SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN
“Sejarah Perkembangan Sosio Antropologi”


OLEH :

ANDI ANUGRAH RAHMA
NIM 70200122008




JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

Abstrak
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang
mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah -masalah
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, dan masalah terkait lainnya.
Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran
manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut
berkembang dan berubah dari masa ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan
yang ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya
kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan
mendatang

A. Pengertian Sosio Antropologi Kesehatan
• Sosiologi adalah bidang studi ilmiah di mana, kita mengenal masyarakat manusia,
perilaku sosial, interaksi, struktur, proses, pola hubungan dan bentuknya. Individu
yang mempelajari sosiologi disebut sebagai sosiolog. Fakta-fakta sosial yang
dikumpulkan oleh para sosiolog termasuk sikap, nilai-nilai, kepercayaan, norma,
tradisi, institusi dan sebagainya, merupakan tatanan sosial.
• Antropologi berasal dari bahasa Yunanai asal kata “anthropos” berarti “manusia”,
dan “logos” berarti “ilmu”, dengan demikian secara harfiah “antropologi” berarti ilmu
tentang manusia. Para ahli antropologi (antropolog) sering mengemukakan bahwa
antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia. Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha
mencapai pengertian atau pemahaman tentang mahluk manusia dengan
mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat, dan kebudayaannya.
Secara makro ilmu antropologi dapat dibagi ke dalam dua bagian, yakni antropologi
fisik dan budaya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis
yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya, dan menyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis (species). Keistimewaan apapun yang dianggap
melekat ada pada dirinya yang dimiliki manusia, mereka digolongkan dalam
“binatang menyusui” khususnya primat. Dengan demikian para antropolog umumnya
mempunyai anggapan bahwa nenek moyang manusia itu pada dasarnya adalah
sama dengan primat lainnya, khususnya kera dan monyet. Melalui aktivitas
analisisnya yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatannya pada primat-
primat yang hidup, para ahli antrolpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis
manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi mahkluk
seperti sekarang ini. Sedangkan antropologi budaya memfokuskan perhatiannya
pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.

Menurut Havland (1999: 12) cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi
tiga bagian, yakni; arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Untuk memahami
pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang;
1) hakikat kebudayaan yang menyangkut tentang konsep kebudayaan dan
karakteristik-karakteristiknya.
2) bahasa dan komunikasi, menyangkut; hakikat bahasa, bahasa dalam
kerangka kebudayaan.
3) kebudayaan dan kepribadian.
• Antropologi Kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan
yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-
masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan, dan masalah terkait lainnya.
B. Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan
a. (Tahun 1849)
Rudolf Virchow ahli patologi Jerman terkemuka, pada tahun 1849 ia menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit,
maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial,
untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga
kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang
Antropologi Kesehatan tersebut. Munculnya bidang baru memerlukan lebih dari
sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
b. (Tahun 1953)
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada
tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini
merupakan tour the force yang cemerlang , akan tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu disiplin baru.
c. (Tahun 1963)
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika
benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan
penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi
Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang
berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi.

Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan
pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia juga akan
ikut berkembang dan berubah dari masa ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya
kesehatan yang ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami
perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang
semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan
kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan
dalam masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan melakukan
persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat
ini masyarakat lebih banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan dengan
peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon
bayi mereka di dalam kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai
kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan
promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan.
Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat,
baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

C. Perkembangan Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek
yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes).
2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural
maupun supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat.
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara
individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada
tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis
dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang
lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian
dalam syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan
keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik)
danmenghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki
model perilaku medis yang sesuai
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan
dalam bentuk lima generalisasi yaitu:
1. Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan
konfigurasi budaya secara keseluruhan dari masyarakat dan temapt dimana
pola medis berada dalam totalitas tersebut,
2. Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3. Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara
fungsional saling berkaitan,
4. Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi
budaya,
5. Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan
pengobatan gaib

D. KESIMPULAN
a) Antropologi kesehatan merupakan bagian dari ilmu antropologi yang sangat penting
sekali, karena di dalam antropologi kesehatan diterangkan dengan jelas kaitan
antara manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita dapat mengetahui kaitan
antara budaya suatu masyarakat dengan kesehatan masyarakat itu sendiri.
b) Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
c) Antropologi kesehatan memiliki beberapa kegunaan, salah sa tunya yaitu
memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan
termasuk individunya.

DAFTAR PUSTAKA
Aditya R.S., Listyawati R.N., Frastiqa F., Lailatul K., dan Ella M. 2020. Pengantar
Antropologi Kesehatan.
https://www.kompasiana.com/lailatulrahmah/54f8046aa33311f1608b4841/antropologi-
dalam-dunia-kesehatan
https://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/08/12/sejarah-perkembangan-
antropologi-kesehatan/