasi langsung karena peneliti merupakan instrumen utama, dengan
melakukan wawancara kepada fungsi pembelian, penerimaan barang, fungsi
gudang serta kasir. Sedangkan data sekunder yang digunakan pada penelitian
ini ialah catatan dan dokumen mengenai struktur perusahaan dan standart
operasional procedur perusahaan.
3.4 Alat dan Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan
triangulasi. Dalam metode pengumpulan data triangulasi, peneliti
mengumpulkan data dari beberapa sumber yang berbeda, yaitu pada bagian
fungsi pembelian, fungsi gudang, supervisor dan cabang outlet retail.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam beberapa waktu dan situasi yang
bebeda, seperti pada waktu pagi hari ketika narasumber masih fresh, siang
hari ketika penelitian berlangsung dan sore hari pada ketika narasumber telah

9

menyelesaikan tugasnya, dengan menggabungkan hasil observasi, wawancara
pada narasumber yang berbeda, serta pengecekan langsung pada dokumen
yang ada pada masing-masing fungsi yang berkaitan seperti kartu stok, surat
jalan, invoice pembelian serta permintaan barang.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisa yang dilakukan penulis ialah
dengan melakukan pengumpulan data, menganalisa data serta menarik
kesimpulan dari hasil penelitian yang ada hubungannya dengan pengendalian
persediaan barang dagang.
3.6 Pengujian Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2015:268) menyatakan bahwa pada penelitian ini,
data atau temuan dapat dikatakan valid bila tidak terdapat perbedaan antara
kenyataan yang sesungguhnya pada objek penelitian dan yang dilaporkan
peneliti. Sedangkan reabilitas adalah kejadian tersebut bersifat ganda dan
dinamis.
Didalam penelitian ini, uji kredibilitas yang dilakukan adalah dengan
cara triangulasi. Menurut Sugiyono (2015:273) menyatakan bahwa triangulasi
ini adalah pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan beberapa cara, dan
berbagai waktu.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. MKD merupakan perusahaan dagang swasta perseorangan di
bidang penjualan alat-alat tulis kantor baik secara grosir maupun retail. Toko

10

alat tulis ini didirikan pada tahun 2004 dan pada tahun 2016 PT. MKD sudah
memiliki lima cabang outlet retail dengan satu kantor yang berpusat di daerah
Kenjeran Surabaya, namun seiring waktu dan perkembangan jaman di dunia
perdagangan yang sangat cepat dan serba bersaing serta memiliki tujuan
untuk selalu menyediakan dan dapat memenuhi persediaan kebutuhan
konsumen serta memberikan penawaran harga yang kompetitif.
Dengan bertambahnya kegiatan penjualan, hal ini juga memberikan
pengaruh pada sistem administrasi kantor tentang pengelolaan persediaan.
Untuk menunjang kegiatan ini, PT. MKD juga menyediakan beberapa gudang
yang bertempat di dekat beberapa outlet retail untuk memaksimalkan fungsi
penyimpanan dan pengelolaan persediaan.
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1 Analisis terhadap organisasi yang memisahkan wewenang dan
tanggung jawab secara tegas
PT. MKD sudah melakukan pemisahan fungsi pada pembelian dan
penerimaan, namun fungsi penerimaan hanya melakukan pemeriksaan
independen terhadap penerimaan barang tapi tidak melakukan sistem
pencocokan terhadap pesanan. PT. MKD belum melakukan pemisahan
fungsi akuntansi yang dibawahi langsung oleh direktur/owner dilakukan
juga oleh fungsi penerimaan barang. PT.MKD seharusnya sudah melakukan
pemisahan fungsi pada penerimaan dan penyimpanan, namun dalam
praktiknya sering kali membaurkan tugas antara fungsi penerimaan dan

