Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 296


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KINEMATIKA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MULTIMODAL REPRESENTASI
MAHASISWA CALON GURU FISIKA
Hamdi
1
, Muchsin
2
, Muhammad Saiful
3 ,
, Zahratun Husna
4
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Jabal Ghafur
Email : [email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Bahan Ajar kinematika yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa guru dalam representasi multimodal fisika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dalam melakukan penelitian digunakan metode deskriptif dan evaluatif. Metode deskriptif digunakan pada tahap
awal, yaitu mengumpulkan data tentang kondisi yang ada. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi
pengembangan pengujian bahan ajar. Bahan ajar dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap uji coba
diadakan kegiatan evaluasi, baik evaluasi maupun hasil proses evaluasi. Hipotesis dari penelitian ini adalah tingkat
keterbacaan Bahan Ajar kinematika dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa guru fisika.Teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data yaitu tes, angket, observasi, wawancara dan pengarsipan hasil mata kuliah.
Pengembangan Bahan Ajar Kinematika telah diuji untuk mengetahui tingkat keterbacaan sampel kecil dimana hasil
66,7%, dan sampel 75,3% kategori tinggi, kegrafikaan 79,75%, tingkat keterbacaan isi 89,5%. Penggunaan Bahan
Ajar Kinematika dalam perkuliahan Studi Fisika Sekolah I dapat meningkatkan representasi verbal, gambar, dan
grafik mahasiswa guru fisika pada kategori tes awal 99,4 dan tes akhir 50,7 N-Gain 0,55 dan kategori tinggi
representasi matematis tes awal tes akhir tes 60,3 118,8 N-Gain 0,73. Berdasarkan hasil yang diperoleh penelitian ini
telah berhasil mengembangkan bahan ajar kinematika mutimodal untuk meningkatkan kemampuan representasi
(verbal, matematis, gambar, dan grafik) siswa guru fisika.
Key word: Pembelajaran kinematika, kemampuan representasi multimodal

1. PENDAHULUAN

“Tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan menengah dirumuskan mengacu
kepada salah satu tujuan umum pendidikan,
yaitu untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut” (BNSP
2006). “Sementara itu salah satu tujuan
pendidikan guru MIPA di LPTK adalah
untuk menghasilkan calon guru yang
berwawasan luas tentang pendidikan,
memiliki kemampuan dan keterampilan
yang memadai dalam merancang,
melaksanakan dan mengelola kegiatan
pembelajaran MIPA” (Dirjen Dikti 1991).
Agar mahasiswa fisika terampil dalam
mengajar atau dapat mengajar dengan
efektif, ia harus menguasai materi (konten)
fisika secara benar. Berdasarkan hasil field
study terhadap mahasiswa calon guru fisika
pada program studi pendidikan fisika
Universitas Jabal Ghafur diketahui rata-rata
nilai kuliah Kajian Fisika Sekolah II pada
tahun akademik 2021/2022 berturut turut 58
dari nilai maksimum 100. Nilai mentah ini
diperoleh dari uji coba tentang pokok
bahasan kinematika pada waktu mengikuti
perkuliahan Mekanika. Dalam kurikulum
Program Studi Pendidkan Fisika FKIP
Universitas Jabal Ghafur pokok bahasan
kinematika dibahas secara umum dalam
kuliah Mekanika. Konsep kinematika telah
pernah dipelajari pada Fisika Dasar I dan
Kajian Fisika Sekolah II. National Science
Education Standard menyatakan bahwa
metode mengajar akan berhasil apabila

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 297



disampaikan dengan contoh nyata, yaitu
contoh bagaimana menggunakan metode-
metode mengajar materi-materi fisika pada
konteks yang tepat. Salah satu faktor agar
mahasiswa calon guru fisika menjadi trampil
dalam mengajar atau dapat mengajar dengan
efektif, adalah ia harus menguasai materi
(konten) fisika secara benar. Karena itu
dibutuhkan model-model, cara-cara atau
tehnik pembelajaran dalam menyampaikan
materi fisika. Para pakar pendidikan sains
telah banyak mengembangkan metode-
metode mengajar, model-model
pembelajaran fisika melalui representasi
seperti: Smith, Podelefsky, Weldrip, Prain,
Caralan , dan Wittmam. Selain metode
pembelajaran untuk membantu mengatasi
masalah kesulitan mahasiswa calon guru
fisika dalam memahami konsep-konsep
fisika, diperlukan juga buku atau bahan ajar
fisika yang manfa`atnya dapat dirasakan
secara langsung. Bahan ajar memiliki peran
yang sangat penting dalam sistem
pendidikan, bahan ajar dalam berbagai
bentuk baik cetak maupun non cetak penting
dalam mencapai tujuan pendidikan. Kualitas
dan hasil pendidikan dipengaruhi antara lain
oleh bahan ajar yang digunakan. Karena itu
bahan ajar berperan penting dan menentukan
pencapaian tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan guru MIPA di LPTK
adalah untuk menghasilkan calon guru yang
berwawasan luas tentang pendidikan,
memiliki kemampuan dan keterampilan
yang memadai dalam merancang,
melaksanakan dan mengelola kegiatan
pembelajaran MIPA. Berdasarkan field
study terhadap mahasiswa calon guru fisika
pada program studi pendidikan fisika Fkip
Universitas Jabal Ghafur diketahui rata-rata
nilai kuliah Kajian Fisika Sekolah II pada
tahun akademik 2020/2021 berturut turut 58
dari nilai maksimum 100. Bagaimana
mengembangkan Bahan Ajar Kinematika
dalam mata kuliah Kajian Fisika Sekolah II
yang dapat meningkatkan kemampuan
mahasiswa calon guru fisika melalui
multimodal representasi. Penelitian
bertujuan untuk mengembangkan Bahan
Ajar Kinematika yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
calon guru fisika dengan cara mengetahui
tingkat keterbacaan, kelayakan isi dan
gambaran peningkatan kemampuan
mahasiswa. Untuk menyelesaikan masalah
tersebut diatas agar lebih terarah kepada
permasalahan kiranya perlu dikemukakan
beberapa pernyataan penelitian seperti
berikut : Bagaimana peningkatan
kemampuan mahasiswa calon guru fisika
melalui multimodal-representasi pada
Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan
Universitas Jabal Tahun Ghafur
Pembelajaran 2021/2022? Penelitian ini
secara umum pada dasarnya bertujuan untuk
mengembangkan Bahan Ajar Kinematika
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa calon guru fisika
secara multimodal-representasi pada
Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Jabal Tahun Ghafur
Pembelajaran 2021/2022.

2. METODE DAN DESAIN
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (research development)
Bahan Ajar Kinematika. Pengembangan
dilakukan melalui tahap produksi sehingga
dihasilkan produk awal kemudian dilakukan
uji cobakan kepada mahasiswa melalui dua
tahap, yaitu uji coba kelompok kecil dan uji
coba lapangan. Dalam pelaksanaannya ada
dua metode yang digunakan, yaitu metode
deskriptif dan evaluatif. Metode deskriptif,
digunakan dalam penelitian awal yaitu untuk

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 298



menghimpun data tentang kondisi yang ada,
yang mencakup: buku-buku yang sudah ada
sebagai bahan dasar (embrio) untuk Bahan
Ajar Kinematika yang dikembangkan, pihak
pengguna, seperti Perguruan Tinggi, dosen,
mahasiswa, faktor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan
dari produk yang akan dihasilkan,
mencakup unsur manusia, sarana prasarana,
biaya, lingkungan, dan waktu. Metode
evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi
proses uji coba pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar dikembangkan melalui
serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji
coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil
maupun evaluasi proses.

2.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
Bahan Ajar Kinematika yang dapat
meningkatkan kemampuan multimodal
representasi mahasiswa calon guru fisika.
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa calon guru fisika yang
memprogram matakuliah kajian fisika
sekolah I semester genap 2012/2013 pada
FKIP Universitas Jabal Ghafiur. Jumlah
populasi 90 orang yang terdiri dari tiga
kelas dan dijadikan sampel 1 (satu) kelas
yang berjumlah 18 orang. Teknik sampling
purposive yaitu “teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini
bisa diartikan sebagai suatu proses
pengambilan sampel dengan menentukan
terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak
diambil, kemudian pemilihan sampel
dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan
tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-
ciri sampel yang ditetapkan.
2.2 Prosedur Penelitian
Dengan menggunakan metode
deskriptif dan evaluatif, maka prosedur
pelaksanaan penelitian ini dapat dilakukan
melalui tiga tahap yaitu :

2.2.1 Tahap I (Penelitian awal)
a. Melakukan studi lapangan yaitu: (i)
studi dokumentasi hasil belajar
kajian fisika sekolah II untuk
memperoleh informasi kemampuan
penguasaan konsep mahasiswa calon
guru fisika (ii) studi terhadap buku-
buku fisika yang dijadikan sumber
pembelajaran dalam perkuliahan
kajian fisika sekolah II.
b. Melakukan telaah materi matakuliah
yaitu: (i) menelaah deskripsi
matakuliah kajian fisika sekolah I
dan (ii) menelaah aspek-aspek
representasi VMG2 buku-buku yang
digunakan.
c. Melakukan studi pustaka yaitu:
tentang bahan ajar tercetak dan
animasi dan studi hasil-hasil
penelitian terdahulu.
d. Menyusun rancangan Bahan Ajar
Kinematika sehingga menghasilkan
draf Bahan Ajar Kinematika yang
siap divalidasi dan diuji.
e. Menyusun instrumen pengumpulan
data penelitian, yaitu: (i) lembar
observasi,(ii) lembar angket kondisi
awal perkuliahan, lembar angket
tanggapan Bahan Ajar Kinematika,
(iii) lembar tes awal dan tes akhir
tiap-tiap pokok bahasan; (iv) lembar
tes uji rumpang, dan (v) lembar
pedoman wawancara.
f. Menyebarkan angket kondisi awal
perkuliahan pada seluruh responden
dan dosen pengampu matakuliah
Kajian Fisika Sekolah II.