11

fungsi penyimpanan karena dianggap petugas tersebut lebih menguasai
tentang pengetahuan barang. PT. MKD tidak sepenuhnya melakukan
pemisahan tugas terkait dengan fungsi pembelian, karena masih terdapat
satu karyawan yang diberikan tanggungjawab untuk beberapa fungsi yang
dilakukan. Dalam melakukan perhitungan fisik, PT.MKD biasanya terdiri
dari dua orang yaitu fungsi penghitung dan pengecek saja. Dalam
melaksanakan kegiatan ini, PT.MKD terkadang membentuk panitia yang
berasal dari salah satu fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan.
4.2.2 Analisis terhadap sisitem wewenang dan prosedur pencatatan
PT. MKD menerapkan formulir permintaan barang, namun
karyawan divisi ini tidak menggunakan sepenuhnya dalam setiap transaksi,
formulir ini digunakan hanya pada transaksi yang ada hubungannya dengan
gudang besar lainnya, sedangkan untuk kantor pusat hanya menggunakan
memo permintaan barang saja. Karena formulir permintaan barang tidak
disiplin dipakai pada setiap kali transaksi sehingga otorisasi ini jarang sekali
dilakukan, namun untuk mengantisipasinya PT. MKD menggunakan buku
ekspedisi sebagai buku yang menghubungkan antara orang kantor dan
outlet, buku ini harus ditandatangani bagian pengiriman dan outlet penerima
disamping surat jalan. Dalam pemesanan persediaan, admin umum serta
supervisor diberi kuasa penuh dalam melakukan order pembelian kepada
pemasok tanpa adanya otorisasi terlebih dahulu dari pejabat yang lebih
tinggi. Fungsi penerimaan sudah mencantumkan tandatangan pada surat
jalan atau nota penjualan supplier sebagai bukti sudah diterima barang yang

12

dilengkapi dengan nama dan tanggal penerima. Namun tidak terdapat
formulir khusus untuk penerimaan barang ini. Pada PT.MKD sudah
memberikan otorisasi kepada karyawan-karyawan tertentu untuk merubah
catatan akuntansi, namun tidak semua karyawan yang berwenang patuh
dalam memberikan tanda tangan dan tanggal pada saat megubah data. Pada
PT. MKD dalam formulir hasil perhitungan fisik tidak ada tandatangan
ketua panitia, hanya ada nama petugas yang melakukan perhitungan fisik.
PT.MKD setelah menjurnal perhitungan fisik berdasarkan jumlah fisik yang
sebenarnya, kemudian mem-posting perhitungan fisik yang kemudian
menimbulkan informasi analisa stok opname. Informasi ini berisi tentang
penyesuaian persediaan yang memuat harga pokok tiap jenis persediaan dan
jumlah harga pokok tiap jenis persediaan.
4.2.3 Analisis terhadap praktik yang sehat
PT. MKD sudah menerapkan program komputerisasi dengan semua
formulir sudah bernomor urut tercetak, namun bagi transaksi yang sifatnya
masih manual masih menggunakan memo seperti formulir permintaan
barang yang tidak terdapat nomor urut tercetak, surat order pembelian hanya
dibuat berupa catatan memorial saja dan surat jalan yang dibuat secara
manual. Untuk transaksi pembelian, kartu persediaan, nota transfer barang
sudah dibuat dengan nomor urut tercetak. Pada PT.MKD admin penerimaan
barang tidak selalu memeriksa barang sampai pada memeriksa tiap jenis
barang datang, PT. MKD tidak menggunakan formulir yang menggunakan

13

formulir yang dicetak urut, panitian perhitungan diberikan wewenang untuk
mencatatnya secara manual.
4.2.4 Karyawan yang keahliannya sesuai dengan tanggung jawabnya
Menyeleksi calon pegawai dengan persyaratan yang ditentukan oleh
perusahaan, yakni dengan beberapa tahapan mulai dari penyeleksian
pegawai dari dokumen-dokumen dalam surat lamaran yang spesifikasinya
memenuhi persyaratan awal. Tahapan berkutnya ialah wawancara langsung
kepada direktur bagi calon pegawai kantor dan wawancara langsung kepada
supervisor atau administrasi umum untuk calon SPG. PT. MKD juga
memberikan peluang kepada karyawan yang ingin mengembangkan diri dan
ilmu pengetahuannya lebih dalam lagi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil keseluruhan analisis sistem pengendalian internal atas
persediaan dapat dijelaskan bahwa sistem pengendalian internal PT. MKD
atas pengendalian persediaan masih memiliki banyak kelemahan dalam
sistem pengendalian internalnya yaitu pada:
a. Struktur organisasi pada PT. MKD tidak memiliki pemisahan fungsi
dan pembagian wewenang yang tegas dan jelas yaitu pemisahan yang
jelas antara penerimaan dan pengeluaran persediaan, fungsi
penyimpanan dan pencatatan persediaan. Hal ini berpotensi
menimbulkan celah kecurangan yang cukup besar bagi karyawan