2.2.2 Tahap II (Evaluatif )

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 299



Tahap ke dua adalah tahap untuk
mengevaluasi draf Bahan Ajar Kinematika.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara
lain:
a. Menguji standar Bahan Ajar
Kinematika, yaitu terkait dengan: (i)
aspek keterbacaan (readability) yang
diukur dengan hasil uji rumpang, (ii)
aspek kegrafikaan, dengan
mendeskripsikan hasil angket
tanggapan Bahan Ajar Kinematika,
dan (iii) aspek kelayakan isi,
dideskripsikan dari angket tanggapan
Bahan Ajar Kinematika oleh dosen
pengampu matakuliah.
b. Melakukan uji coba dengan sampel
kecil dan sampel besar, dan setiap
kegiatan uji coba diadakan evaluasi,
baik evaluasi hasil (eksperimen
kuasi), maupun evaluasi proses
(observasi dan wawancara).
c. Evaluasi hasil, dilakukan dengan uji
data kuantitatif melalui uji Ng, dan
mendeskripsikan data kualitatif.
d. Mengadakan penyempurnaan-
penyempurnaan mengacu pada
temuan-temuan hasil uji coba, hasil
tanggapan dosen pengampu
matakuliah sehingga menghasilkan
Bahan Ajar Kinematika.
e. Penyempurnaan dilakukan dalam
tiga siklus, dan setiap siklus dimulai
dari melakukan kegiatan seperti pada
a, b, dan c.
f. Mendeskripsikan tingkat
keterbacaan, tingkat kegrafikaan, dan
kelayakan isi Bahan Ajar Kinematika
standar;
g. Mengkaji apakah Bahan Ajar
Kinematika pengembangan dapat
meningkatkan kemampuan
representasi VMG2 mahasiswa;
h. Mengambil kesimpulan terkait
dengan: tingkat keterbacaan, tingkat
kegrafikaan, kelayakan isi Bahan
Ajar Kinematika dan dapat tidaknya
Bahan Ajar Kinematika untuk
meningkatkan kemampuan
representasi VMG2 mahasiswa calon
guru fisika.
2.3 Analisa Instrumen

Instrumen evaluasi hasil belajar
perlu dianalisis sebelum dan sesudah
digunakan yang tujuannya agar dapat
dihasilkan instrument evaluasi yang
memiliki kualitas tinggi. Dalam
menganalisisnya dilakukan dengan
menggunakan analisis rasional. Cara yang
bisa ditempuh dalam penyusunan angket
atau tes adalah dengan menyusun kisi–kisi
soal. Setelah kisi–kisi disusun, penulisan
butir soal haruslah bardasarkan kisi–kisi
yang telah disusun tersebut. Pada kisi–kisi
itu paling tidak harus terdapat aspek
kompetensi dasar, bahan atau diskripsi
bahan, indikator, dan jumlah pertannyaan
perindikator. Sebelum kisi–kisi dijadikan
pedoman dalam penyusunan butir–butir soal
angket atau tes, terlebih dahulu haruslah
ditelaah dan dinyatakan baik. Setelah butir–
butir pertannyaan disusun, maka butir–butir
pertanyaan juga harus ditelaah dengan
menggunakan kriteri tertentu disamping
disesuaikan dengan kisi–kisi. Penelaahan
harus dilakukan oleh orang yang
berkompeten dalam bidang yang
bersangkutan, atau yang dikenal dengan
istilah penilaian oleh ahlinya (exoert
judgement).

Cara menganalisis butir – butir tes tersebut
dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 300



2.3.1 Analisis Tes Secara Teoritik Atau
Analisis Kualitatif

Analisis secara teoritis atau analisis
kualitatif dapat dilakukan sebelum maupun
setelah dilaksanakan uji coba. Cara
analisisnya adalah dengan cara mencermati
butir–butir soal yang telah disusun dilihat
dari: kesesuaian dengan kompetensi dasar
dan indikator yang diukur serta pemenuhan
persyaratan baik dari ranah materi,
konstruksi dan bahasa.

2.3.2 Analisis Tes Secara Kuantitatif
Analisis tes secara kuantitatif
diarahkan untuk menelaah tingkat validitas
soal, reliabilitas, daya pembeda, tingkat
kesukaran. Analisia validitas tes dapat
dilakukan dari dua segi, yaitu: dari segi tes
sebagai suatu totalitas dan dari segi itemnya,
sebagai bagian tak terpisahkan dari tes
secara totalitas. Analisis validitas tes secara
totalitas maksudnya adalah analisis validitas
tes secara keseluruhan. Missal tes terdiri dari
50 butir soal, sehingga yang dianalisis
adalah keseluruhan dari 50 butir soal
tersebut. Analisis validitas tes secara
totalitas secara garis besar dapat dibedakan
kadalam dua kategori, yaitu validitas teoritis
(rasional) dan validitas empirik. Validitas
teoritis (rasional) adalah validitas yang
dalam pertimbangannya dilakukan dengan
cara analisis rasional, sedangkan validitas
empiric adalah validitas yang dalam
pertimbangannya dilakukan dengan cara
menganalisis data data empirik. Artinya
untuk melakukan analisis jenis validitas
empiric memerlukan data–data dari
lapangan yang merupakan hasil dari uji coba
yang berwujud data kuantitatif dan untuk
keperluan analisis validitas, realibilitas,
dayapembeda dan tingkat kesukaran itu
diperlukan jasa statistic (Program Anates
dan SPSS 17) Interprestasi validitas melihat
harga r hitung 0,80 – 1,00 sangat tinggi, 0,60
– 0,79 tinggi, 0,41 - 0,59 Cukup, 0,40 –
0,39 Rendah, 0,20 – 0,38 sangat rendah.
Memberikan interpretasi terhadap harga
koefisien reabilitas tes, dengan
menggunakan patokan sebagai
berikut:Apabila sama dengan atau lebih
besar dari 0,70 berarti tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah
memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).
Apabila lebih kecil dari pada 0,70 berarti tes
hasil belajar yang sedang diuji
raliabilitasnya dinyatakan belum memiliki
reliabilitas yang tinggi (unreliable).

Tabel 3.1: Indeks daya beda

Indeks daya
beda
Klasifikasi Interpretasi
Tanda No discrimination Tidak ada
negative Poor daya beda
<0,20 Satisfactory Daya beda
0,20 – 0,39 Good lemah
0,40 – 0,69 excellent Daya beda
0,70 – 1,00 cukup
Daya beda
baik
Daya beda
baik sekali

Tabel 3.2: Indeks Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat
Kesukaran
Kategori
0,00 – 0,30 Soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 Soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 Soal tergolong mudah

3.7 Hasil Analisa Instrumen

3.7.1 Analisis Data Dokumentasi
Hasil belajar Kajian Fisika Sekolah
II mahasiswa calon guru fisika belum

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 301



berhasil dengan baik, seperti ditunjukkan
pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Nilai Kajian Fisika Sekolah II
Mahasiswa Calon Guru Pendidikan Fisika



Tahun Nilai Jumlah
Mahasiswa
Prosentase
%
2010/2011 A 0 0

B
+
0 0

2010/2011 B 2 9,09
C
+ 3 13,64
C 12 54,55
D 5 22,73
E 0 0
Jumlah 22 100
2009/2010 Nilai Jumlah
Mahasiswa
Prosentase
%
A 1 3,24
B
+
2 6,45
B 3 9,68
C
+
5 16,13
C 13 41,94
D 7 22,58
E 0 0
Jumlah 31 100
2008/2009 Nilai Jumlah
Mahasiswa
Prosentase
%
A 0 0
B
+
1 3,7
B 4 14,81
C
+
5 18,52
C 11 40,7
D 6 22,22
E 0 0
Jumlah 27 100
Sumber : Dokumen Program Studi
Pendidikan Fisika
Untuk matakuliah Kajian Fisika
Sekolah I, terlihat bahwa mahasiswa yang
memperoleh nilai A 1,08 %, B+ 3,38%, B
11,19% C+ 16,1%, C 45,73% dan D 22,51%
dengan kualifikasi C (cukup), jumlahnya
paling banyak yaitu 45,73%. Fakta ini
menunjukkan bahwa pembelajaran Kajian
Fisika Sekolah I belum berhasil dengan baik.
Analisis hasil studi pustaka terkait dengan
pengembangan bahan ajar terdahulu dapat
diperiksa pada Tabel 1.2. Hasil analisis
pengembangan bahan ajar terdahulu juga
digunakan dalam mendasari sebagian
pengembangan bahan ajar Kinematika. Data
dokumentasi juga digunakan untuk
menelaah diskripsi matakuliah Kajian Fisika
Sekolah I (Pokok Bahasan Kinematika).
Melalui analisis silabus matakuliah,
diperoleh hasil bahwa Kajian Fisika Sekolah
II meliputi: Kinematika dalam Satu
Dimensi; Kinematika dalam Dua Dimensi
dan gerak melingkar. Pokok bahasan dan
sub pokok bahasannya dapat diperiksa pada
Tabel 2.1. Pada Tabel 2.1 terlihat bahwa
pokok bahasan Bahan Ajar Kinematika
terdiri atas sub pokok bahasan yang cukup
berimbang yaitu antara satu sampai lima sub
pokok bahasan. Dengan sub pokok bahasan
yang cukup berimbang tersebut,
memungkinkan bahan ajar tersebut
dikembangkan agar memiliki desain
tampilan yang lebih menarik. Kemudian
telaah terhadap aspek-aspek representasi
VMG2 buku-buku yang digunakan, juga
diraih melalui data dokumentasi.
Berdasarkan analisis sub pokok bahasan di
atas, diketahui bahwa semua konsep-konsep
dalam sub pokok bahasan kinematika
disajikan secara multimodal representasi
verbal, dan representasi gambar. Dengan
bahasa lain bahwa konsep-konsep dalam sub
pokok bahasan Kinematika kandungan
representasi verbal 100%, representasi
matematika 92 %, representasi gambar 75%
dan representasi grafik 58%. Representasi
verbal bahkan lebih mendominasi dalam
Bahan Ajar Kinematika ini sampai pada
anak sub pokok bahasan.

Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 302




Penghitungan persentase
kandungan representasi (KR) di atas dapat
dilakukan dengan cara: KR =




3. HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian pengembangan ini
terdapat dua macam data, yaitu data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dengan melakukan tes awal dan
setelah bahan ajar dikembangkan dilakukan
tes kembali yang nilainya disebut tes akhir.
Nilai tes awal (Pretes) dan nilai tes akhir
(Postes) digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan multimodal-
representasi verbal, matematika, gambar,
dan grafik mahasiswa calon guru fisika
untuk masing-masing pokok bahasan serta
tingkat keterbacaan dari bahan ajara yang
dikembangkan.
Tabel 4.1: Daftar Nilai Pretes dan Postes
Mahasiswa Calon Guru Pokok
Bahasan Kinematika Berdimensi
Satu

17 Ferryana 4.5 13.1
Tabel 4.2: Daftar Nilai Pretes dan Postes
Mahasiswa Calon Guru Pokok
Bahasan Kinematika Berdimensi
Dua
No Nama Mahasiswa Nilai
tes
awal
Nilai tes akhir
1 Abdul Quddus 7.2 15.6
2 Asrul Sani 6.5 17.0
3 Cut Nanda Intania 10.4 13.0
4 Novri Arna 10.0 12.3
5 Mayangku Serungk
e
7.2 13.0
6 Marhamah 7.2 12.3
7 Endah Muliana 6.5 15.6
8 Aiyuni Putri 7.2 17.0
9 Fauziah Mutia 6.5 15.6
10 Ade Rahayu Fadhill
a
10.4 17.0
11 Lissa Zikriana 10.0 13.0
12 Dekla Rezki Putri 7.2 12.3
13 Cut Lysa Yunita 6.5 17.0
14 Nadia Juwita 10.0 15.6
15 Muhammad Iqbal 7.2 17.0
16 Rizki Ayanda 6.5 13.0
17 Ferryana 7.2 12.3


Tabel 4.3: Daftar Nilai Pretes dan Postes
Mahasiswa Calon Guru Pokok
Bahasan Kinematika Gerak
Melingkar
No Nama
Mahasiswa
Nilai tes
awal
Nilai tes akhir
1 Abdul Quddus 8.7 16.7
2 Asrul Sani 8.0 12.5
3 Cut Nanda Intan
ia
7.3 15.3
4 Novri Arna 3.4 20.2
5 Mayangku Seru
ngke
8.7 16.7
6 Marhamah 8.0 12.5
7 Endah Muliana 7.3 12.5
8 Aiyuni Putri 3.4 15.3
9 Fauziah Mutia 8.0 20.2
10 Ade Rahayu Fad 8.7 16.7
Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
No Nama Mahasiswa Nilai tes
awal
nilai tes
akhir
1 Abdul Quddus 8.0 15.7
2 Asrul Sani 8.7 20.3
3 Cut Nanda Intania 6.0 15.7
4 Novri Arna 4.5 20.3
5 Mayangku Serungke 8.0 16.2
6 Marhamah 8.7 13.1
7 Endah Muliana 6.0 15.7
8 Aiyuni Putri 4.5 20.3
9 Fauziah Mutia 4.5 15.7
10 Ade Rahayu Fadhilla 8.0 20.3
11 Lissa Zikriana 8.7 16.2
12 Dekla Rezki Putri 6.0 13.1
13 Cut Lysa Yunita 4.5 20.3
14 Nadia Juwita 8.0 15.7
15 Muhammad Iqbal 8.7 20.3
16 Rizki Ayanda 6.0 16.2

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 303













4.1.1 Keterbacaan Bahan Ajar Kinematika
Keterbacaan suatu bahan ajar
termasuk bahan ajar kinematika hasil
pengembangan ini wajib untuk diuji, karena
keterbacaan suatu bahan ajar menunjukkan
seberapa besar tingkat kesulitan bahan ajar
tersebut dipahami dan dibaca oleh
mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suparno (2005), yang mengatakan bahwa
buku-buku untuk siswa harus selalu dicek
keterbacaannya, untuk melihat seberapa
besar tingkat kesulitan buku tersebut
dipahami dan dibaca oleh siswa. Pendapat
yang senada juga menyatakan bahwa
“Keterbacaan bahan ajar adalah keadaan
dari sebuah bacaan dipandang dari mudah
atau sukarnya untuk dipahami” (Rusyana,
2004; Pikulski, 2005).
Terkait dengan teori keterbacaan di
atas, bahwa analisis data tes uji rumpang
terhadap tiga pokok bahasan yang diuji-
cobakan, diperoleh tingkat keterbacaan uji
coba sampel besar untuk masing-masing
pokok bahasan berturut-turut yaitu: pokok
bahasan kinematika berdimensi satu = 75%,
pokok bahasan berdimensi dua = 80%,
pokok bahasan gerak melingkar =
82%,.Nilai-nilai ini apabila dikonversi
dengan katagori tingkat keterbacaan
menurut Suhadi (1996), maka nilai-nilai
tersebut termasuk pada tingkat kategori
tinggi yaitu lebih besar dari 57% atau (X >
57%, Suhadi, 1996). Selain itu yang dapat
dijelaskan dari hasil ini yaitu terjadi
peningkatan yang cukup signifikan dari
keterbacaan pokok bahasan berdimensi satu,
berdimensi dua dan pokok bahasan gerak
melingkar.
4.1.2 Peningkatan kemampuan mahasiswa
calon guru fisika
4.1.2.1 Pokok Bahasan Kinematika Satu
Dimensi
Tabel 4.4: Rata-Rata Skor Tes Awal, Tes
Akhir, dan N-Gain Representasi
VMG2 Konsep Kinematika Satu
Dimensi.
N
o
Representas
i
Rata
-rata
Tes
awal
Rata
-rata
Tes
akhir
N-
gai
n
Keteranga
n
1 Verbal 8,0 15,7 0,4
5
Sedang
2 Matematik 8,7 20,3 0,7
1
Tinggi
3 Gambar 6,0 16,2 0,5
4
Sedang
4 Grafik 4,5 13,1 0,4
2
Sedang
Jumlah VMG2 27,2 65,3 2,1
2
Sedang
Rata-rata VMG2 6,8 16,3 0,5
3
Sedang