14

b. PT. MKD kurang memiliki prosedur otorisasi yang memadai
dikarenakan fungsi otorisasi pada umumnya hanya supervisor saja
untuk beberapa transaksi, dan pada beberapa formulir transaksi juga
tidak dirancang sistem otorisasi yang benar. Dokumen yang digunakan
sudah cukup memadai, meskipun masih ada kelemahan seperti formulir
permintaan barang dan pesanan pembelian dengan menggunakan memo
saja. Sehingga bagian penerima barang tidak bisa mencocokkan barang
pesanan pembelian dengan barang datang yang diterima, tidak semua
dokumen yang dimanfaatkan sudah memiliki formulir yang dicetak
urut, mengingat masih ada beberapa dokumen tersebut dibuat secara
manual. Beberapa dokumen yang sudah komputerisasipun masih belum
menunjukkan informasi yang dibutuhkan dengan jelas bagi data
perusahaan maupun alamat gudang.
c. Hasil analisis terhadap beberapa dokumen pada fungsi dalam
pengendalian persediaan PT. MKD, secara keseluruhan kebijakan dan
peraturan perusahaan telah dijalankan dengan baik, meskipun
ditemukan beberapa kesalahan berupa tidak disiplinnya admin yang
diberikan wewenang untuk merevisi atau merubah data karena tidak
mencantumkan tandatangan dan tanggal sebagai bentuk
pertanggungjawabannya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat diterapkan
adalah:

15

1. Perusahaan sebaiknya memperbaiki struktur perusahaan yang
menerangkan tentang garis pemisahan fungsi serta wewenang yang
jelas. Dengan adanya pemisahan antara fungsi penyimpanan dan
pencatatan persediaan. Hal ini bisa meminimalisir terjadinya celah
kecurangan yang bisa dilakukan oleh pegawai sehingga tidak akan ada
transaksi yang hanya dilakukan oleh satu karyawan saja.
2. Kebijakan atas sistem otorisasi pada PT. MKD sudah tercantum pada
beberapa formulir perusahaan, misalnya pada pengeluaran barang yang
diharuskan adanya otorisasi bagian gudang ataupun pejabat yang lebih
tinggi, adanya otorisasi seharusnya digambarkan dengan
mencantumkan tanda tangan disertai nama tapi dalam penerapannya
belum dilakukan secara disiplin. Hal ini harus dipantau fungsi
pengawasan atas prosedur dan dokumen-dokumen, yaitu dengan
membentuk bagian auditor internal untuk meneliti lebih dalam
pelaksanaan sistem pengendalian yang sudah dijalankan oleh pegawai-
pegawai perusahaan.
3. Perusahaan sebaiknya melakukan pengendalian dengan kebijakan
semua dokumen dilakukan dengan nomor yang dicetak urut, seperti
dengan menambahkan formulir permintaan barang dan surat jalan
secara komputeriasi dengan memanfaatkan program yang ada. Hal ini
ialah bentuk pengawasan untuk menghindari ketidakdisiplinan
karyawan dalam membuat form permintaan barang yang bisa
memberikan celah karyawan. Perusahaan sebaiknya perlu membuat

16

kebijakan untuk pengadaan surat order kepada pemasok untuk fungsi
penerimaan dalam melakukan pencocokan saat barang masuk yang
diterima petugas dari pemasok.