Berdasarkan analisis data pada
Tabel 4.4 secara rinci dapat dijelaskan
seperti berikut:
a). Untuk representasi verbal dengan rata-
rata tes awal 8,0 dan rata-rata tes akhir
15,7 serta skor maksimumnya 25,
diperoleh nilai N-gain 0,45. Nilai ini bila
dikonversi dengan katagori N-gain
menurut Hake (1999) termasuk pada
katagori sedang (0,3 < N-gain < 0,7),
yang berarti dapat membantu
meningkatkan kemampuan representasi
verbal mahasiswa calon guru fisika pada
tingkat kemampuan sedang.
b). Representasi matematis, dengan rata- rata
tes awal 8,7 dan rata-rata tes akhir 20,3
hilla
11 Lissa Zikriana 8.0 12.5
12 Dekla Rezki Put
ri
7.3 20.2
13 Cut Lysa Yunita 8.0 16.7
14 Nadia Juwita 7.3 12.5
15 Muhammad Iqba
l
3.4 12.5
16 Rizki Ayanda 8.7 15.3
17 Ferryana 8.0 20.2

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 304



serta skor maksimumnya 25, diperoleh nilai
N-gain 0,71. Nilai ini bila dikonversi
dengan katagori N-gain menurut Hake
(1999), nilai tersebut termasuk pada
katagori tinggi (N-gain = 0,7), yang berarti
pembelajaran dengan menggunakan acuan
hasil pengembangan Kinematika Satu
Dimensi dapat membantu
meningkatkan kemampuan representasi
Matematis mahasiswa calon guru fisika
pada tingkat kemampuan tinggi.
c).Representasi gambar dengan perolehan N-
gain 0,54 berarti sama dengan
representasi verbal, yaitu dapat
membantu meningkatkan kemampuan
representasi Gambar mahasiswa calon
guru fisika pada tingkat kemampuan
sedang.
d).Representasi grafik dengan diperoleh nilai
N-gain 0,42 juga sama dengan
representasi verbal, dan gambar,
yaitu dapat membantu meningkatkan
kemampuan representasi Grafik
mahasiswa pada tingkat kemampuan sedang.

4.1.2.2 Pokok Bahasan Kinematika Dua
Dimensi
Tabel analisis data pretest dan
posttest untuk Representasi Verbal,
Matematis, Gambar, dan Grafik (VMG2)
untuk mendapatkan N-gain, dapat dilihat
pada Lampiran D 4b halaman 109.
Rangkuman rata-rata skor tes awal, tes akhir
dan N-gain seperti terlihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5: Rata-Rata Skor Tes Awal, Tes
Akhir, dan N-Gain Representasi VMG2
Konsep Kinematika Dua Dimensi.







Catatan: Skor maksimum ideal = 20
Berdasarkan data pada Tabel 4.5
secara rinci dapat dijelaskan seperti berikut:
a). Untuk representasi verbal dengan rata-
rata tes awal 10,4 dan rata-rata tes akhir
15,6 serta skor maksimumnya 20,
diperoleh nilai N-gain 0,54. Nilai ini bila
dikonversi dengan katagori N-gain
menurut Hake (1999) termasuk pada
katagori sedang (0,3 < N-gain < 0,7),
yang berarti dapat membantu meningkatkan
kemampuan representasi verbal
mahasiswa calon guru fisika pada tingkat
kemampuan sedang.
b). Representasi matematis, dengan r ata-
rata tes awal 10,0 dan r ata-rata tes akhir
17,0 serta skor maksimumnya 20,
diperoleh nilai N-gain 0,70. Nilai ini bila
dikonversi dengan katagori N-gain
menurut Hake (1999), nilai tersebut
termasuk pada katagori tinggi (N-gain
= 0,7), yang berarti pembelajaran dengan
menggunakan acuan hasil
pengembangan Kinematika Satu dan Dua
Dimensi dapat membantu
meningkatkan kemampuan representasi
Matematis mahasiswa calon guru
fisika pada tingkat kemampuan tinggi.
c). Representasi gambar dengan perolehan
N-gain 0,45; berarti sama dengan
representasi verbal, yaitu dapat
membantu meningkatkan kemampuan
representasi Gambar mahasiswa calon
2 Matematik 10,0 17,0 0,7
0
Tinggi
3 Gambar 7,2 13,0 0,4
5
Sedang
4 Grafik 6,5 12,3 0,4
3
Sedang
Jumlah VMG2 34,1 57,9 2,1
2
Sedang
Rata-rata VMG2 8,5 14,5 0,5
3
Sedang

N
o
Representas
i
Rata
-rata
Tes
awal
Rata
-rata
Tes
akhir
N-
gai
n
Keteranga
n
1 Verbal 10,4 15,6 0,5
4
Sedang

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 305



guru fisika pada tingkat kemampuan
sedang.
d). Representasi grafik dengan diperoleh
nilai N-gain 0,43; juga sama dengan
representasi verbal, dan gambar,
yaitu dapat membantu meningkatkan
kemampuan representasi Grafik
mahasiswa pada tingkat kemampuan sedang.
Dari penjelasan di atas dapat
diketahui kemampuan representasi verbal,
gambar, dan grafik mahasiswa calon guru
fisika terletak antara 0,3 dan 0,7 yaitu daerah
katagori sedang (0,3 < N-gain < 0,7).
Sedangkan kemampuan representasi
matematis berada tepat pada 0,7 yang berarti
berada pada daerah katagori tinggi (N-gain
= 0,7). Berdasarkan pembahasan uji coba
dengan sampel kecil, selanjutnya
diadakan perbaikan-perbaikan untuk
menyempurnakan draf bahan ajar sebelum
dilakukan uji coba dengan sampel yang
lebih besar. Bahan-bahan atau masukan-
masukan yang digunakan dalam melakukan
perbaikan-perbaikan antara lain: masukan
dari dosen fisika pengampu matakuliah, baik
melalui wawancara maupun melalui data
hasil angket yaitu yang terkait dengan
kalimat-kalimat atau konsep-konsep yang
kurang tepat.
4.1.2.3 Pokok Bahasan Gerak Melingkar
Tabel 4.6 analisis data pretest dan
postest untuk Representasi Verbal,
Matematis, Gambar, dan Grafik serta N-
gain.
Tabel 4.6: Rata-Rata Skor Tes Awal, Tes
Akhir, dan N-Gain Representasi VMG2
Konsep Gerak Melingkar.
Skor maksimum ideal: 25
Dari rangkuman analisis data pada
Tabel 4.6 diketahui representasi matematis,
memiliki nilai N-gain yang paling tinggi
yaitu 0,72, yang berarti pembelajaran
dengan menggunakan acuan hasil
pengembangan Gerak Melingkar dapat
meningkatkan kemampuan representasi
matematis mahasiswa calon guru fisika
pada tingkat katagori tinggi (N-gain = 0,7).
Untuk representasi verbal, gambar dan
grafik nilai N-gain-nya antara 0,3 dan 0,7
yang berarti dapat meningkatkan
kemampuan representasi verbal, gambar,
dan grafik pada tingkat katagori sedang (0,3
< N-gain < 0,7).
4. PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka pembahasan
hasil penelitian meliputi pembahasan
tentang keterbacaan bahan ajar kinematika
hasil pengembangan, kegrafikaan bahan ajar
kinematika hasil pengembangan, kelayakan
isi bahan ajar kinematika hasil
pengembangan, dan kajian tentang
kemampuan representasi VMG2 mahasiswa
calon guru fisika setelah melakukan proses
pembelajaran dengan acuan bahan ajar
kinematika hasil pengembangan. Hipotesis
yang diajukan ditenerima yaitu tingkat
keterbacaan sedang, terdapat peningkatan
kemampuan mahasiswa calon guru dan isi
Bahan Ajar Kinematika yang dikembangkan
layak dipakai untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa calon guru fisika.
4.2.1. Hasil Evaluasi Tingkat Kegrafikaan
Kinematika
Berdasarkan hasil analisis data
angket tanggapan bahan ajar kinematika
oleh dosen pengampu matakuliah pada
Tabel 4.7 diketahuilah hasil evaluasi
kegrafikaan dari bahan ajar kinematika
No Representasi Rata-rata
Tes awal
Rata-rata
Tes akhir
N-
gain
Keterangan
1 Verbal 8,7 15,3 0,41 Sedang
2 Matematik 8,0 20,2 0,72 Tinggi
3 Gambar 7,3 16,7 0,53 Sedang
4 Grafik 3,4 12,5 0,42 Sedang
Jumlah VMG2 27,4 64,7 2,08 Sedang
Rata-rat VMG2 6,85 16,2 0,52 Sedang

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 306



memberikan tanggapan terhadap kegrafikaan
bahan ajar kinematika, yaitu rata-rata 83,5%
para dosen pengampu matakuliah Kajian
Fisika sekolah 1 memberikan tanggapan
dengan katagori tinggi untuk kegrafikaan
bahan ajar kinematika. Ini berarti bahwa
penggunaan font pada bahan ajar, jenis dan
ukuran huruf, lay out atau tata letak gambar
dan grafik, ilustrasi gambar dan foto, serta
desain tampilan bahan ajar kinematika ini
sudah sangat memuaskan dan cukup
menarik minat membaca para mahasiswa
calon guru fisika atau pembaca.
Kemampuan representasi
Verbal mahasiswa calon guru fisika setelah
proses pembelajaran dengan menggunakan
bantuan bahan ajar kinematika hasil
pengembangan, Nilai N-gain untuk setiap
pokok bahasan dan nilai rata-rata dari
seluruh pokok bahasan bahan ajar adalah
antara 0,3 sampai 0,7. Nilai N-gain ini bila
dikonversi dengan kategori N-gain menurut
Hake termasuk pada katagori sedang. Hasil
ini menunjukkan bahwa bahan ajar
kinematika hasil pengembangan dapat
membantu meningkatkan kemampuan
representasi Verbal mahasiswa calon guru
fisika pada tingkat katagori sedang. Bahan
ajar kinematika hasil pengembangan juga
dapat membantu meningkatkan kemampuan
representasi matematis mahasiswa calon
guru fisika sampai pada katagori tinggi.
5. SIMPULAN
Telah berhasil dikembangkan bahan
ajar Kinematika untuk meningkatkan
kemampuan mutimpdal-representasi (verbal,
matematis, gambar, dan grafik) mahasiswa
calon guru fisika. Bahan ajar Kinematika
hasil pengembangan tersebut telah diuji coba
untuk mengetahui tingkat keterbacaan,
kegrafikaan, kelayakan isi dari bahan ajar,
dan tingkat kemampuannya dalam
meningkatkan representasi verbal,
matematis, gambar, dan grafik.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Kinematika hasil pengembangan
memiliki keterbacaan dengan katagori
tinggi;
2. Kinematika hasil pengembangan memiliki
kegrafikaan dengan katagori tinggi;
3. Kinematika hasil pengembangan
memiliki kelayakan isi dengan katagori
tinggi;
.
DAFTAR PUSTAKA

Anstey, M & Bull, G 2006, Pengajaran dan
Pembelajaran multiliteracies:
Mengubah kali perubahan
kemahiran International Reading
Association, Newark, Delaware,
(tersedia melalui Layanan
Pendidikan Australia).

Arifin, Zainal, (2011) Penelitian
Pendidikan: Metode dan Paradigma
Baru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
BPTP. (2005). Penyusunan Naskah Bahan
Ajar: Teori dan Praktik. Bandung:

Bull, G & Anstey, M 2010 a, pedagogies
Berkembang, Membaca dan Menulis
di M ultimodal Dunia , Pendidikan
Layanan Australia, Melbourne.

............. 2010 b, 'Menggunakan Prinsip
multiliteracies untuk
menginformasikan Perubahan
Pedagogical', Bab Delapan Cole, DR
& Pullen, DL multiliteracies in
Motion, hlm 141-159 Taylor dan
Francis, London.

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 307



Coletta, V. P. et. al. (2007). Interpreting
force concept inventory scores:
Normalized gain And SAT scores.

Cheng, Hsiu-Hua; Yang, Heng-Li (2011)
Student Team Projects in
Information Systems Development:
Measuring Collective Creative
Efficacy : Australasian Journal of
Educational Technology, v 27 2011,
n6 p881-895

Cromer, A.H. (Penerjemah: Sumartono,P.)
(1994). Fisika untuk Ilmu-ilmu
Hayati. Jogjakarta: Gajah Mada
University Press
Dahar R W, 1989. Teori-teori Belajardan
Pembelajaran. Jakarta : Erlangga


Ellington, H. Producing. 200.7 Paper-Based
Teaching/Learning Materials. The
Robert Gordon University

Fuad Ihsan. 1997. Dasar – dasar
Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Giancoli, D. C (2005). Physics: Principles
with Applications. Sixth edition.
London: Prentice Hall International,
Inc.

Hayati, S. (2001). Pengembangan Bahan
Ajar Berorientasi Kehidupan dan
Alam Pekerjaan. Bandung: Lembaga
Penelitian Universitas Pendidikan
Indonesia

Hamalik Oemar. 2004. Pendidikan Guru
Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hamzah B. Uno. 2007. Profesi
Kependidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Maman, Muhsin. 2004. Konsep dan Analisis
Statistik. Semarang : UPT.UNNES
Press.

Mohammad Ali. 1993. Strategi Penelitian
Pendidikan. Bandung : Angkasa

Muslim A Suhendi (2012) Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisika
Sekolah Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan
Kemampuan Berargumentasi Calon
Guru Fisika Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia. 8 174-183

Linda Barclay. 2006. Multimodal Teaching:
The Importance of Using Multiple
Models

Nawawi, Hadari. 1995. Adminsitrasi
Pendidikan. Jakarta : PT. Toko
Gunung Agung.

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Ridwan,(2010) Metode dan Teknik
menyusun Proposal Penelitian:
Untuk mahasiswa S-1, S-2, S-3,
Bandung: ALFABETA.

Rustaman, N. (1995). Proposal Pengkajian
dan Penilaian Buku Pelajaran IPA
Biologi SLTP. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum -
Depdikbud

Rusyana, Y. & Suherli. (2004). Pedoman
Keterbacaan Buku Pelajaran SD.

Jurnal Real Riset
ISSN : 2685-1024, eISSN : 2774-7263
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR
DOI 10.47647/jrr JRR
Jurnal Real Riset | Volume 4, Nomor 2, Juni 2022 308


Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas
Sadiman. 2004. Teknologi Informasi Dan
Komunikasi : Erlangga

Santosa, S, 2004, Aplikasi Statistik Dengan
Menggunakan SPSS, Jakarta:
Erlangga.

Setiono (2010) Pembuatan Dan Uji Coba
Data Logger Berbasis
Mikrokontroler Atmega32 Untuk
Monitoring Pergeseran Tanah,
Himpunan Fisika Indonesia, Vol 10,
No 2 .2010

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : CV. Alfabeta.

..........., Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2008),.85.

Suhadi, R. (1996). Analisis Bahasa Buku
Paket SMA dari Segi Keterbacaan
(Suatu Pendekatan Analisis Kalimat
dan Uji Rumpang yang Dilakukan
oleh Pembelajar Jurusan Fisika di
SMA Negeri di Kotamadya Bandung.
Disertasi Doktor. Tidak
dipublikasikan. Bandung: PPs – IKIP